Anda di halaman 1dari 177

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. KONDISI UMUM DAERAH


2.1.1. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI
2.1.1.1. Karakteristik lokasi dan wilayah
1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Luas wilayah Sumatera Utara mencapai 18.298.123 ha (182.981,23 km²)
yang terdiri dari luas daratan 7.298.123 km² dan luas lautan 11.000.000 km².
Luas daratan Sumut sekitar 3,82 persen dari luas Indonesia dengan jumlah
pulau sebanyak 232 (SUDA 2020).
Jika dilihat dari luas wilayah menurut Kabupaten/Kota di Sumatera
Utara, luas wilayah terbesar adalah Kabupaten Langkat dengan luas 6.262,00
km², atau sekitar 8,58 persen dari total luas Sumatera Utara, diikuti
Kabupaten Mandailing Natal dengan luas 6.134,00 km² atau 8,40 persen,
kemudian Kabupaten Tapanuli Selatan dengan luas 6.030,47 km² atau
sekitar 8,26 persen, sedangkan luas wilayah terkecil adalah Kota Tebing
Tinggi dengan luas 31,00 km² atau sekitar 0,04 persen.
Secara administratif wilayah Provinsi Sumatera terdiri dari 25 Kabupaten
dan 8 Kota, 450 Kecamatan, 5.417 Desa dan 693 Kelurahan. Selanjutnya
rincian luas wilayah Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel. 2.1
Luas Wilayah Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara
LUAS II-1
KABUPATEN/KOTA IBUKOTA KEC DESA KEL WILAYAH
(Km2)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01. Nias Gido 10 170 0 1.842,51
02. Mandailing Natal Panyabungan 23 377 27 6.134,00
03. Tapanuli Selatan Sipirok 14 211 37 6.030,47
04. Tapanuli Tengah Pandan 20 159 56 2.188,00
05. Tapanuli Utara Tarutung 15 241 11 3.791,64
06. Toba Samosir Balige 16 231 13 2.328,89
07. Labuhanbatu Rantau Prapat 9 75 23 2.156,02
08. Asahan Kisaran 25 177 27 3.702,21
09. Simalungun Pamatang Raya 32 386 27 4.369,00
10. Dairi Sidikalang 15 161 8 1.927,80
11. Karo Kabanjahe 17 259 10 2.127,00
12. Deli Serdang Lubuk Pakam 22 380 14 2.241,68
13. Langkat Stabat 23 240 37 6.262,00
14. Nias Selatan Teluk Dalam 35 459 2 1.825,20
15. Humbang Hasundutan Dolok Sanggul 10 153 1 2.335,33
16. Pakpak Bharat Salak 8 52 0 1.218,30
17. Samosir Pangururan 9 128 6 2.069,05
18. Serdang Bedagai Sei Rampah 17 237 6 1.900,22
19. Batu Bara Limapuluh 12 141 10 922,20
20. Padang Lawas Utara Gunung Tua 12 386 2 3.918,05

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-1
21. Padang Lawas Sibuhuan 12 303 1 3,892,74
22. Labuhanbatu Selatan Kota Pinang 5 52 2 3.596,00
23. Labuhanbatu Utara Aek Kanopan 8 82 8 3.570,98
24. Nias Utara Lotu 11 112 1 1.202,78
25. Nias Barat Lahomi 8 105 0 473,73
26. Sibolga Sibolga 4 0 17 41,31
27. Tanjungbalai Tanjungbalai 6 0 31 107,83
28. Pematangsiantar Pematangsiantar 8 0 53 55,66
29. Tebing Tinggi Tebingtinggi 5 0 35 31,00
30. Medan Medan 21 0 151 265,00
31. Binjai Binjai 5 0 37 59,19
32. Padangsidimpuan Padangsidimpuan 6 42 37 114,66
33. Gunungsitoli Gunungsitoli 6 98 3 280,78
SUMATERA UTARA 450 5417 693 72.981,23
Sumber: Sumatera Utara Dalam Angka 2020

Sumber : Perda No.2 Tahun 2017 tentang RTRW Provsu Tahun 2017-2037

Gambar 2. 1.Peta Wilayah Administrasi


II-2
2. Letak dan Kondisi Geografis
a. Posisi Astronomis
Letak astronomis adalah letak suatu wilayah atau daerah berdasarkan
garis lintang dan garis bujur. Letak astronomis sumatera utara
adalah 1° - 4° Lintang Utara dan 98° - 100° Bujur Timur. Sumatera
utara berada di sebelah barat Indonesia dan memiliki selisih perbedaan
waktu satu jam dengan Indonesia bagian tengah.
Provinsi ini berbatasan dengan daerah perairan dan laut serta dua
provinsi lain. Batas-batas wilayah Provinsi Sumatera Utara adalah
sebagai berikut:
• Sebelah Utara : Provinsi Aceh
• Sebelah Barat : Samudera Hindia
• Sebelah Selatan : Provinsi Riau dan Provinsi Sumatera Barat

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-2
• Sebelah Timur : Selat Malaka

b. Kondisi/Kawasan
Berdasarkan kondisi letak dan kondisi alam, Sumatera Utara dibagi
dalam 4 kelompok kawasan yaitu Pantai Barat, Pantai Timur, Dataran
Tinggi dan Kepulauan Nias. Wilayah timur relatif datar, bagian tengah
bergelombang dan berbukit sedangkan bagian barat merupakan
dataran bergelombang. Terdapat Danau Toba yang luasnya mencapai
112.920 ha atau 1,57 persen dari total luas wilayah Sumut. Kabupaten
yang memiliki ketinggian paling tinggi di atas permukaan laut adalah
Kab. Toba yakni sekitar 900-2.000 meter di atas permukaan laut
(MDPL).

3. Topografi
a. Kemiringan Lahan
Wilayah Sumatera Utara terdiri dari daerah pantai, dataran rendah
dan dataran tinggi serta pegunungan Bukit Barisan yang membujur
ditengah-tengah dari Utara ke Selatan. Kemiringan tanah antara 0 – 12
persen seluas 47.810 Km2, antara 12 – 40 persen seluas 6.305 Km2 dan
diatas 40 persen seluas 17.719 Km2, sedangkan luas Wilayah Danau
Toba 1.129,20 Hektar (Ha) atau 1,57 persen
b. Ketinggian Lahan
Ketinggian lahan di Provinsi Sumatera Utara bervariasi mulai dari 0 –
2.200 m dpl. Terbagi atas 3 (tiga) bagian yaitu bagian Timur dengan II-3
keadaan relatif datar, bagian tengah bergelombang sampai berbukit dan
bagian Barat merupakan dataran bergelombang

4. Geologi
a. Struktur dan Karakteristik
wilayah Provinsi Sumatera Utara memiliki struktur dan batuan yang
kompleks dan telah beberapa kali mengalami tumbukan dari proses
tektonik karena posisinya terletak pada pertemuan lempeng Euroasia di
sebelah Timur dan lempeng Australia di sebelah Barat. Hal ini
menyebabkan terbentuknya rangkaian jalur patahan, rekahan dan
pelipatan disertai kegiatan vulkanik. Jalur patahan tersebut melewati
jalur Sumatera Utara mulai dari segmen Alas-Karo dan sepanjang
kurang lebih 390 km merupakan sumber bencana alam geologi berupa

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-3
pusat-pusat gempa di darat, tsunami dan pemicu terjadinya letusan
gunung berapi dan tanah longsor. Jalur patahan (subduction) di Pantai
Barat sepanjang kurang lebih 250 km merupakan pusat-pusat gempa di
dasar laut.
b. Potensi
Kondisi struktur geologi yang kompleks yang dicirikan oleh bentuk
bentang alam perbukitan, terlipat dengan patahan selain merupakan
jalur gempa juga potensial menimbulkan tanah longsor terhadap sekitar
40-50 persen dari luas wilayah Provinsi Sumatera Utara.

5. Hidrologi
a. Daerah Aliran Sungai (DAS)
Provinsi Sumatera Utara terbagi atas 71 DAS yang terdiri dari 20
DAS yang masuk dalam Satuan Wilayah Pengelolaan (SWP) DAS
Wampu Sei Ular, dan 51 DAS yang masuk SWP DAS Asahan Barumun
dan 3 (tiga) DAS lintas provinsi. Berdasarkan kriteria DAS
dikelompokkan kepada DAS Prioritas I (DAS yang dipulihkan daya
dukungnya) dan DAS Prioritas II (DAS yang dipertahankan daya
dukungnya).
Kondisi DAS di Sumatera Utara sudah sangat mendesak untuk
ditangani. Kerusakan bukan hanya terjadi di bagian hilir DAS tetapi
juga di bagian hulu DAS yang merupakan daerah penyangga. Di bagian
hulu dan tengah DAS sering kali terjadi alih fungsi lahan, dimana lahan
yang seharusnya kawasan hutan dialih fungsikan menjadi kawasan II-4
perkebunan dan kegiatan ekonomi lainnya. Hal ini yang
mengakibatkan run-off tinggi sehingga menimbulkan bencana longsor di
bagian hulu dan banjir di bagian tengah dan hilir DAS.
Perilaku disebagian wilayah pengelolaan DAS banyak yang
menyimpang, yang seharusnya dikonservasi agar dapat melindungi tata
air dan mencegah erosi, malah banyak dijadikan lahan budidaya.
Parahnya lagi, praktek budidaya yang dilakukan justru semakin
memicu meningkatkan aliran permukaan dan erosi tanah, sehingga
memperbesar potensi banjir dan mempercepat kehilangan kesuburan
tanah.
Praktek pembakaran hutan dan lahan masih menjadi kebiasaan.
Hal ini mengurangi kapasitas hutan dan lahan dalam menyerap air ke
dalam tanah, hilangnya keanekaragaman hayati. Pada akhirnya,

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-4
praktek ini merugikan secara ekonomi dan ekologi bagi kehidupan kita
dan alam sekitar. Sebagian hutan dalam kawasan lindung sekalipun,
banyak yang dirambah. Pada hulu DAS yang masih dapat
dipertahankan dengan baik, air jernih dan bersih terus mengalir
sepanjang tahun, sehingga dapat memenuhi kebutuhan daerah di
bawahnya.
Beralih ke bagian tengah suatu DAS yang umum dijadikan areal
budidaya, masih sangat banyak kita temukan praktek budidaya yang
tidak memperhatikan aspek konservasi tanah dan air. Salah satunya
adalah keberadaan sempadan sungai. Keppres 32 tahun 1990 telah
mengamatkan, misalnya pada pasal 16 menyatakan sempadan sungai
(a) sekurang-kurangnya 100 meter di kiri kanan sungai besar dan 50
meter di kiri kanan anak sungai yang berada di luar pemukiman, dan
(b) untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai
yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10 – 15
meter.
Banyak areal budidaya, seperti kebun, persawahan dan
permukiman yang berbatasan langsung dengan sungai tidak memiliki
jalur hijau sebagai sabuk pengaman. Hal ini memicu erosi tebing sungai
dan juga erosi tanah dari kegiatan budidaya langsung masuk ke sungai,
sehingga sungai semakin cepat dangkal.
Selain itu, banyak lahan-lahan resapan air yang diberi izin untuk
dijadikan kawasan permukiman, sehingga menjadi langganan banjir
setiap tahun. Pada bagian hilir DAS, umumnya berupa kawasan II-5
permukiman atau perkotaan. Banyak kota yang tidak tertata dengan
baik, termasuk tanpa mempertimbangkan resiko banjir. Rasio daerah
terbangun dengan daerah terbuka hijau banyak diabaikan. Banyak
halaman yang justru malah dibeton. Hal ini sangat mengurangi
kapasitas tanah dalam meresapkan air hujan.

b. Sungai, Danau dan Rawa


Wilayah Sungai di Provinsi Sumatera Utara ditetapkan dengan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 4
Tahun 2015 tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai (WS),
yakni:
Tabel. 2.2
Penetapan Wilayah Sungai

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-5
NO WILAYAH SUNGAI KETERANGAN
1. Alas – Singkil Lintas Provinsi
2. Batang Natal-Batang Batahan Lintas Provinsi
3. Rokan Lintas Provinsi
4. Belawan – Ular – Padang Strategis Nasional
5. Toba – Asahan Strategis Nasional
6. Batang Angkola -Batang Gadis Lintas Kab/Kota
7. Wampu – Besitang Lintas Kab/Kota
8. Bah Bolon Lintas Kab/Kota
9. Barumun – Kualuh Lintas Kab/Kota
10. Pulau Nias Lintas Kab/Kota
11. Sibundong - Batang Toru Lintas Kab/Kota
Sumber : Badan Wilayah Sungai Sumatera Utara Tahun 2020
Badan air berupa danau meliputi Danau Siais di Kabupaten
Tapanuli Selatan dan Danau Balimbing di Kabupaten Padang Lawas
Utara, Danau Pandan di Kabupaten Tapanuli Tengah, Danau Lau
Kawar di Kabupaten Karo dan yang terbesar yaitu Danau Toba yang
terletak di dataran tinggi di wilayah tengah meliputi 7 (tujuh)
Kabupaten seluas 112.986,15 ha. Di Pulau Samosir Kabupaten Samosir
terdapat dua danau yaitu Danau Sidihoni dan Danau Aek Natonang.
Danau dengan debit air cukup besar potensial bagi pengembangan
sistem pengairan dan peyediaan air baku dan danau yang memiliki air
terjun yang potensial sebagai sumber energi. Juga terdapat potensi air
tanah dimana empat diantaranya dari cekungan air bawah permukaan
berada pada lintas provinsi.
Di Provinsi Sumatera Utara terdapat lahan rawa dengan luas
baku 1.012.005 Ha yang letaknya tersebar di Pantai Timur dan Pantai
Barat. Dari luas tersebut, yang dapat dimanfaatkan/dikembangkan
II-6
untuk lahan pertanian dan pertambakan mencapai 325.710 ha (32,18
%) namun dalam pengembangannya harus terlebih dahulu mendapat
persetujuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
untuk dapat dijadikan areal pertanian. Lahan rawa yang potensial
untuk pertanian seluas 189.426 ha, dan yang sudah mempunyai tata
air jaringan rawa (sudah fungsional) seluas 34.923 ha (3,45 %).

c. Debit
Beberapa sungai utama di Propinsi Sumatera Utara memiliki debit air
rata-rata yang cukup besar seperti Sungai Wampu, Sungai Ular, Sungai
Barumun, Sungai Silau, Sungai Asahan yang dapat dimanfaatkan
untuk sumber air irigasi dan bahan baku air bersih dan air minum
untuk keperluan rumah tangga dan industri, selain sebagai sumber

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-6
pembangkit tenaga listrik (PLTA). Namun disisi lain dapat menimbulkan
ancaman bahaya banjir dimusim penghujan, akibat mulai
terdegradasinya lahan pada daerah hulu.
Selain itu terdapat badan air yaitu danau dengan debit air cukup besar
yang potensial bagi sistem pengairan dan memiliki air terjun yang
potensial sebagai sumber energi.
Oleh karena itu kebutuhan air untuk keperluan domestik, industri dan
pertanian perlu dijaga sekaligus mendukung kebutuhan energi
masyarakat yang potensial dikembangkan dari melimpahnya air di
sungai-sungai yang ada di Sumatera Utara. Demikian juga untuk
menjaga investasi di bidang energi perlu dilakukan upaya konservasi air
dengan menjaga tutupan hutan yang menjadi daerah tangkapan air
DAS yang dimanfaatkan.

6. Klimatologi
Provinsi Sumatera Utara termasuk daerah beriklim tropis yang
dipengaruhi oleh angin Passat dan angin Muson. Dikutip dari Sumatera
Utara Dalam Angka Tahun 2020 berdasarkan Pengamatan Unsur Iklim di
Stasiun Pengamatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat berdasarkan pengamatan Balai
Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah I Suhu/Temperature
minimum sebesar 22,2-23,2,8 derajat celsius sementara suhu maksimum:
34,8-33,2 derajat celsius atau rata-rata sebesar 27,4-26,7,
kelembaban/humidity minimum sebesar 43-53 persen dan kelembaban II-7
maksimum 98 persen atau rata-rata sebesar 86.9 persen. Kecepatan angin
maksimum berkisar 13-23 meter per detik, sementara rata-rata tekanan
udara berkisar antara 1005,0-1007,1 mb, jumlah curah hujan 208-319
milimeter dengan jumlah hari hujan 12-24 hari dan penyinaran matahari
sebesar 2,70-4,51 persen

7. Penggunaan Lahan
a. Kawasan Budi Daya
Berdasarkan data dari Peta Rupa Bumi Indonesia Tahun 2014 yang
bersumber dari Badan Informasi Geospasial, penggunaan lahan
Provinsi Sumatera Utara didominasi oleh kegiatan perkebunan seluas
2.946.512 Ha atau sekitar 41 persen dan hutan seluas 2.381.013 Ha
atau sekitar 33 persen. Penggunaan lahan untuk kegiatan pertanian

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-7
terbesar berada di wilayah Pantai Timur, yaitu meliputi areal seluas 57
persen dari luas areal pertanian Sumatera Utara. Sebagian besar lahan
hutan berada di wilayah Pantai Barat, yaitu seluas 69 persen dari luas
hutan di Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan pertanian mendominasi
wilayah Pantai Timur, sedangkan wilayah Pantai Barat didominasi oleh
kegiatan pertanian dan hutan. Pemanfaatan ruang untuk kegiatan non
pertanian, seperti : industri, transportasi dan pertambangan tidak
terlalu besar mengubah pemanfaatan ruang yang ada.
b. Kawasan Lindung
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor :
579/Menhut-II/2014 tentang Kawasan Hutan Provinsi Sumatera Utara
Jo Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :
1076/MENLHK–PKTL/KUH/PLA.2/3/2017 tanggal 13 Maret 2017
tentang Perkembangan Pengukuhan Kawasan Hutan Provinsi Sumatera
Utara s/d Tahun 2016, disebutkan bahwa luas kawasan hutan di
wilayah Provinsi Sumatera Utara adalah ± 3.010.160,89 Ha atau ±
41,25% dari total luas wilayah daratan Provinsi Sumatera Utara.
Kawasan Hutan tersebut dengan fungsi Hutan Konservasi seluas ±
424.476,01 Ha; Hutan Lindung seluas ± 1.197.174,58 Ha; Hutan
Produksi Terbatas seluas ± 634.521,04 Ha, Hutan Produksi Tetap
seluas ± 675.345,69 dan Hutan Produksi Konversi seluas ± 78.643,58
Ha.

2.1.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah II-8


Potensi sumber daya alam Provinsi Sumatera Utara cukup berlimpah,
diantaranya tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, peternakan,
perikanan, pariwisata, serta potensi bahan tambang dan mineral.

1. Pertanian tanaman pangan dan hortikultura


Dalam kondisi laju pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara, sektor
pertanian mencatat pertumbuhan dengan laju positif. Sektor pertanian
sendiri pada kenyataannya didukung oleh pertanian rakyat. Berdasarkan
Kepmentan Nomor 472 tahun 2018 tentang Lokasi Kawasan Pertanian
Nasional, untuk Tanaman Pangan seperti Komoditas Padi akan diprioritaskan
di Kabupaten Asahan, Batubara, Deli Serdang, Labuhan Batu, Labuhan Batu
Utara, Langkat, Serdang Bedagai, Simalungun, Gunung Sitoli, Nias, Nias
Barat, Nias Selatan, Nias Utara, Humbang Hasundutan, Tapanuli Tengah,

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-8
Tapanuli Utara dan Toba Samosir. Komoditas Jagung akan diprioritaskan di
Kota Binjai, Kabupaten Dairi, Karo, Pakpak Bharat, Labuhan Batu Selatan
dan Tapanuli Selatan. Untuk komoditas Kedelai, lokasi prioritas
pengembangan Kawasan di Kabupaten Padang Lawas, Tapanuli Selatan dan
Tapanuli Utara. Sedangkan untuk ubi kayu prioritas pengembangan Kawasan
berada di Kabupaten Deli Serdang dan Serdang Bedagai.
Untuk komoditas tanaman hortikultura, Cabai akan diprioritaskan
pengembangan kawasannya di Kabupaten Deli Serdang, Karo, Simalungun,
Batu Bara, Tapanuli Selatan dan Tapanuli Utara. Untuk komoditas Bawang
merqah akan dikembangkan pada Kabupaten Simalungun, Serdang Bedagai,
Asahan, Batu Bara, Kota Tebing Tinggi, Labuhanbatu Utara, Samosir,
Humbang Hasundutan dan Pakpak Bharat. Komoditas bawang putih, Provinsi
Sumatera Utara akan memprioritaskan pengembangan kawasannya di
Kabupaten Simalungun, Dairi, Samosir, Humbang Hasundutan, Pakpak
Bharat, Karo, Tapanuli Utara, Mandailing Natal, Toba Samosir dan Tapanuli
Selatan. Kabupaten Karo dan Simalungun merupakan kawasan pertanian
untuk prioritas komoditas jeruk, sedangkan pisang akan diprioritaskan di
Kabupaten Deli Serdang dan Langkat

2. Perkebunan

Luas areal perkebunan adalah 2.167.671,49 ha atau 11,88 persen dari


luas Provinsi Sumatera Utara atau sebesar 29,7 persen dari total daratan
Provinsi Sumatera Utara dengan produksi sebesar ± 20.318.622,73 ton untuk
23 komoditi diantaranya sawit, karet, kopi, kakao, tembakau dan kelapa. II-9
Rata-rata pertambahan luas lahan perkebunanselama 5 (lima) tahun terakhir
sebesar 0,31 persen dan pertumbuhan produksi sebesar 5,21 persen selama 5
(lima) tahun terakhir. Sektor ekonomi rakyat memperlihatkan kondisi bahwa
komoditi perkebunan rakyat telah mengambil peran yang sangat penting,
dimana untuk luas dan produksi beberapa komoditi penting bahkan
melampaui perkebunan milik PTP/PNP maupun swasta.
Komoditas kopi akan diprioritaskan pengembangan kawasan sebagai
amanat Kepmentan Nomor 472 Tahun 2018 di Kabupaten Toba Samosir,
Humbang Hasundutan, Dairi dan Karo.

3. Peternakan
Berdasarkan data hasil analisis di semua Kabupaten/Kota di Sumatera
Utara diperoleh bahwa wilayah potensial bagi pengembangan sapi, untuk sapi

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-9
potong di Sumatera Utara berturut-turut adalah di Kab. Langkat, Kab.
Labuhan Batu Utara, Kab. Asahan, dan Kab. Simalungun, Kab. Batu Bara,
Kab. Deli Serdang dan Kab. Serdang Bedagai, sedangkan untuk sapi perah
berada di daerah Kab. Karo. Pengembangan kerbau potensial dilakukan di
Kabupaten Samosir, Kab. Toba Samosir. dan Kab. Padang Lawas, Dairi,
humbang Hasundutan. Sedangkan ternak kuda direkomendasikan dilakukan
di Kabupaten Samosir dan Kab. Humbang Hasundutan. Ternak kecil seperti
kambing potensial diarahkan pemeliharaannya di Kab. Langkat, Kab. Serdang
Bedagai, Kab. Labuhan Batu Utara, dan Kab. Asahan. Domba potensi
dikembangkan di Kabupaten Langkat, Kab. Labuhan Batu Utara, dan Kab.
Serdang Bedagai.
Pengembangan ternak unggas seperti ayam buras potensi dikembangkan
Kab. Mandailing Natal, Kab. Dairi, Kab. Serdang Bedagai, dan Kab. Pakpak
Bharat. Adapun ayam pedaging potensi dikembangkan di Kabupaten Serdang
Bedagai, Asahan, Langkat, Deli Serdang dan Kota Binjai. Kemudian, ayam
petelur potensi dikembangkan di Binjai, Asahan, Deli Serdang, Langkat, dan
Serdang Bedagai. Adapun ternak itik potensi dikembangkan di Toba Samosir,
Mandiling Natal, Dairi, Nias, dan Serdang Bedagai.

4. Perikanan
Potensi perikanan laut Selat Malaka (Pantai Timur) sebesar 276.030 ton
pertahun dan sudah dimanfaatkan sekitar 90,75 persen, sedangkan potensi
Samudera Hindia atau Pantai Barat sebesar 1.076.960 ton per tahun dan
baru dimanfaatkan 8,79 persen. Potensi Pantai Barat ini perlu dikembangkan II-10
mengingat tingkat pemanfaatannya masih rendah. Pengembangan perikanan
laut wilayah pesisir, pulau-pulau kecil dan pulau terluar, dengan luas laut
Sumatera Utara 110.000 km², panjang pantai 1.300 km (Pantai Timur 545 km
dan Pantai Barat 375 km serta Pulau Nias 380 km), Jumlah pulau sebanyak
213 sangat berpotensi untuk dikembangkan. Hal ini seiring dengan
bertambahnya penduduk Indonesia dan dunia sehingga akan meningkatkan
permintaan terhadap kelautan dan perikanan, ditambah dengan menurunnya
kemampuan produksi perikanan tangkap dunia.
Provinsi Sumatera Utara juga mempunyai potensi Sumber Daya Ikan (SDI)
yang meliputi perikanan tangkap dan budidaya perikanan, baik di perairan
laut maupun perairan darat dan perairan umum seperti sungai, danau,
tambak. Di kawasan Pantai Barat, antara lain Kabupaten Mandailing Natal,
Tapanuli Selatan, Padang Lawas, Padang Lawas Utara, Tapanuli Tengah, Nias

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-10
dan Nias Selatan, Kota Sibolga, Kota Padangsidimpuan, hasilnya mencapai
1.076.960 ton/tahun dengan potensi jenis ikan unggulan di laut pesisir
seperti tuna, tongkol, cakalang, kerapu, kakap, kembung, tenggiri, teri dan
ikan hias (tingkat pemanfaatan baru sekitar 8,79 persen). Budidaya kelautan
antara lain adalah teripang, rumput laut serta potensi terumbu karang.
Potensi Sumber Daya Ikan (SDI) di Kawasan Pantai Timur yang meliputi
Kabupaten Labuhan Batu, Labuhan Batu Utara, Labuhan Batu Selatan,
Asahan, Tanjung Balai, Batubara, Serdang Bedagai, Deli Serdang, Serdang
Bedagai, Langkat dan Kota Medan, mencapai 276.030 ton/tahun dengan
potensi jenis ikan unggulan di laut pesisir seperti, tuna, tongkol, cakalang,
kerapu, kakap, kembung, tenggiri, baronang, japuh, biji nangka, senangin,
teri dan pari (tingkat pemanfaatan baru sekitar 90,75 persen). Sementara
potensi Sumber Daya Ikan (SDI) di bagian tengah yang meliputi Kabupaten
Tapanuli Utara, Toba Samosir, Dairi, Pakpak Bharat, Karo, Simalungun,
Samosir, Humbang Hasundutan, Kota Pematangsiantar, Tebing Tinggi dan
Binjai memiliki potensi jenis ikan unggulan seperti ikan mas, nila, mujair,
gurame, lele dumbo dan udang galah.

5. Pariwisata
Sumatera Utara juga memiliki berbagai tempat pariwisata yang patut
dikunjungi para wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.
Berdasarkan jenis wisata yang dapat dikembangkan di Sumatera Utara
antara lain; wisata alam, wisata kebudayaan, dan wisata minat khusus.
1. Wisata Alam II-11
Wisata alam merupakan jenis wisata yang mengandalkan daya tarik
keindahan bentukan alam, dapat berupa pantai, laut, danau, pegunungan,
flora, fauna, dan lain sebagainya. Provinsi Sumatera Utara memiliki
banyak objek wisata alam yang menjadi andalan dalam menarik
wisatawan, diantaranya, yaitu:
1) Kawasan Danau Toba, dimana Danau Toba adalah sebuah danau
vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer.
Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau
Samosir dan sekeliling pantai kawasan Danau Toba terdapat pantai
tepi danau dan pemukiman tradisional yang beragam termasukpantai
Haranggaol Kabupaten Karo, serta arahan kedepan Kawasan Danau
Toba sebagai Taman Bumi (Geopark) yang direncanakan titik pusatnya
di Kecamatan Sianjur mula-mula Kabupaten Samosir;

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-11
2) Pemandian air panas Pangururan, Pusuk Buhit, Danau Sidihoni,
Tomok, Tuktuk, Aek Sipitudai, Kebun Raya Simanindo, Taman Bumi di
Kecamatan Sianjur Mula-mula di Kabupaten Samosir;
3) Berastagi, air terjun Sipiso-piso, pemandian air panas Rajaberne,
Taman Hutan Rakyat Bukit Barisan, Kawasan Wisata Alam di
Kecamatan Merek, Kabupaten Karo;
4) Paroppo di Kabupaten Dairi;
5) Pegunungan di Kabupaten Pakpak Bharat;
6) Parapat, Haranggaol, Salbe, Silau Ulu, Nagori Sibaganding
Kecamatan Girsang, Nagori Sinar Naga Mariah Kecamatan Pamatang
Silimakuta, Dolok Simarsolpah Kecamatan Raya Kahean, Dataran
Tinggi Simarjarunjung-Tanjung Unta di Kecamatan Dolok Pardamean,
dan Air Panas Tinggi Raja di Kecamatan Purba di Kabupaten
Simalungun;
7) Tangga Seribu, Air Terjun, Desa Sipinsur Paranginan di
Kabupaten Humbang Hasundutan;
8) Ajibata, Agrowisata Rohani di Desa Lumban Rang Kecamatan
Lumban Julu, Dolok Tolong, Balige, Silintong di Kabupaten Toba
Samosir;
9) Air Panas Sipoholon, Muara, Hutan Rakyat Bukit Barisan di
Kabupaten Tapanuli Utara;
10) Danau Siombak Kota Medan;
11) Pantai Klang, Pantai Cermin, Pulau Berhala di Kabupaten Serdang
Bedagai; II-12
12) Pantai Perupuk, Pantai Sejarah di Kabupaten Batubara;
13) Sibolangit, Pulau Siba Kecamatan Hamparan Perak di Kabupaten Deli
Serdang;
14) Bahorok, Bukit Lawang di Kabupaten Langkat;
15) Lagundri, Sorake, Pantai Moale, Pulau Pulau Batu di Kabupaten Nias
Selatan;
16) Air Panas Bombo Aukhu, Pantai Bozihona dan Kawasan Onolimbu di
Kabupaten Nias;
17) Pulau Asu dan Kepulauan Hinako, di Kabupaten Nias Barat;
18) Air Terjun dan Pantai Lahewa di Kabupaten Nias Utara;
19) Pulau Mursala, Pulau Pandan, Pulau Poncan di Kabupaten Tapanuli
Tengah;
20) Pantai Natal, Mandailing Natal;

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-12
21) Danau Siais di Kabupaten Tapanuli Selatan;
Selain itu Sumatera Utara juga memiliki potensi yang cukup besar
disektor ekowisata. Beberapa kawasan ekowisata yang berada di
Sumatera Utara antara lain :
a. Kawasan Ekowisata Tangkahan
Tangkahan terletak diantara dua desa yaitu Namo Sialang dan Sei
Serdang yang juga berada di Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser
yang terletak di Kabupaten Langkat. Selain panorama alam yang dapat
dinikmati, di kawasan ekowisata Tangkahan juga terdapat tempat
rehabilitasi satwa langka orangutan sumatera serta konservasi Gajah.
Selain itu juga terdapat kawasan Bahorok, sekitar 75.7 km dari Medan
atau 3 (tiga) jam dengan mobil. Tempat yang terkenal dengan arus
sungai yang deras dan jernih yang sangat cocok untuk penikmat
olahraga arung jeram.
b. Kawasan Ekowisata Karo.
Kabupaten Karo terletak sekitar 77 Km dari Kota Medan, atau 3,5 jam
dengan mobil. Kabupaten Karo adalah salah satu Kabupaten dengan
cuaca terdingin di Indonesia dengan suhu 16-17 derajat Celcius. Selain
itu, Kabupaten Karo merupakan salah satu tujuan wisata yang cukup
terkenal di luar negeri, terbukti dengan wisatawan asing yang datang
ke kabupaten ini. Banyak tujuan wisata dapat dikunjungi di wilayah
ini, yaitu wisata Agro Berastagi, Tongging, Gundaling Peak, Danau Lau
Kawar, Mata Air Panas alami Lau Sidebuk, dan banyak lainnya.
II-13
2. Wisata Kebudayaan
Merupakan jenis wisata dengan daya tarik budaya, dapat berupa
peninggalan jaman dahulu, berupa bangunan dan kawasan permukiman
yang masih memelihara tradisi. Di wilayah Sumatera Utara terdapat
beberapa objek wisata budaya diantaranya:
1) Istana kerajaan dan rumah kediaman Istana Maimun, Mesjid Raya,
Mesjid Osmani, Kawasan Kesawan, Kediaman Chong A Fie, Rumah
Dinas Walikota dan Gedung Pusat AVROS/BKS PPS, situs bersejarah
kota Cina di Kota Medan;
2) Stasiun Kereta Api Binjai;
3) Kawasan situs bersejarah religi Islam di Barus, Kabupaten Tapanuli
Tengah;
4) Kawasan situs bersejarah kota Rantang di Kabupaten Deli Serdang;

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-13
5) Istana Kota Pinang di Kabupaten Labuhanbatu Selatan;
6) Peninggalan Sultan Labuhan di Kabupaten Labuhanbatu Utara;
7) Peninggalan situs candi/Biara di Kabupaten Padanglawas,
Padanglawas Utara dan Mandailing Natal;
8) Situs Benteng Portugis, Gua Jepang dan Gua Portugis di Kabupaten
Mandailing Natal;
9) Bangunan Cagar Budaya di Kota Sibolga;
10) Makam Raja Simalungun Pematang Purba, Situs Batu Gajah di
Kabupaten Simalungun;
11) Makam Nommensen di Kabupaten Tapanuli Utara;
12) Makam Sisingamangaraja XII, Rumah Bolon di Kabupaten Toba
Samosir;
13) Istana Sisimangaraja di Bakkara, Tempat Gugurnya Sisingamangaraja
XII Desa Sionom Hudon di Kabupaten Humbang Hasundutan;
14) Batu Hogon, Makam Sidabutar Tomok, Makam Sialagan Ambarita,
Rumah Tradisonil Simanindo, Perkampungan Tua Suku Batak Harian
Boho di Kabupaten Samosir;
15) Situs Batu Sumbang, Batu Mejan di Kabupaten Dairi;
16) Rumah Tradisionil di Kabupaten Phakpak Barat;
17) Pemukiman Tradisional Desa Lingga, Desa Dokan, Peceren,
Perkampungan Tradisionil di Kabupaten Karo;
18) Istana Lima Laras, Meriam Kuno di Kabupaten Batubara;
19) Situs Istana Kota Galuh di Kabupaten Serdang Bedagai;
20) Gua Kemang di Kabupaten Deli Serdang; II-14
21) Mesjid Azizi, Rumah Peninggalan Sultan Siak, Situs Komplek Istana
Sultan Aziz di Kabupaten Langkat;
22) Makam bersejarah Nias di Desa Ono Namolo I Lot dan Peninggalan
Megalit di Kota Gunungsitoli;
23) Peninggalan Megalit Kecamatan Gomo, Kampung Tradisionil
Bawomatoluwo, Silima Ewali Majingo di Kabupaten Nias Selatan;
24) Peninggalan Megalit Kecamatan Idanogawo, Gido dan Sogae’adu di
Kabupaten Nias;
25) Peninggalan Megalit dan Rumah Adat Tradisional Kecamatan
Mandrehe dan Lahomi di Kabupaten Nias Barat.

3. Wisata Minat Khusus

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-14
Wisata minat khusus merupakan wisata dengan daya tarik aktivitas
tertentu seperti wisata kuliner, pendidikan, belanja, konvensi dan lain
sebagainya. Di wilayah Provinsi Sumatera Utara yang dapat dikategorikan
wisata minat khusus antara lain:
1) Museum dan Kebun Binatang di Kota Medan dan Kota
Pematangsiantar;
2) Arung Jeram di Sei Asahan - Tobasa dan Sei Binge, Sei Wampu di
Langkat;
3) Olahraga Air di Sorake, Lagundri, Sigolong Golong, Teluk Dalam,
Wisata menyelam di Perairan Pulau-pulau Batu di Nias Selatan
4) Olahraga Air di Pulau Asu, Nias Barat
5) Olahraga Paralayang di Sitopsi;
6) Wisata Rohani di Salib Kasih di Kabupaten Tapanuli Utara;
7) Taman Wisata Iman di Kabupaten Dairi;
8) Kawasan Rekreasi Pantai di Kecamatan Pantai Cermin di Kabupaten
Serdang Bedagai;
9) Rekreasi Pegunungan dan Taman Hiburan di Sibolangit, Kabupaten
Deli Serdang;
10) Museum pusaka Nias di Kota Gunungsitoli;
11) Museum sejarah Batak di Balige di Kabupaten Toba Samosir

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Kepariwisataan


yang mengamanahkan bahwa perencanaan pembangunan kepariwisataan
disusun dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional yang II-15
ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional, sedangkan untuk
tingkat daerah disusun dalam Rencana Induk Pembangunan Pariwisata
Daerah Provinsi (Ripparda) yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah
Nomor 5 Tahun 2018.
Pembangunan kepariwisataan di Provinsi Sumatera Utara dilaksanakan
dengan menerapkan pendekatan perwilayaan. Perwilayahan pembangunan
Destinasi Pariwisata Daerah (DPD) meliputi:
a. Destinasi Pariwisata Daerah (DPD);
b. Kawasan Strategis Pariwisata Daerah (KSPD)

Dalam Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah Provinsi Sumatera


Utara, dibagi dalam 12 Destinasi Pariwisata Daerah (DPD), yaitu :

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-15
1) Medan dan sekitarnya;
2) Pantai Timur Sumatera Utara dan sekitarnya;
3) Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Wilayah Sumatera
Utara;
4) Binjai, Namu Sira Sira dan sekitarnya;
5) Tanah Karo dan sekitarnya;
6) Dairi dan sekitarnya;
7) Serdang Bedagai, Simalungun, dan sekitarnya;
8) Tapanuli Utara, Samosir, Tobasa, Humbang Hasundutan, Asahan dan
sekitarnya;
9) Rantau Prapat, Kota Pinang, Gunung TUa dan sekitarnya;
10) Sibolga dan sekitarnya;
11) Kepulauan Nias dan sekitarnya;
12) Batang Toru dan sekitarnya.

II-16

Gambar 2. 2. Peta Destinasi Pariwisata Daerah Provinsi


Sumatera Utara

6. Bahan Tambang dan Mineral


Potensi bahan tambang terdiri dari bahan tambang panas bumi, tambang
minyak bumi, tambang gambut, tambang batu bara, tambang mineral dan
bahan galian air tanah sebagai berikut :

1. Bahan Tambang Panas Bumi


Potensi panas bumi sebagai energi alternatif juga dimiliki oleh Provinsi
Sumatera Utara yang tersebar pada beberapa tempat antara lain di Desa
Lau Debuk-Debuk Sibayak Kabupaten Karo terbukti sebesar 30 MW; Desa

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-16
Sarulla Kabupaten Tapanuli Utara terbukti sebesar 135 MW; dan Desa
Namorailangit Kabupaten Tapanuli Utara terbukti sebesar 210 MW.
Potensi panas bumi dapat dilihat pada Tabel berikut ini :

Tabel. 2.3
Sebaran Potensi Panas Bumi
RE
RES
(Mwe Ins
(Mwe)
No Lapangan Kabupaten )
(MW
Sp Hp Ps Pb Pv
)
1 Beras Tepu Karo - - - - - -
LauDebuk-Debuk
2 Karo - 70 131 - 30 2
Sibayak
3 Marike Karo 25 - - - - -
22
4 Dolok Merawan Simalungun - - - - -
5
22
5 Pusuk Buhit D. Toba Samosir - - - - -
5
22
6 Simbolon Samosir Samosir - - - - -
5
13
7 Sarulla Tap. Utara - 100 200 - -
5
21
8 Namorailangit Tap. Utara - - - - -
0
10
9 Sibuhuan Padang Lawas - - - - -
0
S. Merapi –
10 Madina - - 420 - - -
Sampuraga
22
11 Sampuraga Madina - - - - -
5
12 Roburan Madina - - 320 - - -
Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara
Keterangan:Sp:Speculative,Hp:Hipothetical,Ps:Possible/terduga,Pb:Probable/mungkin, II-17
Pv:Proven/terbukti,Re:Reserve/cadangan,Res:Resources/sumberdaya,
Ins:Installed/terinstal

2. Bahan Tambang Minyak Bumi


Provinsi Sumatera Utara memiliki indikasi kandungan minyak yaitu di
Pangkalan Susu Kabupaten Langkat dengan cadangan sebesar 15 MMSTB
dengan analisa kimia sebesar 15 MMSTB dan di Gunungsitoli, Kabupaten
Nias.

3. Bahan Tambang Gambut


Gambut merupakan salah satu sumber energi yang banyak terdapat di
Provinsi Sumatera Utara. Selain sebagai sumber energi, juga dapat
digunakan sebagai media semai. Sebaran lahan gambut terdapat di
beberapa lokasi antara lain Desa Panai tengah Kecamatan Bilah Hilir

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-17
Kabupaten Labuhan Batu. Adapun rincian sebaran potensi dapat dilihat
pada Tabel berikut :
Tabel. 2.4
Sebaran Potensi Tambang Gambut
N Koordinat Cadangan
Lokasi Status
o (LU, BT) (m³)
Desa Nagasaribu
2o14’0,4” Eksplorasi
1Kecamatan Lintongnihuta 13.191.086
98o52’04” Lanjutan
Kabupaten Humbang hasundutan
Desa Simangarunsang
2o16’12” Eksplorasi
2 Kecamatan Doloksanggul 20.666.444
98o44’00” Lanjutan
Kabupaten Humbang Hasundutan
Desa Panaitengah Eksplorasi
370.000.00
3 Kecamatan Bilah Hilir Pendahulua
0
Kabupaten Labuhan Batu n
Desa Buluhtelang, Penyelidikan
03o52’57,4"
4 Kecamatan Padangtualang Pendahulua 6.000.000
98 20’0,9"
o
Kabupaten Langkat n
Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara, 2009

4. Bahan Tambang Batu Bara


Potensi keberadaan batubara terdapat di 15 titik di Sumatera Utara,
terdapat 7 (tujuh) lokasi yang telah memiliki potensi cadangan antara lain
Desa Pargarutan, Kec. Padangsidimpuan Timur, Kabupaten Tapanuli
Selatan sebesar 1.000.000 ton seperti yang terlihat pada Tabel berikut ini :

Tabel. 2.5
Sebaran Potensi Tambang Batubara
Cadangan
No Lokasi Status
(ton)
Desa Rantau Panjang Penyelidikan
1
Kec. Lingga Bayu Kab. Mandailingnatal Pendahuluan
Desa Pulaupadang Penyelidikan
2
Kec. Lingga Bayu Kab.Mandailingnatal Pendahuluan
II-18
Desa Pargarutan,
Eksplorasi
3 Kec. Angkola Timur, 1.000.000
Pendahuluan
Kab. Tapanuli Selatan
Desa Ampolu
Penyelidikan
4 Kec. Angkola Timur,
Pendahuluan
Kab.Tapanuli Selatan
Desa Jonggoljae Penyelidikan
5
Kec. Arse Kab.Tapanuli Selatan Pendahuluan
Kec. Sibolga Penyelidikan
6 -
Kab. Tapanuli Tengah Pendahuluan
Desa Hudopa Nauli Penyelidikan
7
Kec. Kolang Kab.Tapanuli Tengah Pendahuluan
Desa Laudamak Penyelidikan
8 100.000
Kec. Bahorok Kab. Langkat Pendahuluan
Desa Tangkahan Penyelidikan
9 150.000
Kec. Batangserangan Kab.Langkat Pendahuluan
Kec. Besitang Penyelidikan
10
Kab. Langkat Pendahuluan
Kec. Seilepan Penyelidikan
11
Kab. Langkat Pendahuluan
Desa Tanjungberingin Penyelidikan
12 1.000.000
Kec. Kualuhhulu Kab. Labuhan Batu Pendahuluan
13 Desa Hilimbowo Kare Eksplorasi 19.200.000

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-18
Cadangan
No Lokasi Status
(ton)
Kec. Alasa Kab Nias Pendahuluan
Desa Nazalou Alo’oa, Penyelidikan
14 1.000.000
Kec. Gunung Sitoli, Kota Gunung Sitoli Pendahuluan
Desa Onozitoli Sifaoro’ase Penyelidikan
15 1.000.000
Kec. Gunung Sitoli, Kota Gunung Sitoli Pendahuluan

Sumber: Perda No. 2 Tahun 2017 tentang RTRW Provinsi Sumatera Utara 2017-2037

5. Bahan Tambang Radioaktif


Potensi bahan tambang radioaktif di Provinsi Sumatera Utara terdapat di
Desa Aekhabil Kecamatan Sibolga Kota Sibolga, yakni berupa Radium (Ra).

6. Bahan Tambang Mineral


Bahan tambang mineral di Provinsi Sumatera Utara terdiri dari bahan
tambang mineral logam, mineral bukan logam dan batuan. Bahan
tambang mineral logam terdiri dari 21 jenis dengan sebaran lokasi
tercantum pada Tabel berikut :
Tabel. 2.6
Sebaran Potensi Bahan Tambang Mineral Logam

No Bahan Galian Sebaran Lokasi


Gunungsitoli, Kabupaten Nias
Batangasih Batanglubuk
Kabupaten Mandailingnatal.
1 Antimoni  Kecamatan Sosa, Kabupaten Tapanuli Selatan
 Desa Bangko, Kecamatan Batang natal, Kabupaten
Mandailing Natal
II-19
 Gunung Marisi, Siayu, Batangasih, Batanglubuk, Kab.
Mandailing Natal
2 Arsen  Kotapinang, Kabupaten Labuhanbatu
 Kecamatan Sosa, Kabupaten Tapanuli Selatan

 Kecamatan Porsea, Kabupaten Tobasamosir


3 Barit  Desa Sopokomil, Kecamatan Silimapunggapungga

4 Bauksit  Kotapinang, Kabupaten Labuhanbatu


 Desa Sibanggortonga Kecamatan Kotanopan Kabupaten
Mandailing Natal
 Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal
 Desa Namorailangit, Kecamatan Pahae julu, Kabupaten
Tapanuli Utara
 Desa Situmeang, Kecamatan Sipoholon Kabupaten
Tapanuli Utara
5 Belerang  Gunung Pusukbuhit, Kecamatan Pangururan Kabupaten
Samosir
 Desa Banuaji, Kecamatan Adiankoting Kabupaten
Tapanuli Utara
 Gunung Sibayak, Kecamatan Simpang empat Kabupaten
Karo
 Gunung Sinabung, Kecamatan Payung Kabupaten Karo

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-19
No Bahan Galian Sebaran Lokasi
 Sebelah barat Pulau Nias, Kabupaten Nias
6 Besi  Aeksorik, Aekhorsik, Siayu, Kecamatan Kota nopan Kab
Mandailing Natal
 Batanggadis, Kecamatan Kotanopan Kabupaten
7 Bismutih Mandailing Natal
 Pulau Samosir, Kabupaten Samosir
 Batangnatal, Kecamatan Batang natal Kabupaten
8 Kromium  Mandailing Natal
 Kecamatan Natal, Kabupaten Mandailingnatal
 Desa Pagargunung, Kecamatan Kotanopan Kabupaten
Mandailing Natal
 Desa Sinunukan, Desa Muarasoma, Kec Batang natal
Kab. Mandailing Natal
 Desa Sikarakara, Kecamatan Natal Kab. Mandailingnatal
 Desa Sikarakara, Kecamatan Natal Kab. Mandailingnatal
 Kecamatan Sosa, Kabupaten Tapanuli Selatan
 Desa Sikuikkuik, Kec Padangsidimpuan Barat, Kab
Tapanuli Selatan
9 Emas  Gunungmeriah, Kecamatan Gunungmeriah Kabupaten
Deliserdang
 Desa Sopokomil, Kecamatan Silimapunggapungga
Kabupaten Dairi
 Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan Desa
Toralaulu
Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan
 Dolok Pinapan, Kecamatan Onanganjang Kabupaten
Humbang Hasundutan
 Kecamatan Bohorok, Kabupaten Langkat

 Desa Pagargunung, Kecamatan Kotanopan Kabupaten


Mandailing Natal
10 Perak  Desa Batahan, Kecamatan Batang natal Kabupaten
Mandailing Natal
 Kecamatan Sosa, Kabupaten Tapanuli Selatan
 Batanggadis, Aekkorsik, Aeksorik, Aekkulbungnagodang,
Batanglobung
Kecamatan Batangnatal Kabupaten Mandailing Natal
 Pagargunung, Patahajang, Kec Kotanopan, Kabupaten
Mandailing Natal II-20
11 Tembaga  Desa Aekhabil, Kec Sibolga (9 KM selatan timur) Kab
Tapanuli Tengah
 Dolokpinapan, Kecamatan Onanganjang Kabupaten
Humbang hasundutan
 Sopokomil, Kecamatan Silimapunggapungga Kabupaten
Dairi
12 Florit  Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu
 Desa Simpanggambir, Kecamatan Lingga Bayu
Kabupaten Mandailing Natal
13 Mangan  Desa Natal, Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing
Natal
 Seisampali, Kecamatan Percut Seituan Kabupaten
14 Merkuri Deliserdang
 Aekkolbungnagodang, Kecamatan Kotanopan Kabupaten
15 Molibdenum Mandailing Natal
16 Niobium  Aekhabil, Kecamatan Sibolga Kabupaten Tapanuli Tengah
17 Platina  Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal
 Bukit Pionggu, Kecamatan Kotanopan Kabupaten
18 Tellurium Mandailing Natal
19 Seng  Aektambang, Batanggadis, Batanglobung Kec

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-20
No Bahan Galian Sebaran Lokasi
Batangnatal Kab Mandailing Natal
 Hutabargotjulu, Aeksorik, Pagargunung, Patahajang,
Malilir, Bukit Pionggu, Gunungmarisi Kecamatan
Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal
 Desa Parombunan, Kecamatan Sibolga Kabupaten
Tapanuli Tengah
 Desa Simangambat, Kecamatan Saipardolokhole Kab
Tapanuli Selatan
 Desa Sopokomil, Kecamatan Silimapunggapungga
Kabupaten Dairi
 Kecamatan Sosa Kabupaten Tapanuli Selatan
 Kecamatan Gunungsitoli Kabupaten Nias
 Batanggadis, Batanglobung, Aekhorsik Kec Batangnatal
Kab Mandailing Natal
 Desa Pagargunung, Patahajang, Gunungmarisi Bukit
Pionggu, Kecamatan Kotanopan Kabupaten
20 Timbal Mandailingnatal
 Aekhabil, Kecamatan Sibolga Kabupaten Tapanuli Tengah
 Kecamatan Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara
 Desa Sopokomil, Kecamatan
SilimapunggapunggaKabupaten Dairi
 Kecamatan SosaKabupaten Tapanuli Selatan
 Aekhabil Kecamatan Sibolga Kabupaten Tapanuli Tengah
21 Wolfram  Desa hatapang Kecamatan Na IX-X Kabupaten
Labuhanbatu
Sumber: Perda No. 2 Tahun 2017 tentang RTRW Provinsi Sumatera Utara 2017-2037

Bahan tambang mineral bukan logam dan batuan terdiri dari 28 jenis yang
tersebar pada Kabupaten-Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara. Bahan
galian tersebut adalah bentonit, batu gamping/batu kapur, zeolit, dolomit,
marmer, travertin, diatomea, trass, andesit, granit, felspar, kaolin, batu
mulia, batu apung, perlit, kalsit, kuarsa, phospat, pasir kuarsa, kuarsit,
grafit, mika, oker, talk, serpentinit, lempung, pasir dan batu (sirtu), pasir
laut, arahan lokasi kegiatan pertambangan tersebar di seluruh kabupaten. II-21

7. Bahan Galian Air Tanah


Lokasi kegiatan pertambangan bahan galian air tanah tersebar di 19
(sembilan belas) cekungan air tanah di Provinsi Sumatera Utara yaitu CAT
Langsa, CAT Medan, CAT Kutacane, CAT Sibulus Salam, CAT Sidikalang,
CAT Samosir, CAT Porsea-Prapat, CAT Tarutung, CAT Onolimbu/Gunung
Sitoli, CAT Lahewa, CAT Sirombu, CAT Kuala Batangtoru, CAT Teluk
Durian/Pekanbaru, CAT Banjarampa, CAT Panyabungan, CAT
Pasaribuhan, CAT Padangsidimpuan, CAT Natal-Ujunggading, CAT Lubuk
Sikaping.

2.1.1.3. Wilayah Rawan Bencana

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-21
Kawasan rawan bencana di Provinsi Sumatera Utara dibagi kedalam
beberapa kawasan, yaitu kawasan kawasan rawan massa gerakan
tanah/tanah longsor, kawasan rawan zona patahan aktif, kawasan rawan
gelombang pasang air laut/abrasi/tsunami, kawasan rawan banjir/banjir
bandang, kawasan rawan angin puting beliung, kawasan rawan kebakaran
hutan, dan kawasan rawan letusan gunung berapi. Wilayah Sumatera Utara
merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang rawan terhadap terjadinya
longsor (gerakan tanah), gelombang pasang (tsunami), banjir dan peristiwa
gempa.

a. Massa Gerakan Tanah/ Tanah Longsor


Bencana longsor disertai dengan banjir bandang sudah sering terjadi di
Sumatera Utara, gerakan tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai
berikut :
 Kemiringan Lereng
Kemiringan Lereng yang terjal pada bagian barat Pegunungan Bukit
Barisan. Perbedaan elevasi satu tempat dengan tempat lain menjadi
sumber energi gaya berat untuk mempermudah terjadinya gerakan.
 Kondisi Geologi
Batuan Pegunungan Bukit Barisan di Sumatera Utara adalah batuan
yang dicacah-cacah oleh patahan-patahan. Di Sumatera Utara terdapat
3 (tiga) ruas patahan utama yaitu Renun, Toru dan Angkola. Keadaan
geologi lainnya adalah kedudukan atau kemiringan lapisan tanah dan
batuan di daerah (desa, kota) tersebut. Semakin miring lapisan II-22
tanah/batuan maka semakin labil atau semakin mudah longsor,
demikian pula jika kemiringan topografisuatu daerah semakin curam
atau semakin terjal, maka akan semakin mudah longsor.
 Curah Hujan
Curah hujan yang tinggi terdapat pada daerah perbukitan bagian barat
Bukit Barisan serta disekitar Pegunungan Leuseur. Selanjutnya kondisi
dan pola pengeringan air hujan yang jatuh di suatu daerah akan
menentukan tingkat kerawanan terjadinya longsor disuatu daerah.
Daerah dengan kondisi pengeringan alamiah (drainage) yang buruk
akan menyebabkan genangan yang melumas bidang gelincir massa
batuan dan memicu terjadinya longsor.
 Gempa
Adanya gempa bumi dapat memicu terjadinya longsor

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-22
 Perubahan Vegetasi & Aktifitas Manusia
Penebangan hutan, alih fungsi lahan pembukaan lahan hutan untuk
jalan, permukiman dan infrastruktur lainnya turut memicu terjadinya
gerakan tanah.

Kawasan yang terletak pada daerah rawan massa gerakan tanah/tanah


longsor antara lain pada sebagian besar wilayah Sumatera Utara di sekitar
Bukit Barisan membujur arah Utara – Selatan. Kawasan tersebut pada
dasarnya potensial terhadap gerakan tanah, rayapan, longsoran, gelombang
pasang dan banjir bandang.

b. Rawan Zona Patahan Aktif


Di wilayah Provinsi Sumatera Utara terdapat 3 (tiga) ruas patahan utama
yaitu Renun, Toru dan Angkola. Kawasan rawan zona patahan aktif yaitu
di Wilayah Pantai Barat Sumatera Utara dan wilayah daratan Sumatera
Utara.

c. Rawan Gelombang Pasang Air Laut/Abrasi/Tsunami


Tsunami adalah gelombang pasang yang disebabkan oleh gempa bumi
atau longsoran di lereng dasar laut. Gelombang pasang semacam ini bisa
melanda daerah pantai sampai puluhan meter tingginya dan ratusan meter
jauhnya dari pantai, sehingga menyapu dan merusak segala apa yang ada
di pantai dan di daratan, daerah rawan tsunami tersebar di Pantai Barat
pada elevasi kurang dari 5 (lima) meter. Di Provinsi Sumatera Utara
yang merupakan kawasan rawan gelombang pasang air II-23
laut/abrasi/tsunami meliputi wilayah pantai timur, pantai barat dan
wilayah pantai Kepulauan Nias.

d. Banjir/Banjir Bandang
Peristiwa banjir merupakan bencana alam yang juga sering terjadi di
wilayah Sumatera Utara yang beriklim tropis, terutama pada wilayah
dengan kemiringan lereng landai atau dataran. Kawasan rawan
banjir/banjir bandang terletak di sepanjang Pantai Timur yang dilalui oleh
jalur lintas timur Sumatera.

e. Angin Puting Beliung


Daerah rawan bencana angin puting beliung Pada kawasan Kabupaten
Langkat, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Serdang Bedagai dan
Kabupaten Mandailing Natal.

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-23
f. Kebakaran Hutan
Selain peristiwa bencana alam, di Provinsi Sumatera Utara juga memiliki
kawasan rawan bencana kebakaran hutan antara lain kawasan yang
berada di sekitar Danau Toba.

g. Letusan Gunung Berapi


Terdapat 6 (enam) gunung berapi yang aktif di wilayah Sumatera Utara
yakni Gunung Sorik Merapi, Gunung Sinabung, Gunung Dolok
Martimbang, Gunung Sibayak, Gunung Pusuk Buhit dan Gunung Sibual-
buali. Keenam gunung api tersebut dapat di bagi kedalam 3 (tiga)
klasifikasi gunung api sebagai berikut:

 Tipe A, yaitu gunung yang pernah tercatat meledak paling tidak sekali
sejak tahun 1600. Gunung api tipe ini paling rentan meletus. Gunung
api di Provinsi Sumatera Utara yang termasuk kedalam tipe ini ialah
Gunung Sorik Merapi di Kabupaten Mandailing Natal dan Gunung
Sinabung di Kabupaten Karo.
 Tipe B, yaitu gunung api aktif yang tercatat tidak pernah meletus sejak
tahun 1600. Sumatera Utara memiliki 3 (tiga) gunung api jenis ini,
yaitu Gunung Sibayak di Kabupaten Karo;Gunung Pusuk Buhit di
Kabupaten Samosir; dan Gunung Sibual-buali di Kabupaten Tapanuli
Selatan.
 Tipe C, yaitu gunung yang tidak pernah tercatat meletus. Namun
melihat tanda-tanda di sekitar gunung itu, diyakini gunung itu adalah II-24
gunung api. Gunung di Sumatera Utara yang termasuk kedalam tipe ini
ialah Gunung Dolok Martimbang/Namoralangit/Hela toba di Kabupaten
Tapanuli Utara.

2.1.1.4. Kondisi Umum Demografi


1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Bedasarkan hasil Sensus Penduduk (SP) 2020, penduduk Sumatera
Utara pada Bulan September 2020 sebanyak 10.80 juta jiwa. Jumlah
penduduk Sumatera Utara terus mengalami peningktan. Hasil SP 2020
dibandingkan dengan SP 2010 memperlihatkan penambahan jumlah
penduduk sebanyak 1.82 juta jiwa atau rata-rata sebanyak 181.72 ribu jiwa
setiap tahunnya.

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-24
Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir (2010-2020), laju
pertumbuhan penduduk Sumatera Utara sebesar 1,28 persen per tahun.
Terdapat percepatan Laju Pertumbuhan Penduduk sebesar 0.06 persen poin
jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk pada periode 2000-
2020 yang sebesar 1,22. Perkembangan Jumlah dan Laju Penduduk
bedasarkan Sensus Penduduk tahun 2020 adalah sebagai berikut :

Sumber : Sensus Penduduk 2020


Grafik.2.1
Grafik.2.2 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Sumatera Utara
Sementara jumlah penduduk jumlah penduduk Sumatera Utara
menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin adalah sebagai berikut :

Tabel. 2.7
Jumlah Penduduk Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota

II-25

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-25
dan Jenis Kelamin, 2020 (jiwa)

Sumber : Sensus Penduduk 2020

Selain itu jumlah Penduduk Sumatera Utara menurut Kelompok Umur


dan Jenis Kelamin adalah sebagai berikut
Tabel. 2.8 II-26
Jumlah Penduduk Sumatera Utara menurut Kelompok Umur
dan Jenis Kelamin, 2020

Sumber : Sensus Penduduk 2020

2. Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin


- Komposisi Penduduk Menurut Kelopok Umur

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-26
Persentase penduduk usia produktif (15-64 tahun) terus meningkat
sejak tahun 1990. Pada tahun 1990 proporsi penduduk usia produktif
adalah sebesar 54,94 persen dari total populasi dan meningkat
menjadi 69.79 peren di tahun 2020. Perbedaan yang tajam antara
persentase penduduk usia produktif dan non prodktif (0-14 tahun dan
65 tahun ke atas) terlihat lebih tajam di tahun 2020. Hal ini
mencerminkan bahwa Sumatera Utara masih berada dalam masa
bonus demografi karena sebesar 69,79 persen penduduknya masih
berada di usia produktif

Sumber : Sensus Penduduk 2020


Grafik.2.3
Komposisi penduduk Menurut Kelompok Umur
Pembangunan yang dicapai oleh Sumatera Utara selama ini
II-27
memberikan dampak yang positif dalam peningkatan kualitas hidup
masyarakat, salah satunya tercermin dari peningkatan usia harapan
hidup penduduk Sumatera Utara. Konsekwensi dari meningkatnya usia
harapan hidup penduduk Sumatera Utara adalah terjadinya
peningkatan persentase penduduk lanjut usia atau lansia (60 tahun ke
atas). Persentase penduduk lansia Sumatera Utara meningkat menjadi
8,64 persen di tahun 2020 dari 5.90 persen pada 2010 berdasarkan
hasil SP 2020

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-27
Sumber : Sensus Penduduk 2020
Grafik.2.4
Persentase Penduduk Lansia

- Rasio Jenis Kelamin


SP 2020 mencatat jumlah laki laki di Sumatera Utara sebanyak 7,42
juta orang atau 50,15 persen dari penduduk Sumatera Utara, jumlah
penduduk Perempuan di Sumatera Utara sebanyak 7,38 juta orang,
atau 49,85 persen dari penduduk Sumatera Utara. Dari kedua
informasi tersebut, maka rasio jenis kelamin penduduk Sumatera Utara
sebesar 101, yang artinya terdapatnya 101 laki-laki per 100 perempuan
di Sumatera Utara pada tahun 2020.
Rasio jenis kelamin bervariasi menurut kelompok umur. Pada
kelompok usia hingga menjelang 40 tahun, jumlah penduduk laki-laki
lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan. Semakin
bertambahnya usia menunjukkan tren rasio jenis kelamin yang
semakin menurun. Rasio jenis kelamin tetinggi berada pada kelompok
usia 0-4 tahun sebesar 108, sedangkan rasio jenis kelamin terendah II-28
berada pada kelompok usia 75 keatas. Hal ini mengindikasikan bahwa
jumlah penduduk lansia lebih banyak dibandingkan penduduk lansia
laki-laki.

Sumber : Sensus Penduduk 2020


Grafik.2.5
Rasio Jenis Kelamin menurut Kelompok Umur, 2020

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-28
3. Distribusi / Pesebaran Penduduk
Sebaran Penduduk Sumatera Utara masih terkonsentrasi di Kota Medan.
Meskipun luas geografisnya hanya sebesar 0.36 persen wilayah Sumatera
Utara. Namun Kota Medan di huni oleh 2,44 juta penduduk atau 16,46
persen penduduk Sumatera Utara. Sebaran penduduk terbesar kedua
terdapat di Kabupaten Deli Serdang dengan jumlah penduduk sebanyak
1,93 juta orang atau sebesar 13,05 persen. Sementara Kabupaten Langkat,
Simalungun dan Asahan mempunyai sebaran masing-masing sebesar 6,96
persen, 6,69 persen dan 5,20 persen. Adapun Kabupaten/Kota lainnya
masing-masing dibawah 5 persen

II-29

Sumber : Sensus Penduduk 2020


Grafik.2.6
Sebaran penduduk Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota

2.1.1.5. Kawasan Strategis di Provinsi Sumatera Utara


Kawasan Strategis Nasional yang ditetapkan pada wilayah Provinsi
Sumatera Utara adalah sebagai berikut :

Tabel. 2.9
Kawasan Strategis Nasional di Provinsi Sumatera Utara
No
Kawasan Strategis Nasional
.

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-29
Kawasan Perbatasan Negara di Provinsi Sumatera Utara (Pulau
1
Berhala)
2 Kawasan Perkotaan Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo (Mebidangro)
3 Kawasan Danau Toba dan sekitarnya
Sumber : PP Nomor 13 Tahun 2017 tentang revisi PP No 26 Tahun 2008 tentang RTRWN

Pulau Berhala, merupakan pulau kecil terluar di Provinsi Sumatera Utara


dari 34 pulau kecil terluar di Pulau Sumatera, pada Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang
Pulau Sumatera ditetapkan bagian kawasan perbatasan negara sebagai
beranda depan dan pintu gerbang negara yang berbatasan dengan Negara
India, Negara Thailand, Negara Malaysia, Negara Singapura, dan Negara
Vietnam. selain Pulau Berhala masih ada 2 (dua) pulau kecil terluar di
Provinsi Sumatera Utara yaitu, Pulau Simuk dan Pulau Wunga.
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 62 Tahun
2011 Tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli
Serdang, dan Karo bahwa Kawasan Perkotaan Mebidangro merupakan satu
kesatuan kawasan perkotaan yang terdiri atas Kota Medan sebagai kawasan
perkotaan inti, Kawasan Perkotaan Binjai di Kota Binjai, Kawasan Perkotaan
Hamparan Perak, Kawasan Perkotaan Sunggal, Kawasan Perkotaan Tanjung
Morawa, Kawasan Perkotaan Percut Sei Tuan, Kawasan Perkotaan Pancur
Batu, Kawasan Perkotaan Lubuk Pakam, dan Kawasan Perkotaan Galang di
Kabupaten Deli Serdang, serta Kawasan Perkotaan Berastagi di Kabupaten
Karo, sebagai kawasan perkotaan di sekitarnya, yang membentuk kawasan
metropolitan. II-30
Kawasan danau Toba telah ditetapkan sebagai pusat kegiatan Nasional
dalam Rencana Tata Ruang Nasional dengan fungsi lingkungan dan telah
memiliki rencana tata ruang sendiri seperti yang dituangkan dalam Perpres
Nomor 81 Tahun 2014, Cakupan Kawasan Danau Toba berdasarkan Perpres
Nomor 81 Tahun 2014 terdiri dari badan danau, DTA dan CAT, mencakup 25
sub DAS pada 7 (tujuh) kabupaten dan 28 kecamatan yaitu Tapanuli Utara,
Humbang Hasundutan, Dairi, Samosir, Karo, Simalungun, Toba Samosir dan
4 (empat) CAT di 8 (delapan) Kabupaten dan 57 Kecamatan yaitu Tapanuli
Utara, Humbang Hasundutan, Dairi, Samosir, Karo, Simalungun, Toba
Samosir dan Pakpak Bharat.
Disamping Kawasan Strategis Nasional, untuk menunjang percepatan
dan perluasan pembangunan perekonomian nasional, di Provinsi Sumatera
Utara telah ditetapkan Kawasan Khusus Ekonomi (KEK) Sei Mangkei,

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-30
sebagaimana ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 29 Tahun 2012 tentang Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei,
seluas 2.002,77 ha yang terletak di Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten
Simalungun. KEK Sei Mangkei tersebut direncanakan menjadi salah satu
Kawasan Strategis Nasional. KEK Sei Mangkei ini diharapkan dapat
mempercepat pembangunan perekonomian daerah yang akan berimplikasi
terhadap dinamika pembangunan di kawasan sekitarnya, seperti peningkatan
kegiatan ekonomi, perubahan tata guna lahan, kebutuhan SDM/tenaga kerja,
maupun kebutuhan dukungan sarana dan prasarana pendukung yang
mengarah pada terbentuknya konsep kota baru disekitar KEK Sei Mangkei.
Kawasan Strategis Provinsi yang termuat didalam Peraturan Daerah
Provinsi Sumatera Utara Nomor 2 Tahun 2017 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Provinsi Sumatera Utara Tahun 2017 – 2037, yakni antara
lain:
1. Kawasan agropolitan dataran tinggi Bukit Barisan;
2. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Simalungun – Batubara –
Asahan;
3. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Labuhanbatu dan sekitarnya;
4. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Pantai Barat dan sekitarnya;
5. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Kepulauan Nias;
6. Kawasan situs dan bangunan bersejarah di kawasan perkotaan
Mebidangro;
7. Kawasan religi dan situs candi/Biara di Kabupaten Padanglawas dan
Padanglawas Utara; II-31
8. Kawasan Tradisional Bawomataluo Kabupaten Nias Selatan dan
sekitarnya;
9. Kawasan religi dan situs bersejarah di Barus Kabupaten Tapanuli Tengah;
10. Kawasan religi dan situs bersejarah suku Batak di Pusuk Buhit;
11. Kawasan Ekosistem Leuser dan Bahorok;
12. Kawasan Konservasi Hutan Batang Toru;
13. Kawasan Konservasi Taman Nasional Batang Gadis Kabupaten Mandailing
Natal; dan
14. Kawasan Rawan Bencana Gunung Api Sinabung dan Sibayak.

Tabel. 2.10
Kawasan Strategis Sumtera Utara

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-31
No Kawasan Strategis Nilai/Aspek Strategis

Kawasan Perbatasan laut Negara Kesatuan Republik


Pertahanan dan
1 Indonesia dengan negara India/Thailand/Malaysia di
Keamanan
Pulau Berhala Kabupaten Serdang Bedagai
2 Kawasan Perkotaan Mebidangro Ekonomi
Kawasan situs dan bangunan bersejarah di kawasan
perkotaan Mebidangro, meliputi:
 Situs dan peninggalan bersejarah Kota Cina di Kota
Medan dan Kota Rantang di Kabupaten Deli
3 Serdang; Sosial Budaya
 Bangunan bersejarah di Koridor Kota Lama
Belawan dan Kota Lama Kesawan di Kota Medan;
 Bangunan bersejarah budaya Kesultanan Deli di
Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang.
4 Kawasan Danau Toba Dan Sekitarnya Lingkungan Hidup
5 Kawasan Ekosistem Leuser dan Bohorok Lingkungan Hidup
6 Kawasan Lindung Tapanuli (Hutan Batang Toru) Lingkungan Hidup
Kawasan Taman Nasional Batang Gadis Kabupaten
7 Lingkungan Hidup
Mandailing Natal;
Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu
8 Ekonomi
Kepulauan Nias
Kawasan Tradisional Bawomataluo Kabupaten Nias
9 Sosial Budaya
Selatan dan sekitarnya
Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Pantai
Barat dan sekitarnya
 Kawasan Labuan Angin – Sibolga
10 Ekonomi
 Kawasan Mandailing Natal – Tapanuli Selatan
 Kawasan Perkotaan Padangsidimpuan dan
sekitarnya
Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu
Simalungun – Batubara – Asahan
 Kawasan Tanjung Balai – Asahan
11 Ekonomi
 Kawasan Simalungun – Batubara
 Kawasan Pengembangan Ekonomi Khusus Sei
Mangke
Kawasan Agropolitan Dataran Tinggi
 Merek Karo;
 Siborong borong, Tapanuli Utara;
 Dolok Sanggul, Humbang Hasundutan; II-32
 Lumban Julu Toba Samosir;
12 Ekonomi
 Harian, Samosir;
 Silimakuta Simalungun;
 Sitinjo, Dairi,
 Siempat Rube Pakpak Bharat
 Siantar Martoba Kota Pematangsiantar
Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Labuhan
13 Ekonomi
Batu dan sekitarnya
Kawasan religi dan situs bersejarah Islam di Barus
14 Sosial Budaya
Kabupaten Tapanuli Tengah
Kawasan religi dan situs bersejarah suku Batak di
15 Sosial Budaya
Pusuk Buhit Kabupaten Samosir

Kawasan Religi dan Situs Candi/Biara di Kabupaten


16 Sosial Budaya
Padanglawas dan Padanglawas Utara

Kawasan Rawan Bencana Gunung Api Sinabung dan


17 Lingkungan Hidup
Sibayak
Sumber: PP Nomor 13 Tahun 2017 tentang revisi PP No 26 Tahun 2008 tentang RTRWN dan Perda No 2
Tahun 2017 tentang RTRW Provsu Tahun 2017-2037

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-32
2.1.2. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Aspek kesejahteraan masyarakat terdiri dari fokus kesejahteraan dan
pemerataan ekonomi, fokus kesejahteraan sosial, serta fokus seni budaya dan
olahraga.

2.1.2.1. Fokus Kesejahteraan Masyarakat dan Pemerataan Ekonomi


Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi
dilakukan terhadap indikator yang mempengaruhi kesejahteraan dan
pemerataan ekonomi.

1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara pada tahun 2018 tumbuh
sebesar 5,18 persen, kondisi ini sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan
capaian nasional pada periode yang sama yaitu sebesar 5,17 persen. Pada
tahun 2019, pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara tumbuh sebesar 5,22
persen masih tetap berada diatas pertumbuhan Nasional yang tercatat sebesar
5,02 persen. Pada tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Nasional turun sebesar
3,49 persen dan Sumatera Utara turun sebesar 2.6 persen
Ekonomi Nasonal triwulan III-2020 terhadap triwulan III-2019
mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 3,49 persen (y-on-y). Dari sisi
produksi, Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan mengalami
kontraksi pertumbuhan terdalam sebesar 16,70 persen. Darisisi pengeluaran,
Komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami kontraksi pertumbuhan
terdalam sebesar 10,82 persen. Sementara itu Ekonomi Sumatera Utara
II-33
triwulan III-2020 terhadap triwulan III-2019 mengalami kontraksi sebesar 2,60
persen (y-on-y). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Transportasi dan
Pergudangan mengalami kontraksi pertumbuhan tertinggi sebesar 17,87
persen. Dari sisi Pengeluaran, Ekspor Barang dan Jasa merupakan komponen
dengan kontraksi pertumbuhan tertinggi sebesar 14,36 persen.
Perbandingan Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sumatera Utara
dengan Nasional sejak Tahun 2016 s.d 2020 dapat dilihat pada grafik berikut:

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-33
5.2 5.17
5.07 5.02

3.49

5.18 5.12 5.18 5.22

2.6

2016 2017 2018 2019 TW.3 2020

Sumut Nasional

Sumber : BRS BPS Sumut, 2020 dan BRS BPS Indonesia 2020

Grafik.2.7
Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara dan Nasional Tahun
2016 s.d. 2020

Jika dilhat perkembang Laju Pertumbuhan Ekonomi se-Pulau


Sumatera sampai dengan Triwulan III tahun 2020 (Y-on-Y) Laju Pertumbuhan
Ekonomi terendah ada di Provinsi Aceh dan tertinggi ada di Kepulauan Riau
sebesar -5,81 persen.

Kondisi Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Wilayah Sumatera s.d.


Triwulan III- 2020 (persen) terlihat pada grafik dibawah ini :

II-34

Sumber : BPS Sumatera Utara 2020


Grafik.2.8
Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Pulau Sumatera Triwulan III-
2020 (Persen)

2. PDRB Provinsi Sumatera Utara


a. Nilai PDRB Provinsi Sumatera Utara

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-34
Nilai PDRB ADHB Provinsi Sumatera Utara setiap tahunnya mengalami
peningkatan. Kondisi tersebut dapat dilihat pada Tahun 2018 meningkat
menjadi Rp 741,192 Triliun jika dibandingkan Tahun 2017 yang tercatat
sebesar Rp 684,069 Triliun. Pada Tahun 2019 PDRB ADHB Provinsi
Sumatera Utara tercatat sebesar Rp 801,73 Triliun.
Nilai PDRB ADHK Provinsi Sumatera Utara setiap tahunnya mengalami
peningkatan. Kondisi tersebut dapat dilihat pada Tahun 2018 meningkat
menjadi Rp 512,75 Triliun jika dibandingkan Tahun 2017 yang tercatat
sebesar Rp 487,53 Triliun. Pada Tahun 2019 PDRB ADHB Provinsi
Sumatera Utara tercatat sebesar Rp 539,52 Triliun. Nilai PDRB ADHB dan
ADHK Provinsi Sumatera Utara Tahun 2017-2019 dapat dilihat pada Tabel
berikut:

Tabel. 2.11
PDRB Provinsi Sumatera Utara 2017-2019
Harga Berlaku Harga Konstan
No Lapangan Usaha (Milyar Rupiah) (Milyar Rupiah)
2017 2018 2019 2017 2018 2019
1 Pertanian, Kehutanan, 146.366,3 155.071,9 164.165,7 121.300,04 127.202,6 133.726,0
dan Perikanan 7 7 0 4 2
2 Pertambangan dan 8.870,35 9.560,43 10.173,17 6.436,60 6.792,01 7.099,76
Penggalian
3 Industri Pengolahan 138.823,7 148.462,2 152.202,5 92.777,25 96.174,60 97.362,09
8 4 3
4 Pengadaan Listrik dan 788,34 840,58 908,22 677,08 694,58 729.78
Gas
5 Pengadaan Air, 766,84 754,74 796,71 475,82 489,60 516.23
Pengelolaan Sampah
Limbah dan Daur Ulang
6 Kontruksi 92.589,58 102.921,3 113,76 61.175,99 64.507,11 69.212,03
7
7 Perdagangan Besar dan 122.584,6 134.349,8 151.967,0 85.440,69 90.652,79 96.936,19
Eceran, Reparasi Mobil 3 4 9
dan Sepeda Motor
8 Transportasi dan 34.277,08 37.043,61 10.334,89 22.961,90 24.372,50 25.786,49
Pergudangan II-35
9 Penyediaan Akomodasi 16.330,13 17.636,58 19.386,71 11.282,16 12.131,73 13.209,12
dan Makan Minum
10 Informasi dan 13.582,77 15.154,95 17.139,58 12.933,95 14.024,31 15.375,55
Komunikasi
11 Jasa Keuangan dan 21.729,04 22.643,28 23.344,41 14.601,55 14.854,35 15.138,89
Asuransi
12 Real Estate 33.387,32 37.338,15 40.939,91 20.637,93 21.740,02 22.792,55
13 Jasa Perusahaan 7.089,63 7.649,068 8.671,78 4.368,69 4.678,85 4.953,49
14 Administrasi 24.023,93 26.707,39 30.011,84 15.463,27 16.409,75 17.746,91
Pemerintahan,
Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 12.443,05 13.527,65 14.767,59 9.802,14 10.418,74 10.924,94
16 Jasa Kesehatan dan 6.453,79 7.273,25 8.155,27 4.699,93 4.977,04 5.207,26
Kegiatan Sosial
17 Jasa Lainnya 3.962,86 4.257,54 4.733,54 2.496,24 2.644,91 2.810,24

Produk Domestik Regional 684.069,4 741.192,6 801.733,3 487.531,23 512.765,6 539.526,


Bruto (PDRB) 9 9 4 2 59
Sumber : BPS Sumut, 2020

b. PDRB Menurut Pengeluaran

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-35
Ekonomi Sumatera Utara pada triwulan III-2020 terhadap triwulan III-201 (y-on-y) terjadi
kontraksi pada semua komponen. Kontraksi tertinggi terjadi pada Komponen Ekspor Barang
dan Jasa sebesar 14,36 persen; Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT)
sebesar 5,76 persen; dan Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 5,50
persen. Sementara Komponen Impor Barang dan Jasa yang merupakan faktor pengurang dalam
PDRB mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 23,78 persen.

Berdasarkan sumber pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara triwulan III-2020 (y-on-y),


Komponen yang merupakan sumber pertumbuhan kontraksi tertinggi, yakni Komponen Ekspor
Barang dan Jasa sebesar 5,88 persen; dan Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
(PK-RT) sebesar 2,93 persen. Sedangkan sumber pertumbuhan ekonomi dari komponen
lainnya sebesar 6,21 persen.

Tabel. 2.12
PDRB Menurut Pengeluaran Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 2016-2020
No Komponen 2016 2017 2018 2019 2020( TW-III)
1 Pengeluaran Konsumsi 364 057 391,98 104 726 445,26
Rumah Tangga
2 Pengeluaran Konsumsi 6 058 240,70 1 856 484,03
LNPRT
3 Pengeluaran Konsumsi 51 838 128 ,31 13 539 751,22
Pemerintah
4 Pembentukan Modal Tetap 213 362 357 ,91 62 299 567,41
Bruto
5 Perubahan Inventori - 4 065 336,43
6 Ekspor Barang dan Jasa 260 910 862,87 67 528 011,29
7 Dikurangi Impor Barang 219 646 429,69 49 419 739,62
dan Jasa
PDRB 204 595 856,02

Tabel. 2.13
PDRB Menurut Pengeluaran Atas Dasar Harga Konstan 2010 (Juta II-36
Rupiah) Tahun 2016-2020

No Komponen 2016 2017 2018 2019 2020( TW-III)


1 Pengeluaran Konsumsi 249 298 65 809 329,71
Rumah Tangga 155,74
2 Pengeluaran Konsumsi 5 386 1 414 620,97
LNPRT 839,56
3 Pengeluaran Konsumsi 33 507 8 607 167,04
Pemerintah 013,74
4 Pembentukan Modal Tetap 151 893 39 986 920,03
Bruto 635,59
5 Perubahan Inventori - 2 959 898,27
6 Ekspor Barang dan Jasa 220 084 48 180 670,78
768,28
7 Dikurangi Impor Barang 170 203 33 059 504,28
dan Jasa 797,82
PDRB 512 765 133 899 102,51
628,04
Sumber : BRS Sumatera Utara, 2020

c. Laju Menurut Pengeluaran

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-36
Dari sisi pengeluaran, Pada Tahun 2019 pertumbuhan tertinggi dicapai
oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi LNPRT sebesar 9,95 persen diikuti
Komponen PMTB sebesar 8,59 persen; dan Komponen PK-RT sebesar 4,38
persen. Laju Pertumbuhan Ekonomi menurut Pengeluaran ADHK 2010
(persen) Tahun 2017-2019 dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel. 2.14
Laju Pertumbuhan Ekonomi menurut Pengeluaran ADHK 2010 (persen)
Tahun 2017 – 2019
No Komponen Pengeluaran 2017 2018 2019

1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 5,12 5,87 4,38

2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 3,26 11,38 9,95

3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 5,76 2,42 0,45

4 Pembentukan Modal Tetap Bruto 5,03 6,96 8,59

5 Perubahan Inventori - - -
6 Ekspor Barang & Jasa 7,06 5,46 -1,33
7 Dikurangi Impor Barang & Jasa 6,80 8,47 2,32

Produk Domestik Regional Bruto 5,12 5,18 5,22


Sumber : BPS Sumatera Utara Tahun 2020

d. Distribusi Menurut Pengeluaran


Perekonomian Sumatera Utara pada Tahun 2019 masih didominasi oleh
Komponen PK-RT yang mencakup lebih dari separuh PDRB Sumatera Utara,
yaitu sebesar 53,72 persen; diikuti oleh Komponen Ekspor Barang dan Jasa
sebesar 32,80 persen; Komponen PMTB sebesar 31,41 persen; Komponen II-37
PK-P sebesar 6,77 persen; Komponen Perubahan Inventori sebesar 1,42
persen; dan Komponen PK-LNPRT sebesar 0,96 persen. Sementara
Komponen Impor Barang dan Jasa sebagai faktor pengurang dalam PDRB
memiliki peran sebesar 27,07 persen. Distribusi menurut Pengeluaran ADHB
(persen) Tahun 2015-2019 dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel. 2.15
Distribusi menurut Pengeluaran ADHB (persen) Tahun 2017 - 2019
No Komponen Pengeluaran 2017 2018 2019
1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 53,18 53,53 53,72
2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 0,88 0,94 0,96
3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 7,57 7,39 6,77
4 Pembentukan Modal Tetap Bruto 31,16 31,76 31,41
5 Perubahan Inventori 1,18 1,45 1,42
6 Ekspor Barang & Jasa 38,11 36,67 32,8
7 Dikurangi Impor Barang & Jasa 32,08 31,73 27,07

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-37
Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00
Sumber : BPS Sumatera Utara Tahun 2020

e. PDRB Perkapita
- PDRB ADHK

PDRB Perkapita ADHK Provinsi Sumatera Utara meningkat menjadi


sebesar Rp 35,57 Juta pada tahun 2018 dibandingkan dengan tahun
2017 yaitu sebesar Rp 34,18 Juta nmun nilai PDRB Perkapita ADHK
Provinsi Sumatera Utara tercatat lebih rendah jika dibandingkan dengan
PDRB Perkapita ADHK Nasional yaitu sebesar Rp 40,74 Juta pada
tahun 2018. Kedepan, PDRB Sumatera Utara diharapkan dapat lebih
meningkat seiring dengan terciptanya lapangan pekerjaan yang dapat
menambah income masyarakat.

Berdasarkan PDRB Perkapita ADHK se Provinsi di Pulau Sumatera,


Provinsi Sumatera Utara menempati urutan ke-5 setelah Provinsi
Kepulauan Riau, Riau, Jambi dan Kepulauan Bangka Belitung. PDRB
Perkapita dearah penghasil komoditas pada pulau Sumatera terlihat
cenderung memiliki nilai yang lebih besar. Berikut Grafik PDRB
Perkapita ADHK Provinsi se-Pulau Sumatera dan Nasional :

Kepulauan Riau 81,295

Riau 70,740

Nasional 40,749

Jambi 40,052

Kepulauan Bangka Belitung 35,765 II-38

Sumatera Utara 35,571

Sumatera Selatan 35,571

Sumatera Barat 30,471

Lampung 27,742

Aceh 24,014

Bengkulu 22,498

0 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 80,000 90,000

Sumber : BPS Indonesia, 2019

Grafik.2.9
Perbandingan PDRB Perkapita ADHK Provinsi Se-Pulau Sumatera
dan Nasional Tahun 2019

- PDRB Perkapita ADHB

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-38
PDRB Perkapita ADHB Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019 meningkat
menjadi sebesar Rp 55,05 Juta dibandingkan dengan Tahun 2018 yang
tercatat sebesar Rp 51,46 Juta. Kondisi ini lebih rendah jika dibandingkan
dengan PDRB Perkapita ADHB Nasional yang tercatat sebesar Rp. 59,1
Juta pada Tahun 2019.

120 56.00
51.90
100

80
56
6048

40

20

0
2017 2018 2019

Sumatera Utara Nasional

Sumber : BPS Sumatera Utara Tahun 2020


Grafik.2.10
Perbandingan PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku (Rp. Juta)
Provinsi Sumatera Utara dan Nasional Tahun 2017 - 2019

Berdasarkan PDRB Perkapita ADHK se Provinsi di Pulau Sumatera,


Provinsi Sumatera Utara menempati urutan ke-4 tertinggi setelah Provinsi
Kep. Riau sebesar Rp 116,58 Juta, Provinsi Riau sebesar 110,82 Juta ,
dan Provinsi Jambi sebesar 58,36 Juta. Nilai PDRB ADHB dan ADHK
sejatinya tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan karena
pembedanya terdapat pada komponen harga konsumen. Oleh karenanya,
instrument peningkatan pendapatan diharapkan dapat berkontribusi
positif pada capaian PDRB kedepan.
II-39

Kepulauan Riau 116,581

Riau 110,827

Jambi 58,365

Nasional 56,602

Sumatera Utara 51,417

Sumatera Selatan 50,144

Kepulauan Bangka Belitung 50,052

Sumatera Barat 42,833

Lampung 39,864

Bengkulu 33,827

Aceh 29,522

0 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 140,000


Sumber : BPS Indonesia, 2019*
*) Angka Sementara

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-39
Grafik.2.11
PDRB Perkapita ADHB Provinsi Se-Pulau Sumatera dan Nasional
Tahun 2019*

- Rata-rata Pengeluaran Perkapita


Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Provinsi Sumatera Utara mengalami
peningkatan pada Tahun 2019 menjadi sebesar Rp 1.063.964,-
dibandingkan Tahun 2018 yang tercatat sebesar Rp 857.000,- . Kondisi ini
lebih tinggi jika dibandingkan dengan Rata-Rata Pengeluaran Perkapita
Nasional yang tercatat sebesar Rp. 852.000,- pada Tahun 2018.

Sumber : BPS Indonesia, 2020


Grafik.2.12
Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2017-2019

Berdasarkan Rata-Rata Pengeluaran Perkapita se Provinsi di Pulau II-40

Sumatera, Provinsi Sumatera Utara menempati urutan ke-7 setelah


Provinsi Kep. Bangka Belitung, Kep.Riau, Riau, Sumatera Barat, Bengkulu
dan Jambi. Perbandingan Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Provinsi se-
Pulau Sumatera dan Nasional dapat dilihat pada grafik berikut.
Pengeluaran perkapita Provinsi Sumatera Utaraterlihat masih dibawah
nasional dapat diasumsikan bahwa kinerja ekonomi Sumut yang lebih baik
daripada nasional masih belum linear dengan peningkatan sektor
pengeluaran. Kedepan, pertumbuhan ekonomi yang berkualitas yang tidak
hanya meningkatkan produksi namun juga mampu meningkatkan
pengeluaran tentu harus menjadi prioritas.

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-40
Kepulauan Bangka Belitung 1,214,930

Kepulauan Riau 1,086,852

Riau 1,051,459

Sumatera Barat 974,885

Bengkulu 959,780

Jambi 947,478

Sumatera Utara 857,000

Nasional 852,105

Aceh 837,906

Sumatera Selatan 829,813

Lampung 815,725
0

0
0

0
00

00

00

00
00

00

00
Sumber : BPS Indonesia, 2019

0,

0,
0,

0,

0,

0,

0,
00

20
20

40

60

80

40
*) Angka Sementara

1,

1,

1,
Grafik.2.13
Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Provinsi se-Pulau Sumatera dan
Nasional Tahun 2019*

3. Laju Inflasi

Pada tahun 2020 inflasi Provinsi Sumatera Utara tercatat sebesar


1,96% angka ini turun dari tahun 2019 (2,33%). Jika dibandingkan dengan
nasional Inflasi Sumatera Utara pada tahun 2019 lebih baik dari pada
nasional. Inflasi Sumatera Utara kedepan diharapkan dapat terus stabil
tentunya dengan berbagai kebijakan yang diambil oleh Tim Pengendali Inflasi
(TPID) Sumatera Utara. Perkembangan Laju Inflasi Sumatera Utara dan
Nasional adala sebagai berikut : II-41

7
6.34
6

4
3.61
3.02 3.13
2.72
3
3.2
2 2.33
1.96
1 1.23
0
2016 2017 2018 2019 2020

Sumatera Utara Nasional


Sumber : BPRS BPS 2020
Grafik.2.14
Laju Inflasi Sumatera Utara dan Nasional 2016-2020

Pada Desember 2020, seluruh kota IHK di Sumatera Utara inflasi, yaitu

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-41
Sibolga sebesar 1,32 persen; Pematangsiantar sebesar 1,47 persen; Medan
sebesar 0,65 persen; Padangsidimpuan sebesar 1,00 persen; dan Gunung
Sitoli sebesar 1,87 persen. Dengan demikian, gabungan 5 kota IHK di
Sumatera Utara pada Desember 2020 inflasi 0,75 persen
Bulan Desember 2020, Medan tercatat inflasi 0,65 persen atau terjadi
peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 103,48 pada November 2020
menjadi 104,15 pada Desember 2020. Inflasi terjadi karena adanya
peningkatan harga yang ditunjukkan, yaitu kelompok makanan, minuman,
dan tembakau sebesar 2,00 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar
0,12 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah
tangga sebesar 0,03 persen; kelompok penyediaan makanan dan
minuman/restoran sebesar 0,07 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan
jasa lainnya sebesar 0,38 persen. Kelompok pengeluaran yang mengalami
penurunan indeks yaitu, kelompok perlengkapan, peralatan, dan
pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,05 persen; kelompok kesehatan
sebesar 0,03 persen; dan kelompok transportasi sebesar 0,19 persen. Tiga
kelompok lainnya tidak mengalami perubahan indeks, yaitu kelompok
informasi, komunikasi, dan jasa keuangan; kelompok rekreasi, olahraga, dan
budaya; dan kelompok pendidikan.
Inflasi Desember 2020 menyebabkan inflasi tahun kalender Desember
2020 (Desember 2020 terhadap Desember 2019) dan inflasi tahun ke tahun
(Desember 2020 terhadap Desember 2019) masing-masing kota sebagai
berikut: Sibolga inflasi 2,42 persen; Pematangsiantar inflasi 2,78 persen;
Medan inflasi 1,76 persen; Padangsidimpuan inflasi 3,27 persen; dan Gunung II-42
Sitoli inflasi 5,32 persen. Dengan demikian, inflasi tahun kalender dan inflasi
tahun ke tahun gabungan 5 kota IHK di Sumatera Utara sebesar 1,96 persen.

Tabel. 2.16
Inflasi 5 Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016-2020
No Kota 2016 2017 2018 2019 2020
1 Medan 4,76 3.10 1,00 2,43 1,76
2 Pematangsiantar 6,60 3.18 2,15 1,54 2,78
3 Sibolga 7,39 3.08 2,86 2,58 2,42
4 Padangsidimpuan 4,28 3.82 2,22 2,15 3,27
5 Kota Gunung Sitoli - - - - 5,32
Gabungan 5 Kota IHK di 6,34 3,24 1,23 2,33 1,96
Sumatera Utara
Sumber: Berita Resmi Statistik BPS Sumatera Utara, 2020

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-42
Inflasi Pulau Sumatera dapat dilihat dari Dari 24 kota IHK di Pulau
Sumatera, seluruh kota tercatat inflasi. Inflasi tertinggi di Gunung Sitoli
sebesar 1,87 persen dengan IHK sebesar 107,85 dan terendah di Bengkulu
sebesar 0,14 persen dengan IHK sebesar 104,33

Tabel. 2.17
Perbandingan IHK dan Inflasi/Deflasi Kota-Kota di Pulau Sumatera

Sumber: Berita Resmi Statistik BPS Sumatera Utara, Desember 2020

4. Indeks Gini
Pada Maret 2020, (tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk yang
diukur dengan) Gini Ratio Sumatera Utara tercatat sebesar 0,316. Terjadi
sedikit peningkatan sebesar 0,001 poin jika dibandingkan September 2019
yang sebesar 0,315. Peningkatan Gini Rasio ini berarti terjadi kenaikan
II-43
tingkat ketimpangan pengeluaran sementara Pada Maret 2020, tingkat
ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang diukur oleh Gini Ratio
adalah sebesar 0,381. Angka ini meningkat 0,001 poin jika dibandingkan
dengan Gini Ratio September 2019 yang sebesar 0,382 dan menurun 0,001
poin dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2019 yang sebesar 0,381.

0.4 0.39 0.39 0.38 0.38

0.34
0.31 0.31 0.32 0.32

2016 2017 2018 2019 Maret 2020

Sumatera Utara Nasional

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-43
Sumber : BRS BPS, Maret 2020

Grafik.2.1
Perkembangan Gini Ratio Provinsi Sumatera Utara 2016-2020

Gini Ratio di daerah perkotaan pada Maret 2020 tercatat sebesar 0,338
sedikit meningkat dibanding Gini Ratio September 2019 yang sebesar 0,337.
Demikian juga Gini Ratio di daerah perdesaan pada Maret 2020 tercatat
sebesar 0,255 meningkat dibanding Gini Ratio September 2019 yang sebesar
0,262.
Pada Maret 2020, distribusi pengeluaran kelompok penduduk 40 persen
terbawah adalah sebesar 21,53 persen. Artinya pengeluaran penduduk masih
berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah. Jika dirinci menurut
wilayah, di daerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 19,99 persen dan di
daerah perdesaan angkanya tercatat sebesar 24,63 yang artinya keduanya
juga berada pada kategori ketimpangan rendah

II-44

Grafik.2.2
Perkembangan Gini Ratio Perdesaan dan Perkotaan Provinsi Sumatera
Utara 2016-2020

Beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap tingkat


ketimpangan pengeluaran selama periode Maret 2019 – September 2019
diantaranya adalah Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), mencatat
bahwa penurunan distribusi pengeluaran perkapita per bulan pada penduduk
kelompok 20 persen teratas relatif seimbang dengan penurunan pada
penduduk kelompok 40 persen terbawah. Tercatat penurunan distribusi
pengeluaran perkapita September 2019 – Maret 2020 untuk penduduk
kelompok 20 persen teratas sebesar 0,12 poin dan penduduk kelompok 40
persen terbawah juga sebesar 0,12 poin.
Jika dilihat dari Perkembangan Gini Ratio Provinsi se-Pulau Sumatera,

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-44
rata-rata capainnya masih di bawah Nasional, Gini Ratio tertingi wolayah
Sumatera ada di Kabupaten Sumatera Selatan dan terendah ada di Kepualan
Bangka Belitung. Perbandingan capaian Gini Rasio Provinsi se Pulau
Sumatera dapat dilihat pada grafik berikut

0.38
0.34 0.34 0.33 0.33 0.33 0.32 0.32 0.32 0.31
0.26

Sumber : BRS Sumut, Maret 2020


Grafik.2.3
Perkembangan Gini Ratio Provinsi se-Pulau Sumatera Tahun 2020

2.1.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial


1) Kondisi Kemiskinan
Angka kemiskinan Sumatera Utara mengalami peningkatan sebesar
0,12 poin yaitu dari 8,63 persen pada September 2019 menjadi 8,75 persen
pada Maret 2020. Angka kemiskinan ini setara dengan 1,28 juta jiwa pada
Maret 2020, atau berkurang sekitar 23 ribu jiwa dalam satu semester
terakhir.
Sementara Persentase penduduk miskin Indonesia pada Maret 2020 II-45
sebesar 9,78 persen, meningkat 0,56 persen poin terhadap September 2019
dan meningkat 0,37 persen poin terhadap Maret 2019. Jumlah penduduk
miskin pada Maret 2020 sebesar 26,42 juta orang, meningkat 1,63 juta orang
terhadap September 2019 dan meningkat 1,28 juta orang terhadap Maret
2019.
Tabel. 2.18
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Provinsi Sumatera Utara dan
Nasional, 2016 – 2020
Provinsi Sumatera Utara Nasional
Tahun Jumlah (ribu Persentase Jumlah (Juta Persentase
jiwa) (%) jiwa) (%)
September 2016 1.453 10.27 27.76 10.86
September 2017 1.327 9,28 26.58 10.12
September 2018 1.292 8,94 25.67 9.66
September 2019 1.260 8,63 24.79 9.22
Maret 2020 1.283 8,75 26.42 9.27

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-45
Sumber : BPS Sumatera Utara, 2020

Persentase penduduk miskin pada Maret 2020 di daerah perkotaan


sebesar 8,73 persen, dan di daerah pedesaan sebesar 8,77 persen. Daerah
perkotaan mengalami peningkatan sebesar 0,34 poin, sedangkan daerah
pedesaan mengalami penurunan sebesar 0,16 poin jika dibandingkan
September 2019. Berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode September
2019 – Maret 2020, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik
sebanyak 30,3 ribu jiwa sedangkan di pedesaan turun sebanyak 7,5 ribu jiwa.
Persentase penduduk miskin di perkotaan naik dari 8,39 persen menjadi 8,73
persen, dan di pedesaaan turun dari 8,93 persen menjadi 8,77 persen..

Tabel. 2.19
Jumlah dan persentase Penduduk Miskin menurut daerah
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016 – 2020

Jumlah Penduduk Miskin


Tahun Persentase Penduduk Miskin (%)
(ribu orang)

Perkotaan
September 2016 9.69

September 2017 663,27 8,96

September 2018 686,97 8,84


September 2019 665,46 8,39

Maret 2020 695,75 8,73

Perdesaan
September 2016 10.86

September 2017 663,30 9,62


II-46
September 2018 605,02 9,05

September 2019 595,04 9,14

Maret 2020 587,54 8,77

Perkotaan + Desa
September 2016 1.453 10.27

September 2017 1.327 9,28

September 2018 1.292 8,94

September 2019 1.260 8,63

Maret 2020 1.283 8,75

Sumber : BPS Sumatera Utara, Juli 2020

Pada Maret 2020 garis kemiskinan di Sumatera Utara sebesar


Rp.502.904,- per kapita per bulan. Untuk daerah perkotaan, garis
kemiskinannya sebesar Rp.518.218,- per kapita per bulan, dan untuk daerah

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-46
perdesaan sebesar Rp.484.717,- per kapita per bulan. Dibandingkan dengan
September 2019, garis kemiskinan Sumatera Utara pada Maret 2020 naik
2,61 persen yaitu dari Rp. 490.120,- perkapita per bulan menjadi
Rp.502.904,- perkapita per bulan. Garis kemiskinan di perkotaan naik 2,31
persen, yaitu dari Rp. 506.538,- perkapita per bulan menjadi Rp.518.218,-
perkapita per bulan. Sedangkan garis kemiskinan di perdesaan naik 3,01
persen dari Rp. 470.545,- perkapita per bulan menjadi Rp.484717,- perkapita
per bulan. Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang
terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan
Makanan (GKBM), sebagaimana terlihat pada Tabel 3 bahwa peranan
komoditi makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi
bukan makanan. Besarnya sumbangan GKM terhadap GK pada Maret 2020
sebesar 74,92 persen

Tabel. 2.20
Garis Kemiskinan Sumatera Utara Tahun 2016 – 2020
Daerah/Tahun Makanan Bukan Makanan Total
Perkotaan

September 2016 413.835

September 2017 321 688 117 206 438 894

September 2018 345 167 120 623 465 790


September 2019 366 831 139 706 506 538

Maret 2020 376 919 141 299 518 218

Perdesaan

September 2016 388.707

September 2017 322 222 84 935 407 157 II-47

September 2018 342 318 93 174 435 492

September 2019 367 379 103 166 470 545

Maret 2020 376 656 108 061 484 717

Perkotaan + Desa

September 2016 401.832

September 2017 321 967 101 729 423 696

September 2018 343 741 107 932 451 673

September 2019 367 105 123 015 490 120

Maret 2020 376 790 126 114 502 904

Sumber : BPS Sumatera Utara, 2020

Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan


persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-47
tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Selain harus mampu
memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan yang menyangkut
kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan
keparahan dari kemiskinan.
Pada periode September 2019 – Maret 2020, secara umum Indeks
Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
menunjukkan sedikit peningkatan. Indeks Kedalaman Kemiskinan dari 1,480
meningkat menjadi 1,513. Demikian pula Indeks Keparahan Kemiskinan naik
dari 0,372 menjadi 0,388 pada periode yang sama. Kenaikan nilai kedua
indeks ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin
cenderung semakin menjauh dari garis kemiskinan (semakin dalam) dan
tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk miskin semakin meningkat

Tabel. 2.21
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan
(P2) Tahun 2016 – 2020

Tahun Perkotaan Perdesaan Total


Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)

September 2016 1.624 2.295 1.957

September 2017 1,421 1,583 1,499


September 2018 1,395 1,533 1,459
September 2019 1,335 1,653 1,480

Maret 2020 1,479 1,553 1,513

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

September 2016 0.417 0.703 0.559

September 2017 0,344 0,390 0,366 II-48


September 2018 0,248 0,384 0,310

September 2019 0,316 0,440 0,372

Maret 2020 0,377 0,401 0,388


Sumber : BPS Sumatera Utara, 2020

Jika dilihat dari perkembangan Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk


miskin tterbanyak ada di Kota Medan yaitu sebanyak 183.54 ribu jiwa dan
jumlah penduduk miskin paling sedikit ada di Kabupaten Phakpak Bharat
sebanyak 4,59 ribu jiwa. Semenara persentase penduduk miskin tertingi ada
di Kabupaten Nias Barat dan Nias Utara masing-masing sebesar 25.69 dan
25.07 persen dan persentase terendah ada di Kabupaten Deli Serdang 3.88
persen. Capaian Kabupaten/Kota dapat dilihat sebagai berikut :

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-48
Tabel. 2.22
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Kabupaten/Kota se
Sumatera Utara, 2020
Jumlah Penduduk Persentase Penduduk Miskin
No Kab/Kota
Miskin (ribu org) (Persen)
1 Nias 23,12 16,60
2 Mandailing Natal 41,31 9,18
3 Tapanuli Selatan 23,96 8,47
4 Tapanuli Tengah 47,19 12,38
5 Tapanuli Utara 28,41 9,37
6 Toba Samosir 16,05 8,71
7 Labuhan Batu 42,17 8,44
8 Asahan 66,32 9,04
9 Simalungun 73,64 8,46
10 Dairi 22,93 8,04
11 Karo 36,57 8,70
12 Deli Serdang 86,26 3,88
13 Langkat 101,87 9,73
14 Nias Selatan 53,88 16,74
15 Humbang Hasundutan 17,92 9,36
16 Pakpak Bharat 4,59 9,28
17 Samosir 15,80 12,48
18 Serdang Bedagai 49,18 7,97
19 Batu Bara 49,78 11,88
20 Padang Lawas Utara 26,79 9,70
21 Padang Lawas 23,87 8,37
22 Labuhan Batu Selatan 28,63 8,34
23 Labuhan Batu Utara 34,86 9,53
24 Nias Utara 34,75 25,07
25 Nias Barat 22,33 25,69
26 Kota Sibolga 10,49 11,95
27 Kota Tanjung Balai 23,54 13,33 II-49
28 Kota Pematang Siantar 21,23 8,27
29 Kota Tebing Tinggi 16,32 9,85
30 Kota Medan 183,54 8,01
31 Kota Binjai 15,91 5,71
32 Kota Padangsidimpuan 16,56 7,40
33 Kota Gunungsitoli 23,54 16,41
Sumber : Statistik Indonesia 2020

Beberapa faktor yang diduga dapat berpengaruh terhadap tingkat


kemiskinan di Sumatera Utara pada periode September 2019 - Maret 2020
antara lain adalah:
1. Selama periode September 2019 – Maret 2020, angka inflasi umum
tercatat sebesar 0,45 persen.

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-49
2. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 4,73 persen pada Februari
2020, menurun jika dibandingkan dengan TPT Agustus 2019 yang sebesar
5,41 persen

3. Pertumbuhan Ekonomi cukup stabil meskipun sedikit melambat, dari 5,21


persen pada Triwulan IV 2019 menjadi 4,65 persen pada Triwulan I 2020.

4. Nilai Tukar Petani di Sumatera Utara selama beberapa periode terakhir


menunjukkan peningkatan yang cukup berarti, dimana NTP September
tahun 2019 sebesar 97,34 persen meningkat menjadi 109,41 di Maret
2020, sehingga diduga mempengaruhi tingkat kemiskinan di perdesaan.

5. Meskipun rata-rata pengeluaran per kapita pada Desil 1 periode September


2019 – Maret 2020 mengalami peningkatan sebesar 2,30% namun
peningkatannya lebih rendah dibandingkan pertumbuhan GK yang sebesar
2,61%.

Jika dibandingkan dengan wilayah se Pulau Sumatera, maka jumlah


penduduk miskin di Provinsi Sumatera Utara lebih banyak dibandingkan
daerah lainnya, sementara penduduk miskin terendah ada di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung, sementara jika dilihat dari Persentase penduduk
miskin, persentase penduduk miskin ada di Provinsi Bengkulu, kemudian
Provinsi Aceh dan Provinsi Lampung, dan persentase penduduk miskin
terendah ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Kepulauan Riau.
Capaian jumlah dan persentase pendudu miskin di wilayah Sumatera adalah
sebagai berikut : II-50

Tabel. 2.23
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Wilayah Setara (Pulau
Sumatera)
Jumlah Penduduk Persentase Penduduk
Provinsi
Miskin (ribu)* Miskin (%)*
Aceh 814,91 14,99
Sumatera Utara 1,283,29 8,75
Sumatera Barat 344,23 6,28
Riau 483,39 6,82
Jambi 277,80 7,58
Sumatera Selatan 1,081,58 12,66
Bengkulu 302,58 15,03
Lampung 1,049,32 12,34
Kep Bangka Belitug 68,39 4,53
Kep Riau 131,97 5,92
Sumber : BPS Indonesia, Juli 2020
*) data Maret 2020

2) Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-50
Pembangunan manusia di Sumatera Utara terus mengalami kemajuan.
Pada tahun 2020, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sumatera Utara
mencapai 71,77. Angka ini meningkat sebesar 0,03 poin atau tumbuh sebesar
0,04 persen dibandingkan tahun 2019. Jika dibandingkan dengan Nasional
walapun terjadi peningkatan Pandemi COVID-19 membawa pengaruh
terhadap pembangunan manusia di Indonesia. Hal ini terlihat dari
perlambatan pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2020
dibanding tahun-tahun sebelumnya. IPM Indonesia tahun 2020 adalah
sebesar 71,94 atau tumbuh 0,03 persen (meningkat 0,02 poin) dibandingkan
capaian tahun sebelumnya. Perkembangan capaian IPM Nasional dan Provinsi
Sumatera Utara dapat dilihat sebagai berikut :
71.92 71.94
71.74 71.77

71.39
71.18

70.81
70.57

70.18
70

Sumatera Utara Nasional


2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara 2020


Grafik.2.15
Capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sumatera Utara dan
Nasional 2016-2020

Peningkatan IPM menejelaskan bahwaBayi yang lahir di Sumatera


II-51
Utara pada tahun 2020 memiliki harapan untuk dapat hidup hingga 69,10
tahun, lebih lama 0,15 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Anak-anak
yang pada tahun 2020 berusia 7 tahun memiliki harapan dapat menikmati
pendidikan selama 13,23 tahun, lebih lama 0,08 tahun dibandingkan dengan
tahun 2019. Penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah
menempuh pendidikan selama 9,54 tahun, lebih lama 0,09 tahun
dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2020, masyarakat Sumatera
Utara memenuhi kebutuhan hidup dengan rata-rata pengeluaran per kapita
sebesar 10,42 juta rupiah per tahun, menurun 229 ribu rupiah dibandingkan
tahun sebelumnya.
Sedangkan jika dilihat dari Nasional Dari sisi pendidikan, pada tahun
2020 anak-anak berusia 7 tahun memiliki harapan dapat menikmati
pendidikan selama 12,98 tahun atau hampirsetara dengan lamanya waktu

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-51
untuk menamatkan pendidikan hingga setingkat Diploma I. Angka ini
meningkat 0,03 tahun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 12,95
tahun. Selain itu, rata-rata lama sekolah penduduk umur 25 tahun ke atas
juga masih meningkat 0,14 tahun, dari 8,34 tahun pada tahun 2019 menjadi
8,48 tahun pada tahun 2020. • Dari sisi kesehatan, bayi yang lahir pada
tahun 2020 memiliki harapan untuk dapat hidup hingga 71,47 tahun, lebih
lama 0,13 tahun dibandingkan dengan mereka yang lahir pada tahun
sebelumnya
Peningkatan capaian IPM tidak terlepas dari peningkatan setiap
komponennya. Seiring dengan meningkatnya angka IPM, indeks masing-
masing komponen IPM juga menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun.
sebagaimana terlihat pada tabel berikut :

Tabel. 2.24
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Komponen, 2016-2020
Komponen Satuan 2016 2017 2018 2019 2020

Umur Harapan Hidup Saat Tahun 68,33 68,37 68,61 68,95 69,10
Lahir (UHH)
Harapan Lama Sekolah (HLS) Tahun 13,00 13,10 13,14 13,15 13,23
Rata-Rata Lama Sekolah Tahun 9,12 9,25 9,34 9,45 9,54
Pengeluaran Perkapita Rp 9.744 10.036 10.391 10.649 10.420
IPM % 70,00 70,57 71,18 71,74 71,77
Pertumbuhan IPM % 0,71 0,81 0,86 0,79 0,04
Sumber : BPS, Berita Resmi Statistik Sumatera Utara 2020

Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH) yang merepresentasikan dimensi


umur panjang dan hidup sehat terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama
periode 2010 hingga 2020, Sumatera Utara telah berhasil meningkatkan II-52
Umur Harapan Hidup saat lahir sebesar 1,64 tahun. Selama periode tersebut,
secara rata-rata Umur Harapan Hidup tumbuh sebesar 0,24 persen per
tahun. Pada tahun 2010, Umur Harapan Hidup saat lahir di Sumatera Utara
sebesar 67,46 tahun, dan pada tahun 2020 telah mencapai 69,10 tahun
Dimensi pengetahuan pada IPM dibentuk oleh dua indikator, yaitu
Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah. Kedua indikator ini
terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2010 hingga 2020,
Harapan Lama Sekolah di Sumatera Utara telah meningkat sebesar 1,41
tahun, sementara rata-rata lama sekolah meningkat 1,14 tahun.
Dimensi terakhir yang mewakili kualitas hidup manusia adalah standar
hidup layak yang direpresentasikan oleh pengeluaran per kapita (harga
konstan 2012). Selama periode 2010 hingga 2020, pengeluaran per kapita
masyarakat meningkat rata-rata sebesar 1,27 persen per tahun. Namun,

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-52
kondisi pandemi covid-19 yang terjadi di tahun 2020, mengakibatkan
penurunan pada pengeluaran per kapita masyarakat Sumatera Utara hingga
sebesar 10,42 juta rupiah per tahun
Peningkatan IPM di tingkat Provinsi Sumatera Utara juga tercermin
pada level kabupaten/kota. Selama periode 2019 hingga 2020, IPM di seluruh
kabupaten/kota mengalami peningkatan. Pada periode ini, tercatat tiga
kabupaten/kota dengan kemajuan pembangunan manusia paling cepat, yaitu
Kabupaten Padang Lawas Utara (0,81 persen), Kabupaten Nias Utara (0,61
persen), dan Kabupaten Nias Barat (0,61 persen). Kemajuan pembangunan
manusia di ketiga kabupaten tersebut terutama didorong oleh perbaikan
dimensi Pendidikan.
Tabel. 2.25
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sumatera Utara Menurut
Kabupaten/Kota, 2020
Kabupaten/Kota IPM Pertumbuhan IPM

Nias 61,93 0,45


Mandailing Natal 66,79 0,41
Tapanuli Selatan 70.12 0.14
Tapanuli Tengah 69,23 69,23
Tapanuli Utara 73,47 0,19
Toba 75,16 0,32
Labuhan Batu 72,01 0,10
Asahan 70,29 0,53
Simalungun 73,25 0,37
Dairi 71,57 0,21
Karo 74,43 0,24
Deli Serdang 75,44 0,01
Langkat 71,00 0,34
Nias Selatan 61,89 0,49 II-53
Humbang Hasundutan 68,87 0,06
Pakpak Bharat 67,59 0,18
Samosir 70,63 0,11
Serdang Bedagai 70,24 0,04
Batu Bara 68,36 0,01
Padang Lawas Utara 69,85 0,81
Padang Lawas 68,25 0,13
Labuhan Batu Selatan 71,40 0,01
Labuhan Batu Utara 71,61 0,25
Nias Utara 62,36 0,61
Nias Barat 61,51 0,61
Sibolga 73,63 0,30
Tanjung Balai 68,65 0,20
Pematang Siantar 78,75 0,23
Tebing Tinggi 75,17 0,12
Medan 80,98 0,01
Binjai 75,89 0,00-
Padangsidimpuan 75,22 0,21
Gunungsitoli 69,31 0,01
Sumatera Utara 71,77 0.04

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-53
Sumber : BPS, Berita Resmi Statistik Sumatera Utara 2020

Selain itu jika dilihat perkembangan IPM dengan wilayah yang setara
(Pulau Sumatera) maka Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Sumatera
Utara berada pada urutan ke-5 (Lima) setelah Aceh, Sumatera Barat, Riau
dan Kepulauan Riau. Sedangkan IPM tertinggi ada di Provinsi Kepulauan Riau
sebesar 75,59 persen dan terendah ada di Provinsi Lampung sebesar 69,69,
capaian Komponen IPM dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel. 2.26
Indeks Pembangunan Manusia Wilayah Setara (Pulau Sumatera)
Tahun 2020
KOMPONEN IPM

Umur Harapan Rata-


Provinsi Pertum
Harapan Lama Rata Pengeluaran
IPM buhan
Hidup Saat Sekolah Lama Perkapita
IPM
Lahir (UHH) (HLS) Sekolah

Aceh 69,93 14,31 9,33 9.492 71,99 0,13


Sumatera Utara 69,10 13,23 9,54 10.420 71,77 0,04
Sumatera Barat 69,47 14,02 8,99 10.733 72,38 -0,01
Riau 71,60 13,20 9,14 10.675 72,71 -0,40
Jambi 71,16 12,98 8,55 10.392 71,29 0,04
Sumatera Selatan 69,88 12,45 8,24 10.652 70,01 -0,01
Bengkulu 69,35 13,61 8,84 10.380 71,40 0,27
Lampung 70,65 12,65 8,05 9.982 69,69 0,17
Kep. Bangka 70,64 12,05 8,06 12.794 71,47 0,24
Belitung
Kepulauan Riau 69,96 12,87 10,12 14.209 75,59 0,15
Sumber : BPS, Berita Resmi Statistik Indonesia 2020

3) Indeks Pembangunan Gender (IPG)


Indeks Pembangunan Gedner (IPG) merupakan indeks pencapaian II-54
kemampuan dasar pembangunan manusia yang sama seperti IPM dengan
memperhatikan ketimpangan gender. IPG pada umumnya digunakan untuk
mengukur pencapaian dalam dimensi yang sama dan menggunakan
indikator yang sama dengan IPM, namun lebih diarahkan untuk
mengungkapkan ketimpangan antara laki-laki dan perempuan. Kondisi IPG
di Provinsi Sumatera Utara memperlihatkan adanya trend positif (kenaikan)
pada kurun waktu 2017 – 2019 dengan rata rata kenaikan sebesar 0,03
point. Bila melihat dengan capaian IPG secara nasional, maka dapat
diketahui bahwa kurun waktu tahun 2017 – 2019 capaian IPG Sumut masih
berada di bawah capaian nasional, sehingga hal ini memberikan gambaran
bahwa masih terjadi kesenjangan pembangunan manusia antara laki-laki
dan perempuan di Provinsi Sumatera Utara. Perkembangan IPG dapat dilihat
pada grafik dibawah ini :

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-54
91.2
91.07
91.1
90.96 90.99
91
90.82
90.9

90.8
90.82
90.7

90.6 90.71
90.65 90.66
90.5

90.4
2016 2017 2018 2019 2020

Sumatera Utara Indonesia


Sumber : BPS Indonesia, Februari 2020

Grafik.2.16
Perkembangan Indeks Pembangunan Gender (IPG) Sumatera Utara
2016-2020

Bila melihat pada masing – masing variabel pendukung IPG yaitu Usia
Harapan Hidup, Harapan Lama Sekolah, Rata – rata Lama Sekolah dan
Pengeluaran per Kapita maka trend dari tahun 2017 – 2019 memperlihatkan
kesenjangan yang paling menonjol adalah pada variabel Pengeluaran per
Kapita, dimana pengeluaran per kapita untuk penduduk perempuan jauh
lebih sedikit dibandingkan dengan penduduk laki – laki dengan kesenjangan
rata – rata sebesar 50 persen. Sedangkan untuk variabel rata rata lama
sekolah, kesenjangan tidak terlalu terliat (kecil) dengan rata rata sebesar 0,6
tahun. Beda halnya dengan varibel angka harapan lama sekolah, usia
harapan lama sekolah penduduk perempuan di Sumatera Utara lebih besar
dari usia harapan lama sekolah penduduk laki – laki dengan rata – rata
sebesar 0,4 tahun, begitu juga dengan variabel angka harapan hidup, II-55
memperlihatkan harapan hidup perempuan Sumatera Utara lebih besar dari
harapan hidup penduduk laki-laki dengan rata – rata sebesar 3,9 tahun,
sebagaimana tabel berikut:

Tabel. 2.27
Perkembangan Variabel Pendukung Indeks PembangunanGender (IPG)
Sumatera Utara 2016-2020
Harapan Lama Rata-rata Lama Pengeluaran Per
Usia Harapan Hidup
Sekolah Sekolah Kapita (dalam ribu
Tahun (Tahun)
(Tahun) (Tahun) rupiah)
L P L P L P L P
2016 66,48 70,29 12,67 13,34 9,48 8,78 14.153 7.772
2017 66,49 70,29 12,92 13,35 9,55 8,96 14.552 7.915
2018 66,73 70,52 16,96 13,37 9,61 9,08 15.124 8.138
2019 67,07 70,92 12,97 13,40 9,76 9,17 15.471 8.315
2020

Sumber : BPS Indoneisa, Februari 2020

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-55
Jika dilihat dari Perkembangan Indeks Pembangunan Gender (IPG)
Kabupaten/Kota maka IPG tertinggi ada di Kabupaten Pakpak Bharat
kemudian Toba Samosir, angka ini lebh tinggi dari capaian Provnsi Sumatera
Utara sebesar 90,71 pada tahun 2019. Sementara capaian terendah ada di
Kabupaten Nias Utara yaitu sebesar 79,02 persen. Perkembangan capaian IPG
kabupaten/Kota dapat dilihat sebagai berikut :
9 9 .0 5
9 8 .1 4
9 8 .0 4
9 7 .7 7
9 7 .5 9
9 7 .5 3

9 6 .5 4
9 6 .3 1
9 5 .4 6
9 4 .7 8
9 4 .0 2
9 3 .6 2
9 3 .5 5

9 0 .7 1
9 3 .0 3
9 7 .1

9 1 .3 3
9 1 .3 1
9 1 .2 3
9 1 .2 2
9 1 .0 5

9 0 .0 3
8 9 .5 2
8 9 .5 1
8 9 .2 5
8 8 .7 9
8 7 .6 3
8 7 .5 9
8 7 .4 3
8 6 .2 6
9 0 .6

8 5 .6 4
8 2 .9 3
7 9 .0 2
Sumber : BPS Indoneisa, Februari 2020
Grafik.2.17
Perkembangan Indeks Pembangunan Gender (IPG) Kabupaten/Kota

Jika dilihat dari wilayah yag setara, perkembangan Indeks


Pembangunan Gender (IPG) dapat dilihat dari grafik dibawah ini Provinsi
Sumatera Utara berada pada posisi ke-6 setelah Bengkulu, capaian IPG
tertinggai ada di Provinsi Sumatera Barat dan capaian terendah ada di
Provinsi Riau, sebagaimana terlihat dibawah ini

94.09 II-56
93.1
92.4
91.84
91.19
90.71 90.39
89
88.44 88.43
K E P . B A N G K A B E L IT U N G
SU M A TE R A SE LA TA N
SU M A TE RA B A RA T

SU M A TE RA U TA RA
K E P U L A U A N R IA U

B E N G K U LU

LA M PU N G

JA M B I
ACEH

R IA U

Sumber : BPS Indoneisa, Februari 2020

Grafik.2.18
Perkembangan Indeks Pembangunan Gender (IPG) Wilayah Sumatera

4) Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-56
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) adalah indeks komposit yang
mengukur peran aktif perempuan dalam kehidupan ekonomi dan politik.
Peran aktif perempuan dalam kehidupan ekonomi dan politik mencakup
partisipasi berpolitik, partisipasi ekonomi dan pengambilan keputusan serta
penguasaan sumber daya ekonomi.
Perkembangan capaian Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Provinsi
Sumatera Utara tahun 2017 hingga 2019 memperlihatkan adanya penurunan
dimana hingga tahun 2019 capaian Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
Sumatera Utara sebesar 67,76 poin, namun bila melihat perbandingan antara
capaian IDG Provinsi Sumatera Utara dan Nasional, maka capaian IDG
Sumatera Utara masih berada di bawah capaian Nasional dari tahun 2016 –
2019, sebagaimana grafik berikut:

72.56
72.1
71.74
71.39

71.29

69.07 69.29

67.76

2016 2017 2018 2019 2020

Sumatera Utara Indonesia

Sumber : Pembangunan Manusia Berbasis Gender, Kemen PP PA, RI

Grafik.2.19
Perkembangan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Sumatera Utara

Bila melihat pada masing – masing variabel pendukung IDG yaitu II-57
Keterlibatan Perempuan di Parlemen, Perempuan sbg Tenaga Manajer,
Profesional, Administrasi, Teknisi, dan Sumbangan Perempuan dalam
Pendapatan Kerja maka trend dari tahun 2016 – 2020 memperlihatkan belum
adanya perkembangan yang cukup baik dan masih rendahnya peran
perempuan dalam sektor publik, terutama untuk Keterlibatan Perempuan di
Parlemen sebagai satu indikator affirmative sebagaimana tabel berikut :

Tabel. 2.28
Perkembangan Variabel Pendukung Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
Sumatera Utara 2017-2019
Sumbangan Perempuan sebagai Keterlibatan
Tahun Pendapatan Perempuan Tenaga Profesional Perempuan di
(Persen) (Persen) Parlemen (Persen)
2016 36,01 52,59 15
2017 36,03 52,46 15
2018 36,03 54,51 17,17
2019 36,15 54.16 13.00

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-57
2020

Sumber : BPS Indonesia, Juli 2019


Jika dilihat dari perkembangan Kabupaten Kota Maka Indeks Pemberdayaan
Gender (IDG) tertinggi ada di Kabupaten Samosir sebesar 75,32 dan
Kabupaten Karo sebesar 75,32, capaian ini lebih tinggi dari Provinsi Sumatra
Utara pada tahun yang sama yaitu sebesar 67,76 persen. Perkembangan IDG
Kabupaten/Kota dapat dilihat pada grafik di bawah ini
79.78
75.32
74.57
72.7
72.08
71.47
71.03
70.26
69.1
67.58
67.57
66.97
66.21
65.89
65.8
65.7
64.93
64.63
63.93
63.15
62.81
62.33
62.12
61.56
61.49
60.81
60.4
59.78
59.6
55.81
54.81
53.6
47.29
Grafik.2.20
Perkembangan Indeks Permberdayaan Gender (IDG) Kabupaten/Kota

Dilihat dari Perkembangan wilayah setara, maka Indeks Pemberdayaan


Gender Tertinggi ada di Provinsi Sumatera Selatan, kemudian Provinsi
Bengkulu, sementara itu Provinsi Sumatera Utara ada diperingkat ke-5, dan
capaian IDG terendah ada di Kepulauan Bangka Belitung. Capaian IDG
II-58
wilayah setara adalah sebagai berikut :

74.45
69.78 69.23 69.17 67.76 65.97
63.31
59.09
52.96

Grafik.2.21
Perkembangan Indeks Permberdayaan Gender (IDG) Kabupaten/Kota

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-58
5) Harapan Lama Sekolah dan Rata-Rata Lama Sekolah
Selama periode 2010 hingga 2020, Harapan lama sekolah secara rata-
rata tumbuh sebesar 1,14 persen per tahun. Meningkatnya harapan lama
sekolah menjadi sinyal positif bahwa semakin banyak penduduk yang
bersekolah. Pada tahun 2020, harapan lama sekolah di Sumatera Utara telah
mencapai 13,23 tahun yang berarti bahwa anak-anak usia 7 tahun memiliki
peluang untuk menamatkan pendidikan hingga Diploma 1. Sementara itu,
Rata-rata Lama Sekolah penduduk usia 25 tahun ke atas di Sumatera Utara
tumbuh 1,15 persen per tahun selama periode 2010 hingga 2020.
Pertumbuhan yang positif ini merupakan modal penting dalam membangun
kualitas manusia Sumatera Utara yang lebih baik. Pada tahun 2020, rata-rata
lama sekolah penduduk Sumatera Utara usia 25 tahun ke atas mencapai 9,54
tahun, atau telah menamatkan pendidikan hingga sekolah lanjutan tingkat
pertama (SLTP).
Jika dilihat dari capaian Nasional Harapan Lama Sekolah (HLS)
penduduk usia 7 tahun dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) penduduk usia 25
tahun ke atas ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2010
hingga 2020, HLS Indonesia telah meningkat 1,69 tahun, sementara RLS
meningkat 1,02 tahun. Di tengah pandemi COVID-19 yang masih
berlangsung, HLS tahun 2020 masih tumbuh 0,23 persen, melambat
dibandingkan pertumbuhan selama tahun2011–2019, sedangkan RLS
tumbuh1,68 persen, melambat dibandingkan tahun sebelumnya yang
mencapai 2,08 persen II-59
Tabel. 2.29
Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
Sumatera Utara dan Nasional, 2016-2020
Harapan Lama Sekolah (HLS) Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
Tahun
Nasional Sumatera Utara Nasional Sumatera Utara
2016 12.72 13.00 7.95 9.12
2017 12.85 13.10 8.10 9.25
2018 12.91 13.14 8.17 9.34
2019 12.91 13.15 8.34 9.45
2020 12.98 13.23 8.48 9.54
Sumber : BPS, Berita Resmi Statistik Indonesia dan Sumatera Utara 2020

Jika dilihat dari perkembangan Kabupaten/Kota Harapan Lama


Sekolah tertinggi ada di Kota Medan sebesar 14,74 kemudian Kota Padang
Sidepuan dan Kota Pematang Siantar masing-masing sebesar 14,54 dan
14.45, sementara Harapan Lama Sekolah terendah ada di Kabupaten Nias
Selatan. Sementara capaian Rata-rata Lama Sekolah tertinggi juga ada di

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-59
Kota Medan sebesar 11,39 disusul Kota Pematang Siantar sebesar 11,16 dan
Kota Padang Sidempuan yaitu 11,00.
Tabel. 2.30
Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
Kabupaten/Kota sesumatera Utara, 2020
Harapan Lama Sekolah
Kab/Kota Rata-Rata Lama Sekolah
(HLS)

Nias 12,57 5,36


Mandailing Natal 13,32 8,62
Tapanuli Selatan 13,24 9.28
Tapanuli Tengah 13,06 8,62
Tapanuli Utara 13,69 9,85
Toba 13,45 10,52
Labuhan Batu 12,73 9,24 1
Asahan 12,60 8,79
Simalungun 12,78 9,60 1
Dairi 13,10 9,58
Karo 12,76 9,79
Deli Serdang 13,35 10,09
Langkat 13,05 8,65
Nias Selatan 12,23 5,85
Humbang Hasundutan 13,28 9,54
Pakpak Bharat 13,86 9,03
Samosir 13,47 9,43
Serdang Bedagai 12,60 8,54
Batu Bara 12,63 8,06
Padang Lawas Utara 12,87 9,37
Padang Lawas 13,03 9,01
Labuhan Batu Selatan 13,00 8,75
Labuhan Batu Utara 13,04 8,40
Nias Utara 13,03 6,58
Nias Barat 12,94 6,49
Sibolga 13,16 10,40
Tanjung Balai 12,50 9,44
Pematang Siantar 14,45 11,16 II-60
Tebing Tinggi 12,72 10,31
Medan 14,74 11,39
Binjai 13,62 10,93
Padangsidimpuan 14,54 11,00
Gunungsitoli 13,74 8,61
Sumatera Utara 13,23 9,54
Sumber : BPS, Berita Resmi Statistik Sumatera Utara 2020

Jika dibandingkan dengan wilayah yang setara (Pulau Sumatera), maka


Harapan Lama Sekolah Provinsi Sumatera Utara berada pada urutan ke 4
(empat) setelah Provinsi Aceh, Sumatera Barat, dan Bengkulu. Sedangkan
Rata Rata lama Sekolah jika dibandingkan dengan wilayah setara Sumatera
Utara berada pada ururan ke-2 setelah Kepulauan Riau, capaian Harapan
Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah Wilayah setara adalah sebagai
berikut :

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-60
14.31 14.02
13.23 13.2 13.61
12.98 12.65 12.87
12.45 12.05 HLS
10.12
9.33 9.54 9.14
8.99 8.84
8.55 8.24 8.05 8.06

RLS

Aceh Sumatera Sumatera Riau Jambi Sumatera Bengkulu Lampung Kep. Kepulauan
Utara Barat Selatan Bangka Riau
Belitung

Sumber : BPS Sumatera Utara 2020

Grafik.2.22
Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Wilayah
Setara (Pulau Sumatera) Tahun 2020

6) Usia Harapan Hidup


Sumatera Utara telah berhasil meningkatkan Umur Harapan Hidup saat
lahir sebesar 1,64 tahun. Selama periode tersebut, secara rata-rata Umur
Harapan Hidup tumbuh sebesar 0,24 persen per tahun. Pada tahun 2010,
Umur Harapan Hidup saat lahir di Sumatera Utara sebesar 67,46 tahun, dan
pada tahun 2020 telah mencapai 69,10 tahun
Jika dilihat dari perkembangan Nasional Umur Harapan Hidup saat lahir
(UHH) yang merepresentasikan dimensi umur panjang dan hidup sehat terus
meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2010 hingga 2020, UHH telah
II-61
meningkat sebesar 1,66 tahun atau rata-rata tumbuh sebesar 0,24 persen per
tahun. Pada tahun. 2010,UmurHarapanHidup saatlahir di Indonesia adalah
69,81 tahun, dan pada tahun 2020mencapai 71,47 tahun. Seiring dengan
terjadinya pandemi COVID-19, UHH Indonesia tahun 2020 mengalami
perlambatan. Pada tahun 2020, UHH Indonesia tumbuh 0,18 persen,
melambat dibandingkan pertumbuhan selama tahun 2017–2019 yang
masing-masing mencapai 0,23 persen, 0,20 persen, dan 0,20 persen.
Untuk Umur Harapan Hidup (UHH) Provinsi Sumatera Utara dan Nasional
dapat kita lihat pada grafik dibawah ini :

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-61
71.34 71.47
71.06 71.2
70.9

69.10
68.95
68.61
68.33 68.37

2016 2017 2018 2019 2020

Sumatera Utara Nasional

Sumber : BPS Sumatera Utara 2020


Grafik.2.23
Usia Harapan Hidup Sumatera Utara dan Nasional Tahun 2016-2020

Jika dilihat dari perkembangan Umur Harapan Hidup, maka capaian


tertinggi ada di Kota Pematang Siantar yaitu sebesar 73.55 tahun disusus
Medan dan Deli Sedang masing-masing sebesar 73.14 dan 71.47 tahun,
sementara Umur Harapan Hidup terendah ada di Kabupaten Mandailing
Natala yaitu 62.60 tahun, capaian Umur Harapan Hidup dapat dilihat pada
tabel berikut :
73.55
73.14
71.73

71.27
71.22
71.4

70.87
70.08
69.93
69.75
69.46
69.43
69.27
69.01

68.96

68.74
68.71
68.68
68.63
68.8

68.26
69

67.17
67.15
67.09
66.96
65.74
64.91
63.27

II-62
62.6

Sumber : BPS, Berita Resmi Statistik Sumatera Utara 2020


Grafik.2.24
Usia Harapan Hidup Kabupaten/Kota se Sumatera Utara, 2020

Jika dibandingkan dengan wilayah se Kepulauan Sumatera. Usia


Harapan Hidup tertinggi ada di Provindi Riau dan jambi, dan UHH terendah
ada di Provinsi Sumatera Utara , capaian UHH wilayah se Sumatera dapat
dilihat sebagai berikut :

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-62
80
71.6 71.16 70.65 70.64 69.96 69.93 69.88 69.47 69.35 69.1
70

60

50

40

30

20

10

0
Riau Jambi Lampung Bangka Kepulauan Aceh Sumatera Sumatera Bengkulu Sumatera
Belitung Riau Selatan Barat Utara

Sumber : BPS Sumatera Indonesa, 2020


Grafik.2.25
Umur Harapan Hidup Provinsi se Kepulauan Sumatera Utara, 2020

7) Kondisi Ketenagakerjaan
Penduduk usia kerja merupakan semua orang yang berumur 15 tahun
ke atas. Pada usia ini, mereka memiliki potensi untuk masuk ke angkatan
kerja dan pasar kerja. Penduduk usia kerja mengalami kenaikan dari 10,532
juta orang pada Agustus 2019 menjadi 10,703 juta orang pada Agustus 2020.
Penduduk usia kerja mengalami tren yang cenderung meningkat seiring
dengan bertambahnya jumlah penduduk di Sumatera Utara. Sebagian besar
penduduk usia kerja yaitu 68,67 persen atau 7,35 juta orang merupakan
angkatan kerja, terdiri dari 6,842 juta orang penduduk bekerja dan 508 ribu
orang pengangguran.
Tabel. 2.31
Penduduk Usia Kerja dan Angkatan Kerja 2016-2020
Agustus Agustus Agustus Agustus Agustus II-63
Status Keadaan 2016 2017 2018 2019 2020
Ketenagakerjaan (ribu (ribu (ribu (ribu (ribu
orang) orang) orang) orang) orang)
Penduduk Usia Kerja 9.642 9.789 10.356 10.532 10.703
Angkatan Kerja 6.636 6.743 7.453 7.411 7.350
Bekerja 5.991 6.336 7.039 7.012 6.842
Bukan Angkatan Kerja 3.279 3.046 2.903 3.121 3.353
Persen Persen Persen Persen Persen
Tingkat Pengangguran
5.84 5.60 5,55 5,39 6,91
Terbuka (TPT)
Tingkat Partisipasi
65.99 68.88 71,97 70,37 68,67
Angkatan Kerja (TPAK)
Sumber : Berita Resmi Statistik Sumatra Utara 2020

Jumlah angkatan kerja pada Agustus 2020 mengalami penurunan


sebesar 61 ribu orang dibandingkan Agustus 2019. Seiring dengan
penurunan jumlah angkatan kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
juga turun menjadi 68,67 persen pada Agustus 2020 dibandingkan Agustus
2019 (70,37 persen). Penurunan TPAK mengindikasikan bahwa terjadi

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-63
penurunan penduduk usia kerja yang aktif di pasar kerja baik menjadi
penduduk bekerja maupun sebagai penganggur. Berdasarkan jenis kelamin,
terdapat persamaan pola TPAK Agustus 2020 dengan tahun sebelumnya,
dimana TPAK laki-laki dan perempuan mengalam penurunan . Pada Agustus
2020, TPAK perempuan turun sebesar 0,65 persen poin. Sedangkan TPAK
laki-laki juga turun sebesar 2,78 persen poin
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan indikator yang
digunakan untuk mengukur tenaga kerja yang tidak terserap oleh lapangan
usaha di pasar kerja dan menggambarkan kurang termanfaatkannya pasokan
tenaga kerja. TPT juga merefleksikan kemampuan ekonomi pasar kerja yang
belum bisa menciptakan pekerjaan bagi mereka yang ingin bekerja tapi tidak
mendapatkannya. TPT hasil Sakernas Agustus 2020 adalah sebesar 6,91
persen. Hal ini berarti dari 100 orang angkatan kerja, terdapat sekitar 7 orang
penganggur. Berbeda dengan pola sebelumnya dimana TPT menunjukkan
tren yang menurun, pada Agustus 2020 ini, nilai TPT mengalami peningkatan
yang cukup besar yaitu sebesar 1,52 persen poin dibandingkan dengan
Agustus 2019 . sementara di tingkat nasional Tingkat pengangguran terbuka
(TPT) Agustus 2020 sebesar 7,07 persen, meningkat 1,84 persen poin
dibandingkan dengan Agustus 2019, capaian TPT Provinsi Sumatera Utara
dan Nasional dapat dilihat sebagai berikut :

7.07

5.61 5.5 5.3 5.23


II-64

6.91
5.84 5.6 5.55 5.39

2016 2017 Agts 2018 Agts 2019 Agts 2020

Nasioanal Provinsi Sumut

Sumber : BPS Sumatera Utara dan Indonesia 2020

Grafik.2.26
Perbandingan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Provinsi Sumatera Utara dengan Nasional 2016-2020

Jika dilihat dari perkembangan Kabupaten/Kota Tingka Pengangguran


Terbuka tertinggi ada di Kota Pematangsiantar sebesar 11.5 persen,
kemudian Kota Medan dan Kota Tebing Tinggi, masing-masing sebesar 10,74
dan 9,98 persen, sementara Tingkat Pengangguran Terbuka terendah ada di

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-64
Kabupaten Humbang Hasundutan sebesar 0.84 dan Kabupaten Samosir
sebesar 1.2 persen. Capaian Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten/Kota
dapat dilihat dibawah ini.

11.5
10.74
9.98
9.5
8.67

7.54
7.45
7.24
8

7.02
6.97
6.82

6.48
6.5

6.05
5.94
5.54

4.58
4.9

4.54
4.42
4.15
4.11
3.49
3.11
2.94
2.5
1.93
1.83
1.75
1.71
1.2
0.84
Grafik.2.27
Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Kabupaten/Kota (persen)

Berdasarkan kondisi Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) se-Pulau Sumatera


pada Tahun 2020, Provinsi Sumatera Utara berada pada urutan ke-2 tertinggi
dari 10 Provinsi se-Pulau Sumatera. Perbandingan Nilai TPT Provinsi se-
Pulau Sumatera dapat terlihat pada grafik dibwah ini :
12

10.34
10

8
6.91 6.88
6.59 6.32
6 5.51
II-65
5.25 5.13
4.67
4.07
4

0
Kepulauan Sumatera Sumatera Aceh Riau Sumatera Bangka Jambi Lampung Bengkulu
Riau Utara Barat Selatan Belitung

Sumber : Berita Resmi Statistik Sumatra Utara, Agustus 2020

Grafik.2.28
Perbandingan TPT Provinsi Se-Pulau Sumatera 2020

Selain kondisi diatas Pandemi Covid 19 mempengaruhi Kondisi


Ketenagakerjaan tidak hanya di Indonesia tapi juga di Sumatra Utara. Covid-
19 diketahui muncul pertama kali di Wuhan, China, pada Desember 2019.
Tanggal 13 Januari 2020, terdapat kasus baru Covid-19 di luar China untuk
pertama kalinya. Sedangkan di Indonesia, kasus pertama yang diumumkan

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-65
Presiden adalah pada tangal 2 Maret 2020. Selanjutnya, Covid-19 dinyatakan
sebagai pandemi oleh WHO pada tanggal 16 Maret 2020. Sejak Covid-19
dinyatakan sebagai pandemi, Indonesia menerapkan Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB)sampai dengan Mei 2020. Namun setelah itu, perlahan-
lahan kegiatan ekonomi dan sosial mulai dibuka kembali pada Juni 2020.
Penduduk usia kerja yang terdampak Covid-19 tersebut dikelompokkan
menjadi empat komponen yaitu a) Penganggur; b) Bukan angkatan kerja yang
pernah berhenti bekerja pada Februari-Agustus 2020; c) Penduduk yang
bekerja dengan statussementara tidak bekerja; dan d) Penduduk bekerja yang
mengalami pengurangan jam kerja. Kondisi c) dan d) merupakan dampak
pandemi Covid-19 yang dirasakan oleh mereka yang saat ini masih bekerja,
sedangkan kondisi a) dan b) merupakan dampak pandemi Covid-19 bagi
mereka yang berhentibekerja. dari penduduk usia kerja yang mencapai
10,703 juta, terdapat 1,23 juta orang yang terdampak Covid-19 atau 11,51
persen. Secara total, jumlah lakilaki yang terdampak Covid-19 lebih besar
dibandingkan perempuan. Penduduk usia kerja yang terdampak di perkotaan
sebesar 14,24 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan di perdesaan,
yakni 7,98 persen, sebagaimana terlihat pada tabel dibawah ini :
Tabel. 2.32
Dampak Covid-19 terhadap Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin
dan Daerah Tempat Tinggal, Agustus 2020

II-66

2.1.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga


Perkembangan Seni Budaya dan Olahraga di Provinsi Sumatera Utara
ditandai dengan capaian indikator sebagai berikut

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-66
Tabel. 2.33
Perkembangan Seni, Budaya dan Olahraga 2016-2020

No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020


1 Penyelenggaraan Festival Seni Dan 15 20 20 55 6
Budaya
2 Benda, Situs Dan Kawasan Cagar 4 8 8 10 2
Budaya Yang Dilestarikan
3 Cakupan Pelatih yang Bersertifikat NA 88 89 90 1,55%
4 Cakupan Pembinaan Atlet Muda NA 68 70 71 0,30

Sumber : Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Dinas Pemuda Olahraga Prov. Sumut,
data diolah 2019

dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terjad penurunan penyelenggaraan


Festival Seni dan Budaya di Provinsi Sumatera Utara menjadi 6 persen pada
tahun 2020, kondisi ini terjadi karena adanya wabah virus corona yang
melanda, pandemi virus corona telah mempengaruhi berbagai acara festival
dan seni budaya di Sumatera Utara, masalah keamaan publik
penyelenggaraan festival terpaksa dibatalkan, dan hampir semua indikator
capaian pada tahun 2020 mengalami penurunan.

2.1.3. ASPEK PELAYANAN UMUM


1.
2.1.3.1. URUSAN WAJIB PELAYANAN DASAR
1. PENDIDIKAN
Kondisi Pendidikan di Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat dari capain
Indikator sebagai berikut :
Tabel. 2.34 II-67
Capaian Indikator Pendidikan Provsu Tahun 2016-2020
Indikator 2017 2018 2019 2020
2016
APK SM Sederajat 93,81 96,79 97,14 97.14 97,8
APM SM Sederajat 67,92 68,54 71,19 71,19 72,3
Persentase Guru SMA/LB NA 90,2 96,43 97.0 97
berkualifikasi Akademik S1/D4
Persentase Guru SMA/LB NA 51.7 51.7 53.2 54,7
bersertifikasi
Persentase Guru SMK NA 33.9 38.2 39.9 43
bersertifikasi
Persentase Guru SMK NA 91.9 92.7 94.2 94,72
berkualifikasi Akademik S1/D4
Sumber : Dinas Pendidikan Provsu 2020
*) Data s.d. TW. 3

Angka Partisipasi Murni (APM) Sekolah Menengah Sederajat Provinsi


Sumatera Utara tahun 2020 meningkat sebesar 72.3 persen dan Angka

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-67
Partisipasi Kasar (APK) Sekolah Menengah Sederajat Provinsi Sumatera Utara
mengalami peningkatan pada tahun 2020 sebesar 97.8 persen.
Untuk terus meningkatkan capaian APM dan APK Sekolah Menengah
Sederajat, maka dibutuhkan peningkatan pada aksesibilitas sarana dan
prasarana Pendidikan, infrastruktur, rasio jumlah guru berkualifikasi dan
bersertifikasi, serta distribusi pemerataan guru. Rasio Ketersedian sekolah,
guru dan Kondisi Bangunan juga menjadi tolak ukur dalam peningkatan
mutu Pendidikan di Provinsi Sumatera Utara
Selain itu dalam Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang
Standar Pelayanan Minimal untuk menyelenggarakan Urusan Pemerintahan
Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar. SPM Bidang Pendidikan yang
merupakan urusan wajib Pemerintah Provinsi meliputi Pendidikan Menengah
dan Pendidikan Khusus. Selanjutnya di dalam Permendagri Nomor 100 Tahun
2018 disebutkan target capaian untuk SPM bidang urusan harus mencapai
100 persen. Capaian indikator pendidikan yang meliputi pemenuhan SPM
Pendidikan antara lain sebagai berikut :

Tabel. 2.35
Capaian SPM Pendidikan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019
Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
Persentase Guru SMA berkualifikasi Akademik NA 90,2 96,43 97.0 97
S1/D4
Persentase Guru SMK berkualifikasi Akademik NA 91.9 92.7 94.2 94,72
S1/D4
Persentase Guru SMA bersertifikasi NA 51.7 51.7 53.2 54,7
Persentase Guru SMK bersertifikasi NA 33.9 38.2 39.9 43
Persentase Guru SLB bersertifikasi NA 43.4 43.4 44.4 NA
II-68
Sumber : Dinas Pendidikan Provsu, 2020

2. KESEHATAN

a. Dinas Kesehatan
Kondisi kesehatan di Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat dari capaian
indikator utama pembangunan kesehatan sebagai berikut:
Tabel. 2.36
Indikator Kesehatan Provinsi Sumatera Utara 2016-2020
Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
Angka Kematian Bayi (AKB) Per 1.000 NA 3,52 2,84 2,61 NA
Kelahiran Hidup
Angka Kematian Ibu (AKI) Per 100.000 NA 59,36 60,80 66,76 NA
Kelahiran Hidup
Angka Kesakitan (Morbiditas) NA 11,17 11,07 11,97 11.97
Prevalensi Stunting (Pendek dan sangat NA N/A 32,50 30,7 NA
Pendek) pada Anak dibawah 5 Tahun
Sumber : Dinas Kesehatan Provsu, 2020

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-68
 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa perkembangan Angka Kematian
Bayi per seribu Kelahiran Hidup terus mengalami penurunan hinga 2019
sudah mencapai 2.61 per seribu Kelahiran Hidup. Penurunan AKB
disebabkan oleh berbagai faktor yaitu :
1. Peningkatan cakupan akreditasi puskesmas dan rumah sakit
2. Meningkatnya pemahanan, keterampilan dan kemampuan tenaga
kesehatan di fasyankes melalui pembinaan, bimbingan teknis dan
pelatihan pelatihan yang telah dilaksanakan seperti penanganan kasus
kegawatdaruratan bayi baru lahir di kab/kota sudah semakin baik setelah
dilakukan Pelatihan Gadar Maternal Neonatal
3. Kecukupan gizi yang semakin baik
4. Pelayanan kesehatan terhadap bayi semakin berkualitas

Sementara itu, AKI di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019 per 100.000
KH sebesar 66,76, meningkat dibandingkan dengan capaian AKI tahun 2018
sebesar 60,80 per 100.000 KH. Kenaikan AKI ini disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu :
1. Semakin giatnya upaya untuk mensosialisasikan dan
mengimplementasikan pencatatan pelaporan kematian ibu secara online
melalui aplikasi MDN (Maternal Death Notification), dimana seluruh
fasilitas kesehatan yang ada di Sumut baik dari Puskesmas maupun
Rumah Sakit dapat langsung melaporkan kematian ibu secara online
sehingga sistem pencatatan dan pelaporan kematian ibu dan anak di
II-69
Sumut sudah lebih baik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
2. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota semakin banyak melakukan upaya
untuk mencari data kematian yang sebenarnya terjadi dengan
mengikutsertakan stakeholder terkait.
3. Kemampuan bidan mendeteksi kasus resiko tinggi dan kepatuhan
melakukan rujukan secara terencana ke Rumah Sakit masih harus
ditingkatkan.
4. Sistem dan alur rujukan kasus gawat darurat maternal neonatal masih
harus diatur lebih lanjut serta semua fasyankes juga harus patuh
5. Tenaga kesehatan terlatih kemampuan kegawatdaruratan maternal
neoanatal masih kurang

Angka Kesakitan (Morbiditas) merupakan insidensi dan prevalensi dari


suatu penyakit yang terjadi pada populasi dalam kurun waktu tertentu.

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-69
Morbiditas berhubungan dengan terjadinya atau terjangkitnya penyakit di
dalam populasi, baik fatal maupun non-fatal. Angka Kesakitan (Morbiditas)
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019 sebesar 11,97%, meningkat
dibandingkan dengan capaian tahun 2018 sebesar 11,07%. Peningkatan
Angka Kesakitan disebabkan oleh meningkatnya faktor resiko kesakitan pada
masyarakat berupa kerentanan penyakit yang meliputi :
1. Kerentanan Individu (susceptibility)tian BA
2. Kerentanan Lingkungan
3. Kerentanan perilaku penyebab timbulnya kesakitan
Peningkatan status gizi masyarakat (termasuk di dalamnya penurunan
prevalensi balita pendek/stunting) menjadi salah satu prioritas pembangunan
nasional. Upaya yang dilakukan dalam rangka menurunkan balita stunting
meliputi intervensi gizi spesifik (yaitu mencegah dan mengurangi gangguan
secara langsung) serta intervensi gizi sensitif (yaitu upaya mencegah dan
mengurangi gangguan secara tidak langsung). Intervensi gizi spesifik
umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan, namun hanya berkontribusi
sebesar 30 persen saja, sedangkan 70 persen lainnya merupakan kontribusi
intervensi gizi sensitif yang memerlukan keterlibatan berbagai sektor, seperti
ketahanan pangan, ketersediaan air bersih dan sanitasi, pendidikan, sosial,
penanggulangan kemiskinan, dan lainnya. Walaupun prevalensi stunting
masih menjadi permasalahan gizi masyarakat di Provinsi Sumatera Utara,
namun capaian Prevalensi Stunting (Pendek dan sangat Pendek) pada Anak
dibawah 5 Tahun di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019 berdasarkan hasil
Survey Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019 adalah sebesar II-70
30,7%, menurun dibandingkan dengan capaian tahun 2018 hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) sebesar 32,4%.
Selain capaian Indikator diatas Pemerintah Provinsi dan
Kabupaten/Kota wajib menerapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
Kesehatan. SPM Kesehatan merupakan ketentuan mengenai Jenis dan Mutu
Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak
diperoleh setiap Warga Negara secara minimal. SPM Kesehatan terdiri atas
SPM Kesehatan Daerah Provinsi dan SPM Kesehatan Daerah
Kabupaten/Kota. Di Provinsi Sumatera Utara Capaian SPM pada tahun 2019
menunjukkan capaian 100 persen, ini artinya bahwa Pemerintah Povinsi
Sumatera Utara telah bekerja secara maksimal untuk pemenuhan layanan
dasar kehatan bagi penduduk terdampak krisis kesehatan akibat bencana
dan/atau berpotensi bencana provinsi dan Pelayanan kesehatan bagi

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-70
penduduk pada kondisi kejadian luar biasa provinsi, sebagaimana terlihat
pada tabel dibawah ini :
Tabel. 2.37
Capaian SPM Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020*
No. Jenis Indikator Target Jumlah Jumlah Capaian
Pelayanan Pencapian Pencapaian Orang Orang
Dasar SPM yang yang
Berhak Terlayani
Mendapat
Pelayanan
1. Pelayanan Jumlah Warga 100% 977.949 977.949 100%
kesehatan bagi Negara yang Orang Orang
penduduk terdampak krisis
terdampak kesehatan akibat
krisis bencana
kesehatan dan/atau
akibat bencana berpotensi
dan/atau bencana provinsi
berpotensi yang
bencana mendapatkan
provinsi layanan
kesehatan
2. Pelayanan Jumlah warga 100% 483.434 483.434 100%
kesehatan bagi negara pada Orang Orang
penduduk pada kondisi kejadian
kondisi luar biasa
kejadian luar provinsi yang
biasa provinsi mendapatkan
pelayanan
kesehatan

Sumber : Dinas Kesehatan Provsu, 2020


*) data tahun 2019

b. Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera


Utara
Peningkatan pelayanan kesehatan di Provinsi Sumatera Utara terlihat II-71
dari pelayanan dan penanganan masalah kesehatan jiwa pada Rumah Sakit
Jiwa (RSJ) Prof. Dr. M. Ildrem Provinsi Sumatera utara melalui dua indikator
yaitu Pencapaian Persentase BOR (Bed Occupancy Rate) Rumah Sakit Jiwa
dan Rata-rata LOS (Length of Stay) Rumah Sakit Jiwa.
Capaian Pelayanan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera utara dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel. 2.38
Capaian Indikator Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. M. Ildrem Provinsi
Sumatera Utara 2017-2019
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

1 Pencapaian Persentase BOR (Bed NA 92,92 98.12 73,85 68,34


Occupancy Rate) Rumah Sakit
Jiwa
2 Rata-rata LOS (Length of Stay) NA 66,36 66,36 70,59 79,83
Rumah Sakit Jiwa
Sumber : Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. M. Ildrem Provsu, 2020

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-71
Jika dilihat dari capaian diatas terjadi penuruan Bed Occupancy
Rate (BOR) dari tahun 2019 ke tahun 2020, kecenderungan penurunan
pemanfaatan perawatan di Rumah Sakit Jiwa dikarenakan turunnya
Akreditasi Rumah Sakit Jiwa. Penurunan ini terjadi dikarenakan perubahan
standarisasi Rumah Sakit Jiwa yang merujuk kepada Peraturan yang baru,
salah satunya bahwa Rumah Sakit Jiwa mesti memliki sejumlah Sumber
Daya Manusia yang berkualitas dan profesional. Karena tidak tersedia
sejumlah Dokter yang Profesional di Rumah Sakit Jiwa, maka menyebabkan
Rumah Sakit Jiwa turun Akreditasinya. Dengan turunnya Akreditasi tersebut,
mengakibatkan aturan BPJS tidak menjadikan Rumah Sakit Jiwa sebagai
Rumah Sakit rujukan. Hal ini menjadi berkurang jumlah pasien yang
memanfaatkan fasilitas pelayanan Rumah Sakit Jiwa tersebut.

c. Rumah Sakit Umum Haji Medan Provinsi Sumatera Utara


Selain Rumah Sakit jiwa, Provinsi Sumatera Utara juga mempunyai
Rumah Sakit Umum Haji. Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Medan adalah
salah satu Rumah Sakit yang menerapkan PPK BLUD (Badan Layanan Umum
Daerah) sesuai dengan Keputusan Gubernur No. 188.44/365/KPTS/2014
tanggal 13 Mei 2014 tentang Penetapan RSU Haji Medan Provinsi Sumatera
Utara sebagai BLUD. Dalam menjalankan roda organisasi RSU Haji Medan
berpedoman kepada Peraturan Gubernur Sumatera Utara No. 61 tahun 2017
tanggal 7 Juli 2017 tentang Pembentukan Organisasi, Tugas, Fungsi, Uraian
Tugas dan Tata Kerja RS Haji Medan.
Upaya pelayanan kepada masyarakat dilakukan secara rawat jalan bagi II-72
masyarakat yang mendapat gangguan kesehatan ringan dan pelayanan rawat
inap baik secara langsung maupun melalui rujukan pasien bagi masyarakat
yang mendapatkan gangguan kesehatan sedang hingga berat.
Bila dilihat dari tingkat keberhasilan pelayanan di rumah sakit yaitu
tingkat pemakaian sarana, mutu dan tingkat efisiensi pelayanan, belum
sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan indikator pemanfaatan tempat
tidur (BOR; bed ocoupancy rate) di rumah sakit di Sumatera Utara masih jauh
dari target yang diharapkan yaitu 60%-80%. Capaian Pelayanan Rumah Sakit
Haji dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-72
Tabel. 2.39
Capaian Indikator Rumah Sakit Haji Provinsi Sumatera Utara 2017-2019
2016
No Indikator 2017 2018 2019 2020

1. Persentase Bed Occupancy Rate (BOR) 58% 49% 46% 28


Rumah Sakit Haji
2. Length Of Stay (LOS) Rumah Sakit Haji 5 hari 5 hari 4 hari 4 hari
3. Bed Turn Over (BTO) 40-50 Rumah 43 36 kali 38 23
Sakit Haji kali kali
4. Turn Over Interval (TOI) Rumah Sakit 4 hari 5 hari 5 hari 3 Hari
Haji
Sumber : Rumah Sakit Haji Medan Provsu 2020

Capaian Rumah Sakit Haji Medan terhadap Bed Occupancy Rate (BOR)
pada tahun 2020 sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa kebermanfaatan
Rumah Sakit Haji Medan ini sangat kurang. Sedangkan target Length Of Stay
(LOS) Rumah Sakit Haji pada tahun 2020 adalah 4 hari. LOS menurut DepKes
RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini digunakan
untuk mengukur efisiensi pelayanan rawat inap yang tidak dapat dilakukan
sendiri, tetapi harus bersama dengan interpretasi BOR dan TOI. Selain tu
capaian TOI juga menrun Ini menunjukkan bahwa sepinya penggunaan
tempat tidur sebagai salah satu fasilitas Rumah Sakit Haji Medan sebagai
pelayanan Kesehatan.

3. PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

2. PEKERJAAN UMUM
Jalan, Jembatan dan Tenaga Kerja Kontruksi
Pada tahun 2020 berdasarkan hasil evaluasi Triwulan III kemantapan
II-73
jalan Provinsi menurun menjadi 82,10 persen, sementara persentase
jembatan dalam kondisi baik meingkat pada tahun 2010 sebesar 99,10
persen. Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi Klasifikasi Ahli meningkat ditahun
2020 sebesar 10,88 persen. Hal ini disebabkan adanya skema kerjasama yang
dilakukan dengan badan wilayah jasa konstruksi provinsi Aceh dan pihak
swasta sehingga dapat menyerap lebih banyak tenaga ahli konstruksi yang
mengikuti pelatihan dan pendidikan. capaian Jalan, Jembatan dan Tenaga
Kerja Kontruksi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-73
Tabel. 2.40
Kondisi Jalan, Jembatan dan Tenaga Kerja Kontruksi Provinsi Sumatera
Utara 2016-2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Persentase Panjang Jaringan Jalan NA 84.31 81,17 82,19 82,10
Dalam Kondisi Mantap

2 Persentase Jembatan Dalam NA 76,34 81,88 83,71 99,10


Kondisi Baik
3. Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi NA NA 2,65 10,71 10,88
Klasifikasi Ahli
Sumber : Dinas Bina Marga dan Bina Kontruksi Provsu, 2020

Konektivitas
Kondisi konektivitas jalan menuju tempat wisata dan industri adalah sebagai
berikut :
a. KSPN Danau Toba
Terdapat Sembilan belas ruas Jalan Provinsi di 8 Kabupaten sepanjang
385,55 Km yang memiliki akses langsung ke Kawasan Strategis Pariwisata
Danau Toba.
Tabel. 2.41
Ruas Jalan Provinsi ke Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba
No Ruas Jalan Provinsi Panjang/Km Kabupaten/Kota
1 Situnggaling - Tongging - Batas Kab. Dairi 13,10 Karo
2 Simpang Raya - Sipintu Angin - 30,18 Simalungun
Pelabuhan Tiga Ras
3 Saran Padang - Seribu Dolok 20,80
4 Pematang Raya - Tiga Rungu 15,90
5 Sp. Lae Pondom - Silalahi 12,00 Dairi
6 Silalahi - Batas Kab. Karo 10,70
7 Tanjung Beringin - Plta Lau Renun - 17,00
Panggiringan
8 Sp. Jambu(Pakkpak Bharat) - Huta 11,00 Pak Pak Barat
Jungak II-74
9 Silangit - Sp.3 Muara - Muara - Bakkara 34,60 Tapanuli Utara
(Bts. Humbahas)
10 Sp. Sitanggor - Meat (Bts. Tobasa) 7,90
11 Sipahutar - Janji Maria (Bts. Tobasa) 18,00
12 Sibaksa - Bakkara - Batas Taput 18,45 Humbahas
13 Bakkara - Janji Raja (Batas Kab. Samosir) 6,79
14 Balige - Tarabunga - Meat (Batas Taput) 14,18 Toba Samosir
15 Silimbat - Parsoburan 40,00
16 Parsoburan - Bts. Lab. Batu Utara 40,50
17 Gonting - Janji Raja 42,58 Samosir
18 Simarmata - Sp. Sinapuran 13,87
19 Palipi - Parmonangan 18,00
Sumber : Dinas Bina Marga dan Bina Kontruksi Provsu, 2020

b. Bahorok dan Tangkahan


Terdapat 2 (dua) ruas Jalan Provinsi di Kabupaten Langkat sepanjang
41,50 Km yang menjadi akses langsung ke daerah wisata Bahorok Bukit
Lawang dan Tangkahan.

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-74
Tabel. 2.42
Ruas Jalan Provinsi ke Daerah Wisata Bahorok Bukit Lawang dan
Tangkahan
Kabupaten/
Pariwisata Alam Ruas Jalan Provinsi Panjang/Km
Kota
Bahorok, Bukit KUALA - SIMPANG MARIKE 20,00 Langkat
Lawang
Tangkahan SIMPANG 3 - NAMU 21,50
UNGGAS - TANGKAHAN
Sumber : Dinas Bina Marga dan Bina Kontruksi Provsu, 2020

c. Berastagi
Terdapat 2 (dua) ruas Jalan Provinsi di Kabupaten Karo sepanjang 36,30
Km yang menjadi akses langsung ke Berastagi.
Tabel. 2.43
Ruas Jalan Provinsi ke Berastagi
Pariwisata Ruas Jalan Provinsi Panjang/Km Kabupaten/Kot
Alam a
Berastagi SITUNGGALING - TONGGING - 13,10 Karo
BATAS KAB. DAIRI
SP. TONGKOH - SP. SINAMAN 23,20  
Sumber : Dinas Bina Marga dan Bina Kontruksi Provsu, 2020

d. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei


Terdapat 2 (dua) ruas Jalan Provinsi di Kabupaten Simalungun dan
Batubara sepanjang 30,93 Km dalam rangka mendukung akses langsung
ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei.
Tabel. 2.44
Ruas Jalan Provinsi ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei
Nama Akses/Jalan Panjang/Km Keterangan
Kawasan
KEK SEI PERDAGANGAN - BANDAR MASILAM 18,68 Jalan Provinsi di
MANGKE (BATAS KAB. BATUBARA) Kab. Simalungun
I BANDAR KHALIPAH (BATAS KAB. 12,25 Jalan Provinsi di II-75
SERDANG BEDAGAI) - DESA LALANG Kab. Batubara
(AKSES INALUM)
Sumber : Dinas Bina Marga dan Bina Kontruksi Provsu, 2020

e. Kawasan Industri Kuala Tanjung


Terdapat 2 (dua) ruas Jalan Provinsi sepanjang 37,40 Km yang berada di
Kabupaten Batubara yang mendukung akses langsung menuju Kawasan
Industri Kuala Tanjung.
Tabel. 2.45
Ruas Jalan Provinsi ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei
Nama
Akses/Jalan Panjang/Km Keterangan
Kawasan
Kuala BANDAR KHALIPAH (BATAS KAB. SERDANG 12,25 Kab.
Tanjung BEDAGAI) - DESA LALANG (AKSES INALUM) Batubara
 
SP. SONO (AKSES INALUM) - SP. 4 25,23 Kab.
TIMBANGAN TANJUNG TIRAM Batubara
Sumber : Dinas Bina Marga dan Bina Kontruksi Provsu, 2020

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-75
f. Kawasan Agropolitan
Terdapat 7 (tujuh) ruas Jalan Provinsi sepanjang 195,78 Km yeng menuju
langsung ke Kawasan Agropolitan di Sumatera Utara.

Tabel. 2.46
Ruas Jalan Provinsi ke ke Kawasan Agropolitan di Sumatera Utara
Nama Kawasan Akses/Jalan Panjang/Km
Merek Kab. Karo KABANJAHE - KUTA RAKYAT 21,50
Siborong-Borong Kab. Taput SIBORONG BORONG - SIPAHUTAR 23,00
Dolok Sanggul, Kabupaten DOLOK SANGGUL - ONAN 22,00
Humbang Hasundutan GANJANG
  ONAN GANJANG - PAKKAT 25,40
Harian, Kabupaten Samosir GONTING - JANJI RAJA 42,58
Silimakuta, Kabupaten SARAN PADANG - SERIBU DOLOK 20,80
Simalungun
Sitinjo, Kabupaten Dairi SUMBUL PEGAGAN - TIGA BARU - 29,50
SUMBUL JAHE
Siempat Rube, Kabupaten SP. JAMBU(PAKKPA BHARAT) - 11,00
Pakpak Bharat HUTA JUNGAK
Sumber : Dinas Bina Marga dan Bina Kontruksi Provsu, 2020

3. Irigasi dan Air Baku


Daerah Irigasi Permukaan di Provinsi Sumatera terdiri dari 76 Daerah
Irigasi (D.I) seluas 86.999 ha, dan Daerah Irigasi Rawa (D.I.R) terdiri dari 14
Daerah Irigasi Rawa seluas 26.846 Ha. Pada tahun 2018 telah dilakukan
pengkajian kembali terhadap Daerah Irigasi di Provinsi Sumatera Utara, baik
yang menjadi kewenangan pusat, kewenangan provinsi dan kewenangan
kabupaten/kota. Hasil kajian tersebut menunjukkan telah terjadi perubahan
luasan Daerah Irigasi. Beberapa Daerah Irigasi kewenangan Provinsi
luasannya sudah lebih dari 3000 Ha, akan beralih menjadi kewenangan Pusat
II-76
yang dalam hal ini berada dibawah pengelolaan Balai Wilayah Sungai
Sumatera-II. Sebagian daerah irigasi kewenangan Provinsi Sumatera Utara
telah mengalami pengurangan luas kurang dari 1000 Ha, akibat terjadinya
alih fungsi menjadi area bukan pertanian atau penggunaan lainnya, sehingga
akan beralih kewenangan penanganannya kepada Kabupaten/Kota.
Sebaliknya beberapa Daerah Irigasi yang berada pada daerah lintas
Kabupaten/Kota yang selama ini tidak tertangani, akan beralih menjadi
kewenangan Provinsi Sumatera Utara. Perubahan luasan Daerah Irigasi
Kewenangan Provinsi ini telah diusulkan ke Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat untuk ditetapkan status kewenangannya.
Sementara itu Penyediaan Air Baku di Provinsi Sumatera Utara hingga
2019 tidak ada embung baru yang dibangun hanya terbatas pada rehabilitasi
embung yang sudah ada. Tidak tercapainya target pembangunan embung

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-76
untuk penyediaan air baku disebabkan kesulitan kabupaten/kota dalam
penyediaan lahan.
Capaian Indikator Irigasi dan Air Baru dapat dilihat sebagai berikur

Tabel. 2.47
Indikator Irigasi dan Air Baku 2016-2020
N Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
o
1 Cakupan Layanan Akses Air Minum NA NA NA 76,94 76,95
Layak
2 Cakupan Akses Minum Perpipaan (%) NA NA NA 32,26 32,26
3 .Cakupan Pelayanan Air Limbah NA NA NA 29.086 29086
Perpipaan (Sambungan Rumah/SR
4 Cakupan penduduk yang terlayani NA NA NA 255.000 254560
sistem jaringan drainase skala Kota
(KK) (kumulatif)
5 Layanan irigasi permukaan dalam NA 79,03 81,82 82,43 83,28
kondisi optimal (%)
6 Layanan irigasi rawa dalam kondisi NA 51,00 53,48 53,48 57,45
optimal (%)
7 Kapasitas daya tampung sumber Air NA NA NA 32.000 35.000
Baku dalam Bentuk
Waduk/Embung/Situ (M3)
Sumber : Dinas Dinas Sumber Daya Air, Ciptakarya dan Tataruang Provsu, 2020

4. PENATAAN RUANG
Pasca ditetapkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 2
Tahun 2017, penyelenggaraan penataan ruang daerah di Provinsi Sumatera
Utara mulai memasuki tahapan pemanfataan ruang dan pengendalian
pemanfaatan ruang. Sebagaimana dituangkan dalam RPJPD Provinsi
Sumatera Utara terkait sasaran bidang penataan ruang adalah terwujudnya
tata ruang wilayah Provinsi Sumatera Utara yang serasi baik dengan RTRW
Kabupaten/Kota maupun dengan kepentingan pembangunan sektoral II-77
Provinsi Sumatera Utara bidang tata ruang diamanatkan untuk mewujudkan
keserasian rencana pembangunan dengan rencana tata ruang, sehingga
kemudian rencana tata ruang dijadikan sebagai acuan kebijakan spasial
lintas sektor.
Untuk mencapai hal tersebut, perlu dilakukan peningkatan kompetensi
sumber daya manusia dan kelembagaan di bidang penataan ruang, kualitas
rencana tata ruang, dan efektivitas penerapan serta penegakan hukum dalam
perencanaan, pemanfaatan, maupun pengendalian pemanfaatan ruang.
Capaian Indikator Penatan Ruang Provinsi Sumatera Utara tahun 2019
adalah sebagai berikut :

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-77
Tabel. 2.48
Capaian Indikator Penataan Ruang Provinsi Sumatera Utara 2016-2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Persentase kesesuaian antara NA 82 70 70 50
rencana tata ruang wilayah dengan
implementasi pembangunan daerah
(%)
2. Persentase tersedianya informasi NA 60 73 50 55
mengenai rencana tata ruang (RTR)
wilayah Provinsi berserta rencana
rincinya melalui peta analog dan peta
digital (%)
Sumber : Dinas Dinas Sumber Daya Air, Ciptakarya dan Tataruang Provsu, 2020

Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat bahwa:


1. Sehubungan dengan indikator tersedianya Perda tentang Rencana Tata
Ruang (RTR) Kawasan Strategis Provinsi (KSP) yang ditargetkan pada 2019
belum tercapai (Non Perda), hal ini dikarenakan bahwa dalam Peraturan
Daerah No. 2 Tahun 2017 tentang RTRW Provinsi Sumatera Utara bahwa
dari 14 wilayah Kawasan Strategis Provinsi masih 10 wilayah yang sudah
di susun Rencana Rinci Tata Ruangnya (materi teknis), sehingga masih
ada 4 wilayah Kawasan Strategis Provinsi lagi yang belum di susun, hal ini
sesuai dengan target RPJMD pada 2019 dan belum ada yang di
Perdakan/Proses Perda.
2. Mengenai regulasi daerah tentang pengendalian dan pemanfaatan ruang
dimana target RPJMD 2019 adalah menerbitkan 1 Pergub hal ini belum
dapat tercapai, dikarenakan produk arahan zonasi masih baru disusun
pada tahun 2019 dan perencanaan legal drafting masih akan dilakukan
pada tahun 2021.
II-78
Sehubungan dengan Persentase tersedianya Informasi mengenai RTR
wilayah Provinsi dan kesesuaian antara rencana tata ruang wilayah dengan
implementasi pembangunan daerah masih sesuai dengan target yang ada
pada RPJMD Tahun 2019 dalam hal ini masih stagnan, tidak ada perubahan
secara signifikan

4. PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Capaian Indikator Perumahan Rakyat dan Kawasan permukiman dapat


dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel. 2.49
Capaian Indikator Perumahan Rakyat dan Kawasan permukiman
2016-2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
NA
1 Rasio Rumah Layak Huni (%) 92,02 94,10 94,10 NA

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-78
Pengurangan luas Permukiman NA NA
2 218 311 88
Kumuh (Ha/tahun)
Cakupan Lingkungan Yang Sehat NA NA
3. Dan Aman yang Didukung Dengan NA 2.531 3.491
PSU (Unit)
Sumber : Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman dan BPS

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Rasio Rumah Layak huni Di
Provinsi Sumatera Utara meningkat hal ini disebabkan oleh peningkatan
jumlah rumah yang direhabilitasi di Provinsi Sumatera Utara pada tahun
2019. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan rasio rumah layak huni
antara lain melakukan rehabilitasi rumah tidak layak huni dan pendataan
rehabilitasi rumah layak huni yang dilakukan oleh pemerintah
kabupaten/kota, badan usaha dan pemerintah pusat. Rehabilitasi rumah
tidak layak huni melalui pembiayaan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
tahun 2019 sebanyak 649 Unit melalui berbagai kegiatan yang direncanakan
di RKPD tahun 2019. Pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga melaksanakan rehabilitasi rumah
layak huni sebanyak 13.594 unit pada tahun 2019 di Provinsi Sumatera.
Dengan demikian, pada tahun 2019 ada sebanyak 14.243 unit penambahan
rumah layak huni di Provinsi Sumatera Utara (hasil dari upaya rehabilitasi
rumah layak huni oleh pemerintah daerah dan pusat).
Selain itu, penanganan kawasan kumuh di Provinsi Sumatera Utara
juga meningkatkan pencapaian rasio rumah layak huni. Target pengurangan
luas kawasan kumuh setiap tahun lebih kurang 135 Ha. Pada tahun 2019
kegiatan penanganan kawasan kumuh dilaksanakan di Medan Marelan, II-79
Medan Area, Medan Johor, Deli Serdang, Labuhan Batu, Langkat, Karo,
Gunung Sitoli, Batu Bara, Asahan dengan luas Area tertangani adalah 88 Ha
atau 65,17 % dari target 135 Ha. Pengurangan
Dalam rangka meningkatkan pencapaian rasio rumah layak huni ini
pemerintah Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2019 juga mengalokasikan
anggaran untuk pembangunan prasarana sarana dan utilitas di perumahan
baru masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Beberapa perumahan yang
dilaksanakan pembangunan PSU tersebar di beberapa lokasi, Kab. Serdang
Bedagai (2 lokasi, Kab. Deli Serdang (34 lokasi, Kab. Simalungun (1 lokasi),
Kota Tanjung Balai (2 lokasi), Kab. Karo (1 lokasi) Kab. Tapanuli Tengah (3
lokasi). Pembangunan PSU tersebut telah membantu pembangunan sekitar
3.491 rumah MBR.

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-79
Dalam rangka pencapaian SPM penyediaan rumah bagi masyarakat
korban bencana, telah dilakukan melalui Program Pengembangan
Perumahan dalam rangka Pembangunan Rumah bagi Korban Bencana Banjir
Bandang di Kabupaten Mandailing Natal yang direlokasi, pada tahun 2019
telah dilakukan pembangunan sebanyak 26 Unit.

5. KETENTRAMAN, KETERTIBAN UMUM, DAN PERLINDUNGAN


MASYARAKAT

a. Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)


Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 di Provinsi Sumatera Utara
hingga tahun 2020 meningkat sebesar 87,12 persen, Sementara itu
penegakan Perda pada tahun 2019 sebesar 59 persen dan mengalami
penurunan pada tahun 2020 menjadi 26,67 persen, hal ini disebabkan oleh
kurangnya kasus pelanggaran Perda. Capaian indikator Petugas LINMAS,
Tingkat Penyelesaian Pelanggaran K3 dan Penegakan PERDA dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :

Tabel. 2.50
Capaian Indikator Satpol PP Provsu 2016-2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
Cakupan Petugas Belum ada
Belum ada
1 Perlindungan Masyarakat pendataan 3.182 10.383 55.103
pendataan
(Linmas)
Tingkat Penyelesaian NA
2 Pelanggaran K3 (Ketertiban, 18 18 59 87,12
Ketentraman, Keindahan)
3 NA
Persentase Penegakan PERDA NA 33 59 26,67
.
Indeks Ketenteraman dan II-80
4
Ketertiban Masyarakat
Sumber : Satpol PP Provsu 2020

b. Kesatuan Bangsa dan Politik


Capaian Indikator Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Sumatera
Utara dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel. 2.51
Capaian Indikator Kesatuan Bangsa dan Politik 2016-2020
N 2016
Indikator 2017 2018 2019 2020
o
1 Persentase LSM Aktif NA 100% 100% 100% NA
2 Persentase Partisipasi Pemilih NA Tidak ada Pesta 63 79.91% NA
Demokrasi
3 Persentase Pertambahan NA NA 160 155% (31) NA
Ormas
4 Peringkat Laporan Rencana NA 9 9 10 NA
Aksi Penanganan Konflik
sosial

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-80
5 Persentase Masyarakat yang NA NA 1753 161,5 % NA
menerima pemahaman (2100)
wawasan kebangsaan
Sumber : Bakesbangpol Provsu 2020

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase Partisipasi Pemilih


dalam Pemilu Legislatif meningkat, hingga tahun 2019 sebesar 79,91, hal ini
menunjukkan bahwa meningkatnya kesadaran masyrakat dalam menentukan
hak pilihnya. Kemudian persentase bertambahnya Ormas juga sudah
melampaui target RPJMD tahun 2019 yaitu sebesar 100 persen. Selain itu
Persentase Masyarakat yang menerima pemahaman wawasan kebangsaan
juga telah melebihi target RPJMD Provinsi Sumatera yaitu 100 persen.

c. Penanggulangan Bencana
Pengurangan risiko bencana menjadi sangat penting karena : 1)
Bencana adalah masalah yang kompleks yaitu dari faktor lingkungan hingga
pembangunan; 2) Kesiapan secara konvensional perlu, namun belum lengkap
dan menyeluruh; 3) Pemaduan dan pengarustamaan pengurangan risiko
bencana dalam pengambilan keputusan dan kegiatan sehari-hari memberikan
kontribusi pada pembangunan yang berkelanjutan.
Indikator Kinerja Penanggulangan Bencana di Provinsi Sumatera Utara
dapat diliht sebagai berikut :

Tabel. 2.52 Kondisi Penanggulangan Bencana Provsu


No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Pelayanan dan Kesiapsiagaan Terhadap NA 33 33 16 NA
Bencana (Kab/Kota)
2 Pelayanan Penyelamatan dan Evakuasi NA 3 3 6 20
Korban Bencana II-81
3 Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca NA 2 2 6 3
Bencana (Kab/Kota)
4 Indeks Resiko Bencana NA 150 150 145 NA
Sumber : BPBD Provinsi Sumatra Utara

6. SOSIAL
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Sosial merupakan urusan
wajib yang harus dilaksanakan oleh pemerintah Provinsi sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Pasal
12 ayat 1) Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan
Dasar salah satunya adalah bidang Sosial serta Permendagri 86 Tahun 2017
SPM menjadi salah satu acuan dalam penyusunan program, kegiatan, alokasi
dana indikatif dan sumber pendanaan daerah. Capaian Indikator Kinerja
Bidang Sosial sampai dengan tahun 2020 adalah sebagai berikut :

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-81
Tabel. 2.53
Indikator Kinerja Urusan Sosial
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Rehabilitasi Sosial Dasar NA 1.277 1.277 1.167 1.167
Penyandang Disabilitas Terlantar
di Dalam Panti
2 Rehabilittasi Sosial Dasar Anak NA 440 440 530 530
Terlantar dalam Panti
3 Rehabilitasi Sosial Dasar Lanjut NA 310 310 293 293
Usia Terlantar di Dalam Panti
4 Rehabilitasi Sosial Dasar Tuna NA 320 320 285 285
Sosial Khususnya Gelandangan
dan Pengemis didalam Panti
5 Perlindungan dan Jaminan Sosial NA 2.000 2.000 2.000 NA
pada Saat dan Setelah Tanggap
Darurat Bencana bagi Korban
Bencana Provinsi
Sumber : Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara, 2020

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Penyandang Disabilitas Terlantar


di Dalam Panti jika dilihat dari data Tahun 2017 dan 2018 berkurang
sebanyak 110 Orang pada Tahun 2019 dan 2020 serta telah dikembalikan ke
daerah asal karena dianggap sudah produktif. Sementara Rehabilitasi Sosial
Dasar Lanjut Usia Terlantar di Dalam Panti dan Rehabilitasi Sosial Dasar
Tuna Sosial Khususnya Gelandangan dan Pengemis didalam Panti telah
mencapai target RPJMD tahun 2019.
SPM yang merupakan urusan wajib dilaksanakan oleh Dinas Sosial
Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2017 dan 2018 lebih besar jumlah
II-82
penanganannya dibandingkan pada tahun 2019 dan 2020, dikarenakan pada
SPM bidang Sosial sesuai Permensos Nomor 9 tahun 2018 tentang SPM
bidang Sosial diupayakan pelaksanaannya secara Kualitas tidak hanya
Kuantitas, serta menyesuaikan pada anggaran yang tersedia.

2.1.3.2. URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB NON PELAYANAN DASAR


1. TENAGA KERJA
Kondisi Tenaga Kerja di Provnsi Sumatera Utara dapat dilihat dari 4
(empat) indikator yang tertuang didalam RPJMD Provini Sumatera Utara.
Capaian Indikator Tenaga Kerja di Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-82
Tabel. 2.54
Capaian Indikator Tenaga Kerja Provinsi Sumatera Utara 2016-2020

No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

Rasio Penduduk yang


1 NA 93,20 94,4 94,59 93,03
bekerja (%)

Angka Kesempatan Kerja NA


2 6.743.386 6.728.431 6.452.182 6.966.127
(jiwa)
Produktivitas Tenaga NA
3 Kerja Bruto (juta 21,56 21,78 21,95 9,61
Rp./TK)
Angka Penganggur NA
4 377.288 396.027 383,088 508.000
Terbuka (jiwa)
Sumber : Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sumatera Utara

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah pengangguran di Sumatra


Utara mencapai 508.000 orang pada Agusus 2020, meningkat sebanyak
124.912 orang dibandingkan dengan Agustus 2019 (yoy). Peningkatan jumlah
pengangguran ini sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk usia kerja
dan pengaruh pandemi Covid-19. Penduduk usia kerja mengalami kenaikan
dari 10,53 juta orang pada Agustus 2019 menjadi 10,70 juta orang pada
Agustus 2020. Penduduk usia kerja mengalami tren yang cenderung
meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Sumatera
Utara.
Perhitungan penduduk usia kerja maupun jumlah angkatan kerja
didasarkan pada proyeksi berbasis Survei Penduduk Antar Sendus (SUPAS)
yang dikumpulkan Badan Pusat Statistik pada tahun 2015. Sementara itu, II-83

terdapat 1,23 juta penduduk usia kerja di Sumut yang terdampak Covid-19
atau sebesar 11,51 persen dari total penduduk usia kerja di Sumut.
Penduduk yang terdampak dibagi menjadi empat komponen, yaitu penduduk
yang menjadi pengangguran karena Covid-19, bukan angkatan kerja (BAK)
karena Covid-19, sementara tidak bekerja karena Covid-19. Dan penduduk
yang mengalami pengurangan jam kerja karena Covid-19. Jumlah pekerja
yang menjadi penganguran karena Covid-19 berjumlah 107.000 orang.
Pekerja yang termasuk BAK karena Covid-19 sebanyak 39.000 orang. Pekerja
yang terpaksa tidak bekerja sementara berjumlah 64.000 orang. Persentase
terbesar ada di komponen pekerja dengan pengurangan jam kerja akibat
Covid-19 sebanyak 1,02 juta orang. Pengangguran karena Covid-19 adalah
penduduk usia kerja yang termasuk pengangguran dan memiliki pengalaman
berhenti bekerja karena Covid-19 pada periode Februari hingga Agustus 2020.

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-83
2. PEMBERDAYAAN PEREMPUAN & PERLINDUNGAN ANAK

Perkembangan capaian Indikator Pemberdayaan Perempuan dan


Perlindungan anak dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel. 2.55
Capaian Indikator Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak
2016-2020

No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

Indeks Pembangunan Gender 90,82 90,65 90,66 90,71 NA


1
(IPG)
Indeks Pemberdayaan Gender 69,07 69,29 71,29 72,43 90,93
2
(IDG)
Pesentase Kabupaten/kota NA 5 7 14 NA
3 layak Anak (menuju)

Persentase perangkat daerah 10% 21% 30% 73% 50%


4 yang melaksanakan PPRG

Persentase cakupan layanan NA 30 45 97 51


5 terhadap Perempuaan dan Anak
Korban Kekerasan
Rasio kekerasan terhadap NA 26/100.00 17/100.00 5/100.000 2/100.000
6 0 0
Perempuan
7 Rasio kekerasan terhadap Anak NA 29/100.000 21/100.000 11/100.000 8/100.000
Persentase Ketersediaan data, NA 20% 45% 63% 30%
8 Informasi gender dan anak yang
up to date

Sumber : Dinas PPPA, Hasil Evaluasi TW.3 2020

Indeks Pembangunan Gender (IPG) merupakan indeks pencapaian


kemampuan dasar pembangunan manusia dengan memperhatikan
II-84
ketimpangan gender. Dalam hal pembangunan manusia sering dibahas
mengenai perbedaan gender, dimana berfokus pada bagaimana mencapai
kesetaraan gender dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia
tanpa membedakan laki-laki dan perempuan. Berdsarkan data diatas
perkembangan IPG sejak tahun 2017 menunjukkan perbaikan hingga pada
tahun 2019 mncapai 90,71persen. Selaian itu dari tabel diatas juga dapat
dilihat bahwa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara telah berhasil
meningkatkan capaian Kabupaten/Kota layak anak, hingga tahun 2019
Provinsi Sumatera Utara sudah memiliki 14 Kabupaten/Kota layak anak.
Selain itu Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melalui Dinas
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provsu berhasil
menaikkan capaian Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender (PPRG)
bagi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Sumatera Utara, sejak tahun 2016

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-84
hingga 2019 telah mencapai 73 persen, namun pada tahun 2020
berdasarkan data dari evaluasi TW.3 capaiannya menurun menjadi 50 persen,
hal ini banyak disebabkan OPD mengalami refocusing angaran, sehingga
beberapa kegiatan tidak dapat dilaksanakan. Selain itu persentase layanan
terhadap Perempuaan dan Anak Korban Kekerasan hingga tahun 2020 terus
mengalamai penurunan.
Dalam mendukung perencanaan pembangunan pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak di Provinsi Sumatera Utara, Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Provsu, mengeluarkan indikator terkait dengan
ketersediaan data gender dan anak yang up to date sejak tahun 2017 – 2019
dengan trend peningkatan setiap tahun, yang mana pada tahun 2019 telah
tersedia sebanyak 63 persen data terpilah, gender dan anak, namun pada
tahun 2020 Persentase Ketersediaan data, Informasi gender dan anak yang
up to date mengalami penurunan menjadi 30 persen.

3. PANGAN

Pola Pangan Harapan (PPH) adalah susunan beragam pangan atau


kelompok pangan yang didasarkan atas sumbangan energinya, terhadap total
energi baik dalam hal ketersediaan maupun konsumsi pangan, yang mampu
mencukupi kebutuhan dengan mempertimbangkan aspek-aspek sosial,
ekonomi, budaya, agama dan cita rasa. Berdasarkan data menunjukkan nilai
Pola Pangan Harapan (PPH) di Sumatera Utara mengalami peningkatan
hingga 2019 sebesar 89,2 poin. Sementara Produksi Daging hingga 2020 II-85

mencapai 178.454,88 ton Produksi Telur 429.021,00 tondan Produksi Susu


1.731,24 ton.
Tabel. 2.56
Kondisi pangan di Sumatera Utara
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

1 Skor Pola Pangan


85,7 88,5 89,10 89,2 NA
Harapan (PPH)
2 Produksi Daging
NA 160.498,61 164.748,17 168.090,12 178.454,88
(ton)
3 Produksi Telur (ton) NA 173.605,33 265.515,36 264.172,44 429.021,00
4 Produksi susu (ton) NA 1.402,56 1.843,20 2.190,24 1.731,24
Sumber : Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provsu, TW 3 2020

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa produksi daging dari


tahun 2017 hingga tahun 2020 mengalami peningkatan, akan tetapi untuk

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-85
produksi telur pada tahun 2019 mengalami Penurunan di Kota Binjai dan
Kabupaten Langkat sebesar 0,5 % dari tahun 2018. Hal ini dipengaruhi
karena banyaknya peternak skala kecil yang tidak mampu bersaing dengan
peternak skala besar sehingga banyak yang gulung tikar, disamping itu cuaca
yang tidak menentu juga menurunkan produktivitas ayam petelur di sejumlah

daerah. Namun pada tahun 2020 kondisi menunjukkan bahwa terjadi


peningkatan yang sangat drastic pada produksi telur.

4. LINGKUNGAN HIDUP

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup di Sumatera Utara cenderung tidak


stabil. pada tahun 2017 capaian sebesar 68,34 dan mengalami sedikit
penurunan pada tahun 2018 menjadi 67,17 akan tetapi pada tahun 2019
mengalami peningkatan sebesar 68,2. Hal ini dapat diartikan bahwa kualitas
lingkungan hidup di Provinsi Sumatera Utara tidak baik. Hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor, antara lain erupsi Gunung Sinabung dan Kebakaran
Hutan.
Tabel. 2.57
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

1 IKA 75,43 80 77,50 78,8 NA


2 IKU 79,20 87,32 85,59 86,6 NA
3 IKTL 50,21 45,32 45,60 46,45 NA
4 IKLH 66,47 68,34 67,17 68,2 NA
Sumber : Dinas Lingkungan Provinsi Sumatera Utara
Catatan : 1. IKA (Indeks Kualitas Air) ; Indeks semakin tinggi, semakin baik
2. IKU (Indeks Kualitas Udara); Indeks semakin tinggi, semakin baik
3. IKTL (Indeks Kualitas Tutupan Lahan); Indeks semakin tinggi, semakin baik
II-86
4. IKLH (Indeks Kualitas Lingkungan Hidup) ; Indeks semakin tinggi, semakin baik

5. ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

Sampai dengan tahun 2020 Cakupan Kepemilikan Kartu Tanda


Penduduk Elektronik (KTP-El) di Provinsi Sumatera Uara terus mengalami
peningkatan hingga mencapai 97,23 persen, angka ini terus mengalami
peningkatan sejak tahun 2017. Capaian Indikator Administrasi
Kependudukan dan Pencatatan Sipil dapat dilhat sebagai berikut :

Tabel. 2.58
Administrasi Kependudukan Dan Pencatatan Sipil

No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-86
Cakupan Kepemilikan Kartu
1 Tanda Penduduk Elektronik NA 85,98% 87,76% 94% 97,23%
(KTP-El)

Cakupan Akte Anak Usia 0-


2 60,58% 63,11% 68,02% 72% 78,69%
18 Tahun

3 Cakupan Akte Perkawinan 4 8 12 NA

Persentase Kabupaten/Kota
4 yang sudah melaksanakan NA - 2 17 17
Kartu Identitas Anak (KIA)
Persentase PD Provsu yang
sudah melakukan Perjanjian
5 Kerjasama (PKS) NA 4 OPD 20 OPD 26 OPD NA
Pemanfaatan Database
Kependudukan
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Provsu 2020

6. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA

Capaian indikator Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dapat dilihat


pada tabel dibawah ini :
Tabel. 2.59
Indikator Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

1 Persentase Lembaga Pemberdayaan 33% 98% 93% 95% NA


Masyarakat (LPM) yang Aktif
2 Swadaya Masyarakat Terhadap NA 78% 82% 95% NA
Program Pemberdayaan Masyarakat
Sumber : Dinas Pemberdayaan dan Pemerintahan Desa

7. PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA

Capaian indikator Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana II-87

dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel. 2.60
Indikator Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

1 Total Fertility Rate (TFR) 2,6 2,9 2,82 3,04 NA


2 Rata-rata Anak Per Keluarga 2,66 2,46 2,46 2,28 NA
3 Persentase Pemakaian 51,17 58,9 54 56,25 NA
Kontrasepsi/CPR
4 Median Usia Kawin Pertama bagi NA 21,8 21,92 20.8 NA
Perempuan
5 Persentase tingkat NA 20,07 24,65 18,41 NA
keberlangsungan pemakaian
kontrasepsi
6 Cakupan PUS yang Ingin ber-KB 21 10,7 11,54% 12.1 NA
Tidak Terpenuhi (Unmet Need)
7 Persentase Penggunaan 27,6 40,18 33.1% 33.1%* NA
Kontrasepsi Jangka Panjang
(MKJP)

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-87
8 Cakupan Anggota Bina Keluarga NA NA 56,88 72.70 NA
Balita (BKB) ber-KB
9 Cakupan Anggota Bina Keluarga NA NA 38,35% 71.40 NA
Lansia (BKL) ber-KB
10 Cakupan Anggota Bina Keluarga NA 2,9 50,20% 73.53 NA
Remaja (BKR) ber-KB
Sumber : Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Pada tahun 2019 terdapat 2 (dua) Indikator yang tercapai yaitu


Persentase Pemakaian Kontrasepsi/CPR 56,25% dan Cakupan PUS yang
Inginber-KB Tidak Terpenuhi (Unmet Need) 12,1%, sementara ada 1 (satu)
indikator tidak tercapai yaitu Persentase tingkat keberlangsungan pemakaian
kontrasepsi 18,41%. Realisasi Indikator capaian program yang masih belum
memenuhi target tersebut memerlukan perhatian dari Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara. Kita perlu menjadikan Program KKBPK menjadi program
dan kegiatan prioritas untuk mempercepat penurunan angka total kelahiran
di Provinsi Sumatera Utara.

8. PERHUBUNGAN

Capaian Persentase Tersedianya Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas pada


Jalan Provinsi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel. 2.61
Persentase Tersedianya Fasilitas Keselamatan
Lalu Lintas pada Jalan Provinsi 2016-2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Persentase Tersedianya Fasilitas NA 48,5 % 48,5 % 48,5 % 55
Keselamatan Lalu Lintas pada
Jalan Provinsi
II-88
Sumber : Dinas Perhubungan Provsu, 2020

Data tersebut merupakan data pengadaan dan pemasangan fasilitas


keselamatan di kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara. Pada tahun
2018, Dinas Perhubungan Provsu melakukan pengadaan dan pemasangan
fasilitas keselamatan di 7 (tujuh) kabupaten/kota yang sama dengan tahun
2017, yaitu Kabupaten Labuhanbatu, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten
Langkat, Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Humbang Hasundutan,
Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Batubara. Sehingga persentase
kabupaten/kota yang terlayani kebutuhan fasilitas keselamatannya tidak
bertambah, yaitu sebesar 48,5%.
Sedangkan terkait terminal angkutan penumpang, hingga tahun 2020
jumlah terminal angkutan penumpang Tipe B yang merupakan berjumlah 15
terminal yaitu:

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-88
Tabel. 2.62
Terminal Tipe B Yang Merupakan Kewenangan
Provinsi Sumatera Utara Tahun 20
No Terminal Tipe B Kabupaten/Kota
1. Terminal Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang
2. Terminal Kabanjahe Kabupaten Karo
3. Terminal Sosorsaba Parapat Kabupaten Simalungun
4. Terminal Perdagangan Kabupaten Simalungun
5. Terminal Dolok Sanggul Kabupaten Humbang Hasundutan
6. Terminal Ikan Paus Binjai Kota Binjai
7. Terminal Bahorok/ Bukit Lawang Kabupaten Langkat
8. Terminal Tanjung Pura Kabupaten Langkat
9. Terminal Selesai Kabupaten Langkat
10. Terminal Pasar X/ Tanjung Beringin Kabupaten Langkat
11. Terminal Aek Kanopan Kabupaten Labuhanbatu Utara
12. Terminal Kota Pinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan
13. Terminal Gunungsitoli Kota Gunungsitoli
14. Terminal Pangururan Kabupaten Samosir
15. Terminal Sijambi Kota Tanjungbalai
Sumber : Dinas Perhubungan Provsu

Hingga saat ini telah diserahkan sebanyak 4 (empat) Terminal Tipe B


yang menjadi kewenangan Pemerintah Sumatera Utara yaitu:

Tabel. 2.63
Terminal Tipe B Yang Sudah Diserahkan ke Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2020

No Terminal Tipe B Kabupaten/Kota


1. Terminal Kabanjahe Kabupaten Karo
2. Terminal Bahorok/Bukit Lawang Kabupaten Langkat
II-89
3. Terminal Pasar X/Tanjung Beringin Kabupaten Langkat
4. Terminal Sijambi Kota Tanjungbalai
Sumber: Dinas Perhubungan Provsu 2020 (data diolah)

9. KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Sektor Komunikasi dan Informatika mempunyai peranan strategis


dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam upaya mendukung
pencapaian clean goverment dan good goverment melalui e-goverment. Sesuai
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
Pemerintah Provinsi diberi tugas untuk melaksanakan 2 (dua) sub urusan,
yaitu Informasi dan Komunikasi Publik dan Aplikasi Informatika, Capaian
Indikator komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera utara dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-89
Tabel. 2.64
Indikator komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara

No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

1 Cakupan Pengembangan dan NA 67% 67% 89% 61%


pemberdayaan kelompok informasi
masyarakat Sumatera Utara
2 Cakupan Pengelolaan Komunikasi NA 80% 80% 89% 89%
dan Informasi Publik
3 Rasio sistem pelayanan berbasis NA 6% 6% 20% 31%
online
Sumber : Dinas Kominfo Provsu, 2020

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pencapaian indikator Cakupan


Pengembangan dan Pemberdayaan Kelompok Informasi Masyarakat Sumatera
Utara mengalami penurunan capaian dari tahun 2018, hal ini disebabkan
oleh adanya Kelompok Informasi Masyarakat yang sudah Tidak aktif lagi di
kabupaten/kota.
Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) merupakan kelompok yang
dibentuk oleh, dari, untuk masyarakat secara mandiri dan kreatif yang
aktivitasnya melakukan pengelolaan informasi dan pemberdayaan
masyarakat dalam rangka meningkatkan nilai tambah, pembentukan KIM ini
sebagai tindaklanjut atas Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika RI
No. 08/PER/M.KOMINFO/6/2010 tentang Pedoman Pengembangan dan
Pemberdayaan Lembaga Komunikasi Sosial, tanggal 1 Juni 2010. Sumatera
Utara saat ini telah memiliki jumlah Kelompok Informasi Masyarakat (KIM )
sebanyak 193 kelompok tersebar di 103 Kecamatan yang berada di 20 II-90
Kabupaten/kota.
Sedangkan untuk pencapaian indikator rasio sistem pelayanan
berbasis online pada tahun 2020 sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu
31%. Adapun pencapaian ini diperoleh dari jumlah aplikasi yang terhubung
dengan Smart Province pada 11 OPD yaitu Badan Perencanan Pembangunan
Daerah, Badan Kepegawaian Daerah, Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah,Badan pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah, Dinas perindustrian
dan Perdanganan, Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera
Utara, Dinas Bina Marga dan Konstruksi, Dinas Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana Daerah, Biro Peembangunan dan Biro Hukum.
Indikator ini juga merupakan ukuran kinerja Pemprovsu dalam
mendukung kebijakan Pemerintah Pusat terkait Sistem pemerintahan

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-90
berbasis Elektronik sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor
95 Tahun 2018.

10. KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH

Capaian Persentase Koperasi Aktif dan Jumlah Usaha Mikro dan Kecil
Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel. 2.65
Persentase Koperasi Aktif dan Jumlah Usaha Mikro dan Kecil

No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

25,68
Persentase Koperasi
1 56.68 57,26 35,91 20,19
Aktif

Usaha Mikro Dan


2 2.855.847 2.857.124 2.858.131 2.860.248 2.145.788
Kecil (Unit)

Sumber: Dinas Koperasi dan UKM Provsu, 2020

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase koperasi aktif pada
tahun 2020 sebesar 20,1%, kondisi ini mengalami penurunan bila
dibandingkan dengan tahu9n sebelumnya yaitu sebesar 35,91% pada tahun
2019. Kondisi ini diasumsikan disebabkan oleh masih lemahnya pengelolaan
koperasi baik dari segi permodalan maupun berlangsungnya usaha koperasi.
Usaha mikro kecil dan menengah pada tahun 2020 tercatat mengalami
penurunan. Jika pada tahun 2019 jumlah UMKM tercatat sebesar 2.860.248,
maka pada tahun 2020 jumlah UMKM tercatat sebanyak 2.145.788.
Permasalahan UMKM antara lain akses permodalan diharapkan akan dapat
II-91
diatasi dengan pembentukan Jamkrida begitupun UMKM digital dan
berorientasi ekspor diharapkan akan terus meningkatkan kinerja UMKM
Sumut.

11. PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN

Perkembangan Penanaman modal (Investasi) di Provinsi Sumatera Utara


baik yang berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA) atau Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN) hingga tahun 2018 mengalami peningkatan yang
signifikan. Capaian Indikator Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi
Sumatera Utara dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-91
Tabel. 2.66
Indikator Penanaman Modal
No 2016
Indikator 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah Investor PMDN 145 187 309 525
594
(Proyek)
2 Jumlah Investor PMA (Proyek) 301 330 380 424 581
3 Jumlah Nilai Investasi PMDN 4,95 11,68 3,74 14,289
9,85
(Rp. Triliun)
4 Jumlah Nilai Investasi PMA 14,43 20,24 6,86 4,490
9,18
(RP. Triliun)
5 Rasio Daya Serap Tenaga NA 1.12 31,92 18.50
20,11
Kerja PMDN
6 Rasio Daya Serap Tenaga NA 5.79 10,69 10.93
10,0
Kerja PMA
7 Kenaikan/Penurunan Nilai 15.57 135,8 136 24.34
66
Realisasi Investasi (PMDN)
Sumber: DPM&P2TSP Provsu, 2020

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2019 pertumbuhan
penanaman modal di Provinsi Sumatera Utara disinyalir berjalan dengan baik
ini dapat dilihat dari jumlah investor PMDN yang tumbuh sebesar 525 proyek
dengan nilai investasi sebesar Rp. 14.289 (dalam Triliun), dan investor PMA
sebesar 424 proyek yang nilai investasi sebesar Rp. 4.490 (dalam Triliun).
Tingginya pertumbuhan penanaman modal tersebut didorong oleh giatnya
pengembangan bangunan dan non-bangunan dari pihak pemerintah maupun
swasta.
Selain masalah penanaman modal, masalah perizinan juga tidak kalah
penting, Setiap tahunnya realisasi ijin yang diterbitkan melebihi target yang
telah ditetapkan. Pada Tahun 2018, setelah terbitnya PP nomor 24 Tahun
II-92
2018 pada 21 Juni 2018 mengenai Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi
Secara Elektronik yaitu Online System Submission (OSS), dimana pelaku
usaha diberikan kemudahan dalam pengurusan ijin usaha secara elektronik
untuk mendapatkan NIB (Nomor Induk Berusaha), sehingga terjadi
penurunan dalam jumlah penerbitan ijin dan non ijin yang dilimpahkan
kepada DISPMPPTSP Provsu. Walaupun terjadi penurunan, tetapi realisasi
jumlah ijin dan non ijin yang diterbitkan DISPMPPTSP Provsu telah melebihi
target yang ditetapkan sekitar 200% untuk ijin dan 1500% untuk non ijin.
Dilihat dari data tersebut, sudah sepatutnya target jumlah ijin dan non ijin
yang diterbitkan untuk ditingkatkan agar tidak terjadi kesenjangan jumlah
yang signifikan. Capaian lama proses perizinan di Provinsi Sumatera utara
dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-92
Tabel. 2.67
Lama Proses Perizinan Di Provinsi Sumatera Utara
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

1 Lama Proses 3 Hari 3 Hari 3 Hari 3 Hari 3 Hari


Perizinan PMDN Kerja Kerja Kerja Kerja Kerja
2 Lama Proses 3 - 40 Hari 3 - 40 3 - 40 Hari 3 - 40 Hari 3 - 40 Hari
Perizinan Sektoral Kerja Hari Kerja Kerja Kerja Kerja
Sumber: DPM&P2TSP Provsu,2020

12. KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA

Tujuan pembangunan kepemudaan adalah menjadikan pemuda yang


berkarakter dan berdaya saing. Untuk membentuk karakter dan kompetensi/
daya saing maka diperlukan pendidikan yang baik dan berkualitas. Capaian
Kinerja Kepemudaan dan Olahraga dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel. 2.68
Capaian Kinerja Kepemudaan dan Olahraga
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

1 Persentase Organisasi Pemuda NA 55% 58% 62% NA


yang Aktif
2 Persentase Wirausaha Muda NA 17% 16% 33% 2,36%
3 Cakupan Pembinaan Cabang NA 86 86 88 1,85%
Olahraga
4 Cakupan Pelatih yang NA 88 89 90 1,55%
Bersertifikat
5 Cakupan Pembinaan Atlet Muda NA 68 70 71 0,30
Sumber : Dinas Pemuda dan Olahraga Provsu data diolah, 2020

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa persentase organisasi pemuda
II-93
yang aktif terus mengalami kenaikan di tiap tahunnya dimana pada tahun
2017 sebesar 55% dan pada tahun 2019 sebesar 62%. Kurangnya kaderisasi
didalam internal organisasi merupakan salah satu penyebab kurang
berkembangnya jumlah organisasi tersebut. Hal lain yang menjadi
penghambat yaitu kurangnya minat pemuda serta masih terbatasnya
kegiatan-kegiatan yang mendukung program kepemudaan untuk berperan
aktif dalam pembentukan karakter.
Wirausaha muda harus mempunyai sikap yang mandiri, inovatif, kreatif
dan berjiwa leadership, untuk dapat mendorong terciptanya lapangan kerja
dan membantu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi khususnya di Provinsi
Sumatera Utara. Yang perlu menjadi perhatian adalah mengubah pola pikir
pemuda untuk tidak takut berwirausaha dan bantuan permodalan yang
diberikan kepada mereka. Persentase wirausaha muda pada tahun 2017

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-93
sebesar 17% dan mengalami peningkatan di tahun 2019 menjadi 33%, dan
pada tahun 2020 mengalami penurunan yang cukup jauh menjadi 2,36,
penurunan ini terjadi karena kondisi Provinsi Sumatera Utara dipengaruhi
oleh Pandemi Covid dan refocusing anggaran, sehingga banya kegiatan yang
tidak bisa dilaksanakan karena keterbatasan anggaran
Pembinaan cabang olahraga dan pembinaan atlet muda di Provinsi
Sumatera Utara mengalami kenaikan pada tahun 2019. Untuk pembinaan
cabang olahraga sebesar 88% di tahun 2019 dan telah memenuhi target
RPJMD Tahun 2019, sedangkan pembinaan atlet muda sebesar 71 % di
tahun 2019 dan juga telah memenuhi target RPJMD Tahun 2019 sebelum
evaluasi. Namun pada tahun 2020 pembinaan atlit muda mengalami
penurunan. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara siap untuk mendukung
pembinaan dari semua cabang olahraga dan pembinaan atlet muda yang ada
di Provinsi Sumatera Utara. Selain untuk mendapatkan bibit-bibit atlet muda
berprestasi untuk siap bersaing dikancah nasional maupun internasional,
tetapi juga persiapan Provinsi Sumatera Utara sebagai Tuan Rumah PON XXI
Tahun 2024. Namun pada tahun 2020 sebagian kegiatan tidak bisa
dilaksanakan karena kondisi pandemi dan Refocussing anggaran.

13. STATISTIK

Sektor Statistik mempunyai peranan strategis dalam penyelenggaraan


pemerintahan daerah dalam upaya mendukung kebijakan pelaksanaan satu
data yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat dalam mendukung proses
II-94
pengambilan keputusan berbasis data. Kebijakan satu data ini telah diatur
dalam Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data
Indonesia.
Selanjutnya untuk pelaksanaan urusan statistik dalam Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah diberikan kewenangan
dalam hal pelaksanaan Statistik Sektoral yang pemanfaatannya ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan instansi tertentu dengan tujuan untuk
mengetahui kecendrungan (trend) yang akan terjadi pada masa datang,
menentukan prioritas, sebagai acuan dalam evaluasi dan pengendalian
kegiatan, serta untuk memperkirakan antisipasi terhadap resiko dan
hambatan yang akan dihadapi dalam pelaksanaan.
Untuk Capaian pelaksanaan statistik sektoral di Provinsi Sumatera
Utara dapat dilihat sebagai berikut :

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-94
Tabel. 2.69
Data Statistik sektoral yang terintegrasi

No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

1 Data Statistik sektoral NA 69% 69% 69% 69%

Sumber : Diskominfo Provsu , 2020

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa capaian pelaksanaan Data


Statistik Sektoral pada tahun 2020 sebesar 69 % telah melampaui dari target
yang ditetapkan, pencapaian ini diperoleh dari jumlah data sektoral
pembangunan Sumatera Utara yang telah dihimpun dari 34 Organisasi
Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

14. PERSANDIAN

Setelah diberlakukannya Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah, Pemerintah Provinsi menangani sub urusan
Persandian untuk Pengamanan Informasi dengan kewenangan yaitu :
1. Penyelenggaraan persandian untuk pengamanan informasi Pemerintah
Daerah provinsi melalui: (a) Pembelajaran dan Peningkatan Kapabilitas
mengenai Sandi dan Sistem Keamanan Informasi dan; (b) Pengumpulan,
Pemutakhiran dan Peningkatan Keamanan Informasi di Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten/Kota;
2. Penetapan pola hubungan komunikasi sandi antar-Perangkat Daerah II-95
provinsi,melalui Pengumpulan, Pemutakhiran dan Penyelarasan Sandi
antara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Pemerintah Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
Capain Indikator Persentase Perangkat Daerah yang menerapkan
Pengamanan Informasi dan Persandian adalah sebagai berikut :

Tabel. 2.70
Persentase Perangkat Daerah yang menerapkan Pengamanan Informasi
dan Persandian
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Persentase Perangkat Daerah Yang 10% 10% 10% 10% 10%
Memahami Persandian dan Keamanan
Informasi
Sumber : Diskominfo Provsu , 2020
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa capaian indikator Persentase
Perangkat Daerah Yang Memahami persandian dan Keamanan Informasi

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-95
pada tahun 2019 telah sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu 10 %.
Capaian ini berasal dari jumlah Organisasi Perangkat Daerah yang telah
memahami dan menggunakan keamanan informasi sebanyak 5 (lima)
Organisasi Perangkat Daerah antaralain Dinas Kominfo Provsu, BPKAD,
Bappeda, BKD dan Inspektorat.
Indikator ini juga merupakan bagian yang penting dalam mendukung
penerapan kebijakan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik yang telah
dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sebagai tindaklanjut
atas Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018.

15. KEBUDAYAAN

Provinsi Sumatera Utara terkenal dengan kekayaan budayanya.


Didukung oleh berbagai jenis etnis yang tinggal di Sumatera Utara, khasanah
budaya dan adat istidat yang ada sangat beragam. Hal ini menjadi potensi
sekaligus tantangan bagi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam
meningkatkan pengembangan dan kelestarian budaya yang telah ada.
Pengembangan dan pelestarian kebudayaan di Sumatera Utara,
dilakukan melalui penyelenggaraan Festival Seni dan Budaya, Pelestarian
Situs dan Kawasan Cagar Budaya, dan Revitalisasi-Inventarisasi karya
budaya. Capain Indikator kebudayaan dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel. 2.71
Indikator Kebudayaan
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Penyelenggaraan Festival Seni Dan 15 20 20 55 6
Budaya II-96
2 Benda, Situs Dan Kawasan Cagar 4 8 8 10 2
Budaya Yang Dilestarikan
3 Jumlah Karya Budaya Yang 220 608 608 608 NA
Direvitalisasi Dan Inventarisasi
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provsu, 2020

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa penyelenggaraan Festival Seni
dan Budaya di Provinsi Sumatera Utara dari tahun ke tahun terus mengalami
peningkatan jumlah penyelenggaraan. Bahkan pada tahun 2019 ini jumlah
penyelenggaraam Festival Seni dan Budaya telah terlaksana sebanyak 55 kali,
melebihi yang ditargetkan dalam RPJMD sebelum perubahan untuk tahun
2019 yang berjumlah 21 kali. Namun sejak pandemi covid 19 dan refocussing
anggaran pada tahun 200 pelaksanaan hanya diselenggarakan sebanyak 6
kali.
Pelestarian Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya juga mengalami
peningkatan pada tahun 2019 jika dibandingkan tahun 2018. Jumlah Benda,

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-96
Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan pada tahun 2019 ini
antara lain : Markas Sisingamangaraja di Parlilitan Kabupaten Humbang
Hasundutan; Rumah adat Hutabolon di Kecamatan Simanindo Kabupaten
Samosir; Rumah adat Datuk Sei Besilam Kecamatan Besitang Kabupaten
Langkat; Situs Bau Basika di Kecamatan Balige kabupaten Toba Samosir; dan
Rumah Adat Istana Niat Limalaras Kabupaten Batubara. Namun kondisi pada
tahun 2020 mengalami penurunan.

16. PERPUSTAKAAN

Realisasi Pengunjung Perpustakaan hingga tahun 2020 (52.664 jiwa)


menurun signifikan jika dibandingkan pada tahun 2019 (237.706 jiwa). Hal
ini disebabkan karena adanya pembatasan kunjungan perpustakaan akibat
mewabahnya Coronavirus Disease 19 atau Covid-19. Layanan perpustakaan
dibatasi sesuai dengan protocol Kesehatan.
Jumlah Pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi
Sumatera Utara sebanyak 32 orang dan diluar Dinas Perpustakaan dan Arsip
Provsu sebanyak 45 orang sehingga jumlah pustakawan di Provinsi Sumatera
Utara adalah 77 Orang. Indeks Minat membaca Provinsi Sumatera, Capain
Indikator perpustakaan dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel. 2.72
Indikator Perpustakaan
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

1 Pengunjung Perpustakaan Per 84.683 84,785 129.562 237.706


52.664
Tahun
2 Koleksi Buku Yang Tersedia Di 1.847 13,522 14,790 10.100 1.150 II-97
Perpustakaan Daerah
3 Rasio Perpustakaan Persatuan 0,58 0,58% 0,61% 0,06% 0.01%
Penduduk
4 Rata-rata Pengunjung 7.057 9.547 9.547 2.864 106
Perpustakaan/Tahun
5 Koleksi Judul Buku 97.472 98.326 98.326 3.441 1.150
Perpustakaan
6 Indeks Minat Membaca NA NA NA 1,98 0,44
Sumber : Dinas Perpustakan dan Arsip, 2020

17. KEARSIPAN

Kearsipan adalah pengelolaan catatan rekaman kegiatan atau sumber


informasi yang memiliki nilai kegunaan dengan teratur dan terencana baik itu
arsip yang dibuat maupun diterima, agar mudah ditemukan kembali jika
diperlukan. Sistem kearsipan yang diselenggarakan secara optimal akan
memperlancar kegiatan dan tujuan lembaga, organisasi, badan maupun

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-97
perseorangan. Capaian Indikator Kearsipan Provinsi Sumatera Utara dapat
dilihat sebagai berikut :
Tabel. 2.73
Indikator Kearsipan

No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

1Persentase Perangkat Daerah NA 14 15 8,16 6,12


Yang Mengelola Arsip Secara
Baku
2 Peningkatan SDM Pengelola NA NA NA 65 50
Kearsipan
Sumber : Dinas Perpustakan dan Arsip, 2020

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase perangkat daerah yang
mengelola arsip secara baku di Sumatera Utara pada tahun 2019 sebesar
8.16 persen menurun tahun 2020 sebesar 6.12. Untuk tahun 2018 kondisi
persentase perangkat daerah yang mengelola arsip secara baku di Sumatera
Utara mencapai pada tahun 2020 mencapai 50 persen.

2.1.3.3. Urusan Pilihan


1. PARIWISATA

Perkembangan kepariwisataan di Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat


dari beberapa indikator, antara lain Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara ke Sumatera Utara, Lama Kunjungan Wisata (Length of Stay),
Kontribusi sektor Pariwisata terhadap PDRB Sumatera Utara, dan Jumlah
daerah yang difasilitasi untuk pengembangan destinasi.
Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung di
Sumatera Utara melalui empat pintu masuk pada bulan Desember 2020 II-98
mencapai 54 kunjungan, mengalami kenaikan 22,73 persen dibanding yang
datang pada bulan November 2020 mencapai 44 kunjungan. Namun demikian
jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2019, jumlah wisman pada
bulan Desember 2020 mengalami penurunan 99,78 persen dari 24.113
kunjungan pada bulan Desember 2019 menjadi 54 kunjungan. Kenaikan
kunjungan jumlah wisman tertinggi pada bulan Desember 2020 dibanding
bulan sebelumnya terjadi pada pintu masuk Bandar Udara Kualanamu
sebesar 22,73 persen. Sedangkan jumlah kunjungan wisman melalui pintu
masuk Bandar Udara Silangit, Pelabuhan Laut Belawan dan Pelabuhan Laut
Tanjungbalai Asahan tidak ada perubahan. Selama Desember 2020 jumlah
wisman yang berkunjung di Sumatera Utara mencapai 54 kunjungan, turun
99,78 persen dibanding jumlah wisman pada periode yang sama tahun 2019.
Penurunan hampir terjadi pada semua pintu masuk. Penurunan terbesar

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-98
terjadi pada jumlah wisman yang datang melalui Pelabuhan Laut
Tanjungbalai Asahan dan Bandar Udara Silangit, masing-masing turun
sebesar 100,00 persen. Demikian pula jumlah wisman yang datang melalui
pintu masuk Bandar Udara Kualanamu turun sebesar 99,76 persen.
Sedangkan jumlah wisman yang datang melalui Bandar Udara Silangit jika
dibanding jumlah wisman di periode yang sama tahun 2019 tidak ada
perubahan.
Lama tinggal atau lama kunjungan wisatawan merupakan salah satu
faktor yang menentukan besar atau kecilnya pendapatan yang diterima suatu
daerah yang mengandalkan pendapatannya dari industri pariwisata. Semakin
lama seseorang wisatawan tinggal di suatu Daerah tujuan wisata, semakin
banyak uang yang akan dibelanjakan di daerah tujuan wisata tersebut. Lama
iwan (length of Stay) di Provinsi Sumatera Utara tercatat 1,60 hari pada tahun
2020, dan Kontribusi sektor pariwista terhadap PDB sebesar 6.69 persen
pada tahun 2020.
Capain Indikator Pariwisata Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat
sebagai berikut :
Tabel. 2.74
Indikator Pariwisata
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

1 Jumlah Kunjungan 233.643 270.792 231,465 258.822 44.285


Wisatawan Mancanegara
2 Lama Kunjungan Wisata 1,57 1,51 1,38 1,60
3 Kontribusi Sektor Pariwisata 2.38 2,39 7,38 7,48 6,69
terhadap PDRB (%)
4 Daerah yang difasilitasi 2 5 8 NA
untuk Pengembangan
II-99
Destinasi
Sumber : Dinas Kebudayaan & Pariwisata *) November - Triwulan III 2020 dan
BRS BPS Sumatea Utara 2020

2. PERTANIAN

Peningkatan Produksi pangan terutama komoditi padi/beras


merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan pertanian sub
sektor tanaman pangan dan hortikultura khususnya di Provinsi Sumatera
Utara yang kebutuhan/konsumsi pokok masyarakatnya terutama adalah
beras/nasi. Komoditi padi/beras ini mempunyai nilai yang sangat strategis
karena ketahanan pangan merupakan prasyarat utama bagi tercapainya
keamanan/ketahanan ekonomi maupun ketahanan politik. Capain Jumlah
Produksi Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat sebagai

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-99
berikut :

Tabel. 2.75
Jumlah Produksi Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Utara
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

Padi (ton
1 4.044.829.00 4.609.791,00 5.136.186,00 5.343.688 3,662,141.00
GKG)
Jagung (ton
2 pipilan 1.519.407.00 1.55.463,00 1.741.258,00 1.811.605 1,564,157.32
kering)
3 Kedele (ton) 5.0662.00 5.062,00 7.778,00 8.905 3,796.13
Sumber : Dinas Tanaman Pangan & Hortikultura, 2020

Tabel. 2.76
Produktivitas Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Utara
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

1 1. Padi 4,85 5.37


(ton/Ha)
2 2. Jagung 5,99 5.95
(ton/Ha)
3 3. Kedele 0,75 1.55
(ton/ha)
Sumber : Dinas Tanaman Pangan & Hortikultura, 2020

Tabel. 2.77
Produksi Tanaman Holtikultura
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

1 1. Bawang
17.313,00 18,851.00
Merah (ton)
II-100
2 2. Cabe
(ton) 145.751 136,679.00
3 3. Sayur-
sayuran 1.098.284 905,143.60
(ton)
4 4. Buah -
buahan 1142463 856,719.27
(ton)
Sumber : Dinas Tanaman Pangan & Hortikultura, 2020

Tabel. 2.78
Produktivitas Tanaman Holtikultura
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

1 1. Bawang
7,87 8.79
Merah (ton)
2 2. Cabe
(ton) 9,49 11.31
Sumber : Dinas Tanaman Pangan & Hortikultura, 2020

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-100
3. PERKEBUNAN

Sementara itu capaian perkebunan dapat dilihat dari keberhasilan


indikator sebagai berikut :
Tabel. 2.79
Indikator Pekebuanan Provinsi Sumatera Utara
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

1 Persentase
peningkatan
produksi
tanaman
perkebunan
rakyat (PR)
(%/tahun)
2 Produksi
K. Sawit/TBS 6.621.409,42 6.729.162,09 6.860.095,45 7,151,006.12
(Ton)
Karet (Ton) 311.076,66 309.760,12 309.976,12 324,024.91
Kopi Arabika 58.155,09 63.233,94 64031 70,666.65
(Ton)
Kopi Robusta 8.484,72 8.835,09 8090 10,107.50
(Ton)
Kelapa (Ton) 96.256,55 97.033,44 98132 105,011.66
Kakao (Ton) 42.191,33 35.430,38 34.795,06 43,016.44
Komoditi 75.273,54 43,632.24
perkebunan
lainnya (ton)
2 Produktifitas
sektor
perkebunan
(kelapa sawit, II-101
karet, kopi,
kelapa, kakao
1. K. Sawit
17.927,16 16,430.00
(kg/Ha/tahun)
2. Karet
1.141,08 1,056.00
(kg/Ha/tahun)
3. Kopi Arabika
1.147,26 1,173.00
(kg/Ha/tahun)
3. Kopi
Robusta 773,27 804.00
(kg/Ha/tahun)
4. Kelapa
1.081,40 1,065.00
(kg/Ha/tahun)
5. Kakao
994,88 1,013.00
(kg/Ha/tahun)
6. Komoditi
perkebunan

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-101
lainnya
(kg/Ha/tahun)
3 Luas Areal
1. K. Sawit (Ha) 433034 438,581.59
2. Karet (Ha) 369.410,43 393,189.02
3. Kopi Arabika
76.953,42 74,195.38
(Ha)
3. Kopi
17.612,02 19,805.98
Robusta (Ha)
4. Kelapa (Ha) 109790 110,040.02
5. Kakao (Ha) 54.314,75 56,855.38
6. Komoditi
62.954 63,438.56
Lainnya (Ha)
4 Kontribusi
Sektor
21,52
Pertanian 20,48
(TW III 2020)
Terhadap PDRB
(%)
Sumber : Dinas Perkebunan
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa produksi perkebunan
rakyat untuk komoditi kelapa sawit, kopi arabika, kopi robusta dan kelapa
secara umum terus mengalami peningkatan kecuali komoditi karet dan kakao
yang mengalami penurunan pada tahun 2018. Hal ini lebih dipengaruhi oleh
menurunnya harga karet dunia yang menyebabkan menurunnya minat petani
untuk tetap mempertahankan tanamannya.

4. KEHUTANAN
2.3.2.3

Berdasarkan penetapan lahan kritis Provinsi Sumatera Utara seluas


II-102
1.338.810 Ha (sesuai SK MENLHK No 306/2018) dan program perhutanan
sosial seluas 592.438 Ha (sesuai SK MENLHK No. 3511/2018). pada tahun
2017 hutan di Sumatera Utara yang harus direhabilitasi untuk lahan kritis
seluas 276.586 Ha, namun pada tahun 2018 Sumatera Utara dapat
melakukan rehabilitasi sebanyak 3.460 Ha atau menjadi 276.336 Ha. Sampai
dengan tahun 2020 rehabilitasi hutan sebanyak 275.861 Ha
Sedangkan untuk penanganan kerusakan kawasan hutan pada tahun
2019 kerusakan kawasan hutan di Sumatera Utara seluas 60.500 Ha turun
pada tahun 2020 turun menjadi 59.895 Ha. Hal ini merupakan upaya untuk
menurunkan tingkat kerusakan kawasan hutan dan lahan kritis melalui
rehabilitasi hutan dan lahan, perlindungan dan pengamanan kawasan hutan
serta pemantapan kawasan hutan dan pengusahaan hutan yang akan
berdampak pada perbaikan iklim yang terkendali. Sementara itu Kontribusi

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-102
Sektor Kehutanan Terhadap PDRB pada tahun 2020 sebesar 0.63 persen
mengalami penurunan dari tahun 2019 sebesar 0,84%. Adapun capaian
Indikator Kehutanan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel. 2.80
Indikator Kehutanan

No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

1 Rehabilitasi Hutan
Dan Lahan Kritis (Ha) 276.756 276.586 276,336 276.336 275.861
2 Kerusakan Kawasan
Hutan (Ha) 66.500 61.500 56.500 60.500 59.895

3Kontribusi Sektor
Kehutanan Terhadap 0.87 0,83 0,84 0,84 0,63
PDRB (%)
Sumber : Dinas Kehutanan Provsu 2020

5. ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Capaian Indikator Energi dan Sumber Daya Mineraldapat dilihat pada


tabel dibawah ini:
Tabel. 2.81
Kondisi Daya Listrik Terpasang dan Rasio Elektrifikasi Sumatera Utara
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

1 Daya Listrik 4.189,88 4.552,44 4.814,4 4.838,00 MW


Terpasang MW MW MW
2 Rasio Elektrifikasi 97.80 99,99 99.99 98,8

NB: cos θ = 0,8


Sumber : Statistik PT. PLN 2017-2018 dan Asumsi Sambungan Listri 2019

II-103
Dari tabel diatas dapat dilihat :
1. Bahwa kondisi tahun 2019 kapasitas mampu pembangkit sebesar 3.400
MW merupakan Kapasitas Mampu Pembangkit Tenaga Listrik PT. PLN
(persero) Wilayah Sumatera Bagian Utara berdasarkan RUPTL PT. PLN
(persero) tahun 2019-2028 dengan Daya Listrik Terpasang 4.552,445 MW
(cos θ = 0,8).
Pada Tahun 2019 PT. PLN (persero) merencanakan pembangunan
pembangkit tenaga listrik dengan kapasitas 550 MW yang direncanakan
beroperasi pada tahun 2019 sehingga dapat menambah Kapasitas
Mampu Pembangkit di Wilayah Sumatera bagian Utara menjadi 3.950
MW.
2. Rasio Elektrifikasi Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2019
direncanakan sebesar 99,90 %. Berdasarkan statistik PT. PLN Unit Induk

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-103
Wilayah Sumatera Utara, rasio elektrifikasi pada tahun 2018 sebesar
100,73 % jika pemperhatikan RE = Jumlah Pelanggan PLN/Jumlah
Rumah Tangga.

6. PERDAGANGAN

Capaian Indikator Perdagangan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:


Tabel. 2.82
Indikator Perdagangan
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

Ekspor Bersih NA
1
Perdagangan
4.581.889 3.992.692 2.906.757 2.495,79

Pertumbuhan Sektor
NA
2 Perdagangan terhadap 5.87 6,11 8,00 -3.76
PDRB ADHK
Sumber : Disperindag, TW 3 2020

Pertumbuhan Sektor Perdagangan Tahun 2019 tercatat mengalami


peningkatan menjadi sebesar 6.93 % jika dibanding dengan Tahun 2018 yang
tercatat sebesar 6,11% dan sudah mencapai target RPJMD yang artinya
secara garis besar transformasi ekonomi Sumut telah mengalami
peningkatan.

7. PERINDUSTRIAN

Capaian Indikator Perindustrian dapat dilihat pada tabel dibawah ini :


Tabel. 2.83
Indikator Perindustrian II-104

No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

1 Laju Pertumbuhan Sektor NA 2,31 3,66 1,23 -0,78


Industri Terhadap PDRB
ADHK
2 Pertumbuhan Industri 0,21 -3,11 4,01 -5,11
Besar dan Sedang -5,11
3 Pertumbuhan Industri 10,75 0,66 7,90 9,01
Mikro dan Kecil 9,01
Sumber : Disperindag Provsu

Berdasarkan tabel tersebut diatas dapat dilihat Pada Tahun 2019 (Data
Sementara Nov 2019) Laju pertumbuhan Industri Terhadap PDRB ADHK adalah
sebesar 1,20 %, Kondisi ini menurun Jika dibandingkan dengan Tahun 2018
yang tercatat sebesar 3,66 %.
Untuk nilai Pertumbuhan Industri Besar dan Sedang Pada Tahun 2019

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-104
(Data Sementara), Pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Besar dan
Sedang Provinsi Sumatera Utara turun menjadi 1,26 persen jika
dibandingkan Tahun 2018 yang tercatat sebesar 4,01%. Untuk nilai
Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil Provinsi
Sumatera Utara pada Tahun 2019 (Data Sementara) turun menjadi 6,45
persen jika dibandingkan Tahun 2018 yang tercatat sebesar 7,90%.
Laju pertumbuhan Industri Terhadap PDRB ADHK, Pertumbuhan Industri
Besar dan Sedang serta Pertumbuhan Industri Mikro Kecil mengalami
penurunan pada Tahun 2019 (Data Sementara) jika dibandingkan Tahun
2018. Kondisi tersebut diasumsikan terjadi karena :
1. Sarana dan Prasarana Produk IKM yang belum menggunakan technology
terbaru (up to date)
2. Masih rendahnya Daya Saing Produk IKM dibanding barang impor
3. Peningkatan Produktivitas dan Kompetensi SDM Industri masih belum
optimal
4. Promosi dan Pemasaran Produk IKM dan Industri yang belum optimal

8. KELAUTAN DAN PERIKANAN

Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia


yang memiliki potensi di subsektor perikanan baik perikanan tangkap
maupun perikanan budidaya. Produksi perikanan tangkap dan budidaya
terus mengalami kenaikan pada tahun 2019. Produksi Perikanan tangkap
mencapai 523.361 ton (angka sangat sementara). Sementara untuk perikanan
II-105
budidaya juga mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2019 menjadi
sebesar 258.459. Capaian Indikator Kelautan dan Perikanan dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
Tabel. 2.84
Kondisi Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

1 Produksi 408.022,90 528.381,13 503.232,20 540.421,7 544.232,57


Perikanan
Tangkap (Ton)
2 Produksi 197.237,00 255.985,88 243.829,40 246.908,3 237.222
Perikanan
Budidaya (Ton)
Sumber : Dinas Kelautan Perikanan

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa produksi perikanan Sumatera


Utara tahun 2019 mencapai 781.820 ton (angka sangat sementara) atau

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-105
meningkat 4.65 % bila dibandingkan dengan produksi perikanan tahun 2018.
Produksi perikanan tangkap tahun 2019 mencapai 523.361 ton (angka sangat
sementara) atau meningkat 4 % bila dibandingkan dengan produksi
perikanan tangkap tahun 2018 yang mencapai 503.232,20 ton. Kebijakan-
kebjakan yang telah dilaksanakan Pemerintah Sumatera Utara melalui Dinas
Kelautan dan Perikanan dalam mendukung pengembangan perikanan
tangkap berupa Asuransi nelayan diberikan kepada 10.000 nelayan pantai
barat dan pantai timur sebagai wujud perlindungan terhadap nelayan ketika
melaut. Selanjutnya bantuan alat penangkapan ikan kepada 17 Kab/kota
sebanyak 5.470 pcs. Adapun dampak kebijakan yang telah dilaksanakan
diatas yaitu peningkatan produksi perikanan tangkap Sumatera Utara tahun
2019.
Produksi perikanan budidaya pada tahun 2019 mencapai 258.459 ton
(angka sangat sementara) atau meningkat 5% bila dibandingkan capaian
produksi perikanan budidaya tahun 2018 sebesar 243.829,40.

2.1.3.4. URUSAN PENUNJUANG


1. PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Hingga tahun 2019 pemerintah menggunakan pendekatan money follow


program dalam menyusun perencanaan yaitu pendekatan penganggaran
secara menyeluruh dan terfokus pada kegiatan yang sesuai/searah dengan
pencapaian tujuan program prioritas, serta sasaran prioritas nasional dan
pemerintah daerah.
Hasil capaian bidang perencanaan pembangunan Bappeda Provinsi II-106

Sumatera utara tahun 2019 adalah tersedianya dokumen RKPD setiap tahun
yang telah ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah dan Dokumen
Perubahan RKPD yang juga ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.
Dalam rangka mewujudkan Tingkat Konsistensi Program RPJMD kedalam
RKPD Provsu sudah mencapai target RPJMD tahun 2019 hal ini disebabkan
karena Perencanan Provinsi Sumatera Utara sudah menggunakan Aplikasi e-
planning dimana program RPJMD dan RKPD sudah diinput kedalam aplikasi.
Sementara tingkat konsistensi Program RKPD kedalam penjabaran APBD
sudah sesuai, hal ini dilihat dari hasil verifikasi yang dilakukan oleh bidang-
bidang Perencanaan melalui Berita Acara hasil verifikasi RKA dan DPA serta
kesesuaian dengan APBD dan RKPD. Sementara untuk tingkat pengendalian
Target capaian Pembangunan belum mencapai target tahun 2019, hal ini

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-106
dikarenakan belum maksimalnya pelaksanaan pengendalian terhadap
capaian pembangunan daerah. Capaian Indikator Kinerja Bappeda Provinsi
Sumatera Utara adalah sebagai berikut :
Tabel. 2.85
Indikator Perencanaan Provsu
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

1 Tingkat Konsistensi Program 100% 100% 100% 96,26%


RPJMD kedalam RKPD
2 Tingkat Konsistensi Program 100% 100% 100% 95,15%
RKPD kedalam Penjabaran
APBD
3 Tingkat Pengendalian Target 74% 76% 78% -
Capaian Pembangunan Daerah
Sumber : Bappeda Provinsi Sumatera Utara, 2020

2. KEUANGAN

Provinsi Sumatera Utara memantapkan komitmennya untuk


mencapai good governance dalam pengelolaan pemerintahan. Kerja keras
ini membuahkan hasil dengan meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP) untuk Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Berdasarkan
hasil opini BPK terhadap laporan keuangan pemerintah Provinsi Sumatera
hingga 2018, kinerja laporan keuangan pemerintah Provinsi Sumatera Utara
telah memperoleh opini wajar tanpa pengecualian (WTP) dari Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK).
Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, diamanatkan bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah wajib
memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya II-107

pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi.


Berdasarkan amanat undang-undang tersebut di atas, maka alokasi anggaran
pendidikan sebesar 20% diterjemahkan dalam alokasi anggaran fungsi
Pendidikan.
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara berkomitmen untuk memenuhi
alokasi anggaran kesehatan sebesar 10% dari total belanja sesuai dengan
amanat regulasi. Anggaran kesehatan tersebut dimaksudkan untuk
meningkatkan jumlah dan kualitas layanan kesehatan yang memadai,
menunjang terselenggaranya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan
menguatkan program upaya kesehatan promotif preventif.
Capaian Indikator Keuangan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel. 2.86
Indikator Keuangan Provsu

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-107
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

1 Opini BPK Terhadap Laporan Keuangan WTP WTP WTP WTP WTP
2 Persentase SILPA Terhadap APBD 11,2 6.99 7,69 3.21 10,50
3 Persentase Belanja Pendidikan (20%) 24,36 24,65 22,60 24,74 12,20
4 Persentase Belanja Kesehatan (10%) 17,83 18,05 4,43 18,24 2,40
5 Perbandingan Antara Belanja Langsung 34,66 35:65 40:60
10:53
Dengan Belanja Tidak Langsung 22:78
(18,87)
6 Bagi Hasil Kabupaten/Kota Dan Desa NA 1.80 2.90 4.70 22,20
7 Penetapan APBD Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat
Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu
Sumber : BPKAD Provsu

Selain itu dari tabel diatas juga dapat dilihat bahwa Perbandingan
Antara Belanja Langsung Dengan Belanja Tidak Langsung pada tahun 2019
sebesar 22:78, sementara bagi hasil Kabupaten/Kota dan Desa pada tahun
2019 sebesar 4.70 %, dan penetapan APBD selama ini telah tepat waktu.

3. PENGELOLAAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH

Capaian Indikator Pengelolaan Pajak dan Retribusi daerah dapat dilihat


pada tabel dibawah ini
Tabel. 2.87
Inikator Pengelolaan dan Retribusi Daerah
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

1 Jumlah dan Macam Pajak dan Retribusi 20 20 20 20 20


Daerah
2 Persentase PAD terhadap Pendapatan NA NA NA 49,47 58,47 II-108
Sumber : Badan Pengelolaan Pajak dan Reribusi Daerah

4. KEPEGAWAIAN SERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

- Pengembangan Sumber Daya Manusia


Capaian Indikator Pengembangan Sumber Daya Manusia dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :

Tabel. 2.88
Indikator Pengembangan Sumber Daya Manusia

No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-108
1 Rata-rata Lama Pegawai 36 hari 36 hari 36 hari 36 hari 36 hari
Mendapatkan Pendidikan dan
Pelatihan
2 Persentase Pejabat ASN yang telah NA NA NA 17,49 19,24
mengikuti Pendidikan dan
Pelatihan Struktural
Sumber : BPSDM Provsu

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa rata-rata lama pegawai mendapat
pendidikan dan pelatihan di Provinsi Sumatera Utara hingga dari tahun
2017, 2018 dan 2019 memiliki data yang sama yaitu 8 Jam Pelajaran (JP),
hal ini disebabkan oleh belum semua Pegawai Negeri Sipil di Provinsi
Sumatera Utara mendapatkan pendidikan dan pelatihan (diklat) Teknis,
Diklat Fungsional, Diklat Managerial, serta diklat-dilkat terkait lainnya.

- Kepegawaian Daerah
Capaian Indikator Kepegawaian Daerah dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel. 2.89
Indikator Capaian Kegiatan Kepegawaian Daerah Provsu
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

1 Jabatan Pimpinan Tinggi Pada 60 60 60 60 45


Instansi Pemerintah
2 Jabatan Administrasi Pada 389 389 398 398 399
Instansi Pemerintah
3 Jabatan Pengawas Pada Instansi NA 1.122 1.122 1.201 1.017
Pemerintah
4 Pemangku Jabatan Fungsional NA 15.630 18.130 18.346 18.265
Tertentu Pada Instansi
Pemerintah
II-109
Sumber : BKD Provsu

Dari tabel di atas dapat dilihat dari tahun 2018 untuk jumlah jabatan
pimpinan tinggi pada instasi pemerintah adalah 60 orang. Selanjutnya jumlah
jabatan administrasi pada instansi pemerintah pada 2017 hingga 2018
berjumlah sebanyak 398 orang. Jumlah jabatan pengawas pada instansi
pemerintah sebanyak 1.122 di tahun 2017 sampai tahun 2018. Jumlah
pemangku jabatan fungsonal tertentu pada Instansi Pemerintah di tahun
2017 sebesar 15.630. Tahun 2018 mengalami peningkatan signifikan
sebanyak 18.130 orang dan tahun 2019 juga meningkat sebanyak 216 orang
dari sebelumnya menjadi 18.346 orang.

5. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-109
Data persentase Implementasi Rencana Kelitbangan di Provinsi
Sumatera Utara, diharapkan setiap tahunnya mencapai 20 persen, dan
persentase pemanfaatan hasil kelitbangan juga diharapkan mencapai 20
persen. Sementara Persentase Perangkat Daerah yang difasilitasi dalam
penerapan inovasi daerah adalah perbandingan jumlah perangkat daerah
yang difasilitasi dibagi dengan total perangkat daerah ditargetkan pada tahun
2019 sebesar 15 persen dan Persentase Kebijakan Inovasi yang Diterapkan di
Daerah ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 50 persen
Perkembangan capaian Indikator Penelitian dan Pengembangan adalah
sebagai berikut :
Tabel. 2.90
Indikator Penelitian dan Pengembangan
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

1 Persentase Implementasi 20 20 20 20 20
Rencana Kelitbaangan
2 Persentase Pemanfaatan Hasil 10 20 40 20%
Kelitbangan
3 Persentase Perangkat Daerah 15 61
Yang Difasilitasi Dalam
Penerapan Inovasi Derah
4 Persentase Kebijakan Inovasi 50 50
yang Diterapkan di Daerah
Sumber : Balitbang Provsu, 2020

6. BADAN PENGHUBUNG

Capaian indikator Badan Penghubung dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel. 2.91 II-110


Indikator Badan Penghubung
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

1 Persentase Hubungan Antar NA 100% 71% 82% 62%


Lembaga

2 Indeks Kepuasan Masyarakat NA 92% 82% 79% 40%

Sumber : Badan Penghubung Provsu

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase hubungan antar


Lembaga sebesar 82 persen melebih target 50 persen yang berarti capaian
kinerja dapat diklasifikasi sangat baik, begitu juga dengan Indeks Kepuasan
Masyarakat juga sudah melampaui target.

7. PENGAWASAN

Persentase Tindak Lanjut Temuan adalah jumlah temuan yang

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-110
ditindaklanjuti dibagi dengan total jumlah total temuan, hingga 2018
Persentase Tindak Lanjut Temuan di Provinsi Sumatera Utara terus
meningkat menjadi 65 persenm sementara hasil penanganan Kasus Kasus
serta Pengaduan Masyarakat pada SKPD Provinsi dan Kab/Kota dan
Limpahan Instansi Tingkat Atas hingga 2018 mencapai 50 persen.
Perkembangan capaian Indikator Pengawasan adalah sebagai berikut :

Tabel. 2.92
Indikator Pengawasan
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

1 Persentase Tindak Lanjut Temuan 60% 65% 78% 86% 78%


2 Persentase Hasil Penanganan Kasus NA 40% 45% 52,4% 65%
Kasus serta Pengaduan Masyarakat
pada SKPD Provinsi dan Kab/Kota dan
Limpahan Instansi Tingkat Atas

Sumber: Inspektorat Provsu

2.1.3.5. URUSAN PENDUKUNG


8.
1. SEKRETARIAT DEWAN

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bersama dengan Pemerintah Daerah


Provinsi Sumatera Utara berkewajiban mengatur dan mengelola urusan
pemerintahan untuk melaksanakan pembangunan secara menyeluruh.
Tersusun dan terintegrasinya program-program kerja DPRD untuk
melaksanakan fungsi pengawasan, fungsi pembentukan Perda, dan fungsi
anggaran dalam dokumen rencana 5 (lima) tahunan (RPJMD) maupun II-111
dokumen rencana tahunan (RKPD) di Provinsi Sumatera Utara diharapkan
terus membaik. Capaian Indikator Sekretariat Dewan Provinsi Sumatera
Utara dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel. 2.93
Capaian Indikator Sekretariat Dewan
N
Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
o

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-111
1 Tersedianya Rencana Kerja 10 10 10 10 10
Tahunan pada Setiap Alat-alat Laporan Laporan Laporan Laporan Laporan
Kelengkapan DPRD Provinsi Hasil Hasil Hasil Hasil Kerja
Kerja Kerja Kerja Kerja Tahunan
Tahunan Tahunan Tahunan Tahunan
2 Tersusun dan Terintegrasinya 9 9 9 9 9
Program-program Kerja DPRD Program Program Program Program Program
Untuk Melaksanakan Fungsi
Pengawasan, Fungsi
Pembentukan Perda, dan
Fungsi Anggaran dalam
Dokumen Rencana Lima
Tahun (RPJM) Maupun
Dokumen Rencana Tahunan
(RKPD)
3 Terintegrasi Program-program 9 9 9 9 9
DPRD Untuk Melaksanakan Program Program Program Program Program
Fungsi Pengawas,
Pembentukan Perda, dan
Anggaran Kedalam Dokumen
Perencanaan dan Dokumen
Anggaran Setwan DPRD

Sumber : Setwan Provsu

2. SEKRETARIAT DAERAH

Sekretariat Daerah Provinsi (Setdaprov) merupakan unsur pembantu


pimpinan Pemerintah Provinsi yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah, berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur. Sekretariat Daerah
Provinsi bertugas membantu Gubernur dalam melaksanakan tugas
penyelenggaraan pemerintahan, administrasi, organisasi dan tata laksana
serta memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh Perangkat Daerah
Provinsi. Kondisi Capaian Kinerja Sekretariat Daerah melalui Biro-biro adalah
II-112
sebagai berikut :

1) Biro Umum
Capaian tingkat kepuasan terhadap administrasi dan konsultasi belum
mencapai target, sementara tingkat konsultasi realisasi pendapatan asli
daerah dari pemanfaatan gedung dan mess pemerintah sudah mencapai
target RPJMD tahun 2019 sebesar 80 persen.
Tabel. 2.94
Capaian Indikator Biro Umum dan Perlengkapan
Sumber : Biro Umum
N
Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
o
1 Tingkat kepuasan terhadap layanan 300 325 NA 75
administrasi dan konsultasi (%) kali kali

2 Tingkat realisasi pendapatan asli daerah dari 105,37 82,27 82,81 85


Pemanfaatan Gedung dan Mess Pemerintah
Provinsi (%)

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-112
2) Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah
Capaian Indikator Biro Pemerintahan dilihat dari Fasilitasi Penyelesaian
Konflik Pertanahan dimana pada tahun 2019 capaian ini sudah memenuhi
target RPJMD 2019 sebesar 50 persen, sementara Penyelesaian Batas
Daerah capaiannya belum memenuhi target RPJMD Provinsi Sumatera
Utara tahun 2019 dan memerlukan kerja keras dalam pencapaiannya.

Tabel. 2.95
Capaian Indikator Biro Pemerintahan

No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020


1. Fasilitsi Penyelesaian 30 % 35% 50% 51%
Konflik Pertanahan
2. Penyelesaian Batas 14 14 11 28,48
Daerah
Sumber : Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah

3) Biro Perekonomian

Tabel. 2.96
Capaian Indikator Biro Perekonomian

No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020


1.

2.

Sumber : Biro Perekonomian

4) Biro Sosial dan Kesejahteraan


Kementerian Agama (Kemenag) RI merilis survei indeks Kerukunan Umat
II-113
Beragama (KUB). Merujuk pada angka KUB nasional 73,83, maka capaian
Indeks Kerukunan Umat Beragama Provinsi Sumatera Utara berada diatas
rata-rata nasional yaitu sebesar 76,3.

Tabel. 2.97
Capaian Indikator Biro Sosial
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

1 Indeks Kerukunan Umat Beragama NA 73,5 69,1 76,3 -

Sumber : Biro Sosial dan Kesejahteraan

5) Biro Organisasi
Capaian Indikator Kinerja Biro Organisasi dapat dilihat dari hasil Evalusi
SAKIP tahun 2019 yang dikeluarkan oleh Kementerian PAN dan RB,
Provinsi Sumatera Utara memperoleh Nilai “B”, untuk terus meningkatkan

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-113
nilai SAKIP akan dilakukan reviu terhadap dokumen perencanaan dengan
memperhatikan berbagai kaidah dalam penyusunan perencanan kerja.
Tabel. 2.98
Capaian Indikator Biro Organisasi
No Indikator 2017 2018 2019 2020

1 Nilai Sistem Akuntabilitas CC CC B -


Kinerja Instansi Pemerintahan
(SAKIP)
2 Indeks Reformasi Birokrasi CC CC B -
3 Indeks Kepuasan Masyarakat NA NA 82,63 82,80
terhadap layanan publik yang
diselenggarakan perangkat
daerah
Sumber : Biro Organisasi, 2020

6) Biro Pengadaan Barang dan Jasa

Tabel. 2.99
Capaian Indikator Biro Humas dan Keprotokolan
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : Biro Pengadaan Barang dan Jasa

7) Biro Administrasi Pembangunan


Perkembangan kemajuan laporan realisasi fisik pembangunan daerah
setiap OPD secara tepat waktu pada tahun 2019 sudah melampaui target
RPJMD 2019, sementara tingkat penggunaan jasa terhadap layanan
pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik juga telah mencapai
II-114
target RPJMD 2019.
Tabel. 2.100
Capaian Indiktor Biro Administrasi Pembangunan dan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah

No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

Perkembangan kemajuan
laporan realisasi fisik
1 70,65 88,58 78 51,24
pembangunan daerah setiap
OPD secara tepat waktu (%)

Tingkat kepuasan pengguna


jasa terhadap layanan
2 pengadaan barang/jasa 70,65 88,58 70 87
pemerintah secara elektronik
(%)
Sumber : Biro Administrasi Pembangunan dan Pengadan Barang/Jasa Pmerintah

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-114
8) Biro Hukum
Capaian indikator biro hukum sudah mencapai target RPJMD tahun 2019,
walaupun pada tahun 2019 terjadi penurunan target dari 100 persen
menjadi 90 persen, namun capaian ini mendekati target RPJMD 100
persen pada tahun 2019.
Tabel. 2.101
Capaian Indkator Biro Hukum
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

1 Persentase Rancangan Produk NA NA 862 420


Hukum Provinsi yang telah
dieksaminasi
2 Persentase Rancangan Produk NA NA 150 80
Hukum daerah Kab/Kota yang
telah di Evaluasi dan difasilitasi
3 Persentase jumlah penanganan NA NA 20 20
perkara hukum di pegadilan perkara perkara
Sumber : Biro Hukum

9) Biro Administrasi Pimpinan


Tabel. 2.102
Capaian Indikator Biro otonomi Daerah dan Kerjasama

No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : Biro Administrasi Pimpinan

2.1.4. ASPEK DAYA SAING


Daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan II-115

penyelenggaraan otonomi daerah sesuai dengan potensi, kekhasan, dan


unggulan daerah. Suatu daya saing (competitiveness) merupakan salah satu
faktor kunci keberhasilan pembangunan ekonomi yang berhubungan dengan
tujuan pembangunan daerah dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang
tinggi dan berkelanjutan. Aspek daya saing daerah terdiri dari kemampuan
ekonomi daerah, fasilitas wilayah dan infrastruktur, iklim berinvestasi dan
sumber daya manusia.

2.1.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah


1. Pengeluaran Konsumsi Perkapita
Pada tahun 2019, rata-rata pengeluaran penduduk untuk konsumsi
di Provinsi Sumatera Utara sebesar 1.063.964 rupiah/kapita/bulan. Nilai ini
naik dari 1.001.709 rupiah/kapita/bulan pada tahun 2018 dan 909.818

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-115
rupiah/kapita/bulan pada tahun 2017. Jika dilihat dari trennya,
pertumbuhan rata-rata pengeluaran penduduk untuk konsumsi di Provinsi
Sumatera Utara dari tahun 2017 s.d. 2019 terus meningkat. ada tahun 2019
terjadi peningkatan pengeluaran sebesar 6,21 persen terhadap tahun 2018.
Begitu juga pada tahun 2018 terjadi peningkatan sebesar 10,10 persen
terhadap tahun 2017. Dengan demikian secara umum di Sumatera Utara,
pengeluaran penduduk untuk konsumsi juga meningkat. Perkembangan
rata-rata pengeluaran penduduk untuk konsumsi di Provinsi Sumatera Utara
adalah sebagai berikut :
Tabel. 2.103
rata-rata pengeluaran penduduk untuk konsumsi di Provinsi Sumatera
Utara (rupiah/kapita/bulan)

Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

Rata-rata pengeluaran penduduk NA 909.818 1.001.709 1.063.964 -


untuk konsumsi di Provinsi
Sumatera Utara

Sumber : BPS 2019


Tahun 2019, rata-rata pengeluaran penduduk untuk konsumsi di
Provinsi Sumatera Utara sebesar 1.069.964 rupiah/kapita/bulan. Jika dilihat
dari trennya, pertumbuhan rata-rata pengeluaran penduduk untuk konsumsi
dari tahun 2017 s.d. 2019 terus mengalami peningkatan. Tren pengeluaran
yang meningkat di Sumatera Utara juga terjadi di sebagian besar
kabupaten/kota, dimana penurunan terjadi di 8 Kabupaten Kota, diantaranya
adalah Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Langkat dan Kota
Pematang Siantar. II-116
Daerah perkotaan di Sumatera Utara memiliki kesejahteraan yang
secara relative lebih tinggi dibandingkan dengan daerah perdesaan. Hal ini
ditandai dengan lebih besarnya pengeluaran penduduk di perkotaan
dibandingkan dengan penduduk di perdesaan. Selanjutnya, persentase untuk
konsumsi makanan di daerah perkotaan yang berkisar 51,03 persen, lebih
kecil dibandingkan dengan daerah perdesaan yang berkisar 59,12.
Persentase konsumsi makanan terendah terdapat di Kota Medan, Kota
Binjai dan Kota Tebing Tinggi yang hanya menyisihkan uang tidak lebih dari
50 persen untuk belanja makanan. Sedangkan, Kabupaten Karo, Kabupaten
Nias Barat, Kabupaten Tapanuli Selatan, dan Kabupaten Mandailing Natal
memiliki persentase konsumsi makanan tertinggi. Menurut Hukum Engel,
kabupatenkabupaten tersebut masih kalah sejahtera (ditinjau dari segi

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-116
pengeluaran) jika dibandingkan kabupaten/kota yang memiliki persentase
konsumsi makanan lebih rendah.
Pada tahun 2019, pengeluaran untuk konsumsi makanan dan
minuman jadi di Provinsi Sumatera Utara mencapai 29,61 persen dari total
pengeluaran rumah tangga untuk makanan. Penduduk yang tinggal di
perkotaan cenderung membelanjakan lebih banyak (33,36 persen) makanan
dan minuman jadi dibandingkan dengan penduduk yang tinggal di perdesaan
(24,08 persen).

2. Nilai Tukar Petani (NTP)


Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga
yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam
persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat
kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya
tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang
dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif
semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani, begitu juga
sebaliknya. Berdasarkan pemantauan harga-harga perdesaan di Provinsi
Sumatera Utara pada Desember 2020, NTP Provinsi Sumatera Utara
mengalami kenaikan sebesar 1,06 persen dibanding November 2020 yaitu dari
114,00 menjadi 115,21. Terjadinya kenaikan NTP Desember 2020 disebabkan
oleh naiknya NTP pada empat subsektor, yaitu NTP subsektor Tanaman
Hortikultura sebesar 3,37 persen, NTP subsektor Tanaman Perkebunan
Rakyat sebesar 2,11 persen, NTP subsektor Peternakan sebesar 0,35 persen, II-117
dan NTP Subsektor Perikanan sebesar 0,68 persen. Sedangkan NTP subsektor
Tanaman Pangan turun sebesar 1,45 persen.
Perkembangan Nilai Tukar Petani Provinsi Sumatera Utara adalah
sebagai berikut :

Tabel. 2.104
Nilai Tukar Petani dan Persentase Pengeluaran
Konsumsi Non Pangan Perkpita
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Nilai Tukar Petani 101,56 99,39 97,98 98,08 115,21

- Peternakan 111,35 112,34 112,07 114,78 100,88

- Pangan 98,11 93,11 93,11 91,92 94,98

- Holtikultura 98,04 94,22 94,22 94,81 98,27

- Perikanan 99,86 103,17 103,17 102,34 100,00

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-117
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

- Perkebunan 96,74 98,53 98,53 97,38 137,47

Sumber : Dinas Ketahanan Pangan & Peternakan, Dinas TPH, Dinas Perkebunan, Dinas
Kelautan Perikanan
NTP Subsektor
a. Subsektor Tanaman Pangan/Padi & Palawija (NTPP)
Pada Desember 2020, NTPP mengalami penurunan sebesar 1,45 persen.
Hal ini terjadi karena It turun sebesar 0,73 persen. Sedangkan Ib naik
sebesar 0,73 persen. Perubahan yang terjadi pada It karena indeks
kelompok padi turun sebesar 0,37 persen yaitu dari 99,74 menjadi 99,37
dan indeks kelompok palawija turun sebesar 1,90 persen yaitu dari 106,88
menjadi 104,85. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib terjadi karena
perubahan IKRT naik sebesar 0,92 persen dan indeks BPPBM naik sebesar
0,05 persen.
b. Subsektor Hortikultura (NTPH)
Pada Desember 2020, NTPH mengalami kenaikan sebesar 3,37 persen. Hal
ini terjadi karena It naik sebesar 3,89 persen dan Ib naik sebesar 0,51
persen. Perubahan yang terjadi pada It karena indeks kelompok sayur-
sayuran naik sebesar 4,73 persen yaitu dari 102,46 menjadi 107,31,
indeks kelompok buah-buahan sebesar 3,27 persen yaitu dari 96,34
menjadi 99,49. Sedangkan indeks kelompok tanaman obat turun sebesar
0,78 persen yaitu dari 118,52 menjadi 117,59. Di sisi lain, perubahan
kenaikan pada Ib karena perubahan IKRT naik sebesar 0,75 persen.
c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) II-118
Pada Desember 2020, NTPR mengalami kenaikan sebesar 2,11 persen. Hal
ini terjadi karena It naik sebesar 2,83 persen dan Ib naik sebesar 0,71
persen. Perubahan yang terjadi pada It karena indeks kelompok tanaman
perkebunan rakyat naik sebesar 2,83 persen yaitu dari 141,36 menjadi
145,36. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib karena karena
perubahan IKRT naik sebesar 0,89 persen dan indeks BPPBM naik sebesar
0,01 persen
d. Subsektor Peternakan (NTPT)
Pada Desember 2020, NTPT mengalami kenaikan sebesar 0,35 persen. Hal
ini terjadi karena It naik sebesar 0,97 persen dan Ib naik sebesar 0,61
persen. Kenaikan yang terjadi pada It, karena kelompok, indeks kelompok
ternak kecil naik sebesar 1,45 persen, indeks kelompok unggas naik
sebesar 2,21 persen, dan indeks kelompok hasil ternak naik sebesar 2,85

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-118
persen. Sedangkan indeks kelompok ternak besar turun sebesar 0,19
persen. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib karena perubahan IKRT
naik sebesar 0,88 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,21 persen
e. Subsektor Perikanan (NTNP)
Pada Desember 2020, NTNP mengalami kenaikan sebesar 0,68 persen. Hal
ini terjadi karena It naik sebesar 1,12 persen dan Ib naik sebesar 0,44
persen. Kenaikan yang terjadi pada It karena perubahan indeks kelompok
penangkapan ikan secara rata-rata naik sebesar 1,08 persen dan indeks
kelompok budidaya ikan secara rata-rata naik sebesar 1,27 persen. Di sisi
lain, perubahan kenaikan pada Ib karena perubahan IKRT naik sebesar
0,79 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,02 persen.

2.1.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur


Pembangunan infrastruktur yang memberikan daya dukung
pertumbuhan ekonomi terus dikebut pemerintah. Pembangunan infrastruktur
tidak hanya untuk mendorong perkembangan ekonomi di kawasan perkotaan
dan kawasan maju lainnya, tetapi juga infrastruktur di kawasan yang sedang
berkembang dan perbatasan untuk mengurangi disparitas sosial, ekonomi
dan wilayah, capaian Indikator Fasilitas Wilayah/Infrastruktur dapat dilihat
sebagai berikut :
Tabel. 2.105
Indikator Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Persentase Panjang Jaringan Jalan Dalam 80,93 84.31 81,17 82,19
82,10 II-119
Kondisi Mantap
2 Rasio Elektrifikasi 93,29 97.80 99,99 99.11 98,8
3 Layanan irigasi permukaan dalam kondisi 75,18 79,03 81,82 81,82
83,28
optimal (%)
4 Cakupan Layanan Akses Air Minum Layak 87,01 60,32 60,36 73,90 76,95
5 Cakupan layanan air limbah perkotaan 72,43 72,56 74,60 76,96 -
dan perdesaan
Sumber : Dinas Binamarga dan Bina Konstruksi, Dinas ESDM dan Dinas SDA, CK, TR

2.1.4.3 Fokus Iklim Berinvestasi


1. Angka Kriminalitas
Tingkat Kriminalitas di Provinsi Sumatera Utara tahun 2016-2020
adalah sebagai berikut:
Tabel. 2.106
Angka Kriminalitas
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Tingkat Kriminalitas NA 4,31 2,40 2,40 -
di Provinsi Sumatera (per 1000 (per 1000 (per 1000
Utara orang) orang) orang)

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-119
Sumber : BPS Provsu

Tingkat Kriminalitas di Provinsi Sumatra Utara mengalami penurunan


pada tahun 2018 yaitu sebesar 2,40 per 1000 orang, kondisi ini lebih baik
dari tahun 2017 sebesar 4,31 per 1000 orang.

2. Lama Proses Perizinan


Tabel. 2.107
Lama Proses Perizinan Di Provinsi Sumatera Utara
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

1 Lama Proses 3 Hari 3 Hari 3 Hari 3 Hari 3 Hari


Perizinan PMDN Kerja Kerja Kerja Kerja Kerja
2 Lama Proses 3 - 40 Hari 3 - 40 3 - 40 Hari 3 - 40 Hari 3 - 40 Hari
Perizinan Sektoral Kerja Hari Kerja Kerja Kerja Kerja
Sumber: DPM&P2TSP Provsu,2020

3. Jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah

Tabel. 2.108
Jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah di Provinsi Sumatera Utara

No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

1 Jumlah dan Macam Pajak dan Retribusi 20 20 20 20 20


Daerah
Sumber: Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provsu, 2020

2.1.4.4 Fokus Sumber Daya Manusia


1. Penduduk Usia Kerja dan Angkatan Kerja
II-120
Penduduk usia kerja merupakan semua orang yang berumur 15 tahun
ke atas. Pada usia ini, mereka memiliki potensi untuk masuk ke angkatan
kerja dan pasar kerja. Penduduk usia kerja mengalami kenaikan dari 10,532
juta orang pada Agustus 2019 menjadi 10,703 juta orang pada Agustus 2020.
Penduduk usia kerja mengalami tren yang cenderung meningkat seiring
dengan bertambahnya jumlah penduduk di Sumatera Utara. Sebagian besar
penduduk usia kerja yaitu 68,67 persen atau 7,35 juta orang merupakan
angkatan kerja, terdiri dari 6,842 juta orang penduduk bekerja dan 508 ribu
orang pengangguran.
Tabel. 2.109
Penduduk Usia Kerja dan Angkatan Kerja Sumatera Utara

No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

1 Penduduk Usia Kerja (ribu orang) 10.356 10.532 10.703

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-120
2 Angkatan Kerja (ribu orang) 7.453 7.411 7.350

Sumber : BPS Provsu, Agustus 2020

Jumlah angkatan kerja pada Agustus 2020 mengalami penurunan


sebesar 61 ribu orang dibandingkan Agustus 2019. Seiring dengan
penurunan jumlah angkatan kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
juga turun menjadi 68,67 persen pada Agustus 2020 dibandingkan Agustus
2019 (70,37 persen). Penurunan TPAK mengindikasikan bahwa terjadi
penurunan penduduk usia kerja yang aktif di pasar kerja baik menjadi
penduduk bekerja maupun sebagai penganggur.

2. Penduduk Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama

Berdasarkan status pekerjaan utamanya, penduduk bekerja sebagai


buruh/karyawan/ pegawai pada Agustus 2020 masih mendominasi komposisi
tenaga kerja di Indonesia yaitu sebesar 37,2 persen. Walaupun demikian,
mengalami penurunan tertinggi yaitu sebesar 4,5 persen poin dibandingkan
dengan Agustus 2019. Sedangkan status pekerjaan utama yang mengalami
peningkatan tertinggi yaitu pekerja keluarga/tak dibayar meningkat 2,28
persen poin, dan pekerja bebas di non pertanian yang meningkat sebesar 1,55
persenpoin. Berdasarkan status pekerjaan utama tersebut, penduduk bekerja
dapat dikategorikan menjadi kegiatan formal dan informal. Penduduk yang
bekerja di kegiatan formal mencakup mereka yang berusaha dengan dibantu
buruh tetap dan buruh/karyawan/pegawai, sedangkan sisanya dikategorikan
sebagai kegiatan informal (berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak
tetap/buruh tidak dibayar, pekerja bebas, dan pekerja keluarga/tak dibayar). II-121
Pada Agustus 2020, penduduk yang bekerja di kegiatan informalsebanyak
4,079 juta orang (59,62 persen), sedangkan yang bekerja di kegiatan formal
sebanyak 2,763 juta orang (40,38 persen). Penduduk bekerja di kegiatan
informal pada Agustus 2020 mengalami peningkatan sebesar 4,63 persen
poin dibandingkan dengan Agustus 2019.

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-121
Sumber : BRS BPS Provsu, Agustus 2020
Grafik.2.29
Penduduk Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama

3. Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan


Pendidikan merupakan salah satu indikasi terhadap kemampuan dan
produktivitas tenaga kerja. Semakin tinggi pendidikan cenderung semakin
tinggi juga keahlian dan produktivitas yang dimiliki. Saat ini, penduduk II-122

bekerja masih didominasi oleh mereka yang berpendidikan SD ke bawah yaitu


sebanyak 26,86 persen pada Agustus 2020. Sedangkan tenaga kerja yang
berpendidikan tinggi yaitu Diploma dan Universitas hanya sebesar 12,46
persen pada Agustus 2020.

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-122
Sumber : BRS BPS Provsu, Agustus 2020

Grafik.2.30
Persentase Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang
Ditamatkan, Agustus 2018-Agustus 2020

Dibandingkan dengan Agustus 2019, kontribusi pendidikan pada


penduduk bekerja mengalami penurunan pada pendidikan SD ke bawah (1,53
persen poin),Universitas(0,38 persen poin), SMA Kejuruan (0,35 persen poin)
dan DI/II/III (0,08 persen poin). Sedangkan penduduk bekerja dengan
pendidikan SMA, dan SMPmengalami peningkatan, dengan peningkatan
terbesar pada pendidikan SMA sebesar 1,79 persen poin.

4. Rasio Ketergantungan

Rasio Ketergantungan adalah perbandingan antara jumlah penduduk


II-123
umur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun ke atas
(keduanya disebut dengan bukan Angkatan kerja) dibandingkan dengan
jumlah penduduk usia 15-64 (Angkatan kerja)
Tabel. 2.110
Rasio Ketergantungan
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

1 Rasio Ketergantungan 56,11 55,88 55,69 55,51 55,28

Sumber : Dinas Tenaga Kerja/BPS Provsu

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-123
2.1.4.5 Indikator Lain yang mendukung Aspek Daya Saing

1. Indeks Reformasi Birokrasi


Reformasi Birokrasi merupakan sebuah kebutuhan yang perlu dipenuhi
dalam rangka memastikan terciptanya perbaikan tata kelola pemerintahan.
Tata kelola pemerintahan yang baik adalah prasyarat utama pembangunan
nasional. Kualitas tata kelola pemerintahan akan sangat mempengaruhi
pelaksanaan program-program pembangunan nasional. Semakin baik tata
kelola pemerintahan suatu negara, semakin cepat pula perputaran roda
pembangunan nasional.
Dalam rangka memastikan pengelolaan Reformasi Birokrasi yang
efektif, pemerintah perlu untuk menetapkan perencanaan dan tata kelola
Reformasi Birokrasi dalam sebuah dokumen perencanaan yang dapat
dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh pihak dan stakeholder yang
berkepentingan.
Capain Reformasi Birokrasi di Sumatera Utara adalah sebagai berikut :
Tabel. 2.111
Indeks Reformasi Birkrasi Sumatera Utara
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

1 Indeks Reformasi Birokrasi CC CC CC B -

Sumber : Biro Organisasi Provsu

2. Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Sumatera Utara


IDI adalah indikator komposit yang menunjukkan tingkat
perkembangan demokrasi di Indonesia. Tingkat capaiannya diukur II-124
berdasarkan pelaksanaan dan perkembangan tiga aspek demokrasi, yaitu
Kebebasan Sipil (Civil Liberty), Hak-Hak Politik (Political Rights), dan
Lembaga-Lembaga Demokrasi (Institution of Democracy).
Metodologi penghitungan IDI menggunakan 4 sumber data yaitu : (1)
review surat kabar lokal, (2) review dokumen (Perda, Pergub, dll), (3) Focus
Group Discussion (FGD), dan (4) wawancara mendalam.
Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Sumatera Utara 2019 sebesar 67,65
dalam skala 0 sampai 100, berada dibawah IDI Nasional sebesar 74,92. Angka
IDI Sumatera Utara 2019 ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan
angka IDI 2018 yang sebesar 64,33. Capaian IDI Sumatera Utara ini masuk
pada kategori “sedang”. Klasifikasi tingkat demokrasi dikelompokkan menjadi
tiga kategori, yakni “baik” (indeks > 80), “sedang” (indeks 60 – 80), dan
“buruk” (indeks < 60).

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-124
Perubahan angka Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Sumatera Utara
dari tahun 2018 ke tahun 2019 dipengaruhi oleh tiga aspek demokrasi yakni
(1) Kebebasan Sipil yang turun 4,00 poin (dari 76,54 menjadi 72,54), (2) Hak-
Hak Politik turun 1,02 poin (dari 62,61 menjadi 61,59), dan (3) Lembaga-
Lembaga Demokrasi Naik 19,43 poin (dari 51,69 menjadi 71,12).
Perkembangan IDI Sumatera Utara adalah sebagai berikut :

IDI
5
4.5
4.3
4.5

4
3.5
3.5

3
2.5
2.5

1.5

0.5

0
2016 2017 2018 2019

Sumber : BPS Sumatera Utara 2020


Grafik.2.31
Perkembangan IDI Sumatera Utara

3. Indeks Kerukunan Umat Beragama


Indeks Kerukunan Umat Beragama adalah suatu kondisi hubungan
umat beragama yang toleran, setara dalam menjalankan agama, serta
berkerjasama dalam membangun masyarakat, bangsa dan Negara Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dari definisi tersebut, alat
ukur Indeks kerukunan umat beragama terdiri dari 3 (tiga) indikator utama,
yaitu (1). Toleransi, (2). Kesetaraan, dan (3). Kerjasama. Indek Kerukunan
Umat Beragama dapat digunakan oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah II-125

Daerah dalam mempertahankan dan meningkatkan persoalan kerukunan


umat beragama yang dapat menangkal intoleransi dan radikalisme
Indeks ini menarik beberapa rumusan. Salah satunya kerukunan umat
beragama adalah keadaan atau kondisi kehidupan umat beragama yang
berinteraksi secara harmonis, toleran, damai, saling menghargai, dan
menghormati perbedaan agama dan kebebasan menjalankan beribadah
masing-masing. Selain itu juga menyoroti soal tidak boleh merendahkan
agama satu atas agama yang lain. Hal ini terlihat dengan adanya kesetaraan
para pemeluk agama dalam menjalankan ajaran agamanya dan tidak
mencampuradukkan dan melanggar norma-norma agama masing-masing.
Kerukunan Umat Beragama terwujud pada kerja sama dalam
membangun masyarakat dalam prinsip saling bahu-membahu dan sama-
sama mengambil manfaat dan eksistensi bersama dalam mencapai tujuan

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-125
bersama bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Capaian Indeks Kerukunan Umat Beragama di Sumatera Utara adalah
sebagai berikut :
Tabel. 2.112
Indeks Kerukunan Umat Beragama
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020

1 Indeks Kerukunan Umat Beragama NA 73,5 69,1 76,3 -

Sumber : Biro Sosial dan Kesejhteraan Provsu/Kemenag

4. Indeks Resiko Bencana Daerah (IRB)


Indikator Risiko Bencana Daerah (IRBI) merupakan indikator di dalam
mengukur risiko bencana. IRBI dilakukan dengan menghitung indeks bahaya,
kerentanan, dan kapasitas. Proses menghitung IRBI dilakukan dengan
menggunakan kalkulasi secara spasial sehingga dapat menghasilkan peta
risiko dan nilai grid yang dapat dipergunakan dalam Menyusun penjelasan
peta risiko.
Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB) tahun 2019, Provinsi Sumatera Utara dikategorikan sebagai daerah
dengan IRBI yang Tinggi. Kondisi ini menuntut pemerintahan daerah dan
masyarakat Provinsi Sumatera Utara untuk dapat melakukan Tindakan
kesiapsiagaan, maupun bersiap pada saat terjadi bencana dan pasca
bencana.
Jika dilihat dari perkembangan daerah Pulau Sumatera, maka rata II-126
kelas resiko dinyatakan tinggi termasuk Sumatera Utara, sedangkan kelas
Resiko sedang berada pada Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Jambi dan
Provinsi Sumatera selatan, capaian Indeks Resiko Bencana di Wilayah
Sumatera dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel. 2.113
Indeks Resiko Bencana Indonesia
Wilayah Sumatera, 2019
No
Provinsi Skor Kelas Resiko
1 Aceh 160 Tinggi
2 Sumatera Utara 150 Tinggi
3 Sumatera Barat 153 Tinggi
4 Riau 147 Tinggi
5 Kepulauan Riau 116 Sedang
6 Jambi 142 Sedang
7 Bengkulu 172 Tinggi
8 Sumatera Selatan 142 Sedang

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-126
9 Kepulauan Bangka Belitung 162 Tinggi
10 Lampung 153 Tinggi
Sumber : BPBD Provsu

2.1.5. Kejadian Luar Biasa Pandemi COVID-19

Seperti dikutip dari World Health Organization (WHO), virus Corona


berasal dari Coronaviruses (CoV) yang menyebabkan penyakit mulai dari flu
biasa hingga yang lebih parah seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV). Sedangkan
untuk Novel Coronavirus (nCoV) adalah jenis baru yang belum diidentifikasi
sebelumnya pada manusia. Virus Corona merupakan zoonosis, artinya
ditularkan antara hewan dan manusia.
COVID-19 (coronavirus disease 2019) adalah penyakit yang disebabkan
oleh jenis coronavirus baru yaitu Sars-CoV-2, yang dilaporkan pertama kali di
Wuhan Tiongkok pada tanggal 31 Desember 2019. COVID-19 ini dapat
menimbulkan gejala gangguan pernafasan akut seperti demam diatas 38°C,
batuk dan sesak nafas bagi manusia. Selain itu dapat disertai dengan lemas,
nyeri otot, dan diare. Pada penderita COVID-19 yang berat, dapat
menimbulkan pneumonia, sindroma pernafasan akut, gagal ginjal bahkan
sampai kematian. Indonesia mengonfirmasi kasus pertama infeksi virus
corona penyebab Covid-19 pada awal Maret 2020.
COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui kontak erat
dan droplet (percikan cairan pada saat bersin dan batuk), tidak melalui udara.
Bentuk COVID-19 jika dilihat melalui mikroskop elektron (cairan saluran II-127

nafas/ swab tenggorokan) dan digambarkan kembali bentuk COVID-19


seperti virus yang memiliki mahkota.
Jumlah penderita dan kasus kematian akibat infeksi virus Corona
setiap harinya terus meningkat. Sejauh ini, virus Corona terlihat lebih sering
menyebabkan infeksi berat dan kematian pada orang lanjut usia (lansia)
dibandingkan orang dewasa atau anak-anak. virus Corona telah menginfeksi
lebih dari 100.000 penduduk dunia dan sekitar 4.000 orang di antaranya
dinyatakan meninggal dunia. Kematian paling banyak terjadi pada penderita
COVID-19 yang berusia 80 tahun. WHO dan CDC melaporkan bahwa pada
usia pra-lansia (50-59 tahun) angka kematian hampir 2 %, usia 60-69 tahun
4 ?n terus naik menjadi 8 sampai 15 % pada usia diatas 70 tahun. Kematian
paling banyak terjadi pada penderita COVID-19 yang berusia 80 tahun ke
atas, dengan persentase mencapai 21,9%.

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-127
Kasus positif virus Corona atau Covid-19 di Indonesia terdeteksi pada
Maret 2020. Sejak hari itu, jumlah kasus positif Corona semakin bertambah
dari hari ke hari. Ada pasien yang meninggal dunia, banyak juga yang
dinyatakan negatif dan akhirnya sembuh. Jelang akhir Desember 2020,
Indonesia justru melaporkan angka kasus Covid-19 yang lebih tinggi dari
bulan-bulan sebelumnya. Hingga Senin (21/12/2020), Indonesia mencatat
132.895 kasus infeksi sepanjang Desember atau rata-rata 6.328 per hari.
Jumlah ini jauh lebih tinggi dibandingkan angka kesembuhan yang
dilaporkan selama Desember. Dalam periode yang sama, total 96.366 pasien
dinyatakan sembuh atau rata-rata 4.588 per hari. Secara total, pada tanggal
21 Desember 2020 Indonesia melaporkan 671.778 kasus positif Covid-19,
kasus kematina 20.085 orang dan 104.809 kasus aktif atau pasien yang
masih dalam perawatan. Sedangkan orang yang dinyatakan sembuh
sebanyak 546.884 orang
Sementara Di Provinsi Sumatera Utara Kasus Covid-19 pertama kali
terdeteksi pada bulan April 2020, sejak saat itu Provinsi Sumatera Upaya
terus melakukan upaya-upaya pencegahan kasus baru seperti membatasi
keluar rumah, wajib memakai masker dan menjaga jarak. Hingga saat ini.
Tingkat kesembuhan Covid-19 di Sumatera Utara (Sumut) telah melampaui
capaian nasional sebesar 81,87% dan terus membaik. Terhitung pada13
Desember 2020, angkanya sudah mencapai 83,71%, meningkat 0,37 poin
dibanding 83,34% pada pekan sebelumya. Jika dilihat perkembangan dari 33
kabupaten/kota di Sumatera Utara, ada 16 kabupaten/kota memiliki angka
kesembuhan di atas 80%. "Antara lain, Nias Utara, Nias Selatan, Gunungsitoli, II-128
Mandailing Natal, Nias Barat, Tapanuli Selatan, Batubara, Padangsidimpuan,
Simalungun, Padang Lawas, Medan, Sibolga, Humbang Hasundutan, Deli
Serdang, Tapanuli Tengah dan Pematang Siantar," (Satgas Covid-19 Sumut_14
Des 2020).
Akumulasi penderita Covid-19 di Sumut sejak awal pandemi hingga 14
Desember 2020 berjumlah 16.769 penderita yang telah dipastikan dari hasil
pemeriksaan swab PCR. Sebanyak 14.046 orang dinyatakan sembuh dan 644
penderita meninggal dunia. Sementara penderita Covid-19 aktif di Sumut
sebesar 2.079 orang. Dari angka penderita ini, 1.553 penderita melaksanakan
isolasi mandiri dan 526 penderita lainnya dirawat isolasi di rumah sakit.
Saat ini Satgas Optimalisasi Percepatan Penanganan Penyebaran Covid-
19 di kawasan Medan-Binjai - Deli Serdang (Mebidang) yang dibentuk Satgas
Penangan Covid -19 Sumut telah berakhir tugasnya. Satgas Mebidang

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-128
dibentuk untuk mengurangi penularan di kawasan Mebidang. Sebelum
dibentuk, kawasan Mebidang menyumbang lebih dari 70% angka penderita
Covid di Sumut.
Sesuai dengan hasil evaluasi percepatan penanganan Covid-19 di
kawasan Mebidang yang menunjukkan hasil membaik, maka terhitung sejak
tanggal 11 Desember 2020, dinyatakan berakhir. Selanjutnya penanganan
Covid-19 di kawasan Mebidang ditangani oleh bupati/wali kota sebagai ketua
Satgas Penanganan Covid-19 wilayah kabupaten/kota yang pelaksanaannya
disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku. Selain itu, untuk mengakhiri
pandemi Covid-19 Sumut, masyarakat agar selalu menerapkan 3M, yakni
menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan air dan
sabun.

2.1.6. Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU)


Keterbatasan APBD dalam pembiayaan pembangunan infrastruktur
menyebabkan adanya selisih pendanaan (funding gap) yang harus dipenuhi. 
Untuk mengatasi itu, Pemerintah dituntut untuk menggunakan beberpa
alternatif pendanaan, salah satunya mengunakan skema  kerjasama
pembangunan yang melibatkan pihak swasta atau dikenal sebagai Public
Private Partnership (PPP). Tidak ada definisi resmi mengenai PPP, namun
dapat disimpulkan bahwa PPP merupakan bentuk perjanjian antara sektor
publik (Pemerintah) dengan sektor privat (Swasta) untuk mengadakan sarana
layanan publik yang diikat dengan perjanjian, terbagi menjadi beberapa
bentuk tergantung kontrak dan pembagian resiko.
II-129
Di indonesia PPP dikenal sebagai Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha (KPBU), KPBU didefinisikan sebagai kerjasama antara Pemerintah dan
Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur bertujuan untuk kepentingan
umum dengan mengacu pada spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya
oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/BUMN/BUMD, yang sebagian
atau seluruhnya menggunakan sumber daya Badan Usaha dengan
memperhatikan pembagian risiko diantara para pihak. Berikut bebera
kegiatan prioritas yang memerlukan dukungan pendanaan atau Kerjasama
Pemeintah dengan Badan Usaha adalah sebagai berikut :
1. Rencana Pembangunan LRT Mebidang
Pembangunan Jalur LRT dan Monorel Mebidang akan direncakan dibagi ke
dalam 4 fase dengan jarak yang berbeda-beda, dengan total jarak 51,16
KM,jarak monorel terdapat di SP. Kayu Besar-Batang Kuis-Sultan

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-129
Serdang.jalur LRT dan Monorel Mebidang dapat dilihat pada tabeldi
bawah ini :
Tabel. 2.114
Jalur LRT Dan Monorel Mebidang

FASE JALUR JARAK


I Stasiun Pusat - Cirebon - Sisingamangaraja - Tj 21,7 Km
morawa- Sp kayu besar. ( LRT )
II Sp kayu besar - Batang kuis - Sultan serdang 9,4 Km
(MONOREL)
III Binjai - Megawati - Mencirim - Diski - Gatot 20,45 Km
subroto - Kapten maulana lubis –Raden saleh -
Stasiun Pusat.
IV Marelan - Veteran - P Braya - Yos sudarso 11,61 Km
-Glugur - Stasiun Pusat.
TOTAL 53,16 Km

2. Proyek Pembangunan Sport Centre Sumatera Utara


Konsep Pembangunan yang direncanakan adalah didaerah Sport Center
ada pusat Kesehatan, pusat komersil dan expho Center dan tempat
hiburan, knsep pembangunan sebagai berikut ;

II-130

Gambar 2. 3.
Konsep Pembangunan Sport Center

3. Perencanaan Proyek Waste to Energy


Proyek ini direncanakan akan membangun Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) daerah Medan, Binjai, Deliserdang dan Karo (Mebidangro). Dimana
kondisi saat ini sampah yang dihasilkan perhari adalah 3827,61 Ton/Hari

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-130
dimana sampah yang paling banyak ada di Kota Medan 2500 Ton/hari,
kemudian Deli Serdang 638 Ton/Hari, Kota Binjai 132,61 Ton/hari dan
Karo 557 Ton/hari, rencana Lokasi TPA ini di Desa Limau Mungkur STM
Hilir, Deli Serdang, konsep pembangunan adalah sebaai berikut :

Gambar 2. 4.
Konsep Pembangunan TPA MEBIDANGRO

4. Perencanaan Pembangunan Monorel di Sport Center Sumatera Utara


Rencana kedepan akan di bangun Monorel di area sport centre Sumatera
Utara, rencana pembangunannya adalah sebagai berikut :

II-131

Gambar 2. 5.
Rencana Pembangunan Monorel
2.1.7. Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-131
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang
Standar Pelayanan Minimal, pengertian Standar Pelayanan Minimal adalah
ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan
urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara
minimal. Pelayanan dasar adalah pelayanan publik untuk memenuhi
kebutuhan dasar warga negara.Pelaksanaan pelayanan dasar pada urusan
pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar berpedoman
pada SPM yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Adapun jenis pelayanan
dasar yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi, meliputi: SPM Bidang
Pendidikan, SPM Bidang Kesehatan, SPM Bidang Pekerjaan Umum, SPM
Bidang Perumahan Rakyat, SPM Bidang Ketenteraman, Ketertiban Umum,
dan Pelindungan Masyarakat, dan SPM Bidang Sosial.
Pelayanan Dasar dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) merupakan
urusan pemerintahan wajib yang diselenggarakan pemerintah daerah baik
pemerintah Provinsi maupun pemerintah daerah. Urusan pemerintahan wajib
yang berkaitan dengan pelayanan dasar yang selanjutnya menjadi jenis SPM
terdiri atas :
1. Pendidikan, dengan SPM sebagai berikut :
a. Pendidikan Menengah
b. Pendidikan Khusus
2. Kesehatan, dengan SPM sebagai berikut
a. Pelayanan Kesehatan bagi penduduk terdampak krisis Kesehatan
akibat bencana dan atau berpotensi bencana Provinsi
b. Pelayanan Kesehatan bagi penduduk pada kondisi kejadian luar biasa II-132
3. Pekerjaaan Umum dan Penataan Ruang, dengan SPM sebagai berikut
a. Pemenuhan kebutuhan air minum curah lintas Kabupaten/Kota
b. Penyediaan pelayanan pengolahan air limbah domistik regional lintas
Kabupaten/Kota
4. Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, dengan SPM sebagai
berikut
a. Penyediaan dan rehabilitasi rumah yang layak huni bagi korban
bencana Provinsi
b. Fasilitasi penyediaan rumah yang layak huni bagi masyarakat yang
terkena relokasi program pemerintah daerah Provinsi
5. Ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat, dengan
SPM sebagai berikut
a. Pelayanan Ketenteraman dan ketertiban umum Provinsi

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-132
6. Sosial, dengan SPM sebagai berikut
a. Rehabilitasi Sosial Dasar Penyandang Disabilitas Terlantar di Dalam
Panti
b. Rehabilittasi Sosial Dasar Anak Terlantar dalam Panti
c. Rehabilitasi Sosial Dasar Lanjut Usia Terlantar di Dalam Panti
d. Rehabilitasi Sosial Dasar Tuna Sosial Khususnya Gelandangan dan
Pengemis didalam Panti
e. Perlindungan dan Jaminan Sosial pada Saat dan Setelah Tanggap
Darurat Bencana bagi Korban Bencana Provinsi
Pemerintah Provinsi Sumatera telah menerapkan keenam SPM tersebut
sebagaimana yang disajikan pada tabel berikut :
Tabel. 2.115
Standar Pelayanan Minimal (SPM)
N Capaian
Jenis Pelayanan Dasar Indikator OPD
o 2020
SPM Pendidikan
1 Pendidikan Persentase Guru SMA 97 Dinas
menengah berkualifikasi Akademik S1/D4 Pendidikan
Persentase Guru SMK 94,72
berkualifikasi Akademik S1/D4
Persentase Guru SMA 54,7
bersertifikasi
Persentase Guru SMK 43
bersertifikasi
2 Pendidikan Persentase Guru SLB bersertifikasi 44.4
khusus (2019)

SPM Kesehatan
1 Pelayanan kesehatan bagi Jumlah Warga Negara yang 977.949 Dinas
penduduk terdampak krisis terdampak krisis kesehatan akibat Orang Kesehatan
kesehatan akibat bencana bencana dan/atau berpotensi (100%) II-133
dan/atau berpotensi bencana provinsi yang
bencana provinsi mendapatkan layanan kesehatan
2 Pelayanan kesehatan bagi Jumlah warga negara pada kondisi
penduduk pada kondisi kejadian luar biasa provinsi yang
kejadian luar biasa provinsi mendapatkan pelayanan
kesehatan

SPM Pekerjaan Umum dan Penataan Rang


1 Pemenuhan kebutuhan air
minum curah lintas
kabupaten/kota
2 Penyediaan pelayanan
pengolahan air limbah
domestik regional lintas
kabupaten/kota
3 Penyediaan dan rehabilitasi
rumah yang layak huni bagi
korban bencana provinsi
4 Fasilitasi penyediaan Rasio Rumah Layak Huni
rumah yang layak huni bagi
masyarakat yang terkena
relokasi program

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-133
N Capaian
Jenis Pelayanan Dasar Indikator OPD
o 2020
Pemerintah Daerah provinsi
5 Pelayanan ketenteraman
dan ketertiban umum
provinsi.
SPM KETENTERAMAN, KETERTIBAN UMUM, DAN PELINDUNGAN MASYARAKAT
Pelayanan ketenteraman
dan ketertiban umum
provinsi.
SPM SOSIAL
Rehabilitasi sosial dasar Jumlah Rehabilitasi sosial dasar 1.167 Dinas
penyandang disabilitas penyandang disabilitas telantar di Sosial
telantar di dalam panti dalam panti
Rehabilitasi sosial dasar Jumlah Rehabilitasi sosial dasar 530
anak telantar di dalam anak telantar di dalam panti
panti
Rehabilitasi sosial dasar Jumlah Rehabilitasi sosial dasar 293
lanjut usia telantar di lanjut usia telantar di dalam panti
dalam panti
Rehabilitasi sosial dasar Jumlah Rehabilitasi sosial dasar 285
tuna sosial khususnya tuna sosial khususnya
gelandangan dan pengemis gelandangan dan pengemis di
di dalam panti dalam panti
Perlindungan dan jaminan Jumlah Perlindungan NA
sosial pada saat dan setelah dan jaminan sosial pada saat dan
tanggap darurat bencana setelah tanggap darurat
bagi korban bencana bencana bagi korban bencana
provinsi provinsi

2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun


berjalan dan Realisasi RPJMD

2.2.1. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun 2020

II-134
Evaluasi terhadap hasil RKPD Provinsi Sumatera Utara tahun 2020
diperoleh dari evaluasi hasil Renja Perangkat Daerah Provinsi Sumatera
Utara. Berdasarkan hasil Evaluasi Renja tahun 2020 diketahui jumlah
program program dari masing-masing perangkat daerah yang telah
dilaksanakan pada pada APBD Tahun 2020, berikut ini disajikan capaian
kinerja Program dan Kegiatan berdasarkan hasil evalusi Triwulan 4 dapat
dilihat pada tabel berikut :

Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022

II-134
Tabel. 2.116 Realisasi Program dan Kegiatan Hasil Evaluasi RKPD Tahun 2020 Provinsi Sumatera Utara

No Nama Perangkat Daerah Jumlah Program/Kegiatan RKPD Jumlah Program/Kegiatan APBD Jumlah Program /Kegiatan yang sudah dilaksanakan
2020 2020 sampai dengan TW 4 2020
Program Keg Anggaran Program Keg Anggaran Program % Keg % Anggaran %
1. Dinas Pendidikan 12 186 1.703.277.080.065 8
2. Dinas Kesehatan 16 195 240.302.561.516 11
3. Rumah Sakit Jiwa Daerah 9 44 25.206.557.743 5
4. Rumah Sakit Haji Medan 9 54 109.344.952.610 4
5. Dinas Bina Marga dan Bina 11 122 701.137.768.412
Kostruksi
6. Dinas Sumber Daya Air, 19 456 184.354.942.030
Cipta Karya dan Tataruang
7. Dinas Perumahan dan 8 49 94.194.133.248
Kawasan Permukiman
8. Badan Kesatuan Bangsa dan 9 62 14.924.536.178
Politik
9. Satuan Polisi Pamong Praja 7 40 40.428.712.533
10 Badan Penanggulangan 9 55 27.658.894.520
. Bencana Daerah
11 Dinas Sosial 7 38 44.161.602.542
.
12 Dinas Tenaga Kerja 8 69 23.475.932.186
.
13 Dinas Pemberdayaan 25.070.075.091
. Perempuan dan
Perlindungan Anak
14 Dinas Ketahanan Pangan
. dan Peternakan
15 Dinas Lingkungan Hidup
.
16 Dinas Kependudukan dan
. Pencatatan Sipil
17 Dinas Pemberdayaan
. Masyarakat dan Desa
18 Dinas Pengendalian
. Kependudukan dan Keluarga
Berencana Daerah
19 Dinas Perhubungan
.
20 Dinas Komunikasi dan
. Informatika
21 Dinas Koperasi dan Usaha
. Kecil Menengah
22 Dinas Penanaman Modal dan
. Pelayanan Perizinan Terpadu
Satu Pintu
23 Dinas Pemuda dan Olah
. Raga
24 Dinas Kebudayaan dan
. Pariwisata
25 Dinas Perpustakaan dan
. Arsip
26 Dinas Kelautan dan
. Perikanan
27 Dinas Tanaman Pangan dan
. Holtikultura
28 Dinas Perkebunan
.
29 Dinas Kehutanan
.
30 Dinas Energi dan Sumber
. Daya Mineral
31 Dinas Perindustrian dan
. Perdagangan
32 Badan Perencanaan dan
. Pembangunan Daerah
33 Badan Pengelolaan Keuangan
. dan Aset Daerah
34 Badan Kepegawaian Daerah
.
35 Badan Pengembangan
. Sumberdaya Manusia
36 Badan Penelitian dan
. Pengembangan Daerah
37 Biro Umum dan
. Perlengkapan
38 Biro Pemerintahan Umum
.
39 Biro Bina Perekonomian
.
40 Biro Sosial dan
. Kesejahteraan
41 Biro Organisasi
.
42 Biro Otonomi Daerah dan 5 100 36 70,59 5.409.007.034 85,23
. Kerjasama
43 Biro Administrasi 5 100 30 88,24 6.185.842.948 91,30
. Pembangunan Dan
Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
44 Biro Hukum 7 100 25 89,29 4.559.311.817 70,96
.
45 Biro Humas dan 7 100 34 100,00 12.032.490.321 91,00
. Keprotokolan
46 Sekretariat DPRD 8 88,89 38 88,37 178.486.667.137 71,41
.
47 Inspektorat Daerah Provinsi 6 100 75 97,40 32.838.369.280 93,11
.
48 Badan Pengelolaan Pajak dan 10 100 80 78,43 143.868.116.451 84,05
. Retribusi Daerah
49 Badan Penghubung Daerah 6 100 38 100 9.827.139.732 91,85
. Provinsi
Sumber: *) APBD Tahun 2019
**) Evaluasi Hasil Renja Tahun 2019
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa telaahan hasil evaluasi adalah sebagai
berikut :
2. Realisasi Program atau kegiatan yang tidak memenuhi target kinerja
hasil atau keluaran yang direncanan
Realisasi Program dan Kegiatan yang dilaksanakan Perangkat Daerah
Provinsi Sumatra Utara telah memenuhi target kinerja hasil atau
keluaran yang direncanakan.

3. Realisasi program atau kegiatan yang telah memenuhi target kinerja


atau keluaran yang direncanakan
Realisasi Program berdasarkan hasil Renja pada tahun 2019 sudah
dikerjakan sesuai degan APBD tahun 2019 namun ada 9 Perangkat
Daerah yang realisasi capaian program masih di bawah 100 persen;
sementara Realisasi Kegiatan berdasarkan hasil Renja pada tahun 2019
sudah dikerjakan sesuai degan APBD tahun 2019 namun hampir semua
kegiatan capaiannya dibawah 100 persen artinya ada kegiatan yang ada
pada APBD 2019 tapi tidak dilaksanakan sampai dengan TW 4 tahun
2019, sementara ada 6 (enam) OPD yang realisasi kegiatannya sudah 100
persen diantaranya Rumah Sakit Jiwa Daerah, Dinas Ketahanan Pangan
dan Peternakan, Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Satu Pintu, Dinas
Tanaman Pangan dan Holtikultura, Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia, Biro Humas dan Keprotokolan dan Badan Penghubung Daerah
Provinsi.

4. Realisasi program atau kegiatan yang melebihi target kinerja hasil atau
keluaran yang direncanan
Realisasi Program/Kegiatan yang melebihi target kinerja hasil/keluaran
yang direncanakan tidak ada karena capaian program dan kegiatan
sebagian Perangkat Daerah terlaksana 100%.

5. Faktor-faktor penyebab tidak tercapainya, terpenuhinya atau melebihi


target kinerja program atau kegiatan:
a. Faktor penyebab tidak tercapainya target kinerja adalah Pelaksanaan
pekerjaan mundur di akhir tahun dan sebagian OPD mengeluhkan
terhadap pemotongan anggaran
b. Faktor penyebab terpenuhinya target kinerja adalah kegiatan sudah
direncanakan dengan baik, waktu pelaksanaan selalu terkontrol
dengan baik, kerjasama dengan banyak pihak dalam pelaksanaannya
c. Faktor penyebab melebihi target adalah konsistensi terhadap
pelaksanaan program dan kegiatan, serta banyaknya dukungan dari
berbagai pihak

6. Implikasi yang timbul terhadap target capaian program RPJMD dan


kinerja pembangunan daerah
Pelaksanaan program dan kegiatan berimplikasi positif terhadap
pencapaian kinerja Program RPJMD. Indikator kinerja yang dipakai
menjadi pengukur kinerja pelayanan Perangkat Daerah. Indikator dan
target yang ada pada dokumen RPJMD menjadi pedoman bagi Perangkat
Daerah dalam pelaksanaan pembangunan daerah.

7. Kebijakan atau tindakan perencanaan dan penganggaran yang perlu


diambil untuk mengatasi faktor-faktor penyebab tersebut diatas
Kebijakan / tindakan perencanaan dan penganggaran yang perlu diambil
untuk mengatasi faktor – faktor penyebab tersebut adalah :
a. Perencanan program dan kegiatan sesuai dengan Tugas dan Fungsi
Perangkat Daerah dengan mempedomi target RPJMD tahun berkenaan
b. Penganggaran diprioritaskan pada fokus pembangunan tahun 2022.

Realisasi Penyerapan Anggaran Provinsi Sumatera Utara TA. 2020

Realisasi penyerapan anggaran Provinsi Sumatera Utara tahun 2019


adalah sebesar 91,27 persen dimana realisasi belanja sebesar
13.440.442.948,20 dimana serapan belanja tidak langsung sebesar
9.713.493.021.279,00 dan belanja langsung sebesar 3.726.949.927.621,25
dari total pagu sebanyak 14.726.662.153.406,20, sisa anggaran tahun 2019
sebesar 1.286.219.204.487,94
Realisasi penyerapan anggaran Provinsi Sumatera Utara tahun 2019
dapat dlihat pada tabel berikut ini :
Tabel. 2.117
Realisasi Penyerapan Anggaran Provinsi Sumatera Utara TA.2020

REALISASI
No SKPD PAGU BELANJA TIDAK % SISA
BELANJA LANGSUNG JUMLAH
LANGSUNG
1 2 3 4 5 6 7 8

1 Dinas Pendidikan 3.161.731.586.401,33 1.908.806.135.726,00 1.039.433.037.329,00 2.948.239.173.055,00 93,25 213.492.413.346,33


2 Dinas Kesehatan 372.921.834.501,00 126.117.038.088,00 219.910.904.555,00 346.027.942.643,00 92,79 26.893.891.858,00
3 Rumah Sakit Jiwa 63.710.866.849,00 38.198.856.261,00 20.745.141.992,00 58.943.998.253,00 92,52 4.766.868.596,00
4 Rumah Sakit Haji Medan 90.310.487.171,00 - 87.764.884.741,00 87.764.884.741,00 97,18 2.545.602.430,00
Dinas Bina Marga dan Bina
5 780.063.150.207,75 78.227.024.586,00 565.889.848.986,00 644.116.873.572,00 82,57 135.946.276.635,75
Konstruksi
Dinas Sumber Daya Air, Cipta
6 405.903.823.085,37 112.606.003.600,00 236.003.791.496,00 348.609.795.096,00 85,88 57.294.027.989,37
Karya dan Tata Ruang
Dinas Perumahan dan
7 141.150.715.414,62 16.472.271.970,00 102.880.278.039,00 119.352.550.009,00 84,56 21.798.165.405,62
Kawasan Permukiman
Badan Kesatuan Bangsa dan
8 28.304.427.228,00 10.943.951.546,00 11.911.139.165,00 22.855.090.711,00 80,75 5.449.336.517,00
Politik
9 Kantor Satpol PP 27.241.181.781,00 11.191.265.572,00 13.596.359.674,00 24.787.625.246,00 90,99 2.453.556.535,00
Badan Penanggulangan
10 42.627.529.612,00 10.945.196.067,00 25.852.528.957,70 36.797.725.024,70 86,32 5.829.804.587,30
Bencana Daerah
11 Dinas Sosial 107.188.702.806,46 62.348.241.182,00 35.128.298.944,00 97.476.540.126,00 90,94 9.712.162.680,46
12 Dinas Tenaga Kerja 54.462.365.423,62 37.062.608.548,00 12.390.522.798,00 49.453.131.346,00 90,8 5.009.234.077,62
Dinas Pemberdayaan
13 Perempuan dan Perlindungan 17.640.371.619,72 8.082.347.528,00 5.950.221.391,00 14.032.568.919,00 79,55 3.607.802.700,72
Anak
Dinas Ketahanan Pangan dan
14 131.094.118.807,30 32.500.092.213,00 86.135.826.949,00 118.635.919.162,00 90,5 12.458.199.645,30
Peternakan
15 Dinas Lingkungan Hidup 69.264.838.322,00 22.289.785.456,00 40.031.335.647,00 62.321.121.103,00 89,98 6.943.717.219,00
Dinas Kependudukan dan
16 22.535.455.808,00 9.472.184.768,00 11.125.460.799,00 20.597.645.567,00 91,4 1.937.810.241,00
Pencatatan Sipil
Dinas Pemberdayaan
17 32.073.564.970,00 11.107.355.394,00 17.452.216.152,00 28.559.571.546,00 89,04 3.513.993.424,00
Masyarakat dan Desa
Dinas Pengendalian
18 14.587.174.234,00 6.573.385.198,00 7.484.687.325,00 14.058.072.523,00 96,37 529.101.711,00
Penduduk dan KB
19 Dinas Perhubungan 61.040.765.859,46 33.906.529.123,00 17.414.548.652,40 51.321.077.775,40 84,08 9.719.688.084,06
REALISASI
No SKPD PAGU BELANJA TIDAK % SISA
BELANJA LANGSUNG JUMLAH
LANGSUNG
1 2 3 4 5 6 7 8

Dinas Komunikasi dan


20 45.771.662.255,00 17.571.071.334,00 21.917.652.494,00 39.488.723.828,00 86,27 6.282.938.427,00
Informatika
21 Dinas Koperasi dan UKM 52.119.729.086,00 15.224.168.700,00 31.610.586.629,00 46.834.755.329,00 89,86 5.284.973.757,00
Dinas Penanaman Modal dan
22 28.035.207.868,00 15.475.855.414,00 9.451.541.219,00 24.927.396.633,00 88,91 3.107.811.235,00
Pelayanan Perizinan Terpadu
23 Dinas Pemuda dan Olahraga 149.929.817.472,00 16.928.984.380,00 110.464.239.801,15 127.393.224.181,15 84,97 22.536.593.290,85
Dinas Kebudayaan dan
24 99.900.060.684,41 23.627.069.246,00 52.277.992.339,00 75.905.061.585,00 75,98 23.994.999.099,41
Pariwisata
25 Dinas Perpustakaan dan Arsip 35.590.388.882,00 16.110.427.722,00 16.773.810.322,00 32.884.238.044,00 92,4 2.706.150.838,00
Dinas Kelautan dan
26 77.364.544.215,20 22.706.941.774,00 45.320.291.103,00 68.027.232.877,00 87,93 9.337.311.338,20
Perikanan
Dinas Tanaman Pangan dan
27 197.170.266.535,40 88.477.760.204,00 95.287.226.076,00 183.764.986.280,00 93,2 13.405.280.255,40
Holtikultura
28 Dinas Perkebunan 60.912.437.491,00 21.556.993.114,00 34.649.343.484,00 56.206.336.598,00 92,27 4.706.100.893,00
29 Dinas Kehutanan 199.935.677.534,00 107.140.736.581,00 45.934.250.247,00 153.074.986.828,00 76,56 46.860.690.706,00
Dinas Energi dan Sumber
30 63.922.200.084,00 18.479.408.097,00 39.501.142.025,00 57.980.550.122,00 90,7 5.941.649.962,00
Daya Mineral
Dinas Perindustrian dan
31 57.478.817.393,00 30.354.710.541,00 20.581.951.900,00 50.936.662.441,00 88,62 6.542.154.952,00
Perdagangan
32 Bappeda 35.949.078.612,46 16.145.973.730,00 17.140.598.282,00 33.286.572.012,00 92,59 2.662.506.600,46
BPKAD (Badan Pengelolaan
33 101.880.998.558,81 18.505.366.397,00 64.181.366.594,00 82.686.732.991,00 81,16 19.194.265.567,81
Keuangan dan Aset Daerah)
34 Badan Kepegawaian Daerah 33.745.531.960,00 15.626.453.281,00 12.420.166.248,00 28.046.619.529,00 83,11 5.698.912.431,00
Badan Pengembangan dan
35 43.140.719.351,00 17.692.129.843,00 20.669.258.285,00 38.361.388.128,00 88,92 4.779.331.223,00
Sumber Daya Manusia
Badan Penelitian dan
36 21.297.375.938,00 9.660.209.705,00 10.642.752.454,00 20.302.962.159,00 95,33 994.413.779,00
Pengembangan
37 Biro Umum dan Perlengkapan 188.917.748.651,00 75.066.060.426,00 91.118.551.049,00 166.184.611.475,00 87,97 22.733.137.176,00
38 Biro Pemerintahan 14.631.732.147,00 - 11.006.885.446,00 11.006.885.446,00 75,23 3.624.846.701,00
39 Biro Bina Perekonomian 6.050.281.023,00 - 5.180.428.900,00 5.180.428.900,00 85,62 869.852.123,00
40 Biro Sosial dan Kesejahteraan 12.141.973.599,00 - 9.507.757.773,00 9.507.757.773,00 78,3 2.634.215.826,00
41 Biro Organisasi 7.431.190.934,28 - 5.253.247.965,00 5.253.247.965,00 70,69 2.177.942.969,28
Biro Otonomi Daerah dan
42 6.346.253.375,00 - 5.409.007.034,00 5.409.007.034,00 85,23 937.246.341,00
Kerjasama
REALISASI
No SKPD PAGU BELANJA TIDAK % SISA
BELANJA LANGSUNG JUMLAH
LANGSUNG
1 2 3 4 5 6 7 8
Biro Administrasi
43 6.775.351.046,00 - 6.212.642.948,00 6.212.642.948,00 91,69 562.708.098,00
Pembangunan
44 Biro Hukum 4.429.099.000,00 - 4.221.802.178,00 4.221.802.178,00 95,32 207.296.822,00
45 Biro Humas dan Keprotokolan 19.659.348.912,00 - 17.149.336.627,00 17.149.336.627,00 87,23 2.510.012.285,00
46 Sekretariat DPRD 393.083.636.366,00 124.133.528.062,00 179.432.051.687,00 303.565.579.749,00 77,23 89.518.056.617,00
47 Inspektorat 61.086.376.116,00 24.074.465.623,00 32.838.369.532,00 56.912.835.155,00 93,17 4.173.540.961,00
Badan Pengelolaan Pajak dan
48 439.186.872.731,00 193.438.539.465,00 143.867.503.651,00 337.306.043.116,00 76,8 101.880.829.615,00
Retribusi
Badan Penghubung Daerah
49 19.343.685.953,00 8.181.778.796,00 9.827.139.737,00 18.008.918.533,00 93,1 1.334.767.420,00
Provinsi
Sumber : Data realisasi oleh BPKAD
2.2.2. Evaluasi Capaian Indikator RKPD 2020
1. Evaluasi Indikator Kinerja Utama (IKU) Provinsi Sumatera Utara
Berdasarkan hasil Evalusi terhadap capaian IKU Provinsi Sumatera Utara
pada 2020, dari 23 Indikator Kinerja Utama terdapat 5 Indikator atau
sebesar 21,73 persen yang telah mencapai target, 7 Indikator atau sebesar
30,43 persen dan belum tercapai dan 11 Indiktor atau 17,82 persen
indikator yang datanya belum tersedia.

Tabel. 2.118
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
PROVINSI SUMATERA UTARA 2020
TARGET CAPAIAN
INDIKATOR KINERJA SATUAN KET
2020 2020
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Indeks Kerukunan Umat Poin 80 - Data Belum


Beragama Tersedia
2 Skor Pola Pangan Harapan Skor 92,3 - Data Belum
(PPH) Tersedia
3 Nilai Tukar Petani (NTP) Poin 100,1 115,21 Tercapai
4 Rasio Rumah Layak huni Persen 93,22 - Data Belum
Tersedia
5 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 68,87 69,10 Data Belum
Tersedia
6 Tingkat Pengangguran Persen 5,45 6,91 Tercapai
Terbuka
7 Pertumbuhan Ekonomi Persen 5,4 3,49 Belum Tercapai
8 Persentase kemiskinan Persen 8,43 9,27 Belum Tercapai
9 Indeks Gini Poin 0,32 0,316 Tercapai
10 Tingkat Kemantapan Jalan Persen 84,52 82,10 Belum Tercapai
Provinsi
11 Rasio Elektrifikasi Persen 100 98,8 Belum Tercapai
12 Inflasi Persen 2,9 1,96 Tercapai
13 Total Fertility Rate (TFR) Nilai 2,84 - Data Belum
Tersedia
14 IPM Poin 71,67 71,77 Tercapai
15 Opini BPK Terhadap Laporan Opini WTP WTP Tercapai
Kinerja Keuangan Daerah
16 Nilai Sistem Akuntabilitas Predikat B - Data Belum
Kinerja Instansi Tersedia
Pemerintahan (SAKIP)
17 Persentase Masyarakat yang Persen 100 - Data Belum
menerima pemahaman Tersedia
Wawasan Kebangsaan
18 Angka Rata-rata Lama Tahun 9.97 9,54 Belum Tercapai
Sekolah
19 Indeks Ketentraman dan Poin 0,93 - Data Belum
Ketertiban Masyarakat Tersedia
20 Indeks Pembangunan Poin 90,93 - Data Belum
Gender Tersedia
21 Indeks Kualitas Lingkungan Poin 68,7 - Data Belum
Hidup Tersedia
22 Indeks Resiko Bencana Poin 134,4 - Data Belum
Tersedia
23 Jumlah Kunjungan Orang 300.000 44.285 Belum Tercapai
Wisatawan Mancanegara
Sumber : OPD / BPS Provinsi Sumatera Utara

2. Evalusi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah / IKU OPD/IKK


Kinerja penyelenggaran bidang urusan berdasarkan RPJMD Tahun 2019-
2023 ditunjukkan oleh capaian IKU perangkat daerah. evaluasi kinerja
penyelenggaraan pemerintah daerah berdasarkan bidang urusan pemerintah
tingkat dampak (impact) Provinsi Sumatera Utara 2020 disajikan sebagai
berikut:
Tabel. 2.119
evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah
Provinsi Sumatera Utara 2020
No Bidang/Indikator Kinerja Sarah Target Capaian Status
Tahun Tahun 2020
2020
1 PENDIDIKAN  
1.1 APK SM Sederajat 98,14 97,8
1.2 APM SM Sederajat 73.19 72,3
1.3 Nilai Rata-Rata Ujian Nasional SM SEDERAJAT 45,84 50
1.4 Persentase Guru SMA/LB berkualifikasi Akademik
97 97
S1/D4
1.5 Persentase Guru SMA/LB bersertifikasi 57,4 54,7
1.6 Persentase Guru SMK berkualifikasi akademik
94,72 94,72
S1/D4
1.7 Persentase Guru SMK bersertifikasi 43,4 43

2 KESEHATAN
2.1 Angka Kematian Bayi (AKB) Per 1.000 Kelahiran
4,3 -
Hidup
2.2 Angka Kesakitan (Morbiditas) 10,99 11,97
2.3 Angka Kematian Ibu (AKI) Per 100.000 Kelahiran
75,1 -
Hidup
2.4 Prevalensi Stunting (Pendek dan sangat Pendek)
30,50 -
pada Anak dibawah 5 Tahun

3 RUMAH SAKIT JIWA DAERAH


3.1 Pencapaian Persentase BOR (Bed Occupancy
95,00 68.34
Rate) Rumah Sakit Jiwa
3.2 Rata-rata LOS (Length of Stay) Rumah Sakit Jiwa 61 hari 79.83

4 RUMAH SAKIT JIWA MEDAN


4.1 Persentase Bed Occupancy Rate BOR) Rumah
62,00 28
Sakit Haji
4.2 Length Of Stay (LOS) Rumah Sakit Haji 2.8 2.8
4.3 Bed Turn Over (BTO) 40-50 Rumah Sakit Haji 2.9 2.9
4.4 Turn Over Internal (TOI) Rumah Sakit Haji 2.10 2.10

5 BINAMARGA DAN BINA KONSTRUKSI


5.1 Persentase Panjang Jaringan Jalan Dalam
84,52 82,10
Kondisi Mantap
5.2 Persentase Jembatan Dalam Kondisi Baik 84,78 83,80
5.3 Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi Klasifikasi
2,68 10,88
Ahli

6 SUMBER DAYA AIR, CIPTAKARYA DAN


TATARUANG
6.1 Cakupan Layanan Akses Air Minum Layak 89,66 76,95
6.2 Cakupan Akses Minum Perpipaan (%) 15,77 32,26
6.3 Cakupan Pelayanan Air Limbah Perpipaan
200 29086 -
(Sambungan Rumah/SR)
6.4 Pengurangan timbulan sampah antar
1 0 -
kabupaten/kota (TPA Regional)
6.5 Cakupan penduduk yang terlayani sistem
535.000 254560
jaringan drainase skala Kota (KK) (kumulatif)
6.6 Layanan irigasi permukaan dalam kondisi
84,00 83,28
optimal (%)
6.7 Layanan irigasi rawa dalam kondisi optimal
57,50 57,45
(%)
6.8 Kapasitas daya tampung sumber Air Baku
20.000 35.000
dalam Bentuk Waduk/Embung/Situ (M3)
6.9 Persentase kesesuaian antara rencana tata
ruang wilayah dengan implementasi 70 50
pembangunan daerah (%)
6.9 Tersedianya regulasi daerah tentang
1 Perda/
pengendalian pemanfaatan ruang - -
Pergub
(Perda/Pergub)
6.10 Tersedianya regulasi daerah tentang RTR
Kawasan Strategis Provinsi yang diterbitkan 1 Perda - -
(Perda)
6.11 Persentase tersedianya informasi mengenai
rencana tata ruang (RTR) wilayah Provinsi
40 55
berserta rencana rincinya melalui peta analog
dan peta digital (%)

7 PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN


PERMUKIMAN
Rasio Rumah Layak Huni (%) 93,22 93,18
Pengurangan luas Permukiman Kumuh Di
135 ha 88
Kawasan Perkotaan (ha/tahun)
Cakupan Lingkungan Yang Sehat Dan Aman
3.000 3.491
yang Didukung Dengan PSU (Unit)

8 SATPOL PP
Cakupan Petugas Perlindungan Masyarakat
16.226 55.103
(Linmas)
Tingkat Penyelesaian Pelanggaran K3
68 87,12
(Ketertiban, Ketentraman, Keindahan)
Persentase Penegakan PERDA 60 26,67

9 KESBANGPOL
Persentase LSM Aktif 100
Persentase Partisipasi Pemilih 64
Persentase Pertambahan Ormas 20
Peringkat Laporan Rencana Aksi Penanganan
9 -
Konflik sosial
Persentase Masyarakat yang menerima
100 -
pemahaman wawasan kebangsaan

10 BPBD
Pelayanan dan Kesiapsiagaan Terhadap
33 20
Bencana (Kab/Kota)
Pelayanan Penyelamatan dan Evakuasi
4 3
Korban Bencana
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana
2 -
(Kab/Kota)
Indeks Resiko Bencana 134,4 -

11 SOSIAL 
Rehabilitasi Sosial Dasar Penyandang
1.167 100
Disabilitas Terlantar di Dalam Panti
Rehabilittasi Sosial Dasar Anak Terlantar
530 100
dalam Panti
Rehabilitasi Sosial Dasar Lanjut Usia Terlantar
293 34
di Dalam Panti
Rehabilitasi Sosial Dasar Tuna Sosial
Khususnya Gelandangan dan Pengemis 285 100
didalam Panti
Perlindungan dan Jaminan Sosial pada Saat
dan Setelah Tanggap Darurat Bencana bagi 2.000 -
Korban Bencana Provinsi

12 TENAGA KERJA 
Rasio Penduduk yang bekerja (%) 5,47 93,09 -
Angka Kesempatan Kerja (jiwa) 6.683.245 6.966.127
Produktivitas Tenaga Kerja Bruto (juta
22,59 9,61
Rp./TK)
Angka Penganggur Terbuka (jiwa) 389.086 508.000

13 PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN


PERLINDUNGAN ANAK
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 71,61 90,93
Pesentase Kabupaten/kota layak Anak
45 -
(menuju)
Persentase perangkat daerah yang
melaksanakan PPRG (Perencanaan dan 60 50
Penganggaran Responsive Gender)
Persentase Cakupan layanan terhadap
72 51
Perempuaan dan Anak Korban Kekerasan
Rasio kekerasan terhadap Perempuan 13 2
Rasio kekerasan terhadap Anak 18 8
Persentase Ketersediaan data, Informasi
65 30
gender dan anak yang up to date

14 KETAHANAN PANGAN DAN


PERTERNAKAN
Skor Pola Pangan Harapan (PPH) 92,30 -
Produksi Daging (ton) 175.551,96 178.454,88
Produksi Telur (ton) 191.961,45 429.021,00
Produksi susu (ton) 1.661,68 1.731,24

15 LINGKUNGAN HIDUP 
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) (%) 68,70 -
Indeks Kualitas Air (%) 79,00 -
Indeks Kualitas Udara (%) 87,00 -
Indeks Kualitas Tutupan Lahan (%) 47,26 -
16 ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN
PENCATATAN SIPIL
Cakupan Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk
87% 97,23%
Elektronik (KTP-El)
Cakupan Akte Anak Usia 0-18 Tahun 76% 78,69%
Cakupan Akte Perkawinan 37% - -
Persentase Kabupaten/Kota yang sudah
33 17
melaksanakan Kartu Identitas Anak (KIA)
Persentase PD Provsu yang sudah melakukan
Perjanjian Kerjasama (PKS) Pemanfaatan 65 -
Database Kependudukan

17 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN


DESA
Persentase Lembaga Pemberdayaan
32,0 -
Masyarakat (LPM) yang Aktif
Persentase Kelompok Binaan PKK 42,0 -
Swadaya Masyarakat Terhadap Program
6 -
Pemberdayaan Masyarakat

18 PENGENDALIAN PENDUDUK DAN


KELUARGA BERENCANA
Total Fertility Rate (TFR) 2,84 -
Rata-rata Anak Per Keluarga 2,18 -
Persentase Pemakaian Kontrasepsi/CPR 59,39 -
Median Usia Kawin Pertama bagi Perempuan 22,11 -
Persentase tingkat keberlangsungan
18,00% -
pemakaian kontrasepsi
Cakupan PUS yang Ingin ber-KB Tidak
11,50% -
Terpenuhi (Unmet Need)
Persentase Penggunaan Kontrasepsi Jangka
34,00% -
Panjang (MKJP)
Cakupan Anggota Bina Keluarga Balita (BKB)
62,25% -
ber-KB
Cakupan Anggota Bina Keluarga Lansia (BKL)
45,15% -
ber-KB
Cakupan Anggota Bina Keluarga Remaja
56,70% -
(BKR) ber-KB

19 PERHUBUNGAN 
Persentase Tersedianya Fasilitas Keselamatan
92 55
Lalu Lintas pada Jalan Provinsi (%)

20 KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 


Cakupan Pengembangan dan pemberdayaan
kelompok informasi masyarakat Sumatera 86% 61%
Utara
Cakupan Pengelolaan Komunikasi dan
87% 89%
Informasi Publik
Rasio sistem pelayanan berbasis online 41% 31%

21 KOPERASI, USAHA KECIL, DAN


MENENGAH
Persentase Koperasi Aktif 59,00 20,19
Jumlah Usaha Mikro Dan Kecil (Unit) 2.859.000 2.145.788

22 DPMdanP2TSP 200 594


Investor PMDN (Proyek) 337 581
Investor PMA (Proyek) 11,890 9,85
Nilai Investasi PMDN (Rp. Triliun) 21,110 9,18
Nilai Investasi PMA (RP. Triliun) 33,00 20,11
Rasio Daya Serap Tenaga Kerja PMDN 11,30 10,0
Rasio Daya Serap Tenaga Kerja PMA 68,50 66
Kenaikan/Penurunan Nilai Realisasi Investasi
(PMDN)
Lama Proses Perizinan 3 3
- PMDN 3 - 40 3 - 40
- Sektoral

23 KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA


Persentase Organisasi Pemuda yang Aktif 73 -
Persentase Wirausaha Muda 62 2,36% -
Cakupan Pembinaan Cabang Olahraga 90 1,85%
Cakupan Pelatih yang Bersertifikat 91 1,55%
Cakupan Pembinaan Atlet Muda 75 0,30

24 DISKOMINFO
Data Statistik Sektoral 50% 69%
Persentase Perangkat Daerah Yang
Memahami Persandian dan Keamanan 25% 10%
Informasi

25 KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA


Penyelenggaraan Festival Seni Dan Budaya 22 6
Benda, Situs Dan Kawasan Cagar Budaya
10 2
Yang Dilestarikan
Jumlah Karya Budaya Yang Direvitalisasi Dan
650 -
Inventarisasi
Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara 300.000 45.852
Lama Kunjungan Wisata 2,36 1,60
Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PDRB
8,99 6,69
(%)
Daerah yang difasilitasi untuk pengembangan
2 -
destinasi

26 PERPUSTAKAAN DAN ARSIP


Pengunjung Perpustakaan Per Tahun 192.474 52.664
Koleksi Buku Yang Tersedia Di Perpustakaan
11.959 1.150
Daerah
Rasio Perpustakaan Persatuan Penduduk 0,08% 0,01%
Rata-rata Pengunjung Perpustakaan/Tahun 3.723 106
Koleksi Judul Buku Perpustakaan 4.474 1.150
Indeks Minat Membaca 1,4% 0,44%
Persentase Perangkat Daerah Yang Mengelola
4,62% 6,12%
Arsip Secara Baku
Peningkatan SDM Pengelola Kearsipan 60 50

27 TPH
Produksi Tanaman Pangan
1. Padi (ton GKG) 5.498.796,4 3,662,141.0
5 0
2. Jagung (ton pipilan kering) 1.875.144,4 1,564,157.3
2 2
3. Kedele (ton) 9.528,38 3,796.13
Produktivitas Tanaman Pangan
1. Padi (ton/Ha) 5,23 5.37
2. Jagung (ton/Ha) 6,27 5.95
3. Kedele (ton/ha) 1,31 1.55
Produksi Tanaman Holtikultura
1. Bawang Merah (ton) 17.341,39 18,851.00
2. Cabe (ton) 173.886,74 136,679.00
3. Sayur-sayuran (ton) 1.008.483,4
905,143.60
1
4. Buah - buahan (ton) 1.193.212,9
856,719.27
8
Produktivitas Tanaman Holtikultura
1. Bawang Merah (ton) 7,99 8.79
2. Cabe (ton) 10,02 11.31

28 DINAS PERKEBUNAN
Persentase peningkatan produksi tanaman
3% -
perkebunan rakyat (PR) (%/tahun)
Produksi
1. K. Sawit (ton) 7.223.006,1 7,151,006.1
2 2
2. Karet (ton) 326.824,91 324,024.91
3. Kopi Arabika (ton) 67.666,65 70,666.65
3. Kopi Robusta (ton) 9.407,50 10,107.50
4. Kelapa (ton) 106.311,66 105,011.66
5. Kakao (ton) 42.146,44 43,016.44
6. Komoditi perkebunan lainnya (ton) 43.037,24 43,632.24
Produktifitas sektor perkebunan (kelapa
sawit, karet, kopi, kelapa, kakao)
1. K. Sawit (kg/Ha/tahun) 16.445,14 16,430.00
2. Karet (kg/Ha/tahun) 1.098,25 1,056.00
3. Kopi Arabika (kg/Ha/tahun) 1.181,83 1,173.00
3. Kopi Robusta (kg/Ha/tahun) 807,20 804.00
4. Kelapa (kg/Ha/tahun) 1.070,61 1,065.00
5. Kakao (kg/Ha/tahun) 1.030,00 1,013.00
6. Komoditi perkebunan lainnya
(kg/Ha/tahun)
Luas Areal
1. K. Sawit (Ha) 443.581,59 438,581.59
2. Karet (Ha) 393.189,02 393,189.02
3. Kopi Arabika (Ha) 74.495,38 74,195.38
3. Kopi Robusta (Ha) 19.805,98 19,805.98
4. Kelapa (Ha) 110.760,02 110,040.02
5. Kakao (Ha) 57.055,38 56,855.38
6. Komoditi Lainnya (Ha) 63.438,56 63,438.56
21,52
Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap PDRB
- (TW III
(%)
2020)

29 KEHUTANAN
Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Kritis (Ha) 276.226 275.861
Kerusakan Kawasan Hutan (Ha) 59.500 59.895
Kontribusi Sektor Kehutanan Terhadap PDRB
0,85 0,63
(%)

30 ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 


Daya Listrik Terpasang 5.307,00 4.838,00
Rasio Elektrifikasi 100,00 98,8

31 PERDAGANGAN
Ekspor Bersih Perdagangan 5.200,00 2.495,79
-3,76
Pertumbuhan Sektor Perdagangan terhadap
6,50 (TW III
PDRB ADHK
2020)

32 PERINDUSTRIAN
Laju Pertumbuhan Sektor Industri Terhadap
3,29 -0,78
PDRB ADHK
Pertumbuhan Industri
- Pertumbuhan Industri Besar dan Sedang 6,0 -5,11
- Pertumbuhan Industri Mikro dan Kecil 9,10 9,01

33 KELAUTAN DAN PERIKANAN 


Produksi Perikanan Tangkap (Ton) 560.559,54 336,335.72
Produksi Perikanan Budidaya (Ton) 244.339 146,603.40
Konsumsi Ikan Masyarakat (Kg/Kap/Thn) 45,57 -
Luasan (Ha) :
Kawasan Konservasi Perairan (Ha) 25.000 11,345
Kawasan Rehabilitasi :
Rehabilitas Ekosistem Terumbu Karang (m²) 500 230
Rehabilitas Ekosistem Mangrove (Ha) 2 83,5

34 BAPPEDA
Tingkat Konsistensi Program RPJMD kedalam
100% 96,26%
RKPD
Tingkat Konsistensi Program RKPD kedalam
100% 95,15%
Penjabaran APBD
Tingkat Pengendalian Target Capaian
85% -
Pembangunan Daerah

35 BPKAD
Opini BPK Terhadap Laporan Keuangan WTP WTP
Persentase SILPA Terhadap APBD 1,73 10,50
Persentase Belanja Pendidikan (20%) 25,35 12,20
Persentase Belanja Kesehatan (10%) 19,35 2,40
Perbandingan Antara Belanja Langsung 38:62 10:53
Dengan Belanja Tidak Langsung (61,29) (18,87)
Bagi Hasil Kabupaten/Kota Dan Desa 10,72 22,20
Tepat
Penetapan APBD Tepat Waktu
Waktu

36 BPSDM
Rata-rata Lama Pegawai Mendapatkan
36 hari 36 hari
Pendidikan dan Pelatihan
Persentase Pejabat ASN yang telah mengikuti
19,24 19,24
Pendidikan dan Pelatihan Struktural

37 BKD
Jabatan Pimpinan Tinggi Pada Instasi 87,50
45
Pemerintah %
Jabatan Administrasi Pada Instasi Pemerintah 399 - -
Jabatan Pengawas Pada Instasi Pemerintah 1.017 98,84
Pemangku Jabatan Fungsional Tertentu Pada
18.265 - -
Instasi Pemerintah

38 BALITBANG
Persentase Implementasi Rencana
20 20
Kelitbaangan
Persentase Pemanfaatan Hasil Kelitbangan 20% 20%
Penerapan SIDa:
Persentase Perangkat Daerah Yang Difasilitasi
20 61
Dalam Penerapan Inovasi Derah
Persentase Kebijakan Inovasi yang Diterapkan
50% 50%
di Daerah

39 INSPEKTORAT
Persentase Tindak Lanjut Temuan 76 78
Persentase Hasil Penanganan Kasus Kasus
serta Pengaduan Masyarakat pada SKPD
55 65
Provinsi dan Kab/Kota dan Limpahan Instansi
Tingkat Atas

40 BADAN PENGHUBUNG
Persentase hubungan antar lembaga 60% 62%
Indeks Kepuasan Masyarakat 60% 40%

41 BP2RD
Jumlah dan Macam Pajak dan Retribusi
20 20
Daerah

42 SEKRETARIAT DEWAN 
10 Laporan
Tersedianya Rencana Kerja Tahunan pada
Hasil Kerja -
Setiap Alat-alat Kelengkapan DPRD Provinsi
Tahunan
Tersusun dan Terintegrasinya Program- 9 Program 9 Program
program Kerja DPRD Untuk Melaksanakan
Fungsi Pengawasan, Fungsi Pembentukan
Perda, dan Fungsi Anggaran dalam Dokumen
Rencana Lima Tahun (RPJM) Maupun
Dokumen Rencana Tahunan (RKPD)
Terintegrasi Program-program DPRD Untuk
Melaksanakan Fungsi Pengawas,
Pembentukan Perda, dan Anggaran Kedalam 9 Program 9 Program
Dokumen Perencanaan dan Dokumen
Anggaran Setwan DPRD

43 SEKRETARIAT DAERAH 
BIRO ORGANISASI
Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap
layanan publik yang diselenggarakan B -
perangkat daerah

Biro Sosial
Indeks Kerukunan Umat Beragama 80 -

Biro Humas dan Keprotokolan


Jumlah fasilitasi kehumasan 12 2

Biro Pemerintahan
Fasilitsi Penyelesaian Konflik Pertanahan 60% 51%
Penyelesaian Batas Daerah 15 28,48

Biro Otonomi Daerah dan Kerjasama


Jumlah fasilitasi kerjasama 4 7

Biro Administrasi Pembangunan dan


Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Perkembangan kemajuan laporan realisasi
fisik pembangunan daerah setiap OPD secara 90 51,24
tepat waktu (%)
Tingkat kepuasan pengguna jasa terhadap
layanan pengadaan barang/jasa pemerintah 75 87
secara elektronik (%)

Biro Hukum
Persentase Rancangan Produk Hukum
535 420
Provinsi yang telah dieksaminasi
Persentase Rancangan Produk Hukum daerah
Kab/Kota yang telah di Evaluasi dan 350 80
difasilitasi
Persentase jumlah penanganan perkara
25 perkara 20 perkara
hukum di pegadilan

Biro Umum dan Perlengkapan


Tingkat kepuasan terhadap layanan
75 75
administrasi dan konsultasi (%)
Tingkat realisasi pendapatan asli daerah dari
pemanfaatan gedung dan mess pemerintah 85 85
provinsi (%)

2.2.3.Realisasi RPJMD
2.2.3.1. Realisasi Target capaian Kinerja Program Tahun 2020 terhadap
RPJMD

Realisasi target capaian Program terhadap RPJMD adalah Realisasi


Program berdasarkan hasil Renja pada tahun 2020 terhadap proram-program
RPJMD dimana program-program tersebut dituangkan kedalam dokumen
APBD tahun 2020 untuk menjadi acuan Perangkat Daerah dalam
merumuskan kegiatan. Perangat Daerah sudah mengakomodir semua
program pada RPJMD tahun 2020 namun dalam realisasinya terdapat
…………………… OPD yang realisasi capaian programnya masih di bawah 100
persen;

Tabel. 2.120
Realisasi Target capaian Kinerja Program Tahun 2020 terhadap RPJMD

Jumlah
Program / yang
Jumlah Jumlah
sudah
Nama Perangkat Daerah Program Program Persentase
No dilaksanakan
RPJMD APBD 2020
sampai dengan
TW 4 2020
Program Program Program %
1. Dinas Pendidikan 13 12 11 91,67
2. Dinas Kesehatan 16 16 16 100
3. Rumah Sakit Jiwa Daerah 9 9 9 100
4. Rumah Sakit Haji Medan 8 8 7 87,5
5. Dinas Bina Marga dan Bina 9 9 9 100
Kostruksi
6. Dinas Sumber Daya Air, Cipta 16 16 16 100
Karya dan Tataruang
7. Dinas Perumahan dan Kawasan 8 10 10 100
Permukiman
8. Badan Kesatuan Bangsa dan 9 9 9 100
Politik
9. Satuan Polisi Pamong Praja 7 7 7 100
10. Badan Penanggulangan Bencana 9 9 8 88,89
Daerah
11. Dinas Sosial 9 9 9 100
12. Dinas Tenaga Kerja 9 8 8 100
13. Dinas Pemberdayaan Perempuan 10 9 9 100
dan Perlindungan Anak
14. Dinas Ketahanan Pangan dan 7 7 7 100
Peternakan
15. Dinas Lingkungan Hidup 9 9 9 100
16. Dinas Kependudukan dan 11 11 11 100
Pencatatan Sipil
17. Dinas Pemberdayaan Masyarakat 10 10 10 100
dan Desa
18. Dinas Pengendalian 9 9 8 88,89
Kependudukan dan Keluarga
Berencana Daerah
19. Dinas Perhubungan 9 9 9 100
20. Dinas Komunikasi dan Informatika 8 8 8 100
21. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil 9 9 9 100
Menengah
22. Dinas Penanaman Modal dan 9 9 9 100
Pelayanan Perizinan Terpadu Satu
Pintu
23. Dinas Pemuda dan Olah Raga 11 11 11 100
Jumlah
Program / yang
Jumlah Jumlah
sudah
Nama Perangkat Daerah Program Program Persentase
No dilaksanakan
RPJMD APBD 2020
sampai dengan
TW 4 2020
Program Program Program %
24. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 11 11 11 100
25. Dinas Perpustakaan dan Arsip 8 8 8 100
26. Dinas Kelautan dan Perikanan 9 9 9 100
27. Dinas Tanaman Pangan dan 12 11 11 100
Holtikultura
28. Dinas Perkebunan 6 6 6 100
29. Dinas Kehutanan 12 11 11 100
30. Dinas Energi dan Sumber Daya 15 15 15 100
Mineral
31. Dinas Perindustrian dan 12 11 11 100
Perdagangan
32. Badan Perencanaan dan 10 9 7 77,78
Pembangunan Daerah
33. Badan Pengelolaan Keuangan dan 7 7 7 100
Aset Daerah
34. Badan Kepegawaian Daerah 7 7 7 100
35. Badan Pengembangan 6 6 6 100
Sumberdaya Manusia
36. Badan Penelitian dan 8 8 7 87,5
Pengembangan Daerah
37. Biro Umum dan Perlengkapan 8 8 7 87,5
38. Biro Pemerintahan Umum 7 7 7 100
39. Biro Bina Perekonomian 5 5 5 100
40. Biro Sosial dan Kesejahteraan 7 6 5 83,33
41. Biro Organisasi 5 5 4 80
42. Biro Otonomi Daerah dan 5 5 5 100
Kerjasama
43. Biro Administrasi Pembangunan 6 5 5 100
Dan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
44. Biro Hukum 7 7 7 100
45. Biro Humas dan Keprotokolan 9 7 7 100
46. Sekretariat DPRD 9 9 8 88,89
47. Inspektorat Daerah Provinsi 6 6 6 100
48. Badan Pengelolaan Pajak dan 10 10 10 100
Retribusi Daerah
49. Badan Penghubung Daerah 6 6 6 100
Provinsi
Sumber: *) APBD Tahun 2019
**) Evaluasi Hasil Renja Tahun 2019

2.2.3.2. Capaian Indikator Kinerja Sasaran RPJMD Tahun 2020


Pencapaian indikator kinerja sasaran RPJMD mencerminkan capaian
Visi dan Misi Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Utara. Guna
mengetahui pencapaian target indikator kinerja sasaran pada tahun 2020
dilakukan evaluasi terhadap RKPD Provinsi Sumatera Utara tahun 2020.
Evaluasi dilakukan untuk memastikan bahwa target rencana program dan
kegiatan pembangunan daerah dalam RKPD 2020 dapat dicapai, untuk
mewujudkan visi RPJMD Provinsi Sumatera Utara, dan mencapai sasaran
pembangunan RPJMD tahun 2019.
Dalam mewujudkan visi melalui pelaksanaan misi yang telah ditetapkan
dalam RPJM, maka perlu adanya kerangka yang jelas pada setiap misi
menyangkut tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Tujuan dan sasaran
pada setiap misi akan memberikan arahan bagi pelaksanaan setiap
urusan pemerintahan daerah baik urusan wajib maupun urusan pilihan
dalam mendukung pelaksanaan misi dimaksud.

Keberhasilan dari setiap misi ditunjukan oleh indikator kinerja


sasaran dengan target terukur. Berdasarkan hasil evaluasi RPJMD
Tahun 2019 dan Tahun 2020, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :

a. Dalam rangka pencapaian Misi Pertama, “Mewujudkan


masyarakat Sumatera Utara yang bermartabat dalam kehidupan
karena memiliki iman dan taqwa, tersedianya sandang pangan
yang cukup, rumah yang layak, kesehatan yang prima, mata
pencaharian yang menyenangkan, serta harga-harga yang
terjangkau”, telah ditetapkan 1 (satu) tujuan, 7 (tujuh) sasaran
dengan 15 (lima belas) indikator, rata-rata tingkat capaian target
indikator tujuan dan sasaran Misi Pertama ini pada Tahun 2019
dan Tahun 2020 sebesar 96,64 persen.

b. Dalam rangka pencapaian Misi Kedua, “Mewujudkan Sumatera


Utara yang bermartabat dalam politik dengan adanya
pemerintahan yang bersih dan dicintai, tata kelola pemerintah
yang baik, adil, terpercaya, politik yang beretika, masyarakat
yang berwawasan kebangsaan, dan memiliki kohesi sosial yang
kuat serta harmonis”, telah ditetapkan 1 (satu) tujuan, 3 (tiga)
sasaran dengan 6 (enam) indikator, rata-rata tingkat capaian
target indikator tujuan dan sasaran Misi Kedua ini pada Tahun
2019 dan Tahun 2020 sebesar 109,92 persen.

c. Dalam rangka pencapaian Misi Ketiga, “Mewujudkan Sumatera


Utara yang bermartabat dalam pendidikan karena masyarakatnya
yang terpelajar, berkarakter, cerdas, kolaboratif, berdaya saing,
dan mandiri”, telah ditetapkan 1 (satu) tujuan, 1 (satu) sasaran
dengan 2 (dua) indikator, rata-rata tingkat capaian target
indikator tujuan dan sasaran Misi Ketiga ini pada Tahun 2019
dan Tahun 2020 sebesar 97,46 persen.
d. Dalam rangka pencapaian Misi Keempat, “Mewujudkan Sumatera
Utara yang bermartabat dalam pergaulan karena terbebas dari
judi, narkoba, prostitusi, dan penyeludupan, sehingga menjadi
teladan di Asia Tenggara dan Dunia”, telah ditetapkan 1 (satu)
tujuan, 2 (dua) sasaran dengan 3 (tiga) indikator, rata-rata
tingkat capaian target indikator tujuan dan sasaran Misi Kedua
ini pada Tahun 2019 dan Tahun 2020 sebesar 102,73 persen.

e. Dalam rangka pencapaian Misi Kelima, “Mewujudkan Sumatera


Utara yang bermartabat dalam politik dengan adanya
pemerintahan yang bersih dan dicintai, tata kelola pemerintah
yang baik, adil, terpercaya, politik yang beretika, masyarakat
yang berwawasan kebangsaan, dan memiliki kohesisosial yang
kuat serta harmonis”, telah ditetapkan 1 (satu) tujuan, 3 (tiga)
sasaran dengan 6 (enam) indikator rata-rata tingkat capaian
target indikator tujuan dan sasaran Misi Kedua ini pada Tahun
2019 dan Tahun 2020 sebesar 86,99 persen.

Berdasarkan hasil evaluasi indikator tujuan dan sasaran


Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019 dan Tahun 2020, beberapa hal
yang perlu diperhatikan yaitu bahwa dari 29 indikator kinerja
tujuan dan sasaran
1. sebanyak 22 indikator perlu dilakukan revisi target dengan
memperhatikan capaian kinerja tahun 2020 akibat dampak
pandemi Covid-19;
2. sebanyak 1 indikator tidak mengalami perubahan target
3. Selanjutnya, terdapat 6 indikator kinerja tujuan dan sasaran
yang direkomen-dasikan menjadi indikator kinerja OPD; dan.
4. Bahwa OPD belum mampu mengukur relevansi/ kontribusi
kinerja program dan kegiatan terhadap pen-capaian Indikator
Tujuan dan Sasaran
Capaian indikator kinerja sasaran RPJMD Provinsi Sumatera Utara
tahun 2020 disajikan pada tabel dibawah ini :
Tabel. 2.121
Capaian indikator kinerja sasaran RPJMD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
TINGKA
REALISAS TARGE REALISAS
INDIKATOR TARGET T
NO MISI TUJUAN/SASARAN SATUAN I T I
TUJUAN/SASARAN 2019 CAPAIA
2019 2020 2020
N
1 Mewujudkan Terwujudnya masyarakat Indeks Kerukunan Umat
masyarakat Sumatera Utara yang Beragama Poin 77 76,3 80 - 99,09
Sumatera Utara bermartabat dalam kehidupan Indeks Pembangunan
yang bermartabat Poin 71,35 71,74 71,67 71,77 100,34
Manusia (IPM)
dalam kehidupan 1.1. Meningkatnya kerukunan Indeks Kerukunan Umat
karena memiliki antar umat beragama Beragama Poin 77 76,3 80 - 99,09
iman dan taqwa,
tersedianya 1.2. Meningkatnya Skor Pola Pangan Harapan
sandang pangan ketersediaan sandang Skor 90,4 89,2 92,3 - 98,67
yang cukup, pangan
rumah yang 1.3. Meningkatnya rumah yang Rasio Rumah Layak Huni
layak, kesehatan layak Persen 92,72 94,1 93,22 - 101,49
yang prima, mata
pencaharian yang 1.4 Meningkatnya kesehatan Usia Harapan Hidup Tahun 68,74 68,95 68,87 69,10 100,32
menyenangkan, yang prima Total Fertiity Rate (TFR) Nilai 2,86 3,04 2,84 - 106,29
serta harga-harga
yang terjangkau; 1.5 Meningkatnya mata Nilai Tukar Petani Skor 100,1 98,08 100,1 115,21 106,54
pencaharian yang Persentase Kemiskinan Persen 8,87 8,63 8,43 8,75 100,55
menyenangkan
Tingkat Pengangguran
Persen 5,50 5,39 5,45 6,91 112,39
Terbuka
Indeks Gini Poin 0,325 0,315 0,320 0,316 97,84
Pertumbuhan Ekonomi Persen 5,30 5,22 5,40 -2,60* 98,49
1.6 Meningkatnya
keterjangkauan harga Inflasi Persen 2,95 2,72 2,90 1,96 79,89

1.7 Meningkatnya konektifitas Tingkat Kemantapan Jalan


Persen 82,99 82,19 84,52 - 99,04
infrastruktur Provinsi
Rasio elektrifikasi Persen 99,9 99,99 100 - 100,09
     
TINGKA
REALISAS TARGE REALISAS
INDIKATOR TARGET T
NO MISI TUJUAN/SASARAN SATUAN I T I
TUJUAN/SASARAN 2019 CAPAIA
2019 2020 2020
N
2 Mewujudkan Terwujudnya masyarakat
Sumatera Utara Sumatera Utara yang Indeks Demokrasi Poin 69,02 67,65 69,04 - 98,02
yang bermartabat bermartabat dalam politik
dalam politik
2.1 Meningkatnya tata kelola Opini BPK terhadap laporan
dengan adanya Opini WTP WTP WTP WTP 100
pemerintahan yang baik kinerja keuangan daerah
pemerintahan
yang bersih dan Predikat Sistem
dicintai, tata Akuntabilitas Kinerja
Predikat B B B B 100
kelola pemerintah Instansi Pemerintahan
yang baik, adil (SAKIP)
dan terpercaya, Indeks Reformasi Birokrasi Poin B B B B 100
politik yang 2.2. Meningkatnya politik yang Tingkat Partisipasi
beretika, beretika Persen 64 64 64 64 100
Masyarakat dalam Pemilu
masyarakat yang
berwawasan 2.3 Meningkatnya masyarakat
kebangsaan dan yang berwawasan Persentase Masyarakat yang
memiliki kohesi kebangsaan menerima Pemahaman Persen 100 161,5 60 - 161,5
sosial yang kuat wawasan kebangsaan
serta harmonis;
         
3 Mewujudkan Terwujudnya kualitas pendidikan Harapan lama sekolah
Tahun 13,37 13,15 13,81 13,23 95,80
Sumatera Utara masyarakat
yang bermartabat 3.1 Meningkatnya masyarakat Angka Rata-Rata Lama
dalam pendidikan yang terpelajar, cerdas, Sekolah
karena kolaboratif, berdaya saing
masyarakatnya dan mandiri
yang terpelajar,
Tahun 9.79 9,45 9.62 9,54 99,17
berkarakter,
cerdas,
kolaboratif,
berdaya saing
dan mandiri
         
TINGKA
REALISAS TARGE REALISAS
INDIKATOR TARGET T
NO MISI TUJUAN/SASARAN SATUAN I T I
TUJUAN/SASARAN 2019 CAPAIA
2019 2020 2020
N
4 Mewujudkan Terwujudnya masyarakat Indeks Ketentraman dan
Sumatera Utara Sumatera Utara yang Ketertiban Masyarakat
Poin 0,90 0,97 0,93 - 107,78
yang bermartabat bermartabat dalam pergaulan
dalam pergaulan
karena terbebas 4.1 Menurunnya kasus judi, Persentase Terpeliharanya
dari judi, narkoba, prostitusi dan Kehidupan masyarakat yang
narkoba, penyelundupan aman, tertib dan teratur Persen 95 - 96 - -
prostitusi dan
penyelundupan,
sehingga menjadi 4,2 Meningkatnya Indeks Pembangunan
teladan di Asia implementasi Gender
Tenggara dan Pengarusutamaan Gender Poin 92,87 90,71 90,93 - 97,67
Dunia dalam pembangunan
         
5 Mewujudkan Meningkatkan pengelolaan Indeks Kualitas Lingkungan
Sumatera Utara lingkungan hidup berkelanjutan Hidup Poin 68 70,7 68,7 - 103,97
yang bermartabat
dalam lingkungan 5.1 Meningkatnya pengelolaan Indeks Kualitas Lingkungan
lingkungan yang Hidup Poin 68 70,7 68,7 - 103,97
karena
ekologinya yang berkelanjutan
Indeks Resiko Bencana Poin 145 145 134,4 - 100,0
terjaga, alamnya
yang bersih dan 5.2 Meningkatnya pengelolaan Jumlah kunjungan 290.00 45.852
pariwisata yang wisatawan mancanegara Orang 280.000 213.858 46,09
indah, 0 (Nov 2020)
penduduknya berkelanjutan
Persentase kontribusi sektor
yang ramah, pariwisata terhadap PDRB
berbudaya, Persen 8,56 - 8,99 - -
berperikemanusia
an dan beradab
2.2.3.3. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD tahun 2020,
tahun berjalan dan Realisasi RPJMD
Keberhasilan pencapaian target dari kegiatan dan program akan
mendorong tercapainya target sasaran perangkat daerah dan lebih lanjut
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Utara tahun
2021 akan memberikan dampak pada pencapaian target sasaran
pembangunan Provinsi Sumatera Utara. Penilaian terhadap pelaksanaan
program dan kegiatan digunakan untuk mengetahui:
a. Tingkat capaian kinerja yaitu dengan membandingkan antara realisasi
program dan kegiatan yang dilaksanakan melalui APBD provinsi dengan
rencana program dan kegiatan dalam RKPD provinsi; dan
b. Tingkat capaian (penyerapan) anggaran yaitu membandingkan antara
realisasi penyerapan dana/anggaran program dan kegiatan berdasarkan
laporan realisasi APBD provinsi dengan pagu anggaran yang
direncanakan dalam RKPD provinsi.

Lebih lanjut Evaluasi Pelaksanaan program dan Kegiatan RKPD tahun


lalu, tahun berjalan dan realisasi RPJMD sesua dengan format Tabel T-C.19
Permendagri 86 Tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel Evaluasi Hasil
Pelaksanaan Perencanaan Daerah sampai dengan tahun 2020 Provinsi
Sumatera Utara sebagaimana terlampir.
2.3. Penelaahan Pokok-Pokok Pikiran (Pokir) DPRD

Pokok-pokok pikiran DPRD merupakan kajian permasalahan


pembangunan daerah yang diperoleh dari DPRD berdasarkan risalah rapat
dengar pendapat dan/atau rapat hasil penyerapan aspirasi melalui reses
kemudian diselaraskan dengan sasaran dan prioritas pembangunan serta
ketersediaan kapasitas rill anggaran.
Pokok-pokok pikiran DPRD memuat pandangan dan pertimbangan
DPRD mengenai arah prioritas pembangunan serta rumusan usulan
kebutuhan program/kegiatan yang bersumber dari hasil penelaahan Pokir
DPRD sebagai masukan dalam perumusan kebutuhan program dan kegiatan
pada tahun 2022 berdasarkan priorits pembangunan daerah.
Hasil telaahan Pokir DPRD setelah dilakukan pemetaan terhadap
kewenangan dirumuskan dalam permasalahan sebagaimana tabel dibawah
ini

Tabel. 2.122
Rekap Pokok Pokok Pikiran (Pokir) DPRD berdasarkan
Kewenangan Provinsi Sumatera Utara

No Dapil Hasil Pokir

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah


2.4.1. Permasalahan daerah yang berhubungan dengan Prioritas dan
Sasaran Pembangunan Daerah

Potensi permasalahan pembangunan daerah pada umumnya timbul


dari kekuatan yang belum didayagunakan secara optimal, kelemahan yang
tidak diatasi, peluang yang tidak dimanfaatkan, dan ancaman yang tidak
diantisipasi, permasalahan yang muncul juga berdasarkan hasil evaluasi
pembangunan Provinsi Sumatera Utara yang disajikan pada Bab 2 dokumen
ini.
Selain itu sejak awal tahun 2020 terjadi permasalahan baru akibat
mewabahnya virus COVID-19 hampir diseluruh dunia. Wabah virus COVID-
19 yang telah ditetapkan sebagai pandemi global oleh Badan Kesehatan
Dunia (WHO) turut berdampak pada berbagai sektor. Hal ini juga dirasakan
Indonesia, setelah dinyatakan positif COVID-19 pada awal Maret lalu. Hingga
kini, COVID-19 telah merebak dan menyebar ke beberapa daerah di
Indonesia. Berdasarkan data dari PHEOC Kementerian Kesehatan R.I
pertanggal 14 Mei 2020 di Indonesia Kasus terkonfirmasi sebanyak 15.438,
kasus meninggal 1.028, kasus sembuh sebanyak 3.287, kasus dalam
perawatan 11.123 serta jumlah PDP sebanyak 33.042 dan ODP 256.299.
Salah satu daerah di Indonesia yang juga terkena imbas pandemi COVID-19
ini adalah Sumatera Utara. Sumatera Utara termasuk kedalam wilayah
dengan transmisi Lokal, Jumlah positif Corona atau COVID-19 di Sumatera
Utara menembus 200 kasus akhir Mei 2020 selain itu, terdapat 53 pasien
positif Corona yang sembuh dan 24 orang meninggal dunia dan 162 orang
PDP yang masih dirawat. Merebaknya COVID-19 di Sumatera Utara juga
berdampak pada beberapa sektor, khususnya ekonomi dan sosial
masyarakat.
Berdasarkan kondisi diatas dan hasil pelaksanaan RKPD tahun 2020
maka permasalahan pokok pembangunan Sumatera Utara adalah :
1. Terjadinya Perlambatan pertumbuhan ekonomi, jumlah penggangguran
meningkat, kemiskinan bertambah dan terganggunya kualitas pendidikan
dampak dari pandemic Covid-19
2. Masih Rendahnya Kualitas Sumber Daya Manusia
3. Melambatnya Pertumbuhan Ekonomi Daerah
4. Masih belum optimalnya pelayanan infrastruktur dan konektivitas antar
wilayah
5. Meningkatnya kerusakan dan pencemaran lingkungan
6. Masih belum optimalnya kinerja pemerintah daerah dan pelayanan public
kepada Masyarakat

2.4.2. Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintah


Daerah

2.4.2.1. Urusan Wajib Pelayanan Dasar

1. Bidang Pendidikan
Permasalahan Pendidikan di Provinsi Sumatera Utara antara lain :
a. Belum meratanya distribusi guru dan akses pendidikan
b. Belum optimalnya link and match kurikulum pendidikan kejuruan
dengan kebutuhan dunia usaha/industri
c. Masih rendahnya tingkat partisipasi sekolah pada jenjang pendidikan
menengah dan yang melanjutkan sekolah ke Pendidikan Tinggi
d. Kualitas SDM Tenaga Pendidik masih kurang khususnya guru SMK
dan SLB kualitas kompetensi bidang keahlian (latar belakang
pendidikan khusus)
e. Masih rendahnya penggunaan tekhnologi informasi ditingkat
Pendidikan menengah

2. Bidang Kesehatan
Permasalahan kesehatan yang masih ditemui di Provinsi Sumatera Utara
adalah meliputi:
b. Masih tingginya angka kesakitan (morbiditas)
c. Masih tingginya angka kematian ibu dan bayi
d. Masalah gizi masyarakat
e. Fasilitas dan layanan Kesehatan masih kurang khususnya dalam
penanganan dampak penyakit menular
f. Rendahnya kualitas, pemerataan dan keterjangkauan kesehatan
g. Masih kurangnya Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

3. Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang


Permasalahan bidang Pekerjaan umum tahun 2019 adalah
a. Belum optimalnya penanganan ruas jalan dan jembatan kewenangan
Provinsi
b. Cakupan pelayanan air minum belum optimal dan masih perlu
ditingkatkan
c. Cakupan pelayanan air limbah belum maksimal, akar permasalahan
terkait hal ini adalah Masih rendahnya kualitas dan kapasitas
infrastruktur pengolahan limbah setempat dan Rendahnya
pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS), terutama menyangkut limbah
d. Belum optimalnya pelayanan persampahan, akar masalah dari hal ini
adalah Belum memadainya sarana dan prasarana pengelolaan
persampahan terpadu (pada sumber, TPS, TPA, dan pengangkutan
dari hulu ke hilir) dan Perilaku masyarakat membuang sampah
sembarangan serta belum ada kesadaran dalam mengurangi dan
memilah sampah (3R)
e. Belum Optimalnya pemenuhan kebutuhan air untuk irigasi dan
belum maksimalnya pegelolaan air baku untk kebutuhan industri dan
masyarakat
Permasalahan Bidang Penataan Ruang Antara lain :
a. Belum maksimalnya Pengendalian dan pengawasan terhadap
pemanfaatan ruang
b. RTRW daerah yang belum mengakomodir tuntutan pengembangan
wilayah

4. Bidang Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman


Permasalahan bidang Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
antara lain :
a. Kekurangan Ketersediaan rumah (backlog perumahan) lebi dari
500.000 unit
b. Rumah Tidak Layak Huni lebih dari 10.000 unit
c. Masih luasnya Kawasan/Pemukiman Kumuh (lebih kurang 41.362Ha)
di Provinsi Sumatera Utara

5. Bidang Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat


Permasalahan bidang Keketentraman, Ketertiban umum, dan
Perlindungan Masyarakat antara lain :
Satpol PP
a. Tingkat kriminalitas dan pelanggaran hukum masih cukup tinggi
b. Masih lemahnya dan tidak konsistennya penegakan hukum
mempengaruhi kondisi dan ketertiban masyarakat
c. Belum optimalnya penegakan Perda. Upaya penegakan Perda masih
bersifat represif, yang menimbulkan perlawanan dan penolakan dari
masyarakat
Kesbangpol
a. Masih kurangnya masyarakat yang menerima pemahaman wawasan
kebangsaan
b. Belum optimalnya penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman
masyarakat dan perlindungan masyarakat
BPBD
a. Belum optimalnya pencegahan dan pengendalian bencana serta
penjaminan fungsi sistem peringatan dini;
b. Tingginya intensitas daerah rawan bencana di Sumatera Utara
c. Belum tersedianya contingency Plan dalam penanganan bencana non
alam
6. Bidang Sosial
Permasalahan Bidang Sosial antara lain :
a. Masih belum maksimalnya penanganan PMKS di dalam Panti
b. Masih belum maksimalnya Perlindungan dan Jaminan Sosial pada
Saat dan Setelah Tanggap Darurat Bencana bagi Korban Bencana
Provinsi

2.4.2.2. Urusan Wajib Non Pelayanan Dasar


1. Bidang Tenaga Kerja
Permasalahan terkait tenaga kerja adalah:
a. Belum maksimalnya optimalisasi Balai Latihan Kerja
b. Belum terpenuhinya skill tenaga kerja yang dibutuhkan dunia usaha
c. Masih tingginya angka pengangguran pada tingkat Sekolah Menengah
Kejuruan
d. Link and Match dunia usaha dan tenaga kerja yang belum optimal

2. Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak


Beberapa hal yang menjadi permasalahan terkait pemberdayaan
perempuan dan pelindungan anak, yaitu:
a. Lemahnya kelembagaan PUG (Pokja/Focal Point) serta rendahnya
pemahaman perencana dalam menyusun PPRG membuat komitmen
pengambil kebijakan dalam pembangunan yang Responsive Gender
belum maksimal
b. Masih tingginya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak dan
belum tersedianya pusat informasi layanan terhadap anak
c. Belum Optimalnya pencegahan dan penanganan tindak perdagangan
orang (TPPO) terhadap perempuan dan belum optimalnya penanganan
terhadap perempuan dan anak yang menjadi korban kekerasan dan
bencana
d. Belum optimalnya inventarisasi dan pemanfaatan data gender dan
anak perencanaan pembangunan OPD

3. Bidang Pangan
Beberapahal yang menjadi permasalahan pangan antara lain :
a. Belum optimalnya pemerataan pemanfaatan hasil produksi pangan
b. Belum optimalnya nilai PPH (Pola Pangan Harapan)
c. Rendahnya pengawasan pangan yang beredar
d. Masih terjadinya fluktuasi harga komoditas pangan tertentu
e. Rendahnya kualitas SDM petani
f. Sistem pemasaran belum efisien dan berkeadilan (harga masih
ditentukan pedagang)
g. Minimnya jumlah penyuluh pertanian

4. Bidang Lingkungan Hidup


Beberapa permasalahan lingkungan hidup antara lain :
a. Belum terbangunnya infrastruktur TPA di semua wilayah Kab/Kota
dan pembangunan TPA regional yang belum terwujud sehingga
pengelolaan dan Penanganan Persampahan belum optimal
b. Masih minimnya jumlah TPS yang ada di wilayah Kab/Kota
c. Perubahan penggunaan lahan dari sawah menjadi permukiman, dan
hutan dirambah menjadi lahan kelapa sawit
d. Pencemaran air dan udara

5. Bidang Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil


Adapun Permasalahan pada Bidang Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil di Provinsi Sumatera Utara, yaitu:
a. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk mengurus dokumen
kependudukan
b. Terbatasnya kapasitas pencetakan dokumen kependudukan di
Kabupaten/Kota terbatas

6. Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


Permasalahan yang dihadapi dalam pemberdayaan masyarakat dan desa,
meliputi :
a. Belum optimalnya pengembangan Produk Unggulan Kawasan
Perdesaan (PRUKADES)
b. Belum optimalnya usaha ekonomi masyarakat desa melalui
pemanfaatan teknologi tepat guna

7. Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana


Permasalahan terkait pengendalian penduduk dan keluarga berencana
yang ditemui di Sumatera Utara yaitu
a. Penduduk tidak tumbuh seimbang dikarenakan Total Fertility Rate
(TFR) tinggi
b. Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk ber KB mandiri

8. Bidang Perhubungan
Permasalahan yang dihadapai terkait perhubungan adalah
a. Fasilitas kelengkapan keselamatan dan lalu lintas di kabupaten/kota
Provinsi Sumatera Utara belum maksimal dan merata
b. Belum maksimalnya penyerahan asset terminal dan pelabuhan
regional yang merupakan kewenangan Provinsi
c. Belum memadainya fasilitas terminal penumpang dan pelabuhan
regional yang merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi

9. Bidang Komunikasi dan Informatika


Permasalahan bidang komunikasi dan informatika adalah :
a. Belum optimalnya pengintegrasian TIK dalam mendukung Sistem
Pemerintah yang berbasis Elektronik
b. Belum maksmimalnya pelayanan informasi publik yang transparan dan
partisipatif
c. Belum optimalnya fasilitas teknologi IT dalam mendorong tata kelola
pemerintahan yang baik

10. Bidang Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah


Beberapa permasalahan yang dihadapi koperasi dan usaha kecil dan
Menengah adalah sebagai berikut :
a. Masih sulitnya UMKM dalam mendapatkan permodalan
b. Belum optimalnya strategi pemasaran produk Koperasi dan UMKM
khususnya di daerah-daerah destinasi wisata
c. Belum siapnya produk UMKM untuk memasuki pasar ekspor
d. Masih rendahnya kemampuan pelaku UMKM untuk go digital

11. Bidang Penanaman Modal


Beberapa permasalahan bidang permodalan di Provinsi Sumatra Utara
adalah sebagai berikut :
a. Belum optimlanya dukungan pembinan terhadap Kabupaten/Kota
dalam penerbitan regulasi kemudahan berinvestasi
b. Belum optimalnya integrasi sistem layanan perizinan terpadu
c. Belum optimalnya informasi dan strategi promosi pengembangan
potensi daerah yang berbasis IT

12. Bidang Kepemudaan dan Olahraga


Permasalahan bidang kepemudaan dan olahraga adalah sebagai
berikut:
a. Masih kurangnya tenaga keolahragaan yang bersertifikat dan
pemanduan bakat (talent scouting) ;
b. Sarana dan prasarana olahraga yang belum memadai menuju
Persiapan Tuan Rumah PON XXI Tahun 2024
c. Belum maksimalnya pembinaan dan apresiasi kepada tenaga
keolahragaan dan atlet berprestasi
d. Belum optimalnya upaya peningkatan peran kepemudaan dalam
pembangunan

13. Bidang Statistik


Permasalahan bidang Statistik di Provinsi Sumatera Utara adalah :
a. Masih minimnya ketersediaan data dan informasi statistik sektoral
b. Masih terbatasnya Sumber Daya Manusia dalam pengelolaan
statistik sectoral

14. Bidang Persandian


Permasalahan bidan persandian antara lain :
a. Masih minimnya sarana dan prasarana dalam mendukung
persandian dan keamanaan informasi
b. Masih terbatasnya Sumber Daya Manusia dalam pengelolaan
persandian dan keamanan informasi

15. Bidang Kebudayaan


Adapun permasalahan yang dihadapi antara lain:
a. Belum optimalnya pelestarian terhadap budaya dan sejarah bangsa
b. Belum maksimalnya penyelenggaraan event seni dan budaya dalam
rangka promosi wisata
c. Belum optimalnya pengembangan destinasi-destinasi bertema
sejarah dan budaya
d. Belum adanya wadah bagi pelaku budaya, seni dan ekonomi kreatif
16. Bidang Perpustakaan
Permasalahan di bidang perpustakaan antar lain :
a. Belum optimalnya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
dalam layanan pustaka
b. Belum optimalnya gerakan pemasyarakatan minat baca serta
Rendahnya minat baca masyarakat
c. Belum optimalnya kualitas dan kapasitas SDM Perpustakaan
(Pustakawan) yang bersertifikasi
d. Minimnya sarana dan prasarana perpustakaan di Sumatera Utara

17. Bidang Kearsipan


Permasalahan di bidang kearsipan antar lain :
a. Ketersediaan fasilitas kearsipan belum layak sesuai standar
kearsipan
b. Belum optimalnya kualitas dan kapasitas SDM Kearsipan (Arsiparis)
yang bersertifikasi
c. Belum optimalnya penataan Kearsipan berbasis digital di OPD
Pemprovsu

2.4.2.3. Urusan Pilihan


1. Bidang Kelautan dan Perikanan
Permasalahan di bidang kelautan dan perikanan dapat dilihat dari :
a. Garis Batas Maritim (Laut) yang masih belum jelas;
b. Illegal fishing;
c. Kerusakan Lingkungan Perairan
d. Daya Saing Produk Perikanan Masih Rendah
e. Belum optimalnya cakupan asuransi nelayan

2. Bidang Pariwisata
Permasalahan bidang pariwisata di Provinsi Sumatera Utara adalah
sebagai berikut :
a. Belum optimalnya branding strategi promosi pariwisata efektif yang
dapat menambah wisatawan mancanegara
b. Belum optimalnya akses dan konektivitas ke kawasan wisata
c. Masih lemahnya pengembangan ekonomi kreatif
d. Belum terciptanya SDM pariwisata yang terlatih, terampil dan ramah
baik di level pelaku pariwisata maupun masyarakay sekitar
e. Belum terciptanya peta jalan pariwisata dan ekraf yang menyeluruh
dan rinci serta dapat diakses secara digital

3. Bidang Pertanian
Permasalahan bidang pertanian di Provinsi Sumatera Utara adalah
sebagai
a. Belum tercukupinya hasil ternak dalam negeri
b. Menurunnya kesuburan tanah (lahan) pertanian
c. Sistem perbenihan dan perbibitan nasional belum berjalan optimal;
d. Tingkat kehilangan hasil (losses) yang masih tinggi dan masih
rendahnya daya saing produk-produk pertanian terhadap produk
impor
e. Lemahnya kemampuan akses petani terhadap teknologi, informasi,
pasar dan permodalan serta perlindungan usaha tani
f. Kurangnya ketersediaan infrastruktur, sarana prasarana, lahan, dan
air serta Kondisi infrastruktur jalan ke sentra produksi belum
memadai
g. Lemahnya kapasitas dan kelembagaan petani dan penyuluh

4. Bidang Kehutanan
Permasalahan bidang Kehutanan di Provinsi Sumatera Utara adalah
sebagai berikut :
b) Masih kurangnya penanganan pelestarian hutan dan lahan kritis
c) Belum tuntasnya penataan batas Kawasan Hutan di Provinsi
Sumatera Utara
d) Tingginya Gangguan Terhadap Kawasan Hutan terutama perambahan,
perubahan peruntukan kawasan hutan menjadi perkebunan,
pemukiman, dan lain-lain
e) Terbatasnya Tenaga Pengamanan Hutan, sarana prasarana dan dana
untuk perlindungan kawasan hutan
f) Belum optimalnya pengelolaan Perhutanan Sosial dan Kemitraan
g) Belum adanya Peraturan Daerah terkait pengelolaan hutan di Provinsi
Sumatera Utara

5. Bidang Energi Dan Sumber Daya Mineral


Permasalahan bidang Energi Dan Sumber Daya Mineral di Provinsi
Sumatera Utara adalah sebagai berikut :
a. Masih terdapat beberapa desa belum berlistrik dan rumah tangga
yang belum tersambung jaringan listrik baik didesa yang sudah
berlistrik maupun diperkotaan
b. Adanya penurunan kualitas dan kuantitas air tanah
c. Belum optimalnya penerimaan daerah yang bersumber dari
pemanfaatan mineral
d. Belum optimalnya pemanfaatan sumber energi baru terbarukan;
e. Masih lemahnya pengawasan Penggunaan Bahan Bakar Minyak dan
Gas bersubsidi tepat sasaran
f. Masih lemahnya pengawasan dalam pemanfaatan sumber daya
mineral dan logam

6. Bidang Perdagangan
Permasalahan perdagangan di Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai
berikut :
a. Semakin menurunnya ekspor dan surplus neraca perdagangan
Sumatera Utara ke mitra dagang
b. Belum optimalnya pemanfaatan IT dalam informasi ekspor dan impor
di daerah-daerah
c. Belum terciptanya strategi kebijakan dan penentuan tujuan promosi
perdagangan yang efektif dan based on data

7. Bidang Perindustrian
Permasalahan bidang perindustrian adalah sebagai berikut :
a. Belum optimalnya pengembangan produk unggulan daerah yang
berbasis sentra IKM
b. Belum optimalnya link and match antara industri besar dan kecil
c. Masih rendahnya informasi berbasis digital di daerah terkait wirausaha
IKM
d. Belum optimalnya hilirisasi komoditas menjadi produk industri bernilai
tambah

2.4.2.4. Fungsi Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah


1. Bidang Perencanaan
Permasalahan bidang perencanaan pembangunan adalah
a. Belum optimalnya kelengkapan dan pemanfaatan data infomasi dalam
rumusan analisis perencanaan pembangunan daerah;
b. Belum optimalnya pelaksanaan pengendalian dan evaluasi terhadap
rencana pembangunan dan target capaian prioritas pembangunan
daerah.

2. Bidang Keuangan
Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan keuangan
daerah, yaitu
a. Belum optimalnya pemanfaatan potensi sumber Pendapatan Asli
Daerah
b. Masih lemahnya inventarisir dan pengawasan aset-aset yang dimiliki
oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
c. Belum optimalnya sistem pengelolaan keuangan dan aset berbasis IT

3. Bidang Kepegawaian serta Pendidikan dan Pelatihan


Beberapa permasalahan yang dihadapi yaitu :
a. Terbatasnya disiplin ilmu serta jenjang pendidikan yang ditempatkan
pada masing-masing OPD sesuai dengan bidang keahlian yang
dibutuhkan
b. Belum optimalnya layanan kepegawaian berbasisi digital;
c. Masih banyak jumlah ASN Provinsi Sumatera Utara yang belum
mengikuti Diklat Manajerial, Diklat Pemerintahan Diklat Teknis dan
Diklat Fungsional
d. Masih kurangnya fasilitas, mutu dan kualitas tenaga pendidik
kediklatan
4. Bidang Penelitian dan Pengembangan
Beberapa permasalahan yang dihadapi antara lain :
a. Belum tersedianya Rencana Kelitbangan Daerah
b. Hasil penelitian dan pengembangan belum sepenuhnya dijadikan
dasar perumusan kebijakan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Provinsi Sumatera Utara
c. Belum Optimalnya Kemitraan/Jejaring Penelitian dan Penerapan
IPTEK di Provinsi Sumatera Utara
d. Belum optimalnya pengembanan Sistem Inovasi Daerah (SIDa)

2.4.2.5. Fungsi Pendukung Urusan Pemerintahan Daerah


1. Sekretariat Daerah
a. Belum optimalnya pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang bersih,
efektif, demokratis, dan terpercaya
b. Belum optimalnya penyelesaian batas wilayah
c. Belum optimalnya pelayanan pengadaan barang dan jasa berbasis IT
d. Masih kurangnya tindak lanjut implementasi terhadap kesepakatan
Bersama yang telah ditandatangani
e. Masih belum maksimalnya layanan administrasi umum dan produk
hukum berbasis IT

2. Sekretariat Dewan
a. Belum optimalnya layanan sekretariat dewan berbasis IT

2.5. Isu Strategis,

Perumusan isu strategis selain berdasarkan pada permasalahan pokok


diatas juga berdasarkan pada permasalahan pembangunan dalam RPJMD
Provinsi Sumatera Utara, permasalahan pembangunan hasil evaluasi RKPD,
arah kebijakan RPJMD dan arah kebijakan RKP. Maka isu strategis Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2022 adalah sebagai berikut :
1. Pemulihan ekonomi dan kehidupan masyarakat sebagai dampak Pandemi
COVID-19;
2. Percepatan penanggulangan kemiskinan dan peningkatan pemerataan
dengan cara pemberdayaan dan penguatan usaha mikro kecil,
peningkatan akses terhadap pelayanan pendidikan, kesehatan dan
infrastruktur dasar, peningkatan peluang usaha penduduk miskin,
peningkatan kualitas masyarakat miskin, pengembangan
perekonomian pedesaan, serta peningkatan akses kesempatan kerja
penduduk miskin;
3. Meminimalisir tingkat pengangguran dengan cara Peningkatan Sumber
Daya Manusia dengan Skiil tertentu sehingga sesuai dengan kebutuhan
pasar kerja. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting
dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia;
4. Masih rendahnya Angka Melanjutkan pendidikan dari SMA / SMK ke
Perguruan Tinggi akibat kondisi ekonomi keluarga kurang mampu
sehingga sehingga perlu kerjasama pemerintah untuk ikut membantu
penyelenggaraan pendidikan (beasiswa). Persoalan ekonomi merupakan 
salah satu persoalan sangat penting dalam proses pendidikan formal.
Oleh karena itu, bila ekonomi seseorang mengalami kesuraman pastinya
proses pendidikan akan terhambat. Sementara biaya pendidkan saat ini,
semakin hari semakin meningkat seiring dengan meningkatnya bebagai
kebutuhan dalam rumah tangga, ditambah lagi semakin meningkatnya
kebutuhan pokok sehari-hari;
5. Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan
produktif harus didukung dengan implementasi pembangunan kesehatan
dan gizi yang baik. Sedari dini, bahkan sejak bayi berada dalam
kandungan, asupan nutrisi harus diperhatikan. Sehingga, potensi
terkena gizi buruk, stunting, dan lainnya bisa teratasi. Kondisi ini akan
mempengaruhi tingkat kematian ibu dan bayi serta Usia Harapa Hidup di
Provinsi Sumatera Utara yang saat ini masih berada dibawah angka
nasional;
6. Penurunan ketimpangan antar wilayah menjadi salah satu isu strategis
yang akan menjadi prioritas, upaya-upaya penguatan pusat pertumbuhan
wilayah sangat dibutuhkan mengingat keberhasilan pusat pertumbuhan
baru yang rendah;
7. Pembangunan infrastruktur rangka pemerataan pembangunan &
pengembangan wilayah perlu ditingkatkan. Konektivitas inter dan intra
wilayah, melalui peningkatan pembangunan jalan dan jembatan dan
pengembangan moda transportasi massal, penyediaan kebutuhan
dasar rumah layak huni, penyediaan energi listrik, air minum,
sanitasi, dan pengelolaan sampah. Selain itu, untuk menunjang
produksi hasil pertanian dan ketahanan pangan, maka infrastruktur
irigasi masih perlu ditingkatkan;
8. Pasca ditetapkannya Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 2
Tahun 2017 tentang Rencana Tata Wilayah Provinsi Sumaetra Utara
maka tahapan selanjutnya adalah pemanfaatan ruang dan pengendalian
pemanfaatan ruang. Untuk ini dibutuhkan regulasi turunan berupa
rencana rinci tata ruang sebagai dasar pemanfaatan ruang dan
pengendalian pemanfaatan ruang;
9. isu pelayanan publik terhadap reformasi birokrasi dan tata kelola
pemerintahan mencuat seiring rendahnya kepercayaan publik terhadap
institusi pemerintahan dan adanya korupsi birokrasi. Pemerintah sebagai
penyelenggara pelayanan publik diarahkan agar dapat memberikan
kontribusi yang bermakna atas strategi-upaya pelayanan dalam rangka
mewujudkan kesejahteraan rakyat. Komitmen dan kepatuhan terhadap
keberlangsungan capaian pelayanan publik dapat memengaruhi
kepercayaan publik.

2.6. Kebijakan Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 19 (COVID-


19)
Selain isu strategis diatas fokus pembangunan Provinsi Sumatera
Utara juga diarahkan pada penanganan dampak sosial dan ekonomi akibat
wabah COVID-19. Untuk mendukung kebijakan nasional dalam penanganan
wabah COVID-19 sesuai Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 2020 Tentang Refocussing Kegiatan Dan Re-Alokasi Anggaran; Serta
Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri Dan Menteri Keuangan Tentang
Percepatan Penyesuaian APBD Tahun 2020 Dalam Rangka Penanganan
Covid-19 Serta Pengamanan Daya Beli Masyarakat Dan Perekonomian
Nasional, maka pemerintah Provinsi Sumatera Utara memprioritaskan dan
melanjutkan penanganan dampak sosial dan ekonomi akibat wabah COVID-
19 di provinsi sumatera utara sebagai berikut :
1. Fokus belanja kesehatan seperti pengadaan sarana prasana kesehatan
berupa pembangunan/rehab rumah sakit khusus menampung pasien
covid-19, pembelian APD, dan lainnya;
2. Penyiapan jaring pengaman sosial, dengan pemberian bantuan bahan
pokok dan bantuan lainnya bagi masyarakat terdampak covid 19 yang
diberikan antara lain kepada pasien PDP yang menjadi pencari nafkah
utama dan masuk dalam masyarakat rentan; tenaga harian, buruh dan
pekerja yang mendapat pemutusan kerja/kontrak, dan masyarakat
miskin dan rentan miskin baru. Hal ini disiapkan dengan memperhatikan
skema bantuan yang efektif, cepat dan tepat sasaran, transparan dan
akuntabel;
3. Melakukan identifikasi dan kalkulasi kembali kesiapan keamanan
kesehatan (health security) di daerah masing masing, antara lain jumlah
tenaga medis, dan rasio tenaga spesialis, ketersediaan dan fasilitas rumah
sakit, kecukupan rasio jumlah tempat tidur dengan jumlah penduduk,
ketersediaan dan kelengkapan peralatan laboratorium dan tenaga
laboratorium;
4. Melakukan identifikasi dan kalkulasi keamanan pangan (food security)
untuk mengantisipasi krisis pangan dengan menghitung kembali
kesiapan produksi pangan, industri pengolahan pasca panen dan efisiensi
rantai pasok dan distribusi di daerah masing-masing;
5. Melakukan identifikasi potensi daerah dalam pengembangan sumber
energi baru dan terbarukan untuk mengantisipasi ketersediaan energi di
masa mendatang;
6. Melakukan identifikasi sektor yang terdampak covid-19, yang paling
parah, sedang, dan sektor yang berpeluang dikembangkan; untuk
selanjutnya dirumuskan strategi dan kebijakan pemulihan ekonomi serta
peta jalan (road map) yang meliputi tahapan mitigasi, pemulihan dan
rencana invtervensi yang akan dilakukan;
7. Penyiapan program stimulus ekonomi daerah dalam rangka penguatan
dan perluasan program stimulus ekonomi pemerintah yang dilakukan
dengan skema yang jelas, transparan dan terukur. Hal ini untuk
menggerakkan kembali roda perekonomian dan mempercepat pemulihan
ekonomi masyarakat.
8. Meningkatkan sinergi dan kerjasama antara pemerintah pusat,
pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota hingga pemerintah desa
dalam satu visi dan satu arah sehingga permasalahan ini dapat kita atasi
bersama.

2.7. Konsistensi antara Prioritas Pembangunan Daerah dengan


Permasalahan dan Isu Strategis pada RKPD 2022

Permasalahan pembangunan dan isu strategis pada RKPD Provinsi


Sumatera Utara tahun 2021 sudah konsisten dengan prioritas pembangunan
RPJMD Provinsi Sumatera utara sebagaimana terdapat pada tabel dibawah
ini:

Tabel. 2.123
Konsistensi antara Prioritas Pembangunan Daerah dengan Permasalahan
dan Isu Strategis pada RKPD 2022
PRIORITAS PROVSU PERMASALAHAN RKPD 2021 ISU STRATEGIS RKPD 2021

1. Peningkatan 1. Terjadinya Perlambatan 1. Pemulihan ketahanan ekonomi


kesempatan kerja pertumbuhan ekonomi, dan kehidupan masyarakat
dan berusaha jumlah penggangguran 2. Percepatan penanggulangan
melalui penyediaan meningkat, kemiskinan kemiskinan dan Peningkatan
lapangan kerja; bertambah dan pemerataan
2. Penyediaan layanan terganggunya kualitas 3. Meminimalisir tingkat
kesehatan yang pendidikan dampak dari pengangguran
berkualitas pandemic Covid-19 4. Beasiswa pendidikan bagi
3. Peningkatan dan 2. Masih Rendahnya Kualitas keluarga kurang mampu untuk
pemenuhan akses Sumber Daya Manusia melanjutkan pendidikan ke
Pendidikan; 3. Melambatnya Pertumbuhan Perguruan Tinggi
4. Pembangunan Ekonomi Daerah 5. Pembangunan SDM yang
infrastruktur yang 4. Masih belum optimalnya berkualitas dan produktif
PRIORITAS PROVSU PERMASALAHAN RKPD 2021 ISU STRATEGIS RKPD 2021

baik dan pelayanan infrastruktur dan 6. Penurunan ketimpangan antar


berwawasan konektivitas antar wilayah wilayah
lingkungan; 5. Meningkatnya kerusakan 7. Pembangunan infrastruktur
5. Peningkatan daya dan pencemaran 8. Pemanfaaan ruang dan
saing melalui sektor lingkungan pengendalian pemanfaatan
agraris dan 6. Masih belum optimalnya ruang
pariwisata kinerja pemerintah daerah 9. Pelayanan publik terhadap
dan pelayanan public reformasi birokrasi dan
kepada Masyarakat tatakelola pemerintahan

Anda mungkin juga menyukai