Anda di halaman 1dari 30

BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH

2.1 Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik

Kabupaten Aceh Singkil dengan ibukota Singkil adalah sebuah kabupaten yang berada
di ujung selatan Provinsi Aceh di Pulau Sumatera, Indonesia. Aceh Singkil merupakan
pemekaran dari Kabupaten Aceh Selatan dan sebagian wilayahnya berada di Kawasan Taman
Nasional Gunung Leuser (TNGL). Kabupaten ini terbentuk tahun 1999 dengan
dikeluarkannya Undang-Undang No. 14 Tahun 1999 tanggal 27 April 1999. Letak geografis
Kabupaten Aceh Singkil berada pada posisi 2o0’2”-2o36’40” Lintang Utara dan 97o04’54”-
98o11’47” Bujur Timur. Kabupaten ini terdiri dari dua wilayah yaitu daratan dan kepulauan.
Kepulauan yang menjadi bagian dari Kabupaten Aceh Singkil adalah Kepulauan Banyak
yang terdiri dari Pulau Banyak dan Pulau Banyak Barat.
Kabupaten ini memiliki batas wilayah administrasi yang meliputi sebelah utara
berbatasan dengan Kota Subulussalam, sebelah selatan berbatasan dengan Samudera
Indonesia, sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara, dan sebelah barat
berbatasan dengan Kabupaten Aceh Selatan.
Aspek administrasi Kabupaten Aceh Singkil mencakup wilayah daratan seluas
185.829,53 Ha yang terdiri dari 11 kecamatan, 15 mukim dan 120 gampong/desa, wilayah
kewenangan laut sejauh 4 mil sejauh garis pangkal seluas 2.802,56 Km2, wilayah udara di
atas daratan dan laut kewenangan, serta termasuk ruang di dalam bumi di bawah wilayah
daratan dan laut kewenangan, serta wilayah kepulauan dengan jumlah pulau lebih kurang 87
pulau terdiri dari pulau-pulau kecil dan besar. Kesebelas kecamatan tersebut adalah
Kecamatan Pulau Banyak, Kecamatan Pulau Banyak Barat, Kecamatan Singkil, Kecamatan
Singkil Utara, Kecamatan Kuala Baru, Kecamatan Simpang Kanan, Kecamatan Gunung
Meriah, Kecamatan Danau Paris, Kecamatan Suro, Kecamatan Singkohor dan Kecamatan
Kota Baharu.
Melihat dari sisi topografi, wilayah Kabupaten Aceh Singkil berada di daerah pesisir
dan daerah sebelah utara merupakan daerah dataran dengan kemiringan antara 0% – 8%.
Sedangkan pada daerah yang menjauhi pesisir merupakan daerah yang berbukit-bukit dengan
kemiringan antara 8% – 30%. Sebagian kawasannya merupakan daerah suaka alam Taman
Nasional Gunung Leuser (TNGL). Kondisi ketinggian lahan menunjukkan bahwa Kabupaten
Aceh Singkil berada di antara ketinggian 0 m – 100 m dpl. Daerah pesisir di sebelah selatan
dan daerah di sebelah timur berada pada ketinggian antara 0 m – 5 m dpl. Sedangkan pada
daerah di sebelah utara memiliki kondisi yang relatif berbukit-bukit dengan ketinggian antara
5 m – 100 m dpl.
Secara geologi, bagian utara Kabupaten Aceh Singkil merupakan daerah dengan
fisiografi wilayah perbukitan yang didominasi oleh sistem perbukitan berupa bukit lipatan. Di
antara bukit-bukit terdapat sungai dan anak-anak sungai yang bermuara ke Samudera
Indonesia. Pada bagian selatan, fisiografi terdiri atas dataran aluvial sungai dan endapan
pasir laut yang sebagian besar merupakan ekosistem rawa yang unik. Di samping itu, terdapat
juga bahan induk tanah berupa bahan organik yang sebagiannya telah terdekomposisi
membentuk gambut. Pada bagian selatan juga terdapat daerah kepulauan yang umumnya
didominasi oleh bahan induk bukit kapur dan endapan pasir.
Sebagai daerah yang dilalui oleh patahan aktif Sesar Semangko yang diperkirakan
bergeser sekitar 11 mm/thn maka wilayah Kabupaten Aceh Singkil termasuk dalam daerah
dengan resiko bencana yang tinggi sebagai akibat dari proses geologis, terutama pada bagian
selatan yang merupakan daerah pesisir pantai. Konsekuensinya, wilayah Kabupaten Aceh
Singkil merupakan daerah rawan gempa dan longsor. Disamping itu, bagian utara wilayah
kabupaten merupakan daerah yang rawan erosi karena sebagian besar material pembentuk
tanah terdiri dari bahan induk berupa batuan liat, batu kapur, dan pasir kuarsa. Beberapa
kawasan rawan gelombang pasang (rob) dan abrasi pantai adalah Kecamatan Singkil meliputi
Kampung Pulau Sarok, Kecamatan Singkil Utara meliputi Kampung Gosong Telaga Selatan,
Gosong Telaga Utara, GosongTelaga Timur, Gosong Telaga Barat dan Ketapang Indah,
Kecamatan Kuala Baru meliputi Kampung Kuala Baru Laut, Kuala Baru Sungai dan Kayu
Menang, Kecamatan Pulau Banyak dan Kecamatan Pulau Banyak Barat.
Secara hidrologis, Kabupaten Aceh Singkil memiliki potensi sumberdaya air yang
sangat besar bersumber dari air sungai, danau, rawa-rawa dan mata air. Potensi sumberdaya
air terbesar bersumber dari air sungai. Sungai Singkil (Lae Singkil) adalah sungai utama yang
bermuara ke Samudera Indonesia dan merupakan pertemuan dari dua sungai yaitu Lae
Cinendang dan Lae Soraya. Lae Cinendang memiliki hulu di Pakpak Barat Provinsi Sumatera
Utara, sedangkan Lae Soraya berhulu di Lawe Alas Kabupaten Aceh Tenggara. Di samping
itu terdapat beberapa sungai lainnya yang relatif lebih kecil, diantaranya Lae Siragian dan Lae
Silabuhan. Nama-nama Daerah Aliran Sungai di Aceh singkil dapat dilihat pada Tabel 2.1
Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Aceh Singkil

Nama DAS Luas (Ha)

DAS Cinendang 29.794,65


DAS Singkil 41.506,07
DAS Siragian 21.149,76
DAS Silabuhan 13.838,71
DAS Tapus 30.055,61
DAS Ujung Bawang 2.458,28
DAS Terap 10.425,98
DAS Pulau Tuangku 20.839,66
DAS Pulau Bengkaru 5.841,38
DAS Pulau-pulau Kecil 2.788,19
Sumber : Data RTRW Bappeda Kab. Aceh Singkil 2012

Kawasan rawa gambut dalam yang terdapat di bagian barat Kabupaten Aceh Singkil
berfungsi sebagai daerah transisi antara daratan dan lautan sehingga berpotensi untuk
mencegah rembesan air laut ke darat dan sekaligus sebagai sumber cadangan air tanah.
Disamping itu, sebagian besar daerah rawa-rawa gambut tersebut adalah bagian dari Kawasan
Ekosistem Leuser (KEL) sebagai Kawasan Suaka Alam (KSA) atau Kawasan Pelestarian
Alam (KPA) sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pemanfaatan air tanah yang bersumber dari mata air dilakukan dengan pembuatan
sumur bor dan pemanfaatan air tanah dangkal dilakukan dengan metode penggalian sumur
yang umumnya terdapat di daerah yang agak tinggi. Sedangkan di daerah yang agak rendah
seperti Kota Singkil, Kuala Baru dan Singkil Utara, air sumur tidak layak diminum karena
berbau, berwarna, dan berasa lagang.
Sumberdaya air yang sangat besar seperti diuraikan di atas sangat berpotensi
digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, industri, irigasi, perikanan, peternakan
dan lainnya. Jumlah cadangan air yang tersedia dari Lae Singkil diperkirakan sebesar 982
Juta m3/tahun dengan debit rata-rata 55 m3/detik, Lae Cinendang sebesar 580 Juta m3/tahun
dan Lae Soraya sebesar 397 Juta m3/tahun. Lae Singkil yang melewati Kota Singkil juga
berpotensi menyebabkan banjir tahunan pada daerah sekitar aliran sungai. Ditambah lagi
kondisi sebagian fisik lahan yang berbentuk rawa-rawa gambut mengakibatkan mudahnya
terjadi genangan air yang agak lama.
Iklim di wilayah Kabupaten Aceh Singkil termasuk dalam tipe iklim tropis.
Berdasarkan data tahun 2011, hari hujan rerata 36 hari/tahun dengan curah hujan 2.12,5
mm/bulan.
Secara Administratif, kecamatan dengan wilayah terluas adalah Kecamatan Pulau
Banyak Barat, dengan luas wilayah terluas yaitu 27.867,27 Ha, dengan persentase 15% dari
luas wilayah kabupaten Aceh Singkil. Sedangkan kecamatan dengan luas administrative
terkecil adalah Pulau banyak barat, dengan luas wilayah 1.500,81 Ha dengan persentase
0,81% dari total luas Kabupaten Aceh Singkil.
Sedangkan secara luas wilayah yang terbangun, kecamatan dengan luas wilayah
terluas adalah Kecamatan Danau paris, dengan luas wilayah terbagun adalah 24.179,06 Ha
dengan persentase 20,17% dari total wilayah terbangun Kabupaten Aceh Singkil. Untuk
wilayah terbangun terkecil adalah Kecamatan Pulau Banyak dengan luas daerah terbangun
1.038,67 Ha atau 0,87% dari total wilayah terbangun Kabupaten Aceh Singkil. Hal ini secara
lengkap dapat dilihat dalam Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Nama, luas wilayah per-Kecamatan dan jumlah desa


Luas Wilayah
Jumlah Administrasi Terbangun
Nama Kecamatan Kelurahan/ (%)
Desa (%) thd
(Ha) thd (Ha)
total
total
Pulau Banyak 3 1.500,81 0,81 1.038,67 0,87
Pulau Banyak Barat 4 27.867,27 15,00 4.087,20 3,41
Singkil 16 13.594,18 7,32 6.323,01 5,27
Singkil Utara 7 16.572,94 8,92 14.630,00 12,20
Kuala Baru 4 4.583,31 2,47 1.027,55 0,86
Simpang Kanan 25 16.951,67 9,12 12.950,78 10,80
Gunung Meriah 25 21.996,55 11,84 20.783,41 17,33
Danau Paris 7 27.851,83 14,99 24.179,06 20,17
Suro 12 11.296,66 6,08 9.200,70 7,67
Singkohor 7 17.677,93 9,51 17.675,64 14,74
Kota Baharu 10 25.936,38 13,96 7.999,39 6,67
Kabupaten Aceh Singkil 120 185.829,53 100,00 119.895,41 100,00
Sumber : RTRW Kabupaten Aceh Singkil dan diolah
Grafik 2.1 Penyebaran Persentase Luas Wilayah Administrasi Kecamatan yang
terdapat di Kabupaten Aceh Singkil sampai tahun 2012

0.81
Pulau Banyak
13.96 15.00 Pulau Banyak Barat
Singkil
Singkil Utara
9.51 7.32
Kuala Baru
Simpang Kanan
6.08
8.92
Gunung Meriah
Danau Paris

14.99 Suro
9.12 2.47
Singkohor
11.84 Kota Baharu

Sumber : Bappeda Kab. Aceh Singkil, diolah.

Grafik 2.2 Penyebaran Persentase Luas Wilayah Terbangun Kecamatan yang


terdapat di Kabupaten Aceh Singkil sampai tahun 2012

25.00
Pulau Banyak
20.17
20.00 Pulau Banyak Barat
17.33
Singkil
14.74
15.00 Singkil Utara
12.20
10.80 Kuala Baru
10.00 Simpang Kanan
7.67
6.67
5.27 Gunung Meriah
5.00 3.41 Danau Paris
0.86 Suro
0.87
- Singkohor
Kecamatan

Sumber : Bappeda Kab. Aceh Singkil, diolah


Peta 2.1 Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) Kabupaten Aceh Singkil

Sumber : Data RTRW Bappeda Kab. Aceh Singkil 2012


2.2 Peta Administrasi Kabupaten Aceh Singkil dan Cakupan Wilayah Kajian

Sumber : Data RTRW Bappeda Kab. Aceh Singkil 2012


2.2 Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Aceh Singkil pada tahun 2011 adalah 104.856 jiwa yang
terdiri dari 52.956 jiwa laki-laki dan 51.900 jiwa perempuan. Persentase penduduk terbanyak
terdapat di Kecamatan Gunung Meriah yaitu sebesar 29,88% dan Sedangkan persentase
penduduk terkecil adalah Kecamatan Kuala Baru yaitu sebesar 2,12%. Komposisi umur
penduduk didominasi oleh balita dan remaja yang pada suatu saat akan berada pada posisi
usia produktif.
Laju pertumbuhan jumlah penduduk (population growth rate) di Kabupaten Aceh
Singkil setiap tahunnya rata-rata 2,99% jika mengacu kepada data penduduk dari tahun 2006
sampai dengan 2011 yang terangkum dalam data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten
Aceh Singkil 2012. Dengan luas wilayah Kabupaten Aceh Singkil yang terbangun 119.895
Ha dan jumlah penduduk yang mendiami 104.856 jiwa maka tingkat kepadatan penduduk
Kabupaten Aceh Singkil adalah sebanyak 87 Orang/Km2. Kepadatan penduduk tertinggi
terdapat di Kecamatan Singkil sebanyak 264 Orang/Km2 sedangkan kepadatan terendah
terdapat di Kecamatan Danau Paris sebanyak 28 Orang/Km2. Jumlah rumah tangga di
Kabupaten Aceh Singkil pada tahun 2011 adalah 23.731 rumah tangga. Secara rata-rata
banyaknya penduduk yang menempati satu rumah tangga adalah 4 orang. Rata-rata anggota
rumah tangga dalam satu rumah tangga untuk setiap kecamatan dapat dikatakan seragam
(homogen).
Sedangkan untuk menghitung proyeksi pertambahan penduduk di Kabupaten Aceh
Singkil selama 5 tahun kedepan, digunakan Metode Geometrik dengan rumus :

Pn = P (1+ r)n
Di mana :
Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke n
Po = Jumlah penduduk pada tahun dasar
r = Laju pertumbuhan penduduk rata-rata
n = Jumlah tahun interval
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk dan Kepadatannya 5 Tahun Terakhir
Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Penduduk (%) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)
Nama
Tahun Tahun Tahun Tahun
Kecamatan
Rata 200
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2006
7
2008 2009 2010 2011
-rata
Pulau Banyak 6.087 6.288 6.496 6.515 3.916 4.005 1.522 1.572 1.624 1.629 979 1.001 2,72 3,3 3,31 2,4 0,844 1,13 2,28 119 123 127 127 377 386
Pulau Banyak
2.654 2.715 664 679 1,14 1,14 65 66
Barat*
Singkil 15.142 16.344 16.868 16.919 16.292 16.665 3.786 4.086 4.217 4.230 4.073 4.166 4,35 7,94 3,21 3,91 -3,71 1,14 2,81 239 258 267 268 258 264
Singkil Utara 7.588 7.986 8.624 8.650 8.918 9.122 1.897 1.997 2.156 2.163 2.230 2.281 4,94 5,25 7,99 4,58 3,10 1,14 4,50 52 55 59 59 61 62
Kuala Baru 2.215 2.292 2.404 2.411 2.173 2.223 554 573 601 603 543 556 2,98 3,48 4,89 2,89 -9,87 1,14 0,92 216 223 234 235 211 216
Simpang Kanan 12.838 13.636 13.776 13.816 12.716 13.007 3.210 3.409 3.444 3.454 3.179 3.252 4,07 6,22 1,02 2,87 -7,96 1,14 1,23 99 105 106 107 98 100
Gunung Meriah 26.658 28.746 31.055 31.148 30.630 31.331 6.665 7.187 7.764 7.787 7.658 7.833 5,71 7,83 8,03 5,42 -1,66 1,14 4,41 128 138 149 150 147 151
Danau Paris 5.406 5.582 5.599 5.616 6.622 6.774 1.352 1.396 1.400 1.404 1.656 1.694 2,04 3,26 0,3 1,47 17,91 1,14 4,35 22 23 23 23 27 28
Suro 7.146 7.479 7.734 7.757 7.559 7.732 1.787 1.870 1.934 1.939 1.890 1.933 3,57 4,66 3,41 2,97 -2,55 1,14 2,20 78 81 84 84 82 84
Singkohor 4.725 4.860 5.026 5.041 5.309 5.431 1.181 1.215 1.257 1.260 1.327 1.358 2,01 2,86 3,42 2,14 5,32 1,14 2,81 27 27 28 29 30 31
Kota Baharu 4.711 4.888 5.223 5.239 5.720 5.851 1.178 1.222 1.306 1.310 1.430 1.463 2,08 3,76 6,85 3,22 9,18 1,14 4,37 59 61 65 65 72 73
Kab. Aceh Singkil 92.516 98.101 102.805 103.112 102.509 104.856 23.129 24.525 25.701 25.778 25.627 26.214 3,45 4,86 4,24 3,19 1,06 1,14 2,99 77 82 86 86 85 87

S u m b er: AS D A 2 0 1 1, 20 1 0, da n diola h

* Kecamatan Pulau Banyak Barat, dimekarkan tahun 2011


Tabel 2.4 Jumlah Penduduk dan Kepadatannya Proyeksi 5 Tahun kedepan
Tingkat Pertumbuhan Penduduk
Jumlah Penduduk Jumlah KK Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)
(%)
Nama
Tahun Tahun Tahun Tahun
Kecamatan
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

Pulau Banyak 4.055 4.148 4.242 4.339 4.438 1.014 1.037 1.061 1.085 1.110 1,13 2,28 2,28 2,28 2,28 135,80 399,32 408,44 417,77 427,31

Pulau Banyak Barat 2.715 2.746 2.777 2.809 2.841 679 686 694 702 710 1,14 1,14 1,14 1,14 1,14 25,70 67,18 67,95 68,72 69,51

Singkil 16.665 17.133 17.614 18.108 18.617 4.166 4.283 4.403 4.527 4.654 1,14 2,81 2,81 2,81 2,81 49,70 270,96 278,57 286,39 294,43

Singkil Utara 9.122 9.532 9.961 10.410 10.878 2.281 2.383 2.490 2.602 2.720 1,14 4,50 4,50 4,50 4,50 20,70 65,16 68,09 71,15 74,35

Kuala Baru 2.223 2.243 2.264 2.285 2.306 556 561 566 571 576 1,14 0,92 0,92 0,92 0,92 17,90 218,33 220,33 222,35 224,39

Simpang Kanan 13.007 13.167 13.328 13.491 13.657 3.252 3.292 3.332 3.373 3.414 1,14 1,23 1,23 1,23 1,23 54,90 101,67 102,91 104,17 105,45

Gunung Meriah 31.331 32.713 34.156 35.663 37.236 7.833 8.178 8.539 8.916 9.309 1,14 4,41 4,41 4,41 4,41 145,70 157,40 164,34 171,59 179,16

Danau Paris 6.774 7.069 7.377 7.698 8.033 1.694 1.767 1.844 1.924 2.008 1,14 4,35 4,35 4,35 4,35 20,00 29,24 30,51 31,84 33,22

Suro 7.732 7.902 8.076 8.254 8.435 1.933 1.976 2.019 2.063 2.109 1,14 2,20 2,20 2,20 2,20 55,20 85,89 87,77 89,71 91,68

Singkohor 5.431 5.584 5.741 5.903 6.069 1.358 1.396 1.435 1.476 1.517 1,14 2,81 2,81 2,81 2,81 52,20 31,59 32,48 33,39 34,33

Kota Baharu 5.851 6.107 6.374 6.652 6.943 1.463 1.527 1.593 1.663 1.736 1,14 4,37 4,37 4,37 4,37 49,60 76,34 79,68 83,16 86,80
Kab. Aceh Singkil 104.906 108.344 111.910 115.611 119.453 26.227 27.086 27.978 28.903 29.863 1,14 2,82 2,82 2,82 2,82 57,04 136,64 140,10 143,66 147,33

S u m b er: A S D A 2 0 1 2, d a n d iol a h
2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah

Pemetaan keuangan dan perekonomian dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran


yang jelas mengenai arsitektur keuangan dan perekonomian Kabupaten Aceh Singkil dalam
melaksanakan pembangunan sanitasi. Hasil pemetaan diharapkan dapat dengan jelas
menggambarkan kondisi internal pendanaan sanitasi di Kabupaten Aceh Singkil yang masih
dalam jangkauan kontrol kabupaten tentang kekuatan dan kelemahan pengelolaan air limbah
domestik, persampahan, drainase, serta promosi higiene dan sanitasi. Selain itu, pemetaan ini
juga ditujukan untuk mendapatkan gambaran jelas tentang kondisi eksternal pendanaan
sanitasi yaitu kondisi di luar kontrol kabupaten yang menggambarkan tentang kesempatan
yang dapat dimanfaatkan ataupun ancaman yang harus dihindarkan dalam pembangunan
dilihat dari sisi pendanaan dan perekonomian. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih
tepat, maka diupayakan data yang digunakan adalah data realisasi belanja.

Arah kebijakan keuangan daerah merupakan pedoman bagi daerah dalam upaya
peningkatan pendapatan daerah dan peningkatan ketepatan alokasi serta efisiensi anggaran
dalam pengelolaan keuangan daerah. Implementasi dari kebijakan keuangan daerah ini
tertuang secara rinci dan jelas dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang
merupakan rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan ditetapkan dengan Qanun/Peraturan Daerah.
Keuangan daerah Kabupaten Aceh Singkil dikelola sesuai dengan Undang-Undang No. 17
tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang No. 1 tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah No. 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah, dan Undang-Undang No. 13 tahun 2006 yang kemudian diubah dan
dilengkapi dengan ketentuan baru yang diatur dalam Permendagri No. 59 tahun 2007 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, serta Peraturan Daerah yang mengatur tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah.
Rekapitulasi realisasi anggaran Kabupaten Aceh Singkil dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu pendapatan, belanja dan pembiayaan. Untuk bagian pendapatan bersumber dari
Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana perimbangan (transfer) dan anggaran lain-lain yang
sah. PAD meliputi pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengolahan kekayaan daerah yang
dipisahkan dan anggaran lain-lain pendapatan daerah yang sah. Untuk dana perimbangan
(transfer) meliputi dana bagi hasil, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus. Sementara
anggaran lain-lain yang sah meliputi hibah, dana darurat, dana bagi hasil pajak dari provinsi
kepada kabupaten/kota, dana penyesuaian dan dana otonomi khusus serta bantuan keuangan
dari provinsi/pemerintah daerah lainnya. Untuk bagian belanja, bersumber dari belanja tidak
langsung dan belanja langsung. Belanja tidak langsung meliputi belanja pegawai, bunga,
subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tidak terduga.
Sementara belanja tidak langsung meliputi belanja pegawai, belanja barang dan jasa serta
belanja modal.
Realisasi belanja sanitasi SKPK Kabupaten Aceh Singkil bersumber dari Dinas
Pekerjaan Umum, Dinas Kesehatan dan Badan Penanggulangan Dampak Lingkungan,
Pertamanan dan Kebersihan, meliputi investasi yang termasuk didalamnya pembangunan
sarana prasarana, pengadaan lahan, pelatihan, koordinasi, advokasi, kampanye dan studi-studi
yang terkait dengan sanitasi serta operasional/pemeliharaan. Pertumbuhan rata-rata belanja
sanitasi Kabuapaten Aceh Singkil dari tahun 2008 - 2011 adalah Rp 580.048.345/tahun.
Belanja sanitasi Kabupaten Aceh Singkil terbesar adalah tahun 2010, yakni sebesar Rp
6.405.197.700. Sedangkan belanja sanitasi per kapita Kabupaten Aceh Singkil rata-rata sejak
tahun 2008-2011 adalah Rp 36.223/jiwa, dengan belanja sanitasi per kapita terbesar terjadi
pada tahun 2010 yakni Rp 62.484/jiwa. Data lengkap realisasi anggaran pendapatan belanja
daerah Kabupaten Aceh Singkil serta realisasi anggaran sanitasi di Kabupaten Aceh Singkil
sejak tahun 2008 hingga tahun 2011, dapat di lihat pada Tabel 2.5 di bawah ini.
Tabel 2.5: Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2008 – 2011
Tahun (dalam Rupiah)
No Realisasi Anggaran Rata-rata
2008 2009 2010 2011
pertumbuhan
A Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3) 273.638.474.562 306.894.304.515 313.817.525.319 406.766.618.885 44.376.048.108
a.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 8.803.302.150 5.979.218.763 9.437.191.386 10.926.051.044 707.582.965
a.1.1 Pajak daerah 1.596.446.308 995.336.467 1.219.284.754 1.927.370.244 110.307.979
a.1.2 Retribusi daerah 866.757.887 1.078.116.165 2.862.372.392 4.153.665.432 1.095.635.848
Hasil Pengelolaan Keuangan Daerah
a.1.3 1.163.891.666 1.243.713.740 1.459.162.135 1.078.184.922 (28.568.915)
yang Dipisahkan
1.1.4 Zakat, infaq dan Shadaqah 1.250.121.197 416.707.066
1.1.5 Lain-lain PAD yang sah 5.176.206.289 2.662.052.391 3.896.372.105 2.516.709.249 (886.499.013)
a.2 Dana Perimbangan (Transfer) 250.142.647.007 279.364.684.081 286.419.452.768 326.429.043.812 25.428.798.935
Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil
a.2.1 41.098.919.007 22.053.596.081 38.298.163.768 34.090.165.560 (2.336.251.149)
Bukan Pajak
a.2.2 Dana alokasi umum 161.827.728.000 209.179.088.000 213.928.289.000 253.117.378.252 30.429.883.417
a.2.3 Dana alokasi khusus 47.216.000.000 48.132.000.000 34.193.000.000 39.221.500.000 (2.664.833.333)
a.3 Lain-lain Pendapatan yang Sah 14.692.525.405 21.550.387.672 17.960.881.164 69.411.524.028 18.239.666.208
a.3.1 Hibah - - 1.171.757.236 390.585.745
a.3.2 Dana darurat - - - -
Dana bagi hasil pajak dari provinsi
a.3.3 4.735.770.952 14.907.684.813 5.087.097.949 5.547.953.632 270.727.560
kepada kab./kota
Dana penyesuaian dan dana otonomi
a.3.4 9.318.137.265 6.382.226.000 12.873.783.215 62.691.813.160 17.791.225.298
khusus
Bantuan keuangan dari
a.3.5 638.617.188 260.476.859 - - (212.872.396)
provinsi/pemerintah daerah lainnya
a.3.6 pendapatan Lainnya - - - - -
B Belanja (b1 + b.2) 281.804.749.120 241.413.559.389 310.997.811.251 408.779.680.620 42.324.977.167
b.1 Belanja Tidak Langsung 111.596.251.223 145.412.120.310 165.356.046.412 197.294.083.557 28.565.944.111
b.1.1 Belanja pegawai 91.037.848.523 108.701.006.654 135.127.622.010 158.896.562.217 22.619.571.231
b.1.2 Bunga - - - - -
b.1.3 Subsidi 1.753.285.500 2.621.291.000 3.555.236.004 3.012.451.002 419.721.834
b.1.4 Hibah 6.025.000.000 21.385.528.660 16.941.982.000 24.096.167.248 6.023.722.416
b.1.5 Bantuan sosial 4.533.325.000 3.353.729.996 2.441.206.398 3.003.989.540 (509.778.487)
b.1.6 Belanja bagi hasil - - 5.850.000.000 - -
b.1.7 Bantuan keuangan 7.227.173.000 8.633.102.000 7.380.000.000 50.942.333
b.1.8 Belanja tidak terduga 1.019.619.200 717.462.000 1.440.000.000 904.913.550 (38.235.217)
b.2 Belanja Langsung 170.208.497.897 96.001.439.079 145.641.764.839 211.485.597.063 13.759.033.055
b.2.1 Belanja pegawai 27.137.371.870 25.334.089.338 28.554.355.844 36.203.972.790 3.022.200.307
b.2.2 Belanja barang dan jasa 60.213.304.599 63.979.804.852 57.223.470.247 73.306.655.011 4.364.450.137
b.2.3 Belanja modal 82.857.821.428 62.759.190.739 59.863.938.748 101.974.969.262 6.372.382.611
C Pembiayaan 11.519.669.350 518.382.466 9.065.847.592 12.035.561.633 171.964.094
Sumber : Realisasi APBD tahun 2009-2012, diolah
Tabel 2.6: Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2008-2011

Tahun
No SKPD Rata2
2008 2009 2010 2011
pertumbuhan

1 DINAS PEKERJAAN UMUM 760.870.000 2.667.485.100 5.405.032.700 1.878.580.000 371.944.950

1.a Investasi 760.870.000 2.667.485.100 5.405.032.700 1.878.580.000 371.944.950


Infrastruktur Sarana MCK - 534.730.100 924.145.000 820.000.000 142.634.950
Infrastruktur Sarana Sanitasi - - 68.400.000 81.010.000 12.610.000
Infrastruktur Air Bersih 760.870.000 2.132.755.000 4.412.487.700 977.570.000 216.700.000
1.b Operasional/pemeliharaan (OM) - - - - -
BAPEDAL, PERTAMANAN DAN
2 806.724.350 1.004.610.600 1.000.165.000 1.416.709.385 233.095.169
KEBERSIHAN

2.a Investasi 770.940.550 647.970.500 469.230.000 854.070.385 60.242.403


Pembanguan tempat pembuangan benda
307.500.000 45.000.000 - - (262.500.000)
padat/cair yang menimbulkan polusi
Pengujian kadar polusi limbah padat dan
463.440.550 533.950.000 43.800.000 70.940.460 (98.125.023)
limbah cair
Peningkatan operasi dan pemeliharaan
- 55.000.000 306.705.000 319.180.000 79.795.000
prasarana dan sarana persampahan
Pengembangan Data dan Informasi
- - 109.700.000 59.475.000 (50.225.000)
Lingkungan
Pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) - - - 386.904.925 386.904.925
Penyediaan jasa kebersihan kantor - 14.020.500 9.025.000 17.570.000 4.392.500
2.b Operasional/pemeliharaan (OM) 35.783.800 356.640.100 530.935.000 562.639.000 172.852.767
Penyuluhan dan pengendalian polusi dan
6.183.800 - - - 6.183.800
pencemaran
Pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) 29.600.000 - - 148.165.000 118.565.000
Peningkatan operasi dan pemeliharaan
- 356.640.100 530.935.000 371.235.000 4.864.967
prasarana dan sarana persampahan
Pemantauan kualitas lingkungan - - - 28.100.000 28.100.000
Pengawasan pelaksanaan kebijakan bidang
- - - 15.139.000 15.139.000
lingkungan hidup

3 DINAS KESEHATAN 12.450.000 12.450.000

3.a Investasi 12.450.000 12.450.000


Pelatihan tenaga pemeriksaan kualitas air ke
- 12.450.000 12.450.000
provinsi
3.b Operasional/pemeliharaan (OM) -
4 Bappeda -
4.a Investasi -
4.b Operasional/pemeliharaan (OM) -
5 Belanja Sanitasi (1+2+3+…n) 1.567.594.350 3.672.095.700 6.405.197.700 3.307.739.385 580.048.345
Pendanaan investasi sanitasi Total
6 1.531.810.550 3.315.455.600 5.874.262.700 2.745.100.385 404.429.945
(1a+2a+3a+…na)
7 Pendanaan OM (1b+2b+3b+…nb) 35.783.800 356.640.100 530.935.000 562.639.000 175.618.400
8 Belanja Langsung 170.208.497.897 96.001.439.079 145.641.764.839 211.485.597.063 13.759.033.055
Proporsi Belanja Sanitasi – Belanja
9 0,009 0,038 0,044 0,016 0,002
Langsung(5/8)
Proporsi Investasi Sanitasi – Total Belanja
10 0,977 0,903 0,917 0,830 (0,049)
Sanitasi (6/5)
Proporsi OM Sanitasi – Total Belanja
11 0,023 0,097 0,083 0,170 0,049
Sanitasi (7/5)

Sumber : Realisasi APBD tahun 2009 -2012, diolah

Keterangan :
Investasi termasuk didalamnya pembangunan sarana prasarana, pengadaan lahan,
pelatihan, koordinasi, advokasi, kampanye dan studi-studi yang terkait dengan sanitasi
Tabel 2.7 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2008 - 2012

Tahun
No Deskripsi Rata-rata
2008 2009 2010 2011

Total Belanja Sanitasi


1 1.567.594.350 3.672.095.700 6.405.197.700 3.307.739.385 3.738.156.784
Kabupaten

2 Jumlah Penduduk 102.805 103.112 102.509 104.856 103.321

Belanja Sanitasi Perkapita (1 / 2) 15.248 35.613 62.484 31.546 36.223


Sumber : APBD dan BPS Kab. Aceh Singkil tahun 2009-2012, diolah

Tabel 2.8 Tabel Peta Perekonomian Kabupaten Tahun 2008 - 2012

Tahun
No Deskripsi
2008 2009 2010 2011
PDRB harga konstan
1 4.539.088,14 4.621.469,02 4.727.160,35 4.853.668,87
(struktur perekonomian) (Rp.)
Pendapatan Per kapita
2 4.295.553,34 4.373.563,95 4.473.534,95 4.593.255,92
Kabupaten (Rp.)
3 Pertumbuhan Ekonomi (%) 4,59 4,75 4,97 5,03
Sumber : PDRB Kab. Aceh Singkil 2008-2011

2.4 Tata Ruang Wilayah

Penataan ruang Kabupaten Aceh Singkil bertujuan "Mewujudkan Kabupaten Aceh


Singkil sebagai Kawasan Agribisnis dengan Memperhatikan Kelestarian Alam dan
Mitigasi Kebencanaan". Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah tersebut maka
ditetapkan kebijakan penataan ruang Kabupaten Aceh Singkil meliputi :
1. Pemantapan fungsi pusat-pusat kegiatan dan aksesibilitas yang meliputi :
 Mengembangkan pusat kegiatan baru
 Menetapkan kegiatan utama pada pusat-pusat kegiatan
 Meningkatkan keterkaitan antara kawasan perkotaan dan perdesaan
 Menyediakan sarana sosial ekonomi sesuai standar pelayanan minimal secara
merata, dan
 Meningkatkan sarana sosial ekonomi di pusat-pusat kegiatan sesuai dengan
fungsi dan hirarki pelayanannya
 Meningkatkan aksesibilitas transportasi darat, laut, dan udara, dan
 Membuka akses dan meningkatkan aksesibilitas antar kawasan dan antara
kawasan dengan pusat-pusat kegiatan
2. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana telekomunikasi,
energi, dan sumber daya air yang meliputi :
 Meningkatkan pelayanan jaringan telekomunikasi
 Meningkatkan jaringan energi dan memanfaatkan energi terbarukan, dan
 Meningkatkan pelayanan sumber daya air
3. Peningkatan pengelolaan kawasan lindung, penatagunaan lahan dan manajemen
resiko bencana yang meliputi :
 Meningkatkan dan mengendalikan fungsi kawasan lindung
 Memulihkan kawasan lindung yang telah menurun fungsinya
 Meningkatkan nilai ekonomi kawasan lindung tanpa mengabaikan fungsi
perlindungan melalui kegiatan pariwisata yang ramah lingkungan, dan
 Mengatur pola penggunaan lahan di sekitar kawasan lindung
 Menetapkan zona bahaya dan zona aman pada kawasan rawan bencana
 Mengembangkan perencanaan sesuai zona kerawanan bencana
 Mengembangkan sistem pencegahan sesuai sifat dan jenis bencana, serta
karakteristik wilayah
 Mengembangkan sistem adaptasi dan mitigasi bencana
 Mengembangkan upaya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana
 Mengembangkan sistem penanganan pasca bencana, dan
 Mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi pengelolaan kawasan
lindung
 Menjaga, mempertahankan, dan meningkatkan fungsi kawasan lindung
4. Peningkatan dan pengelolaan kawasan budidaya pertanian, pemanfaatan dan
pengolahan potensi perikanan dan kelautan sesuai potensi lestari yang meliputi :
 Meningkatkan lahan pertanian lahan basah
 Meningkatkan produktivitas
 Mengembangkan infrastruktur pendukung dan
 Menetapkan fungsi lahan pangan pertanian berkelanjutan
 Mengintensifikasi dan diversifikasi komoditas hasil perkebunan dan
 Mengoptimalkan fungsi kawasan perkebunan secara terpadu dengan
peternakan dan pertanian lahan kering
 Mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi sumberdaya pariwisata
unggulan, kelautan dan perikanan sebagai penggerak utama perekonomian
wilayah
 Mengoptimalkan pemanfaatan perikanan tangkap, budi daya laut, air payau,
dan tawar
 Mengembangkan sarana dan prasarana
 Mengembangkan industri pengolahan ikan dan
 Mengembangkan Kawasan Minapolitan
5. Pengembangan wisata potensial ramah lingkungan dan ramah budaya yang
meliputi :
 Mengembangkan ekowisata, agrowisata, wisata budaya, dan jasa lingkungan
 Mengembangkan kegiatan pariwisata secara terintegrasi dan
 Mengembangkan sistem informasi, promosi, akomodasi, dan infrastruktur
 Pemantapan konsep kawasan agroindustri
 Pemantapan rencana pengembangan pariwisata
6. Pengembangan pemanfaatan sumberdaya alam dengan memperhatikan
kelestarian lingkungan dan kebencanaan yang meliputi :
 Merehabilitasi lahan kritis
 Mengoptimalkan industri hasil hutan
 Mengembangkan hasil hutan bukan kayu
 Mengembangkan tanaman hutan
 Merehabilitasi tanaman tua, dan
 Memanfaatkan dan mengelola sumber daya mineral ramah lingkungan
 Memanfaatkan potensi tambang, dan
 Merehabilitasi dan pemulihan cadangan sumber daya alam
7. Pengembangan sistem jaringan prasarana kegiatan perikanan tangkap, perikanan
budidaya, agroindustri, pariwisata, dan permukiman yang meliputi :
 Mengembangkan prasarana dan sarana transportasi
 Mengembangkan infrastruktur penghubung simpul kegiatan ekonomi
produksi
 Meningkatkan status dan kualitas jalan
 Meningkatkan tipe terminal selaras hirarki kota
 Mengembangkan infrastruktur bandara Syekh Hamzah Fansury
 Mengoptimalkan dermaga penyeberangan Singkil
 Membangun pelabuhan barang atau pelabuhan kargo di Kecamatan Singkil
dan Kecamatan Singkil Utara
 Membangun breakwater dan kolam pelabuhan Pulau Sarok Kecamatan
Singkil
 Menyediakan energi dan telekomunikasi
 Menyediakan jaringan prasarana sumber daya air
 Mengembangkan jaringan irigasi, rawa, dan jaringan pengairan lainnya
 Menyediakan sarana prasarana persampahan dan meningkatkan sistem
pengelolaan
 Mengembangkan dan menyediakan air bersih sesuai potensi air baku
 Menyediakan air bersih pada kawasan rawan air bersih
 Menyediakan sarana dan prasarana jalur evakuasi
 Menyediakan sistem pengolahan air limbah ramah lingkungan
 Memantapkan pengendalian dan normalisasi sungai
 Membangun dan mengembangkan drainase pada semua daerah, terutama
daerah banjir
 Menyediakan infrastruktur skala pelayanan perdesaan di pusat desa
 Pembangunan tanggul Simpang Epat Sukajaya sampai SMK Kuala Baru;
 Pembangunan tanggul melingkari Kota Singkil untuk mengatasi banjir dan
gelombang pasang dan
 Pembangunan pintu-pintu air otomatis di sepanjang tanggul yang melingkari
Kota Singkil
8. Pengembangan kawasan pertambangan dengan memperhatikan kelestarian
lingkungan hidup yang meliputi :
 Mengembangkan kawasan pertambangan di luar kawasan lindung dengan
mempertahan kelestarian lingkungan
 Mengembangkan kawasan pertambangan di dalam kawasan lindung melalui
metode penambangan yang ramah lingkungan, dan
 Mendorong pengembangan kawasan industri yang berbasis pertambangan
dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan hidup
9. Peningkatan fungsi kawasan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan negara
yang meliputi :
 Mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus
pertahanan dan keamanan negara
 Mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif didalam dan disekitar
kawasan strategis nasional untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan
negara
 Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak
terbangun disekitar kawasan strategis nasional sebagai zona penyangga yang
memisahkan kawasan strategis nasional dengan kawasan budidaya tidak
terbangun
 Turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan dan keamanan
negara dan daerah

Kabupaten Aceh Singkil termasuk daerah yang rawan bencana alam seperti banjir,
tanah longsor, gelombang pasang dan abrasi pantai dan bencana tsunami. Pemetaan kawasan-
kawasan rawan bencana alam tersebut telah dilakukan sesuai dengan RTRW Kabupaten Aceh
Singkil.
A. Kawasan rawan banjir seluas kurang lebih 22.478,48 Ha meliputi :
1. Kecamatan Singkil, meliputi Kampung Pasar, Kota Simboling, Kilangan, Takal
Pasir, Ujung Bawang dan Rantau Gedang, Suka Makmur, Ujung, Siti Ambiya, Teluk
Ambon, Pea Bumbung, Selok Aceh, Pemuka dan Pulo Sarok
2. Kecamatan Singkil Utara, meliputi Gampong Gosong Telaga dan Muara Pea
3. Kecamatan Kuala Baru, meliputi Gampong Kuala Baru Laut, Kuala Baru Sungai
dan Kayu Menang
4. Gunung Meriah, meliputi Gampong Cingkam, Handel, Labuhan Kera Lama,
Tanjung Betik, Panjaitan, Sianjo-anjo, Peragusan, dan Lae Ijuk
5. Kecamatan Pulau Banyak, meliputi Gampong Kampung Teluk Nibung
6. Kecamatan Pulau Banyak Barat, meliputi Kampung Asantola, Ujung Sialit dan Suka
Makmur
7. Kecamatan Simpang Kanan, meliputi Serasah, Silatong, Lae Riman, Tanjung Mas,
Cibubukan, Ujung Limus, Pakiraman Lama, dan Tugan Lama
8. Kecamatan Singkohor meliputi Gampong Mukti Jaya dan Mukti Lincir
9. Kecamtan Kota Baharu meliputi Gampong Lentong, Ladang Bisik Lama, Silakar
Udang, Butar Lama, Lapahan Buaya
10. Kecamatan Suro meliputi Gampong Bulu Sema
B. Kawasan rawan longsor seluas kurang lebih 501,91 Ha meliputi :
1. Kecamatan Singkohor, meliputi Kampung Lae Sipola, Mukti Jaya, Lae Pinang dan
Singkohor
2. Kecamatan Simpang Kanan, meliputi Kampung Lipat Kajang, Kuta Tinggi dan
Pertabas
3. Kecamatan Suro Makmur, meliputi Kampung Bulu Sema, Lae Petal, Pangkalan
Sulampi
4. Kecamatan Danau Paris, meliputi Kampung Biskang, Situbuh-tubuh, Sikoran, Lae
Balno dan Napagaluh
5. Kecamatan Kota Baharu, meliputi Kampung Lentong dan
6. Kecamatan Gunung Meriah, meliputi Kampung Bukit Harapan
C. Kawasan rawan gelombang pasang dan abrasi pantai meliputi :
1. Kecamatan Singkil, meliputi Kampung Pulau Sarok
2. Kecamatan Singkil Utara, meliputi Kampung Gosong Telaga Selatan, Gosong Telaga
Utara, Gosong Telaga Timur, Gosong Telaga Barat dan Ketapang Indah
3. Kecamatan Kuala Baru, meliputi Kampung Kuala Baru Laut, Kuala Baru Sungai dan
Kayu Menang
4. Kecamatan Pulau Banyak
5. Kecamatan Pulau Banyak Barat
D. Kawasan rawan bencana tsunami seluas kurang lebih 11.833,57 Ha meliputi :
1. Kecamatan Singkil
2. Kecamatan Singkil Utara
3. Kecamatan Kuala Baru
4. Kecamatan Pulau Banyak dan
5. Kecamatan Pulau Banyak Barat
Peta2.3: Rencanapusat layananKabupatenAcehSingkil

Sumber : RTRW Bappeda Kab. Aceh Singkil 2012


Peta2.4: Rencanapola ruangKabupatenAcehSingkil

Sumber : RTRW Bappeda Kab. Aceh Singkil 2012


2.5 Sosial dan Budaya

2.5.1 Pendidikan

Sistem pendidikan yang dikembangkan di Kabupaten Aceh Singkil telah sesuai


dengan sistem Pendidikan Nasional berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
dengan tujuan untuk mengembangkan karakter dan peradaban masyarakat Aceh Singkil yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan masyarakat sehingga menjadi manusia
yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Peningkatan kualitas pendidikan yang
pada akhirnya akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang tangguh, dapat
bersaing di era globalisasi dan mampu mendongkrak perekonomian berbasiskan masyarakat.
Pembangunan sarana pendidikan di bangun di setiap wilayah dan kecamatan yang
terletak di Kabupaten Aceh Singkil berupa taman bermain untuk Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
(SLTP), Sekolah Menengah Umum (SMU) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) baik
negeri maupun swasta. Ketersediaan sarana dan prasarana akan sangat menunjang dalam
meningkatkan kualitas pendidikan. Pada tahun ajaran 2010/2011 terjadi penurunan siswa SD
dari tahun ajaran sebelumnya. Demikian juga terjadi pada SMU di mana terjadi penurunan
jumlah siswa. Namun, pada jenjang pendidikan SLTP terjadi kenaikan jumlah siswa sekolah.
Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk melihat keberhasilan bidang
pendidikan adalah tingkat buta huruf. Semakin rendah persentasenya akan menunjukkan
keberhasilan program pendidikan. Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)
menunjukkan bahwa persentase penduduk berusia 10 tahun ke atas yang buta huruf
mengalami penurunan dengan status masih sekolah sebanyak 34,22% dan tidak bersekolah
56,77%, sedangkan yang tidak/belum pernah bersekolah sebesar 9%. Secara umum, tingkat
pendidikan masyarakat Kabupaten Aceh Singkil untuk usia >10 yang belum/tidak tamat
pendidikan dasar sekitar 42,05%, tamatan SD mencapai 24,53%, tamatan SLTP mencapai
15,74%, tamatan SMU 13,32% dan tamatan Universitas mencapai 4,36%.
Tabel 2.9 Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Aceh Singkil

Jumlah Sarana Pendidikan


Nama Umum Agama
Kecamatan
SD SMP SMA SMK MI MTs MA
Pulau Banyak 4 1 1 0 1 0 0
Pulau Banyak Barat 3 2 0 0 0 0 0
Singkil 17 5 1 0 1 2 1
Singkil Utara 8 3 1 1 1 0 1
Kuala Baru 3 1 0 1 0 0 0
Simpang Kanan 13 5 1 1 1 1 1
Gunung Meriah 24 9 3 1 1 3 1
Danau Paris 7 4 1 0 0 0 0
Suro 12 3 1 0 0 0 1
Singkohor 6 2 1 0 1 0 1
Kota Baharu 10 2 1 0 0 0 0

Kab. Aceh Singkil 107 37 11 4 6 6 6

Sumber : Aceh Singkil Dalam Angka BPS Kab. Aceh Singkil 2012

2.5.2 Kesehatan

Mempertimbangkan bahwa pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian yang


sangat penting bagi peningkatan Sumber Daya Manusia penduduk Indonesia, maka program-
program kesehatan lebih diprioritaskan pada calon bayi dan anak di bawah 5 tahun (balita).
Pentingnya pembangunan ini tercermin dari deklarasi MDGs yang mana lebih sepertiga
indikator menyangkut bidang kesehatan.
Program kesehatan yang telah berjalan selama ini menunjukkan pertumbuhan dan
kesehatan bayi yang sangat baik. Persentase balita yang mendapatkan asupan Air Susu Ibu
(ASI) mencapai 94,33%. Hal ini berkaitan dengan adanya pengetahuan ibu terhadap
pentingnya ASI bagi bayi. Dari hasil SUSENAS 2011 menunjukkan masih ditemuinya balita
yang disusui <6 bulan mencapai 9,63% sedangkan balita yang disusui selama 12-17 bulan
mencapai 32,12%. Program pemberian kekebalan tubuh melalui imunisasi lengkap <1 tahun
merupakan cara efektif untuk mencegah kesakitan (morbidity) dan kematian balita seperti
imunisasi campak yang diberikan setelah imunisasi BCG, DPT dan Polio dengan persentase
balita yang telah mendapat imunisasi campak mencapai 69,28%. Program persalinan dengan
menggunakan tenaga medis menunjukkan persentase sekitar 69,90% dengan komposisi
3,16% oleh dokter ahli kandungan dan 66,74% oleh bidan, sementara 30,10% masih
menggunakan tenaga non medis lainnya.
Untuk sarana kesehatan telah terdapat Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS)
sebanyak 11 unit yang tersebar di seluruh kecamatan, Pusat Kesehatan Masyarakat Pembantu
(PUSTU), Poliklinik/Praktek Dokter, Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta.

2.5.3 Agama

Sarana ibadah yang ada di Kabupaten Aceh Singkil terdiri dari mesjid sebanyak 138
unit, mushalla 70 unit, gereja Protestan sebanyak 11 unit dan gereja Katholik sebanyak 4 unit
yang tersebar di seluruh kecamatan. Fasilitas ibadah paling banyak terdapat di Kecamatan
Gunung Meriah sebanyak 41 unit (18,38%) dan Kecamatan Singkil sebanyak 37 unit
(16,59%). Sedangkan fasilitas ibadah paling sedikit terdapat di Kecamatan Kuala Baru
sebanyak 5 unit (2,24%) dan Kecamatan Pulau Banyak sebanyak 10 unit (4,48%).

2.5.4 Perumahan dan Lingkungan

Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia untuk dapat bertahan hidup
selain kebutuhan sandang dan pangan. Sebagai tempat berlindung, sebuah rumah harus
memenuhi syarat kesehatan yang menunjang kehidupan manusia. Salah satu indikator rumah
sehat menurut World Health Organization (WHO) adalah rumah yang memiliki luas lantai
minimal 10 m2/Kapita. Hasil SUSENAS 2011 menunjukkan bahwa baru 50,07% rumah
tangga di Kabupaten Aceh Singkil menempati rumah dengan luas lantai 50 m2 atau lebih.
Rumah tangga dengan kepemilikan sendiri mencapai 76,48% sementara sisanya 23,52%
rumah tangga masih menempati rumah bukan milik sendiri.
Tabel 2.10: Jumlah rumah per kecamatan

No Nama Kecamatan Jumlah rumah (Unit)


1 Pulau Banyak 1.004
2 Pulau Banyak Barat 571
3 Singkil 4.849
4 Singkil Utara 1.924
5 Kuala Baru 558
6 Simpang Kanan 3.097
7 Gunung Meriah 8.251
8 Danau Paris 1.314
9 Suro 1.713
10 Singkohor 1.452
11 Kota Baharu 1.575
Kab. Aceh Singkil 26.308
Sumber : Kecamatan Dalam Angka BPS Kab. Aceh Singkil 2012

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Singkil tahun 2012, di
Kabupaten Aceh Singkil terdapat penduduk dengan klasifikasi Keluarga Pra Sejahtera
sebanyak 7.501 KK atau 30,98%, Keluarga Sejahtera I sebanyak 6.957 KK atau 28,73%,
Keluarga Sejahtera II sebanyak 6.668 KK atau 27,54%, Keluarga Sejahtera III sebanyak
2.308 KK atau 9,53% dan Keluarga Sejahtera Plus sebanyak 774 KK atau 3,19%. Jika
kelompok Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I dikategorikan sebagai penduduk
miskin, maka pada tahun 2011 terdapat jumlah keluarga miskin di Kabupaten Aceh Singkil
sebanyak 14.458 KK atau 59,72% dari jumlah seluruh keluarga yang ada di kabupaten ini.
Angka ini mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2010, yaitu sebesar 60,14%.

Tabel 2.11: Jumlah penduduk miskin per kecamatan tahun 2011


No Nama Kecamatan Jumlah keluarga miskin (KK)
1 Pulau Banyak 514
2 Pulau Banyak Barat 251
3 Singkil 2.487
4 Singkil Utara 1.229

5 Kuala Baru 476

6 Simpang Kanan 1.513


7 Gunung Meriah 3.410
8 Danau Paris 1.314
9 Suro 1.098
10 Singkohor 1.038
11 Kota Baharu 1.178
Kab. Aceh Singkil 14.308
Sumber : Aceh Singkil Dalam Angka BPS Kab. Aceh Singkil 2012, diolah
2.6 Kelembagaan Pemerintah Daerah

2.6.1 Dinas daerah

Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang dipimpin oleh seorang
Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah. Dinas Daerah ini melaksanakan tugas melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah
berdasarkan asas otonomi, penyelenggaraan keistimewaan dan kekhususan serta tugas
pembantuan.
Fungsi dari Dinas Daerah yaitu :
 Perumusan kebijakan teknik sesuai dengan lingkup tugasnya
 Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup
tugasnya
 Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya, dan
 Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.

Pada Dinas Daerah dapat dibentuk Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) untuk
melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang yang
mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan dan gampong/desa.

2.6.2 Lembaga Teknis daerah

Lembaga Teknis Daerah merupakan badan/kantor yang dikepalai oleh seorang Kepala
Badan/Kepala Kantor sebagai unsur penunjang yang membantu Bupati dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah untuk bidang-bidang tertentu. Kepala Badan/Kepala
Kantor berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Lembaga Teknis Daerah ini melaksanakan tugas penyusunan dan pelaksanaan kebijakan
daerah yang bersifat spesifik.
Fungsi dari Lembaga Teknis Daerah yaitu :
 Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya,
 pemberian dukungan atas penyelanggaraan Pemerintahan Daerah sesuai dengan
lingkup tugasnya
 Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya, dan
 Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.

2.6.3 Pemerintah Kecamatan

Kecamatan merupakan perangkat daerah yang dipimpin oleh seorang Camat yang
berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Organisasi
Kecamatan terdiri dari Camat, Sekretariat, dan Seksi. Kecamatan yang ada di Kabupaten
Aceh Singkil hingga Tahun 2011 berjumlah 11 Kecamatan.

2.6.4 Sekretariat Daerah

Sekretariat Daerah merupakan unsur staf Bupati dalam merumuskan kebijakan


penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pembinaan masyarakat. Tugas pokok
Sekretariat Daerah adalah membantu Bupati dalam menyusun kebijakan dan
mengkoordinasikan dinas dan lembaga teknis daerah.
Fungsi dari Sekretariat Daerah ini mencakup :
 Penyusunan kebijakan Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil
 Pengkoordinasian pelaksanaan tugas Dinas dan lembaga teknis Daerah
 Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan Pemerintah Kabupaten Aceh
Singkil, dan
 Pelaksanaan dan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.

Susunan organisasi Sekretariat Daerah terdiri dari Sekretaris Daerah, Asisten Daerah
dan bagian-bagian. Asisten terdiri dari Asisten Pemerintahan (Asisten I) yang membawahi
bagi Bagian Tata Pemerintahan, Bagian Hukum dan HAM, Asisten Perekonomian dan
Pembangunan (Asisten II) yang membawahi Bagian Perekonomian, Bagian Pembangunan,
Kesejahteraan Rakyat, dan Asisten Administrasi Umum (Asisten III) yang membawahi
Bagian Organisasi, Informasi komunikasi, dan Umum.

Anda mungkin juga menyukai