Anda di halaman 1dari 13

SULAWESI TENGAH

letak geografis dari sulawesi tengah

Letak Geografis

Propinsi Sulawesi Tengah terletak diantara 2022' Lintang Utara dan 3048' Lintang Selatan, serta
119022' dan 124022' Bujur timur. Batas-batas wilayahnya:

Sebelah Utara : Laut Sulawesi dan Propinsi Gorontalo

Sebelah Timur : Propinsi Maluku

Sebelah Selatan : Propinsi Sulawesi Selatan dan Propinsi Sulawesi Tenggara

Sebelah Barat : Selat Makasar

Luas wilayah Sulawesi Tengah 68.059,71 km2, secara administratip Sulawesi Tengah dibagi dalam
Kabupaten, 1 Kotamadya dengan 81 Kecamatan serta 1430 desa/kelurahan definitif dan 10 Unit
Pemukiman Transmigrasi (UPT).

Berdasarkan elevasi (ketinggian dari permukaan laut), dataran di Propinsi Sulawesi Tengah terdiri
dari:

0 - 100 m = 20,2 %

101 - 500 m = 27,2 %

501 - 1000 m = 26,7 %

1001 m keatas = 25,9 %


Jarak antara Ibu Kota Propinsi ke Daerah Tingkat II:

Palu Banggai Kepulauan : 710 km

Palu Luwuk : 610

Palu Morowali : 400

Palu Poso : 222

Palu Donggala : 36

Palu Parimo : 65

Palu Tolitoli : 443

Palu Buol : 493

Luas Wilayah dan Pembagian Daerah Administrasi Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2005

Banyaknya Desa
Jumlah
Kabupaten Luas Wilayah
Kecamatan
Desa Kelurahan

(1) (2) (3) (4) (5)

Banggai Kepulauan 3.214,46 9 158 6

Banggai 9.672,70 13 218 22

Morowali 15.490,12 13 228 11

Poso 8.712,25 12 125 23

Donggala 10.471,71 21 269 9

Toil-toli 4.079,77 10 73 5

Buol 4.043,57 9 95 7

Parimo 6.231,85 10 115 4

Tojo Una-una 5.721.,51 8 114 16

Palu 395,06 4 - 43
Sulawesi Tengah 68.033,00 109 1.395 136

Sumber : BPS, Sulawesi Tengah Dalam Angka 2006


topografi
Pada umumnya keadaan alam di wilayah Sulawesi Tengah, tidak jauh berbeda dengan wilayah
lainnya di Pulau Sulawesi. Bentangan pegunungan dan dataran tinggi mendominasi permukaan
tanah di propinsi ini. Di bagian utara yakni wilayah Kabupaten Buol dan Toli-toli, terdapat deretan
pegunungan yang berangkai ke jajaran pegunungan di Propinsi Sulawesi Utara.
Di bagian tengah terdapat tanah genting yang diapit oleh Selat Makassar dan Teluk Tomini. Di
wilayah ini yang secara administratif termasuk Kabupaten Donggala dan Kabupaten Parigi Moutong,
sebagian besarnya merupakan daerah pegunungan dan perbukitan. Di bagian selatan dan timur yang
mencakup wilayah Kabupaten Poso, Kabupaten Tojo Unauna, Kabupaten Morowali dan Kabupaten
Banggai, berjejer deretan pegunungan yang sangat rapat seperti Pegunungan Tokolekayu,
Pegunungan Verbeek, Pegunungan Tineba, Pegunungan Pampangeo, Pegunungan Fennema,
Pegunungan Balingara, dan Pegunungan Batui. Sebagian besar dari daerah-daerah pegunungan itu
mempunyai lereng-lereng yang terjal dengan kemiringan di atas 45 derajat.
Paparan dataran rendahnya yang tidak terlalu luas tersebar di sepanjang pantai dan di daerah
muara-muara sungai. Dilihat dari ketinggiannya, dataran Propinsi Sulawesi Tengah yang
ketinggiannya antara 0-100 meter mencapai luas sekitar 20,2 persen, daerah dengan ketinggian
antara 101-500 meter sekitar 27,2 persen, antara 501-1.000 meter 26,7 persen dan daerah dengan
ketinggian di atas 1.000 meter 25,9 persen.
Di Propinsi Sulawesi Tengah mengalir lebih dari 22 sungai yang letaknya tersebar diseluruh daerah
kabupaten.

Sulawesi Tengah merupakan propinsi terbesar di pulau Sulawesi, dengan luas wilayah daratan
68.033 km2 yang mencakup semenanjung bagian timur dan sebagian semenanjung bagian utara
serta kepulauan Togian di Teluk Tomini dan Kepulauan Banggai di Teluk Tolo, dengan luas wilayah
laut adalah 189.480 km2.

Sulawesi Tengah yang terletak di bagian barat kepulauan Maluku dan bagian selatan Philipina
membuat pelabuhan di daerah ini sebagai persinggahan kapal-kapal Portugis dan Spanyol lebih dari
500 tahun yang lampau. Dalam perjalanannya mengelilingi dunia Francis Drake, dengan kapalnya
"The Golden Hind" singgah di salah satu pulau kecil di pantai timur propinsi ini selama sebulan pada
bulan Januari 1580. Meskipun tidak ada catatan sejarah, kemungkinan besar pelaut-pelaut Portugal
dan Spanyol menginjak kakinya di negeri ini yang terbukti dengan masih ada pengaruh Eropa
terhadap bentuk pakaian masyarakat hingga dewasa ini.

Setelah dikuasi oleh Belanda pada tahun 1905 Sulawesi Tengah dibagi menjadi beberapa Kerajaan
kecil, dibawah kekuasaan Raja yang memiliki wewenang penuh.

Belanda membagi Sulawesi Tengah menjadi tiga daerah yaitu wilayah barat yang kini dikenal dengan
kabupaten Donggala dan Buol Tolitoli dibawah kekuasaan Gubernur yang berkedudukan di Ujung
Pandang. Di bagian tengah yang membujur di Donggala kawasan timur dan bagian selatan Poso
berada dibawah pengawasan Residen di Manado, bagian timur dikendalikan dari Baubau.
Geografi[sunting | sunting sumber]
Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah bagian utara berbatasan dengan Laut Sulawesi dan
Provinsi Gorontalo, bagian timur berbatasan dengan Provinsi Maluku, bagian selatan berbatasan
dengan Provinsi Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan, bagian tenggara berbatasan
dengan Sulawesi Tenggara, dan bagian barat berbatasan dengan Selat Makassar.

Hidrografi[sunting | sunting sumber]


Sulawesi Tengah juga memiliki beberapa sungai, di antaranya sungai Lariang yang terkenal
sebagai arena arung jeram, sungai Gumbasa dan sungai Palu. Juga terdapat danau yang
menjadi objek wisata terkenal yakni Danau Poso dan Danau Lindu.
Sulawesi Tengah memiliki beberapa kawasan konservasi seperti suaka alam, suaka margasatwa
dan hutan lindung yang memiliki keunikan flora dan fauna yang sekaligus menjadi objek
penelitian bagi para ilmuwan dan naturalis.

lklim[sunting | sunting sumber]


Garis khatulistiwa yang melintasi semenanjung bagian utara di Sulawesi Tengah membuat iklim
daerah ini tropis. Akan tetapi berbeda dengan Jawa dan Bali serta sebagian pulau Sumatera,
musim hujan di Sulawesi Tengah antara bulan April dan September sedangkan musim kemarau
antara Oktober hingga Maret. Rata-rata curah hujan berkisar antara 800 sampai 3.000 milimeter
per tahun yang termasuk curah hujan terendah di Indonesia.
Temperatur berkisar antara 25 sampai 31 Celsius untuk dataran dan pantai dengan tingkat
kelembaban antara 71 sampai 76%. Di daerah pegunungan suhu dapat mencapai 16 sampai 22'
Celsius.

Flora dan Fauna[sunting | sunting sumber]


Sulawesi merupakan zona perbatasan unik di wilayah Asia Oceania, di mana flora dan faunanya
berbeda jauh dengan flora dan fauna Asia yang terbentang di Asia dengan batas Kalimantan,
juga berbeda dengan flora dan fauna Oceania yang berada di Australia hingga Papua dan Pulau
Timor. Garis maya yang membatasi zona ini disebut Wallace Line, sementara kekhasan flora
dan faunanya disebut Wallacea, karena teori ini dikemukakan oleh Wallace seorang peneliti
Inggris yang turut menemukan teori evolusi bersama Darwin.
Sulawesi memiliki flora dan fauna tersendiri. Binatang khas pulau ini adalah anoa yang mirip
kerbau, babirusa yang berbulu sedikit dan memiliki taring pada mulutnya, tersier, monyet
tonkena Sulawesi, kuskus marsupial Sulawesi yang berwarna-warni yang merupakan varitas
binatang berkantung serta burung maleo yang bertelur pada pasir yang panas.
Hutan Sulawesi juga memiliki ciri tersendiri, didominasi oleh kayu agatis yang berbeda dengan
Sunda Besar yang didominasi oleh pinang-pinangan (spesies rhododenron). Variasi flora dan
fauna merupakan objek penelitian dan pengkajian ilmiah. Untuk melindungi flora dan fauna, telah
ditetapkan taman nasional dan suaka alam seperti Taman Nasional Lore Lindu, Cagar Alam
Morowali, Cagar Alam Tanjung Api dan terakhir adalah Suaka Margasatwa di Bangkiriang.

Demografi[sunting | sunting sumber]


Jumlah penduduk Sulawesi Tengah pada tahun 2010 adalah 2.831.283 jiwa, dengan kepadatan
46 jiwa/km2. Kabupaten dengan jumlah penduduk terbanyak di provinsi Sulawesi Tengah adalah
Kabupaten Parigi Moutong dengan jumlah penduduk 449.157 jiwa, sedangkan Kota dengan
jumlah penduduk terbanyak adalah Kota Palu sebanyak 362.202 jiwa. Laju pertumbuhan
penduduk adalah 1,95% per tahun (2010). Sementara penduduk Provinsi Sulawesi Tengah yang
tinggal di daerah pemukiman dan pedalaman ialah sekitar 30%, daerah pesisir 60%, dan
kawasan kepulauan ialah 10%.[3]
Pertanian merupakan sumber utama mata pencaharian penduduk dengan padi sebagai tanaman
utama. Kopi, Kelapa, Kakao dan Cengkeh merupakan tanaman perdagangan unggulan daerah
ini dan hasil hutan berupa rotan, beberapa macam kayu seperti agatis, ebony dan meranti yang
merupakan andalan Sulawesi Tengah.
Masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan diketuai oleh ketua adat disamping pimpinan
pemerintahan seperti Kepala Desa. Ketua adat menetapkan hukum adat dan denda berupa
kerbau bagi yang melanggar. Umumnya masyarakat yang jujur dan ramah sering mengadakan
upacara untuk menyambut para tamu seperti persembahan ayam putih, beras, telur serta tuak
yang difermentasikan dan disimpan dalam bambu.

Tahun 1971 1980 1990 1995

Jumlah penduduk 913.662 1.289.635 1.711.327 1.938.071

Sejarah kependudukan Sulawesi Tengah


Sumber:[4]

Agama[sunting | sunting sumber]


Penduduk Sulawesi Tengah sebagian besar memeluk agama Islam. Tercatat pada sensus tahun
2015, 76.37% penduduknya memeluk agama Islam, 16.58% memeluk agama Kristen Protestan,
4.45% memeluk agama Hindu, Katolik sebanyak 1.85%, serta Budha 0.74%[5]. Islam disebarkan
di Sulawesi Tengah oleh Datuk Karama dan Datuk Mangaji, ulama dari Sumatera Barat; yang
kemudian diteruskan oleh Al Alimul Allamah Al-Habib As Sayyed Idrus bin Salim Al Djufri,
seorang guru pada sekolah Alkhairaat dan juga diusulkan sebagai Pahlawan nasional. Salah
seorang cucunya yang bernama Salim Assegaf Al Jufri menduduki jabatan sebagai Menteri
Sosial saat ini.
Agama Kristen pertama kali disebarkan di kabupaten Poso dan bagian selatan Donggala
oleh misionaris Belanda, A.C Cruyt dan Adrian. Meskipun masyarakat Sulawesi Tengah
mayoritas beragama Islam, namun tingkat toleransi beragama sangat tinggi dan semangat
gotong-royong yang kuat merupakan bagian dari kehidupan masyarakat.

Suku Bangsa[sunting | sunting sumber]


Penduduk asli Sulawesi Tengah terdiri atas 15 kelompok etnis atau suku, yaitu:

1. Etnis Kaili berdiam di kabupaten Donggala, Parigi Moutong, Sigi dan kota Palu
2. Etnis Kulawi berdiam di kabupaten Sigi
3. Etnis Lore berdiam di kabupaten Poso
4. Etnis Pamona berdiam di kabupaten Poso
5. Etnis Mori berdiam di kabupaten Morowali
6. Etnis Bungku berdiam di kabupaten Morowali
7. Etnis Saluan atau Loinang berdiam di kabupaten Banggai
8. Etnis Balantak berdiam di kabupaten Banggai
9. Etnis Mamasa berdiam di kabupaten Banggai
10. Etnis Taa berdiam di kabupaten Banggai
11. Etnis Bare'e berdiam di Kabupaten Poso,Kabupaten Tojo Una-Una
12. Etnis Banggai berdiam di Banggai Kepulauan
13. Etnis Buol mendiami kabupaten Buol
14. Etnis Tolitoli berdiam di kabupaten Tolitoli
15. Etnis Tomini mendiami kabupaten Parigi Moutong
16. Etnis Dampal berdiam di Dampal, kabupaten Tolitoli
17. Etnis Dondo berdiam di Dondo, kabupaten Tolitoli
18. Etnis Pendau berdiam di kabupaten Tolitoli
19. Etnis Dampelas berdiam di kabupaten Donggala
Di samping 13 kelompok etnis, ada beberapa suku hidup di daerah pegunungan seperti suku
Da'a di Donggala dan Sigi, suku Wana di Morowali, suku Seasea dan suku Taa di Banggai dan
suku Daya di Buol Tolitoli. Meskipun masyarakat Sulawesi Tengah memiliki sekitar 22 bahasa
yang saling berbeda antara suku yang satu dengan yang lainnya, namun masyarakat dapat
berkomunikasi satu sama lain menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan
bahasa pengantar sehari-hari.
Selain penduduk asli, Sulawesi Tengah dihuni pula oleh transmigran seperti
dari Bali, Jawa, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Suku pendatang yang juga
banyak mendiami wilayah Sulawesi Tengah adalah Mandar, Bugis, Makasar dan Toraja serta
etnis lainnya di Indonesia sejak awal abad ke 19 dan sudah membaur.

Seni dan Budaya[sunting | sunting sumber]


Kesenian[sunting | sunting sumber]
Musik dan tarian di Sulawesi Tengah bervariasi antara daerah yang satu dengan lainnya. Musik
tradisional memiliki instrumen seperti gong, kakula, lalove dan jimbe. Alat musik ini lebih
berfungsi sebagai hiburan dan bukan sebagai bagian ritual keagamaan. Di wilayah beretnis Kaili
sekitar pantai barat - waino - musik tradisional - ditampilkan ketika ada upacara kematian.
Kesenian ini telah dikembangkan dalam bentuk yang lebih populer bagi para pemuda sebagai
sarana mencari pasangan di suatu keramaian. Banyak tarian yang berasal dari kepercayaan
keagamaan dan ditampilkan ketika festival.
Tari masyarakat yang terkenal adalah Dero yang berasal dari masyarakat Pamona, kabupaten
Poso dan kemudian diikuti masyarakat Kulawi, kabupaten Donggala. Tarian dero khusus
ditampilkan ketika musim panen, upacara penyambutan tamu, syukuran dan hari-hari besar
tertentu. Dero adalah salah satu tarian di mana laki-laki dan perempuan berpegangan tangan
dan membentuk lingkaran. Tarian ini bukan warisan leluhur tetapi merupakan kebiasaan selama
pendudukan Jepang di Indonesia ketika Perang Dunia II. Tarian in adalah tarian tradisional
Sulawesi Tengah.

Kebudayaan[sunting | sunting sumber]


Sulawesi Tengah kaya akan budaya yang diwariskan secara turun-temurun. Tradisi yang
menyangkut aspek kehidupan dipelihara dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Kepercayaan
lama adalah warisan budaya yang tetap terpelihara dan dilakukan dalam beberapa bentuk
dengan berbagai pengaruh modern serta pengaruh agama.
Karena banyak kelompok etnis mendiami Sulawesi Tengah, maka terdapat pula banyak
perbedaan di antara etnis tersebut yang merupakan kekhasan yang harmonis dalam
masyarakat. Mereka yang tinggal di pantai bagian barat kabupaten Donggala telah bercampur
dengan masyarakat Bugis dari Sulawesi Selatan dan masyarakat Gorontalo. Di bagian timur
pulau Sulawesi, juga terdapat pengaruh kuat Gorontalo dan Manado, terlihat dari dialek daerah
Luwuk dan sebaran suku Gorontalo di kecamatan Bualemo yang cukup dominan.
Ada juga pengaruh dari Sumatera Barat seperti tampak dalam dekorasi upacara perkawinan.
Kabupaten Donggala memiliki tradisi menenun kain warisan zaman Hindu. Pusat-pusat
penenunan terdapat di Donggala Kodi, Watusampu, Palu, Tawaeli dan Banawa. Sistem tenun
ikat ganda yang merupakan teknik spesial yang bermotif Bali, India dan Jepang masih dapat
ditemukan.
Sementara masyarakat pegunungan memiliki budaya tersendiri yang banyak dipengaruhi suku
Toraja, Sulawesi Selatan. Meski demikian, tradisi, adat, model pakaian dan arsitektur rumah
berbeda dengan Toraja, seperti contohnya ialah mereka menggunakan kulit beringin sebagai
pakaian penghangat badan. Rumah tradisional Sulawesi Tengah terbuat dari tiang dan dinding
kayu yang beratap ilalang dan hanya memiliki satu ruang besar. Lobo atau duhunga merupakan
ruang bersama atau aula yang digunakan untuk festival atau upacara, sedangkan Tambi
merupakan rumah tempat tinggal. Selain rumah, ada pula lumbung padi yang disebut Gampiri.
Buya atau sarung seperti model Eropa hingga sepanjang pinggang dan keraba semacam blus
yang dilengkapi dengan benang emas. Tali atau mahkota pada kepala diduga merupakan
pengaruh kerajaan Eropa. Baju banjara yang disulam dengan benang emas merupakan baju
laki-laki yang panjangnya hingga lutut. Daster atau sarung sutra yang membujur sepanjang dada
hingga bahu, mahkota kepala yang berwarna-warni dan parang yang diselip di pinggang
melengkapi pakaian adat. Senjata tradisional masyarakat Sulawesi Tengah adalah Parang
(Guma), Tombak, Sumpit.

Pemerintahan[sunting | sunting sumber]


Pemerintah Provinsi[sunting | sunting sumber]
Kepala daerah Provinsi Sulawesi Tengah adalah gubernur, yang dibantu oleh seorang wakil
gubernur. Jabatan Gubernur Sulawesi Tengah secara resmi saat ini diemban oleh Longki
Djanggola, yang terpilih dalam Pilkada Sulawesi Tengah dan sekarang menjabat untuk periode
kedua.[6]. Sedangkan jabatan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah masih dijabat oleh Sudarto.

Pakaian Adat Tradisional Nggembe


Baju Nggembe adalah pakaian adat tradisional yang dipakai
oleh remaja putri untuk Upacara Adat atau pesta. Baju
Nggembe berbentuk segi empat, berkerah bulat berlengan
selebar kain, panjang blus sampai pinggang dan berbentuk
longgar
Sumber daya Alam

PRODUK UNGGULAN SEKTOR PERTAMBANGAN DAN ENERGI


Propinsi Sulawesi Tengah memiliki sumber daya bahan galian dan mineral, antara lain mineral logam industri

dan bahan bangunan serta bahan bakar fosil yaitu batu bara dan minyak. Bahan galian golongan A (strategis)

antara lain minyak dan gas bumi, batu bara dan nikel. Bahan galian golongan B (vital) antara lain emas,

molibdenum, chronit, tembaga dan belerang. Bahan galian golongan C (bukan strategis dan vital) meliputi

sirtukil, granit, marmer, pasir kuarsa, pasir besi, lempung dan sebagainya.

Galian A (Strategis)

Potensi pertambangan bahan galian golongan A berupa minyak dan gas bumi terletak di kabupaten Banggai dan

Morowali, gas alam beralokasi di kabupaten Banggai yang pada saat ini sedang dalam tahap eksplorasi. Untuk

batubara yang berlokasi di kabupaten Morowali dan Banggai Kepulauan saat ini dalam tahap eksploitasi,

sedangkan potensi nikel berlokasi di Morowali, Banggai dan kabupaten Tojo Una-Una masih pada tahap

eksplorasi. Namun ada pula potensi yang masih bersifat indikasi yaitu Galena (Timah hitam) yang terdapat di

kabupaten Donggala, Toli-toli dan kabupaten Poso dan sedang dalam tahap eksplorasi yang berlokasi di

Minahaki, Serono I Matindak oleh PT. Union Texas, Serono II oleh PT. Expan dan Pertamina, Sinorang I dan

Dongin oleh Pertamina. Di lapangan Tiaka juga terdapat cadangan minyak bumi sebesar 110 juta barrel,

sedangkan di Sinorang kecamatan Batui terdapat cadangan gas sebanyak 4 trilyun kubik (TFC) yang dapat

dimanfaatkan untuk industri petro kimia, elpiji, bahan bakar pabrik dan pembangkit listrik serta gas.

1. Nikel

Arel tambang nikel yang terdapat dikabupaten Morowali sebesar 149.700 ha dengan cadangan terduga terbesar

8.000.000 WMT. Blok Tompira sendiri memiliki cadangan infered Linonit sejumlah 6 juta ton kadar Ni 1,40% ,

saprolit 0.3 juta ton kadar Ni 2,4 %. Diblok Ungkaya potensi infered Limonit sebanyak 3,1 juta ton kadar Ni

1.37%, Saprolit 0,2 juta ton kadar Ni 2,63%. Blok Taloa infered Limonit 1 juta ton kadar Ni 1,36 %. Dikabupaten

Banggai Nikel yang terkandung pada Blok Siuna dengan luas arel tambang 45.000 ha kadar Nikel (niko) 1,23-

2,93% cadangan infered 14.048 juta ton nico. Pada blok pagimana-Bunta luas areal tambang nikel 50.000 ha

dengan mmkadar nico 1,45% cadangan infered 3.6 juta ton. Untuk balinggara luas aeral tambang 15.000 ha
sebaran Ni Laterit 250 ha dan Blok Toli dengan luas areal tambang 62.500 ha dengan kadar Ni 1,15%. Untuk
kabupaten Tojo Una-Una pada blok Ulubongka dan blok Balingara di kecamatan Ampanatete dimana cadangan

dan kadar belum diketahui atau masih dalam pendataan.

2. Migas

Potensi minyak bumi yang dijadikan unggulan dari propinsi Sulawesi Tengah teradapat di kabupaten Morowali

kecamatan Bungku Utara termasuk blok Tomori sulawesi lapangan tiaka telah berhasil satu sumur di eksploitasi

oleh Medco Energi JOB Pertamina E&P yang menghasilkan 6000 barrel / hari.

Kabupaten Donggala juta memiliki potensi minyak bumi di blok Surumana yang berbatasan dengan Sulawesi

Barat, yang saat ini telah dimenangkan oleh Exxon Mobile dan pada blok Balaesang serta blok Dampelas belum

ada yang di lelang. Potensi gas bumi terdapat di kabupaten Banggai kecamatan Toili dan Batui dengan

cadangan 1,6 triliun kaki kubik dan luas 475 km2.

3. Batubara

Untuk batubara yang ada di kabupaten Morowali, kecamatan Mori atas dengan tebal lapisan 0,3-1,0 m jenis

gambut (peat), lignit dan brow coal pada kabupaten Donggala di kecamatan Sirenja dengan penyebaran 15 ha

dan ketebalan 0,35 m. hasil analisa grap sampling menujukkan kadar air 20,79 %, abu 9,68% fx carbon 29,55 %,

belerang 1,26 % dengan nilai kalori seluruhnya 4.130 kkal. Untuk kabupaten Banggai kepulauan teradapat di

kecamatan Bulage (Tatarandang) dengan tebal lapisan 1,5 m dan kalori 5.600 kkal. Didaerah Paisabatu dan

Lelengan di kecamatan Buko nerlapis 20 cm 2 m, dengan kalori 5.700 kkal dimana cadangan potensinya

belum diketahui.

4. Galena

Di kabupaten Donggala kecamatan Marawola potensi Galena belum diketahui cadangan dan kadarnya.

Sedangkan di kabupaten Toli-Toli kecamatan Dondo penyebaran Galena (Pb) bersama-sama dengan seng (Zn)

dan Molibdenum (MoS2) pada koordinat 120 33 40 BT dan 00 40 24 LS. Sumber daya tereka 100.000.000 ton

(Bambang Pardianto/Hartono Lahar-Dit.SDM Bandung, 1999)

5. Biji Besi

Potensi biji besi terdapat di kabupaten Tojo Una-una di kecamatan Ulubongka, dan Blok Balingara kecamatan

Ampana Tete dengan kadar Fe203 53%. Di kabupaten Banggai terdapat di Blok Siuna dengan luas 45.000 ha,

cadangan infered 14.048 juta ton. Blok Pagimana-Bunta dengan luas areal tambang 50.000 ha dan kadar Fe203

42,46% cadangan infered 3.6juta ton dan pada blok Balingara luas 15.000 ha. Sedangkan biji besi yang ada di

kabupaten Morowali dengan luas areal tambang 149.700 ha dimana cadangan terduga 8.000.000 WMT. Blok

Tampira mempunyai cadangan infered limonit 6 juta ton, pada blok Ungkaya potensi inferred limonit sebanyak

3.1 juta ton dan Saprolit 0.2 juta ton. Pada blok Bulu Taloa potensi infeered limonit terdapat 1 juta ton dengan

kadar rata-rata Fe203 47%.

6. Chromit
Chromit juga merupakan salah satu potensi yang diunggulkan di Propinsi Sulawesi Tengah dimana titik chromit

terdapat di Kabupaten Morowali kecamatan Petasia, kecamatan Bungku Tengah dan kecamatan Bungku Barat.

Luas areal tambang chromit di kecamatan Bungku Barat sebesar 3000 ha dengan cadangan pasti 88.010 DMT

(Dry Metric Ton), dimana cadangan terkira sebesar 459.772 DMT, cadangan terduga 250.000 DMT dengan

kadar rata-rata 4% CR2 03.

Galian B (Vital)

1. Tembaga

Potensi Tembaga yang terdapat di Propini Sulawesi Tengah tersebar di kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten

Toli-Toli di kecamata Dondo, kabupaten Buol di kecamata Biau dan kecamatan Bokat, kabupaten Poso di

kecamatan Lore Utara dengan cadangan yang ada belum diketahui pada tiap-tiap kabupaten

2. Emas

Emas yang juga dijadikan potensi unggulan terdapat di kabupaten Parigi Moutong kecamatan Moutong yang

hingga saat ini masih ditambang secara tradisional oleh masyarakat dengan produksi 0.3-1.0 gram/hari/orang,

demikian juga halnya yang terjadi di kecamatan Tolai dan Ampibabo dengan hasil 0.5-1.5 gram/hari/orang.

Penambangan tradisional juga masih dilakukan oleh masyarakat kabupaten Toli-Toli di kecamatan Dondo dan

kabupaten Donggala di kecamatan Sirenja. Sedangkan di kabupaten Buol kecamatan Palele potensi emas

dengan sumber daya tereka 1.000.000 ton dengan kadar emas 30-51 gram/ton dan Ag 125-575 gram/ton yang

masih ditambang secara sederhana menggunakan peralatan tromol. Di kecamatan Bunobogu (Bulagidun)

sumber daya tereka 15.000.000 ton dengan unsur utama tembaga (Cu) 7% dan Au 0.7 gram/ton. Sedangkan di

kecamatan Biau cadangan dan kadarnya masih belum diketahui. Untuk di kota Palu sendiri potensi emas

terdapat di kecamatan Palu Timur (Poboya) dengan luas areal tambang 49.460 ha, perkiraan cadangan 1.5 juta

oz Au (USD 300/oz Au), 1.5 juta oz Ag (USD 5/oz Ag), dengan perkiraan produksi 150.000 oz Au/Tahun,

150.000 oz Au/tahun dengan perkiraan umur tambang 10 (sepuluh) tahun.

3. Wofram Tungsten

Di kabupaten Poso kecamatan Lore Utara ditemukan Wolfram Tungsten dalam bentuk Schelite dan Wolframite

dengan kadar 1.600 ppm.

4. Molibdenum

Potensi Molibdenum terdapat di kabupaten Toli-Toli kecamatan Dondo dengan kadar rata-rata MoS2 = 0.14%

dan cadangan mereka 18 juta ton dan di kabupaten Parigi Moutong di kecamatan Moutong dengan cadangan

dan kadar yang belum diketahui.

Galian C (Bukan Strategis dan Bukan Vital)

1. Lempung

Lempung terdapat di:


Kabupaten Poso kecamatan Poso Pesisir, kecamatan Lage.
Kabupaten Morowali kecamatan petasia, kecamatan Mori Atas.
Kabupaten Banggai Kepulauan kecamatan Banggai, kecamatan Bulage dan kecamatan Buko.
Kabupaten Banggai kecamatan Mamasa, kecamatan Toili dan kecamatan Bunta.
Kabupaten Parigi Moutong kecamatan Sausu, kecamatan Tomini, kecamatan Parigi dan kecamatan Moutong.
Kabupaten Buol kecamatan Biau kecamatan Bunobogu, kecamatan Bokat dan kecamatan Momunu.

Dari hasil penelitian pemetaan semi mikro 1992/1993 dikecamatan Banawa kabupaten Donggala cadangan

Geologi 5.100.000 m3 dan kecamatan Sirenja 592.000 m3.

2. Granit

Untuk potensi granit di wiiayah Propinsi Sulawesi Tengah terdapat di :


Kabupaten Toli-Toli di kecamatan Dondo dan kecamatan Galang.
Kabupaten Donggala di kecamatan Dampelas Sojol sdan kecamatan Marawola.
Kabupaten Parigi Moutong di kecamatan Tinombo.
Kabupaten Banggai Kepulauan.

Dan granit terbesar dengan cadangan terukur 259.461.283.470 m3 dari hasil pemetaan semi mikro skala 1 :

50.000 dan yang bervariasi seperti merah ros, merah hati, coklat, hitam, putih, abu-abu dan abu-abu kebiru-

biruan terdapat di kabupaten Banggai Kepulauan dengan perkiraan luas yang ekonomis yaitu 200 ha dimana
kuat tekan 3.000 kg/cm2 dengan warna merah hati.

3. Marmer

Potensi Marmer yang ada diwilayah Propinsi Sulawesi Tengah terdapat di :


Kabupaten Poso kecamatan Pamona Utara dan kecamatan Poso Pesisir.
Kabupaten Morowali kecamatan Lembo, kecamatan Petasia dan kecamatan Mori Atas.
Kabupaten Tojo Una-una kecamatan Tojo.
Kabupaten Banggai kecamatan Luwuk Timur.
Kabupaten Parigi Moutong kecamatan Tomini.

Berdasarkan pendataan di lapangan potensi marmer di beberapa kabupaten di wilayah Propinsi Sulawesi

Tengah ini pada umumnya mempunyai warna yang bervariasi seperti putih keabu-abuan, abu-abu kecoklatan,

abu-abu kehitaman, merah kecoklatan, hijau rnuda, hijau tua, hijau kehitaman, dan hitam, dimana marmer jenis

ini memiliki sifat fisik yang kompak dan keras (4-5 skala Mohs).

4. 0 n y x

Potensi Onyx di wilayah Propinsi Sulawesi Tengah terdapat di Kabupaten Morowali tepatnya di kecamatan

Petasia dengan jenis Onyx yang berwarna kuninggading kecoklatan dan memiliki cadangan luas sebesar 25 ha.

5. Batu Gamping

Batu Gamping yang juga merupakan salah satu potensi unggulan di wilayah Propinsi Sulawesi Tengah tersebar

di :

- Kabupaten Poso kecamatan Lage, Kecamatan Poso Pesisir, Kecamatan Pamona Utara (luas areal tambang

belum diketahui).
Kabupaten Banggai kecamatan Luwuk Kecamatan Kintom, Kecamatan Pagiman dan Kecamatan Luwu Timur.
Kabupaten Donggala kecamatan Banawa luas tambang 500.000.000 M3 (sesua hasil penelitian), Kecamatan
Sindue luas areal tambang 12.000.000 M3 (sesua hasil penelitian), Kecamatan Sirenja dan Kecamatan Damsol.
6. Phospat
Potensi Phospat terdapat di kabupaten Donggala tepatnya di Desa Kabonga desa Kabonga Besar dan Tanjung

Batu, selain itu di kabupaten Poso juga terdapal potensi Phospat tepatnya di desa Sulewanc kecamatan Pamona

Utara yang ditemukan dalam gua-gua kapur.

7. Mika

Potensi Mika yang ada di kabupaten Banggai terdapat di kepulauan Peling, sedangkan yang ada di kabupaten

Poso terletak di kecamatan Lore Selatan.

8. Kaolin

Potensi Kaolin di wilayah Sulawesi Tengah terdapat di :


Kabupaten Parigi Moutong kecamatan Parigi.
Kabupaten Morowali kecamatan Mori Atas.
Kabupaten Poso kecamatan Lore Utara.
Kabupaten Banggai kepulauan kecamatan liang, kecamatan Banggai dan kecamatan Bulagi.
Kabupaten Donggala kecamatan Kulawi dan kecamatan Balaesang Dimana cadangan untuk tiap kabupaten
belum diketahui.
9. Gipsum

Potensi Gipsum terdapat di kabupaten Donggala / Kota Palu tepatnya di kecamatan Tawaeli, dan di kabupaten

Banggai kecamatan Banggai yang dijumpai di desa Kendek seluas 200 ha berwarna putih kaca berbentuk

bongkah dengan cadangan beluym diketahui didesa Sampekoan kecamatan Liang seluas 200 ha dengan

cadangan yang belum diketahui.

10. Pasir Felspar

Pasir Felspar yang ada di kabupaten Donggala terdapat di kecamatan Balaesang, kecamatan Dampelas Sojol

dan kecamatan Sirenja, sedangkan di kabupaten Toli-Toli Pasir Felspar terdapat di kecamatan Dondo,

kecamatan Dampal Utara dan kecamatan Dampal Selatan. Dimana endapan Pasir Felspar - Kuarsa umumnya
berwarna abu-abu kehitaman dan kecoklatan. Komposisi utama endapan pasir felspar - kuarsa : kuarsa 19.5% -

88%, Felspar 4.5%-29%, Mineral Mefk 1.7% -11.98%. Potensi geologi yaitu di kabupaten Donggala 57.911.00

m3, kabupaten Toli-Toli 13.300.000 m3 (Pemetaan semi mikro tahun 1992/1993).

11. Pasir Kuarsa

Potensi Pasir Kuarsa di wilayah Sulawesi Tengah di kabupaten Donggala kecamatan Moutong dan kecamatan

Balaesang, sedangkan di kabupaten Banggai Kepulauan terdapat di Desa Lambako

12. Giok

Giok terdapat di wilayah Kabupaten Poso tepatnya di Pegunungan Pompangeo, Sungai Kusek, Sungai Salin

Guru, Sungai Mambulaba, Sungai Uemaramu, Sungai Uemadagu dan sungai Kuseh Malino dan kecamatan Lore

Utara.

13. Batu Apung


Batu Apung terdapat di kabupaten Bangga kepulauan tepatnya di kecamatan Bulagi.

14. Talk

Talk terdapat di kabupaten Poso kecamatan Pamona Timur dan di sekitar Pegunungan Pompangeo.

15. Asbes

Asbes diwilayah Sulawesi Tengah terdapa di kabupaten Tojo Una-una kecamatan Ulubongka (berbentuk serat,

berwarna hijau muda dengan cadangan yang belum diketahui.

16. Diorit

Potensi ini terdapat di :


Kabupaten Donggala tepatnya di kecamatan Marawola.
Kabupaten Buol kecamatan Biau, dan kecamatan Bunobogu.
Kabupaten Morowali kecamatan Petasia, kecamatan Lembo, kecamatan Mori Atas, kecamatan Bungku Tengah,
kecamatan Bungku Selatan, dan Kecamatan Bungku Barat.
Kabupaten Tojo Una-Una kecamatan Ulu bongka, kecamatan Ampana Tete.
Kabupaten Banggai Kepulauan kecamatan Totikum, kecamatan Bokan, Kecamatan Banggai, kecamatan
Lobangkurung, kecamatan Liang, Kecamatan Tinangkung, Kecamatan Bulage, kecamatan Bulage Selatan, dan
kecamatan Buko.

Sesuai data hasil pemetaan semi mikro 1992/1993 Potensi Sumber Daya atau cadangan geologi di kecamatan

Banawa dan kecamatan Sindue kabupaten Donggala masing-masing 500.000.000 m3 dan 12.000.000 m3

dengan kadar CaO rata-rata 53% sedangkan di kabupaten Banggai kepulauan cadangan 3.500 ha baik untuk

bahan baku semen porland.

17. Dolomit

Dolomit terdapat di kabupaten Banggai kecamatan Luwuk Timur dengan kadar magnesium 13,7% dan di

kecamatan Pagimana dengan kadar Magnesium 34,22%.

Anda mungkin juga menyukai