TINJAUAN UMUM
5
Sumber: PT. Akar Mas Internasional, 2022.
Gambar 2.1 Peta IUP PT. Akar Mas Internasional
6
penambangan dapat dilakukan secara optimal, namun mengeluarkan biaya ekstra
untuk penyiraman debu pada jalan-jalan tambang. Dan jika dalam musim
penghujan, penambangan tidak dapat dilakukan secara optimal karena lokasi dan
jalan tambang menjadi becek akibat genangan air sehingga mempengaruhi faktor
K3 dan kinerja alat mekanis.
Tahun Curah
2021 Nilai Rata-rata Hujan Rata-
rata
Januari 94,7
Februari 130,1
Maret 43,6
April 47,1
Mei 41,8
Juni 71,9
Juli 51,7
Agustus 23,6 58,36 130,10
Septembe
33
r
Oktober 46,5
November 54,3
Desember 62
Total 700,30
Sumber PT. Akar Mas Internasional/BMKG Kolaka
2.3 Geomorfologi
a. Morfologi Pegunungan
Satuan morfologi pengunungan menempata bagian terluas di kawasan ini,
terdiri atas pegunungan Mekongga, pegunungan Tangkelemboke, pegunungan
Mendoke, dan pegunungan Rumbia yang terpisah di ujung selatan lengan
tenggara. Puncak tertinggi adalah pegunungan Mekongga dengan ketinggian 2790
Mdpl. Rangkaian pegunungan ini memiliki pola yang hamper sejajar berarah barat
laut-tenggara. Arah ini sesajar dengan pola struktur sesar reginal di kawasan ini,
pola ini mengindikasikan bahwa pembentukan pegunungan itu erat hubungannya
7
dengan sesar regional. Satuan pegunungan di bentuk oleh batuan malih dan batuan
ofiolit, berdasarkan hasil penelitian pegunugan yang disusun oleh batuan ofiolit
mempunyai punggung gunung yang panjang dan lurus dengan lereng relative
lebih rata serta kemiringan yang tajam, sementara itu pegunugan yang dibentuk
oleh batuan malih, punggung gunungnya terputus pendek-pendek dengan lereng
yang tidak rata walaupun bersudut tajam.
b. Morfologi Perbukitan Tinggi
Menempati bagian selatan lengan tenggara, terutama di selatan kota kendari.
Satuan ini terdiri atas bukit-bukit yang mempunyai ketinggian 500 Mdpl dengan
morpologi kasar. Batuan penyusun morfologi ini berupa batuan sedimen Klastika
Mesozoikum dan Tersier.
c. Morfologi Perbukitan Rendah
Memparluas di utara Kendari di ujung selatan lengan tenggara Sulawesi.
Satuan ini terdiri atas bukit kecil dan rendah dengan morfologi yang
bergelombang. Batuan penyusun satuan ini adalah batuan Sedimen Klastika
Mesozoikum dan Tersier.
d. Morfologi Pedataran
Dijumpai dibagian tengah ujung selatan lengan tenggara Sulawesi. Tepi
selatan dataran Wawotobi dan dataran Sapara berbatasan langsung dengan
morfologi pegunungan. Penyebaran morfologi ini tampak sangat dipengaruhi oleh
sesar geser mengisi ( sesar Kolaka dan Sistem Sesar Konawe ). kedua system ini
diduga masih aktif, yang ditunjukkan oleh adanya torehan pada endapan aluvial
dalam kedua dataran tersebut (Surono dkk, 1997) sehingga sangat mungkin kedua
dataran ini mengalami penurunan.
Dataran Langkowala yang melamparluas di ujung selatan Lengan Tenggara,
merupakan dataran rendah. Batuan penyusunnya terdiri atas batu pasir kuarsa dan
konglomerat kuarsa Formasi Langkowala. Dalam dataran ini mengalir sungai-
sungai yang pada musim hujan berair melimpah sedang pada musim kemarau
kering. Hal ini mungkin disebabkan batu pasir dan konglomerat sebagai dasar
sungai masih lepas, sehingga air dengan mudah merembes masuk ke dalam tanah.
Sungai tersebut di antaranya Sungai Langkowala dan Sungai Tinanggea. Batas
8
selatan antara Dataran Langkowala dan Pegunungan Rumbia merupakan tebing
terjal yang dibentuk oleh sesar berarah hampir barat-timur.
e. Morfologi Karst
Morfologi karst melampar di beberapa tempat secara terpisah. Satuan ini
dicirikan perbukitan kecil dengan sungai di bawah permukaan tanah. Sebagian
besar batuan penyusun satuan morfologi ini didominasi oleh batu gamping
berumur Paleogen dan selebihnya batu gamping Mesozoikum. Batu gamping ini
merupakan bagian Formasi Eemoiko, Formasi Laonti, Formasi Buara dan bagian
atas dari Formasi Meluhu. Sebagian dari batu gamping penyusun satuan
morfologi ini sudah terubah menjadi marmer. Perubahan ini erat hubungannya
dengan pensesar-naikkan ofiolit keatas kepingan benua.
2.4 Topografi
9
jumlah air yang meluncur “run off” lebih banyak dari pada air yang meresap, ini
dapat menyebabkan pelapukan kurang intesif. Pada tempat-tempat dimana
terdapat keseimbangan, nikel akan mengendap melalui proses pelapukan kimia.
2.6 Stratigrafi
Secara regional, daerah studi terutama tersusun oleh kelompok Batuan Ultra
basa (Ku) yang berumur Kapur dan Endapan Aluvial berumur Holosen. Batuan
ultra basa di Sulawesi Tenggara merupakan kelompok batuan ofiolit (Ku) yang
terdiri atas peridotit, harsburgit, dunit dan serpentinit. Peridotit, berwarna hitam
kehijauan, kecoklatan; berbutir sedang sampai kasar, fanerik, hablur penuh, yang
tersusun oleh mineral piroksen, olivin, dan sekitar plagioklas serta bijih.
Harsburgit, berwarna hijau kehitaman, berbutir menengah, Fanerik,
hipidiomofik, sebagian telah terserpentinkan. Dunit, berwarna hijau tua; berbutir
halus sampai sedang; granular dengan bentuk Kristal tidak sempurna (anhedral),
terdiri dari olivin dengan sedikit piroksen. Serpentinit, kelabu kehijauan; agak
keras setempat mengandung asbes; biasanya terdapat pada lajur sesar. Pada
umumnya bantuan ultramafik di daerah ini telah mengalami pelapukan cukup kuat
10
yang menghasilkan lapisan laterit, mencapai ketebalan beberapa meter sampai
belasan meter. Mineral garnierite, magnesit dan oksidabesi sering di jumpai
didaerah ini.Satuan ini adalah bantuan asal kerak samudera yang merupakan
batuan dasar dan lajur Hialu. Bantuan ofolit ini tertidih tak selaras dengan formasi
Matano yang berumur kapur akhir. Sehingga umur batuan diduga lebih tua dari
kapur akhir.
Endapan Aluvial terdiri atas endapan berukuran kerikil, kerakal, pasir,
lempengan dan lumpur. Sebenarnya terdapat di daerah daratan sekitar muara
sungai besar yang didaerah penyelidikan dijumpai disekitar Lahumbuti dan
sekitarnya.
Nikel adalah logam yang berwarna kelabu perak yang memiliki sifat logam
yang kekuatan dan kekerasannya menyerupai besi dan tahan karat.Dalam keadaan
murni nikel bersifat lembek, tetapi jika dipadukan dengan besi, krom atau logam
lainnya dapat membentuk baja tahan karat (stainless steel) yang banyak
diaplikasikan pada peralatan dapur (sendok, dan peralatan masak), ornamen-
ornamen rumah dan gedung, serta komponen industri lainnya. Endapan bijih nikel
yang terdapat di daerah Pomalaa termasuk dalam jenis nikel laterit yang terbentuk
dari hasil pelapukan batuan asalnya yaitu batuan ultrabasa seperti batuan Peridotit.
Batuan induk Periodit terdiri dari mineral utama Olivin dan Piroksin, serta
beberapa jenis mineral tambahan seperti Kromit, Magnetit dan Kobalt. Proses
serpentinisasi yang terjadi pada batuan peridotit akibat pengaruh larutan
hydrothermal, akan merubah batuan Peridotit menjadi Serpentinit atau batuan
Serpentinit Peridotit. Proses ini dianggap sebagai awal terbentuknya suatu
endapan residu bijih nikel. Akibat dari proses pelapukan yang terjadi pada kondisi
curah hujan yang cukup tinggi sehingga membentuk air tanah dan perubahan suhu
yang cepat, maka batuan tersebut mengalami dekomposisi dan menghasilkan
tanah laterit yang kaya dengan unsur-unsur Fe serta silika yang mengandung
unsur-unsur Ni, Co, Mn dan Ca, proses ini disebut sebagai proses laterisasi
dimana proses mekanis memegang peranan penting, bersama sirkulasi air yang
berasal dari hujan atau air yang mengandung unsur-unsur Mg, Fe, Ca akan
terbawa dan larut.
11
2.8 Profil Nikel Laterit
Profil endapan nikel laterit yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan
ultrabasa secara umum terdiri dari 4 (empat) lapisan, yaitu Lapisan tanah penutup
atau Top soil, lapisan limonit, lapisan saprolit, dan bedrock.
12
Kalsedon, dan di beberapa tempat sudah terbentuk limonit yang
mengandung Fe-Hidroksida.
Bedrock (Batuan Dasar)
Merupakan bagian terbawah dari profil nikel laterit, berwarna hitam
kehijauan, terdiri dari bongkah – bongkah batuan dasar dengan ukuran > 75
cm, dan secara umum sudah tidak mengandung mineral ekonomis. Kadar
mineral mendekati atau sama dengan batuan asal, yaitu dengan kadar Fe ±
5% serta Ni dan Co antara 0.01 – 0.30%.
Sumber: http://nadiamugni.wordpress.com
Gambar 2.4 Zone of Nickel Laterite
13
2.9.1 Open Pit/Open Mine
Sumber :Tjokrosapoerta,2001
Gambar 2.3 Open Pit/Open Mine
2.9.2 Open Cut/Open Cast
Open Cut/Open Castadalah apabila penggalian endapan bijih
dilakukan pada suatu lereng bukit
.
Sumber :Tjokrosapoerta,2001
2.9.3 Quarry
14
Tulung Agung Jawa Timur batuannya Marmer, Tambang Aspal di Pulau
Buton batuannya batu gamping beraspal, Tambang Granit di Pulau Karimun
batuannya granit, dll.
15