PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dengan Bantuan Mesin Perontok Jagung ini
adalah;
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi komoditi tanaman pangan
khusunya jagung agar berdaya jual tinggi.
Kabupaten Pesisir Barat dengan ibukota Krui adalah salah satu dari lima
belas kabupaten/kota di wilayah Provinsi Lampung. Kabupaten ini dibentuk
berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2012 (Lembaran Negara Nomor
231, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5364) tentang Pembentukan
Kabupaten Pesisir Barat di Provinsi Lampung tertanggal 16 November 2012 dan
diundangkan pada tanggal 17 November 2012.
Analisis pada aspek geografi di Kabupaten Pesisir Barat perlu dilakukan
untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik lokasi dan wilayah, potensi
pengembangan wilayah, dan kerentanan wilayah terhadap bencana. Sedangkan
gambaran kondisi demografi, antara lain mencakup perubahan penduduk,
komposisi dan populasi masyarakat secara keseluruhan atau kelompok dalam
waktu tertentu di Kabupaten Pesisir Barat.
Gambar 2.1
Peta Administratif Kabupaten Pesisir Barat
c. Topografi
Lebih dari 60% wilayah Kabupaten Pesisir Barat merupakan wilayah
dengan kemiringan di atas 15%. Jika pengembangan wilayah pemukiman
melebar ke wilayah yang berlereng dan tidak datar harus dimbangi dengan
menjaga kestabilan ekosistem sekitar agar tidak merusak dan mengakibatkan
bencana terutama bencana tanah longsor. Bentuk fisik Kabupaten Pesisir
Barat saat ini relatif memanjang mengikuti jaringan jalan arteri. Dengan kondisi
fisik tersebut, kecenderungan pertumbuhan alamiah Kabupaten Pesisir Barat
adalah di sepanjang jalan arteri.
Secara Topografi Kabupaten Pesisir Barat dibagi menjadi 3 (tiga)
wilayah yaitu:
1. Daerah dataran rendah (ketinggian berkisar antara 0 - 600 meter dari
permukaan laut);
2. Daerah berbukit (ketinggian berkisar antara 600 - 1.000 meter dari
permukaan laut);
3. Daerah pegunungan (Daerah ketinggian berkisar antara 1.000 - 2.000
meter dari permukaan laut).
Keadaan wilayah sepanjang Pantai Pesisir Barat umumnya datar sampai
berombak dengan kemiringan berkisar 3% sampai 5%. Di bagian Barat Laut
Kabupaten Pesisir Barat terdapat gunung-gunung dan bukit, yaitu Gunung
d. Geologi
Sedangkan berdasarkan peta geologi Provinsi Lampung skala 1 :
250.000 yang disusun oleh S. Gafoer, TC Amin, Andi Mangga (1989), Pesisir
Barat terdiri dari batuan vulkan tua (Old Quarternary Young), Formasi Simpang
Aur, Formasi Ranau, Formasi Bal, Batuan Intrusive.
1. Pertambangan
Mengingat geologi wilayah Pesisir Barat cukup kompleks menyebabkan
keanekaragaman endapan mineral/bahan galian sebagai potensi alam yang
sangat bermanfaat. Sebaran bahan galian golongan A (strategis) yang
diperkirakan ada yaitu Batubara dan Radio aktif, tetapi masih perlu
dilakukan penelitian dan pengkajian lebih lanjut. Bahan galian golongan B
yang ada yaitu Emas, Perak, Timbal, Tembaga, Seng, Belerang, Pasir Besi,
Mangan dan sebagainya masih perlu penelitian secara mendetail. Bahan
galian golongan C meliputi Batu apung, Tufa, Perlit, Tras, Batuan Beku,
Batu Gamping, Marmer, Pasir, Krakas, Diatoxmi, Kaolin, Tanah Liat dan
sebagainya. Pengusahaan bahan galian ini masih diusahakan pada skala
kecil atau rumah tangga.Beberapa potensi sumberdaya pertambangan
yang sudah dimanfaatkan seperti terlihat pada Tabel 2.3.
e. Hidrologi
Wilayah Pesisir Barat di bagian barat mempunyai sungai-sungai yang
mengalir pendek dengan pola aliran dendritik yang menyebabkan daerah ini
ditandai dengan jarangnya banjir sebab pada saat musim hujan datang
bersamaan air tidak terkonsentrasi dan timing lagnya menjadi lambat. Delta
marine ditandai dengan agregat kasar hasil endapan aluvial vulkanik, hal ini
menyebabkan bila air besar muara sungai sering berpindah (meander).
Sungai-sungai yang berukuran pendek dan mengalir di lereng terjal seperti ini
sukar dikembangkan untuk irigasi, kecuali yang sudah mengalir di daerah delta
pantai, umumnya mudah dikembangkan walaupun masih terkena pengaruh
pasang surut laut.
Pada bagian timur Pesisir Barat merupakan daerah tangkapan air
(catchment area) sungai-sungai besar yang mengalir ke arah timur antara lain:
Way Besai, Way Seputih dan sebagainya. Proses erosi yang sudah lanjut,
besarnya material yang terangkut (sediment load) menyebabkan makin
cepatnya daerah ini mengalami kemiskinan unsur hara tanah. Dengan
berkurangnya flora penutup tanah dan sifat drainase tanah yang baik (terdiri
dari lempung pesiran bergeluh) praktis daya simpan air daerah ini sangat kecil,
ini menyebabkan fluktuasi aliran permukaan (run off) makin besar, sungai-
sungai yang mengalir ke sebelah timur menjadi terganggu kestabilannya.
Umumnya sungai-sungai yang mengalir ke sebelah barat masih stabil karena
didukung oleh banyaknya flora penutup tanah dan belum terganggunya air
tanah dangkal sebagai sumber mata air.
f. Klimatologi
Menurut Oldeman, Irsal L Darwis (1979), akibat pengaruh dari rantai
pegunungan Bukit Barisan, maka Pesisir Barat memiliki 2 (dua) zone
iklim yaitu:
1. Zone A (Jumlah bulan basah > 9 Bulan) terdapat di bagian barat Taman
Bukit Barisan Selatan Termasuk Krui dan Bintuhan.
TOTAL Rp 500.000.000