Anda di halaman 1dari 21

BAB II

BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI
2.1 GEOGRAFIS
Saumlaki adalah ibukota Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) yang
mencakup seluruh kepulauan Tanimbar. Kabupaten ini tergolong baru
berdiri, setelah berpisah dengan Kabupaten Maluku Tenggara pada
tahun 2002. Saumlaki juga merupakan kelurahan yang berada di
Kecamatan Tanimbar Selatan,
Selatan Kabupaten Maluku Tenggara Barat
Barat,
Maluku, Indonesia.. Letak Saumlaki tepatnya berada di Pulau Yamdena
yang merupakan bagian dari Kepulauan Tanimbar.

Kawasan Perkotaan Saumlaki berada di Kecamatan Tanimbar


Tanimbar Selatan.
Secara geografis Kecamatan Tanimbar Selatan terletak di Kabupaten
Maluku Tenggara Barat
Bar
dgn posisi geografis antara 6 8.30 LS dan
12545 133 BT yang memiliki luas wilayah 4.331,17 Km yang terdiri dari
wilayah daratan seluas 825,69 Km (19 %) dan wilayah perairan seluas
3.505,48 Km (81 %). Kecamatan Tanimbar Selatan sendiri terdi
terdiri atas 10
desa dan 1 Kelurahan yang semuanya terletak di pesisir pantai, yaitu
Desa Olilit, Sifnana, Lauran, Kabyarat, Ilngei, Wowonda, Bomaki,
Lermatang, Latdalam dan Desa Matakus serta Kelurahan Saumlaki.
Adapun keberadaan desa-desa
desa
dan kelurahan tersebut
ut berada pada
ketinggian antara 1-100
1 100 meter dari permukaan laut (Statistik Daerah
Kecamatan Tanimbar selatan).

Secara administrasi Kecamatan Tanimbar Selatan berbatasan dengan:

Sebelah
ebelah Utara : Tanimbar Utara

Sebelah Selatan : Laut Timur dan Lautan Arafura

Sebelah Barat : Lautan Arafura / Kabupaten


Kabupaten Maluku Barat Daya

Sebelah Timur : Laut Arafura

DELH BANDARA MATHILDA BATLAYERI

II-1

BAB II

Posisi Kepulauan Tanimbar dapat dilihat pada Gambar 2.1 sedangkan


peta administrasi Kabupaten Maluku Tenggara Barat dapat dilihat pada
Gambar 2.2

Gambar 2.1 Posisi Kepulauan Tanimbar, Kabupaten Maluku Tenggara


Barat.

DELH BANDARA MATHILDA BATLAYERI

II-2

BAB II

Gambar 2.2
2 Peta Administrasi Kabupaten Maluku Tenggara Barat
DELH BANDARA MATHILDA BATLAYERI

II-3

BAB II

2.2 KONDISI FISIK


2.2.1 Kondisi Kemiringan Lereng
Berdasarkan kemiringan lereng Kecamatan Tanimbar Selatan merupakan
wilayah datar dengan kemiringan lereng < 40%, Kemiringan lereng di
Kecamatan Tanimbar Selatan
Se
terdiri dari dataran (0 3 %), landai/
berombak (3 8 %), bergelombang (8 15 %), agak curam (15 30 %),
curam (30 50 %) Karakter bentang lahan daratan di Kecamat
Kecamatan
Tanimbar Selatan, memang terdapat
terdapat perbukitan. Sedangkan areal
berkelerengan rendah
ren
terkonsentrasi di tengah-tengah
tengah menuju kearah
pantai. Kawasan Perkotaan Saumlaki memiliki kemiringan lereng antara 0
15 %.
Tabel 2.1 Kemiringan Lereng di Kawasan Perkotaan Saumlaki
Nama Desa

Luas Wilayah
Kemiringan 0 15 %

Saumlaki
Desa Olilit
Desa Sifnana
Grand Total

Total

749,65

749,65

1.246,40

1.246,40

882,99

882,99

2.879,05

2,879,05

Sumber: Laporan Pendahuluan Fasilitasi Penyusunan Master Plan Sistem Drainase


Kota Saumlaki, 2014

2.2.2 Kondisi Topografi


Berdasarkan topografinya Kecamatan Tanimbar Selatan merupakan
wilayah yang datar, dimana umumnya datar dengan ketinggian kurang
dari 50 meter, sedang daerah perbukitan dibagian utara tingginya
melebihi 200 meter. Secara keseluruhan morfologi di daerah ini dapat
dibedakan menjadi 3 satuan morfologi,
morfologi, yaitu pebukitan, dataran rendah
dan teras bahkan menjadi yang terluas diantara kecamatan lainnya di
Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Ketinggian di Kawasan Perkotaan
Saumlaki hanya memiliki ketinggaran antara 0 100 mdpl, hal ini
dikarenakan kawasan
kawasan Perkotaan Saumlaki berada pada daerah pinggir
pantai yang relatif datar. Untuk mengetahui lebih jelas ketinggian
Kawasan Perkotaan Saumlaki dapat dilihat pada tabel berikut
berikut:

DELH BANDARA MATHILDA BATLAYERI

II-4

BAB II

Tabel 2.2 Ketinggian Kawasan Perkotaan Saumlaki


Nama Desa

Luas Wilayah
Kemiringan 0 100 mdpl

Saumlaki
Desa Olilit
Desa Sifnana
Grand Total

Total

749,65

749,65

1.246,40

1.246,40

882,99

882,99

2.879,05

2,879,05

Sumber: Laporan Pendahuluan Fasilitasi Penyusunan Master Plan Sistem Drainase


Kota Saumlaki, 2014

2.2.3 Iklim dan Cuaca


Keadaan iklim di Kecamatan Tanimbar Selatan sangat dipengaruhi oleh
sirkulasi angin musim yang bergerak dari dan menuju ekuator. Sehingga
pola iklim di Tanimbar Selatan adalah pola ekuatorial yang dicirikan oleh
bentuk pola hujan yang bersifat bimodal
bimodal (dua puncak hujan) yaitu pada
bulan

Desember/Januari

dan

April/Mei.

Berdasarkan

Peta

Zona

Agroklimat Propinsi Maluku (LTA-72,


(LTA 72, 1986) dan klasifikasi iklim Oldeman
(1980), Iklim di sekitar Kecamatan Tanimbar Selatan masuk kepada zona
II3 dimana Curah hujan tahunan 1.500 1.800 mm, tercakup didalamnya
zona D3 menurut Oldeman, dengan bulan
bu
basah 3-4
4 bulan dan bulan
kering 4-6
6 bulan. Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi
oleh keadaan iklim dan perputaran arus udara. Oleh karena itu, jumlah
curah hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamatan.
Rata-rata
rata curah hujan di
d Kecamatan Tanimbar Selatan selama tahun
2008-2009
2009 terlihat bervariasi. Menurut Stasiun Pengamatan Saumlaki maka
curah hujan rata-rata
rata di Tanimbar Selatan sekitar 1.560,7
1.560,7 mm dengan
curah hujan tertinggi terjadi pada bulan februari yaitu sebanyak 332 mm
per hari. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai curah hujan dan hari
hujan di Kecamatan Tanimbar Selatan dapat dilihat pada Tabel dibawah
ini.

DELH BANDARA MATHILDA BATLAYERI

II-5

BAB II

Tabel 2.3 Banyaknya Hari Hujan di Kecamatan Tanimbar Selatan


Bulan

Curah Hujan (mm)

Hari Hujan (hari)

Januari

229

16

Februari

332

19

Maret

233

20

April

186

12

Mei

298

22

Juni

204

21

Juli

13

10

Agustus

12

September

TTU

Oktober

13

10

November

37

10

Desember

248

25

Jumlah

1.560,7

178

Sumber: Laporan Pendahuluan Fasilitasi Penyusunan Master Plan Sistem Drainase


Kota Saumlaki, 2014

2.2.4 Kondisi Geologi


Menurut peta Geologi Indonesia (1965),, Pulau/Kepulauan di Maluku
Tenggara Barat terbentuk/tersusun dari berbagai formasi batuan. Formasi
Formasiformasi tersebut didominsi oleh berbagai macam batuan, seperti: batuan
metamorf, sedimen klastik, terumbu karang, batuan beku dan sedimen
aluvial. Formasi batuan
atuan di Kawasan Perkotaan Saumlaki meliputi formasi
Batilembuti dan formasi Saumlaki. Formasi Batilembuti berumur Pliosen
yang hampir seluruhnya terdiri dari napal berwarna putih kotor sampai
kelabu muda dan bersifat pejal, kaya akan fosil plangton dan be
bentos;
bagian atasnya berupa batugamping yang sangat raput, setempat
napa kapuran berwarna putih dan ringan. Diatas Formasi Batilembuti ini
ditindih secara takselaras oleh Formasi Saumlaki; berumur Pliosen, terdiri
dari batugamping koral, bersifat pejal, berwarna
berwarna putih; setempat bersifat
breksi. Di bagian bawah terdapat konglomerat dengan komponen
utama rombakan batugamping, membundar bai, diameter > 1cm,
DELH BANDARA MATHILDA BATLAYERI

II-6

BAB II

terpilah buruk. Sebagian besar wilayah Saumlaki merupakan wilayah


dengan formasi Saumlaki.
Tabel 2.4 Kondisi
disi Geologi Perkotaan Saumlaki
Nama Desa

Formasi

Formasi

Batulembuti

Saumlaki

Desa Olilit
Desa Sifnana

194,08

Saumlaki
Grand Total

194,08

Grand Total

1.246,40

1.246,40

688,91

882,99

749,65

749,65

2.684,97

2.879,05

Sumber: Laporan Pendahuluan Fasilitasi Penyusunan Master Plan Sistem Drainase


Kota Saumlaki, 2014

2.2.5 Kondisi Pesisir dan Kelautan


Kecamatan Tanimbar selatan umumnya berada pada pesisir pantai dan
memiliki pulau-pulau
pulau kecil. Keberadaan pesisir Kecamatan Tanimbar
selatan umumnya sangat landai dan memiliki pasir putih dan juga hutan
bakau. Pulau-pulau
pulau kecil di Kecamatan Tanimbar Selatan berjumlah 43
pulau dimana, 31 pulau didiami dan sekitar 12 pulau masih kosong atau
tidak ada penghuni. Ketinggian Muka Air laut di Kecamatan Tanimb
Tanimbar
Selatan dibagi dalam 3 kelas ketinggian, yaitu: daerah rendah (R)
dengan ketinggian 0 100 m, daerah tengah (M) dengan ketinggian 100
100500 m daerah tinggi (T) dengan ketinggian > 500 m. Desa-desa
Desa desa umumnya
tersebar pada ketinggian 0 100 m.

2.2.6 Hidrologi
Pulau Yamdena berada dalam ketinggian 0 350 m dpl dan termasuk
dalam DAS Bungat dan Ranarmoje. Oleh karena itu sebagian besar aliran
sungai terutama sungaisungai besar menuju ke arah Barat dan bermuara
di teluk-teluk
teluk atau pantai Laut Banda. Sungai-sungai
Sungai sungai tersebut yang
termasuk daerah Tanimbar Utara antara lain S. Silwat yang bermuara di
pantai sekitar Desa Watmasa, S. Metan dan S. Pintu yang bermuara di
pantai sekitar Desa Awear, Rungear dan Karatat dan S. Bibnusan yang
bermuara di pantai sekitar Desa
De
Abat. Sungai-sungai
sungai besar tersebut
mempunyai lebar berkisar antara 20 150 m dan perkiraan kedalaman
DELH BANDARA MATHILDA BATLAYERI

II-7

BAB II

sungai antara 2 5 m. Sedangkan sungai besar yang terletak di bagian


Selatan antara lain S. Bilan yang bermuara di Tanjung Netto, S. Salwasa, S.
Muras,, S. Kalantutun dan S. Bungal yang bermuara di Teluk Salwasa dan
Tanjung S. Batsire bermuara di Tanjung Jasi dan S. Ranarmoya yang
bermuara di pantai sekitar Desa Makatian. Sungai-sungai
Sungai sungai besar yang
terdapat di sebelah Selatan ini mempunyai lebar sungai ber
berkisar antara
30 300 m dengan kedalaman sekitar 3 10 m. Sungai
Sungai-sungai besar
lainnya mempunyai arah aliran sungai menuju ke arah Timur dan
bermuara di pantai Laut Arafuru diantaranya S. Jambring yang bermuara
di Tanjung Abombati, sekitar Desa Atubul Dol, S. Betmiafudi dan S. Shaing
bermuara di Tanjung Batkiek. Sungai-sungai
Sungai sungai ini umumnya lebih kecil
daripada sungai-sungai
sungai yang mengalir ke arah pantai Barat, yaitu
mempunyai lebar berkisar 20 35 m dan kedalaman antara 1 3 m.
Kondisi tersebut sulit dimanfaatkan
dimanfaatkan sebagai prasarana angkutan kayu.
Akan tetapi berdasarkan pengalaman penduduk dan karakteristik sungai
dilihat dari obyek hanyutan dan aliran sungainya serta debit air sungai
sehubungan dengan fluktuasi musim penghujan yang sangat drastis,
maka hanya sebagian kecil saja dari sungai-sungai
sungai sungai besar tersebut yang
dapat digunakan sebagai prasarana angkutan dengan jarak jangkauan
yang terbatas. Sungai-sungai
Sungai sungai besar yang dapat digunakan sebagai
prasarana angkutan diantaranya S. Metan, S. Pintu, S. Bungal, S. Bi
Bilan dan
S. Ulum (BPS Kabupaten Maluku Tenggara Barat, 2013).

2.2.7 Kondisi Kebencanaan


Wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat berada dekat dengan zona
subduksi, yaitu pertemuan antara 2 (dua) lempeng dunia, yaitu lempeng
benua asia dan lempeng samudera hindia. Konsekuensi dari hal tersebut
adalah

tingginya

frekuensi

kejadian

gempa

bumi

tektonik

yang

diakibatkan pergerakan kedua lempeng dunia tersebut. Gambar di


bawah ini menunjukkan peta tektonik Indonesia yang menggambarkan
lokasi pertemuan lempeng dunia.
duni

DELH BANDARA MATHILDA BATLAYERI

II-8

BAB II

Berdasarkan catatan yang ada, gempabumi yang tercatat di stasiun


Geofisika Saumlaki pada tahun 2008 terjadi setidaknya 537 kali
gempabumi, dimana 291 kali diantaranya merupakan gempa dengan
kekuatan di atas 4 Skala Richter.

Dari jumlah gempa sebesar itu, jumlah gempa yang dirasakan oleh
penduduk hanya 1 (satu) kali, yaitu yang terjadi pada bulan Agustus yang
mencapai besaran gempa sebesar 6,9 SR. Namun demikian, gempabumi
tersebut

tidak

menimbulkan

kerusakan

yang

berarti

di

kawasan

perkotaan Saumlaki. Tabel berikut menunjukkan frekuensi kejadian


gempabumi yang tercatat di stasiun geofisika Saumlaki tahun 2004 2008.
Tabel 2.5 Jumlah Gempa Bumi yang Tercatat di Tahun 2004
2004-2008
Tahun

Gempa
Lokal

Lokasi Magnitude

Jauh

M4

M4

Jumlah

Gempa

Gempa

yang
Dirasakan

2004

269

29

221

48

2005

506

38

193

42

2006

24

10

2007

254

13

148

119

267

2008

508

29

246

291

537

Sumber: Laporan Pendahuluan Fasilitasi Penyusunan Master Plan Sistem Drainase


Kota Saumlaki, 2014

2.3 KESESUAIAN LOKASI STUDI TERHADAP RENCANA TATA RUANG


Saumlaki merupakan ibukota Kabupaten Maluku Tenggara Barat.
Sebagai ibukota kabupaten, Saumlaki merupakan suatu kawasan
perkotaan yang memiliki peran utama sebagai pusat pemerintahan dan
pelayanan pada tingkat Kabupaten. Selain
Selain itu, Peraturan Pemerintah
Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
menetapkan Saumlaki sebagai salah satu Pusat Kegiatan Strategis
Nasional. Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) berdasarkan PP Nomor
26 Tahun 2008 adalah kawasan
kawasan perkotaan yang ditetapkan untuk
mendorong

pengembangan

kawasan

DELH BANDARA MATHILDA BATLAYERI

perbatasan

negara.

PKSN
II-9

BAB II

dikembangkan untuk mendorong perkembangan kawasan perbatasan


negara. Kawasan perkotaan sendiri berdasarkan Undang-undang
Undang undang Nomor
26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang adalah wilayah yang memiliki
kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan
sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

Kabupaten MTB dibagi dalam 2 (dua)


(dua) Wilayah Pengembangan (WP), di
mana WP I dengan Pusat Pengembangan di Larat dan WP II di Saumlaki.
Sedangkan

pengelolaan

sumberdaya

perikanan

sebagaimana

diarahkan sebagai Rencana Kawasan Strategis (KS) 1c


1c, menyangkut
pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap dan budidaya. KS 1c
sebagian besar tersebar pada kawasan laut dan pesisir Barat Kabupaten
MTB. Berdasarkan sebaran KS 1c sebaiknya sejak awal direncanakan
langkah-langkah
langkah pendukung, meliputi:
1. Rencana
Tangkap

Pengembangan
dan

Perikanan

Infrastruktur
Budidaya

Pengelolaan

yang

Perikanan

mendukung

prinsip

pengelolaan berkelanjutan dan berdaya saing, seperti Armada


Penangkapan, Pelabuhan Pendaratan, Pengolahan Hasil Tangkapan,
Balai Benih Ikan Budidaya, Kebun Bibit Rumput Laut, Pengolahan
Rumput Laut, Sistem
Si
Pemasaran Produk Perikanan serta Sistem
Pemantauan Kualitas Lingkungan.
2. Pengembangan Potensi Jasa Kelautan baik berupa Pengembangan
Wisata Bahari yang dikembangkan berdasarkan potensi sumberdaya
alam maupun keragaman budaya bahari maupun Pencarian Sum
Sumber
Energi Alternatif Laut
3. Rencana

Pengembangan

Infrastruktur

Pendukung

menyangkut

Ketersediaan Sumber Energi Listrik, Jaringan Jalan dan Jaringan


Telekomunikasi.

DELH BANDARA MATHILDA BATLAYERI

II-10

BAB II

Lokasi Kegiatan
Bandar Udara
Mathilda Batlayeri

Gambar 2.3 Peta Kesesuaian Lokasi Kegiatan terhadap Rencana Tata Ruang Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2012
2
2032.

DELH BANDARA MATHILDA BATLAYERI

II-11

BAB II

Lokasi Bandar Udara Mathilda Batlayeri berada di Kelurahan Saumlaki,


Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Maluku Tenggara Barat.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Maluku
Tenggara Barat Tahun 2012 2032, tersebut di atas lokasi Bandar Udara
Mathilda

Batlayeri

berada

dikawasan

yang

diperuntukkan

untuk

lapangan udara.

2.4 KONDISI SOSIAL MASYARAKAT


2.4.1 Kondisi
disi Kependudukan
Aspek kependudukan di Kecamatan Tanimbar Selatan dan Kawasan
Perkotaan Saumlaki perkembangannya mencakup lima tahun terakhir
yaitu mengenai jumlah dan sebaran penduduk tiap desa serta struktur
penduduk berdasarkan jenis kelamin, agama, dan mata pencaharian.

2.4.1.1 Jumlah, Laju dan Kepadatan Penduduk


Jumlah penduduk Kecamatan Tanimbar Selatan pada tahun 2009
tercatat sebesar 26.032 jiwa, sedang jumlah penduduk di kawasan
perkotaan
n Saumlaki berjumlah 17.125 jiwa atau sekitar 58,07 % dari jumlah
penduduk Kecamatan Tanimbar Selatan. Berdasarkan data tahun 2005
2009 laju pertambahan penduduk Kecamatan Tanimbar Selatan tercatat
sebesar 1,99 % per tahun. Berdasarkan sensus penduduk ta
tahun 2010,
jumlah penduduk Kecamatan Tanimbar Selatan tercatat sebesar 31.833
jiwa, meliputi 30,20 % penduduk Kabupaten Maluku Tenggara Barat.
Dibanding

tahun

2000

saat

Kabupaten

Maluku

Tenggara

Barat

ditetapkan, Kecamatan Tanimbar Selatan telah meningkat c


cukup
signifikan. Pada tahun 2000 jumlah penduduk Kabupaten Maluku
Tenggara Barat tercatat sebear 86.350 jiwa dengan jumlah penduduk
Kecamatan

Tanimbar

Selatan

sebesar

22,22%

atau

19.170

jiwa.

Berdasarkan hasil sensus penduduk tersebut, laju pertumbuhan pen


penduduk
Kecamatan Tanimbar Selatan tercatat sebesar 6,6% per tahun, jauh lebih
besar dibanding laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Maluku
Tenggara Barat sebesar 2,03% per tahun. Laju pertumbuhan penduduk
yang cukup tinggi tersebut terutama disebabkan oleh be
berkembangnya

DELH BANDARA MATHILDA BATLAYERI

II-12

BAB II

Kabupaten Maluku Tenggara Barat sebagai kabupaten baru hasil


pemekaran dari Kabupaten Maluku Tenggara.
Tabel 2.6 Jumlah Penduduk Kecamatan Tanimbar Selatan 2005
2005-2009
No. Desa

Jumlah Penduduk (Jiwa)


2005

2006

2007

2008

2009

1.

Saumlaki

7.315

7.464

7.615

7.770

7.925

2.

Olilit

4.466

4.557

4.650

4.744

4.838

3.

Sifnana

2.172

2.216

2.261

2.307

2.353

4.

Lauran

1.994

2.035

2.076

2.118

2.160

5.

Kabyarat

1.535

1.566

1.598

1.630

1.662

6.

Ilngei

1.108

1.131

1.154

1.177

1.200

7.

Wowonda

1.771

1.807

1.844

1.881

1.918

8.

Lermatang

995

974

994

1.014

1.034

9.

Latdalam

2.714

2.769

2.826

2.883

2.940

24.030

2.518

25.016

25.524

26.032

Jumlah

Sumber: Laporan Pendahuluan Fasilitasi Penyusunan Master Plan Sistem Drainase


Kota Saumlaki, 2014

Tabel 2.7 Jumlah Penduduk Perkotaan Saumlaki 2005


2005-2009
No. Desa

Jumlah Penduduk (Jiwa)


2005

2006

2007

2008

2009

1.

Saumlaki

7.315

7.464

7.615

7.770

7.925

2.

Olilit

4.466

4.557

4.650

4.744

4.838

3.

Sifnana

2.172

2.216

2.261

2.307

2.353

2018.953

2020.237

2021.526

2022.821

2024.116

Jumlah

Sumber: Laporan Pendahuluan Fasilitasi Penyusunan Master Plan Sistem Drainase


Kota Saumlaki, 2014

Kepadatan penduduk di Kawasan Perkotaan Saumlaki pada Tahun 2009


mencapai 5 jiwa/Ha, kepadatan tertinggi berada di Desa Saumlaki
sebesar 3 jiwa/Ha, kemudian Desa Olilit sebesar 2 jiwa/Ha, dan yang
terendah Desa Sifnana sebesar 1 jiwa/ha. Kepadatan penduduk tersebut
relatif cukup rendah oleh karena merupakan kepadatan kotor (gross
density). Namun demikian, jika ditinjau berdasarkan
berdasarkan kepadatan bersih,
DELH BANDARA MATHILDA BATLAYERI

II-13

BAB II

yaitu jumlah penduduk per satuan luas wilayah terbangun, maka terlihat
bahwa kepadatan penduduk relatif cukup tinggi. Hal ini juga teramati
dari konsentrasi permukiman penduduk yang cukup padat di sekitar
kawasan pesisir Timur. Berdasarkan
Berdasarkan perhitungan kepadatan bersihnya,
maka

kepadatan

bersih rata-rata
rata rata penduduk

kawasan perkotaan

Saumlaki yang berada di tiga desa adalah 24 jiwa/Ha. Kepadatan


tertinggi tercatat di Desa Saumlaki, sedang kepadatan terendah tercatat
di Desa Sifnana.
Tabel 2.8 Kepadatan Penduduk di Kecamatan Tanimbar Selatan
No. Desa

Luas (km2)

Jumlah Penduduk (Jiwa)


2005

2006

2007

2008

2009

1.

Saumlaki

3.014

2.

Olilit

6.903

3.

Sifnana

4.521

4.

Lauran

4.057

5.

Kabyarat

5.152

6.

Ilngei

9.151

7.

Wowonda

8.313

8.

Lermatang

12.022

9.

Latdalam

29.436

82.569

Jumlah

Sumber: Laporan Pendahuluan Fasilitasi Penyusunan Master Plan Sistem Drainase


Kota Saumlaki, 2014

2.4.1.2 Struktur Penduduk


Struktur penduduk di Kecamatan Tanimbar Selatan dan Kawasan
Perkotaan Saumlaki terdiri dari struktur penduduk berdasarkan jenis
kelamin, agama, dan mata pencaharian.

2.4.1.2.1 Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin


Struktur penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kecamatan Tanimbar
Selatan untuk jenis kelamin laki laki berjumlah 13.033 jiwa sedangkan
untuk jenis kelamin perempuan berjumlah 12.999 jiwa, apabila dilihat dari
DELH BANDARA MATHILDA BATLAYERI

II-14

BAB II

jumlah jenis kelamin, jenis kelamin laki laki yang paling mendominasi di
Kecamatan Tanimbar Selatan. Jumlah jenis kelamin laki laki terbanyak
berada pada Desa Saumlaki dengan jumlah 4.193 jiwa dan jumlah jenis
kelamin perempuan sebanyak 3.732 jiwa.
Tabel 2.9 Struktur Penduduk Kecamatan Tanimbar Selata
Selatan 2009
No. Desa

Penduduk Tahun 2009


Laki-laki

Perempuan

Sex Rasio

1.

Saumlaki

4.193

3.732

112

2.

Olilit

2.244

2.595

86

3.

Sifnana

1.344

1.009

133

4.

Lauran

1.099

1.061

104

5.

Kabyarat

833

829

100

6.

Ilngei

545

656

83

7.

Wowonda

935

983

95

8.

Lermatang

509

525

97

9.

Latdalam

1.331

1.609

83

13.033

12.999

Jumlah

Sumber: Laporan Pendahuluan Fasilitasi Penyusunan Master Plan Sistem Drainase


Kota Saumlaki, 2014

Struktur penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kawasan Perkotaan


Saumlaki untuk jenis kelamin laki laki berjumlah 7.781 jiwa sedangkan
untuk jenis kelamin perempuan berjumlah 7.335 jiwa, apabila dilihat dari
jumlah jenis kelamin, jenis kelamin laki laki yang paling mendominasi di
Kawasan Perkotaan Saumlaki.

2.4.1.2.2 Struktur Penduduk Berdasarkan


Ber
Agama
Karakteristik penduduk berdasarkan agama di Kecamatan Tanimbar
Selatan, sebagian besar penduduk di Kecamatan Tanimbar Selatan
memeluk agama katolik dengan jumlah 14.044 jiwa dengan persentase
sebanyak 53,95 % dari keseluruhan jumlah penduduk di Kecamatan
Tanimbar Selatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

DELH BANDARA MATHILDA BATLAYERI

II-15

BAB II

Tabel 2.10 Struktur Penduduk Kecamatan Tanimbar Selatan Berdasarkan


Agama
No.

Kelurahan

Jumlah Penduduk (Jiwa)


Islam

Protestan

Katolik

Jumlah

1.

Saumlaki

473

3.176

4.275

7.925

2.

Olilit

289

1.939

2.610

4.838

3.

Sifnana

140

943

1.269

2.353

4.

Lauran
auran

129

866

1.165

2.160

5.

Kabyarat

99

666

897

1.662

6.

Ilngei

72

481

648

1.200

7.

Wowonda

115

769

1.035

1.918

8.

Lermatang
ermatang

62

414

558

1.034

9.

Latdalam
atdalam

176

1.179

1.586

2.940

1.554

10.434

14.044

26.032

Jumlah

Sumber: Laporan Pendahuluan Fasilitasi Penyusunan Master Plan Sistem Drainase


Kota Saumlaki, 2014

Bila dilihat struktur penduduk berdasarkan agama di Kawasan Perkotaan


Saumlaki, sebagian besar penduduk di Kawasan Perkotaan Saumlaki
memeluk agama katolik dengan jumlah 8.155 jiwa dengan persentase
sebanyak 53,95 % dari keseluruhan jumlah penduduk di Kawa
Kawasan
Perkotaan Saumlaki.

2.4.1.2.3 Struktur Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian


Struktur penduduk berdasarkan mata pencaharian di Kecamatan
Tanimbar Selatan terdiri dari beberapa sektor. Struktur penduduk
berdasarkan jenis pekerjaan di Kecamatan Tanimbar Selatan yang
memiliki

pekerjaan

terbesar

yaitu

petani/perkebunan/perikanan

sebanyak 15.042 jiwa dan penduduk yang tidak memiliki pekerjaan


sebanyak 1.049 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel Struktur Penduduk Kecamatan
Kecamatan Tanimbar Selatan Berdasarkan
Profesi

DELH BANDARA MATHILDA BATLAYERI

II-16

BAB II

Tabel 2.11 Struktur Penduduk Kecamatan Tanimbar Selatan Berdasarkan


Profesi
No. Jenis Pekerjaan

Jumlah (Jiwa)

1.

Pertanian, Kehutanan, Perikanan

15.042

2.

Pertambangan dan Penggalian

141

3.

Industri Pengolahan

141

4.

Listrik, Gas & Air Minum

5.

Bangunan

6.

Perdagangan Besar, Eceran dan Rumah

37
176
1.910

Makan
7.

Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi

338

8.

Keuangan dan Sejenisnya

116

9.

Jasa Kemasyarakatan

262

10.

Lainnya

17

Jumlah

20.580

Sumber: Laporan Pendahuluan Fasilitasi Penyusunan Master Plan Sistem Drainase


Kota Saumlaki, 2014

2.4.2 Kondisi Ekonomi


Kegiatan perekonomian di Maluku Tenggara Barat terpusat di Kota
Saumlaki yang dimana Kota Saumlaki merupakan pusat kegiatan barang
dan jasa di Maluku Tenggara Barat. Perkembangan perekonomian di
Kabupaten Maluku Tenggara Barat dari tahun ke tahun terus mengalami
perubahan dan masyarakat sudah merasakan pembangunan di bidang
ekonomi yang berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat.
Salah satu indikator untuk mengukur pertumbhan ekonomi kabupaten
adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Berdasarkan ukuran PDRB
harga berlaku tahun 2007 tercatat sebesar 411.625,38 juta rupiah,
sedangkan pada tahun 2006 PDRB mencapai 391.617,39 juta rupiah atau
kenaikan sebesar 20007,99 juta rupiah. Kegiatan terbesar di dalam PDRB
yaitu sektor lapangan usaha pertanian.

DELH BANDARA MATHILDA BATLAYERI

II-17

BAB II

Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Maluku Tenggara Barat tahun


2007 atas dasar harga konstan 2000 PDRB tercatat sebesar 3,74%, tahun
2006 sebesar 3,32% dan tahun 2005 sebesar 3,44%. Pertumbuhan ini masih
sangat tergantung dari dana pemerintah, karena belum berkembangnya
dana investasi swasta. Secara sektoral tahun 2007 semua sector ekonomi
memberi angka pertumbuhan positif dan pertumbuhan tertinggi adalah
listrik, Gas dan Air bersih yaitu sebesar 5,68%; sedangkan sector yang
terkecil pertumbuhannya adalah sector pertanian yaitu sebesar 2,59%.
Struktur ekonomi Kabupaten Maluku Tenggara Barat sejak tahun 2003
20032007 masih didominasi oleh tiga sektor
se tor utama yang memberikan
konstribusi dalam pembentukan PDRB Kabupaten Maluku Tenggara Barat,
yaitu Pertanian memberikan Distribusi terhadap PDRB sebesar 52,77%
Perdagangan, Hotel dan Restauran 26,64%; dan jasa
jasa-jasa 11,08%.
Sedangkan sector lainnya memberikan
member
andil yang relative kecil.

Berbagai upaya peningkatan perekonomian terus dilakukan melalui


berbagai

program

dan

kegiatan

dalam

rangka

mempercepat

pertumbuhan ekonomi dikabupaten Maluku Tenggara Barat yakni


penaggulangan kemiskinan, perkembangan usaha produktif, perluasan
dan pengembangan di bidang ketenaga kerjaan,Pengembangan
agribisnis dan ketahanan pangan, pengembangan UKM dan koperasi,
Pengembangan
kepariwisataan
peningkatan

ekspor,
dan

peningkatan

promosi,

investasi,

pengembangan

pengembangan

kewirausahaan,

penerimaan daerah dan implementasi perimbangan

keuangan propinsi dan daerah serta peningkatan kualitas sumber daya


manusia. Kegiatan Perekonomian di Tanimbar Selatan di dominasi oleh
perdagangan dan jasa yang dimana kegiatan perekonomian di
Tanimbar bagian Selatan berorentasi di Kota Saumlaki sebagai pusat
perdagangan dan jasa. Arus pengirimana barang dan jasa untuk
kebutuhan penduduk Tanimbar bagian Selatan pengiriman melalui jalur
pelayaran Surabaya Kupang Saumlaki.

DELH BANDARA MATHILDA BATLAYERI

II-18

BAB II

2.4.3 Kondisi Fasilitas


2.4.3.1 Fasilitas
asilitas Pendidikan
Jenis fasilitas pendidikan yang tersedia di kawasan perkotaan Saumlaki
relatif lengkap, dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
Berdasarkan data statistik yang tersedia, terdapat 40 unit sekolah, terdiri
dari 22 unit sekolah dasar, 14 unit sekolah lanjutan tingkat pertama, dan 4
unit sekolah menengah umum. Perguruan tinggi maupun sarana
pendidikan untuk usia dini juga sudah tersedia meski dalam jumlah yang
masih terbatas. Saat ini tercatat 1 (satu) buah perguruan tinggi yang ada
di kawasan perkotaan Saumlaki yaitu STIKIPS yang terletak di Desa Lauran
Berdasarkan tingkat pelayanannya, secara umum jumlah sekolah di
Kecamatan Tanimbar Selatan telah mencukupi kebutuhan berdasarkan
standar pelayanan minimum yang berlaku, kecuali fasilitas
fasilitas pendidikan
setingkat SMU. Jumlah fasilitas SD yang perlu disediakan di Kecamatan
Tanimbar Selatan berdasarkan SPM yang berlaku adalah berjumlah 16
unit, sementara jumlah SD yang ada saat ini berjumlah 22 unit. Dengan
demikian, jumlah fasllitas SD yang
yang ada telah mencukupi kebutuhan
minimum. Jumlah fasilitas pendidikan setingkat SLTP di Kecamatan
Tanimbar Selatan yang perlu disediakan berdasarkan SPM yang berlaku
adalah berjumlah 5 unit, sementara jumlah sekolah setingkat SLTP yang
tersedia saat ini berjumlah
erjumlah 14 unit. Dengan demikian fasilitas pendidikan
setingkat SLTP di Kecamatan Tanimbar Selatan telah mencukupi
kebutuhan minimum. Jumlah fasilitas pendidkan setingkat SMU di
Kecamatan Tanimbar Selatan yang perlu disediakan berdasarkan SPM
yang berlaku adalah berjumlah 5 unit, sedang fasilitas yang tersedia saat
ini baru berjumlah 4 unit, tersebar di Desa Saumlaki, Sifnana, dan
Latdalam. Dengan demikian tingkat pelayanan fasilitas pendidikan
setingkat SMU di Kecamatan Tanimbar Selatan masih belum memenu
memenuhi
kebutuhan minimum yang ditentukan.

DELH BANDARA MATHILDA BATLAYERI

II-19

BAB II

Tabel 2.12 Jumlah dan Tingkat Pelayanan Fasilitas Pendidikan


No.

Desa

Jumlah

SD

SMP

SMA

Penduduk

(i)

(ii)

(iii)

(i)

(ii)

(iii)

(i)

(ii)

1.

Saumlaki

7.770

2.

Olilit

4.744

3.

Sifnana

2.307

4.

Lauran

2.118

5.

Kabyarat

1.630

6.

Ilngei

1.177

7.

Wowonda

1.881

8.

Lermatang 1.014

9.

Latdalam

2.883

25.524

22

16

14

Jumlah

(iii)

1
1

Sumber: Laporan Pendahuluan Fasilitasi Penyusunan Master Plan Sistem Drainase


Kota Saumlaki, 2014

2.4.3.2 Fasilitas Kesehatan


Salah satu indikator untuk pembangunan non fisik antara lain adalah
angka harapan hidup yang bergantung pada sarana kesehatan yang
tersedia. Pada tahun 2008 Kawasan Perkotaan Saumlaki memiliki 1 unit
Rumah sakit yang terletak di Desa Saumlaki dan memiliki 1 unit puskesmas
yang terletak di Desa Saumlaki serta puskesmas pembantu yang tersebar
di 2 desa lainnya.
Tabel 2.13 Jumlah Fasilitas Kesehatan
No

Fasilitas Kesehatan

1.

Rumah Sakit

2.

Puskesmas

3.

Puskesmas Pembantu

4.

Polindes

5.

Posyandu

6.

Gedung Rawat Inap

Jumlah

DELH BANDARA MATHILDA BATLAYERI

Jumlah Fasilitas

14

II-20

BAB II

2.4.3.3 Fasilitas Ibadah


Kehidupan

beragama

adalah

sesuatu

yang

harus

dibina

untuk

meningkatkan kualitas kerohanian, sehingga dapat diamalkan menjadi


kebaikan di tengah-tengah
tengah tengah masyarakatnya. Demikian juga peran
masyarakat untuk mendorong terciptanya hidup damai dan saling
menghargai intern maupun antar umat beragama. Dengan demikian
kehidupan beragama masih menjadi suatu kekuatan moral yang
mentransformasi kehidupan masyarakat. Oleh karena itu peran dan
pengaruhnya dalam pembangunan bangsa perlu diperhitungkan.
Ketersediaan jumlah dan jenis sarana peribadatan sangat ditentukan
jumlah pemeluk agama yang terdapat di daerah tersebut. Untuk melihat
penyebaran sarana peribadatan di Kawasan Perkotaan Saumlaki dapat
dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.14 Jumlah Fasilitas Ibadah


No.

Jenis Fasilitas Ibadah

Jumlah

1.

Masjid

2.

Gerejja Protestan

14

3.

Gereja Katolik

18

Jumlah

36

Sumber: Laporan Pendahuluan Fasilitasi Penyusunan Master Plan Sistem Drainase


Kota Saumlaki, 2014

DELH BANDARA MATHILDA BATLAYERI

II-21

Anda mungkin juga menyukai