Anda di halaman 1dari 27

Pengembangan Kawasan Usaha Agroindustri Terpadu

2018

Profil Daerah Kabupaten Pesisir Barat


Pengembangan Kawasan Usaha Agroindustri Terpadu
2018
A. KONDISI DAERAH

1. Geografi

Kabupaten Pesisir Barat merupakan daerah tropis yang


terletak pada 5°21’52”- 5°28’62 Lintang Selatan dan
105°48’20”- 105°48’24” Bujur Timur, terletak di ujung bagian
barat Provinsi Lampung yang bagian barat wilayahnya
merupakan garis pantai Samudera Hindia. Kabupaten Pesisir
Barat berbatasan dengan wilayah beberapa kabupaten dan
provinsi, yaitu:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Kab. Kaur
Selatan Provinsi Bengkulu.
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lampung
Barat.
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tanggamus
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Samudra Hindia.

Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Pesisir Barat :


No Nama Luas Presentase Jumlah Jumlah
Kecamatan
(km2) Pekon (Desa) Kelurahan
1 Lemong 454,97 15,65 13 -
2 2 Pesisir 84,27 2,90 12 -
Utara

Profil Daerah Kabupaten Pesisir Barat


Pengembangan Kawasan Usaha Agroindustri Terpadu
2018
3 Pulau 64,00 2,20 6 -
Pisang
4 Karya 211,11 7,26 12 -
Penggawa
5 Way Krui 40,92 1,41 10 -
6 Pesisir 120,64 4,15 6 2
Tengah
7 Krui 36,25 1,25 6 -
Selatan
8 Pesisir 409,17 14,07 10 -
Selatan
9 Ngambur 327,17 11,25 11 -
10 Bengkunat 215,03 7,40 6 -
11 Bengkunat 943,70 32,46 12 -
Belimbing

Sumber: Pesisir Barat Dalam Angka, 2017, diolah.

Kabupaten Pesisir Barat mempunyai luas wilayah 2.907,23 km2,


terdiri dari 11 kecamatan. Kecamatan Bengkunat Belimbing
merupakan wilayah terluas yaitu 943,7 km2 atau 32,46%, dan
Kecamatan Krui Selatan merupakan kecamatan dengan luas
wilayah terkecil yaitu 40,92 km2 atau hanya 1,41% dari luas
wilayah Pesisir Barat. Data lengkap luas wilayah Kabupaten
Pesisir Barat menurut Kecamatan tahun 2016.
3

Profil Daerah Kabupaten Pesisir Barat


Pengembangan Kawasan Usaha Agroindustri Terpadu
2018
Keadaan wilayah sepanjang Pantai Pesisir Barat
umumnya datar sampai berombak dengan kemiringan berkisar
3% sampai 5%. Di bagian barat laut Kabupaten Pesisir Barat
terdapat gunung-gunung dan bukit, yaitu Gunung Pugung (1.964
m), Gunung Sebayan (1.744m), Gunung Telalawan (1.753 m) dan
Gunung Tampak Tunggak (1.744 m).

Kabupaten Pesisir Barat lebih dari 60% luas wilayahnya adalah


kawasan hutan lebat yang merupakan Kawasan Taman Nasional
Bukit Barisan Selatan (TNBBS) dengan luas ± 185.200 Ha, Hutan
Produksi Terbatas (HPT) ± 33.358 ha dan Hutan Non Register ±
9.692.1 Ha, hal ini menunjukan Kabupaten Pesisir Barat
mempunyai peranan penting sebagai daerah tampung air
(catchment area), paru-paru bagi Provinsi Lampung bahkan dunia,
sebagai wilayah konservasi ekosistem Hutan Tropis salah satunya
adalah Harimau Sumatera.

Berdasarkan peta geologi Provinsi Lampung skala 1 : 250.000


yang disusun oleh S. Gafoer, TC Amin, Andi Mangga (1989)
dalam Bakosurtanal (2004), Pesisir Barat terdiri dari batuan
Vulkan Tua (Old Quarternary Young), Formasi Simpang Aur,
Formasi Ranau, Formasi Bal, dan Batuan Intrusive. Litologi yang
4 dominan adalah jenis vulkanik, seperti Andesit – Basaltik. Jenis
batuan ini menyebar hampir di semua kecamatan, kecuali di

Profil Daerah Kabupaten Pesisir Barat


Pengembangan Kawasan Usaha Agroindustri Terpadu
2018
kecamatan Karya Penggawa yang mempunyai jenis batuan
gamping. Batuan sedimen (alluvium) menyebar di sepanjang
pantai barat, yaitu di kaki lereng Bukit Barisan.

2. Demografi
a. Jumlah penduduk
Kabupaten Pesisir Barat merupakan Daerah Otonomi Baru (DOB)
yang terbentuk pada tahun 2012 hasil pemekaran dari Kabupaten
Lampung Barat. Jumlah penduduk Kabupaten Pesisir Barat tahun
2016 menurut data Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung
mencapai 155.497 jiwa. Tabel berikut berikut ini menyajikan
rincian jumlah penduduk Kabupaten Pesisir Barat dari tahun 2011
hingga tahun 2016.

Tabel 2.2
Jumlah Penduduk Kabupaten Pesisir Barat Menurut
Jenis Kelamin Tahun 2011 – 2016
Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah
2011 75.589 68.226 143.815
2012 76.427 68.384 144.811
2013 77.197 69.732 146.929
2014 77.897 70.515 148.412
5 2015 78.693 71.197 149.890

Profil Daerah Kabupaten Pesisir Barat


Pengembangan Kawasan Usaha Agroindustri Terpadu
2018
2016 81.495 74.002 155.497
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung

Berdasar data jumlah penduduk dan kepadatan penduduknya,


Kecamatan Karya Penggawa merupakan daerah yang paling padat
dengan tingkat kepadatan 377 jiwa/km2 diikuti Pesisir Selatan
dengan kepadatan 289 jiwa/km2 dan Way Krui 255 jiwa/km2.
Ketiga kecamatan tersebut merupakan wilayah yang paling padat
sebaran penduduknya, sedangkan kecamatan yang tingkat
kepadatan penduduknya paling sedikit adalah Pulau Pisang dengan
tingkat kepadatan 13 jiwa/km2 (Kabupaten Pesisir Barat dalam
Angka 2017).

Tabel 2.3
Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk
Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2016
Jumlah Kepadatan
Luas Wilayah
No Nama Kecamatan Penduduk Penduduk
(km2)
(jiwa) (jiwa/km2)

1 Pesisir Tengah 454,97 19.354 43


2 Pesisir Selatan 84,27 24.375 289
3 Lemong 64,00 10.602 166
4 Pesisir Utara 211,11 8.244 39
6
5 Karya Penggawa 40,92 15.410 377

Profil Daerah Kabupaten Pesisir Barat


Pengembangan Kawasan Usaha Agroindustri Terpadu
2018
6 Pulau Pisang 120,64 1.612 13
7 Way Krui 36,25 9.256 255
8 Krui Selatan 409,17 9.993 24
9 Ngambur 327,17 20.218 62
10 Bengkunat 215,03 8.494 40
11 Bengkunat Belimbing 943,70 27.939 30

Total 2.907,23 155.497 53

Sumber: Pesisir Barat dalam Angka, 2017


3. Infrastruktur

a. Jalan

Jaringan jalan yang berkembang di Kabupaten Pesisir Barat dapat


diklasifikasikan pada jalan Negara, Propinsi dan jalan Kabupaten.
Jaringan jalan yang ada saat ini telah berfungsi untuk
menghubungkan daerah-daerah hinterland yang ada di seluruh
wilayah Kabupaten Pesisir Barat. Jaringan jalan negara dan
kabupaten yang ada telah berfungsi untuk memperlancar hubungan
transportasi dari Ibukota Kabupaten Pesisir Barat dengan
kabupaten/kota dan kabupaten lain yang ada di Sumatera. Jalan
Kabupaten berfungsi memperlancar transportasi di lingkup
7
wilayah kabupaten. Jumlah atau jenis kendaraan yang mendukung
mobilitas barang/jasa dan orang cukup variatif. Berikut adalah

Profil Daerah Kabupaten Pesisir Barat


Pengembangan Kawasan Usaha Agroindustri Terpadu
2018
fasilitas sarana pendukung Transportrasi yang ada di Kabupaten
Pesisir Barat:

Tabel 2.5
Data Prasarana Jalan Kabupaten Pesisir Barat

a.
b.

Sumber: RPJMD Pesisir Barat 2016-2021

Ketersediaan Jalan nasional yang ada di Kabupaten Pesisir


Barat sepanjang 208,13 km. sedangkan ketersediaan jalan
Kabupaten sepanjang 429,70 Km dan Jalan desa/lokal sepanjang
8
463,34 Km.

Profil Daerah Kabupaten Pesisir Barat


Pengembangan Kawasan Usaha Agroindustri Terpadu
2018
b. Pelabuhan

Kabupaten Pesisir Barat memiliki sebuah pelabuhan nasional


(Pelabuhan Nusantara). Pelabuhan ini merupakan pelabuhan
terbesar di Pesisir Barat. Pelabuhan Nusantara terletak di Pekon
Kota Jawa Bengkunat Belimbing, 90 Km dari Krui. Pembangunan
yang sedang dalam proses akan menjadikan pelabuhan ini tempat
singgah kapal-kapal dagang dan transport di Pesisir Barat.
Pelabuhan ini merupakan Pelabuhan Perikanan Nusantara, yang
dipersiapkan untuk melayani kebutuhan transportasi laut bertaraf
nasional.

Selain pelabuhan perikanan nusantara, Kabupaten Pesisir


Barat memiliki pelabuhan perikanan lokal di sejumlah tempat,
yaitu pelabuhan Kuala Stabas di Krui, pelabuhan di Way Batang,
Penengahan, Tanjung Setia, pelabuhan Bengkunat, dan Siging.
Sedangkan pelabuhan penyebarangan ada dua, yaitu
penyeberangan Karya Penggawa (Tebakak) – Pulau Pisang dan
Krui – Pulau Pisang.

Profil Daerah Kabupaten Pesisir Barat


Pengembangan Kawasan Usaha Agroindustri Terpadu
2018
c. Bandar Udara

Salah satu kebanggan Pesisir Barat sebagai daerah baru


adalah adanya Bandar Udara sebagai salah satu pendukung
transportrasi udara menuju Kabupaten Pesisir Barat. Berikut
adalah akses lokasi Bandar Udara Taufik Kiemas Kabupaten
Pesisir Barat. Bandar Udara tersebut terletak di Pekon Serai
Kecamatan Pesisir Tengah. Bandar Udara Pekon serai yang kini
diberi nama Bandara Muhammad Taufik Kiemas tersebut
dibangun dalam rangka mendukung rencana pemerintah pusat dan
daerah untuk menjadikan jalur Krui-Liwa sebagai pusat
pertumbuhan ekonomi baru di koridor Barat atau kawasan pantai
Barat Pulau Sumatera. Bandara ini diharapkan dapat menjadi pintu
masuk bagi wisatawan bernagai destinasi wisata Kabupaten Pesisir
Barat. Selama ini Bandara Muhammad Taufik Kiemas banyak
melayani wisatawan manca negara yang akan berselancar ke pantai
Tanjung Setia. Selain itu, alasan utama lain mengapa pemerintah
membangun bandara itu adalah sebagai untuk alat navigasi udara
dan untuk mitigasi bencana alam.

Bandara Muhammad Taufik Kiemas berada di lahan seluas


50 hektar. Bandara ini memiliki landasan pacu sama seperti
10
bandara perintis lainnya: panjang 974 meter dan lebar 23 meter.
Landasan itu, dan juga terminal bandara, dibangun tahun 2007-

Profil Daerah Kabupaten Pesisir Barat


Pengembangan Kawasan Usaha Agroindustri Terpadu
2018
2008. Dalam perencanaan yang sudah dibuat, pada periode 2007-
2018, landasan akan ditingkatkan menjadi 1.400 meter x 23 meter,
agar bisa didarati pesawat sekelas Hercules C-130. Pada periode
berikutnya, 2018-2027, akan ditingkatkan lagi menjadi 2.100
meter x 45 meter, agar bisa didarati pesawat sekelas Boeing 737.

d. Air

Kabupaten Pesisir Barat mempunyai banyak sekali sungai-


sungai yang mengalir di dalamnya. Wilayah Pesisir Barat di bagian
barat mempunyai sungai-sungai yang mengalir pendek dengan
pola aliran dendritik yang menyebabkan daerah ini ditandai dengan
jarangnya banjir sebab pada saat musim hujan datang bersamaan
air tidak terkonsentrasi dan timing lag-nya menjadi lambat. Delta
marine ditandai dengan agregat kasar hasil endapan aluvial
vulkanik, hal ini menyebabkan bila air besar muara sungai sering
berpindah (meander). Sungai – sungai yang berukuran pendek dan
mengalir di lereng terjal seperti ini sukar dikembangkan untuk
irigasi, kecuali yang sudah mengalir di daerah delta pantai,
umumnya mudah dikembangkan walaupun masih terkena
pengaruh pasang surut laut.

11 Pada bagian timur Pesisir Barat merupakan daerah tangkapan


air (catchment area) sungai-sungai besar yang mengalir ke arah

Profil Daerah Kabupaten Pesisir Barat


Pengembangan Kawasan Usaha Agroindustri Terpadu
2018
timur antara lain : Way Besai, Way Seputih dan sebagainya. Proses
erosi yang sudah lanjut, besarnya material yang terangkut
(sediment load) menyebabkan makin cepatnya daerah ini
mengalami kemiskinan unsur hara tanah.

Dengan berkurangnya flora penutup tanah dan sifat drainase


tanah yang baik (terdiri dari lempung pesiran bergeluh) praktis
daya simpan air daerah ini sangat kecil, ini menyebabkan fluktuasi
aliran permukaan (run off) makin besar, sungai-sungai yang
mengalir ke sebelah timur menjadi terganggu kestabilannya.
Umumnya sungai-sungai yang mengalir ke sebelah barat masih
stabil karena didukung oleh banyaknya flora penutup tanah dan
belum terganggunya air tanah dangkal sebagai sumber mata air.

Sungai-sungai yang mengalir di Kabupaten Pesisir Barat


selain sebagian dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk
kebutuhan sumberdaya listrik, dapat juga dimanfaatkan sebagai
sumber utama air bersih. Air bersih merupakan kebutuhan dasar
yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari terutama untuk
minum, mandi dan cuci.

e. Listrik
12
Pemenuhan kebutuhan akan sumberdaya listrik penduduk
Kabupaten Pesisir Barat didukung oleh fasilitas penyedia
Profil Daerah Kabupaten Pesisir Barat
Pengembangan Kawasan Usaha Agroindustri Terpadu
2018
pembangkit listrik yang ada di Kabupaten Pesisir Barat. Berikut
adalah proporsi penggunaaan Listrik penduduk Kab. Pesisir Barat:
a. Pengguna listrik sebanyak 19.200 KK menggunakan listrik
PLN, 866 KK menggunakan non PLN;
b. PLTS sebanyak 2 unit yaitu sebesar 75 KWp di Ngambur
dan 20 KWp di Pulau Pisang;
c. PLTMH sebanyak 1 unit sebesar 4,1 MW di Way Pintau
Bengkunat Belimbing (dalam proses pembangunan);
d. PLTD sebanyak 1 unit yaitu sebesar 5 MW di Pekon Rawas
Pesisir Tengah (dalam keadaan rusak).
4. Pertumbuhan Ekonomi

Laju pertumbuhan ekonomi dapat dilihat pada laju pertumbuhan


PDRB harga konstan (riil). Laporan laju pertumbuhan PDRB harga
kontan (ADHK) Kabupaten Pesisir Barat yang dimuat dalam Buku
PDRB Kabupaten Pesisir Barat Menurut Lapangan Usaha Tahun
2012-2016 menunjukkan bahwa Tahun 2016 pertumbuhan
ekonomi mencapai angka tertinggi selama tiga tahun terakhir dan
lebih kecil dibandingkan tahun 2013 sebesar 5.54 persen.

Selama periode tahun 2012-2016, perekonomian Kabupaten


Pesisir Barat masih didominasi oleh 3 (tiga) Lapangan Usaha yang
13 utama, yaitu pertanian, kehutanan dan perikanan; perdagangan
besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dan

Profil Daerah Kabupaten Pesisir Barat


Pengembangan Kawasan Usaha Agroindustri Terpadu
2018
pertambangan dan penggalian. Pertanian, kehutanan dan perikanan
pada tahun 2016 memiliki peranan sebesar 52,81 persen terhadap
total PDRB. Peranan terbesar kedua setelah pertanian, kehutanan
dan perikanan adalah perdagangan besar dan eceran, reparasi
mobil dan sepeda motor yang mencapai 11,01 persen pada tahun
2016.

Lapangan usaha terbesar ketiga yaitu pertambangan dan


penggalian. Pertambangan penggalian berkonstribusi sebesar 5,52
persen. Lapangan usaha industry pengolahan memiliki konstribusi
terbesar keempat. Pada tahun 2016, industri pengolahan
berkontribusi sebesar 5,40 persen. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib merupakan lapangan usaha
terbesar kelima yang mencapai 4,94 persen pada tahun
2015.Selanjutnya konstruksi memiliki konstribusi terbesar keenam
dengan konstribusi sebesar 5,05 persen. Sedangkan lapangan usaha
lainnya memiliki peranan yang sangat sedikit yaitu dibawah 5
persen, diantaranya konstruksi yang hanya mencapai 4,88 persen.

Besarnya peran masing-masing lapangan usaha dalam


pembentukan total PDRB mencerminkan struktur perekonomian
wilayah yang bersangkutan. Struktur perekonomian suatu daerah
14 sangat ditentukan oleh besarnya sumbangan suatu lapangan usaha
dalam memproduksi barang dan jasa. Struktur yang terbentuk dari
nilai tambah yang diciptakan masing-masing lapangan usaha

Profil Daerah Kabupaten Pesisir Barat


Pengembangan Kawasan Usaha Agroindustri Terpadu
2018
menggambarkan ketergantungan suatu daerah terhadap
kemampuan berproduksi dari masing-masing lapangan usaha.
Dengan demikian, berdasarkan peranan masing-masing lapangan
usaha terhadap total PDRB dapat mencerminkan lapangan usaha
mana yang memberikan peranan terbesar dan memiliki peran
penting dalam perkembangan perekonomian Kabupaten Pesisir
Barat.
Laju Petumbuhan Riil PDRB Menurut Lapangan Usaha

Sumber : Buku PDRB Kabupaten Pesisir Barat

5. Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor Industri

15 Sektor industri, dalam hal ini yang dimaksud adalah Industri


Pengolahan, merupakan salah satu Lapangan Usaha yang diukur

Profil Daerah Kabupaten Pesisir Barat


Pengembangan Kawasan Usaha Agroindustri Terpadu
2018
dalam laju pertumbuhan PDRB. Kategori industri pengolahan
meliputi kegiatan ekonomi di bidang perubahan secara kimia atau
fisik dari bahan, unsur atau komponen menjadi produk baru.
Termasuk kategori industri pengolahan adalah perubahan bahan
menjadi produk baru dengan menggunakan tangan, kegiatan
maklon atau kegiatan penjualan produk

Industri pengolahan merupakan kategori yang memiliki


kontribusi terbesar keempat terhadap perekonomian Kabupaten
Pesisir Barat. Kontribusi kategori industri pengolahan terhadap
PDRB elama periode 2012-2016 berfluktuatif. Pada tahun 2012
kontribusi industri pengolahan sebesar 5.42%. Lalu mengalami
kenaikan padan tahun 2013 menjadi 5.48%. Kemudian pada tahun
2014 mengalami penurunan menjadi 5.35% dan terus turun
menjadi 5.17% pada tahun 2015. Namun pada tahun 2016
kontribusi industri pengolahan kembali naik menjadi 5.40%.

B. DATA KELAPA

Lahan Perkebunan

Kabupaten Pesisir Barat memiliki luas wilayah 295348 ha dengan


luas lahan perkebunan +- 28641 Ha, dari luas tersebut sebesar
16
7610 Ha merupakan lahan perkebunan Kelapa atau lebih dikenal
dengan sebutan kelapa dalam. Luas areal tersebut terdiri dari 1926
Profil Daerah Kabupaten Pesisir Barat
Pengembangan Kawasan Usaha Agroindustri Terpadu
2018
Ha Tanaman Belum Menghasilkan (TBM), 4961 Ha Tanaman
Menghasilkan (TM) serta 723 Ha Tanaman Rusak/tidak produktif
lagi. Produksi Tandan Buah Segar kelapa dalam tahun 2017
mencapai 31236 ton dengan rata-rata produktivitas sebesar 6,3
ton/ha.

Luasnya lahan, produksi tinggi serta citarasa buah yang sangat


enak membuat kelapa Kabupaten Pesisir Barat dikenal dengan
daerah penghasil dan pengekspor buah kelapa sampai ke pulau
jawa.

Hasil Produksi

Hasil Produksi tanaman kelapa paling banyak dijual ke Jakarta dan


Pulau Jawa dalam bentuk buah segar dan buah yang telah dikupas
kulit/serabutnya. Banyak serabut kelapa yang tidak dimanfaatkan
oleh petani yang hanya dibuang/dibakar begitu saja, hal ini dapat
menjadi peluang usaha bagi petani serta bahan baku melimpah
bagi perusahaan pengolahan serabut kelapa.

Untuk Kopra hanya sedikit petani di Kecamatan Pesisir Selatan


dan Ngambur yang menjual karena dirasa kurang menguntungkan.

17 Industri Pengolahan

Profil Daerah Kabupaten Pesisir Barat


Pengembangan Kawasan Usaha Agroindustri Terpadu
2018
Industri Pengolahan kelapa di Kabupaten Pesisir Barat baru ada di
Kecamatan Pesisir Selatan, dengan mengolah serabut kelapa
menjadi cocofiber (serabut kelapa halus) untuk bahan baku karpet,
jok mobil, jok pesawat, kerajinan dsb, serta cocopeat (serbut
serabut kelapa) sebagai bahan baku partikel papan mebel, pupuk
tanaman dan media hidroponik.

Masyarakat/petani berharap industri olahan kelapa dapat


bertambah di Kabupaten Pesisir Barat dengan menjadikan
Kecamatan Pesisir Selatan khususnya sebagai Kawasan Usaha
Agroindustri Terpadu, yang nantinya akan meningkatkan
kesejahteraan petani dan membuka banyak lapangan kerja.

Statistik Kelapa Pertahun

TAHUN TANAMAN PRODUKSI PRODUKSI PROKDUKTIVITAS


MENGHASILKAN (KG) (BUTIR) (KG/HA)
2015 4.959 29.236.000 14.618.000 5.896
2016 4.967 31.188.000 15.594.000 6.279
2017 4.961 31.236.000 15.618.000 6.296

Produksi Kelapa Semester 1 Tahun 2018 (dalam Kg)

KEC. JAN FEB MAR APR MEI JUN TOT

PRODUKSI (Kg)

18 BANGKUNAT 210.000 240.000 245.000 245.000 300.000 325.000 1.565.000


NGARAS 190.000 100.000 190.000 190.000 90.000 190.000 950.000

Profil Daerah Kabupaten Pesisir Barat


Pengembangan Kawasan Usaha Agroindustri Terpadu
2018
NGAMBUR 227.850 132.100 232.100 232.100 104.300 310.000 1.238.450
PESISIR 892.000 1.425.000 1.019.000 1.025.000 1.215.000 1.425.000 7.001.000
SELATAN
KRUI 42.000 43.000 44.000 45.000 48.000 48.000 270.000
SELATAN
PESISIR 65.000 75.000 135.000 67.000 60.000 200.000 602.000
TENGAH
WAY KRUI 100.000 100.000 80.000 100.000 60.000 100.000 540.000
KARYA 108.000 148.000 567.000 148.000 163.800 163.800 1.298.600
PENGGAWA
PESISIR 14.910 16.680 494.000 18.200 18.200 18.200 580.190
UTARA
PULAU 73.500 68.000 71.000 45.500 4.950 45.500 308.450
PISANG
LEMONG 256.000 4.000 4.000 139.000 139.000 139.000 681.000
TOTAL 2.179.260 2.351.780 3.081.100 2.254.800 2.203.250 2.964.500 15.034.690

Asumsi satu butir kelapa menghasilkan serabut kelapa basah


sekitar 0,4-0,7 dan harga buah kelapa dari petani kabupaten pesisir
barat rata-rata rp,2000/kg, harga serabut kelapa basah berkisar
rp,500-700/butir
Produksi Kelapa Semester 1 Tahun 2018 (dalam butir)

KEC. JAN FEB MAR APR MEI JUN TOTAL

PRODUKSI (BUTIR)

BANGKUNAT 105.000 120.000 122.500 122.500 150.000 162.500 782.500


NGARAS 95.000 50.000 95.000 95.000 45.000 95.000 475.000
NGAMBUR 113.925 66.050 116.050 116.050 52.150 155.000 Rp
619.225
PESISIR 446.000 712.500 509.500 512.500 607.500 712.500 3.500.500
SELATAN
KRUI 21.000 21.500 22.000 22.500 24.000 24.000 135.000
SELATAN
PESISIR 32.500 37.500 67.500 33.500 30.000 100.000 301.000
TENGAH
WAY KRUI 50.000 50.000 40.000 50.000 30.000 50.000 270.000
19
KARYA 54.000 74.000 283.500 74.000 81.900 81.900 649.300
PENGGAWA

Profil Daerah Kabupaten Pesisir Barat


Pengembangan Kawasan Usaha Agroindustri Terpadu
2018
PESISIR 7.455 8.340 247.000 9.100 9.100 9.100 290.095
UTARA
PULAU 36.750 34.000 35.500 22.750 2.475 22.750 154.225
PISANG
LEMONG 128.000 2.000 2.000 69.500 69.500 69.500 340.500
TOTAL 1.089.630 1.175.890 1.540.550 1.127.400 1.101.625 1.482.250 7.517.345

STATISTIK DATA KELAPA SEMESTER 1 TAHUN 2018


KEC. TANAMAN PRODUKSI PRODUKSI PRODUKTIVITAS PETANI
MENGHASILKAN (KG) (BUTIR) (KK)
(HA)
BANGKUNAT 560 1.565.000 782.500 2.795 920

NGARAS 248 950.000 475.000 3.831 70

NGAMBUR 398 1.238.450 619.225 3.112 106

PESISIR 1.906 7.001.000 3.500.500 3.673 2900


SELATAN
KRUI 183 270.000 135.000 1.475 439
SELATAN
PESISIR 221 602.000 301.000 2.724 310
TENGAH
WAY KRUI 160 540.000 270.000 3.375 380

KARYA 431 1.298.600 649.300 3.013 490


PENGGAWA
PESISIR 412 580.190 290.095 1.408 129
UTARA
PULAU 91 308.450 154.225 3.390 140
PISANG
LEMONG 362 681.000 340.500 1.881 665

TOTAL 4.972 15.034.690 7.517.345 2.789 6.549

C. KAWASAN AGROINDUSTRI TERPADU

Pengembangan wilayah berbasis komoditas unggulan


diharapkan dapat memacu pertumbuhan suatu wilayah yang
pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

20 Beberapa wilayah memiliki keunggulan pada sektor pertanian


yang sebagian besar merupakan usaha tani rakyat. Salah satu

Profil Daerah Kabupaten Pesisir Barat


Pengembangan Kawasan Usaha Agroindustri Terpadu
2018
model pengembangan wilayah berbasis komoditas saat ini yang
sedang dikembangkan oleh beberapa wilayah adalah komoditas
kelapa. Tercatat beberapa daerah seperti Sulawesi Selatan
dengan Program Implementasi Gerbang Emas Agroindustri
Pengolahan Kelapa Terpadu, dan Kabupaten Pesisir Barat
dengan Program Kawasan Usaha Agro Terpadu (KUAT) berbasis
Komoditas Kelapa.
Program KUAT merupakan salah satu strategi
Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat dalam pengembangan
komoditas unggulan melalui pendekatan klaster agroindustri.
Program ini dilaksanakan atas dukungan Kementerian
Perindustrian (Depperin) dan Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT), dengan komoditas basis kelapa.
Agroindustri Kelapa

Agroindustri merupakan perusahaan yang mengolah


bahan baku pertanian yang berasal dari tanaman atau hewan
menjadi barang setengah jadi atau produk akhir. Pengolahan
yang dimaksud meliputi transformasi dan pengawetan melalui
perubahan fisik atau kimiawi, penyimpanan, pengemasan, dan
distribusi (Austin, 1992 dalam Brown, 1994).
21 Menurut Tadjudin (2007), agroindustri dalam sistem
pertanian merupakan penyempurnaan yang merangkai semua

Profil Daerah Kabupaten Pesisir Barat


Pengembangan Kawasan Usaha Agroindustri Terpadu
2018
komponen menjadi satu kesatuan yang kuat. Ini berarti bahwa
pengembangan agroindustri mempunyai keterkaitan ke depan
memenuhi permintaan pasar melalui penguatan industri hilir dan
ke belakang memberikan nilai tambah terhadap produk pertanian.
Keterpaduan yang dibangun melalui pengembangan agroindustri
mempunyai dimensi yang amat luas mulai dari penguatan pasar
hasil pertanian sampai dengan pembentukan nilai tambah dan
daya saing komoditas pertanian.
Pada dasarnya seluruh bagian buah kelapa dapat diolah menjadi
berbagai produk untuk berbagai keperluan. Teknologi
pengolahan, standar mutu dan sistem sertifikasinya juga sudah
dikuasai oleh tenaga ahli Indonesia. Namun berbagai kelemahan
masih melekat di Industri pengolahan kelapa kita seperti suplai
bahan baku, karena industri tidak memiliki kebun kelapa dan
investasi yang relatif besar sehingga kurang menarik investor
(FOKPI, 2006).

Peluang pengembangan agribisnis kelapa dengan produk bernilai


ekonomi tinggi sangat besar. Alternatif produk yang dapat
dikembangkan antara lain Virgin Coconut Oil (VCO),
Oleochemical (OC), Desicated Coconut (DC), Coconut
22 Milk/Cream (CM/CC), Coconut Charcoal (CCL), Activated
Carbon (AC), Brown Sugar (BS), Coconut Fiber (CF) dan

Profil Daerah Kabupaten Pesisir Barat


Pengembangan Kawasan Usaha Agroindustri Terpadu
2018
Cocon Wood (CW), yang diusahakan secara parsial maupun
terpadu. Pelaku agribisnis produk-produk tersebut mampu
meningkatkan pendapatannya 5-10 kali dibandingkan dengan
bila hanya menjual produk kopra. Berangkat dari kenyataan
luasnya potensi pengembangan produk, kemajuan ekonomi
perkelapaan di tingkat makro (daya saing di pasar global)
maupun mikro (pendapatan petani, nilai tambah dalam negeri
dan substitusi impor) tampaknya akan semakin menuntut
dukungan pengembangan industri kelapa secara kluster sebagai
prasyarat

Industri pengolahan kelapa pada saat ini masih


didominasi oleh produk setengah jadi berupa kopra dan coconut
crude oil (CCO). Produk olahan lainnya yang sudah mulai
berkembang adalah CC, nata decoco (ND), DC, AC, CF, dan
brown sugar (BS). Perkembangan CCO dalam 10 tahun terakhir
menunjukkan laju yang menurun (-0,2%). Di sisi lain laju
perkembangan produk hilir cenderung meningkat. Sebagai
contoh, laju perkembangan DC mencapai 7,8%, di mana tahun
2002 total produksinya mencapai 194,2 juta butir; laju
perkembangan produksi AC sebesar 9%; laju perkembangan
23 produksi serat sabut menurun - 10,2%, walaupun permintaan CF
di luar negeri meningkat. Kecenderungan penurunan laju

Profil Daerah Kabupaten Pesisir Barat


Pengembangan Kawasan Usaha Agroindustri Terpadu
2018
tersebut terkait dengan dampak tidak terpenuhinya standar
ekspor produk serat sabut asal Indonesia. Situasi ini
mengindikasikan terjadinya pergeseran orientasi produksi dari
bahan setengah jadi menjadi produk akhir.

Kegiatan industri kelapa terpadu akan memberi dua


keuntungan sekaligus yakni pertama menguntungkan dari segi
agrobisnis dan yang kedua turut menjaga kelestarian alam.
Kelapa merupakan salah satu komoditas perkebunan yang
mempunyai luas areal terbesar di Kabupaten Pesisir Barat yang
sampai saat ini belum banyak disentuh para investor, sedangkan
potensi yang ada seperti telah diuraikan diatas bila
didayagunakan akan memberi keuntungan dari segi bisnis.
Disamping itu, bagi pemerintah daerah dan masyarakat akan
merupakan sumber penghasilan tambahan
Berkurangnya pamor kelapa dengan maraknya
perkebunan kelapa sawit karena sudut pandang terhadap produk
kelapa hanya terbatas pada produk minyak, sedangkan produk
ikutan lainnya belum digarap secara maksimal. Pengembangan
agroindustri kelapa di Kabupaten Pesisir Barat dirasa sangat
24
perlu untuk segera direalisasikan mengingat potensi lokal yang
dimiliki sangat besar. Selain itu diharapkan agroindustri kelapa

Profil Daerah Kabupaten Pesisir Barat


Pengembangan Kawasan Usaha Agroindustri Terpadu
2018
dapat menjadi motor penggerak (prime mover) bagi
perekonomian masyarakat dan wilayah.

Kawasan Usaha Agro Terpadu (KUAT), merupakan


suatu kawasan yang terkait dengan fungsi yang memiliki nilai
strategis bagi pertumbuhan dan perkembangan wilayah
Kabupaten Pesisir Barat. Kawasan tersebut merupakan kawasan
industri yang diharapkan mampu untuk Meningkatkan daya
saing bagi komoditas unggulan daerah, Meningkatkan nilai
tambah produk, meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat berharap bahwa


program KUAT dapat menghasilkan efek berganda seperti :
1. Menumbuhkan industri kecil menengah yang terintegrasi
sehingga memudahkan sinkronisasi dan keterpaduan
pembinaan
2. Dengan tumbuhnya Industri Kecil dan Menengah (IKM)
berbasis kompetensi inti daerah diharapkan dapat
meningkatkan efisiensi dan mutu sehingga dapat
meningkatkan nilai tambah dan daya saing.
3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten
Pesisir Barat melalui penciptaan lapangan kerja dan
25
kesempatan berusaha yang mampu mendapatkan nilai
tambah.

Profil Daerah Kabupaten Pesisir Barat


Pengembangan Kawasan Usaha Agroindustri Terpadu
2018
Secara skematis keterpaduan pengembangan Kawasan Usaha Agro
Terpadu di Kabupaten Pesisir Barat ditunjukkan pada gambar
berikut :

PASAR NASIONAL /
INTERNASIONAL PEMERINTAH
DAERAH

PRODUK MINYAK PRODUK SERABUT,


KELAPA, DESSICATED ARANG, NATA DE COCO,
COCO PEAT
COCONUT, SANTAN
KELAPA

UKM
Pengelola
PENDAMPING PETANI

Kawasan
Usaha Agro
Terpadu SABUT KELAPA,

TEMPURUNG DAN
KELAPA AIR KELAPA
BUTIRAN

BUTIRAN

Kelompok Kelompok
Tani/Masyaraka Tani/Masyaraka
t Petani Kelapa t Petani Kelapa

26 LEMBAGA SOSIAL Lembaga Lembaga Litbang


PERKELAPAAN Keuangan Teknologi

Profil Daerah Kabupaten Pesisir Barat


Pengembangan Kawasan Usaha Agroindustri Terpadu
2018
Dalam proses pengembangan ke depan, pengelola kawasan
akan memainkan peranan yang lebih besar dalam melayani UKM
dan para investor. Melalui jenis pelayanan atau jasa yang akan
dijual pengelola kawasan dapat melakukan survei pasar, kira-kira
jasa apa yang dapat dijual dalam kawasan usaha agro terpadu di
Kabupaten Pesisir Barat. Dalam menentukan biaya pelayanan
(service charge), pengelola kawasan harus berkoordinasi dengan
pemerintah daerah dan investor sehingga harga yang ditetapkan
dapat disepakati oleh berbagai pihak. Pada prinsipnya pengelola
kawasan akan menjadi fasilitator dalam proses pemanfaatan untuk
pengembangan dan investasi di dalam kawasan. Arahan tersebut
diharapkan dapat meningkatkan optimalisasi pemanfaatan produk
primer dan ikutan tanaman kelapa.di wilayah Kabupaten Pesisir
Barat.

27

Profil Daerah Kabupaten Pesisir Barat

Anda mungkin juga menyukai