BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH
Letak Kabupaten Pesisir Barat antara 4°47, 16’' dan 5°,56', 42” Lintang
Selatan dan antara 103°,35',8” dan 104°33'51” Bujur Timur. Pesisir Barat
mempunyai luas wilayah 2.953,48 KM2, terdiri dari 11 kecamatan .
II-1
SID Penyediaan Air Baku Kabupaten Pesisir Barat
LAPORAN PENDAHULUAN
011 Bengkunat 9
013 Ngambur 9
031 Lemong 13
II-2
SID Penyediaan Air Baku Kabupaten Pesisir Barat
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Zone A (Jumlah bulan basah > 9 Bulan) terdapat di bagian barat Taman
Bukit Barisan Selatan Termasuk Krui dan Bintuhan.
2. Zone BL (Jumlah bulan basah 7 - 9 bulan) terdapat di bagian timur Taman
Nasional Bukit Barisan Selatan.
II-3
SID Penyediaan Air Baku Kabupaten Pesisir Barat
LAPORAN PENDAHULUAN
II-4
SID Penyediaan Air Baku Kabupaten Pesisir Barat
LAPORAN PENDAHULUAN
II-5
SID Penyediaan Air Baku Kabupaten Pesisir Barat
LAPORAN PENDAHULUAN
Kondisi topografi Kabupaten Pesisir Barat terdiri dari tiga jenis, yaitu:
1. Daerah dataran rendah (0-600 meter dari permukaan laut)
2. Daerah berbukit (600-1.000 meter dari permukaan laut)
3. Daerah pegunungan (di atas 1.000 meter dari permukaan laut)
Secara geografis letak Kabupaten Pesisir Barat pada koordinat : 4º, 40', 0" - 6º,
0', 0" Lintang Selatan dan 103º, 30', 0" - 104º , 50', 0" Bujur Timur.
Secara Topografi Kabupaten Pesisir Barat dibagi menjadi 3 (tiga) unit topografi
yakni:
a. Daerah dataran rendah (ketinggian 0 sampai 600 meter dari permukaan laut)
b. Daerah berbukit (ketinggian 600 sampai 1.000 meter dari permukaan laut)
c. Daerah pegunungan (Daerah ketinggian 1.000 sampai dengan 2.000 meter
dari permukaan laut)
Keadaan wilayah sepanjang Pantai Pesisir Barat umumnya datar sampai
berombak dengan kemiringan berkisar 3% sampai 5%. Di bagian Barat Laut
Kabupaten Pesisir Barat terdapat gunung- gunung dan bukit, yaitu Gunung
Pugung (1.964 m), Gunung Sebayan (1.744 m), Gunung Telalawan (1.753 m) dan
Gunung Tampak Tunggak (1.744 m).
II-6
SID Penyediaan Air Baku Kabupaten Pesisir Barat
LAPORAN PENDAHULUAN
atasnya. Umumnya tanah ini hampir mirip podzolik, namun lebih gembur
dibandingkan Podsolik. Demikian haknya pH-nya juga lebih tinggi
dibandingkan podsolik.
Jenis tanah Kambisol Eutrik yang berasosiasi dengan tanah Gleisol banyak
dimanfaatkan sebagai lahan persawahan. Sementara jenis tanah Kambisol
Distrik dalam asosiasinya dengan tanah podsolik banyak dimanfaatkan untuk
pertanian lahan kering dan perkebunan.
Podsolik
Tanah podsolik merupakan tanah yang berumur tua sehingga telah memiliki
tingkat perkembangan lanjut. Lapisan tanah (horison A) telah mengalami
pencucian liat dan unsur hara, dengan teksturnya lebih dari lapisan bawahnya
(horison B). Secara umum tanah podsolik memiliki potensi yang relatif kurang
subur, yang ditandai dengan sifatnya yang masam, daya retensi dan fiksasi
terhadap hara tinggi. Jenis tanah ini banyak dimanfaatkan sebagai pertanian
lahan kering dan perkebunan.
II-7
SID Penyediaan Air Baku Kabupaten Pesisir Barat
LAPORAN PENDAHULUAN
II-8
SID Penyediaan Air Baku Kabupaten Pesisir Barat
LAPORAN PENDAHULUAN
8. DAS Heni
II-10
SID Penyediaan Air Baku Kabupaten Pesisir Barat
LAPORAN PENDAHULUAN
II-11
SID Penyediaan Air Baku Kabupaten Pesisir Barat
LAPORAN PENDAHULUAN
Kabupaten Pesisir Barat memiliki RTRW yang disusun oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Pesisir Barat. RTRW Kabupaten Pesisir Barat terdiri atas rencana struk-
tur ruang wilayah dan rencana pola ruang.
Rencana struktur ruang wilayah tersusun atas konstelasi pusat-pusat kegiatan
yang berhierarki satu sama lain yang dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana
wilayah kabupaten. Sistem wilayah kabupaten dibagi menjadi hierarki perkotaan
dan pedesaan serta dibangun sistem prasarana wilayah seperti jaringan
transportasi, sedangkan untuk rencana pola ruang meliputi pola ruang kawasan
lindung dan pola ruang kawasan budidaya. RTRW yang telah disusun dengan baik,
dalam pelaksaan di lapangan terkadang tidak sesuai dengan perencanaan yang
telah dibuat. Hal ini terbukti dengan kondisi pemanfaatan lahan di Kabupaten
Pesisir Barat yang terdiri atas hutan sekunder, permukiman, perkebunan,
pertanian lahan kering, pertanian lahan kering/semak, semak belukar, tambak,
dan tubuh air. Kawasan Hutan Lindung (TNBBS) merupakan jenis pemanfaatan
lahan yang mendominasi di Pesisir Barat, dengan prosentase 55%. Untuk jenis
Hutan Rakyat 5%, Perkebunan 5% dari total luas daratan. Peman-faatan lahan
yang luasnya terkecil adalah peruntukan Pariwisata 1%..
Seperti terlihat pada Peta Pola Ruang Kabupaten Pesisir Barat, maka dalam
kebijakan peruntukannya ada 11 peruntukan, yakni:
1. Kawasan peruntukan Hutan Lindung
2. Kawasan peruntukan Taman Hutan Raya
3. Kawasan Peruntukan Sempadan Pantai
4. Kawasan Peruntukan Sempadan Sungai
5. Kawasan peruntukan Hutan Produksi
6. Kawasan Peruntukan Permukiman
7. Kawasan peruntukan Pertanian Lahan Basah
8. Kawasan peruntukan Pertanian Lahan Kering
9. Kawasan peruntukan Perkebunan
10.Kawasan peruntukan Pertambangan
11.Kawasan peruntukan Perkantoran
LAPORAN PENDAHULUAN
2.7. Kependudukan
Jumlah penduduk pada Kabupaten Pesisir Barat sebagai berikut:
Jumlah penduduk Pesisir Barat tahun 2014 adalah 148.412 jiwa terdiri
dari 77.897 laki-laki dan 70.515 perempuan, serta 11.528 rumah tangga
II-15
SID Penyediaan Air Baku Kecamatan Negeri Katon dan Kecamatan Tegineneng
LAPORAN PENDAHULUAN
*** Sex ratio Pesisir Barat sebesar 113 yang artinya terdapat 113
penduduk laki laki setiap 100 penduduk wanita di Pesisir Barat.
II-16
SID Penyediaan Air Baku Kecamatan Negeri Katon dan Kecamatan Tegineneng
LAPORAN PENDAHULUAN
Tabel 2.5 Jumlah penduduk menurut jumlah rumah tangga, rata-rata anggota
rumah tangga dan kepadatan penduduk per kecamatan, Kabupaten Pesisir Barat
2014
Rata-rata
Jumlah Jumlah Kepadatan
Nama Kecamatan A n g g o ta
Penduduk Ruta Penduduk
Ruta
Kondisi jumlah rumah per kecamatan di Kabupaten Pesisir Barat dapat dilihat
pada tabel 2.13 berikut ini :
II-17
SID Penyediaan Air Baku Kecamatan Negeri Katon dan Kecamatan Tegineneng
LAPORAN PENDAHULUAN
II-18
SID Penyediaan Air Baku Kecamatan Negeri Katon dan Kecamatan Tegineneng