Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KULIAH KERJA LAPANGAN II (KKL II)

“Profil Desa Mata Indaha Kecamatan Pasi Kolaga Kabupaten Muna ”

OLEH :

IRFAN TATO
R1B118005

JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................2
A. PENDAHULUAN......................................................................................................3
B. TUJUAN DAN MANFAAT......................................................................................4
1. TUJUAN................................................................................................................4
2. Manfaat..................................................................................................................4
C. METODE PENGAMATAN......................................................................................4
D. PEMBAHASAN........................................................................................................5
1. Konsep Jarak Desa Mataindaha..............................................................................6
2. Kondisi morfologi desa Mataindaha.......................................................................7
3. Pengunaan Lahan...................................................................................................7
4. Potensi Desa, kabupaten dan kota..........................................................................8
5. Budaya Desa mataindaha.....................................................................................11
A. PENDAHULUAN
Desa dan kelurahan adalah dua satuan pemerintahan terendah di
Indonesia. Akan tetapi, keduanya memiliki prosedur pemilihan
kepemimpinan yang berbeda. Kepala desa dipilih langsung oleh rakyat,
disebutkan dalam pasal 34 ayat 1 Undang Undang Nomor 06 tahun 2014,1
bahwa kepala desa dipilih langsung oleh penduduk desa. Sedangkan lurah
dipilih langsung oleh bupati/wali kota atas usul dari camat, disebutkan
dalam pasal 3 ayat 3 Peraturan Pemerintah Nomor 73 tahun 2005. 2
Desa pada umumnya ditinggali oleh sejumlah orang yang saling
mengenal, suka bergotong royong, memiliki adat istiadat yang relatif
sama dan mempunyai tata cara sendiri dalam mengatur kehidupan
masyarakatnya. Sebagian besar mata pencaharian masyarakatnya adalah
bertani atau menjadi nelayan.
Informasi tentang desa merupakan hal yang penting untuk memberikan
informasi kepada masyarakat. Bagi masyarakat, biasanya informasi mengenai
desa didapatkan pada saat ada kegiatan desa. Namun walaupun telah mengikuti
kegiatan tersebut tetapi masih banyak masyarakat yang belum mengetahui secara
detail mengenai desanya sendiri. Masyarakat banyak yang kesulitan dalam
mengetahui informasi tentang program serta prosedur layanan yang ada didesa.
Ini disebabkan karena kurangnya sosialisasi yang diadakan oleh desa terutama
bagi masyarakat yang pekerjaannya petani. Informasi yang tersusun dengan rapi
dan baik akan mempermudah masyarakat untuk mendapatkan informasi
mengenai desa. Permasalahan diatas dapat diselesaikan dengan adanya sebuah
Materi dimana materi ini memuat tentang profil desa.
B. TUJUAN DAN MANFAAT

1. TUJUAN

Tujuan Membuat dari tulisan ini adalah

 Mengetahui cara membuat profil Desa Mata Indaha

 Mengetahui cara interpretasi citra

 Mengetahui cara membuat peta penggunaan lahan

2. Manfaat

 Dapat membuat profil desa

 Dapat menginterpretasi citra

 Dapat membuat peta penggunaan lahan

C. METODE PENGAMATAN

Dalam pengamatan ini adalah seluruh wilayah di desa Mata Indaha


menjadi sampel (total sampling). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
cara mendonwload Shapefile Administrasi Sultra 2019 dan Data Citra Sas Planet.
Bahan dan alat yang digunakan adalah citra Sas Planet tahun 2019 Serta
Shapefile Administrasi Sultra 2019, software ArcGIS 4.2, software Google Earth
dan software Microsoft Excel . Pada software Arcgis 10.4 di tambahakan pada
add data yaitu Citra Sas Planet dan Shapefile administrasi Sultra kemudian
membuat batasan wilayah kelurahan, mendigitasi dengan point untuk lokasi
Rumah, menentukan koordinat Rumah menggunakan software Google Earth,
setelah itu melakukan tahap layouting peta. Tahap selanjutnya adalah melakukan
klasifikasi penggunaan lahan dengan menggunakan metode digitasi on-screen
pada citra Sas Planet, mengkalasifikasikan setiap objek yang sama pada hasil
digitasi citra, menghitung luasan setiap jenis penggunaan lahan menggunakan
software Microsoft Excel dan terakhir melakukan Layouting peta
D. PEMBAHASAN

PETA CITRA DESA MATA INDAHA, KECAMATAN PASI KOLAGA, KABUPATEN MUNA

Gambar 1. Peta Citra Desa Mata Indaha

Desa mataindaha adalah salah satu desa yang berada di kabupaten muna ,
provinsi sulawesi tenggara yang terletak pada pulau buton dengan batas
administrasi yaitu sebelah utara berbatasan dengan desa oenggumora, sebelah
timur berbatasan dengan desa pola atau koholifano, sedangkan sebelah barat
berbatasan dengan desa kolese dan sebelah selatan berbatasan dengan desa
lambelu.

Mata pencaharian utama penduduk Desa Mataindaha terdiri atas : Bidang


perikanan sebagai nelayan dengan alat tangkap pukat dan pancing rawai; Bidang
pertanian dan perkebunan; Bidang jasa pertukangan.
1. Konsep Jarak Desa Mataindaha

Jarak juga termasuk salah satu konsep dasar geografi. Dalam kehidupan
sosial ekonomi, jarak memiliki arti penting. Secara umum konsep jarak dapat
dibagi mennadi dua yaitu jarak absolut/mutlak dan jarak relatif.
a) Jarak Mutlak/Absolut
Jarak mutlak atau absolut adalah jarak geometrik yang dinyatakan dalam
satuan panjang meter (m) atau kilometer (km). Konsep jarak mutlak bersifat tetap
dan tidak bisa diubah-ubah.
Jarak dari pusat desa mataindaha dengan desa tetangga yaitu desa pola
adalah 1 km. Jarak antara pusat desa mataindaha dengan desa kolese yaitu 1 km
pusat kecamatan pasikolaga yaitu 7 km, sedangkan dengan pusat kabuaten
berjarak 20 km sedangkan dengan pusat provinsi yaitu berjarak 119 km.

b) Jarak Relatif
Jarak relatif adalah jarak waktu yang diukur dengan satuan waktu (hari,
jam, menit, detik, dl). Ruang atau sela antara dua titik diukur berdasarkan jarak
tempuhnya dan bisa berbeda-beda tergantung kondisi tertentu.
Jarak relatif pusat desa mataindaha dengan desa pola ditempuh dengan
waktu 8 menit, jarak tempuh antara pusat desa mataindaha dengan desa kolese
adalah 8 menitt perjalanan, jarak tempuh antara desa mataindaha dengan pusat
kecamatan pasikolaga yaitu ditempuh dengan waktu 30 menit hal ini disebabkan
karena kondisi jalan yang bergelombang, sebenarnya kalau kondisi jalan yang
begitu bagus dan rata bisa ditempuh dalam waktu 23 menit. Sedangkan waktu
tempuh dengan pusat kabupaten muna yaitu 2 jam perjalanan di tempuh dengan
menggunakan kapal laut sampai pada pelabuhan laino dan 15 menit perjalanan ke
pusat kota ditempuh dengan kendaraan roda dua atau roda empat. Jadi total
keselurahan jarak tempuh antara pusat desa mataindaha dengan pusat kabupaten
muna yaitu 2 jam 15 menit perjalanan. Serta waktu tempuh dari desa mataindaha
dengan pusat provinsi yaitu 7 jam perjalanan. Waktu tempuh tersebut telah di
akumulasikan dalam total perjalanan menggunakan kendaraan darat yaitu roda
dua maupun roda empat dengan menggunakan kendaraan laut.

2. Kondisi morfologi desa Mataindaha

Secara harafiah, morfologi berarti 'pengetahuan tentang bentuk' (morphos).


Morfologi adalah bentuk permukaan bumi atau biasa disebut dengan ralief
permukaan bumi. Morfologi desa Mataindaha pada umumnya adalah wilayah
perbukitan .wilayah desa Mataindaha sebagian besar memiliki morfologi yang
tidak rata, hanya pada bagian pesisir desa mataindaha yang memiliki morfologi
yang rata. Pada bagian selatan desa mataindaha adalah wilayag perbukitan dan
hanya terdapat hutan. Sementara itu penduduk desa mataindaha bermukim di
wilayah pesisir yang memiliki morfologi yang rata. Pada bagian selatan desa
mataindaha yang berbatasan dengan desa lambelu terdapat gunung yaitu gunung
kamosope. pada wilayah bagian selatan desa mataindaha, penduduk
memanfaatkannya sebagai lahan perkebunan jagung dan umbi-umbian karena
memiliki kondisi tanah yang cocok untuk ditanami jagung dan umbi-umbian.

3. Pengunaan Lahan

Berdasarkan hasil analisi pengunaan lahan melalui interpretasi Citra SAS


PLANET dengan menggunakan digitasi on – screen, Desa Mata Indaha
mempunyai empat klasifikasi pengunaan lahan yakni, Lahan Terbuka,
Permukiman, Perkebunan dan Vegetasi. Luasan disajikan pada Tabel 1 dan secara
spasial pada Gambar 2.
Tabel 1. Pengunaan Lahan Desa Mata Indaha.
N Luas
Pengunaan Lahan
o Ha Presentase (%)
1 Lahan Terbuka 1,44 1,57
2 Pemukiman 13,44 14,67
3 Perkebunan 2,88 3,15
4 Vegetasi 73,83 80,61
Grand Total 91,58 100,00
Sumber : Analisi SIG 2020
Gambar 2. Peta Pengunaan Lahan Desa Mata Indaha

4. Potensi Desa, kabupaten dan kota.

Desa mataindaha sangat cocok untuk mengembangkan potensi dalam


wilayah kelautan khusunya untuk mengembangkan budidaya ikan kerapu. Hal ini
di karenakan kondisi perairan laut desa mataindaha masih bersih dari polusi kapal
laut dan limbah pabrik serta terumbu karang yang subur. Sementara itu untuk
wilayah daratan desa mataindaha sangat cocok untuk mengembangkan pertanian
jagung dan umbi-umbian.

Sedangkan potensi untuk kabupaten muna khususnya Pulau Mmiliki


potnsi kemaritiman yang berupapariwisata pantai, pantai yang terkenal dan
banyak di kunjungi wisatawan yaitu napabhake, motonuno dan mleura.
5. Budaya Desa mataindaha

Budaya desa mataindaha pada umumnya mengadopsi budaya muna induk


asli. Dan penduduk desa mataindaha juga memiliki warna kulit dengan
masyarakat muna pada umumnya. Dengan ciri khas warna kulit coklat dan rambut
keriting menjadikan suku Muna mudah dikenali. Sementara itu mata pencaharian
utama dari Suku Muna itu sendiri ialah sebagai nelayan dan sebagian kecil
menjadi petani.

Anda mungkin juga menyukai