Anda di halaman 1dari 47

`

KATA PENGANTAR

Upaya pengendalian perubahan iklim yang dilaksanakan secara


global merupakan salah satu agenda penyelamatan kehidupan di bumi
dan mengamankan keberlanjutan pembangunan nasional. Guna
tercapainya target pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dan
meningkatkan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim, seluruh
pemangku kepentingan harus terlibat secara aktif. Program Kampung
Iklim (ProKlim) telah diluncurkan sebagai gerakan nasional pengendalian
perubahan iklim berbasis komunitas oleh Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan dengan bertransformasi dari memberikan apresiasi terhadap
wilayah administratif paling rendah setingkat RW/dusun dan paling
tinggi setingkat kelurahan/desa, mendorong dan memfasilitasi
tumbuhnya Kampung Iklim melalui pengayaan inovasi program adaptasi
maupun mitigasi perubahan iklim yang dilaksanakan secara kolaborasi
antara pemerintah dengan non pemerintah.
Dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat
mengenai perubahan iklim, maka Pemerintah Kota Banda Aceh melalui
Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Keindahan Kota Banda Aceh
menyelenggarakan serangkaian kegiatan pengembangan Program
Kampung Iklim yang ditujukan pada 6 (enam) gampong pada 3 (tiga)
kecamatan di wilayah Kota Banda Aceh sebagai Gampong Binaan
ProKlim Kota Banda Aceh yaitu Gampong Kota Baru Kecamatan Kuta
Alam, Gampong Peunyerat Kecamatan Banda Raya, Gampong Cot Mesjid
Kecamatan Lueng Bata, Gampong Lambung Kecamatan Meuraxa,
Gampong Alue Deah Teungoh Kecamatan Meuraxa dan Gampong Surien
Kecamatan Meuraxa.
Gampong Binaan ProKlim Kota Banda Aceh tahun 2019 akan
diusulkan sebagai Kampung Iklim tingkat Nasional tahun 2020 dan
diharapkan mampu meraih predikat Kampung ProKlim Kategori Lestari
dari Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Semoga pengembangan Program
Kampung Iklim ini dapat dijalankan oleh seluruh gampong di wilayah
Kota Banda Aceh.

Banda Aceh, Desember 2020

Kepala Dinas Lingkungan Hidup,


Kebersihan dan Keindahan
Kota Banda Aceh

Hamdani, SH
Pembina Tk.I
NIP.19680623 198902 1 002

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM i


`

DAFTAR ISI

HALAMAN

KATA PENGANTAR ..................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................... iv

DAFTAR TABEL ......................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ........................................................... 1


1.1 LATAR BELAKANG ................................................... 1
1.2 TUJUAN DAN MANFAAT ........................................... 3
1.3 DASAR HUKUM ........................................................ 4
1.4 SASARAN ................................................................. 5
1.5 HASIL YANG DIHARAPKAN ...................................... 5

BAB II STRATEGI DAN TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN


PROGRAM KAMPUNG IKLMIM (PROKLIM) ................... 7
2.1 STRATEGI PELAKSANAAN ........................................ 7
2.2 TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN ....................... 8

BAB III PERSIAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM


KAMPUNG IKLIM (PROKLIM) KOTA BANDA ACEH
TAHUN 2020 ............................................................... 25
3.1 PENETAPAN SK PEMBENTUKAN TIM TEKNIS
KEGIATAN PROGRAM KAMPUNG IKLIM DAN
PENETAPAN LOKASI PROGRAM KAMPUNG IKLIM .... 25
3.2 PERSIAPAN RAPAT PERTEMUAN DAN KOORDINASI 27
3.3 JADWAL KEGIATAN PROGRAM KAMPUNG IKLIM
(PROKLIM) ................................................................ 29

BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM KAMPUNG IKLIM


(PROKLIM) KOTA BANDA ACEH TAHUN 2020 ............. 31
4.1 INVENTARISASI KONDISI KAMPUNG IKLIM KOTA
BANDA ACEH ............................................................ 31
4.2 SOSIALISASI PENGEMBANGAN PROGRAM
KAMPUNG IKLIM ...................................................... 34
4.2.1 SOSIALISASI PENGEMBANGAN PROGRAM
KAMPUNG IKLIM KOTA BANDA ACEH TAHUN
2020 DI GAMPONG PENYEURAT KECAMATAN
BANDAR RAYA KOTA BANDA ACEH ................ 35
4.2.2 SOSIALISASI PENGEMBANGAN PROGRAM
KAMPUNG IKLIM KOTA BANDA ACEH TAHUN
2020 ................................................................. 36

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM ii


`

4.3 VERIFIKASI LAPANGAN PENILAIAN GAMPONG


PROKLIM LESTARI UNTUK GAMPONG LAMBUNG
KECAMATAN MEURAXA............................................ 38

BAB IV PENUTUP .................................................................... 40


4.1 KESIMPULAN ............................................................ 40
4.2 SARAN ...................................................................... 41

LAMPIRAN

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM iii


`

DAFTAR GAMBAR

HALAMAN

Gambar 2.1 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Program Kampung


Iklim Kota Banda Aceh Tahun 2020 ......................... 9
Gambar 2.2 Form Inventarisasi Kegiatan Program
Kampung Iklim ......................................................... 12
Gambar 3.1 Inventarisasi awal Program Kampung Iklim
Kota Banda Aceh tahun 2020 ................................... 28

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM iv


`

DAFTAR TABEL

HALAMAN

Tabel 2.1 Pilihan kegiatan adaptasi terhadap


dampak perubahan iklim ......................................... 14
Tabel 2.2 Pilihan kegiatan mitigasi perubahan iklim ................ 20
Tabel 2.3 Komponen kelembagaan masyarakat dalam
pelaksanaan aksi adaptasi dan mitigasi
perubahan iklim ........................................................ 22
Tabel 3.1 Susunan Tim Teknis Kegiatan Program kampung Iklim
Kota Banda Aceh Tahun 2020 sesuai SK Walikota
No. 114 Tahun 2020 ................................................. 26
Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan Program Kampung Iklim (ProKlim) . 29
Tabel 4.1 Inventarisasi Kondisi Kampung Iklim Kota Banda
Aceh ......................................................................... 31

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM v


`

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Proklim adalah program berlingkup nasional yang dikelola
oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam rangka
meningkatkan keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan
lain untuk untuk melakukan penguatan kapasitas adaptasi
terhadap perubahan iklim dan penurunan emisi gas rumah kaca
(GRK).
Perubahan suhu yang terjadi saat ini diyakini sebagai akibat
terjadinya akumulasi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer. Berbagai
kegiatan manusia dalam pembangunan menyebabkan konsentrasi
Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer semakin bertambah, termasuk
penggunaan bahan bakar fosil, proses penguraian sampah dan
limbah, penggunaan pupuk kimia serta pembakaran jerami.
Keberadaan GRK di atmosfer menyebabkan radiasi gelombang
panjang sinar matahari terperangkap sehingga suhu bumi menjadi
naik dan mengakibatkan perubahan iklim. Peningkatan GRK di
atmosfer diperparah oleh berkurangnya luas hutan atau deforestasi
yang mempunyai kemampuan untuk menyerap CO2.
Kenaikan suhu bumi meningkatkan ancaman terhadap risiko
terjadinya bencana terkait iklim seperti banjir, longsor, kekeringan,
gagal panen, keragaman hayati, kenaikan muka air laut serta
kesehatan manusia. Perubahan iklim merupakan sebuah realitas
yang telah dirasakan secara luas di berbagai belahan dunia,
sehingga diperlukan aksi nyata untuk meningkatkan ketahanan
masyarakat terhadap dampak perubahan iklim serta upaya
pengurangan emisi GRK sebagai komponen yang diperlukan dalam
pembangunan berkelanjutan.

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM


1
`

Program Kampung Iklim (Proklim) sebagai wujud dan


tanggung jawab Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan
Keindahan Kota Banda Aceh (DLHK3) Provinsi Aceh sebagai
akuntabilitas publik dalam pembinaan kelompok masyarakat yang
bertujuan untuk upaya penyelenggaraan pemerintahan yang baik
terhadap lingkungan hidup (good enviromental governance).
Dalam perkembangannya, Proklim telah menjadi Program
yang mendapat dukungan dari beberapa gampong di Kota Banda
Aceh guna mengatasi dampak perubahan iklim. Kegiatan
pengelolaan lingkungan oleh warga masyarakat, telah berkontribusi
dalam upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Partisipasi
masyarakat menjadi salah satu indikator penting dalam
keberhasilan suatu program termasuk Proklim.
Program ini juga bertujuan untuk memberikan pengakuan terhadap
program adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang ada, yang
telah berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan sesuai dengan
situasi setempat.
Pendataan aksi lokal adaptasi dan mitigasi perubahan iklim
dapat dilaksanakan melalui pendekatan yang bersifat bottom up,
yaitu dengan mendorong berbagai pihak mengumpulkan informasi
mengenai kegiatan yang sudah dilakukan oleh masyarakat dan
dapat memberikan manfaat nyata terhadap upaya penanganan
perubahan iklim. Pendataan dan pengukuran manfaat dibatasi
pada luasan tertentu dengan menggunakan terminologi Kampung
Iklim.
Kampung iklim merupakan lokasi yang masyarakatnya telah
melakukan upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim secara
berkesinambungan. Penetapan lokasi kampung iklim dilakukan
melalui serangkaian proses penilaian yang dilakukan melalui
Program Kampung Iklim (ProKlim)

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM


2
`

1.2 TUJUAN DAN MANFAAT


Tujuan dari Program Kampung Iklim (ProKlim) adalah untuk
meningkatkan pemahaman mengenai perubahan iklim dan dampak
yang ditimbulkan, dan mendorong pelaksanaan aksi nyata yang
dapat memperkuat ketahanan masyarakat dalam menghadapi
perubahan iklim serta memberikan kontribusi terhadap upaya
pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK). Hal lain yang
diharapkan dapat tercapai melalui pelaksanaan ProKlim adalah:
a. Mengidentifikasi kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan
iklim serta potensi pengembangannya di tingkat lokal.
b. Memberikan pengakuan terhadap aksi lokal yang telah
dilakukan masyarakat untuk mendukung upaya adaptasi
dan mitigasi perubahan iklim.
c. Mendorong penyebarluasan kegiatan adaptasi dan mitigasi
perubahan iklim yang telah berhasil dilaksanakan pada
lokasi tertentu untuk dapat diterapkan di daerah lain sesuai
dengan kondisi wilayah dan kebutuhan masyarakat
setempat.
Adapun manfaat dari pelaksanaan Program Kampung Iklim
(ProKlim) adalah:
a. Meningkatkan ketahanan masyarakat dalam menghadapi
variabilitas iklim dan dampak perubahan iklim.
b. Meningkatkan kualitas hidup dan sosial ekonomi
masyarakat.
c. Terukurnya potensi dan kontribusi pengurangan emisi Gas
Rumah Kaca (GRK) suatu lokasi terhadap pencapaian target
penurunan GRK Nasional.

d. Tersedianya data kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM


3
`

iklim serta potensi pengembangan di tingkat lokal yang dapat


menjadi bahan masukan dalam perumusan kebijakan,
strategi dan program terkait perubahan iklim.
e. Terbangunnya kesadaran dan gaya hidup rendah emisi.
f. Meningkatnya kemampuan masyarakat di tingkat lokal untuk
mengadopsi teknologi rendah emisi, yaitu teknologi yang
menghasilkan emisi GRK minimal.

1.3 DASAR HUKUM


1. Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2009, tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2017 tentang
Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup;
3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.13/MenLHK/Setjen/OTL.0/1/2016 tentang Organisasi
Dan Tata Kerja Bakti Pengendalian Perubahan Iklim dan
Kebakaran Hutan dan Lahan;
4. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.33/MenLHK/Setjen/Kum.1/3/2016 tentang Pedoman
Penyusunan Aksi Adaptasi Perubahan Iklim;
5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.84/MenLHK/Setjen/KUM.1/11/2016 tentang Program
Kampung Iklim;
6. Qanun Aceh Nomor 02 Tahun 2011 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup; dan
7. Surat Edaran Gubernur Aceh No.660/7395 tentang
Pelaksanaan Program Kampung Iklim (Proklim) di Provinsi
Aceh.

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM


4
`

1.4 SASARAN
Sasaran pelaksanaan Program Kampung Iklim adalah lokasi
dengan batas administratif minimal setingkat rukun warga, dusun
atau dukuh dan maksimal setingkat kelurahan/desa/gampong
atau wilayah administratif lain yang setara. Selain itu, program ini
juga dapat dibentuk pada lokasi tertentu dimana komunitasnya
telah memiliki kebijakan dan melaksanakan program/kegiatan
pengendalian perubahan iklim, antara lain seperti desa/kampung
masyarakat hukum adat, perguruan tinggi dan pesantren.
Pada tahun 2020, pihak Dinas Lingkungan Hidup,
Kebersihan dan Keindahan Kota Banda Aceh bekerjasama dengan
beberapa instansi terkait yaitu DLHK Aceh, DPMG Kota Banda Aceh
dan DPPKP Kota Banda Aceh telah melakukan serangkaian
kegiatan pelaksanaan Proklim yaitu inventarisasi, sosialisasi dan
pembinaan kepada 4 (empat) gampong pada 3 (tiga) kecamatan di
wilayah Kota Banda Aceh sebagai Gampong ProKlim, yaitu
Gampong Kota Baru Kecamatan Kuta Alam, Gampong Peunyerat
Kecamatan Banda Raya, Gampong Lambung Kecamatan Meuraxa,
dan Gampong Alue Deah Teungoh Kecamatan Meuraxa.

1.5 HASIL YANG DIHARAPKAN


Hasil yang diharapkan dari kegiatan Program Kampung Iklim
(ProKlim) Kota Banda Aceh Tahun 2020 adalah:
1. Peningkatan keterlibatan masyarakat dalam kegiatan Proklim
melalui aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dengan
mendorong peran masyarakat dan semua pihak untuk
berkontribusi dalam mengurangi emisi GRK, meningkatkan
kapasitas adaptasi dalam menghadapi bencana terkait iklim yang
sering terjadi

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM


5
`

2. Perlu ada kaderisasi pada generasi muda agar Proklim dapat


terus berjalan di masa depan;
3. Proklim dapat menjadi desa percontohan yang mampu mengelola
kawasannya berbasis ramah lingkungan sehingga mampu
menghadapi efek dari perubahan lingkungan
4. Semakin banyak terbentuknya kampung ProKlim di Kota Banda
Aceh.

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM


6
`
`

BAB II
STRATEGI DAN TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN
PROGRAM KAMPUNG IKLIM (ProKlim)
-
2.1 STRATEGI PELAKSANAAN
ProKlim merupakan kegiatan yang memadukan upaya adaptasi
dan mitigasi perubahan iklim pada tingkat tapak dengan melibatkan
peran serta aktif masyarakat dan berbagai pihak pendukung seperti
pemerintah dan pemerintah daerah, dunia usaha, perguruan tinggi serta
lembaga non-pemerintah. Pelaksanaan Program Kampung Iklim
menerapkan pendekatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim
berbasis masyarakat berdasarkan prinsip kemitraan. Dengan
pendekatan tersebut para pemangku kepentingan berinteraksi
secara aktif dalam proses penyelesaian masalah terkait perubahan
iklim untuk memperkuat kapasitas sosial di tingkal lokal maupun
nasional.
Adaptasi terhadap dampak perubahan iklim adalah salah
satu cara penyesuaian yang dilakukan secara spontan atau
terencana untuk memberikan reaksi terhadap perubahan iklim
yang diprediksi atau yang sudah terjadi.
Mitigasi perubahan iklim adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan dalam upaya menurunkan tingkat emisi gas rumah kaca
sebagai bentuk upaya penanggulangan dampak perubahan iklim.
Strategi pelaksanaan Program Kampung Iklim secara umum
adalah sebagai berikut:
a. Memperkuat kapasitas pemerintah daerah dalam
mendukung upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
b. Memperkuat kapasitas masyarakat dalam melaksanakan
upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM 7


`
`

c. Menjalin kemitraan dengan kementerian/ lembaga terkait,


pemerintah daerah, dunia usaha, dan lembaga non-
pemerintah.
d. Mendorong terciptanya kepemimpinan di tingkat masyarakat
untuk menjamin keberlangsungan pelaksanaan kegiatan
adaptasi dan mitigasi perubahan iklim serta kegiatan
ekonomi masyarakat.
e. Mendorong komitmen pengambil kebijakan di tingkat
nasional dan daerah untuk mendukung pelaksanaan upaya
adaptasi dan mitigasi perubahan iklim serta kegiatan
ekonomi masyarakat.
f. Menyebarluaskan keberhasilan upaya adaptasi dan mitigasi
perubahan iklim di tingkat lokal.
g. Meningkatkan pengembangan dan penerapan teknologi tepat
guna yang mendukung upaya adaptasi dan mitigasi
perubahan iklim di tingkat lokalserta kegiatan ekonomi
masyarakat.
h. Mendorong optimalisasi potensi sumber pendanaan untuk
mendukung pelaksanaan Program Kampung Iklim.

2.2 TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN


Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Keindahan Kota
Banda Aceh sebagai fasilitator dalam pengembangan Program
Kampung Iklim di Kota Banda Aceh melakukan serangkaian
tahapan pelaksanaan kegiatan yang dapat dilihat pada gambar
berikut ini.

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM 8


`
`

PERSIAPAN PERENCANAAN

Koordinasi Inventarisasi
Instansi terkait Kondisi Awal Sosisalisasi Program Kampung Iklim
dan Gampong (ProKlim) di tingkat lokal/ gampong
Pembentukan yang dituju
Tim Proklim
Kota Banda Aceh

PELAKSANAAN
PENGEMBANGAN DAN
PENGUATAN AKSI Pembinaan Pelaksanaan
Peningkatan Adaptasi dan
Kapasitas Mitigasi
Pemantauan dan evaluasi Akses Sumber Perubahan Iklim
pelaksanaan adaptasi dan mitigasi Daya, di tingkat lokal/
perubahan Iklim di Gampong dalam Pendanaan, berbasis
wilayah Kota Banda Aceh dan Teknologi masyarakat

Gambar 2.1 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Program Kampung


Iklim Kota Banda Aceh Tahun 2020

a. Persiapan
Pada tahapan ini dilakukan beberapa hal yaitu:
▪ Bekerjasama dengan beberapa instansi terkait yaitu DLHK
Aceh, DPMG Kota Banda Aceh dan DPPKP Kota Banda Aceh
dalam mempersiapkan rencana kerja Program Kampung
Iklim Kota Banda Aceh.
▪ Berkoordinasi dengan pihak pemerintah kecamatan untuk
menunjuk gampong yang rentan terhadap dampak
perubahan iklim serta telah berupaya dalam mengelola
lingkungannya.
▪ Berkoordinasi dengan pihak pemerintah gampong yang telah
dipilih sebagai gampong binaan Program Kampung Iklim
dalam melakukan inventarisasi kondisi awal lingkungan

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM 9


`
`

sesuai format yang telah ada.Pada tahapan inventarisasi


awal, dikumpulkan data dan informasi dasar yang diperlukan
dalam membangun atau mengembangkan ProKlim. Data
dasar yang diperlukan antara lain adalah:
- Keberadaan Kelompok Kerja (yang terdiri dari Kelompok
masyarakat/ PKK/ Organisasi Pemuda/ Aparatur
Gampong) yang diakui dan disahkan olek Keuchik
Gampong setempat;
- Luas wilayah;
- Jumlah penduduk (KK/Jiwa);
- Sumber penghasilan utama penduduk;
- Elevasi/ketinggian rata-rata lokasi dari permukaan laut;
- Tipologi wilayah (dataran tinggi, dataran rendah, pesisir);
- Curah hujan rata-rata;
- Lokasi (perkotaan/ pedesaan);
- Profil kerentanan dan emisi gas rumah kaca, yang terdiri
dari:
1. Identifikasi kerentanan dan resiko perubahan iklim;
Identifikasi dilakukan berdasarkan dampak yang
sudah mulai dirasakan oleh masyarakat maupun
potensi yang dapat terjadi di wilayah setempat.
Masyarakat diharapkan memahami keterkaitan
fenomena perubahan iklim seperti kenaikan
temperatur, perubahan pola curah hujan, peningkatan
muka air laut, dan peningkatan kejadian ekstrim
dengan dampaknya yang akan memengaruhi
kehidupan masyarakat seperti banjir, Iongsor,
kekeringan, dan gagal panen. Dengan memahami hal
tersebut, diharapkan masyarakat mengetahui risiko

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM 10


`
`

akibat perubahan iklim dan hal-hal apa yang perlu


dilakukan untuk meminimalkan risiko yang dihadapi.
Selain itu perlu dilakukan juga identifikasi area
pada lokasi setempat yang berpotensi rentan terhadap
dampak perubahan iklim dengan melakukan
pengamatan dan pendataan area sensitif yang paling
sering mengalami kejadian/bencana terkait iklim
ekstrim serta memiliki kapasitas paling rendah dalam
menangai risiko iklim tersebut. Tingkat kerentanan
dapat didekati melalui data indikator kerentanan
seperti data kependudukan, sosial ekonomi,
infrastruktur, dan data terkait ekosistem wilayah
tersebut.
2. Identifikasi sumber emisi dan serapan Gas Rumah
Kaca (GRK).
Identifikasi sumber emisi dan serapan GRK
diperlukan untuk menyusun rencana penurunan emisi
GRK di lokasi setempat. Data sumber emisi dan
serapan GRK yang perlu dikumpulkan antara lain:
- Timbulan sampah dan limbah padat;
- Limbah rumah tangga maupun industri;
- Pemakaian energi berbahan bakar fosil;
- Jumlah ternak seperti sapi, kambing, babi;
- Penggunaan pupuk kimia dalam kegiatan pertanian;
- Luas tutupan lahan;
- Frekuensi dan luas kejadian kebakaran
hutan/lahan.

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM 11


`
`

Gambar 2.2 Form Inventarisasi Kegiatan Program Kampung Iklim

b. Perencanaan
Pada tahapan ini dilakukan Sosialisasi Program Kampung
Iklim kepada masyarakat gampong binaan Program Kampung
Iklim. Kegiatan sosialisasi bertujuan untuk mengembangkan dan
meningkatkan kapasitas masyarakat dan kelembagaan

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM 12


`
`

masyarakat serta menyusun rencana aksi adaptasi dan mitigasi


perubahan iklim di tingkat lokal berbasis masyarakat.
c. Pelaksanaan
Pelaksaaan kegiatan Program Kampung Iklim terdiri
dari tindakan adaptasi dalam menyesuaikan diri terhadap
dampak yang terjadi serta mitigasi sebagai upaya
dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Prinsip penyusunan
aksi adaptasi perubahan iklim dapat merujuk pada
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.33/MenLHK/Setjen/Kum.1/3/2016 tentang Pedoman
Penyusunan Aksi Adaptasi Perubahan Iklim, yang dilakukan
secara partisipatif dengan melibatkan warga masyarakat di
wilayah setempat.
Pilihan kegiatan adaptasi dan mitigasi yang dapat
dilaksanakan oleh warga masyarakat dalam melaksanakan
PROKLIM adalah seperti tercantum dalam tabel berikut.

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM 13


`
`

Tabel 2.1. Pilihan kegiatan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim


No. Kegiatan Komponen Uraian
1. Pengendalian Pemanenan air Pemanenan air hujan adalah mengumpulkan dan menampung air hujan, termasuk aliran air
kekeringan, hujan permukaannya, semaksimal mungkin pada saat turun hujan untuk dapat digunakan dan
banjir, dan dimanfaatkan dalam menangani atau mengantisipasi kekeringan.
longsor Air hujan dapat dikumpulkan misalnya dengan membuat lubang penampung air, embung dan
penampungan air hujan (PAH). Bentuk dan ukuran penampung air hujan disesuaikan dengan
kondisi dan kemampuan masyarakat setempat, bisa dalam skala individu maupun komunal.
Peresapan air Peresapan air adalah upaya untuk meningkatkan resapan air dan mengembalikan air semaksimal
mungkin kedalam tanah terkait dengan penanganan atau antisipasi kekeringan, misalnya melalui
pembuatan biopori, sumur resapan, Bangunan Terjunan Air (BTA), rorak, dan Saluran Pengelolaan
Air (SPA)
Perlindungan Perlindungan dan pengelolaan mata air perludilakukan untuk meminimalkan risiko terjadinya
mata air kekeringan akibat perubahan iklim. Kegiatan dapat mencakup upaya fisik seperti pembuatan
struktur pelindung mata air dan konservasi tumbuhan di sekitar lokasi mataair, maupun non-fisik
seperti pembuatan aturan-aturan lokal yang dapat menjaminmata air tetap hidup.
Penghematan Penghematan penggunaan air adalah upaya penggunaan air untuk menggunakan air secara efektif
penggunaan dan efisien sehingga tidak mengalami pemborosan, misalnya penggunaan kembali air yang sudah
air dipakai untuk keperluan tertentu dan pembatasan penggunaan air.
Sarana dan Pembuatan sarana dan prasarana pengamanan banjir diperlukan dalam mengantisipasi perubahan
prasarana pola hujan akibat perubahan iklim yang dapat meningkatkan risiko terjadinya banjir. Strategi
pengendalian pengendalian banjir untuk pengaturan debit banjir dilakukan misalnya melalui kegiatan
banjir pembangunan dan pengaturan bendungan dan waduk banjir, tanggul banjir, palung sungai,
pembagi atau pelimpah banjir, daerah retensi banjir, sistem buka tutup pintu air (polder), dan
penyiapan jalur evakuasi. Pengendalian banjir juga mencakup sistem peringatan dini yang
merupakan rangkaian sistem dalam kegiatan kesiapsiagaan untuk menginformasikan akan
timbulnya kejadian bencana banjir secara cepat kepada masyarakat, yang dapat dilakukan dengan
menggunakan alat komunikasi tradisional maupun modern.

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM 14


`
`

Rancang Dalam mengantisipasi risiko terjadinya bencana banjir akibat perubahan iklim, salah satu upaya
bangun yang adaptasi yang dapat dilakukan adalah dengan merancang atau memodifikasi kontruksi bangunan
adaptif misalnya dengan cara meninggikan struktur bangunan, menerapkan rancangan rumah panggung
atau rumah apung.
Terasering Dengan adanya potensi peningkatan curah hujan akibat perubahan iklim, salah satu upaya yang
dapat dilakukan untuk meminimalkan risiko longsor dan erosi adalah melalui pembuatan
terasering (mencakup saluran peresapan, saluran pembuangan air, tanaman penguat teras) pada
lahan dengan kemiringan tertentu.
Terasering merupakan konservasi tanah atau pengawetan tanah yang dibuat sejajar garis kontur
yang dilengkapi saluran peresapan, saluran pembuangan air, serta tanaman penguat teras yang
berfungsi sebagai pengendali erosi dan longsor.
Penanaman vegetasi akan memperkuat upaya pengendalian bencana longsor dan erosi tanah,
sekaligus juga memberikan manfaat terhadap upaya konservasi air tanah dan penanganan lahan
kritis. Jenis vegetasi dapat dipilih sesuai dengan kondisi lokal.
2. Peningkatan Sistem pola Pola tanam merupakan suatu urutan tanam pada sebidang lahan alam satu tahun,termasuk
ketahanan tanam didalamnya masa pengolahan tanah. Pola tanam terbagi dua yaitu pola tanam monokultur dan
pola tanam polikultur.
Pertanian monokultur adalah pertanian dengan menanam tanaman sejenis, misalnya sawah
ditanami padi saja, jagung saja, atau kedelai saja. Tujuan menanam secara monokultur adalah
meningkatkan hasil pertanian. Sedangkan pola tanam polikultur ialah pola pertanian dengan
banyak jenis tanaman pada satu bidang lahan yang terusun dan terencana dengan menerapkan
aspek lingkungan yang lebih baik, serta menghasilkan keuntungan yaitu mengurangi serangan
hama, menambah kesuburan tanah, dan memutus siklus hama/penyakit. Contoh pola tanam
polikultur yaitu tumpang sari, tumpang gilir, tanaman bersisipan, tanaman campuran, dan
tanaman bergiliran. Penerapan sistem pola tanam merupakan salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk meminimalkan risiko dampak perubahan iklim.
Sistem irigasi/ Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang
drainase pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi
pompa, dan irigasi tambak. Sistem irigasi meliputi prasarana irigasi, air irigasi, manajemen irigasi,
kelembagaan pengelolaan irigasi, dan sumber daya manusia.

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM 15


`
`

Keandalan air irigasi diwujudkan melalui kegiatan membangun waduk, waduk lapangan,
bendungan, bendung, pompa, dan jaringan drainase yang memadai, mengendalikan mutu air, serta
memanfaatkan kembali air drainase. Setiap pembangunan jaringan irigasi dilengkapi dengan
pembangunan jaringan drainase yang merupakan satu kesatuan dengan jaringan irigasi yang
bersangkutan.
Jaringan drainase berfungsi untuk mengalirkan kelebihan air agar tidak mengganggu produktivitas
lahan. Sistem irigasi/drainase yang baik dapat mengurangi risiko gagal tanam dan gagal panen.
Penerapan sistem irigasi hemat air akan memperkuat kapasitas adaptasi untuk mengantisipasi
ketersediaan air yang berkurang akibat semakin panjangnya musim kemarau pada daerah tertentu
yang merupakan salah satu dampak perubahan iklim
Pertanian Sistem pertanian terpadu merupakan sistem yang menggabungkan kegiatan pertanian,
terpadu peternakan, perikanan, kehutanan dan ilmu lain yang terkait dengan pertanian dalam satu lahan
(Integrated sehingga dapat meningkatkan produktifitas lahan dan memperkuat ketahanan pangan. Dalam
Farming/Mix praktek pertanian terpadu, output dari salah satu budidaya menjadi input kultur lainnya yang
Farming) akan meningkatkan kesuburan tanah dan menyeimbangkan semua unsur hara organik yang
mengarah pada terwuiudnya konsep pertanian organik ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Kegiatan pertanian terpadu termasuk juga pengelolaan potensi lokal, yaitu berbagai upaya
perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan tanaman dan hewan lokal yang dapat mendukung
peningkatan ketahanan pangan, terutama tanaman dan hewan lokalyang memiliki potensi untuk
beradaptasi terhadap kondisi iklim ekstrim.
Penganeka Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya gagal panen akibat
ragaman dampak perubahan iklim adalah melalui penganekaragaman tanaman pangan. Dengan keragaman
tanaman jenis yang ditanam, maka tanaman pangan yang tumbuh pada suatu lokasi tertentu menjadi
pangan semakin bervariasi sehingga jika terjadi kegagalan panen pada jenis tertentu masih ada jenis
tanaman lain yang dapat dipanen. Selain itu perlu juga dikembangkan penggunaan komoditas
tahan iklim (misalnya padi hemat air, tahan salinitas tinggi, padi apung).
Pemanfaatan Pemanfaatan pekarangan adalah pekarangan yang dikelola melalui pendekatan terpadu dengan
lahan membudidayakan berbagai jenis tanaman, ternak dan ikan di halaman rumah, sehingga dapat
pekarangan menjamin ketersediaan bahanpangan yang beranekaragam secara terus menerus dan sekaligus
meningkatkan pemenuhan gizi keluarga

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM 16


`
`

3. Penanganan Struktur Pembuatan struktur pelindung alamiah pesisir alamiah merupakan salah satu upaya pemeliharaan
atau antisipasi pelindung dan rehabilitasi daerah pantai untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim dan melindungi
kenaikan alamiah pesisir melalui kegiatan penanaman vegetasi pantai (seperti ketapang, cemara laut, mangrove,
muka laut, dan pohon kelapa), melindungi gumuk pasir serta pengelolaan terumbu karang.
rob, intrusi air Struktur Pembuatan struktur pelindung buatan bertujuan untuk melindungi pantai terhadap kerusakan
laut, abrasi, pelindung akibat serangan gelombang dan arus, antara lain dengan cara:
ablasi atau buatan a. Memperkuat pantai atau melindungi pantai agar mampu menahan kerusakan karena serangan
erosi akibat gelombang;
angin, b. Mengubah laju transpor sedimen sepanjang pantai;
gelombang c. Mengurangi energi gelombang yang sampai ke pantai;
tinggi d. Reklamasi dengan menambah suplai sedimen ke pantai atau dengan cara lain.
Sesuai dengan fungsinya, bangunan pantai dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok yaitu
konstruksi yang dibangun di pantai dan
sejajar garis pantai, konstruksi yang dibangun tegak lurus pantai, dan konstruksi yang dibangun
di lepas pantai dan sejajar garispantai. Beberapa macam bangunan pelindung pantai antara lain
groin (groyne), pemecah gelombang (jetty, breakwater, seawall artificial headland), beach
nourthment, terumbubuatan dan pintu air pasang surut.
Relokasi Relokasi permukiman dan aset penting lainnya adalah pemindahan lokasi permukiman atau aset
penting ke lokasi lain yang lebih aman karena lokasi lama sudah tidak layak huni akibat
meningkatnya muka air laut dan terkena dampak perubahan iklim lainnya.
Sistem Pengelolaan pesisir terpadu dinyatakan sebagai proses pemanfaatan sumber daya pesisir dan
pengelolaan lautan serta ruang dengan mengindahkan aspek konservasi dan keberlanjutannya. Konteks
pesisir terpadu keterpaduan meliputi dimensi sektor, ekologis, hirarki pemerintahan, dan disiplin ilmu. Penerapan
konsep pengelolaan pesisir terpadu yang mempertimbangkan risiko iklim akan dapat memperkuat
ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan ik1im.

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM 17


`
`

Mata Perubahan iklim dapat meningkatkan frekuensi terjadinya gelombang tinggi, badai dan juga
pencaharian kenaikan muka air laut yang mengancam kegiatan usaha nelayan dan masyarakat pesisir dalam
alternatif memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Oleh karena salah satu upaya adaptasi yang perlu
dilakukan adalah mengembangkan mata pencaharian altematif untuk meningkatkan taraf
perekonomian masyarakat yang tahan terhadap bencana iklim.
Konsep pengembangan mata pencaharian alternatif mengacu pada prinsip keterpaduan antara
kepentingan ekonomi dan ekologi. Mata pencaharian nelayan dan masyarakat pesisir perlu
disesuaikan dengan perubahan kondisi lingkungan akibat perubahan iklim, misalnya budidaya
kepiting dan penggantian spesies ikan yang adaptif terhadap perubahan iklim.
4. Pengendalian Pengendalian Vektor adalah artropoda yang dapat (pembawa penyakit) menularkan, memindahkan dan/ atau
penyakit vektor menjadi sumber penular penyakit terhadap manusia. Pengendalian vektor adalah semua kegiatan
terkait iklim (pembawa atau tindakan yang ditujukan untuk menurunkan populasi vektor serendah mungkin sehingga
penyakit) keberadaannya tidak lagi berisiko untuk terjadinya penularan penyakit tular vektor di suatu
wilayah atau menghindari kontak masyarakat dengan vektor sehingga penularan penyakit tular
vektor dapat dicegah. Pengendalian Vektor Terpadu (PVT) merupakan pendekatan yang
menggunakan kombinasi beberapa metode pengendalian vektor yang dilakukan berdasarkan azas
keamanan, rasionalitas, dan efektifitas pelaksanaannya serta dengan mempertimbangkan
kelestarian keberhasilannya. Pengendalian vektor dapat dilakukan dengan pengelolaan lingkungan
secara fisik atau mekanis, penggunaan agen biotik, baik terhadap vector maupun tempat
perkembang biakannya dan/atau perubahan perilaku masyarakat serta dapat mempertahankan
dan mengembangkan kearifan lokal sebagai altematif. Beberapa contoh kegiatan yang dapat
dilaksanakan untuk mengendalian vektor adalah:
a. 3M (menguras, menimbun, menutup) sarang nyamuk;
b. pengendalian perindukan nyamuk dantikus;
c. memperbaiki lingkungan agar tidak ada genangan air;
d. memasukkan ikan dalam kolam/pot tanaman;
e. membentuk Tim Jumantik (Juru Pemantau Jentik).
Pengendalian vektor juga mencakup penerapan sistem kewaspadaan dini yaitu untuk
mengantisipasi terjadinya penyakit terkait perubahan iklim seperti diare, malaria, Demam
Berdarah Dengue (DBD).

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM 18


`
`

Sanitasi dan Sanitasi adalah upaya pengendalian semua bersih faktor lingkungan fisik manusia, yang mungkin
air bersih menimbulkan atau dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan, bagi perkembangan fisik,
kesehatan, dan daya tahan hidup manusia.
Sanitasi lingkungan dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan dan
mempertahankan standar kondisi lingkungan yang mendasar yang mempengaruhi kesejahteraan
manusia.Kondisi tersebut mencakup:
a. pasokan air yang bersih dan aman
b. pembuangan limbah dari hewan, manusia dan industri yang efisien
c. perlindungan makanan dari kontaminasi biologis dan kimia;
d. udara yang bersih dan aman;
e. rumah yang bersih dan aman
Untuk mengantisipasi terjadinya kelangkaan air akibat perubahan iklim maka perlu dilakukan
upaya penyediaan air bersih, baik secara individual maupun komunal.
Sarana penyediaan air bersih secara individual contohnya adalah sumur (misalnya sumur gali,
sumur pompa tangan, sumur bor, sumur pompa tangan dangkal) dan bak penampungan air hujan.
Sedangkan sistem penyediaan air bersih secara komunal contohnya adalah pembangunan hidran
umum, kran umum dan terminal air.
Perilaku Hidup PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga
Bersih dan atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam
Sehat (PHBS) kegiatan kesehatan dimasyarakat.
Upaya sosialisasi danpelembagaan PHBS, contohnya mencucitangan dengan sabun, menggunakan
jamban sehat dan menggunakan air bersih. Penerapan PHBS dapat memperkuat ketahanan
masyarakat dalam mengantisipasi wabah penyakit terkait iklim

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM 19


`
`

Tabel 2.2. Pilihan kegiatan mitigasi perubahan iklim


No. Kegiatan Komponen Uraian
1. Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan sampah/limbah padat mencakup kegiatan pewadahan dan pengumpulan,
sampah, sampah pengomposan serta kegiatan 3R (Reduce,Reuse, Recycle). Pewadahan adalah suatu cara
limbah padat dan/atau penampungan sampah sebelum dikumpulkan, dipindahkan, diangkut dan dibuang ke tempat
dan cair limbah padat pembuangan akhir.
Tujuan utama dari pewadahan adalah :
• Menghindari terjadinya sampah yang berserakan sehingga mengganggu lingkungan dari
kesehatan, kebersihan dan estetika;
• Memudahkan proses pengumpulan sampah dan tidak membahayakan petugas pengumpulan
sampah, baik petugas kota maupun dari lingkungan setempat.
Sistem pengumpulan adalah cara atau proses pengambilan sampah/limbah padat mulai dari
tempat pewadahan atau penampungan sampah dari sumber timbulan sampah sampai ketempat
pengumpulan sementara atau sekaligus ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Pewadahan dan pengumpulan sampah perlu dilakukan untuk mencegah dekomposisi atau
pembusukan sampah yang tidak pada tempatnya baik di tingkat rumah tangga maupun komunal,
yang akan memberikan kontribusi terhadap emisi GRK.
Upaya masyarakat untuk memanfaatkan sampah/limbah padat dan gas metana yang dihasilkan
dari proses pengolahan limbah, dapat dilakukan dengan melakukan 3R (Reduce, Reuse, and
Recycle) serta pemanfatan gas metana dari limbah organik sebagai sumber energi, dan pemanfaatan
pupukorganik dari proses pengomposan.
Masyarakat perlu didorong untuk mengolah sampah/limbah padat dari kegiatan rumah tangga
sehingga tidak ada sampah yang dibuang kelingkungan, dengan memaksimalkan pengurangan
jumlah sampah, pengomposan tingkat rumah tangga dan aktif dalam pengoperasian bank sampah
Pengelolaan 1. Domestik
limbah dan Upaya masyarakat untuk mengolah limbah cair domestik di tingkat komunal yang dilengkapi
pemanfaatan dengan instalasi penangkap gas metana, contohnya tangki septik dilengkapi dengan instalasi
limbah cair penangkap metana, dan memanfaatkan gas metana sebagai sumber energi baru;
2. Industri rumah tangga

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM 20


`
`

Upaya untuk mengolah limbah cair yang dilengkapi dengan instalasi penangkap gas metana dan
pemanfaat gas metana sebagai sumber energi baru, misalnya instalasi pengolahan air limbah
(IPAL) anaerob yang dilengkapi penangkap gas metana.
2. Menggunakan Penggunaan 1. Teknologi rendah emisi gas rumah kaca
Energi Baru Energi Baru Penerapan teknologi rendah emisi gas mmah kaca, misalnya penggunaan tungku hemat energi,
Terbarukan, Terbarukan, kompor sekam padi, kompor berbahan bakar biji-bijian non-pangan, lampu biogas, dan briket
Konservasi dan sampah;
dan Konservasi 2. Energi baru terbarukan
Penghematan Energi Energi terbarukan adalah sumber energi yang dihasilkan dari sumber energi yang secara alamiah
Energi tidak akan habis dan dapat berkelanjutan jika dikelola dengan baik, antara lain: panas bumi,
bahan bakar nabati (biofuel), aliran air sungai, panas surya, angin, biomassa, biogas, ombak laut
dan suhu kedalaman laut;
3. Efisiensi energi
Efisiensi energi didefinisikan sebagai semua metode, teknik, dan prinsip-prinsip yang
memungkinkan untuk dapat menghasilkan penggunaan energi lebih efisien dan membantu
penurunan permintaan energi global sehingga mengurangi emisi GRK. Upaya yang dapat
dilakukan misalnya dengan menerapkan perilaku hemat listrik, menggunakan lampu hemat
energi (non-pijar), dan memaksimalkan pencahayaan alami.
3. Melakukan Pengolahan 1. Pengurangan pupuk dan modifikasi sistem pengairan
Budidaya Budidaya Upaya masyarakat untuk mengurangi emisi gas rumah kaca akibat penggunaan pupuk dan
pestisida kimia, misalnya menggunakan pupuk organik, pengolahan biomassa menjadi pupuk,
Pertanian Pertanian dan model irigasi berselang/ bertahap (intermittent iigation);
2. Kegiatan pascapanen
Upaya masyarakat untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari kegiatan pasca panendi sektor
pertanian, misalnya dengan tidak membakar jerami disawah dan menghindari proses
pembusukan jerami akibat penggenangan sawah.
4. Meningkatkan Peningkatan 1. Penghijauan
tutupan tutupan Vegetasi Penghijauan adalah kegiatan untuk memulihkan, memelihara dan meningkatkan
vegetasi vegetasi kondisi lahan agar dapat berproduksi dan berfungsi secara optimal, baik sebagai pengatur tata
air atau pelindung lingkungan;
2. Praktik wanatani

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM 21


`
`

Wanatani atau agroforestri adalah sistem penggunaan lahan (usaha tani) yang
mengkombinasikan pepohonan dengan tanaman pertanian untuk meningkatkan keuntungan,
baik secara ekonomis maupun lingkungan. Pada sistem ini, terciptalah keanekaragaman
tanaman dalam suatu luasan lahan sehingga akan mengurangi risiko kegagalan dan melindungi
tanah darierosi serta mengurangi kebutuhan pupukatau zat hara dari luar kebun karenaadanya
daur-ulang sisa tanaman.
5. Mencegah dan Pencegah Kebakaran hutan dan lahan dapat meningkatkan emisi GRK dan merusak lahan ekosistem alam
menanggulang dan sehingga perlu dikendalikan melalui upaya:
i kebakaran menanggula 1. Pencegahan
hutan dan ngi Dapat dilakukan dengan cara pembukaan lahan tanpa bakar, pembuatan jalur hijau, pembuatan
lahan kebakaran sekat bakar dan pengelolaan tata airlahan gambut (sekat kanal dan sumurbor).
hutan dan 2. Pemadaman
lahan Masyarakat dapat berpartisipasi aktif dengan melaporkan kejadian kebakaran pada petugas
yang berwenang. Masyarakat peduli api (MPA) dapat melaksanakan pemadaman dini maupun
bersama-sama dengan Manggala Agni.
3. Penanganan pasca kebakaran
Dapat dilakukan dengan cara merehabilitasi hutan dan lahan.

Tabel 2.3. Komponen kelembagaan masyarakat dalam pelaksanaan aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim
No. Komponen Aspek
1. Kelembagaan dan - Keberadaan kelompok masyarakat penanggung jawab kegiatan dan bentuk organisasinya.
Dukungan - Keberadaan dukungan kebijakan.
Keberlanjutan - dinamika kemasyarakatan.
- Kapasitasmasyarakat.
- Keterlibatan pemerintah.
- Keterlibatan dunia usaha, LSM, dan perguruan tinggi.
- Pengembangan kegiatan.
- Manfaat dengan dilaksanakannya berbagai kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan.

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM 22


`
`

Guna mendukung aksi adaptasi dan mitigasi dampak


perubahan iklim, masyarakat perlu ditingkatkan
kemampuannya dalam mengakses sumber daya, pendanaan,
serta teknologi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim melalui
pembinaan dan berbagai pelatihan mencakup aspek teknis dan
kelembagaan, yang dapat difasilitasi oleh pemerintah dan non
pemerintah.
Akses sumber daya meliputi sumber daya alam, sumber
daya manusia, sumber daya sosial. Akses sumber daya
pendanaan dapat berasal dari pemerintah, swasta, swadaya atau
sumber keuangan lain yang tidak mengikat. Teknologi mencakup
pengetahuan, dan dukungan sarana prasarana.
Beberapa sumber pendanaan yang teridentifikasi dapat
diusulkan untuk mendukung pelaksanaan PROKLIM misalnya:
a. Dana dari pemerintah pusat dan daerah
b. Dana Pembangunan Desa
c. Dana Alokasi Khusus (DAK) yaitu dana yang bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu
dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus
yang merupakan urusan daerah dansesuai dengan prioritas
nasional.
d. Corporate Social Responsibility (CSR) juga merupakan salah
satu sumber dana penting yalg perlu dioptimalkan dalam
mengatasi masalah perubahan iklim.
e. Dana pemberdayaan masyarakat (Community development
dari berbagai kementerian/ lembaga, perusahaan swasta,
BUMN, BUMD, dan lembagasosial.
Untuk akses teknologi dapat dilakukan melalui:
- Media elektronik, contohnya:
www.ditjenppi.menlhk.go.id; www.pojokaktualisasiiklim;

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM 23


`
`

www.menlhk.go.id; www.ksdae.menlhk.go.id;
www.kcpi-dev.reddplusid.org; www.pskl.menlhk.go.id.
- Publikasi,
- Lembaga pengembangan teknologi,
- Lembaga pendidikan,
- Badan usaha, dan
- Lembaga swadaya masyarakat.
d. Pengembangan dan penguatan aksi
Kegiatan pengembangan dan penguatan program
kampung iklim dilaksanakan berdasarkan hasil pemantauan dan
evaluasi yang dilaksanakan secara berkala oleh tim pembina
kegiatan Program Kampung iklim di tingkat kabupaten/kota dan
propinsi. Pemantauan dan evaluasi dilakukan dengan mengukur
kemajuan pelaksanaan kegiatan adaptasi, mitigasi, serta
kelembagaan dan dukungan keberlanjutan.
Hasil pemantauan dan evaluasi digunakan untuk
perbaikan pelaksanaan kegiatan PROKLIM melalui perencanaan
yang lebih baik. Dengan demikian, program nasional kampung
iklim menuju masyarakat yang berpola hidup rendah emisi dan
berketahanan iklim dapat tercapai.

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM 24


`

BAB III
PERSIAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN
PROGRAM KAMPUNG IKLIM (ProKlim)
KOTA BANDA ACEH TAHUN 2020

3.1 PENETAPAN SK PEMBENTUKAN TIM TEKNIS KEGIATAN


PROGRAM KAMPUNG IKLIM DAN PENETAPAN LOKASI
PROGRAM KAMPUNG IKLIM
Sesuai Surat Edaran Gubernur Aceh No.660/7395
tentang Pelaksanaan Program Kampung Iklim (ProKlim) di Provinsi
Aceh, maka sebagai salah satu Kabupaten/Kota yang teletak
di Provinsi Aceh, Kota Banda Aceh melaksanakan Program
Kampung Iklim (Proklim) dengan menyusun serangkaian
tahapan pelaksanaan kegiatan dengan merujuk pada
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor P.33/MenLHK/Setjen/Kum.1/3/2016 tentang Pedoman
Penyusunan Aksi Adaptasi Perubahan Iklim, yang dilakukan secara
partisipatif dengan melibatkan warga masyarakat di wilayah
setempat.
Pelaksanaan Program Kampung Iklim di Kota Banda Aceh
didasarkan atas Keputusan Walikota Banda Aceh Nomor 114 Tahun
2020 tanggal 2 Maret 2020 yang membentuk Tim Teknis kegiatan
Program Kampung Iklim Kota Banda Aceh dengan tugas sebagai
berikut:
a. Menetapkan lokasi gampong kegiatan Program Kampung Iklim
di wilayah Kota Banda Aceh;
b. Meningkatkan kerja sama seluruh pihak di tingkat lokal dalam
memperkuat kapasitas masyarakat untuk melaksanakan upaya
adaptasi dan mitigasi perubahan iklim;

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM 25


`

c. Memfasilitasi kebutuhan dan membina masyarakat dalam


pelaksanaan aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim; dan
d. Melakukan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
Program Kampung Iklim.
Keanggotaan tim teknis kegiatan dibentuk berdasarkan
jenis bidang kerja yang berkaitan dengan Program Kampung Iklim,
yaitu dari DLHK3 Banda Aceh, DPMG Kota Banda Aceh dan DPPKP
Kota Banda Aceh. Adapun susunan keanggotaan Tim Teknis
kegiatan Program Kampung Iklim Kota Banda Aceh tahun 2020
adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1. Susunan Tim Teknis Kegiatan Program Kampung Iklim
Kota Banda Aceh tahun 2020 sesuai SK Walikota
No. 114 Tahun 2020

NO. INSTANSI JABATAN DALAM TIM

1. Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Penanggung Jawab


Kebersihan dan Keindahan Kota
Banda Aceh
2. Sekertaris Dinas Lingkungan Hidup, Koordinator
Kebersihan dan Keindahan Kota
Banda Aceh
3. Kepala Bidang Tata Lingkungan Ketua
Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan
dan Keindahan Kota Banda Aceh
4. Kepala Seksi Pemeliharaan Sekretaris
Lingkungan Dinas Lingkungan
Hidup, Kebersihan dan Keindahan
Kota Banda Aceh
5. Unsur Dinas Lingkungan Hidup dan Anggota
Kehutanan Aceh.
6. Unsru Dinas Pemberdayaan Anggota
Masyarakat Gampong Kota
Banda Aceh
7. Unsur Dinas Pangan, Pertanian, Anggota
Kelautan dan Perikanan Kota Banda
Aceh
8. Unsur Badan Penanggulangan Anggota
Bencana Daerah Kota Banda Aceh

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM 26


`

Selanjutnya sebagai dasar pelaksanaan program Kampung


Iklim (Proklim) di daerah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.84/MenLh-
setjen/kum.1/11/2016 tentang Program Kampung Iklim, maka
ditetapkan Lokasi Program Kampung Iklim Kota Banda Aceh Tahun
2020 melalui Keputusan Walikota Banda Aceh Nomor 267 Tahun
2020 yang menetapkan bahwa :
- Gampong Lambung dan Gampung Alue Deah Tengoh kecamatan
Meuraxa, Gampong Kota Baru Kecamatan Kuta Alam, dan
Gampong Peunyerat Kecamatan Banda Raya sebagai Lokasi
Program Kampung Iklim.
- Dan nama-nama gampong tersebut akan mewakili Kota Banda
Aceh untuk mengikuti tahapan seleksi di tingkat nasional pada
tahun 2020 di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Segala pembiayaan selama pelaksanaan Program Kampung
Iklim Kota Banda Aceh Tahun 2020 dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Kota Banda Aceh melalui Dokumen
Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD)
Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Keindahan Kota Banda
Aceh Tahun 2020 pada kegiatan Pengendalian Dampak Perubahan
Iklim.

3.2 PERSIAPAN RAPAT PERTEMUAN DAN KOORDINASI


Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Keindahan Kota
Banda Aceh sebagai perpanjangan tangan Pemerintah Kota Banda
Aceh dalam pelaksanaan Program Kampung Iklim (ProKlim)
mendapat arahan dan bimbingan dari Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Aceh untuk membina gampong-gampong yang ada di

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM 27


`

wilayah Kota Banda Aceh agar dapat berperan aktif dalam


melaksanakan aksi pengendalian dampak perubahan iklim yang
sedang terjadi saat ini.
Langkah awal pada tahapan persiapan adalah melakukan
koordinasi dengan beberapa instansi terkait yaitu Dinas Pangan,
Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Banda Aceh dan Dinas
Pemberdayaan Masyarakat Gampong Kota Banda Aceh serta
membentuk Tim Teknis Kegiatan Program Kampung Iklim Kota
Banda Aceh Tahun 2020 sesuai Keputusan Walikota Banda Aceh
Nomor 114 Tahun 2020.
Selanjutnya tim teknis yang dikoordinir oleh Kepala Dinas
Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Keindahan Kota Banda Aceh
melakukan inventarisasi kondisi gampong binaan ProKlim
berdasarkan rekomendasi pihak kecamatan perihal penunjukan
gampong di wilayahnya yang rentan terhadap dampak perubahan
iklim serta telah berupaya dalam mengelola lingkungannya.

Gambar 3.1 Inventarisasi awal Program Kampung Iklim

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM 28


`

3.2 JADWAL KEGIATAN PROGRAM KAMPUNG IKLIM (ProKlim)


Jadwal Kegiatan Program Kampung Iklim Kota Banda Aceh Tahun 2020
Tanggal Waktu
No. Uraian Kegiatan Lokasi Kegiatan
Kegiatan Kegiatan
1 Januari s/d Persiapan Berkas Pengusulan Gampong Gampong Proklim
Februari Proklim Kota Banda Aceh tingkat Kota Banda Aceh
2020 Nasional dan DLHK3 Banda
Aceh
2 Maret 2020 Koordinasi Pembentukan Tim Teknis DLHK Aceh, DPMG
dan Penyusunan Rencana Kegiatan Kota Banda Aceh,
Pengembangan Program Kampung Iklim DPPKP Kota Banda
Kota Banda Aceh Tahun 2020 Aceh, BPBD Kota
Banda Aceh dan
DLHK3 Banda Aceh
3 1 s/d 3 09.00 WIB - Identifikasi Kondisi Lingkungan dan Gp. Kota Baru
April 2020 selesai Pengembangan Program Kampung Iklim Kec. Kuta Alam

4 6 s/d 8 09.00 WIB - Identifikasi Kondisi Lingkungan dan Gp. Peunyeurat


April 2020 selesai Pengembangan Program Kampung Iklim Kec. Banda Raya

5 16 April 09.00 WIB - Sosialisasi Pengembangan Program Gampong Peunyerat


2020 selesai Kampung Iklim Kota Banda Aceh Tahun Kec. Banda Raya
2020 di Gampong Peunyerat Kecamatan Kota Banda Aceh
Banda Raya Kota Banda Aceh
6 Juli 2020 Persiapan Berkas Pengusulan Gampong Gp. Lambung
Proklim Lestari untuk Gampong Kec. Meuraxa dan
Lambung Kecamatan Meuraxa Kota DLHK3 Band Aceh
Banda Aceh
7 12 s/d 14 09.00 WIB - Identifikasi Kondisi Lingkungan dan Gp. Alue Deah
Agustus selesai Pengembangan Program Kampung Iklim Teungoh
2020 Kec. Meuraxa
8 19 Agustus 09.00 WIB - Sosialisasi Pengembangan Program DLHK3 Banda Aceh
2020 selesai Kampung Iklim Kota Banda Aceh Tahun
2020
9 1 s/d 15 Persiapan Verifikasi Lapangan/Rapat Gp. Lambung
September Virtual Penilaian Gampong Proklim Kec. Meuraxa dan
2020 Lestari untuk Gampong Lambung DLHK3 Band Aceh
Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh
10 21 s/d 23 09.00 WIB - Identifikasi Kondisi Lingkungan dan Gp. Surien Kec.
September selesai Pembinaan Program Kampung Iklim Meuraxa
2020

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM 29


`

11 November Pemantauan, evaluasi dan pelaporan Gampong Proklim


2020 capaian Pengembangan Program Kota Banda Aceh
Kampung Iklim untuk Gampong yang
telah dibina di wilayah Kota Banda Aceh
Nb : Jadwal bersifat tentatif

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM 30


`

BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM KAMPUNG IKLIM
(ProKlim) KOTA BANDA ACEH TAHUN 2020

4.1 INVENTARISASI KONDISI KAMPUNG IKLIM KOTA BANDA ACEH


Hasil inventarisasi kondisi awal gampong binaan ProKlim
Kota Banda Aceh periode Juli tahun 2020 adalah sebagai berikut
(form terlampir).
Tabel 4.1. Hasil inventarisasi awal Gampong Binaan Program
Kampung Iklim Kota Banda Aceh Tahun 2020
Nama Capaian Tindak
No. Kondisi Lingkungan
Gampong Nilai Lanjut

1 Gp. Kota - Banjir karena wilayah gampong 54,05% Pembinaan


Baru Kec. berada diatas ketinggian 1 mdpl berkelanjutan
Kuta Alam serta merupakan daerah akhir
penyaluran air hujan;
- Lingkungan hijau, karena
masyarakat sudah berpartisipatif
dalam pengelolaan lingkungan;
- Peraturan Pengelolaan Lingkungan
sedang ditindaklanjuti
2 Gp. - Lingkungan baik, namun 56,51% Pembinaan
Peunyeurat pengolahan sampah dan limbah berkelanjutan
Kec. Banda dalam rangka mitigasi masih harus
Raya dilakukan pembinaan;
- Peraturan Pengelolaan Lingkungan
sedang ditindaklanjuti.
3 Gp. Cot - Lingkungan kurang penghijauan 0% -
Mesjid Kec. dan suhu udara tinggi;
Lueng Bata - Tidak partisipatif pihak aparatur
gampong dalam penunjukan
gampong Proklim.
4 Gp. Lambung - Posisi gampong di wilayah pesisir, 58,16% Pembinaan
Kec. Meuraxa sehingga pasang surut air laut dan berkelanjutan
angin ribut sering terjadi;
- Peresapan air perlu dilakukan
karena suhu udara yang tinggi,
sehingga faktor kekeringan sering
terjadi,
5 Gp. Surien - Lingkungan baik 0% -
Kec. Meuraxa - Tidak partisipatif pihak aparatur

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM 31


`

gampong dalam penunjukan


gampong Proklim.
6 Gp. Alue - Posisi gampong di wilayah pesisir, 52.30% Pembinaan
Deah sehingga pasang surut air laut dan berkelanjutan
Teungoh Kec. angin ribut sering terjadi.
Meuraxa - Peresapan air perlu dilakukan
karena suhu udara yang tinggi,
sehingga faktor kekeringan sering
terjadi.

a. Identifikasi kerentanan dan resiko perubahan iklim


- Gampong Kota Baru Kecamatan Kuta Alam
Merupakan kawasan perkotaan Banda Aceh yang berada di
ketinggian 1m diatas permukaan laut. Kondisi inilah yang
menyebabkan gampong ini rentan terhadap bencana banjir
akibat presipitasi/curah hujan yang tidak menentu.
Limpasan air hujan yang mengalir ke dataran yang lebih
rendah mengakibatkan sebagian pemukiman penduduk
tergenang banjir. Selain itu letak wilayah yang termasuk
kawasan perkotaan dengan tingkat kepadatan penduduk
yang tinggi berdampak terhadap tingginya pencemaran
udara dan kebisingan akibat kurangnya Ruang Terbuka
Hijau (RTH).
- Gampong Peunyerat Kecamatan Banda Raya
Termasuk kawasan perkotaan dan dilewati daerah aliran
sungai (DAS) mataie. Daerah aliran sungai ini masih
dimanfaatkan sebagian warga sebagai sarana pembuangan
limbah, baik limbah cair maupun padat. Kondisi inilah yang
beresiko terjadinya banjir akibat meluapnya daerah aliran
sungai ketika musim penghujan.
- Gampong Lambung Kecamatan Meuraxa
Gampong Lambung merupakan kawasan pesisir pantai Kota
Banda Aceh yang sangat rentan terjadinya kenaikan air laut.

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM 32


`

Gempa dan tsunami merupakan bencana terbesar yang


pernah menyapu bersih kawasan ini, namun upaya
pemerintah dan juga partisipasi masyarakat gampong
mampu memulihkan kembali wilayah Gampong Lambung
untuk dapat dihuni kembali sebagai permukiman
penduduk.
- Gampong Alue Deah Teungoh Kecamatan Meuraxa
Kawasan gampong ini juga termasuk kedalam pesisir pantai
Kota Banda Aceh yang sangat rentan terjadinya kenaikan air
laut, bahkan gempa dan tsunami yang telah
menghancurkan permukiman penduduk setempat. Namun
saat ini gampong telah kembali dihuni, karena masyarakat
gampong terus berupaya memulihkan kondisi alam
gampong tersebut.
- Gampong Surien Kecamatan Meuraxa
Merupakan salah satu kawasan gampong terparah ketika
bencana gempa dan tsunami melanda Kota Banda Aceh
pada 26 Desember 2004. Lokasi Gampong Surien berjarak
+3 km dari kawasan laut ulee dan dikelilingi beberapa
gampong lainnya. Posisi gampong yang jauh dari akses
jalan nasional dan harus melewati gampong lainnya
mengakibatkan gampong ini membutuhkan jalur evakuasi
bencana khusus dan terpadu sebagai upaya adaptasi
bencana kenaikan air laut bahkan tsunami.

b. Identifikasi sumber emisi dan serapan Gas Rumah Kaca (GRK)


Sumber emisi dan serapan GRK terinventarisir dari 6 (enam)
Gampong di wilayah Kota Banda Aceh yaitu:
- Timbulan sampah dan limbah padat;
- Limbah rumah tangga maupun usaha/kegiatan;

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM 33


`

- Jumlah ternak seperti sapi, kambing, ayam dan bebek;


- Penggunaan pupuk kimia dalam kegiatan pertanian;
- Luas tutupan lahan;
Berdasarkan hasil inventarisasi awal yang telah dilakukan,
tingkat kerentanan suatu wilayah/gampong terhadap dampak
perubahan iklim dan partisipasi masyarakat merupakan indikator
utama dalam pelaksanaan pembinaan secara berkesinambungan.
Berubahnya temperatur, presipitasi dan kenaikan air laut
merupakan kondisi yang selanjutnya mempengaruhi kesehatan
manusia, pertanian, hutan, area pesisir, sumber daya air, spesies
dan area alami, sumber energi, transportasi dan lainnya.
Penanganan yang bersifat menyeluruh dan bentuk aksi lokal dari
tingkatan atas hingga masyarakat dalam upaya adaptasi dan
mitigasi perubahan iklim diharapkan mampu mengurangi
konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK).

4.2 SOSIALISASI PENGEMBANGAN PROGRAM KAMPUNG IKLIM


Kegiatan sosialisasi Program Kampung Iklim Kota Banda
Aceh merupakan sarana penyampaian informasi yang bertujuan
untuk mengembangkan dan meningkatkan kapasitas masyarakat
dan kelembagaan gampong serta menyusun rencana aksi adaptasi
dan mitigasi perubahan iklim di tingkat lokal berbasis masyarakat.
Dalam pelaksanaan kegiatan, selain memberikan pemahaman
kepada masyarakat, juga diperoleh informasi lebih rinci pada sesi
tanya jawab terkait potensi dan permasalahan gampong yang
dialami oleh masyarakat secara langsung serta upaya yang
dilakukan dalam pengendalian dampak perubahan iklim.
Sosialisasi Program Kampung Iklim pada tahun 2020
dilakukan melalui 2 (dua) tahap baik secara roadshow ke gampong
binaan ProKlim yaitu Gampong Penyeurat maupun melalui

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM 34


`

sosialisasi untuk 3 (tiga) desa yaitu Gp. Surine, Gp. Kota Baru dan
Gp. Alue Deah Tengoh yang dilakukan di Gedung lantai 3 Dinas
Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Keindahan Kota Banda Aceh.
Untuk narasumber didatangkan dari tenaga ahli pengembangan
kegiatan ProKlim DLHK Aceh, DLHK3 Banda Aceh dan DPPKP Kota
Banda Aceh.

4.2.1 Sosialisasi Pengembangan Program Kampung Iklim Kota


Banda Aceh Tahun 2020 di Gampong Penyeurat
Kecamatan Bandar Raya Kota Banda Aceh.
Sosialisasi dilaksanakan pada Kamis,16 April 2020 di
Aula Kantor Keuchik Peunyerat. Sosialisasi dipimpin oleh
Cut Safarina Yulianti, ST. MT. MM. (Kabid. Tata Lingkungan
DLHK3 Banda Aceh), Hery Yanto, S. Hut., MP. (DLHK
Provinsi Aceh) sebagai narasumber, dan dihadiri oleh tokoh
masyarakat dan pendamping (Ketua Tim Penggerak PKK)
gampong setempat serta Ketua KSM Lambung Lestari yang
mewakili Gampong Lambung. Hasil dari Kegiatan Sosialisasi
tersebut adalah :
1. Dalam sambutannya Keuchik Peunjerat Kota Banda Aceh
menyampaikan ucapan terima kasih kepada DLHK3 dan
DLHK Prov. Aceh yang telah memberikan dukungan pada
Kampung Peunjerat untuk menjadi peserta Kampung
Proklim. Beliau berharap agar ke depannya Kampung
Peunjerat menuju ke arah kampung yang lebih berkembang
dan memiliki inovasi untuk menjadi kampung yang siap dan
sigap dalam menghadapi perubahan iklim. Hal tersebut
dapat dilihat dengan semangat warga yang sangat antusias
melakukan aktivitas yang mendukung kepedulian terhadap
lingkungan seperti kegiatan melakukan penghijauan dengan
menanam beberapa tanaman b

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM 35


`

2. uah buahan dan sayuran di sekitar rumah yang dapat


dimanfaatkan sehari hari, melakukan pengelolaan sampah
rumah tangga, membuat sumur resapan dan lain-lain.
3. Hery Yanto, S. Hut., MP. selaku narasumber memberikan
apresiasi kepada warga Kampung Peunjerat yang telah
melakukan aksi nyata terkait pengendalian perubahan iklim,
sehingga dari sebanyak 56 peserta (kampung) di seluruh
kota yang diusulkan di Aceh, Kampung Peunjerat layak
menerima penghargaan/sertifikat sebagai Kampung Proklim
Tingkat Madya untuk Kategori Kota.
Pada pelaksanaan kegiatan ini dilakukan diskusi antara
narasumber dengan peserta sosialisasi tentang bagaimana
strategi dalam pengisian form serta kendala-kendala yang
dihadapi pada saat melakukan inventarisasi data.

4.2.2 Sosialisasi Pengembangan Program Kampung Iklim Kota


Banda Aceh Tahun 2020

Sosialisasi Pengembangan Program Kampung Iklim


dilaksanakan pada Rabu,19 Agustus 2020 di Aula Lantai 3
Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Keindahan
Kota Banda Aceh. Sosialisasi dipimpin oleh Cut Safarina
Yulianti, ST. MT. MM. (Kabid. Tata Lingkungan DLHK3
Banda Aceh), Hery Yanto, S. Hut., MP. (DLHK Provinsi Aceh)
sebagai narasumber, dan dihadiri oleh tokoh masyarakat
dan pendamping Gampong Kota Baru, Gampong Lambung,
Gampong Alue Deah Tengoh dan Gampong Surin serta Ketua
KSM Lambung Lestari yang mewakili Gampong Lambung.
Hasil dari Kegiatan Sosialisasi tersebut adalah :
1. Cut Safarina menyampaikan bahwa Proklim merupakan
program yang memberikan pengakuan terhadap

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM 36


`

partisipasi aktif masyarakat yang telah melaksanakan


upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang
terintegrasi, sehingga dapat mendukung target
penurunan emisi GRK nasional dan meningkatkan
ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan
iklim. Beliau juga menegaskan Perlunya dokumentasi
pada gampong-gampong untuk mendukung kegiatan
proklim ini. Dari DLHK3 sudah melakukan pengambilan
data apa saja sarana pendukung terkait pengelolaan
lingkungan pada setiap Gampong, apabila ada data yang
kurang atau ada yang ingin ditambahkan bisa
disampaikan kepada pihak DLHK3. Proklim juga dapat
menjadi solusi dari kemampuan untuk beradaptasi dan
mitigasi dari perubahan iklim. Dengan program ini, dapat
diterapkan secara berkelanjutan oleh warga gampong.
2. Hery Yanto, S. Hut., MP. selaku narasumber menjelaskan
cara pengisian form isian Proklim dan kegiatan-kegiatan apa
saja yang dapat dikategorikan sebagai aksi/partisipasi
adaptasi dan mitigasi warga gampong.
Pada pelaksanaan kegiatan ini dilakukan diskusi antara narasumber
dengan peserta sosialisasi tentang hal-hal apa saja yang harus
diperhatikan dalam pengisian form Proklim serta informasi yang dapat
melengkapi data-data terkait Kampung Proklim. Selanjutnya di akhir
acara Cut Safarina sebagai Ketua Tim Teknis Kegiatan Program
Kampung Iklim Tahun 2020 berharap semoga seluruh aksi-aksi yang
dilakukan dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim ini
bisa terwujud, yaitu gampong mandiri dan peduli dengan
lingkungan.

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM 37


`

4.3 VERIFIKASI LAPANGAN PENILAIAN GAMPONG PROKLIM


LESTARI UNTUK GAMPONG LAMBUNG KECAMATAN MEURAXA
Kegiatan verifikasi lapangan Proklim Tahun 2020 untuk
Gampong Lambung dilakukan secara online karena adanya
pandemic Covid-19, sehingga verifikasi lapangan secara offline
yang seharusnya dilakukan oleh KLHK tidak dapat dilaksanakan
sebagaimana mestinya. Kegiatan yang dilakukan secara online ini
sekaligus menjadi agenda penilaian perdana yang menggunakan
aplikasi Zoom Meeting.
Tim verifikator perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan (KLHK) melakukan penilaian virtual terhadap
Program Kampung Iklim (Proklim) di Kota Banda Aceh pada Senin,
14 September 2020. Verifikasi Proklim yang melibatkan Dinas
Lingkungan Hidup Provinsi dan Kabupaten tersebut bertujuan
untuk memeriksa kesesuaian data dan informasi yang dikirim oleh
pengusul lokasi kampong iklim di wilayah Sumatera.
Melalui Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Keindahan
Kota (DLHK3) Banda Aceh mengusulkan gampong Lambung,
Kecamatan Meuraxa sebagai gampong iklim yang telah berada
dalam binaan DLHK3 selama 2 tahun silam. Kemudian, dalam
kegiatan yang berlangsung selama 3 jam tersebut, tim penilai
mengamati 5 titik lokasi utama yang menjadi tolak ukur penilaian
data yang ada di lapangan. Diantaranya gerbang utama Gampong
Lambung, TPS3R, Ruang Terbuka Hijau (RTH) Gampong Lambung,
Hutan Manggrove hingga rumah contoh yang menerapkan sistem
Proklim. Tak hanya mengandalkan tim dari dinas terkait, DLHK3
Banda Aceh ikut mengandeng aparatur gampong setempat dan
melibatkan masyarakat langsung dalam kegiatan penilaian Proklim
secara virtual.

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM 38


`

Proklim memiliki misi yang bukan hanya untuk


meningkatkan kebersihan dan keindahan lingkungan saja,
melainkan menciptakan desa-desa yang lebih mandiri, dapat
berdaptasi dengan perubahan iklim dan dapat mengatasi dampak
mitigasi perubahan dan varibilitas iklim di lingkungan, mulai dari
penyediaan pangan secara mandiri, penyesuaian lahan terbatas,
RTH yang dibuat secara vertikal jika lahan terbatas hingga
melakukan pengelolaan sampah yang baik dan benar.
Dengan adanya program ini, diharapkan dapat menjadi awal
yang baik untuk perkembangan lingkungan sekitar. Sehingga
program-program kampung iklim dapat diterapkan di semua
gampong yang ada di Kota Banda Aceh.

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM 39


`

BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
1. Program Kampung Iklim (ProKlim) merupakan Program
ini dikembangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup
untuk mendorong partisipasi aktif masyarakat dan
seluruh pihak dalam melaksanakan aksi lokal untuk
meningkatkan ketahanan terhadap dampak perubahan
iklim dan pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
serta menjadi salah satu solusi pembangunan lokal yang
berkelanjutan dengan meningkatkan kesadaran
masyarakat terhadap kebersihan lingkungan, kesehatan,
pendidikan lingkungan hidup serta tanggung jawab sosial
perusahaan dalam pembangunan.
2. Pelaksanaan Program Kampung Iklim menerapkan
pendekatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim
berbasis masyarakat berdasarkan prinsip kemitraan.
3. Pada tahun 2020 Kota Banda Aceh melaksanakan
kegiatan Program Kampung Iklim kepada 3 (tiga)
gampong di 3 (tiga) kecamatan, yaitu Gampong Alue Deah
Teungoh Kecamatan Meuraxa, Gampong Kota Baru
Kecamatan Kuta Alam, dan Gampong Peunyerat
Kecamatan Banda Raya.
4. Lokasi/gampong yang partisipatif dan aktif terhadap aksi
adaptasi dan mitigasi perubahan iklim merupakan
Gampong Binaan ProKlim Kota Banda Aceh Tahun 2020
yang terdiri dari Gampong Alue Deah Teungoh
Kecamatan Meuraxa, Gampong Kota Baru Kecamatan

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM 41


`

Kuta Alam, dan Gampong Peunyerat Kecamatan Banda


Raya.
5. Dengan adanya program ini, diharapkan dapat menjadi
awal yang baik untuk perkembangan lingkungan sekitar.
Sehingga program-program kampung iklim dapat
diterapkan di semua gampong yang ada di Kota Banda
Aceh.

5.2 SARAN
1. Penambahan lokasi/gampong binaan ProKlim
Kota Banda Aceh agar lebih ditingkatkan melalui
sosialisasi ke semua kecamatan dalam wilayah Kota
Banda Aceh.
2. Dukungan dan kebijakan dari berbagai pihak terkait baik
pemerintah maupun swasta dalam pengembangan
Program Kampung Iklim sangat dibutuhkan demi
terciptanya Gampong Iklim di Kota Banda Aceh dan
Provinsi Aceh.
3. Keberlanjutan ProKlim akan sangat tergantung kepada
pelaksana kegiatan di lokasi yang telah ditetapkan.
Kegiatan yang berkesinambungan dapat dilaksanakan
dengan partisipasi aktif dari seluruh komponen
masyarakat yang memiliki rasa kepemilikan yang tinggi
terhadap program. Pelaksanaan kegiatan adaptasi dan
mitigasi pada lokasi yang telah berhasil memperoleh
apresiasi dapat menjadi contoh bagi kelompok
masyarakat daerah lain sebagai pembelajaran.

KEGIATAN PENGENDALIAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM 41

Anda mungkin juga menyukai