Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN

PENDAHULUAN

SOCIAL MAPPING
TERKAIT PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT CIRATA
TAHUN ANGGARAN
2023
KATA PENGANTAR
Sehubungan dengan Surat Kontrak No. SP.SPU-JKons-71/UPPML.DOP/08/2023 yang dikeluarkan
Perum Jasa Tirta II dengan PT. VIRAMA KARYA (Persero) selaku konsultan pada Pekerjaan SOCIAL
MAPPING TERKAIT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (CIRATA), maka pada tahap ini disusun Laporan
Pendahuluan.

Laporan Pendahuluan ini berisi :


 Latar Belakang Pekerjaan
 Gambaran Umum Lokasi Pekerjaan
 Pendekatan Metodologi
 Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan dan Rencana Kerja

Demikian Laporan Pendahuluan ini dibuat dan semoga dapat berguna bagi semua pihak yang terlibat.
Atas perha annya kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, Agustus 2023


PT. Virama Karya (Persero)

Ferry Mubryarto, ST
Team Leader

SOSIAL MAPPING TERKAIT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT CIRATA i


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... ii


BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG .......................................................................................................................... 1
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN .................................................................................................................. 2
1.3 SASARAN ....................................................................................................................................... 3
1.4 DASAR HUKUM.............................................................................................................................. 3
1.5 LOKASI DAN OBJEK KEGIATAN ....................................................................................................... 5
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI ........................................................................................... 1
2.1 KONDISI WILAYAH STUDI ............................................................................................................... 1
2.2 SOCIAL MAPPING .......................................................................................................................... 2
BAB III PENDEKATAN DAN METODOLOGI ................................................................................................ 1
3.1 PENDEKATAN KEGIATAN ................................................................................................................ 1
3.2 DIAGRAM ALIR PEKERJAAN ........................................................................................................... 1
3.3 METODOLOGI SOCIAL MAPPING................................................................................................... 3
3.3.1 Tahap Persiapan ..................................................................................................................... 3
3.3.2 Survei dan Iden fikasi ............................................................................................................ 3
3.3.3 Tahapan Analisis ..................................................................................................................... 5
3.3.4 Penyusunan Produk dan Laporan .......................................................................................... 9
3.3.5 Diskusi dan Asistensi ............................................................................................................ 10
BAB IV ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN DAN RENCANA KERJA ................................................. 1
4.1 PENUGASAN TIM AHLI .................................................................................................................. 1
4.2 JADWAL RENCANA KERJA .............................................................................................................. 2

SOSIAL MAPPING TERKAIT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT CIRATA ii


DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 Lokasi dan Objek Kegiatan Social Mapping Kawasan Waduk Cirata .................................... 6
Gambar III.1 Alir Pekerjaan Social Mapping Kawasan Waduk Cirata .................................................... 2

SOSIAL MAPPING TERKAIT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT CIRATA iii


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Waduk Cirata memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional, baik sebagai sumber air dan
energi, mendukung sektor pertanian, pariwisata, konservasi lingkungan, dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat sekitar. Dengan kapasitas penyimpanan air yang besar, waduk ini berfungsi
sebagai sumber air untuk irigasi pertanian, pasokan air minum, pengendalian banjir, PLTA, pariwisata,
dan sektor-sektor lainnya. Potensi waduk ini dapat diop malkan melalui pengelolaan yang baik dan
kerja sama antar pihak terkait, dengan tujuan mendorong pembangunan yang berkelanjutan dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melalui pemetaan sosial atau Social Mapping, pemerintah
dapat mengembangkan program-program yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi masyarakat,
sehingga manfaat di kawasan Waduk Cirata dapat dimaksimalkan. Pemetaan sosial di kawasan Waduk
Cirata memungkinkan pemerintah untuk merencanakan program-program yang fokus pada
pemenuhan kebutuhan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Melalui pemetaan sosial di kawasan Waduk Cirata, beberapa program yang dapat dihasilkan
berdasarkan sektor-sektor tertentu seper Pertanian dan Agribisnis, Pariwisata, Lingkungan dan
Konservasi, Pendidikan dan Kesehatan, serta Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat.

Dalam sektor pertanian, integrated-farming merupakan pendekatan yang mengedepankan


keseimbangan antara aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam prak k pertanian. Dengan
menerapkan integrated-farming di kawasan Waduk , diharapkan dapat memberikan manfaat yang luas
bagi petani, masyarakat, dan lingkungan sekitar. Pendekatan ini memiliki potensi untuk meningkatkan
produk vitas pertanian, efisiensi penggunaan sumber daya, keberlanjutan lingkungan, serta
kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat setempat. Dengan demikian, diharapkan tercipta sistem
pertanian yang lebih berkelanjutan, produk f, dan menguntungkan bagi petani, serta mendukung
pengembangan pertanian yang berwawasan lingkungan.

Perusahaan Umum Jasa Tirta II (PJT II) yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Republik
Indonesia No. 25 Tahun 2022 tentang Perusahaan Umum (Perum) Jasa Tirta II) dengan Kawasan kerja
PJT II melipu sebagian WS Citarum, Sebagian WS Ciliwung - Cisadane, Cimanuk - Cisanggarung,
Cidanai - Ciujung - Cidurian, dan Sepu h - Sekampung. (Pasal 3).

SOSIAL MAPPING TERKAIT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT CIRATA 1


Pemerintah melanjutkan penugasan kepada PJT II untuk melaksanakan Pengelolaan Sumber Daya Air,
baik berupa menyelenggarakan sebagian fungsi Pengelolaan Sumber Daya Air, penggunakan Sumber
Daya Air, memungut, menerima, dan menggunakan Biaya Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air (BJPSDA)
untuk membiayai seluruh pelaksanaan tugas dan tanggung jawab di bidang Pengelolaan Sumber Daya
Air dan pengelola Sumber Daya Air di Kawasan Kerja PJT II.

Dalam menjalankan tugasnya, PJT II melalui Perjanjian Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air PLTA Cirata,
Nomor Pihak Pertama: SP-1/DIR/03/2023, Nomor Pihak Kedua: 072.PJ/061/PNP-PJTII/IV/2023, tanggal
14 April 2023, telah menyusun dan melaksanakan beberapa program yang merupakan wujud dari
tugas yang telah diamanahkan.

Dalam rangka pelaksanaan program tersebut, Perum Jasa Tirta II melalui unit pengelola program
manfaat langsung BJPSDA akan melakukan pemetaan sosial atau Social Mapping terkait
pemberdayaan masyarakat di kawasan waduk Cirata. Hal ini bertujuan untuk memahami berbagai
aspek dalam masyarakat sehingga dapat memudahkan pengambil kebijakan dalam merumuskan
rencana strategisnya dan dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat sekitar Waduk Cirata
yang menjadi bagian dalam program BJPSDA ini.

Untuk mencapai sasaran dan tujuan pada pelaksanaan kewajiban Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air
guna menjamin kualitas dan kuan tas di Wilayah Pelayanan PLTA Cirata, PJT II akan melaksanakan
Social Mapping Terkait Pemberdayaan Masyarakat di Kawasan Waduk Cirata yang memuat suatu
rencana strategis tahunan yang tepat dan akurat.

Berdasarkan hal tersebut di atas PJT II akan menunjuk Konsultan independen berpengalaman serta
terpercaya yang bertugas untuk melakukan Social Mapping Terkait Pemberdayaan Masyarakat di
Kawasan Waduk Cirata.

Dengan memper mbangkan latar belakang ini, pengambil kebijakan akan memiliki data dan informasi
yang komprehensif tentang masyarakat sekitar Waduk Cirata. Hal ini akan memudahkan mereka dalam
merumuskan rencana strategis yang tepat dan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat melalui
program-program yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan tujuan dari pekerjaan Social Mapping Terkait Pemberdayaan Masyarakat di Kawasan
Waduk Cirata adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis dan memahami kondisi sosial masyarakat di sekitar Waduk Cirata melalui Social
Mapping, sehingga mendapatkan informasi tentang kebutuhan, potensi, dan tantangan yang

SOSIAL MAPPING TERKAIT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT CIRATA 2


dihadapi oleh masyarakat sekitar Waduk Cirata dapat dikumpulkan dan dipahami secara
mendalam.
2. Mengiden fikasi sektor-sektor potensial, termasuk sektor integrated farming. Salah satu
sektor yang dapat diiden fikasi adalah sektor integrated farming, yang melibatkan integrasi
berbagai komponen pertanian dalam satu sistem.
3. Meningkatkan produk vitas dan keberlanjutan sektor pertanian, dengan fokus pada sektor
integrated farming, Social Mapping dapat membantu merencanakan program-program yang
meningkatkan produk vitas dan keberlanjutan sektor pertanian di kawasan Waduk Cirata.
4. Mendorong kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat. Dengan melibatkan masyarakat
dalam proses pemetaan sosial, mereka dapat berpar sipasi ak f dalam merencanakan dan
melaksanakan program-program pemberdayaan yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi
mereka. Melalui pendekatan ini, diharapkan masyarakat dapat meningkatkan kapasitas,
mengembangkan sumber daya lokal, dan meningkatkan taraf hidup mereka.
5. Dengan demikian, melalui pekerjaan Social Mapping Terkait Pemberdayaan Masyarakat di
Kawasan Waduk Cirata, tujuan utama adalah menciptakan program-program yang tepat,
termasuk dalam sektor integrated farming, untuk meningkatkan kesejahteraan dan
pemberdayaan masyarakat setempat.

1.3 SASARAN
Sasaran dari kegiatan Social Mapping Terkait Pemberdayaan Masyarakat di Kawasan Waduk Cirata ini
adalah :

1. Tersedianya dokumen perencanaan secara utuh dan terinci sebagai acuan keseluruhan
pelaksanaan pekerjaan secara efisien, efek f, dan dapat dipertanggung jawabkan baik secara
administrasi maupun teknis.
2. Terkendalinya proses perencanaan, diselenggarakan secara ter b serta berpedoman pada
standarisasi secara nasional maupun internasional yang berlaku, hingga perencanaan teknis
dapat diserahkan kepada Unit PPML BJPSDA – PJT II.

1.4 DASAR HUKUM


1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial: Undang-undang ini
mengatur tentang pengelolaan informasi geospasial di Indonesia, termasuk pemetaan sosial.
Hal ini mencakup pengumpulan, pengolahan, dan pemanfaatan data geospasial, serta peran
pemerintah dalam pengaturan dan pengawasan informasi geospasial.

SOSIAL MAPPING TERKAIT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT CIRATA 3


2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa: Undang-undang ini mengatur tentang
peran dan kewenangan desa dalam mengelola urusan pemerintahan, pembangunan, dan
pemberdayaan masyarakat di ngkat desa. Dalam konteks pemetaan sosial, undang-undang
ini dapat digunakan sebagai landasan untuk melibatkan masyarakat desa dalam pemetaan dan
perencanaan pembangunan berbasis par sipa f.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Nasional:
Peraturan pemerintah ini mengatur tentang perencanaan tata ruang di ngkat nasional. Dalam
konteks pemetaan sosial, peraturan ini memberikan dasar untuk memasukkan aspek sosial
dan par sipasi masyarakat dalam proses perencanaan tata ruang kawasan.
4. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun
2016 tentang Pemetaan Desa: Peraturan ini mengatur tentang pemetaan desa yang dilakukan
oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan pemerintah daerah. Pemetaan desa mencakup
pemetaan sosial untuk mendukung perencanaan pembangunan desa yang par sipa f
5. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan: Undang-undang ini mengatur tentang perlindungan lahan pertanian pangan
dan upaya untuk menjaga keberlanjutan produksi pertanian. Pemetaan sosial dapat digunakan
untuk mengiden fikasi dan melindungi lahan pertanian pangan berkelanjutan yang pen ng
untuk keberlanjutan sistem pertanian.
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup: Undang-undang ini mengatur tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
secara umum. Dalam konteks pemetaan sosial, undang-undang ini dapat digunakan untuk
melindungi lingkungan hidup yang terkait dengan sistem pertanian, termasuk sumber daya air,
kualitas tanah, dan keanekaragaman haya .
7. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Ketenagakerjaan: Undang-undang ini
mengatur tentang ketenagakerjaan, termasuk di sektor pertanian. Dalam pemetaan sosial,
undang-undang ini dapat relevan dalam melindungi hak-hak pekerja pertanian dan
meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2018 tentang Sistem Informasi Pertanian: Peraturan
pemerintah ini mengatur tentang pengembangan dan penggunaan sistem informasi pertanian
untuk mendukung kegiatan pertanian. Pemetaan sosial dapat menjadi bagian dari sistem
informasi pertanian untuk mengumpulkan data dan informasi yang relevan tentang sistem
pertanian, termasuk aspek sosial dan keterkaitan antar unsur dalam agroekosistem.

SOSIAL MAPPING TERKAIT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT CIRATA 4


Peraturan Menteri Pertanian Nomor 7 Tahun 2019 tentang Kriteria dan Petunjuk Teknis Pengembangan
Sentra Produksi Pertanian Berkelanjutan: Peraturan ini mengatur tentang pengembangan sentra
produksi pertanian berkelanjutan yang melibatkan keterkaitan antara tanaman, ternak, dan perikanan.
Pemetaan sosial dapat digunakan untuk mengiden fikasi potensi sentra produksi pertanian,
melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan, dan memas kan keberlanjutan sosial dan
ekonomi dalam sentra produksi tersebut.

1.5 LOKASI DAN OBJEK KEGIATAN


Lokasi pekerjaan Social Mapping Terkait Pemberdayaan Masyarakat di Kawasan Waduk Cirata untuk
pekerjaan program manfaat langsung BJPSDA yang berada di Waduk Cirata diperlihatkan pada gambar
dibawah ini :

SOSIAL MAPPING TERKAIT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT CIRATA 5


Gambar I.1 Lokasi dan Objek Kegiatan Social Mapping Kawasan Waduk Cirata

SOSIAL MAPPING TERKAIT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT CIRATA 6


BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

2.1 KONDISI WILAYAH STUDI


Waduk Cirata adalah sebuah bendungan yang memiliki peran vital dalam pengaturan aliran Sungai
Citarum, terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Lebih tepatnya, waduk yang memiliki kapasitas
penyimpanan air yang besar. Sebagai salah satu dari waduk terbesar di Indonesia, Waduk Cirata
berperan pen ng dalam menyediakan air baku untuk keperluan irigasi, industri, dan kebutuhan
masyarakat, serta berfungsi sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang berkontribusi dalam
memenuhi kebutuhan energi di wilayah Jawa Barat. Tidak hanya itu, keindahan danau yang terbentuk
akibat pembendungan sungai juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, menjadikan Waduk
Cirata sebagai tempat wisata dan rekreasi yang menarik untuk dinikma oleh para pengunjung dari
berbagai penjuru. Dengan berbagai aspek administrasi yang melibatkan pengelolaan sumber daya air,
operasional PLTA, pengelolaan irigasi, keamanan dan pengawasan, serta upaya pemeliharaan dan
perbaikan.

Waduk Cirata terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia, dan dikelilingi oleh dua kabupaten/kota, yaitu
Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Bandung Barat. Berikut adalah kecamatan-kecamatan yang
berada di sekitar Waduk Cirata:

1. Kabupaten Purwakarta:
a. Kecamatan Purwakarta
b. Kecamatan Campaka
c. Kecamatan Ja luhur
2. Kabupaten Bandung Barat:
a. Kecamatan Cililin
b. Kecamatan Cihampelas
c. Kecamatan Padalarang

Kecamatan-kecamatan di atas merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan Waduk Cirata
atau berada dalam radius yang cukup dekat dari waduk tersebut.

SOSIAL MAPPING TERKAIT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT CIRATA 1


2.2 SOCIAL MAPPING
Penger an pemetaan sosial (social mapping) untuk program pemberdayaan masyarakat pada kegiatan
ini adalah penggambaran masyarakat, serta melibatkan pengumpulan data dan informasi tentang
masyarakat dan stakeholder, termasuk di dalamnya profil dan masalah sosial, ekonomi dan lingkungan
yang ada di lingkungan masyarakat.
Pemetaan sosial dapat dipandang sebagai salah satu pendekatan dalam Pemberdayaan Masyarakat
yang oleh Twelvetrees (1991:1) didefinisikan sebagai “the process of assis ng ordinary people to
improve their own communi es by undertaking collec ve ac ons.”
Tidak ada metoda tunggal yang secara sistema k dianggap paling unggul dalam melakukan pemetaan
sosial. Prinsip utama dalam melakukan pemetaan sosial adalah mengumpulkan informasi dan data
sebanyak mungkin.
Mengacu pada Ne ng, Ke ner dan Mc.Murtry (1993:68) ada ga alasan utama diperlukannya
pendekatan sistema k dalam pemetaan sosial, yaitu:
a. Pandangan tentang “manusia dalam lingkungannya” (the person in environment) merupakan
faktor pen ng dalam pemberdayaan masyarakat. Masyarakat setempat strategis untuk
menguraikan tentang siapa masyarakat, masalah apa yang dihadapi, serta sumber-sumber apa
yang tersedia untuk menangani masalah tersebut. Pemberdayaan masyarakat dak akan
berjalan baik tanpa pemahaman tentang pengaruh-pengaruh masyarakat tersebut.
b. Pemberdayaan masyarakat membutuhkan pemahaman tentang sejarah dan perkembangan
suatu masyarakat, serta analisis terkait status masyarakat saat ini, penerapan nilai-nilai, sikap-
sikap dan tradisi-tradisi maupun dalam memelihara kemapanan dan mengupayakan
perubahan.
c. Masyarakat secara konstan berubah. Individu-individu dan kelompok-kelompok bergerak
kedalam perubahan kekuasaan, struktur ekonomi, sumber pendanaan dan peranan
penduduk. Pemetaan sosial dapat membantu dalam memahami dan menginterpretasikan
perubahan-perubahan tersebut.

Pada prinsipnya, pemetaan sosial dilakukan untuk menganalisis kondisi sosial masyarakat terhadap
keterampilan individu atau kelompok, peluang kerja dan berusaha, pola pekerjaan dan pendapatan
rumah tangga, juga menganalisis peran perusahaan dalam proses sosial. Selain itu, pemetaan sosial
berguna untuk merumuskan rencana program tanggung jawab sosial (CSR) yang sesuai dengan kondisi
lingkungan, masyarakat dan Perusahaan.

SOSIAL MAPPING TERKAIT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT CIRATA 2


BAB III

PENDEKATAN DAN METODOLOGI

3.1 PENDEKATAN KEGIATAN


Pendekatan kegiatan pemetaan sosial (social mapping) dapat dilakukan dari beragam sudut pandang,
karena berkaitan dengan manusia yang bersifat individual dan kelompok/komunal-kemasyarakatan.

Beberapa pendekatan norma f yang digunakan dalam kajian ini antara lain:

1. Pendekatan Sosiologis. Memahami masyarakat melalui pendekatan sosiologis yang dapat


diperoleh dari pengamatan terhadap tata laku masyarakat berdasarkan agama, hukum dan
kesenian/budaya.
2. Pendekatan Ekologis. Memahami interaksi masyarakat dengan lingkungan, terutama berkaitan
dengan lingkungan ekologi pesisir.
3. 3.Pendekatan Mul displiner. Mengkaji masalah sosial yang kompleks dengan pendekatan
disiplin akademik dan pembelajaran lapangan, serta pengalaman dari m pelaksana kegiatan.
4. Pendekatan Holis k-Kualita f. Memahami isu pokok sosial secara menyeluruh (holis k) dari
berbagai aspek, antara lain: (a) pengembangan masyarakat; (b) lingkungan; (c) kelembagaan;
(d) SDM dan ketenagakerjaan. Selanjutnya, untuk memahami yang tersembunyi dari
fenomena isu pokok tersebut, dilakukan dengan pendekatan kualita f yang lebih meni k-
beratkan pada proses (bukan hasil akhir).

3.2 DIAGRAM ALIR PEKERJAAN

SOSIAL MAPPING TERKAIT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT CIRATA 1


Gambar III.1 Alir Pekerjaan Social Mapping Kawasan Waduk Cirata

SOSIAL MAPPING TERKAIT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT CIRATA 2


3.3 METODOLOGI SOCIAL MAPPING
Konsultan akan melaksanakan pekerjaan SOCIAL MAPPING TERKAIT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(CIRATA) yang dibagi menjadi 5 tahapan:

1. Tahap Persiapan
2. Tahap Survei dan Iden fikasi
3. Tahap Analisis
4. Tahap Penyusunan Produk dan Laporan
5. Diskusi dan Asistensi

3.3.1 Tahap Persiapan


Tahap persiapan melipu kegiatan persiapan administrasi, survei pendahuluan, dan pengumpulan
data sekunder. Pada tahap ini konsultan akan mengumpulkan dan mengevaluasi data
sekunder/informasi yang ada dari semua stakeholder/pemangku kepen ngan yang terkait.

A. Persiapan Adminstrasi
Pada tahap ini dilakukan kegiatan :
1. Pengecekan personil, kantor dan perlengkapan.
2. Kick off mee ng
3. Iden fikasi dan survei awal ke lapangan
4. Diskusi dengan counterpart / Tim Pendamping
5. Koordinasi dengan instansi terkait
6. Pengurusan administrasi perijinan
B. Persiapan Survei
Sebelum tahapan survei perlu adanya persiapan survei yang melipu :
1. Inventarisasi jenis data yang dibutuhkan dan sumber datanya.
2. Mempersiapkan peta-peta yang diperlukan didalam pelaksanaan survei.
3. Mempersiapkan peralatan yang diperlukan didalam pelaksanaan survei.

3.3.2 Survei dan Iden fikasi


Secara umum kegiatan yang dilakukan pada tahap ini :

1. Iden fikasi dan pemetaan terhadap komunitas lokal di sekitar kawasan Waduk Cirata dengan
melakukan pengumpulan data demografis, struktur sosial, kebutuhan, dan potensi masyarakat
setempat

SOSIAL MAPPING TERKAIT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT CIRATA 3


2. Berkoordinasi dengan masyarakat setempat untuk memahami kebutuhan dan aspirasi mereka
serta mengiden fikasi potensi pemberdayaan yang dapat dikembangkan dengan mengumpulkan
data dan informasi.
3. Merancang program-program pemberdayaan masyarakat yang sesuai dengan kebutuhan dan
potensi yang telah diiden fikasi, salah satunya intergrated-farming lebah madu.
4. Melakukan survei dan pemetaan untuk mengiden fikasi potensi yang ada dalam integrated-
farming misalnya budidaya lebah madu di Kawasan Waduk Cirata.
5. Data dan informasi yang dikumpulkan akan dianalisis untuk memahami dinamika sosial dan
kebutuhan masyarakat seper melibatkan faktor-faktor seper ngkat pendidikan, kesehatan,
ekonomi, aksesibilitas, serta faktor budaya dan lingkungan.
6. Mengiden fikasi isu-isu kri s yang dihadapi masyarakat di kawasan Waduk Cirata. Isu-isu ini dapat
mencakup akses air bersih, sanitasi, pengelolaan sumber daya alam, penghidupan berkelanjutan,
pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya.
7. Mengumpulkan data sosial tentang masyarakat di sekitar Waduk Cirata, termasuk peternak lebah
madu (jika ada), kelompok petani, dan organisasi terkait lainnya.
8. Melakukan analisis sosial-ekonomi untuk memahami ngkat par sipasi masyarakat dalam
integrated-farming, dampak ekonomi yang telah dicapai, serta keterlibatan perempuan dan
pemuda dalam kegiatan ini
9. Melakukan analisis isu, potensi dan stakeholder berdasarkan data dan informasi yang diperoleh di
lapangan, termasuk tokoh masyarakat di lokasi kajian.
10. Membuat laporan studi pemetaan sosial, Pengelolaan dan Analisa Data.

3.3.3 Akuisisi Data Sekunder


Data sekunder adalah data yang diperoleh dari studi literatur/pustaka maupun survei instansi yang
berhubungan dengan materi studi. Dalam memperoleh data sekunder, kegiatan survei dan iden fikasi
yang dilakukan adalah:
1. Studi Literatur/Kebijakan
Dilakukan melalui studi kepustakaan di buku-buku, hasil studi dan peraturan yang berhubungan
dengan kegiatan rencana. Literatur yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah pedoman terkait
integrated-farming.
2. Survei Instansi
Survei instansi bertujuan untuk mencari data-data pendukung melalui instansi atau lembaga
tertentu yang berhubungan langsung dengan kegiatan penyusunan perencanaan integrated-
farming di Kawasan Waduk Cirata.

SOSIAL MAPPING TERKAIT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT CIRATA 4


3.3.4 Akuisisi Data Primer
Data primer yang diperlukan untuk input analisa dalam pekerjaan ini diperoleh langsung dari
sumbernya, dan dicatat dengan melalui :
1. Indepth Interview
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi
terwawancara. Interview tersebut ditujukan kepada berbagai stakeholders terkait dalam
mendukung penyusunan perencanaan integrated-farming.
2. Direct Observa on
Observasi yang dilakukan peneli sebagai berikut:
a. Iden fikasi kondisi eksis ng untuk mengetahui sebaran dan luas kawasan integrated-
farming dalam pengembangan di Kawasan Waduk Cirata.
b. Dokumentasi kondisi eksis ng kawasan pertanian dan perikanan yang memiliki potensi
pengembangan di Kawasan Waduk Cirata.
3. Sosialisasi Program
Pada pekerjaan ini m konsultan akan turun kelapangan untuk melakukan sosialisasi program
integrated-farming yang akan diusulkan kepada masyarakat, melalui diskusi dengan aparat dan
para tokoh masyarakat di lokasi pekerjaan.
4. Dokumentasi
Kegiatan dokumentasi yang akan dilakukan pada pekerjaan ini adalah foto dan video saat
kegiatan dilakukan serta area-area yang memiliki potensi untuk mendukung program
integrated-farming di lokasi pekerjaan.

3.3.5 Tahapan Analisis


Analisis yang dilakukan pada pekerjaan ini dilakukan berdasarkan hasil kompilasi dari data primer dan
data sekunder yang didapat, dengan memperha kan :
1. Analisis potensi integrated farming yang melipu iden fikasi potensi lokasi dan informasi
mengenai masyarakat di Kawasan Waduk Cirata yang terintegrasi dengan rencana pengembangan
kawasan yang Dibutuhkan untuk mencapai tujuan dan sasaran kegiatan perencanaan pada
pekerjaan ini.
2. Analisis spasial lokasi perencanaan untuk menentukan pengaplikasian program integrated farming
melalui rencana pengembangan kawasan strategis.

SOSIAL MAPPING TERKAIT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT CIRATA 5


3.3.6 Penyusunan Database Social Mapping
Pada pekerjaan penyusunan database social mapping, dilakukan :
1. Pengumpulan Data Sosial :
Kegiatan ini melibatkan pengumpulan data sosial hasil kegiatan survey dan iden fikasi untuk
wilayah yang sedang dipetakan. Berupa data yang diperoleh dari kegiatan survei dan iden fikasi
dan sumber data online yang mendukung.
2. Validasi Dan Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, dilakukan validasi dan pengolahan data untuk memas kan keakuratan
dan konsistensi informasi. Ini melibatkan pemeriksaan data yang dikumpulkan, pembersihan data,
dan penghapusan data yang dak valid atau dak relevan.
3. Pembuatan Struktur Database:
Kegiatan ini melibatkan pembuatan struktur database yang sesuai untuk menyimpan data sosial
yang terkumpul. Database harus dirancang dengan baik untuk memudahkan pengelolaan dan
pencarian data.
4. Normalisasi Data
Data yang dikumpulkan kemungkinan memiliki format yang berbeda-beda. Kegiatan normalisasi
data melibatkan penyesuaian format data agar sesuai dengan struktur database yang telah
ditetapkan. Hal ini memas kan keseragaman dan kemudahan pengelolaan data.
5. Penginputan Data
Setelah struktur database dibuat, data sosial dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam database.
Proses ini melibatkan penginputan data secara sistema s sesuai dengan format yang telah
ditentukan.
6. Analisis Data
Setelah data terinput, database dapat digunakan untuk melakukan analisis data sosial. Ini
melibatkan penggunaan perangkat lunak analisis data, seper program sta s k atau GIS, untuk
mengiden fikasi pola, hubungan, atau tren dalam data sosial.
7. Visualisasi Data:
Setelah analisis data selesai, hasilnya dapat divisualisasikan dalam bentuk grafik, peta, atau grafis
lainnya. Visualisasi data membantu dalam memahami dan mengkomunikasikan temuan secara
efek f kepada pemangku kepen ngan.
8. Perancangan Pemeliharaan Dan Pembaruan Database
Database social mapping perlu diperbarui secara berkala dengan data terbaru. Kegiatan
pemeliharaan melibatkan pembaruan data, perbaikan kesalahan, dan perubahan struktur
database jika diperlukan.

SOSIAL MAPPING TERKAIT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT CIRATA 6


9. Berbagi Hasil Dengan Pemangku Kepen ngan:
Hasil dari database social mapping harus didiskusikan pada ditengah proses pembuatannya dan
dibagikan dengan pemangku kepen ngan terkait, seper pemerintah, organisasi masyarakat, atau
ins tusi terkait. Ini dapat dilakukan melalui laporan, presentasi, atau pla orm online yang
memfasilitasi akses data.

3.3.7 Penyusunan Rencana Pelaksanaan Program


Pada tahap ini akan dilakukan penyusunan rencana program Integrated Farming yang dibuat
berdasarkan hasil survey dan iden fikasi dari kegiatan Social Mapping pada masyarakat di sekitar
Waduk Cirata melalui tahapan berikut :
1. Analisis Hasil Social Mapping
Langkah pertama adalah menganalisis hasil social mapping yang telah dilakukan di masyarakat
sekitar Waduk Cirata. Data sosial yang terkumpul melalui social mapping dapat mencakup
informasi tentang kondisi sosial ekonomi, pola pertanian, sumber daya alam, infrastruktur, dan
kebutuhan masyarakat.
2. Iden fikasi Potensi Dan Tantangan
Berdasarkan analisis data sosial, iden fikasi potensi dan tantangan yang ada dalam masyarakat
sekitar Waduk Cirata terkait dengan prak k pertanian. Iden fikasi ini membantu dalam mengenali
peluang dan kendala yang perlu diperha kan dalam penyusunan rencana program Integrated
Farming.
3. Penentuan Tujuan Dan Strategi
Berdasarkan analisis dan konsultasi dengan para pemangku kepen ngan di lokasi pekerjaan,
dilakukan penyesuaian strategi program Integrated Farming khususnya terhadap kondisi sosial
masyarakat sekitar Waduk Cirata. Tujuan tersebut mungkin termasuk peningkatan produk vitas
pertanian, diversifikasi sumber pendapatan, konservasi sumber daya alam, atau peningkatan
kesejahteraan petani.
4. Perencanaan Kegiatan
Perencanaan kegiatan dibuat spesifik untuk mencapai tujuan program Integrated Farming.
Kegiatan tersebut dapat mencakup pela han pertanian, pengenalan teknik pertanian
berkelanjutan, pemberian modal usaha, akses ke pasar, pembentukan kelompok tani, atau
pengembangan infrastruktur pertanian.

SOSIAL MAPPING TERKAIT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT CIRATA 7


5. Pengalokasian Sumber Daya
Pengalokasian sumber daya disusun berdasarkan hasil survei dan iden fikasi untuk melaksanakan
rencana program Integrated Farming, baik itu sumber daya manusia, keuangan, teknologi, atau
bantuan eksternal. Pengalokasian sumber daya diupayakan se-efek f mungkin untuk mendukung
implementasi program.
6. Rencana Monitoring Dan Evaluasi
Perlu disusun rencana kegiatan monitoring dan evaluasi untuk mengukur kemajuan dan
keberhasilan program Integrated Farming. Dengan memantau dan mengevaluasi secara teratur,
dapat diiden fikasi perubahan yang diperlukan dan pengalaman yang dapat digunakan sebagai
pembelajaran untuk peningkatan program di masa depan.

3.3.8 Penyusunan Peta Sosial Pada Lokasi Pekerjaan (Social Mapping)


Tahap kegiatan penyusunan peta sosial (social mapping) masyarakat di sekitar Waduk Cirata mencakup
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Pengolahan Data Tabular
Pada tahap ini dilakukan proses penyusunan tabel data yang berisi informasi relevan, seper
sta s k deskrip f, angka, atau indikator sosial. Data tabular ini buat sebagai database awal yang
menjadi sumber informasi dalam tahap analisis selanjutnya.
2. Pengolahan data GIS
Pada tahap ini dilakukan proses data yang melibatkan pemfilteran, penyesuaian format,
normalisasi, dan integrasi data spasial dan data tabular. Data harus diorganisir dan disimpan dalam
format yang kompa bel dengan perangkat lunak GIS.
Penggunaan perangkat lunak GIS (Geographic Informa on System) wajib dilakukan untuk
menghasilkan peta sosial yang memadai. Peta dapat mencakup variasi variabel sosial yang dipilih
dan dapat menunjukkan pola, korelasi, atau distribusi spasial dari data tersebut. Peta dibuat
dengan memperha kan aspek keilmuan toponimi untuk memperkuat interpretasi dan analisis
yang dilakukan pada peta sosial
3. Penyusunan Presentasi
Hasil analisa yang telah didapat kemudian disajikan dalam format presentasi untuk
mengilustrasikan hasil penggambaran peta sosial, data tabular, dan laporan kepada pemangku
kepen ngan terkait secara terstruktur, menarik dan informa f.

Bahan presentasi ini akan disosialisasikan kepada para pemegang kepen ngan pada sesi diskusi dan
asistensi.

SOSIAL MAPPING TERKAIT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT CIRATA 8


3.3.9 Penyusunan Produk dan Laporan
Laporan yang disusun pada pekerjaan ini memuat segala macam proses yang dilakukan, mulai dari
tahap persiapan, survei dan iden fikasi sampai dengan analisis hasil peta sosial dan data tabular yang
terstruktur dengan baik. Laporan ini harus memuat ringkasan temuan, metode pengumpulan data,
hasil analisis, dan rekomendasi ndakan berdasarkan data yang ditemukan.

Produk dan laporan yang akan dihasilkan dari pekerjaan ini adalah :
1. Laporan Pendahuluan, berisi :
 Latar Belakang
 Maksud dan Tujuan Sasaran
 Lingkup Materi Metode Analisa
 Keterlibatan Tenaga Ahli Struktur Organisasi
 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
 Teori dan kondisi umum Kawasan Waduk Cirata Hasil survei pendahuluan
 Laporan pendahuluan di cetak dengan ukuran A4 dijilid so cover, dan diserahkan paling
lambat 1 (satu) bulan sesudah diterbitkannya SPMK sebanyak 3 ( ga) buku.

2. Laporan Akhir, berisi :


 Lingkup pekerjaan
 Tinjauan teori dan kondisi umum Kawasan Waduk Cirata Kondisi umum integrated-farming
Waduk Cirata
 Analisis perencanaan integrated-farming Waduk Cirata
 Evaluasi pekerjaan
 Ringkasan hasil kajian
 Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB)

3. Buku Album Gambar :


Peta sosial masyarakat wilayah Cirata Gambar model site-plan, Album gambar di cetak dengan
ukuran A3 dijilid so cover, dan diserahkan paling lambat 1 (satu) hari sebelum masa kontrak
berakhir sebanyak 1 (satu) buku.

SOSIAL MAPPING TERKAIT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT CIRATA 9


3.3.10 Diskusi dan Asistensi
Pada proses pekerjaan ini, secara berkala konsultan wajib melakukan koordinasi dengan pemberi tugas
melalui beberapa kegiatan sebagai berikut :
1. Kick off mee ng;
2. Pelaksanaan iden fikasi dan survei lapangan
3. Diskusi dengan counterpart / Tim Pendamping;
4. Rapat pembahasan dra laporan;
5. Ekspose dengan Direksi PJT II atau Instansi terkait;
6. Agenda terkait lainnya atas permintaan Pengguna Jasa / Tim Pendamping.

SOSIAL MAPPING TERKAIT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT CIRATA 10


BAB IV

ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN DAN


RENCANA KERJA

4.1 PENUGASAN TIM AHLI

Tabel IV.1 Penugasan Tim Ahli Social Mapping Kawasan Waduk Cirata

SOSIAL MAPPING TERKAIT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT CIRATA 1


4.2 JADWAL RENCANA KERJA
Langkah awal dari pengelolaan proyek adalah menyusun Jadwal Pelaksanaan Kegiatan/Pekerjaan yang
akan menjadi panduan bagi pelaksanaan pekerjaan SOCIAL MAPPING TERKAIT PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT (CIRATA). Proyek ini memiliki sejumlah tahapan yang harus diiku secara berurutan
sesuai jadwal Pelaksanaan Pekerjaan. Tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam proyek ini adalah
sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan
2. Tahap Survey dan Iden fikasi
3. Tahap Analisis
4. Tahap Penyusunan Produk dan Laporan
5. Diskusi dan Asistensi

Dengan demikian, pengelolaan proyek " SOCIAL MAPPING TERKAIT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(CIRATA)" akan mengiku urutan tahapan yang telah disebutkan di atas. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
yang telah disusun akan menjadi acuan dalam mengatur waktu dan alokasi sumber daya sehingga
proyek dapat berjalan dengan efisien dan efek f, serta mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan tahapan yang telah disebutkan di atas, jadwal rencana kerja yang telah disusun dapat
dilihat pada table S Curve dibawah ini

SOSIAL MAPPING TERKAIT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT CIRATA 2


Tabel IV.2 S Curve Social Mapping Terkait Pemberdayaan Masyarakat (Cirata)

SOSIAL MAPPING TERKAIT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT CIRATA 3


SOSIAL MAPPING TERKAIT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT CIRATA 4
LAMPIRAN

SOSIAL MAPPING TERKAIT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT CIRATA 5


SOSIAL MAPPING TERKAIT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT CIRATA 6
1

KUISIONER
” PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT “

BAGIAN 1 : PROFIL RESPONDEN

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin :

4. Pendidikan Terakhir :

5. Pekerjaan :

6. Lokasi Tempat Tinggal (Desa/Kecamatan) :

7. Sudah Berapa Lama Tinggal di Wilayah Ini :

Jenis Garapan :

Luas Garapan :

1. Apakah anda mengetahui tentang Vegetasi Kaliandra ( HUTAN TANAMAN ENERGI ) ?

2. Apakah anda bersedia untuk bekerja sama dengan PLN NP dalam rangka pengembangan
Hutan Tanaman Energi dengan menanam pohon kaliandra?

3. Apakah anda bersedia untuk bekerjasama dengan PLN NP dalam rangka penananaman pohon
kaliandra dengan di intregasikan budidaya Lebah Madu?

4. Jika disinergikan dengan pohon kaliandra, tanaman apa yang paling cocok menurut anda?

5. Apa yang anda inginkan untuk Pemberdayaan Masyarakat Berkelanjutan dengan PLN NP?

6. Apakah anda bersedia membentuk Kelompok Kerja Bersama yang di sah-kan oleh Desa?

BAGIAN 2 : PARTISIPASI DALAM PROGRAM PEMBERDAYAAN

8. Apakah Anda pernah berpar�sipasi dalam program pemberdayaan masyarakat yang diadakan
oleh PLN NP Cirata sebelumnya? (Ya/Tidak)

Jika Ya, mohon jelaskan jenis program yang pernah diiku�.


2

KUISIONER
” PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT “

9. Apakah Anda mengetahui program-program pemberdayaan masyarakat yang sedang atau pernah
dijalankan oleh PLN NP Cirata? (Ya/Tidak)

Jika Ya, sebutkan program-program tersebut.

10. Menurut Anda, apakah program-program pemberdayaan masyarakat sebelumnya telah


memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat setempat? (Ya/Tidak)

Jika Ya, mohon jelaskan manfaat yang Anda rasakan.

11. Apakah ada hambatan atau tantangan yang Anda hadapi dalam berpar�sipasi dalam program
pemberdayaan sebelumnya? Jika ada, tolong sebutkan.

BAGIAN 3 : KEBUTUHAN DAN ASPIRASI MASYARAKAT

12. Menurut Anda, apa saja potensi dan kekayaan alam, budaya, atau sumber daya lokal yang dapat
dikembangkan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat di wilayah ini?

13. Apa saja masalah atau tantangan terbesar yang dihadapi oleh masyarakat setempat saat ini?
(misalnya: pengangguran, akses air bersih, pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dll.)

14. Apakah ada program pemberdayaan spesifik yang Anda harapkan dari Perusahaan Umum Jasa
Tirta II Cirata untuk membantu mengatasi masalah-masalah yang telah disebutkan di atas?

15. Bagaimana Anda melihat keterlibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan terkait
pengembangan wilayah ini? Apakah masyarakat secara ak�f dilibatkan atau diajak berpar�sipasi?

BAGIAN 4 : POTENSI KEMITRAAN

16. Apakah Anda menyadari adanya potensi kemitraan atau kerjasama antara masyarakat setempat
dengan PLN NP Cirata dalam upaya pemberdayaan? Jika ya, mohon jelaskan potensi tersebut.

17. Apakah ada organisasi atau lembaga di dalam wilayah ini yang dapat menjadi mitra dalam
pelaksanaan program pemberdayaan? Jika ada, sebutkan nama dan peran potensial mereka.
3

KUISIONER
” PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT “

BAGIAN 5 : SARAN DAN MASUKAN PROGRAM PEMBERDAYAAN

18. Apakah Anda memiliki saran atau masukan lainnya terkait program pemberdayaan masyarakat
yang dapat dilakukan PLN NP Cirata?

19. Apakah Anda memiliki ide atau gagasan krea�f lainnya yang dapat membantu meningkatkan
kualitas hidup masyarakat di wilayah ini?

20. Apakah Anda bersedia mengiku� program pemberdayaan Masyarakat yang akan dilakukan oleh
PLN NP Cirata?

BAGIAN 6 : PENGETAHUAN TENTANG PROGRAM INTEGRATED FARMING

21. Apakah Anda pernah mendengar tentang konsep Integrated Farming sebelumnya?

a) Ya

b) Tidak

Jika Ya, jelaskan apa yang Anda pahami tentang Integrated Farming:

22. Apakah Anda pernah menerapkan atau terlibat dalam kegiatan Integrated Farming?

a) Ya

b) Tidak

c) Tidak yakin

Jika Ya, seberapa lama Anda telah terlibat dalam kegiatan Integrated Farming?

23. Sumber informasi apa yang Anda gunakan untuk mempelajari lebih lanjut tentang Integrated
Farming? (Contoh: pela�han, internet, pameran pertanian, dll.)
4

KUISIONER
” PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT “

BAGIAN 7 : PERSEPSI TENTANG MANFAAT INTEGRATED FARMING

24. Menurut Anda, apa manfaat utama dari penerapan Integrated Farming dalam lingkungan
pertanian?

25. Seberapa efek�f menurut Anda sistem Integrated Farming dalam meningkatkan hasil pertanian
dan produk�vitas peternakan?

26. Bagaimana Anda menilai potensi penghematan biaya dengan menerapkan Integrated Farming?

BAGIAN 8 : TANTANGAN DAN KENDALA DALAM PENERAPAN INTEGRATED FARMING

27. Apa kendala terbesar yang Anda hadapi dalam menerapkan Integrated Farming?

28. Apakah Anda merasa perlu bantuan atau dukungan tambahan untuk mengatasi tantangan
tersebut?

a) Ya

b) Tidak

Jika Ya, jenis dukungan apa yang Anda butuhkan?

BAGIAN 9 : DAMPAK TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

29. Menurut Anda, apakah Integrated Farming dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal?

a) Ya

b) Tidak

c) Tidak yakin
5

KUISIONER
” PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT “

30. Jelaskan bagaimana Integrated Farming dapat berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat.

BAGIAN 10 : DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN

31. Bagaimana pendapat Anda tentang dampak Integrated Farming pada keberlanjutan lingkungan?

a) Posi�f

b) Nega�f

c) Tidak yakin

32. Apa langkah-langkah yang menurut Anda perlu diambil untuk memas�kan bahwa Integrated
Farming berdampak posi�f pada lingkungan?

BAGIAN 11: PARTISIPASI DALAM PROGRAM PEMBERDAYAAN

33. Apakah Anda tertarik untuk berpar�sipasi dalam program pemberdayaan yang berfokus pada
Integrated Farming?

a) Sangat tertarik

b) Tertarik

c) Tidak tertarik

Jika Ya, apakah Anda memerlukan informasi lebih lanjut tentang program pemberdayaan tersebut?

BAGIAN 12 : SARAN DAN MASUKAN

34. Apakah Anda memiliki saran atau masukan tambahan terkait Integrated Farming atau program
pemberdayaan masyarakat?
6

KUISIONER
” PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT “

Terima kasih atas par�sipasi Anda dalam mengisi kuisioner ini. Informasi yang Anda berikan akan sangat
berharga bagi Perusahaan Umum Jasa Tirta II Cirata dalam merancang program pemberdayaan masyarakat
yang lebih efek�f dan berkelanjutan. Semua informasi yang Anda berikan akan dijamin kerahasiaannya
dan digunakan hanya untuk tujuan analisis dan pengembangan program.

Anda mungkin juga menyukai