Anda di halaman 1dari 27

Bab 2: Gambaran Umum Wilayah

`
2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik
1) Letak dan Kondisi Geografis
Letak Kabupaten Nagekeo cukup strategis yaitu dibagian tengah Pulau
Flores. Di sebelah utara berbatasan dengan Laut Flores, sebelah selatan
dengan Laut Sawu, sebelah timur dengan Kabupaten Ende, dan sebelah barat
dengan Kabupaten Ngada. Secara astronomis Kabupaten Nagekeo terletak di
antara 8˚26’ 00” - 8˚64’ 40” lintang selatan dan 121˚6’20” - 121˚32’ 00” bujur
timur.
2) Topografi
Berbukit-bukit dengan dataran tersebar secara sporadis pada luasan
sempit merupakan ciri topografi Kabupaten Nagekeo. Kebanyakan
permukaannya berbukit dan bergunung, dataran-dataran sempit memanjang
disekitar pantai diapit oleh dataran tinggi atau sistem perbukitan. Berdasarkan
tingkat kemiringan lahan, sebagian besar wilayah Kabupaten Nagekeo
mempunyai kemiringan lahan antara 16 0 s/d 600 yang mencakup 37,16% dari
total luas wilayah. Berdasarkan data dari BPS, luas wilayah berdasarkan
kemiringan lahan sebagai berikut:
a. Kemiringan 0 - 3˚ seluas 18.855 ha (13,37%)
b. Kemiringan 4 - 8˚ seluas 7.635 ha (5,41%)
c. Kemiringan 9 - 15˚ seluas 581 ha (4,12%)
d. Kemiringan 16 - 25˚ seluas 25.402 ha (37,16%)
e. Kemiringan 26 - 40˚ seluas 3.214 ha (25,68%)
f. Kemiringan 40 - 60˚ seluas 25.297 ha (17,94%)
g. Kemiringan > 60˚ seluas 711 ha (0,83%)
Dari segi biofisik, elevasi tanah di Kabupaten Nagekeo sangat
bervariasi dari ± 0 m s.d. 925 m dari permukaan laut (dpl), seperti terlihat
pada tabel di bawah ini. Elevasi yang dominan adalah kelas 0-250 m dpl yang
menempati areal sekitar 62.454,17 ha, atau sekitar 44,08% dari total area
kabupaten, selanjutnya elevasi 251- 500 m dpl dengan area sekitar 41.949,7
ha atau setara 29,61% dari luas total Kabupaten Nagekeo. Sedangkan wilayah
Kabupaten Nagekeo yang berada pada elevasi 501- 750 m dpl luasnya
28.542,13 ha atau sekitar 20,14% dari total luas Kabupaten Nagekeo, dan yang
berada di elevasi >750 m dpl menempati luasan paling kecil yaitu 8.700 ha
atau 6,18%.
3) Geologi
Kabupaten Nagekeo termasuk daerah vulkanis muda. Klasifikasi tanah
di Kabupaten Nagekeo terdiri dari jenis tanah Mediteran, Latosol dan Aluvial.
Bahan galian C banyak ditemukan di Kabupaten Nagekeo. Hal ini dibuktikan
dengan hasil pemetaan semi mikro oleh Dinas Pertambangan dan Energi
Provinsi Nusa Tenggara Timur yang memperlihatkan biji besi di Kecamatan
Aesesa, kadar Ferum (Fe) sekitar 72%. Granit di Desa Nggolonio, Zeolit di
Marapokot (Kecamatan Aesesa) seluas 9,6 ha, Nangaroro 313 ha dan di Desa
Totomala (Kecamatan Wolowae) terdapat di daerah konservasi air, dengan
potensi lestari sekitar 266.721.653 m3. Bahan galian batu kapur, marmer di
Desa Gerodhere (Kecamatan Boawae) luas penyebaran belum teridentifikasi.
Bahan galian pasir batu di Kecamatan Aesesa jumlah sumberdaya 2.783.483
m3di Kecamatan Boawae terdapat di Desa Wolopogo dan Desa Nageoga
jumlahnya 191.908.817 m3, sirtu di Desa Ndora (Kecamatan Nangaroro)
dengan luas 1 (satu) ha. Bahan galian tanah liat terdapat di Kelurahan Danga
(Kecamatan Aesesa) seluas 753,93 ha dengan ketebalan 1,5 m – 2 m dan
Watuapi memiliki kandungan sebesar 17.648.547 ton.
4) Hidrologi
Daerah Aliran Sungai (DAS) Aesesa dengan areal seluas 118.074,29 ha
masuk dalam dua wilayah administrasi yaitu Kabupaten Nagekeo seluas
70.980,15 ha yang sebagian besar berada pada wilayah hilir dan Kabupaten
Ngada seluas 47.094,14 ha yang sebagian besar berada pada wilayah hulu.Sub
DAS Aesesa terdiri dari Wae Woki, Wulabhara, Aelia-Nagerawe, Gako, Aemau,
di antara sub DAS tersebut, tiga sub DAS terletak di wilayah Kabupaten
Nagekeo yaitu sub DAS Aelia-Nagerawe, Gako, dan Aemau. Sungai Aesesa
merupakan sungai utama dari DAS Aesesa dengan debit ± 7 m³/detik pada
musim hujan dan ± 3 m³/detik pada musim kemarau. Beberapa sungai lain
yaitu; Ae Bha, Lowo Lele, Natabhada (Boawae); Ae Maunori (Keo Tengah),
Lowo Redu (Aesesa Selatan); Sungai Nangaroro, Nangemere, Ndetunura
(Nangaroro), serta beberapa sungai lain yang tersebar merata di setiap
kecamatan. Terdapat juga 290 mata air yang tersebar di setiap kecamatan di
Kabupaten Nagekeo, dan diantaranya telah digunakan masyarakat sebagai
sumber air minum.
Tabel 2.1 Nama Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Nagekeo
No Nama DAS Luas (Ha)
1. Aesesa 3.343,6
2. Waemburung 1.916
3. Lowowatumanuk 4.862
4. Lowo Lisu 3.144
5. Lowo Aeliu 1.088
6. Alo Pucu Menes 1.586
7. Alo Wae Rungang 1.324
8. Alo Lepa Depu 644,2
9. Lowo Wakasa 8.424
10. Lowo Aelia 4.648
11. Lowo Bhaba 923,1
12. Lowo Watulado 736,9
13. Lowo Me Bhada 2891,73
14. Lowo Leco Neco 1.217
No Nama DAS Luas (Ha)
15. Lowo Ulu 8.040
16. Leko Ho Gimenge 1.258
17. Lowo Matago 2.167
18. Lowo Lapu 999,1
19. Ae Mau 25.940
20. Lowo Nere 1.984
21. Ae Toyo 1.353
22. Lowo Raga 1.474
23. Lowo Ledho 3.785
24. Lowo Ki 1.165
25. Ae Maunori 4.656
26. Dowo Ae Petu 1.203
27. Dowo Kampung Baru 1.123
28. Dowo Ae Nanga Mere 6.625
29. Lowo Wona 1.508
30. Lowo Nangaroro 2.502
31. Lowo Kojamata 962,8
32. Ae Toto 2.246
33. Lowo Raterunu 1.666
34. Lowo Natakadi 1.276
35. Lowo Wagha 986,1
36. Lowo Aebai 1.126
Sumber: Bappeda Kab. Nagekeo,2014
Dari daerah Aliran Sungai tersebut dalam tabel 2.1 di atas terdapa Daerah
Aliran Sungai yang melewati lebih dari satu kecamatan seperti DAS Aesesa yang
terbentang dari Kabupaten Ngada sampai di Kecamatan Aesesa.
Peta 2.1 Peta Daerah Aliran Sungai di wilayah kabupaten Nagekeo

Sumber : Bappedas Kab. Nagekeo 2014


5) Klimatologi
Secara umum Kabupaten Nagekeo beriklim tropis, dengan variasi suhu
dan penyinaran matahari efektif rata-rata 8 jam per hari. Musim hujan
berlangsung antara bulan Desember hingga Maret dan musim kemarau antara
bulan April hingga November. Kecamatan Boawae memiliki curah hujan terbesar
selama 3 (tiga) tahun terakhir tahun 2010 s/d 2012, yaitu lebih dari 2.500 mm
dan mencapai lebih dari 3.000 mm pada tahun 2012, disusul Kecamatan
Mauponggo yang memiliki curah hujan sebesar 2.008 mm pada tahun
2012.Curah hujan Kecamatan Mauponggo, Keo Tengah, Boawae, Aesesa Selatan
dan Wolowae cenderung meningkat selama periode 2008 s/d 2012, sedangkan
curah hujan di Kecamatan Aesesa dan Kecamatan Nangaroro cenderung
fluktuatif.
6) Penggunaan Lahan
Menurut RTRW Kabupaten Nagekeo (2011) penggunaan lahan terbagi
atas kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung terdiri dari
Kawasan hutan lindung seluas 11.071 Ha, hutan bakau mangrove seluas 1.201,40
ha, cagar budaya dan ilmu pengetahuan seluas 300 ha, sempadan pantai 1.016
ha dan taman wisata laut seluas 20 ha. Kawasan budidaya terdiri dari kawasan
budidaya pertanian yang mencakup kelompok tanaman pangan lahan basah,
kelompok tanaman pangan lahan kering, palawija, buah-buahan, holtikurtura,
tanaman perkebunan, tanaman kehutan, dan lahan peternakan. Kawasan
budidaya non-pertanian seluas 4.119,22 ha yang mencakup kawasan
permukiman perkotaan dan perdesaan di dalamnya termasuk perumahan,
industri, pertambangan, pariwisata dan lain-lain di luar kawasan lindung dan
budidaya pertanian. Kawasan budidaya non pertanian ini lebih dominan berada
di pusat-pusat pertumbuhan wilayah baik perkotaan maupun perdesaan dengan
dicirikan tersebarnya pusat-pusat pemukiman disetiap wilayah.

Tabel 2.2. Nama, Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan Per Kecamatan
No Nama Jumlah Luas Wilayah (Km2)
. Kecamatan Desa/ Administrasi Area Terbangun
Kelurahan Ha (%) Thd Ha (%) Thd
Total Total
1. Mauponggo 21 10.252 7,42 22,95 15%
2. Keo Tengah 16 6.562 4,63 17,28 11%
3. Nangaroro 19 23.802 16,80 21,95 14%
4. Boawae 27 32.542 22,97 36,92 24%
5. Aesesa Selatan 7 7.100 5,01 7,12 5%
6. Aesesa 18 43.229 30,51 40,31 26%
7. Wolowae 5 18.209 12,85 6,16 4%
Jumlah 113 141.696 152,70 100%
Sumber: Nagekeo Dalam Angka 2013 (Diolah)
Luas area terbangun dalam tabel 2.2 di atas merupakan hasil kesepakatan pokja dengan asumsi dasar rata-
rata luas bangunan di Kabupaten Nagekeo adalah 36 m 2 dan jumlah rumah sama dengan jumlah rumah
tangga.
Peta 2.2 Peta Administrasi Kabupaten Nagekeo

Sumber : Bappeda Kab. Nagekeo


2.2 Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Nagekeo hasil registrasi penduduk tahun 2012


sebanyak 141.851 jiwa yang terdiri dari 69.141 orang laki-laki dan 72.710 orang
perempuan. Sama seperti hasil Sensus Penduduk 2010, pada tahun 2012, urutan
kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak adalah kecamatan Aesesa sebanyak
36.718 orang (laki-laki 18.285 orang dan perempuan 18.433 orang), kecamatan
Boawae sebanyak 35.846 orang (laki-laki 17.750 orang, perempuan 18.096 orang),
kecamatan Mauponggo 22.944 orang (laki-laki 11.120 orang, perempuan 11.824
orang), kecamatan Nangaroro 19.658 orang (laki-laki 9.326 orang, perempuanm10.332
orang), kecamatan Keo Tengah 13.768 orang (laki-laki 6.446 orang dan perempuan
7.322 orang), kecamatan Aesesa Selatan 7.942 orang (laki-laki 3.759 orang, perempuan
4.183 orang) dan kecamatan Wolowae sebanyak 4.975 orang yang terdiri dari 2.455
orang laki-laki dan 2.520 orang perempuan.
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk 5 tahun Terakhir

Jumlah Penduduk Jumlah KK Kepadatan


Nama
No. Tahun Tahun Ta
Kecamatan
2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 20

1. Mauponggo 21.616 20.568 20.561 22.300 22.944 4.646 3.981 211 201 200
4114 4460 4589
2. Keo Tengah 13.048 13.433 13.428 13.619 13.768 2.637 2.594 199 205 204
2687 2724 2754
3. Nangaroro 20.131 17.132 17.172 18.620 19.658 4.024 3.422 85 74 72,
3426 3724 3932
4. Boawae 33.888 33.795 33.917 34.402 35.846 6.760 5.811 104 104 104
6759 6880 7169
Aesesa
5. 6.638 6.251 6.252 6.593 7.942 1.267 1.087 93 88 88,
Selatan 1250 1319 1588
6. Aesesa 32.144 33.896 33.901 35.913 36.718 6.529 6.403 74 78 78,
6779 7183 7344
7. Wolowae 4.993 4.881 4.889 4.934 4.975 1.024 967 27 27 26,
976 987 995
132.45 130.12 136.38 141.85
Total
8
129,956
0 1 1
26.887 25991 25991 27276 28370 93 92 91,

Sumber: Nagekeo Dalam Angka (Diolah)


Data jumlah Kepala keluarga secara resmi belum tersedia sehingga Pokja sepakat
menggunakan 2 asumsi dasar yakni pertama, jumlah rumah tangga sama dengan
jumlah Kepala Keluarga, dana kedua rata-rata jumlah jiwa dalam satu KK adalah 5.
Namun demikian masih ada data jumlah rumah tangga/kepala keluarga yang tidak
tersedia seperti data tahun 2009 dan 2012 serta rincian per kecamatan untuk tahun
2011. Pada Tabel 2.3 dapat dilihat bahwa distribusi kecamatan yang memiliki jumlah
penduduk yang persentasenya tinggi selama dua tahun berturut-turut adalah Aesesa dan
Boawae, dimana pada tahun 2012 persentase penduduk masing-masing adalah 25,88
persen dan 25,27 persen dari total penduduk kabupaten Nagekeo. Sementara persentase
penduduk terendah terdapat di Kecamatan Wolowae dan Aesesa Selatan selama dua
tahun berturutturut, dimana pada tahun 2012 persentase masing-masing adalah 3,51
persen dan 5,60 persen dari total penduduk kabupaten Nagekeo. Pada tahun 2012,
kecamatan Mauponggo dengan luas sekitar 7,24 persen dari luas seluruh wilayah
Kabupaten Nagekeo menunjukkan bahwa terdapat sekitar 16,17 persen penduduk
tinggal di Kecamatan Mauponggo. Dan merupakan kecamatan yang memiliki
kepadatan penduduk tertinggi, yaitu dihuni 223 orang per kilometer persegi. Sedangkan
kepadatan penduduk terendah terdapat di Kecamatan Wolowae yaitu 27 orang per
kilometer persegi. Adapun urutan kecamatan dari yang terpadat hingga terjarang adalah
Mauponggo, Keo Tengah, Aesesa Selatan, Boawae, Aesesa, Nangaroro dan Wolowae.
Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Nagekeo selama periode 2011-2012
adalah sebesar 4,01 persen per tahun, lebih tinggi dibandingkan dengan angka
pertumbuhan pada periode 1990-2000 dan 2000-2010, yaitu 0,93 persen dan 1,89
persen per tahun. Laju pertumbuhan penduduk periode 2011-2012 menunjukkan
bahwa setiap tahun terjadi pertambahan penduduk Kabupaten Nagekeo sekitar 5.470
jiwa dimana jumlah ini hampir setara dengan gabungan dari jumlah penduduk
Kelurahan Natanage dan Kelurahan Rega.
Jika dilihat menurut kecamatan, Kecamatan Aesesa Selatan adalah kecamatan
yang mengalami laju pertumbuhan penduduk tertinggi dalam periode yang sama di
Kabupaten Nagekeo, yaitu mencapai 20,46 persen per tahun. Sedangkan laju
pertumbuhan penduduk terendah adalah Kecamatan Wolowae, yaitu mencapai 0,83
persen per tahun.

Tabel 2.4 Jumlah dan kepadatan Penduduk dan Proyeksi Untuk 5 Tahun
Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk
Nama Tahun Tahun
No.
Kecamatan
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018

1. Mauponggo
25.327 26.519 27.710 28.902 30.093 247 259 270 282 294
2. Keo Tengah
14.108 14.278 14.448 14.618 14.788 215 218 220 223 225
3. Nangaroro
22.144 23.387 24.630 25.873 27.116 93 98 103 109 114
4. Boawae
37.775 38.740 39.704 40.669 41.633 116 119 122 125 128
5. Aesesa
Selatan
9.632 10.477 11.322 12.167 13.012 136 148 159 171 183
6. Aesesa
39.535 40.944 42.352 43.761 45.169 91 95 98 101 104
7. Wolowae
5.061 5.104 5.147 5.190 5.233 28 28 28 29 29
Nagekeo
153.582 159.448 165.313 171.179 177.044 108 113 117 121 125
Sumber : Nagekeo Dalam Angka (Diolah)

Model Proyeksi yang dipakai adalah Metode Aritmatik. Rumus yang digunakan adalah :
Pn = Po + cn dimana:
Pn : penduduk pada tahun n
Po : penduduk pada tahun awal
c : jumlah pertambahan penduduk konstan (nilai absolut)
n : periode (waktu) antara tahun awal dan tahun n
2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah

Tabel 2.5 Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Nagekeo Tahun 2009 - 2013
Tahun Rat
a2
pert
No Realisasi Anggaran
2009 2010 2011 2012 2013 um
buh
an
0,9
A Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3) 423.402.048.041,7
300.439.054.230 336.285.842.955 385.671.005.589 8 439.856.971.106,56
Pendapatan Asli Daerah 0,89
a.1 9.358.095.116 10.349.984.925 15.961.508.557 16.760.739.241,78 15.764.401.082,56
(PAD)

a.1.1 Pajak daerah 1.085.170.908 0,93


981.683.031 1.704.126.016 1.521.054.554,00 1.588.507.586,00
a.1.2 Retribusi daerah 0,68
1.091.657.429 1.545.180.235 3.661.086.458 5.793.622.043,00 6.081.197.357,00
2.511.365.627 2.882.060.672,72 3.144.730.022,11 0,71
a.1.3 Hasil pengolahan kekayaan 714.351.554 1.319.725.888
daerah yg dipisahkan
Lain-lain pendapatan daerah 8.084.930.456 6.564.001.972,06 4.949.966.117,45 1,09
a.1.4 6.466.915.225 6.503.395.771
yang sah
280.497.404.843 0,92
Dana Perimbangan
a.2 274.203.405.431 318.736.487.98 379.423.165.162,0 387.217.864.265,00
(Transfer)
8 0
1,01
a.2.1 Dana bagi hasil 15.380.024.843 18.791.873.431 17.099.710.988 16.655.824.162,0 15.050.065.265,00
0
0,89
a.2.2 Dana alokasi umum 211.190.380.000 223.480.632.000 250.899.377.000 303.787.471.000,0 334.481.490.000,00
0
a.2.3 Dana alokasi khusus 53.927.000.000 1,18
31.930.900.000 50.737.400.000 58.979.870.000,00 37.686.309.000,00
Lain-lain Pendapatan yang 50.973.009.044 27.218.143.638,00 36.874.705.759,00 0,96
a.3 10.583.554.271 51.732.452.599
Sah
a.3.1 Hibah 1.792.109.760 1.715.323.446
a.3.2 Dana darurat
Dana bagi hasil pajak dari 1.011.766.541 0,77
a.3.3 2.836.693.779 2.454.862.104 4.253.967.638,00 4.344.769.759,00
provinsi kepada kab./kota
Dana penyesuaian dan dana 0,94
a.3.4 4.661.700.000 43.830.248.731 46.868.146.940 22.964.176.000,00 32.529.936.000,00
otonomi khusus
Bantuan keuangan dari 1,37
a.3.5 provinsi/pemerintah daerah 3.117.727.868 2.261.893.630 1.650.000.000
lainnya

a.3.6 Pendapatan Lainnya 250.102 1.088.293.013

0,89
B Belanja (b1 + b.2) 262.369.134.59 310.207.642.023 386.377.545.49 432.166.301.410,0 426.714.070.641,20
9 3 0
0,85
b.1 Belanja Tidak Langsung 134.120.072.09 159.420.594.132 169.594.978.77 216.317.666.348,0 260.516.524.033,00
0 5 0
0,84
b.1.1 Belanja pegawai 95.600.625.748 129.759.521.573 154.641.663.022 179.227.166.752,0 193.974.451.662,00
0
b.1.2 Bunga
b.1.3 Subsidi
b.1.4 Hibah 0,75
2.297.037.950 2.094.558.400 7.712.247.835 5.938.886.296,00 16.707.902.871,00
b.1.5 Bantuan sosial 2,3
6.892.895.392 5.628.925.759 5.241.007.418 843.017.800,00 1.214.794.000,00
b.1.6 Belanja bagi hasil
101,
b.1.7 Bantuan keuangan 29.147.975.000 21.776.500.000 54.000.000 29.832.224.000,00 47.839.580.500,00
3
b.1.8 Belanja tidak terduga 1,48
181.538.000 161.088.400 1.946.060.500 476.371.500,00 779.795.000,00
0,96
b.2 Belanja Langsung 128.249.062.50 150.787.047.891 216.782.566.71 215.848.635.062,0 166.197.546.608,20
9 8 0
b.2.1 Belanja pegawai 1
18.315.205.884 16.117.095.254 28.729.052.461 31.405.885.008,00 22.404.473.720
b.2.2 Belanja barang dan jasa 0,97
36.726.790.327 61.438.380.071 93.065.527.240 59.839.823.248,00 57.052.114.635,00
0,99
b.2.3 Belanja modal 73.207.066.298 73.231.572.566 94.987.987.017 124.602.926.806,0 86.740.958.253,20
0
C Pembiayaan
Surplus/Defisit Anggaran
Sumber: Nagekeo Dalam Angka (Diolah)

2.6. Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Nagekeo Tahun 2009 – Tahun 2013
N Tahun Rata2
SKPD pertumbu
o 2009 2010 2011 2012 2013 han

175.000.000 150.000.000 0,
1 PU-CK 0 80.000.000 220.970.000
70
Investasi 175.000.000 0,7
1.a 0 80.000.000 220.970.000 150.000.000
0
operasional/pemeliharaan
1.b 0 0 0 0 0
(OM)
0,
2 BLH 0 219.300.000 104.460.000 294.085.000 308.030.000
82
0,8
2.a Investasi 0 219.300.000 104.460.000 294.085.000 308.030.000
2
operasional/pemeliharaan
2.b 0 0 0 0 0
(OM)
1,
3 Dinkes 138.597.250 155.100.000 230.498.000 115.966.000 180.285.998
05
1,0
3.a Investasi 138.597.250 155.100.000 230.498.000 115.966.000 180.285.998
5
operasional/pemeliharaan
3.b 0 0 0 0 0
(OM)
1,
4 SDM dan Tata Kota - 74.660.000 79.960.000 30.108.000 45.300.000
42
1,2
4.a Investasi - 74.660.000 55.960.000 30.108.000 45.300.000
8
operasional/pemeliharaan
4.b - 0 24.000.000 0 0
(OM)
Belanja Sanitasi (1+2+3+… 0,
8 138.597.250 529.060.000 635.888.000 536.554.000 683.615.998
n) 76
Pendanaan investasi
9 sanitasi Total (1a+2a+3a+… 138.597.250 529.060.000 611.888.000 536.554.000 683.615.998 0,
na) 76
Pendanaan OM (1b+2b+3b+
10 0 0 24.000.000 0 0
…nb)
11 Belanja Langsung 166.197.546.60 0,96
128.249.062.50 150.787.047.891 216.782.566.718 215.848.635.062
9 8,20
Proporsi Belanja Sanitasi – 0,
12 0,001 0,003 0,003 0,002 0,004
Belanja Langsung(8/11) 83
13 Proporsi Investasi Sanitasi
– Total Belanja Sanitasi 1 1 0,96 1 1 1,
(9/8) 00
14 Proporsi OM Sanitasi –
0 0 0,04 0 0
Total Belanja Sanitasi (10/8)
Sumber: Nagekeo Dalam Angka, Bag.Keuangan (diolah)

Tabel 2.7 Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Nagekeo tahun 2009 -
2013
Tahun Rata-
No Deskripsi
2009 2010 2011 2012 2013 rata
1 Belanja Sanitasi (1.1+1.2+1.3+1.4)

1.1 Air Limbah Domestik

1.2 Sampah Rumah Tangga

1.3 Drainase Perkotaan

1.4 PHBS

2 Dana Alokasi Khusus

2.1 DAK Sanitasi

2.2 DAK Lingkungan Hidup 598.248.250 803.200.000 1.074.233.450 1.106.835.000 612.928.500

2.3 DAK Perumahan dan Permukiman

3 Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi


Bantuan Keuangan Provinsi untuk
4
Sanitasi

Belanja APBD Murni untuk Sanitasi (1-2-


3)
Total Belanja Langsung
%APBD Murni Terhadap Belanja Langsung
Sumber : APBD dan BPS, diolah

Tabel 2.8 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Nagekeo tahun 2009 - 2013
Tahun Rata-
No Deskripsi
2009 2010 2011 2012 2013 rata

1 Total Belanja Sanitasi Kab. 138.597.250 529.060.000 635.888.000 536.554.000 683.615.998

2 Jumlah Penduduk 129.956 130.120 136.381 141.851

Belanja Sanitasi Perkapita (1 / 2) 1.066 4.066 4.663 3.782


Sumber : APBD dan BPS, diolah
Untuk pembelanjaan Sanitasi terjadi fluktuasi mulai tahun 2009 – 2013, yang terbesar belanja
sanitasi pada tahun 2013 sebesar Rp. 6.885.448.565, belanja sanitasi perkapita sebesar 44.491,
sedang terendah pada tahun 2010 sebesar Rp. 2.896.179.815, belanja sanitasi perkapita sebesar
20.339 Rata-rata belanja sanitasi perkapita sebesar 30.928.
Tabel 2.9 Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Perkapita Kab. Nagekeo tahun 2009 -
2013
Retribusi Sanitasi Tahun (Rp) Rata-
No SKPD
2009 2010 2011 2012 2013 rata

1 Retribusi Air Limbah 0 0 0 0 0 0


0 0 0 0 0 0
1.a Realisasi Retribusi 244.72 271.519.20 278.676.00 289.144.80 0
2.a Potensi Retribusi 8.000 0 0 287.308.800 0

2 Retribusi Sampah
0 0 0 0 0 0
2.a Realisasi Retribusi 328.242 363.963.60 373.506.00 387.464.40 0
2.b Potensi Retribusi .000 0 0 385.016.400 0

3 Retribusi Drainase
3.a Realisasi Retribusi 0 0 0 0 0 0
3.b Potensi Retribusi 0 0 0 0 0 0

Total Realisasi Retribusi 0


4 0 0 0 0 0
Sanitasi
572.970 635.482.80 652.182.00 676.609.20 0
Total Potensi Retribuasi .000 0 0 0
5 672.325.200
Sanitasi

Proporsi Total Realisasi-Potensi 0


6 0 0 0 0 0
Retribusi Sanitasi
Sumber: Pokja Kab.Nagekeo

Tabel 2.9 menggambarkan bahwa potensi retribusi sanitasi di Kabupaten Nagekeo belum dikembangkan sehingga tabel ini
Pokja mencoba memaparkan potensi retribusi sanitasi Kabupaten Nagekeo berdasarkan perda retribusi kabupaten/kota lain
(Yogya) dengan asumsi minimal.

Tabel 2.10 Tabel Peta Perekonomian Kabupaten/Kota Tahun 2009 - 2013


Tahun
No Deskripsi
2009 2010 2011 2012 2013
PDRB harga konstan (struktur perekonomian)
1 293.953.663 306.068.860 306.068.860 332.429.650
(Rp.)

2 Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota (Rp.) 4.674.501 5.079.040 5.554.989 6.139.653


3 Pertumbuhan Ekonomi (%) 4,74 3,80 4,02 4,41
Sumber : Nagekeo dlm Angka,BPS 2009-2013 (Diolah)
Data peta perekonomian Kabupaten Nagekeo Tahun 2013 belum dapat disampaikan dalam tabel ini
mengingat belum direlease secara resmi oleh BPS

2.4 Tata Ruang Wilayah


Penataan ruang Kabupaten Nagekeo bertujuan untuk “mewujudkan Kabupaten Nagekeo
sebagai sentra komoditas pertanian Nusa Tenggara Timur yang berkelanjutan yang didukung
oleh agropolitan yang integratif, agroindustri, dan pertambangan ramah lingkungan.”
Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang tersebut diatas, ditetapkan kebijakan penataan
ruang wilayah Kabupaten meliputi:
a. pemantapan sistem pusat kegiatan berbasis agropolitan, agroindustri dan pertambangan
ramah lingkungan;
b. pengembangan pusat-pusat pelayanan secara berhierarki dan bersinergi antara pusat
pengembangan utama di ibukota Kabupaten dan perkotaan lainnya serta pengembangan
sistem permukiman perdesaan berbasis agropolitan;
c. pengembangan sistem jaringan transportasi darat, laut dan udara dalam mendukung
pemerataan pertumbuhan wilayah serta mendukung pengembangan agropolitan,
agroindustri dan pertambangan ramah lingkungan;
d. pengoptimalisasian dan peningkatan jangkauan pelayanan energi, telekomunikasi,
sumber daya air dan prasarana lainnya dalam rangka pemerataan pertumbuhan wilayah,
e. pemantapan pelestarian dan perlindungan kawasan lindung untuk meningkatkan kualitas
lingkungan, sumberdaya alam/buatan dan ekosistemnya, meminimalkan risiko dan
mengurangi kerentanan bencana, mengurangi efek pemanasan global yang berprinsip
partisipasi, menghargai kearifan lokal, serta menunjang penelitian dan edukasi,
f. pengembangan kawasan budidaya untuk mendukung pemantapan sistem agropolitan
serta agroindustri dan pertambangan ramah lingkungan,
g. penetapan dan pengembangan kawasan strategis Kabupaten dari sudut kepentingan
ekonomi, sosial budaya dan lingkungan hidup dalam mendukung percepatan
pertumbuhan wilayah Kabupaten,
h. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan Negara,
Peta 2.3 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Nagekeo

Sumber : Bappeda Kab. Nagekeo


Peta 2.4 Rencana Pola Ruang Kabupaten Nagekeo
Sumber : Bappeda Kab. Nagekeo
2.5 Sosial dan Budaya

Tabel 2.11 Fasilitas Pendidikan Yang Tersedia Di Kabupaten Nagekeo


Jumlah Sarana Pendidikan
Nama Kecamatan
Umum Agama
SD SLTP SMA SMK MI MTs MA
Mauponggo 28 8 1 - - - -
Keo Tengah 25 5 1 - - - -
Nangaroro 29 9 1 1 - - -
Boawae 34 12 2 1 - - -
Aesesa Selatan 11 3 - 1 - - -
Aesesa 35 14 3 1 - - -
Wolowae 9 2 1 - - - -
Total 171 53 9 4
Sumber : Dinas PPO Kab. Nagekeo (Diolah)

Dari tabel di atas, dapat terlihat bahwa jumlah sekolah di kecamatan Boawae lebih besar dari jumlah
sekolah di kecamatan lain.

Tabel 2.12: Jumlah penduduk miskin per kecamatan


Nama Kecamatan Jumlah Penduduk Miskin Jumlah KK Miskin
Mauponggo 6.320 1.264

Keo Tengah 5.315 1.063


Nangaroro 7.525 1.505

Boawae 2.899 2.899

Aesesa Selatan 4.422 885

Aesesa 7.872 1.575

Wolowae 1.820 364

Total 47.765 9.555

Sumber: Bappeda Kab. Nagekeo 2011 (Diolah)


Untuk menentukan jumlah KK miskin, pokja menyepakati menggunakan asumsi dasar bahwa jumlah rata-rata jiwa dalam
kepala keluarga adalah 5.
Tabel 2.13: Jumlah rumah per kecamatan
Nama Kecamatan Jumlah Rumah
Mauponggo 3.643
Keo Tengah 2.743
Nangaroro 3.485
Boawae 5.860
Aesesa Selatan 1.131
Aesesa 6.399
Wolowae 978
24.239
Sumber :BKKBN Kab. Nagekeo 2013 (Diolah)
Jumlah rumah menggunakan asumsi dasar bahwa jumlah rumah tangga sama dengan
jumlah rumah.
2.6 Kelembagaan Pemerintah Daerah

Struktur organisasi perangkat daerah Kabupaten Nakekeo terbentuk dengan 3 (tiga)


peraturan daerah, yakni Peraturan Daerah No.6 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Kabupaten Nagekeo Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pembentukan
organisasi Dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten Nagekeo; Peraturan Daerah Kabupaten Nagekeo Nomor 7 Tahun 2009
Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Nagekeo Nomor 2 Tahun 2008
Tentang Pembentukan Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Nagekeo; dan
Peraturan Daerah Kabupaten Nagekeo Nomor 8 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Kabupaten Nagekeo Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Pembentukan
Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Nagekeo.

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2009, maka Struktur Organisasi Sekretariat
Daerah dan Sekretariat DPRD adalah sebagai berikut:
1. Sekretariat Daerah terdiri atas 3 (tiga) Asisten Sekretaris Daerah, 5 (lima) staf ahli, 9
(sembilan) Bagian, 23 (dua puluh tiga) Sub Bagian dan Kelompok Jabatan Fungsional.
a. Asisten Sekretaris Daerah terdiri atas asisten pemerintahan dan kesejahteraan
rakyat; asisten perekonomian dan pembangunan; dan asisten administrasi
umum.
b. Staf ahli terdiri atas: staf ahli bidang hukum dan politik; staf ahli bidang
pemerintahan; staf ahli bidang pembangunan; staf ahli bidang kemasyarakatan
dan sumber daya manusia; dan staf ahli bidang ekonomi dan keuangan
c. Bagian-bagian mencakup: bagian administrasi pemerintahan umum,
membawahi; bagian administrasi kemasyarakatan, bagian administrasi
perekonomian, bagian administrasi pembangunan, bagian hukum, bagian
organisasi, bagian umum, bagian administrasi kesejahteraan rakyat, bagian
administrasi sumber daya alam.
2. Susunan Organisasi Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, terdiri dari:
a. Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
b. Bagian Humas Dan Keprotokolan; yang mempunyai tugas mengkoordinasikan
pelaksanaan urusan tugas-tugas kehumasan dan keprotokolan.
c. Bagian Tata Usaha; yang mempunyai tugas mengkoordinasikan pelaksanaan
urusan tata usaha, administrasi umum dan urusan rumah tangga.
d. Bagian Persidangan Dan Risalah; yang mempunyai tugas mengkoordinasikan
pelaksanaan urusan tugas-tugas persidangan dan risalah.
e. Kelompok Jabatan Fungsional.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Nagekeo Nomor 7 Tahun 2009 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah Kabupaten Nagekeo Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Pembentukan
Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Nagekeo, Struktur Dinas Daerah adalah
sebagai berikut :
1. Dinas Pendidikan, Pemuda Dan Olahraga; mempunyai tugas membantu Bupati
melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang pendidikan,
pemuda dan olahraga
2. Dinas Kesehatan; mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan rumah tangga
daerah dalam bidang kesehatan;
3. Dinas Pekerjaan Umum; mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan rumah
tangga daerah dalam bidang pekerjaan umum.
4. Dinas Perhubungan, Komunikasi Dan Informatika; mempunyai tugas melaksanakan
sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang perhubungan, komunikasi dan
informatika.
5. Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil; mempunyai tugas melaksanakan sebagian
urusan rumah tangga daerah dalam bidang kependudukan dan pencatatan sipil.
6. Dinas Koperasi, Usaha Kecil Dan Menengah, Perdagangan Dan Perindustrian;
mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam
bidang koperasi, usaha kecil dan menengah, perdagangan dan perindustrian.
7. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Asset Daerah; mempunyai tugas
membantu Bupati dalam melaksanakan sebagian kewenangan pemerintahan di
bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah.
8. Dinas Pertanian, Peternakan Dan Perkebunan; mempunyai tugas melaksanakan
sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang pertanian.
9. Dinas Kelautan Dan Perikanan; mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan
rumah tangga daerah dalam bidang kelautan dan perikanan.
10. Dinas Perumahan, Tata Kota, Energi Dan Sumber Daya Mineral; mempunyai tugas
melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang perumahan dan
bidang energi dan sumber daya mineral.
11. Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata; mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan
rumah tangga daerah dalam bidang kebudayaan dan pariwisata.
12. Dinas Sosial, Tenaga Kerja Dan Transmigrasi; mempunyai tugas melaksanakan
sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang sosial, tenaga kerja dan
transmigrasi.
13. Dinas Kehutanan; mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan rumah tangga
daerah dalam bidang kehutanan.
Selain itu, berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Nagekeo Nomor 8 Tahun 2009 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Nagekeo Nomor 3 Tahun 2008 Tentang
Pembentukan Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Nagekeo, maka
organisasi dan tata kerja Lembaga Teknis adalah sebagai berikut :
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dan Statistik; mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan
pembangunan daerah, tata ruang wilayah makro dan statistik.
2. Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa; mempunyai tugas membantu Bupati dalam
melaksanakan sebagian kewenangan pemerintahan di bidang Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa.
3. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Dan Ketahanan Pangan; mempunyai tugas
membantu Bupati dalam melaksanakan sebagian kewenangan pemerintahan di
bidang penyuluhan pertanian dan ketahanan pangan.
4. Badan Kepegawaian, Pendidikan Dan Pelatihan; mempunyai tugas membantu Bupati
dalam melaksanakan sebagian kewenangan pemerintahan di bidang kepegawaian
dan pendidikan/ pelatihan.
5. Inspektorat; mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan
urusan pemerintahan, pertanahan, pembangunan, perekonomian daerah, badan
usaha daerah, kesejahteraan rakyat, pendapatan, perlengkapan dan aset daerah.
6. Badan Lingkungan Hidup; mempunyai tugas membantu bupati dalam merumuskan
dan melaksanakan pengendalian dampak lingkungan, kerusakan lingkungan dan
konservasi sumber daya alam.
7. Kantor Penanaman Modal; mempunyai tugas membantu Bupati dalam menentukan
kebijaksanaan bidang penanaman modal di daerah serta penilaian atas
pelaksanaannya.
8. Kantor Perpustakaan Dan Arsip; mempunyai tugas membantu bupati dalam
merumuskan dan melaksanakan pelayanan bahan pustaka, kearsipan dan
dokumentasi.
9. Satuan Polisi Pamong Praja; mempunyai tugas membantu bupati dalam bidang
ketertiban dan ketentraman masyarakat.
10. Rumah Sakit Umum Daerah Tipe C; mempunyai tugas melaksanakan pelayanan
pengobatan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit yang
dilaksanakan melalui pelayanan rawat inap, rawat jalan, rawat darurat (emergensi)
dan tindakan medik.
11. Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak;
mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan sebagian kewenangan
pemerintahan di bidang Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak.
12. Kantor Kesatuan Bangsa, Politik Dan Perlindungan Masyarakat; mempunyai tugas
membantu Bupati dalam melaksanakan sebagian kewenangan pemerintahan di
bidang Kesatuan Bangsa dan Kesatuan Politik Dalam Negeri.
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Nagekeo

BUPATI DPRD
WAKIL BUPATI

Perda No. 6 Tahun 2009 Perda No. 6 Tahun 2009


SEKRETARIAT DAERAH
SEK. DPRD

Perda No. 7 Tahun 2009 Perda No.8 Tahun 2009


DINAS-DINAS DAERAH LEMBAGA TEKNIS DAERAH

Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dan Statistik
Kesehatan Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Pekerjaan Umum Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Dan Ketahanan Pangan
Perhubungan,Komunikasi, dan Informatika Badan Kepegawaian, Pendidikan Dan Pelatihan
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Inspektorat
Badan Lingkungan Hidup
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan dan Perindustrian kecamatan
Kantor Penanaman Modal
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Asset Daerah
Dinas Pertanian, Peternakan Dan Perkebunan Kantor Perpustakaan Dan Arsip
Dinas Kelautan Dan Perikanan Satuan Polisi Pamong Praja
Rumah Sakit Umum Daerah Tipe C
Dinas Perumahan, Tata Kota, Energi Dan Sumber Daya Mineral
Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak
Kelurahan / desa
Dinas Sosial, Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kantor Kesatuan Bangsa, Politik Dan Perlindungan Masyarakat
Dinas Kehutanan

Sumber: Bappeda Kab. Nagekeo


Gambar 2.2 Diagram SKPD Terkait Dalam Pembangunan Sanitasi

BUPATI

BAPPEDAS Dinas Kesehatan Dinas Perumahan,


Badan Lingkungan Hidup Dinas Pekerjaan Umum Tata Kota, Energi Dan Sumber Daya Mineral
-Bidan Perencanaan Bidang Pelayanan Kesehatan -Bidang Cipta Karya
-Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan -Bidang Tata Kota
-Bidang Tata Ruang Bidang UKM -Bidang SDA -Bidang ESDM
-Bidang Statistik Bidang PSDK

BPMPD BLU Dinas Kominfohub Dinas PPO


-Bidang Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat
-Urusan
Desa Teknik -Bidang Kominfo -Bidang Pengendalian Mutu
-Bidang Sosbud -Urusan Pelayanan

Keterangan: Terkait Tupoksi


Langsung

Terkait Tupoksi
Tidak Langsung

Sumber: Bappeda Kab. Nagekeo


2.7 Komunikasi dan Media
Media memegang peranan sangat penting dalam setiap upaya sosialisasi program dan
kegiatan serta isu-isu yang penting bagi keberlangsungan hidup masyarakat suatu
bangsa. Gambaran kegiatan komunikasi terkait sanitasi dapan dijelaskan pada Tabel
2.14 dan Tabel 2.15.
Tabel 2.14 Kegiatan Komunikasi terkait Sanitasi
No. Kegiatan Tah Dinas Tujuan Khalayak Pesan Pembelajaran
un Pelaksana Kegiatan Kunci
1 Pemicuan 201 Dinas Meningka 25 Desa/ Sanitasi Tim fasilitator
STBM 4 Kesehata tkan Kelurahan buruk dan desa tidak
n dan peran di perilaku bekerja
Plan serta Kecamata hidup tidak maksimal
Indonesia masyarak n Aesesa sehat itu ditambah lagi
at dalam dan menjijikka kekurangan
penyedia Aesesa n, tenaga
an Selatan memaluka sanitarian
layanan n dan Puskesmas
sanitasi menimbulk sehingga
dan an pemicuan tidak
membias penyakit. berjalan
akan Karenanya sebagaimana
PHBS perlu diharapkan.
dalam diperbaiki Kerja sama
kehidupa sanitasi lintas sektor
n sehari- dan belum optimal
hari biasakan terlaksana.
PHBS
2 Kampany 201 Dinas Meningka Siswa Tangan Kekurangan air
e CTPS 4 Kesehata tkan sekolah merupakan di beberapa
n kesadara dasar di bagian sekolah
n akan 50 tubuh yang mengakibatkan
pentingny sekolah paloing kampanye
a mencuci yang sering CTPS tidak
tangan tersebar digunakan dapat
pakai di 7 untuk dipastikan
sabun kecamata beraktifitas keberkelanjuta
n , sehingga nnya
tangan
yang kotor
dapat
menyebark
an kuman
penyakit
Sumber: Dinas Kesehatan Nagekeo 2014

Tabel 2.15 Media Komunikasi dan Kerja Sama terkait Sanitasi


No Jenis Media Khalayak Pendanaa Isu yang Pesan Efektivitas
. (a) (b) n Diangkat Kunci (f)
(c) (d) (e)
1 - - - - - -
.. - - - - - -
Sumber: Pokja AMPL Kab. Nagekeo 2014

Kegiatan komunikasi media dan kerja sama media terkait sanitasi di Kabupaten
Nagekeo belum terlaksana sehingga terkait Media komunikasi dan kerja sama Terkkait
Sanitasi (Tabel 2.15) tidak dapat dijelaskan.

Anda mungkin juga menyukai