BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Gambar 2.2.
Peta Posisi Provinsi Sulawesi Utara Sebagai Gerbang Utara Indonesia
(ALKI II) yang melewati Selat Makassar antara Pulau Kalimantan dan
Pulau Sulawesi, dan ALKI III yang melewati Laut Maluku antara
Pulau Sulawesi dan Kepulauan Maluku Utara dan Maluku. Posisi
strategis ini menciptakan keunikan dan keunggulan khusus bagi
Sulawesi Utara karena sangat dekat dengan pasar Asia Timur dan
Pasifik.
Gambar 2.3.
Peta Jaringan Pelayaran dan Rencana Kedepan Dari dan Ke Bitung
2.1.1.3. Topografi
a. Gunung-gunung
Sebagian besar wilayah dataran Sulawesi Utara terdiri dari
pegunungan dan bukit-bukit diselingi oleh lembah yang membentuk
dataran. Gunung-gunung terletak berantai dengan ketinggian di atas
1000m dari permukaan laut. Beberapa gunung di Sulawesi Utara
yaitu, Gunung Klabat (1895m), Gunung Lokon (1579m), Gunung
Mahawu (1331m), Gunung Soputan (1789m), Gunung Dua Saudara
(1468m) (wilayah Bitung), Gunung Awu (1784m), Gunung Ruang
(1245m), Gunung Karangetan (1320m), Gunung Dalage (1165m),
Gunung Ambang (1689m), Gunung Gambula (1954m), dan Gunung
Batu-Balawan (1970m).
2.1.1.4. Geologi
13) Qa ( Aluvium) : Kerakal, kerikil, pasir dan lanau asal gunung api,
lempung, lumpur dan kepingan koral. Aluvium merupakan endapan
sungai, rawa dan pantai. Dataran alluvium yang luas terdapat di
Tabukan Utara.
14) Qhav (Batuan Gunung Api Awu) : Aglomerat, lava, tuf, timbunan
awan panas, endapan jatuhan dan lahar. Batuan dihasilkan oleh
gunung api Awu di P. Sangihe yang letusannya berjenis St. Vincent
dan Vulkano. Lava bersusun andesit. Endapan awan panas meliputi
daerah sekitar kawah, lembah dan beberapa pantai seperti Mitung
dan Bahu. Daerah laharan meliputi lembah-lembah Laine, Kalekuba,
Muade, Beha, Patung , Tonggenaha, Apendakile, Biwai, Bunahe, Pato,
Sura, Maselihe, Sarukadel, Melebuhi-Akembala dan Kolongan.
Formasi geologi lainnya yang terdapat di Kabupaten Kepulauan
Sangihe-Sitaro dan Talaud adalah Qhkv batuan gunug api
Karangetang, Qhrv batuan gunung api ruang, Qpp formasi Pintareng,
Qtsv batuan gunung api Sahendaruman, Qtkv batuan gunung api
Kalama, QTtv batuan gunung api Tamata, QTmv batuan gunung api
Malingge, Qti batuan terobosan, Tpbv batuan gunung api Bukide,
dan Tnbv batuan gunung api Biaro.
Dengan mengetahui sifat sifat dan ciri tanah pada masing-masing
kelompok tanah (kelas tanah) sehingga memudahkan pengguna tanah
untuk mengelola tanah tersebut agar dapat berproduksi secara optimal.
Dalam hal ini peruntukan sumber daya tanah dapat dievaluasi.
2.1.1.5. Hidrologi
2.1.1.6. Klimatologi
b. Kawasan Budidaya
Penetapan kawasan ini dititik beratkan pada usaha untuk
memberikan arahan pengembangan berbagai kegiatan budidaya
sesuai dengan potensi sumber daya yang ada dengan memperhatikan
optimasi pemanfaatannya.
Bolaang Mongondow.
c. Kawasan hutan yang dapat dikonversi, yaitu Kawasan
Peruntukan Hutan Produksi dapat dikonversi (HPK) Bintauna di
Bolaang Mongondow luas kurang lebih 14.867 Ha dari luas
wilayah Provinsi.
b. Kawasan Keamanan :
1. Kepolisian Sektor (POLSEK) yang berada dalam
tingkatan Kecamatan/Kota/Polsek KP3/Polsek Bandara;
2. Kepolisian Resorth yang berada di tingkat
kabupaten/kota dalam wilayah provinsi.
3. Kepolisian Daerah Sulawesi Utara (POLDA) Manado.
4. Markas Komando Sat Brimob di Desa Kalasey II
Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa;
5. Detasemen A Brimob di Kelurahan Paniki BAwah
Kecamatan Mapanget Kota Manado;
6. Subden A Brimob di Talaud;
7. Subden B Brimob (akan ditentukan kemudian lokasinya)
8. Subden C Brimob di Ratatotok;
9. Detasemen B Brimob di Kabupaten Bolmong;
10. Subden A Brimob di Bolmong;
11. Subden B Brimob di Dumoga;
12. Subden C Brimob (akan ditentukan kemudian lokasinya)
13. Detasemen C Brimob di Bolmut;
14. Detasemen Gegana Brimob (akan ditentukan kemudian
lokasinya);
15. Detasemen Kimia, Biologi dan Radioaktif (KBR) (akan
ditentukan kemudian lokasinya);
16. Sekolah Polisi Negara di Daerah Mapanget Kota Manado;
17. Puslabfor di desa Maumbi Kabupaten Minahasa Utara;
18. Direktorat Polisi Perairan di Bitung;
19. Sat Polair di Sindulang Manado;
20. Sat Polair di Tahuna; dan
21. Sat Polair di Talaud.
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) berada di Kecamatan Matuari
di dua Kelurahan yaitu Kelurahan Tanjung Merah, Kelurahan
Manembo-nembo dan Kelurahan Sagerat, luas kurang lebih 534 Ha.
2.1.4. DEMOGRAFI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
01. Bolaang 431 725 437 089 442 458 463 474 485 298 302 196 213 215 220 224 229 233 189
415 008 145 908 222 271 393 263 484 904 093 400 604
Mongondow
02. Minahasa 787 952 795 351 801 827 834 288 293 296 298 300 310 313 316 319 325 329 003
776 877 640 539 081 142 179 226 384 892 884 945 680
03. Kepulauan 261 948 262 090 262 269 193 191 191 130 130 130 126 127 128 129 129 129 584
060 644 110 102 631 129 290 449 100 520 732 008 103
Sangihe
04. Kepulauan - - - - 78 74 74 74 74 74 83 84 378 85 85 87 88 803
944 512 660 786 892 997 434 171 984 922
Talaud
05. Minahasa - - - - - 275 276 182 182 182 195 197 198 200 203 204 983
997 928 017 292 818 553 755 901 072 317
Selatan
06. Minahasa Utara - - - - - 165 170 172 174 176 188 191 193 196 196 198 084
758 340 690 455 480 904 036 906 842 419
07. Bolaang - - - - - - - 79 80 80 70 71 564 71 71 75 76 331
042 134 508 693 530 570 290
Mongondow Utara
08. Kepulauan Sitaro - - - - - - - 61 61 61 63 64 516 64 64 65 65 582
576 652 781 801 575 744 284
09. Minahasa - - - - - - - 95 95 95 100 101 101 102 103 104 536
002 145 525 443 575 761 226 818
Tenggara
10. Bolaang - - - - - - - - - 52 57 57 648 58 59 61 62 222
122 001 762 908 177
Mongondow Selatan
11. Bolaang - - - - - - - - - 59 63 64 370 65 66 67 68 692
401 654 511 677 824
Mongondow Timur
71. Manado 377 949 382 834 388 410 416 405 417 424 429 434 410 415 417 419 423 425 634
435 870 771 715 654 111 149 845 481 114 483 596 257
72. Bitung 141 297 144 885 149 161 167 163 169 174 178 180 187 189 193 198 202 205 675
385 421 625 837 243 003 266 618 652 920 956 257 204
73. Tomohon - - - - - 80 81 82 83 83 91 92 583 93 95 98 100 373
649 882 684 200 718 553 857 157 686
74. Kotamobagu - - - - - - - 116 117 119 107 108 108 109 117 119 427
357 965 105 459 891 794 141 019
Sulawesi Utara 2 000 2 022 2 044 2 127 2 154 2 121 2 160 2 186 2 208 2 228 2 270 2 296 2 319 2 343 2 2 412
871 249 071 820 234 017 641 810 012 856 596 666 916 527 386 118
604
Tabel 2.6. Jumlah Penduduk Provinsi Sulawesi Utara Berdasarkan Sex Ratio,
2014
Jika dilihat dari jumlah penduduk berdasarkan agama yang dianut oleh
masyarakat Sulawesi Utara, pada tahun 2015 penduduk yang menaganut
agama Islam sebanyak 797234 orang, yang beragama Kristen sebanyak
1734783, penduduk beragama katolik sebanyak 167334, penduduk beragama
hindu sebanyak 26252 dan yang beragama budha sebanyak 24717 orang.
Selengkapnya dapat dilihat pada table dibawah ini.
Tabel 2.7. Jumlah Penduduk Provinsi Sulawesi Utara Berdasarkan Agama, 2015
Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota dan Agama yang Dianut di Provinsi Sulawesi
Utara, 2015
Population by Regency/City and Religion in Sulawesi Utara Province, 2015
Kota/City
1. MANADO 130517 289530 36816 2309 14327
2. BITUNG 87076 169575 8275 703 3739
3. TOMOHON 4040 65542 23482 119 1828
4. KOTAMOBAGU 92324 18949 2040 1132 1735
SULAWESI UTARA 797234 1734783 167334 26252 24717
Tabel. 2.8. Sebaran Jumlah Aparatur Sipil Negara (Asn) Berdasarkan Jenis Kelamin Di
Provinsi/Kabupaten/Kota
Jumlah pengangguran pada Agustus 2015 mencapai 99,2 ribu orang, dengan
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) selama setahun terakhir mengalami
kenaikan, dimana TPT Agustus 2014 sebesar 7,54 persen naik menjadi
sebesar 9,03 persen Agustus 2015. Hal ini disebabkan salah satunya karena
terjadinya penurunan penduduk yang bekerja di sektor industri terutama di
industri pertanian karena dampak kekeringan yang terjadi di hampir semua
wilayah di Sulawesi Utara mengakibatkan hasil produksi pun menurun dan
berimbas pada dirumahkan (PHK) buruh/karyawan pada industri-industri
tersebut. Pada Agustus 2015, TPT untuk pendidikan Sekolah Menengah
Kejuruan menempati posisi tertinggi yaitu sebesar 19,18 persen, disusul oleh
TPT Sekolah Menengah Atas sebesar 13,92 persen, sedangkan TPT terendah
terdapat pada tingkat pendidikan SD kebawah yaitu sebesar 3,74 persen. Jika
dibandingkan keadaan Agustus 2014 dan 2015, TPT hanya pada tingkat
pendidikan universitas yang mengalami penurunan.
Tabel 2.9. Penduduk Usia Kerja dan Indikator Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Utara Agustus 2010 –
Februari 2014 (000 jiwa)
STATUS Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Februar Agustus Februar Agustus Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus Februar Agustus
i i i
Angkatan 1.074, 1.036, 1.068, 1.084.20 1.114,4 1.060,97 1.119,47 1.035,80 1.159,4 1.060. 1.180. 1.099.
3 6 4 3 5 0 8 3 2
Kerja
Bukan 636,7 600,8 582,6- 575.611 553,4 638,103 596.000 593,6
Angkatan
Kerja
Bekerja 961,6 936,9 970,2 990,7 1.048,1 977,0 1.036.270 965,50 1.075,2 980,8 1.077, 1.000.
2 0 7 0
(ribu jiwa)
Penganggur 112,6 99,6 98,2 93,5 92,7 80,8 83,20 70,30 84,20 80,0 102.6 99.2
Tingkat 10,48 9,61 9,19- 8,62 8,42 7,91 7,43 6,79 7,27 7,54 8,69 9,03
Pengangguran
Terbuka (TPT)
Tingkat 62,79 63,31 64,71 65,32 66,79 61,56 64,58 59,41 66,14 59,99 66,24 61,28
Partisipasi
Angkatan
Kerja (TPAK)
Pekerja Tak 269,1 240,1 253,4 266 271,3 280 295,3 296,6 303,3 272,8 320 261,8
Penuh/Seteng
ah
Pengangguran
sekitar 374,0 ribu pekerja (44,4 %) bekerja pada kegiatan formal dan
545,2 ribu pekerja (55,6) bekerja pada kegiatan informal.
Berusaha dibantu 128,0 102,4 131,9 114,5 127,3 89,5 115,11 69,83 116,87
Buruh Tetap
Buruh/ Karyawan 322, 332, 335, 347, 349,3 374,0 370,37 382,81 381,93
3 7 9 7
Pekerja Bebas di 52,0 74,3 43,3 55,1 47,5 51,0 43,28 74,16 43,14
Pertanian
Pekerja Bebas di Non 58,5 40,4 52,3 60,3 57,2 53,0 59,49 46,34 87,84
Pertanian
Pekerja Tidak Dibayar 100, 98,6 109, 99,9 121,4 96,3 117,47 87,15 122,21
/ Pekerja Keluarga 3 6
TOTAL 961,6 936,9 970,2 990,7 1,022,0 957,3 1.036,27 965,46 1.075,18
Sektor 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Ekonomi
Feb Agus Feb Agus Feb Feb Agt Feb Ags Feb Agt Feb Agust Feb Agus Feb
t t t
s s
Pertanian, Perkebunan, 403,179 341,347 378,631 373,329 363,771 338,9 321,1 359,12 321,81 328,49 333,10 342,69 362,615 386,873 345,595 332,981
Kehutanan, Peternakan,
dan Perikanan
Pertambangan dan 4,756 10,402 18,229 8,703 14,806 69,2 66,0 74,42 58,85 68,11 52,06 73,111 12,804 19,048 18,301 31,052
Penggalian
Industri Pengolahan 49,813 42,273 65,290 44,497 61,270 61,3 * 63,90 77,70 81,01 74,32 81,98 43,846 57,094 57,520 57,452
Listrik, Gas, dan Air 3,123 3,888 2,872 1,338 3,223 186,7 196,2 218,03 193,43 209,02 190,92 224,30 3,915 4,312 4,048 4,747
Minum
Konstruksi 40,168 65,268 54,819 61,209 56,406 69,6 * 86,86 80,38 82,36 72,46 87,27 67,121 53,091 68,843 57,296
Perdagangan, Hotel dan 154,952 131,614 174,127 164,718 144,155 19,7 * 31,32 25,11 27,65 31,04 22,50 163,693 175,012 173,432 178,341
Restoran
Transportasi, 73,350 111,385 89,220 86,287 136,047 182,1 199,6 173,16 185,90 201,69 184,70 208,90 90,561 102,115 93,012 97,458
Pergudangan, dan
Komunikasi
Lembaga Keuangan, Real 12,254 12,021 12,900 15,627 10,127 42,7 207,8 41,31 33,82 37,94 26,86 34,43 13,850 14,496 16,546 19,300
Estate, Usaha Persewaan
dan Jasa Perusahaan
Jasa Kemasyarakatan, 113,705 110,352 148,547 152,795 127,558 970,2 990,7 1.048,1 9770,0 1.036,2 965,46 1.075,1 153,757 150,586 162,876 183,021
Sosial dan Perorangan
2 7 8
Total 855,30 828,550 944,63 908,503 917,36 912,198 962,627 940,173 961,648
0 5 3
Daerah
Agustus 2014 Agustus 2015 Perubahan
Tabel 2.14. Angkatan Kerja dan Pengangguran Terbuka Menurut Jenis Kelamin di
Sulawesi Utara Agustus 2014 - Agustus 2015
Sumber daya alam adalah sumber daya yang terkandung dalam bumi, air, dan
dirgantara yang dapat didayagunakan untuk memenuhi kebutuhan dan
kepentingan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Sumber
daya dicirikan dengan :
1. Diketahui keberadaannya.
2. Berguna, mempunyai manfaat atau mempunyai nilai guna.
3. Bukan “artificial” bukan merupakan buatan manusia, bukan barang
sebagai hasil buatan manusia menkombinasikan alam, tenaga, modal
dan teknologi.
Secara umum Sumber Daya Alam dapat diklasifikasikan (berdasarkan
skala waktu pembentukannya) :
a. Kelompok stock yaitu : Sumber daya alam ini dianggap memiliki
cadangan terbatas sehingga eksploitasi dapat menghabiskan SDA,
dengan kata lain tidak dapat diperbaharui (non renewable).
b. Kelompok flows yaitu : Jumlah fisik dari SDA berubah sepanjang waktu
artinya berapa jumlah yang dimanfaatkan sekarang bisa mempengaruhi
keterbatasan SDA masa datang. Dengan kata lain SDA ini dapat
diperbaharui (renewable) dan untuk regenerasinya ada yang tergantung
pada proses biologi dan ada yang tidak.
Sumber daya alam juga dapat diklasifikasikan menurut jenis penggunaan
akhir:
a. Sumberdaya material : Sumber daya alam yang dimanfaatkan sebagai
bagian dari komoditas.
b. Sumberdaya energi : Sumber daya alam yang digunakan untuk
menggerakkan energi melalui proses transformasi panas/energi.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2009 tentang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup disebutkan bahwa yang
dimaksud dengan sumber daya alam adalah unsur lingkungan hidup yang
terdiri atas sumber daya hayati dan nonhayati yang secara keseluruhan
membentuk kesatuan ekosistem
Berpedoman pada ekosistem DAS, maka Daerah Aliran Sungai (DAS) dapat
dibagi menjadi:
Nilai tingkat kualitas suatu DAS atau sub DAS dapat diukur dari dua
parameter yaitu tingkat erosi dan fluktuasi debit sungai yang mengalir dalam
beberapa kondisi curah hujan yang berbeda. Kandungan lumpur yang terbawa
oleh aliran sungai berasal dari daerah aliran sungai yang mengalami proses
erosi. Dengan demikian, kualitas lahan akan mempengaruhi kuantitas dan
kualitas sumber daya air.
Provinsi Sulawesi Utara memiliki enam belas Daerah Aliran Sungai (DAS),
yaitu DAS Tondano, DAS Kosibidan, DAS Sangkup, DAS Ranoyapo, DAS
Pororosen, DAS Poigar, DAS Ongkak Mongondow, DAS Nuangan, DAS
Ranowangko/Nimangan, DAS Likupang, DAS Buyat, DAS Bolangitang, DAS
Ayong, DAS Andegile, DAS Dumoga dan DAS Bone (berdasarkan Peta
Pembagian DAS Sulawesi Utara). Berdasarkan Keputusan Presiden No.12
Tahun 2012 tentang Pembagian Wilayah Sungai, Provinsi Sulawesi Utara
terbagi atas 3 (tiga) Wilayah Sungai yang menjadi kewenangan Balai Wilayah
Sungai Sulawesi 1 adalah:
BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 55
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021
Keadaan sumber daya air di Provinsi Sulawesi Utara dipengaruhi oleh air
permukaan atau sungai-sungai yang mengalir. Terdapat sungai-sungai besar
diwilayah ini yaitu antara lain Sungai Talawaan, Sungai Tondano, Sungai
Ranowangko, Sungai Ranoyapo, Sungai Poigar, Ongkak Mongondow, dan
Sungai Sangkup. Sungai–sungaii tersebut sampai saat ini belum ditetapkan
kawasan sempadannya. Bersamaan dengan pemanfaatan sumberdaya air
permukaan/sungai, maka di Provinsi Sulawesi Utara telah dilakukan
pengembangan wilayah sungai (PWS) seiring dengan pengembangan daerah
irigasi pada 12 (dua belas) lokasi yang tersebar di empat kabupaten yang ada
dengan luas total 66.902 ha (BAPPEDA Provinsi SULUT, 2014).
Di antara kedua belas lokasi tersebut, PWS Dumoga-Mongondow di
Kabupaten Bolaang Mongondow merupakan salah satu PWS terbesar yang
telah dikembangkan. Sebagai prasarana penunjang bagi kegiatan budidaya
pertanian tanaman pangan lahan basah atau persawahan, maka
pengembangan sistem irigasi pada dasarnya mengikuti potensi
pengembangan/perluasan daerah persawahan. Proyek-proyek irigasi yang
relatif besar ada di daerah irigasi Kasinggolan-Toraut, daerah irigasi Dumoga,
daerah irigasi Sangkup, daerah irigasi Ayong-Bolangat dan daerah Irigasi Lolak.
Iklim daerah Sulawesi Utara termasuk tropis yang dipengaruhi oleh angin
muzon. Pada bulan November sampai dengan April bertiup angin barat yang
membawa hujan di pantai utara, pada bulan Mei sampai Oktober terjadi
perubahan angin selatan yang kering. Curah hujan tidak merata dengan angka
tahunan berkisar antara 2000-3000mm, dan jumlah hari hujan antara 90-139
hari.Suhu udara berbeda pada setiap tingkat ketinggian, makin ke atas makin
sejuk seperti daerah Kota Tomohon, Langowan di Kabupaten Minahasa,
Modoinding di Kabupaten Minahasa Selatan, Modayag di Kota Kotamobagu,
dan Pasi di Kabupaten Bolaang Mongondow. Daerah yang paling banyak
menerima curah hujan adalah Kabupaten Minahasa. Suhu udara rata-rata
25°C. Suhu udara maksimum rata-rata tercatat 30°C dan suhu udara
minimum rata-rata 22,1°C dan kelembaban udara tercatat 73,4%. Kendati
demikian suhu atau temperatur dipengaruhi pula oleh ketinggian tempat di
atas permukaan laut. Semakin tinggi letaknya, maka semakin rendah pula
suhunya, dengan perhitungan setiap kenaikan 100 meter dapat menurunkan
suhu sekitar 0,6 °C.
kerikil sungai ayak tanpa pasir, pasir urug, pasir pasang, kerikil berpasir alami
(sirtu), bahan timbunan pilihan (tanah), urukan tanah setempat, tanah merah
(laterit), batu gamping, onik, pasir laut, dan pasir yang tidak mengandung
unsur mineral logam atau unsure mineral bukan logam dalam jumlah yang
berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan.
- - - - -
1 Andesit An Bahan Bangunan 280.434.000
- - - - -
2 Batuapung Pu Mineral Industri 960.000
- - - - -
3 Batugamping Ls Mineral Industri 18.815.000
- - - - -
4 Belerang S Mineral Industri 118.000
- - - - -
5 Bentonit Btn Mineral Industri 52.000
- - - - -
6 Kaolin Ka Bahan Keramik 7.828.000
- - - - -
7 Lempung Cly Bahan Keramik 6.262.000
- - - - -
8 Obsidian Ob Bahan Keramik 4.005.000
- - - - -
9 Sirtu Gra Bahan Bangunan 1.250.000
- - - - -
10 Tras Tra Bahan Bangunan 74.620.000
Sirtu terdapat pada aliran sungai yang besar mereka ambil pasir dan
batuan andesit yang cukup prospek. Punggungan Doup prospek ditempati oleh
breksi vulkanik dengan fragmen andesit berukuran bongkah hingga kerakal,
yang diperlukan untuk bahan bangunan dan perbaikan jalan yang masih
dalam keadaan persiapan pembangunan pemukiman kabupaten baru.
Kotabunan dengan perbatasan wilayah Buyat banyak tersingkap batugamping
yang lokasinya tidak jauh dari jalan raya, menurut camat setempat telah
dilakukan inventarisasi batugamping oleh salah satu perusahaan swasta
nasional, untuk kepentingan pabrik semen. Akan tetapi di wilayah pantai
tenggara untuk batugamping ada kemungkinan terbentuknya mineralisasi
logam seperti yang ditemukan di Ratatotok.
Provinsi Sulawesi Utara memiliki luas lahan sebesar 1.591.786 Ha yang terdiri
dari kawasan hutan seluas 788.691,88 Ha (49,5%) dan areal penggunaan lain
seluas 803.093 Ha (50,5%). Dari luas lahan sebesar 788.691,88 Ha (49,5%)
tersebut kawasan hutan terbagi dalam tiga fungsi yaitu:
Tabel 2.17. Luas Lahan Provinsi Sulawesi Utara Sesuai Dengan Fungsi Kawasan (Ha)
No KABUPATEN HSA& HL HPT HP HPK Kawasan APL TOTAL
Hutan
KPA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
No Kabupaten/Kota Besar Tidak Potensial Kritis Agak Kritis Kritis Sangat Total
an Kritis Kritis Kritis Kritis
% 0.32
316.25 27.80 62.82 8.80 0.26 100
% 1.38
7 35.61 42.22 18.42
9 2.37 100
7
Tabel 2.20. Komoditas Perikanan tahun 2010-2015 Provinsi Sulawesi Utara (ton)
Kenaikan
(%)
No. Usaha Perikanan 2010 2011 2012 2013 2014 2015
2014-
2015
-Penangkapan di
1.460 976,9 2.304,3 1.213,5 1.163,50 905,5 -22,13
PU
-Budidaya Laut
72.051,0 136.547,3 159.642,7 174.052,00 301.866,52 339.573,00 12,49
-Budidaya
606,0 427,5 260,8 10.451,00 688,90 703,00 2,05
Tambak
*Kolam
7.582,2 8.474,5 12.951,0 16.353,33 17.304,75 9.361,15 -45,90
*sawah
3.371,7 3.036,9 298,8 344,99 409,89 18,81
342,93
*Karamba
7.976,6 2.942,6 2.868,8 36.708,03 34.315,80 -6,51
39.901,87
*Jaring apung
atau diukur sesuai dengan prinsip garis tengah dari daerah yang berbatasan.
Hal ini berarti daerah provinsi diberi kewenangan untuk mengelola sumber
daya alam di laut yang ada di wilayahnya.
400,000.00 350,534.50
350,000.00 296,362.00
281,633.00 285,270.50
300,000.00
250,000.00 215,531.70 229,902.80
220,760.30
192,911.10 207,527.00
192,415.70
190,789.60
200,000.00
150,000.00
100,000.00
50,000.00
0.00
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
100,000.00
20,299.00
0.00
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2014
Wilayah ini memiliki biota- biota laut langka antara lain ikan Coelacanth,
dan juga sebagai World Heritage Marine Site terletak di Wallace Line dan
Kawasan Sulu Sulawesi Marine Eco-region, memiliki gunung bawah laut yaitu
Gunung Mahangetang yang terletak di perairan kabupaten kepulauan Siau
Tagulandang Biaro, tempat pemijahan mamalia laut, dan sebagai lintasan ikan
beruaya antar negara.
Sumberdaya kelautan dan perikanan Sulawesi Utara sangat besar dengan luas
wilayah laut 351.540 km2, Luas perairan Teritorial 161.540,00 km2, luas Zone
Ekonomi Eksklusif (ZEE) 190.000,00 km2, panjang garis pantai 2.395,99 km.
Potensi Lestari Sumberdaya ikan 1.884.900 ton/tahun dengan jumlah
tangkapan yang diperbolehkan 1.491.000 ton/tahun.
Tabel 2.21.. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2010-2013 Atas Dasar Harga
Konstan Tahun 2010-2013 Provinsi Sulawesi Utara (dalam jutaan)
Keuangan, Sewa 1.237.775,16 9,73 1.319.391,96 6,59 1.462.301,07 10,0 1.688.708,90 15,48
& Jasa 7
Perusahaan
Jasa-Jasa 2.757.142,95 6,17 2.980.591,99 8,10 3.241.675,16 8,42 3.481.368,44 7,39
PDRB 18.376.750,93 7,16 19.734.270,17 7,39 21.286.578,38 7,86 22.872.162,72 7,45
PDRB atas dasar harga konstan dengan tahun dasar 2000 menunjukkan
peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009, capaian PDRB tercatat
sebesar Rp.15.902 triliun dan meningkat menjadi Rp.21,286 triliun pada tahun
2012. Ekonomi Sulawesi Utara (Sulut) tahun 2011 tumbuh 7,39 persen,
memiliki pertumbuhan lebih cepat dibandingkan tahun 2010 yang tumbuh
sebesar 7,16 persen. Nilai PDRB Sulut tahun 2011 secara riil (atas dasar harga
konstan 2000) tercatat senilai Rp 19,73 triliun, lebih tinggi dibandingkan tahun
sebelumnya yang senilai Rp 18,38 triliun. Sejak tahun 2009 sampai tahun
2012, sektor yang memberi kontribusi terbesar adalah sektor pertanian dan
sampai pada tahun 2012 pun tidak terjadi pergeseran dimana sektor pertanian
masih merupakan sektor yang memiliki kontribusi terbesar.
Tabel 2.22. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2010-2013 Atas Dasar Harga
Berlaku Tahun 2010-2013 Provinsi Sulawesi Utara (dalam jutaan)
mengalami penurunan dari 21,46 persen pada tahun 2011 menjadi 19,58
persen pada tahun 2013. Penurunan ini berasal dari sektor pertanian yaitu
menurun dari 17,45 persen pada tahun 2011 menjadi 15,87% pada tahun 2013
serta pertambangan dan penggalian yang menurun dari 4,00 persen menjadi
3,70%. Kondisi yang sama terjadi pada kelompok sektor sekunder dengan
peranan yang menurun. Pada tahun 2013 peranan kelompok sektor ini
menurun sebesar 1,52 point menjadi 24,43 persen dari 25,95 persen di tahun
2011. Sektor industri pengolahan dan sektor konstruksi mengalami penurunan
sebesar 0,69 dan 0,87 poin dari tahun 2011 ke tahun 2013.
Nilai PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2013 mencapai Rp. 53,40
trilyun, meningkat dibandingkan tahun 2012 yang senilai Rp. 47,20 trilyun.
Jika dibandingkan dengan tahun 2010 PDRB atas dasar harga berlaku hanya
mencapai Rp. 36 trilyun. Jadi selang tiga tahun, terjadi pertumbuhan nilai
produk dometik regional bruto sebesar 16,5 trilyun.
Jika ditilik dari peran sektor tersier dalam mendorong pertumbuhan
ekonomi daerah, sektor ini mengalami peningkatan dari tahun ke tahun,
dimana pada tahun 2013 peranannya bertambah 3,40 poin menjadi sebesar 56
persen. Peningkatan peranan pada kelompok sektor tersier disumbang dari
peningkatan seluruh sektor yang tergabung dalam kelompok tersier. Peranan
sektor jasa-jasa sebagai penyumbang terbesar meningkat dari 16,99 persen di
tahun 2011 menjadi 18,55 persen pada tahun 2013. Pada tahun 2014
penghitungan PDRB telah menggunakan metode baru dengan pendekatan yang
diubah. Tabel dibawah ini menunjukkan perkembangan PDRB berdasarkan
perubahan tahun dasar dan perubahan variable/parameter dalam PDRB.
Tabel 2.23. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2013-2015 Atas Dasar Harga
Konstan Tahun 2013-2015 Provinsi Sulawesi Utara (dalam jutaan)
TAHUN
Kategor
Uraian
i 2013 2014 2015
(1) (2) (32) (37) (42)
Tabel. 2.24. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2013-2015 Atas Dasar Harga
Berlaku Tahun 2013-2015 Provinsi Sulawesi Utara (dalam jutaan)
TAHUN
Uraian
2013 2014 2015
(2) (32) (37) (42)
Tabel 2.25. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran Tahun Dasar 2010 Tahun 2014 (Persen)
6 Ekspor Luar Negeri Barang dan Jasa (14,82) (33,32) (18,65) 27,74 4,13
Lapangan
Usaha
Tabel 2.27. PDRB Perkapita Sulawesi Utara Tahnu Dasar 2010 Tahun 2013-2014
Tabel 2.28. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran Tahun Dasar 2010 Tahun
2013-2014 (Persen)
Tabel 2.29 . PDRB menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga
Konstan 2000 Tahun 2013-2014 (Juta Rupiah)
Lapangan
Usaha 2013 2014 2013 2014
(1) (2) (3) (4) (5)
Tabel 2.31. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Pengeluaran, Provinsi Sulawesi Utara 2010 – 2014.
1.b. Pakaian & Alas Kaki 81,00 97,00 76,00 80,00 114,00
1.g. Lainnya
557,00 714,00 808,00 838,00 954,00
20 141 23 23 25 27 535
4 PMTB
053 054 118
4.a. Bangunan 17 958 21 142 21 143 22 517 24 720
5 Perubahan Inventori
(160,00) 62,00 135,00 67,00 63,00
6.b. Jasa
385,00 431,00 516,00 533,00 525,00
PERTUMBUHAN 4.90 6.18 6.47 7.56 7.85 7.12 7,39 7,86 7,45 6,31 6,12
EKONOMI
2.2.1.7. Kemiskinan
Grafi 2.3. Presentase Penduduk Miskin Sulawesi Utara dan Indonesia Tahun
2011-2014
14
12.36 11.96
11.66 11.46
12 11.36 11.25
10.95
10
8.46 8.5 8.75
8.18 7.88 8.26
7.63
8
Sulut
6 Indonesia
0
Sept'11 Maret'12 Sept'12 Maret'13 Sept'13 Maret'14 Sept'14
Perkotaan
September 2013 65,36 6,12
Maret 2014 59,18 5,51
September 2014 60,08 5,57
Perdesaan
September 2013 135,73 10,45
Maret 2014 149,05 11,41
September 2014 137,48 10,47
Sulawesi Utara
September 2013 201,09 8,5
Maret 2014 208,23 8,75
September 2014 197,56 8,26
Sumber : Berita Resmi Statitik 2014
Grafik 2.4. Jumlah Penduduk Miskin menurut daerah (000 jiwa), 2011-2014
135.1 137.48
117.65
110.7
77.25
66.8 65.36
60.08
Perdesaan
Perkotaan
8.26
Sulawesi Utara
9.54
Sulawesi Selatan
12.05
Sulawesi Barat
12.77
Sulawesi Tenggara
13.61
Sulawesi Tengah
17.41
Gorontalo
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Sumber : Sulut Dalam Angka 2014
Perdesaan
September 2014 137,4 10,47
Maret 2015 8
147,8 11,27
September 2015 3
159,1 12,10
4
Perkotaan + Perdesaan
September 2014 197,5 8,26
Maret 2015 6
208,5 8,65
September 2015 4
217,1 8,98
5
Kenaikan tingkat kemiskinan Provinsi Sulawesi Utara
pada September 2015 diakibatkan oleh adanya musim kemarau
yang berkepanjangan yang terjadi sejak triwulan II tahun 2015.
Musim kemarau ini juga dirasakan tidak hanya di Sulawesi Utara
tetapi juga dibanyak provinsi di Indonesia. Penyimpangan perubahan
iklim yang dinamakan “Elnino” menyebabkan suhu di laut
menjadi dingin sehingga sangat sulit untuk membentuk awan-awan
hujan dan akhirnya banyak wilayah di Indonesia tidak mengalami
turun hujan. Hal ini mengakibatkan banyak tanaman pangan dan
perkebunan mengalami kekeringan, mati bahkan gagal panen. Di
samping itu cuaca ekstrim juga terjadi di Sulawesi Utara pada periode
Dilihat dari unsur budaya bahasa, maka Sulawesi Utara memiliki tiga
jenis bahasa daerah yaitu:
a. Bahasa Minahasa (Toulour, Tombulu, Tonsea, Tontemboan,
Tonsawang, Pasan, Ponosakan, dan Bantik).
b. Bahasa Sangihe dan Talaud (Sangir Besar, Siau, dan Talaud).
c. Bahasa Bolaang dan Mongondow (Boroko, Bolangitang, Bolaang,
Mongondow, Bintauna, Kaidipang, Bolango, dan Bantik
Mongondow).
Namun demikian Bahasa Indonesia adalah Bahasa Nasional yang
digunakan dan dimengerti dengan baik oleh sebagian besar penduduk
Sulawesi Utara. Agama yang dianut oleh penduduk di Provinsi
Sulawesi Utara adalah Protestan, Katolik, Islam, Hindu, Budha, dan
Konghucu. Seni Budaya di Sulawesi Utara cukup berkembang yang
tersebar di masyarakat luas. Hal ini dikembangkan melalui program
menggali, menginventarisasi keunggulan, dan keragaman seni budaya
yang dikemas dalam pelaksanaan festival seni budaya berskala
nasional dan internasional. Dikembangkan dengan kerjasama sektor
terkait dan organisasi masyarakat. Indikator dari perkembangan seni
budaya diperlihatkan pada Tabel 2.16.
Berdasarkan data dari BPS, senam, jogging, dan sepak bola adalah
tiga jenis olah raga yang paling banyak diminati penduduk. Dibedakan
dari tempat tinggal, penduduk perkotaan lebih menyukai jenis olah
raga yang dapat dilakukan sendiri seperti jogging yang mana
persentase penduduk perkotaan yang melakukan jogging/gerak jalan
adalah sebesar 24,05 persen. Sebaliknya, penduduk di daerah
perdesaan, umumnya lebih menyukai jenis olahraga berbentuk
permainan dan dilakukan bersama-sama atau berkelompok, seperti
senam, sepak bola, dan bola voli. Misal untuk permainan bola voli,
persentase penduduk perdesaan yang melakukan bola voli adalah
sebesar 12,93 persen atau hampir tiga kali dari persentase penduduk
perkotaan yang melakukan bola voli.
Tabel diatas menunjukkan bahwa rasio guru dan jumlah sekolah baik
untuk SD, SMP dan SMA selang Tahun 2009-2014 masih di bawah
1:20 untuk semua tingkatan, kecuali pada tahun 201-2015 ratio guru
dan murid di tingkat SD mulai melampaui 1:20. Untuk kualifikasi
guru berdasarkan latar pendidikan sampai tahun 2015 terdiri atas
pendidikan SMA, Diploma, dan Sarjana, sementara untuk latar
pendidikan Magister dan Doktor masih kurang.
SD SMP
TK SD SLB SMP SMA SMK
N SATAP Grand
KABUPATEN/KOTA
O Total
D4/ S S JUM D4/ S JUML D4 JUM D4 S JUM D4/ S JUM D4/ S JUM D4/ S JUM
S2 S2 S2 S2
S1 2 3 LAH S1 3 AH /S1 LAH /S1 2 LAH S1 3 LAH S1 3 LAH S1 3 LAH
Kab. Bolaang
1
Mongondaw 23 1 24 494 16 510 - - 332 29 361 114 14 128 67 6 73 1.096
Kab. Bolaang
2 Mongondaw
5 182 - - 140 46 40 413
Selatan 5 182 135 5 42 4 40
Kab. Bolaang
3
Mongondaw Timur 7 7 244 4 248 - - 111 2 113 37 2 39 31 3 34 441
Kab. Bolaang
4
Mongondow Utara 10 10 260 1 261 - - 168 8 176 69 4 73 35 2 37 557
8 Kab. Minahasa
79 79 734 35 769 - 5 5 585 58 643 342 19 361 189 8 197 2.054
Kab. Minahasa
9
Selatan 76 76 687 6 1 694 - 6 6 509 36 545 212 16 228 140 7 147 1.696
1 Kab. Minahasa
0 Tenggara 19 19 318 9 327 - 1 1 270 18 288 141 8 149 96 3 99 883
1 Kab. Minahasa
1 Utara 18 18 566 17 583 - 5 1 6 354 36 2 392 153 18 171 45 4 49 1.219
1
Kota Bitung
2 31 2 33 332 33 365 - 6 6 245 40 285 155 20 175 137 27 164 1.028
1
Kota Kotamobagu
3 29 2 31 214 10 224 - 9 9 167 25 192 108 17 125 128 7 135 716
1
Kota Manado
4 93 1 94 741 46 1 788 - 25 3 28 593 77 1 671 474 78 3 555 363 41 404 2.540
1
Kota Tomohon
5 71 71 286 6 292 - 20 1 21 156 31 187 132 22 154 114 6 120 845
REKAPITULASI
TK
540 5 1 546
SD
6.373 200 2 6.575
SD SMP SATAP
38 - - 38
SLB
87 5 92
SMP
4.344 404 3 4.751
SMA
2.363 248 3 2.614
SMK
1.628 134 - 1.762
JUMLAH
15.373 996 9 16.378
Tabel 2.48. Jumlah Sekolah Negeri dan Swasta provinsi Sulawesi Utara
tahun 2015
NO JENJANG JLH SEKOLAH JUMLAH
NEGERI SWASTA
1 SLB 3 9 12
2 TK 21 1,169 1.190
3 SD 1,357 835 2.192
4 SMP 376 245 619
5 SMA 86 111 197
6 SMK 47 70 117
JUMLAH 1,890 2,439 4,329
2.3.1.2. Kesehatan
1. Life 72,2 72,33 72,2 72,33 72,35 72,35 69,65 72,70 72,35
Expectancy 5 8
Rate
2. Cakupan 20/ 7/ 19/ 5/ 18/ 8/ 19/100 17/ 7/1000
kematian 1000 1000 1000 1000 1000 1000 0 1000 (251
Neo Natal / Kasus)
1000
Kelahiran
Hidup
3. Angka 40/ 10/ 38/ 7/ 36/ 10/ 40/100 34/ 9/1000
Kematian 1000 1000 1000 1000 1000 1000 0 1000 (323
Balita/ 1000 Kasus)
Kelahiran
Hidup
4. Angka 27/ 9/ 26/ 6/ 25/ 9/ 32/100 24/ 9/1000
Kematian 1000 1000 1000 1000 1000 1000 0 1000 (304
Bayi/ 1000 Kasus)
Kelahiran
Hidup
5 Presentase 3,40 0,048 3,08 0,01% 3,06% 0,04 4,9% 3,02% 3,01%
balita gizi % % % %
buruk
6. Jumlah 35 36 39 37 39 1540 38 39
Rumah Sakit 35
7 Jumlah 173 173 176 180 179 185 9.510 182 187
Puskesmas
8 Jumlah 2.13 2361 2.34 2138 2.577 2570 276.392 2.834 2094
Posyandu 0 3
9 Jumlah 503 501 513 507 521 515 54.142 528 607
Poskesdes
10 Ratio 1: 1: 1: 1:127 1: 1:120 1: 1:1306 1:12560
Puskesmas/ 1330 1330 1322 59 13144 52 25.378 7
12.000 7 7 9
penduduk
11 Prevalensi 8,00 7,72 7,00 5,81 6,00 2,46 17,9 5,00 2,4
balita
dengan berat
badan
rendah/kek
urangan gizi
12 Angka 153/ 186/ 141/ 125/ 136/ 191/ 228/10 117/ 136/100.
Kematian 1000 1000 100. 100.0 100.0 100.0 0.000 100.00 000
Ibu / 00 00 000 00 00 00 0 (56
100000 KH (64) (71 (59 (49)Ka (57) (77 (47 Kasus)
Kasu Kasu Kasu sus Kasus Kasu Kasus)
s s) s) s)
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara, 2015
24 024 Jln. S.H. 9,000 Matuari JKP-2 Simpang Tiga Simpang Tiga
Sarundajan dan Manembo-nembo Rumah Dinas
g Madidir Walikota Bitung
25 025 Akses KEK 2,050 Matuari JKP-2 Simpang Tiga Simpang Tiga
Bitung Sagerat KEK Bitung
27 027 Togid - 26,300 Tutuyan JKP-2 Simpang Tiga Togid Simpang Tiga
Kokapoy - Kakenturan
Kakenturan
28 028 Jln. Toar - 6,000 Wenang JKP-2 Simpang Tiga Jl. Jembatan Tikela
Lumimuut - dan Tikala Sam Ratulangi
Daan Mogot (Gereja Paulus)
(Mdo)
47 048 Jln. Ahmad 1,425 Sario JKP-2 Simpang Tiga Sario Simpang Tiga
Yani (Gereja) Jln. Bethesda
(Manado)
49 050 Jln. Babe 1,321 Wanea JKP-2 Simpang Tiga Simpang Tiga
Palar Teling (RS. Advent) Samratulangi
(PJR Wanea)
51 052 Dimembe- 8,396 Dimembe JKP-2 Ruas Jln. Sukur Ruas Jln.
Paniki Likupang Nasional AA.
(Dimembe) Maramis
(Kawasan
Brimob)
52 053 Matungkas- 8,752 Mapanget JKP-2 Ruas Jln. Sukur Ruas Jln.
Paniki Likupang Nasional AA.
(Matungkas) Maramis
53 054 Kalasey-Sea 6,548 Pineleng JKP-2 Ruas Jln. Nasional SP3 Desa Sea
Tumpaan-Batas (Tugu)
Kota Manado
54 055 Jl. Lingkar 10,661 Tomohon JKP-2 SP3 Terminal Ruas Jln.
Tomohon- Timur,Ton Tomohon Nasional
Rurukan- dano Airmadidi-Batas
Sasaran Utara Kota Tondano
56 057 Kasuang- 9,950 Remboken JKP-2 Ruas Jln. Nasional Ruas Jln.
Patar ,Tondano Batas Kota Tondano-
Tataaran- Selatan Tondano-Tomohon Remboken-
Remboken Kakas
57 058 Liwutung- 9,894 Pasan JKP-2 Ruas Jln. Ratahan Ruas Jln.
Tababo Amurang (Desa Nasional
Liwutung) Rumbia-Buyat
TOTAL 981,397
b. Jaringan Irigasi
Luas Areal
Nama Kab/Kota/Daerah
No Potensial Fungsional
Irigasi
(Ha) (Ha)
A Kab. Bolaang 5,504 3,467
Mongondow
1 Daerah Irigasi Pusian- 1,171 566
Molong
2 Daerah Irigasi Ayong, 2,293 2,201
Bolangat, Maelang
3 Daerah Irigasi Lolak, 2,040 700
Pinogaluman, Monanow
B Kab. Bolaang 1,166 878
Mongondow Utara
4 Daerah Irigasi Buko 1,166 878
Tuntung
C Kab. Bolaang 1,845 710
Mongondow Timur
5 Daerah Irigasi Tombolikat, 1,076 450
Sita
6 Daerah Irigasi Buyat 769 260
D Kab. Minahasa 1,286 1,286
7 Daerah Irigasi Noongan 1,286 1,286
E Kab. Minahasa Selatan 2,059 2,059
8 Daerah Irigasi Ranoyapo 2,059 2,059
F Kab. Minahasa Tenggara 2,216 2,037
9 Daerah Irigasi Ranombolay 1,157 1,157
(Ranombolay Atas, Bawah,
Tatayan, Pinamangkulan)
10 Daerah Irigasi Lahendong 1,059 880
G Kab. Minahasa Utara 1,705 1,239
11 Daerah Irigasi Talawaan 1,705 1,239
Meras Atas
H Kota Kotamobagu 2,521 2,129
12 Daerah Irigasi Moayat 2,521 2,129
Pawak
TOTAL 18,302 13,805
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Prov. Sulut, 2016
c. Aksesibilitas Daerah
c.1. Air bersih
Krisis air ini sering dianggap bukan permasalahan yang krusial,
padahal permasalahan krisis air ini memiliki potensi konflik yang luar
biasa di masa depan, khususnya bagi masyarakat di Sulawesi Utara.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada 2012 mencatat,
Indonesia menduduki peringkat terburuk dalam pelayanan
ketersediaan air bersih dan layak konsumsi se-Asia Tenggara. Hingga
saat ini, baru 29 persen masyarakat Indonesia yang dapat mengakses
air bersih melalui perpipaan, jauh di bawah target pemerintah hingga
2019, yaitu sebesar 60 persen.
Program dan kegiatan pengendalian kerusakan sumber mata air
sebagai salah satu sumber air permukaan/non perpipaan merupakan
salah satu instrument untuk pendukung Program Millenium
Development Goal’s (MDG’s) (tahun 2012-2015) dan selanjutnya
menjadi Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2016-2019
c.2. Sanitasi
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) adalah sebuah
roadmap pembangunan sanitasi di Indonesia. Program PPSP pada
saat ini telah memasuki tahun keempat pelaksanaannya dari lima
tahun yang direncanakan, sampai saat ini sudah 34 Provinsi dan 413
Kab/Kota yang telah turut melaksankan program dimaksud. Program
sanitasi mendukung upaya pemerintah dalam memenuhi tujuan
Millenium Development Goals (MDGs) yakni mengurangi hingga
setengahnya jumlah penduduk yang tidak punya akses berkelanjutan
pada air yang aman diminum dan sanitasi yang layak.
c.3. Persampahan
Salah satu permasalahan dalam pengelolaan lingkungan adalah
sampah, tumpukan sampah masih terdapat dimana-mana termasuk
di sungai yang menjadi salah satu penyebab menurunnya kualitas air
sungai. Selama ini sebagian besar masyarakat masih memandang
sampah sebagai limbah bukan sebagai sumber daya yang perlu
diperlu dimanfaatkan. Permasalahan sampah masih menjadi
permasalahan nasional padahal sudah memiliki payung hukum yakni
UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah.
(kg/jiwa
Kabupaten /hr) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Bolaang
1 0,4 31 32 32 33 33 34 34 35 35 36 37
Mongondow
2 Minahasa 0,4 45 46 47 48 48 49 50 51 51 52 53
Minahasa
5 0,4 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
Selatan
Minahasa
6 0,4 28 28 28 28 29 29 29 30 30 30 31
utara
Bolaang
7 Mongondow 0,4 10 10 11 11 11 11 11 11 11 11 11
Utara
Minahasa
9 0,4 15 15 15 16 16 16 16 17 17 17 18
Tenggara
Bolaang
10 Mongondow 0,4 8 8 9 9 9 9 9 9 9 10 10
Selatan
Bolaang
11 Mongondow 0,4 9 9 10 10 10 10 10 10 11 11 11
Timur
13 Bitung 0,5 34 35 36 36 37 38 38 39 40 41 41
14 Tomohon 0,4 13 13 14 14 14 14 14 14 14 14 14
15 Kotamobagu 0,4 16 16 16 16 16 17 17 17 17 17 18
∑ Sampah 0,44442
368 373 377 382 387 391 396 401 406 411 416
Total 067
d. Penataan Ruang
2.3.1.4. Sosial
Persentase (%) Panti Sosial skala provinsi yang melaksanakan 50 50 50 100 100
standar operasional pelayanan kesejahteraan social
Persentase (%) panti sosial skala provinsi yang menyediakan 50 50 50 100 100
sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial.
Persentase (%) Organisasi Sosial/Yayasan/ LSM yang 60 60 65 65 65
menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial
luar panti.
Persentase (%) kabupaten/kota yang mengalami bencana 66 66 66 80 80
memberikan bantuan sosial bagi korban bencana skala provinsi. (10 (10 (10 12 12
kab/kota) kab/kota) kab/kota) kab/kota kab/kota
Persentase (%) kabupaten/kota yang menggunakan sarana 66 66 66 80 80
prasarana tanggap darurat lengkap untuk evakuasi korban (10 (10 (10 12 12
bencana skala provinsi. kab/kota) kab/kota) kab/kota) kab/kota kab/kota
Persentase (%) kabupaten/kota yang menyelenggarakan jaminan 53,3 53,3 53,3 53,3 53,3
social bagi penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia (8 (8 (8 (8 (8
tidak potensial. kab/kota) kab/kota) kab/kota) kab/kota kab/kota
2.3.1.6. Perhubungan
a. Perhubungan Darat
Jalan Nasional di Sulawesi Utara menempati posisi strategis sebagai
urat nadi pembangunan ekonomi, sosial, dan budaya karena
fungsinya menghubungkan wilayah daratan Sulawesi Utara dengan
wilayah daratan provinsi lainnya di pulau Sulawesi.
Sebagai upaya memberikan dan meningkatkan pelayanan angkutan
darat yang lancar, tertib, dan aman di Sulawesi Utara tersedia 17
terminal yang terdiri dari 3 terminal tipe A, 12 terminal tipe B dan 2
terminal tipe C. Pengujian kendaraan bermotor secara mekanik
terdapat di lokasi Balai Pengujian Kendaraan Bermotor Kairagi
Manado untuk menguji kelaikan kendaraan bermotor yang berdomisili
di Kota Manado, Bitung dan Kab. Minahasa. Pengujian kendaraan
bermotor yang ditempatkan di Tahuna untuk menguji kelaikan
kendaraan bermotor yang berdomisili di Kabupaten Sangihe dan
Talaud. Untuk daerah lainnya, pengujian kendaraan bermotor
dilakukan secara manual yang kurang terjamin kehandalannya. Unit
Pelaksana Penimbangan (Jembatan Timbang) yang terdapat di
NAMA LINTASAN KAPAL YANG UKURAN JARA OPERATOR KAPAL KAPASITAS REALI
BEROPERASI KAPAL K ANGKUT SASI
(GRT) (Km) TRIP/
PELAB
PNP KEND. UHAN
Manado-Bunaken KMP. 85 12 Pemkot Manado Carteran
Coleacanth
Bitung-Lembeh KMP. Tude 200 1,1 PD. Bangun 105 Truk 4, 572
Bitung Minibus
4
Bitung-Pananaru KMP. Pulau 300 136 PT. ASDP 125 Truk 12 44
Sagori
Pananaru-Maroreh KMP. Pulau 92 PT. ASDP 11
Sagori
Bitung- KMP. 500 60 PD. Pelay. Sitaro 214 Truk 12, 94
Tagulandang* Lokongbanua Minibus
5
Tagulandang-Siau KMP. Lohoraung 300 30 PD. Pelay. Sitaro 94
Tagulandang-Biaro KMP. Lohoraung 25 PD. Pelay. Sitaro
Bitung-Melonguane KMP. Porodisa 750 212 PD. Angkutan 479 Truk 12, 44
Penyeberangan Minibus
Talaud 5
Bitung-Ternate KMP. Bawal 500 156 PT. ASDP 150 Truk 15 94
Melonguane- KMP. Berkat 300 27 PD. Angkutan 140 Truk 6,
Mangaran Porodisa Penyeberangan Minibus
(Kabaruan) Talaud 9
b. Perhubungan Laut
200
150
100
50
0
2010 2011 2012 2013 S.D SPT 2014
BOX 153,601 167,752 191,349 187,592 148,739
TEUS 166,298 187,402 222,240 213,883 168,832
Angkutan peti kemas Pada tahun 2010 volume bongkar muat barang
sebanyak 153.601 box yang terdiri dari volume bongkar sebanyak
77.901 box dan volume muat sebanyak 75.700 box bila dibandingkan
dengan tahun yang lalu mengalami peningkatan sebesar 2.45%. Pada
tahun 2011, angkutan peti kemas bertambah menjadi 167.752 box
dan terus meningkat sampai tahun 2013 sebanyak 187.592 box, atau
sama dengan 213,883 teus. Pada tahun 2014 bulan September sudah
terdapat 148.739 box.
Thousands
4,500
4,000
3,500
3,000
2,500
2,000
1,500
1,000
500
-
S.D MEI
2010 2011 2012 2013
2014
PELAYARAN LUAR NEGER 162 158 193 183 94
PELAYARAN DALAM NEGERI 4,536 3,021 3,583 3,074 1,252
TOTAL 4,698 3,179 3,776 3,257 1,346
10,000
8,000
6,000
4,000
2,000
-
S.D MEI
2010 2011 2012 2013
2014
PELAYARAN LUAR NEGER 4,309,559 3,539,771 3,532,081 3,324,604 1,366,051
PELAYARAN DALAM NEGERI 6,302,667 7,306,576 7,621,081 7,226,161 2,599,915
TOTAL 10,612,226 10,846,347 11,153,162 10,550,765 3,965,966
600
500
400
300
200
100
0
S.D MEI
2010 2011 2012 2013
2014
EMBARKASI 297,104 94,634 104,574 71,926 37,843
DEBARKASI 327,461 73,930 132,947 124,625 22,029
TOTAL 624,565 168,564 237,521 196,551 59,872
2. Waiting Time
a. Waiting Time Jam 0.00 0.00 0,00 1,00 0,41 0,43 0,41 0,40
Net (WTN)
b. Postpone Time Jam 0,56 0.50 0,40 0,40 0,37 0,38 0,40 0,41
(PT)
c. Approach Time Jam 0,94 1.00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
Net (AT)
d. Waiting Time Jam 1.50 1.50 0,40 1,40 1,78 1,81 1,81 1,78
Gros (WTG)
3. Berthing Time Jam 51.7 53.00 51,00 54,45 52,44 51,88 51,85 51,80
(BT) 0
4. Efektif Time Jam 32.9 35.00 33,00 36,00 33,79 33,82 33,90 33,4
(ET) 0
5. Not Operating Jam 18.8 18.00 17,00 17,00 17,00 16,56 16,50 16,45
Time (NOT) 0
6. Idle Time (IT) Jam 0.00 0.00 1,00 1,45 1,65 1,50 1,45 1,50
b. Kapal Dalam
Negeri
1. Turn Round Jam 60,5 64.45 59,06 59,51 55,5 55,16 54,37 54,45
Time (TRT) 4
2. Waiting Time :
Waiting Time Net Jam 0.00 0.00 0,00 1,00 0,46 0,45 0,39 0,40
(WTN)
Postpone Time Jam 0.55 0.45 0,46 0,60 0,50 0,47 0,41 0,41
(PT)
Approach Time Jam 0.41 1.00 0,41 1,00 0,43 1,00 1,00 1,00
Net (AT)
Waiting Time Gros Jam 0,96 0.45 0,46 1,60 0,96 1,92 1,80 1,79
(WTG)
Berthing Time Jam 59,5 64.00 58,19 56,91 54,11 53,24 52,57 52,85
(BT) 7
Efektif Time (ET) Jam 31,5 34.00 33,25 35,46 33,25 33,48 33,87 33,85
6
Not Operating Jam 28,0 30.00 23,32 20,00 19,66 18,56 17,62 17,45
Time (NOT) 1
Idle Time (IT) Jam 0.00 0.00 1,62 1,45 1,20 1,20 1,08 1,09
II PELAYANAN
BARANG
a. Pelayanan
Luar Negeri
1. Kapal General T/G/ 22,0 22,00 22,00 22,00 22,00 22,00 22,00 22,00
Cargo J 0
2. Kapal Bag T/G/ 22,00 23,00 23,00 23,00 23,00 23,00
Cargo J 23,0 23,00
0
3.Curah Kering T/J 40,00 40,00 40,00 40,00 40,00 40,00
40,0 40,00
0
4. Curah Cair T/J 58,00 60,00 150,0 150,00 250,0 250,00
60,0 60,00 0 0
0
5. Kapal
Petikemas
a. Terminal B/G/ 0.00 0,00 0,00 0,00 0.00 0,00 0.00
Petikemas J 0.00
b. Terminal B/G/ 0.00 0,00 0,00 0,00 0.00 0,00 0.00
Konvensional J 0.00
b. Pelayanan
Dalam Negeri
1. Kapal General T/G/ 20,00 22,00 21,00
Cargo J 21,0 21,00 21,00 21,00 21,00
0
2. Kapal Bag T/G/ 20,0 20,00 19,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00
Cargo J 0
3.Curah Kering T/J 40,0 40,00 41,00 60,00 40,00 40,00 40,00 40,00
0
4. Curah Cair T/J 60,0 60,00 61,00 60,00 100,0 100,00 250,0 250,00
0 0 0
5. Kapal
Petikemas
a. Terminal B/G/ 20,0 20,00 20,00 22,00 22,00 22,00 22,00 22,00
Petikemas J 0
b. Terminal B/G/ 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00
Konvensional J
c. Menurut Jenis
Pelayaran
1. Kapal T/K/ 956, 1.500.0 450,0 438,0 110,0 110,00 110,0 110,00
Samudera h 00 0 0 0 0 0
2. Kapal T/K/ 835, 1.200.0 400,0 359,0 100,0 100,00 100,0 100,00
Nusantara h 00 0 0 0 0 0
II FASILITAS DAN
I PERALATAN
a. Fasilitas
1. Dermaga
a. BOR % 70.2 58,25 58,41 30,59 67,47 64,15 60,72 65,77
0
b. BTP Ton / 958, 1.146.3 1.184 834,2 1.667 1.265,0 646,0 723,00
M 84 0 ,92 5 ,90 0 0
2. Gudang
a. SOR % 4,43 11,82 30,66 13,85 14,36 60,18 60,33 62,33
b. STP Ton / 18,1 7,85 20,38 4,69 4,76 4,10 4,18 4,50
M² 6
3. Lapangan
a. YOR % 26,6 36.60 65,35 40,68 38,21 61,12 60,57 61,10
7
b. YTP Ton / 44,5 21.61 33,00 15,09 7,75 6,95 4,62 6,90
M² 2
b. Fasilitas Alat
Kran Darat % 2,32 2,51 2,50 3,13 3,14 8,35 10,25 9,30
Reach Stacker % 83.6 90.00 52,36 90,00 92,00 65,83 16,92 54,12
0
Forklift % 13,3 13.50 8,71 13,87 16,63 16,23 0,33 1,17
5
Top Loader % 0.00 0.00 0,00 0,00 0,00 - - -
Head Truck / % 65,75 63,88 90,00 70,00 - 50,00
chasis
Tronton % 44.0 0.00 33,23 50,00 60,00 60,00 1,08 8,30
0
Bottom Lift % 0.00 0.00 0,00 0,00 0,00 - -
Mobil PMK % 0.00 0.00 45,88 50,94 42,23 41,20 5,40 40,10
Kapal Tunda % 28.2 37.00 35,54 43,35 43,40 42,51 29,05 52,34
0
Kapal Pandu % 46.0 57.00 55,20 52,32 50,95 49,12 16,00 55,33
6
Kapal Kepil % 0.00 0.00 0,00 0,00 0,00 0.00 - -
Lain-Lain % 0.00 0.00 0,00 0,00 0,00 0.00 - -
c. Perhubungan Udara
A. Air Sungai
a. Sungai
Status Kuantitas Air dan Kecenderungannya
5 Hanga 43.3 0 0 0 0 0
8 Tuodan 37.5 0 0 0 0 0
10 Ayong 30.2 0 0 0 0 0
12 Kalekak 25 0 0 0 0 0
13 Nuangan 22.7 0 0 0 0 0
15 Kuma 22.3 0 0 0 0 0
16 Sukuyon 21.8 0 0 0 0 0
17 Paniki 21.2 0 0 0 0 0
18 Likupang 21.2 0 0 0 0 0
19 Lobong 20.8 0 0 0 0 0
21 Milangodaa 19 0 0 0 0 0
22 Moayat 17.2 0 0 0 0 0
23 Pusian 16.3 0 0 0 0 0
24 Tobayangan 16.1 0 0 0 0 0
25 Kotolidaan 13.2 0 0 0 0 0
26 Potule 12.1 0 0 0 0 0
27 Moyosiboi 11.2 0 0 0 0 0
28 Sonduk 11.2 0 0 0 0 0
29 Ampadoab 10 7.56 7 7 15 13
30 Matabulu 9.6 0 0 0 0 0
31 Alongo 9.1 0 0 0 0 0
1. Sungai Sangkub
Sungai Sangkub adalah sungai lintas Provinsi, bagian hulu sungai
berada di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone yang terletak di
2 Provinsi, yaitu Provinsi Sulawesi dan Provinsi Gorontalo yang
bermuara di Pantai Bintauna Kabupaten Bolaang Mongondow
Utara Provinsi Sulawesi Utara. Sungai sangkub merupakan
gabungan dari 3 anak sugai besar yakni pada bagian hulu sungai
terdapat sungai Ilangge dan Ipomanta sedangkan bagian tengahnya
terdapat sungai Gambuta, sungai Sangkub merupakan sumber air
untuk mengairi area persawahan di Kabupaten Bolaang
Mongondow Utara sebagai salah satu lumbung beras di Provinsi
Sulawesi Utara melalui irigasi Sangkub yang saat ini sedang
dikembangkan.
TDS
40000
35000 Baku mutu
30000 Tahap I
25000
Tahap II
20000
15000 Tahap III
10000 Tahap IV
5000
Tahap V
0
PP No. 82
No LOKASI/TITIK SAMPLING
TAHAP TAHAP TAHAP TAHAP TAHAP
TAHUN I II III IV V
2001
sesudah bendungan
3 1000
Bintauna 77 90 113 117 95
TDS
20000
18000
16000 Baku
14000 mutu
12000
10000
8000
6000 Rata-
4000 rata
2000
0
mutu air yang ditetapkan. Secara terinci rata-rata konsentrasi TDS dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.59.. Nilai rata-rata Parameter TDS di Sungai Sangkub Tahun 2015
KRITERIA
LOKASI/TITIK MUTU
No PP No. 82 Rata-rata
SAMPLING
TAHUN 2001
1 Sungai Beyou Ipomanta 1000 107.8
2 Sungai Ilanga 1000 90.8
sesudah bendungan
3 1000 98.4
Bintauna
4 Sesudah desa Pangkusa 1000 102.2
5 Sungai Gambuta 1000 100
6 Desa kopi 1000 101.4
7 Jembatan sangkub 1000 15056.8
Sumber: Badan Lingkungan Hidup Prov. Sulut
Grafik 2.12. Konsentrasi Parameter TSS di Sungai Sangkub
TDS
35000
30000
25000
Jembatan
20000 Sangkub
15000
10000
5000
0
Baku Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V
Mutu
TSS
120 Baku mutu
100 Tahap I
80 Tahap II
60 Tahap III
40
Tahap IV
20
Tahap V
0
Sungai Beyou
1 50
Ipomanta 8 6 3 2 10
2 Sungai Ilanga 50 15 2 1 3 8
sesudah bendungan
3 50
Bintauna 14 3 7 5 20
Sesudah desa
4 50
Pangkusa 25 2 3 11 15
5 Sungai Gambuta 50 50 4 1 5 24
6 Desa kopi 50 84 1 3 3 16
kelas II. Rata-rata hasil analisis parameter TSS dapat dilihat pada
grafik dibawah ini:
Grafik 2.12. Rata-Rata Konsentrasi TSS di Sungai Sangkub
TSS
100
90
80 Baku
70 mutu
60
50
40
30
20 Rata-
10 rata
0
Tabel 2.61. Nilai rata-rata Parameter TSS di Sungai Sangkub Tahun 2015
BAKU MUTU
TAHUN 2001
TSS
150
Desa Kopi
100
Jembatan
Sangkub
50
0
Baku Mutu Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V
KLORIN BEBAS
0.25 Baku mutu
0.2 Tahap I
0.15 Tahap II
KLORIN BEBAS
0.08
0.07 Baku
0.06 mutu
0.05
0.04
0.03 Rata-
0.02 rata
0.01
0
TAHUN 2001
KLORIN BEBAS
0.2
Sungai Ilanga
0.15
Sesudah
Bendungan
0.1 Bintauna
Sesudah Desa
Pangkusa
0.05 Sungai Gambuta
0
Baku Mutu Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V
FOSFAT
0.6 Baku mutu
0.5 Tahap I
0.4 Tahap II
0.3 Tahap III
0.2 Tahap IV
0.1 Tahap V
0
Sungai Beyou
1 0,2 0,417 0,114 0,405 0,115 0,049
Ipomanta
sesudah bendungan
3 0,2 0,084 0,149 0,053 0,418 0,23
Bintauna
Sesudah desa
4 0,2 0,148 0,049 0,084 0,054 0,321
Pangkusa
FOSFAT
0.6
0.5 Baku
0.4 mutu
0.3
Rata-
0.2 rata
0.1
6E-16
-0.1
TAHUN 2001
FOSFAT
0.6 Sungai Beyou Ipomanta
Sesudah Bendungan
0.4 Bintauna
Sesudah Desa Pangkusa
0.3
Sungai Gambuta
0.2 Desa Kopi
0
Baku Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V
Mutu
E-COLI
30000
Baku mutu
25000
Tahap I
20000
Tahap II
15000
Tahap III
10000
Tahap IV
5000
Tahap V
0
Sungai Beyou
1 1000 960 1100 40 40 700
Ipomanta
sesudah bendungan
3 1000 14100 960 330 24200 320
Bintauna
Sesudah desa
4 1000 1700 270 110 1300 390
Pangkusa
E-COLI
12000
10000 Baku
mutu
8000
6000
4000 Rata-
2000 rata
0
Tabel 2.67. Nilai rata-rata Parameter E-Coli di Sungai Sangkub Tahun 2015
BAKU MUTU
TAHUN 2001
sesudah bendungan
3 1000 7982
Bintauna
E-COLI
25000 Sungai Beyou Ipomanta
Sesudah Bendungan
15000 Bintauna
Sesudah Desa Pangkusa
10000
Sungai Gambuta
5000 Desa Kopi
0
Baku Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V
Mutu
TOTAL COLI
30000
Baku mutu
25000 Tahap I
20000 Tahap II
15000 Tahap III
10000 Tahap IV
5000 Tahap V
0
LOKASI/TITIK PP No. 82
No
SAMPLING TAHAP TAHAP TAHAP TAHAP TAHAP
TAHUN I II III IV V
2001
Bintauna
TOTAL COLI
30000
25000 Baku
20000 mutu
15000
10000
Rata-
5000 rata
0
TAHUN 2001
sesudah bendungan
3 5000 20460
Bintauna
TOTAL COLI
25000
0
Baku Mutu Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V
FENOL
0.015 Baku mutu
Tahap I
0.01 Tahap II
Tahap III
0.005
Tahap IV
Tahap V
0
Sungai Beyou
1 0,002 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001
Ipomanta
sesudah bendungan
3 0,002 0,001 0,001 0,012 0,001 0,001
Bintauna
Sesudah desa
4 0,002 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001
Pangkusa
FENOL
0.005
0.004 Baku
mutu
0.003
0.002 Rata-
rata
0.001
1.1E-17
-0.001
TAHUN 2001
FENOL
0.012
0.012
0.01
0.008
Sesudah Bendungan
0.006 Bintauna
0.004
0
Baku Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V
Mutu
TDS
16000 15057
14000
12000 Sungai Beyou Ipomanta
10000
Sungai Ilanga
8000
6000 Sesudah Bendungan Bintauna
2817 3276 3140
4000 1764 1081 Sesudah Desa Pangkusa
2000 1000 125.8
0 Sungai Gambuta
Desa Kopi
Jembatan Sangkub
Dari diagram di atas terlihat bahwa dari tahun 2009 s/d 2015
konsentrasi TDS di Sungai Sangkub cenderung fluktuatif.
Sekalipun demikian, peningkatan konsentrasi yang cukup nyata
terlihat di 2 (dua) lokasi, yakni Desa Kopi dan Jembatan Sangkub.
Lokasi ini terletak di bagian hilir sungai, dimana ada cukup banyak
pemukiman dan sering dilakukan kegiatan penambangan pasir.
Jarak yang dekat dengan laut juga bisa mempengaruhi konsentrasi
TDS, karena keberadaan garam-garam terlarut dalam air.
TSS
140 127.4
120
100 Sungai Beyou Ipomanta
80 Sungai Ilanga
60 50
39.96 Sesudah Bendungan Bintauna
40 25.2
11.8 10.6 16.8 Sesudah Desa Pangkusa
20
Sungai Gambuta
0
Desa Kopi
Jembatan Sangkub
Klorin Bebas
0.25
0.2
Sungai Beyou Ipomanta
0.15 Sungai Ilanga
0.1 Sesudah Bendungan Bintauna
T-Fosfat
0.35
0.286
0.3
0.25 0.22 Sungai Beyou Ipomanta
0.2
0.2 Sungai Ilanga
0.15 0.104 Sesudah Bendungan Bintauna
0.1 0.0750.0654
0.043 Sesudah Desa Pangkusa
0.05 0 Sungai Gambuta
0
Desa Kopi
Jembatan Sangkub
E-Coli
16000 15062
14000 12960
12000 10220 Sungai Beyou Ipomanta
10000 7840 8120
Sungai Ilanga
8000 6396
6000 Sesudah Bendungan Bintauna
4000
1000 1768
Sesudah Desa Pangkusa
2000
Sungai Gambuta
0
Desa Kopi
Jembatan Sangkub
T-Coli
30000
24200
24200
25000 216002218021760
21100
20660 19740 2060021100
20000 Sungai Beyou Ipomanta
15488
15488
Sungai Ilanga
15000
Sesudah Bendungan Bintauna
10000
5000
5000 Sesudah Desa Pangkusa
5000 2420
2420
Sungai Gambuta
0
Desa Kopi
Jembatan Sangkub
Fenol
0.02
0.018
0.016
0.014 Sungai Beyou Ipomanta
0.012 Sungai Ilanga
0.01
0.008 Sesudah Bendungan Bintauna
0.006
0.004 Sesudah Desa Pangkusa
0.002 Sungai Gambuta
0
Desa Kopi
Jembatan Sangkub
Jumlah
Parameter
Jenis
Tahun Lokasi
Melampaui Parameter
Kriteria Mutu
Air
2. Sungai Talawaan
KLORIN BEBAS
0.6 Baku mutu
Tahap I
0.4 Tahap II
Samping Balai
1 0.03 0,02 0,07 0,06 0,09 0,05
Budidaya Air Tawar
Pertemuan S. Walinouw
2 0.03 0,02 0,02 0,02 0,02 0,04
dan S.Malupu
Jembatan Wusa-
5 0.03 0,02 0,07 0,02 0,02 0,06
Patokaan
Jembatan Gantung
6 0.03 0,02 0,06 0,03 0,02 0,06
Desa Talawaan Atas
KLORIN BEBAS
0.18
0.16 Baku
0.14 mutu
0.12
0.1
0.08
0.06 Rata-
0.04 rata
0.02
0
BAKU MUTU
TAHUN 2001
KLORIN BEBAS
0.5 Samping Balai
Budidaya Air Tawar
0.4 Pertemuan S.Walinow
dan S. Malupu
0.3 Jembatan Tatelu,
Dekat Lokasi Pasar
Jembatan Talawaan
0.2
Jembatan Wusa-
0.1 Patokaan
Jembatan Gantung
0 Desa Talawaan Atas
Baku Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V
Mutu
FOSFAT
0.6 Baku mutu
Tahap I
0.4 Tahap II
Tahap III
0.2 Tahap IV
Tahap V
0
Samping Balai
1 0.2
Budidaya Air Tawar 0,288 0,115 0,225 0,287 0,15
Pertemuan S. Walinouw
2 0.2
dan S.Malupu 0,458 0,102 0,112 0,557 0,109
Jembatan Wusa-
5 0.2
Patokaan 0,16 0,136 0,14 0,173 0,245
Jembatan Gantung
6 0.2
Desa Talawaan Atas 0,139 0,169 0,222 0,176 0,157
Dari diagram dan tabel dapat dilihat bahwa hampir dalam setiap
tahap pemantauan ada data konsentrasi fosfat yang melebihi
kriteria mutu air PP No. 82 Tahun 2001. Konsentrasi fosfat yang
bervariasi ini diduga merupakan hasil dari aktivitas masyarakat
yang menggunakan bahan mengandung fosfat, misalnya deterjen.
Selain itu, di dekat sungai banyak ditemukan tumpukan sampah,
sampah organik yang mengalami pembusukan berpotensi
menghasilkan senyawa fosfat.
Grafik 2.41. Konsentrasi Parameter Fosfat di Sungai Talawaan
FOSFAT
0.3
0.25 Baku
0.2 mutu
0.15
0.1 Rata-
0.05 rata
0
BAKU MUTU
TAHUN 2001
FOSFAT
0.6 Samping Balai Budidaya
Air Tawar
0.5 Pertemuan S.Walinow
dan S. Malupu
0.4 Jembatan Tatelu, Dekat
Lokasi Pasar
0.3 Jembatan Talawaan
0.2
Jembatan Wusa-
Patokaan
0.1
Jembatan Gantung Desa
Talawaan Atas
0
Baku Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V
Mutu
E-COLI
30000
Baku mutu
25000
Tahap I
20000
Tahap II
15000
Tahap III
10000
Tahap IV
5000
Tahap V
0
LOKASI/TITIK PP No. 82
No
SAMPLING TAHAP TAHAP TAHAP TAHAP TAHAP
TAHUN I II III IV V
2001
Samping Balai
1 1000 1100 860 2900 1400 1900
Budidaya Air Tawar
Pertemuan S. Walinouw
2 1000 24200 6300 3100 2600 1300
dan S.Malupu
Jembatan Wusa-
5 1000 6500 1600 400 2900 3100
Patokaan
Jembatan Gantung
6 1000 1600 3200 640 180 1300
Desa Talawaan Atas
E-COLI
25000
20000 Baku
mutu
15000
10000 Rata-
5000 rata
Tabel 2.78. Nilai rata-rata Parameter E-Coli di Sungai Talawaan Tahun 2015
BAKU MUTU
TAHUN 2001
E-COLI
25000
Samping Balai
Budidaya Air Tawar
20000
Pertemuan
15000 S.Walinow dan S.
Malupu
Jembatan Tatelu,
10000 Dekat Lokasi Pasar
5000 Jembatan
Talawaan
0
Baku Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V
Mutu
TOTAL COLI
30000
Baku mutu
25000
Tahap I
20000
Tahap II
15000
Tahap III
10000 Tahap IV
5000 Tahap V
0
LOKASI/TITIK PP No. 82
No
SAMPLING TAHAP TAHAP TAHAP TAHAP TAHAP
TAHUN I II III IV V
2001
Samping Balai
1 5000 24200 24200 24200 24200 24200
Budidaya Air Tawar
Pertemuan S. Walinouw
2 5000 24200 10100 24200 24200 24200
dan S.Malupu
Jembatan Wusa-
5 5000 24200 24200 19900 24200 24200
Patokaan
Jembatan Gantung
6 5000 24200 24200 24200 19900 17300
Desa Talawaan Atas
dan rata-rata antar lokasi tidak jauh berbeda. Nilai rata-rata hasil
parameter T-Coli dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Grafik 2.46. Rata-rata Konsentrasi T-Coli di Sungai Talawaan
TOTAL COLI
30000
25000 Baku
20000 mutu
15000
10000 Rata-
rata
5000
0
Tabel 2.80.. Nilai rata-rata Parameter T-Coli di Sungai Talawaan Tahun 2015
BAKU MUTU
TAHUN 2001
TOTAL COLI
25000
Samping Balai
Budidaya Air Tawar
20000
Pertemuan
S.Walinow dan S.
15000
Malupu
Jembatan Tatelu,
10000 Dekat Lokasi Pasar
Jembatan Talawaan
5000
0
Baku Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V
Mutu
FENOL
0.0045 Baku mutu
0.004 Tahap I
0.0035
0.003 Tahap II
0.0025 Tahap III
0.002
0.0015 Tahap IV
0.001 Tahap V
0.0005
0
LOKASI/TITIK PP No. 82
No
SAMPLING TAHAP TAHAP TAHAP TAHAP TAHAP
TAHUN I II III IV V
2001
Samping Balai
1
Budidaya Air Tawar 0,001 0,001 0,001 0,004 0,001 0,001
Pertemuan S. Walinouw
2
dan S.Malupu 0,001 0,001 0,001 0,004 0,001 0,001
Jembatan Wusa-
5
Patokaan 0,001 0,001 0,001 0,004 0,001 0,001
Jembatan Gantung
6
Desa Talawaan Atas 0,001 0,001 0,001 0,003 0,001 0,001
Dari hasil analisis diatas terlihat bahwa nilai parameter Fenol pada
pemantauan tahap III di semua titik sampling melampaui kriteria
mutu air PP No. 82 Tahun 2001. Rata-rata hasil analisis parameter
Fenol dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Grafik 2.49 Rata-rata Konsentrasi Fenol di Sungai Talawaan
FENOL
0.0018
0.0016
0.0014 Baku
0.0012 mutu
0.001
0.0008
0.0006
0.0004 Rata-
0.0002 rata
0
Tabel 2.82. Nilai rata-rata Parameter Fenol di Sungai Talawaan Tahun 2015
BAKU MUTU
TAHUN 2001
FENOL
0.005 Samping Balai Budidaya
Air Tawar
Tabel 2.83. Hasil Analisis parameter Minyak dan Lemak di Sungai Talawaan
LOKASI/TITIK PP No. 82
No
SAMPLING TAHAP TAHAP TAHAP TAHAP TAHAP
TAHUN I II III IV V
2001
Samping Balai
1 1 1 1 1 1 1
Budidaya Air Tawar
Pertemuan S. Walinouw
2 1 1 1 1 1 1
dan S.Malupu
4 Jembatan Talawaan 1 1 2 1 1 1
Jembatan Wusa-
5 1 1 1 1 1 1
Patokaan
Jembatan Gantung
6 1 1 2 1 1 1
Desa Talawaan Atas
Tabel 2.84. Nilai rata-rata Parameter Minyak dan Lemak di Sungai Talawaan
Tahun 2015
BAKU MUTU
TAHUN 2001
5 Jembatan Wusa-Patokaan 1 1
Jembatan
1.5 Talawaan
1 Jembatan
Gantung Desa
Talawaan Atas
0.5
0
Baku Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V
Mutu
TSS
60 Baku mutu
Tahap I
40 Tahap II
Tahap III
20 Tahap IV
Tahap V
0
LOKASI/TITIK PP No. 82
No
SAMPLING TAHAP TAHAP TAHAP TAHAP TAHAP
TAHUN I II III IV V
2001
Samping Balai
1 50 9 19 15 13 55
Budidaya Air Tawar
Pertemuan S. Walinouw
2 50 7 2 1 1 2
dan S.Malupu
4 Jembatan Talawaan 50 31 32 10 9 8
Jembatan Wusa-
5 50 7 1 1 3 9
Patokaan
Jembatan Gantung
6 50 9 4 5 4 3
Desa Talawaan Atas
TSS
60
50 Baku
40 mutu
30
20 Rata-
10 rata
0
BAKU MUTU
TAHUN 2001
4 Jembatan Talawaan 50 18
TSS
60
50
40
Samping Balai
30 Budidaya Air
Tawar
20
10
0
Baku Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V
Mutu
Klorin
0.16 Samping Balai Budidaya Air
0.14 Tawar
0.12 Pertemuan S.Walinow dan
S.Malupu
0.1
Jembatan Tatelu
0.08
0.06 Jembatan Talawaan
0.04
0.02 Jembatan Wusa-Patokaan
0
Jembatan Gantung Desa
Talawaan Atas
Fosfat
2
1.8 Samping Balai Budidaya
1.6 Air Tawar
1.4 Pertemuan S.Walinow dan
S.Malupu
1.2
Jembatan Tatelu
1
0.8 Jembatan Talawaan
0.6
0.4 Jembatan Wusa-Patokaan
0.2
Jembatan Gantung Desa
0 Talawaan Atas
Baku Rata-rata Rata-rata Rata-rata Rata-rata
Mutu 2012 2013 2014 2015
E-Coli
Samping Balai Budidaya Air
30000 Tawar
20000 Pertemuan S.Walinow dan
S.Malupu
10000 Jembatan Tatelu
0 Jembatan Talawaan
Jembatan Wusa-Patokaan
T-Coli
30000
Samping Balai Budidaya Air
25000 Tawar
20000 Pertemuan S.Walinow dan
S.Malupu
15000 Jembatan Tatelu
10000
Jembatan Talawaan
5000
Jembatan Wusa-Patokaan
0
Jembatan Gantung Desa
Talawaan Atas
TSS
60
50 Samping Balai Budidaya Air
Tawar
40
Pertemuan S.Walinow dan
30 S.Malupu
20
Jembatan Tatelu
10
0 Jembatan Talawaan
Baku Rata-rata Rata-rata Rata-rata Rata-rata
Mutu 2012 2013 2014 2015
Grafik di bawah ini menunjukkan rata-rata konsentrasi fenol tahun 2012 s/d
2015. Konsentrasi fenol tahun 2015 menunjukkan rata-rata tertinggi, kecuali di
Jembatan Gantung Desa Talawaan Atas. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh
adanya pepohonan/tumbuhan yang terbakar pada saat kemarau, pembusukan
bahan organik, atau penggunaan herbisida, insektisida dan fungisida.
FENOL
0.0025
Samping Balai Budidaya
0.002 Air Tawar
Pertemuan S.Walinow
0.0015 dan S.Malupu
Jembatan Tatelu
0.001
Jembatan Talawaan
0.0005
Jembatan Wusa-Patokaan
0
Jembatan Gantung Desa
Talawaan Atas
Grafik diatas menunjukkan rata-rata konsentrasi minyak dan lemak. Data tahun
2015 di Jembatan Talawaan dan Jembatan Gantung Desa Talawaan Atas
Jumlah
Parameter
Jenis
Tahun Lokasi
Melampaui Parameter
Kriteria Mutu
Air
BOD
Samping Balai Budidaya Air Tawar, Jembatan Wusa
Patokaan
Jumlah
Parameter
Jenis
Tahun Lokasi
Melampaui Parameter
Kriteria Mutu
Air
4.2.14. Analisis Status Mutu Kualitas Air Sungai dengan Metode Storet (PP
No. 115 Tahun 2003)
Sungai Sangkub
Ammonia
(total) - 0,04 0,02 0,02 0,02 0,03 0,04 0,02 0,026 0
Residual
Chlorine 0,03 mg/l 0,02 0,02 0,03 0,03 0,02 0,03 0,02 0,024 0
N-NO3 10 mg/l 0,025 0,028 0,005 0,005 0,344 0,344 0,005 0,0814 0
N-NO2 0,06 mg/l 0,001 0,001 0,001 0,001 0,004 0,004 0,001 0,0016 0
T-Phosphate 0,2 mg/l 0,417 0,114 0,405 0,115 0,049 0,417 0,049 0,22 -16
Sulfida 0,002 mg/l 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,01 0,01 0,01
Cyanide
(total) 0,02 mg/l 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,005 0,005 0,005 0
BOD 3 mg/l 2 2 2 2 2 2 2 2 0
COD 25 mg/l 10 10 10 10 10 10 10 10 0
Total
Coliform 5000 Jml/100ml 24200 24200 3900 24200 24200 24200 3900 20140 -24
Hg 0,002 mg/l 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0
Phenols 0,001 mg/l 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0
MBAS 0,2 mg/L 0,01 0,01 0,01 0,05 0,01 0,05 0,01 0,018 0
Ammonia
(total) - 0,14 0,02 0,02 0,05 0,02 0,14 0,02 0,05 0
Residual
Chlorine 0,03 mg/l 0,02 0,03 0,03 0,04 0,02 0,04 0,02 0,028 -4
N-NO3 10 mg/l 0,068 0,023 0,005 0,137 0,687 0,687 0,005 0,184 0
N-NO2 0,06 mg/l 0,00 0,00 0,00 0,007 0,004 0,007 0,001 0,0028 0
T-Phosphate 0,2 mg/l 0,145 0,288 0,334 0,099 0,189 0,334 0,099 0,211 -16
Sulfida 0,002 mg/l 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,01 0,01 0,01
Cyanide
(total) 0,02 mg/l 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,005 0,005 0,005 0
BOD 3 mg/l 2 2 2 2 2 2 2 2 0
e-Coli 1000 Jml/100ml 1500 640 370 640 600 1500 370 750 -6
Total
Coliform 5000 Jml/100ml 24200 24200 3600 24200 24200 24200 3600 20080 -24
Hg 0,002 mg/l 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0
Phenols 0,001 mg/l 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0
MBAS 0,2 mg/L 0,01 0,01 0,01 0,04 0,01 0,04 0,01 0,016 0
Tabel 2.90. Analisis Titik III Sungai Sangkub dengan menggunakan Metode
Storet
Ammonia
(total) - 0,1 0,02 0,02 0,16 0,02 0,16 0,02 0,064 0
Residual
Chlorine 0,03 mg/l 0,02 0,03 0,05 0,08 0,02 0,08 0,02 0,04 -16
N-NO3 10 mg/l 0,043 0,035 0,005 0,131 0,51 0,51 0,005 0,1448 0
N-NO2 0,06 mg/l 0,00 0,00 0,00 0,018 0,004 0,018 0,001 0,005 0
T-Phosphate 0,2 mg/l 0,084 0,149 0,053 0,418 0,23 0,418 0,053 0,1868 -4
Sulfida 0,002 mg/l 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,01 0,01 0,01
Cyanide
(total) 0,02 mg/l 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,005 0,005 0,005 0
BOD 3 mg/l 2 2 2 2 2 2 2 2 0
COD 25 mg/l 10 10 10 10 10 10 10 10 0
e-Coli 1000 Jml/100ml 14100 960 330 24200 320 24200 320 7982 -24
Total
Coliform 5000 Jml/100ml 24200 24200 5500 24200 24200 24200 5500 20460 -30
Hg 0,002 mg/l 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0
Phenols 0,001 mg/l 0,001 0,001 0,012 0,001 0,001 0,012 0,001 0,0032 -16
MBAS 0,2 mg/L 0,01 0,01 0,01 0,04 0,01 0,04 0,01 0,016 0
Ammonia
(total) - 0,07 0,02 0,02 0,02 0,02 0,07 0,02 0,03 0
Residual
Chlorine 0,03 mg/l 0,02 0,06 0,05 0,2 0,02 0,2 0,02 0,07 -16
N-NO3 10 mg/l 0,054 0,029 0,005 0,072 0,511 0,511 0,005 0,1342 0
N-NO2 0,06 mg/l 0,00 0,00 0,00 0,005 0,004 0,005 0,001 0,0024 0
T-Phosphate 0,2 mg/l 0,148 0,049 0,084 0,054 0,321 0,321 0,049 0,1312 -4
Sulfida 0,002 mg/l 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,01 0,01 0,01
Cyanide
(total) 0,02 mg/l 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,005 0,005 0,005 0
BOD 3 mg/l 2 2 2 2 2 2 2 2 0
COD 25 mg/l 10 10 10 10 15 15 10 11 0
e-Coli 1000 Jml/100ml 1700 270 110 1300 390 1700 110 754 -6
Total
Coliform 5000 Jml/100ml 24200 24200 12000 24200 24200 24200 12000 21760 -30
Hg 0,002 mg/l 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0
Phenols 0,001 mg/l 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0
MBAS 0,2 mg/L 0,01 0,01 0,01 0,02 0,01 0,02 0,01 0,012 0
Ammonia
(total) - 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0
Residual
Chlorine 0,03 mg/l 0,02 0,04 0,04 0,07 0,02 0,07 0,02 0,038 -16
N-NO3 10 mg/l 0,027 0,031 0,005 0,005 0,011 0,031 0,005 0,0158 0
N-NO2 0,06 mg/l 0,00 0,00 0,00 0,002 0,002 0,002 0,001 0,0014 0
T-Phosphate 0,2 mg/l 0,546 0,113 0,23 0,072 0,15 0,546 0,072 0,2222 -16
Sulfida 0,002 mg/l 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,01 0,01 0,01
Cyanide
(total) 0,02 mg/l 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,005 0,005 0,005 0
BOD 3 mg/l 2 2 2 2 2 2 2 2 0
COD 25 mg/l 10 10 10 10 10 10 10 10 0
Total
Coliform 5000 Jml/100ml 24200 24200 6100 13000 24200 24200 6100 18340 -30
Hg 0,002 mg/l 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0
Phenols 0,001 mg/l 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0
MBAS 0,2 mg/L 0,01 0,01 0,01 0,05 0,01 0,05 0,01 0,018 0
Ammonia
(total) - 0,05 0,02 0,02 0,02 0,02 0,05 0,02 0,026 0
Residual
Chlorine 0,03 mg/l 0,02 0,04 0,08 0,11 0,02 0,11 0,02 0,054 -16
N-NO3 10 mg/l 0,06 0,03 0,005 0,072 0,542 0,542 0,005 0,1418 0
N-NO2 0,06 mg/l 0,00 0,00 0,00 0,006 0,004 0,006 0,001 0,0026 0
T-Phosphate 0,2 mg/l 0,429 0,201 0,366 0,093 0,569 0,569 0,093 0,3316 -16
Sulfida 0,002 mg/l 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,01 0,01 0,01
Cyanide
(total) 0,02 mg/l 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,005 0,005 0,005 0
BOD 3 mg/l 2 2 2 2 2 2 2 2 0
COD 25 mg/l 10 10 10 10 10 10 10 10 0
e-Coli 1000 Jml/100ml 1200 1800 3400 660 690 3400 660 1550 -24
Total
Coliform 5000 Jml/100ml 24200 19900 13000 24200 24200 24200 13000 21100 -30
Hg 0,002 mg/l 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00050 0,0005 0,00005 0,00014 0
Phenols 0,001 mg/l 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0
MBAS 0,2 mg/L 0,01 0,01 0,01 0,11 0,01 0,11 0,01 0,03 0
Tabel 2.94. Analisis Titik VII Sungai Sangkub dengan menggunakan Metode
Storet
Ammonia
(total) - 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0
Residual
Chlorine 0,03 mg/l 0,02 0,03 0,02 0,02 0,02 0,03 0,02 0,022 0
N-NO3 10 mg/l 0,085 0,027 0,005 0,034 0,592 0,592 0,005 0,1486 0
N-NO2 0,06 mg/l 0,001 0,00 0,00 0,001 0,005 0,005 0,001 0,0018 0
T-Phosphate 0,2 mg/l 0,045 0,066 0,005 0,018 0,556 0,556 0,005 0,138 -16
Sulfida 0,002 mg/l 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,01 0,01 0,01
Cyanide
(total) 0,02 mg/l 0,005 0,01 0,01 0,01 0,01 0,005 0,005 0,005 0
BOD 3 mg/l 2 2 2 2 2 2 2 2 0
COD 25 mg/l 10 10 - - 10 10 10 6 0
e-Coli 1000 Jml/100ml 1500 660 24200 24200 640 24200 640 10240 -24
Total
Coliform 5000 Jml/100ml 24200 24200 24200 24200 24200 24200 24200 24200 -30
Hg 0,002 mg/l 0,00005 0,00005 0,00005 0,00006 0,00050 0,0005 0,00005 0,000142 0
Phenols 0,001 mg/l 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0
MBAS 0,2 mg/L 0,01 0,01 0,01 0,08 0,01 0,08 0,01 0,024 0
Klasifikasi
Sungai Beyou
1. - - -
Ipomanta
2. Sungai Ilanga - - -
sesudah
3. bendungan - - -
Bintauna
Sesudah desa
4. - - -
Pangkusa
5. Sungai Gambuta - - -
6. Desa kopi - - -
7. Jembatan sangkub - - -
Sungai Talawaan
Ammonia
(total) - 0,04 0,02 0,02 0,02 0,02 0,04 0,02 0,024 0
Residual
Chlorine 0,03 mg/l 0,02 0,07 0,06 0,09 0,05 0,09 0,02 0,058 -16
N-NO3 10 mg/l 0,18 0,15 0,03 0,01 0,05 0,18 0,006 0,0836 0
N-NO2 0,06 mg/l 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,007 0,0084 0
T-Phosphate 0,2 mg/l 0,288 0,115 0,225 0,287 0,15 0,288 0,115 0,213 -16
Sulfida 0,002 mg/l 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
Cyanide
(total) 0,02 mg/l 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,005 0,005 0,005 0
BOD 3 mg/l 2 2 2 2 2 2 2 2 0
e-Coli 1000 Jml/100ml 1100 860 2900 1400 1900 2900 860 1632 -24
Total
Coliform 5000 Jml/100ml 24200 24200 24200 24200 24200 24200 24200 24200 -30
Hg 0,002 mg/l 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0
Phenols 0,001 mg/l 0,001 0,001 0,004 0,001 0,001 0,004 0,001 0,0016 -16
MBAS 0,2 mg/L 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0
Ammonia
(total) - 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0
Residual
Chlorine 0,03 mg/l 0,02 0,02 0,02 0,02 0,04 0,04 0,02 0,024 -4
N-NO3 10 mg/l 0,35 0,45 0,28 0,03 0,04 0,453 0,032 0,2302 0
N-NO2 0,06 mg/l 0,01 0,01 0,01 0,00 0,00 0,014 0,002 0,0066 0
T-Phosphate 0,2 mg/l 0,458 0,102 0,112 0,557 0,109 0,557 0,102 0,2676 -16
Sulfida 0,002 mg/l 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,01 0,01 0,01
Cyanide
(total) 0,02 mg/l 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,005 0,005 0,005 0
BOD 3 mg/l 2 2 2 2 2 2 2 2 0
COD 25 mg/l 10 10 10 10 10 10 10 10 0
e-Coli 1000 Jml/100ml 24200 6300 3100 2600 1300 24200 1300 7500 -30
Total
Coliform 5000 Jml/100ml 24200 10100 24200 24200 24200 24200 10100 21380 -30
Hg 0,002 mg/l 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0
Phenols 0,001 mg/l 0,001 0,001 0,004 0,001 0,001 0,004 0,001 0,0016 -4
MBAS 0,2 mg/L 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0
Ammonia
(total) - 0,04 0,02 0,02 0,02 0,02 0,04 0,02 0,024 0
Residual
Chlorine 0,03 mg/l 0,02 0,41 0,07 0,12 0,15 0,41 0,02 0,154 -16
N-NO3 10 mg/l 0,271 0,133 0,126 0,005 0,006 0,271 0,005 0,1082 0
N-NO2 0,06 mg/l 0,015 0,007 0,007 0,004 0,01 0,015 0,004 0,0086 0
T-Phosphate 0,2 mg/l 0,223 0,309 0,114 0,558 0,164 0,558 0,114 0,2736 -16
Sulfida 0,002 mg/l 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,01 0,01 0,01
Cyanide
(total) 0,02 mg/l 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,005 0,005 0,005 0
BOD 3 mg/l 2 2 2 2 2 2 2 2 0
COD 25 mg/l 10 10 10 10 10 10 10 10 0
e-Coli 1000 Jml/100ml 11200 24200 17300 19900 24200 24200 11200 19360 -30
Total
Coliform 5000 Jml/100ml 24200 24200 24200 24200 24200 24200 24200 24200 -30
Hg 0,002 mg/l 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0
Phenols 0,001 mg/l 0,001 0,001 0,004 0,001 0,001 0,004 0,001 0,0016 -16
MBAS 0,2 mg/L 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0
TSS 50 mg/l 31 32 10 9 8 32 8 18 0
Ammonia
(total) - 0,04 0,02 0,02 0,02 0,02 0,04 0,02 0,024 0
Residual
Chlorine 0,03 mg/l 0,02 0,19 0,06 0,1 0,12 0,19 0,02 0,098 -16
N-NO3 10 mg/l 0,365 0,133 0,09 0,006 0,005 0,365 0,005 0,1198 0
N-NO2 0,06 mg/l 0,01 0,003 0,004 0,003 0,005 0,01 0,003 0,005 0
T-Phosphate 0,2 mg/l 0,206 0,166 0,214 0,196 0,1 0,214 0,1 0,1764 -4
Sulfida 0,002 mg/l 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,01 0,01 0,01
Cyanide
(total) 0,02 mg/l 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,005 0,005 0,005 0
BOD 3 mg/l 2 2 2 2 2 2 2 2 0
COD 25 mg/l 10 10 10 10 10 10 10 10 0
e-Coli 1000 Jml/100ml 13000 7300 3400 5200 4100 13000 3400 6600 -30
Total
Coliform 5000 Jml/100ml 24200 24200 24200 24200 24200 24200 24200 24200 -30
Hg 0,002 mg/l 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0
Phenols 0,001 mg/l 0,001 0,001 0,004 0,001 0,001 0,004 0,001 0,0016 -16
MBAS 0,2 mg/L 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0
Ammonia
(total) - 0,03 0,02 0,02 0,02 0,02 0,03 0,02 0,022 0
Residual
Chlorine 0,03 mg/l 0,02 0,07 0,02 0,02 0,06 0,07 0,02 0,038 -16
N-NO3 10 mg/l 0,491 0,321 0,107 0,007 0,094 0,491 0,007 0,204 0
N-NO2 0,06 mg/l 0,015 0,002 0,003 0,003 0,007 0,015 0,002 0,006 0
T-Phosphate 0,2 mg/l 0,16 0,136 0,14 0,173 0,245 0,245 0,136 0,1708 -4
Sulfida 0,002 mg/l 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,01 0,01 0,01
Cyanide
(total) 0,02 mg/l 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,005 0,005 0,005 0
BOD 3 mg/l 2 2 2 2 2 2 2 2 0
COD 25 mg/l 10 10 10 10 10 10 10 10 0
e-Coli 1000 Jml/100ml 6500 1600 400 2900 3100 6500 400 2900 -24
Total
Coliform 5000 Jml/100ml 24200 24200 19900 24200 24200 24200 19900 23340 -30
Hg 0,002 mg/l 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0
Phenols 0,001 mg/l 0,001 0,001 0,004 0,001 0,001 0,004 0,001 0,0016 -16
MBAS 0,2 mg/L 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0
TSS 50 mg/l 9 4 5 4 3 9 3 5 0
Ammonia
(total) - 0,03 0,02 0,02 0,02 0,02 0,03 0,02 0,022 0
Residual
Chlorine 0,03 mg/l 0,02 0,06 0,03 0,02 0,06 0,06 0,02 0,038 -16
N-NO3 10 mg/l 0,283 0,15 0,005 0,005 0,11 0,283 0,005 0,1106 0
N-NO2 0,06 mg/l 0,001 0,002 0,001 0,001 0,004 0,004 0,001 0,0018 0
T-Phosphate 0,2 mg/l 0,139 0,169 0,222 0,176 0,157 0,222 0,139 0,1726 -4
Sulfida 0,002 mg/l 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,01 0,01 0,01
Cyanide
(total) 0,02 mg/l 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,005 0,005 0,005 0
BOD 3 mg/l 2 2 2 2 2 2 2 2 0
COD 25 mg/l 10 10 10 10 10 10 10 10 0
e-Coli 1000 Jml/100ml 1600 3200 640 180 1300 3200 180 1384 -24
Total
Coliform 5000 Jml/100ml 24200 24200 24200 19900 17300 24200 17300 21960 -30
Hg 0,002 mg/l 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0
Phenols 0,001 mg/l 0,001 0,001 0,003 0,001 0,001 0,003 0,001 0,0014 -16
MBAS 0,2 mg/L 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0
Terbaik I :
Desa Sangkub IV Kecamatan Sangkub,
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara,
Terbaik II : Kelurahan Motto kecamatan Lembeh Utar, Kota
Bitung;
Terbaik III : Desa Pulutan Kecamatan Remboken Kabupaten
Minahasa.
Terlaksananya Kegiatan Peran Dewan Penyantun bagi Perempuan di
Perdesaan yang dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 8 Desember
tahun 2015.
Bolaang Mongondow 24 6 30
Minahasa 24 11 35
Kepulauan Sangihe 19 6 25
Kepulauan Talaud 19 1 20
Minahasa Selatan 22 8 30
Minahasa Utara 24 6 30
Minahasa Tenggara 17 8 25
Kepulauan Sitaro 14 6 20
Manado 27 13 40
Bitung 24 6 30
Tomohon 13 7 20
Kotamobagu 22 3 25
Angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah cenderung lebih tinggi,
laki-laki daripada perempuan, Sumbangan pendapatan laki-laki lebih
tinggi daripada perempuan.
2.3.1.10. Ketenagakerjaan
Struktur ketenagakerjaan di Sulawesi Utara pada tahun 2015
menunjukkan adanya kenaikan jumlah angkatan kerja, jumlah
penduduk bekerja, dan tingkat pengangguran. Jumlah angkatan kerja
di banding tahun 2014 bertambah sebanyak 39 ribu orang. Hal
serupa terjadi pada penduduk yang bekerja, dimana pada tahun 2015
jika dibanding keadaan pada tahun 2014 mengalami kenaikan
sebanyak 19,3 ribu orang. Sementara jumlah penganggur pada tahun
2015 mengalami kenaikan yaitu sebanyak 19,2 ribu orang jika
dibandingkan dengan tahun 2014. Secara relatif angka
pengangguran Sulawesi Utara menunjukkan kenaikan dari 7,54
persen pada tahun 2014 menjadi 9,03 persen pada tahun 2015.
Angka pengangguran Sulawesi Utara tersebut berada di atas angka
pengangguran nasional. Pada tahun 2015 Tingkat Pengangguran
Terbuka nasional sebesar 6,18 persen.
2002-2014
Kegiatan Utama 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Angkata Bekerja 797 803 873 854 828 908 912 940 936 990 957 946 980 1 000
n Kerja 923 574 436 646 550 503 198 173 939 720 292 852 756 000
Penganggur Pernah 39 391 9 975 32 074 32 624 39 990 27 872 35 396 25 631 26 802 29 683 26 740 14 475 27 234
an Terbuka Bekerja
1
Tidak 62 791 39 999 74 934 111 101 100 73 358 85 326 72 833 63 800 54 096 53 273 52 762
Pernah 128 876 124
Bekerja
Jumlah 102 49 974 107 143 141 127 108 110 99 635 93 483 80 836 67 748 79 996 99 200
182 008 752 866 996 754 957
Jumlah Angkatan Kerja 900 853 980 998 970 1 036 1 020 1 051 1 036 1 084 1 038 1 014 1 060 1 099
105 548 444 398 416 499 952 130 574 203 128 600 752 200
Persentase Bekerja Terhadap 88,65 94,15 89,09 85,60 85,38 87,65 89,35 89,44 90,39 91,38 92,21 93,32 92,46 90,98
Angkatan Kerja
Bukan Sekolah 118 135 125 125 135 135 135 141 138 135 157 154 173 168
Angkata 136 744 402 499 456 611 318 920 793 968 741 636 111 500
n Kerja Mengurus Rumah Tangga 375 441 401 392 443 398 406 416 368 365 375 420 420 427
647 192 680 100 542 195 882 048 047 182 735 038 168 400
Lainnya 84 612 141 91 288 85 689 89 868 102 106 85 027 93 952 74 461 104 108 114 98 600
519 350 161 627 645 131
Jumlah Bukan Angkatan 578 718 618 603 668 636 648 642 600 575 638 683 707 694
Kerja 395 455 370 288 866 156 361 995 792 611 103 319 410 400
Jumlah 1 478 1 572 1 598 1 601 1 639 1 672 1 669 1 694 1 637 1 659 1 676 1 697 1 768 1 793
500 003 814 686 282 655 313 125 366 814 231 919 162 600
Persentase Angkatan Kerja Terhadap 60,88 54,30 61,32 62,33 59,20 61,97 61,16 62,05 63,31 65,32 61,93 59,76 59,99 61,28
Penduduk usia Kerja
tambah yang besar bagi Sulawesi Utara. Hal ini disebabkan UMKM
Sulawesi Utara belum didukung sepenuhnya dengan permodalan yang
memadai, teknologi tepat guna, dan promosi produk untuk pemasaran
yang efektif serta belum adanya kemitraan dalam bentuk inti-plasma,
subkontrak, waralaba (franchise), distribusi dan keagenan,
perdagangan umum, dan bentuk-bentuk kemitraan lainnya, seperti
usaha patungan (joint venture), bagi hasil, dan penyumberluaran
(outsourcing), pelaksanaannya belum sepenuhnya optimal. Disamping
itu masih kurangnya minat wiraswasta muda lokal (local and young
entrepreneur). Adapun fungsi kelembagaan koperasi masih belum
optimal karena banyak permasalahan internal. Salah satu upaya
untuk mengembangkan perekonomian daerah adalah ekonomi kreatif
lokal yang sampai saat ini masih sangat terbatas pengembangannya.
Dalam membantu pelaku-pelaku ekonomi didaerah (termasuk UMKM)
mempromosikan produk-produk mereka kepada pihak-pihak investor
baik di dalam maupun di luar negeri maka perusahaan daerah
memegang peran yang sangat penting. Untuk itu pemerintah provinsi
harus mendorong adanya peningkatan peran dan fungsi perusahaan
daerah yang telah ada. Perkembangan perusahaan daerah tidak
mengalami peningkatan baik pengelolaan organisasi maupun usaha-
usaha yang dijalankan selama ini di sektor jasa dan perdagangan.
Selain itu untuk menarik minat investor menanamkan modalnya di
berbagai bidang, maka perlu adanya data base dan pusat informasi
bisnis yang memadai dan up to date, karena sampai saat ini belum
tersedia.
2.3.1.12. Kebudayaan
Masyarakat Sulawesi Utara dikenal oleh orang luar dengan
masyarakat yang terbuka (open minded), mudah menerima dan
menyapa siapa saja yang datang ke daerah. Di Sulawesi Utara tidak
mengenal perbedaan warna kulit, ras, suku, etnik, dan agama, semua
diperlakukan sama. Perbedaan yang beragam dari segala aspek yang
dimiliki Sulawesi Utara dijadikan kekayaan dan pemersatu yang tak
ternilai dan modal dasar untuk membangun daerah kedepan yang
lebih cemerlang dan sejahtera.
2. Wisata Buatan
Kebudayaan Sangihe-Talaud:
1. Objek Wisata:
Pantai Lolan
Tanjung Ompu
Pulau Tiga
Air Panas Bakan
Kolam Desa Tudu Aog
2. Makanan khas:
Makanan khas dari suku Bolaang Mongondow yang paling popular
adalah Da’un Bagu bo yondog binango’an. Makanan lainnya adalah:
Sinorang
Pogioton
Sinabedak
Dinangoi
Binarundak
Allingkoge
Gogodu
Lalampa
Sangkara
Pada saat ini sebagian besar Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
telah membangun situs web internet, namun belum menunjukkan
arah pengembangan situs web sebagai aplikasi E-Government.
Pembangunan situs web masih bersifat statis, dimana belum
tersedianya fasilitas transaksi pelayanan publik, belum adanya
jaringan interaktif dengan dunia usaha, serta masih terbatasnya
fasilitas dialog publik.
2.3.1.17. Perpustakaan
Perpustakaan sebagai sarana pembelajaran dalam upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa dan membangun kepribadian
melalui penyediaan bahan pustaka yang dapat diakses oleh seluruh
lapisan masyarakat. Dalam pelaksanaan pembinaan perpustakaan
telah terjadi peningkatan jumlah buku dan judul buku dari Tahun
2010-2015, hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.26.
Tabel 2.107. Jumlah Buku dan Judul Buku di Provinsi Sulawesi Utara,
2011-2015
Nomor Tahun Jumlah Buku Judul Buku
(Eksemplar)
1. 2011 162.723 52.588
2. 2012 165.374 53.256
3. 2013 166.211 53.889
4. 2014 80.655 28.000
5. 2015 90.200 28.355
Sumber: Badan Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi Provinsi Sulawesi
Utara, 2015.
1 2010 15 3
227,473,300 113,751,615,000
2 2011 19 12
514,220,770 606,716,974,000
3 2012 18 6
352,095,592 143,171,631,460
4 2013 15 12
147,666,170 347,900,000,000
5 2014 25 32
649,306,131 823,763,600,000
6 2015 2 28
200,000,000 244,269,100,000
JUMLAH 94 93
2,090,761,963 2,279,572,920,460
YANG BERSUMBER
DARI HASIL PERTANIAN
Tabel 2.110. Investasi Penanaman Modal Asing di Sulawesi Utara tahun 2013
No. Nama Perusahan Bidang Usaha Rencana RealisasiInvestas Tenaga Kerja Asal Negara Ket
Infestasi
(US$) (US$) WNI WNA
1 PT PUTRI POM-POM WISATA TIRTA 1.200.000 $ 12 _ MALAYSIA MANADO
1.200.000,00
2 PT AIR MANADO NO. PEMB. 10.545.770 10.545.770
474/1/IU/I/PMA/PU/2013 INSTALASI,PERPIPAAN
DAN PENGUSAHAAN
AIR BERSIH
3 PT. PUNCAK MUSTIKA JASA AKOMODASI 23.820.000 23.820.000 _ _ SINGAPORE MANADO
BERSAMA. NO. (HOTEL).
127/1/IP/I/PMA/2013
4 PT ANAK INDONESIA PERDAGANGAN 1.120.000 SINGAPORE MANADO.
MINING NO. BESAR
1803/I/IP/PMA/2013
5 PT FOR EI SHADIA NO. PERDAGANGAN 1.120.000 SINGAPORE MANADO.
1802/I/IP/PMA/2013 BESAR
12 PT. EAST INDO STEEL NO. INDUSTRI 80.000.000 _ 40 5 RR. CHINA MINUT
1223/I/IP/PMA/2013 PENGGILINGAN BAJA
(STEEL ROLING)
13 PT. ICELAND DRILLING JASA PENGEBORAN 1.200.000 _ 40 12 BELANDA MINAHASA.
INDONESIA. NO. PANAS BUMI.
317/I/IP/PMA/2013
14 PT. KEMINDO CAO INDUSTRI KIMIA 2.800.000 _ 15 10 GABUNGAN BOLMONG.
RESOURCES. NO. DASAR ANORGANIK NEGARA
239/I/IP/PMA/2013 KHLOR DAN ALKALI
KIMIA DASAR
ANORGANIK LAINYA
SERTA KAPAUR.
Tabel 2.111. Investasi Penanaman Modal Asing di Sulawesi Utara tahun 2012
1. PT. STARCKY PENANGKAPAN IKAN BERSIRIP DI 1.130.000 1.130.000 108 - PHILIPINA BITUNG
INDONESIA LAUT DAN INDUSTRI PRODUKSI
PEMBEKUAN IKAN.
2. PT. BOL INDAH PERKEBUNAN KELAPA SAWIT, 18.122.871 - 1.575 - SINGAPURA BOLMONG
UTAMA INDUSTRI MINYAK MAKAN SELATAN
KELAPA SAWIT SERTA HASIL KONSTRUKSI
PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
LAINNYA
8. PT. IZZI ASIA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT 19.897.453 - 1.562 - SINGAPURA MINAHASA
PLANTATION DAN INDUSTRI MINYAK KASAR KONSTRUKSI
(MINYAK MAKAN ) DARI NABATI
9. PT. IZZI GLOBAL PERKEBUNAN KELAPA SAWIT 17.834.223 - 1.405 - SINGAPURA MINAHASA
PLANTATION DAN INDUSTRI MINYAK KASAR TENGGARA
(MINYAK MAKAN) DARI NABATI KONSTRUKSI
10. PT. CAVRON INDUSTRI KIMIA DASAR ORGANIK 613.000 - 12 - SINGAPURA MINAHASA
GLOBAL YANG BERSUMBER DARI HASIL UTARA
PERTANIAN KONSTRUKSI
11. PT. MATAHARI PERDAGANGAN ECERAN SKALA 17.272.950 17.272.950 149 - ? MANADO
DEPARTMENT BESAR PRODUKSI
STORE, TBK (DEPARTMENT STORE)
Tabel 2.112. Investasi Penanaman Modal Asing di Sulawesi Utara tahun 2011
NO. NAMA BIDANG USAHA RENCANA REALISASI TENAGA ASAL NEGARA KET.
PERUSAHAAN INVESTASI INVESTASI KERJA
( US$ ) ( US$ )
WNI WNA
1 3 4 5 6 7 8 9
2
10. PT. ARAFURA PERTAMBANGAN EMAS 610.000 - 100 - AUSTRALIA BOLMONG
MANDIRI KONSTRUKSI
SEMANGAT
15 PT. BAKRI CONO JASA AKOMODASI ( 850.000 850.000 38 - ARAB SAUDI/ BITUNG
COTTAGE ) DAN JASA INGGRIS PRODUKSI
PERSEWAAN DAN SEWA
GUNA USAHA TANPA HAK
OPSI ALAT REKREASI DAN
OLAHRAGA
16 PT. SINAR JAYA INDUSTRI PEMBEKUAN IKAN 400.000 400.000 40 - MALAYSIA MINAHASA
BASAAN DAN BIOTA AIR LAINNYA TENGGARA
PRODUKSI
17 PT. MULTI INDUSTRI MINYAK MAKAN 33.442.675 33.442.675 45 - INGGRIS/SINGAPURA BITUNG
NABATI DAN LEMAK NABATI DAN PRODUKSI
SULAWESI HEWANI LAINNYA
26 PT. MIKGRO PERTAMBANGAN BIJIH BESI 2.800.000 280.000 300 - CHINA MINAHASA
METAL PERDANA UTARA
KONSTRUKSI
27 PT. SMARTFREN PENYELENGGARAAN 4.909.000 - 11 - UNI EMIRAT ARAB MANADO
TELECOM TBK. JARINGAN LOCAL TANPA KONSTRUKSI
KABEL DENGAN MOBILITAS
TERBATAS DAN JASA
TELEPONI DASAR
JUMLAH 654.102.519 318.131.917 9501 -
Tabel 2.113. Investasi Penanaman Modal Asing di Sulawesi Utara tahun 2010
2. PT. NUSANTARA SKIP JACK INDUSTRI PEMBEKUAN 1.000.000 MANADO PHILLIPINA KONSTRUKSI
INTERNATIONAL INDONESIA DAN BIOTA PERAIRAN
LAINNYA.
5. PT. SITARO MITRA ABADI JASA AKOMODASI 10.000.000 MINAHASA GABUNGAN KONSTRUKSI
( HOTEL ) NEGARA
Tabel 2.114. Investasi Penanaman Modal Asing di Sulawesi Utara tahun 2009
2. PT. BUNAKEN ISLAND RESORT. JASA AKOMODASI (COTTAGE). 300.000,- MANADO. BELANDA PRODUKSI
PT MITRA ALIGA LISKON PERKEBUNAN PISANG ABACA, 2.250.000,- MINAHASA AMERIKA PRODUKSI
3 SHORGUM MANIS SERTA TENGGARA SERIKAT
PERDAGANGAN IMPOR.
PT RD PACIFIC INTERNATIONAL PENANGKAPAN IKAN TERPADU 12.700.000,- BITUNG PHILIPINA KONSTRUKSI
4 DENGAN INDUSTRY PENGOLAHAN
DAN PENGAWETAN IKAN SERTA
BIOTA PERAIRAN LAINNYA.
PT SINAR PURE FOODS INDUSTRI PENGALENGAN IKAN, 3.170.867,- BITUNG PHILIPINA PRODUKSI
5 INTERNATIONAL PEMBEKUAN IKAN DAN
PENGOLAHAN IKAN LAINNYA.
PT SAUDI FARM BUDI DAYA PALAWIJA DAN 3.000.000,- BOLMONG ARAB KONTRUKSI
6 PERDAGANGAN SAUDI
7 PT RASA RAJA JASA AKOMODASI (COTTAGE) 1.500.000,- MINAHASA BELANDA KONTRUKSI
8 PT NUSANTARA COCO PRIMA INDUSTRY KIMIA DASAR ORGANIC 700.000,- MINAHASA CHINA KONTRUKSI
YG BERSUMBER DARI HASIL
PERTANIAN DAN PENGOLAHAN
SABUT KELAPA.
9 PT NEW PLACE TOUR & TRAVEL BIRO PERJALANAN WISATA 400.000,- MANADO TAIWAN KONSTRUKSI
Tabel 2.115. Investasi Penanaman Modal Asing di Sulawesi Utara tahun 2008
5. PT. LKY SEA FOOD INDUSTRI PEMBEKUAN IKAN DAN 800.000 BITUNG KOREA KONSTRUKSI
INDONESIA BIOTA PERAIRAN LAINNYA.
9 PT CARGIL INDONESIA INDUSTRI MINYAK KASAR DARI 16.000.000 MINSEL PHILIPINA PRODUKSI
NABATI. SEBAGAI
REALISASI DARI
THN SBLMNYA
Tabel 2.116. Investasi Penanaman Modal Asing di Sulawesi Utara tahun 2007
Tabel 2.117. Investasi Penanaman Modal Asing di Sulawesi Utara tahun 2006
Tabel 2.118. Investasi Penanaman Modal Asing di Sulawesi Utara tahun 2005
IKAN.
9. PT. AQUA SPORT INDONESIA WISATA TIRTA 750.000 THAILAND
(COTTAGE) - BITUNG
KONSTRUKSI
10. PT. KUNAMING GOLD FORTUNE JASA 500.000 SINGAPURA
PERTAMBANGAN - BOLMONG
UMUM PINDAH
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Utara , 2014
Jika dilihat dari asal negara investor di wilayah Sulawesi Utara, penanaman modal asing yang telah melakukan
kegiatan investasi dan terdaftar secara resmi pada pemerintah Provinsi Sulawesi Utara diuraikan dalam table berikut.
BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 257
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021
Tabel 2.119. Investasi Penanaman Modal Asing dari Republic Rakyat Tiongkok sd. 2014
RENCANA REALISASI
1. PT. CARBONTECH INDONESIA 400.000 400.000 INDUSTRI KIMIA DASAR ORGANIK PRODUKSI
YANG BERSUMBER DARI HASIL MINAHASA
PERTANIAN DAN MESIN UNTUK SELATAN
KEPERLUAN UMUM
RENCANA REALISASI
1. PT. ARAFURA MANDIRI SEMANGAT 610.000 200.000 PERTAMBANGAN EMAS KONSTRUKSI
BOLMONG
2. PT. OCEAN ROVER CRUISES 500.000 100.000 PENYEDIAAN SARANA WISATA KONSTRUKSI
TIRTA MANADO
3. PT. MG KAILIS INDONESIA 500.000 20000 INDUSTRI PEMBEKUAN KONSTRUKSI
IKAN/HASIL LAUT MANADO
4. PT. AVOCET BOLMONG 40.846.133 40.846.133 PERTAMBANGAN UMUM PRODUKSI
BOLMONG
JUMLAH 42.456.133 40.846.133
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Utara , diolah 2014
RENCANA REALISASI
1. PT. MULTI NABATI SULAWESI 11.250.000 11.250.000 PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK PRODUKSI
(PATUNGAN
DENGAN ARAB
SAUDI)
BITUNG
2. PT. BAKRIE CONO 850.000 850.000 JASA AKOMODASI (COTTAGE) & PRODUKSI
JASA PERSEWAAN & SEWA GUNA BITUNG
USAHA TANPA HAK OPSI ALAT
REKREASI & OLAHRAGA
3. PT. MULTI NABATI SULAWESI 33.442.675 - INDUSTRI MINYAK MAKAN DAN KONSTRUKSI
LEMAK NABATI & HEWANI LAINNYA BITUNG
1 2 3 4 5 6
9. PT. PUNCAK MUSTIKA BERSAMA 15.000.000 13.500.000 HOTEL PRODUKSI
MANADO
10. PT. DIPA PRATAMA PRIMA 380.000 153.000 JASA AKOMODASI KONSTRUKSI
( HOTEL ) MINAHASA
11. PT. LONDON SUMATERA 1.937.045 1.937.045 PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BIJI PRODUKSI
CACAO DAN INDUSTRI MINAHASA
12. PT. ADVOCET MINING SERVICES 250.000 250.000 JASA PERTAMBANGAN UMUM KONSTRUKSI
BOLMONG
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Utara , diolah 2014
RENCANA REALISASI
1. PT. STARCKY INDONESIA 1.130.000 1.130.000 PENANGKAPAN IKAN BERSIRIP DI PRODUKSI
LAUT DAN INDUSTRI PEMBEKUAN BITUNG
IKAN
4. PT. NUSANTARA SKIP JACK 1.000.000 - INDUSTRI PEMBEKUAN DAN BIOTA KONSTRUKSI
INTERNATIONAL INDONESIA PERAIRAN LAINNYA BITUNG
9. PT. CARGILL INDONESIA 16.000.000 19.038.274 INDUSTRI MINYAK KASAR DARI PRODUKSI
NABATI MINAHASA
SELATAN
JUMLAH 43.000.867 25.168.274
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Utara , diolah 2014
Tabel 2.124. Investasi Penanaman Modal Asing dari Negara Malaysia sd. 2014
RENCANA REALISASI
1. PT. SINAR JAYA BASAAN 400.000 400.000 INDUSTRI PEMBEKUAN IKAN DAN PRODUKSI
BIOTA AIR LAINNYA BITUNG
RENCANA REALISASI
1. PT. BOL INDAH UTAMA 18.122.871 - PERKEBUNAN KELAPA SAWIT, KONSTRUKSI
INDUSTRI MINYAK MAKAN KELAPA BOLMONG
SAWIT SERTA HASIL PENGOLAHAN SELATAN
KELAPA SAWIT LAINNYA
6. PT. KAHAYAN BENTANG SAWIT 58.800.000 - PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DAN KONSTRUKSI
INDUSTRI MINYAK KASAR (MINYAK BOLMONG
MAKAN) DARI NABATI SELATAN
7. PT. ANUGERAH TIMPAH INDAH 46.200.000 - PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DAN KONSTRUKSI
INDUSTRI MINYAK KASAR (MINYAK BOLMONG
BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 266
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021
10. PT. AQUASPORTS INDONESIA 750.000 750.000 JASA AKOMODASI (COTTAGE) DAN PRODUKSI
WISATA TIRTA BITUNG
11. PT. MULTI NABATI SULAWESI 33.442.675 - INDUSTRI MINYAK MAKAN DAN KONSTRUKSI
LEMAK NABATI DAN HEWANI BITUNG
LAINNYA
13. PT. BOLMONG TIMUR PRIMANUSA 1.000.000 - PERTAMBANGAN LOGAM EMAS DAN KONSTRUKSI
RESOURCES MINERAL PENGIKUTNYA BOLTIM
14. PT. INOBONTO INDAH PERKASA 33.330.495 495.203 PERKEBUNAN KELAPA SAWIT, PRODUKSI
INDUSTRI MINYAK MAKAN KELAPA BOLMONG
SAWIT SERTA HASIL PENGOLAHAN
KELAPA SAWIT LAINNYA
19. PT. PETRO ANDALAN NUSANTARA 10.252.600 205.052 PERDAGANGAN BESAR DAN KONSTRUKSI
PERGUDANGAN BITUNG
20. PT. ODYSSEA UTAMA 100.000 - INDUSTRI ROTI DAN SEJENISNYA KONSTRUKSI
MINUT
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Utara , diolah 2014
RENCANA REALISASI
1. PT.SILADEN ISLAND RESORT AND 2.000.000 - JASA AKOMODASI ( HOTEL ) KONSTRUKSI
SPA MANADO
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Utara , diolah 2014
RENCANA REALISASI
1. PT. SMARTFREN TELECOM TBK. 4.909.000 - PENYELENGGARAAN JARINGAN KONSTRUKSI
LOKAL TANPA KABEL DENGAN MANADO
MOBILITAS TERBATAS & JASA
TELEPONI DASAR
2. PT. BAKRI CONO 850.000 850.000 JASA AKOMODASI (COTTAGE) & PRODUKSI
JASA PERSEWAAN & SEWA GUNA BITUNG
USAHA TANPA HAK OPSI ALAT
REKREASI & OLAHRAGA
3. PT. SAUDI FARM 3.000.000 - BUDIDAYA PALAWIJA & KONSTRUKSI
PERDAGANGAN BOLMONG
JUMLAH 8.759.000 850.000
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Utara , diolah 2014
RENCANA REALISASI
1. PT. MITRA ALIGA LISKON 2.250.000 - PERKEBUNAN PISANG ABACA, PRODUKSI
SHORGUM MANIS SERTA MITRA
PERDAGANGAN IMPOR
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Utara , diolah 2014
RENCANA REALISASI
1. PT.BUNAKEN ISLAND RESORT 300.000 - JASA AKOMODASI (COTTAGE) PRODUKSI
MANADO
4. PT. ANALISA ASAP DAPUR WAKTU 250.000 80.000 JASA KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
RINTEK BISNIS MINUT
6. PT. AIR MANADO 8.825.060 8.825.060 PEMBANGUNAN INSTALASI & AIR PRODUKSI
BERSIH MANADO
10. PT. NUSA TONGKAINA WISATA 175.000 175.000 JASA REKREASI (WISATA TIRTA) PRODUKSI
TIRTA MANADO
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Utara , diolah 2014
RENCANA REALISASI
1. PT. TANAHWANGKO PARADISE 880.000 - JASA AKOMODASI (COTTAGE KONSTRUKSI
RESORT *) MINAHASA
JUMLAH 800.000 -
*) Perubahan dari SP Tahun 2007
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Utara , diolah 2014
RENCANA REALISASI
1. PT. ZUG INDUSTRI INDONESIA 1.900.000 - JASA PELAKSANA KONSTRUKSI, KONSTRUKSI
PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK, BITUNG
INDUSTRI BARANG TANGKI,
TENDON AIR DAN WADAH DARI
LOGAM SERTA PERDAGANGAN
BESAR
UTARA
5 PT. MAGADAYA 119/1/IP/PMD JL. DAMAR BLOK (021) PEMBANGKIT PLTU AMURANG, 764.500 50
TANGGUH N/2014 F1 NO.3 KAWASAN 8911785 TENAGA LISTRIK KABUPATEN
INDUSTRI-DELTA 7 MINAHASA
SILICON 2, LIPPO SELATAN,
CIKARANG, KEL. SULAWESI UTARA
CIBATU-KEC.
CIKARANG
SELATAN
6 CV ANUGERAH 12/71/7172/IP LINGKUNGAN II RT. (0433) PERDAGANGAN LINGKUNGAN II RT. 558.0 4
BARU /PMDN/2014 011/RW.002, UMUM 011/RW.002,
KELURAHAN KELURAHAN
WANGURER TIMUR, WANGURER TIMUR,
KECAMATAN KECAMATAN
MADIDIR KOTA MADIDIR KOTA
BITUNG BITUNG SULAWESI
UTARA
7 CV. POKOK 13/7172/IP/PM LINGKUNGAN III, (0438) PERDAGANGAN LINGKUNGAN III, 1.000,00 5
ANGGUR DN/2014 KELURAHAN UMUM KELURAHAN
SAGERAT, SAGERAT,
KECAMATAN KECAMATAN
MATUARI KOTA MATUARI KOTA
BITUNG BITUNG SULAWESI
UTARA
8 CV. PUTRA 14/7172/IP/PM LNGKUNGAN V (0438) PERDAGANGAN LNGKUNGAN V 500.0 2
FABIAN DN/2014 RT.23/RT.005, UMUM RT.23/RT.005,
KELURAHAN KELURAHAN
WANGURER BARAT WANGURER BARAT
KECAMATAN KECAMATAN
MADIDIR KOTA MADIDIR KOTA
BITUNG BITUNG, SULAWESI
UTARA
9 PT. PELAYARAN 15/7172/IP/PM JALAN TIMOR RAYA (021) ANGKUTAN LAUT RT.01 LINGKUNGAN 500.0 4
EKANURI INDRA DN/2014 NO.1 TANJUNG 4390490 INTERNATIONAL 1, KELURAHAN
PRATAMA PRIOK 3 UMUM TRANPER MADIDIR WERU,
UNTUK BARANG KECAMATAN
MADIDIR, KOTA
BITUNG, SULAWESI
UTARA
10 PT. LINGSADA 16/7172/IP/PM JALAN R. B (0438) HOTEL BINTANG 2 JALAN R. B 3.764,00 18
KARYA PRATAMA DN/2014 TICALLU 33262 TICALLU
LINGKUNGAN II LINGKUNGAN II
KELURAHAN KELURAHAN
BITUNG TIMUR BITUNG TIMUR
KECAMATAN KECAMATAN
MAESA MAESA, SULAWESI
UTARA
11 PT. MADURA 17/7172/IP/PM JALAN WALANDA (0438) PERDAGANGAN JALAN WALANDA 3.450.5 14
NUSANTARA DN/2014 MARAMIS NO.17 21179 BESAR BARANG MARAMIS NO.17
MAKMUR LINGKUNGAN III, BEKAS DAN SISA- LINGKUNGAN III,
MANDIRI KELURAHAN SISA TAK TERPAKAI KELURAHAN
MADIDIR WERU, (SCRAP) MADIDIR WERU,
KECAMATAN KECAMATAN
MADIDIR MADIDIR KOTA
BITUNG SULAWESI
UTARA
12 CV. ANUGERAH 18/7172/IP/PM RT.008/RW.002 0813431 PERDAGANGAN RT.008/RW.002 620.6 60
BITUNG BERKAH DN/2014 KELURAHAN 90288 BARANG DAN KELURAHAN
ABADI KAKENTURAN I, KONTRAKTOR KAKENTURAN I,
KECAMATAN GEDUNG KECAMATAN
MAESA MAESA, KOTA
BITUNG SULAWESI
UTARA
13 PT. PUTRA TASIK 19/7172/IP/.P JAGA 6 0812448 KONSTRUKSI JAGA 6 1.000.0 4
BANGKA MDN/2014 RT.01/RW.06 37091 GEDUNG TEMPAT RT.01/RW.06
KELURAHAN TINGGAL KELURAHAN
MANEMBO-NEMBO MANEMBO-NEMBO
ATAS KECAMATAN ATAS KECAMATAN
MATUARI MATUARI, KOTA
BITUNG SULAWESI
UTARA
14 UD. TWINS 2/7172/IP/PMD KELURAHAN 0853416 PERDAGANGAN KELURAHAN 1.000.0 4
COLLECTION N/2014 WINENET II 19596 ECERAN KHUSUS WINENET II, KOTA
PAKAIAN, ALAS KAKI BITUNG SULAWESI
KECAMATAN KECAMATAN
MADIDIR MADIDIR KOTA
BITUNG SULAWESI
UTARA
20 PT. MITRA 25/7172/IP/PM JALAN ALUN-ALUN (031) JASA PENGURUSAN JALAN ARNILD 650.0 5
INTERTRANS DN/2014 PRIOK NO.27 3285352 TRANSPORTASI MONONUTU NO.7
FORWARDING KELURAHAN
KODOODAN
KECAMATAN
MADIDIR KOTA
BITUNG SULAWESI
UTARA
21 PT. COMBULOC 26/7172/IP/PM LINGKUNGAN V, (0438) INDUSTRI BAHAN LINGKUNGAN V, 500.0 33
INDONESIA DN/2014 KELURAHAN BANGUNAN DARI KELURAHAN
SURYA MANEMBO-NEMBO, TANAH MANEMBO-NEMBO,
KECAMATAN LIAT/KERAMIK KECAMATAN
MATUARI BUKAN BATU BATA MATUARI KOTA
DAN GENTENG BITUNG SULAWESI
UTARA
22 PT SULUT NAGA 27/7172/IP/IPD LIMGKUNGAN 4 RT 0813401 PERDAGANGN LIMGKUNGAN 4 RT 2.000.0 6
MAS JAYA MDN/2014 015 RW 004 70365 ECERAN ALAT 015 RW 004
KELURAHAN TRANSPOTASI AIR KELURAHAN
PACEDA DAN PACEDA
KECANATAN PERLENGKAPANNYA KECANATAN
MADIDIR MADIDIR KOTA
BITUNG SULAWESI
UTARA
23 CV. BINTANG 28/7172/IP/PM JALAN H. 0438 PERDAGANGAN JALAN H. 1.000.0 5
TIMUR DN/2014 WALUKOW RT 003 37566 ECERAN ALAT TULIS- WALUKOW RT 003
RW 001 MENULIS DAN RW 001
KELURAHAN GAMBAR DAN JASA KELURAHAN
TANDEKI UNTUKL SUATU TANDEKI
KECAMATAN EVENT TERTENTU KECAMATAN
MATUARI MATUARI KOTA
BITYUNG
SULAWESI UTARA
24 CV. NEGERO 29/7172/IP/PM JALAN WOLTER 0811435 KONSTRUKSI JALAN WOLTER 500.0 4
DN/2014 MONGINSIDI NO. 1 016 GEDUNG MONGINSIDI NO. 1
KELURAHAN PERKANTORAN KELURAHAN
GIRIAN ATAS GIRIAN ATAS
KECAMATAN KECAMATAN
BITUNG BITUNG KOTA
BITUNG SULAWESI
UTARA
25 PT. PELAYARAN 3/7172/IP/PMD JALAN H.V 0438 ANGKUTAN LAUT JALAN H.V 5.000.0 6
ALHAM BAHARI N/2014 WORANG 61 32047 DOMESTIK WORANG 61
LINGKUNGAN IV RT PELAYARAN RAKYAT LINGKUNGAN IV RT
015, KELURAHAN 015, KELURAHAN
KADOODAN KADOODAN
KECAMTAN KECAMTAN
MADIDIR MADIDIR KOTA
BITUNG
26 CV. GABRIELA 30/7172/IP/PM LINGKUNGAN I 0852565 KONSTRUKSI LINGKUNGAN I 500.0 2
DN/2014 KELURAHAN 58255 GEDUNG KELURAHAN
BITUNG TIMUR, PERKANTORAN BITUNG TIMUR,
KECAMATAN KECAMATAN
MAESA MAESA KOTA
BITUNG
27 PT PASIFIK SAKTI 4/7172/IP/PMD JALAN RAYA 0438 PERDAGANGAN JALAN RAYA 1.000.0 20
BERSAMA N/2014 MADIDIR, 213381 BARANG DAN JASA MADIDIR,
KELURAHAN KELURAHAN
PACEDA PACEDA
KECAMATAN KECAMATAN
MADIDIR MADIDIR, KOTA
BITUNG
28 PT. ANUGERAH 5/7172/IP/PMD JALAN BABE PALAR 0438 ANGKUTAN LAUT JALAN BABE PALAR 7.105.0 30
LAUT BIRU N/2014 NO. 157 30277 DOMESTIK UNTUK NO. 157
CABANG BITUNG KELURAHAN BARANG KELURAHAN
PACEDA, PACEDA,
KECAMATAN KECAMATAN
MADIDIR. MADIDIR. KOTA
BITUNG
29 PT. ANUGERAH 6/7172/IP/PMD RUKO PATETEN NO. 0438 PERDAGANGAN RUKO PATETEN NO. 500.0 3
BAHAR JAYA N/2014 B/25 KELURAHAN BESAR HASIL B/25 KELURAHAN
NO. NAMA PERUSAHAAN BIDANG USAHA RENCANA REALISASI TENAGA KERJA KET
INVESTASI INVESTASI
(RP) WNI WNA
1. PT. ANEKA GAS INDUSTRI INDUSTRI KIMIA 110.096.353.000 110.096.353.000 - - MANADO
18/1/IP/II/PMDN/2012 DASAR PRODUKSI
ANORGANIK GAS
INDUSTRI
20. PT. DOK KELAPA DUA PERMAI INDUSTRI KAPAL 20.000.000.000 - 60 - BITUNG
18/7172/PPM/I/PMDN/2012 KONSTRUKSI
Tabel 2.134. Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri di Sulawesi Utara tahun 2011
NO NAMA PERUSAHAAN/ NO.SP BIDANG USAHA RENCANA REALISASI TENAGA KERJA KET
INVESTASI INVESTASI
( RP ) WNI WNA
1. PT. SULENCO BOHUSAMI INDUSTRI SEMEN 1.115.000.000.000 50.000.000 504 BOLMONG
CEMENT PRODUKSI
151/I/PMDN/1998 JO
44/III/PMDN/2008
TGL 21 APRIL 2008
134/1/IP/III/PMDN/2010
TGL 27 DESEMBER 20111
5. PT. AGRO MAKMUR RAYA INDUSTRI MINYAK 57.542.000.000 57.542.000.000 230 7 BITUNG
36/I/PMDN/2002 MAKAN & LEMAK PRODUKSI
29 APRIL 2002 DARI NABATI
43/III/PMDN/2003 SERTA KIMIA
18 MARET 2003 DASAR ORGANIK
63/III/PMDN/2004 YANG
02 JUNI 2004 BERSUMBERDARI
103/III/PMDN/2004 HASIL PERTANIAN
19 AGUSTUS 2004
1/7172/IP/II/PMDN/2011
27 OKTOBER 2011
9. PT. SALIM IVOMAS PRATAMA INDUSTRI MINYAK 397.613.016.000 349.555.482.040 1.187 - BITUNG
13/A/SP-01/BKPM/VII/1975 MAKAN DAN PRODUKSI
05 JUNI 1975 LEMAK DARI
1633/III/PMA/2009 NABATI
03 DESEMBER 2009
14/1/IP/I/PMDN/2011
10 MARET 2011
IKAN
13. PT. GORONTALO SEJAHTERA PERTAMBANGAN 5.526.100.000 - 40 - BOLMONG
MINING EMAS PRODUKSI
60/1/IP/III/PMDN/2011
29-09-2011
Tabel 2.135 Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri di Sulawesi Utara tahun 2010
Tabel 2.136. Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri di Sulawesi Utara tahun 2009
1 PT SATWA UTAMA RAYA PEMBIBITAN DAN BUDIDAYA 3.536.000.000,- 3.536.000.000,- MINAHASA PRODUKSI
NO. 19/V/PMDN/2009 AYAM RAS.
TGL. 01-06-2009
Tabel 2.137. Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri di Sulawesi Utara tahun 2008
Tabel 2.138. Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri di Sulawesi Utara tahun 2007
Tabel 2.139. Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri di Sulawesi Utara tahun 2006
Tabel 2.140. Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri di Sulawesi Utara tahun 2005
2.3.2.5. Pertanian
Sulawesi Utara memiliki potensi lahan sawah yang ditanami padi seluas ±
61.134Ha yang terdiri dari sawah irigasi ± 50.130Ha dan sawah non irigasi
seluas 11.004Ha. Selain itu terdapat lahan bukan sawah seluas 205.543Ha,
ladang/huma 114.04Ha, lahan yang sementara tidak digunakan 48.195Ha,
lainnya perkebunan, hutan rakyat, tambak, kolam/ltebat/empang, dan lain-lain
seluas 541.152Ha.
Indeks pertanaman padi sawah belum mencapai 200, sehingga masih memiliki
potensi untuk meningkatkan produksi padi sawah bilamana dalam satu tahun
lahan sawah dapat ditanami lebih dari dua kali (IP>200). Demikian halnya
dengan lahan yang sementara tidak diusahakan seluas 48.195 Ha dapat
dimanfaatkan untuk pengembangan padi ladang maupun komoditi pertanian
lainnya. Disamping itu pada lahan perkebunan kelapa dapat dimanfaatkan
untuk pengembangan komoditi tanaman pangan seperti jagung, kacang-
kacangan dan umbi-umbian.
Produksi padi di Sulawesi Utara tahun 2015 sebesar 674.169 ton Gabah Kering
Giling (GKG), atau meningkat sebesar 36.242 ton (5,68 persen) dibandingkan
pada tahun 2014. Peningkatan produksi di tahun 2015 disebabkan oleh
tercapainya luas panen seluas 137.438 hektar dengan produktivitas sebesar
49,05 ku/ha, dibandingkan dengan tahun 2014, luas panen dan produktivitas
meningkat masing-masing sebesar 5,37 persen dan 0,29 persen. Realisasi
subround Mei-Agustus sebesar 242.104 ton (2014) dan 245.035 ton (2015), naik
sebesar 1,21 persen dan realisasi subround September–Desember sebesar
187.159 ton (2014) dan 240.409 ton (2015), naik sebesar 28,45 persen.
Sedangkan realisasi subround Januari-April sebesar 208.664 ton (2014) dan
188.725 ton (2015), turun sebesar 9,56 persen, Pola panen padi tahun 2015
berbeda dengan pola panen tahun 2014. Pada periode Januari –Desember tahun
2015 puncak panen padi terjadi pada bulan April dan Juni, sementara pada
tahun 2014 puncak panen justru terjadi pada bulan Februari dan Juli.
Produksi jagung tahun 2015 mencapai 300.490 ton biji kering. Dibandingkan
tahun 2014, terjadi penurunan produksi sebesar 187.872 ton (-38,47 persen).
Penurunan produksi terjadi karena penurunan luas panen dari 127.475 hektar
(2014) menjadi 80.872 hektar (2015), turun sebesar 36,56 persen. Demikian juga
dengan produktivitas mengalami penurunan dari 38,31 kuintal/hektar (2014)
menjadi 37,16 kuintal/hektar (2015), turun sebesar 3,00 persen. Realisasi
subround Januari-April sebesar 164.802 ton (2014) dan 127.381 ton (2015),
Pola panen jagung tahun 2015 berbeda dengan pola panen tahun 2014. Pada
periode Januari– Desember tahun 2015 puncak panen jagung terjadi pada bulan
April dan turun pada bulan-bulan berikutnya, sementara pada tahun 2014,
terjadi dua kali puncak panen yaitu pada bulan April dan Agustus.
Tabel 2.142. Produksi Daging Sapi Provinsi Sulawesi Utara, Tahun 2011 - 2015
Produksi kedelai tahun 2015 sebesar 6.685 ton biji kering. Dibandingkan tahun
2014, terjadi penurunan produksi sebesar 844 ton (-11,21 persen). Penurunan
produksi terjadi karena penurunan luas panen dari 5.641 hektar (2014) menjadi
5.113 hektar (2015) atau turun sebesar 9,36 persen. Demikian juga dengan
produktivitas mengalami penurunan dari 13,35 kuintal/hektar (2014) menjadi
13,07 kuintal/hektar (2015), turun sebesar 2,10 persen. Realisasi subround
Januari-April sebesar 3.913 ton (2014) dan 2.308 ton (2015), turun sebesar
41,02 persen, kemudian realisasi subround Mei-Agustus sebesar 1.621 ton
(2014) dan 2.995 ton (2015), naik sebesar 84,76 persen dan realisasi subround
September–Desember sebesar 1.995 ton (2014) dan 1.382 ton (2015) kembali
turun sebesar 30,73 persen.Pola panen kedelai tahun 2015 berbeda dengan pola
panen tahun 2014. Pada periode Januari - Desember tahun 2015 puncak panen
kedelai terjadi pada bulan Januari dan Mei. Sedangkan pada tahun 2014,
puncak panen terjadi pada bulan April dan Desember.
Komoditi tanaman perkebunan yang potensial adalah kelapa, cengkeh, pala,
kopi, coklat, vanili, dan aren. Tanaman kelapa yang dulunya merupakan
komoditi unggulan masyarakat dari tahun ke tahun tidak mengalami
peningkatan yang signifikan, baik dari segi luas tanam maupun produksi.
Penyebab terjadinya penurunan produksi tanaman kelapa adalah sebagian besar
tanaman kelapa yang ada sudah tidak produktif lagi (sudah tua) sehingga perlu
peremajaan, selain itu sejak Tahun 2009 tanaman kelapa terkena penyakit
busuk pucuk. Produksi cengkeh juga mengalami penurunan yang cukup
signifikan. Khusus untuk tanaman ini sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga
jual, baik ditingkat petani maupun pedagang. Banyak petani menebang tanaman
ini dan mengantinya dengan tanaman lain dikarenakan hasil panen hanya
cukup untuk menutupi biaya produksi dan panen.
Dilihat dari jumlah desa yang ada di Sulawesi Utara maka jumlah penyuluh
masih kurang, karena sesuai dengan kebutuhan setiap desa seharusnya dilayani
oleh satu orang penyuluh. Selanjutnya untuk meningkatkan produktivitas,
mutu, dan nilai tambah produk-produk pertanian, peternakan, perkebunan, dan
perikanan maka perlu adanya pembangunan pusat-pusat riset dan
pengembangan di daerah bekerjasama dengan perguruan tinggi.
2.3.2.6. Perikanan
Tingkat kesejahteraan petani dan nelayan sampai saat ini masih rendah, hal ini
disebabkan rendahnya tingkat pendapatan petani dan nelayan. Di era globalisasi
seperti sekarang ini, petani dituntut untuk menguasai teknologi inovatif dalam
bercocok tanam sampai pemasaran hasil-hasil pertanian. Salah satu strategi
untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan adalah dengan
pengembangan klaster komoditas unggulan, namun sampai saat ini belum
optimal karena adanya kendala permodalan, teknologi, fasilitas, infrastruktur,
dan informasi pasar yang belum memadai.
A. FUNGSI EKONOMI
1. Kontribusi 7,55 7,75 8,21 7,59
PDRB
Perikanan
thdp PDRB
Provinsi
tanpa migas
(%)
2. Produksi 492.366,8 673.397,4 725.634,45 758.917,41
Perikanan
(ton)
Perikanan 281.633,0 30.534,5 296.382 285.270,5
Tangkap
Perikanan 210.703,8 322.862,9 429.272,45 472.646,91
Budidaya
3. Ekspor Hasper (s/d Sept 2015)
1. Kawasan 3 3 3 4
Konservasi
(KKLD,
lokasi)
Kawasan 2 3 3 3
Konservasi
(KKLP,
lokasi)
2. Pulau Kecil 4 1 5 6
termasuk
Pulau Kecil
Terluar yang
dikelola (jlh
pulau)
3. Wilayah 65% 65% 75% 80%
perairan
bebas IUU
Fishing &
keg yg
merusak
SDKP
Sumber: Dinas Perikanan, 2016.
Selain Panas Bumi, air, masyarakat Sulawesi utara juga telah memanfaatkan
energi matahari (solar home system) baik yang dilaksanakan secara terpadu
maupun partial, terutama di pulau-pulau. Untuk pemanfaatan energi angin
sudah dicoba di Kabupaten Sangihe namun hasilnya belum maksimal,
sementara biomassa dan arus laut belum dikembangkan (masih dalam taraf
percobaan).
Disamping itu, Sulawesi Utara juga memiliki beberapa sumberdaya mineral yang
dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat, yaitu logam, non logam dan
batuan. Bahan mineral logam terdiri dari emas, pasir besi, biji besi dan mangan
dan bahan mineral non logam terdiri dari bahan-bahan untuk industri semen
seperti batu gamping, clay dan pasir kuarsa.
KAPASITAS
PLTS TERPUSAT LOKASI PROGRES
(kWp)
Total 5.070
2.3.2.8. Kehutanan
Masyarakat Sulawesi Utara masih banyak yang menggantungkan kehidupannya
pada sektor pertanian, perkebunan dan perikanan. Keberlangsungan ketiga
sektor tersebut sangat bergantung pada kondisi hutan sebagai penyedia air dan
penyangga kehidupan dalam mencegah bencana di masa depan. Isu kehutanan
yang masih dihadapi saat ini adalah masih luasnya lahan kritis dalam kawasan,
pemanfaatan/penggunaan lahan untuk kepentingan non kehutanan secara
illegal dalam kawasan hutan, perambahan dan pencurian kayu (illegal logging),
alih fungsi kawasan hutan terkait tata ruang serta isu perubahan iklim terkait
hutan. Luas lahan kritis Sulawesi Utara saat ini adalah 245.206Ha (sudah 31%
kawasan hutan yang dalam kondisi kritis) .
2 KOTA BITUNG 11 0% 0
3 KAB. MINAHASA 25 0% 0
Luas kawasan hutan adalah 788.693Ha yang sesuai dengan fungsinya terbagi atas
Hutan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam (HSA/KPA) seluas 320.543Ha
(40,64%), Hutan Lindung (HL) seluas 175.959Ha (22,31%), Hutan Produksi Terbatas
(HPT) seluas 210.124Ha (26,46%), Hutan Produksi (HP) seluas 67.424Ha (8,55%) dan
Hutan Produksi Konversi (HPK) seluas 14.643Ha (1,86%). Luas kawasan hutan
menurut kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Utara dapat dilihat pada Tabel
2.149.
Berkaitan dengan hal tersebut maka pemerintah harus terus melakukan upaya-
upaya pelestarian dan pemanfaatan hutan secara lestari diantaranya melalui
penyadartahuan masyarakat yang berada disekitar hutan untuk terus menjaga
kelestarian hutan sebagai penyangga ekonomi dan kehidupan mereka serta
generasi dimasa yang akan datang. Seiring itu pula Pemerintah melakukan
upaya penegakan hukum bagi para perusak atau pelaku pelanggaran
kehutanan, memberikan akses masyarakat untuk mengelola hutan secara
lestari, melakukan upaya rehabilitasi hutan dan lahan dengan melibatkan
masyarakat serta mendorong upaya-upaya mengantisipasi perubahan iklim
global dengan kerjasama di tingkat lokal, regional, nasional, dan internasional.
2.3.2.9. Pariwisata
Pembangunan kepariwisataan ditujukan pada peningkatan kemampuan untuk
menggalakkan kegiatan ekonomi dan meningkatkan citra Sulawesi Utara sebagai
destinasi wisata dunia, meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, serta
memberikan perluasan kesempatan kerja utamanya disektor community based
ecotourism. Pengembangan kepariwisataan memanfaatkan keragaman wisata
bahari sebagai potensi ekowisata berbasis marine tourism, edutainment, serta
mendorong kegiatan ekonomi yang terkait dengan pengembangan kesenian dan
budaya daerah yang melibatkan berbagai sektor. Kegiatan pariwisata diharapkan
mampu membuka lapangan kerja, peningkatan pendapatan bagi pemerintah dan
masyarakat di daerah wisata serta penerimaan devisa bagi Negara. Data
wisatawan mancanegara yang masuk lewat kantor imigrasi di Airport Sam
Ratulangi Manado tercatat sebanyak 20.573 orang.
Tahun
Bulan
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Januari 9043 10665 1841 1050 1827 1108 1694 2248
Februari 10403 9916 2308 1264 1171 1552 1079 3374
Maret 11485 13061 1602 1778 1579 1695 1340 1171
April 10597 11582 1445 1764 1669 1763 1079 1044
Mei 12646 13448 1602 1436 1442 1693 1365 1011
Juni 12416 14879 1590 1513 1636 1740 1487 1007
Juli 14006 14810 1776 2011 1763 1803 1652 2089
Agustus 18171 15661 1689 2199 1503 1622 1854 2247
September 17363 10381 1561 1927 1679 1891 1652 1410
Oktober 11011 12630 1847 2100 1867 1923 1642 1297
November 13858 16413 1477 1425 1364 1627 943 1428
a. Objek wisata
Sulawesi utara telah ditetapkan sebagai satu dari lima daerah tujuan wisata dan
satu dari 10 daerah yang dapat menyelenggarakan Meeting, Incentive,
Convention, and Exhibition (MICE). Objek-objek wisata yang cukup menarik
diantaranya:
1. Wisata Bahari antara lain Taman Laut Bunaken, Pulau Siladen, Mantehage,
dan Hamparan Taman Laut Di Sangihe Talaud, dan Bolaang Mongondow.
2. Wisata alam antara lain Taman Nasional Dumoga Bone di Bolaang
Mongondow, Cagar Alam Tangkoko Batu Angus di Bitung, Danau Tondok,
Gunung Ambang di Bolaang Mongondow, dan Sumaru Endo di Danau
Tondano.
3. Wisata Peninggalan Sejarah Budaya Berupa Kuburan Tua/Waruga Di
Sawangan, dan Gua Peninggalan Jepang Di Kawangkoan.
4. Wisata religi antara lain Bukit Kasih Kanonang, Jalan Salib Tomohon, dan
Bukit Doa Pinaling.
5. Wisata Pantai antara lain Pantai Tasik Ria, Pantai Kalasei, Pantai Hais, Pantai
Kora-Kora, Pantai Tanjung Merah Di Minahasa, Pantai Molas Di Manado,
Pantai Molosing dan Labuan Uki Di Bolaang Mongondow.
6. Wisata pemandian air panas banyak tersebar di Kabupaten Minahasa bagian
tengah seperti di Tondano, Remboken, Passo, dan Langowan.
7. Wisata Tirta, untuk jenis wisata Ini dapat dinikmati pada hampir semua
Sungai dan Danau yang ada di daerah Ini, seperti Danau Tondano dan Das
Tondano serta Danau Moat di Kabupaten Minahasa.
Sampai saat ini promosi pariwisata masih dilakukan secara parsial oleh
kabupaten/kota se-Sulawesi Utara, sehingga peran dan fungsi Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata harus dimantapkan untuk bisa melaksanakan
promosi pariwisata baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Promosi
pariwisata akan berhasil jika ditunjang dengan peningkatan dan pelaksanaan
kualitas pelayanan industri pariwisata melalui penambahan akses penerbangan
internasional, pembangunan terminal kapal pesiar internasional, pusat seni dan
kebudayaan, pusat souvenir khas, pembenahan museum-museum dan pusat
informasi pariwisata. Kerjasama promosi pariwisata dengan provinsi-provinsi
sekitar serta ke manca Negara sangat berguna untuk pengembangan Provinsi
Sulawesi Utara sebagai pintu gerbang pariwisata Indonesia bagian Timur.
Menjaga kenyamanan pengunjung objek-objek wisata perlu dilakukan melalui
pembenahan sarana dan prasarana seperti tempat peristirahatan, wc umum,
jalan menuju lokasi wisata, sarana dan prasarana. Ruang terbuka umum untuk
publik perlu adanya peningkatan pemeliharaan demi kenyamanan bagi
masyarakat dalam memanfaatkan fasilitas ruang terbuka untuk umum.
b. Taman rekreasi
Pelayanan untuk kepentingan umum yang representative sangat dibutuhkan
saat ini, untuk itu perlu peningkatan taman-taman rekreasi yang ada dan
penambahan tempat-tempat rekreasi yang baru. Taman rekreasi yang ada saat
ini (antara lain Bukit Kasih Kanonang, Golden Lake di Pomorow, dan Taman
Kesatuan Bangsa), belum memadai dan belum memenuhi kebutuhan
masyarakat akan tempat-tempat rekreasi.
Tabel 2. 152. Indeks yang Diterima, Indeks yang Dibayarkan dan Nilai Tukar Petani menurut Bulan
di Provinsi Sulawesi Utara 2008 - 2015
Tabel 2. 154.Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat di Sulawesi Utara 2008 - 2015
Farmer Terms of Trade of smallholders in Sulawesi Utara 2008 - 2015
Bulan / Nilai Tukar / Terms of Trade
Month 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tabel 2.155. Nilai Tukar Petani Peternakan di Sulawesi Utara 2008 - 2015
Farmer Terms of Trade of Livestock Farmer in Sulawesi Utara 2008 - 2015
Bulan / Nilai Tukar / Terms of Trade
Month 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tabel 2.156. Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan di Sulawesi Utara 2008 - 2015
Farmer Terms of Trade of Food Crop Farmer in Sulawesi Utara 2008 - 2015
Bulan / Nilai Tukar / Terms of Trade
Month 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pengeluaran Konsumsi
LNPRT 1.332.380.000 1.369.770.000 1.427.680.000 1.431.270.000
bumi, kawasan yang terletak di zona patahan aktif, kawasan rawan tsunami,
dan abrasi.
Peristiwa banjir bandang dan tanah longsor tahun 2014 di Kota Manado,
Kab. Minahasa, Kab. Minahasa Selatan, Kota Tomohon dan Kab. Minahasa
Utara menimbulkan kerugian yang sangat besar dimana ekonomi mengalami
lumpuh total selama 6 bulan dan merusak semua fasilitas-fasilitas sosial
dan rumah penduduk. Hal ini menjadi pelajaran serta acuan untuk
menempatkan pengurangan resiko bencana dalam kegiatan pembangunan
untuk mengurangi indeks resiko bencana.
6 Banjir 5 29,41%
JUMLAH 17 1,00
Tanah longsor,
17,65% ; 3
Banjir, 29.41%;5
Banjir, Tanah
Longsor,
Erupsi Gunung Gelombang
Api, 11.76%;2 pasang, 5.88% ;1
1 Banjir 7 24,14%
5 Kebakaran 1 3,45%
29 100,00
Banjir , 24,14% ; 7
Tanah Longsor,
24,14%; 7
Angin Puting
Beliung, 13,79% ; 4
Angin Kencang,
Kebakaran ,
3,45% ;1
3,45%;1
1 Banjir 10 19,23%
9 Patahan 1 1,92%
Jumlah 52 100,00
Gempa Bumi,
7,69%;4
Kebakaran Rumah,
1,92;1%
Patahan, 1,92%;1
Banjir , 19,23% ;10
Banjir dan
Tanah Longsor, Tanah Longsor,
Erupsi Gunung Api, 15,38% ; 8 3,85%;2
25,00%;13
Gelombang Pasang
Angin dan Angin Kencang
Angin Putting
Kencang, , 5,77% ;3
Beliung, 13,46%;7
1,92%;1 Gelombang Pasang
, 3,85%;2
Jumlah 15 100,00
Tabel 2.162. Jenis Bencana /Kejadian Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Sulawesi Utara, Tahun 2014
LOKASI KORBAN
JENIS
JENIS
NO TANGGAL BECANA
DESA / KEL / KERUSAKAN Luka Luka Menin Hilan
/KEJADIAN KAB./KOTA
KEC Ringan Berat ggal g
4.799 Rumah
RR
LOKASI KORBAN
JENIS
JENIS
NO TANGGAL BECANA
DESA / KEL / KERUSAKAN Luka Luka Menin Hilan
/KEJADIAN KAB./KOTA
KEC Ringan Berat ggal g
Kabupaten - - 1 -
-
Kep.Sangihe
LOKASI KORBAN
JENIS
JENIS
NO TANGGAL BECANA
DESA / KEL / KERUSAKAN Luka Luka Menin Hilan
/KEJADIAN KAB./KOTA
KEC Ringan Berat ggal g
Mataindo,
Mataindo Utara
Torosik,
Tobayagan,
Tobayagan
Selatan
2. Kec. Pinolosian
Timur
Dumagin A
Dumagin B
Posilagon,
Perjuangan,
Pidung Dayow,
Onggunoi,
Onggunoi
Selatan
6 16 Agustus Angin Puting Kabupaten Desa Tabang 25 Rumah RB
Beliung Kepulauan Talaud Kecamatan Rainis
2 Fasilitas
Umum Rb
LOKASI KORBAN
JENIS
JENIS
NO TANGGAL BECANA
DESA / KEL / KERUSAKAN Luka Luka Menin Hilan
/KEJADIAN KAB./KOTA
KEC Ringan Berat ggal g
A. Cuaca Extrim
B. Kegagalan Teknologi
D. Tsunami
F. Gempa Bumi
G. Gunung api
H.Kekeringan
I. Tanah Longsor
L. Konflik sosial
1985, dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1986, sampai Tahun 2010
tercatat sebanyak 62 (enampuluh dua) organisasi masyarakat, 36 Lembaga
Swadaya Masyarakat, 6 organisasi keagamaan meskipun yang aktif tercatat
hanya 28 organisasi masyarakat yang aktif, 16 lembaga swadaya masyarakat
dan 6 organisasi keagamaan. Untuk Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)
Provinsi Sulawesi Utara, dibentuk berdasarkan SK Gubernur Sulawesi Utara
Nomor 317 Tahun 2007, sebagai penjabaran dari Peraturan Bersama Menteri
Dalam Negeri dan Menteri Agama Nomor 9 dan 8 Tahun 2006.
tahun 2014 menjadi 7434 di tahun 2015. Untuk lakalantas terjadi peningkatan,
tahun 2014 dari 1.093 kasus menjadi 1324 kasus di tahun 2015. Khusus untuk
lakalantas tahun 2015, korban meninggal dunia sebanyak 266 orang, luka berat
433 dan luka ringan sebanyak 1310 orang, sedangkan jumlah pelanggaran
lalulintas menurun tajam dari 50.488 kasus di tahun 2014 menjadi 14.389 di
tahun 2015. Polda Sulut telah membentuk tim Barracuda sebagai langkah
pencegahan semakin berkembangnya aksi kriminalitas. Tak hanya itu, berbagai
operasi/razia menyangkut gangguan Kamtibmas pun ikut digelar. Terungkap
pula, kalau aksi kriminalitas yang paling dominan tahun ini adalah
penganiayaan berat, dengan jumlah kasus 368. Disusul, Narkoba/Miras
sebanyak 338 kasus. Sementara, pada posisi ketiga, ada KDRT dengan 84 kasus.
Dikuti kasus Curat (20), Curas (17), pemerkosaan (15), pembunuhan (14),
Tarkam (10) dan lain-lain. Aksi kriminalitas bermodus Minuman Beralkohol
(Minol) menempati urutan kedua, dengan jumlah kasus 664 kasus. Sementara
modus pukul menempati posisi teratas, yakni 2033 kasus. Sedangkan untuk
waktu kejadian kebanyakan terjadi di pukul 18:00-24:00 Wita
Tabel 2.164. Jumlah demonstrasi di Sulawesi Utara yang mendapatkan ijin demo
dari Kepolisian Daerah dan Kesbangpol Prov. Sulut
Tahun Jumlah Demonstrasi
2011 6
2012 6
2013 7
2014 9
2015 7
Sumber data: Kesbangpol Sulut, 2015
Sepanjang Tahun 2015 terjadi 27 kasus unjuk rasa. Perkelahian antar kampung
terjadi 4 kali di Kabupaten Bolaang Mongondow (Lokasi Pertambangan Toraut
Dumoga Barat; Perbatasan Desa Toruakat dan Desa Pusian (2 Kali); perbatasan
Desa Pontodon dan Desa Pongian) serta di Bolaang MOngondow Timur di Basaan
sebanyak 2 kali.
OPINI BPK
No DAERAH SKOR
1. PROVINSI WDP WDP WDP WTP WTP WDP WTP WDP WTP 86.11
2. KOTA BITUNG WDP WDP WDP WDP WDP WTP WTP WTP WTP 86,11
3. KAB. KEP. SITARO - - WDP WDP TW WDP WDP WTP WTP 78,57
KOTA
4. - - WDP WDP TW TW WDP WTP WTP 75,00
KOTAMOBAGU
5. KAB. MINAHASA WDP WDP WDP WDP WDP WDP TW WDP WTP 75,00
8. KOTA TOMOHON TMP WDP TW TW TMP TMP WDP WTP WTP 58,33
10. KOTA MANADO TW TMP WDP TW TMP TMP WDP WDP WTP 55,56
KAB. KEP.
11. WDP TMP WDP TW TW TMP TMP WDP WTP 55,56
SANGIHE
12. KAB. MINUT TMP TMP WDP WDP TMP TMP WDP WDP WDP 52,78
13. KAB. BOLMONG TMP WDP WDP WDP TW TMP TMP TW WDP 52,78
KAB. KEP.
14. TMP TMP TMP TMP TW TMP TW TW WDP 38,89
TALAUD
15. KAB. MINSEL TMP TMP TW TW TMP TMP TMP TW WDP 38,89
16. KAB. MITRA - - TMP TMP TMP TMP TMP TW WDP 35,71
Tabel 2.168. Rata-rata Lama Sekolah Menurut kabupaten Kota Di Provinsi Sulawesi
Utara Tahun 2010 - 2014
KOTA MANADO
10,19 10,68 10,74 10,80 11,01
KOTA BITUNG
8,84 8,93 9,03 9,15 9,26
KOTA TOMOHON
9,44 9,66 9,83 10,00 10,20
KOTA KOTAMOBAGU
8,90 9,11 9,32 9,56 9,75
12.00 11.01
10.209.75
9.53 9.26
10.00 8.86 8.73 8.47 9.07 8.18 8.37 7.68
7.13 7.34 7.51 7.28
8.00
6.00
4.00
2.00
-
13.81 13.68
14.00 12.83
12.16 12.19 12.30
11.83 11.8511.84 11.48
12.00 10.90 11.09 11.10 11.04 11.30
10.89
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
14,000.00 12,903.93
11,319.84 11,348.21
12,000.00 9,627.82 10,460.03 10,548.82
10,339.32 9,527.63 10,366.76
9,107.23 9,545.99
10,000.00 8,183.35
7,907.22 8,131.45 7,964.88
7,442.44
8,000.00
6,000.00
4,000.00
2,000.00
-
Tabel 2.171. Indeks AHH, HLS, RLS, Pengeluaran Per Kapita Menurut
Kabupaten Kota Tahun 2010
L P L P L P L P
SULAWESI UTARA 69,03 72,93 11,86 12,51 8,89 8,83 13.382 8.914 94,58
Bolaang Mongondow 66,06 69,87 10,62 11,37 7,18 6,8 13.691 5.800 87,26
Minahasa 68,25 72,14 12,57 13,55 9,39 9,67 14.233 10.58 97,14
2
Kep.Sangihe Talaud 67,09 70,95 10,61 12,63 7,12 7,79 13.668 8.610 97,35
Kepulauan Talaud 67,15 71 11,55 12,25 8,93 8,59 8.518 7.482 97,6
Minahasa Selatan 67,02 70,87 10,68 11,59 9,18 8,1 15.291 6.693 87,42
Minahasa Utara 68,78 72,69 11,24 12,71 9,25 8,91 12.944 9.926 97,22
Bolaang Mongondow Utara 64,7 68,46 11,18 12,45 7,03 7,58 13.784 4.749 85,9
Kep. Siau Tagulandang Biaro 67,31 71,18 10,71 11 8,05 8,22 11.622 5.094 87,22
Minahasa Tenggara 67,49 71,36 11,14 11,8 8,58 8,35 13.608 7.451 91,45
Bolaang Mongondow Selatan 61,99 65,65 11,95 12,24 7,9 7,44 13.167 3.565 77,81
Bolaang Mongondow Timur 65,16 68,94 10,7 12,28 7,44 7,09 11.458 5.791 90,55
Kota Manado 69,26 73,19 13,61 13,92 11,38 10,61 14.786 12.15 96,09
5
Kota Bitung 68,26 72,14 10,76 12,14 9,36 9,16 16.010 9.710 94,46
Kota Tomohon 68,43 72,34 13,37 14,3 9,81 10,29 11.307 9.791 99,17
Kota Kotamobagu 67,65 71,52 12,04 13,1 9,88 8,99 12.905 8.992 94,29
Pada metode perhitungan IPM yang lama, IPG tidak mengukur langsung
ketimpangan antargender yang terjadi, namun hanya disparitas dari
masingmasing komponen IPM untuk setiap jenis kelamin. Selain itu, angka IPG
metode ini tidak bisa diinterpretasikan terpisah dari IPM. Pada tahun 2014,
UNDP kembali melakukan penghitungan IPG dengan menggunakan metode
SULAWESI UTARA
95
94.5
94
93.5
93
92.5
92
2010 2011 2012 2013 2014
Tabel 2.173. Hasil Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan
Urusan Pemerintahan Provinsi Sulawesi Utara, 2010-2015
OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN
PDRB( HK-JUTA RUPIAH) 54.910.897 58.677.587 62.422.498 66.359.422 70.418.811 bertumbuh Tercapai
PDRB (HB-JUTA RUPIAH) 57.343.601 63.875.307 71.097.461 80.610.577 91.275.262 Bertumbuh Tercapai
PDRB PER KAPITA (HK- JUTA 23,91 25,29 26,64 27,80 29,19 Bertumbuh Tercapai
RUPIAH)
PDRB PER KAPITA (HB- JUTA 24,97 27,53 30,34 33,78 37,84 Bertumbuh Tercapai
RUPIAH)
PERTUMBUHAN EKONOMI 6,17 6,86 6,38 6,31 6,12 Meningkat Melampaui
(%)
TAHUN DASAR 2010
LAJU INFLASI (%) 0,96 5,23 8,12 9,67 5,56 5% Tercapai
INDEKS WILLIAMSON 0,52 0,53 0,55 0,57 0,59 Menurun Tercapai
INDEKS GINI 0,39 0,43 0,446 0,436 0,296 Menurun Belum Tercapai
JUMLAH PENDUDUK MISKIN 194.700 177.400 201.090 197.560 217.150 Menurun Belum Tercapai
TINGKAT KEMISKINAN (%) 8,46 7,63 8,50 8,28 8,98 Menurun Belum Tercapai
TINGKAT PENGGANGGURAN 8,62 7,91 6,79 7,54 9,03 Menurun Belum Tercapai
TERBUKA (%)
TINGKAT PARTISIPASI 65,32 61,56 59,41 59,99 61,28 Meningkat Belum Tercapai
ANGKATAN KERJA (TPAK) (%)
PMTB (JUTA RUPIAH) 20 141 23 053 23 054 25 118 27 535 Meningkat Tercapai
RASIO SISWA/KELAS SD 32 30 27 23 22 28
RASIO BALITA TERHADAP 1/64 1/68 1/72 1/77 1/87 1/70 Sesuai
POSYANDU
RASIO PUSKESMAS, 5,7 6,0 6,4 6,7 7,1 7 Sesuai
POLIKLINIK,PUSTU
PERSATUAN PENDUDUK
USIA HARAPAN HIDUP 70,9 70,0 71,0 72,0 74,4 > 70 Sesuai
ANGKA KEMATIAN IBU 232 232 182 174 150 <102 Belum Tercapai
ANGKA KEMATIAN BAYI 25 25 35 35 28 23 Belum Tercapai
PERSENTASE PUSKESMAS
YANG MENERAPKAN
STANDAR PELAYANAN
MEDIK DASAR SEBESAR 90
%
JUMLAH PUSKESMAS YANG 173 180 185 187 190
MELAYANI KESEHATAN
JIWA & NAPZA
JUMLAH RS PONEK
RS AKREDITASI
PERSENTASE RUMAH
TANGGA BERPERILAKU
HIDUP BERSIH DAN SEHAT
PERSENTASE BALITA GIZI 3.40 3.08 3.06 3.02 3.01
BURUK YANG MENDAPAT
PERAWATAN
PERSENTASE BALITA 7.72 5.81 2.46 2.4 2.37
DITIMBANG BERAT
BADANNYA (D/S)
PERSENTASE BALITA NAIK
BERAT BADAN (N/S)
% PENDUDUK YANG
MEMILIKI AKSES TERHADAP
AIR MINUM BERKUALITAS
% PERSENTASE PENDUDUK
YANG MENGGUNAKAN
JAMBAN SEHAT
ANGKA KESAKITAN
PENDERITA DBD PER
100.000 PENDUDUK
(IR)
CASE FATALITY RATE (CFR)
ANGKA KASUS KEMATIAN
RABIES
% KAB/KOTA YANG
MELAKSANAKAN
PENCEGAHAN PENULARAN
HIV SESUAI PEDOMAN
% PENDUDUK >15
MENURUT PENGETAHUAN
TENTANG HIV DAN AIDS
JUMLAH PENGGUNAAN
KONDOM PADA KELOMPOK
HUBUNGAN SEKS BERISIKO
TINGGI (BERDASAR
PENGAKUAN PEMAKAI)
JUMLAH KASUS BARU TB
PER 100.000 PENDUDUK
PROPORSI KASUS TBC
PARU YANG TERDETEKSI
DALAM PROGRAM DOTS
PROPORSI KASUS TBC
PARU YANG DIOBATI DAN
50 50 50 100 100
PERSENTASE (%) PANTI
SOSIAL SKALA
PROVINSI YANG
MENYEDIAKAN SARANA
PRASARANA PELAYANAN
KESEJAHTERAAN
SOSIAL.
PERSENTASE (%) 60 60 65 65 65
ORGANISASI SOSIAL/
YAYASAN/ LSM YANG
MENYEDIAKAN
SARANA PRASARANA
PELAYANAN
KESEJAHTERAAN SOSIAL
LUAR PANTI.
66 66 66 80 80
PERSENTASE (%) (10 kab/kota) (10 kab/kota) (10 kab/kota) 12 kab/kota 12 kab/kota
KABUPATEN/KOTA YANG
MENGALAMI BENCANA
MEMBERIKAN
BANTUAN SOSIAL BAGI
KORBAN BENCANA
SKALA PROVINSI.
PERSENTASE (%) 66 66 66 80 80
KABUPATEN/KOTA YANG (10 kab/kota) (10 kab/kota) (10 kab/kota) 12 kab/kota 12 kab/kota
MENGGUNAKAN SARANA
PRASARANA
TANGGAP DARURAT
LENGKAP UNTUK
EVAKUASI KORBAN
BENCANA SKALA
PROVINSI.
USIA TIDAK
POTENSIAL.
Balita Terlantar 498 527 560 736 1481
Anak Terlantar 6042 6872 6342 3270 10193
Anak Berhadapan dengan 355 452 746 936 513
hukum
Anak Jalanan 112 60 53 76 84
Anak dengan kedisabilitas 2320 2320 2351 1755 3450
(ADK)
Anak yang memerlukan 289 301 321 459 260
perlindungan khusus
Lanjut Usia Terlantar 16775 16775 18203 15754 23663
Penyandang Disabilitas 7201 7201 7201 7232 5156
Gelandangan 256 323 359 343 38
Pengemis 68 98 121 59 62
Tuna Susila 1354 1711 1706 1418 251
Bekas Warga Binaan 1344 1432 1566 1438 1290
Lapas
Korban Penyalahgunaan 2114 2026 1987 1257 2578
NAPZA
Orang dengan HIV-AIDS 728 768 899 681 820
Pemulung 99 87 93 36 173
Kelompok Minoritas 17 17 17 13 54
(Kelompok)
Korban Traficking 672 569 311 272 21
Korban Tindak Kekerasan 671 433 393 499 278
Pekerja Migran 92 92 125 125 295
Bermasalah Sosial
Korban Bencana Alam 4563 7868 9879 22200 22517
Korban Bencana Sosial 72 221 542 943 658
Perempuan Rawan Sosial 8917 7659 6003 3398 14608
Ekonomi
Fakir Miskin 123749 123749 125134 115738 131293
Keluarga Bermasalah 899 899 837 733 1450
Sosial Psikologi (KK)
BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 353
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021
PRODUKSI KELAPA
PRODUKSI CENGKIH
PRODUKSI PALA
KEMAMPUAN EKONOMI
PERTANIAN
NILAI TUKAR PETANI 104.27 101.04 98.21 97.35 96.85 > 100 Tidak tercapai
NILAI TUKAR PETANI 112.98 107.3 95.46 92.19 86.69 > 100 Tidak tercapai
PERKEBUNAN
NILAI TUKAR NELAYAN 97.37 94.74 104.55 106.66 103.27 > 100 Tidak tercapai
NILAI TUKAR PETANI 102.23 98.69 98.65 98.83 100.65 > 100 Tidak tercapai
PETERNAKAN
NILAI TUKAR PETANI 103.92 102.73 97.41 95.46 97.81 > 100 Tidak tercapai
TANAMAN PANGAN
FASILITAS
WILAYAH/INFRASTRUKTUR
PERHUBUNGAN
KONDISI JALAN MANTAP (%) 65 Meningkat Tercapai
KONDISI JALAN KURANG 35 Menurun Tercapai
MANTAP (%)
RASIO PANJANG JALAN PER Meningkat Tercapai
JUMLAH KENDARAAN
JUMLAH KENDARAAN Belum Tercapai
BERMOTOR RODA 2
JUMLAH KENDARAAN
BERMOTOR RODA 4
PRODUKSI ANGKUTAN
ANGKUTAN PELABUHAN
LAUT:
ANGKUTAN BARANG (TON) 7.649.295,31 8.414.224,84 9.255.647,32 10.181.212,06 10.181.212,06 Meningkat Tercapai
ANGKUTAN PETI KEMAS 981.992 1.080.192 1.188.211 1.307.032 1.307.032 Meningkat Tercapai
(BOX)
BANDAR UDARA :
ANGKUTAN PENUMPANG :
ANGKUTAN BARANG :
PENATAAN RUANG
PENGADAAN TANAH BAGI
KEPENTINGAN UMUM
UNTUK JALUR KERETA API
PROPORSI PANJANG ,
PENGAMAN PANTAI DAN
SUNGAI YANG TERBNGUN
PROSENTASE LINGKUNGAN
PEMUKIMAN KUMUH
PERSENTASE LUAS
PEMUKIMAN YANG TERTATA
PERSENTASE RUMAH
TANGGA YANG
MENGGUNAKAN LISTRIK
LUAS WILAYAH PRODUKTIF 894.941 897.625 978.100 960.361 987.566 Meningkat Tercapai
PEKERJAAN UMUM
PROPORSI PANJANG
JARINGAN JALAN DALAM
KONDISI BAIK
PERSENTASE RUMAH
TINGGAL BERSANITASI
CAKUPAN PROSENTASE
RUMAHTANGGA MEMILIKI
AKSES PERSAMPAAHAN
RASIO TEMPAT
PEMBUANGAN SAMPAH
(TPS) PER SATUAN
PENDUDUK
PERSENTASE PENDUDUK
BERAKSES AIRMINUM
TEMPAT PEMBUANGAN
SAMPAH (TPS) PER SATUAN
PENDUDUK
PANJANG JALAN
KABUPATEN DALAM
KONDISI BAIK ( > 40
KM/JAM )
PARIWISATA
JUMLAH KUNJUNGAN
WISATAWAN
KONTRIBUSI SEKTOR
PARIWISATA TERHADAP
PDRB
KONTRIBUSI SEKTOR
PERDAGANGAN TERHADAP
PDRB
EKSPOR BERSIH
PERDAGANGAN
KONTRIBUSI SEKTOR
INDUSTRI TERHADAP PDRB
PERTUMBUHAN INDUSTRI.
KONTRIBUSI INDUSTRI
RUMAH TANGGA TERHADAP
PDRB SEKTOR INDUSTRI
PMA
PMA
JUMLAH INVESTOR
BERSKALA NASIONAL
PMDN
JUMLAH PAMERAN/EXPO