BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH
2.1. Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik
Kepulauan Tidore sebelumnya merupakan Ibukota Halmahera Tengah, seiring dengan reformasi sistem pemerintahan di
Indonesia maka, pada tahun 2003 Tidore Kepulauan dimekarkan sebagai daerah otonom berdasarkan Undang-undang
Nomor 1 Tahun 2003, yang diresmikan pada tanggal 31 Mei 2003.dengan luas wilayah 13.862,86 km 2, dengan luas laut
4.746 dan luas daratan 9.116, 36 km2, Secara geografis, letak wilayah Kota Tidore Kepulauan berada pada batas
astronomis 0-20 Lintang Utara dan pada posisi 127- 127,45 Bagian Timur. dan batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah utara
Berbatasan dengan Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate dan Kecamatan Jailolo
Selatan Kabupaten Halmahera barat.
sebelah timur
Berbatasan dengan Kecamatan Wasile Selatan, Kabupaten Halmahera Timur dan
Kecamatan Weda Kabupaten Halmahera Tengah.
Sebelah selatan
Berbatasan dengan Gane Barat Kabupaten Halmahera Selatan dan Kecamatan pulau
Moti Kota ternate.
Sebelah barat
Berbatasan dengan Laut Maluku.
Iklim
Iklim yang terdapat di wilayah Kota Tidore Kepulauan ini seperti umumnya daerah kepulauan beriklim tropis, dimana
iklimnya sangat dipengaruhi oleh angin laut, curah hujan rata-rata kurang dari 2000 mm. Musim kemarau terjadi pada
bulan Desember sampai Maret, sedangkan musim hujan pada bulan Mei sampai dengan Oktober yang disebabkan oleh
angin musim tenggara. Musim pancaroba terjadi pada bulan April dan Desember.
Curah hujan
Curah hujan tertinggi terjadi bulan Juni dengan hari hujan 20 di susul bulan September dan Februari pada tahun 2006
kemudian untuk curah hujan tertinggi pada tahun 2007 yaitu pada bulan November dengan jumlah hari hujan 12 disusul
bulan Juni dan Januari.Suhu udara rata-rata bulanan berkisar antara 25oC sampai 26,6oC. Suhu udara rata-rata tertinggi
terjadi pada bulan Desember dan terendah pada bulan Maret dan Juni. Kelembaban relatif udara rata-rata bulanan
berkisar antara 80% hingga 90%. Kelembaban rata-rata tertinggi terjadi pada bulan Juni dan terendah pada bulan Juli
Lama penyinaran matahari rata-rata bulanan berkisar antara 20% sampai 79%, dengan lama penyinaran tertinggi terjadi
pada bulan Agustus dan terendah pada bulan September. Kecepatan angin rata-rata berkisar antara 11 km/jam dan 25
km/jam. Kecapatan angin tertinggi terjadi pada bulan Februari, dan terendah terjadi pada bulan November.
Rata-rata curah hujan dari stasiun yang ada di Kota Tidore Kepulauan adalah 24.55 mm/tahun. Bulan Basah terjadi ratarata 6-7 bulan per-tahun dan Bulan Lembab terjadi hanya 3-4 bulan. Rata-rata jumlah hari hujan pada stasiun penakar
curah hujan di Kota Tidore Kepulauan adalah 7 hari.
Kondisi Topografi
Daerah Kota Tidore Kepulauan secara fisiografi dapat di bagi manjadi 2 bentukan utama yaitu pada daerah Pulau Tidore
dan Pulau Halmahera. Pulau Tidore memiliki satuan bentukan asal gunungapi. Satuan ini memiliki kelerengan bervariasi
mulai dari 2 % hingga lebih dari 40%, hal ini sesuai dengan jenis bentukan asal Satuan vulkanik. Sedangkan untuk
Bagian ke dua wilayah Kota Tidore yang berada pada dartan Pulau Halmahera memiliki karakteristik yang berbeda
dengan Pulau Tidore. Satuan geomorfologi ini antara lain adalah dataran alluvial, perbukitan denudasional, perbukitan
denudasional ultramafik, Plato dan Monoklin.
Gambar 2.10 (a)Mata Air di Desa Gurabunga Dengan Debit 0,3 l/dt. (b)Pada Musim Hujan Masyarakat
Menampung Air Dalam Bak Penampungan
Pada musim penghujan pada umumnya sebagian masyarakat kota tidore kepulauan memanfaatkan air dengan cara
menampung air yang jatuh di genting dan mengalirkannya ke dalam bak penampung air. Sungai sungai yang besar di
Halmahera diantaranya adalah S.Kayasa, S.Akelamo, S.Neweri, S.Sinofa, S.Tafaga, S.Lifofa.
Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai di Kota Tidore Kepulauan
Nama Desa DAS
Kecamatan Tidore
Sungai Goto
Sungai Togubu
Kecamatan Tidore Selatan
Sungai Tingowai
Sungai gurabati
Sungai dokiri
Sungai toloa
Kecamatan Tidore Utara
Sungai bobo
Sungai mareku
Sungai ome
Sungai rum pasar
Sungai depan SMP rum
Sungai tahua
Sungai balibunga
Kecanatan Tidore Timur
Sungai Jati
Sungai Dowora
Sungai supera
Sungai tosa
Sungai mangga Gole
Sungai majui
Sungai mafututu
Kecanatan Oba Utara
Sungai Gurapin
Sungai Kusu
Sungai Oba
Kecanatan Oba Tengah
Sungai Tugwae
Sungai pasigau
Sungai noramaake
Luas (Ha)
Debit
38.23
29.23
8.99
12.59
22.74
29.23
28.33
12.59
31.93
81.48
36.19
12.38
72.38
25.49
42.48
6.74
0.75
1.50
4.50
6.80
48.00
6.75
135.00
3.15
15.40
11.50
16.10
23.10
100.00
29.40
1.26
0.96
0.66
0.96
2.24
5.76
6.56
7.36
378.00
54.00
36.00
45.00
38.50
28.00
32.00
44.00
11.25
14.00
42.00
29.60
29.60
18.56
40.50
42.00
70.00
Administratif
Luas Wilayah
Jumlah Kelurahan
/Desa
Kecamatan Tidore
Kecamatan Tidore Selatan
Kecamatan Tidore Utara
Kecamatan Tidore Timur
Kecamata Oba Utara
Kecamata Oba Tengah
Kecamata Oba
Kecamata Oba Selatan
13
8
14
7
13
14
13
7
Total Kelurahan/Desa
89
Administrasi
(Ha)
(%) thd total
36,08
2,33
42,40
2,73
37.64
2,43
34,00
2,19
376,00
2,43
424,00
27,53
403.67
26,04
196,58
12,68
(Ha)
-
Terbangun
(%) thd total
-
Dari gambaran tabel diatas, kita bisa mengetahui bahwa jumlah wilayah admintrasi secara keseluruhan kota tidore
kepulauan yang terdiri dari jumlah dan status desa/ kelurahan,dari jumlah desa/ kelurahan yakni 89 Kel/Desa berada di
2 (dua) daeratan yang berbedah,secara khusus untuk 4 (empat) kecamatan yang berada di pulau tidore memiliki
jumlah total kelurahan/desa sebayak 42 . Sementara untuk untuk 4 (empat) kecamatan yang berada didataran pulau
Halmahera Desa/Kel, sebanyak 47. Dan untuk lebih jelas dapat dilihat pada peta adminstratif kota tidore kepulauan
dibawah ini
PETA 2.1
Tingkat
Pertumbuhan
Jumlah KK
Nama Kecamatan
Kec.Tidore
Kec.Tidore Selatan
Kec. Tidore Utara
Kec. Tidore Timur
Kec. Oba Utara
Kec.Oba Tengah
Kec. Oba
Kec. Oba Selatan
2010
18 475
13 131
14 573
7657
13 331
7659
10 337
4892
Tahun
2011
18 923
13 446
14 924
7840
13653
7844
10585
5011
2012
19,687
14,127
15,680
8,157
14,205
8,161
11,013
5,213
2010
5,150
3291
3454
1823
2693
1596
2327
1129
Tahun
2011
5914
3606
3805
2006
3015
1781
2575
1248
2012
6,362
3,903
4,313
2,105
3,746
2,170
2,906
1,459
2010
2,42
2,40
2,41
2,39
2,42
2,42
2,40
2.43
Tahun
2011
2,42
2,40
2,41
2,39
2,42
2,42
2,40
2.43
Kepadatan pddk
2012
3,22
3,72
3,73
3,21
3,22
3,23
3,21
3,22
2010
513
310
387
225
35
18
26
25
Tahun
2011
524,47
317,12
396,49
230,59
36,31
15,50
26,22
25,49
2012
545,64
333,18
416,57
239,91
37,77
19,24
27,28
26,51
Jumlah Penduduk
Jumlah KK
Tahun
2015
Tahun
2015
2014
2016
2017
2013
2014
2016
2017
2013
3,77
Tingkat
Pertumbuhan
Tahun
2014
2015
2016
4,17
5.03
5,90
2017
6,78
2013
401,3
3
373,5
1
533,5
0
244,7
0
29,87
5
Kepadatan Pddk
Tahun
2014
2015
2016
2017
432,1
7
396,3
9
566,1
5
259,6
7
442,9
8
404,3
1
577,8
9
264,8
8
31,08
31,70
32,33
32,98
20,378
20,887
21,410
21,945
22,494
2,895.97
3,042.58
3,118.65
3,196.61
3,276.53
421,64
14,269
14,554
14,845
15,142
15,445
3,167.49
3,327.85
3,361.37
3,428.60
3,497.17
3,01
3,48
3,35
3,62
4,14
15,837
16,154
16,477
16,807
17,143
4,016.25
4,178.50
4,262.07
4,347.32
4,434.26
2,81
3,49
4,17
3,62
4,14
8,320
8,486
8,656
8,829
9,006
1,663.97
1,731.20
1,765.82
1,801.14
1,837.16
2,80
3,48
3,11
3,62
4,14
14,489
14,778
15,074
15,375
15,683
2,246.58
2,337.34
2,384.09
2,431.77
2,480.40
2,81
3,49
3,35
3,63
4,14
8,324
8,491
8,660
8,834
9,010
1,063.54
1,106.51
1,128.64
1,151.21
1,174.24
2,81
3,49
3,35
3,63
4,14
12,54
13,04
13,30
13,57
13,84
11,233
11,458
11,687
11,920
12,159
2,897.73
3,014.80
3,075.10
3,136.60
3,199.33
2,81
3,49
3,35
3,63
4,14
35,89
37,34
38,08
38,85
39,62
5,318
5,424
5,533
5,643
5,756
1,664.82
1,732.08
1,766.72
1,802.06
1,838.10
2,81
3,49
3,35
3,63
4,14
42,34
44,05
44,93
45,83
46,74
392,42
555,07
254,58
454.07
412,40
589,02
270,17
B.
Realisasi Anggaran
2009
2010
2011
2012
323,015,656,5
25.21
9,090,790,983
.47
1,584,542,640.
00
2,798,862,841.
00
148,943,743.74
387,278,771,
518.94
6,919,297,30
5.94
2,035,584,473.
00
2,824,048,764.
00
217,604,980.00
468,741,078,
938.20
9,247,496,64
4.20
3,557,767,272.
00
3,174,997,402.
00
155,486,100.00
522,431,156,
662.16
11,948,948,6
37.16
4,728,967,061.
00
4,169,997,922.
00
189,674,647.00
4,558,441,758.
73
306,594,245,0
97.00
33,391,101,097
.00
220,205,144,00
0.00
52,998,000,000
.00
7,330,620,444
.74
1,842,059,088.
94
328,197,940,
057.00
39,174,825,057
.00
262,423,615,00
0.00
26,599,500,000
.00
52,161,534,1
56.00
2,359,245,870.
20
391,869,539,
195.00
37,807,071,195
.00
313,336,768,00
0.00
40,725,700,000
.00
67,624,043,0
99.00
2,860,309,007.
16
482,326,921,
364.00
39,309,785,364
.00
399,531,966,00
0.00
43,485,170,000
.00
28,155,286,6
61.00
656,016,134.00
1,233,306,539.
00
50,894,542,344
.00
3,057,727,139.
00
64,541,155,600
.00
4,015,990,439.
00
24,113,384,000
.00
6,674,604,310.
74
33,685,273.00
25,160,360.00
25,912,222.00
342,315,730,6
08.00
157,841,602,6
13.00
132,699,817,41
3.00
388,774,775,
642.00
205,728,117,
358.00
173,196,338,96
9.00
454,372,195,
777.83
221,060,689,
320.02
199,716,081,85
5.00
493,975,504,
653.00
232,078,313,
331.00
221,945,485,33
1.00
2013
Rata-rata
Pertumbu
han
Dana Darurat
b.1
b.1
.1
Belanja Pegawai
Bunga
b.2
.1
b.2
.2
b.2
.3
Belanja Pegawai
Subsidi
Hibah
Bantuan Sosial
1,700,428,125.
00
10,992,075,105
.02
5,529,697,000.
00
423,500,000.00
4,358,500,000.
00
2,972,722,689.
00
183,046,658,
284.00
9,837,724,120.
00
76,815,853,561
.00
96,393,080,603
.00
(1,496,004,12
3.06)
31,143,909,8
83.23
4,874,644,415.
00
3,777,459,820.
00
233,311,506,
457.81
14,247,174,460
.00
99,911,240,260
.00
119,153,091,73
7.81
14,368,883,1
60.37
28,055,443,2
17.17
3,972,447,000.
00
207,184,000.00
C.
20,320,934,000
.00
8,203,507,500.
00
16,997,048,200
.00
Pembiayaan
Sumber
3,990,300,000.
00
830,551,200.00
184,474,127,9
95.00
9,158,773,818.
00
81,326,860,066
.00
93,988,494,111
.00
(19,300,074,0
82.79)
42,234,823,40
2.02
261,897,191,
322.00
18,848,475,113
.00
114,310,196,38
9.00
128,738,519,82
0.00
28,455,652,0
09.16
39,943,023,369
.54
Tabel 2.6: Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Tidore Kepulauan Tahun 2009- 2013
Tahun
No
Rata2
pertumbuhan
SKPD
2009
2010
2011
2012
2013
550.000.000
658.130.000
45.000,000
50.000.000
19.000.000
19.900.000
85.650.000
100.590.000
1
1.a
1.b
PU-CK
Investasi
operasional/pemeliharaan (OM)
2
2.a
2.b
3
3.a
3.b
4
4.a
4.b
KLH
Investasi
operasional/pemeliharaan (OM)
Kimtaru
Investasi
operasional/pemeliharaan (OM)
Dinkes
Investasi
operasional/pemeliharaan (OM)
5
5.a
5.b
6
6.a
6.b
N
n.a
n.b
Bappeda
Investasi
operasional/pemeliharaan (OM)
Bapermas
Investasi
operasional/pemeliharaan (OM)
SKPD lainnya (sebutkan)
Investasi
operasional/pemeliharaan (OM)
600,000,000
-
677.130.000
-
850.510.000
-
1,240.507.000
-
1.062.011.000
-
10
Pendanaan OM (1b+2b+3b+nb)
600,000,000
677.130.000
850.510.000
1,240.507.000
1.062.011.000
11
Belanja Langsung
12
13
14
830.610.000
1.154.857.000
916.421.000
Sumber
Keterangan : investasi termasuk di dalamnya pembangunan sarana prasarana, pengadaan lahan, pelatihan, koordinasi, advokasi,
kampanye dan studi-studi yang terkait dengan sanitasi
Dari tabel realisasi Satuan Kerja Perangkat Daerah ((SKPD) diatas memberi gambaran bahwa untuk alokasi OM untuk
SKPD dinas Pekerjaan Umum mengalami kenaikan. Sedangkan untuk dinas Kesehatan OM antara tahun 2 dan ke tiga
mengalami penurunan dan 2 tahun terakhir OM mengalami penngkatan hal ini disebabkan karena keuangan daerah mulai
stabil dan kemauan SKPD dalam memprioritaskan masalah sanitasi
Tabel 2.7 Belanja Sanitasi Perkapita Tidore Kepulauan Tahun 2009- 2013
No
1
2
Deskripsi
Total
Belanja
Kabupaten/Kota
Jumlah Penduduk
Sanitasi
2009
2010
000.000.00
000.000.000
Tahun
2011
000.000.00
Rata-rata
2012
2013
000.000.00
000.000.00
No
1
2
3
Deskripsi
PDRB harga konstan (struktur
perekonomian) (Rp.)
Pendapatan Perkapita
Kabupaten/Kota (Rp.)
Pertumbuhan Ekonomi (%)
Tahun
2009
2010
2011
2012
2013
390 660,07
444 384,78
491 557,66
000.000.000
000.000.000
2,839,786
2,999,217
3,106,257
000.000.000
000.000.000
5,92
6,73
6,07
Mewujudkan keselarasan perencanaan ruang antara rencana ruang provinsi, dengan rencana
ruang kabupaten yang berdekatan lokasinya.
3. RTRW kabupaten perlu ditindaklanjuti ke dalam rencana yang lebih terperinci. Kebijakan ini
bertujuan untuk merinci arahan pemanfaatan ruang yang tertuang dalam RTRW kabupaten.
4. RTRW Kabupaten wajib menyelaraskan dengan subtansi RTRWP. Kebijakan ini bertujuan untuk
mewujudkan keterpaduan dan keterkaitan perencanaan tata ruang antara provinsi dengan
Kabupaten dan antar Kabupaten.
B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Untuk memudahkan pelaksanaan prioritas pembangunan Kota Tidore Kepulauan dapat dibagi menjadi
beberapa bagian sesuai dengan kriteria pembagian wilayah. Selain memudahkan prioritas pelaksanaan
penanganan dan pembangunan wilayah kota tetapi juga, memudahkan dalam penangan masalah terutama
dalam perencanaan tata ruang yang lebih detail. Berdasarkan tata ruang, penentuan Satuan Wilayah
Pembangunan (SWP) didasarkan pada :
Kesamaan sifat kondisi alami
Kesamaan sifat fungsi bangunan
Kesamaan sifat kepadatan bangunan
Kesamaan sifat kegiatan penduduk
Keterkaitan fungsi satu peruntukan dengan peruntukan lainnya (Unity)
Batas alam maupun batas jalan
Batas administrasi
Kekompakan Wilayah Pembangunan tersebut dilihat dari pola perkembangan
Kemudahan dalam pelaksanaan tahap pembangunan kota
Kota Tidore Kepulauan menjadi wilayah kota sejak tahun 2003 sebagai pemekaran di wilayah Provinsi
Maluku Utara. Terjadinya pemekaran wilayah dikarenakan wilayah tersebut dikategorikan dapat
berkembang lebih pesat dan mandiri jika berdiri sendiri menjadi sebuah kota. Dalam perkembangannya,
Kota Tidore Kepulauan telah ditetapkan menjadi Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) untuk mendukung
keberadaan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Ternate. Ternate sebagai ibukota provinsi telah berkembang
Peta 2.3
Dari realita kondisi fisik wilayah kota tidore kepulauan dan analisis kerawanan bencana yang telah dilakukan,
sedikitnya terdapat 5 (lima) jenis bencana yang rawan terjadi di daerah ini dan sekitarnya, yaitu : Gempa
Bumi, Tsunami, Tanah Longsor, Banjir dan Gunung Berapi
1.
Kegempaan
Kegempaan di Indonesia berkaitan dengan zona subduksi yang berbagai bentuk dan bermacam arah.
Zona subduksi merupakan daerah utama gempabumi, sebagian besar gempa terjadi di zona subduksi,
baik gempa dangkal, menengah maupun dalam, sehingga zona ini disebut sebagai zona seismik aktif.
Palung laut dan gunung api terdapat di zona ini.
Kepulauan Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama, yaitu lempeng Eurasia di
Utara, lempeng Indo-Australia di Selatan, lempeng Pasifik di Timur dan lempeng kecil Filipina diantara ke
tiga lempeng utama tersebut. Batas lempeng- lempeng ini di wilayah Indonesia umumnya berbentuk zona
subduksi yang mempunyai arah dan jenis penunjaman berbeda-beda
Secara umum struktur tektonik Indonesia bagian timur lebih rumit dibanding Indonesia bagian Barat. Di
wilayah Indonesia bagian Barat, lempeng Indo-Australia menunjam dari arah Selatan ke Utara di bawah
lempeng Eurasia, ditandai dengan jalur gempa Mediteran. Sedangkan di wilayah Indonesia bagian Timur,
lempeng Pasifik bertemu dengan lempeng Filipina, lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia, ditandai
dengan bertemunya jalur gempa Mediteran dengan jalur gempa Sirkum Pasifik. Berikut adalah
penyebaran gempa sejak tahun 1673 hingga sekarang yang tercatat di United State Geological Survey
(USGS).
Gerakan Tanah
Gerakan tanah adalah perpindahan material pembentuk lereng, berupa batuan, bahan timbunan, tanah,
atau material campuran tersebut bergerak ke arah bawah dan keluar lereng. Di daerah perencanaan
gerakan tanah banyak terjadi di daerah Halmahera. Jenis gerakan tanah tersebut adalah jatuhan(rock fall)
dan aliran masa batuan(debris flow).
(a)
(b)
Gambar 3.1 (a) dan (b) Jatuhan Batuan di Daerah Surumake dan
Gerakan tanah yang lain yang dapat terjadi adalah daerah yang dilalui oleh struktur sesar. Sesar adalah
daerah yang mengalami pergeseran. Pergeseran ini biasanya terjadi pada saat gempa. Dan dengan
bergesernya sesar ini dapat mengakibatkan gerakan tanah(longsor, rack fall, dan debris flow).
3.
Tsunami
Daerah tidore kepulauan merupakan daerah rawan Gelombang tsunami, karena rata-rata pemukiman
warga berada pada garis pesisir Kejadian gelombang tsunami tertinggi (Run Up) dalam sejarah adalah 9
m (yaitu pada tahun 1858). Dengan demikian maka daerah yang memiliki ketinggian kurang dari 9 meter
di atas permukaan air laut adalam merupakan daerah yang rawan akan terjadinya dampak gelombang
tsunami.berdasarkan data statistik kota tidore kepulauan menyangkut dengan ketinggiaan wilayah atas
permukaan laut dari 8 (delapan) kecamatan yang ada hanya 1 kecamatan yang ketinggian dari
permukaan laut hanya 7 meter yakni kecaatan Oba Tengah. Dampak yang paling besar dapat terjadi
pada daerah teluk, hal ini dikarenakan daerah teluk merupakan daerah yang berbentuk cekung sehingga
dapat mengakibatkan akumulasi energi tsunami. Dengan data ini maka daerah perencanaan merupakan
daerah yang rawan terhadap bencana tsunami terutama pada daerah pesisir
Year Mon
160
8
7
167
3
8
177
1
11
184
0
2
185
9
6
196
8
8
199
4
1
Da
y
Lat
127
12
0.8
0.7
8
0.7
8
127.3
9
14
28
Lon
127.4
127.3
8
1 126.5
7
1.4 126.2
10
2
6
19
7.6 7.5
8
1.0 127.7
21
1
3
19
6.2 7.3 6.9
Sumber: United State Geological Survey (USGS)
1
0.
5
0.
5
3
-2
1.
5
Tabel 2.9 Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kota Tidore Kepulauan Tahun 2011
No
Nama Kecamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
SD
14
11
15
7
14
18
7
12
99
Tidore
Tidore Selatan
Tidore Utara
Tidore Timur
Oba
Oba Utara
Oba Selatan
Oba Tengah
Jumlah
Umum/Negeri
SLTP
SLTA
2
2
3
2
4
2
2
2
6
1
3
3
2
1
5
29
22
SMK
-
Agama
MTs
1
1
1
3
1
7
MI
1
1
MA
2
2
3
1
2
10
Sumber: Kota Tidore Kepulauan Dalam Angka (kerjasama BPS dan BAPPEDA) 2012
Gambaran tabel diatas begitu jelas bahwa untuk fasilitas pendidikan yang ada kota tidore kepulauan, mulai dari
Tingkat SD,SMP,Dan SMU telah menyebar diseluruh kecamatan yang ada dikota tidore kepulauan.baik fasilitas
pendidikan yang berstatus Agama/swasta maupun negeri menyebar di 8 (delapan) Kecamatan
Tabel 2.10 Jumlah penduduk miskin per kecamatan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Nama Kecamatan
Kecamatan Tidore
Kecamatan Tidore Selatan
Kecamatan Tidore Utara
Kecamatan Tidore Timur
Kecamata Oba Utara
Kecamata Oba Tengah
Kecamata Oba
Kecamata Oba Selatan
TOTAL
Sumber: Kota Tidore Kepulauan Dalam Angka (kerjasama BPS dan BAPPEDA) 2012
Gambaran table diatas,bahwa jumlah kerluarga miskin di Kota Tidore Kepulauan sacara umum di 8 delapan kecamatan
yang ada,angka kemiskinan yang paling tingggi terdapat dikecamatan oba yakni 2.185 sedangkan untuk 7 tujuh
kecamatan lainya total angka kemiskinan perkecamatan hampir sama
Tabel 2.11 Jumlah rumah per kecamatan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Nama Kecamatan
Kecamatan Tidore
Kecamatan Tidore Selatan
Kecamatan Tidore Utara
Kecamatan Tidore Timur
Kecamata Oba Utara
Kecamata Oba Tengah
Kecamata Oba
Kecamata Oba Selatan
Jumlah Rumah
4296
2868
3063
1533
3036
1426
2268
1173
Presentase %
3960
2370
1333
1332
2816
901
1129
583
92.18
82.64
46.56
88.56
91.94
63.18
70.49
49.70