BAB III
METODE STUDI
Pada bagian ini akan dijelaskan metode pengumpulan dan analisis data baik primer dan/atau
sekunder yang digunakan dalam prakiraan dampak. Metode pengumpulan dan analisis data ini akan
digunakan untuk:
a. Menelaah, mengamati, dan mengukur komponen rencana usaha dan/ atau kegiatan yang
diperkirakan mendapat dampak besar dan penting dari lingkungan hidup sekitarnya.
b. Menelaah, mengamati dan mengukur komponen lingkungan hidup yang diperkirakan terkena
dampak besar dan penting.
Data primer yang diambil meliputi data-data yang menjadi isu penting yang akan diperoleh
dengan cara survei dan pengukuran langsung di lapangan serta pengambilan contoh untuk dianalisis di
laboratorium, selain itu juga akan dilakukan wawancara langsung dengan masyarakat maupun aparat
pemerintah setempat. Data sekunder akan dikumpulkan melalui cara studi literatur serta informasi dari
instansi terkait.
Data yang diperlukan untuk aspek kualitas udara dan tingkat kebisingan terdiri dari data primer
dan data sekunder yang berupa:
Data hasil pengukuran kualitas udara ambien dan tingkat kebisingan yang pernah dilakukan disekitar
lokasi.
Data perkiraan jumlah kendaraan berat dan alat berat yang akan digunakan selama masa konstruksi
dan perkiraan konsumsi bahan bakar.
Data perkiraan jumlah kendaraan bermotor yang digunakan selama masa operasi dan perkiraan
konsumsi bahan bakar.
Pengukuran kualitas udara dan Kebisingan akan dilakukan dengan metode yang mengacu pada
PPRI Nomor 41 Tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara, Kepmen LH Nomor 50 Tahun 1996
tentang Baku Tingkat Kebauan seperti disajikan pada Tabel 3.1 dan Tabel 3.2.
Keterangan :
* : PPRI No 41 Tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara Ambien Nasional
** : Kepmen LH No. 50 Tahun 1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebauan
Lokasi pengambilan contoh kualitas udara dan kebisingan akan dilakukan pada lokasi yang
dipandang representatif, yaitu di 3 (tiga) titik yaitu :
Satu (U1) Area Pintu Masuk, untuk mengetahui rona awal sebelum memasuki lokasi proyek.
Satu (U2) Area Dekat Pemukiman Penduduk, untuk mengetahui kondisi udara ambient yang dekat
dengan pemukiman penduduk.
Satu (U3) Area Tengah Lokasi Proyek, untuk mengetahui kondisi udara ambient sesudah memasuki
lokasi proyek dan di lokasi proyek itu sendiri.
Lokasi pengambilan contoh tingkat kebisingan akan dilakukan pada lokasi yang dipandang
representatif, yaitu 3 (tiga ) titik di lokasi proyek .
Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data sekunder maupun data primer. Data sekunder yaitu
data kendaraan dan lalulintas yang terjadi di sekitar proyek yang dapat diperoleh dari internal perusahaan
dan atau Dinas Perhubungan. Data primer yaitu data yang diperoleh melalui survei langsung di lapangan
dengan penghitungan kepadatan volume pada beberapa titik ruas jalan di sekitar proyek.
Kelompok survei inventarisasi meliputi survei-survei inventarisasi jaringan jalan ( load and Traffic
Control Devides Inventories), dan inventarisasi geometrik persimpangan (JunctionGeometric inventory).
Untuk survei Pencacahan Lalu Lintas meliputi Survei Pencacahan Lalu Lintas Ruas Jalan Terklasifikasi
(Manual Classified Traffic Count). Secara garis besar, jenis dan metode survei selengkapnya disajikan pada
Tabel 3.4.
Survei geometrik
Metoda survei yang dilakukan adalah dengan cara manual (menggunakan meteran). Geometrik ruas-
ruas yang diukur adalah ruas jalan. Survei geometrik ini tidak dipengaruhi oleh waktu survei.
Survei geometrik
Metode survei yang dilakukan adalah dengan cara manual (menggunakan meteran). Data yang
diambil adalah data lebar jalan (setiap lajur), jalur pemisah, jari-jari tikungan, dan lebar trotoar, jika
tersedia.
Dalam buku Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI,1997) istilah volume lalulintas diubah
menjadi arus lalulintas, karena adanya pergerakan yang memiliki dimensi besaran volume dan unsur
waktu. Namun selanjutnya untuk menyesuaikan dengan rumus, maka istilah Volume lalu lintas tetap
digunakan.
Tingkat kinerja lalu lintas pada suatu ruas jalan yang akan terpengaruh oleh kegiatan proyek akan
dinilai menggunakan metoda MKJI, 1997. Besaran lalu lintas di suatu ruas jalan dikenal dengan nama
Volume lalu lintas (Traffic Volume) dengan parameter lalu lintas yang dikaji (akan disesuaikan dengan
kondisi jaringan jalan) terutama untuk ruas jalan di perkotaan/di luar kota adalah dengan parameter
sebagai berikut :
DS = Q/C
Dimana :
Q : arus lalulintas
C : kapasitas jalan
Kapasitas (Capacity/C)
Dimana:
Co : Kapasitas dasar (smp/jam)
FCw : Faktor penyesuaian lebar jalur lalulintas.
FSsp : Faktor penyesuaian pemisahan arah.
FCsf : Faktor penyesuaian hambatan samping
FCcs : Faktor penyesuaian ukuran kota.
Berdasarkan hasil perhitungan LOS ini dicari hubungan dengan kecepatan operasi kendaraan.
Analisis tingkat pelayanan jalan dibagi dalam tiga bagian yaitu pra konstruksi, konstruksi, dan
pada saat operasional, dengan demikian dapat diketahui apakah terjadi perubahan akibat adanya kegiatan
tersebut. Di samping itu dapat diketahui seberapa besar dampak transportasi dari kegiatan pembangunan
tersebut terhadap arus lalu lintas yang ada.
Analisis data juga dilakukan terhadap jumlah material dan jenis kendaraan yang digunakan yang
sangat berkaitan dengan beban kendaraan. Total beban kendaraan (dengan beban angkutan bahan dan
material) akan dibandingkan dengan daya dukung jalan (beban maksimum jalan).
Penelitian aspek hidrologi dilakukan melalui pendekatan survei data sekunder dan data primer
(lapangan) yang selanjutnya dilanjutkan dengan analisis dan evaluasi data.
Data sekunder diperoleh dari beberapa instansi yang berkaitan erat dengan aspek hidrologi
diantaranya adalah :
Data - data mengenai iklim yaitu curah hujan yang diperoleh dari Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
Data - data mengenai perencanaan sistem drainase di lokasi kegiatan yang dioperoleh dari
pemrakarsa.
Data primer diperoleh melalui pengukuran dan pengamatan langsung di lapangan meliputi kondisi
badan air dan debit aliran yang melewati saluran drainase tersebut.
Analisis frekuensi data hujan dilakukan untuk mengetahui data tebal hujan harian maksimum
rancangan pada berbagai kala ulang. Data yang digunakan adalah data hujan harian maksimum. Hujan
harian maksimum rancangan dimaksudkan untuk menentukan besarnya hujan harian maksimum yang
mungkin dicapai dalam suatu periode ulang, dasar perhitungan yang digunakan untuk peramalan hujan
harian maksimum adalah dengan menggunakan data seri hujan harian maksimum di masa lampau
minimal 10 tahun. Ada dua jenis distribusi frekuensi yang paling banyak digunakan dalam analisa
hidrologi, yaitu distribusi Gumbel dan distribusi Log-Pearson Tipe III. Dari jenis-jenis distribusi frekuensi
tersebut dipilih setelah diuji kesesuaiannya dengan ciri statistik masing-masing distribusi frekuensi.
Karakteristik distribusi frekuensi tersaji pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Karakteristik Distribusi Frekuensi
Jenis Distribusi Frekuensi Syarat Distribusi
1. Distribusi Gumbel Cs = 1,139
Ck = 5,402
2. Distribusi Log-Pearson Tipe III Sc dan Ck bebas
Sumber: Wilson, 1993
Metode Distribusi Gumbel
Menurut Chow (1964), rumus umum yang digunakan dalam metode Gumbel adalah sebagai
berikut:
Xt = μ + (1/α).Yt
dimana :
Xt = Curah hujan maksimum (mm)
μ = R – (Sx/Sn).Yn
1/α = Sx/Sn
Yt = Reduced period (tergandung dari periode ulang yang diperhitungkan)
Sn = Reduced deviation standard (tergantung dari jumlah n tahun
pengamatan)
Standar deviasi:
Distribusi Log Pearson Tipe III banyak digunakan dalam analisis hidrologi terutama dalam
analisis data maksimum (banjir) nilai-nilai ektrem. Prosedur untuk menentukan curah hujan maksimum
dengan menggunakan metode Log-Perason Tipe III yaitu sebagai berikut:
1. Menentukan logaritma dari semua nilai variat X
Sd =
Cs =
(Soewarno, 1995)
5. Menentukan anti log dari nilai log X untuk mendapatkan nilai X yang diharapkan terjadi pada
tingkat peluang atau periode tertentu sesuai dengan nilai Cs nya yang dapat dilihat pada Tabel
3.8.
dimana :
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
R24 = Curah hujan maksimum dalam 24 jam (mm)
t = Durasi hujan (jam)
Metode rasional adalam metode lama yang masih digunakan hingga sekarang untuk
memperkirakan debit puncak (peak discharge). Rumus yang digunakan yaitu:
Q = 0,278.C.I.A
dimana :
Q = Debit banjir maksimum (m3/detik)
C = Koefisien pengaliran atau limpasan runoff
I = Intensitas hujan rata-rata (mm/jam)
A = Luas catchment area (km2)
rumus tersebut yaitu jika terjadi curah hujan selama 1 jam dengan intensitas 1 mm/jam dalam
daerah seluas 1 km2, maka debit banjir sebesar 0,278 m 3/detik dan melimpas selama 1 jam (Sosrodarsono
dan Takeda, 2003). Setiap daerah memiliki nilai koefisien limpasan yang berbeda (Soewarno, 2000). Nilai
koefisien limpasan berdasarkan penggunaan lahannya disajikan pada Tabel 3.9.
Sedangkan, perhitungan kecepatan aliran dalam saluran terbuka dilakukan melalui pendekatan
rumus Manning sebagai berikut :
Lokasi pengukuran air larian (hidrologi) ini adalah drainase sekitar proyek yaitu di Kali Sabi sebagai badan
air penerima run off dari kegiatan.
Kualitas air merupakan komponen lingkungan yang diperkirakan akan menerima dampak
penting dari kegiatan. Parameter lingkungan yang akan ditelaah dari komponen kualitas air adalah kualitas
airtanah dan badan air penerima limbah. Data kualitas air yang digunakan adalah data primer
(pengamatan langsung) dan data sekunder.
Sebagai langkah awal dari pengumpulan data kualitas air adalah pengambilan contoh uji air.
Metode pengambilan contoh uji air yang digunakan dalam studi ini mengacu kepada Standar Nasional
Indonesia (SK SNI M – 02 – 1989 – F) mengenai Metode Pengambilan Contoh Uji Kualitas Air untuk
Bidang Pekerjaan Umum (Departemen Pekerjaan Umum, 1990). Pengambilan contoh uji air yang akan
dilakukan adalah pengambilan contoh uji sesaat (grab sampling) dengan frekuensi pengambilan contoh uji
untuk masing-masing titik sebanyak dua kali untuk badan air penerima dan satu kali untuk dan air tanah
dangkal. Contoh uji air yang terambil mewakili satu kolom vertikal (campuran dari air permukaan sampai
ke dasar perairan) sebagai perwakilan contoh uji air untuk lokasi yang diamati.
Bahan dan alat yang digunakan antara lain adalah :
Vertical Water Sampler.
Terhadap beberapa parameter, pengukuran langsung dilakukan di lokasi pengambilan contoh uji, seperti :
Penentuan pH, temperatur dan oksigen terlarut dengan menggunakan Water Quality Checker.
Pengamatan benda terapung dan lapisan minyak secara visual.
Untuk parameter lainnya yang uji contoh airnya dilakukan di laboratorium, dilakukan pengawetan dan
penyimpanan contoh uji seperti yang disajikan pada Tabel 3.10.
Metode uji air dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian air secara fisika, kimia dan
mikrobiologi dengan tujuan untuk memperoleh hasil uji sifat fisika, kimia dan mikrobiologi dari air.
Metode uji parameter kualitas air dilakukan dengan mengacu kepada Standar Nasional Indonesia (SNI)
untuk Bidang Pekerjaan Umum mengenai Kualitas Air (Departemen Pekerjaan Umum, 1990) dan
Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater (APHA, 1985). Hasil uji kualitas badan
air penerima akan dibandingkan dengan baku mutu lingkungan, yaitu Peraturan Pemerintah No. 82
Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air . Secara lengkap metoda
analisis secara fisika, kimia dan mikrobiologi contoh uji badan air penerima di laboratorium disajikan pada
Tabel 3.11.
Tabel 3.10 Persyaratan untuk Pengambilan dan Pengawetan Contoh Uji Air
Jenis Volume Batas
No. Parameter Pengawetan
Botol Contoh (ml) Penyimpanan
1. Temperatur P,G - Pengukuran insitu -
2. Padatan terlarut P,G - Didinginkan 7h/7h
3. pH P,G - Pengukuran insitu -
4. Oksigen terlarut P,G 300 ml Pengukuran insitu -
5. Deterjen P,G 200 ml - -
6. Logam terlarut P,G 250 ml Disaring segera, ditambahkan 6b/6b
HNO3 sampai pH < 2
Penentuan lokasi pengambilan contoh uji badan air penerima berdasarkan atas jenis kegiatan,
aktivitas masyarakat di sekitar badan air penerima, karakteristik badan air penerima serta memperhatikan
ruang dampak. Pengukuran kualitas badan air penerima dilakukan di Kali Sabi yang berada di dekat lokasi
proyek.
1. Kesempatan Kerja
a. Metode Pengumpulan data
Pengumpulan data primer melalui wawancara dan observasi untuk data.Alat yang digunakan berupa
kuesioner. Penentuan jumlah responden menggunakan rumus slovin Jumlah responden diperoleh
dengan menggunakan rumus slovin, sebagai berikut:
Dimana :
Jumlah KK di Kelurahan Sangiang Jaya 8.918 jiwa dan jumlah RW ada 12 RW. Lokasi kegiatan
berada di RW 02, maka diperoleh sebanyak 99 responden untuk satu Kelurahan Sangiang Jayanamun
karena mempertimbangkan faktor keterbatasan dan sudah banyak kegiatan yang berlangsung disekitar
lokasi kegiatan serta lokasi kegiatan hanya terletak di satu RW dari total 12 RW yang ada di
Kelurahan Sangiang Jaya, maka jumlah responden yang akan diambil 50% dari jumlah responden
hasil perhitungan, yaitu sebanyak 50 responden.
Data sekunder seperti jumlah penduduk usia produktif, tingkat partisipasi angkatan kerja, jumlah
angkatan kerja, tingkat pengangguran diperoleh dari Profil Kelurahan Sangiang Jaya dan Kecamatan
PeriukDalam Angka yang diterbitkan Biro Pusat Statistik Kota Tangerang.
∑ AK ygbekerja
KK = x 100%
∑ AK
Dimana :
KK = Kesempatan Kerja
AK = Angkatan Kerja
c. Lokasi pengamatan
Lokasi pengambilan sampel RT 01, dan 02 RW02 Kelurahan Sangiang Jaya , Kecamatan Periuk, Kota
Tangerang
2. Peluang Berusaha
a. Metode Pengumpulan data
Pengumpulan data primer melalui wawancara dan observasi untuk data.Alat yang digunakan berupa
kuesioner. Penentuan jumlah responden menggunakan rumus slovin Jumlah responden diperoleh
dengan menggunakan rumus slovin, sebagai berikut:
Dimana :
Jumlah KK di Kelurahan Sangiang Jaya 8.918 jiwa dan jumlah RW ada 12 RW. Lokasi kegiatan
berada di RW 02, maka diperoleh sebanyak 99 responden untuk satu Kelurahan Sangiang Jayanamun
karena mempertimbangkan faktor keterbatasan dan sudah banyak kegiatan yang berlangsung disekitar
lokasi kegiatan serta lokasi kegiatan hanya terletak di satu RW dari total 12 RW yang ada di
Kelurahan Sangiang Jaya, maka jumlah responden yang akan diambil 50% dari jumlah responden
hasil perhitungan, yaitu sebanyak 50 responden.
Data sekunder seperti jumlah penduduk usia produktif, tingkat partisipasi angkatan kerja, jumlah
angkatan kerja, tingkat pengangguran diperoleh dari Profil Kelurahan Sangiang Jaya dan Kecamatan
PeriukDalam Angka yang diterbitkan Biro Pusat Statistik Kota Tangerang.
c. Lokasi pengamatan
Lokasi pengambilan sampel RT 01, dan 02 RW02 Kelurahan Sangiang Jaya , Kecamatan Periuk, Kota
Tangerang
Dimana :
Jumlah KK di Kelurahan Sangiang Jaya 8.918 jiwa dan jumlah RW ada 12 RW. Lokasi kegiatan
berada di RW 02, maka diperoleh sebanyak 99 responden untuk satu Kelurahan Sangiang Jayanamun
karena mempertimbangkan faktor keterbatasan dan sudah banyak kegiatan yang berlangsung disekitar
lokasi kegiatan serta lokasi kegiatan hanya terletak di satu RW dari total 12 RW yang ada di
Kelurahan Sangiang Jaya, maka jumlah responden yang akan diambil 50% dari jumlah responden
hasil perhitungan, yaitu sebanyak 50 responden.
Keterangan :
P p/n = Persepsi positif/negatif (%)
P Pp/n = Jumlah responden yang berpesepsi positif/negatif (Jiwa)
P Tot = Jumlah total responden (Jiwa)
c. Lokasi pengamatan
Lokasi pengambilan sampel RT 01, dan 02 RW02 Kelurahan Sangiang Jaya , Kecamatan Periuk, Kota
Tangerang
Data yang dikumpulkan pada aspek kesehatan masyarakat terdiri dari data primer dan sekunder,
dapat bersifat kuantitatif dan juga kualitatif. Pengambilan data primer dilakukan melalui pengamatan
lapangan dan wawancara terhadap responden dengan menggunakan kuesioner dimana jumlah sampel
sebanyak 45 orang. Sasaran respondennya adalah kepala keluarga. Penentuan jumlah sampel ini diambil
dengan metode purposive sampling. Metode purposive sampling merupakan metode pengambilan sampel
yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan penulis/peneliti. Pertimbangan tersebut diantaranya
adalah keterbatasan biaya, tenaga, waktu serta keterwakilan / kecukupan data yang diperlukan serta
luasnya persebaran dampak.
Pengambilan data sekunder dilakukan melalui telaahan terhadap literatur dan hasil penelitian lain serta
laporan dari Puskesmas, Dinas Kesehatan Jakarta Barat, Kesehatan dalam angka dari instansi terkait, baik
pusat maupun daerah. Data sekunder yang diperlukan diantaranya adalah 10 besar penyakit di wilayah
studi, ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan, serta sumber daya manusia dibidang
kesehatan.
Data primer dan data sekunder yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan melakukan
tabulasi dan analisis baik secara perhitungan maupun secara analogi. Analisis data yang diperoleh dengan
menghitung distribusi dan frekuensi, kemudian disajikan dalam bentuk tabel.
c. Lokasi pengamatan
Lokasi pengambilan sampel RT 01, RT 02, RT 04, RT 05 yang semuanya termasuk ke dalam
wilayah RW 02, Kelurahan Sangiang Jaya, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang.
Untuk melakukan prakiraan besaran dampak dan sifat penting untuk masing-masing dampak
penting hipotetik dapat dilakukan dengan metode sebagai berikut :
Metode yang digunakan adalah model matematik baik untuk pendugaan dampak gas polutan,
debu .
- Metode Prakiraan Dampak Untuk Kualitas Udara
Metode prakiraan dampak untuk kualitas udara menggunakan metode matematis guna
memperkirakan konsentrasi pencemar di udara ambien yang diakibatkan oleh operasional kendaraan,
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Qs
C
u z
Dimana :
- C = konsentrasi ambien (g/m3)
- Q = laju emisi (g/detik/m2)
- s = panjang daerah tinjauan searah dengan arah angin (m)
- u = kecepatan angin rata-rata (m/dtk)
- z = tinggi pencampuran (m).
Untuk faktor emisi gas buang Buang Kendaraan Bermotor di Indonesia digunakan pedoman
estimasi beban pencemar dari kendaraan bermotor, KLH, 2007. Faktor emisi gas buang kendaraan
bermotor dapat dilihat pada berikut ini :
Metode yang akan digunakan untuk perkiraan dampak kebisingan adalah metode matematis
dengan menggunakan Model Inverse Square Law, yaitu :
r2
Sumber titik : Lp1 Lp2 20 log
r1
Dimana : Lp1 = Tingkat kebisingan untuk sumber 1 dengan jarak r1 dari sumber 1.
Lp2 = Tingkat kebisingan untuk sumber 2 dengan jarak r2 dari sumber 2.
Adapun metoda non formalnya adalah dengan cara analogi dengan kegiatan lain yang memiliki
tipe proses yang sama dengan kegiatan yang dikaji, serta dengan pembandingan baku mutu atau peraturan
yang berlaku, seperti Kualitas udara, akan dibandingkan dengan Baku Mutu Udara Ambien yang
tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999.
Metode perkiraan dampak yang akan digunakan untuk aspek tingkat kebisingan meliputi metoda formal
dan non formal.
a. Metode Formal
Metode yang digunakan adalah model matematik baik unyuk pendugaan dampak kebisingan.
berlaku, seperti Kebisingan akan dibandingkan dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor
48 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan.
Untuk memprakirakan berapa besar dampak gangguan lalu lintas akibat pembangunan
Apartemen dan Usaha Komersil (SOHO, Condominium, Hotel dan Ruko ) Indoserena Superblok adalah
dengan menghitung jumlah bangkitan yang akan ditimbulkan karena kegiatan tersebut. Bangkitan lalu
lintas adalah banyaknya lalu lintas yang ditimbulkan oleh suatu zone atau daerah per satuan waktu.
Tambahan jumlah lalu lintas ini dapat dipilah – pilah atas 3 bagian (Suwarjoko Warpani : 108) :
a. Tambahan wajar lalu lintas, yaitu tambahan akibat
bertambahnya penduduk dan kendaraan.
b. Lalu lintas bangkitan yaitu tambahan akibat berkurangnya
kepentingan sebagai akibat bertambahnya kesempatan melakukan perjalanan.
c. Perkembangan lalu lintas yaitu tambahan akibat adanya jalan
baru.
Metode prakiraan dampak adalah dengan menghitung jumlah kendaraan pada mobilisasi alat
berat dan materialkonstruksi, mobilisasi tenaga kerja baik tahap konstruksi maupun operasi dan tamu yang
memberikan konstribusi terhadap bangkitan yang terjadi. Prakiraan dampak lalu lintas ini didasarkan pada
suatu kondisi jam puncak yang menunjukkan dampak lalu lintas terbesar. Kondisi puncak ini diwakili oleh
suatu bangkitan lalu lintas per jam yang menimbulkan dampak terbesar.
Prakiraan dampak untuk aspek hidrologi, terutama yang berkaitan dengan kemungkinan muncul
banjir (floodstorm discharge) untuk setiap periode ulang hujan tahunan tertentu, adalah dengan
menghitung kapasitas saluran berdasarkan rencana sistem drainase yang akan dibuat di lokasi tapak
proyek serta menghitung air larian yang terjadi dengan ataupun tanpa proyek.
Perkiraan dampak untuk aspek kualitas badan air penerima akan dilakukan dengan metode
formal maupun non formal. Metode formal digunakan untuk menentukan konsentrasi pertemuan antara
outlet limbah dengan badan air sungai yaitu dengan metode matematik :
Dimana :
Metode non formal yang akan dilakukan untuk memperhitungkan dampak yaitu dengan
membandingkan terhadap baku mutu lingkungan yang berlaku sesuai Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun
2001.
1. Kesempatan Kerja
Membandingkan hasil analisis data lapangan (rona) dengan prakiraan kondisi lingkungan setelah ada
kegiatan.
2. Peluang Berusaha
Membandingkan hasil analisis data lapangan (rona) dengan prakiraan kondisi lingkungan setelah ada
kegiatan.
3. Perubahan Persepsi dan Sikap Masyarakat
Membandingkan hasil analisis data lapangan terkait persepsi masyarakat dengan prakiraan kondisi
lingkungan setelah ada kegiatan (deskriftif kualitatif dan kuantitatif).
Metode studi yang digunakan dalam aspek kesehatan masyarakat adalah pendekatan Analisis
Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL) yaitu suatu metode untuk melihat gambaran keterkaitan antara
paramater lingkungan yang diamati dengan masyarakat yang terpajan.
Setelah dilakukan pendugaan prakiraan dampak maka akan diketahui besarnya dampak atau
perubahan yang akan terjadi akibat kegiatan rencana pembangunan Apartemen dan Usaha Komersil
(SOHO, Condominium, Hotel dan Ruko ) Indoserena Superblok tersebut secara kuantitatif. Komponen
lingkungan yang akan mengalami perubahan mendasar akan ditelaah lebih lanjut dan dievaluasi.
Metode evaluasi yang akan dipergunakan adalah Bagan Alir Dampak dilengkapi uraian deskriptif.
Metode bagan alir dampak digunakan untuk merunut/menelusuri terjadinya dampak dan menggambarkan
dampak lanjutan (sekunder dan tersier) serta keterkaitan suatu proses atau dampak dengan proses atau
dampak dengan proses atau dampak lainnya secara akumulatif dan holistik.
Metode Prakiraan Data dan Informasi yang Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data
No. DPH Metode Evaluasi
Dampak Relevan dan Dibutuhkan Untuk Prakiraan untuk Prakiraan
bahan bakar.
2. Peningkatan Metode Perhitungan Data yang diperlukan untuk Pengambilan data dilakukan Pengukuran kualitas Metode evaluasi yang
Kebisingan Matematis aspek kualitas udara terdiri dengan sampling atau udara dan tingkat digunakan adalah
dari data primer dan data pengukuran di lapangan kebisingan akan metode bagan alir
sekunder yang berupa: dilakukan dengan Dampak yang dilengkapi
Data hasil pengukuran metode yang mengacu dengan uraian deskriptif.
tingkat kebisingan yang pada Permen LH Nomor
pernah dilakukan 48 Tahun 1996 tentang
disekitar lokasi. Baku Tingkat Kebisingan
Data perkiraan jumlah
kendaraan berat dan alat
berat yang akan
digunakan selama masa
konstruksi dan
perkiraan konsumsi
bahan bakar.
Data perkiraan jumlah
kendaraan bermotor
yang digunakan selama
masa operasi dan
perkiraan konsumsi
bahan bakar.
Metode Prakiraan Data dan Informasi yang Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data
No. DPH Metode Evaluasi
Dampak Relevan dan Dibutuhkan Untuk Prakiraan untuk Prakiraan
3. Gangguan lalu Metode perhitungan Data yang diperlukan untuk Pengambilan data dilakukan Besaran lalulintas di Metode evaluasi yang
lintas matematis dampak gangguan lalu lintas dengan sampling atau suatu ruas jalan yang digunakan adalah
terdiri dari data primer dan pengukuran di lapangan dikaji (akan disesuaikan metode bagan alir
data sekunder yang berupa dengan kondisi jaringan Dampak yang dilengkapi
data jumlah material dan alat jalan) terutama untuk dengan uraian deskriptif.
berat yang digunakan pada ruas jalan di
tahap konstruksi serta data perkotaan/di luar kota
kendaraan pada tahap dengan parameter
operasi. Derajat kejenuhan
lalulintas (Degree of
Saturation, DS).
DS = Q/C,
C = Co x FCw x FSsp x
FCsf x FCcs (smp/jam)
4. Peningkatan Air Metode perhitungan Data sekunder diperoleh Pengambilan data dilakukan Metode rasional adalam Metode evaluasi yang
Larian matematis dari beberapa instansi dengan sampling atau metode lama yang masih digunakan adalah
yang berkaitan erat pengukuran di lapangan digunakan hingga metode bagan alir
dengan aspek hidrologi sekarang untuk Dampak yang dilengkapi
Metode Prakiraan Data dan Informasi yang Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data
No. DPH Metode Evaluasi
Dampak Relevan dan Dibutuhkan Untuk Prakiraan untuk Prakiraan
diantaranya adalah : memperkirakan debit dengan uraian deskriptif.
Data - data puncak (peak discharge).
mengenai iklim Rumus yang digunakan
yaitu data curah yaitu:
hujan yang
diperoleh dari Q = 0,278.C.I.A
Badan Meteorologi
Klimatologi dan
Geofisika
(BMKG).
Data - data
mengenai
perencanaan sistem
drainase di lokasi
kegiatan yang
dioperoleh dari
pemrakarsa.
Data primer diperoleh
melalui pengukuran dan
pengamatan langsung di
lapangan meliputi
kondisi badan air dan
Metode Prakiraan Data dan Informasi yang Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data
No. DPH Metode Evaluasi
Dampak Relevan dan Dibutuhkan Untuk Prakiraan untuk Prakiraan
debit aliran yang
melewati saluran
drainase tersebut.
5. Penurunan Metode perhitungan Data yang diperlukan untuk Pengambilan data dilakukan Metode formal Metode evaluasi yang
Badan Air matematis aspek kualitas udara terdiri dengan sampling atau Q C Q1C1 digunakan adalah
Penerima dari data primer dan data pengukuran di lapangan C3 2 2 metode bagan alir
Q3
sekunder yang berupa hasil digunakan untuk Dampak yang dilengkapi
analisis laboratorium, debit menentukan konsentrasi dengan uraian deskriptif.
badan air penerima, debit pertemuan antara outlet
limbah cair yang akan masuk limbah dengan badan air
ke badan air penerima, serta sungai yaitu dengan
prakiraan konsentrasi limbah metode matematik
cair yang akan keluar.
6. Kesempatan Membandingkan hasil Bagan Alir
Jumlah penduduk usia Pengumpulan data
Kerja analisis jumlah produktif dikelompokkan ke dalam 2 TKp : Jumlah kebutuhan
penyerapan tenaga kerja (dua) kelompok yaitu data tenaga kerja
Tingkat partisipasi primer dan data sekunder.
dengan angkatan kerja TKL : Jumlah tenaga
angkatan kerja, Data primer akan diperoleh
yang tersedia di sekitar kerja yang tersedia
lokasi kegiatan (deskriftif Jumlah angkatan kerja secara langsung di lapangan
dengan teknik observasi
kualitatif dan kuantitatif) Tingkat pengangguran (pengamatan secara
diperoleh langsung) dan wawan cara
Metode Prakiraan Data dan Informasi yang Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data
No. DPH Metode Evaluasi
Dampak Relevan dan Dibutuhkan Untuk Prakiraan untuk Prakiraan
terhadap masyarakat yang
diprakirakan terkena
dampak. Jumlah responden
sebanyak 50 responden.
Data sekunder dari Profil
KelurahanSangiang Jaya,
Kecamatan Periuk Dalam
Angka yang diterbitkan Biro
Pusat Statistik Kota
Tangerang.
7. Peluang Membandingkan hasil Analisis data Bagan Alir
Sarana perekonomian yang Pengumpulan data
Berusaha analisis data lapangan ada di sekitar lokasi kegiatan dikelompokkan ke dalam 2 peningkatan peluang
(rona) dengan prakiraan (dua) kelompok yaitu data usaha dilakukan dengan
Usaha-usaha masyarakat primer dan data sekunder.
kondisi lingkungan metode: kuantitatif dan
yang ada di sekitar lokasi Data primer akan diperoleh
setelah ada kegiatan kegiatan deskriptif kualitatif
secara langsung di lapangan
dengan membandingkan
dengan teknik observasi
(pengamatan secara jenis-jenis peluang usaha
langsung) dan wawancara yang tercipta dan
terhadap masyarakat yang kebutuhan tenaga kerja
diprakirakan terkena sebelum dan pada saat
dampak. Jumlah responden kegiatan tahap
Metode Prakiraan Data dan Informasi yang Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data
No. DPH Metode Evaluasi
Dampak Relevan dan Dibutuhkan Untuk Prakiraan untuk Prakiraan
sebanyak 50 responden. konstruksi dan tahap
Data sekunder dari Profil operasi
Kelurahan Sangiang Jaya,
Kecamatan Periuk Dalam
Angka yang diterbitkan Biro
Pusat Statistik Kota
Tangerang.
8. Perubahan Membandingkan hasil Kondisi persepsi awal Data primer akan diperoleh Bagan Alir
Persepsi dan analisis data lapangan masyarakat di RT 01dan 02 secara langsung di lapangan Keterangan :
Sikap terkait persepsi RW02 Kelurahan Sangiang dengan teknik observasi Pp/n =
(pengamatan secara Persepsipositif/negatif
Masyarakat masyarakat dengan Jaya
langsung) dan wawancara (%)
prakiraan kondisi Pp/n = Jumlah
terhadap masyarakat yang
lingkungan setelah ada responden yang
diprakirakan terkena
kegiatan (deskriftif dampak. Jumlah responden berpesepsi positif/negatif
kualitatif dan kuantitatif) sebanyak 50 responden (Jiwa)
P Tot =
Jumlah total responden
(Jiwa)
9. Gangguan ADKL Kondisi lingkungan, Bahan Melakukan pengamatan Data primer dan data Metode evaluasi yang
Kesehatan cemaran, Pola penyakit yang langsung dan wawancara sekunder yang telah digunakan adalah
Metode Prakiraan Data dan Informasi yang Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data
No. DPH Metode Evaluasi
Dampak Relevan dan Dibutuhkan Untuk Prakiraan untuk Prakiraan
Masyarakat berbasis lingkungan, fasilitas utnuk mendapatkan data dikumpulkan kemudian metode bagan alir
pelayanan kesehatan sekitar primer, untuk data sekunder diolah dengan Dampak yang dilengkapi
lokasi kegiatan, dan perilaku dilakukan dengan telaahan melakukan tabulasi dan dengan uraian deskriptif.
masyarakat. data literatur hasil penelitian analisis baik secara
dan laporan dari instansi perhitungan maupun
kesehatan setempat. secara analogi.