Anda di halaman 1dari 37

Gambaran Umum Kabupaten Lampun Timur II - 10

BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR


Kabupaten Lampung Timur dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1999 tentang
Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Way Kanan, Kabupaten Daerah Tingkat II Lampung Timur, dan
Kotamadya Daerah Tingkat II Metro, diresmikan pada tanggal 27 April 1999 dengan pusat pemerintahan di Kota
Sukadana. Kabupaten Lampung Timur pada awal berdiri meliputi 10 kecamatan definitif, 13 kecamatan
pembantu dan 232 desa.
Selanjutnya dengan di tetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1999 tentang Pembentukan
6 (enam) Kecamatan di Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Lampung Selatan dan Lampung Tengah Dalam
Wilayah Provinsi Tingkat I Lampung, 2 (dua) kecamatan pembantu yaitu Kecamatan Marga Tiga dan
Sekampung Udik ditingkatkan statusnya menjadi kecamatan definitif, dengan demikian Wilayah Kabupaten
Lampung Timur bertambah 2 (dua) kecamatan menjadi 12 kecamatan definitif dan 11 kecamatan pembantu dan
232 desa.
Dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur Nomor 01 Tahun 2001 dan
Keputusan Bupati Lampung Timur Nomor 13 Tahun 2001 tentang Pembentukan 11 (sebelas) Kecamatan di
Wilayah Kabupaten Lampung Timur ,maka jumlah kecamatan di wilayah Kabupaten Lampung Timur bertambah
menjadi 24 kecamatan definitif dan 232 desa.

Perkembangan selanjutnya, dengan ditetapkannya Keputusan Bupati Lampung Timur Nomor 19 Tahun 2001
dan Nomor 06 Tahun 2002, jumlah desa di wilayah Kabupaten Lampung Timur bertambah menjadi 232 desa
definitif dan 3 desa persiapan.
Pada Tahun 2006 berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2005 tentang Pembentukan
Kecamatan Marga Sekampung, jumlah kecamatan di Kabupaten Lampung Timur bertambah menjadi 24
kecamatan. Selanjutnya pada Tahun 2007, berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur Nomor
20 Tahun 2007 tentang Pembentukan 19 Desa di Kabupaten Lampung Timur dan Peraturan Bupati Lampung
Timur Nomor 23 Tahun 2007 tentang Penghapusan Kelurahan Menjadi Desa, maka jumlah desa di Kabupaten
Lampung Timur berubah menjadi 257 desa.
Selanjutnya berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur Nomor 04 Tahun 2011 tentang
Pembentukan 7 Desa di Kabupaten Lampung Timur, saat ini Kabupaten Lampung Timur terdiri dari 24
kecamatan definitif dan 264 desa.



2.1 Geografis, Kondisi Fisik dan Administratif

2.1.1 Geografis
Secara geografis, Kabupaten Lampung Timur terletak pada posisi : 105
0
15' BT-106
0
20'BT dan 4
0
37'LS -
5
0
37' LS. Wilayah Kabupaten Lampung Timur sebelumnya merupakan wilayah Pembantu Bupati Lampung
Tengah Wilayah Sukadana. Tercatat ada enam buah gunung yang terdapat di wilayah Kabupaten Lampung
Timur dengan tinggi kisaran antara 100-250 m, yaitu Gunung Tiga (147 m), Gunung Kemuning (170 m), Bukit
Salupa (100 m), Gunung Mirah (250 m), Gunung Tamiang (160 m), dan Gunung Pawiki (231 m).

Secara geografis batas wilayah Kabupaten Lampung Timur berbatasan langsung dengan:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Putra Rumbia, Kecamatan Seputih Banyak Kabupaten
Lampung Tengah, serta Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang;
Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Jawa;



Gambaran Umum Kabupaten Lampun Timur II - 11


Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Bintang, Kecamatan Ketibung, Kecamatan Palas,
Kecamatan Tanjung Sari,Kecamatan Merbau Mataram,Kecamatan Way Sulan dan Kecamatan Sidomulyo
Kabupaten Lampung Selatan;
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bantul dan Kecamatan Metro Selatan, Kecamatan Metro
Timur dan Kecamatan Metro Utara Kota Metro, dan Kecamatan Punggur dan Kecamatan Seputih Raman
Kabupaten Lampung Tengah.


2.1.2. Kondisi Fisik
Dari segi topografi Kabupaten Lampung Timur dapat dibagi menjadi lima daerah yaitu:
1. daerah berbukit sampai bergunung, terdapat di Kecamatan Jabung Sukadana, Sekampung Udik dan
Labuhan Maringgai.
2. daerah berombak sampai bergelombang, yang dicirikan oleh bukit-bukit sempit, dengan kemiringan antara 8
% hingga 15 % dan ketinggian antara 50 meter sampai 200 meter dpl.
3. daerah dataran alluvial, mencakup kawasan yang cukup luas meliputi kawasan pantai pada bagian timur
Kabupaten Lampung Timur dan daerah-daerah pada sepanjang sungai juga merupakan sebagian hilir dari
Way Seputih dan Way Pengubuan. Ketinggian kawasan tersebut berkisar antara 25 hingga 75 meter dpl
dengan kemiringan 0 % hingga 3 %.
4. daerah rawa pasang surut di sepanjang pantai Timur dengan ketinggian 0,5 hingga 1 meter dpl.
5. daerah aliran sungai, yaitu Seputih, Sekampung dan Way Jepara.

Untuk kondisi umum iklim dan curah hujan, kondisi iklim Kabupaten Lampung Timur berdasarkan
klasifikasi iklim Oldeman (1979), ditemukan satu jenis tipe agroklimat, yaitu tipe C2 dengan jumlah bulan basah
5-6 bulan dan bulan kering 2-3 bulan. Sedangkan berdasarkan klasifikasi iklim Smith dan Ferguson termasuk
dalam kategori iklim B, yang dicirikan oleh bulan basah selama 6 bulan yaitu pada bulan Desember-Juni dengan
temperatur rata-rata 24-34
o
C. Curah hujan rerata tahunan sebesar 1.500 - 2.500 mm. Rata-rata intensitas
penyinaran matahari selama tahun 2004-2009 berkisar 55,42 - 63,68 % tiap tahunnya, hal ini berarti efektifitas
lama penyinaran yang terjadi di Kabupaten Lampung timur berkisar sampai 17-19 hari tiap bulannya. Dalam lima
tahun terakhir, intensitas penyinaran terendah terjadi pada tahun 2007 dan tertinggi pada tahun 2004. Intensitas
penyinaran tertinggi terjadi pada bulan Oktober tahun 2009 sebesar 92,6%. Hal ini berarti pada bulan Oktober,
hampir satu bulan penuh mendapat penyinaran matahari. Sebaliknya pada bulan Januari 2009 intensitas
penyinarannya berada pada titik terendah yaitu 31,1% serta dengan efektivitas 10 hari penyinaran.
Sedangkan dari sisi hidrologi (danau, rawa, air tanah, dan sungai), danau di Kabupaten Lampung Timur
lebih banyak difungsikan sebagai sumber pengairan teknis dan daerah wisata. Fungsi irigasi teknis dapat terlihat
di kawasan Danau Jepara dengan luas genangan 220 hektar dan mempunyai aliran tiga sungai yaitu Way Abar,
Way Jepara, Way Jejawai. Aliran irigasi dari danau Jepara meliputi Kecamatan Way Jepara, Kecamatan Braja
Selebah, dan Kecamatan Labuhan Ratu.
Sumber air danau berasal dari air hujan yang turun saat musim hujan tiba. Selain Danau Jepara,
terdapat pula Danau Beringin/ Way Kawat, yang letaknya berada di Kecamatan Sukadana, Danau Beringin
berfungsi sebagai obyek wisata alam yang dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Keberadaan Danau
Beringin masih perlu penataan kembali untuk menarik wisatawan. Sumber atau pasokan air danau berasal dari
sungai di atasnya yang memiliki saluran atau cabang menuju danau, sumber utama berasal dari air hujan.
Sumber lainnya berasal dari buangan air dari danau yang berdekatan lokasinya. Adanya morfologi cekungan
memudahkan air hujan membentuk genangan. Di sekitar danau di beberapa tempat terdapat penambangan
pasir. Adanya danau sama halnya dengan sumber air sungai mempunyai fungsi ruang antara lain:
Adanya kawasan pertanian dan perkebunan
Adanyan kawasan permukiman baik di desa maupun di kota
Adanya kawasan industri, pertambangan, pariwisata dan pelayanan jasa.
Adanya kawasan perikanan darat.

Untuk kawasan rawa di Kabupaten Lampung Timur berada pada kawasan yang selalu tergenang air
yaitu di daerah belakang pesisir pantai dengan jenis pantai bermangrove. Daerah rawa mempengaruhi daerah



Gambaran Umum Kabupaten Lampun Timur II - 12


disekitarnya menjadi tergenang air jika topografi disekitarnya lebih rendah sehingga memudahkan aliran air
mengalir ke tempat yang lebih rendah.
Sebaran rawa antara lain berada hampir di sepanjang pesisir pantai terutama rawa dengan vegetasi
mangrove antara lain di Kecamatan Pasir Sakti dan Labuhan Maringgai. Selain itu terdapat wilayah dengan
morfologi rawa bervegetasi rendah yang tersebar di Kecamatan Jabung, Pasir Sakti, Waway Karya, Labuhan
Maringgai, Mataram Baru, Bandar Sribhawono, Way Jepara dan Braja Selebah. Wilayah Kabupaten Lampung
Timur terdapat daerah rawa yang terbentuk karena limpasan air dari daerah sekitarnya. Rawa ini hanya bersifat
sementara dan sering disebut dengan rawa belakang, yang terbesar di Kecamatan Jabung, Pasir Sakti, Labuhan
Maringgai, Melinting dan Gunung Pelindung.
Daerah rawa belakang biasanya merupakan daerah potensi banjir dengan jenis tanahnya adalah tanah-
tanah organik (gambut) dengan kedalaman tanah 90 cm yang mempunyai kandungan air permukaan banyak
dan menunjukan drainase yang jelek. Banjir dapat terjadi karena morfologinya yang merupakan dataran rendah
dengan ketinggian muka tanah lebih rendah atau sama dengan elevasi muka air laut pasang rata-rata.
Untuk kondisi air tanah di Kabupaten Lampung Timur, dimana air tanah sebagai sumber air di dalam
tanah menjadi potensi sumberdaya air satu-satunya yang lebih baik secara kualitas daripada air permukaan
(sungai), dimana sungai mudah tercemar. Produktifitas air tanah di Kabupaten Lampung Timur dapat
diidentifikasi dari sebaran litologi dan sistem akuifernya. Batuan penyusunanya yang sebagian besar adalah
andesit, mempunyai sifat tidak mampu untuk menyimpan dan meloloskan air. Pada daerah dengan tingkat
pelapukan tinggi maka batuannya kini mampu untuk bertindak sebagai akuifer.
Berdasarkan hasil survei mengenai kondisi air tanah yang pernah dilakukan di Kecamatan Labuhan
Maringgai pada Tahun 2010, dengan melakukan pengamatan sumur gali penduduk setempat. Dari 47 buah
sumur gali yang diteliti yang tersebar di seluruh Kecamatan Labuhan Maringgai ada beberapa sumur gali yang
kedalamannya lebih dari 20 meter dan selebihnya kedalaman sumur gali di daerah ini kurang dari 15 meter. Hal
tersebut menandakan bahwa kedalaman sumur gali di daerah ini sangat tergantung pada kondisi topografi
setempat.
Sumur gali yang terdapat pada elevasi antara 20m30m di atas permukaan laut, kedalaman dasar
sumur gali berkisar antara 8m14m dengan muka air tanah bebas sangat bervariasi antara 7m13m di bawah
permukaan tanah setempat. Tebal air sumur pada daerah elevasi ini berkisar antara 0,7m3m. Pada musim
kemarau air sumur umumnya tidak kering. Mutu air sumur gali berdasarkan pengukuran pH berkisar antara 67,
secara fisik sangat dipengaruhi oleh batuan yang ditembus dan kondisi mutu air sumur gali umumnya jernih dan
tidak berbau. Sumur gali penduduk di daerah elevasi ini sangat terbatas jumlahnya karena batuan yang ditembus
sangat keras dan tanah pucuknya cukup tebal.
Sumur gali yang terdapat pada elevasi kurang dari 20 meter dari permukaan laut yaitu daerah dataran
rendah dan pematang pantai, kedalaman dasar sumur gali berkisar antara 0,8m7m, dengan muka air tanah
bebas (TKA/static water level) berkisar antara 0,2m4m. Pada musim kemarau air sumur tidak kering sama
sekali, terutama di daerah pematang pantai. Mutu air sumur berdasarkan hasil pengukuran pH umumnya
menghasilkan nilai 6, secara fisik sangat dipengaruhi oleh batuan yang ditembus umumnya agak keruh. Air
tanah dapat juga tercemar antara lain oleh aktivitas pemboran tanah yang tidak memperhatkan daya dukung
lingkungan. Pola penggunan lahan seperti permukiman di perkotaan yang tidak memperhatikan arah gerakan air
tanah dan jaraknya dalam penempatan septictank. Pencemaran lainnya adalah intrusi air laut yang akan
menyebabkan kadar salinitas tinggi dan tidak dapat digunakan sebagai sumber air minum lagi.
Sedangkan Untuk Satuan Wilayah Sungai utama yang mengalir di Kabupaten Lampung Timur yaitu
SWS SeputihSekampung. Ketersediaan air terutama untuk pengairan areal persawahan dapat digambarkan
dengan banyaknya aliran sungai yang ada di Kabupaten Lampung Timur. Untuk mengetahui secara lengkap
Daerah Aliran Sungai (DAS) di wilayah Kabupaten Lampung Timur beserta luasannya dapat dilihat pada Tabel
2.1.


Tabel 2.1: Daerah Aliran Sungai (DAS) Wilayah Kabupaten Lampung Timur
Nama DAS Luas (HA)
l. Way Sekampung
1. Way Ngisen 4,46



Gambaran Umum Kabupaten Lampun Timur II - 13


2. Way Capang 3,43
3. Way Carup 7,15
4. Way Nibung 3,59
5. Way Buyut 6,33
6. Way Sipin 10,16
7. Way Bekarang 5,51
8. Way Nakau 4,29
9. Way Hui 1,60
10. Way Kandis Besar 1,41
11. Way Kandis lll 22,78
12. Way Ulan 2,67
13. Way Bakung 1,78
14. Way Rupuyuh 0,71
15. Way Samping 1,26
16. Way Kenali 2,92
17. Way Bt. Kucing 0,8
18. Way Rilau 1,32
19. Way Sulan 4,98
20. Way Galih -

ll. Way Seputih
1. Way Pegadungan 9,28
2. Way Sukadana 41,82
3. Way Kawat 2,98
4. Way Kawat Weng 3,65
5. Way Rantau Jaya 4,40
6. Way Batu Kutuk 2,12
7. Way Campang 4,80
8. Way Andak Kiri 7,49
9. Way Andak Kanan 5,85
10. Way Ranau 3,70
11. Way Tatayan 9,38
12. Way Tulang Braja 11,83
13. Way Kanan 18,02
14. Way Tidung 16,51
15. Way Batang Hari 36,47
16. Way Masegar 1,33
17. Way Raman 5,73
18. Way Merantih 7,17
19. Way Meringgai 4,67
20. Way Lugur 2,53
21. WaySekuan 1,99
22. Way Rantau Panjang 8,21
23. Way Blincung 11,37
24. Way Rasau 10,51
25. Way Nibung 13,84
26. Way Kambas 7,70
27. Way Negara Batin 3,06
28. Way Areng 12,44
29. Way Kanan 6,50
30. Way Tulung Sula 7,52



Gambaran Umum Kabupaten Lampun Timur II - 14


31. Cabang Hulu 1,70
32. Way Tulang Suka 5,18
33. Way Kesugihan 1,82
34. Way Raman 6,02
35. Way Rantau Jaya 0,45
36. Way Balak 5,70
37. Way Areng 24,57
38. Way Terusan 12,82
39. Way Penet 15,26
40. Way Curup 36,02
41. Way Bandar 0,64
42. Way Jepara 6.11
43. Way Abar 2,61
44. Way Wako 2,43
45. Way Kambas 6,85
46. Way Lab. Maringgai 18,57
47. Way Tulung Pasik 2,32
48. Way Nibung l 2,11
49. Way Bendungan 1,35
50. Way Nibung ll 2,49
51. Way Tulung Sukuan 2,63
52. Way Menjangan 1,92
53. Way Beringin 2,17
Sumber : Lampung Timur Dalam Angka Tahun 2012
Di wilayah Kabupaten Lampung Timur terdapat 73 aliran sungai meskipun termasuk dalam kriteria
sungai kecil (lebarnya kurang dari 100 meter). Penetapan Lebar sempadan berdasarkan pada karakteristik
sungainya, (sungai bagian hulu, tengah dan hilir).
Sungai Hulu
Secara umum, sungai di bagian hulu relatif lebih dangkal. bentukan sungai mulai mengikuti pola bentukan
lahan, dengan aliran sungai yang cepat-sedang. Selain itu karena morfologinya berupa bergelombang-
berbukit sehingga dimungkinkan tidak terdapat bahaya banjir. Segmen ini merupakan sumber air ke
segmen sungai dibawahnya.
Sungai Tengah
Secara umum, kedalaman sungai mulai bervariasi, bentukan sungai mulai berkelok-kelok dengan aliran
yang relatif lambat. Ancaman bahaya banjir sedang dan sangat dipengaruhi oleh morfologi dan
aktivitas/kegiatan eksternal yang mempengaruhinya.
Sungai Hilir
Secara umum, terdapat banyak sedimentasi dari daerah disekitarnya. Morfologi dataran, kecepatan aliran
lambat, dan sangat potensial untuk ancaman bahaya banjir berat.
Keberadaan Daerah Aliran Sungai yang melintas di wilayah Kabupaten Lampung Timur tentu sangat
menunjang kegiatan pertanian di wilayah Kabupaten Lampung Timur. Namun berdasarkan kajian, perbedaan
rasio debit sungai pada musim penghujan dan musim kemarau pada Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten
Lampung Timur umumnya menunjukan angka yang besar, yaitu lebih dari 50, yang berarti terjadi kelebihan air
pada musim penghujan dan kekurangan air pada musim kemarau yang disebabkan menurunnya fungsi
hidrologis kawasan hutan lindung. Hal ini tentunya berdampak terhadap ketersediaan air untuk irigasi,
khususnya pada musim kemarau. Bahkan dari data terakhir disebutkan bahwa Way Sukadana telah mengalami
penyempitan akibat tingginya sedimentasi di daerah hulu, sehingga secara periodik hal tersebut menyebabkan
banjir di bagian hilir. Untuk melihat lebih jelas daerah aliran sungai di wilayah Kabupaten Lampung Timur dapat
dilihat pada Peta 2.1.

Peta 2.1: Peta Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Lampung Timur



Gambaran Umum Kabupaten Lampun Timur II - 15










































Peta Ukuran A3
Sumber : RTRW Kabupaten Lampung Timur, 2011 2031


Berdasarkan Peta tersebut di atas, daerah aliran sungai dibedakan menjadi 3 wilayah, dengan warna
tertentu, yaitu:



Gambaran Umum Kabupaten Lampun Timur II - 16


1. Ungu, Daerah Aliran Sungai Kambas Jepara, melintasi wilayah Taman Nasional Way Kambas, Kecamatan
Labuhan Ratu, Kecamatan Sukadana, Kecamatan Braja Selebah, Kecamatan Way Jepara, Kecamatan
Bandar Sribhawono, Kecamatan Mataram Baru, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kecamatan Melinting, dan
Kecamatan Gunung Pelindung.
2. Abu-abu muda, Daerah Aliran Sungai Way Sekampung, melintasi wilayah Kecamatan Metro Kibang,
Kecamatan Batanghari, Kecamatan Sekampung, Kecamatan Marga Tiga, Kecamatan Sekampung Udik,
Kecamatan Marga sekampung, Kecamatan Waway Karya, Kecamatan Jabung, dan Kecamatan Pasir Sakti
3. Abu-abu tua, Daerah Aliran Sungai Way Seputih, melintasi wilayah Taman Nasional Way Kambas bagian
utara, Kecamatan Pekalongan, Kecamatan Batanghari Nuban, Kecamatan Way Bungur, Kecamatan Raman
Utara, Kecamatan Purbolinggo, Kecamatan Sukadana, Kecamatan Bumi Agung.
Berdasarkan kriteria penetapan sungai dan analisisnya mengikuti pola aliran sungai serta ancaman
bahaya banjir di Kabupaten Lampung Timur, lebar sempadan sungai di Kabupaten Lampung Timur bervariasi
mulai dari 5 sampai 150 meter. Minimal 100 meter dari kiri kanan sungai besar dan 50 meter di kiri kanan anak
sungai yang berada di luar permukiman. Untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai yang
diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10-15 meter.
Luas sempadan sungai yang terdapat di Kabupaten Lampung Timur yaitu 11.086,55 ha berarti 2,08%
dari luas wilayah kabupaten dilalui jalur sungai baik besar maupun kecil. Daerah dengan luas sempadan terbesar
terdapat di Kecamatan Way Bungur yaitu 18,94% dari keseluruhan sempadan sungai yang ada.
Untuk kelestarian fungsi lindung kawasan sempadan sungai, maka pemanfaatan untuk sempadan
sungai ini perlu dikendalikan lewat proses perizinan dan pengendalian lingkungan. Terjadinya penambangan di
sekitar sungai telah menyebabkan erosi tebing sungai dan pelebaran sungai. Tanggul sungai yang tererosi kuat
dapat menyebabkan pendangkalan sekitar sungai. Akibatnya, memudahkan aliran sungai bergerak ke arah kiri
kanan sungai dan jika hujan dengan intensitas tinggi maka rawan bencana banjir. Hal ini berpengaruh terhadap
rusaknya lingkungan dan ekosistem yang ada didalamnya. Terjadinya ketidakseimbangan akan menyebabkan
degradasi lingkungan yang akan mengancam kelangsungan hidup masyarakat.

2.1.3. Administratif
Secara administratif wilayah Kabupaten Lampung Timur terdiri dari wilayah daratan dan wilayah
perairan/laut dengan ketentuan keseluruhan meliputi:
a) Wilayah daratan yang berada dalam batas administrasi Kabupaten Lampung Timur yang terbagi dalam 24
kecamatan dan 264 desa.
b) Wilayah perairan/laut yang mencakup wilayah sepanjang 4 mil laut dari garis pantai sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 5
tahun 1983 tentang Hukum Laut.
c) Wilayah udara adalah ruang udara di atas wilayah daratan dan perairan Republik Indonesia. Ruang udara
beserta sumber daya yang terkandung didalamnya merupakan sumber daya milik bersama (common
resources), yang berdasarkan sifat fisik alamiahnya tidak mengenal batas, serta aset negara bernilai
ekonomis dan sosial yang terkait erat dengan kepentingan pertahanan keamanan negara. Jika terjadi
pembagian atau pemilahan penguasaan terhadap ruang udara, maka dapat terjadi konflik kepentingan
bersama (tragedy of common) terhadap ruang udara, yang pada akhirnya berdampak kepada keutuhan dan
integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Jika dilihat dari sisi pemerintahan, sejak berdirinya Kabupaten Lampung Timur Tahun 1999 sampai dengan
sekarang, telah dijabat oleh 6 (enam) Bupati yaitu :
1. H. Muhammad Nurdin, S.H. : Periode April 1999 s/d April 2000
2. Ir. H. Irfan N. Djafar, CES : Periode April 2000 s/d Desember 2002
3. H. Bahusin MS : Periode Desember 2002 s/d Mei 2005
4. H. Syaiful Anwar HAM, S.H. : Periode Mei 2005 s/d Agustus 2005
5. H. Satono, S.H., S.P. : Periode Oktober 2005 s/d Mei 2011
6. Erwin Arifin, S.H., M.H. : Periode Mei 2011 s/d sekarang



Peta 2.2: Peta Administrasi Kabupaten Lampung Timur dan Cakupan Wilayah Kajian



Gambaran Umum Kabupaten Lampun Timur II - 17




























Sumber : RTRW Kabupaten Lampung Timur, 2011 2031
Kabupaten Lampung Timur adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota di Provinsi Lampung. Dengan luas wilayah
kurang lebih 5.325,03 km
2
atau 532.503,00 hektar, atau sekitar 15% dari total wilayah Provinsi Lampung (total
wilayah Lampung seluas 35.376 km
2
). Selain wilayah daratan Kabupaten Lampung Timur juga memiliki pulau-
pulau kecil yang terdiri dari:
a) Pulau Gosong Sekopong;



Gambaran Umum Kabupaten Lampun Timur II - 18


b) Pulau Segama Besar;
c) Pulau Segama Kecil;
d) Pulau Batang Besar;
e) Pulau Batang Kecil.

Kabupaten Lampung Timur saat ini terdiri dari 24 Kecamatan dan 264 desa, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel 2.2

Tabel 2.2: Nama, Ibukota kecamatan, jumlah desa dan luas wilayah per-Kecamatan.

Nama Kecamatan

Ibukota Kecamatan

Jumlah Desa
Luas Wilayah
ha (%) thd total
1. Sukadana Sukadana 20 75.675,50
14,21
2. Batanghari Banar Joyo 17 14.887,95
2,80
3. Sekampung Sumber Gede 17 14.834,39
2,79
4. Marga Tiga Tanjung Harapan 13 25.072,94
4,71
5. Sekampung Udik Pugung Raharjo 15 33.912,45
6,37
6. Jabung Negara Batin 15 26.784,54
6,37
7. Pasir Sakti Mulyo Sari 8 19.393,83
3,64
8. Waway Karya Sumberrejo 11 21.107,32
3,96
9. Marga Sekampung Peniangan 8 17.732,34
3,33
10. Labuhan Maringgai Labuhan Maringgai 11 19.498,73
3,66
11. Mataram Baru Mataram Baru 7 7.956,11
1,42
12. Bandar Sribhawono Saribhawono 7 18.570,67
3,49
13. Melinting Wana 6 13.929,74
2,62
14. Gunung Pelindung Negeri Agung 5 7.852,25
1,47
15. Way Jepara Braja Sakti 15 22.926,92
4,31
16. Braja Selebah Braja Hajosari 7 24.760,68
4,65
17. Labuhan Ratu Labuhan Ratu 11 48.551,22
9,12
18. Metro Kibang Margototo 7 7.677,83
1,44
19. Bumi Agung Donomulyo 8 7.317,47
1,37
20. Batanghari Nuban Sukaraja Nuban 13 18.068,84
3,40
21. Pekalongan Pekalongan 12 10.012,81
1,88
22. Raman Utara Kota Raman 11 16.136,91
3,03
23. Purbolinggo Taman Fajar 12 22.203,37
4,17
24. Way Bungur Tambah Subur 8 37.638,19
7,07
Sumber : Lampung Timur dalam angka 2012
Berdasarkan Tabel di atas, Kecamatan Sukadana memiliki wilayah terluas, yaitu kurang lebih 75.675,50 hektar,
sedangkan kecamatan dengan luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Bumi Agung dengan luas wilayah kurang
lebih 7.317,47 hektar.

Penggunaan lahan di Kabupaten Lampung Timur didominasi oleh hutan seluas 162.577,16 hektar atau
30,53% dari luas wilayah kabupaten. Terdapat lima kawasan hutan di wilayah Kabupaten Lampung Timur, yaitu
kawasan Taman Nasional Way Kambas, kawasan Hutan Lindung Gunung Balak (reg. 38), kawasan Hutan
Lindung Muara Sekampung (reg. 15), kawasan hutan produksi Way Kibang dan Gedong Wani. Selain hutan



Gambaran Umum Kabupaten Lampun Timur II - 19


tersebut, juga terdapat kawasan hutan mangrove yang berada tersebar di wilayah pesisir Kabupaten Lampung
Timur meskipun tidak merata di sepanjang pesisir pantai.
Sedangkan untuk kawasan budidaya, lokasi penggunaan untuk lahan sawah merupakan alokasi
penggunaan yang paling luas yaitu seluas 94.884,10 hektar, setara dengan 17,82% dari luas wilayah kabupaten.
Hal ini mencerminkan bahwa kawasan budidaya yang dikembangkan di Kabupaten Lampung Timur adalah
budidaya pertanian. Kemudian diurutan berikutnya adalah penggunaan lahan untuk permukiman dan tempat
kegiatan penduduk dengan luas 63.742,81 hektar. Dengan demikian, Kabupaten Lampung Timur dapat
dikatakan sebagai daerah agraris, yang ditunjukan dengan besarnya luas lahan yang digunakan untuk pertanian.
Saat ini, pola penggunaan lahan cenderung mengalami perubahan dari fungsi hutan menjadi kawasan
budidaya di daerah Kabupaten Lampung Timur, sehingga luas kawasan hutan menurun dan menjadi lahan yang
ditelantarkan. Fungsi hutan sebagai kawasan resapan air dan termasuk kawasan lindung menjadi terganggu
secara kualitas dan kuantitasnya. Secara umum, indikator indikator gangguan lingkungan yang ada di wilayah
Kabupaten Lampung Timur, antara lain:
a. Ali h fungsi hutan menjadi l adang karena adanya penebangan liar (perambahan hutan lindung),
sehingga mengurangi fungsinya sebagai daerah tangkapan air.
b. Terjadinya penebangan liar tanpa adanya penanaman kembali menyebabkan produktivitas lahannya
menurun akibatnya muncul semak belukar. Selain itu, lahan yang ditinggalkan rawan untuk terjadinya erosi
dan longsoran terutama pada daerah perbukitan.
c. Perubahan bentang alam dengan timbulnya kawah-kawah bekas galian yang tidak ditimbun kembali
(reklamasi) sehingga menimbulkan bahaya bagi masyarakat.
d. Adanya aktivitas penambangan pasir laut maupun budidaya perikanan air payau (tambak) berada di
tepi pantai yang dapat merusak ekosistem kawasan hutan bakau (mangrove) sehingga menyebabkan
rawan terjadinya abrasi.
e. Hadirnya berbagai kawasan budidaya yang melahirkan ekosistem baru seperti Kawasan Perumahan,
Kawasan industri, Kawasan pusat pemerintahan, perdagangan dan jasa, serta kawasan pelayanan
umum lainnya. Kawasan tersebut memunculkan masalah lingkungan baru l ai nnya seperti
pencemaran ai r dari l i mbah domesti k, pencemaran udara dan kebisingan.

2.2 Demografi
Salah satu ciri pokok penduduk di negara berkembang seperti Indonesia, selain jumlahnya besar,
secara geografis penyebarannya tidak merata. Kabupaten Lampung Timur dengan luas wilayah sekitar 15% dari
total wilayah Provinsi Lampung memiliki ciri yang sama. Persebaran penduduk yang tidak merata tidak terlepas
dari adanya pengaruh geografis yaitu aspek kultur, historis, dan ekologi, serta dukungan kualitas dan kuantitas
infrastruktur. Persebaran penduduk berorientasi pada potensi pertanian dan bergeser ke agroindustri. Sehingga
terjadi pola pergeseran yang kurang ideal dengan kepadatan tertinggi pada daerah sentral daerah industri dan
akses yang lebih baik.
Merujuk pada data Lampung Timur Dalam Angka Tahun 2012, jumlah penduduk Kabupaten Lampung
Timur Tahun 2011 adalah 961.971 jiwa. Terdiri dari laki-laki sebanyak 493.976 jiwa dan perempuan sebanyak
467.995 jiwa, dengan sex ratio 105,55.
Dengan luas wilayah Kabupaten Lampung Timur yang sekitar 532.503 hektar atau 5.325,03 km
2
, dan
didiami oleh 961.971 jiwa maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Lampung Timur adalah
sebanyak 181 jiwa per kilometer persegi. Untuk kecamatan dengan populasi penduduk terpadat adalah
Kecamatan Pekalongan, yaitu sebanyak 456 jiwa per kilometer persegi, sedangkan yang terendah adalah
Kecamatan Way Bungur yaitu sebanyak 59 jiwa per kilometer persegi.
Jika dilihat dari jumlah penduduk per kecamatan maka jumlah penduduk terbesar adalah Kecamatan
Sekampung Udik dengan jumlah penduduk 68.783 jiwa dan jumlah penduduk terendah adalah Kecamatan Bumi
Agung dengan jumlah penduduk 17.115 jiwa. Berdasarkan hail perhitungan, pertumbuhan penduduk per
kabupaten Tahun 2011 adalah sebesar 1,09%. Berikut, rumus perhitungan pertumbuhan penduduk Kabupaten
Lampung Timur Tahun 2011.


Rumus;
Laju Pertumbuhan = JPn JPn-1 x100%



Gambaran Umum Kabupaten Lampun Timur II - 20


JPn-1

Laju pertumbuhan = 961.971-951.639 x100%
951.639
= 1,09%
Keterangan:;
- JPn Jumlah penduduk tahun sekarang,
- JPn-1 jumlah penduduk tahun sebelumnya

Untuk mendapatkan gambaran tentang jumlah dan kepadatan penduduk tiga sampai lima tahun terakhir, dapat
pada Tabel 2.3.



Gambaran Umum Kabupaten Lampun Timur II - 21




Tabel 2.3.: Jumlah penduduk dan kepadatannya 3 - 5 tahun terakhir
No NAMA KECAMATAN
Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Kepadatan Penduduk
Tahun Tahun Tahun Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012
1 Sukadana 64.258 64.956 64.093 64.789 65.495 16.755 16.940 17.126 17.315 17.504 1,09 1,09 -1,33 1,09 1,09 84,91 85,83 84,69 85,61 86,55
2 Labuhan Maringgai 65.335 66.044 65.750 66.463 67.187 17.261 17.451 17.644 17.838 18.032 1,09 1,09 -0,45 1,08 1,09 335,07 338,71 337,20 340,86 344,57
3 Jabung 46.268 46.771 46.550 47.056 47.569 12.625 12.764 12.905 13.047 13.189 1,09 1,09 -0,47 1,09 1,09 172,74 174,62 173,79 175,68 177,60
4 Batanghari 52.290 52.858 54.601 55.194 55.796 13.833 13.985 14.139 14.295 14.451 1,09 1,09 3,30 1,09 1,09 351,22 355,04 366,75 370,73 374,77
5 Sekampung 58.900 59.540 59.819 60.468 61.127 16.225 16.403 16.584 16.767 16.950 1,09 1,09 0,47 1,08 1,09 397,05 401,36 403,25 407,62 412,06
6 Pekalongan 43.358 43.829 45.209 45.700 46.198 11.633 11.761 11.891 12.022 12.153 1,09 1,09 3,15 1,09 1,09 433,03 437,73 451,51 456,42 461,39
7 Way Jepara 50.102 50.646 51.073 51.627 52.190 13.259 13.405 13.553 13.702 13.851 1,09 1,09 0,84 1,08 1,09 218,53 220,90 222,76 225,18 227,64
8 Purbolinggo 38.959 39.383 40.152 40.588 41.030 10.790 10.909 11.029 11.151 11.273 1,09 1,09 1,95 1,09 1,09 175,46 177,37 180,84 182,80 184,79
9 Raman Utara 35.614 36.001 35.760 36.149 36.543 9.450 9.554 9.660 9.766 9.872 1,09 1,09 -0,67 1,09 1,09 220,70 223,10 221,60 224,01 226,46
10 Metro Kibang 19.350 19.560 20.707 20.932 21.160 5.875 5.939 6.005 6.071 6.137 1,09 1,09 5,86 1,09 1,09 252,02 254,76 269,70 272,63 275,60
11 Marga Tiga 45.052 45.541 43.395 43.866 44.344 12.336 12.472 12.609 12.748 12.887 1,09 1,09 -4,71 1,09 1,09 179,68 181,63 173,08 174,95 176,86
12 Sekampung Udik 67.888 68.625 68.044 68.783 69.533 18.867 19.075 19.285 19.498 19.711 1,09 1,09 -0,85 1,09 1,09 200,19 202,36 200,65 202,83 205,04
13 Batanghari Nuban 41.481 41.931 40.992 41.437 41.889 10.122 10.233 10.346 10.460 10.574 1,09 1,08 -2,24 1,09 1,09 229,57 232,06 226,87 229,33 231,83
14 Bumi Agung 17.145 17.332 16.931 17.115 17.302 4.377 4.425 4.474 4.523 4.572 1,09 1,09 -2,31 1,09 1,09 234,30 236,86 231,38 233,89 236,44
15 Bandar Sribhawono 43.086 43.554 22.313 46.634 47.142 12.016 12.149 12.283 12.418 12.553 1,09 1,09 -48,77 109,00 1,09 232,01 234,53 120,15 251,12 253,85
16 Mataram Baru 27.025 27.319 26.672 26.962 27.256 6.965 7.042 7.120 7.198 7.276 1,09 1,09 -2,37 1,09 1,09 339,68 343,37 335,24 338,88 342,58
17 Melinting 25.998 26.280 24.360 24.897 25.168 5.937 6.002 6.068 6.135 6.202 1,09 1,08 -7,31 2,20 1,09 186,64 188,66 174,88 178,73 180,68
18 Gunung Pelindung 21.981 22.220 21.052 21.281 21.513 5.775 5.839 5.903 5968 6.033 1,09 1,09 -5,26 1,09 1,09 279,93 282,98 268,10 271,02 273,97



Gambaran Umum Kabupaten Lampun Timur II - 22


19 Pasir Sakti 35.142 35.523 34.410 34.783 35.162 9.220 9.321 9.424 9.528 9.632 1,09 1,08 -3,13 1,08 1,09 181,20 183,17 177,43 179,35 181,31
20 Waway Karya 36.724 37.123 34.454 34.828 35.208 9.947 10.057 10.168 10.280 10.392 1,09 1,09 -7,19 1,09 1,09 173,99 175,88 163,23 165,00 166,80
21 Labuhan Ratu 40.527 40.967 41.386 41.835 42.291 11.368 11.493 11.620 11.748 11.876 1,09 1,09 1,02 1,08 1,09 83,47 84,38 85,24 86,17 87,11
22 Braja Selebah 21.674 21.910 21.733 21.969 22.208 6.291 6.360 6.430 6.501 6.572 1,09 1,09 -0,81 1,09 1,09 87,53 88,49 87,77 88,73 89,69
23 Way Bungur 21.475 21.708 22.058 22.298 22.541 6.121 6.189 6.257 6.326 6.395 1,09 1,08 1,61 1,09 1,09 57,06 57,68 58,61 59,24 59,89
24 Marga Sekampung 27.559 27.858 26.053 26.317 26.604 7.051 7.129 7.208 7.287 7.366 1,09 1,08 -6,48 1,01 1,09 155,42 157,10 146,92 148,41 150,03
JUMLAH 947.191 957.479 927.567 961.971 972.456 254.098 256.899 259.730 262.592 265.454

Sumber : Lampung Timur Dalam Angka 2012




Gambaran Umum Kabupaten Lampun Timur II - 23


Jika dibandingkan Tahun 2008 yang lalu, maka jumlah penduduk di Kabupaten Lampung Timur pada
tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 25.265 jiwa. Artinya pertumbuhan penduduk rata-rata adalah
sebesar 1,09% pertahun, kecuali pada Tahun 2010. dimana pada Tahun 2010 tersebut terjadi penurunan jumlah
penduduk. Hal ini kemungkinan dapat diakibatkan oleh faktor selisih kelahiran dan kematian atau juga faktor
perpindahan penduduk ke daerah lain.
Jika dilihat dari struktur umur penduduk, berdasarkan data Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten
Lampung TimurTahun 2012, kelompok umur 0-14 tahun mencapai 29,4%, kelompok umur 15-64 tahun
mencapai 65,7%, dan kelompok umur di atas 65 tahun mencapai 4,9%. Dari komposisi struktur umur penduduk
ini dapat diketahui beban tanggungan penduduk yang dapat menggambarkan beban tanggungan ekonomi
kelompok produktif (15-64 tahun) terhadap kelompok usia muda (0-14 tahun) dan usia tua (65 tahun ke atas).
Pada tahun 2011 beban tanggungan tersebut adalah sebesar 52,2% atau turun dari Tahun 2010 yang sebesar
53,2%. Dengan penurunan ini diharapkan kesempatan penduduk usia produktif dapat meningkatkan kualitas
dirinya manjadi semakin besar.
Berdasarkan Tabel tersebut di atas, laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Lampung Timur rata-rata
adalah sebesar 1,09% per tahun. Sehingga jika diproyeksikan pada tahun 2017 jumlah penduduk di Kabupaten
Lampung Timur mencapai 1.026.623 jiwa. Dengan jumlah penduduk sebesar itu tentu menjadi potensi yang
besar bagi Kabupaten Lampung Timur. Namun jumlah penduduk yang besar tersebut dapat juga menjadi beban
dalam proses pembangunan jika penduduk berkualitas rendah. Oleh karena itu untuk menunjang keberhasilan
pembangunan, perlu dititikberatkan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Proyeksi jumlah penduduk
hingga Tahun 2017 dapat digambarkan dalam Tabel 2.4 berikut ini.








Gambaran Umum Kabupaten Lampun Timur II - 24



Tabel 2.4 Jumlah penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
NAMA KECAMATAN
Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Kepadatan Penduduk
Tahun Tahun Tahun Tahun
2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017
Sukadana 66.209 66.931 67.660 68.398 69.143 17.695 17.887 18.082 18.279 18.479 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 87,49 88,44 89,41 90,38 91,37
Labuhan Maringgai 67.920 68.660 69.409 70.165 70.930 18.229 18.428 18.629 18.832 19.037 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 348,33 352,13 355,96 359,84 363,77
Jabung 48.087 48.612 49.141 49.677 50.219 13.333 13.478 13.625 13.774 13.924 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 179,53 181,49 183,47 185,47 187,49
Batanghari 56.404 57.019 57.640 58.268 58.903 14.608 14.768 14.929 15.091 15.256 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 378,86 382,98 387,16 391,38 395,65
Sekampung 61.793 62.467 63.148 63.836 64.532 17.135 17.321 17.510 17.701 17.894 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 416,55 421,10 425,69 430,33 435,02
Pekalongan 46.702 47.211 47.725 48.246 48.771 12.286 12.419 12.555 12.692 12.830 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 466,42 471,50 476,64 481,84 487,09
Way Jepara 52.759 53.334 53.915 54.503 55.097 14.002 14.155 14.309 14.465 14.623 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 230,12 232,62 235,16 237,72 240,31
Purbolinggo 41.478 41.930 42.387 42.849 43.316 11.395 11.520 11.645 11.772 11.900 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 186,81 188,84 190,90 192,98 195,09
Raman Utara 36.941 37.344 37.751 38.163 38.579 9.980 10.089 10.199 10.310 10.422 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 228,92 231,42 233,94 236,49 239,07
Metro Kibang 21.391 21.624 21.860 22.098 22.339 6.204 6.272 6.340 6.409 6.479 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 278,60 281,64 284,71 287,81 290,95
Marga Tiga 44.827 45.316 45.810 46.309 46.814 13.027 13.169 13.313 13.458 13.605 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 178,79 180,74 182,71 184,70 186,71
Sekampung Udik 70.291 71.057 71.831 72.614 73.406 19.925 20.143 20.362 20.584 20.808 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 207,27 209,53 211,81 214,12 216,46
Batanghari Nuban 42.345 42.807 43.273 43.745 44.222 10.689 10.806 10.924 11.043 11.163 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 234,36 236,91 239,49 242,10 244,74
Bumi Agung 17.490 17.681 17.874 18.068 18.265 4.622 4.673 4.723 4.775 4.827 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 239,02 241,62 244,26 246,92 249,61
Bandar Sribhawono

7.656 48.176 48.701 49.232 49.768 12.690 12.829 12.968 13.110 13.253

1,09

1,09

1,09

1,09

1,09 256,62 259,42 262,25 265,10 267,99
Mataram Baru
27.553 27.853 28.157 28.464 28.774 7.356 7.436 7.517 7.599 7.682 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 346,31 350,09 353,90 357,76 361,66
Melinting 25.443 25.720 26.000 26.284 26.570 6.269 6.338 6.407 6.477 6.547 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 182,65 184,64 186,65 188,69 190,75
Gunung Pelindung 21.747 21.985 22.224 22.466 22.711 6.099 6.165 6.232 6.300 6.369 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 276,96 279,98 283,03 286,11 289,23
Pasir Sakti 35.545 35.933 36.325 36.720 37.121 9.737 9.843 9.950 10.059 10.168 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 183,28 185,28 187,30 189,34 191,40
Waway Karya 35.591 35.979 36.372 36.768 37.169 10.505 10.620 10.736 10.853 10.971 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 168,62 170,46 172,32 174,20 176,09
Labuhan Ratu 42.752 43.218 43.689 44.165 44.647 12.006 12.136 12.269 12.402 12.538 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 88,06 89,02 89,99 90,97 91,96
Braja Selebah 22.451 22.695 22.943 23.193 23.445 6.643 6.716 6.789 6.863 6.938 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 90,67 91,66 92,66 93,67 94,69
Way Bungur 22.787 23.035 23.286 23.540 23.797 6.465 6.535 6.606 6.678 6.751 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 60,54 61,20 61,87 62,54 63,22
Marga Sekampung 26.894 27.187 27.483 27.783 28.086 7.447 7.528 7.610 7.693 7.777 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 151,67 153,32 154,99 156,68 158,39



Gambaran Umum Kabupaten Lampun Timur II - 25


JUMLAH 983.056 993.772 1.004.604 1.015.554 1.026.623 268.348 271.273 274.230 277.219 280.240
Sumber: Diolah proyeksil laju pertumbuhan 1,09% pertahun dari laju pertumbuhan Tahun 2011



Gambaran Umum Kabupaten Lampun Timur II - 26


Pertambahan jumlah penduduk dari tahun ke tahun akan berimplikasi langsung pada meningkatnya
tingkat kepadatan suatu wilayah. Kepadatan penduduk mengindikasikan adanya pertumbuhan jumlah penduduk
yang dapat dipandang sebagai modal dalam proses pembangunan. Pada tabel tersebut di atas, diproyeksikan
tingkat pertumbuhan adalah 1,09% per tahun merata di 24 kecamatan dengan kondisi eksisting Tahun 2011.
Pada Tahun 2017 diproyeksikan bahwa terdapat sebaran kepadatan penduduk yang beragam antar kecamatan
di Kabupaten Lampung Timur. Kepadatan penduduknya berkisar antara 63487 jiwa/km
2
dengan kepadatan
penduduk tertinggi berada di Kecamatan Pekalongan sebesar 487 jiwa/km2, kepadatan penduduk terendah
terdapat di Kecamatan Way Bungur. Namun proyeksi ini dapat berubah jika terjadi pergeseran pola persebaran
penduduk, dimana jika sebelumnya persebaran penduduk berorientasi pada potensi pertanian bergeser menjadi
potensi agro industri. Sehingga dikhawatirkan terjadi pola pergeseran yang kurang ideal, yaitu dengan
kepadatan tertinggi pada kecamatan yang menjadi kawasan sentra industri dan akses infrastruktur yang lebih
baik. Jika ini terjadi maka dikhawatirkan muncul kawasan padat penduduk pada suatu kecamatan yang dapat
berpotensi menjadi kawasan kumuh.
Sedangkan untuk jumlah KK di Kabupaten Lampung Timur pada Tahun 2017 diproyeksikan sebesar
280.240 KK dengan jumlah KK terbanyak di Kecamatan Sekampung Udik dengan jumlah 20.808 KK, hal ini
mengindikasikan bahwa pada Tahun 2017, kebutuhan permukiman terbesar berada di Kecamatan Sekampung
Udik.
Dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari satu juta jiwa pada Tahun 2017, perlu disiapkan langkah
antisipasi dan strategi dalam mengatasi berbagai potensi permasalahan yang dapat timbul akibat jumlah
penduduk yang cukup besar. Namun penanganan masalah kependudukan tidak saja berupaya untuk
mengendalikan jumlah penduduk dan distribusinya, tetapi juga perlu dititikberatkan pada peningkatan kualitas
sumber daya manusia dan pemerataan pembangunan wilayah sesuai dengan fungsi wilayah dalam rencana tata
ruang wilayah Kabupaten Lampung Timur. Dengan pemerataan pembangunan sesuai dengan fungsinya, maka
tidak terjadi ketimpangan pembangunan yang dapat mengakibatkan perpindahan penduduk dari beberapa
kecamatan yang miskin ke kecamatan lain yang kaya dan pembangunannya berkembang pesat. Sebab
persebaran penduduk yang tidak merata terlepas dari adanya pengaruh geografis, yaitu aspek kultur, historis
dan ekologis serta kemampuan suatu daerah dalam mendukung kehidupan masyarakatnya.

2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah
Pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk menghasilkan gambaran tentang
kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam mendanai penyelenggaraan pembangunan daerah.
Kabupaten Lampung Timur dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah berpedoman pada Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah,
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Permendagri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur
Nomor 19 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah, dan
Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur Nomor 02 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah.

Asas umum pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Lampung Timur adalah bahwa keuangan daerah dikelola
secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan dan bertanggung
jawab dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat. Pengelolaan keuangan
daerah dilaksanakan dalam suatu sistem terintegrasi, diwujudkan dalam APBD yang setiap tahun ditetapkan
dengan Peraturan Daerah.
Penyusunan APBD pada dasarnya bertujuan untuk menyelaraskan kebijakan ekonomi makro dengan
sumber daya yang tersedia, mengalokasikan sumber daya secara tepat sesuai kebijakan pemerintah, dan
mempersiapkan kondisi bagi pelaksanaan pengelolaan anggaran secara baik. APBD merupakan instrumen
yang menjamin terciptanya disiplin dalam proses pengambilan keputusan terkait dengan kebijakan pendapatan
maupun belanja daerah. Aspek penting dalam penyusunan anggaran adalah penyelarasan kebijakan [policy)
dan perencanaan [planning) dengan penganggaran [budget) antara pemerintah pusat dengan pemerintah
daerah agar tidak tumpang tindih. Landasan administrasi yang mengatur pengelolaan anggaran daerah antara



Gambaran Umum Kabupaten Lampun Timur II - 27


lain prosedur dan teknis penganggaran harus diikuti secara tertib dan taat asas agar APBD dapat disusun dan
dilaksanakan dengan baik dan benar.
Beberapa prinsip disiplin anggaran dalam penyusunan anggaran daerah antara lain adalah: (1)
Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk
setiap sumber pendapatan, sedangkan belanja yang dianggarkan merupakan batas tertinggi pengeluaran
belanja; (2) Penganggaran pengeluaran harus didukung oleh kepastian penerimaan daerah dalam jumlah yang
cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan yang belum tersedia atau tidak mencukupi anggarannya
dalam APBD/Perubahan APBD; dan (3) Semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun anggaran
yang bersangkutan harus dimasukkan dalam APBD, dibukukan dalam rekening Kas Umum Daerah.
Struktur Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Lampung Timur terdiri dari
pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 33 Tahun
2004 tentang Perimbangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, sumber pendapatan daerah Kabupaten
Lampung Timur meliputi: (1) Pendapatan Asli Daerah (PAD); (2) Dana Perimbangan; (3) dan Lain-lain
Pendapatan Daerah yang Sah. Sedangkan belanja daerah terdiri dari belanja tidak langsung dan belanja
langsung. Adapun rekapitulasi realisasi APBD Kabupaten Lampung Timur Tahun 2009-2013 terlihat pada tabel
2.5.






Gambaran Umum Kabupaten Lampun Timur II - 28


Tabel 2.5: Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Lampung Timur Tahun 2009 2013
No URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013*
Rata-Rata
Pertumbuhan
A Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3) 780.421.167.473,85 909.016.631.212,29 1.093.090.661.553,06 1.225.727.325.687,27 1.296.365.864.625,76 13,66
a.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 20.972.988.359,85 21.885.265.876,29 31.844.473.255,54 49.824.005.682,27 40.261.316.050,00 21,78
a.1.1 Pajak Daerah 8.326.730.509,00 10.712.600.403,61 11.963.479.999,50 14.314.245.905,30 12.421.845.450,00 11,69
a.1.2 Retribusi Daerah 2.841.747.550,00 4.000.851.325,00 9.688.579.007,00 20.243.246.961,00 5.819.771.400,00 55,16
a.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yg dipisahkan 813.566.467,32 1.081.836.711,30 1.359.157.591,00 1.481.725.835,00 2.800.000.000,00 39,15
a.1.4 Lain-lain pendapatan yang sah 8.990.943.833,53 6.089.977.436,38 8.833.256.658,04 13.784.786.980,97 19.219.699.200,00 27,07
a.2 Dana Perimbangan (Transfer) 714.526.268.114,00 764.614.725.727,00 843.388.805.388,00 1.005.610.542.255,00 1.076.369.265.067,00 10,90
a.2.1 Dana Bagi Hasil 99.661.375.114,00 144.600.259.727,00 158.991.817.388,00 168.364.855.255,00 153.848.890.067,00 13,08
a.2.2 Dana Alokasi Umum 537.536.893.000,00 543.770.666.000,00 637.511.863.000,00 763.748.797.000,00 860.136.385.000,00 12,71
a.2.3 Dana Alokasi Khusus 77.328.000.000,00 76.243.800.000,00 46.885.125.000,00 73.496.890.000,00 62.383.990.000,00 0,43
a.3 Lain-Lain Pendapatan yang sah 44.921.911.000,00 122.516.639.609,00 217.857.382.909,52 170.292.777.750,00 179.735.283.508,76 58,57
a.3.1 Hibah 14.600.000,00 - - - - 0,00
a.3.2 Dana Darurat - - - - - 0,00
a.3.3 Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kab 29.981.261.000,00 24.389.194.000,00 33.376.262.149,52 31.080.704.750,00 35.318.894.508,76 6,24
a.3.4 dana penyesuaian dan dana otonomi khusus 14.926.050.000,00 98.127.445.609,00 184.481.120.760,00 134.926.995.000,00 144.416.389.000,00 156,40
a.3.5 bantuan keuangan dari prov/pemda lainnya - - - 4.285.078.000,00 - 0,00
B Belanja (b.1 + b.2) 753.996.714.823,00 919.395.962.073,00 1.049.575.733.583,00 1.245.895.227.264,00 1.404.280.921.347,47 16,88
b.1 Belanja Tidak Langsung 482.017.733.881,00 607.866.857.285,00 722.155.136.482,00 766.665.525.380,00 870.096.192.697,47 16,14
b.1.1 Belanja Pegawai 422.651.021.961,00 504.642.072.128,00 630.059.880.782,00 683.802.507.835,00 755.006.538.497,47 15,80
b.1.2 Bunga - - - - - 0,00
b.1.3 Subsidi - - - - 0,00
b.1.4 Hibah 4.421.714.000,00 29.306.744.409,00 21.090.711.750,00 8.465.066.000,00 14.704.000.000,00 137,15



Gambaran Umum Kabupaten Lampun Timur II - 29


b.1.5 Bantuan sosial 10.423.393.380,00 12.757.545.000,00 6.026.116.200,00 - 220.000.000,00 -32,59
b.1.6 Belanja bagi hasil 73.651.540,00 71.046.750,00 76.218.750,00 86.143.545,00 400.000.000,00 95,28
b.1.7 Bantuan Keuangan 44.447.953.000,00 60.723.398.998,00 64.859.184.000,00 73.991.006.000,00 98.765.654.200,00 22,75
b.1.8 Belanja tidak terduga - 366.050.000,00 43.025.000,00 320.802.000,00 1.000.000.000,00 256,36
b.2 Belanja Langsung 271.978.980.942,00 311.529.104.788,00 327.420.597.101,00 479.229.701.884,00 534.184.728.650,00 19,37
b.2.1 Belanja Pegawai 27.580.834.824,00 34.743.025.317,00 53.738.263.323,00 55.354.344.000,00 64.701.022.900,00 25,13
b.2.2 Belanja Barang dan jasa 163.773.163.681,00 150.611.963.927,00 176.362.794.722,00 235.864.100.347,00 242.842.879.950,00 11,44
b.2.3 Belanja Modal 80.624.982.437,00 126.174.115.544,00 97.319.539.056,00 188.011.257.537,00 226.640.825.800,00 36,84
C Pembiayaan 186.673.627.985,18 100.693.920.155,31 89.564.589.294,60 129.076.040.264,66 107.915.056.721,71 -7,35
Sumber : Realisasi APBD tahun - , diolah
Keterangan : * = berdasarkan APBD T.A. 2013



Gambaran Umum Kabupaten Lampun Timur II - 30


Khusus untuk Tahun 2013, dikarenakan tahun berjalan, data yang ditampilkan adalah rincian penjabaran
APBD sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur Nomor 10 Tahun 2012 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lampung Timur Tahun Anggaran 2013.
Berdasarkan Tabel di atas, perkembangan pendapatan daerah Kabupaten Lampung Timur selama 5 (lima)
tahun terakhir, dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 13,66%.
Jumlah pendapatan daerah tahun 2009 sebesar Rp.780.421.167.473,85 meningkat menjadi sebesar
Rp.1.225.727.325.687,27 pada tahun 2012. Rata-rata pertumbuhan dari pendapatan daerah terbesar terdapat pada
sumber penerimaan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah sebesar 58,57%, diikuti oleh Pendapatan Asli Daerah
sebesar 21,78% dan Dana Perimbangan sebesar 10,90%.
Jika dilihat dari proporsi komponen pendapatan daerah selama periode tersebut, maka Dana Perimbangan
merupakan komponen yang memiliki pengaruh cukup besar dengan memberikan kontibusinya rata-rata sebesar
82,405% terhadap total pendapatan daerah Kabupaten Lampung Timur, kemudian diikuti oleh penerimaan Lain-lain
Pendapatan Daerah yang Sah sebesar 13,38%, dan Pendapatan Asli Daerah sebesar 3,035%. Hal ini menunjukkan
bahwa pendapatan daerah Kabupaten Lampung Timur sangat tergantung pada Dana Transfer Pusat ke Daerah.
Pendanaan pembangunan melalui transfer ke Daerah merupakan salah satu instrumen utama dalam
rangka pelaksanaan desentralisasi fiskal, yang terdiri dari Dana Perimbangan, Dana Otonomi Khusus, dan Dana
Penyesuaian. Dana Perimbangan merupakan dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah
untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi, meliputi Dana Bagi Hasil (DBH), Dana
Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK), dimana alokasinya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
lain karena masing-masing jenis dana perimbangan tersebut saling mengisi dan melengkapi.
Untuk melengkapi dan mengetahui pemetaan pendanaan sanitasi Kabupaten Lampung Timur kurun waktu
lima tahun terakhir, berikut adalah rekapitulasi realisasi belanja sanitasi yang meliputi penanganan limbah, drainase
dan air minum di Kabupaten Lampung Timur baik belanja investasi maupun pemeliharaan dalam kurun waktu Tahun
Anggaran 2009 sampai dengan Tahun Anggaran 2013.

Tabel 2.6: Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kab. Lampung Timur Tahun 2009-2013
No SKPD 2009 2010 2011 2012 2013*
Rata-Rata
Pertumbuhan
1 Dinas Pekerjaan Umum (Permukiman) 7.698.772.000 14.868.110.000 3.429.960.000 10.167.561.000 9.227.524.000 50,85
1.a Investasi 7.698.772.000 14.868.110.000 3.429.960.000 10.167.561.000 9.227.524.000 50,85
1.b Operasional/pemeliharaan - - - - - 0,00
2 Badan Lingkungan Hidup 75.393.000 85.000.000 100.000.000 337.200.000 60.000.000 46,35
2.a Investasi 75.393.000 85.000.000 100.000.000 337.200.000 60.000.000 46,35
2.b Operasional/pemeliharaan - - - - - 0,00
3 Dinas Kesehatan 190.980.000 75.155.000 125.412.000 165.379.000 505.000.000 60,86
3.a Investasi 190.980.000 75.155.000 125.412.000 165.379.000 505.000.000 60,86
3.b Operasional/pemeliharaan - - - - - 0,00
4 Badan Pemberdayaan Perempuan & KB 115.600.000 80.000.000 95.000.000 134.105.000 280.000.000 34,48
4.a Investasi 115.600.000 80.000.000 95.000.000 134.105.000 280.000.000 34,48
4.b Operasional/pemeliharaan - - - - - 0,00
5 Badan Pemberdayaan Masy Desa & Pemdes 750.000.000 1.837.000.000 2.200.000.000 500.000.000 430.000.000 18,36
5.a Investasi 750.000.000 1.837.000.000 2.200.000.000 500.000.000 430.000.000 18,36
5.b Operasional/pemeliharaan - - - - - 0,00
6 Bappeda 0 0 0 0 262.000.000 0,00
6.a Investasi - - 0,00 0,00 262.000.000 0,00
6.b Operasional/pemeliharaan - - - - - 0,00
7 Dinas Pasar Kebersihan & Pertmnan 0 551.591.000 519.654.950 195.200.000 725.750.000 50,89
7.a Investasi - 325.125.000 195.200.000 90.000.000 625.000.000 125,15
7.b Operasional/pemeliharaan - 226.466.000 324.454.950 105.200.000 100.750.000 -7,13
8 Belanja Sanitasi (1+2+3+n) 8.830.745.000 17.496.856.000 6.470.026.950 1.499.445.000 11.490.274.000 28,19
9
Pendanaan Investasi sanitasi total (1a+2a+na) 8.830.745.000 17.270.390.000 6.145.572.000 11.394.245.000 11.389.524.000 29,13



Gambaran Umum Kabupaten Lampun Timur II - 31


10 Pendanaan OM (1b+2b+nb) - 226.466.000 324.454.950 105.200.000 100.750.000 -7,13
11 Belanja Langsung 271.978.980.942 311.529.104.788 327.420.597.101 479.229.701.884 534.184.728.650 19,37
12
Proporsi Belaja Sanitasi-Belanja Langsung (8/11) 0,03 0,06 0,02 0,02 0,02 0,04
13
Proporsi Investasi Sanitasi-Total Belanja Sanitasi (9/8) 1,00 0,99 0,95 0,99 0,99 0,98
14
Proporsi OM Sanitasi-Total Belanja Sanitasi (10/8) - 0,01 0,05 0,01 0,01 0,02
Sumber : LKPJ T.A. 2009 -2012, diolah
Keterangan : investasi termasuk di dalamnya pembangunan sarana prasarana, pengadaan lahan, pelatihan,
koordinasi, advokasi, kampanye dan studi-studi yang terkait dengan sanitasi

khusus untuk Tahun Anggaran 2013, dikarenakan tahun berjalan, data yang ditampilkan tidak berupa
realisasi anggaran melainkan rincian alokasi anggaran sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur
Nomor 10 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lampung Timur Tahun 2013.
Pemetaan pendanaan sanitasi penting untuk mendapatkan gambaran tentang pendanaan sanitasi oleh
APBD murni Kabupaten Lampung Timur. Gambaran ini akan sangat diperlukan, selain untuk menentukan besarnya
pendanaan oleh Kabupaten Lampung Timur, juga untuk penguatan nilai tawar Kabupaten Lampung Timur terhadap
pendanaan dari sumber yang ada. Berdasarkan Tabel tersebut di atas, realisasi anggaran sanitasi terbesar adalah
pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lampung Timur Bidang Permukiman dan Penyehatan Lingkungan
sebagaimana tercantum dalam Tabel tersebut di atas. Dimana anggaran Dinas PU tersebut terdiri dari anggaran
investasi bidang air minum dan anggaran investasi bidang sanitasi dalam hal ini yaitu pembangunan drainase dan
pembangunan MCK. Untuk total pembangunan bidang air minum yaitu pembangunan sumur bor, dalam kurun waktu
2009-2012 telah dibangun 147 sumur bor yang tersebar di seluruh desa dalam wilayah Kabupaten Lampung Timur
yang mengalami kesulitan air minum. Untuk pemeliharannya diserahkan kepada masyarakat sebagai pengguna,
dengan tujuan agar APBD tidak terbebani dengan biaya pemeliharaan, melainkan fokus pada pembangunan bidang
air minum khususnya sumurbor.
Selain itu, berdasarkan Tabel tersebut di atas, realisasi anggaran sanitasi terbesar adalah pada Tahun
Anggaran 2010 yang mencapai 17,496 milyar. Namun jika dilihat dari rata-rata proporsi belanja sanitasi dengan
belanja langsung pada periode 2009-2012 adalah sebesar 0,02% yang tersebar di beberapa pos belanja. Proporsi
tersebut dirasakan belum optimal sehingga masih perlu ditingkatkan dalam rangka memperbaiki kondisi sanitasi
pada tahun-tahun mendatang.

Tabel 2.7 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Lampung Timur Tahun 2009- 2013
No SKPD 2009 2010 2011 2012 2013* Rata-Rata
1 Total Belanja Sanitasi Kab. Lam Tim 8.830.745.000 17.496.856.000 6.470.026.950 11.499.445.000 11.490.274.000 11.157.469.390,00
2 Jumlah Penduduk 957.479,00 927.567,00 961.971,00 972.456,48 972.456,48 958.385,99
Belanja Sanitasi per Kapita (1/2) 9.222,91 18.863,17 6.725,80 11.825,15 11.815,72 11.690,55
Sumber : LKPJ T.A. 2009-2012 dan LTDA 2012, diolah

Belanja sanitasi perkapita adalah salah satu jenis pemetaan pendanaan yang tidak kalah penting, dimana
dengan pemetaan belanja sanitasi perkapita secara tidak langsung akan memperlihatkan posisi Kabupaten
Lampung Timur. Berdasarkan Tabel tersebut di atas, terlihat bahwa anggaran belanja sanitasi pada periode Tahun
2009-2013 rata-rata adalah sebesar Rp.11.157.469.390,00. Sedangkan rata-rata belanja sanitasi perkapita (belanja
sanitasi dibagi jumlah penduduk) Kabupaten Lampung Timur adalah sebesar Rp.11.690,55 perkapita/pertahun.
Berdasarkan studi yang pernah dilakukan oleh pemerintah pusat, dilihat dari segi pendanaan, belanja sanitasi ideal
adalah Rp.47.000,00/perkapita/pertahun. Berarti, anggaran sanitasi per kapita Kabupaten Lampung Timur masih
perlu ditingkatkan dalam rangka memperbaiki kondisi sanitasi di tahun-tahun mendatang.



Gambaran Umum Kabupaten Lampun Timur II - 32



Sebagai data tambahan untuk melengkapi pemetaan pendanaan sanitasi, berikut ini adalah data peta
perekonomian Kabupaten Lampung Timur kurun waktu 2009-2013.
Tabel 2.8 Tabel Peta Perekonomian Kabupaten Lampung Timur Tahun 2009- 2013
No
D e s k r i p s i Tahun
2009 2010 2011 2012* 2013*
1
PDRB harga konstan 2000 (juta Rupiah)(struktur
perekonomian) (Rp.)
4.119.786 4.328.221 4.591.197 4.815.316 5.050.354
2
Pendapatan Perkapita Kabupaten Lampung Timur
(Rp.)
9.356.721 11.367.652 12.412.117 14.815.667 16.212.637
3 Pertumbuhan Ekonomi (%) 4,38 5,06 6,08 6,30 6,30
Sumber : Lampung Timur Dalam Angka 2012, diolah * = data proyeksi

PDRB merupakan indikator makro ekonomi yang menggambarkan besaran produksi barang dan jasa akhir
yang dihasilkan tiap unit ekonomi pada suatu wilayah dan pada waktu tertentu. Data PDRB dapat menggambarkan
kemampuan suatu wilayah dalam mengelola sumber daya pada suatu proses produksi.
Pada umumnya data PDRB dapat disajikan dalam harga berlaku dan harga konstan, untuk Tabel di atas
adalah PDRB harga konstan Tahun 2000 (juta rupiah). PDRB atas dasar harga konstan cenderung digunakan untuk
menggambarkan pertumbuhan ekonomi. Khusus untuk Tahun 2012 dan 2013, data yang PDRB dan pendapatan per
kapita adalah data proyeksi berdasarkan laju pertumbuhan PDRB rata-rata lima tahun terakhir.
Berdasarkan Tabel tersebut di atas, pada Tahun 2011 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lampung Timur
mencapai 6,08%, pertumbuhan ini lebih tinggi dibandaingka pada Tahun 2010. Adapun sumbangan yang paling
besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lampung Timur terdapat pada sektor pertanian. Sumbangan sektor
pertanian terhadap PDRB Kabupaten Lampung Timur pada Tahun 2011 adalah sebesar 43,10 persen. Sektor
perdagangan, hotel dan restoran merupakan penyumbang terbesar kedua yaitu sebesar 19,75%. Sektor listrik, gas
dan air bersih merupakan yang paling kecil sumbangannya terhadap pembentukan PDRB, yaitu 0,19%. Komposisi
ini diperkirakan masih tetap bertahan dua sampai tiga tahun mendatang.
Jika dilihat dari pendapatan perkapita, penduduk Kabupaten Lampung Timur berpendapatan rata-rata
sebesar Rp.906.869,00 per bulan. Hal ini terjadi peningkatan sebesar Rp.387.106 selama kurun waktu lima tahun.
Meskipun pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Lampung Timur secara nyata tumbuh 5,4 persen, namun
besaran pertumbuhan ini masih belum bisa menggambarkan peningkatan kesejahteraan penduduk secara nyata.


2.4 Tata Ruang Wilayah
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) merupakan rencana pembangunan yang berisi rencana
pengembangan sektoral dan rencana pengembangan ruang wilayah yang disusun dengan mempertimbangkan
berbagai aspek serta melibatkan banyak pihak dengan tujuan agar penggunaan ruang dapat memberikan
kemakmuran kepada masyarakat serta terjaminnya kehidupan yang berkesinambungan. Sesuai dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Lampung Timur Nomor 04 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Lampung Timur Tahun 2011-2031, kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Lampung Timur meliputi:
a. peningkatan perkembangan ekonomi yang berbasis sumber daya alam dan pengembangan agropolitan
meliputi sektor pertanian, perikanan, pariwisata, industri dan jasa.
b. perwujudan pembangunan yang berkelanjutan serta memelihara kelestarian lingkungan hidup.
c. perwujudan pembangunan yang merata dalam rangka mengurangi kesenjangan antar wilayah.
d. perwujudan sistem jaringan prasarana seluruh wilayah kabupaten.
e. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.
Sedangkan strategi yang akan dilaksanakan dalam rangka menjalankan kebijakan tersebut meliputi:
(1) Strategi untuk peningkatan perkembangan ekonomi yang berbasis sumber daya alam dan pengembangan
agropolitan meliputi sektor pertanian, perikanan, pariwisata, industri dan jasa, meliputi:



Gambaran Umum Kabupaten Lampun Timur II - 33


a. mempertahankan dan meningkatkan produktivitas pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan
sebagai sektor basis perekonomian wilayah Kabupaten Lampung Timur.
b. mengoptimalkan produksi pertanian yang berbasis agribisinis.
c. mengembangkan produksi perikanan tangkap dan budidaya yang terintegrasi dengan kawasan minapolitan.
d. mengembangkan pariwisata yang berbasis pada obyek wisata alam dan budaya.
e. mengembangkan kawasan industri terpadu dengan mewujudkan industri pengolahan hasil-hasil pertanian
sehingga mendorong tumbuhnya kegiatan agroindustri.
f. mengembangkan simpul dan pusat-pusat distribusi barang dan jasa dengan mengoptimalkan prasarana
wilayah yang ada.
(2) Strategi untuk perwujudan pembangunan yang berkelanjutan serta memelihara kelestarian lingkungan hidup
perwujudan pembangunan yang berkelanjutan serta memelihara kelestarian lingkungan hidup, meliputi:
a. mengendalikan dan memantapkan kawasan lindung sesuai dengan fungsi masing-masing, baik untuk
melindungi kawasan bawahnya, melindungi kawasan perlindungan setempat, memberi perlindungan
terhadap keanekaragaman flora dan fauna dan ekosistemnya, serta melindungi kawasan yang rawan
bencana alam.
b. mengendalikan pemanfaatan ruang pada kawasan lindung agar sesuai dengan fungsi lindung yang telah
ditetapkan dalam mengupayakan tercapainya kelestarian dan keseimbangan lingkungan dengan tetap
mempertimbangkan kebutuhan pembangunan.
c. merencanakan pemantapan kawasan lindung dilakukan dengan melibatkan masyarakat agar berperan aktif
dalam pengawasan dan pengendalian kawasan lindung.
d. mengendalikan pencemaran serta pembatasan aktivitas pertambangan pada kawasan pesisir.
e. menjaga kelestarian biota laut dan mengendalikan fungsi lindung kawasan pantai timur.
(3) Strategi perwujudan pembangunan yang merata dalam rangka mengurangi kesenjangan antar wilayah, meliputi:
a. mengembangkan pusat-pusat kegiatan untuk mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan
perkembangan antar wilayah.
b. menciptakan sistem pelayanan umum sosial dan ekonomi yang dapat melayani kebutuhan masyarakat.
c. mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar dapat kompetitif dan lebih efektif dalam
pengembangan wilayah di sekitarnya.
d. mendorong perkembangan kawasan agar lebih mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi wilayah
terutama dalam membuka daerah yang terisolir dan mencukupi kebutuhan wilayah yang bertetangga.
(4) Strategi perwujudan sistem jaringan prasarana seluruh wilayah kabupaten, sebagaimana dimaksud dalam
meliputi:
a. memantapkan aksesibilitas eksternal dan internal wilayah Kabupaten Lampung Timur serta peningkatan
pelayanan prasarana transportasi dalam rangka mendukung pertumbuhan pusat-pusat kegiatan dan wilayah
strategis di wilayah Kabupaten Lampung Timur.
b. mengembangkan sistem irigasi yang menjamin tersedianya air sepanjang tahun, terutama untuk mengairi
pertanian lahan basah.
c. mengembangkan kawasan permukiman yang memiliki askesibilitas dan pelayanan infrastruktur yang
memadai.
d. menyediakan sistem jaringan infrastruktur yang terintegrasi satu dengan yang lain khususnya moda laut dan
moda darat dalam satu sistem yang sinergis dengan tingkat kelayakan dan jaminan keselamatan
berdasarkan standar yang berlaku.
e. mengoptimalkan fungsi prasarana lainnya berupa sistem energi, sistem jaringan telekomunikasi, sistem
jaringan sumber daya air, dan sistem pengelolaan lingkungan hingga keseluruh wilayah kabupaten.
(5) Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara, meliputi :
a. mendukung penetapan kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan.
b. mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan pertahanan dan
keamanan untuk menjaga fungsi dan peruntukannya.
c. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun disekitar kawasan
pertahanan dan keamanan sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan tersebut dengan kawasan
budidaya terbangun.
d. turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan/TNI.




Gambaran Umum Kabupaten Lampun Timur II - 34


Dengan kebijakan dan strategi tersebut, diharapkan wilayah Kabupaten Lampung Timur tumbuh menjadi
wilayah yang berdaya saing atas potensi yang dimiliki.
Sedangkan jika dilihat dari struktur ruang, dimana struktur ruang tersebut berfungsi sebagai arahan
pembentuk sistem pusat kegiatan wilayah kabupaten yang memberikan layanan bagi kawasan perkotaan dan
kawasan perdesaan di sekitarnya yang berada dalam wilayah kabupaten. Sistem pusat kegiatan Kabupaten
Lampung Timur meliputi:
a. Pusat Kegiatan Wilayah promosi (PKWp).
b. Pusat Kegiatan Lokal (PKL).
c. Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp).
d. Pusat Kegiatan Kawasan (PPK).
e. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL).

Untuk mengetahui lebih jelas tentang sistem pusat kegiatan atau rencana pusat layanan, dapat dilihat pada Peta 2.3.
Peta 2.3: Rencana pusat layanan Kabupaten Lampung Timur



































Gambaran Umum Kabupaten Lampun Timur II - 35


Sumber : RTRW Kabupaten Lampung Timur, 2011 2031


Pusat Kegiatan Wilayah promosi (PKWp) adalah pusat kegiatan lokal yang dipromosikan atau direkomendasikan
oleh provinsi mengingat secara fungsi dan perannya kota tersebut telah memiliki karakteristik pusat kegiatan wilayah,
PKWp Kabupaten Lampung Timur berada di Perkotaan Sukadana yang berfungsi sebagai Pusat Pemerintahan
Kabupaten, perdagangan dan jasa, serta permukiman perkotaan.

Pusat Kegiatan Lokal (PKL) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten
atau beberapa kecamatan, dimana PKL Kabupaten Lampung Timur meliputi Perkotaan Way Jepara yang berfungsi
sebagai pusat pengembangan perdagangan dan jasa pendukung kegiatan pertanian, pusat koleksi dan distribusi
hasil pertanian hortikultura; dan Perkotaan Labuhan Maringgai yang berfungsi sebagai pusat pengembangan
perdagangan dan jasa pendukung kegiatan pertanian dan pusat pengembangan perikanan.

Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp) adalah pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari ditetapkan
sebagai PKL dengan persyaratan pusat kegiatan tersebut merupakan kota-kota yang telah memenuhi persyaratan
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), meliputi Perkotaan Pekalongan yang berfungsi sebagai pusat pengembangan
perdagangan dan jasa pendukung kegiatan pertanian, pusat koleksi dan distribusi hasil pertanian, agrowisata,
sentra pembibitan buah-buahan, tanaman hias, dan perkebunan, serta permukiman perkotaan; Perkotaan
Sekampung Udik yang berfungsi sebagai perdagangan dan jasa, agroindustri dan permukiman; dan Perkotaan
Bandar Sribhawono yang berfungsi sebagai perdagangan dan jasa, agroindustri dan permukiman.

Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
kecamatan atau beberapa desa, kawasan PPK di wilayah Kabupaten Lampung Timur meliputi:
a. Perkotaan Jabung yang berfungsi sebagai pertanian dan perkebunan, permukiman dan lindung;
b. Perkotaan Purbolinggo yang berfungsi sebagai pusat pengembangan perdagangan dan jasa pendukung
kegiatan pertanian, pusat koleksi dan distribusi hasil pertanian, agrowisata dan sentra pembibitan padi;
c. Perkotaan Marga Tiga yang berfungsi sebagai pertanian lahan kering pertambangan dan perkebunan;
d. Perkotaan Pasir Sakti yang berfungsi sebagai pertanian, permukiman dan pertambangan;
e. Perkotaan Sekampung yang berfungsi sebagai pertanian lahan basah dan permukiman;
f. Perkotaan Raman Utara yang berfungsi sebagai pertanian lahan basah, permukiman dan lindung;
g. Perkotaan Melinting yang berfungsi sebagai pertanian, perkebunan permukiman, lindung, dan pariwisata;
h. Perkotaan Gunung Pelindung yang berfungsi sebagai pertanian, permukiman, pertambangan dan lindung;
i. Perkotaan Marga Sekampung yang berfungsi sebagai pertanian, perkebunan, permukiman, dan lindung;
j. Perkotaan Batanghari yang berfungsi sebagai pertanian dan perkebunan, permukiman, dan lindung;
k. Perkotaan Metro Kibang yang berfungsi sebagai permukiman, dan perkebunan campur;
l. Perkotaan Batanghari Nuban yang berfungsi sebagai pertanian, dan permukiman;
m. Perkotaan Bumi Agung yang berfungsi sebagai pertanian, dan permukiman;
n. Perkotaan Labuhan Ratu yang berfungsi sebagai pertanian, perkebunan, permukiman, pariwisata, agrowisata;
dan
o. Perkotaan Mataram Baru yang berfungsi sebagai pertanian, permukiman, lindung, dan pariwisata.

Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) adalah pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar
desa, yang meliputi:
a. PPL Waway Karya yang berfungsi sebagai pertanian, peternakan, dan permukiman;
b. PPL Braja Selebah yang berfungsi sebagai pertanian, peternakan, dan permukiman; dan
c. PPL Way Bungur yang berfungsi sebagai pertanian, peternakan, dan permukiman.

Untuk rencana pola ruang Kabupaten Lampung Timur sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Lampung Timur, meliputi:
a. perwujudan kawasan lindung, meliputi:
1) perwujudan kawasan hutan lindung;
2) perwujudan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahnya;



Gambaran Umum Kabupaten Lampun Timur II - 36


3) perwujudan kawasan perlindungan setempat;
4) perwujudan kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya; dan
5) perwujudan kawasan rawan bencana.
b. perwujudan kawasan budidaya, meliputi:
1) perwujudan kawasan peruntukan hutan produksi;
2) perwujudan kawasan peruntukan pertanian;
3) perwujudan kawasan peruntukan perikanan;
4) perwujudan kawasan peruntukan pertambangan;
5) perwujudan kawasan peruntukan industri;
6) perwujudan kawasan peruntukan pariwisata;
7) perwujudan kawasan peruntukan permukiman; dan
8) perwujudan kawasan peruntukan lainnya.

Untuk mengetahui lebih jelas tentang rencana pola ruang Kabupaten Lampung Timur sesuai dengan Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Timur, dapat dilihat pada Peta 2.4

























eta 2.4 Rencana Pola Ruang Kabupaten Lampung Timur









Gambaran Umum Kabupaten Lampun Timur II - 37



























Sumber : RTRW Kabupaten Lampung Timur, 2011 2031











Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Timur, Kawasan Strategis Kabupaten Lampung
Timur terdiri atas :
a. kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup dan ekonomi
berupa kawasan strategis pariwisata nasional Taman Nasional Way Kambas dan sekitarnya.
b. kawasan strategis provinsi berupa kawasan strategis sudut kepentingan ekonomi yang ditetapkan di Kecamatan
Sukadana sebagai PKWp; dan
c. kawasan strategis kabupaten, yang terdiri atas
1. kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, meliputi:



Gambaran Umum Kabupaten Lampun Timur II - 38


kawasan Gunung Balak yang ditetapkan sebagai kawasan lindung berada di Kecamatan Marga
Sekampung, Kecamatan Sekampung Udik, Kecamatan Bandar Sribhawono, Kecamatan Melinting,
Kecamatan Way Jepara dan Kecamatan Jabung.
Kawasan ini merupakan kawasan bermorfologi perbukitan hingga bergunung dengan tingkat kelerengan
tinggi dan merupakan kawasan yang berfungsi sebagai daerah resapan air yang menyuplai air untuk
irigasi pada daerah irigasi Way Curup dan Way Jepara. Keberlangsungan system air yang ada diwilayah-
wilayah tersebut sangat bergantung pada kondisi vegetasi di Gunung Balak. Namun pada saat ini telah
terjadi perubahan fungsi lahan pada sebagian wilayah kawasan lindung menjadi kegiatan budidaya.
jalur hijau dan kawasan hutan mangrove di Kecamatan Labuhan Maringgai dan Pasir Sakti;
kawasan hutan kota di Kecamatan Sukadana.

2. kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi, meliputi:
kawasan minapolitan di Kecamatan Labuhan Maringgai dan Kecamatan Pasir Sakti;
Sebagai salah satu upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat kawasan Labuhan Maringgai di
Kecamatan Maringgai dan kawasan pelabuhan Way Sekampung di Kecamatan Pasir Sakti yang
sebagian besar masyarakatnya berkecimpung di sektor kelautan dan perikanan terutama nelayan,
pembudidaya, dan pengolahan ikan maka kawasan Kecamatan Maringgai dan Kecamatan Pasir Sakti
akan disiapkan untuk dikembangkan sebagai kawasan minapolitan. Minapolitan merupakan konsep
pembangunan sektor kelautan dan perikanan berbasisi wilayah. Untuk itu, pendekatan dalam
pembangunan minapolitan dilakukan dengan sistem manajemen kawasan dengan prinsip integrasi,
efisiensi, kualitas, dan akselerasi.
Dalam membangun kawasan minapolitan di Labuhan maringgai Kecamatan Maringgai dan Way
Sekampung di kecamatan Pasir Sakti dibutuhkan komitmen daerah melalui rencana strategis, alokasi
dana melaui anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), dan penetapan tata ruang yang
seimbang. Kemudian mengembangkan sektor komoditas unggulan di kawasan Labuhan Maringgai dan
Pelabuhan Way Sekampung seperti udang, patin, lele, tuna dan rumput laut untuk mendukung
perkembangan kawasan minapolitan. Selain itu harus adanya fasilitas pendukung seperti keberadaan
sarana dan prasarana seperti jalan, pengairan, serta listrik, dan adanya sistem mata rantai produksi dari
hulu ke kilir, seperti lahan budi daya dan pelabuhan perikanan.
Ada sejumlah strategi dalam pengembangan kawasan minapolitan yakni pembangunan sistem dan
usaha minabisnis berorientasi pada kekuatan pasar. Dengan ini, diharapkan dapat menembus batas
kawasan kabupaten/kota, provinsi, dan Negara untuk menjangkau pasar global. Selanjutnya
pengembangan dilakukan dengan pemberdayaan masyarakat agar mampu mengembangkan usaha
komoditas unggulan berdasarkan keseuaian lahan/perairan kondisi sosial, ekonomi, serta budaya
setempat, selain itu peningkatan produksi dan produksitivitas komoditas perikanan yang diiringi dengan
pengembangan usaha berbasis sistem minabisnis yang terintegrasi, mulai dari sektor hulu, hilir
(pemasaran, pengolahan hasil, dan sebaginya) termasuk sektor jasa perbankan dan pendukung lainnya.
Apabila strategi yang diterapkan tercapai, maka kawasan Labuhan Maringgai di Kecamatan Maringgai
dan Pelabuhan Way Sekampung di Kecamatan Pasir Sakti yang dikembangkan sebagai kawasan
minapolitan dimana kawasan tersebut menjadi kawasan ekonomi atau sentra produksi maupun
perdagangan komoditas kelautan dan perikanan dapat meningkatkan pendapatan nelayan,
pembudidaya, dan pengolahan ikan. Pada akhirnya, akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Kecamatan Maringgai dan Kecamatan Pasir Sakti.
kawasan pembibitan dan agrobisnis di Kecamatan Pekalongan
Sentra pembibitan buah-buahan dikembangkan di Kecamatan Pekalongan, sedang sentra pembibitan
padi dikembangkan di Kecamatan Purbolinggo. Kedua wilayah ini dikembangkan menjadi sentra
pembibitan untuk kegiatan pertanian di Kabupaten Lampung Timur dan wilayah lainnya.Sebagai salah
lokasi bagi sentra penelitian tanaman komoditas unggulan, kawasan ini dapat menjadi salah satu daya
tarik untuk pengembangan kawasan wisata agro.
kawasan industri terpadu di Kecamatan Bandar Sribhawono.
Keberadaan jalur pergerakan yang terdapat di Bandar Sribhawono khususnya, secara keseluruhan
sangat mempengaruhi kelancaran arus pergerakan baik yang keluar dari Kabupaten Lampung Timur
maupun sebaliknya.Jalur pergerakan dengan kondisi baik saat ini dihubungkan oleh jaringan jalan yang



Gambaran Umum Kabupaten Lampun Timur II - 39


menyatukan antara wilayah barat dan timur dan wilayah sekitarnya yang berada di bagian utara
Kabupaten Lampung Timur.
Keberadaan prasarana wilayah di Bandar Sribhawono yang mendukung seperti jalan regional yaitu jalur
Jalan Lintas Pantai Timur, dan jalur penghubung menjadi pendukung perkembangan wilayah ke depan.
Keberagaman jalur alternatif yang dimiliki olehKabupaten Lampung Timur dan melalui Bandar
Sribhawono mempengaruhi tingginya intensitas lalu lintas yang ada.Koridor tersebut dapat menjadi jalur
transportasi bagi kegiatan koleksi dan distribusi sentra industri-industri agro yang ada.
kawasan perdagangan, jasa dan agroindustri di Perkotaan Sekampung Udik.

3. kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya, adalah Taman Purbakala Pugung Raharjo di
Kecamatan Sekampung Udik.
Kawasan yang memiliki nilai strategi dari sudut kepentingan sosial budaya di Kabupaten Lampung Timur
adalah Taman Purbakala Pugung Raharjo. Taman Nasional Purbakala Pugung Raharjo merupakan
kawasan cagar budaya di Kabupaten Lampung Timur. Pada lingkungan kawasan ini terdapat salah satu
situs sejarah peninggalan megalitikum, Museum Budaya (bangunan tradisional peninggalan dari Sultan
Kencana), Sesat Agung (bangunan Adat Lampung dengan luas kurang lebih 250 m), dan Desa Tradisional
Wana (arsitektur tradisional berupa rumah panggung khas masyarakat Lampung Melinting). Keberadaan
Taman Nasional Purbakala Pugung Raharjo ini perlu dilestarikan sebagai kawasan cagar budaya dan dapat
dikembangkan sebagai kawasan pariwisata di Kabupaten Lampung Timur.

4. kawasan strategis sudut kepentingan pertahanan dan keamanan, meliputi:
pos keamanan laut di Kecamatan Labuhan Maringgai;
markas polisi air dan udara di Kecamatan Labuhan Maringgai; dan
markas Kodim di Kecamatan Sukadana.

Untuk rencana kawasan peruntukan permukiman yang ada di Kabupaten Lampung Timur terbagi atas 2 kawasan,
yaitu kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Rencana pengembangan permukiman dari tingkat kepadatan
penduduk kecamatan di Kabupaten Lampung Timur diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Kawasan permukiman berkepadatan tinggi diarahkan pada Kecamatan Sukadana, Kecamatan Way Jepara dan
Kecamatan Labuhan Maringgai.
b. Kawasan permukiman berkepadatan sedang diarahkan pada Kecamatan Pekalongan, Kecamatan Sribhawono,
Kecamatan Sekampung Udik, Kecamatan Jabung, Kecamatan Marga Tiga, Kecamatan Pasir Sakti dan
Kecamatan Purbolinggo.
c. Kawasan permukiman berkepadatan rendah diarahkan pada Kecamatan Sekampung, Kecamatan Raman Utara,
Kecamatan Melinting, Kecamatan Gunung Pelindung, Kecamatan Marga Sekampung, Kecamatan Batanghari,
Kecamatan Metro Kibang, Kecamatan Batanghari Nuban, Kecamatan Bumi Agung, Labuhan Ratu, Kecamatan
Baru, Kecamatan Waway Karya, Kecamatan Braja Sebelah dan Kecamatan Way Bungur.

Kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk permukiman adalah kawasan yang aman dari bahaya bencana
alam maupun buatan manusia, sehat dan mempunyai akses untuk kesempatan berusaha, serta dapat memberikan
manfaat:
a. meningkatkan ketersediaan permukiman dan mendayagunakan prasarana dan sarana permukiman;
b. meningkatkan perkembangan pembangunan lintas sektor dan sub sektor serta kegiatan ekonomi
sekitarnya;
c. tidak mengganggu fungsi lindung;
d. tidak mengganggu upaya pelestarian sumberdaya alam;
e. meningkatkan pendapatan masyarakat;
f. meningkatkan pendapatan nasional dan daerah;
g. menyediakan kesempatan kerja;
h. meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pada umumnya semua kecamatan di Kabupaten Lampung Timur memiliki kesesuaian untuk wilayah permukiman
penduduk yang perkiraan luas seluruhnya mencapai 182.405,45 hektar atau 34,25% dari luas wilayah kabupaten.



Gambaran Umum Kabupaten Lampun Timur II - 40


Hal ini berarti bahwa cukup besarnya daerah yang dapat menampung kegiatan masyarakat yang prosentase
ketersediaannya masih sekitar 65,77% dari kemampuan lahannya dengan kemampuan lahan terbesar terdapat di
Kecamatan Sukadana (25.885,17 ha). Namun terdapat kecamatan tertentu yang penggunaan lahannya sudah
melebihi kemampuannya, seperti yang terjadi pada Kecamatan Waway Karya, Bandar Sribhawono, Labuhan Ratu,
dan Raman Utara.

Kawasan peruntukan permukiman tentu saja harus memperhitungkan kawasan rawan bencana yang ada di wilayah
Kabupaten Lampung Timur, yaitu berupa kawasan yang secara keadaan fisik memiliki potensi terjadinya bencana
baik yang disebabkan oleh alam, maupun yang disebabkan oleh perilaku manusia. Jenis bencana yang di sebabkan
oleh alam diantaranya terjadinya gempa bumi, tanah longsor atau pergerakan tanah, puting beliung dan banjir.
Sedangkan jenis bencana yang di akibatkan oleh perilaku manusia contohnya adalah kebakaran. Beberapa jenis
bencana tersebut diatas tentunya menjadi pertimbangan dalam penataan ruang. Hal yang menjadi pertimbangan
adalah hendaknya tidak menempatkan konsentrasi penduduk dalam jangka waktu lama pada kawasankawasan
yang terdeliniasi sebagai kawasan rawan bencana. Artinya, beberapa aktivitas pada kawasan tersebut perlu diatur
dan diawasi. Jika tidak cermat, kawasan ini bisa menjadi pembatas pertumbuhan ekonomi. Jenis bencana yang
terdapat di Kabupaten Lampung Timur yaitu hanya berupa banjir yang terjadi pada beberapa kecamatan di Lampung
Timur. Beberapa kecamatan yang kerap digenangi banjir yaitu Kecamatan Braja Selebah, Mataram Baru, Labuhan
Maringgai, Pasir Sakti, Jabung, Waway Karya, Marga Sekampung, sekampung Udik, Sekampung, Batanghari,
Raman Utara, Way Bungur, Sukadana, dan Bumi Agung. Terjadinya banjir disebabkan oleh meluapnya air sungai
hingga menggenangi kawasan yang berada di sekitarnya.


2.5 Sosial dan Budaya di Kabupaten Lampung Timur

2.5.1 Fasilitas Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan sumber daya
manusia yang berkualitas merupakan faktor utama keberhasilan pembangunan di suatu daerah. Oleh sebab itu,
Pemerintah Kabupaten Lampung Timur secara terus menerus berupaya dengan berbagai kebijakan maupun
langkah-langkah inovatif untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan.

Pendidikan sebagai salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat yang berperan meningkatkan kualitas
hidup. Semakin tinggi tingkat pendidikan suatu masyarakat, semakin baik kualitas sumber dayanya. Dalam
pengertian sehari-hari pendidikan adalah upaya sadar seseorang untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan
serta memperluas wawasan. Pada dasarnya pendidikan yang diupayakan bukan hanya tanggung jawab pemerintah
tetapi juga masyarakat dan keluarga. Pemerataan kesempatan pendidikan diupayakan melalui penyediaan sarana
dan prasarana belajar seperti gedung sekolah baru dan penambahan tenaga pengajar mulai dari pendidikan dasar
hingga ke jenjang menengah dan tinggi.

Untuk fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Lampung Timur dapat dilihat pada Tabel 2.9.





Tabel 2.9 : Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Lampung Timur

Nama Kecamatan
Jumlah Sarana Pendidikan
Umum Agama
SD SLTP SMA SMK MI MTs MA
1. Sukadana 35 6 1 2 9 7 0
2. Labuhan Maringgai 26 8 1 2 9 6 2
3. Jabung 24 7 2 1 8 7 2
4. Batang Hari 40 5 2 0 3 5 2



Gambaran Umum Kabupaten Lampun Timur II - 41


5. Sekampung 39 14 5 4 2 2 1
6. Pekalongan 28 6 3 2 1 2 0
7. Way Jepara 31 13 4 4 6 1 1
8. Purbolinggo 30 6 3 3 1 3 2
9. Raman Utara 32 3 2 0 3 3 2
10. Metro Kibang 17 4 1 0 1 2 0
11. Marga Tiga 31 6 3 0 3 2 2
12. Sekampung Udik 35 11 6 3 9 9 3
13. Batang Hari Nuban 28 3 0 1 1 3 0
14. Bumi Agung 13 4 0 0 1 2 1
15. Bandar Sribawono 19 9 4 4 4 4 2
16. Mataram Baru 14 2 0 1 4 7 1
17. Melinting 14 3 1 1 5 3 1
18. Gunung Pelindung 12 5 2 2 3 1 1
19. Pasir Sakti 11 5 2 3 8 4 1
20. Waway Karya 17 7 1 1 7 18 1
21. Labuhan Ratu 19 7 1 1 1 3 1
22. Braja Slebah 12 5 2 3 3 3 2
23. Way Bungur 15 3 0 2 4 3 0
24. Marga Sekampung 16 6 0 2 3 1 0
Sumber : Lampung Timur Dalam Angka 2012

Dari Tabel tersebut, terlihat jumlah Sekolah umum yaitu SD, SLTP, dan SMA/SMK terbesar terdapat di kecamatan
Sekampung. Untuk sekolah berbasis agama terbesar di kecamatan Sekampung Udik dan sekolah berbasis agama
sama sekali belum ada di Kecamatan Metro Kibang, Braja Selebah dan Marga Sekampung.

Dari Tabel tersebut, juga terlihat bahwa untuk fasilitas sekolah umum, seluruh kecamatan telah memiliki fasilitas
pendidikan mulai dari SD dan SMP. Namun fasilitas pendidikan tengkat menengah atas (SMA) masih belum tersedia
di Kecamatan Marga Sekampung, Way Bungur, Mataram Baru, Bumi Agung, dan Batanghari Nuban. Sedangkan
untuk SMK belum tersedia di Kecamatan Bumi Agung, Marga Tiga, Metro Kibang, Batanghari, dan Raman Utara.

Jika dilihat dari Angka Partisipasi Murni (APM), berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten
Lampung Timur Tahun 2012, diperoleh angka sebesar 90,0% untuk SD/sederajat, 75,4% untuk tingkat
SLTP/sederajat, dan 47,6% untuk tingkat SLTA/sederajat. APM merupakan salah satu indikator proses pada bidang
pendidikan, sedangkan salah satu indikator output adalah tingkat pendidikan penduduk. Komposisi penduduk
menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan atau ijazah tertinggi yang dimiliki memmberikan gambaran tentang
kualitas sumber daya manusia. Bila jenjang pendidikan SLTP dan SLTA APM-nya semakin meningkat, maka dimas
berikutnya tingkat pendidikan penduduk akan meningkat pula, demikian pula sebaliknya.

2.5.2. Jumlah penduduk miskin

Penduduk miskin didefinisikan sebagai penduduk yang pendapatannya (didekati dengan pengeluaran) lebih kecil
dari pendapatan yang dibutuhkan untuk hidup layak di wilayah tempat tinggalnya. Kebutuhan untuk hidup layak
tersebut diterjemahkan sebagai suatu jumlah rupiah yang dapat memenuhi kebutuhan konsumsi makanan setara
2100 kilo kalori sehari, perumahan, pakaian, kesehatan, pendidikan, transportasi dan lain-lain.
Berkurangnya jumlah penduduk miskin mencerminkan bahwa secara keseluruhan pendapatan penduduk meningkat,
sebaliknya meningkatnya jumlah penduduk miskin mengindikasikan menurunnya pendapatan penduduk. Dengan
demikian jumlah penduduk miskin merupakan indikator yang cukup baik untuk mengukur tingkat kesejahteraan
rakyat.




Gambaran Umum Kabupaten Lampun Timur II - 42


Jumlah penduduk miskin di wilayah Kabupaten Lampung Timur, adalah berdasarkan data rumah tangga sasaran
penerima manfaat dan kuantum penyaluran beras Program Penyaluran Beras Rumah Tangga Miskin (Raskin) Tahun
2013. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.10.

Tabel 2.10: Jumlah penduduk miskin per kecamatan
Nama Kecamatan Jumlah keluarga miskin (KK)
1. Sukadana 6.684
2. Labuhan Maringgai 7.191
3. Jabung 5.259
4. Batang Hari 4.043
5. Sekampung 4.257
6. Pekalongan 3.050
7. Way Jepara 3.674
8. Purbolinggo 3.021
9. Raman Utara 2.144
10. Metro Kibang 2.428
11. Marga Tiga 3.434
12. Sekampung Udik 6.083
13. Batang Hari Nuban 3.643
14. Bumi Agung 1.283
15. Bandar Sribawono 3.202
16. Mataram Baru 2.548
17. Melinting 2.827
18. Gunung Pelindung 2.297
19. Pasir Sakti 3.901
20. Waway Karya 4.842
21. Labuhan Ratu 3.448
22. Braja Slebah 2.094
23. Way Bungur 1.769
24. Marga Sekampung 2.336
Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kab. Lam Tim Tahun 2013

Dari Tabel 2.10 terlihat bahwa jumlah penduduk miskin per kecamatan tertinggi terdapat di Kecamatan Labuhan
Maringgai dengan jumlah rumah tangga miskin 7.191 KK atau sekitar 10,70%, dan jumlah penduduk miskin terendah
terdapat di kecamatan Bumi Agung dengan jumlah penduduk miskin sebesar 1.283 KK atau sekitar 7,41%.

Berdasarkan data BPS Kabupaten Lampung Timur, pada periode Tahun 2008-2011, jumlah penduduk miskin
menurun, sempat meningkat di Tahun 2010 namun kembali menurun pada Tahun 2011. Persoalan kemiskinan
bukan hanya sekedar berapa jumlah penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat
kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan
kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.


2.5.3. Jumlah rumah per Kecamatan

Rumah sebagai tempat berlindung merupakan kebutuhan pokok manusia selain sandang dan pangan yang harus
dipenuhi untuk dapat bertahan hidup. Rumah dijadikan tempat tinggal dan tempat berlindung dari cuaca panas dan
hujan yang dapat berubah setiap saat. Selain itu, rumah sebagai tempat tinggal juga dapat menunjukkan status
sosial di masyarakat. Semakin tinggi status sosial dan kemampuan finansial seseorang, maka ruamh atau tempat



Gambaran Umum Kabupaten Lampun Timur II - 43


tinggalnya cenderung akan lebih baik secara kualitas, sehingga secara umum, kualitas rumah tempat tinggal akan
menentukan tingkat kesejahteraan suatu rumah tangga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.11.

Tabel 2.11 : Jumlah rumah per kecamatan
Nama Kecamatan Jumlah Rumah
1. Sukadana 15.252
2. Labuhan Maringgai 18.109
3. Jabung 12.960
4. Batang Hari 14.295
5. Sekampung 15.554
6. Pekalongan 11.110
7. Way Jepara 13.702
8. Purbolinggo 10.203
9. Raman Utara 9.823
10. Metro Kibang 5.369
11. Marga Tiga 12.784
12. Sekampung Udik 19.493
13. Batang Hari Nuban 8.744
14. Bumi Agung 4.872
15. Bandar Sribawono 10.599
16. Mataram Baru 7.189
17. Melinting 6.826
18. Gunung Pelindung 5.968
19. Pasir Sakti 9.620
20. Waway Karya 9.820
21. Labuhan Ratu 11.321
22. Braja Slebah 6.033
23. Way Bungur 5.716
24. Marga Sekampung 9.625
Sumber : Lampung Timur Dalam Angka Tahun 2012

Kondisi eksisting rumah yang terdapat di Kabupaten Lampung Timur dapat dilihat dari secara keseluruhan terdapat
49.671 rumah yang 29 persennya atau sekitar 14.386 rumah tergolong dalam rumah permanen sementara 71
persennya atau sekitar 35.285 rumah masih tergolong kedalam rumah semi permanen.

Berdasarkan hasil Susenas Tahun 2011, rumah yang menggunakan fasilitas tempat buang air besar pribadi/sendiri
di Kabupaten Lampung Timur adalah sebesar 86,0%. Ini menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat terhadap
kesehatan lingkungan sudah baik.
Selain itu, berdasarkan hasil Susenas Tahun 2011, juga didapatkan bahwa persentase rumah tangga menurut
sumber air minum di Kabupaten Lampung Timur tertinggi yaitu penggunaan sumur terlindung yaitu mencapai 58,2%,
untuk penggunaan sumur tidak terlindung adalah sebesar 24,7%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar
masyarakat telah menggunakan sumber air minum yang kebersihannya terjaga.


2.6 Kelembagaan Pemerintah Daerah

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa perangkat daerah
Kabupaten terdiri atas Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga teknis daerah, kecamatan dan
kelurahan. Susunan organisasi perangkat daerah tersebut ditetapkan dalam perda dengan memperhatikan faktor-
faktor tertentu dan berpedoman pada Peraturan Pemerintah.




Gambaran Umum Kabupaten Lampun Timur II - 44


Berikut adalah dasar hukum pembentukan organisasi perangkat daerah Kabupaten Lampung Timur:
1. Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD dan Kecamatan (Lembaran Daerah Kabupaten Lampung Timur
Tahun 2007 Nomor 21), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur
Nomor 04 Tahun 2009 (Lembaran Daerah Kabupaten Lampung Timur Tahun 2009 Nomor 04);
2. Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur Nomor 22 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Dinas Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Lampung Timur Tahun 2007 Nomor 22), sebagaimana telah
diubah dua kali terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur Nomor 14 Tahun 2011 (Lembaran
Daerah Kabupaten Lampung Timur Tahun 2011 Nomor 14);
3. Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Lampung Timur Tahun 2007 Nomor 23),
sebagaimana telah diubah dua kali terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur Nomor 15
Tahun 2011 (Lembaran Daerah Kabupaten Lampung Timur Tahun 2011 Nomor 15);

Sesuai dengan dasar hukum pembentukan struktur organisasi perangkat daerah Kabupaten Lampung Timur
tersebut, organisasi perangkat daerah Kabupaten Lampung Timur terdiri dari 16 dinas dan 17 lembaga teknis daerah
(badan/kantor/rumah sakit umum daerah). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.1



Gambaran Umum Kabupaten Lampun Timur II - 45


Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Lampung Timur 2012


S

































DPRD
Bagian Hukum
Bagian Kesra
Bagian Tapum
Bagian Adm Pemb
Bagian Perekonomian
Bagian Umum dan RT
Bagian Ortala
Bag. Protokol & Kehumasan
Perda No.04 Tahun 2009
Kecamatan
Staf Ahli
Asisten Bidang Ekonomi
dan Pembangunan
Perda No.04 Tahun 2009
SEKRETARIAT DAERAH

Desa
UPT
UPT
Asisten Bidang
Pemerintahan

Asisten Bidang Umum
BUPATI
SK Mendagri No. 131.18-320/2012
Perda No.04 Tahun 2009
Sekretariat DPRD
Perda Nomor 14 Tahun 2011
DINAS DAERAH
1. Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura
2. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
3. Dinas Kelauatan dan Perikanan
4. Dinas Perindustrian dan Perdagangan
5. Dinas Koperasi dan UMKM
6. Dinas Perkebunan dan Kehutanan
7. Dinas Pertambangan dan Energi
8. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
9. Dinas Kesehatan
10. Dinas Pendidikan Pemuda dan OR
11. Dinas Perhubungan, Kominfo
12. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
13. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
14. Dinas Pekerjaan Umum
15. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
16. Dinas Pasar, Pertamanan dan Kebersihan Kota
Perda Nomor 15 Tahun 2011
LEMBAGA TEKNIS DAERAH
1. Inspektorat
2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
3. Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah
4. Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat dan Politik
5. Badan Lingkungan Hidup
6. Badan Ketahanan Pangan
7. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
8. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
9. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
10. Badan Penanggulangan Bencana Daerah
11. Pelaksana Harian Badan Narkotika Kabupaten
12. Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
13. Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
14. Kantor Penanaman Modal
15. Satuan Polisi Pamong Praja
16. Sekretariat Korpri
17. Rumah Sakit Umum Daerah



Gambaran Umum Kabupaten Lampun Timur II - 46



Untuk ringkasan gambar Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) yang memiliki keterkaitan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) langsung ataupun tidak langsung dalam
pembangunan sanitasi di Kabupaten Lampung Timur adalah sebagai berikut.











Keterangan :


BAPPEDA
Bidang Praswil dan
SDA
DINAS PU
Bidang Permukiman
dan Penyehatan
Lingkungan
Bidang
Pengendalian
Penyakit &
Penyehatan
Lingkungan
Bidang
Pengawasan dan
Pengendalian

Bidang Usaha
Ekonomi
Masyarakat,
Permukiman dan
TTG
1. Bidang
Pemberdayaan
Perempuan dan
Perlindungan Anak
2. Bidang Keluarga
Sejahtera

BUPATI
DINKES
DINAS PASAR &
KEBERSIHAN
BLH BPMPD
Bidang Kebersihan
BPPKB

Mandat Tupoksi Langsung
(Stakeholder Utama)
Mandat Tupoksi Tidak Langsung
(Stakeholder Mitra)

Anda mungkin juga menyukai