Anda di halaman 1dari 9

A.

LETAK LUAS DAN BATAS PROVINSI PAPUA BARAT

Provinsi Papua Barat terletak di antara 0° - 4°LS dan antara 124° - 132°BT. Luas wilayah Provinsi Papua
Barat adalah 97.024,37 km². Provinsi Papua Barat memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
Samudra Pasifik (Utara), Laut Banda dan provinsi Maluku (Barat) dan Provinsi Papua (Timur).

1.Letak astronomis Pulau Papua

Secara astronomis, Pulau Papua terletak di posisi 0º 20' Lintang Selatan (LS) sampai 10º 42' LS dan
membentang dari 131º Bujur Timur (BT) hingga 151º BT.
2. Luas Pulau Papua

Pulau Papua yang memiliki luas 785,753 km2 ini didiami ratusan suku bangsa. Pulau ini juga terkenal
dengan hutan hujan tropis yang menjadi rumah bagi puluhan ribu jenis flora dan ratusan tumbuhan
endemik. Selain itu beragam hewan eksotis juga bisa dijumpai di pulau ini antara lain burung
cendrawasih, kasuari, Kuskus scham-scham, dingiso, dan labi-labi moncong babi.
3. Batas Laut Pulau Papua

Sebelah timur : Laut Seram dan Laut Halmahera


Sebelah utara : Samudra Pasifik
Sebelah barat : Laut Solomon dan Laut Bismarck
Sebelah selatan : Laut Arafura dan Laut Coral
4. Gunung di Pulau Papua

Pulau Papua memiliki gunung tertinggi di Asia Tenggara bernama Puncak Jaya dengan ketinggian
sekitar 4.884 meter. Selain itu terdapat gunung-gunung lain seperti:
- Puncak Mandala
- Puncak Trikora
- Puncak Ngga Pilimsit
- Puncak Yamin
- Gunung Ulawun
- Gunung Karewa
- Gunung Koranga
- Gunung Yelia
Baca juga: Kondisi Geografis Pulau Sulawesi Berdasarkan Peta Lengkap Batasnya
Advertisement
https://www.aliexpress.com/
5. Sungai di Pulau Papua

Sejumlah sungai di Pulau Papua memiliki panjang lebih dari 1.100 km seperti Sungai Sepik dan
Sungai Fly di Papua Nugini. Artinya panjang sungai tersebut hampir sama dengan jarak antara
Pelabuhan Merak, Banten di barat Pulau Jawa sampai ke Pelabuhan Ketapang, Jawa Timur di ujung
timur Pulau Jawa. Kondisi geografis Pulau Papua berdasarkan peta dengan kontur beragam mulai
dari pegunungan, lembah, hutan, rawa sampai pantai dilewati sungai-sungai panjang tersebut.
Beberapa sungai lainnya diantaranya:
-Sungai Mamberamo
-Sungai Digul
-Sungai Purari
-Sungai Baliem
-Sungai Keerom

2.LETAK GEOGRAFIS PULAU PAPUA

Secara geografis, pulau Papua berada pada garis meridian 0'19' – 10° 45 LS serta antara garis bujur
130°45-141°48 BT yang membentang dari wilayah barat ke timur dengan silang 11° atau 1200 km. Luas
wilayah Maluku secara keseluruhan adalah kurang lebih 712.479.69 km².

3. LUAS WILAYAH PAPUA

Pulau Papua yang memiliki luas 785,753 km2 ini didiami ratusan suku bangsa. Pulau ini juga terkenal
dengan hutan hujan tropis yang menjadi rumah bagi puluhan ribu jenis flora dan ratusan tumbuhan
endemik. Selain itu beragam hewan eksotis juga bisa dijumpai di pulau ini antara lain burung
cendrawasih, kasuari, Kuskus scham-scham, dingiso, dan labi-labi moncong babi.

4. BATAS WILAYAH PAPUA

Batas-batas wilayah Provinsi Papua adalah: Samudra Pasifik (Utara), Laut Arafura (Selatan), Provinsi
Papua Barat (Barat) dan Papua New Guinea (Timur).
B. Karasteristik wilayah daratan dan perairan papua

1. Karateristik wilayah daratan papua


Topografi dan Klimatologi
Wilayah Kabupaten Tolikara mempunyai topografi yang bervariasi antara 1.400 meter
sampapi dengan 3.300 meter diatas permukaan laut (dpl), dimana sebagian besar wilayahnya
terdiri dari pengunungan (dataran tiinggi) yang dilalui beberapa aliran sungai dan anak sungai
yang berasal dari bukit dan gunung yang ada disekitarnya.
Hampir Sebagian besar didominasi oleh kemiringan lahan diatas 40 %, terutama ditemui
didaerah bagian tengah wilayah Kabupaten ke arah barat dan timur . Pada bagian Utara yang
berbatasan dengan Kabupaten Sarmi dan sebelah selatan yang berbatasan dengan kabupaten
Jayawijaya, kemiringan lahannya bervariasi antara 0 % sampai dengan diatas 40 %.
Luas Wilayah Berdasarkan Kemiringan Lahan

Kelas Kemiringan Lahan (%) Luas (Ha) Persentase(%)

0 - 15 207,000 14,21

16 - 25 421,200 28,92

26 - 40 257, 900 17, 71

> 40 579,200 39,16

Jumlah 1,456,400 100,00

Iklim di Kabupaten Tolikara adalah iklim Tropis basah , karena dipengaruhi letak wilayah yang
berada pada ketinggian (dataran tinggi),sehingga rata- rata temperatur uadara bervariasi
antara 12oC sampai dengan 20oC. Tingkat kelembaban diwilayah ini diatas 86%. Sedangkan
angin yang bertiup sepanjang tahun adalah angin Barat daya dengan kecepatan rata- rata 16
Knot dan terendah 2.9 knot.
a. Hidrologi dan Daya Dukung Sumber Daya Air
Sebagai Wilayah yang berada pada daerah ketinggian (dataran tinggi ) dan berada pada
Daerah Aliran Sungai Mamberamo dan Baliem serta berada di tengah wilayah provinsi
papua ,Kabupaten Tolikara memiliki banyak lokasi mata air dimana arah aliran Sungainya
mengalir kebagian Utara maupun ke selatan . Sungai - Sungai yang terdapat di wilayah itu
adalah : Sungai Toli , Sungai Konda, Sungai Bogo, Sungai Wunin, Sungai Kembu, Sungai Pun
Sungai Kurip, Sungai Kega, Sungai Anggok, dan Sungai Mamberamo.
Sumber air tersebut dapat di jadikan sebagai sumber air baku untuk pertanian dan untuk air
bersih . Sehingga dapat di simpulkan bahwa daya dukung air cukup berpotensi untuk
pengembangan.
2. Karasteristik wilayah perairan papua
Deskripsi Umum
Perairan kabupaten Sarmi, termasuk muara sungai Mamberamo, merupakan bagian dari
perairan Pantai Utara (PANTURA) Papua, Karakteristik dan dinamikanya sangat ditentukan oleh
musim, baik Musim Muson Tenggara (MT) maupun Muson Barat Daya (MB). Sewaktu MT ( Juni -
Agustus ) angin berhembus ke arah Barat Daya dan sebaliknya, Pada waktu MB ( Desember
Sampai Februari ) angin berhembus ke arah tenggara. Disepanjang perairan PANTURA Papua,
arus pantai , baik di permukaan maupun dilapisan tercampur, berbalik arah dua kali dalam
setahun , yaitu menuju ke arah tenggara pada MB dan kearah Barat daya pada MT

Batimetri
Kawasan pesisir Kabupaten Sarmi membentang dari barat hingga ke Timur, terdiri atas beberapa
semenanjung dan teluk. Seperti pada umumnya pantai-pantai yang berhadapan dengan
perairan Samudera, Kontur dasar dari garis-garis Pantai ke arah laut cenderung curam. Garis
isodepth ( garis khayal yang menghubungkan kedalaman perairan yang sama ) 1000 m hanya
berjarak kurang dari 10 mil laut. Kecuali di muara sungai Mamberamo, kedalaman 1000 M baru
di temui pada jarak kurang lebih 12 mil laut.

Plot tiga dimensi menunjukkan bahwa isodept 101 ditemukan kurang lebih 200 m dari garis
pantai baik pada daerah daratan utama ( main island ) maupun beberapa pulau seperti pulau
Liki, Wakde, Yamna dan Pulau Podena. Profil Pantai datar dan landai di temukan pada daerah-
daerah muara sungai,sedangkan profil curam atau terjal ditemukan pada hampir semua pulau-
pulau di Kawasan Kabupaten Sarmi.

Pasang Surut, Arus dan Gelombang


Pasang surut merupakan gejala naik turunnya permukaan air laur yang hampir teratur sebagai
akibat adanya pengaruh gaya yang ditimbulkan oleh perputaran bumi. Jika perairan tersebut
terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam satu hari, maka kawasan tersebut bertipe
pasang surut tunggal. Jika terjadi dua kali pasang dan dua kali sutur dalam satu hari maka
kawasan tersebut bertipe pasang surut ganda. Tipe pasang surut lain merupakan peralihan
antara tipe tunggal dan ganda dan dikenal sebagai pasang surut campuran. Tipe pasang surut
yang umumnya terjadi di perairan samudera umumya campuran dengan dominasi pasang surut
ganda.

Hasil pengukuran pasang surut yang terjadi di Perairan Kabupaten Sarmi, dengan lokasi
pengamatan di Pulau Liki, bertipe campuran condong ke ganda. Beda tinggi permukaan air saat
terjadi pasang surut sekitar 3.541 mm. Kecepatan arus rata-rata maksimal terjadi pada saat
pasang sekitae 2,2 Knot arah 250 ° dan arus saat surut 0.9 Knot arah 90 ° ( BP3D Provinsi
Papua , 2001 ). Pasang tertinggi mempengaruhi arus ke arah hulu sungai Mamberamo sampai
Desa Trimuris. Kenaikan muka air sungai tertinggi pada Bulan November sampai Desember dan
terendah terjadi pada bulan Juni sampai Agustus.

Posisi Wilayah sebagian besar berada di selatan Khatulistiwa menyebabkan arus permukaan
lebih dipengaruhi oleh angin muson tenggara yang bertiup antara bulan mei - November dan
angin muson barat laut yang bertiup antara bulan Desember - April. Bulan April-Oktober
merupakan bulan peralihan. Selama Angin Muson Tenggara, arus permukaan di samudera
Pasifik mengalir dari utara ke selatan melalui laut halmahera dan Laut Seram ke laut Banda dan
Laut Flores, serta melalui laut Sulawesi.

Arus permukaan di Perairan Utara Papua,pada musim angin muson barat laut umumnya
bergerak menyusuri garis pantai dari arah Barat menuju Timur Papua, sebagian arus masuk ke
Perairan Teluk Cenderawasih. Arus-arus tersebut bergerak dengan kecepatan rata-rata 38
cm/detik ( BP3D Provinsi Papua ) Pada musim angin Muson tenggara diperkirakan arus bergerak
menyusuri pantai berlawanan arah dengan arus pada musim angin muson barat laut, yaitu
bergerak dari arah timur ke barat. Kecepatan arus yang terjadi lebih besar dibandingkan pada
saat terjadinnya angin muson barat laut, yaitu sebesar 75 cm/detik. selain menimbulkan arus
yang kuat, maka angin muson barat laut dapat pula menimbulkan gelombang yang sangat besar.
Dari hasil pengukuran yang dilakukan oleh Dishidorus-Osenologi TNI AL ( 1993 ) tinggi
gelombang berkisar 1 - 2 m di utara pantai Liki.

Gelombang
Kabupaten Sarmi berhadapan langsung dengan samudera Pasifik (laut lepas ) sehingga
gelombang yang datang langsung menuju daerah sepanjang pantai. Kondisi seperti ini
menyebabkan daerah sepanjang pantai mengalami abrasi yang parah. Gelombang terjadi pada
musim angin barat yaitu pada bulan Oktober hingga Maret sedangkan musim teduh terjadi pada
bulan April hingga September.

Gelombang tertinggi air laut di sekitar Desa Yoke terjadi pada bulan Januari sampai Mei setiap
tahun. Pada bulan-bulan ini warga Desa Yoke tidak melakukan kegiatan penangkapan di laut
karena tingginya gelombang, sedangkan gelombang terendah terjadi pada bulan Agustus sampai
Desember. Musim gelombang di Danau Rombebai terjadi pada bulan Januari sampai April
( sekitar 0,5 meter ) dan musim teduh pada bulan Oktober sampai Desember.

Kualitas Air Laut


Pola aliran arus laut di perairan Kabupaten Sarmi umumnya dipengaruhi dan didominasi oleh
pengaruh aliran massa air dari samudera Pacifik, terkecuali di muara Sungai Mamberamo.
Kecepatan arus pada permukaan laut di kawasan Samudera Pasific dapat mencapai 2
knots,sedangkan pada mulut Sungai Mamberamo kecepatan arus kurang dari 1 knots. Pengaruh
aliran Sungai Mamberamo hanya tercatat pada permukaan perairan,namun pada kedalaman di
bawah permukaan pengaruh aliran massa air dari samudera pasific lebih mendominasi pola
aliran pada perairan ini.

Pada saat surut,di depan Muara Sungai Mamberamo, arah arus yang dominan bergerak ke arat
barat dan barat laut dengan kecepatan sekitar 1 mil/jam. Pada permukaan Sungai Mamberamo
kecepatan arus surut tercatat 1.8 meter/detik atau sekitar 4 mil/jam (LIPI, 2003).

Hatta (2002) melaporkan bahwa kondisi suhu permukaan perairan pantai utara Papua pada
musim timur berkisar antara 28.42-29.96 ° C dengan rata-rata 29.02 ° C. Suhu masksimum
permukaan mencapai 29.96° C sedangkan suhu minimum pada kedalaman 1000 meter
mencapai 4.31° C. Salinitas perairan yang terukur dari permukaan sampai kedalaman 1000
meter berkisar antara 33.030 - 35.958 0/00 dengan rata-rata 34.63330/00 . Lapisan salinitas
maksimum berada pada kedalaman antara 100 sampai 200 meter. Densits ( sigma-t) air laut
tercatat berkisar antara 20.62 - 27.43 dengan rata-rata 26.17. Hal ini menunjukkan bahwa
karakter massa air di wilayah perairan ini relatif lebih hangat lebih asin dan densitas yang lebih
tinggi bila di bandingkan dengan perairan Indonesia lain. Penyebab utama adalah adanya
pengaruh aliran massa air yang dominan dari samudera pasifik bagian selatan. Perairan laut
utara Papua secara geografis berdekatan dan lebih terbuka dengan Samudera Pasific dan musim
timur kondisi oseanografis ini banyak dipengaruhi oleh massa air dari Samudera Pasific 

Karakteristik Bentuk Pemerintahan dan Kebudayaannya

Indonesia merupakan salah satu negara yang tersusun atas pulau – pulau yang tersebar dari Sabang hingga
Merauke. Maka tidak heran jika Indonesia terkenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia
sendiri terdapat 5 pulau – pulau besar seperti, Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau
Sulawesi dan Pulau Papua. Dan pulau paling besar di Indonesia yaitu Pulau Papua dan juga masuk ke
dalam pulau terbesar kedua di dunia. Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut ini akan dijelaskan tentang
karakteristik Papua lebih mendalam. Mari disimak!

Karakteristik Pulau Papua

Selama ini kita tahu jika Papua merupakan salah satu tempat yang berada di bagian timur dari Indonesia.
Tepatnya berbatasan langsung dengan Papua Nugini. Sebelum bernama Provinsi Papua, dahulu provinsi
ini lebih dikenal dengan sebutan Provinsi Irian Jaya yang mencangkup keseluruhan Papua Barat. Namun
sejak tahun 2003, Provinsi Papua telah terbagi menjadi 2 bagian yaitu bagian barat yang disebut dengan
Provinsi Papua Barat sedangkan untuk bagian timur tetap menggunakan nama Papua.

Luas wilayah Papua sendiri sekitar 316.553,07 km


persegi dengan Ibu Kota Jayapura. Sedangkan untuk Papua Barat memiliki luas wilayah sekitar 102.955
km persegi dan beribu kota Manokwari. Di Papua juga terdapat tempat tertinggi dan termasuk tempat
paling tinggi di Indonesia yaitu Kabupaten Puncak Jaya yang selalu tertutupi salju setiap tahunnya.
Sedangkan kota terendah di Papua yaitu Kota Marauke yang berada di wilayah pesisir (Baca: Contoh
Wilayah Pesisir). Karena masih berada di kawasan khatulistiwa tidak heran jika Papua memiliki
kelembaban udara yang cukup tinggi yaitu sekitar 80 – 89% dengan curah hujan sekitar 1.800 – 3.000
mm per tahun. Kondisi geografis yang berbeda – beda antara satu tempat dengan tempat lainnya,
membuat persebaran penduduk di Papua tidak merata.

Sistem Pemerintahan Di Papua

Di dalam sistem pemerintahan, tidak seperti daerah – daerah lain yang ada di Indonesia, Papua memiliki
otonomi khusus. Sebab di dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
Undang – Undang Dasar 1945 dinilai masih belum memenuhi rasa keadilan, belum mencapai
kesejahteraan rakyat, belum mewujudkan penegakan hukum dan lain sebagainya setelah penyatuan
Papua. Sehingga Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia di tahun 1999 dan 2000
memutuskan untuk memberikan status Otonomi Khusus kepada Provinsi Papua.

Provinsi Papua adalah gabungan dari Provinsi Papua Barat dengan Provinsi Papua yang keduanya
mendapatkan Otonomi Khusus. Otonomi Khusus juga berlaku pada provinsi – provinsi lain hasil dari
pemekaran Provinsi Papua. Isi dari Otonomi Khusus yaitu pemerintah setempat berhak mengatur dan
mengurus seluruh kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa sendiri dan aspirasi serta hak –
hak masyarakat Papua. Meskipun begitu, Provinsi Papua tetap menjadi bagian dari Indonesia dengan
bahasa resmi yaitu Bahasa Indonesia.

Untuk kekuasaan legislatif di Papua dilaksanakan oleh DPRD dengan jumlah anggota satu seperempat
kali dari jumlah anggota DPRD Provinsi Papua dan hal ini sudah teratur dalam undang – undang.
Sedangkan untuk badan eksekutif, Provinsi Papua dijabat oleh seorang Kepala Daerah atau Gubernur.
Papua dipimpim oleh seorang gubernur sejak tahun 1956 yang saat itu dijabat oleh Zainal Abidin Syah
sampai dengan tahun 1961. Hingga tahun 2019, Papua telah dipimpin oleh Gubernur sebanyak 16
periode. Dalam pemilihan Gubernur, Papua memiliki persyaratan khusus antara lain, orang asli Papua,
memiliki kesetiaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengabdi kepada rakyat Provinsi
Papua, tidak pernah dihukum penjara karena melakukan tindakan pidana kecuali dipenjara karena alasan
politik, dan tidak pernah dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan pengadilan yang telah berkekuatan
hukum tetap kecuali dipenjara karena politik.

Batas – Batas Wilayah Papua

Batas wilayah Papua terbagi menjadi 4 bagian. Pada bagian timur Papua berbatasan langsung dengan
Papua Nigini. Di sebelah selatan, Provinsi Papua berbatasan dengan Laut Arafuru, Samudra Hindia,
Teluk Carpentaria dan Benua Australia. Di bagian barat berbatasan dengan Kepulauan Maluku (Maluku
Utara dan Provinsi Maluku). Sedangkan di bagian utara, Papua berbatasan dengan Samudra Pasifik.

Penduduk Di Papua

Penduduk Papua secara garis besar terbagi atas 2 kelompok besar yaitu Papua dataran rendah atau pesisir
dan Papua pedalaman (pegunungan) atau dataran tinggi. Pembagian ini dilihat dari mata pencaharian,
budaya hingga pola kehidupan mereka yang berbeda. Namun ada satu kesamaan antara kedua suku
tersebut yaitu kepercayaan agama tradisional mereka yang masuk ke dalam seluruh aspek kehidupan.
Mereka percaya jika dunia memilik hubungan yang erat antara dunia spiritual dengan dunia material,
sekuler dan sakral dengan fungsi yang sama. Jika ditotal suku – suku yang berada di Papua ada sekitar 25
suku di mana masing – masing suku memiliki bahasa yang berbeda – beda. Beberapa contoh suku
tersebut antara lain Asmat, Ayamaru di Sorong, Mee di Pegunungan Paniai, Sentani di sekitar Danau
Sentani, Meyakh di Kota Manokwari, Waropen, Wamesa dan Hatam di Ransiki dan Oransbari.

Kebudayaan dan Tradisi Masyarakat Papua

Papua juga memiliki kebudayan yang unik dan hanya


dimiliki oleh masyarakat Papua saja. Seperti contoh alat musik yang terbuat dari kayu yang kosong
bagian tengahnya mirip dengan kendang yang ada di Jawa yaitu Tifa. Cara bermain alat musik tifa yaitu
dipukul pada bagian penutup yang terbuat dari kulit rusa yang dikeringkan. Selain alat musik, Papua
memiliki benda kerajian lainnya yaitu noken. Noken merupakan tas tradisonal yang berbentuk jaring –
jaring berasal dari akar kayu pohon atau daun yang dikeringkan untuk kemudian dipilin menjadi tali yang
kuat. Noken sendiri sudah terdaftar sebagai warisan budaya tak benda oleh Lembaga Kebudayaan Dunia
di UNESCO pada tahun 2012.

Tidak hanya itu saja, masyarakat Papua juga mempunyai tradisi unik dalam hal makanan. Mereka biasa
memakan papeda sebagai makanan utamanya selain umbi – umbian. Papeda merupakan bubur yang
terbuat dari sagu, berwarna putih, lengket mirip lem dan rasanya sangat hambar. Mereka biasa
mengkonsumsi papeda bersamaan dengan lauk yang cukup kuat rasanya yaitu ikan tongkol untuk
masyarakat yang tinggal di daerah pesisir. Di daerah pesisi juga sagu diolah menjadi beraneka bentuk
seperti sagu bakar, sagu bola dan sagu lempeng. Sedangkan untuk masyarakat Papua yang tinggal di
wilayah dataran tinggi, sagu dikonsumsi dengan beraneka macam daging yang diburu di hutan seperti
rusa, babi dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai