Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan Daerah merupakan suatu usaha yang sistematik dari


berbagai pelaku, baik umum, pemerintah, swasta, maupun kelompok
masyarakat lainnya pada tingkatan yang berbeda untuk menghadapi saling
ketergantungan dan keterkaitan aspek fisik, sosial ekonomi dan aspek
lingkungan lainnya sehingga peluang baru untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat daerah dapat ditangkap secara berkelanjutan.
Perekonomian Indonesia akan memiliki fundamental yang kuat jika
ekonomi kerakyatan telah menjadi pelaku utama yang produktif dan berdaya
saing tinggi. Salah satu sektor pembangunan ekonomi kerakyatan yang
memegang peranan penting dan strategis adalah sektor pertanian.
Pengalaman menunjukkan bahwa sektor pertanian memiliki ketangguhan
terhadap goncangan perekonomian global.
Sebagai daerah otonomi baru, Kabupaten Pesisir Barat memiliki
keterbatasan karena masih minimnya sarana dan prasarana untuk
pengembangan ekonomi dan wilayahnya, sehingga Pemerintah Provinsi
Lampung dan Pemerintah Pusat berkewajiban membantu dan memfasilitasi
percepatan terwujudnya kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Pesisir
Barat.
Dalam rangka melaksanakan otonomi daerah, Kabupaten Pesisir Barat
perlu melakukan berbagai upaya peningkatan kemampuan ekonomi,
penyiapan sarana dan prasarana pemerintahan, pemberdayaan, dan
peningkatan sumber daya manusia, serta pengelolaan sumber daya alam
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sumber daya alam dan jasa-
jasa lingkungan di wilayah Kabupaten Pesisir Barat yang dapat diandalkan
untuk pengembangan ekonomi kabupaten tersebut antara lain pertanian,
perkebunan, perikanan laut, koperasi, UMKM, perdagangan, perindustrian,
dan pariwisata.
Iklim di Negara kita sangat menunjang terhadap kegiatan sektor
pertanian. Sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencaharian
sebagai petani, walaupun saat ini pertanian kita agak terpuruk atau bisa
dikatakan pertanian kita kalah dengan negara lain khususnya dalam bidang

Proposal Bantuan Mesin Perontok Jagung Dirjen PDT Hal 1


teknologi pertanian. Pada tahun 1984 berkat upaya pemerintah melalui
program pembangunan pertanian terutama dalam pengadaan kebutuhan
pokok yaitu beras, untuk pertama kalinya Indonesia bisa mencapai
swasembada beras. Syukurlah pada tahun 2008 swasembada beras tercapai
lagi. Sebagai lanjutan program pemerintah dalam pembangunan pertanian
tidak hanya untuk mencapai swasembada beras, juga di titik beratkan pada
peningkatan kesejahteraan petani. Petani adalah pelaku utama dalam
pembangunan pertanian, juga bisa dikatakan petani adalah pelaku utama
perekonomian di Indonesia.
Akan tetapi tujuan pemerintah untuk meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani belum bisa dirasakan oleh petani itu sendiri. Banyak
sekali hambatan dalam mewujudkan program pemerintah, dalam hal ini ada
beberapa faktor yang mempegaruhi tersendatnya program pemerintah di
antaranya adalah :
a. Beralihnya tenaga kerja muda di pedesaan ke sektor industri.
b. Berkurangnya tenaga kerja dibidang pertanian.
c. Kurangnya penggunaan alat-alat pertanian yang lebih modern
d. Mahalnya alat-alat pertanian yang modern.

Dari perubahan tersebut di atas dampak yang dirasakan khususnya


oleh para petani yang tergabung pada Kelompok Tani Karya Makmur adalah
sulitnya mencari tenaga kerja untuk pengolahan lahan, sehingga pengolahan
lahan mempunyai rentang waktu yang lama, yang mengakibatkan sebagian
lahan petani menjadi tidak serentak dalam bercocok tanam. Peluang untuk
meningkatkan produktivitas jagung melalui sentuhan teknologi mekanisasi
pertanian masih cukup terbuka melalui pemanfaatan potensi yang ada dapat
dimanfaatkan secara optimal, melihat peluang yang ada di wilayah Kelompok
Tani Karya Makmur Pekon Pemerihan adalah pemenuhan kebutuhan
pengadaan Mesin Perontok Jagung untuk pengolahan lahan pertanian yang
cocok dengan kondisi hamparan kelompok.

1.2 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dengan Bantuan Mesin Perontok Jagung ini
adalah;
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi komoditi tanaman pangan
khusunya jagung agar berdaya jual tinggi.

Proposal Bantuan Mesin Perontok Jagung Dirjen PDT Hal 2


2. Untuk mempermudah masyrakat tani dalam kegiatan usaha taninya
khususnya masalah prosesing panen dan pasca panen tanaman pangan
padi di Kelompok Tani Karya Makmur.
3. Mengoptimalkan peningkatan produksi/produktivitas tanaman pangan padi
setiap musim tanam.
4. Efisiensi biaya atau menghemat biaya pengeluaran dan tenaga kerja.
5. Memperlancar kegiatan Kelompok beserta anggotanya untuk
mengembangkan usaha taninya sehingga dapat meningkatkan
pendapatan petani.

Proposal Bantuan Mesin Perontok Jagung Dirjen PDT Hal 3


BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN PESISIR BARAT

Kabupaten Pesisir Barat dengan ibukota Krui adalah salah satu dari lima
belas kabupaten/kota di wilayah Provinsi Lampung. Kabupaten ini dibentuk
berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2012 (Lembaran Negara Nomor
231, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5364) tentang Pembentukan
Kabupaten Pesisir Barat di Provinsi Lampung tertanggal 16 November 2012 dan
diundangkan pada tanggal 17 November 2012.
Analisis pada aspek geografi di Kabupaten Pesisir Barat perlu dilakukan
untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik lokasi dan wilayah, potensi
pengembangan wilayah, dan kerentanan wilayah terhadap bencana. Sedangkan
gambaran kondisi demografi, antara lain mencakup perubahan penduduk,
komposisi dan populasi masyarakat secara keseluruhan atau kelompok dalam
waktu tertentu di Kabupaten Pesisir Barat.

2.1 Aspek Geografi

Gambaran umum pada aspek geografis akan menjelaskan tentang luas


dan batas wilayah administrasi, letak dan kondisi geografis, topografi, geologi,
hidrologi, klimatologi dan penggunaan lahan di Kabupaten Pesisir Barat.
a. Letak, Luas dan Batas Wilayah
Kabupaten Pesisir Barat secara administratif terletak di ujung bagian
Barat Provinsi Lampung yang bagian barat wilayahnya merupakan garis pantai
Samudera Hindia dengan letak wilayah bagian Utara berbatasan dengan
Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu dan Kabupaten Lampung Barat, wilayah
bagian Timur dan Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tanggamus dan
wilayah bagian barat merupakan garis pantai Samudera Hindia. Kabupaten
Pesisir Barat Letak administratif ini menjadikan Kabupaten Pesisir Barat
sebagai lalu lintas penghubung antara kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu -
Kabupaten Pesisir Barat - Kabupaten Lampung Barat - Kabupaten
Tanggamus.
Wilayah Kabupaten Pesisir Barat memiliki luas ± 2.907,23 Km2 atau
8,39% dari Luas Wilayah Provinsi Lampung, memiliki garis pantai 221,5 Km
(Daratan dan garis pulau-pulau) dan garis pantai daratan 210 Km dengan
jumlah penduduk sebesar ± 156.276 jiwa dengan mata pencaharian pokok
sebagian besar penduduknya sebagai petani dan nelayan. Wilayah

Proposal Bantuan Mesin Perontok Jagung Dirjen PDT Hal 4


Kabupaten Pesisir Barat secara administratif terdiri dari 11 kecamatan dengan
116 desa (di Pesisir Barat disebut Pekon) dan 2 Kelurahan, dengan kecamatan
terluas adalah Kecamatan Bengkunat Belimbing dengan luas 943,70 Km² dan
kecamatan terkecil adalah Kecamatan Krui Selatan dengan luas 36,25 Km².
Tabel 2.1
Luas Wilayah Menurut Kecamatan
Kabupaten Pesisir Barat
Persentase
No Kecamatan Luas (Km²)
(%)
1 Pesisir Selatan 409,17 14,07
2 Pesisir Tengah 120,64 4,15
3 Pesisir Utara 84,27 2,9
4 Karya Penggawa 211,11 7,26
5 Lemong 454,97 15,65
6 Bengkunat 215,03 7,4
7 Ngambur 327,17 11,25
8 Bengkunat Belimbing 943,7 32,46
9 Way Krui 40,92 1,41
10 Krui Selatan 36,25 1,25
11 Pulau Pisang 64 2,2
Jumlah 2.907,23 100,00
Sumber: Pesisir Barat Dalam Angka, 2015

Batas wilayah administratif Kabupaten Pesisir Barat adalah sebagai berikut:


a. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Ujung Rembun, Desa Pancur Mas,
Desa Sukabanjar Kecamatan Lumbok Seminung, Desa Kubu Prahu
Kecamatan Balik Bukit, Desa Kutabesi, Desa Sukabumi Kecamatan Batu
Brak, Desa Sukamarga, Desa Ringinsari, Desa Sumber Agung, Desa
Tuguratu, Desa Banding Agung Kecamatan Suoh, Desa Hantatai, Desa
Tembelang, Desa Gunung Ratu Kecamatan Bandar Negeri Suoh
Kabupaten Lampung Barat, Desa Gunung Doh Kecamatan Bandar Negeri
Semuong, Desa Ngarit, Desa Rejosari, Desa Petekayu, Desa Sirnagalih
Kecamatan Ulu Belu, Desa Datar Lebuay Kecamatan Naningan Kabupaten
Tanggamus, Desa Way Beluah, dan Desa Melaya Kecamatan Banding
Agung Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Provinsi Sumatera Selatan;

Proposal Bantuan Mesin Perontok Jagung Dirjen PDT Hal 5


b. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Tampang Tua Kecamatan
Pematang Sawa, Desa Sedayu, Desa Sidomulyo Kecamatan Semaka
Kabupaten Tanggamus;
c. Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia; dan
d. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tebing Rambutan Kecamatan
Nasal Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu.
Posisi Kabupaten Pesisir Barat sebagai lalu lintas melalui jalur darat lintas
merupakan potensi pengembangan di sektor perdagangan, jasa, dan
transportasi. Posisi Kabupaten Pesisir Barat yang berada pada garis pantai
Samudera Hindia merupakan potensi di sektor perikanan dan kelautan dan
pengembangan sektor pariwisata yang dapat diandalkan untuk tingkat lokal
maupun internasional. Hal ini selaras dengan RPJMD Provinsi Lampung
Tahun 2015-2019 yang tercantum pada Misi 1 yaitu “Meningkatkan
Pembangunan Ekonomi dan Memperkuat Kemandirian Daerah” yang pada
penjabarannya difokuskan untuk pengembangan pariwisata unggulan Provinsi
Lampung dan juga selaras dengan tema pembangunan daerah Kabupaten
Pesisir Barat Tahun 2016 yaitu “Percepatan Peningkatan Ekonomi melalui
Pembangunan Infrastruktur, Ketahanan Pangan, Pengembangan Pariwisata
dan Energi”. Sebagai Daerah Otonomi Baru (DOB) yang baru berusia 4
(empat) tahun berjalan, Kabupaten Pesisir Barat diharapkan dapat bersaing
dengan kabupaten kabupaten lain dan dapat menjadi kabupaten yang mandiri
dengan melakukan percepatan pembangunan dan menggali potensi potensi
pertanian yang ada.

Gambar 2.1
Peta Administratif Kabupaten Pesisir Barat

Sumber : Ditjen Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum Tahun, 2014\

Proposal Bantuan Mesin Perontok Jagung Dirjen PDT Hal 6


b. Letak Kondisi Geografis
Kabupaten Pesisir Barat merupakan kota strategis yang berada di ujung
bagian Barat Provinsi Lampung yang terletak pada koordinat : 4°, 40’, 0” - 6°,
0’, 0” Lintang Selatan dan 103°, 30’, 0” - 104°, 50’, 0” Bujur Timur. Kabupaten
Pesisir Barat memiliki posisi geostrategis karena berada pada jalur lalu lintas
ekonomi Provinsi Lampung dengan Provinsi lain yaitu Provinsi Bengkulu dan
Sumatera Selatan dan merupakan jalur lintas darat alternatif Provinsi-provinsi
di sebelah barat sumatera yang akan ke Pulau Jawa. Selain sebagai jalur
lintas darat alternatf Kabupaten Pesisir Barat juga menjadi penghubung jalur
lintas udara bagi pesawat-pesawat perintis melalui Bandara Seray Kabupaten
Pesisir Barat. Sebagai Kabupaten yang sebagian besar wilayah selatannya
berbatasan langsung dengan Samudera Hindia potensi pengembangan jalur
laut dapat dilakukan. Penggunaan kembali dan perbaikan pelabuhan-
pelabuhan yang terdapat di Kabupaten Pesisir Barat seperti Pelabuhan
Nusantara dan Pelabuhan Kuala Stabas perlu dilakukan sebagai penambahan
jalur alternatif akses dari dan menuju wilayah-wilayah lain.

c. Topografi
Lebih dari 60% wilayah Kabupaten Pesisir Barat merupakan wilayah
dengan kemiringan di atas 15%. Jika pengembangan wilayah pemukiman
melebar ke wilayah yang berlereng dan tidak datar harus dimbangi dengan
menjaga kestabilan ekosistem sekitar agar tidak merusak dan mengakibatkan
bencana terutama bencana tanah longsor. Bentuk fisik Kabupaten Pesisir
Barat saat ini relatif memanjang mengikuti jaringan jalan arteri. Dengan kondisi
fisik tersebut, kecenderungan pertumbuhan alamiah Kabupaten Pesisir Barat
adalah di sepanjang jalan arteri.
Secara Topografi Kabupaten Pesisir Barat dibagi menjadi 3 (tiga)
wilayah yaitu:
1. Daerah dataran rendah (ketinggian berkisar antara 0 - 600 meter dari
permukaan laut);
2. Daerah berbukit (ketinggian berkisar antara 600 - 1.000 meter dari
permukaan laut);
3. Daerah pegunungan (Daerah ketinggian berkisar antara 1.000 - 2.000
meter dari permukaan laut).
Keadaan wilayah sepanjang Pantai Pesisir Barat umumnya datar sampai
berombak dengan kemiringan berkisar 3% sampai 5%. Di bagian Barat Laut
Kabupaten Pesisir Barat terdapat gunung-gunung dan bukit, yaitu Gunung

Proposal Bantuan Mesin Perontok Jagung Dirjen PDT Hal 7


Pugung (1.964 m), Gunung Sebayan (1.744 m), Gunung Telalawan (1.753 m)
dan Gunung Tampak Tunggak (1.749 m). Dengan kondisi topografi tersebut,
maka kawasan permukiman pada umumnya berlokasi di daerah yang relatif
datar, tetapi dengan kondisi luas lahan yang terbatas ada kemungkinan arah
pengembangan pemukiman ke daerah-daerah yang bertopografi dan kolektor
kontur tajam.
Tabel 2.2
Nama Gunung dan Tingginya
Kabupaten Pesisir Barat

No Kecamatan Tinggi (m) Letak

1. Gunung Sebayan 1.774 Pesisir Tengah


2. Gunung Pugung 1.964 Pesisir Utara
3. Gunung Telalawan 1.753 Pesisir Utara
4. Gunung Tampak 1.749 Pesisir Utara
Tunggak
Sumber: BPS Lampung Barat, 2013

d. Geologi
Sedangkan berdasarkan peta geologi Provinsi Lampung skala 1 :
250.000 yang disusun oleh S. Gafoer, TC Amin, Andi Mangga (1989), Pesisir
Barat terdiri dari batuan vulkan tua (Old Quarternary Young), Formasi Simpang
Aur, Formasi Ranau, Formasi Bal, Batuan Intrusive.
1. Pertambangan
Mengingat geologi wilayah Pesisir Barat cukup kompleks menyebabkan
keanekaragaman endapan mineral/bahan galian sebagai potensi alam yang
sangat bermanfaat. Sebaran bahan galian golongan A (strategis) yang
diperkirakan ada yaitu Batubara dan Radio aktif, tetapi masih perlu
dilakukan penelitian dan pengkajian lebih lanjut. Bahan galian golongan B
yang ada yaitu Emas, Perak, Timbal, Tembaga, Seng, Belerang, Pasir Besi,
Mangan dan sebagainya masih perlu penelitian secara mendetail. Bahan
galian golongan C meliputi Batu apung, Tufa, Perlit, Tras, Batuan Beku,
Batu Gamping, Marmer, Pasir, Krakas, Diatoxmi, Kaolin, Tanah Liat dan
sebagainya. Pengusahaan bahan galian ini masih diusahakan pada skala
kecil atau rumah tangga.Beberapa potensi sumberdaya pertambangan
yang sudah dimanfaatkan seperti terlihat pada Tabel 2.3.

Proposal Bantuan Mesin Perontok Jagung Dirjen PDT Hal 8


Tabel 2.3
Potensi Sumberdaya Pertambangan
Kabupaten Pesisir Barat

No Potensi Produksi Desa Kecamatan

1. Pasir 2.314³ Tulung Bamban Pesisir Tengah


2. Batu 1.215³ Tebakak Karya Penggawa
Andesit Kota Jawa Bengkunat
Belimbing
Lemong Lemong

3. Pasir Besi 25.613³ Baturaja Pesisir Utara


Pelita Jaya Pesisir Selatan
Malaya Lemong
Bandar Pugung Lemong
Sumber: BPS Lampung Barat, 2013
2. Energi
Daerah Pesisir Barat cukup kaya akan berbagai sumber daya energi seperti
gas bumi/panas bumi, tenaga air (air terjun, air deras dan gelombang laut,
tenaga angin dan sebagainya). Perlu diadakan penelitian dan
pengembangan lebih lanjut terhadap sumber energi tersebut agar dapat
digunakan sebagai energi alternatif yang dapat dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Pada Tabel 2.4 menunjukan
pemanfaatan energi alternatif sebagai sumber listrik.
Tabel 2.4
Pembangkit Listrik Tenaga Micro Hydro (PLTMH)
Kabupaten Pesisir Barat
Sumber Lokasi
Produksi
Energi Desa Kecamatan
Pembangkit 3.22 MW Tanjung Rejo Bengkunat
Listrik Belimbing
Tenaga 2-2.5 MW Way Ngambur Bengkunat
Mikro Hydro 2-2.5 MW Way Tembulih Ngambur
(PLTMH) 69 KW Ulok Mukti Ngambur
4.57 MW Way Simpang Kanan, Karya Penggawa
Laay
8-20 MW Way Simpang Kiri, Laay Karya Penggawa
7.21 MW Way Simpang Balak Pesisir Utara

Proposal Bantuan Mesin Perontok Jagung Dirjen PDT Hal 9


3.81 MW Way Simpang Lunik Pesisir Utara
1.25 MW Khampang Kota Karang Pesisir Utara
2-2.5 MW Way Malaya Lemong
4.20 MW Way Melesom Lemong
2.13 MW Way Halami Lemong
Sumber: Dinas PU PE Kabupaten Pesisir Barat, 2015

e. Hidrologi
Wilayah Pesisir Barat di bagian barat mempunyai sungai-sungai yang
mengalir pendek dengan pola aliran dendritik yang menyebabkan daerah ini
ditandai dengan jarangnya banjir sebab pada saat musim hujan datang
bersamaan air tidak terkonsentrasi dan timing lagnya menjadi lambat. Delta
marine ditandai dengan agregat kasar hasil endapan aluvial vulkanik, hal ini
menyebabkan bila air besar muara sungai sering berpindah (meander).
Sungai-sungai yang berukuran pendek dan mengalir di lereng terjal seperti ini
sukar dikembangkan untuk irigasi, kecuali yang sudah mengalir di daerah delta
pantai, umumnya mudah dikembangkan walaupun masih terkena pengaruh
pasang surut laut.
Pada bagian timur Pesisir Barat merupakan daerah tangkapan air
(catchment area) sungai-sungai besar yang mengalir ke arah timur antara lain:
Way Besai, Way Seputih dan sebagainya. Proses erosi yang sudah lanjut,
besarnya material yang terangkut (sediment load) menyebabkan makin
cepatnya daerah ini mengalami kemiskinan unsur hara tanah. Dengan
berkurangnya flora penutup tanah dan sifat drainase tanah yang baik (terdiri
dari lempung pesiran bergeluh) praktis daya simpan air daerah ini sangat kecil,
ini menyebabkan fluktuasi aliran permukaan (run off) makin besar, sungai-
sungai yang mengalir ke sebelah timur menjadi terganggu kestabilannya.
Umumnya sungai-sungai yang mengalir ke sebelah barat masih stabil karena
didukung oleh banyaknya flora penutup tanah dan belum terganggunya air
tanah dangkal sebagai sumber mata air.

f. Klimatologi
Menurut Oldeman, Irsal L Darwis (1979), akibat pengaruh dari rantai
pegunungan Bukit Barisan, maka Pesisir Barat memiliki 2 (dua) zone
iklim yaitu:
1. Zone A (Jumlah bulan basah > 9 Bulan) terdapat di bagian barat Taman
Bukit Barisan Selatan Termasuk Krui dan Bintuhan.

Proposal Bantuan Mesin Perontok Jagung Dirjen PDT Hal 10


2. Zone BL (Jumlah bulan basah 7 - 9 bulan) terdapat di bagian timur Taman
Nasional Bukit Barisan Selatan.
Berdasarkan curah hujan dari Badan Meteorologi dan Geofisika, curah
hujan Pesisir Barat berkisar antara 2.500–3.500 milimeter per tahun atau 140–
221 milimeter per bulan. Tinggi curah hujan di Kabupaten Pesisir Barat terbagi
atas:
1. Curah hujan antara 2500 – 3000 mm pertahun
2. Curah hujan antara 3000 – 3500 mm pertahun
Secara umum Kabupaten Pesisir Barat beriklim tropis humid dengan angin
laut lembab yang bertiup dari Samudera Indonesia dengan 2 (dua)
angin/musim setiap tahunnya. Pada bulan November sampai dengan bulan
Maret angin bertiup dari arah barat dan barat laut, bulan Juli sampai dengan
Agustus angin bertiup dari arah timur dan tenggara dengan kecepatan angin
rata-rata 70 km/hari. Temperatur udara maksimum 33°C dan temperatur
minimum 22°C. Rata-rata kelembaban udara sekitar 80-88 persen, akan
semakin tinggi pada daerah yang lebih rendah.

g. Penggunaan Lahan untuk Sektor Pertanian


Di Kabupaten Pesisir Barat, Sektor Pertanian masih merupakan salah
satu pilar utama bagi perkembangan wilayah dan selalu dapat memberikan
kontribusi yang besar terhadap PDRB Kabupaten Pesisir Barat. Dukungan
Sektor Pertanian terhadap PDRB dicapai melalui peningkatan produksi
tanaman pangan dan hortikultura. Luas lahan pertanian Pesisir Barat
mencapai 16.752 Ha, dengan 51,30% atau 8.594 Ha diperuntukkan sebagai
lahan persawahan. Dari luas lahan tersebut tanaman padi menjadi komoditas
unggulan dari Sektor Pertanian, disamping jagung, ubi kayu dan ubi jalar.
Jumlah produksi tanaman pangan di Kabupaten ini tercatat: padi (87.250
ton/tahun), jagung (19.706 ton/tahun), kedelai (86 ton/ tahun), ubi kayu (4.730
ton/tahun) dan ubi jalar (828 ton/tahun).
Meskipun Kabupaten Pesisir Barat bukan merupakan sentra dari produksi
tanaman padi di Provinsi Lampung, tetapi mampu memberikan kontribusi yang
cukup signifikan dalam mendukung program pemerintah Provinsi Lampung
dalam hal ketahanan pangan dan kemandirian pangan menuju kedaulatan
pangan. Pada Sub-sektor Hortikultura, Kabupaten Pesisir Barat juga
merupakan penghasil tanaman sayuran dan buah-buahan, dengan komoditas
utama adalah kacang panjang, kacang tanah, dan cabe merah.

Proposal Bantuan Mesin Perontok Jagung Dirjen PDT Hal 11


BAB III
RENCANA KEGIATAN

3.1 Ruang Lingkup Kegiatan

Bantuan Mesin Perontok Jagung merupakan kegiatan berupa bantuan


hibah mesin pasca panen untuk komoditas jagung
3.2 Nama Penerima Bantuan
Nama Penerima Bantuan ini adalah Kelompok Tani Karya Makmur dan
Kelompok Tani Mugi Jaya.
3.3 Lokasi Penerima Bantuan
Lokasi Penerima Bantuan adalah di Pekon Pemerihan (Kelompok Tani
Karya Makmur) Kecamatan Bangkunat dan Pekon Sukanegara Kecamatan
Ngambur (Kelompok Tani Mugi Jaya) Kabupaten Pesisir Barat Provinsi
Lampung.
3.4 Kondisi Lokasi Penerima Bantuan
Kondisi Lokasi untuk pelaksanaan bantuan Mesin Perontok Jagung
pada lahan Kelompok Tani Karya Makmur dan Mugi Jaya adalah sebagai
berikut :
a. Tersedianya jalan ke lokasi pengolahan hasil pasca panen jagung.
b. Memungkinkannya penggunaan Mesin Perontok Jagung pada lokasi
pengolahan pasca panen jagung.
3.5 Anggaran Kegiatan
Untuk mewujudkan kegiatan ini tidak terlepas dari dukungan pemerintah
pusat dalam hal ini Dirjen Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT)
Kementerian Desa, PDT, Transmigrasi Republik Indonesia. Adapun Rencana
anggaran biaya untuk sebagai berikut :

Uraian Unit Satuan Harga Total


Bantuan Alat 18 Paket Rp 277.777.777 Rp 1.500.000.000
 Mesin Perontok
Jagung
- Merk : Agrindo
- Type PJ700BR

TOTAL Rp 500.000.000

3.5 Anggaran Kegiatan


Adapun Spesifikasi Mesin Perontok Jagung yang kami ajukan adalah
sebagai sebagai berikut :

Proposal Bantuan Mesin Perontok Jagung Dirjen PDT Hal 12


Merk Agrindo
Model PJ700BR (Blower + Roda)
Kapasitas 1,5 – 2 ton/jam
Motor Penggerak
Jenis Motor Diesel
Merk Diamond
Model DI800H
Silinder 1
Bahan Bakar Solar
Pendingin Air
Stater Engkol

3.7. Sistem Pengelolaan


Bantuan yang kami ajukan, akan kami kelola dengan sistem sebagai berikut :
1. Kami menunjuk 2 orang sebagai operator Mesin Perontok Jagung
2. Operator hand traktor mendapatkan 50% dari hasil sewa
3. Pemupukan modal kelompok sebesar 20%
4. Biaya perawatan dan bahan bakar sebesar 30%

Proposal Bantuan Mesin Perontok Jagung Dirjen PDT Hal 13


BAB IV
PENUTUP

Demikian usulan kegiatan Bantuan Mesin Perontok Jagung di Kabupaten


Pesisir Barat ini disusun sebagai upaya peningkatan ekonomi daerah dan
kesejahteraan masyarakat Pesisir Barat. Kerja sama antara pemerintah sangat
menentukan keberhasilan dan keberlanjutan program ini. Bantuan Mesin
Perontok Jagung yang diberikan kepada pelaku usaha akan sangat mendukung
upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat tani.

BUPATI PESISIR BARAT,

Dr. Drs. H. AGUS ISTIQLAL.,SH.,MH

Proposal Bantuan Mesin Perontok Jagung Dirjen PDT Hal 14

Anda mungkin juga menyukai