DOSEN PENGAMPU:
Sriany Ersina S.T.,M.T
DISUSUN OLEH:
Muh. Riski Aprianto
60100120011
2022
DAFTAR ISI
SAMPUL
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN ...............................................................................................................3
A. Latar Belakang ......................................................................................................................3
B. Tujuan....................................................................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN KAWASAN ....................................................................................................4
A. Tata Guna Lahan ...................................................................................................................4
B. Profil Kelurahan Pisang Utara...............................................................................................8
1. Kondisi Geografi ...............................................................................................................8
2. Kondisi Demografi ............................................................................................................9
3. Kondisi Psikografi .............................................................................................................9
4. Pola Komunikasi .............................................................................................................10
BAB 3 PEMBAHASAN ................................................................................................................12
A. Bentuk Dan Massa Bangunan .............................................................................................13
B. Sirkulasi Parkir ....................................................................................................................14
C. Ruang Terbuka ....................................................................................................................15
D. Pedestrian ............................................................................................................................15
E. Simbol dan Penanda ............................................................................................................16
F. Aktifitas Pendukung ............................................................................................................16
G. Preservasi dan konservasi....................................................................................................17
H. Negosiasi Program ..............................................................................................................17
I. Analisis SWOT ...................................................................................................................19
J. Manajemen Proyek ..............................................................................................................19
K. Pengembangan Konsep Desain ...........................................................................................20
L. Pengembangan Konsep Desain ...........................................................................................20
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jalan adalah suatu sarana transportasi darat yang mempunyai peranan penting untuk
mengembangkan potensi suatu wilayah, sehingga semua wilayah dapat mencapai tingkat
perkembangan yang merata. Pembangunan jalan dimaksudkan untuk mempermudah
hubungan dari suatu daerah ke daerah lain dan meningkatkan tingkat ekonomi masyarakat.
Tahap perencanaan pada proyek pembuatan jalan, khususnya jalan baru, memegang
peranan yang penting. Faktor ekonomi, kondisi lingkungan, sifat tanah dasar, beban lalu
lintas, fungsi jalan dan beberapa faktor lainnya harus dipertimbangkan dalam
merencanakan lapis perkerasan. Hal ini dilakukan untuk memberikan kenyamanan pada
pengendara selama umur rencana perkerasan karena lapis perkerasan berfungsi untuk
menerima beban serta menyalurkan beban lalu lintas agar tidak menimbulkan kerusakan
yang parah pada perkerasan.
Terdapat pendekatan yang bisa digunakan untuk mengkaji perencanaan desain
jalan, di antaranya yakni metode empiris dan metode mekanistik-empiris. Pendekatan
empirik dikembangkan berdasarkan pengalaman penelitian dari jalan-jalan yang dibuat
khusus untuk penelitian atau dari jalan yang sudah ada dengan menggunakan persamaan,
tabel, dan gambar untuk menilai performa perkerasan lentur. Sedangkan, metode
mekanistik-empiris adalah metode yang didasarkan pada kaidah teoritis dan karakteristik
material, dilengkapi dengan perhitungan secara eksak terhadap respons struktur perkerasan
terhadap beban sumbu kendaraan. Prinsip utama metode mekanistik untuk perkerasan
lentur yaitu dengan mengasumsikan perkerasan jalan menjadi suatu struktur “multi-layer
(elastic) structure”. Tegangan (stress), regangan (strain), dan lendutan (deflection) adalah
respon dari material perkerasan yang mengalami pembebanan.
B. Tujuan
Mahasiswa mampu menyusun landasan konsepsual dan sketsa desain perancangan
berdasarkan analisis masalah dan infrastruktur pendukung Kawasan.
3
BAB 2
TINJAUAN KAWASAN
Letak Wilayah Sulawesi Selatan 0o12’ – 8’ Lintang Selatan dan 116o48’ – 122o36’ Bujur
Timur yang dibatasi Sebelah Utara Sulawesi Barat, Sebelah Timur Teluk Bone dan Sulawesi
Tenggara, Sebelah Barat Selat Makassar, Sebelah Selatan Laut Flores. luas Wilayah Sulawesi
Selatan 46.717,48 km2 .
4
Gambar 2.2 Peta Kota Makassar
Luas Wilayah Kota Makassar tercatat 175,77 km2 . Secara administrasi Kota
Makassar dibagi menjadi 15 kecamatan dengan 153 kelurahan. Pada akhir tahun 2019,
wilayah administrasi Kota Makassar terdiri dari 15 kecamatan, berikut dibawah ini adalah
daftar kecamatan yang terdapat di kota Makassar:
1.Biringkanaya 9. Sangkarrang
2.Bontoala 10.Tallo
3.Makassar 11.Tamalanrea
4.Mamajang 12.Tamalate
7.Panakkukang 15.Wajo
8.Rappocini
5
Gambar 2.3 Peta Rtrw Kota Makassar 2015-2034
Sumber:Perda Rtrw 2015-2034
Gambar 2.4 Peta Kecamatan Ujung Pandang Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan
6
Lokasi yang dipilih berada pada kelurahan pisang utara yaitu pada Kawasan
perdagangan dan jasa. Lokasi juga dipilih berdasarkan jumlah penduduk terbanyak yaitu rw
4 dengan jumlah penduduk berjumlah 3.585 jiwa.
b. Batas Wilayah
• Timur : Kelurahan Lariangbanggi Kecamatan
Makassar
• Barat : Kelurahan Baru Kecamatan Ujung Pandang
• Utara : Kelurahan Pattunuang Kecamatan Wajo
• Selatan : Kelurahan Lajangiru Kecamatan Ujung
Pandang
d. Orbitasi
• Jarak ke Ibukota Kecamatan : ± 1 Km
• Jarak ke Ibukota Kab/kota : ± 200 m
• Jarak ke Ibukota Provinsi : ± 500 m
e. Lembaga Pendidikan
• Jumlah Play Group/TPA : 1 Buah
• Jumlah TK : 1 Buah
• Jumlah SD : 4 Buah
• Jumlah SMP : 2 Buah
• Jumlah SMA :-
• Universitas :-
2. Kondisi Demografi
Kelurahan Pisang Utara kecamatan Ujung Pandang adalah wilayah yang mempunyai
etnis yang heterogeny, dimana berada pada Kota Makassar. Populasi masyarakat di
Kelurahan Pisang Utara pada umumnya merupakan dominan etnis Bugis-Makassar.
Agama yang menjadi keyakinan penduduk mayoritas adalah Islam.
3. Kondisi Psikografi
➢ Kebiasaan Masyarakat; Pola hubungan sosial masyarakat Lette Kecamatan Mariso
sangat dinamis karena banyaknya suku atau etnis pendatang dari luar kota, terutama
suku Makassar dan bugis yang sebagian besar adalah para pedagang. Tuntutan
untuk mempertahankan budaya lokal sedikit longgar yang dipengaruhi oleh para
pendatang dari luar tadi, hal itu membuat masyarakat lokal terpengaruh akan pola
pikir yang dibawa oleh kaum urban tersebut, selain etnis makassar dan bugis juga
etnis lain seperti china, jawamembawa pengaruh yang kuat dan jawa juga terlibat
dalam proses interaksi budaya dan pola pikir sehingga symbol-simbol local pada
masyarakat kelurahan mengalami pergeseran, namun hal itu bukanlah suatu bentuk
dari ekspansi budaya melainkan suatu bentuk kerukunan sosial dan solidaritas
budaya yang mengarah pada peningkatan etos saling berbagi dalam pembangunan.
9
strategi-strategi dan rembug-rembug masyarakat setempat tentulah setelah kegiatan
merekaselesai.
4. Pola Komunikasi
➢ Penguasaan Bahasa ; Dominan bahasa yang dipakai masyarakat Kelurahanlette
Kecamatan Mariso adalah Bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari hari khususnya
pada kegiatan perekonomian dan sosial, namun pada hubungan keluarga tetaplah
digunakan bahasa suku permasing- masing suku yang bersangkutan seperti suku
makassar dengan memakai bahasa makassar, suku bugis dengan memakai suku
bugis dan suku Jawa tetap menggunakan bahasa Jawa.
Gambar 2.7 Peta Kelurahan Pisang Utara Kecamatan Ujung Pandang Kota Makassar
a. Kependudukan
• Jumlah Laki-laki : 1.850 Jiwa
• Jumlah Perempuan : 1.920 Jiwa
• Jumlah Kepala Keluarga : 1.190 KK
• Kepadatan Penduduk : … Rasio
10
b. Jumlah Penduduk menurut Agama
Laki-laki Perempuan Jumlah
• Islam : 1.131 962 2.093
• Kristen : 400 448 848
• Katolik : 120 135 255
• Hindu : 74 189 263
• Budha : 125 186 311
• total jumlah : 1.850 1.920 3.270
Gambar 2.8 Daftar Nama PJ Ketua RT/RW Mulai Bulan Maret S/D Sekarang tahun 2022
11
BAB 3
PEMBAHASAN
KAWASAN
PERDAGANGAN KAWASAN
DAN JASA PEMUKIMAN
12
Gambar 3.3 Kawasan Perdagangan dan jasa
A. Bentuk Dan Massa Bangunan
Building form and massing membahas mengenai bagaimana bentuk dan massa-massa
bangunan yang ada dapat membentuk suatu kota serta bagaimana hubungan antar-massa
(banyak bangunan) yang ada. Pada penataan suatu kota, bentuk dan hubungan antar-massa
seperti ketinggian bangunan, jarak antar-bangunan, bentuk bangunan, fasad bangunan, dan
sebagainya harus diperhatikan sehingga ruang yang terbentuk menjadi teratur, mempunyai
garis langit - horizon (skyline) yang dinamis serta menghindari adanya lost space (ruang
tidak terpakai).
13
B. Sirkulasi Parkir
Sirkulasi adalah elemen perancangan kota yang secara langsung dapat membentuk dan
mengkontrol pola kegiatan kota, sebagaimana halnya dengan keberadaan sistem
transportasi dari jalan publik, pedestrian way, dan tempat?tempat transit yang saling
berhubungan akan membentuk pergerakan (suatu kegiatan). Sirkulasi di dalam kota
merupakan salah satu alat yang paling kuat untuk menstrukturkan lingkungan perkotaan
karena dapat membentuk, mengarahkan, dan mengendalikan pola aktivitas dalam suatu
kota. Selain itu sirkulasi dapat membentuk karakter suatu daerah, tempat aktivitas dan lain
sebagainya
14
C. Ruang Terbuka
Berbicara tentang ruang terbuka (open space) selalu menyangkut lansekap. Elemen
lansekap terdiri dari elemen keras (hardscape seperti : jalan, trotoar, patun, bebatuan dan
sebagainya) serta elemen lunak (softscape) berupa tanaman dan air. Ruang terbuka biasa
berupa lapangan, jalan, sempadan sungai, green belt, taman dan sebagainya. Dalam
perencanan open space akan senantiasa terkait dengan perabot taman/jalan (street
furniture). Street furniture ini bisa berupa lampu, tempat sampah, papan nama, bangku
taman dan sebagainya. Menurut S Gunadi (1974) dalam Yoshinobu Ashihara, ruang luar
adalah ruang yang terjadi dengan membatasi alam. Ruang luar dipisahkan dengan alam
dengan memberi “frame”, jadi bukan lam itu sendiri (yang dapat meluas tak terhingga).
D. Pedestrian
Elemen pejalan kaki harus dibantu dengan interaksinya pada elemen-elemen dasar desain
tata kota dan harus berkaitan dengan lingkungan kota dan pola-pola aktivitas sertas sesuai
dengan rencana perubahan atau pembangunan fisik kota di masa mendatang. Perubahan-
perubahan rasio penggunaan jalan raya yang dapat mengimbangi dan meningkatkan arus
pejalan kaki dapat dilakukan dengan memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut : A.
Pendukung aktivitas di sepanjang jalan, adanya sarana komersial seperti toko, restoran,
café. B. Street furniture berupa pohon-pohon, rambu-rambu, lampu, tempat duduk, dan
sebagainya.
15
E. Simbol dan Penanda
Penandaan yang dimaksud adalah petunjuk arah jalan, rambu lalu lintas, media iklan, dan
berbagai bentuk penandaan lain. Keberadaan penandaan akan sangat mempengaruhi
visualisasi kota, baik secara makro maupun mikro, jika jumlahnya cukup banyak dan
memiliki karakter yang berbeda. Sebagai contoh, jika banyak terdapat penandaan dan tidak
diatur perletakannya, maka akan dapat menutupi fasad bangunan di belakangnya. Dengan
begitu, visual bangunan tersebut akan terganggu. Namun, jika dilakukan enataan dengan
baik, ada kemungkinan penandaan tersebut dapat menambah keindahan visual bangunan di
belakangnya.
16
G. Preservasi dan konservasi
Preservasi dalam perancangan kota adalah perlindungan terhadap lingkungan tempat
tinggal (permukiman) dan urban places (alun-alun, plasa, area perbelanjaan) yang ada dan
mempunyai ciri khas, seperti halnya perlindungan terhadap bangunan bersejarah. Manfaat
dari adanya preservasi antara lain: a. Peningkatan nilai lahan b. Peningkatan nilai
lingkungan c. Menghindarkan dari pengalihan bentuk dan fungsi karena aspek komersial
d. Menjaga identitas kawasan perkotaan e. Peningkatan pendapatan dari pajak dan retribusi.
17
18
I. Analisis SWOT
Tabel 3.2 Analisis SWOT
J. Manajemen Proyek
Tabel 3.3 Manajemen Proyek
19
K. Pengembangan Konsep Desain
Isu utama yang lebih utama dalam permasalahan lokasi survei adalah
1.kondisi drainase yang rusak sehingga perlu perbaikan dan penataan ulang
2.tidak ada pembatas jalan dan jalur pedestrian sehinga banyak parkir liar
3.penataan area terbuka kanal dengan diberikan pembatas
4.desain ulang massa bangunan agar jalur pedestrian dapat dibuat dan difungsikan dengan
baik
Dengan isu diatas konsep penyelesaian desain berfokus pada drainase,pedistrian,dan ruang
terbuka .
20
Gambar 2313 Konsep desain jalur pejalan kaki Kawasan Rw 4
Penataan massa bangunan termasuk dalam konsep penyempurnaan fungsi dari jalur pedestrian
dan drainase.
1.penggunaan gaya arsitektur modern dengan membuat bangunan sesuai fungsinya sebagai ruko
sekaligus tempat tinggal.
2.memberikan space pada area depan bangunan agar konsumen dapat memarkir kendaraanya
didalam tidak lagi dijalan.
21