Anda di halaman 1dari 274

DAK

Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN


DAK INFRASTRUKTUR BIDANG SANITASI
TAHUN 2021

Jakarta, Januari 2021

Tim Penyusun :
M. Rizat Abidin, ST, MT, M.Sc
Ir. Komang Raka M. M.Ap
Himyar Sugiri, SH., M.Ap
Rinaldy Pradana, ST, M.Sc
Khairun, SE, M.Si
Rahmi Jumiarti, ST

DIREKTORAT SANITASI
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

KATA PENGANTAR

Akses penduduk terhadap prasarana


sanitasi pada dasarnya erat kaitannya
dengan aspek kesehatan, lingkungan
hidup, pendidikan, sosial budaya serta
kemiskinan. Hasil berbagai pengamatan dan
penelitian membuktikan bahwa semakin
besar akses penduduk kepada fasilitas
sanitasi (air limbah permukiman,
persampahan dan drainase lingkungan)
serta pemahaman tentang hygiene, semakin kecil kemungkinan
terjadinya kasus penyebaran penyakit yang ditularkan melalui media air
dan tanah. Beberapa upaya pengembangan sanitasi lingkungan berskala
komunitas, dapat dilakukan melalui pendekatan berbasis masyarakat. Hal
ini ditujukan untuk menjamin keberlanjutan pengelolaan, melalui
penekanan perubahan perilaku dan pola hidup masyarakat untuk dapat
lebih bersih dan sehat dengan melibatkan masyarakat secara utuh sejak
tahap perencanaan, pelaksanaan pembangunan sampai dengan
pengelolaan sarana agar terciptanya lingkungan permukiman
berkelanjutan yang sehat.

Salah satu sistem penganggaran untuk percepatan pelaksanaan


infrastruktur bidang sanitasi di daerah adalah bersumber dari Dana
Alokasi Khusus (DAK). Sesuai Undang-Undang No. 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, DAK merupakan dana yang bersumber
dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu
dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang
merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Dan
sebagai tindak lanjut dari UU No. 23 Tahun 2014 tersebut di atas,
telah diterbitkan Peraturan Presiden No. 88 Tahun 2019 tentang
Petunjuk Teknis Dana Alokasi Khusus Fisik dan Peraturan

i
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 5 tahun 2021


tentang Petunjuk Operasional Pengelolaan Dana Alokasi Khusus
Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun Anggaran
2021.

Namun dalam implementasi di lapangan, masih diperlukan petunjuk


pelaksanaan yang aplikatif berdasarkan pada standar dan syarat
teknis yang berlaku. Direktorat Jenderal Cipta Karya menyusun
Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi
Tahun 2021 yang bertujuan untuk dijadikan sebagai pedoman bagi
Pemerintah Kabupaten/Kota, dan pelaksana lapangan pada setiap
proses tahapan pembangunan mulai dari tahap persiapan,
perencanaan, pelaksanaan, operasi dan pemeliharaan hingga
pengendalian dan pemanfaatan dalam rangka meningkatkan pelayanan
sanitasi pada kawasan padat penduduk dan rawan sanitasi di lingkungan
permukiman.

Semoga dengan tersusunnya Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan DAK


ini semakin mempercepat pemerintah daerah dalam membangun
sarana dan prasarana sanitasi yang tepat sasaran, tepat mutu, tepat
waktu dan biaya yang telah menjadi urusan bersama (konkuren) dengan
pemerintah pusat untuk mendukung pencapaian RPJMN 2020 – 2024.

Jakarta, Januari 2021


Direktur Sanitasi

Ir. Prasetyo, M.Eng


NIP. 196801291996031002

ii
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................... i


DAFTAR ISI, TABEL, GAMBAR, DAFTAR LAMPIRAN, DAFTAR
ISTILAH DAN DAFTAR KETERANGAN........................................... iii

PENDAHULUAN .............................................................................. 1
BAB I. KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN DAK INFRA-
STRUKTUR BIDANG SANITASI ..................................................... 6
1.1. Tujuan Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi ................. 6
1.2. Ruang Lingkup Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi .... 7
1.3. Output Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi .................. 7
1.4. Kriteria Lokasi Kegiatan DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi ..... 7
1.5. Pendanaan Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi .......... 10
1.5.1. Sumber dan Alokasi Pendanaan .................................. 10
1.5.2. Rencana Pembiayaan .................................................. 12

1.6. Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Program DAK Infra-


struktur Bidang Sanitasi ........................................................... 13
1.7. Tugas dan Tanggung jawab Tim Koordinasi ............................ 16
1.7.1. Tugas dan Tanggung jawab Tim Koordinasi Pusat ....... 16
1.7.1.1. Tugas dan Tanggung jawab Tim dalam Tahap
Perencanaan .................................................. 16
1.7.1.2. Tugas dan Tanggung jawab Tim dalam Tahap
Pelaksanaan ................................................... 17
1.7.1.3. Tugas dan Tanggung jawab Tim dalam Tahap
Pasca Pelaksanaan ........................................ 17
1.7.2. Tugas dan Tanggung jawab Balai Prasarana Permuki-
man Wilayah (BPPW) Provinsi ..................................... 18
1.7.3. Tugas dan Tanggung jawab Pemerintah Daerah Kab./
Kota ............................................................................. 18
1.8. Penilaian Kinerja Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi .. 21
1.9. Operasi dan Pemeliharaan ...................................................... 22
1.9.1. Tujuan Operasi dan Pemeliharaan ............................... 22
1.9.2. Serah Terima Hasil Pekerjaan ...................................... 23
1.9.3. Pengelolaan Biaya Operasional dan Pemeliharaan ...... 24

BAB II. KETENTUAN PROSES PELAKSANAAN DAK


INFRASTRUKTUR BIDANG SANITASI ........................................... 27
2.1. Tahap Persiapan Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi
Sub Bidang Air Limbah Domestik dan Sub Bidang Persam-
pahan ...................................................................................... 27
2.1.1. Tahap Persiapan Program Tingkat Pemda Kab/Kota
sebelum Tahun Anggaran/N-1 ..................................... 27
2.1.1.1. Penyusunan Renstra DAK Kab/Kota .............. 27

iii
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

2.1.1.2. Pemilihan Lokasi Kegiatan Penanganan Air


Limbah Domestik dan Persampahan .............. 27
2.1.1.3. Seleksi Lokasi Desa/Kelurahan Prioritas sesuai
Dokumen SSK ................................................ 28
2.1.1.4. Seleksi Lokasi Berdasarkan Usulan Kebutuhan
dari Desa/Kelurahan ....................................... 28
2.1.1.5. Rincian Menu Kegiatan Prioritas Tematik
Penurunan Kematian Ibu dan Stunting ........... 28
2.1.1.6. Rincian Menu Kegiatan Prioritas Tematik
Penanggulangan Kemiskinan melalui Perluasan
Akses Perumahan, Air Minum dan Sanitasi
Layak .............................................................. 29

2.1.2. Tahap Persiapan Program pada Tahun Anggaran


Berjalan/N .................................................................... 30
2.1.2.1. Proses Persiapan Program tingkat Kab/Kota .. 30
2.1.2.1.1. Rekrutmen Tenaga Fasilitator Lapa-
ngan (TFL) ...................................... 32
2.1.2.1.2. Peningkatan Kapasitas bagi Tenaga
Fasilitator Lapangan (TFL) .............. 33
2.1.2.1.3. Kontrak Tenaga Fasilitator Lapangan
(TFL) ............................................... 34
2.1.2.1.4. Tugas dan Fungsi Tenaga Fasilitator
Lapangan (TFL) Teknik dan Pember-
dayaan ............................................ 34
2.1.2.1.5. Sosialisasi Awal Program DAK Infra-
struktur Bidang Sanitasi dan Promosi
Kesehatan oleh OPD Kab./Kota ...... 41
2.1.2.1.6. Serah Tugas TFL kepada Pemerintah
Desa/Kelurahan dari PPK OPD Pro-
gram DAK Infrastruktur Bidang Sani-
tasi .................................................. 42

2.1.2.2. Proses Persiapan Program tingkat Desa/Kelu-


rahan .............................................................. 42
2.1.2.2.1. Sosialisasi Awal Program DAK Infra-
struktur Bidang Sanitasi Sub Bidang
Air Limbah Domestik oleh TFL ........ 42
2.1.2.2.2. Sosialisasi Awal Program DAK Infra-
struktur Bidang Sanitasi Sub Bidang
Persampahan oleh TFL .................. 43
2.2. Tahap Perencanaan Program DAK Infrastruktur Bidang Sani-
tasi Sub Bidang Air Limbah Domestik dan Sub Bidang Persam-
pahan ...................................................................................... 43
2.2.1. Perencanaan Sub Bidang Air Limbah Domestik
(SPALD-T dan SPALD-S) ............................................. 43
2.2.1.1. Pemetaan Sanitasi tingkat Desa/Kelurahan .... 43

iv
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

2.2.1.2. Proses Pelaksanaan Selotip tingkat Desa/Kelu-


rahan .............................................................. 46
2.2.1.3. Rembuk Kesiapan Masyarakat tingkat Titik
Lokasi Terpilih ................................................ 55
2.2.1.4. Proses Pembentukan Tim Pelaksana Swake-
lola Kelompok Swadaya Masyarakat (TPS-
KSM) .............................................................. 56
2.2.1.5. Penyusunan Dokumen RKM oleh Tim Pelaksana
Swakelola (TPS-KSM) .................................... 64
2.2.1.6. Perjanjian Kerjasama (PKS) antara Ketua TPS-
KSM dengan PPK Sanitasi OPD Dinas
terkait .............................................................. 69
2.2.2. Perencanaan Sub Bidang Persampahan (TPS-3R) ...... 69
2.2.2.1. Proses Pemilihan Pengurus Tim Pelaksana
Swakelola Kelompok Swadaya Masyarakat
(TPS-KSM) ..................................................... 69
2.2.2.2. Proses Survei Timbunan dan Komposisi
Sampah .......................................................... 69
2.2.2.3. Penyusunan Dokumen RKM TPS-3R ............. 77
2.2.2.4. Perjanjian Kerjasama antara Ketua TPS-KSM
dengan PPK Sanitasi OPD Dinas terklait ........ 79

2.3. Tahap Pelaksanaan Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi


Sub Bidang Air Limbah Domestik dan Sub Bidang Persam-
pahan ...................................................................................... 79
2.3.1. Pengadaan Barang dan Jasa oleh TPS-KSM ............... 80
2.3.2. Survei Upah Tukang, Tenaga Kerja dan Rekrutmen oleh
Pengurus TPS-KSM ..................................................... 87
2.3.3. Pembangunan Konstruksi Kegiatan Swakelola ............ 88
2.3.4. Pelaporan Kemajuan Pekerjaan dan Dokumentasi
Kegiatan ....................................................................... 88
2.3.5. Pelaporan Realisasi Pekerjaan ..................................... 89
2.3.6. Pembentukan Kelompok Pemanfaat dan Pemeliha-
raan .............................................................................. 89

2.4. Proses Pelaksanaan Kontraktual Sub Bidang Air Limbah ........ 92


2.5. Pelaksanaan Kegiatan Kontraktual Padat Karya ...................... 93
2.6. Tahap Pasca Pelaksanaan Program DAK Infrastruktur Bidang
Sanitasi Sub Bidang Air Limbah Domestik dan Sub Bidang
Persampahan .......................................................................... 94
2.6.1. Operasional dan Pemeliharaan Sub Bidang Air Limbah
Domestik (SPALD-T dan SPALD-S) ............................. 94
2.6.1.1. Perkiraan Biaya Operasional dan Pemeliharaan
MCK ............................................................... 94
2.6.1.2. Petunjuk Pelaksanaan bagi Pengguna MCK ... 94
2.6.1.3. Petunjuk Pelaksanaan bagi Pengelola MCK/
Operator ......................................................... 95

v
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

2.6.1.4. Petunjuk Pelaksanaan Pengurasan IPAL


Kombinasi MCK .............................................. 97
2.6.1.5. Perkiraan Biaya Operasional dan Pemeliha-
raan Sistem Komunal ..................................... 98
2.6.1.6. Petunjuk Pelaksanaan bagi Pengguna Sistem
Komunal ......................................................... 98
2.6.1.7. Petunjuk Pelaksanaan bagi Operator Sistem
Komunal ......................................................... 99
2.6.1.8. Petunjuk Pelaksanaan Pengurasan IPAL
Komunal ...................................................... 101

2.6.2. Operasi dan Pemeliharaan Sub Bidang Persampahan


(TPS-3R) ................................................................... 101
2.6.2.1. Wadah Pengangkut ..................................... 102
2.6.2.2. Peralatan Proses Sampah ........................... 103
2.6.2.3. Kebersihan Hanggar .................................... 103

BAB III. KETENTUAN TEKNIS PELAKSANAAN DAK INFRA-


STRUKTUR BIDANG SANITASI .................................................. 104
3.1. Ketentuan Teknis Pemilihan Teknologi Prasarana Sanitasi Sub
Bidang Air Limbah Domestik dan Persampahan ................... 104
3.1.1. Alternative Pilihan Teknologi Air Limbah Domestik
SPALD-S dan SPALD-T ............................................ 105
3.1.1.1. Sistem Pengolahan Air :Limbah Domestik
Setempat (SPALD-S) ................................... 105
3.1.1.2. Pilihan Sarana dan Prasaranan SPALD-S ... 106
3.1.1.3. Sarana dan Prasarana yang dapat Dikem-
bangkan ....................................................... 107
3.1.1.4. System Pengolahan nAir Limbah Domestik
Terpusat (SPALD-T) .................................... 111
3.1.1.5. Komponen SPALD-T ................................... 112
3.1.1.6. Sub Sistem Pelayanan ................................ 113
3.1.1.7. Sub Sistem Pengumpulan ........................... 113
3.1.1.8. Sub Sistem Pengolahan Terpusat ............... 113
3.1.1.9. Perencanaan Sub Sistem Pengumpulan ..... 114
3.1.1.10. Dimensi dan Kemiringan Pipa ................... 115
3.1.1.11. Bahan Perpipaan ....................................... 116
3.1.1.12. Sambungan Perpipaan .............................. 116
3.1.1.13. Kedalaman Perpipaan ............................... 117
3.1.1.14. Bangunan Pelengkap pada Sub Sistem
Pengumpulan ............................................ 117
3.1.1.15. Perencanaan Sub Sistem Pelayanan ........ 118
3.1.1.16. Perencanaan Sub Sistem Pengolahan ...... 119
3.1.1.17. Opsi Teknologi dalam Perencanaan IPALD 120
3.1.1.18. Parameter Desain dalam Penyusunan RTR/
DED IPAL .................................................. 122
3.1.1.19. Contoh Perhitungan RTR/DED IPAL ......... 124
3.1.1.20. Rencana Anggaran Biaya (RAB) ............... 135

vi
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

3.1.1.21. Konstruksi Bangunan pada Sistem Pengola-


han Air Limbah Domestik Terpusat
(SPALD-T) ................................................. 136
3.1.1.22. Material Konstruksi Bangunan IPAL .......... 137

3.1.2. Pilihan Teknologi Persampahan ................................ 139


3.1.2.1. Kriteria Tempat Pengelolaan Sampah TPS-
3R ............................................................. 141
3.1.2.2. Spesifikasi Teknis Bangunan ..................... 149
3.1.2.2.1. Pengolahan Sampah 3R ......... 152
3.1.2.2.2. Pewadahan Sampah ............... 152
3.1.2.2.3. Perlengkapan .......................... 153
3.1.2.2.4. Operasi dan Pemeliharaan ...... 153
3.1.2.2.5. Pengumpulan Sampah ............ 154
3.1.2.2.6. Kriteria yang Perlu Diperhatikan
dalam Pengumpulan ............... 154
3.1.2.2.7. Pengolahan/Pemanfaatan Sam-
pah .......................................... 155
3.1.2.2.8. Daur Ulang Sampah Non Orga-
nik ........................................... 157
3.1.2.2.9. Proses Pengomposan ............. 158
3.1.2.2.10. Pengomposan dengan Metode
Cetakan ................................... 158
3.1.2.2.11. Pembentukan Tumpukan ........ 159
3.1.2.2.12. Pengomposan dengan Sistem
Bak Terbuka (Open Bin) .......... 159
3.1.2.2.13. Tangki Biofilter Pengolah Lea-
chate ....................................... 160

3.2. Ketentuan Teknis Pengelolaan Keuangan oleh TPS-KSM .... 161


3.2.1. Administrasi dan Pelaporan ....................................... 161
3.2.1.1. Mekanisme Pencairan Dana dari BPKAD ke
Rekening TPS-KSM .................................. 161
3.2.1.2. Mekanisme Penarikan Dana DAK Infrastruk-
tur Bidang Sanitasi oleh TPS-KSM ............ 162
3.2.1.3. Laporan Penggunaan Dana (LPD) ............ 163
3.2.1.4. Buku Bank TPS-KSM ................................ 163
3.2.1.5. Buku Kas Umum TPS-KSM ....................... 164
3.2.1.6. Buku Bantu untuk Administrasi Lainnya ..... 165
3.2.1.7. Laporan Keuangan Periode Bulanan TPS-
KSM .......................................................... 167
3.2.1.8. Laporan Pertanggung jawaban (LPj) TPS-
KSM .......................................................... 168

3.2.2. Proporsi Penggunaan Dana DAK Infrastruktur Bidang


Sanitasi untuk Kegiatan Swakelola oleh TPS-KSM ... 172
3.2.3. Penggunaan Dana Operasional oleh TPS-KSM untuk
Kegiatan Non Fisik .................................................... 173

vii
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

3.2.4. Mekanisme Pencairan Dana DAK Infrastruktur


Bidang Sanitasi oleh PPK Sanitasi OPD Kab/Kota .... 175
3.2.5. Rencana Penggunaan Dana (RPD-1, RPD-2 dan
RPD-3 ....................................................................... 176
3.2.6. Bagan Alur Penyusunan Administrasi Keuangan oleh
TPS-KSM .................................................................. 177

3.3. Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja


(SMK3) ................................................................................. 177
3.3.1. Penerapan SMK3 Kegiatan Swakelola ...................... 178
3.3.2. Penerapan SMK3 Kegiatan Kontraktual .................... 178
3.3.3. Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (SMK3) ....................................... 179
3.3.4. Biaya Penyelenggaraan ............................................ 181

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Sistematika Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi 2021 .................................. 5
Gambar 2. Bagan Sumber Pendanaan dalam Pelaksanaan DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi ........................................ 13
Gambar 3. Skema Koordinasi Pengelolaan DAK Infrastruktur
Bidang Sanitasi (Pemantauan, Evaluasi dan Pelapo-
ran ................................................................................ 16
Gambar 4. Bagan Alir Proses Pelaksanaan DAK Infrastruktur
Bidang Sanitasi ............................................................ 31
Gambar 5. Skema Prosedur Pelaksanaan Selotip ......................... 46
Gambar 6. Proses Pelaksanaan Selotip tingkat Desa/Kelurahan ... 48
Gambar 7. Proses Pemilihan Ketua, Sekretaris, dan Bendahara
TPS-KSM, Bertujuan Memilih orang Baik dan Peduli
Sanitasi ........................................................................ 58
Gambar 8. Bagan Organisasi Tim Pelaksana Swakelola Kelompok
Swadaya Masyarakat (TPS-KSM) ................................ 64
Gambar 9. Garis Besar Pengadaan Barang/Jasa .......................... 86
Gambar 10. Skema Pengelolaan Sampah TPS-3R ........................ 102
Gambar 11. Tangki Septik Komunal dengan Media Bakteri untuk
5-10 KK (botol mineral) .............................................. 110
Gambar 12. Ilustrasi Tangki Septik Komunal (5-10 KK) ................. 110
Gambar 13. Contoh Ilustrasi Tangki Septik Individual .................... 110
Gambar 14. Desain Tangki Septik Komunal (5-10 KK) .................. 111
Gambar 15. Desain Tangki Septik Komunal Pabrikan (5-10 KK) .... 111
Gambar 16. Bagan Alir Pemilihan Unit Pengolahan pada IPAL ...... 112
Gambar 17. Unit Drop Manhole ..................................................... 118
Gambar 18. Skema Pengolahan Air Limbah dengan Proses An
aerobic ....................................................................... 121

viii
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Gambar 19. Skema Pengolahan Air Limbah dengan Proses Ae


robik ........................................................................... 121
Gambar 20. Skema Pengolahan Air Limbah dengan Proses Kom-
binasi .......................................................................... 122
Gambar 21. Contoh lay out dan Bangunan IPAL Kompak beserta
unit-unit IPAL dalam Program DAK Infrastruktur
Bidang Sanitasi .......................................................... 134
Gambar 22. Pemasangan Plat Atas Tutup IPAL dan Tutup
Manhole ..................................................................... 137
Gambar 23. Contoh Media Filter yang sudah Dirakit ...................... 138
Gambar 24. Gambar Denah TPS-3R ............................................. 141
Gambar 25. Alternatif Pengolahan Sampah di TPS-3R .................. 145
Gambar 26. Pola Temperatur pada Proses Aerator Bambu ........... 146
Gambar 27. Pengomposan Sampah Organik ................................. 147
Gambar 28. Gambar Rancangan Lay out Desai Bangunan
TPS-3R ...................................................................... 151
Gambar 29. Tampak depan dan tampak Samping Desain Bangunan
TPS-3R Sistem Lajur Terbuka (Open Windrown) ....... 151
Gambar 30. Desain Arsitektur Tampak Depan ............................... 152
Gambar 31. Desain Arsitektural ..................................................... 152
Gambar 32. Contoh Kreasi Wadah Sampah untuk Pemilahan ....... 153
Gambar 33. Perencanaan Penentuan Volume Wadah Sampah di
Sumbernya ................................................................. 153
Gambar 34. Contoh Alat Pengumpul Sampah ............................... 154
Gambar 35. Perencanaan Pengumpulan Sampah TPS-3R Berbasis
Masyarakat ................................................................. 155
Gambar 36. Diagram Tahapan Proses Pengomposan ................... 156
Gambar 37. Dimensi Tumpukan Lajur Terbuka .............................. 157
Gambar 38. Pengomposan Sistem Cetak ...................................... 158
Gambar 39. Pengomposan Open Bin ............................................ 160
Gambar 40. Bagan Alur Penyusunan Administrasi Keuangan oleh
TPS-KSM ................................................................... 177

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kesesuaian Realisasi Output dengan RK ..................... 19
Tabel 2. Evaluasi Pemanfaatan DAK Infrastruktur Bidang Sani-
tasi untuk Pemerintah Daerah Kab./Kota ...................... 20
Tabel 3. Form Peningkatan Kinerja Bidang Infrastruktur ............ 22
Tabel 4. Form Dampak dan Manfaat .......................................... 22
Tabel 5. Alur Proses Serah Terima Hasil Pekerjaan Swakelola . 24
Tabel 6. Ilustrasi Iuran Rutin Bulanan dari Anggota KPP dan
Difasilitasi oleh TFL sebelum Serah Terima Infrastruktur
Dilakukan ..................................................................... 25
Tabel 7. Jenis Informasi dan Alat Selotip yang Digunakan dalam
Proses Seleksi Titik Lokasi ........................................... 47

ix
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Tabel 8. Contoh Ilustrasi Perkiraan Biaya Pengoperasian dan


Pemeliharaan Sistem MCK untuk 250 Jiwa .................. 94
Tabel 9. Contoh Ilustrasi Perkiraan Biaya Pengoperasian dan
Pemeliharaan Sistem Komunal untuk 300 Jiwa ............ 98
Tabel 10. Persyaratan Teknis Perencanaan Pipa Pengumpul Air
Limbah Domestik ....................................................... 115
Tabel 11. Spesifikasi Kompos dari Sampah Organik Domestik .. 147
Tabel 12. Persyaratan Teknis Pupuk Organik ............................ 148
Tabel 13. Contoh Kualifikasi Kompos Sampah Dapur ................ 149
Tabel 14. Kelebihan dan Kekurangan Pengomposan ................ 160

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Contoh Surat Pernyataan Kesiapan dari Pemerintah
Desa/Kelurahan sebagai Salah Satu Bentuk Pemina-
tan Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi ........ 182
Lampiran 2. Contoh Berita Acara Sosialisasi Awal Program DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi tingkat Desa/Kelurahan
Tahun Anggaran ...................................................... 183
Lampiran 3. Contoh Daftar Hadir Peserta Sosialisasi Awal Program
DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi tingkat Desa/
Kelurahan ................................................................ 184
Lampiran 4. Contoh Berita Acara Rembuk Kesiapan Masyarakat
(Kontrak Sosial) ....................................................... 185
Lampiran 5. Contoh Daftar hadir Rembuk Kesiapan Masyarakat
(Kontrak Sosial) ....................................................... 187
Lampiran 6. Contoh Berita Acara Pembentukan Tim Pemetaan
Sanitasi tingkat Desa/Kelurahan .............................. 188
Lampiran 7. Contoh Daftar Hadir Peserta Rembuk Pembentukan
Tim Pemetaan Sanitasi tingkat Desa/Kelurahan ...... 190
Lampiran 8. Contoh Berita Acara Hasil Pemetaan Sanitasi tingkat
Desa/Kelurahan dan Penetapan Lokasi RT/RW/Dusun
yang akan di Selotip Program DAK Infrastruktur
Bidang Sanitasi tahun .............................................. 191
Lampiran 9. Contoh Daftar Hadir Keterlibatan Peserta Secara
Partisipatif dalam Proses Pemetaan Sanitasi tingkat
Desa/Kelurahan ....................................................... 192
Lampiran 10. Contoh Berita Acara Pembentukan Tim Selotip tingkat
Desa/Kelurahan ....................................................... 193
Lampiran 11. Contoh Daftar Hadir Proses Pembentukan Tim Selotip
tingkat Desa/Kelurahan............................................. 194
Lampiran 12. Berita Acara Hasil Pelaksanaan Selotip Kegiatan DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi .................................... 195
Lampiran 13. Contoh Daftar Hadir Proses Pelaksanaan Selotip
tingkat Desa/Kelurahan ............................................ 196

x
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Lampiran 14. Contoh Berita Acara Pembentukan Panitia Pemilihan


Pengurus Tim Pelaksana Swakelola Kelompok Swa-
daya Masyarakat (TPS-KSM) Pemilihan Utusan/Bakal
Calon dan Proses Saling Memilih ............................. 197
Lampiran 15. Contoh Daftar Hadir Proses Pembentukan Panitia
Pemilihan Pengurus Tim Pelaksana Swakelola Kelom-
pok Swa- daya Masyarakat (TPS-KSM) Pemilihan
Utusan/Bakal Calon dan Proses Saling Memilih ....... 199
Lampiran 16. Contoh Draft Tata Tertib Pemilihan Utusan/Bakal
Calon Tim Pelaksana Swakelola Kelompok Swadaya
Masyarakat (TPS-KSM) tingkat Basis/RT/RW/
Dusun ...................................................................... 200
Lampiran 17. Contoh Draft Tata Tertib Rembuk Warga Pemilihan
Pengurus Tim Pelaksana Swakelola Kelompok
Swadaya Masyarakat (TPS-KSM) di Titik Lokasi
Terpilih Sesuai Hasil Selotip “Proses Saling Memilih” 203
Lampiran 18. Contoh Surat Pernyataan Kesanggupan Pengurus
Tim Pelaksana Swakelola Kelompok Swadaya
Masyarakat (TPS-KSM) DAK Infrastruktur Bidang
Sanitasi Tahun ......................................................... 207
Lampiran 19. Contoh Format Kartu Suara Pemilihan Pengurus Tim
Pelaksana Swakelola (TPS-KSM) ........................... 208
Lampiran 20. Contoh Format Undangan Pemilihan Pengurus Tim
Pelaksana Swakelola Kelompok Swadaya
Masyarakat (TPS-KSM) “Pemilihan Utusan/Bakal
Calon dan Saling Memilih ........................................ 210
Lampiran 21. Contoh Berita Acara Hasil Perhitungan Suara Pemili-
han Pengurus Tim Pelaksana Swakelola (TPS-KSM)
Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi ............. 211
Lampiran 22. Surat Keputusan Kepala OPD/PA/KPA tentang
Penetapan Tim Pelaksana Swakelola Kelompok
Swadaya Masyarakat (TPS-KSM) ............................ 213
Lampiran 23. Contoh SK. OPD/PPK Sanitasi tentang Penetapan
Penerima Manfaat .................................................... 220
Lampiran 24. Contoh Lampiran Surat kepala OPD/Pejabat pembuat
Komitmen (PPK) Sanitasi tentang Penetapan
Penerima Manfaat .................................................... 222
Lampiran 25. Contoh Standar Kontrak TPS-KSM dengan PPK
Sanitasi .................................................................... 223
Lampiran 26. Contoh SUrat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ............. 233
Lampiran 27. Contoh Surat Permintaan Pembayaran Dana
Tahapan ................................................................... 234
Lampiran 28. Contoh Berita Acara Pembayaran Dana .................. 235
Lampiran 29. Contoh Berita Acara Serah Terima Pekerjaan .......... 236
Lampiran 30. Penilaian Kinerja Aspek Penilaian Kinerja Peman-
faatan DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi ................. 238
Lampiran 31. Manfaat Pembangunan Infrastruktur ........................ 239
Lampiran 32. Form Data Umum Kabupaten/Kota .......................... 240

xi
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Lampiran 33. Data Sumber Pendapatan ........................................ 241


Lampiran 34. Data Dasar tingkat Pelayanan Sanitasi Kab./Kota .... 242
Lampiran 35. Pemantauan Kesesuaian Kegiatan .......................... 244
Lampiran 36. Pemantauan Pelaksanaan Kegiatan ........................ 245
Lampiran 37. Monitoring dan Evaluasi DAK Infrastruktur Bidang
Sanitasi .................................................................... 246
Lampiran 38. Data Pendanaan Kegiatan DAK Infrastruktur Bidang
Sanitasi .................................................................... 248
Lampiran 39. Data Kelengkapan Pelaporan Kegiatan DAK Infra-
struktur Bidang Sanitasi ........................................... 249
Lampiran 40. Data Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) .................. 250
Lampiran 41. Permasalahan dalam Pelaksanaan Kegiatan DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi .................................... 251
Lampiran 42. Lembar Evaluasi Kinerja Tenaga Fasilitator Lapangan
(TFL) ........................................................................ 252
Lampiran 43. Rekapitulasi Hasil Evaluasi Kinerja Tenaga Fasilitator
Lapangan (TFL) ....................................................... 255

DAFTAR SINGKATAN DAN DAFTAR KETERANGAN


DAFTAR SINGKATAN :
ABR : Anaerobic Baffled Reactor
Anaerobic Upflow Filter/Proses Pengolahan Air
AUF : Limbah dengan Metode Pengaliran Air Limbah
keatas Melalui Media Filter Anaerobic
AF : Anaerobic Filter
AMDAL : Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
ANDAL : Analisis Dampak Lingkungan
APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
BABS : Buang Air Besar Sembarangan
BANGDA : Pembangunan Daerah
BAPPEDA : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
BAPPENAS : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
BOD : Biological Oxygen Demand
BOP : Biaya Operasional Proyek

Community Action Plan/Rencana Kegiatan


CAP/RKM :
Masyarakat
COD : Chemical Oxygen Demand
CSS : Central Sanitation Centers

xii
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

DAK : Dana Alokasi Khusus


DED : Detail Engineering Design
DinKes : Dinas Kesehatan
DIPA : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
DPA : Daftar Pelaksana Anggaran
Direktorat Jendral Cipta Karya – Kementerian
DJCK PUPR :
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Demand Responsive Approach/Pendekatan
DRA :
Tanggap Kebutuhan
Informed Choice Catalogue/Katalog Pilihan
ICC :
Informasi Teknologi
IPAL : Instalasi Pengolahan Air Limbah
IPLT : Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Juklak : Petunjuk Pelaksanaan
KAK : Kerangka Acuan Kerja
Kemenkes : Kementerian Kesehatan
Kepmen : Keputusan Menteri
Kepres : Keputusan Presiden
KF : Kapasitas Fiskal
KPA : Kuasa Pengguna Anggaran
KPP : Kelompok Pemanfaat Pemeliharaan
KPPN : Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
KSM : Kelompok Swadaya Masyarakat
Kerjasama Operasional, meliputi upah kerja
KSO :
borongan dan/atau kontraktor specialist
Long List : Daftar Panjang
LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat
LPD : Laporan Penggunaan Dana
LPJ : Laporan Pertanggung Jawaban
MCK : Mandi, Cuci dan Kakus
MDG’s : Milenium Development Goal’s
Monev : Monitoring and Evaluasi
Memorandum of Understanding/Nota Kesepakatan
MOU :
Kerjasama
Method for Participatory Assesment/Metode
MPA :
Pengkajian
O&P : Operasi dan Pemeliharaan

xiii
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

PA : Pengguna Anggaran
PAD : Project Appraisal Document
Panitia
: Tim Pelaksana pengadaan barang/jasa di KSM
Pengadaan
PDAM : Perusahaan Daerah Air Minum
Perpres : Peraturan Presiden
PHAST : Participatory Hygiene and Sanitation Transformation
PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PPK : Pejabat Pembuat Komitmen
Rakorbang : Rapat Koordinasi Pembangunan
RUTRK : Rencana Umum Tata Ruang Kota
RAB : Rincian Anggaran Biaya
RPD : Rencana Penggunaan Dana
RPDB : Rencana Penarikan Dana Bank
RTR : Rencana Teknik Rinci
Reduce : Upaya Mengurangi Volume Timbunan Sampah
Upaya Menggunakan kembali sampah tanpa
Reuse : perubahan bentuk untuk kegiatan lain yang
bermanfaat
Upaya Mendaur ulang sampah menjadi benda lain
Recycle :
yang bermanfaat
RPA : Rapid Partisipatory Asessment
RKM : Rencana Kerja Masyarakat
SELOTIF : Seleksi Lokasi Partisipatif
Short List : Daftar Pendek
SK : Surat Keputusan
OPD : Organisasi Perangkat Daerah
ODF : Open Defication Free/ Bebas BABS
SPALD-T : Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Terpusat
SPALD-S : Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Setempat
STBM : Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse,
TPS 3R :
Recycle
Tim Pelaksana Swakelola Kelompok Swadaya
TPS-KSM :
Masyarakat
TFL : Tenaga Fasilitator Lapangan

xiv
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

DAFTAR KETERANGAN :

1. Surat Jaminan yang se;lanjutnya disebut Jaminan adalah jaminan


tertulis yang dikeluarkan oleh Bank Umum/Perusahaan
Penjaminan/Perusahaan Asuransi/Lembaga keuangan khusus yang
menjalankan usaha di bidang pembiayaan, penjaminan, dan
asuransi untuk mendorong ekspor Indonesia sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang lembaga
pembiayaan ekspor Indonesia;
2. Kontrak pengadaan barang/ Jasa yang selanjutnya disebut Kontrak
adalah perjanjian tertulis antara PA/KPA/PPK dengan penyedia atau
pelaksana swakelola;
3. Penunjukan lansung adalah metode pemilihan untuk mendapatkan
penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya dalam keadaan
tertentu;
4. Pengadaan lansung barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya adalah
metode pemilihan untuk mendapatkan penyedia barang/pekerjaan
konstruksi/jasa lainnya yang bernilai paling banyak Rp.
200.000.000,- (dua ratus juta rupiah);
5. Pembelian secara elektronik yang selanjutnya disebut e-Purchasing
adalah tata cara pembelian barang/jasa melalui system katalog
elektronik atau toko daring;
6. Pengadaan barang/jasa melalui swakelola yang selanjutnya disebut
swakelola adalah cara memperoleh barang/jasa yang dikerjakan
sendiri oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah, organisasi
kemasyarakat, dan atau kelompok masyarakat;
7. E-Marketplace pengadaan barang/jasa adalah pasar elektronik yang
disediakan untuk memenuhi kebutuhan barang/jasa pemerintah;
8. Organisasi kemasyarakatan yang selanjutnya disebut ormas adalah
organisasi yang didirikan dan dibentuk oleh masyarakat secara
sukarela berdasarkan kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan,
kepentingan, kegiatan, dan tujuan untuk berpartisipasi dalam

xv
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

pembangunan demi tercapainya tujuan Negara Kesatuan Republik


Indonesia yang berdasarkan pancasila;
9. Kelompok masyarakat adalah kelompok masyarakat yang
melaksanakan pengadaan barang/jasa dengan dukungan anggaran
belanja dari DPBN/APBD;
10. Aparat Pengawas Intern Pemerintah yang selanjutnya disingkat APIP
adalah aparat yang melakukan pengawasan melalui audit, reviu,
pemantauan, evaluasi, dan kegiatan pengawasan lain terhadap
penyelenggaraan tugas dan fungsi pemerintah;
11. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang selanjutnya disebut PPTK
adalah pejabat pada Unit Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
yang melaksanakan 1 (satu) atau beberapa kegiatan dari suatu
program sesuai dengan bidang tugasnya;
12. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah
pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk mengambil
keputusan dan/atau melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan
pengeluaran anggaran belanja Negara/anggaran belanja daerah;
13. Kuasa Pengguna Anggaran pada pelaksanaan APBD yang
selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat yang diberi kuasa untuk
melaksanakan sebagian kewqenangan pengguna anggaran dalam
melaksanakan sebagian tugas dan fungsi perangkat daerah;
14. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah pejabat
pemegang kewenangan penggunaan anggaran
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah;
15. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom;
16. Air limbah domestik rumah tangga adalah semua jenis air buangan
rumah tangga yang berasal dari mandi, dapur, cuci dan kakus;
17. Truk Tinja/Mobil Tinja adalah mobil tangki yang digunakan untuk
menguras lumpur tinja dari bangunan pengolahan air limbah
rumah tangga yang membawanya ke IPLT untuk diolah;

xvi
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

18. Open Defecation Free (ODF) adalah kondisi ketika setiap individu
dalam komunitas tidak Buang Air Besar Sembarangan (BABS),
dengan kriteria sebagai berikut :
 Semua masyarakat telah BAB hanya di jamban;
 Tidak terlihat tinja manusia di lingkungan sekitar;
 Tidak ada bau tidak sedap akibat pembuangan tinja/kotoran
manusia;
 Jamban yang ada secara kualitas terjamin kesehatan dan
tidak mencemari lingkungan;
 Ada penerapan sanksi, peraturan atau upaya lain oleh
masyarakat untuk mencegah kejadian BAB di sembarang
tempat;
19. Tim Pelaksanaan Swakelola Kelompok Swadaya Masyarakat
(TPS-KSM) merupakan perwakilan calon pemanfaat untuk
melaksanakan pembangunan prasarana sanitasi secara swakelola.
Kelompok ini dibentuk melalui proses pemilihan langsung (tanpa
aklamasi dan penunjukan) dengan mengedepankan kriteria bakal
calon yang diinformasikan kepada warga masyarakat calon penerima
manfaat di titik lokasi kegiatan, dengan bentuk dan susunan tim
pelaksana ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK) Kepala OPD/
Penguasa Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran;
20. Kelompok Pemelihara dan Pemanfaat (KPP) merupakan perwakilan
Pemanfaat untuk melakukan operasi dan pemeliharaan maupun
pengembangan pelayanan prasarana sanitasi;
21. Rencana Kerja Masyarakat yang selanjutnya disebut RKM dibuat
oleh Tim Pelaksana Swakelola-KSM dibawah koordinasi Tim
Perencanaan dan dibantu/ didampingi oleh Tenaga Fasilitator
Lapangan (TFL) Teknik dan Pemberdayaan.
22. Kegiatan Swakelola/Pemberdayaan Masyarakat adalah kegiatan
DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi menyertakan partisipasi
masyarakat dalam penyelenggaraan pada setiap tahapan proses
persiapan, perencanaan, pelaksanaan dan operasional

xvii
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

pemeliharaan serta pengembangan layanan prasarana sanitasi


terbangun;
23. Penyelenggara swakelola adalah tim yang menyelenggarakan
kegiatan secara swakelola;
24. Kegiatan kontraktual adalah ikatan kontrak yang dilakukan antara
pengelola DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi Kabupaten/kota dengan
penyedia barang/jasa untuk membangun prasarana sanitasi;
25. Kegiatan Kontraktual Padat Karya adalah ikatan kontrak yang
dilakukan antara pengelola DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi
Kabupaten/kota dengan penyedia barang/jasa untuk membangun
prasarana sanitasi. Dalam pelaksanaan kegiatan ini pihak penyedia
barang/jasa wajib mengikutsertakan masyarakat sebagai tenaga
kerja harian dengan memberikan kesempatan kepada calon tenaga
kerja untuk mendaftarkan diri;
26. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah;
27. Usaha keil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi
kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;
28. Toko Dalam Jaringan yang selanjutnya disebut Toko Daring adalah
system informasi yang memfasilitasi pengadaan barang/jasa melalui
penyelenggara perdagangan melalui system elektronik dan ritel
daring.

xviii
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021
PENDAHULUAN

Akses penduduk terhadap prasarana dan sarana sanitasi pada dasarnya


erat kaitannya dengan aspek kesehatan, lingkungan hidup, pendidikan,
sosial, budaya serta kemiskinan. Hasil berbagai pengamatan dan
penelitian telah membuktikan bahwa semakin besar akses penduduk
terhadap fasilitas prasarana dan sarana air limbah domestik dan
persampahan serta pemahaman tentang hygiene, semakin kecil
kemungkinan terjadinya kasus penyebaran penyakit yang ditularkan
melalui media air (waterborne diseases).

Mengingat keterbatasan kemampuan yang dimiliki pemerintah, baik


pusat maupun daerah, diperlukan upaya-upaya terobosan yang bersifat
mengubah paradigma dalam pengembangan sanitasi lingkungan.
Beberapa upaya bisa dilakukan terhadap pengembangan sanitasi
lingkungan berskala komunitas berbasis masyarakat melalui kegiatan
pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk menjamin keberlanjutan
pengelolaan.

Hal ini sejalan dengan amanat UU No. 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah, dimana Pemerintah lebih berperan sebagai
regulator dan fasilitator terkait dengan tugas-tugasnya dalam
pengaturan, pembinaan dan pengawasan pengembangan sanitasi
lingkungan. Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Sanitasi merupakan
salah satu program pemerintah untuk meningkatkan akses sanitasi, yang
bersumber dari APBN dan dialokasikan kepada daerah tertentu dengan
tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan
urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. DAK Infrastruktur
Bidang Sanitasi ini khususnya diperuntukkan untuk membiayai
kebutuhan prasarana dan sarana sanitasi masyarakat yang belum
mencapai standar tertentu atau untuk mendorong percepatan
pembangunan daerah.

1
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Besaran alokasi DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi masing-masing daerah


ditentukan dengan perhitungan indeks berdasarkan kriteria umum, kriteria
khusus dan kriteria teknis. Kriteria umum dirumuskan berdasarkan
kemampuan keuangan daerah, yang dicerminkan dari penerimaan
umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) setelah
dikurangi belanja Pegawai Negeri Sipil Daerah. Kriteria khusus
dirumuskan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur
penyelenggaraan otonomi khusus dan karakteristik daerah. Kriteria teknis
dirumuskan melalui indeks teknis dengan mempertimbangkan cakupan
pelayanan sanitasi, kesiapan program investasi sanitasi Kabupaten/Kota,
dan pelaporan. disusun berdasarkan kegiatan khusus yang dirumuskan
oleh kementerian/lembaga.

Pedoman Teknis DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi dimaksudkan sebagai


pedoman bagi Pemerintah Kabupaten/Kota, dan pelaksana lapangan
dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, penilaian
kinerja, pemanfaatan. Pedoman ini merupakan media pembinaan
pelaksanaan DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi oleh Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan Pemerintah Provinsi.
Pelaksana kegiatan DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi adalah Organisasi
Perangkat Daerah Dana Alokasi Khusus yang selanjutnya disebut OPD
DAK, yaitu organisasi/lembaga pada Pemerintah Daerah yang
bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota dan menyelenggarakan
kegiatan yang dibiayai dari Dana Alokasi Khusus Bidang Sanitasi.

Tujuan disusunnya Pedoman Teknis DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi ini,


adalah :
a. Menjamin tertib pemanfaatan pelaksanaan dan pengelolaan DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi yang dilaksanakan oleh Pemerintah
Kabupaten/Kota;
b. Menjamin terlaksananya koordinasi antara kementerian terkait, dinas
teknis di Provinsi, dan dinas teknis di Kabupaten/Kota, dalam:
pelaksanaan, pengelolaan, pemantauan, dan pembinaan teknis

2
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

kegiatan yang dibiayai dengan DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi;


c. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi pemanfaatan DAK Infrastruktur
Bidang Sanitasi, serta mensinergikan kegiatan yang dibiayai dengan
DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi dengan kegiatan prioritas nasional;
dan
d. Meningkatkan kinerja prasarana dan sarana bidang sanitasi, dan
meningkatkan cakupan pelayanan sanitasi untuk meningkatkan
kualitas kesehatan masyarakat.

Dasar hukum yang digunakan dalam pengaturan, pembinaan dan


pengawasan kegiatan DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi adalah sebagai
berikut :
1. Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang – undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
3. Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi
Kemasyarakatan;
4. Undang–undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah;
5. Undang – Undang Nomor 9 Tahun 2020 tentang APBN tahun
2021;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar
Pelayanan Minimal;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah
Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
9. Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2021 Tentang Perubahan atas
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;

3
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2020


tentang Petunjuk Teknis Dana Alokasi Khusus Fisik Tahun
Anggaran 2021 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 309;
11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 130/PMK.07/2019
tentang pengelolaan Dana Alokasi Khusus Fisik;
12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/PRT/M/2013 tentang
Penyelanggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam
Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga;
13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
04/PRT/M/2017 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air
Limbah Domestik;
14. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 5 tahun 2021, tentang Petunjuk Operasional Pengelolaan
Dana Alokasi Khusus Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Tahun Anggaran 2021;
15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 628);
16. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
241/PMK.07/2014 Tentang Pelaksanaan dan Pertanggung-
jawaban Anggaran Transfer ke Daerah;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2009 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Dana Alokasi Khusus di Daerah;
18. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2018 tentang
Keselamatan Kerja Lingkungan Kerja.

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Dana Alokasi Khusus Infrastruktur


Bidang Sanitasi ini terbagi menjadi 4 (empat) bagian, yaitu:
a. Pendahuluan;

4
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

b. Bab I. Ketentuan Umum Pelaksanaan DAK Infrastruktur Bidang


Sanitasi
c. Bab II. Ketentuan Proses Pelaksanaan DAK Infrastruktur Bidang
Sanitasi;
d. Bab III. Ketentuan Teknis Pelaksanaan DAK Infrastruktur Bidang
Sanitasi.

SISTEMATIKA PETUNJUK
PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAK INFRATSRUKTUR BIDANG
SANITASI TA. 2021

Ketentuan Proses
Ketentuan Umum Pelaksanaan DAK
• Tujuan Program; Infastruktur Bidang Sanitasi
Ketentuan Teknis
• Ruang Lingkup Program; • Tahap Persiapan Program;
• Output Program; • Ketentuan Teknis
• Tahap Perencanaan Pemilihan Teknologi
• Kriteria Lokasi Kegiatan; Program; Prasarana Sanitasi Sub
• Pendanaan Program; • Tahap Pelaksanaan Bidang Air Limbah
• Pemantauan, Evaluasi dan Program; Domestik dan
Pelaporan; Persampahan;
• Proses Pelaksanaan • Ketentuan Teknis
• Tugas dan Tanggung jawab Kontraktual;
Tim Koordinasi; Pengelolaan Keuangan
• Proses Pelaksanaan oleh TPS-KSM;
• Penilaian Kinerja Program;
Kontraktual Padat Karya; • Sistem Manajemen
• Operasi dan Pemeliharaan. Kesehatan dan
• Tahap Pasca Pelaksanaan
Keselamatan Kerja (SMK3)
Program

Gambar 1. Sistematika Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan DAK Infrastruktur


Bidang Sanitasi 2021

5
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021
BAB I. KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN DAK INFRASTRUKTUR
BIDANG SANITASI

Ketentuan umum berisi aturan-aturan atau ketentuan yang terkait dengan


kegiatan Dana Alokasi Khusus Infrastruktur Bidang Sanitasi antara lain
meliputi :
 Tujuan Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi;
 Ruang Lingkup Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi;
 Output Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi;
 Kriteria Lokasi Kegiatan DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi;
 Pendanaan Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi;
 Monitoring dan Evaluasi Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi;
 Pelaporan Kegiatan;
 Operasi dan Pemeliharaan.

1.1. Tujuan Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi


Tujuan kegiatan DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi adalah dalam rangka
mendukung tema penurunan angka kematian ibu dan stunting serta
penanggulangan kemiskinan dengan arah kebijakan antara lain sebagai
berikut:
a. Mendukung terwujudnya layanan sanitasi yang berkelanjutan sesuai
dengan tujuan pembangunan berkelanjutan dan tujuan dalam
RPJMN 2020-2024 bidang sanitasi serta dukungan dalam
pemenuhan SPM air limbah;
b. Mendukung percepatan pembangunan sanitasi melalui peningkatan
akses layanan sanitasi di Kab/Kota perioritas pengembangan wilayah
dalam RPJMN 2020-2024, program percepatan penurunan kematian
ibu dan stunting, serta penanggulangan kemiskinan akibat dampak
corona virus disease 2029 secara nasional;
c. Peningkatan akses layanan sanitasi dilakukan melalui kegiatan
pengembangan dan pembangunan sistem pengelolaan air limbah
domestik terpusat dan setempat, serta penyediaan sarana dan
prasarana pengelolaan sampah;

6
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Pembangunan sanitasi dilakukan dengan berdasarkan pada lokasi


prioritas dan rencana pengembangan sistem sanitasi dalam strategi
sanitasi kabupaten/kota.

1.2. Ruang Lingkup Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi


Ruang lingkup Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Sanitasi adalah dalam
rangka mendukung 2 (dua) tematik utama yaitu Tematik Kematian Ibu dan
Stunting serta Tematik Penanggulangan Kemiskinan dengan mengacu
pada lokasi prioritas, dan dalam lingkup menu kegiatan pengembangan
dan pembangunan SPALD-T skala permukiman, pembangunan SPALD-
S serta penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan sampah.

1.3. Output Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi


Keluaran dari kegiatan DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi antara lain
sebagai berikut :
a. Terbangunnya sarana dan prasarana pengelolaan air limbah
domestik skala komunal dan skala individual berbasis kepada
masyarakat, prasarana sanitasi publik, dan peningkatan kinerja
sistem pengelolaan air limbah terpusat serta air limbah setempat;
b. Terbangun sarana dan prasarana pengelolaan persampahan melalui
pembangunan infrastruktur TPS-3R;
c. Terbangunnya prasarana sanitasi berbasis masyarakat pada
permukiman padat di perkotaan, permukiman padat pusat
pertumbuhan, kawasan komersial, dan kawasan tertentu;
d. Tersedia sarana penunjang untuk pengangkutan lumpur tinja dari
area penampung limbah domestik baik setempat maupun terpusat ke
sarana dan prasarana sanitasi penampungan akhir lumpur tinja (IPLT)
sebagai bentuk dukungan terhadap pelaksanaan program Layanan
Lumpur Tinja Terjadwal/LLTT pada masing-masing Kabupaten/Kota
(kontraktual).

1.4. Kriteria Lokasi Kegiatan DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi


Dana Alokasi Khusus Bidang Sanitasi adalah kegiatan yang dilaksanakan
untuk menyediakan prasarana penyehatan lingkungan permukiman
7
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

berbasis masyarakat, untuk itu lokasi kegiatan ditentukan berdasarkan


skala prioritas yang meliputi:

a. Kriteria Lokasi Prasarana Air Limbah Domestik


Seluruh air yang dihasilkan oleh aktivitas rumah tangga (Mandi, Cuci,
Kakus, Dapur) dan limbah dari industri rumah tangga yang bersifat
organik, dapat diolah menggunakan sistem setempat atau dialirkan
dengan jaringan perpipaan menuju Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) untuk diolah secara aerobik dan atau anaerobik sehingga hasil
pengolahan memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan oleh
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pemilihan lokasi yang
tepat adalah kunci keberhasilan kegiatan ini. Secara umum di luar
ketentuan administratif dan teknis, kriteria lokasi terbaik adalah sebagai
berikut:
1) Kepadatan penduduk maksimal 150 jiwa/Ha (pemakai tetap)
untuk pembangunan SPALD-S;
2) Kepadatan penduduk minimal 150 jiwa/Ha (pemakai tetap) untuk
pembangunan SPALD-T;
3) Tersedia sumber air (PDAM/sumur/mata air/air tanah);
4) Kawasan pemukiman rawan sanitasi mengacu kepada data SSK,
BPS, Buku Putih Sanitasi dan kawasan permukiman yang masuk
ke dalam Rencana Pembangunan Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM);
5) Tersedia lahan IPAL Komunal maupun Tangki Septik Skala
Komunal (5-10 KK) dan IPAL Komunal Kombinasi MCK. Lahan
tersebut dapat memanfaatkan lahan fasum fasos atau lahan
hibah warga, hibah swasta dan lahan aset pemerintah
desa/kelurahan;
6) Tersedia sumber listrik dan adanya badan air penerima
untuk menerima hasil olahan air limbah domestik (efluen air limbah
domestik);
7) Memiliki permasalahan sanitasi yang mendesak untuk segera
ditangani seperti pencemaran limbah, banyaknya sampah tidak

8
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

terangkut, sebagaimana data hasil Program Percepatan


Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP);
8) Masyarakat di lokasi bersangkutan menyatakan tertarik dan
bersedia untuk berpartisipasi melalui kontribusi, baik dalam bentuk
uang, barang maupun tenaga.

b. Pemilihan Lokasi Penyediaan Sarana dan Prasarana


Persampahan
1. Pemilihan lokasi oleh OPD kabupaten/kota
Proses pemilihan lokasi desa/kelurahan dilakukan melalui proses
penyusunan proposal yaitu sebagai berikut:
 Seleksi desa/kelurahan yang berminat mengikuti Program
Penyediaan Sarana dan Prasarana Persampahan (Pembangunan
TPS-3R);
 Surat minat dari kepala desa/kelurahan untuk mengikuti Program
Penyediaan Sarana dan Prasaranan Persampahan (Pembangunan
TPS-3R) dilengkapi dengan daftar desa/kelurahan yang memenuhi
kriteria TPS-3R, dimana harus di lokasi yang rawan sampah (Studi
EHRA dan SSK yang menunjukkan kawasan rawan sampah);
 Surat Bukti Hibah Lahan dari masyarakat (Sertifikat, Akte Hibah dan
legalitas hibah lainnya);
 Surat Bukti legalitas lahan milik Pemerintah Daerah;
 Surat pernyataan dari kepala desa/kelurahan dengan menyebutkan
kesanggupan membina KSM Operasional dari iuran pengguna untuk
alokasi biaya operasional dan pemeliharaan.

2. Kriteria Lokasi Penyediaan Sarana dan Prasarana Persampahan

Lokasi untuk penyediaan sarana dan prasarana persampahan untuk


pembangunan infrastruktur TPS-3R ditentukan berdasarkan kriteria
antara lain sebagai berikut:
 Mampu melayani 1.000 jiwa atau setara dengan 200 KK atau setara
dengan 3-6 m3 per hari;

9
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

 Luas lahan yang diperlukan 200 m2 untuk keperluan lahan


pengomposan, kantor pengendalian dan gudang penyimpanan;

 Komponen SELOTIP paling penting adalah kepastian tentang


tersedianya jejaring bisnis sampah sebagai pembeli produk TPS-
3R;

 Tempat Pengelolaan Sampah (TPS) 3R dengan luas minimal 200


m2 sebaiknya hanya menampung sampah tercampur 20%,
sedangkan sampah yang sudah terpilah 80%.

1.5. Pendanaan Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi

1.5.1. Sumber dan Alokasi Pendanaan

Untuk menunjang kelancaran proses pelaksanaan Program DAK


Infrastruktur Bidang Sanitasi dapat didukung oleh berbagai sumber
pendanaan, antara lain sebagai berikut:

a. Dana APBN
Dana APBN dialokasikan untuk mendukung kegiatan sinkronisasi dan
harmonisasi usulan kegiatan dan pagu anggaran oleh OPD
Kabupaten/Kota dan kegiatan konsultasi program serta sosialisasi
Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Program DAK Infrastruktur Bidang
Sanitasi di lingkup Direktorat Sanitasi. Kegiatan ini dilaksanakan secara
rutin oleh Pusat Fasilitasi Infrastruktur Daerah (PFID), Sekretariat
Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Pertumahan Rakyat.

b. Dana DAK
Kabupaten/Kota penerima DAK dihimbau untuk mencantumkan alokasi
dan penggunaan dana DAK di dalam APBD, penggunaan dana DAK
dimaksud dilakukan sesuai dengan Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan
DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi dan Rencana Kegiatan (RK) yang telah
disetujui oleh Unit Organisasi Teknis Bidang Sanitasi.

c. Dana Sharing APBD


10
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

1. Sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan


Perumahan Rakyat Nomor 5/PRT/M/ 2021 tentang Petunjuk
Operasional Pengelolaan DAK Infratsruktur Kementerian PUPR,
Pasal 6 yaitu; dalam mengelola DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi
harus melakukan Operasi dan Pemeliharaan untuk menjaga
keberlanjutan fungsi infrastruktur serta melakukan pembinaan kepada
penerima manfaat sarana dan prasarana yang sudah dibangun
melalui DAK. Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan serta Pembinaan
tersebut dibebankan kepada dana APBD dan/atau sumber dana lain
yang sah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

2. Jika diperlukan Penguasa Anggaran dari Dinas terkait dapat


menganggarkan dana sharing dari APBD untuk digunakan sebagai
biaya operasional OPD Dinas terkait dalam rangka memperlancar
proses pelaksanaan kegiatan DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi. Tata
kelola dan pelaksanaannya mengikuti ketentuan perundang-
undangan yang berlaku;

3. Selanjutnya bagi Pemerintah Kabupaten/Kota yang memiliki daftar


tunggu (waiting list) dari Rencana Kegiatan (RK) yang belum tercover
pada tahun anggaran berjalan dan menjadi stok program pada
aplikasi krisna, dapat melakukan program replikasi dengan sumber
dana APBD/sumber dana lainnya.

d. Dana Masyarakat;
 Dana masyarakat (in-cash dan/atau in-kind) dikumpulkan berdasarkan
kesepakatan hasil musyawarah dan kesepakatan masyarakat calon
pengguna/penerima manfaat Program DAK Infrastruktur Bidang
Sanitasi;

 Pengumpulan dana masyarakat dilakukan oleh Tim Pelaksana


Swakelola (TPS-KSM);

 Dana dari masyarakat dalam bentuk tunai dimasukkan ke rekening


bersama atas nama 3 (tiga) pemegang Specimen yaitu : Ketua TPS-
11
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

KSM, Bendahara TPS-KSM dan Tim Pelaksana;

 Dana masyarakat juga dapat dipergunakan untuk operasional dan


pengendalian pelaksanaan tahapan Program DAK Infrastruktur Bidang
Sanitasi sebelum adanya Perjanjian Kerjasama (PKS) antara Ketua
TPS-KSM dengan PPK Sanitasi OPD terkait.

e. Dana Swasta/Donor/LSM (apabila ada);


1. Dana swasta/donor adalah dalam bentuk hibah sebagai bentuk
kontribusi swasta untuk kegiatan perbaikan sanitasi masyarakat;

2. Pencairan dana dilakukan sesuai peraturan yang berlaku di masing-


masing perusahaan/lembaga atau institusi yang bersangkutan setelah
ada rencana kerja masyarakat/RKM;

3. Dana dari Swasta/Donor diwujudkan dalam bentuk tunai yang


ditransfer langsung ke rekening bersama lembaga TPS-KSM;

4. Dukungan dari LSM biasanya berbentuk keahlian (expertise) sebagai


bentuk kontribusi mereka terhadap kegiatan perbaikan sanitasi
masyarakat.

12
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

APBD
Kab/Kota

Swasta/ DANA APBN

DAK
Donor/LSM

Masyarakat
(In Kind/ In
Cash)

Gambar 2. Bagan sumber pendanaan dalam Pelaksanaan DAK


Infrastruktur Bidang Sanitasi

1.5.2. Rencana Pembiayaan

Pembiayaan kegiatan DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi ini dapat berasal


dari beberapa sumber pembiayaan, antara lain: Pemerintah Pusat
(APBN) dan DAK sebagai dana perimbangan, Pemerintah
Kabupaten/Kota (APBD), swadaya masyarakat (in kind atau in cash),
swasta dan LSM. Untuk setiap lokasi Desa/Kelurahan diperlukan
kontribusi pendanaan dari masing-masing pemangku kepentingan antara
lain sebagai berikut:
1. Pemerintah Daerah dapat menggunakan paling banyak 5% (lima per
seratus) dari alokasi DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi untuk
mendanai kegiatan penunjang yang berhubungan langsung dengan
kegiatan DAK. Hal ini dapat merujuk kepada Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 5/PRT/M/2021
Tentang Petunjuk Operasional Pengelolaan Dana Alokasi Khusus
Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun
Anggaran 2021.

13
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

2. Pelaksanaan konstruksi dapat dibiayai oleh:

a. Dana DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi sebagai dana perimbangan;

b. Kontribusi dari masyarakat dapat berupa dana tunai (in cash) dan
kontribusi dalam bentuk barang (in kind) berupa hibah lahan, tenaga
kerja, material dan lain-lain.

3. Dana pihak swasta lainnya dapat dikumpulkan melalui berbagai


upaya sejauh hal tersebut saling menguntungkan dan tidak mengikat.
Biaya Operasi dan Pemeliharaan dibiayai dan dikelola langsung oleh
masyarakat.

1.6. Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Program DAK


Infrastruktur Bidang Sanitasi

Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan DAK dapat dilakukan oleh Tim


Satuan Tugas DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi, terutama terkait
beberapa hal antara lain sebagai berikut:
a. Progres fisik dan keuangan, serta keselarasan antara progres fisik
dan progres keuangan per triwulan;
b. Ketepatan waktu penyelesaian kegiatan, Pemerintah Daerah
terhadap realisasi fisik dan keuangan atas pekerjaan yang telah
selesai atau pada akhir tahun anggaran;
c. Capaian penyerapan dana, merupakan perbandingan antara realisasi
total penyerapan dana per 31 Desember 2021 dan pagu alokasi, pagu
sesuai rencana kegiatan, serta pagu sesuai kontrak dan/atau
perjanjian kerja sama;
d. Capaian keluaran, merupakan perbandingan antara realisasi
keluaran kegiatan dan target keluaran kegiatan yang tercantum pada
rencana kegiatan;
e. Capaian hasil, merupakan perbandingan antara target dan realisasi
hasil kegiatan yang terdiri atas capaian hasil jangka pendek dan
capaian hasil jangka panjang;
14
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

f. Dampak, merupakan perubahan yang terjadi sebagai akibat dari hasil


kegiatan; dan
g. Keberlanjutan fungsi dari hasil kegiatan.

Hasil evaluasi Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi dapat


digunakan untuk menilai kinerja pelaksanaan DAK di Kabupaten/Kota dan
selanjutnya dapat disampaikan kepada Pusat Fasilitasi Infrastruktur
Daerah, Sekretariat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat. Hasil penilaian kinerja pelaksanaan DAK dapat
dijadikan salah satu pertimbangan dalam usulan pengalokasian DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi pada tahun berikutnya serta dapat menjadi
program pembinaan dalam pengelolaan DAK.

OPD Dinas terkait selaku pengelola DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi di


Kabupaten/Kota harus menyampaikan laporan triwulan terkait capaian
progres pelaksanaan meliputi; laporan triwulan pertama per tanggal 31
Maret, triwulan kedua per tanggal 30 Juni, triwulan ketiga per tanggal 30
September dan triwulan ketiga per tanggal 31 Desember tahun anggaran
berjalan. Mekanisme Pelaporan disampaikan secara berjenjang OPD
Dinas terkait Kabupaten/Kota menyampaikan kepada Pemerintah Provinsi
(BPPW Provinsi) dan selanjutnya diteruskan ke Kementerian. Pelaporan
dan Pemantauan DAK Online melalui http://emonitoring.pu.go.id.

15
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Alur pelaporan dan pemantauan dapat dilihat dalam skema dibawah ini

Menteri
Cq. Sekretaris
Jenderal
Tim Koordinasi Pusat

Gubernur

Tim Koordinasi Daerah


Cq. Bappeda Provinsi

. Bupati / Walikota
Bappeda
Kabupaten / Kota
__________ : Pelaporan
…………….. : Pemantauan

Gambar 3. Skema koordinasi pengelolaan DAK Infrastruktur Bidang


Sanitasi (pemantauan, evaluasi, dan pelaporan)

1.7. Tugas dan Tanggung jawab Tim Koordinasi

Tim Koordinasi terdiri dari tim koordinasi pusat DAK infrastruktur bidang
sanitasi, tim koordinasi daerah provinsi dan Kabupaten/Kota, dalam hal ini
yang terlibat sebagai tim koordinasi pusat adalah Satuan Tugas dan
Koordinator Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi, Direktorat
Sanitasi serta Pusat Fasilitasi Infrastruktur Daerah/ PFID, Sekretariat
Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

1.7.1. Tugas dan Tanggung jawab Tim Koordinasi Pusat

1.7.1.1. Tugas dan Tanggung jawab Tim dalam Tahap Perencanaan

a. Menyusun Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengelolaan DAK


Infrastruktur Bidang Sanitasi;
16
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

b. Menyampaikan usulan menu kegiatan penggunaan DAK Infrastruktur


Bidang Sanitasi;
c. Menyusun kriteria teknis dan formula dalam menghitung indeks teknis
DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi;
d. Melaksanakan konsultasi program dalam rangka pembahasan usulan
rencana kegiatan dan sosialisasi arah kebijakan pengelolaan DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi; dan
e. Menilai usulan rencana kegiatan Pemerintah Daerah yang diusulkan
melalui sistem informasi perencanaan dan penganggaran yang
terintegrasi, sesuai dengan kesepakatan antara Kementerian,
kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
perencanaan pembangunan nasional, dan kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan.

1.7.1.2. Tugas dan Tanggung jawab Tim dalam Tahap Pelaksanaan

a. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan


kegiatan DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi agar sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
b. Melakukan pemantauan melalui sistem e-Monitoring DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi dan koordinasi ke daerah;
c. Melakukan koordinasi penyelesaian permasalahan dan percepatan
pencapaian progres fisik dan keuangan DAK Infrastruktur Bidang
Sanitasi di daerah; dan
d. Melaksanakan rapat kerja DAK dalam rangka optimalisasi
pengelolaan DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi.

1.7.1.3. Tugas dan Tanggung jawab Tim dalam Tahap Pasca


Pelaksanaan

a. Melaksanakan evaluasi terhadap pengelolaan DAK;


b. Memberikan saran, masukan, atau rekomendasi kepada Menteri
dalam mengambil kebijakan terkait pengelolaan DAK ke depan; dan
c. Menyiapkan laporan evaluasi akhir tahun Kementerian kepada
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
17
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

keuangan, menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di


bidang perencanaan pembangunan nasional, dan menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang dalam negeri
terkait pengelolaan DAK.

1.7.2. Tugas dan Tanggung jawab Balai Prasarana Permukiman


Wilayah (BPPW) Provinsi

a. Melaksanakan pemantauan dalam tahap konstruksi;


b. Memastikan pekerjaan berlangsung sesuai dengan jadwal kerja yang
telah disusun;
c. Memantau kualitas pekerjaan infrastruktur sanitasi yang sedang
dibangun; dan
d. Memantau realisasi pendanaan penyerapan DAK Infrastruktur Bidang
Sanitasi untuk pekerjaan yang telah dan sedang dilaksanakan.

1.7.3. Tugas dan Tanggung jawab Pemerintah Daerah Kabupaten /


Kota

a. Melakukan kegiatan pengadaan barang dan jasa;


b. Melakukan pelaksanaan kegiatan konstruksi infrastruktur DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi; dan
c. Melaporkan progres kegiatan dan keuangan kepada Pemerintah
Pusat.

Pemantauan Pelaksanaan DAK bertujuan untuk memastikan pelaksanaan


DAK di daerah tepat waktu dan tepat sasaran sesuai dengan penetapan
alokasi DAK dan petunjuk teknis serta mengidentifikasi permasalahan
yang muncul dalam pelaksanaan kegiatan dalam rangka perbaikan
pelaksanaan DAK tahun berjalan.

Pemantauan pelaksanaan kegiatan DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi


adalah proses pengumpulan informasi pelaksanaan kegiatan DAK secara
rutin untuk mengukur progres pelaksanaan kegiatan DAK,
mengidentifikasi dan menyelesaikan permasalahan, serta memastikan
18
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

realisasi pelaksanaan kegiatan DAK di daerah tepat waktu, tepat mutu,


tepat sasaran dan tepat biaya sesuai dengan arahan Petunjuk Teknis dan
Rencana Kegiatan (RK) DAK pada tahun anggaran berjalan. Evaluasi
pelaksanaan kegiatan DAK adalah penilaian kesesuaian pelaksanaan
kegiatan DAK dengan RK DAK. Pemantauan pelaksanaan kegiatan DAK
oleh OPD Teknis penanggung jawab DAK di kabupaten/kota penerima
DAK mengacu pada tabel dibawah ini.

Tabel 1. Kesesuaian Realisasi Output dengan RK


Volume Output % Hambatan
Komponen Satuan
No. Bidang Menu Lokasi Target Realisasi Realisasi Pencapaian
Outpt Output
Output Target

Keterangan :
Kolom 1 : Nama bidang DAK;
Kolom 2 : Menu kegiatan DAK pada RK DAK;
Kolom 3 : Nama Desa/Kelurahan dan Kecamatan tempat pelaksanaan kegiatan DAK
pada RK DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi;
Kolom 4 : Target komponen output kegiatan pada RK DAK;
Kolom 5 : Target volume output kegiatan pada RK DAK;
Kolom 6 : Realisasi volume output kegiatan;
Kolom 7 : Satuan output kegiatan pada RK DAK;
Kolom 8 : Persentase realisasi output kegiatan DAK Infrastruktur nBidang Sanitasi yang
telah dilaksanakan (kolom 6 dibagi kolom 5);
Kolom 9 : Hambatan pencapaian target output.

Realisasi Pelaksanaan Kegiatan


Pelaksanaan Kegiatan Progres Dokumen
Dokumentasi
Pelaksanaan
Geotagging

Penyaluran
Pengadaan

Keuangan

Swakelola
Dokumen

Dokumen
Progress

Progress
Fisik (%)

Kontrak/
Metode

No. Bidang Ket.


Lokasi

Cara

PHO
KAK
DPA
(%)

Menu

Keterangan :
Kolom 1 : Nama bidang DAK;
Kolom 2 : Menu kegiatan DAK yang dilaksnakaan;
Kolom 3 : Nama desa/kelurahan dan kecamatan tempat realisasi pelaksanaan
kegiatan DAK;
Kolom 4 : Koordinat geografi tempat pelaksanaan kegiatan kegiatan yang
dilaksanakan;
Kolom 5 : Cara pengadaan kegiatan yang dilaksanakan (kontraktual atau
swakelola);
Kolom 6 : Metode penyaluran DAK (sekaligus, bertahap atau campuran);
19
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Kolom 7 : Persentase realisasi keuangan yang telah dibelanjakan dari pagu DAK;
Kolom 8 : Persentase realisasi fisik;
Kolom 9 : Unggahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) yang mencantumkan
kegiatan DAK yang dilaksanakan;
Kolom 10 : Unggahan dokumen kontrak/ swakelola kegiatan DAK yang dilaksanakan;
Kolom 11 : Unggahan dokumen Provisional Hand Over (PHO) kegiatan DAK yang
dilaksanakan;
Kolom 12 : Unggahan dokumentasi pelaksanaan 0%, 50% dan 100%;
Kolom 13 : Penjelasan hal-hal spesifik yang perlu disampaikan.

Evaluasi pemanfaatan DAK bertujuan agar terjadi kesesuaian antara


masukan (input), proses, keluaran (output), hasil (outcome) dan
kemanfaatan (benefit) kegiatan yang dibiayai oleh Program DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi. Evaluasi pemanfaatan DAK Infrastruktur
Bidang Sanitasi untuk Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota harus
memperhatikan kriteria dan indikator yang tertuang dalam Tabel berikut
ini:
Tabel 2. Evaluasi pemanfaatan DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi
untuk Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
Bobot
No Ruang Lingkup Kriteria Indicator Kesesuaian
(%)
Kesesuaian Capaian  C/T < 80% : 0 15
pencapaian output output/target output  80% ≤ C/T < 90% : 60
a. hasil pelaksanaan (C/T)  90% ≤ C/T < 100% : 80
kegiatan dengan  Capaian ≥ Target : 100
target RK
Kesesuaian Capaian  C/T < 80% : 0 15
outcome hasil outcome/target  80% ≤ C/T < 90% : 60
b. pelaksanaan outcome (C/T)  90% ≤ C/T < 100% : 80
kegiatan dengan  Capaian ≥ Target : 100
target RK
Kesesuain RK  Nama kegiatan  1 Kriteria tercantum 15
dengan DPA (jenis dalam DPA daerah : 60;
Daerah penanganan  2 Kriteria tercantum
kegiatan); dalam DPA daerah : 80;
 Lokasi (Kab/Kota,  3 Kriteria tercantum
Kecamatan, dalam DPA daerah :
c.
Kelurahan/Desa); 100
dan
 Target output
(Volume kegiatan
dalam DPA
Daerah ≥ RK)
Kesesuaian RK Dokumen  Bila tidak ada dokumen 15
yang telah kontrak/Kerangka kontrak/Kerangka
ditetapkan dengan Acuan Kerja Acuan Kerja swakelola
pelaksanaannya swakelola berisi : : 0;
d.
(lokasi dan jenis  Nama kegiatan  Bila tidak ada salah
penanganan (jenis satu kriteria yang
kegiatan) (15%) penanganan tercantum dalam
kegiatan; dokumen
20
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Bobot
No Ruang Lingkup Kriteria Indicator Kesesuaian
(%)
 Lokasi Kab/Kota, kontrak/Kerangka
Kecamatan, Acuan Kerja swakelola
Kelurahan/Desa; : 0;
 Target output.  1 kriteria tercantum
dalam Dokumen
Kontrak/Kerangka
Acuan Kerja swakelola
: 60;
 2 kriteria tercantum
dalam Dokumen
Kontrak/Kerangka
Acuan Kerja swakelola
: 80;
 3 kriteria tercantum
dalam Dokumen
Kontrak/Kerangka
Acuan Kerja swakelola
: 100.
Kesesuaian RK Lokasi prioritas  Bila lokasi tidak ada 15
dengan perioritas Nasional yang yang sesuai : 0;
Nasional tercantum dalam  Kab/Kota : 60;
RPJMN  Kecamatan : 80;
e.
(kesesuaian  Kelurahan : 100.
Kab/Kota,
Kecamatan/Kelurah
an)
Kesesuaian hasil PHO sesuai dengan  Bila tidak ada salah 15
pelaksanaan dokumen kontrak : satu kriteria yang
kegiatan dengan  Lokasi; sesuai dengan PHO :
dokumen kontrak  Volume; 0;
yang telah  Dokumentasi  1 kriteria sesuai PHO :
f.
ditetapkan (15%) pelaksanaan 60;
0%, 50%, 100%  2 kriteria sesuai PHO :
80;
 3 kriteria sesuai PHO :
100.
Kepatuhan dan Pelaporan Triwulan  Tidak lapor atau 1 kali : 10
ketertiban 0;
g. pelaporan (10%)  Pelaporan 2 kali : 60;
 Pelaporan 3 kali : 80;
 Pelaporan 4 kali : 100.
Keterangan :
Nilai Total = (15% * Nilai (a) + 15% * Nilai (b) + 15% * Nilai (c) + 15% * Nilai (d) + 15% *
Nilai (e)* + 15% * Nilai (f) + 10% * Nilai (g) )
Klasifikasi penilaian akhir : Nilai > 80 = Baik, Nilai 60 – 80 = Cukup, dan Nilai < 60 =
Kurang Baik.

1.8. Penilaian Kinerja Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi


Penilaian kinerja pelaksanaan DAK bertujuan untuk mengukur hasil kerja
pelaksanaan DAK dan selanjutnya dapat diusulkan untuk pengalokasian
DAK pada tahun berikutnya. Penilaian kinerja pelaksanaan DAK

21
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Infrastruktur Bidang Sanitasi mengacu pada Form PEV-1 dan Form


PEV-2.
Tabel 3. Form Peningkatan Kinerja Bidang Infrastruktur

Tabel 4. Form Dampak dan Manfaat

1.9. Operasi dan Pemeliharaan


1.9.1. Tujuan Operasi dan Pemeliharaan
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memastikan keberlanjutan pelayanan
asset yang sudah dibangun melalui upaya pemeliharaan yang tepat.
KPP pengelola yang telah dibentuk akan melaksanakan kegiatan
operasi dan pemeliharaan prasarana-sarana sanitasi yang telah
dibangun.

22
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Tujuan kegiatan Operasi dan Pemeliharaan adalah sebagai berikut:


a. Terkumpulnya iuran dari masyarakat untuk pembiayaan
operasional dan pemeliharaan sarana sanitasi yang terbangun;
b. Dapat berfungsinya sarana sanitasi sesuai dengan peruntukannya;
c. Adanya tambahan jumlah masyarakat penerima manfaat;
d. Adanya perubahan sikap dan PHBS di masyarakat;
e. Tumbuhnya partisipasi masyarakat untuk ikut memelihara sarana;
f. Memberikan peluang kepada masyarakat/kelompok
masyarakat/lembaga masyarakat untuk mengoperasikan dan
mengoptimalkan sarana sanitasi yang ada sebagai sumber daya
serta meningkatkan kapasitas masyarakat dengan penciptaan
peluang pelatihan teknis maupun non teknis; dan
g. Keberlanjutan sesuai dengan prinsip DAK Infrastruktur Bidang
Sanitasi.

1.9.2. Serah Terima Hasil Pekerjaan Swakelola


Setelah pembangunan sarana dan prasarana sanitasi selesai dan
mencapai 100 % (sasaranj akhir pekerjaan fisik telah tercapai), maka
tahap selanjutnya adalah serah terima infrastruktur sanitasi terbangun.
Beberapa kegiatan pokok yang harus dilakukan dalam proses penyerahan
hasil pekerjaan antara lain sebagai berikut:
1. Rembug Warga bertujuan untuk memberikan informasi hasil
pelaksanaan kegiatan dan hasil pengelolaan dana kepada warga
lokasi sasaran. Rembug dilaksanakan setelah pelaksanaan fisik
selesai 100% atau pada saat batas waktu penyelesaian pekerjaan
habis;
2. Forum ini dipimpin oleh Kepala Desa/Lurah dengan mengundang PPK
Sanitasi Kabupaten/Kota, Pemerintah Kecamatan, KSM, Kader
Masyarakat (KM), PKK, LSM, Tokoh masyarakat Desa/Kelurahan,
dan warga di lokasi kegiatan dengan perwakilan Pengurus RT/RW;
3. Dalam Rembug ini, KSM menjelaskan secara rinci dan transparan
laporan pertanggungjawaban. Materinya antara lain Laporan
Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (LP2K), Realisasi Kegiatan dan

23
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Biaya (RKB) disertai dengan foto-foto pelaksanaan. Hasil Rembug


Warga ini disampaikan kepada PPK Sanitasi kabupaten/kota. Hasil
rembug warga dituangkan dalam berita acara.
Tabel 5. Alur proses serah terima hasil pekerjaan swakelola

No P em il ik As e t P ro se s S e r ah T e ri m a
1 Mas ya r ak at K S M → P P K → K PA → K P P
K S M → P P K → K PA →
Des a/ K e l ur a h an ( I P A L )
2 Des a/ K e l ur a h an K S M → P P K → K PA → K P P
( J ar in g an SR)
Des a → K P P
S was ta / BU M N/ S was ta / BU M N/ Cor p or at e → P em da
3
Cor p or a t e P em da → K P P
KSM → PPK
4 Ne g ar a P P K → P em da ( I P A L)
P em da → K P P

Isi laporan pertanggung jawaban terdiri dari :


1. Apabila pekerjaan fisik sudah selesai (mencapai 100%), laporan
pertanggungjawaban KSM berisi Laporan Penyelesaian Pelaksanaan
Kegiatan (LP2K), Realisasi Kegiatan dan Biaya (RKB) dan pembuatan
Surat Pernyataan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (SP3K);
2. Apabila pelaksanaan kegiatan fisik tidak selesai pada waktunya (pada
akhir tahun anggaran belum mencapai 100%) maka laporan
pertanggungjawaban KSM berisi Laporan Realisasi Kegiatan dan
Biaya (RKB), Pembuatan Berita Acara Status Pelaksanaan Kegiatan
(BASPK), dan Surat Pernyataan Penyelesaian Kegiatan (SP2K).

1.9.3. Pengelolaan Biaya Operasional dan Pemeliharaan


Pengelolaan dan pengembangan prasarana dan sarana yang telah
dibangun oleh DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi tidak lepas dari
tanggungjawab masyarakat. Pengelolaan prasarana dan sarana dapat
berjalan dengan baik jika diwujudkan dengan rencana kerja yang nyata
dan iuran (pendanaan) dari pemanfaat sebagai swadaya untuk
keberlanjutannya. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan rasa memiliki
serta dimungkinkan akan adanya fasilitasi dari pemerintah baik pusat
maupun daerah ataupun dari pihak swasta (masyarakat, LSM dan
24
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

perusahaan) dan ikut membantu dalam pendanaan pemeliharaan sarana,


bahkan pengembangan prasarana dan sarana sanitasi sub bidang air
limbah domestik dan sub bidang persampahan terbangun.

Besaran iuran dari masyarakat dihitung berdasarkan kesepakatan


bersama sesuai kebutuhan operasional dan pemeliharaan, serta
rencana pengembangan sarana di masa yang akan datang. Pendanaan
dipergunakan untuk kebutuhan seperti honorarium petugas pemelihara
sarana, biaya penyedotan lumpur tinja, biaya tes effluent, perbaikan
komponen sarana yang rusak dan biaya operasional lainnya yang sesuai
dengan sistem sarana terbangun.

Untuk mempermudah proses pengumpulan iuran, maka pengurus KPP


didampingi Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) dapat menggugah/memicu
sejak dini terkait iuran wajib setiap anggota KPP selaku warga pemanfaat
dengan ilustrasi seperti berikut ini.

Tabel 6. Ilustrasi Iuran Rutin Bulanan dari Anggota Pemanfaat yang


dapat dikumpulkan oleh Pengurus KPP dan Difasilitasi oleh TFL
Sebelum Serah Terima Infrastruktur Dilakukan
Nama Jumlah Jlh. Total
Tatacara
No. KPP dan Anggota Kebutuhan Ilustrasi (iuran)
Pengumpulan
Desa KPP (KK) Dana (Rp)

a. Rp. 7.000.000,- : 77 KK = Rp.


90.909,-/ KK/ Tahun.

b. Rp. 90.909,- : 12 bln = Rp.


7.575,-/ KK/ Bulan.
Mengikuti
sistemk yang
c. Rp. 7.575,- : 4 M = Rp. 1.893,-
sudah berjalan di
/ Minggu.
masyarakat
Maju
seperti;
Mandiri d. Jika sepakat mau dibulatkan
2. Sistem
Desa Maju 7.000.000/ keatas dengan jumlah nilai
1. 77 KK Parelek;
Kenak Tahun Uang yang beredar dipasaran
3. Sistem
Mundur saat ini menjadi Rp. 2000,-/
Jimpitan;
Tanggung KK/ Minggu, maka :
4. Sistem
Setoran/
e. Rp. 2000,- x 77 KK = Rp.
Buka Kas;
145.000,- / Minggu
5. Dll.
f. Rp. 145.000,- x 4 = Rp.
616.000,-

g. Rp. 616.000,- x 12 = Rp.


7.392.000,-

25
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Nama Jumlah Jlh. Total


Tatacara
No. KPP dan Anggota Kebutuhan Ilustrasi (iuran)
Pengumpulan
Desa KPP (KK) Dana (Rp)
h. Jadi dengan proses ini yang
direncakan Rp. 7.000.000,
malah yang terealisasi dari
hasil proses pemicuan warga
pemanfaat menjadi Rp.
7.392.000,-

INDAHNYA PEMBERDAYAAN
JIKA PROSESNYA DILALUI
TIDAK DI TINGGALKAN.

26
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

BAB II. KETENTUAN PROSES PELAKSANAAN DAK


INFRASTRUKTUR BIDANG SANITASI

2.1. Tahap Persiapan Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi


Sub Bidang Air Limbah Domestik dan Sub Bidang
Persampahan
2.1.1. Tahap Persiapan Program Tingkat Pemda Kab/Kota
Sebelum Tahun Anggaran/N-1
2.1.1.1. Penyusunan Renstra DAK Kabupaten/kota
Rencana strategis pelaksanaan DAK kabupaten/kota perlu di susun
oleh OPD kabupaten/kota agar dapat dijadikan kerangka acuan dasar
dalam melakukan pengusulan kegiatan yang merupakan bagian dari
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
kabupaten/kota, sehingga dalam pengusulan kegiatan diharapkan tidak
tumpah tindih antara satu kegiatan dengan sumber dana yang lainnya.

2.1.1.2. Pemilihan Lokasi Kegiatan Penanganan Air Limbah


Domestik dan Persampahan
Pemilihan lokasi untuk penanganan akses terhadap air limbah
domestik dan persampahan adalah penentuan desa/kelurahan sasaran
yang mengacu kepada Dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK)
sebagai prioritas penanganan rawan sanitasi air limbah dan persampahan
di kabupaten/kota. Penetapan calon lokasi desa/kelurahan untuk kegiatan
penanganan air limbah domestik dan persampahan oleh pemerintah
kabupaten/kota baik untuk tematik penurunan kematian ibu dan stunting
maupun untuk tematik penanggulangan kemiskinan melalui perluasan
akses perumahan, air minum dan sanitasi layak.

Khusus untuk kegiatan sub bidang persampahan dapat memperhatikan


kriteria tambahan dalam pemilihan lokasi dan wajib dipenuhi melalui
tahap seleksi, antara lain sebagai berikut:
a. Peruntukan untuk lahan yang akan dijadikan lokasi pembangunan
TPS-3R berada dalam batas administrasi yang sama dengan area
pelayanan TPS-3R dan memiliki legalitas lahan yang jelas (Milik

27
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Pemerintah, Hibah warga, Wakaf dan dapat dibuktikan dengan


legalitas SHM/AJB/Akte Hibah/Surat Wakaf;
b. Penempatan lokasi pembangunan TPS-3R sedapat mungkin dekat
dengan area pelayanan;
c. Desa/Kelurahan yang memiliki tingkat kerawanan sampah yang tinggi
sesuai dengan Dokumen SSK dan data dari BPS;
d. Lokasi pembangunan TPS-3R dapat diakses oleh kenderaan roda 4
dan atau minimal gerobak motor roda 3; dan
e. Seluruh calon pemanfaat/masyarakat Desa/Kelurahan bersedia
membayar iuran pengolahan sampah secara rutin dan berkelanjutan.

2.1.1.3. Seleksi Lokasi Desa/Kelurahan Prioritas sesuai Dokumen


SSK
Kegiatan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Sanitasi yang ditetapkan
dan diusulkan oleh OPD Kabupaten/Kota, lokasi Desa/Kelurahan harus
sudah tersedia dalam dokumen SSK dan berada pada perioritas dalam
wilayah zona 3 dan zona 4 baik untuk kegiatan air limbah domestik
maupun untuk kegiatan persampahan.

2.1.1.4. Seleksi Lokasi Berdasarkan Usulan Kebutuhan dari


Desa/Kelurahan
Kegiatan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Sanitasi yang ditetapkan
dan diusulkan oleh OPD Kabupaten/Kota berdasarkan usulan proposal
minat dan kebutuhan masyarakat akan sanitasi layak dari masing-masing
Desa/Kelurahan. Usulan proposal tersebut memuat minimal profil calon
titik lokasi Desa/ Kelurahan, jumlah calon penerima manfaat dan
pernyataan kesiapan masyarakat untuk berpartisipasi dalam menerima
serta memanfaatkan infrastruktur prasarana sanitasi secara
berkelanjutan.

2.1.1.5. Rincian Menu Kegiatan Prioritas Tematik Penurunan


Kematian Ibu dan Stunting
 Pembangunan IPAL skala permukiman minimal 25 KK dan
pembangunan baru IPAL skala permukiman kombinasi MCK minimal
28
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

25 KK hanya diperuntukkan bagi Desa/Kelurahan yang belum


pernah mendapatkan intervensi dari pusat;
 Pembangunan tangki septik komunal dan tangki septik skala
individual perdesaan diperuntukan bagi Desa/Kelurahan yang belum
pernah mendapatkan intervensi dari pusat;
 Penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan sampah
diperuntukkan bagi Desa/Kelurahan yang belum pernah
mendapatkan intervensi dari pusat.

2.1.1.6. Rincian Menu Kegiatan Prioritas Tematik Penanggulangan


Kemiskinan Melalui Perluasan Akses Perumahan, Air
Minum dan Sanitasi Layak
 Kegiatan pengembangan dan pembangunan baru SPALD-T skala
permukiman untuk rincian menu pembangunan IPAL skala
permukiman minimal 50 KK, pembangunan baru IPAL skala
permukiman kombinasi MCK minimal 50 KK, serta penambahan pipa
pengumpul dan Sambungan Rumah (SR) diperuntukkan bagi
kabupaten/kota perioritas pengembangan wilayah dalam RPJMN
2020-2024 dan pada lokasi DAS Citarum;
 Penambahan pipa pengumpul dan SR juga pada kabupaten/kota
yang sudah mempunyai SPALD-T (skala perkotaan dan/atau
permukiman) yang masih memiliki idle capacity;
 Pembangunan tangki septik komunal dan tangki septik skala
individual perdesaan diperuntukkan bagi desa pelaksana kegiatan
Pamsimas tahun 2008-2019 dengan kinerja hijau (sarana dan
prasarana terbangun berfungsi baik) dan pada lokasi DAS Citarum;
 Pembangunan tangki septik individu perkotaan dan pengadaan truk
tinja diperuntukkan bagi kabupaten/kota yang sudah memiliki IPLT
yang berfungsi dan/atau sedang/sudah menyusun sistem
pengelolaan lumpur tinja (reguler/on call basis);
 Pembangunan tangki septik skala individual perdesaan juga
diprioritaskan bagi desa/kelurahan yang sudah ODF selama minimal
1 tahun (paling akhir 31 Januari 2020) berdasarkan data dari STBM;
29
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

 Penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan sampah


diperuntukkan bagi kabupaten/kota prioritas pengembangan wilayah
dalam RPJMN 2020-2024 bagi daerah yang belum pernah
mendapakan intervensi dari pusat;
 Pengembangan dan pembangunan baru SPALD-T skala
permukiman, pembangunan tangki septik komunal dan penyediaan
sarana dan prasarana pengelolaan sampah juga diprioritaskan di
desa/kelurahan pada kabupaten/kota yang mendukung penanganan
permukiman kumuh (sesuai SK Direktur Jenderal Cipta Karya Nomor
110/KPTSiDC/2016 tentang Lokasi Program Kota Tanpa Kumuh
(Kotaku));
 Kegiatan DAK Fisik Penugasan Bidang Sanitasi Tahun 2021 juga
diprioritaskan untuk kabupaten/kota yang sudah melakukan input
data menu infrastruktur sanitasi dalam sistem pemantauan berbasis
web (Nawasis);
 Pengembangan dan Pembangunan SPALD-T skala permukiman,
Pembangunan Tangki septik skala Komunal, Penyediaan Sarana
dan Prasarana Pengelolaan Sampah dalam rangka mendukung
penanganan kawasan permukiman kumuh terintegrasi
diperuntukkan bagi 11 kabupaten/kota terpilih dari 16
kabupaten/kota (sesuai SK Direktur Jenderal Cipta Karya Nomor
110/KPTSiDC/2016 tentang Penetapan Lokasi Program Kota Tanpa
Kumuh) yang sudah lolos seleksi secara teknis untuk mendukung
penanganan permukiman kumuh terintegrasi.

2.1.2. Tahap Persiapan Program pada Tahun Anggaran Berjalan/N


2.1.2.1. Proses Persiapan Program Tingkat Kabupaten/Kota
Proses tahapan pelaksanaan program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi
dimulai dari proses persiapan, perencanaan dan pelaksanaan fisik serta
operasi dan pemeliharaan, baik untuk kegiatan air limbah domestik
maupun kegiatan persampahan seperti tergambar dalam gambar berikut
ini:

30
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Sosialisasi Awal Tingkat Kel/ Desa; Output (Shortlist Ttitik Lokasi)

Gambar 4. Bagan alir proses pelaksanaan DAK Infrastruktur Bidang


Sanitasi

31
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

2.1.2.1.1. Rekrutmen Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL)


TFL merupakan salah satu faktor penting dalam pelaksanaan DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi, oleh karena itu keberadaannya perlu diatur
dan diperkuat kapasitasnya agar personil yang menjadi TFL merupakan
orang yang tepat dan berkualitas serta memiliki komitmen yang tinggi
dalam mendampingi program kepada masyarakat. Alokasi upah/gaji TFL
yang akan dicantumkan dalam kontrak dengan PPK Sanitasi OPD
Kabupaten/Kota dapat mengikuti standar gaji yang telah disepakati dalam
Rencana Kegiatan (RK) tahun anggaran berjalan pada kegiatan konsultasi
program pada akhir tahun sebelumnya. Kesepakatan tersebut
dilandaskan pada standar billing rate konsultan Program Pemberdayaan
sejenis, seperti; Program Sanimas, Program Pamsimas, Program Kotaku,
Program NUSP, Program Sanitasi Perdesaan Hibah Tangki Septik.
Adapun urutan prosedur perekrutan dan penugasan TFL adalah sebagai
berikut:
 Pemerintah Kabupaten/Kota melalui OPD Dinas terkait
mengumumkan secara terbuka tentang pembukaan lowongan Tenaga
Fasilitator Lapangan (TFL) tahun anggaran berjalan, baik melaui
media massa/cetak, elektronik dan papan pengumuman;
 OPD Dinas terkait melakukan seleksi administrasi sesuai dengan
kriteria persyaratan yang telah di tetapkan dan mengumumkan hasil
kepada calon pelamar yang lolos seleksi administrasi;
 OPD Dinas terkait mengundang calon TFL yang lolos seleksi
administrasi untuk mengikuti ujian tertulis dan wawancara;
 OPD Dinas terkait mengumumkan hasil ujian tertulis dan wawancara
serta melakukan pemanggilan calon TFL yang lolos untuk dilakukan
penguatan kapasitas terkait penyelenggaraan program DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi.

Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) terdiri dari TFL teknik dan TFL
pemberdayaan yang ditugaskan oleh Pemda Kabupaten/Kota melalui
OPD Dinas terkait. TFL tersebut diseleksi sesuai dengan kriteria sebagai
berikut:

32
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

1. Pendidikan minimal D3/Sederajat (Bidang Teknik dan Sosial);


2. Calon TFL Teknik memiliki latar belakang pendidikan minimal D3
Teknik Sipil, Teknik Lingkungan dan Teknik Arsitektur;
3. Calon TFL Sosial/ Community Development memiliki latar belakang
pendidikan minimal D3 semua jurusan;
4. Penduduk asli/setempat/dan atau mampu berkomunikasi/ menguasai
bahasa daerah serta adat istiadat setempat;
5. Memiliki komitmen dan integritas yang tinggi terhadap pekerjaan yang
ditugaskan kepadanya;
6. Sehat jasmani dan rohani;
7. Mengenal kondisi lingkungan calon lokasi penugasan;
8. Bukan calon anggota legislatif;
9. Memiliki pengetahuan/pengalaman dasar tentang air limbah domestik
dan penanganan masalah sampah (sanitasi);
10. Bukan anggota/pengurus partai politik;
11. Bersedia bekerja penuh waktu sebagai Tenaga Fasilitator Lapangan
(TFL);
12. Bersedia tinggal di lokasi dampingan dan mampu melakukan
pendampingan dengan mobilitas yang tinggi sesuai dengan tahapan
kegiatan program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi; dan
13. TFL bukan PNS/pegawai swasta dan bukan pegawai honorer Dinas
Kabupaten/Kota serta bukan Konsultan Individual Dinas (tidak
memiliki ikatan perjanjian kerja ditempat yang lain).

2.1.2.1.2. Peningkatan Kapasitas bagi Tenaga Fasilitator Lapangan


(TFL)
Tujuan diselenggarakan peningkatan kapasitas yaitu sebagai berikut:
 Memberi bekal pengetahuan tentang kegiatan dan tahapan DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi kepada fasilitator;
 Dapat membantu masyarakat dalam mengidentifikasi masalah,
merencanakan, melaksanakan, memutuskan dan mengelola
kegiatan DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi;

33
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

 Memiliki pengetahuan dasar teknologi dan teknis selain sisi


pemberdayaan masyarakat;
 Mampu menyusun volume pekerjaan dan DED/RAB;
 Membimbing Tim Pelaksana Swakelola Kelompok Swadaya
Masyarakat (TPS-KSM) dalam menyusun kriteria teknis
Pemanfaatan DAK, dan RKM (Rencana Kerja Masyarakat)
pembangunan sarana sanitasi;
 Membimbing TPS-KSM menyusun jadwal pendanaan, baik yang
berasal dari APBD, swasta, masyarakat. Termasuk juga jadwal
pasokan material dan tenaga kerja, dll;
 Melatih KSM agar mampu melakukan pelaporan keuangan (LPJ);
 Pendampingan terhadap KPP untuk keberlanjutan pelayanan dan
operasional serta pemeliharaan.

2.1.2.1.3. Kontrak Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL)


TFL yang telah melewati proses seleksi dan dinyatakan dapat diterima
sebagai tenaga pendamping Program Dana Alokasi Khusus Bidang
Sanitasi dapat dilanjutkan proses kontrak Perjanjian Kerja Sama (PKS)
antara PPK sanitasi kabupaten/kota dengan para TFL (Teknik dan
Pemberdayaan). Kontrak kerja sama dilakukan dengan berpedoman
kepada RK yang telah disetujui oleh Unit Organisasi Teknis Bidang
Sanitasi, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat, pedoman yang dimaksud adalah terkait jumlah
TFL yang harus direkrut dan dikontrak serta jangka waktu kontrak. Setiap
TFL (Teknik dan Pemberdayaan) yang sudah terkontrak berkewajiban
melakukan pendampingan dan fasilitasi pelaksanaan proses tahapan
Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi, pelaksanaan pendampingan
dan fasilitasi tersebut menjadi tugas dan tanggungjawab TFL.

2.1.2.1.4. Tugas dan Fungsi Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL)


Teknik dan Pemberdayaan
a) Tahap Sosialisasi Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi
Tingkat Desa/Kelurahan :

34
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

1. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan dengan Kepala


Desa/Kelurahan dalam rangka proses persiapan penetapan jadwal
yang tepat sesuai dengan waktu luang masyarakat dan mekanisme
penyebaran surat undangan sosialisasi tingkat Desa/Kelurahan;
2. Menyiapkan bahan-bahan untuk kegiatan sosialisasi awal program
DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi tingkat Desa/Kelurahan seperti;
materi sosialisasi terkait tahapan pelaksanaan program tingkat
masyarakat sesuai dengan pedoman teknis, daftar hadir, berita acara
dan notulensi/catatan proses pelaksanaan kegiatan sosialisasi;
3. Menyiapkan susunan acara kegiatan sosialisasi Program DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi tingkat Desa/Kelurahan;
4. Bersama dengan Pemerintah Desa/Kelurahan memandu proses
pelaksanaan sosialisasi Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi
kepada seluruh masyarakat Desa/Kelurahan yang hadir;
5. Bersama dengan Pemerintah Desa/Kelurahan memandu proses
Rembuk Kesiapan Masyarakat Desa/Kelurahan untuk menerima dan
melaksanakan proses tahapan program DAK Infrastruktur Bidang
Sanitasi;
6. Membuat berita acara Rembuk Kesiapan Masyarakat tingkat
Desa/Kelurahan dalam menerima dan menjalankan proses tahapan
program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi;
7. Memfasilitasi proses pembentukan tim pemetaan sanitasi tingkat
Desa/Kelurahan;
8. Memberikan penguatan kapasitas kepada anggota tim pemetaan
sanitasi tingkat Desa/Kelurahan terkait proses metode, persiapan,
pelaksanaan dan laporan hasil pemetaan sanitasi;
9. Membuat berita acara pelaksanaan sosialisasi dan berita acara
proses pembentukan tim pemetaan sanitasi tingkat Desa/Kelurahan;
10. Memandu proses penyusunan Rencana Kerja Tindak Lanjut untuk
tahapan Pemetaan Sanitasi tingkat Desa/Kelurahan dengan seluruh
masyarakat yang hadir.

35
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

b) Tahap Pemetaan Sanitasi Tingkat Desa/Kelurahan :


 Koordinasi dengan Kepala Desa/Kelurahan untuk penjadwalan
kegiatan;
 Bersama dengan tim pemetaan sanitasi menyiapkan bahan-bahan
untuk kegiatan pemetaan sanitasi tingkat Desa/Kelurahan, seperti;
format-format instrumen pemetaan (aspek rawan sanitasi; kondisi air
limbah, kondisi persampahan, kondisi air bersih, kondisi drainase dan
aspek kepadatan penduduk);
 Bersama dengan Pemerintah Desa/Kelurahan memandu dan
mendampingi proses pelaksanaan pemetaan sanitasi tingkat
Desa/Kelurahan;
 Bersama dengan tim pemetaan sanitasi tingkat Desa/Kelurahan
membuat rekapan hasil pemetaan dan menuangkan secara tematik
kedalam Peta kondisi rawan sanitasi dan kepadatan penduduk tingkat
Desa/Kelurahan dengan berpedoman kepada peta dasar
Desa/Kelurahan;
 Memberikan ranking/peringkat tingkat kerawanan dan kepadatan
penduduk tingkat Desa/Kelurahan untuk masing-masing lingkungan
terkecil setingkat RW/Dusun/Lorong, dan lain-lain sesuai tingkat
sebutan untuk level tersebut;
 Bersama dengan Pemerintah Desa/Kelurahan dan tim pemetaan
sanitasi tingkat Desa/Kelurahan menetapkan 3 (tiga) lingkungan
terkecil setingkat RW/Dusun/Lorong, dan lain-lain sesuai tingkat
sebutan untuk level tersebut (peringkat 1, 2 dan 3) sebagai lokasi yang
akan dilaksanakan proses seleksi secara partisipatif (SELOTIP);
 Bersama dengan Pemerintah Desa/Kelurahan dan tim pemetaan
sanitasi memandu proses pembentukan tim SELOTIP tingkat
Desa/Kelurahan;
 Memberikan pembekalan kepada anggota tim SELOTIP terkait
mekanisme dan tatacara pelaksanaan SELOTIP mulai dari persiapan,
pelaksanaan dan pelaporan hasil (scoring);

36
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Bersama dengan Pemerintah Desa/Kelurahan dan tim pemetaan


sanitasi membuat Rencana Kerja Tindak Lanjut untuk pelaksanaan
SELOTIP tingkat Desa/Kelurahan.

c) Tahap Proses Pelaksanaan Selotip Tingkat Desa/Kelurahan :


 Bersama dengan tim SELOTIP memenyiapkan format untuk alat bantu
proses pelaksanaan SELOTIP di tingkat Desa/Kelurahan;
 Mendampingi tim SELOTIP dalam proses pelaksanaan SELOTIP di
masing-masing lingkungan terkecil setingkat RW/Dusun/Lorong, dan
lain-lain sesuai tingkat sebutan untuk level tersebut;
 Bersama dengan Pemerintah Desa/Kelurahan dan tim SELOTIP
memandu proses pelaksanaan lokakarya hasil scoring kegiatan
SELOTIP tingkat Desa/Kelurahan berikut Daftar Hadir Lokakaryanya;
 Bersama dengan Pemerintah Desa/Kelurahan dan tim SELOTIP
memandu proses penetapan scoring hasil SELOTIP di masing-masing
lingkungan terkecil setingkat RW/Dusun/Lorong, dan lain-lain sesuai
tingkat sebutan untuk level tersebut;
 Membantu tim SELOTIP dalam pembuatan Berita Acara penetapan
scoring hasil SELOTIP di masing-masing lingkungan terkecil setingkat
RW/Dusun/Lorong, dan lain-lain sesuai tingkat sebutan untuk level
tersebut;
 Bersama dengan Pemerintah Desa/Kelurahan dan Ketua pengurus
lingkungan terpilih membuat Rencana Kerja Tindak Lanjut untuk
pelaksanaan proses pemilihan pengurus Tim Pelaksana Swakelola
(TPS-KSM) di tingkat lokasi terpilih RW/Dusun/Lorong, dan lain-lain
sesuai tingkat sebutan untuk level tersebut;
 Koordinasi dengan Ketua RW/Dusun/Lorong, dan lain-lain sesuai
tingkat sebutan untuk level tersebut dalam rangka rembuk
pembentukan Panitia Pemilihan Pengurus Tim Pelaksana Swakelola
(TPS-KSM) di titik lokasi terpilih.

d) Tahap Proses Pembentukan Tim Pelaksana Swakelola (TPS-KSM) :

37
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

 Bersama dengan Panitia Pemilihan Pengurus Tim Pelaksana


Swakelola (TPS-KSM) menyusun tata tertib proses pemilihan
Pengurus Tim Pelaksana Swakelola (TPS-KSM);
 Bersama dengan panitia pemilihan melakukan proses kajian
kepemimpinan di tingkat RT/Kelompok rutinitas yang berjalan di
masyarakat, seperti; kelompok arisan, kelompok pengajian dan lain-
lain. Kajian kepemimpinan tersebut dalam rangka menghasilkan
kriteria pemimpin yang diharapkan oleh masyarakat setempat;
 Bersama dengan panitia pemilihan memandu proses lokakarya kriteria
kepemimpinan yang diharapkan oleh masyarakat di tingkat
RW/Dusun/Lorong, dan lain-lain sesuai tingkat sebutan untuk level
tersebut;
 Melakukan penetapan terhadap hasil lokakarya kepemimpinan, dan
mensosialisasikan kriteria pemimpin dengan tata tertib tersebut
kepada warga masyarakat tingkat RT dan/atau nama lain sesuai
tingkat sebutan untuk level tersebut;
 Bersama dengan panitia pemilihan Tim Pelaksana Swakelola (TPS-
KSM) melakukan proses pemungutan suara berbasis kriteria tanpa
calon tanpa kampanye di tingkat RT dan/atau nama lain sesuai tingkat
sebutan untuk level tersebut;
 Bersama dengan panitia pemilihan Pengurus Tim Pelaksana
Swakelola (TPS-KSM) memandu proses perhitungan suara di tingkat
RT dan/atau nama lain sesuai tingkat sebutan untuk level tersebut;
 Bersama dengan panitia pemilihan Pengurus Tim Pelaksana
Swakelola (TPS-KSM) menetapkan hasil perolehan suara dari suara
tertinggi 1 sampai 5 ditetapkan sebagai utusan bakal calon dari tingkat
RT dan/atau nama lain sesuai tingkat sebutan untuk level tersebut
untuk mengikuti proses pemilihan pengurus Tim Pelaksana Swakelola
di tingkat RW/Dusun/Lorong dan/atau nama lain sesuai tingkat
sebutan untuk level tersebut;
 Mendampingi proses pembuatan Berita Acara dan Daftar Hadir proses
pemungutan suara serta Daftar nama-nama utusan terpilih 1 sampai

38
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

5 orang di tingkat RT dan/atau nama lain sesuai tingkat sebutan untuk


level tersebut;
 Bersama dengan panitia Pemilihan Pengurus Tim Pelaksana
Swakelola (TPS-KSM) melakukan koordinasi dengan Ketua
RW/Dusun/Lorong dan/atau nama lain sesuai tingkat sebutan untuk
level tersebut dalam rangka persiapan proses pemungutan suara dari
masing-masing utusan bakal calon;
 Mendampingi panitia Pemilihan dalam proses pelaksanaan
pemungutan suara dan perhitungan hasil perolehan suara;
 Bersama dengan panitia membuat Berita Acara Penetapan dan Daftar
Hadir proses pemungutan suara sekaligus meminta Kepala
Desa/Kelurahan untuk menetapkan hasil perolehan suara pengurus
Tim Pelaksana Swakelola, sekaligus membuat surat pengantar dari
Kepala Desa/Kelurahan sebagai bentuk permohonan kepada Kepala
Dinas/OPD Kabupaten/Kota untuk mengeluarkan Surat Keputusan
Penetapan Pengurus Tim Pelaksana Swakelola (TPS-KSM);
 Bersama dengan pengurus Tim Pelaksana Swakelola (TPS-KSM)
koordinasi dengan Kepala Desa/Lurah terkait konsep surat pengantar
ke Kepala OPD/PA/KPA Dinas terkait untuk pembuatan Surat
Keputusan (SK) penetapan Tim Pelaksana Swakelola (TPS-KSM);
 Bersama dengan pengurus Tim Pelaksana Swakelola dan Ketua
RW/Dusun/Lorong dan/atau nama lain sesuai tingkat sebutan untuk
level tersebut, menyusun Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL) dalam
rangka penyusunan dokumen Rencana Kerja Masyarakat (RKM/ DED
dan RAB).

e) Tahap Proses Penyusunan Dokumen Rencana Kerja Masyarakat


(RKM) :
 Koordinasi dengan Pengurus Tim Pelaksana Swakelola (TPS-KSM)
terpilih dalam rangka persiapan penyusunan dokumen RKM (DED dan
RAB);
 Mendampingi pertemuan tokoh masyarakat dengan warga calon
pemanfaat di titik lokasi;

39
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

 Mengomunikasikan kepada Pimpinan Kegiatan/OPD Dinas terkait


tentang jadwal dan agenda pertemuan untuk penyusunan RKM;
 Mendampingi rembug warga untuk penentuan calon penerima
manfaat dari kegiatan DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi;
 Mendampingi Tim Pelaksana Swakelola (TPS-KSM) dalam menyusun
perencanaan teknis bangunan (DED), penyusunan rencana
kontribusi, dan kegiatan lain sampai tersusunnya dokumen RKM;
 Mendampingi masyarakat melakukan survei harga-harga material
yang dibutuhkan; harga satuan upah, RAB (Rencana Anggaran
Biaya), Rencana Pendanaan (dana DAK dan Swadaya dari
masyarakat), Rencana pengadaan, finalisasi pengadaan lahan sesuai
jadwal pelaksanaan;
 Mendampingi pembuatan dokumen RKM;
 Mendampingi kegiatan sosialisasi Draft RKM yang tersusun oleh KSM
kepada masyarakat;
 Mendampingi pengesahan/legalisasi RKM oleh OPD Dinas terkait;
 Mendampingi pembuatan Berita Acara kegiatan sesuai kebutuhan dan
menyusun laporan secara berkala ke dinas penanggung jawab di
Kabupaten/Kota.

f) Tahap Pelaksanaan Konstruksi :


 Melakukan persiapan (survei dan pengukuran) dengan pengurus Tim
Pelaksana Swakelola (TPS-KSM) dan masyakarat pemanfaat untuk
pembangunan sarana sanitasi;
 Melakukan On the Job Training (OJT) kepada Tim Pelaksana
Swakelola (TPS-KSM), kepala tukang, tukang dan pekerja sesuai
dengan perencanaan;
 Mendampingi pengurus Tim Pelaksana Swakelola (TPS-KSM) dalam
melakukan supervisi dan pengarahan pada saat konstruksi;
 Mendampingi pengurus Tim Pelaksana Swakelola (TPS-KSM) dalam
proses pencairan dana DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi;
 Mendampingi pengurus Tim Pelaksana Swakelola (TPS-KSM) dalam
penyusunan laporan pertanggungjawaban;

40
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

 Memverifikasi laporan pertanggungjawaban pengurus Tim Pelaksana


Swakelola (TPS-KSM);
 Memastikan semua rencana berjalan sesuai RKM, termasuk
kontribusi dari berbagai pihak, tenaga kerja, tukang, material dan
gudang, alat-alat pengawasan material, dsb;
 Mendampingi pertemuan rutin masyarakat;
 Melakukan pendampingan terhadap pekerjaan fisik dan tenaga kerja;
 Mendampingi pembuatan Berita Acara pengecekan final teknis,
kelembagaan, dan keuangan;
 Melaporkan seluruh perkembangan kegiatan dan kemajuan pekerjaan
kepada PPK Sanitasi OPD/Dinas penanggung jawab kegiatan di
kabupaten/kota.

g) Tahap Pasca Konstruksi :


 Mendampingi pengurus Tim Pelaksana Swakelola (TPS-KSM) dalam
kegiatan serah terima sarana sanitasi terbangun;
 Memberikan penguatan kapasitas kepada pengurus lembaga
Kelompok Pemanfaat dan Pemeliharaan (KPP);
 Mendampingi pengurus lembaga KPP dalam menyusun optimasi
pengembangan pelayanan;
 Menyelenggarakan evaluasi kegiatan bersama dengan OPD Dinas
terkait.

2.1.2.1.5. Sosialisasi Awal Program DAK Infrastruktur Bidang


Sanitasi dan Promosi Kesehatan oleh OPD
Kabupaten/Kota

Sosialisasi dilaksanakan oleh OPD Program DAK Infrastruktur Bidang


Sanitasi kabupaten/kota dengan mengundang unsur pemerintah
desa/kelurahan, perwakilan tokoh-tokoh kunci seperti tokoh masyarakat,
tokoh agama, kelompok pemuda, kader posyandu dan kader PKK.
Kegiatan ini dimaksudkan agar adanya pemahaman yang sama antara
arahan kebijakan dalam Pedoman Teknis Kegiatan Bidang Sanitasi

41
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

dengan pemerintah desa/kelurahan sebagai penerima manfaat dari


Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi.

2.1.2.1.6. Serah Tugas TFL Kepada Pemerintah Desa/ Kelurahan


dari PPK OPD Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi
Selesai pelaksanaan kegiatan sosialisasi Program DAK Infrastruktur
Bidang Sanitasi di tingkat kabupaten/kota, pada rangkaian kegiatan yang
sama dilanjutkan dengan proses serah terima TFL dari PPK sanitasi
kepada pemerintah desa/kelurahan dalam rangka konsolidasi awal pra
pendampingan lapangan antara TFL dengan pemerintah desa/kelurahan
masing-masing sesuai dengan lokasi penempatan TFL pasca tanda
tangan kontrak kerja. TFL dan pemerintah desa/kelurahan yang hadir
pada kegiatan sosialisasi secara bersama-sama diminta untuk membuat
Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL) pelaksanaan tahapan kegiatan di
wilayah desa/kelurahannya masing-masing.

2.1.2.2. Proses Persiapan Program Tingkat Desa/Kelurahan


2.1.2.2.1. Sosialisasi Awal Program DAK Infrastruktur Bidang
Sanitasi Sub Bidang Air Limbah Domestik oleh TFL

Sosialisasi awal Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi Sub Bidang


Air Limbah Domestik diselenggarakan dalam rangka memberikan
pemahaman kepada seluruh lapisan masyarakat Desa/Kelurahan sebagai
bentuk penyebaran informasi awal tentang proses dan tahapan
pelaksanaan Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi berbasis
partisipasi masyarakat. Partisipasi yang diharapkan mulai dari proses dan
tahap persiapan, tahap perencanaan, pelaksanaan konstruksi dan pasca
pelaksanaan.

Sosialisasi merupakan kegiatan penyebaran informasi tentang proses


tahapan dan mekanisme pelaksanaan Program DAK Infrastruktur Bidang
Sanitasi Sub Bidang Air Limbah Domestik secara utuh perlu dilakukan
oleh Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) dan menjadi penting (esensial)
pada tahap persiapan masyarakat sasaran dalam rangka membangun

42
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

komitmen antara warga masyarakat Desa/Kelurahan dengan arahan


kebijakan Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi.

2.1.2.2.2. Sosialisasi Awal Program DAK Infrastruktur Bidang


Sanitasi Sub Bidang Persampahan oleh TFL

Sosialisasi awal Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi Sub Bidang


persampahan (pembangunan TPS-3R) diselenggarakan dalam rangka
memberikan pemahaman kepada seluruh lapisan masyarakat
Desa/Kelurahan sebagai bentuk penyebaran informasi awal tentang
proses dan tahapan pelaksanaan Program DAK Infrastruktur Bidang
Sanitasi berbasis partisipasi masyarakat. Partisipasi yang diharapkan
mulai dari proses dan tahap persiapan, tahap perencanaan, pelaksanaan
konstruksi dan pasca pelaksanaan. Sehingga dapat menjamin
keberlanjutan operasional dan pemeliharaan infrastruktur terbangun
dengan tetap menjaga iuran penerima manfaat dan berjalannya proses
pengolahan sampah oleh tim pengelola.
Sosialisasi merupakan kegiatan penyebaran informasi tentang proses
tahapan dan mekanisme pelaksanaan Program DAK Infrastruktur Bidang
Sanitasi Sub Bidang persampahan (pembangunan TPS-3R) secara utuh
perlu dilakukan oleh Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) dan menjadi
penting (esensial) pada tahap persiapan masyarakat sasaran dalam
rangka membangun komitmen antara warga masyarakat Desa/Kelurahan
dengan arahan kebijakan Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi.

2.2. Tahap Perencanaan Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi


Sub Bidang Air Limbah Domestik dan Sub Bidang
Persampahan
2.2.1. Perencanaan Sub Bidang Air Limbah Domestik (SPALD-T dan
SPALD-S)
2.2.1.1. Pemetaan Sanitasi Tingkat Desa/Kelurahan :

Pemetaan sanitasi tingkat Desa/Kelurahan ada dua hal yang perlu


dilakukan diantaranya adalah; kondisi kerawanan sanitasi dan kepadatan

43
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

penduduk di masing-masing RW/Dusun dalam Desa/Kelurahan.


Kerawanan sanitasi dapat dilihat dari sisi kondisi air limbah, kondisi air
bersih, kondisi persampahan dan kondisi drainase lingkungan sekitar
permukiman masing-masing RW/Dusun. Pemetaan sanitasi tingkat
Desa/Kelurahan wajib dipetakan secara menyeluruh ke semua lingkungan
terkecil setingkat RW/Dusun sesuai dengan jumlah RW/Dusun yang ada
di masing-masing Desa/Kelurahan sasaran.

Sebelum pemetaan sanitasi di tingkat kelurahan, TFL memfasilitasi


terlebih dahulu untuk pembentukan Tim Pemetaan Sanitasi di tingkat
Kelurahan dan membekali tatacara proses pemetaan. Pembentukan Tim
Pemetaan Sanitasi dan pembekalan dilakukan setelah selesai
pelaksanaan sosialisasi awal tingkat Desa/Kelurahan.

A. Tingkat/Kondisi Rawan Sanitasi di Masing–Masing


RT/RW/Dusun/Kampung/Jorong dan atau Sebutan Lainnya
Pemetaan tingkat/kondisi rawan sanitasi di tingkat Desa/Kelurahan
dilakukan di lingkungan terkecil RT/RW/Dusun/Kampung oleh Tim
Pemetaan Sanitasi tingkat Desa/Kelurahan dibawah pendampingan TFL
Teknik dan Pemberdayaan sesuai hasil Shortlist yang telah disepakati
pada tahap kegiatan sosialisasi awal tingkat Desa/Kelurahan. Hal-hal
yang akan dipetakan antara lain sebagai berikut:

 Kondisi Air Limbah


Perhatikan dan periksa sistem sanitasi air limbah domestik terkait limbah
padat/tinja (black) dan limbah cair (grew water) mulai dari jenis air limbah
domestik yang dibuang baik limbah padat/tinja dan limbah cair (Input
Product), perhatikan sarana pembuangan/closet yang digunakan (User
Interface), tempat pengumpulan dan penampungan/pengolahan awal
(tangki Septik), pengaliran/pengangkutan (drainase lingkungan atau
perpipaan/truk tinja), pengolahan akhir terpusat (SPALD-T), daur ulang
dan/atau pembuangan akhir/effluent (sungai). Pemetaan kondisi air
limbah ini dilakukan agar memperoleh data berapa rumah yang memiliki
kloset pribadi dirumah namun tidak memiliki septik tank/buang ke saluran
44
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

air/sungai/kali, berapa rumah yang memiliki kloset dan septik tank namun
belum pernah dikuras, berapa rumah memiliki kloset namun buang ke
lobang terbuka/koyak/kolam lele, berapa rumah punya kloset dan septik
tank layak, berapa rumah tidak punya kloset, dan lain-lain.
 Kondisi Air Bersih
Perhatikan kondisi sumber air bersih yang dimanfaatkan oleh masyarakat,
sumur dangkal atau sumur dalam, sungai atau sumber mata air
pergunungan, menggunakan sumber air dari luar (beli) dikarenakan air
sumur di lingkungan permukiman tidak dapat digunakan untuk konsumsi.
Pemetaan kondisi air bersih agar memperoleh data berapa rumah memiliki
sumur dangkal/dalam masih dapat digunakan untuk sumber air konsumsi
sehari-hari, berapa rumah memiliki sumur dangka/dalam hanya dapat
digunakan untuk cuci dan mandi tidak untuk konsumsi, berapa rumah
memiliki sumur dangkal/dalam namun tidak dapat dimanfaatkan lagi air
sumurnya, dan berapa rumah menggunakan sumber air bersih dari
PDAM.

 Kondisi Persampahan
Perhatikan tempat masyarakat membuang sampah dari rumah tangga,
industri skala rumah tangga (home industry), industri, apakah sampah
dibuang di TPS dan ada pengelolaan pengangkutan secara berkala dan
terjadwal untuk dibuang di TPA yang ada di Kabupaten/Kota. Atau
sampah dari rumah tangga dibuang begitu saja di lahan-lahan kosong,
dibuang di area kosong dan dibakar di sekitar lingkungan permukiman
masyarakat. Pemetaan kondisi persampahan ini dilakukan pada setiap
rumah tangga dan di lingkungan permukiman agar menghasilkan data
jumlah rumah tangga yang memiliki tempat sampah di rumah, rumah
tangga yang membuang sampah di kebun lalu dibakar dan rumah tangga
yang membuang di TPS lalu diangkut ke TPA dengan membayar iuran.

 Kondisi Drainase Lingkungan


Perlu dipastikan bahwa pengaliran limpasan genangan air hujan pada
saluran tersier pada kawasan permukiman sudah tersedia dan
tersambung dengan sistem drainase.
45
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

B. Tingkat Kepadatan Penduduk


Pemetaan tingkat kepadatan penduduk dilakukan di setiap lingkungan
terkecil RT/RW/Dusun/Kampung oleh Tim Pemetaan Sanitasi tingkat
Desa/Kelurahan. Untuk kegiatan SPALD-T kepadatan penduduk minimal
150 jiwa/Ha, sedangkan untuk kegiatan SPALD-S kepadatan penduduk
maksimal 150 jiwa/Ha, teknik pemetaan dilakukan dengan metode survei
ke lingkungan permukiman masyarakat.

2.2.1.2. Proses Pelaksanaan SELOTIP Tingkat Desa/Kelurahan


Metode SELOTIP merupakan penyempurnaan dari metode Rapid
Partisipatory Assesment (RPA) dengan menggunakan tiga variabel
pokok, khusus untuk memilih/seleksi titik lokasi pada kegiatan
pemberdayaan Bidang Sanitasi di lingkungan Direktorat Sanitasi,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
 Tujuan Metode SELOTIP
Untuk memilih titik lokasi sanitasi berbasis masyarakat yang paling
memenuhi kaidah petunjuk umum dan keberlanjutan melalui penilaian
secara cepat dan terstruktur oleh sekelompok wakil calon pemanfaat dari
2-3 calon titik lokasi di setiap Desa/Kelurahan, ”dalam rangka
mendapatkan lokasi yang pasti sukses”.

Untuk lebih jelas, skema dari prosedur pelaksanaan SELOTIP dapat


dilihat pada gambar dibawah ini.

Di Fasilitasi TFL Pembekalan Metode SELOTIP


(Tk. Desa/Kelurahan)
 Persiapan Data
Sanitasi, Peta
Lokasi RW/Dusun 1
Lokasi; Lokasi RW/Dusun 2
 Penunjukan
Anggota Tim.
Lokasi RW/Dusun 3

 Dilaksanakan di setiap
calon lokasi Pelaksanaan Metode SELOTIP
 Penilaian titik lokasi;

 Berita Acara Penilaian Lokasi;


 Anggota Tim SELOTIP, TFL, Penetapan Lokasi Terpilih
Kepala Desa/ Lurah

46
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Gambar 5. Skema prosedur pelaksaan SELOTIP

a. Variabel dan Bobot Penilaian dalam SELOTIP


 Tingkat partisipasi warga masyarakat (bobot 50 %);
 Tingkat kepadatan penduduk (bobot 30 %);
 Tingkat/Kondisi rawan sanitasi (bobot 20 %).

b. Proses Pelaksanaan SELOTIP Air Limbah


Proses pelaksanaan seleksi lokasi partisipatif (selotip) dilaksanakan
setelah tahapan Pemetaan Sanitasi tingkat Desa/Kelurahan selesai,
dimana hasil pemetaan sanitasi tingkat Desa/Kelurahan memperoleh hasil
mulai dari peringkat 1 (satu) hingga seterusnya sesuai dengan jumlah
lokasi RW/Dusun yang di petakan dalam Desa/Kelurahan. Lingkungan
RW/Dusun yang memperoleh nilai peringkat tertinggi terkait kerawanan
sanitasi dan kepadatan penduduk serta lingkungan yang memperoleh
ranking 1 (satu) hingga ranking 3 (tiga) dan atau 4 (empat) ditetapkan
sebagai lokasi yang akan di Selotip, untuk selanjutnya dibentuk Tim
Selotip dengan anggota tim minimal 3 (tiga) orang perwakilan lingkungan
RW/Dusun masing-masing.

Tabel 7. Jenis Informasi dan Alat SELOTIP yang digunakan dalam


proses Seleksi Titik Lokasi
Variabel Penilaian
No SELOTIP Tools Bukti Dokumen
titik Lokasi
Berita Acara Rembug
Tingkat Partisipasi
1 FGD dan Rembug Tentang Kesiapan
masyarakat
Kontribusi
Tingkat kepadatan
2 Transect Walk Data Sekunder
penduduk

Transect Walk Peta Jaringan


3 Kondisi rawan sanitasi
dan wawancara Sanitasi Permukiman

Bagi lokasi RW/Dusun yang telah ditetapkan peringkatnya dalam Berita


Acara Pemetaan Sanitasi tingkat Desa/Kelurahan, minimal peringkat 1

47
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

sampai 3 dan atau 4 dapat diikutkan dalam tahap Seleksi Titik Lokasi,
dengan proses tahapan sebagai berikut :
 Bersama dengan TFL melakukan SELOTIP (Seleksi Lokasi
Partisipatif). SELOTIP merupakan metode pemetaan kondisi sanitasi
masyarakat, masalah yang mereka hadapi serta kebutuhan untuk
memecahkan masalah sanitasi secara cepat dan dilakukan secara
partisipatif/bersama masyarakat;
 Masyarakat, Tim Selotip dan TFL bersama-sama melakukan
perhitungan hasil scoring SELOTIP (Seleksi Lokasi Partisipatif) tiap
lokasi secara terbuka seperti Tabel Konsolidasi Skor SELOTIP
(Seleksi Lokasi Partisipatif) (terlampir);
 Setelah terpilihnya lokasi yang disepakati bersama, dibuat materi
Berita Acara seleksi lokasi terkait tenggat waktu tertentu untuk
konfirmasi lahan dan sebagainya kepada pemenang ke-1. Bila
pemenang ke -1 tidak memenuhi syarat, dapat digantikan oleh
pemenang berikutnya.

TINGKAT DESA / KELURAHAN

SELOTIP FISIK
Rekap Hasil Pemetaan Sanitasi

1. KEPADATAN PEDUDUK DIATAS 100


Tingkat Desa/Kelurahan

JIWA/Ha UNTUK SPALD-S DAN 150


JIWA/Ha UNTUK SPALD-T (30 %)
2. RAWAN SANITASI SESUAI SSK (20 %)

SHORTLIST MINIMAL 3 - 4
HASIL
CALON LOKASI RW/DUSUN REMBUG
PEMETAAN
YG MEMPEROLEH PERINKAT PEMUKA
SANITASI TK.
1-4 RAWAN DAN PADAT
DESA/KEL.

NON FISIK
3. TINGKAT PARTISIPASI OK
MASYARAKAT (SEMANGAT
WARGA) 50 %

REKAP NILAI FINAL


REMBUG
WARGA
BERITA ACARA HASIL

SURAT PERNYATAAN
KESIAPAN WARGA JUARA (TITIK LOKASI)
TERPILIH

Gambar 6. Proses pelaksanaan SELOTIP tingkat desa/keluarahan


48
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

c. Partisipan dalam Proses Pelaksanaan Selotip


Setiap calon titik lokasi mengirimkan satu orang wakil sebagai anggota tim
SELOTIP yang ditunjuk melalui forum rembug warga. Tim SELOTIP yang
terbentuk wajib mendapatkan pelatihan cara pelaksanaan SELOTIP oleh
TFL, tugas anggota tim SELOTIP antara lain sebagai berikut:
1. Mengikuti kegiatan SELOTIP di setiap titik lokasi;
2. Menyiapkan data sekunder berupa Peta calon lokasi, data sekunder
kependudukan dan data kepemilikan septik tank yang memenuhi syarat
(struktur kedap air);
3. Melakukan scoring dan penilaian tiap calon titik lokasi;
4. Menetapkan dan mengumumkan lokasi pemenang (Berita Acara);
5. Berita Acara penetapan lokasi pemenang diverifikasi oleh TFL untuk
disampaikan kepada Lurah dan PPK OPD Kabupaten/Kota.

d. Penetapan Skor dan Pembobotan (Nilai)


Setiap indikator dalam variabel akan diberi skor, skor berkisar antara 1, 2,
3, dan 4. Nilai tersebut merupakan kuantifikasi dari setiap pernyataan
yang bersifat kualitatif. Penetapan skor dan pembobotan (nilai) ini penting
dalam rangka penyederhanaan dalam memberikan penilaian tentang
kondisi masyarakat secara obyektif. Skor ini sangat penting digunakan
untuk penilaian titik lokasi dengan formula sebagai berikut:

Formula Perhitungan Nilai Titik Lokasi:

N
NV =
T

Keterangan:
NV= Nilai Variabel
N = Jumlah Kumulatif Skor Indikator;
T = Jumlah Kumulatif Skor Maksimum Indikator
B = Bobot Variabel

49
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

NT = V1+V2+V3

Keterangan:
NT = Nilai Total
V1 = Variabel kesatu : Tingkat Partisipasi masyarakat
V2 = Variabel kedua : Tingkat Kepadatan Penduduk
V3 = Variabel Ketiga : Kondisi Rawan Sanitasi

Penjelasan:
a. NT tertinggi otomatis menjadi pilihan titik lokasi penerima
kegiatan;
b. Apabila terdapat Nilai NT yang sama, maka NV1 tertinggi
menjadi lokasi terpilih.

e. Penentuan Waktu dan Tempat Selotip


Waktu pelaksanaan SELOTIP perlu disepakati bersama antara dengan
masyarakat (misalnya ketua RT/RW dan tokoh masyarakat) sehingga
lokasi pemenang dapat ditetapkan selambat-lambatnya dalam waktu satu
minggu. Untuk memaksimalkan peran dan keterlibatan kaum
perempuan, maka pertemuan rembug warga sebelum pelaksanaan
metode SELOTIP dilaksanakan antara jam 14,00 – 18,00 waktu setempat.

f. Alat dan Bahan yang Perlu Dipersiapkan


Alat dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan SELOTIP terdiri dari:
Kertas lebar (plano), Kain lebar, Spidol besar aneka warna, Spidol kecil
aneka warna, Lem/perekat, Selotip, Gunting, Alat tulis, Bahan-bahan
lokal seperti biji-bijian atau kacang-kacangan, lampu (jika ada kegiatan
di malam hari). Akan sangat baik jika ada rekaman video/kamera yang
dapat dipergunakan untuk melengkapi laporan.

g. Tools 1 (Variabel Tingkat Partisipasi Masyarakat)


Kesediaan berkontribusi bertujuan untuk melihat kesediaan warga dalam
berkontribusi dalam hal:
 Swadaya Sambungan Rumah (SR);

50
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

 Besarnya jumlah iuran bulanan per KK;


 Bersedia kontribusi lahan untuk prasarana sanitasi.
Proses Tools -1 adalah
 Kegiatan dilakukan oleh tim SELOTIP di setiap calon titik lokasi;
 TFL menjelaskan tujuan, maksud, dan cara penerapan teknik ini;
 Mulai berdiskusi untuk menggali kesiapan warga dalam berkontribusi
pada kegiatan DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi;
 Skor untuk tools-1 dijumlahkan dan diisikan ke kolom total.

1) Tabel Tingkat Partisipasi Masyarakat


a. Swadaya Sambungan Rumah (SR)

Pilihan Skor
Swadaya seluruh biaya SR 4
Swadaya hanya Pipa 3
Swadaya hanya tenaga 2

Tidak bersedia untuk swadaya 1

b. Iuran Bulanan per KK

Pilihan Skor
Rp. 20.000,- ke atas 4
Rp. 10.000,- s/d Rp. 19,000,- 3
Rp. 5,000,- s/d Rp. 9,000,- 2

Kurang dari Rp. 5000,- 1

c. Kontribusi Lahan
Pilihan Skor
Hak milik pribadi/ donatur swasta 4

Hibah Desa/ Kelurahan/ Pemda 3


Lahan fasum/ fasos 2
Tidak bersedia menghibahkan lahan 1

51
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

h. Tools 2. Transect Walk (Variabel Kepadatan Penduduk/ Kesiapan


Teknis)
Transect walk bertujuan untuk mengenali dan mengkaji kondisi sarana
sanitasi Titik Lokasi yang sudah ada, untuk menilai tingkat kepuasan
masyarakat terhadap fasilitas sanitasi yang ada, dan menilai tingkat
kelayakan teknis sebagai prasyarat pembangunan infrastruktur sanitasi
yang direncanakan dengan cara melakukan observasi langsung oleh
bersama-sama dengan masyarakat.

Tugas TFL dan masyarakat di kegiatan transect walk adalah :


1. Menentukan, mengobservasi serta melakukan Diskusi Kelompok
Terarah ( F G D ) dengan masyarakat, antara lain :
 Lokasi yang dicalonkan masyarakat untuk bangunan Sanitasi
Berbasis Masyarakat;
 Tingkat kepadatan penduduk (masyarakat) yang tinggal di lokasi;
 Sarana sanitasi yang digunakan masyarakat saat ini : jamban,
sungai, kolam, dsb;
 Pola penggunaan sarana sanitasi;
 Ketersediaan lahan;
 Muka air tanah;
 Material lokal;
 Saluran drainase.

2. Mencatat semua sanitasi yang dibangun oleh program sebelumnya


atau oleh pribadi. Secara acak pilihlah titik dengan proporsional (10%
dari total) dari masing-masing kategori.
3. Melakukan observasi dan pencatatan kualitas konstruksi dengan
menggunakan Format observasi jamban/sanitasi, kemudian
mendiskusikan dengan masyarakat yang ada di sekitar lokasi sarana
sanitasi/jamban tentang pemeliharaan (keberadaan dan
keteraturannya), lingkup dan pemakaian, serta konflik kepentingannya
Kemudian catat hasil temuannya. Untuk lokasi yang pernah mendapat
program jamban/sarana sanitasi, perlu dipilih secara acak
52
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

jamban/sarana sanitasi yang dibangun sebelum, selama, dan setelah


intervensi program dengan cara menjumlahkan semua
jamban/sarana sanitasi pada ketiga kategori tersebut dan
digambarkan persentase dan pemeliharaan serta menggunakan
jamban keluarga.
4. Menilai kepuasan layanan yang diterima (demand responsiveness),
dengan menggunakan skala penilaian dari tiap rumah tangga yang
dikunjungi selama transect. Masyarakat dapat membantu memilih
aspek penilaian kepuasan layanan.
5. Menilai kepuasan penggunaan sarana meliputi tingkat akses
layanan, desain, penggunaan untuk (kelompok/warga rentan
terhadap akses sanitasi), kualitas konstruksi, kemudahan
penggunaan dan pemeliharaan, nilai manfaat yang dirasakan dari
kontribusi untuk memperoleh layanan tersebut, laporan mengenai
layanan kepada pengguna dengan catatan terpisah untuk pria dan
wanita. Indikakator dan Variabel penilaian Transect Walk dan FGD.

1) Tabel Tingkat Kepadatan Penduduk Jiwa/ Hektar

Pilihan Skor
Lebih dari 200 Jiwa/ Ha 4
Antara 176 – 200 Jiwa/ Ha 3

Antara 151 - 175 Jiwa/ Ha 2

Kurang dari 150/ Ha 1

2) Tabel Kondisi Rawan Sanitasi


a. Kepemilikan Tangki Septik Individu
Pilihan Skor
0 - 25 % dari jumlah KK 4

26 % - 50 % dari jumlah KK 3

51 % - 75 % dari jumlah KK 2

Lebih dari 75 % dari jumlah KK 1


53
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

b. Kualitas air Sumur Dangkal


Pilihan Skor
Tercemar tidak bisa dimanfaatkan 4
Hanya untuk cuci 3
Hanya untuk cuci dan mandi 2
Cuci mandi dan konsumsi sehari hari 1

c. Pembuangan Air Limbah Dapur

Pilihan Skor
75 % ke atas Dibuang di lingkungan/ drainase/badan air 4
51 % - 74 % Dibuang di lingkungan/ drainase/ badan air 3

26 % - 50 % Dibuang di lingkungan/ drainase/ badan air 2

0 % - 25 % Dibuang di lingkungan/ drainase/ badan air 1

d. Pembuangan Air Limbah Kamar Mandi


Pilihan Skor
75 % ke atas Dibuang di lingkungan/ drainase/badan air 4
51 % - 74 % Dibuang di lingkungan/ drainase/ badan air 3
26 % - 50 % Dibuang di lingkungan/ drainase/ badan air 2
0 % - 25 % Dibuang di lingkungan/ drainase/ badan air 1

Konsolidasi Skor Hasil SELOTIP Pemilihan Titik Lokasi

RT/ RW – I RT/RW – II
No Indikator Teknik
Skor Bobot Nilai Skor Bobot Nilai
Tingkat
Partisipasi FGD dan
1 1 (a-c) 69 50% 34,5 1 (a-c) 69 50% 34,5
Warga Rembug
Masyarakat
Wawancara
Tingkat
(FGD) dan
2 Kepadatan 2 (a) 100 20% 20 2 (a) 50 20% 20
Transect
Penduduk
Walk
Wawancara
Kondisi Rawan (FGD) dan
3 3 (a-d) 75 30% 26.25 3 (a-d) 75 30% 26.25
Sanitasi Transect
Walk
Jumlah Nilai 70.4 60.4
Juara (peringkat) I II

54
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

i. Penetapan Titik Lokasi Kegiatan Sesuai Hasil SELOTIP


Penetapan titik lokasi kegiatan DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi
ditentukan oleh hasil dari SELOTIP tingkat Desa/Kelurahan yang
dilakukan secara partisipatif oleh Tim Selotip. Penetapan tersebut
dituangkan dalam Berita Acara.

2.2.1.3. Rembuk Kesiapan Masyarakat Tingkat Titik Lokasi Terpilih


Proses dilaksanakan dalam rangka membangun kesepakatan/komitmen
antara warga masyarakat titik lokasi terpilih (sesuai hasil ranking Selotip)
dengan arahan kebijakan Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi
pada tahun angaran berkenaan. Diperlukan kesepakatan dalam mengikuti
proses dan tahapan secara partisipatif mulai dari tahap proses
Pembentukan Tim Pelaksana Swakelola (TPS-KSM) sebelum program
DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi dilaksanakan di Rt/Rw/Dusun/Kampung
tersebut, point-point kesepakatan yang semestinya dibangun melalui
fasilitasi Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) antara lain sebagai berikut:
1. Masyarakat titik lokasi terpilih menerima Program DAK Infrastruktur
Bidang Sanitasi di wilayah Rt/Rw/Dusun/Kampung dengan
konsekuensi antara lain sebagai berikut:
 Siap melaksanakan dan mengikuti proses tahapan sesuai arahan
kebijakan Pedoman Teknis Pelaksanaan DAK Infrastruktur Bidang
Sanitasi dibawah fasilitasi/pendampingan TFL dan Pemerintah
Desa/Kelurahan;
 Siap membantu proses Pemilihan Pengurus Tim Pelaksana Swakelola
(TPS-KSM) di titik lokasi terpilih Rt/Rw/Dusun/Kampung dan
berpartisipasi aktif dalam Penyusunan Dokumen Perencanaan (RKM)
tanpa adanya upah dalam bentuk apapun;
 Siap melibatkan diri dalam pelaksanaan konstruksi sesuai dengan
hasil keputusan rembuk warga tentang kebutuhan dan ketetapan
Tenaga Kerja yang ditetapkan/diputuskan oleh Pengurus Tim
Pelaksana Swakelola (TPS-KSM);
 Siap berswadaya dalam bentuk barang maupun dalam bentuk uang
demi bersama-sama melakukan perbaikan sanitasi di lingkungan

55
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

permukiman kami sendiri pada setiap proses tahapan Program DAK


Infrastruktur Bidang Sanitasi;
 Siap dan sukarela memanfaatkan infrastruktur terbangun, termasuk
operasional dan pemeliharaaan secara partisipatif dibawah koordinasi
pengurus lembaga Kelompok Pemanfaat dan Pemeliharaan (KPP);
 Jika nanti infrastruktur sudah terbangun, maka pemanfaat siap
mengumpulkan iuran rutin bulanan/ mingguan/ harian sebesar Rp
………. dalam rangka pengembangan operasional dan pemeliharaan
agar dapat berkelanjutan;
 Calon pemanfaat siap dan tunduk kepada arahan Tim Pelaksana
Swakelola (TPS-KSM) terpilih pada tahap perencanaan dan konstruksi
dan kepada Pengurus KPP terpilih pada masa operasi dan
pemeliharaan.

2.2.1.4. Proses Pembentukan Tim Pelaksana Swakelola (TPS-KSM)


1. Proses Persiapan Pemilihan Pengurus Tim Pelaksana Swakelola
(TPS-KSM)
Proses pemilihan Pengurus Tim Pelaksana Swakelola (TPS-KSM) di
tingkat Desa/Kelurahan untuk SPALD-S dan Tim Pelaksana Swakelola
(TPS-KSM) tingkat titik lokasi (RT/RW/Dusun) untuk kegiatan SPALD-T.
Proses pemilihan pengurus Tim Pelaksana Swakelola (TPS-KSM) diawali
proses persiapan awal antara lain sebagai berikut:
 Pembentukan Panitia Pemilihan Tim Pelaksana Swakelola (TPS-
KSM);
 Kajian/Diskusi tentang kriteria/ciri-ciri seorang pengurus Tim
Pelaksana Swakelola (TPS-KSM) yang diharapkan oleh warga calon
pemanfaat di titik lokasi;
 Lokakarya kriteria/ciri-ciri seorang Pengurus Tim Pelaksana
Swakelola (TPS-KSM) sesuai dengan harapan calon pemanfaat;
 Kampanye kriteria/ciri-ciri seorang Pengurus Tim Pelaksana
Swakelola (TPS-KSM) hasil lokakarya tingkat Kelurahan/Desa/tingkat
RW/Dusun;

56
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

 Penyusunan Tata tertib proses pemilihan Pengurus Tim Pelaksana


Swakelola (TPS-KSM) baik di tingkat Desa/Kelurahan maupun di
tingkat RT/RW/Dusun;
 Sosialisasi tata tertib kepada seluruh warga masyarakat sebagai
calon penerima manfaat di titik lokasi RT/ RW/ Dusun/ Kelurahan/
Desa.

Proses pemilihan selanjutnya dilaksanakan pada dua tingkatan dalam


rangka menjamin kualitas pemilihan dan nama-nama yang muncul adalah
orang-orang yang memiliki rekam jejak (track record) terbaik di
Desa/Kelurahan atau titik lokasi RT/RW/Dusun. Kegiatan tersebut antara
lain sebagai berikut:

2. Dilaksanakan di Tingkat Basis Terendah Setara RT/ RW/ Dusun


Pemilihan pada level ini hanya melakukan proses pemilihan bakal calon
atau utusan perwakilan tingkat RT/RW/Dusun, tergantung basis
terendahnya yang ditentukan dan mengacu kepada kriteria/ciri-ciri calon
Pengurus Tim Pelaksana Swakelola (TPS-KSM) serta mengedepankan
konsep mencari orang baik.

3. Dilaksanakan di Tingkat RW/ Dusun/ Desa/ Kelurahan


 Pemilihan bakal calon pengurus Tim Pelaksana Swakelola (TPS-KSM)
di tingkat basis RT/RW/Dusun untuk mejaring bakal calon (balon)
sebagai utusan untuk pemilihan tingkat selanjutnya;
 Pemilihan pengurus Tim Pelaksana Swakelola (TPS-KSM) yang
dilakukan di tingkat Desa/Kelurahan untuk SPALD-S dan tingkat
RW/Dusun untuk SPALD-T, pemilihan pengurus pada level ini diantara
sesama bakal calon/utusan masing-masing basis RT dengan saling
memilih;
 Penetapan hasil pemilihan dengan ranking suara terbanyak dan
pembuatan Berita Acara.

Untuk lebih memperjelas terkait proses pelaksanaan pemilihan Pengurus


Tim Pelaksana Swakelola (TPS-KSM) di titik lokasi terpilih sesuai hasil
57
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Selotip, maka bisnis proses pemilihan secara lansung pengurus Tim


Pelaksana Swakelola Kelompok Swadaya Masyarakat (TPS-KSM) oleh
warga masyarakat dapat dilihat dalam bagan berikut.

Dusun/ RW / RT
1. JUJUR /
A MA NA H ; DIKAMPANYEKAN
2. PEDULI ; KPD MASYARAKAT
3. IKHLA S ;
IDENTIFIKASI KRITERIA 4. RELA W A N SEJA TI
BALON KSM PEMIMPIN

PERHITUNGA N
PROSES
NA MA NA - MA
PEMILIHAN
KAJIAN PENGURUS KSM
YG A DA DI
KEPEMIMPINAN DAN KERTA S SUA RA

KELEMBAGAAN DI
TULIS3 NA MA BA LON YG
MASYARAKAT MEMENUHI KRITERIA
PEMIMPIN 2 Lk-Lk & 1 Pr
KELOMPOK MASYARAKAT:

4. Ibu-i buKader Posyandu


1. PENGAJIAN (Lk & Pr)

3. Ibu-i buPengurus PKK


2. ARISAN (Lk & Pr)

HASIL REMBUG
(TERBENTUK KSM)

MENCARI FEED BACK


PEMIMPIN IDEAL

Catatan:  Dilarang Memilih Secara Aklamasi


 Dilarang Penunjukan Oleh Pejabat Daerah , Lurah / Kades

Proses Pemilihan Ketua ,Sekretaris dan Bendahara KSM ,


Bertujuan Memilih Orang Baik dan Peduli Sanitasi

Gambar 7. Proses pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara KSM, bertujuan


memilih orang baik dan peduli sanitasi

4. Syarat Penerima Kegiatan dalam Pelaksanaan Swakelola/


Pemberdayaan Masyarakat
Kegiatan DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi dapat diserahkan kepada Tim
Pelaksana Swakelola (TPS–KSM) dengan persyaratan antara lain
sebagai berikut:
a. Memiliki kepengurusan Tim Pelaksana Swakelola (TPS-KSM) yang
jelas berdasarkan hasil proses saling memilih diantara para

58
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

utusan/bakal calon dan dilakukan secara lansung pada proses


pembentukan lembaga, serta ditetapkan dalam Berita Acara hasil
pembentukan Tim Pelaksana Swakelola (TPS-KSM);
b. Berkedudukan dalam wilayah administrasi Pemerintah
Desa/Kelurahan berdasarkan lokasi Usulan Rencana Kegiatan (URK)
dan telah menjadi Rencana Kegiatan (RK) setelah disetujui Unit
Organisasi Teknis Kementerian/Lembaga;
c. Memiliki dokumen Rencana Kerja Masyarakat (RKM) dan DED RAB;
d. Surat Keputusan (SK) Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan atau
Penguasa Anggaran (PA) tentang penetapan Tim Pelaksana
Swakelola (TPS-KSM) untuk melaksanakan program pelayanan dasar
bidang sanitasi;
e. Foto copy buku Rekening Bank atas nama lembaga/organisasi Tim
Pelaksana Swakelola Kelompok Swadaya Masyarakat (TPS-KSM),
dengan jumlah Pemegang spesimen rekening Bank KSM
berjumlah 3 (tiga) orang yaitu Ketua, Bendahara dan Tim
Pelaksana;
f. Surat Perjanjian Kerjasama antara PPK sanitasi Dinas terkait dengan
Ketua Tim Pelaksana Swakelola Kelompok Swadaya Masyarakat
(TPS-KSM).

5. Tatacara Penetapan Penerima Kegiatan kepada Tim Pelaksana


Swakelola (TPS-KSM)
Dalam proses penetapan penerima kegiatan kepada Tim Pelaksana
Swakelola (TPS-KSM) dapat ditempuh melalui mekanisme antara lain
sebagai berikut:
a. Sasaran ditentukan oleh Kementerian/Lembaga penanggungjawab
anggaran;
b. Direncanakan dan dilaksanakan serta diawasi oleh Tim Pelaksana
Swakelola (TPS-KSM);
c. Pekerjaan dilarang dialihkan kepada pihak lain (sub-kontrak);

KSM sebagai Tim Pelaksana Swakelola dibentuk melalui proses


pemilihan lansung (tidak boleh secara aklamasi dan penunjukan) dengan
59
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

mengedepankan kriteria bakal calon yang dikampanyekan kepada warga


masyarakat calon penerima manfaat di titik lokasi kegiatan, dengan bentuk
dan susunan tim pelaksana ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK)
Kepala Organisasi Perangkat Daerah/Penguasa Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran. Mekanisme penetapan melalui SK didasarkan
pada Surat Permohonan Penetapan dari Kepala Desa/Lurah, terlampir
Berita Acara Hasil Proses Pemilihan Pengurus Tim Pelaksana Swakelola
(TPS-KSM) di titik lokasi terpilih dalam wilayah Desa/Kelurahan tersebut
dan nama-nama pengurus sesuai dengan struktur organisasinya.

Pelaksana Swakelola adalah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)


merupakan kumpulan orang atau masyarakat yang menyatukan diri
secara sukarela dalam kelompok dikarenakan adanya kepentingan dan
kebutuhan yang sama, sehingga dalam kelompok tersebut memiliki
kesamaan tujuan yang ingin dicapai.

Tim Pelaksana Swakelola (TPS-KSM) merupakan wakil masyarakat


penerima manfaat bantuan sosial adalah masyarakat calon pengguna
fasilitas pelayanan dasar bidang sanitasi. Dasar penetapan penerima
manfaat mengacu kepada:

1. Surat minat keikutsertaan dalam program pelayanan dasar bidang


sanitasi dari Pemerintah Daerah dengan sumber pembiayaan dari
Dana Alokasi Khusus. Surat minat tersebut disampaikan oleh Kepala
Desa/Kelurahan setempat;
2. Dokumen Berita Acara hasil musyawarah warga dalam pembentukan
tim pelaksana swakelola (TPS-KSM);
3. Surat Pengantar dari Kepala Desa/Lurah tentang hasil pembentukan
Tim Pelaksana Swakelola (TPS-KSM) di titik lokasi terpilih dengan
melampirkan Berita Acara Hasil Pemilihan;
4. Dokumen Berita Acara hasil pelaksanaan Seleksi Lokasi Partisipatif
(SELOTIP).

60
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

TPS-KSM dibentuk setelah pelaksanaan kegiatan Seleksi Lokasi


Partisipatif (SELOTIP) tingkat Desa/Kelurahan selesai dan wajib di titik
lokasi kegiatan terpilih. Jika titik lokasi kegiatan dalam satu
Desa/Kelurahan melebihi satu unit seperti pembangunan tangki septik
skala komunal (5 – 10 KK) dan Tangki Septik Individual, maka TPS-KSM
nya cukup satu saja.

Secara umum tugas TPS-KSM sebagai pelaksana swakelola adalah


melakukan sosialisasi program kepada warga masyarakat, menyusun
perencanaan, melaksanakan fisik, mengawasi/memonitor, supervisi,
mengelola kegiatan pembangunan dan membuat laporan
pertanggungjawaban.

Pada tahap awal kegiatan TPS-KSM pelaksana swakelola mengangkat


tim swakelola untuk melaksanakan pekerjaan swakelola sesuai dengan
kontrak antara PPK sanitasi dan penanggungjawab swakelola yang terdiri
dari; tim perencana, tim pelaksana, tim pengawas dan panitia pengadaan.

Susunan dan Tugas TPS-KSM sebagai pelaksana swakelola antara lain


sebagai berikut:

1. Ketua:
 Mengkoordinasikan perencanaan kegiatan pembangunan.
 Memimpin pelaksanaan tugas tim yang telah dibentuk dan
kegiatan rapat-rapat.

2. Sekretaris:
 Menyusun rencana kebutuhan dan melaksanakan kegiatan tata
usaha dan dokumentasi;
 Melaksanakan surat-menyurat;
 Melaksanakan pelaporan kegiatan pembangunan secara
bertahap.
 Mendokumentasikan seluruh laporan kegiatan
 Membantu dalam penyuluhan kesehatan masyarakat.

61
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

3. Bendahara:
 Menerima dan menyimpan uang
 Mengeluarkan/membayar sesuai dengan realisasi sesuai
nota/kuitansi;
 Melakukan pengelolaan administrasi keuangan
 Melakukan penarikan kontribusi dari masyarakat berupa uang
 Menyusun realisasi pembukuan serta laporan
pertanggungjawaban keuangan pada tahapan konstruksi, yaitu:
 Progres keuangan mingguan ditempel di papan ruangan
Sekretariat KSM dan tempat strategis sehingga dapat dilihat
dengan mudah oleh masyarakat;
 Laporan keuangan bulanan yaitu laporan penggunaan dana
dan laporan harian sesuai format yang ditentukan untuk
kemudian disampaikan kepada PPK sanitasi.

4. Tim Perencana:
Tim perencana mempunyai tugas dan bertanggung jawab dalam
menyusun dokumen Rencana Kerja Masyarakat (RKM), membuat gambar
rencana kerja, spesifikasi teknis, rincian biaya pekerjaan, jadwal rencana
pelaksanaan pekerjaan. Secara rinci tugas tim perencana adalah:
a. Mensosialisasikan pilihan teknologi sanitasi kepada masyarakat;
b. Mengevaluasi dan menentukan pilihan teknologi sanitasi yang akan
dibangun, sesuai dengan pilihan, kemampuan masyarakat serta
kondisi lingkungan;
c. Menyusun analisa teknis, membuat DED lengkap dengan potongan,
RAB dan menyusun analisa struktural, elektrikal, arsitektural dengan
didampingi oleh TFL
d. Menyusun jadwal rencana kegiatan konstruksi
e. Melakukan inventarisasi tenaga kerja.

5. Tim Pelaksana:
Tim pelaksana mempunyai tugas dan bertanggung jawab dalam
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang direncanakan, membuat
62
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

gambar pelaksanaan serta membuat laporan pelaksanaan pekerjaan.


Secara rinci tugas tim pelaksana adalah:
a. Melakukan rekrutmen tenaga kerja;
b. Mengatur tenaga kerja di lapangan;
c. Mengatur dan mengkoordinir material yang diperlukan;
d. Menerima dan menyetujui material/barang masuk;
e. Bertanggung jawab terhadap keamanan material selama
pembangunan;
f. Membuat laporan tentang keadaan material;
g. Mengalokasikan material sesuai dengan kebutuhan pekerjaan
konstruksi;
h. Mengorganisir kegiatan kampanye kesehatan di masyarakat;
i. Melakukan monitoring terhadap upaya penyehatan lingkungan;
j. Membuat As built drawing setelah pekerjaan konstruksi selesai.

6. Tim Pengawas:
Tim pengawas mempunyai tugas dan bertanggung jawab dalam
melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan dan pelaporan, baik
fisik maupun administrasi pekerjaan swakelola. Secara rinci tugas tim
pengawas adalah:
a. Pengawasan kepada pekerja dengan didampingi oleh TFL;
b. Bertanggung jawab terhadap pengawasan administrasi, teknis dan
keuangan;
c. Didampingi oleh TFL bertanggungjawab/menilai atas kualitas dan
progres pekerjaan fisik;
d. Berkoordinasi dengan TFL menyusun laporan pekerjaan untuk
diteruskan dan/atau ditindaklanjuti ke PPK.

7. Panitia Pengadaan:
Rencana pengadaan harus mempertimbangkan syarat teknis dan metode
pelaksanaan pekerjaan yang tercantum dalam dokumen pengadaan.

Tim Pengadaan diangkat oleh penanggungjawab kelompok masyarakat


(KSM) sebagai pelaksana swakelola untuk melakukan pengadaan
63
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

barang/jasa yang dibutuhkan dalam pelaksanaan swakelola, dan anggota


tim Pengadaan diperbolehkan bukan PNS.
a. Bertanggung jawab dalam melaksanakan survei dan mengundang
supplier dan/atau kontraktor untuk pengadaan material;
b. Melaksanakan kegiatan proses pengadaan barang atau pekerjaan
konstruksi.
Untuk lebih jelas terkait struktur organisasi Tim Pelaksana Swakelola
(TPS-KSM) dapat dilihat dalam bagan berikut;

PA / KPA Rapat Anggota

KONTRAK PENGURUS
PPK Tim Pelaksana Swakelola
(TPS-KSM)

Ketua
Badan
Sekretaris
Penasehat
Bendahara

TIM TIM TIM PANITIA


PERENCANA PELAKSANA PENGAWAS PENGADAAN

ANGGOTA

Gambar 8. Bagan Organisasi Tim Pelaksana Swakelola (TPD-KSM)

2.2.1.5. Penyusunan Dokumen RKM oleh Tim Pelaksana Swakelola


(TPS-KSM)
Setelah melewati tahapan proses sosialisasi awal, pemetaan sanitasi,
selotip dan pemilihan Tim Pelaksana Swakelola (TPS-KSM) dan
dinyatakan masyarakat telah siap untuk melaksanakan pembangunan
fisik, maka dapat dilanjutkan dengan penyusunan dokumen perencanaan
secara partisipatif oleh Tim Perencana TPS-KSM dibawah pendampingan
Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL).
64
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Penyusunan dokumen RKM dilakukan dengan pendekatan partisipatif,


artinya semaksimal mungkin melibatkan masyarakat dalam semua
kegiatan penyusunannya, baik manajemen maupun teknis. Pekerjaan
yang membutuhkan keahlian teknis dibantu oleh TFL Teknis sebagai
pendamping, dengan tetap melibatkan masyarakat. Dokumen RKM
merupakan dokumen resmi perencanaan DAK Infrastruktur Bidang
Sanitasi yang disusun oleh KSM dan difasilitasi oleh TFL, serta diusulkan
dan disahkan dalam forum musyawarah di lokasi pelaksanaan yang
merupakan salah satu syarat untuk pencairan dana tahap awal. Dokumen
RKM harus disetujui oleh OPD.
Dokumen Rencana Kerja Masyarakat (RKM) meliputi uraian kegiatan
yang akan dilaksanakan sebagai berikut :

A. Pendahuluan
1.1. Latar belakang (kondisi prasarana sanitasi yang ada dan
dukungan pemda);
1.2. Maksud, tujuan dan sasaran;
1.3. Rincian kegiatan (jenis kegiatan, lokasi kegiatan dan waktu
pelaksanaan).
B. Profil Lokasi (kondisi umum lokasi kegiatan seperti; fisik, letak
geografis, topografi, kondisi geohidrologi, batas-batas administrasi,
demografi dan programsi penduduk). Kondisi prasarana dan sarana
sanitasi (kondisi sarana air bersih, kondisi sarana sanitasi, kondisi
pengelolaan sampah dan kondisi kesehatan);
C. Ketersediaan lahan dan bahan (luas lahan, kondisi lahan,
kepemilikan lahan, jenis dan jumlah bahan/material dan ketersediaan
bahan/material);
D. Penentuan Calon Pengguna (jumlah calon pengguna, kondisi sosial
ekonomi calon pengguna);
E. Rencana Kerja Masyarakat (Rencana konstruksi; spesifik
bahan/material yang akan digunakan, tahap persiapan dan supervisi
pelaksanaan konstruksi. Rencana kontribusi masyarakat; in cash dan
in kind. Rencana operasi dan pemeliharaan; tujuan operasi dan

65
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

pemeliharaan, hasil yg diharapkan, pengorganisasian o&p,


pendanaan, bentuk kegiatan dan langkah-langkah o&p. Rencana
pelatihan; penguatan tukang, mandor dan tim pelaksana Swakelola
(KSM);
F. Rencana Teknik Rinci (RTR) atau Detailed Engineering Design
(DED) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB);
G. Jadwal Pelaksanaan Konstruksi;
H. Mekanisme Pencairan Dana (tahapan pencairan dana, prosedur
pencairan dana dan proses pencairan dana);
I. Rencana Pengelolaan Dana dan Pelaporan (rencana penggunaan
dana tahap 1, 2 dan 3 sesuai dengan item pekerjaan yang ada di RAB,
rencana pengelolaan keuangan dan mekanisme pelaporan
keuangan);
J. Rencana Pengoperasian dan Pemeliharaan Fasilitas Sanitasi yang
dibangun;
K. Lampiran-lampiran :
a. BA, DH dan Notulensi Hasil pelaksanaan proses tahapan, seperti
Sosialisasi Awal, Pemetaan Sanitasi, Selotip dan Proses Pemilihan
Tim Pelaksana Swakelola (TPS-KSM);
b. Foto-foto dokumentasi kegiatan selama proses pelaksanaan
tahapan.

1. Tujuan Penyusunan Dokumen RKM


Tujuan penyusunan dokumen Rencana Kerja Masyarakat (RKM) antara
lain sebagai berikut :
 Untuk membuktikan bahwa Tim Pelaksana Swakelola (KSM) telah
siap menerima perintah kerja dari OPD dan sebagai persyaratan
pengajuan pencairan dana DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi tahun
anggaran berjalan;
 Mengumpulkan informasi sanitasi secara kuantitatif dan kualitatif
diantaranya jumlah rumah/KK yang memiliki dan/atau tidak memiliki
fasiltas MCK pribadi, kepemilikan maupun kondisi septictank, tempat

66
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

pembuangan limbah domestik); tempat pembuangan sampah, dan


kebersihan lingkungan sekitarnya;
 Mengumpulkan informasi tentang kondisi kesehatan dan angka
penyakit terkait dengan water born diseases (diare, kulit, kolera);
 Mengidentifikasi indikator dan/atau mekanisme dalam hal
keberlanjutan oprasional dan pemeliharaan prasarana dan sarana
DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi melalui proses partisipasi
masyarakat. Indikator berupa pengurasan bak mandi, pengambilan
lumpur di manhole, kesediaan alat, pembersihan lantai, manfaat dan
nilai guna iuran yang dirasakan oleh masyarakat dalam kegiatan
operasional dan pemeliharaan prasarana DAK Infrastruktur Bidang
Sanitasi , keinginan masyarakat untuk mengunakan prasarana DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi, dan lain–lain;
 Mengidentifikasi informasi tentang kesetaraan akses (laki-
laki/perempuan, anak-anak, manula/tuna daksa) pada pelayanan
yang ada, partisipasi dalam pengambilan keputusan, kebutuhan dan
kepuasan pengguna, kualitas pelayanan dan pengelolaan oleh
masyarakat;
 Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan tukang, operator, pengguna,
dan kewirausahaan untuk mengembangkan kemampuan agar
pelayanan dapat berkesinambungan;
 Mengidentifikasi kebutuhan dan rencana masyarakat untuk
memecahkan masalah sanitasi.

2. Persiapan Penyusunan Dokumen RKM


Persiapan Tim TFL (Teknis dan Pemberdayaan/Sosial) dalam pembagian
tugas :
 Pembagian peran dan tugas masing-masing tim;
 Penyiapan logistik, materi dan alat-alat untuk RKM;
 Kontak person di masyarakat;
 Menentukan waktu dan tempat;
 Melaksanakan pertemuan sesuai jadwal dan kesepakatan;
 Komunikasi dan koordinasi dengan semua stakeholders.
67
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

3. Tahapan Penyusunan Dokumen RKM


Penyusunan dokumen Rencana Kerja Masyarakat (RKM) melalui
beberapa tahapan, antara lain sebagai berikut :
 Klasifikasi Kesejahteraan, yaitu mengklasifikasi jumlah penduduk
kampung ke dalam kategori tingkat kesejahteraan (kaya, menengah,
miskin) dan manula/tuna daksa menurut kriteria khusus dan istilah
setempat;
 Pemetaan Sanitasi Kampung oleh Masyarakat, yaitu mempelajari
keadaan masyarakat menyangkut sarana air bersih dan sanitasi;
 Transect Walk, yaitu mempelajari akses masyarakat terhadap sarana
sanitasi yang ada;
 Partisipasi dan Kontribusi, yaitu menilai dan menganalisa kesetaraan
dan transparansi pengguna saat dan pasca pembangunan sarana
(pembangunan, operasional dan pemeliharaan);
 Siapa Melakukan Apa, yaitu mengetahui peranan laki-laki dan
perempuan pada tahap perencanaan, pembangunan, oparasional dan
pemeliharaan sarana; dan
 Pembagian Kerja berdasarkan Peran Gender dan kelompok rentan
sanitasi, yaitu menilai dan menganalisa pembagian kerja, jenis
pekerjaan, dan pekerjaan yang dibayar atau tidak.

4. Pihak-pihak yang Terlibat dalam Penyusunan Dokumen Rencana


Kerja Masyarakat (RKM)
Para pihak yang terlibat dalam penyusunan RKM, terdiri dari masyarakat
yang berdomisili di Dusun/RT/RW/Kampung yang bersangkutan, baik
perempuan atau laki-laki, tokoh masyarakat baik formal maupun informal.
5. Waktu dan Tempat Pertemuan Penyusunan Rencana Kerja
Masyarakat (RKM)
Penyusunan RKM ini dapat diselesaikan maksimal 3 bulan, sebaiknya
dilaksanakan 2 - 3 jam dalam satu hari sebelum jam 18,00 sehingga
keterlibatan kaum perempuan dapat maksimal. Dalam menetapkan
tempat pertemuan, yang perlu diperhatikan adalah tempat tersebut cukup
luas, bersifat netral, dan mudah diakses oleh masyarakat.

68
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

6. Verifikasi Dokumen RKM


Tim Pelaksana Swakelola (KSM) melakukan sosialisasi dokumen RKM
kepada seluruh calon pemanfaat dan selanjutnya mengusulkan Dokumen
RKM tersebut kepada PPK Sanitasi Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
terkait untuk mendapatkan persetujuan dan pengesahan.

2.2.1.6. Perjanjian Kerjasama (PKS) antara Ketua TPS-KSM dengan


PPK Sanitasi OPD Dinas Terkait
Perjanjian Kerjasama (PKS) ditandatangani oleh PPK (Pejabat Pembuat
Komitmen Sanitasi dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
Kabupaten/Kota sebagai penanggungjawab anggaran dengan Ketua Tim
Pelaksana Swakelola (TPS-KSM) (lihat contoh Perjanjian kerja (Kontrak)
pada bagian lampiran).
Perjanjian Kerjasama ini dapat diadakan setelah TPS-KSM menunjukkan
persiapan kegiatan berupa dokumen RKM yang sudah dilengkapi dengan
DED dan RAB dan sudah mendapatkan persetujuan dari Tim Teknis OPD
terkait.

2.2.2. Perencanaan Sub Bidang Persampahan (TPS-3R)


2.2.2.1. Proses Pemilihan Pengurus Tim Pelaksana Swakelola (TPS-
KSM)
Proses pemilihan pengurus Tim Pelaksana Swakelola Kelompok
Swadaya Masyarakat (TPS-KSM) pada kegiatan pembangunan sarana
dan prasarana persampahan (TPS-3R) dapat merujuk kepada poin Nomor
2.2.1. Perencanaan sub bidang air limbah domestik (SPALD-T dan
SPALD-S), Nomor 2.2.1.3. Proses pembentukan tim pelaksana swakelola
(TPS-KSM).

2.2.2.2. Proses Survei Timbunan dan Komposisi Sampah


Proses ini dalam rangka untuk mengetahui komposisi dan timbunan
sampah serta kondisi sosial masyarakat. Selain itu survei ini bertujuan
untuk memperoleh data dasar dalam penentuan pemilihan teknologi,
program penyuluhan, serta tolok ukur kinerja pembanding keberhasilan
dari program yang akan dilaksanakan.
69
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Berdasarkan SNI 19-2454-2002 tentang Tata cara Pengelolaan Sampah


Perkotaan, timbunan sampah adalah banyaknya sampah yang timbul dari
masyarakat dalam satuan volume maupun berat per kapita perhari, atau
perluas bangunan, atau perpanjang jalan. Adapun tujuan dari
penghitungan timbunan dan komposisi sampah adalah untuk
merencanakan proses 3R/daur ulang/pengurangan sampah. Rata-rata
timbunan sampah biasanya akan bervariasi dari hari ke hari, antara satu
daerah dengan daerah lainnya, antara satu negara dengan negara lain.
Perhitungan Potensi Timbunan Sampah di Kawasan Permukiman :
1. Berdasarkan standar yang berlaku tentang spesifikasi timbunan
sampah;
2. Data-data hasil kajian dan komparasi terhadap TPS 3R yang sudah
operasional;
3. Hasil kajian lapangan;
4. Perhitungan timbunan sampah berdasarkan teknik pengambilan
sampah berdasarkan standar yang berlaku;
5. Perhitungan komposisi sampah merencanakan proses 3R/daur
ulang/pengurangan sampah.

Metode Pengukuran Sampling


a. Peralatan
Peralatan dan perlengkapan yang digunakan dalam survei komposisi
sampah terdiri dari:
 Alat pengambil contoh berupa kantong plastik dengan volume 40 liter;
 Timbangan (0 - 5) kg dan (0 - 100) Kg;
 Alat pengukur volume menggunakan kotak sampling dengan
rekomendasi ukuran sesuai SNI 35 cm x 35 cm dan tinggi 40 cm; dan
 Perlengkapan berupa alat pemindah (seperti sekop) dan sarung
tangan.

b. Penentuan Jumlah Sampel


Timbunan dan komposisi sampah dapat diukur langsung di lapangan dari
sejumlah sampel (rumah tangga dan non-rumah tangga) yang ditentukan
70
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

secara random-proporsional di sumber selama 8 hari berturut-turut (SNI


19-3964-1995). Pada studi timbunan dan komposisi sampah untuk
pembangunan TPS-3R minimal dapat dilakukan sampling dalam 2 hari
(Sampah di Hari libur (Sabtu/Minggu) dan di Hari Kerja (Senin-Jum’at)).

Penentuan jumlah sampel yang biasa digunakan adalah dengan


menggunakan pendekatan statistik sbb (Damanhuri dan Tri Padmi, 2016):

 Bila memungkinkan, jumlah sampel adalah 10% dari populasi;


 Penentuan jumlah sampel sampah kota untuk rumah tangga di
Indonesia biasanya menggunakan metode SNI 19-3964-1995, yang
kemudian digabung dengan metode stratified random sampling;
 Jumlah sampel minimum menggunakan metode statistika yang
umum (probability sampling), misalnya metode Slovin, yaitu dengan
sampling minimum yang mempertimbangkan tingkat kesalahan;
 Pendekatan praktis untuk kebutuhan analisis komposisi dapat
dilakukan dengan pengambilan sampel sampah berdasarkan atas
jumlah minimum sampel yang dibutuhkan, yaitu minimum 500 liter
atau sekitar 200 kg. Biasanya sampling dilakukan di TPS atau pada
gerobak yang diketahui sumber sampahnya.

Pada studi timbunan dan komposisi sampah untuk TPS-3R, metode yang
biasa digunakan adalah metode SNI 19-3964-1995 dimana sampel
ditentukan secara acak tapi proporsional berdasarkan tingakat/strata
dalam masyarakat (stratified proportional random sample), misal
berdasarkan tingkat ekonomi, geografi, atau administrasi wilayah.
Penentuan jumlah sampel sampah yang akan diambil dapat
menggunakan formula berikut:
Bila jumlah penduduk ≤ 106 jiwa:
P = Cd √Ps
Dimana:
S = Jumlah sampel (jiwa)
Ps = Jumlah penduduk
Cd = Koefisien
Cd = 1 bila kepadatan penduduk normal
71
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Cd < 1 bila kepadatan penduduk jarang


Cd > 1 bila kepadatan penduduk padat
Contoh:
Jumlah penduduk = 900.000 jiwa
Cd = 1
Penyelesaian:
P = 1 x √900.000 = 9,5.102 jiwa = 950 jiwa. Misal Setiap rumah
diasumsikan terdiri atas 6 jiwa.
Jumlah rumah sample = 950/6 = ± 160 rumah
Bila jumlah penduduk > 106 jiwa: P = Cd.Cj. √Ps
P = jumlah sampel (jiwa)
Cj = ∑penduduk / 106 jiwa
Ps = Jumlah Penduduk (Jiwa)
Cd = Koefisien yang bergantung pada kepadatan penduduk
Rumah tangga yang akan di sampling dibagi dalam tiga strata yaitu rumah
tangga berpendapatan tinggi, sedang dan rendah (rumah permanen, semi
permanen, non permanen) masing-masing strata diambil secara acak.

c. Pengukuran Timbunan Sampah


Setelah menentukan jumlah dan titik sampel yang diperlukan, maka
langkah selanjutnya adalah pengukuran timbunan sampah baik di tingkat
permukiman, maupun di tingkat non permukiman.
Berikut adalah langkah yang perlu dilakukan dalam kegiatan pengukuran
timbunan sampah:
 membagikan kantong plastik berkapasitas minimum 40 liter;
 setiap hari sampah terkumpul di plastik tersebut rutin dikumpulkan,
dan diganti dengan plastik kosong untuk pengumpulan sampel hari
berikutnya;
 data biasanya dilengkapi dengan wawancara atau kuesioner guna
mendapatkan gambaran tentang latar belakang penghasil sampah;
 Sampah dalam kantong plastik tersebut kemudian ditimbang dengan
timbangan kapasitas 0 – 100 kg;
 Sampel kemudian diukur volume sesuai SNI M 36-1991-03 dengan
72
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

menggunakan kotak sampling kecil 40 liter berukuran 35 cm x 35 cm


dengan tinggi 40 cm. Sebelum diukur, kotak diangkat 20 – 30 cm, lalu
dijatuhkan. Prosedur ini dilakukan 3x untuk menyimulasikan
pemadatan;
 Kemudian sampah di dalam kotak sampel diukur ketinggiannya untuk
mendapatkan data volume (panjang x lebar x tinggi);
 Data yang diperoleh tersebut dinyatakan menjadi satuan l/orang/hari
dan kg/orang/hari, sedang densitas (ton/m3 atau kg/l) dinyatakan
sebagai densitas sumber.

d. Rekapitulasi Data:
Dari hasil seluruh data sampel selama 8 (delapan) hari tersebut, biasanya
hanya digunakan 7 hari sampel. Sampel hari pertama tidak digunakan,
karena umumnya terdapat kesalahan dalam pelaksanaannya. Dari data
tersebut, akan diperoleh rata-rata sampah rumah tangga, yang kemudian
dikonversi menjadi satuan liter/orang/hari atau kg/orang/hari. Akan lebih
baik bila mencantumkan simpangan baku dan koefisien variasinya, agar
dapat menilai rentang data sampel tersebut.
Berikut merupakan contoh hasil pengolahan data timbunan sampah
rumah tangga.
Contoh Hasil Pengukuran Timbunan Sampah Rumah Tangga
Rata-Rata Rata-Rata
Jenis Timbunan Timbunan
Rumah Sampah Sampah
(kg/orang/hari) (L/orang/hari)
Tipe A 0,3 2,09
Tipe B 0,39 2,84
Tipe C 0,17 2,54
Rata-rata 0,29 2,49

Contoh Hasil Pengukuran Timbunan Sampah Non Rumah Tangga


Timbunan
Timbunan Rata²
Sumber Unit Rata²
(L/unit/hari)
(kg/unit/ hari)
Puskesmas Bed 7,7 0,65
Restoran Kursi 9,22 3,02
73
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Timbunan
Timbunan Rata²
Sumber Unit Rata²
(L/unit/hari)
(kg/unit/ hari)
Pasar m² 0,6 0,08
Hotel Bed 1,94 0,12
Toko Karyawan 7,91 0,69
Kantor Pegawai 0,49 0,06
Sekolah Siswa 0,18 0,01

Bila rata-rata tersebut dikalikan dengan jumlah penduduk layanan, maka


akan diperoleh besaran sampah yang dihasilkan dari kawasan
permukiman tersebut dalam satuan m3 atau Ton per hari. Berikut adalah
contoh analisis timbunan sampah per hari dari calon lokasi layanan TPS-
3R.

Contoh Analisis Timbunan Sampah Skala Kawasan

e. Sampling untuk Analisis Komposisi

Metode sampling yang direkomendasikan adalah sampling dari rumah ke


rumah. Seluruh sampel yang terkumpul diangkut ke sebuah lokasi, lalu
sampah tersebut dituang di peralatan datar dengan alas plastik, dan
diaduk agar merata.

Timbunan sampah yang dituang tersebut kemudian secara metode


kuadran, diambil sebagian membentuk timbunan baru, diaduk, lalu
membentuk kuadran lagi. Dari timbunan tersebut kemudian diambil
sampel sampai sekitar 500 liter (200 kg-an), lalu dibentuk kuadran
kembali, diaduk, lalu diambil sampel sekitar 10 – 15 liter (3 – 5 kg).

74
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Sampel tersebut kemudian dipilah berdasarkan komposisi penyusunnya


secara detail dengan kategori sebagai berikut:

 Sampah organik: sampah makanan, kayu, daun, ranting


 Sampah anorganik daur ulang/potensi daur ulang: kertas dan karton,
botol plastik, botol kaca, logam, plastik emberan, plastik kresek, dll.
 Sampah anorganik residu: kemasan makanan, styrofoam, kain, karet,
tisu, dll.
 Sampah bahan beracun dan berbahaya (B3) seperti baterai, alat
suntik, botol obat nyamuk, alat elektronik, dll.

Komposisi sampah anorganik sangat bergantung kepada pelaku daur


ulang yang berada di lokasi tersebut. Beberapa jenis sampah seperti
styrofoam maupun plastik kresek dapat didaur ulang di suatu daerah,
tetapi di daerah lain mungkin tidak laku di pasaran sehingga tidak
dikumpulkan oleh pelaku daur ulang. Intinya pengkategorian komposisi
sampah di atas dapat disesuaikan dengan kondisi wilayah masing-
masing.
Masing-masing komposisi tersebut kemudian ditimbang dan diukur
volume nya menggunakan kota sampling 40 liter. Nyatakan hasilnya
dalam % berat basah dan %volume, kemudian dianalisis densitas nya.
Total semua komponen sampah tersebut harus membentuk nilai 100%.

Contoh Hasil Pengukuran Komposisi Sampah

Komposisi Kategori Komposisi %Berat %Volume


Sisa Makanan Sampah Organik 33,64 31,14
Daun Sampah Organik 7,02 6,05
Ranting Sampah Organik 1,90 2,00
Kayu Sampah Organik 0,86 1,00
Sampah Anorganik Daur
Plastik Laku Jual 7,78 8,00
Ulang
Plastik potensi laku Sampah Anorganik Potensi
8,69 9,00
jual Daur Ulang
Sampah Anorganik Daur
Kertas laku jual 16,97 18,00
Ulang
Kertas potensi laku Sampah Anorganik Potensi
0,59 1,00
jual Daur Ulang
Sampah Anorganik Daur
Besi 0,74 2,00
Ulang
75
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Komposisi Kategori Komposisi %Berat %Volume


Plastik tidak laku
Sampah Residu 3,90 3,90
jual
Kertas tidak laku
Sampah Residu 2,44 2,44
jual
Karet Sampah Residu 0,04 0,04
Kulit Sampah Residu 0,12 0,12
Kain Sampah Residu 0,39 0,39
kaca/gelas Sampah B3/Residu 4,62 4,62
Elektronik Sampah B3/Residu 0,18 0,18
Medis Sampah B3/Residu 0,90 0,90
Nappies/Pembalut Sampah Residu 2,45 2,45
Dll Sampah Residu 6,76 6,76
TOTAL % KOMPOSISI 100 100

Dari tabel tersebut dapat dibuat grafik komposisi sampah untuk lebih
mempermudah dalam membandingkan kategori komposisi antar jenis
nya.

Contoh Analisis Komposisi Sampah Skala Kawasan

Persentase (%) Komposisi di atas merupakan contoh analisis komposisi


berdasarkan volumet. % komposisi tersebut dapat dikalikan dengan total
volume sampah di kawasan tersebut sehingga dapat menjadi data dasar
perencanaan untuk menentukan kapasitas yang dibutuhkan untuk sarana
pewadahan dan pengumpulan terpilah, pengolahan sesuai komposisi, dan
pengangkutan residu.

76
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Contoh Pengolahan data Timbunan dan Komposisi Sampah


Timbunan sampah total yang akan dilayani = 6 m3/hari.
Kebutuhan sarana pengumpulan sampah (1-unit motor sampah kapasitas
1,5 m3, tiap unit nya dapat jalan 2 ritase per hari) =

( ) ( )
= = 2 Unit
,

Contoh lain untuk perhitungan pemanfaatan data timbunan dan komposisi


sampah dapat dilihat pada Sub-Bab perencanaan teknologi pengolahan
sampah organik.

2.2.2.3. Penyusunan Dokumen RKM TPS-3R


Dokumen Rencana Kerja Masyarakat (RKM) merupakan sebuah dokumen
resmi dalam tahap perencanaan pembangunan sarana dan prasarana
persampahan (TPS-3R). Penyusunan dokumen RKM dilakukan dengan
pendekatan partisipatif, yaitu semaksimal mungkin melibatkan masyarakat
dalam setiap proses penyusunan. Penyusunan untuk bagian teknis
(RTR/DED dan RAB) dibantu oleh TFL Teknik, sedangkan penyusunan
untuk aspek sosial dan kelembagaan difasilitasi oleh TFL Community
Developmen/Pemberdayaan.
Dokumen RKM yang telah disusun dan ditandatangani oleh Ketua Tim
Pelaksana Swakelola (TPS-KSM) sebagai Ketua Pengurus Pelaksana
Konstruksi secara swakelola serta telah di verifikasi oleh PPK Sanitasi
OPD terkait bidang sanitasi sebagai wujud untuk persetujuan.

Dokumen RKM minimal memuat bagian-bagian antara lain sebagai


berikut:
1. Dokumen Berita Acara proses Survei Timbunan Sampah tingkat
Desa/Kelurahan;
2. Profil hasil pemetaan sanitasi (kondisi persampahan) dan wilayah
pelayanan, memuat:
a. Kondisi sosial ekonomi masyarakat;
b. Kondisi geografis dan peta lokasi pelayanan;
c. Sistem pengelolaan sampah saat ini;

77
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

d. Kondisi pelaku daur ulang sampah (lapak, pengepul, pendaur


ulang);
e. Kebijakan dan/atau peraturan setempat (Desa/Kelurahan,
Kabupaten/Kota);

3. Penentuan calon pengguna dan wilayah pelayanan (kesediaan


memilah dan membayar iuran);
4. Organisasi dan kepengurusan Tim Pelaksana Swakelola (TPS-KSM)
dan struktur organisasi TPS-KSM, dengan dilengkapi Berita Acara
Proses Pembentukan, Surat Permohonan Penetapan dari
Kades/Lurah yang ditujukan kepada Kepala Dinas terkait dan Surat
Keputusan (SK) Penetapan pengurus Tim Pelaksana Swakelola
(TPS-KSM) oleh Kepala Dinas OPD terkait;
5. Surat kepemilikan lahan;
6. Hasil survei timbunan dan komposisi sampah;
7. Analisis lanjutan dari hasil survei timbunan dan komposisi sampah
meliputi rencana sistem dan kebutuhan sarana-prasarana sbb:
 Sistem dan sarana pewadahan sampah terpilah di sumber;
 Sistem dan sarana pengumpulan sampah terpilah;
 Sistem dan sarana pemilahan sampah di TPS 3R;
 Sistem dan sarana pengolahan sampah di TPS 3R;
 Sistem dan sarana pemanfaatan produk TPS 3R; dan
 Sistem dan sarana pembuangan residu.

8. Rencana Teknik Rinci (RTR/DED) dan RAB biaya konstruksi;


9. RAB biaya operasional dan pemeliharaan awal (Terinci);
10. RAB operasional pada masa konstruksi;
11. Rekening Bank atas nama Tim Pelaksana Swakelola (TPS-KSM)
(ditandatangani Ketua, Bendahara dan Tim Pelaksana TPS-KSM;
12. Mekanisme pengelolaan keuangan/perencanaan penarikan dana
oleh TPS-KSM;
13. Rencana kerja:
a. Rencana pelatihan Tim Pelaksana Swakelola (TPS-KSM), tukang
dan tenaga kerja;
78
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

b. Rencana pelatihan operasional dan pemeliharaan;


c. Rencana pembangunan dan pengadaan prasarana dan sarana
persampahan (TPS-3R);
d. Rencana pemasaran produk dan pembiayaan untuk operasional.

14. Jadwal pelaksanaan pekerjaan; dan


15. Surat Perjanjian Kerja Sama antara PPK OPD Dinas terkait dengan
Ketua Tim Pelaksana Swakelola (TPS-KSM).

2.2.2.4. Perjanjian Kerjasama antara Ketua TPS-KSM dengan PPK


Sanitasi OPD Dinas Terkait.
Proses perjanjian kerjasama antara Ketua Tim Pelaksana Swakelola
(TPS-KSM) dengan PPK sanitasi Dinas terkait dilakukan setelah
Dokumen Rencana Kerja Masyarakat (RKM) disetujui oleh PPK OPD
Dinas terkait.
Perjanjian kerjasama merupakan titik permulaan dimulainya pelaksanaan
konstruksi oleh Tim Pelaksana Swakelola Kelompok Swadaya
Masyarakat (TPS-KSM) di masing-masing titik lokasi kegiatan.

2.3. Tahap Pelaksanaan Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi


Sub Bidang Air Limbah Domestik dan Sub Bidang
Persampahan
TPS-KSM melaksanakan perencanaan kegiatan yang telah disusun
dalam dokumen RKM, yaitu:
 Mengkaji ulang dan melakukan pengukuran pada lokasi pekerjaan
berdasarkan gambar rencana kerja;
 Mengkaji ulang jadwal pelaksanaan kerja (kurva-S) serta
jadwalkebutuhan bahan, jasa lainnya, peralatan/suku cadang
dan/atau tenaga ahli perseorangan;
 Mengajukan kebutuhan bahan, jasa lainnya, peralatan/suku
cadang dan/atau tenaga ahli perseorangan kepada penanggung
jawab kelompok masyarakat untuk diproses oleh tim pengadaan dari
kelompok masyarakat pelaksana swakelola (apabila ada) dengan

79
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

memperhatikan prinsip-prinsip pengadaan dan etika pengadaan


sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden;
 Mendatangkan dan mengatur tenaga kerja/tenaga ahli perseorangan
untuk melaksanakan kegiatan/pekerjaan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan;
 Menyusun laporan tentang penerimaan dan penggunaan bahan,
jasa lainnya, peralatan/suku cadang dan tenaga ahli perseorangan;
dan
 Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (realisasi fisik dan
keuangan).

2.3.1. Pengadaan Barang/Jasa oleh TPS-KSM


Pelaksanaan kegiatan DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi merupakan
kegiatan swakelola oleh kelompok masyarakat, dimana TPS-KSM dipilih
selaku pelaksana dan penanggung jawab pelaksanaan kegiatan di
tingkat masyarakat. Oleh karena itu pengadaan barang/jasa di tingkat
masyarakat dalam DAK Bidang Sanitasi berdekatan pada prinsip-
prinsip penyelenggaraan program dan prinsip-prinsip pengadaan
barang/jasa yang ditetapkan.
 Pengadaan bahan, jasa lainnya, peralatan dan/atau tenaga ahli
perseorangan dilakukan oleh TPS-KSM dengan menggunakan
metode pengadaan yang sesuai dan memperhatikan prinsip- prinsip
pengadaan dan etika pengadaan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Presiden nomor 12 tahun 2021;
 Pengiriman bahan dapat dilakukan secara bertahap atau
keseluruhan, sesuai dengan kebutuhan lokasi pekerjaan dan
kapasitas penyimpanan;
 Pembelian barang di bawah Rp. 50 juta dilakukan oleh TPS-KSM,
pembelian barang di atas Rp. 50 juta dengan spesifikasi teknis
khusus dapat dilakukan oleh PPK sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, hal ini dilandasi oleh Berita Acara hasil rembuk Tim
Pelaksana Swakelola Kelompok Swadaya Masyarakat dan surat

80
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

permohonan tertulis dari Ketua TPS-KSM. Spesifikasi teknis khusus


yang dimaksud antara lain sebagai berikut:
1. Tim Pelaksana Swakelola Kelompok Swadaya Masyarakat
(TPS-KSM) tidak memiliki kemampuan untuk membuat desain
perencanaan;
2. Tim Pelaksana Swakelola Kelompok Swadaya Masyarakat
(TPS-KSM) tidak memiliki pengetahuan terhadap spesifikasi
barang/ produk yang akan dibeli;
3. Tim Pelaksana Swakelola Kelompok Swadaya Masyarakat
(TPS-KSM) tidak memiliki akses terhadap barang/produk yang
dibutuhkan;
4. Barang/produk yang memiliki spesifikasi teknis khusus seperti
alat bakar sampah dan pres hidrolik untuk TPS-3R, aerator dan
paket IPAL dari pabrikan untuk SPALD-T dan SPALD-S.

 Untuk daerah perbatasan, pulau terluar dan daerah pesisir,


pengadaan barang dapat dilakukan oleh PPK atas dasar Berita Acara
hasil rembuk dan permohonan tertulis dari Ketua TPS-KSM;
 Mekanisme pengadaan barang dan jasa mengacu pada Peraturan
Presiden Nomor 12 tahun 2021
 Tanda bukti perikatan/Bentuk Kontrak dapat berupa; Bukti
Pembelian/pembayaran, kuitansi, Surat Perintah Kerja (SPK), Surat
Perjanjian dan Surat Pesanan antara lain sebagai berikut:

1. Bukti Pembelian/Pembayaran
Bukti pembelian/ pembayaran merupakan dokumen yang digunakan
sebagai pernyataan tagihan yang harus dibayar oleh PPK untuk
Pengadaan Barang atau Jasa lainnya dengan nilai paling banyak
Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah). Contoh bukti
pembelian/pembayaran antara lain faktur/ bon/ invois, struk, dan nota
kontan.

2. Kuitansi

81
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Kuitansi merupakan dokumen yang dijadikan sebagai tanda bukti


transaksi pembayaran yang ditandatangani oleh penerima
uang/penyedia dengan berbagai ketentuan pembayaran untuk
Pengadaan Barang atau Jasa Lainnya dengan nilai paling banyak Rp.
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

3. Surat Perintah Kerja (SPK)


Surat Perintah Kerja merupakan perjanjian sederhana secara tertulis
antara kedua belah pihak tentang suatu perbuatan yang memiliki
akibat hukum untuk memperoleh hak dan melaksanakan kewajiban.
Surat Perintah Kerja digunakan untuk :
 Pengadaan Jasa Konsultasi dengan nilai paling banyak Rp.
100.000.000,00 (seratus juta rupiah);
 Pengadaan Barang atau Jasa Lainnya dengan nilai paling sedikit
di atas Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampaj dengan
nilai paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah);
dan
 Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dengan nilai paling banyak Rp.
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

4. Surat Perjanjian
Surat Perjanjian merupakan pernyataan secara tertulis antara kedua
belah pihak tentang suatu perbuatan yang memiliki akibat hukum
untuk memperoleh hak dan melaksanakan kewajiban. Surat
Perjanjian digunakan untuk :
 Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya nilai
paling sedikit di atas Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah);
dan
 Pengadaan Jasa Konsultasi dengan nilai paling sedikit di atas
Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

5. Surat Pesanan
Surat Pesanan merupakan bentuk perjanjian dalam pelaksanaan
pengadaan melalui E-purchasing atau pembelian melalui toko
82
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

daring. Untuk pengadaan barang/jasa tertentu yang membutuhkan


pengaturan Kontrak yang lebih rinci atau diperlukan/dipersyaratkan
secara administratif dalam proses pembayaran maka Surat Pesanan
dapat ditindaklanjuti dengan Surat Perintah Kerja atau Surat
Perjanjian.

 Untuk pengadaan barang TPS-KSM harus membentuk panitia


pengadaan barang/jasa yang diangkat oleh penanggung
jawab pelaksana swakelola untuk melakukan pengadaan
barang/jasa yang dibutuhkan dalam pelaksanaan swakelola;
 Pemberian uang muka harus disertai dengan penyerahan
jaminan uang muka senilai uang muka yang diberikan, uang
muka dapat diberikan kepada penyedia pada seluruh jenis
barang/jasa untuk persiapan pelaksanaan pekerjaan/ konstruksi,
antara lain :
1. Mobilisasi barang/bahan/material/peralatan dan tenaga
kerja;
2. Pembayaran uang tanda jadi kepada pemasok
barang/bahan/materia/peralatan; dan atau
3. Pekerjaan teknis yang diperlukan untuk persiapan
pelaksanaan pekerjaan.
 Jaminan Pengadaan Barang/Jasa berfungsi untuk pengendalian
dan mitigasi resiko atas kemungkinan kegagalan atau
terhambatnya proses pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa,
baik pada tahap pemilihan penyedia dan pelaksanaan kontrak.
Jaminan pengadaan diterbitkan dan akan dibayar oleh pihak
penjamin apabila peserta dari penyedia tidak memenuhi
kewajiban yang dipersyaratkan dalam Dokumen Pemilihan atau
Dokumen Kontrak. Jaminan Pengadaan Barang/Jasa dapat
berupa Bank Garansi atau Surety Bond. Bank Garansi
diterbitkan oleh Bank Umum, Surety Bond diterbitkan oleh
Perusahaan Penjaminan/ Perusahaan Asuransi/ Lembaga
Keuangan khusus yang menjalankan usaha bidang pembiayaan,

83
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

penjaminan dan asuransi sesuai dengan ketentuan Peraturan


Perundang-undangan di bidang lembaga pembiayaan.
 Jaminan Pengadaan Barang/Jasa bersifat :
1. Tidak bersyarat, paling sedikit memenuhi kriteria :
 Dalam penyelesaian klaim tidak perlu dibuktikan terlebih
dahulu kerugian yang diderita oleh Penerima Jaminan
(Obligee), namun cukup dengan surat pernyataan dari Pejabat
Penandatangan Kontrak bahwa telah terjadi pemutusan
kontrak dari Pejabat Penandatangan Kontrak dan/atau
Penyedia wanprestasi;
 Dalam hal terdapat sengketa antara Penyedia dengan
Penjamin atau dengan Pejabat Penandatangan Kontrak,
persengketaan tersebut tidak menunda pembayaran klaim;
 Dalam hal Penjamin mengasuransikan kembali jaminan yang
dikeluarkan kepada Bank, Perusahaan Asuransi, atau
perusahaan Penjaminan lain (re-insurance/contra
guarantee), pelaksanaan pencairan surat jaminan tidak
menunggu proses pencairan dari Bank, Perusahaan
Asuransi, atau Perusahaan Penjaminan lainnya;
 Penjamin tidak akan menunda kewajiban pembayaran klaim
jaminan dengan alasan apapun termasuk alasan sedang
dilakukan upaya oleh penjamin agar pihak Terjamin
(Principal) dapat memenuhi kewajibannya dan/ atau
pembayaran premi/imbal jasa belum dipenuhi oleh terjamin
(Principal);
 Dalam hal terdapat keberatan dari penyedia, keberatan
tersebut tidak menunda proses pencairan dan pembayaran
klaim; dan
 Dalam surat jaminan tidak terdapat klausul yang berisi bahwa
Penjamin tidak Menjamin kerugian yang disebabkan oleh
praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, yang dilakukan oleh
Terjamin (Principal) maupun oleh Penerima Jaminan
(Obligee).
84
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

2. Mudah dicairkan, paling sedikit memenuhi kriteria sebagai


berikut :
 Jaminan dapat segera dicairkan setelah Penjamin menerima
surat permintaan pencairan/klaim dan pernyataan
wanprestasi pemutusan kontrak dari Pejabat Penandatangan
Kontrak;
 Dalam pembayaran klaim, Penjamin tidak akan menuntut
supaya benda-benda pihak Terjamin (Principal) terlebih
dahulu disita dan dijual guna melunasi hutangnya; dan
 Penjamin melakukan pembayaran ganti rugi kepada
Penerima Jaminan (Obligee) akibat ketidakmampuan atau
kegagalan atau tidak terpenuhinya kewajiban Terjamin
(Principal) sesuai dengan perjanjian pokok.

3. Harus dicairkan oleh penerbit jaminan paling lambat 14


(empat belas) hari kerja setelah surat perintah pencairan dari
Pokja Pemilihan/Pejabat Penandatangan Kontrak/Pihak yang
diberi kuasa oleh Pokja Pemilihan/Pejabat Penandatangan
Kontrak diterima.
 Jaminan diserahkan oleh Peserta Penyedia kepada Pokja
Pemilihan atau oleh Penyedia kepada Pejabat Penandatangan
Kontrak, dan disimpan sampai masa berlaku jaminan berakhir
atau apabila akan dikembalikan kepada peserta penyedia.
Jaminan yang dicairkan akan disetorkan ke Kas Negara oleh
Pejabat berwenang. Khusus untuk jaminan pemeliharaan,
jaminan yang dicairkan dapat digunakan oleh Pejabat
Penandatangan Kontrak untuk melaksanakan perbaikan dalam
masa pemeliharaan. Nilai pencairan jaminan paling tinggi sebesar
nilai jaminan. Jaminan Pengadaan dikembalikan oleh Pokja
Pemilihan atau Pejabat Penandatangan Kontrak setelah masa
berlaku jaminan habis/selesai atau tidak diperlukan lagi dalam
proses Pengadaan Barang/ Jasa.

85
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

 Sertifikat Garansi; untuk menjamin kelayakan penggunaan


barang maka Penyedia menyerahkan Sertifikat Garansi/Kartu
Jaminan/Garansi Purna Jual yang menyatakan adanya jaminan
ketersediaan suku cadang serta fasilitas dan pelayanan purna
jual. Sertifikat Garansi memberikan jaminan bahwa barang yang
dipasok adalah asli, barang/produk baru, belum pernah dipakai
dan bukan barang/produk yang diperbaharui/rekondisi.
Spesifikasi teknis dan deskripsi barang yang diserahkan sesuai
dengan yang tercantum dalam Kontrak. Sertifikat Garansi berlaku
sejak tanggal barang diterima oleh Tim Pelaksana Swakelola
Kelompok Swadaya Masyarakat (TPS-KSM) dari Penyedia
sesuai waktu yang diperjanjikan dalam Kontrak, terlepas dari
jarak dan waktu yang ditempuh untuk pengiriman. Selama masa
garansi berlaku, dalam hal barang yang diterima cacat/tidak
berfungsi dengan baik, Pengguna Barang melalui Bendahara Tim
Pelaksana Swakelola segera menyampaikan secara tertulis
kepada Penyedia dan Penyedia wajib merespon untuk
memperbaiki/mengganti barang yang dimaksud.
 Panitia Pengadaan berjumlah 3 orang (masyarakat
pemanfaat) terdiri dari ketua, sekretaris dan anggota, yang dipilih
melalui rembug warga. Panitia Pengadaan terdiri dari satu orang
anggota KSM dan 2 (dua) orang dari masyarakat setempat.

Gambar 9. Garis Besar Pengadaan barang/Jasa


86
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Catatan:
Lebih lanjut secara Teknis dan Rinci terkait ketentuan Pengadaan Barang/Jasa dapat
mengikuti Peraturan Presiden Nomor 16 tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang dan
Jasa Pemerintah.

2.3.2. Survei Upah Tukang, Tenaga Kerja dan Rekrutmen oleh TPS-
KSM
Sebelum dimulai pelaksanaan konstruksi (fisik) oleh TPS-KSM, maka
terlebih dahulu diawali proses survei upah tukang, upah tenaga kerja dan
penjaringan minat dari Tenaga Kerja (TK) dan Tukang didalam wilayah
titik lokasi terpilih, jika tidak tersedia maka diperbolehkan melakukan
survei dan perekrutan dari wilayah RT/RW/Dusun lain didalam lingkup
Desa/Kelurahan. Khusus untuk daerah pusat perkotaan yang aktivitas
masyarakat mayoritas sebagai pegawai negeri atau pegawai swasta (tidak
tersedia tenaga kerja lokal) maka diperbolehkan untuk melakukan survei
upah dan rekrutmen dari luar Desa/Kelurahan. Dengan demikian pola
padat karya tetap menjadi garda terdepan dalam setiap proses
pelaksanaan pembangunan secara berkelanjutan.

2.3.3. Pembangunan Konstruksi Kegiatan Swakelola


Pembangunan konstruksi melalui kegiatan swakelola secara garis besar
adalah :
 Penjelasan teknis konstruksi dilakukan oleh PPK OPD bersama TFL
Teknik kepada tim pelaksana swakelola, tukang, pekerja, dan
masyarakat pengguna;
 Pekerjaan konstruksi dilakukan oleh tukang dan atau masyarakat
yang dipekerjakan oleh TPS-KSM didampingi oleh TFL dengan
tahapan sebagai berikut:
a. Rembug warga: TPS-KSM melakukan pemaparan terhadap
rencana pelaksanaan pembangunan, penjelasan RKM, jadwal
pelaksana pekerjaan, kontrak, sumber-sumber pembiayaan
lainnya, rekrutmen dan jumlah tenaga kerja yang diperlukan,
mekanisme pembayaran, penjelasan gambar desain dan jalur
perpipaan, titik lokasi IPAL terpilih, menyepakati rencana operasi

87
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

dan pemeliharaan, pembentukan lembaga pengelola dan jadwal


evaluasi pekerjaan;
b. Survei dan pemetaan: survei dilakukan untuk mendapatkan
jumlah pemanfaat sesuai dengan RKM dan rencana
pengembangannya. Pemetaan dilakukan untuk mengukur ulang
jalur pipa rencana, keberadaan utilitas, pemasangan patok
(benchmark);
c. Pembersihan dan penyiapan lahan IPAL Komunal, Tangki Septik
Komunal, Tangki Septik Individual dan MCK Kombinasi IPAL
Komunal;
d. Penyiapan peralatan K3, rambu-rambu dan turap pengaman
galian;
e. Penyiapan direksi kit, gudang, area kerja (misalnya untuk
pembuatan precast bak control, dan lain-lain);
f. Pengadaan dan pembelian barang oleh panitia pengadaan;
g. Pembagian grup dan area kerja;
h. Pelaksanaan pekerjaan;
i. Monitoring dan evaluasi.

2.3.4. Pelaporan Kemajuan Pekerjaan dan Dokumentasi


Kemajuan pekerjaan dan dokumentasi kegiatan dilaporkan secara
berkala terhadap penggunaan keuangan dan realisasi progres fisik
antara lain sebagai berikut:
(a) laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan dan penggunaan keuangan
dilaporkan oleh TPS-KSM kepada PPK secara berkala;
(b) laporan kemajuan realisasi fisik dan keuangan dilaporkan oleh PPK
kepada PA/KPA setiap bulan;
(c) pencapaian target fisik dicatat setiap hari, dievaluasi setiap
minggu serta dibuat laporan mingguan agar dapat diketahui apakah
dana yang dikeluarkan sesuai dengan target fisik yang dicapai;
(d) pencapaian target non-fisik dicatat dan dievaluasi setiap bulan;
(e) penggunaan bahan, jasa lainnya, peralatan dan atau tenaga ahli
perseorangan dicatat setiap hari dalam laporan harian;

88
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

(f) laporan bulanan dibuat berdasarkan laporan mingguan.

Dokumentasi pekerjaan meliputi administrasi dan foto pelaksanaan


pekerjaan. Foto dari arah yang sama diambil pada saat sebelum, sedang,
dan sesudah diselesaikannya pekerjaan.

2.3.5. Pelaporan Realisasi Pekerjaan


Pelaporan realisasi pekerjaan dibuat oleh tim pelaksana swakelola (TPS-
KSM) dan dilaporkan kepada PPK teknis OPD terkait yang berisi antara
lain:
(a) Struktur organisasi pekerjaan swakelola yang terdiri dari pembagian
tugas, pendelegasian wewenang dan tanggung jawab serta
pengkoordinasian pelaksanaan pekerjaan;
(b) Persiapan pekerjaan Swakelola yang meliputi kesesuaian gambar
pelaksanaan dengan gambar rencana kerja serta kebutuhan bahan,
jasa lainnya, peralatan dan atau tenaga ahli perseorangan;
(c) Pelaksanaan pekerjaan swakelola yang meliputi kesesuaian jadwal
pelaksanaan pekerjaan terhadap jadwal rencana pelaksanaan
pekerjaan, penyerapan keuangan, penyerahan pekerjaan sampai
dengan selesai 100% (sasaran akhir pekerjaan telah tercapai) dan foto-
foto dokumentasi; serta
(d) Penggunaan bahan, jasa lainnya, peralatan dan atau tenaga ahli
perseorangan.

2.3.6. Pembentukan Kelompok Pemanfaat dan Pemeliharaan (KPP)


KPP dibentuk pada saat rembug warga dalam rangka menjelaskan
kontrak yang sudah dilakukan antara TPS-KSM dengan PPK Teknis OPD
terkait. Adapun tugas KPP antara lain :
(a) mengoperasikan dan memelihara sarana sanitasi yang telah
dibangun;
(b) bertanggung jawab terhadap hal-hal teknis;
(c) mengumpulkan iuran warga;
(d) melestarikan sarana sanitasi yang telah dibangun;
(e) membuat rencana pengembangan pelayanan sarana sanitasi.
89
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

KPP diwajibkan memiliki AD/ART dan dibuatkan akte notaris. Selanjutnya


sesuai dengan pengembangan pelayanan/usaha lainnya, maka KPP
disarankan berbadan hukum dari SK yang diterbitkan oleh
Kemenkumham.

Operasi dan pemeliharaan dilakukan oleh KPP yang dibentuk dalam


kegiatan rembug warga di tingkat masyarakat sebelum pencairan dana
tahap I. Prinsip pengelolaan pada tahap pemanfaatan antara lain
musyawarah, transparansi dan akuntabilitas publik dan control sosial. KPP
sebagai pengelola sarana harus memiliki beberapa hal yaitu:
(a) Aturan-aturan organisasi dan operasional prasarana dan sarana,
yang disusun dan diputuskan bersama-sama secara musyawarah
antar anggota KPP;
(b) KPP disarankan berbadan hukum tetap (punya NPWP dan SIUP)
atau minimal ber akte notaris;
(c) Aturan sesuai dengan kondisi setempat yang mengatur siapa
penerima manfaat, besarnya iuran yang harus dibayar, waktu
pembayaran iuran, serta siapa petugas yang melakukan pemeriksaan
dan perbaikan kalau terjadi kerusakan dan menentukan besarnya
biaya operasi rutin seperti honor petugas, biaya listrik, dll;
(d) Standar Operation Procedure (SOP) pemakaian dan pemeliharaan
sarana, yang harus dipatuhi oleh operator yang ditunjuk KPP. SOP
yang telah tertuang dalam RKM dapat disesuaikan dengan
kebutuhan operator dan pengguna. Pedoman ini disusun oleh
pengurus bersama kelompok pemanfaat, dimusyawarahkan
bersama dalam forum musyawarah desa, dan setelah dicapai
mufakat disahkan oleh kepala desa/lurah. Setiap lokasi dapat
mengembangkan pedoman kerjanya sendiri, sesuai dengan kondisi,
kemampuan dan budaya yang ada di daerahnya masing-masing.

Rincian tugas dari pengurus KPP sejak di SK-kan oleh kepala


desa/kelurahan antara lain sebagai berikut:
(a) Seksi iuran pengguna

90
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

 Membicarakan tentang besarnya iuran pemanfaatan sarana.


 Mengumpulkan iuran, membuat perencanaan belanja,
membukukan dan melaporkan secara rutin.
(b) Seksi pengoperasian & pemeliharaan
 Mengoperasikan dan memelihara sarana fisik sanitasi
lingkungannya.
 Mengembangkan mutu pelayanan & jumlah sarana pengguna.
(c) Seksi penyuluhan kesehatan
 Melakukan kampanye tentang kesehatan rumah tangga dan
lingkungan.

Pengelola prasarana dan sarana dilakukan oleh operator yang telah


dilatih dengan memperhatikan beberapa hal:
 Kinerja prasarana yang dikelola;
 Jumlah prasarana dan sarana yang tersedia;
 Jumlah prasarana dan sarana yang digunakan;
 Target/sasaran perencanaan;
 Standar prosedur operasional dan pemeliharaan;
 Standar kriteria teknis prasarana dan sarana;
 Rencana pengembangan sarana di masa datang.

Untuk mencapai keberhasilan pengelolaan, operator harus melakukan


langkah-langkah berikut:
(a) Melakukan pemantauan rutin untuk mengetahui kondisi prasarana
dan sarana;
(b) Mengetahui kerusakan sedini mungkin agar dapat disusun rencana
perawatan dan pemeliharaan yang baik;
(c) Melakukan rehabilitasi tepat waktu;
(d) Melakukan evaluasi kinerja pelayanan secara berkala;
(e) Melakukan pengelolaan sesuai standar operasional prosedur.

Dalam pelaksanaan pelestarian sarana sanitasi, diharapkan pemerintah


kabupaten/kota dapat berperan aktif memberikan dukungan teknis kepada

91
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

masyarakat (penyuluhan) agar mereka mampu mengoperasikan dan


memanfaatkan sarana yang ada.

2.4. Proses Pelaksanaan Kontraktual Sub Bidang Air Limbah


Pelaksanaan kegiatan Dana Alokasi Khusus Bidang Sanitasi selain
swakelola/ berbasis masyarakat dimana melibatkan partisipasi
masyarakat pemanfaat dan calon pemanfaat, dapat juga dilaksanakan
secara Lelang/ Kontraktual. Hanya saja pelaksanaan yang wajib
dilaksanakan dengan metode Lelang/ Kontraktual terbatas pada jenis
Dana Alokasi Khusus serta menu dan rincian kegiatan antara lain:
1. Penambahan pipa pengumpul dan Sambungan Rumah (SR) untuk
IPAL Skala Kabupaten/Kota yang sudah memiliki Unit Pelaksana
Teknis Daerah (UPTD);
2. Pengadaan Truk Tinja.

Pelaksanaan kegiatan DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi yang dilakukan


secara kontraktual diawali melalui Pemilihan dan Penetapan Lokasi
Kegiatan, Penyusunan Detail Engineering Design (DED) serta Harga
Perkiraan Sendiri (HPS) dan membentuk panitia pengadaan.
Pelaksanaan kontraktual sesuai dengan ketentuan pelaksanaan
pekerjaan konstruksi sebagaimana di atur dalam perundang-undangan.
Dalam hal pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa di tingkat OPD
kabupaten/kota dapat mengacu kepada Peraturan Presiden Nomor 12
tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16
Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan Peraturan
Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah :
a. Nomor 3 tahun 2021 tentang Pedoman swakelola;
b. Nomor 4 tahun 2021 tentang Pembinaan Pelaku Usaha Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
c. Nomor 5 tahun 2021 tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa
yang Dikecualikan pada Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
d. Nomor 6 tahun 2021 tentang Pedoman dan Penyusunan Rencana
Aksi Pemenuhan Pengelola Pengadaan Barang/Jasa;

92
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

e. Nomor 7 tahun 2021 tentang Sumber Daya Manusia


Pengadaan/Barang/Jasa;
f. Nomor 8 tahun 2021 tentang Tata Cara Pemilihan Panel Badan
Usaha dan Pemilihan Badan Usaha Pelaksana pada Proyek
Strategis Nasional;
g. Nomor 9 tahun 2021 tentang Toko Daring dan Katalog Elektronik
dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

2.5. Pelaksanaan Kegiatan Kontraktual Padat Karya


Menu dan rincian menu kegiatan yang berada pada daerah afirmasi
dan KPPN dapat dilaksanakan dengan metode kontraktual padat karya
dengan memaksimalkan tenaga kerja lokal/masyarakat setempat.
Pelaksanaan kegiatan dengan mekanisme kontraktual padat karya antara
lain:
1. Penyedia barang/jasa yang menjadi pemenang dalam lelang ULP,
dalam pelaksanaan kegiatan diharuskan untuk menetapkan
penerima upah HOK, dengan tatacara sebagai berikut:
a. Penyedia barang/jasa dapat menyediakan tenaga ahli bidang
infrastruktur seperti; tukang, kepala tukang dan mandor bukan
dari warga calon pemanfaat;
b. Memberikan pengumuman terkait perekrutan tenaga kerja dari
masyarakat calon penerima manfaat;
c. Memberikan kesempatan selama dua minggu kepada warga
masyarakat untuk mendaftarkan diri sebagai tenaga kerja harian;
d. Jika setelah dua minggu tidak ada yang mendaftar, diijinkan
pada penyedia barang/jasa untuk membawa tenaga kerja dari
luar lokasi kegiatan.

2. Penyedia barang/jasa melakukan sosialisasi awal kepada


masyarakat calon pemanfaat di titik lokasi kegiatan sebelum
konstruksi dimulai;
3. Penyedia barang/jasa diharuskan melakukan pemicuan/promosi
kesehatan terlebih dahulu dan melakukan pendataan jumlah calon
pemanfaat yang akan melakukan Sambungan Rumah (SR).
93
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

2.6. Tahap Pasca Pelaksanaan Program DAK Infrastruktur Bidang


Sanitasi Sub Bidang Air Limbah Domestik dan Sub Bidang
Persampahan
2.6.1. Operasional dan Pemeliharaan Sub Bidang Air Limbah
Domestik (SPALD-T dan SPALD-S)
2.6.1.1. Perkiraan Biaya Operasional & Pemeliharaan MCK

Tabel 8. Contoh ilustrasi perkiraan biaya pengoperasian dan


pemeliharaan sistem MCK untuk 250 jiwa
Kebutuhan Keterangan Rp /Bulan
1. Operator & Penjaga Pekerjaan yang tidak tetap 200,000,-
250 Watt (Pompa air dan
2. Listrik 100,000,-
lampu)
3. Pengurasan IPAL Rp. 250,000,-/ 2 tahun 1,000,-
Sabun dan pembersih lantai,
4. Peralatan Pembersih 20,000,-
dll
5. Perbaikan Pompa Rp. 100,000,- / Tahun 9,000,-
Serok, lampu, kran, cat
6. Lain-lain 20,000,-
dinding, dll
Total biaya pengoperasian dan pemeliharaan 350,000,-
II. BIAYA PENDAPATAN

Fasilitas Rp. / Pakai Rata2 per KK/hari


1. Kamar Mandi 200 – 1000 Rp. 2000,- s/d Rp. 10000,-
2. WC/Jamban 200 – 1000 Rp. 2000,- s/d Rp. 10000,-
3. Mencuci & ambil air 200 – 1000 Rp. 2000,- s/d Rp. 10000,-
* 1 KK = 5 ORANG

2.6.1.2. Petunjuk Pelaksanaaan bagi Pengguna MCK

Jangan memasukkan benda Buang sampah di tempat sampah


padat karena akan menyumbat yang disediakan
saluran

94
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Hindari air sabun dari air mandi Jangan membuang bahan kimia
maupun cuci masuk ke dalam karena akan mematikan bakteri
kloset

Gunakan sabun cuci sehemat Jangan corat-coret di dinding


mungkin kamar mandi, WC maupun tempat
cuci

2.6.1.3. Petunjuk Pelaksanaan bagi Pengelola MCK/Operator

2 kali per hari gunakan pel untuk Setiap hari bersihkan gayung
membersihkan teras luar dengan sikat atau sabut
(gunakan bahan pembersih jika
sangat kotor saja)

Setiap hari bersihkan saringan di Setiap hari buang sampah dalam


lantai KM/WC dari kotoran KM/WC dan bersihkan tempat
padat/sampah sampah

Setiap hari kuras bak dengan Setiap hari bersihkan/sapu taman


sikat (gunakan bahan pembersih 1 kali per minggu rapikan taman
95
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

jika sangat kotor saja) (tanaman dan rumput)

1 kali per minggu kuras dan 1 kali per bulan bersihkan langit-
bersihkan tangki/tandon air dari langit KM/WC dari sarang laba-
lumut dan kotoran lain laba

1 kali per minggu periksa bak 1 kali per 6 bulan buang kotoran
kontrol, jika terdapat kotoran padat dan kotoran yang
padat/sampah,keluarkan mengapung tepat di bawah
kemudian buang ke tempat manhole
sampah

Mulai dari bak inlet, dilanjutkan ke Ambil kotoran tepat di bawah


bak-bak berikutnya manhole

Gunakan alat T untuk Keluarkan semua kotoran yang


mengumpulkan kotoran tepat di terkumpul sampai tidak ada yang
bawah manhole tersisa

Mintalah tukang untuk memperbaiki semua kebocoran secepat mungkin


dan lihat sebabnya

96
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

1 kali per 6 bulan, Test Kualitas Air Limbah

Ambil 2 sample air limbah dari bak


Telpon dinas terkait inlet dan bak outlet, masing-
masing 2 liter dalam botol terpisah

Bawa 2 botol sampel ke laboratorium yang dirujuk.


Minta pemeriksaan untuk:
pH, BOD5, COD, TSS, lemak

2.6.1.4. Petunjuk Pelaksanaan Pengurasan IPAL Kominasi MCK


1 kali per 2 tahun, pengurasan dengan truk tinja

Telpon perusahaan jasa Buka semua tutup manhole pada


pengurasan tinja IPAL

Angkat kotoran mengapung dan Masukkan pipa sedot dari truk tinja
buang ke tempat sampah sampai ke dasar bak, sedot mulai
dari bak pertama

Lumpur yang disedot adalah Hentikan pengurasan jika lumpur


lumpur yang berwarna hitam sudah berwarna coklat

97
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

2.6.1.5. Perkiraan Biaya Operasional dan Pemeliharaan Sistem


Komunal

Tabel 9. Contoh ilustrasi Perkiraan Biaya Pengoperasian dan Pemeliharaan


Sistem Komunal untuk 300 Jiwa
Biaya Pengoperasian dan Pemeliharaan Rp./Bulan
I. Jamban Biaya pengoperasian dan
II. Sambungan dari Rumah perawatan menjadi tanggung
jawab setiap pengguna (KK)
III. Pipa Utama dan IPAL
1. Operator Inspeksi 4x/bulan di IPAL, Pipa
100,000.00
Utama, Pipa Sekunder @ Rp. 25.000,- /
Inspeksi
2. Pengurasan setiap 2 tahun Rp. 500.000,- 21,000.00
3. Lain-lain: Perbaikan pipa, bak kontrol,
IPAL.
50,000.00
Asumsi: perbaikan pipa 40 m' setiap 2
tahun
Total Biaya Pengoperasian dan
171,000.00
Pemeliharaan
Biaya Pengoperasian dan Pemeliharaan
2,280.00
/KK/Bulan
Dibulatkan 2,500.00

2.6.1.6. Petunjuk Pelaksanaan bagi Pengguna Sistem Komunal


IPAL akan berfungsi dengan baik jika Anda memasukkan limbah yang
benar, IPAL bukan tempat pembuangan semua jenis sampah!

Jangan membuang minyak bekas


Jangan memasukkan limbah ke saluran pembuangan dapur
padat ke jamban karena akan karena ketika mengering,
menyumbat saluran. lemaknya dapat menyumbat pipa

Jangan membuang bahan kimia Jangan menanam pohon di dekat


ke saluran karena akan saluran perpipaan dan IPAL
karena bisa merusak pipa
98
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

mematikan bakteri di IPAL

Gunakan secukupnya sabun cuci Buanglah hanya limbah cair dari


dan pembersih, baik untuk sistem kamar mandi dan dapur dan beri
pengolahan dan menghemat saringan untuk memisahkan
limbah padat

Periksa bak kontrol di rumah


Ambil kotoran mengapung dari bak setiap 3 hari sekali.
penangkap lemak setiap 3 hari Buang limbah padat,
sekali pasir/lumpur, dengansekop/serok,
kumpulkan dalam tas plastik.
Bawa ke tempat pembuangan
sampah

Bawa ke tempat pembuangan sampah

2.6.1.7. Petunjuk Pelaksanaaan bagi Operator Sistem Komunal


Lakukan 1 Kali per minggu

Periksa setiap Buang limbah


bak kontrol pada sistem perpipaan padat dan kotoran mengapung

99
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Jika tidak ada aliran air dalam bak Jika ada luapan air dari bak
kontrol, mungkin pipa tersumbat kontrol, mungkin pipa
atau rusakHentikan kegiatan di tersumbat.Hentikan kegiatan di
rumahBuka pemipaan, minta rumah, segera perbaiki jika ada
tukang untuk memperbaiki kerusakan pipa. Sogok dari bak
kerusakan kontrol ke bak kontrol lain

Minta Buang limbah padat dan kotoran


tukang untuk memperbaiki mengapung dari bak inlet dengan
kerusakan secepatnya sekop

Semua tutup bak Kumpulkan


kontrol dan manhole IPAL harus semua kotoran, masukkan dalam
bisa dibuka untuk mempermudah tas plastik. Buang ke tempat
pengoperasian dan pemeliharaan. sampah
1 kali per 2 minggu:
buang kotoran padat dan kotoran yang mengapung tepat di bawah
manhole

Mulai
dari bak inlet, dilanjutkan ke bak- Ambil
bak berikutnya kotoran tepat di bawah manhole

100
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Gunakan Keluarkan
alat T untuk mengumpulkan semua kotoran yang terkumpul
kotoran tepat di bawah manhole sampai tidak ada yang tersisa

2.6.1.8. Petunjuk Pelaksanaan Pengurasan IPAL Komunal


1 kali per 2 tahun, pengurasan dengan truk tinja

Telpon perusahaan jasa


pengurasan tinja Buka semua tutup manhole pada
IPAL

Angkat Masukkan
kotoran mengapung dan buang ke pipa sedot dari truk tinja sampai ke
tempat sampah dasar bak, sedot mulai dari bak
pertama

Lumpur Hentikan
yang disedot adalah lumpur yang pengurasan jika lumpur sudah
berwarna hitam berwarna coklat

2.6.2. Operasi dan Pemeliharaan Sub Bidang Persampahan (TPS-


3R)
OPD teknis pembina DAK Infratsruktur Bidang Sanitasi melakukan
pembinaan dalam pengelolaan infrastruktur 3R serta penyaluran hasil
produksi ke lapak/pabrik maupun kerjasama dengan instansi terkait
lainnya. Kepala Dinas Kebersihan – Pertamanan dapat memfasilitasi
untuk pembelian hasil produksi kompos TPS-3R.
101
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Proses pengangkutan dan pengelolaan sampah dengan menggunakan


3R dapat dilihat dalam gambar sebagai berikut:

GEROBAK

SENIN,
RABU SELA
DAN SA
JUM’AT DAN PENGOMPOS
KAM AN ULANG
IS
GEROBAK
MOTOR

RUANG
PEMILHAN
BAHAN DAUR
ULANG

SAMPAH SAMPAH NON PENYARINGAN


ORGANIK ORGANIK KOMPOS
RUANG
PENGEMASAN
BAHAN DAUR
ULANG

RUANG KOMPOS
PENYIMPANAN
BAHAN DAUR
KASAR
ULANG

PENGUMPUL KOMPOS
BAHAN DAUR HALUS
ULANG

Gambar 10. Skema Pengelolaan Sampah TPS-3R


Sedangkan beberapa pemeliharaan yang perlu dilakukan adalah :

2.6.2.1. Wadah Pengangkut


 Setelah digunakan, wadah/bin sampah dibersihkan secara teratur
setiap hari;
102
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

 Gerobak/becak sampah harus dibersihkan setiap minggu sekali;


 Jangan ada sampah yang menyangkut di roda gerobak/becak
sampah;
 Segera perbaikikerusakan;
 Gerobak/becak jangan berlubang sehingga tidak ada sampah yang
tercecer;
 Motor sampah dilengkapi dengan manual pengoperasian dan
pemeliharaan sesuai dengan manual dari fabrikan. Dan kenali lokasi
penjualan suku cadang terdekat.

2.6.2.2. Peralatan Proses Sampah


 Alat pencacah dilengkapi dengan manual;
 Penggantian oli dilakukan secara berkala sesuai dengan spesifikasi
teknis/manualnya;
 Pengelola mengetahui lokasi penjualan suku cadang terdekat;
 Pisau pencacah dijaga ketajamannya dengan cara diasah secara
berkala;
 Alat pengayak dilengkapi dengan manual;
 Kebersihan alat pengayak selalu dijaga.

2.6.2.3. Kebersihan Hanggar


 Kebersihan hanggar harus selalu dijaga;
 Proses pemilahan kompos daur ulang sesuai dengan SOP;
 Penyiraman debu dilakukan secara berkala;
 Saluran drainase dijaga kebersihannya, agar tidak ada sampah yang
mengganggu aliran air.

103
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021
BAB III. KETENTUAN TEKNIS
PELAKSANAAN DAK INFRASTRUKTUR BIDANG SANITASI

3.1. Ketentuan Teknis Pemilihan Teknologi Prasarana Sanitasi Sub


Bidang Air Limbah Domestik dan Persampahan
Pemilihan opsi prasarana dan sarana sistem pengolahan air limbah
sangat tergantung kepada kebutuhan atau kapasitas pengolahan, kondisi
lingkungan kepadatan penduduk, ketersediaan lahan, ketinggian muka air
tanah, aspirasi non teknis yang terkait dengan perencanaan dan pemilihan
sistem serta kemudahan dalam pengoperasian dan pemeliharaannya.
Prasarana dan sarana sanitasi dalam Program Dana Alokasi Khusus
Infrastruktur Bidang Sanitasi dipilih sesuai dengan kebutuhan masyarakat
dan kondisi lingkungan setempat berdasarkan asas keberlanjutan. Jenis
sarana sanitasi terpilih ini akan menjadi dasar dalam penyusunan
Rencana Kerja Masyarakat (RKM) yang dilakukan oleh Kelompok
Swadaya Masyarakat (KSM) sebagai Tim Pelaksana Swakelola. Untuk
daerah spesifik seperti daerah pantai, daerah rumah panggung, daerah
wilayah sungai, daerah rawa dan muka air tanah tinggi serta daerah banjir,
alternatif pilihan teknologi pengolahan dan jenis SPALD-S atau SPALD-T
skala permukiman dengan sistem perpipaan harus ada rekomendasi dari
Direktorat Sanitasi.

Proses utama pengolahan air limbah domestik dalam prasarana dan


sarana bidang sanitasi adalah proses secara biologi, untuk teknologi
pengolahannya terdiri dari beberapa pilihan/opsi yaitu:
a. Proses secara Anaerobik;
b. Proses secara Aerobik;
c. Kombinasi Proses Anaerobik dan Aerobik.

Untuk membantu masyarakat dalam memahami teknologi/prasarana


sanitasi dilaksanakan sosialisasi, penjelasan dan diskusi-diskusi dalam
rembug warga yang diselenggarakan oleh OPD sebagai pengelola
kegiatan swakelola bidang sanitasi. Alternatif pilihan teknologi
berdasarkan pertimbangan :

104
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

 Hasil pemetaan (transect walk), observasi detail awal oleh OPD


bersama dengan masyarakat pada tahun sebelumnya;
 Hasil pemetaan masyarakat, klasifikasi, kondisi sumber air, existing
sanitasi, identifikasi calon pengguna dan akses terhadap sarana
sanitasi yang direncanakan.

PENGOLAHAN SETEMPAT PENGANGKUTAN PENGOLAHAN LUMPUR TINJA

SISTEM Individua Komunal


l
SETEMPAT

INDIVIDUAL
TANGKI
SEPTIK MCK
KENDARAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR
KOMUNAL PENGANGKUTAN TINJA
(2-10 KK)

PELAYANAN PENGUMPULA PENGOLAHAN

SISTEM IPALD Skala Kota


(> 20.000 jiwa)
TERPUSAT

IPALD Saka Permukiman


(50 – 20.000 jiwa)

Pipa air kotor, pipa air cuci (grey Pipa retikulasi, pipa
water), penangkap lemak, pipa persil, utama termasuk manhole,
pipa servis, bangunan inspeksi stasiun pompa, dll
IPALD Skala Kawasan Tertentu
(rusun)
DAK

3.1.1. Alternatif Pilihan Teknologi Air Limbah Domestik SPALD-T dan


SPALD-S
Alternatif pilihan sarana dan prasarana sanitasi dalam Program Dak
Infrastruktur Bidang Sanitasi terdiri dari:

3.1.1.1. Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Setempat (SPALD-


S)
Komponen Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Setempat (SPALD-
S) terdiri dari beberapa Sub Sistem pengolahan, antara lain sebagai
berikut :

A. Sub Sistem Pengolahan Setempat


Sub sistem Pengolahan setempat berfungsi untuk mengumpulkan dan
mengolah air limbah domestik (black water dan Grey Water) dilokasi
sumber. Terkait Sub Sistem pengolahan tersebut, maka kapasitas
105
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

pengolahannya terdiri atas :


1. Skala Individual dapat berupa cubluk kembar, Tangki Septik dengan
bidang resapan, biofilter dan khusus pada daerah spesifik/tertentu
seperti pasang surut, kepulauan, pantai, dll dapat menggunakan
tangki septik pabrikasi yang sudah SNI dari Puslitbangkim
Kementrian PUPR;
2. Skala komunal diperuntukan:
a. 2 (dua) sampai dengan 10 (Sepuluh) unit rumah tinggal;
b. Mandi Cuci Kakus (MCK).

B. Sub Sistem Pengangkutan


Sub Sistem pengangkutan merupakan sarana untuk memindahkan
lumpur tinja dari Sub Sistem pengolahan lumpur tinja.

C. Sub Sistem Pengolahan Lumpur Tinja


Sub Sistem Pengolahan Lumpur Tinja berfungsi untuk mengolah lumpur
tinja yang masuk dalam IPLT. Sub Sistem pengolahan lumpur tinja terdiri
dari pengolahn fisik, pengolahan biologis, dan/atau pengolahan kimia.

3.1.1.2. Pilihan Sarana dan Prasarana SPALD-S


Sarana dan prasarana yang dapat dikembangkan dalam pembangunan
Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Setempat (SPALD-S) antara
lain:
1. Pengembangan Pelayanan Penyedotan Lumpur Tinja melalui:
a. Pembangunan tangki septik skala individu di perkotaan dengan
kepadatan penduduk ≤ 150 jiwa/Ha, satu titik lokasi/satu KSM
minimal 50 unit, khusus untuk kabupaten/kota yang sudah
memiliki IPLT dan sedang menyusun/ sudah mempunyai sistem
pengelolaan lumpur tinja (reguler/on-call basis);
b. Pengadaan truk tinja maksimal 1 unit truk untuk kabupaten/kota
yang sudah memiliki IPLT dan sedang menyusun/ sudah
mempunyai sistem pengelolaan lumpur tinja (reguler/on-call
basis).
2. Pembangunan tangki septik skala komunal (5-10 KK);
106
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

3. Pembangunan tangki septik skala individual perdesaan dari akses


dasar menjadi akses layak pada lokasi yang telah dinyatakan sebagai
kawasan Open Defecation Free (ODF) selama minimal 2 tahun,
berdasarkan data Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), satu
titik lokasi atau satu KSM minimal 50 unit.
4. Pembangunan tangki septik skala komunal (5-10 KK) di kawasan
permukiman kumuh.

Pilihan teknologi prasarana air limbah 1 dan 3 diperuntukkan bagi


Kabupaten/Kota yang sudah memiliki Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
(IPLT) dan Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT).

3.1.1.3. Sarana & Prasarana yang Dapat Dikembangkan


Berikut ini adalah sarana & Prasarana yang dapat dikembangkan dalam
perencanaan DAK:
1. Mengacu dari SNI 2398:2017 atau SNI 03-2398-2002 tentang
perencanaan tangki septik dengan sistem resapan, maka pengertian
tangki septik adalah suatu ruangan yang berfungsi untuk menampung
dan mengolah air limbah domestik rumah tangga dengan kecepatan
air yang lambat, sehingga memberi kesempatan untuk terjadi
pengendapan terhadap suspensi benda-benda padat, dan
kesempatan untuk penguraian penguraian bahan-bahan organik oleh
Mikroorganisme/bakteri anaerobik atau aerobik.

Pilihan teknologi yang ada untuk tangki septik sangat beragam. Salah
satunya dapat berdasarkan pada material pembuatnya seperti dari
beton atau pabrikasi yang sudah tersertifikasi SNI. Walau bentuk dan
material pembuatnya berbagai macam namun prinsip utama dari
tangki septik harus diutamakan yaitu :
a. Bangunan harus kedap air;
b. Mempunyai pipa udara (hawa);
c. Mempunyai lubang kontrol untuk proses penyedotan akumulasi
lumpur tinja yang terbentuk;

107
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

d. Mempunyai ruangan yang cukup untuk terjadi proses


pengendapan dan pengolahan.
2. Tangki Septik Sakala Individual di Perkotaan dan Perdesaan (minimal
satu lokasi ada 50 unit). Usulan prasarana ini khusus bagi
Kabupaten/Kota yang sudah memiliki IPLT dan sudah beroperasi,
serta berkomitmen mengeluarkan Perda/Perbup/Perwali tentang
program Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT) pada tahun berjalan.
Khususnya Tangki Septik Skala Individual di Perdesaan selain
persayaratan tersebut juga sudah harus ODF minimal 1 tahun;
3. Tangki Septik skala Individual di Perkotaan pada lokasi kepadatan
penduduk ≤ 150 jiwa/Ha adalah suatu kolam atau bak bersekat-sekat
sehingga terbagi dalam beberapa ruang dan merupakan tempat
pembuangan yang dibuat dengan bahan kedap air, sehingga air dalam
tangki septik tidak dapat meresap ke tanah. Tangki septik ini
digunakan untuk mengolah limbah cair rumah tangga skala individual
terdiri dari bak pengendap, ditambah dengan suatu filter yang diisi
kerikil atau pecahan batu untuk mengurai limbah;
4. Tangki Septik Skala Individual Perdesaan untuk perbaikan unit
pengolahan setempat dari akses dasar menjadi akses layak pada
lokasi yang telah dinyatakan sebagai kawasan Open Defecation Free
(ODF) selama minimal 2 tahun berdasarkan data STBM, perencanaan
dalam satu lokasi minimal 50 unit. Usulan prasarana ini khusus bagi
Kabupaten/Kota yang sudah memiliki IPLT yang sudah beroperasi,
dan berkomitmen mengeluarkan Perda/Peraturan Bupati/Peraturan
Walikota tentang program Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT)
pada tahun berjalan;
5. Tangki Septik Dengan Media Bakteri. Sarana ini terdiri dari bak kontrol
yang berfungsi sebagai inlet dan pembagi aliran, bak pengendap dan
tiga kompartemen biofilter. Rincian dimensi sesuai dengan tabel di
bawah.
6. Tangki septik komunal dengan media bakteri dapat dipilih dari beton
konvensional maupun tangki buatan pabrik apabila dengan kondisi

108
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

muka air tanah kurang dari 1,5 meter, tangki dapat dibuatkan precast
dari beton/kayu jika menggunakan tangki pabrikan.
7. Tangki Septik Komunal dengan Media Bakteri terdiri dari
pembangunan jaringan perpipaan, Sambungan Rumah (SR) dan IPAL
bagi daerah semi perkotaan dengan pelayanan 5–10 KK;
8. Bentuk desain dapat disesuaikan dengan kondisi lahan, asalkan
volume efektif. Kedalaman efektif bak kurang dari 2 meter tidak
disarankan agar suasana anaerobik tetap terjaga. Seluruh air limbah
kakus, mandi dan cuci dapat diolah. melalui Tangki Septik dengan
Media Filter.
9. Tangki Septik Skala Komunal (5-10 KK). Opsi teknologi tangki septik
skala komunal dapat dilaksanakan bagi lokasi yang memiliki kriteria
sebagai berikut :
a. Bagi warga yang belum memiliki jamban dan/atau tangki septik
sesuai SNI;
b. Kepadatan penduduk 50-150 jiwa/Ha;
c. Setiap unit tangki septik skala komunal minimal melayani 5-10 KK.
10. Ketentuan Tangki septik Pabrikasi dan IPAL Pabrikasi; seluruh Tangki
Septik (Individu dan Komunal) maupun IPAL Komunal yang terbuat
dari bahan pabrikasi dan boleh dipergunakan dalam Program DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi diantaranya adalah wajib memiliki
Sertifikasi Lulus Uji dari Balitbang/ Perkim Kementerian PUPR atau
oleh Balai Tehnologi Sanitasi, Direktorat Sanitasi, Direktorat Jenderal
Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
11. Ketentuan tentang cara pemasangan konstruksi pendukungnya
mengikuti ketentuan dalam petunjuk pemasangan dari/ atau oleh
pabrik;
12. Syarat pemilihan Tangki Septik Individual, Tangki Septik Ko,munal
dan IPAL Komunal dari bahan pabrikasi adalah dengan cara
memenuhi salah satu dari:
a. Muka air tanah kurang dari 1,5 meter;
b. Tidak tersedia air untuk pencampuran beton sesuai ketentuan;
c. Kurangnya tenaga kerja konstruksi beton; dan
109
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

d. Warga (TPS-KSM)/ calon pemanfaat memilih opsi dari bahan


pabrikasi, dibuktikan dengan Berita Acara hasil Rembuk TPS-KSM
dengan calon pemanfaat.

Gambar 11. Tangki Septik Komunal dengan Media Bakter untuk 5 – 10


KK (botol mineral

Gambar 12. Ilustrasi Tangki Septik Komunal (5 – 10 KK)

Gambar 13. Contoh Ilustrasi Tangki Septik Incovodual

110
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Gambar 14. Desain Tangki Septik Komunal (5 – 10 KK)

Gambar 15. Desain Tangki Septik Individual

Gambar 15. Desain Tangki Septik Komunal Pabrikan (5 – 10 KK)

3.1.1.4. Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T)


SPALD-T adalah Sistem Gabungan MCK Kombinasi IPAL Komunal dan
Sistem Perpipaan Sederhana. Sistem ini mengakomodasi masyarakat
111
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

yang tidak memiliki maupun yang memiliki jamban pribadi. IPAL yang
digunakan disambungkan dengan outlet MCK plus dan sistem perpipaan.
Direkomendasikan agar MCK Kombinasi IPAL Komunal ditempatkan
dekat dengan fasum-fasos maupun jalan lintas utama masyarakat.
Proses pengolahan yang akan diterapkan dalam sebuah IPAL ditentukan
dengan langkah berikut ini:
a. Mengumpulkan data mengenai air limbah domestik yang akan diolah,
meliputi kualitas dan kuantitas air limbah domestik serta beban
organik air limbah domestik;
b. Menentukan proses pengolahan yang dibutuhkan berdasarkan;
c. Aspek teknis yaitu kemudahan pengoperasian, ketersediaan SDM,
jumlah lumpur yang dihasilkan, kualitas efluen;
d. Aspek non teknis yaitu ketersediaan lahan dan ketersediaan biaya
investasi dan pengoperasian.

Gambar 16. Bagan Alir Pemilihan Unit Pengolahan pada IPAL

3.1.1.5. Komponen SPALD-T


Komponen Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T)
terdiri dari beberapa Sub Sistem, antara lain sebagai berikut :

112
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

3.1.1.6. Sub Sistem Pelayanan


Sub Sistem Pelayanan merupakan prasarana dan sarana untuk
menyalurkan air limbah domestik dari sumber melalui perpipaan ke Sub
Sistem Pengumpulan, Sub Sistem pelayanan terdiri dari :
a. Pipa tinja;
b. Pipa non tinja;
c. Bak perangkap lemak dan minyak dari dapur;
d. Pipa persil;
e. Bak kontrol.
f. Sumur resapan air hujan

3.1.1.7. Sub Sistem Pengumpulan


Sub Sistem pengumpulan merupakan prasarana dan sarana untuk
menyalurkan air limbah domestik dari Sub Sistem Pelayanan ke Sub
Sistem Pengolahan Terpusat, Sub Sistem pengumpulan terdiri dari :
a. Pipa Retikulasi yang terdiri dari pipa lateral dan pipa servis
b. Pipa Induk
c. Prasarana dan sarana pelengkap (bangunan pendukung).

3.1.1.8. Sub Sistem Pengolahan Terpusat


Merupakan prasarana dan sarana berupa Instalasi pengolahan air limbah
domestik (IPAL) untuk mengolah air limbah domestik yang dialirkan dari
rumah-rumah melalui Sub Sistem Palayanan dan Sub Sistem
Pengumpulan,untuk diolah agar menghasilkan air hasil olahan (Effluent)
yang aman bagi lingkungan. Adapun prasarana dan sarana IPAL terdiri
atas :

a. Prasarana Utama
 Pre Treatment / Pengolahan Awal
 Proses Fisik
a. Screen;
b. Grit Chamber;
c. Equalisasi;
d. Settler/Sedimentasi awal.
113
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

 Primary Treatment / Pengolahan Utama


 Proses Biologi
a. Anaerobik;
b. Aerobik;
c. Kombinasi Anaerobik dan Aerobik.
 Post Treatment / Pengolahan Lanjut
 Proses Fisik
a. Karbon Aktif;
b. Saringan pasir lambat;
c. Sedimentasi akhir;
d. Horizontal Gravel Filter / Wetland;
e. Proses kimia;
f. Desinfeksi dengan klorin.

b. Prasarana dan sarana pendukung meliputi


 Infrastruktur jalan berupa jalan masuk, jalan operasional dan
jalan inspeksi;
 Sumur pantau;
 Alat pemeliharaan;
 Pagar pembatas;
 Pipa pembuangan;
 Tanaman penyangga dan/atau;
 Sumber energi listrik.

3.1.1.9. Perencanaan Sub Sistem Pengumpulan


Perencanaan Subsistem pengumpulan dalam Program DAK Infrastruktur
Bidang Sanitasi terdiri dari jaringan pipa induk yang berfungsi untuk
membawa air limbah domestik dari beberapa rumah menuju Instalasi
Pengolahan Air Limbah Domestik agar tidak terjadi pencemaran pada
lingkungan sekitarnya. Sumber air limbah domestik dari rumah tangga
adalah sebagai berikut:
1. WC/kakus/jamban. Air limbah domestik yang berasal dari sumber ini
sering disebut dengan istilah black water.
2. Kamar mandi, tempat cuci,dan tempat memasak (dapur). Air limbah
114
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

domestik yang berasal dari sumber ini sering disebut dengan istilah
grey water.

Pada tiap pertemuan atau belokan harus menggunakan bak kontrol, jarak
antara bak kontrol pada jaringan pipa induk maksimal 20 meter bertujuan
untuk mengurangi akumulasi gas dan memudahkan pemeliharaan
saluran. Syarat-syarat pengaliran air limbah yang harus diperhatikan,
dalam perencanaan jaringan saluran air limbah adalah :
3. Pengaliran secara gravitasi
4. Batasan kecepatan minimum dan maksimum harus diperhatikan.
Kecepatan minimum untuk memungkinkan terjadinya proses self-
cleansing,sehingga bahan padat yang terdapat didalam saluran tidak
mengendap di dasar pipa,agar tidak mengakibatkan penyumbatan,
sedangkan kecepatan maksimum mencegah pengikisan pipa oleh
bahan-bahan padat yang terdapat didalam saluran.

Persyaratan teknis perencanaan pipa pengumpulan air limbah domestik


dapat di lihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 10. Persyaratan Teknis Perencanaan Pipa Pengumpulan Air
Limbah Domestik

No Kategori Keterangan
Tersedia Air Bersih Untuk
1 Suplai Air Bersih
Keperluan Gelontor
Minimal 100 mm,Karena Membawa
2 Diameter Pipa
Padatan
3 Aliran Dalam Pipa Aliran Seragam
Kecepatan Pengaliran
4 0,6 Meter/Detik
Minimal
5 Kecepatan Aliran Maximal 3 Meter/Detik

3.1.1.10. Dimensi dan Kemiringan Pipa


 Dimensi Pipa, dimensi pipa untuk Sanimas DAK Infrastruktur
Bidang Sanitasi DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi adalah sebagai
berikut:
 Dimensi pipa untuk sambungan rumah/persil adalah 3”-4”.
 Dimensi pipa untuk pipa induk adalah 4” – 6”.
 Kemiringan Pipa
115
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Kemiringan pipa minimal diperlukan agar di dalam pengoperasiannya


diperoleh kecepatan pengaliran minimal dengan daya pembilasan sendiri (self
cleansing) guna mengurangi gangguan endapan di dasar pipa.

Kemiringan muka tanah yang lebih curam daripada kemiringan pipa minimal
bisa dipakai sebagai kemiringan desain selama kecepatannya masih di bawah
kecepatan maksimal.Kemiringan pipa untuk Snimas DAK Infrastruktur
Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :
a. Kemiringan pipa untuk sambungan rumah (pipa persil) adalah 1% -
2%; dan
b. Kemiringan pipa untuk pipa induk adalah 0.4% - 1%.

3.1.1.11. Bahan Perpipaan


Pemilihan bahan pipa harus betul-betul dipertimbangkan mengingat
air limbah banyak mengandung bahan padat yang mengganggu atau
menurunkan kekuatan pipa. Demikian pula selama pengangkutan dan
pemasangannya, diperlukan kemudahan serta kekuatan fisik yang
memadai. Pipa yang biasa dipakai untuk penyaluran air limbah
komunal adalah:
1. Pipa SNI khusus air limbah yang mengacu pada SNI 06-0178-
1987, dalam kondisi khusus dapat digunakan pipa klas AW. Pipa
klas D hanya boleh digunakan untuk pipa persil (SR).
2. PE (polyethylene) untuk daerah rawa atau persilangan di bawah
air.
3. Pipa galvanis untuk kondisi jaringan pipa yang ter ekspos.

3.1.1.12. Sambungan Perpipaan


a. Untuk PVC:
 Solvent(lem): untuk diameter kecil;
 Cincin karet: untuk diameter lebih besar.
b. Untuk Galvanis:
 Flange atau las

116
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

3.1.1.13. Kedalaman Perpipaan


1. Kedalaman perletakan pipa minimal diperlukan untuk perlindungan
pipa dari beban di atasnya dan gangguan lain;
2. Kedalaman galian pipa Persil > 0,2 m, selanjutnya mengikuti
gradien hidrolik. Dalam situasi tertentu memperhitungkan beban
luar.

3.1.1.14. Bangunan Pelengkap pada Sub Sistem Pengumpulan


Prasarana dan sarana pelengkap (bangunan pendukung) berupa unit bak
kontrol yang berfungsi sebagai awal dari satu kesatuan Sistem
Pengolahan Air limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) unit pengolahan ini
terdiri dari;

Bangunan pelengkap pada sub_sistem pengumpulan terdiri dari;


1. Unit Manhole dengan Spesifikasi antara lain sebagai berikut :
a. Bentuk; Bulat dengan diameter 60 cm
b. Bahan; Precast/pracetak dengan campuran komposisi beton 1;2;3
atau dengan besi tuang
c. Tutup;Prinsipnya rapat, kedap air dan udara, ringan dan mudah
dibuka untuk perawatan rutin dan dikunci.
d. Bak Manhole digunakan untuk memudahkan pemeliharaan pada
saluran perpipaan apabila terjadi penyumbatan.

2. Unit Drop Manhole


Drop Manhole digunakan apabila beda elevasi pertemuan cabang saluran
datang (Inlet) dan saluran yang meninggalkan (Outlet) > 50 cm.

117
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Gambar 17. Unit Drop Manhole


3.1.1.15. Perencanaan Sub Sistem Pelayanan
Sub Sistem Pelayanan merupakan prasarana dan sarana untuk
menyalurkan air limbah domestik dari sumber melalui perpipaan ke Sub
Sistem Pengumpulan yang terdiri dari beberapa unit proses pengolahan
yaitu;

A. Grease Trap / Penangkap Lemak.


Unit perangkap lemak adalah bak kontrol yang dilengkapi dengan pipa
masuk (inlet) dan keluar (outlet) yang berfungsi memisahkan lemak dan
padatan dari dapur.Unit ini dimaksudkan untuk mencegah penyumbatan
akibat masuknya lemak ke dalam pipa. Disarankan dipasang diluar dapur
dan daerah dengan pemakaian air rendah, dan lokasinya sedekat
mungkin dengan sumbernya. Spesifikasi Unit penangkap lemak sebagai
berikut;
 Bentuk; Bulat dengan diameter 40 cm;
 Bahan; (1). Precast/pracetak dengan campuran beton komposisi 1:2:3
(2). Besi tuang;
 Lokasi; Penempatan sedekat mungkin dengan dapur, kedalaman dari
muka tanah maximal 50 cm; dan

118
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

 Tutup; Prinsipnya adalah rapat, kedap air dan udara, ringan dan
mudah di buka untuk perawatan rutin dan di kunci, jika terletak pada
badan jalan, wajib menggunakan bahan dari besi tuang, jika tidak
terletak tidak dibadan jalan boleh menggunakan bahan campuran
beton dengan komposisi 1:2:3 atau dari plastik.

B. Bak Kontrol Sambungan Rumah


Berfungsi untuk mengalirkan air limbah yang bersumber dari
WC/kakus/jamban, cuci dan mandi. Unit Bak Kontrol dari kamar mandi/WC
dengan spesifikasi;
 Bentuk; Bulat dengan diameter 40 cm;
 Bahan; Precast/pracetak dengan campuran komposisi beton 1;2;3 atau
dengan besi tuang; dan
 Tutup; Prinsipnya rapat, kedap air dan udara, ringan dan mudah dibuka
untuk perawatan rutin dan dikunci.

C. Bak Kontrol Utama


Berfungsi untuk mengalirkan seluruh air limbah pada Sub sistem
pengumpulan menuju ke sub sistem pengolahan.

D. Sumur Resapan Air Hujan


Bertujuan untuk mengantisipasi air hujan dari lingkungan warga masuk ke
Sub Sistem pengolahan yang dapat mengganggu kinerja IPAL secara
keseluruhan. Sumur resapan ini berfungsi untuk meresapkan air hujan
khususnya pada lokasi dimana warga yang mempunyai sumur terbuka.

3.1.1.16. Perencanaan Sub Sistem Pengolahan


Rencana Teknik Rinci (RTR) Sub Sistem Pengolahan berupa Instalasi
Pengolahan Air Limbah Domestik (IPALD) dibuat oleh masyarakat dan
didampingi oleh Tenaga Fasilitator Lapangan setelah jenis sarana sanitasi
dan teknologi pengolahan air limbah domestik dipilih oleh masyarakat
dalam rembuk warga.

119
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

3.1.1.17. Opsi Teknologi dalam Perencanaan IPALD


Opsi teknologi dalam perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah
Domestik (IPALD) dalam Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi
minimal terdiri dari;
A. Unit Grit Chamber & Screen/ Penangkap padatan.
Sebelum masuk ke unit pengolahan, dibangun konstruksi Grit chamber
dan screen yang berfungsi untuk menangkap padatan besar dan padatan
inorganic seperti pasir, plastik, logam, kaca, dlsb. Sehingga tidak
mengganggu sistim pengolahan selanjutnya.

B. Unit Equalisasi /Bak Perata Aliran


Berfungsi untuk meratakan/ menyamakan beban aliran yang masuk agar
menjadi laminer/rata sehingga tidak mengganggu sistem pengolahan
selanjutnya.

C. Unit Settler/Sedimentasi Awal


Berfungsi untuk mengendapkan padatan organic dalam limbah sehingga
Total padatan tersuspensi dalam air limbah akan mengendap dan
dilanjutkan dengan stabilisasi dari bahan yang diendapkan tersebut
melalui proses anaerobic.

D. Unit Pengolahan Secara Biologi


Pengolahan biologis adalah penguraian bahan organik yang terkandung
dalam air limbah oleh mikroorganisme/bakteri sehingga menjadi bahan
kimia sederhana berupa unsur-unsur dan mineral yang siap dan aman
dibuang ke lingkungan. Dalam pengolahan ini, polutan yang degradable
(mudah diuraikan) dapat segera dihilangkan. Polutan tersebut merupakan
makanan bagi bakteri, sehingga dalam waktu yang singkat bakteri akan
berkembang biak menghabiskan polutan yang ada dalam air limbah dan
menghasilkan lumpur biologis sebagai endapan. Pengolahan secara
biologi terbagi menjadi 2 bagian yaitu;
 Proses Anaerobik adalah proses pengolahan air limbah secara biologi
dengan dibantu menggunakan mikroorganisme jenis anaerob dalam
120
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

mendegradasi parameter pencemar (BOD,COD) yang terkandung


dalam air limbah. Dalam aplikasinya terdapat 2 (dua) model/jenis
tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme/bakeri yaitu secara
melayang dan melekat pada suatu media yang di pasang dalam
kompartemen pengolahan.

Skema pengoalahan air limbah dengan proses Anaerobik dapat di lihat


seperti gambar berikut;

Gambar 16. Skema Pengolahan Air Limbah dengan Proses


Anaerobik
 Proses Aerobik adalah proses pengolahan air limbah secara biologi
dengan dibantu menggunakan mikroorganisme jenis aerobik dalam
mendegradasi parameter pencemar (BOD,COD ) yang terkandung
dalam air limbah. Dalam aplikasinya terdapat 2 ( dua ) model/jenis
tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme/bakeri yaitu secara
melayang dan melekat pada suatu media yang di pasang dalam
kompartemen pengolahan.

Skema pengolahan air limbah dengan proses Aerobik dapat di lihat seperti
gambar berikut :

Gambar 19. Skema Pengolahan Air Limbah dengan Proses Aerobik

 Kombinasi proses Anaerobik dan Aerobik


Proses kombinasi anaerobik dan aerobik adalah proses pengolahan air
limbah secara biologi dengan menggabungkan proses Anaerobik dan
proses Aerobik.

121
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Skema pengolahan air limbah dengan proses kombinasi dapat di lihat


seperti gambar berikut :

Gambar 20. Skema Pengolahan Air Limbah dengan Proses


Kombinasi

E. Prasarana dan Sarana Pendukung


1. Infrastruktur jalan berupa jalan masuk, jalan operasional dan jalan
inspeksi;
2. Sumur pantau berfungsi untuk memonitoring kualitas hasil olahan dan
pengambilan sampel air limbah.

3.1.1.18. Parameter Desain dalam Penyusunan RTR/ DED IPAL


Parameter Desain dalam Penyusunan RTR/ DED IPAL sebagai berikut :
1. Debit Limbah; Debit Limbah dalam Rencana Teknik Rinci
pembangunan IPAL di tentukan berdasarkan Perhitungan dan atau
asumsi pemakaian air setiap jiwa dari calon pengguna dan pemanfaat
IPAL, contoh asumsi kebutuhan air bersih per jiwa perhari :
a. Kota Kecil dengan kebutuhan 60-100 liter/orang/hari.
b. Kota Sedang dengan kebutuhan 90-100 liter/orang/hari.
c. Kota Besar dengan kebutuhan 100-150 liter/orang/hari.
* Sumber Pedoman Konstruksi dan Bangunan, Dep. PU.

2. Karakteristik Limbah; Karakteristik air limbah adalah parameter yang


terdapat dalam air limbah secara fisik, biologi dan kimia.

3. Baku Mutu Air Limbah; Baku mutu air limbah adalah ukuran batas
atau kadar unsur pencemar dan atau jumlah unsur pencemar yang
ditenggang keberadaannya dalam air limbah yang akan dibuang atau
dilepas ke dalam sumber air dari suatu usaha dan atau kegiatan.
Dalam merencanakan unit instalasi pengolahan air limbah,kualitas
effluent pengolahan air limbah mengacu pada baku mutu effluent

122
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

yang berlaku, sesuai dengan amanat Peraturan Menteri LHK Nomor


68 Tahun 2016.

4. Hydrolic Retention Time (HRT)/Waktu Tinggal; Makin lama waktu


tinggal air limbah makin baik, tapi di perhatikan juga dengan anggaran
yang tersedia. Dalam IPAL Sanimas DAK Infrastruktur Bidang
Sanitasi waktu tinggal yang digunakan adalah minimum 24 Jam
dengan pendekatan aliran rata-rata air limbah dalam 24 jam atau 1
hari.

5. Organic Loading Rate /Laju Beban Organik; Kandungan organik air


limbah yang biasa dinyatakan dalam kg BOD/m3.

6. Hydrolic Loading / Beban Hidrolis; Dinyatakan sebagai volume air


buangan yang dapat diolah per satuan waktu persatuan luas
permukaan media.

7. Media Filter; Sangat penting memahami kriteria media filter yang


akan digunakan/dipilih, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
memilih media filter :
a. Mempunyai luas permukaan spesifik besar;
b. Mempunyai fraksi volume rongga tinggi;
c. Dibuat dari bahan yang tidak mudah rusak terendam dalam air;
d. Mempunyai kekuatan mekaniknya yang baik;
e. Ringan;
f. Fleksibilitas;
g. Pemeliharaan mudah;
h. Reduksi cahaya;
i. Sifat kebasahan (wettability).

8. Ketersediaan Lahan; Lahan yang akan dimanfaatkan untuk


bangunan IPAL merupakan lahan yang memiliki letak yang lebih
rendah dari permukiman dan dekat dengan badan air penerima yang
aktif/mengalir sepanjang tahun, memiliki luas yang memadai untuk
dibangun IPAL, status lahan harus pasti dan tidak dalam konflik.
123
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

3.1.1.19. Contoh Perhitungan Rencana Teknik Rinci/ DED IPAL


Berikut adalah salah satu contoh perhitungan desain IPAL beton dengan
kapasitas pengolahan 50 KK setara dengan 250 jiwa dengan lebar lahan
yang tersedia 3 meter. Sebagai contoh dalam buku pedoman ini adalah
sistem pengolahan air limbah domestik secara biologi dengan proses
anaerobik sebagai proses utamanya, menggunakan media filter sebagai
tempat menempelnya microbiologi/bakteri yang dikenal dengan
Anaerobik filter/biofilter.

Pendekatan yang digunakan dalam sistem pengolahan air limbah


domestik dalam contoh ini adalah sebagai berikut:
1. Makin merata aliran, makin baik;
2. Makin lama waktu tinggal dalam bak settler, makin baik;
3. Makin banyak mikroorganisme/bakteri makin baik;
4. Memperpanjang waktu kontak supernatan dalam air limbah dengan
media filter sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya
mikroorganisme/bakteri dengan cara membagi beberapa
kompartemen/ruang/bak anaerobic;
5. Makin luas permukaan media filter, makin baik;
6. Makin besar rongga dalam media filter (void ratio) makin baik.

Unit-unit pengolahan yang terdapat dalam IPAL adalah sebagai berikut :


1. Pengolahan Awal / Pre_Treatment
 Grit Chamber,Screen dan Equalisasi; Fungsi utama bukan untuk
bak pengolahan,tapi hanya untuk penampung awal agar aliran air
limbah ke ipal lebih laminer/rata,serta menangkap padatan yang tidak
dapat terurai seperti pasir dll, harus dibersihkan maksimal 2 minggu
sekali;
 Sekat Gantung; Berfungsi sebagai perangkap scum yang terbentuk
pada bak settler/sedimentasi awal;
 Settler/ Sedimentasi; Proses sedimentasi/pengendapan dan
dilanjutkan dengan stabilisasi dari bahan yang diendapkan tersebut
melalui proses anaerobik. Tujuannya adalah untuk mengendapkan
124
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

dan menstabilkan lumpur sebelum masuk ke pengolahan selanjutnya


(sebagai pengolahan awal);
 Ruang Lumpur; Berfungsi untuk menampung akumulasi
mikroorganisme/bakteri yang sudah menjadi lumpur dari proses
sedimentasi dalam bak settler/sedimentasi.
 Gutter; Sebagai pengarah aliran dan menstabilkan kecepatan aliran
dari bak settler/sedimentasi menuju ke Proses pengolahan utama.

2. Pengolahan Utama / Primary_Treatment


Anaerobic Filter/Biofilter; Sistem ini untuk memproses bahan-bahan
yang tidak terendapkan dan bahan padat terlarut (dissolved solid) dengan
cara mengkontakan dengan surplus mikroorganisme anaerobik pada
media filter dengan tujuan akan terjadi penguraian bahan organik terlarut
(dissolved organic) dan bahan organik yang terspresi (dispersed organic)
yang ada dalam air limbah dalam kondisi Anaerobik atau tanpa
menggunakan oksigen.

3. Sumur Pantau; Berfungsi untuk memonitoring kualitas air hasil


olahan dan pengambilan sampel air buangan.
PARAMETER JUMLAH SATUAN KETERANGAN
Jumlah Pengguna 250 Jiwa (disesuaikan)
Penggunaan Air Bersih 90 liter/hari (disesuaikan)
% dari air
Timbunan Air Limbah 0,8 (standar 0,7 - 0,8 %)
bersih
Endapan Lumpur
15 liter/tahun (baku)
Limbah
Kooefisien Saat Jam
1,2 (pilih 1,1 - 1,2)
Sibuk
Waktu Tinggal di IPAL 24 Jam (disesuaikan)
24 Jam (disesuaikan)

125
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Contoh Perhitungan IPAL dalam Program DAK Infrastruktur Bidang


Sanitasi untuk 50 KK dengan ketersediaan lebar lahan 3 m
 Kapasitas Volume IPAL
 Penggunaan Air Bersih 50 KK (250) jiwa
= Jumlah Pengguna x Jumlah Penggunaan Air Bersih
= 250 jiwa x 90 liter/hari
= 22.500 liter/hari
= 22,5 m3/hari

 Volume Limbah
= Timbunan Air Limbah x Penggunaan Air Bersih
= 0,8 x 22,5 m3/hari
= 18 m3/hari

 Volume saat Jam Puncak = Koefisien Jam Sibuk x Volume Limbah


= 1,2 x 18 m3/hari
= 21,6 m3/hari

 Q = Volume Jam Puncak : 1 hari


= 21,6 m3/hari : 24 jam
= 0,9 m3/jam

 Volume Lumpur = Endapan Lumpur Limbah x Jumlah Pengguna x 1 hari


= 15 liter/tahun x250 jiwa x 1 Hari
= 3.750 liter/tahun
= 3,75 m3/tahun.

 Kapasitas Unit Settler


 Waktu Tinggal di Settler= 12 jam
 Volume Bak Settler = Debit Air Limbah x Waktu Tinggal di Settler
= 0,9 m3/jam x 12 jam
= 10,8 m3/hari

 Volume Bak Lumpur = 3,75 m3/jam


 Dimensi Bak IPAL =
126
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Lebar = 2,7 m (ditentukan)


Tinggi = 2 m (ditentukan)
Panjang = Volume Bak Settler : (Lebar x Tinggi)
= 10,8 m3/hari : (2,7 m x 2 m)
= 2m
 Cek Kecepatan Aliran di Unit Settler
 V max= 0,5 m3/jam
 Luas Penampang = Panjang Settler x Lebar Settler
= 2 m x 2,7 m
= 5,4 m2

 V (Kecepatan Aliran di Settler)= Debit Air Limbah : Luas Penampang


Settler
= 0,9 m3/jam : 5,4 m2
= 0,17 m3/jam

 V < V max  aman.

 Kapasitas Unit Anaerobic Filter (AF)


 Jumlah Bak AF = 9 buah (direncanakan)
 Waktu Tinggal di AF = 12 jam (direncanakan)
 Volume Bak AF = Volume Bak Settler = 10,8 m3/hari
 Volume 1 Bak AF = Volume Bak AF : Jumlah Bak AF
= 10,8 m3/hari : 9
= 1,2 m3/hari
 Dimensi 1 Bak AF =
Tinggi = 2 m (ditentukan)
Lebar = (Lebar settler – (2 x lebar dinding sekat)) : 3
= (2,7 m – (2 x 0,15) : 3
= 0,8 m
Panjang = Volume AF : (Lebar AF X Tinggi AF)
= 1,2 : (0,8 X 2)
= 0,75 m
=> dibuat 0,9 m agar mudah dalam pelaksanaan konstruksi.
127
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

 Cek Kecepatan Aliran di Unit Anaerobic Filter (AF)


 V max = 1 – 2 m3/jam
 Luas Penampang AF = Panjang AF X Lebar AF
= 0,75 m x 0,8 m
= 0,6 m2
 Kecepatan Aliran di AF = Debit Air Limbah : Luas Penampang AF
= 0,9 m3/jam : 0,6 m2
= 1,5 m3/jam

 V max bawah < V < Vmax atas  aman

Contoh Gambar RTR Perhitungan IPAL 50 KK dengan Ketersediaan


Lahan Lebar 9,5x6 meter dengan Tangki Pabrikan

128
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Contoh Gambar RTR Perhitungan IPAL 50 KK dengan Ketersediaan


Lahan Lebar 3 meter

129
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

130
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

131
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

132
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

133
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Gambar 21. Contoh layout dan Bangunan IPAL KOMPAK beserta unit-unit IPAL
dalam program Sanimas DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi

134
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

3.1.1.20. Rencana Anggaran Biaya (RAB)


Skema pelaksanaan perhitungan anggaran biaya adalah :

Analisa Harga
Upah Tenaga Kerja Satuan
Pekerjaan

RAB

Harga Volume
Bahan/Material Pekerjaan

RAB = Volume Pekerjaan x Harga Satuan Pekerjaan

Keterangan :
1. Upah Tenaga Kerja tergantung dari masing-masing keahlian, dan dihitung
perhari kerja yaitu 8 jam per hari;
Upah tenaga kerja didapat dilokasi, dikumpulkan dan dicatat dalam satu
daftar yang dinamakan daftar Harga Satuan Upah;
2. Harga bahan/material untuk pelaksanaan fisik didasarkan pada setiap
daerah/lokasi masing-masing (berdasarkan hasil survei di lokasi masing-
masing);
3. Harga satuan upah dan bahan/material untuk dasar perhitungan Biaya
Perencanaan didasarkan Harga Satuan Setempat;
4. Analisa harga satuan pekerjaan adalah perhitungan analisa untuk
mendapatkan harga satuan pekerjaan dengan menggunakan analisa SNI;
5. Harga satuan pekerjaan adalah jumlah harga bahan dan upah yang
dihitung/berdasarkan analisa SNI;
6. Volume pekerjaan adalah besar volume atau kubikasi suatu pekerjaan yang
dihitung berdasarkan gambar bestek dan gambar detail;
7. Rencana anggaran biaya suatu bangunan adalah perhitungan banyaknya
biaya yang diperlukan (bahan dan upah) untuk menyelesaikan bangunan
tersebut.

135
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

3.1.1.21. Konstruksi Bangunan pada Sistem Pengolahan Air Limbah


Domestik Terpusat (SPAD-T).
Persyaratan bangunan IPAL tidak memperbolehkan adanya kebocoran
sehingga diharuskan memakai struktur beton bertulang yang kuat dan kedap air.

A. Pondasi
 Menggunakan batu pecah di tanam dengan kedalaman galian 60 cm atau
sesuai dengan gambar perencanaan/ spesifikasi teknis.
 Sisa tanah sisa galian dibuang ke tempat yang telah disediakan atau
dipindahkan ke lokasi yang telah direncanakan.
 Untuk lantai kerja pembuatan platform dengan konstruksi beton tumbuk
sesuai perencanaan/spesifikasi teknis.
 Pemadatan dan pengurugan kembali bekas galian di sekitar lokasi yang
telah dibuat.

B. Lantai Kerja
Dibuat lantai kerja minimal setebal 5 cm (beton tumbuk kelas tiga) diatas tanah
sebelum tulangan beton ditempatkan/dipasang.

C. Konstruksi Bangunan IPAL


Pemasangan platform dengan konstruksi beton bertulang sesuai gambar
rencana/spesifikasi teknis.
 Lantai bangunan IPAL dengan konstruksi beton betulang
 Dinding luar bangunan IPAL dengan konstruksi beton bertulang
 Sekat antar ruang dengan konsruksi beton bertulang atau menggunakan
pasangan bata
 Penghubung antar kompartemen dalam bangunan menggunakan pipa PVC
berikut aksesorisnya berupa T dengan diameter 2-4 inches.

Saat pekerjaan bangunan IPAL harus diperhatikan dan diawasi dengan teliti
karena kesalahan pekerjaan dapat menyebabkan terjadinya kebocoran pada
bangunan pengolahan. Setelah unit pekerjaan selesai dibangun harus dilakukan
pengetesan kebocoran dari unit.

136
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Gambar 22. Pemasangan Plat Atas Tutup IPAL dan Tutup Manhole

3.1.1.22. Material Konstruksi Bangunan IPAL


Bahan material yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pembangunan konstruksi
SPALD-T antara lain sebagai berikut :
1. Semen
Jenis dan tipe semen adalah jenis semen yang ber SNI penggunaan umum
(pasaran).

2. Agregat Halus (pasir)


Agregat halus yang akan digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
a. Terdiri dari butir-butir yang keras dan kekal;
b. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%, yang ditentukan terhadap
berat kering;
c. Tidak boleh mengandung bahan-bahan organis terlalu banyak;
d. Pasir dari laut tidak boleh digunakan.

3. Agregat Kasar
a. Agregat Kasar harus terdiri dari butir-butir keras atau tidak berpori dan
kekal;
b. Kandungan lumpur tidak boleh lebih dari 1%, yang ditentukan terhadap
berat kering.

4. Air

137
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Air yang akan dipakai untuk pembuatan beton tidak boleh mengadung minyak,
garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak
beton/baja tulangan.

5. Baja Tulangan
a. Baja tulangan yang akan dipakai adalah yang ada dipasaran;
b. Bentuk baja tulangan dapat berupa tulangan polos atau tulangan
diprofilkan.

6. Pengujian Kebocoran Unit IPAL


 Untuk membuktikan bahwa IPAL yang sudah selesai dikerjakan tidak bocor,
maka pengujian struktur hidrolis harus dilakukan sebelum dilakukan
pengecoran plat bagian atas;
 Setelah bekisting dilepas, semua dinding IPAL harus bersih dari timbunan,
supaya kebocoran pada dinding dapat diketahui dengan jelas;
 Sebelum pelaksanaan pengujian ini, tidak boleh dilakukan pengecatan;
 Tiap Unit Kompartemen yang akan diperiksa diisi dengan air sampai
dengan setinggi outletnya;
 Lakukan penutupan dan biarkan terisi sekurang-kurangnya 24 jam;
 Pengujian ini dilakukan per dua kompartemen secara berurutan;
 Ketinggian air selama waktu pengujian harus diamati dan tidak boleh terjadi
penurunan muka air.;
 Penurunan maksimum yang diijinkan selama 24 jam adalah 1 cm. Bila
penurunan permukaan air lebih dari 1 cm dalam waktu 24 jam berarti IPAL
tersebut bocor dan harus dicari tempat dimana yang bocor dan kemudian
dilakukan perbaikan.

Gambar 23. Contoh Media Filter yang sudah dirakit

138
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

3.1.2. Pilihan Teknologi Persampahan


Konsep pengelolaan persampahan melalui 3R adalah paradigma baru dalam
pola konsumsi dan produksi disemua tingkatan dengan memberikan prioritas
tertinggi pada pengelolaan limbah yang berorientasi padapencegahan timbunan
sampah, minimisasi limbah dengan mendorong barang yang dapat digunakan
lagi dan barang yang dapat di dekomposisi secara biologi (biodegradable) dan
penerapan pembuangan limbah yang ramah lingkungan. Pelaksanaan 3R tidak
hanyamenyangkut masalah sosial dalam rangka mendorong perubahan sikap
dan pola pikir menuju terwujudnya masyarakat yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan tetapi juga menyangkut pengaturan (manajemen) yang tepat
dalam pelaksanaannya.

Permen PUPR No. 03/PRT/M/2013

Prinsip pertama Reduce adalah segala aktivitas yang mampu mengurangi dan
mencegah timbunan sampah. Prinsip kedua Reuse adalah kegiatan
penggunaan kembali sampah yang layak pakai untuk fungsi yang sama atau
yang lain. Prinsip ketiga Recycle adalah kegiatan mengelola sampah untuk
dijadikan produk baru.Untuk mewujudkan konsep 3R salah satu cara
penerapannya adalah melalui pengelolaan sampah terpadu 3R berbasis
masyarakat, yang diarahkan kepada daur ulang sampah (recycle). Hal ini
dipertimbangkan sebagai upaya mengurangi sampah sejak dari sumbernya,
karena adanya potensi pemanfaatan sampah organik sebagai bahan baku

139
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

kompos dan komponen non organik sebagai bahan sekunder kegiatan industri
seperti plastik, kertas, logam, gelas,dan lain-lain.

Sesuai dengan Permen PU 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi


Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan, diperlukan suatu
perubahan paradigma yang lebih mengedepankan proses pengelolaan sampah
yang ramah lingkungan, yaitu dengan melakukan upaya pengurangan dan
pemanfaatan sampah sebelum akhirnya sampah dibuang ke TPA (target 20%
pada tahun 2014).

Pada perencanaan penerapan 3R skala rumah tangga hendaknya


memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
 Perlu dibedakan tipe kawasan seperti kawasan komplek perumahan teratur
(cakupan pelayanan 1000-2000 unit rumah), kawasan perumahan semi
teratur/non komplek (cakupan pelayanan 1 RW) dan kawasan perumahan
tidak teratur/kumuh atau perumahan dibantaran sungai;
 Diperlukan keterlibatan aktif masyarakat dalam upaya pengurangan volume
dan pemilahan sampah;
 Diperlukan keterpaduan operasional pengelolaan sampah mulai dari
sumber, pengangkutan/pengumpulan, pemilah sampah, pihak penerima
bahan daur ulang (lapak) danpengangkutan residu ke TPA;
 Diperlukan area kerja pengelolaan sampah terpadu skala kawasan yang
disebut TPS-3R (tempat pengolahan sampah terpadu), yaitu area
pembongkaran muatan gerobak, pemilahan,peranjangan sampah,
pengomposan, tempat/container sampah residu, penyimpanan barang
lapak, dan pencucian;
 Kegiatan pengelolaan sampah di TPS-3R meliputi pemilahan sampah,
pembuatan kompos,pengepakan bahan daur ulang, dll;
 Pemisahan sampah di TPS-3R dilakukan untuk beberapa jenis sampah
seperti sampah B3 rumah tangga (selanjutnya akan dikelola sesuai dengan
ketentuan), sampah kertas, plastik, logam/kaca (akan digunakan sebagai
bahan daur ulang) dan sampah organik (akan digunakan sebagai bahan
baku kompos);

140
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

 Pembuatan kompos di TPS-3R dapat dilakukan dengan berbagai metode,


antara lain Open Windrow;
 Incinerator skala kecil tidak direkomendasikan karena incinerator kecil
hanya direkomendasikan untuk sampah rumah sakit dan sampah khusus;
 Sampah residu dilarang untuk dibakar di tempat, tetapi dibuang ke TPA.

Desain bangungan TPS-3R minimal memuat beberapa hal sebagai berikut:


1. Area Penerimaan/Dropping Area
2. Area Pemilahan/Separasi
3. Area Pencacahan dengan mesin pencacah
4. Area Komposting dengan metode yang dipilih
5. Area Pematangan Kompos/Angin
6. Mempunyai Gudang Kompos dan Lapak serta tempat Residu
7. Mempunyai minimum kantor
8. Mempunyai sarana air bersih dan sanitasi

Gambar 17. Gambar Denah TPS-3R

3.1.2.1. Kriteria Tempat Pengelolaan Sampah TPS-3R


a. Lokasi
 Mampu melayani 1000 jiwa atau setara dengan 200 KK atau setara dengan
3-6 M3 per hari;

141
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

 Luas lahan yang diperlukan 200 M2 untuk keperluan lahan pengomposan,


kantor pengendalian dan gudang penyimpanan;
 Komponen Selotip paling penting adalah kepastian tentang tersedianya
jejaring bisnis sampah sebagai pembeli produk TPS-3R.
 Tempat Pengelolaan Sampah TPS-3R dengan luas minimal 200 m2
sebaiknya hanya menampung sampah tercampur 20 %, sedangkan
sampah yang sudah terpilah 80%.

b. Fasilitas Tempat Pengelolaan Sampah TPS-3R


Fasilitas Tempat Pengelolaan Sampah TPS-3R meliputi wadah komunal, areal
pemilahandan areal composting serta dilengkapi juga dengan fasilitas
penunjang lain seperti saluran drainase, tangki air bersih, septic tank, listrik,
barier (pagar tanaman hidup), gudang penyimpan bahan daur ulang maupun
produk kompos, ruang kantor dan toilet.

c. Data yang Dibutuhkan


 Jumlah warga yang terlayani;
 Jumlah sampah yang akan diolah di TPS-3R;
 Data komposisi sampah;
 Kompos : Dinas Pertanian, DKP, PT Pupuk Indonesia, Swasta;
 Sampah Anorganik : Industri kecil, menengah dan besar (koordinasi dengan
Dinas Perindustrian dan Perdagangan).

d. Daur Ulang
 Sampah yang didaur ulang minimal adalah kertas, plastik dan logam yang
memilikinilai ekonomi tinggi. Untuk mendapatkan kualitas bahan daur ulang
yang baik,pemilahan sebaiknya dilakukan sejak di sumber.
 Pemasaran produk daur ulang dapat dilakukan melalui kerja sama dengan
pihak lapakatau langsung dengan industri pemakai.
 Sampah B3 Rumah tangga (terutama batu baterai dan lampu neon)
dikumpulkan untukdiproses lebih lanjut sesuai dengan ketentuan
perundangan yang berlaku (PP 18/1999tentang pengelolaan sampah
Bahan Berbahaya dan Beracun/B3).

142
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

 Daur ulang kemasan plastik (air mineral, minuman dalam kemasan, mie
instan dan lain-lain)sebaiknya dimanfaatkan untuk barang-barang kerajinan
atau bahan baku lain.

e. Pembuatan Kompos
 Sampah yang digunakan sebagai bahan baku kompos adalah sampah
dapur (terseleksi)dan daun-daun potongan tanaman.
 Metode pembuatan kompos dapat dilakukan dengan berbagai cara antara
lain denganopen windrow dan caspary.
 Proses pengomposan pada TPS-3R dilakukan melalui tahapan sebagai
berikut:
1. Penerimaan dan pembongkaran sampah.
2. Pencacahan sampah organik.
3. Pengomposan:
a. Penyusunan tumpukan sampah organik pada lajur yang telah
ditentukan;
b. Pembalikan tumpukan satu kali seminggu;
c. Penyiraman dan pengukuran suhu tumpukan;
d. Pematangan kompos;
e. Pengeringan;
f. Pengayakan;
g. Pengemasan.

Ada banyak cara untuk mengolah sampah organik, diantaranya adalah:


a. Dengan proses pengomposan sehingga menghasilkan kompos (pupuk
organik),
b. Biodigester yang menghasilkan produk gas metan untuk keperluan
memasak,
c. Pemanfaatan untuk pakan ternak (BSF) yang dihasilkan sampah atau
pengolahan langsung dari sampah organik menjadi pakan ternak, dll.

Opsi teknologi pengolahan sampah organik tersebut sangat terbuka untuk


diterapkan di TPS-3R. Pada buku Pedoman Teknis Pelaksanaan ini, hanya akan
dilakukan pembahasan mengenai proses pengomposan. Proses pengomposan

143
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

adalah proses dekomposisi yang dilakukan oleh mikroorganisme terhadap


bahan organik biodegradable. Tujuan pengomposan adalah untuk mengubah
bahan organik yang biodegradable menjadi bahan yang secara biologi bersifat
stabil, dengan demikian mengurangi volume atau massanya. Proses alamiah ini
menguraikan materi organik menjadi humus dan bahan mineral. Karena proses
pembuatannya secara aerob, akan timbul panas, sehingga proses ini akan
membunuh bakteri patogen, telur serangga dan larva lalat, serta
mikroorganisme lain yang tidak tahan pada temperatur di atas temperatur
normal.

Proses pembuatan kompos teridiri dari 2 tahap, yaitu:


 Pembuatan kompos setengah matang membutuhkan waktu sekitar 3
minggu;
 Pematangan (maturasi) kompos yang berlangsung sekitar 4–6 minggu.

Kompos yang dihasilkan dari proses degradasi yang diuraikan di atas, baik pada
pengomposan tradisional maupun pada pengomposan modern (pengomposan
dipercepat) disebut sebagai kompos setengah matang yang belum stabil, dan
tidak baik bila digunakan langsung pada tanaman. Dibutuhkan proses
pematangan agar tanaman yang menggunakan tidak terganggu, misalnya
akibat panas reaksi yang ditimbulkan. Proses pematangan kompos sampai saat
ini biasanya dilakukan dalam bentuk diangin-angin di udara terbuka.
Pengomposan setengah matang dapat dipercepat dengan mengatur faktor-
faktor yang mempengaruhinya sehingga berada dalam kondisi yang optimum.
Rekayasa pengomposan lebih banyak berkonsentrasi pada proses ini.

144
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Gambar 25. Alternatif pengolahan sampah di TPS-3R

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengomposan (Enri Damanhuri,


2016):
 Bahan yang dikomposkan. Sebaiknya dipisah pengomposan sampah daun
dan kayu dengan sampah sisa makanan. Semakin banyak kandungan kayu
atau bahan yang mengandung lignin, semakin sulit terurai.
 Ukuran bahan yang dikomposkan. Kontak bakteri akan semakin baik jika
ukuran sampah semakin kecil dan luas permukaan besar. Diameter yang
baik antara 25 – 75 mm. Namun apabila terlalu kecil, dikhawatirkan kondisi
akan menjadi anaerob karena proses pemampatan.
 Kandungan karbon, nitrogen dan fosfor. Sumber karbon (C) banyak dari
jerami, sampah kota, daun-daunan. Sumber nitrogen (N) berasal dari
protein, misal kotoran hewan. Perbandingan C/N yang baik dalam bahan
yang dikomposkan adalah 25 – 30 (berat-kering), sedang C/N akhir proses
adalah 12 – 15. Seperti halnya nitrogen, fosfor merupakan nutrisi untuk
pertumbuhan mikroorganisme. Harga C/P untuk stabilisasi optimum adalah
100:1. Nilai C/N untuk beberapa bahan antara lain: Kayu (200 – 400),
Jerami padi (50 – 70), Kertas (50), Kotoran Ternak (10-20), Sampah kota
(30).
 Mikroorganisme. Ada pendapat ahli yang menyatakan penambahan EM4
tidak terlalu dibutuhkan. Mikroorganisme yang dibutuhkan sudah sangat

145
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

berlimpah pada sampah kota. Cara yang efektif adalah mengembalikan lindi
dan sebagain kompos yang telah berhasil pada timbunan kompos yang
baru, sebab pada bahan itulah terkumpul mikroorganisme dan enzim yang
dibutuhkan.
 Temperatur. Temperatur terbaik pengomposan adalah 50o – 55o C. Suhu
rendah menyebabkan pengomposan akan lama, sementara suhu tinggi (60
– 70oC) menyebabkan pecahnya telur insek, dan materinya bakteri-bakteri
patogen. Berikut adalah pola temperatur pada timbunan sampah dengan
proses aerator bambu (Gotaas, 1973).

Gambar 26. Pola Temperatur pada Proses Aerator Bambu

 Kadar air. Kadar air sangat penting dalam proses aerobik. Kadar air sampah
sangat dipengaruhi oleh komposisi sampahnya. Pembalikan diperlukan
untuk menjaga kelembaban selama proses pengomposan. Kadar air yang
optimum sebaiknya berada pada rentang 50 – 65%, kurang lebih selembab
karet busa yang diperas.
 Kondisi asam basa (pH). pH memegang peranan penting dalam
pengomposan. Bila pH terlalu rendah perlu penambahan kapur atau abu.
Di awal proses pengomposan, nilai pH pada umumnya adalah antara 5 dan
7, dan beberapa hari kemudian pH akan turun dan mencapai nilai 5 atau
kurang akibat terbentuknya asam organik dari akrivitas mikroorganisme dan
temperatur akan naik cepat. 3 hari kemudian pH akan mengalami kenaikan
menjadi 8 – 8,5 dan akhirnya stabil pada pH 7-8 hingga akhir proses
(kompos matang). Bila aerasi tidak cukup maka akan terjadi kondisi

146
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

anaerob, pH dapat turun hingga 4,5.

Berikut merupakan ilustrasi aktivitas pengomposan sampah organik.

Sistem Open Aerator bambu Sistem Caspary

Gambar 27. Pengomposan Sampah Organik

Terdapat standar nasional yang mengatur minimum kadar yang dimiliki oleh
kompos agar memenuhi standar kualitas yang dapat dimanfaatkan dengan baik
untuk nutrisi tanaman. Spesifikasi Kompos dari Sampah Organik Domestik
diatur pada SNI : 19-7030-2004, yang terdapat pada Tabel 8. Spesifikasi ini
menetapkan kompos dari sampah organik domestik yang meliputi, persyaratan
kandungan kimia, fisik dan bakteri yang harus dicapai dari hasil olahan sampah
organik domestik menjadi kompos, karakteristik dan spesifikasi kualitas kompos
dari sampah organik domestic.

Tabel 11. Spesifikasi Kompos dari Sampah Organik Domestik


No Parameter Satuan Minim Maks. No Parameter Satuan Minim Maks.

0
1 Kadar Air % C 50 17 Cobalt (Co) mg/kg * 34
Suhu air Chromium
2 Temperatur 18 mg/kg * 210
tanah (Cr)
Tembaga
3 Warna Kehitaman 19 mg/kg * 100
(Cu)
Berbau Mercuri
4 Bau 20 mg/kg * 0,8
tanah (Hg)
Ukuran
5 mm 0,55 25 21 Nikel (Ni) mg/kg * 62
partikel

Kemampuan
6 % 58 22 Timbal (Pb) mg/kg * 150
ikat air

Selenium
7 pH 6,80 7,49 23 mg/kg * 2
(Se0
8 Bahan asing % * 1,5 24 Seng (Zn) mg/kg * 500
Unsur makro Unsur lain
Bahan
9 % 27 58 25 Calsium % * 25.5
organik
Magnesium
10 Nitrogen % 0,4 26 % * 0.6
(Mg)
11 Karbon % 9,8 32 27 Besi (Fe) % * 2.0
Phosfor Aluminium
12 % 0,1 28 % 2.2
(P2O5) (Al)
Mangan
13 C/N rasion 10 20 29 % 0.1
(Mn)

147
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

No Parameter Satuan Minim Maks. No Parameter Satuan Minim Maks.

14 Kalium (K2O) % 0,2 * Bakteri


Unsur mikro 30 Fecal Coli MPN/gr 1000
Salmonella MPN/4
15 Arsen mg/kg * 13 31 3
sp. gr
Cadmium
16 mg/kg * 3
(Cd)

Keterangan:
*Nilainya lebih besar dari minimum atau lebih kecil dari maksimum
(Sumber: SNI : 19-7030-2004)

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 70 Tahun 2011 tentang Pupuk


Organik, Pupuk Hayati, dan Pembenah Tanah, terdapat persyaratan teknis
pupuk organik yang dapat dilihat pada Tabel 9. Pada peraturan ini disebutkan
beberapa parameter pupuk organik yang harus dipenuhi standarnya seperti C/N
rasio, kadar air, logam berat, pH, dan lain-lain. Contoh pupuk organik yang
disebutkan dalam peraturan ini salah satunya adalah kompos dari berbagai jenis
bahan dasar : jerami, sisa tanaman, kotoran hewan, blotong, tandan kosong,
media jamur, sampah organik, sisa limbah industri berbahan baku organik.

Tabel 12. Persyaratan Teknis Pupuk Organik


STANDAR MUTU
No PARAMETER SATUAN Granul/Pelet Remah/Curah
Diperkaya Diperkaya
Murni Murni
mikroba mikroba
1 %
C – organik Min 15 Min 15 Min 15 Min 15
2
C/N rasio 15-25 15-25 15-25 15-25
3
Bahan ikutan
%
(plastik, kaca,
kerikil) Maks 2 Maks 2 Maks 2 Maks 2
4 *) %
Kadar Air 8-20 10-25 15-25 15-25
5 Logam berat:
As ppm Maks 10 Maks 10 Maks 10 Maks 10
Hg ppm Maks 1 Maks 1 Maks 1 Maks 1
Pb ppm Maks 50 Maks 50 Maks 50 Maks 50
Cd ppm Maks 2 Maks 2 Maks 2 Maks 2
6 -
pH 4-9 4-9 4-9 4-9
7 Hara makro
% Min 4
(N+P2O5+K2O)
8 Mikroba
kontaminan:
MPN/gMPN/g
- E.coli Maks 102 Maks 102 Maks 102 Maks 102
- Salmonella sp Maks 102 Maks 102 Maks 102 Maks 102
9 Mikroba
fungsional
- Penambat N cfu/g Min 103 Min Min 103 Min
- Pelarut P cfu/g - 103 - 103

148
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

STANDAR MUTU
No PARAMETER SATUAN Granul/Pelet Remah/Curah
Diperkaya Diperkaya
Murni Murni
mikroba mikroba
10 Ukuran butiran
%
2-5 mm Min 80 Min 80 - -
11 Hara mikro:
Ppm
- Fe total atau Maks 9000 Maks 9000 Maks 9000 Maks 9000
ppm
- Fe tersedia Maks 500 Maks 500 Maks 500 Maks 500
ppm
- Mn Maks 5000 Maks 5000 Maks 5000 Maks 5000
ppm
- Zn Maks 5000 Maks 5000 Maks 5000 Maks 5000
12 Unsur lain:
Ppm
- La 0 0 0 0
Ppm
- Ce 0 0 0 0
*)Kadar
air di atas dasar berat basah
(Sumber: Peraturan Menteri Pertanian No. 70 Tahun 2011)

Tabel 13. Contoh Kualitas Kompos Sampah Dapur


SNI 19-7030-2004
Substansi % Berat Kering
Min Maks
Materi Organik 25-50 27 58
Karbon (C) 8-50 9,80 32
Nitrogen(N) 0,4-3,5 0,40 -
Fosfor (P2O5) 0,3-3,5 0,10 -
Kalium (K2O) 0,5-1,8 0,20 -
Kalsium (Ca) 1,5-7 - 25,5
Abu 20-65

Hasil pengomposan dapat berupa kompos padat maupun lindi. Lindi (leachate)
adalah cairan yang merembes melalui tumpukan sampah dengan membawa
materi terlarut atau tersuspensi terutama hasil proses dekomposisi materi
sampah. Lindi yang dihasilkan dari proses pengomposan dapat dimanfaatkan
sebagai pupuk cair atau diresirkulasi dalam proses pengomposan karena dapat
menjadi nutrisi yang baik bagi bakteri pengurai dalam proses pengomposan.

3.1.2.2. Spesifikasi Teknis Bangunan


Spesifikasi ini merupakan pelengkap dan harus dibaca bersama-sama dengan
gambar-gambar, yang keduanya secara bersama menguraikan pekerjaan yang
akan dilaksanakan. Penjelasan Istilah pekerjaan mencakup suplai dan instalasi
seluruh peralatan dan material yang harus dipadukan dalam konstruksi-
konstruksi yang dilakukan oleh TFL Teknik kepada TPS-KSM.

149
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Dengan mempertimbangkan material lokal, spesifikasi untuk pekerjaan yang


harus dilaksanakan dan material yang harus dipakai, harus diterapkan baik pada
bagian dimana spesifikasi tersebut ditemukan maupun bagian-bagian lain dari
pekerjaan dimana pekerjaan atau material tersebut dijumpai.
1. Spesifikasi Bangunan Struktural Utama
a. Pondasi :
 Diperhatikan kondisi tanah dan bangunan yang sudah ada
disekitarnya;
 Prioritaskan bahan adalah material lokal.
b. Dinding :
Prioritaskan bahan material lokal.
c. Rangka Utama :
 Prioritaskan bahan material lokal;
 Perhitungkan dengan rencana umur bangunan;
 Kondisi lingkungan sangat mempengaruhi (pinggir laut,kecepatan
angin, dll).
d. Penutup Atap :
 Prioritaskan bahan material lokal;
 Tahan korosi, tahan benturan, mudah menggantinya.

2. Struktur Baja
a. Tiang Utama Bangunan
Dari baja profil IWF dengan dimensi Ukuran 250 x 75 x 5 x 7 mm, baja
Krakatau Steelatau setara. Tinggi 4 meter dihitung dari tempat
kedudukan kolom penyanggatiang utama dan di beri plat pengaku.
b. Kuda-kuda
Dari baja profil IWF dengan dimensi Ukuran 250 x 75 x 5 x 7 mm, baja
Krakatau Steelatau setara dengan sambungan las pada plat pengaku
serta sambungan bautpada konstruksinya. Antar kuda-kuda diberi ikatan
angin dengan besi ø16 mm.
c. Gording

150
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Dari baja profil Kanal dengan dimensi 100 x 50 x 20 x 2 x 3 mm, baja


Krakatau Steelatau setara dengan sambungan las antara gording
dengan plat siku dan kudakuda,dimensi siku-siku 100 x 100 x 10 mm.
Antar gording diberi penyetabil /Trecstang dari besi dimensi 12 mm.
d. Pengaku
Mengikuti bagian pada joint dimasing-masing konstruksi.

Gambar 28. Gambar Rancangan Layout Desain Bangunan TPS3R

Gambar 29. Tampak Depan dan Tampak Samping Design Bangunan


TPS3R Sistem Lajur Terbuka (Open windrow)

151
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Gambar 30. Desain Arsitektur Tampak Depan

Gambar 31. Desain Arsitektural

3.1.2.2.1. Pengolahan Sampah 3R


Pengolahan sampah 3R (Reduce, Reuse, Recycle), dalam pelaksanaannya
secara garis besar pengolahan sampah 3R merupakan kegiatan yang terdiri dari
pewadahan, penggumpulan, dan pengolahan/pemanfaatan sampah.

3.1.2.2.2. Pewadahan Sampah


 Volume wadah dapat menampung sampah dari penghuni untuk jangka
waktu minimal 3 hari untuk sampah non organik dan 1 hari untuk sampah
organik;
 Terbuat dari bahan yang cukup kuat, tahan basah untuk sampah organik,
sehingga umur teknis dari pewadahan minimal dapat mencapai 6 bulan;
 Bahan wadah paling baik dapat diperoleh secara lokal;
 Setiap wadah mampu menyimpan sesuai jenis sampah. Agar perencanaan
merujuk hasil penelitian lapangan komposisi sampah.

152
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Gambar 32. Contoh Kreasi Wadah Sampah Untuk Pemilahan

3.1.2.2.3. Perlengkapan
 Agar estetika yang lebih baik maka wadah dilengkapi dengan tutup;
 Warna wadah sebaiknya spesifik untuk setiap jenis sampah.

3.1.2.2.4. Operasi dan Pemeliharaan


 Mudah dalam operasi pemasukan sampah maupun pengosongan sampah;
 Mudah dalam perawatan.

Volume wadah disesuaikan


Dari penelitian komposisi dengan jenis sampah : Dari penelitian sosial, diperoleh
dan timbunan sampah, [a]. Wadah sampah organik: :
maka diperoleh perkiraan [1]. Jumlah hunian rata-rata
(jumlah hunian rata-rata)
timbunan sampah per orang pada rumah tangga
x timbunan sampah
per hari pada lokasiterpilih, [2]. Kebiasaan
organik/orang/hari x 1 hr masyarakatmembuang
(3 liter / orang / hari)
[b]. Wadah sampah non
organik: (jumlah hunian
rata-rata) x timbunan
sampan non
Pemilihan warna :
[a].Warna gelap untuk
sampah yang mudah
membusuk
[b].Warna terang untuk
sampah kering non
organik (dapat lebih
dari satu tergantung
jenis sampah yang
Gambar 33. Perencanaan Penentuan Volume Wadah Sampah Di-
Sumbernya

153
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

3.1.2.2.5. Pengumpulan Sampah


A. Metode
 Petugas dari rumah kerumah;
 Masyarakat membawa sendiri sampahnya ke Wadah/Bin
Komunal/Kontainer yang sudah ditentukan.

B. Peralatan
Gerobak sampah, becak sampah, motor sampah atau alat angkut lain.

Gambar 34. Contoh Alat Pengumpul Sampah

C. Frekuensi Pengumpulan
 Sampah non organik terpilah seperti kertas, plastik, logam/kaca dilakukan
seminggu sekali;
 Sampah yang masih tercampur harus dilakukan minimal seminggu 2 kali.

D. Cara Pemilahan
Gerobak sampah dimodifikasi dengan sekat atau dilengkapi karung-karung
besar (3 unit atau sesuai dengan jenis sampah).

3.1.2.2.6. Kriteria yang Perlu Diperhatikan dalam Pengumpulan


 Volume gerobak dengan ban angin, (umur tidak lebih dari 1 tahun) atau
motor sampah 1 m3 sehingga satu unit pengumpul dapat melayani 300 jiwa
atau sekitar 60 KK untuk timbunan sampah 3 liter/orang/hari.
 Kondisi topografi yang berbukit hanya dapat dilayani dengan motor sampah
 Kondisi topografi yang datar menggunakan gerobak atau motor sampah.
 Pengumpulan sampah terpilah dilakukan dengan :

154
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

 Gerobak atau motor 3R yang tersekat sesuai jenis sampah yang


terpilah digunakan sesuai hasil pemilahan.
 Gerobak tanpa sekat digunakan dengan jadwal tertentu.=

1]. Pendataan jumlah warga pada lokasi


terpilih
[2]. Penentuan jumlah gerobak atau motor Penyusunan Jadwal [1]. Penyusunan anggaran
3R yang dibutuhkan dengan cara :
Pengumpulan. investasi sesuai harga
(jumlah warga x jumlah timbunan satuan setempat
sampah /orang /hari) /1000 liter/rit
per hari.
[3]. Pemilihan jenis pengumpul dilihat dari
topografi lokasi Penyusunan anggaran operasi pengumpulan
yang terdiri :
[1]. Biaya tetap :
· a. Pegawai
b. Asuransi
c. Pemeliharaan
[2]. Biaya variabel :
Bahan bakar

Gambar 35. Perencanaan pengumpulan sampah TPS-3R Berbasis


Masyarakat

3.1.2.2.7. Pengolahan/Pemanfaatan Sampah


Pengolahan/pemanfaatan sampah terbagi 2 :
 Pengolahan sampah organik: dengan cara pembuatan kompos;
 Pengolahan sampah non organik: dengan cara mendaur ulang atau
memanfaatkan kembali barang-barang yang bisa dimanfaatkan kembali,
misal membuat barang kerajinan dari sampah botol dan lain-lain.

Sedangkan sampah jenis B3 (bahan buangan berbahaya dan beracun)


dikumpulkan untuk diproses lebih lanjut sesuai dengan ketentuan perundangan
yang berlaku (PP 18 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun).

Untuk proses pengomposan sampah TPS-3R dilakukan melalui tahapan


sebagai berikut :

155
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Area Penerimaan

Sampah yang Tidak


Pencacahan untuk
Pemilahan Manual Dikomposkan (Kertas,
Sampah > 4 CM
Kaleng, Plastik, Dll)

Pencampuran dan
Pembentukan Tumpukan

Pembalikan

PROSES PENGOMPOSAN
AIR Penyiraman Kompos Kasar

Pengendalian
Tumpukan Suhu,
Kelembaban, Dsb

Pematangan

Pengayakan Kompos

Kompos Halus

Pengemasan

Penyimpanan

Gambar 36. Diagram Tahapan Proses Pengomposan

156
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

3.1.2.2.8. Daur Ulang Sampah Non Organik


a. Pemilahan komponen non-organik sesuai permintaan lapak;
b. Pengemasan per komponen non-organik terpilah;
c. Bahan ke lapak.

Dasar daripada teknologi pengomposan adalah pengendalian pembusukan


sampah melalui kegiatan mikro-organisme/bakteri. Terdapat dua jenis bakteri
yang digunakan untuk proses pengomposan, yaitu;
 Bakteri yang untuk hidupnya membutuhkan oksigen (aerobik) dan;
 Bakteri yang dapat hidup tanpa oksigen (anaerobik).

Gambar 37. Dimensi Tumpukan Lajur Terbuka


Melakukan penyiraman setiap mencapai ketebalan 30 cm, agar kelembaban
merata. Secara berkala, tumpukan sampah dibalik 1 atau 2 kali seminggu
secara manual. Pembalikan tumpukan dapat dilakukan dengan memindahkan
tumpukan ke tempat berikutnya. Waktu pembalikan dicatat dan tumpukan yang
sudah dilakukan pembalikan diberi tanda tanggal pembalikan.

157
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

3.1.2.2.9. Proses Pengomposan


Proses pengomposan skala kawasan dengan sistem bak terbuka merupakan
proses pengomposan dengan menggunakan bak-bak terbuka dimana sampah
tidak perlu dibentuk akan tetapi cukup dimasukkan kedalam bak. Sampah
organik dimasukkan pada bak terbuka sampai penuh sambil dipadatkan dan
disiram. Setelah bak terisi penuh, pengisian dapat dilanjutkan ke bak berikut.
Sistem ini sangat sederhana dan lokasi dapat diatur lebih bersih karena proses
pengomposan dilakukan di dalam bak.

Pembalikan dapat dilakukan tetap didalam bak dengan alat pembalik atau
sampah dipindahkan ke bak berikutnya. Sistem pengudaraan pada bak terbuka
agak terbatas karena adanya dinding bak walaupun sudah diberikan lubang
ventilasi. Pengkomposan dengan bak terbuka ini cenderung lebih lama, pada
beberapa kasus, lama pengkomposan dapat mencapai 2 bulan atau 8 minggu.

3.1.2.2.10. Pengomposan dengan Metode Cetakan


Proses pengomposan skala kawasan dengan metode Cetakan merupakan
proses pengomposan dengan menggunakan alat cetak untuk membantuk
sampah dalam bentuk kubus. Proses pengomposan sampah dengan sistem
cetakan ini digunakan jika lahan yang ada tidak terlalu luas. Proses
pengomposan dengan sistem cetak lebih agak rumit dibandingkan dengan
metoda lajur terbuka karena membutuhkan alat cetak. Sifat tumpukan sampah
juga lebih padat dibandingkan lajur terbuka sehingga udara yang terperangkap
pada tumpukan sampah agak lebih sedikit.

Gambar 38. Pengomposan Sistem Cetak

158
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

3.1.2.2.11. Pembentukan Tumpukan


Diagram proses pengomposan sampah skala kawasan dengan sistem cetak
tidak terlalu berbeda dengan sistem lajur terbuka (open windrows). Hal yang
secara prinsip berbeda adalah pada saat membentuk tumpukan sampah untuk
proses pengomposan selanjutnya. Diagram proses pengomposan sistem cetak
dapat dilihat pada Gambar 3.5. Sampah organik yang sudah terpilah dibawa ke
area pengomposan. Pada area pengomposan disiapkan alat pencetak yang
terbuat dari papan. Ukuran baku memang belum ada akan tetapi sebagai dasar
perhitungan dapat digunakan dimensi alat cetak lebar 1 meter, panjang 2 meter
dan tinggi 0,5 meter.

Pencetakan sampah dilakukan dengan memasukkan sampah organik kedalam


kotak cetakan. Secara manual sampah dalam cetakkan dipadatkan, setelah itu
kotak cetakan diangkat maka terbentuklah tumpukan sampah yang sudah
tercetak. Tumpukan yang sudah terbentuk diberi tanda atau label yang berisi
informasi mengenai waktu pembentukan tumpukan.

Secara berkala, tumpukan sampah dibalik 1 atau 2 kali seminggu secara


manual. Pembalikan tumpukan dapat dilakukan dengan memindahkan
tumpukan yang sudah tercetak kedalam kotak cetakkan berikutnya dan
demikian seterusnya. Waktu pembalikan dicatat dan tumpukan yang sudah
dilakukan pembalikan diberi tanda tanggal pembalikan. Proses pembalikan
memang agak rumit dibandingkan sistem lajur terbuka.

3.1.2.2.12. Pengomposan dengan Sistem Bak Terbuka (Open Bin)


Selain di rumah, pengomposan sampah dapat juga dilakukan secara terpusat
pada satu kawasan kecil setingkat Rukun Warga sampai skala kota.
Pengomposan skala kawasan dilakukan terpusat pada skala kapasitas antara
1–2 ton sampah sehari. Kawasan disini dapat berupa kawasan permukiman,
pasar, komersial, dsb Jika pada skala permukiman, maka pengomposan skala
kawasan diperuntukkan untuk mengelola sampah organik dari sekitar 1.000
sampai 2000 jiwa.

159
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Gambar 39. Pengomposan Open Bin

3.1.2.2.13. Tangki Biofilter Pengolah Leachate


Air limbah sisa pengolahan sampah dialirkan ke tangki biofilter sebagai unit
pengolahan lindi sebelum dimanfaatkan atau dialirkan ke badan air terdekat.
Tabel 14. Kelebihan dan Kekurangan Pengomposan
METODA KELEBIHAN KEKURANGAN
Open Bin  Sampah tidak terlihat dari luar  Padat modal
 Areal pengomposan terlihat rapih  Tinggi kotak
 Volume sampah terolah sama terbatas
 Ruang gerak
pekerja terbatas
 Penggunaan
lahan terbatas

Open  Modal lebih ringan dari metoda  Volume sampah


Windrow  Open bin tercetak tidak
 Tumpukan sampah bisa sama
mencapai tinggi optimal 1,5  Untuk setiap
 Penggunaan lahan fleksibel tumpukan
 Proses pembalikan lebih mudah  Tumpukan
dibanding metoda open bin dan sampah rentan
caspary tiupan angin
 Tumpukan
sampah mudah
roboh

160
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

METODA KELEBIHAN KEKURANGAN


Caspary  Tumpukan sampah terlihat rapi  Padat Karya
 Volume sampah tercetak lebih  Proses
banyak dan seragam pembalikan lebih
 Tumpukan sampah tidak mudah rumit dari open-
roboh dan tahan tiupan angin bin atau open
 Pengunaan lahan lebih hemat windrow
dan
 Fleksibel

3.2. Ketentuan Teknis Pengelolaan Keuangan oleh TPS-KSM


3.2.1. Administrasi dan Pelaporan
Bendahara KSM didampingi TFL akan mengawal kegiatan administrasi
keuangan secara khusus melakukan kegiatan pencatatan, penyusunan dan
penyimpanan dokumen pendukung untuk pengeluaran dana. Dokumen
pendukung tersebut diantaranya: Surat Perintah Kerja, Surat perjanjian, Bukti
Pembelian, kuitansi, Bon, Nota Pembayaran, Faktur, dan sebagainya.
Seluruh catatan dan dokumen pendukung penggunaan dana tersebut harus
tersedia pada waktu diadakan pemeriksaan oleh pihak berwenang dari PPK
Teknis Kab/Kota.
Catatan atau dokumen pendukung harus bersifat transparan dalam
pelaksanaan kegiatan baik internal maupun eksternal, yang berisi tentang
nama, kedudukan, cakupan kegiatan, sumber dana, mekanisme
pelaksanaan, hak dan kewajiban dll.

3.2.1.1. Mekanisme Pencairan Dana dari BPKAD ke Rekening TPS-KSM


Dana dapat di transfer ke rekening TPS-KSM atas terbitnya Surat Perintah
Pencairan Dana (SP2D) apabila telah diterbitkan Surat Perintah Membayar
(SPM) dari Pejebat Pembuat Komitmen (PPK) Sanitasi OPD Dinas terkait.

161
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Contoh RENCANA PENGGUNAAN DANA (RPD) TPS-KSM…….


DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi
TAHAP I (40% / 25%)
Nama TPS-KSM : ………… Kec. : ………….
Lokasi :………… Kab/Kota : ………….
Kel./Desa : …………. Provinsi : ………….
Jenis Pekerjaan : …………..
Volume
Realisasi
No Uraian pengajuan Jumlah Unit/ Harga Satuan (Rp) Jumlah Pengajuan (Rp)
Kebutuhan s/d Tahap
sekarang Kumulatif Satuan
lalu
1 2 3 4 5 6=4+5 7 8 9=5x8

A Bahan/Material
1
2
B Sewa Alat
1
2
C Upah
1
2
C Biaya Operasional Pelaksanaan (BOP)
1
2
Total
……………………………../……./……..

Diperiksa Oleh Dibuat Oleh


TFL Teknik Ketua TPS-KSM

(………………..….) (………………..….)

3.2.1.2. Mekanisme Penarikan Dana DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi


oleh TPS-KSM
RPDB merupakan pemilahan besaran dana dari Rencana Penggunaan Dana
(RPD) per tahapan yang telah disusun sebagai dokumen persyaratan
pencairan. Dokumen persyaratan pencairan tersebut dengan ketentuan sebagai
berikut:
 RPDB disusun oleh KSM sebelum menarik dana ke bank;
 RPDB diperiksa oleh TFL;
 Rencana Penggunaan Dana ada 3 (RPD thp I, II dan III) sesuai dengan
tahapan pencairan dana dari BPKAD/ Keuangan Daerah ke Rekening KSM;
dan
 Sedangkan RPDB jumlahnya sesuaikan dengan Kebutuhan/ Termin
penarikan dana ke Bank.

162
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

3.2.1.3. Laporan Penggunaan Dana (LPD)


Laporan Penggunaan Dana dibuat oleh TPS-KSM terhadap realisasi
penggunaan dana dari termin Rencana Penarikan Dana Bank (RPDB), laporan
penggunaan dana ini sebagai salah satu syarat bagi TPS-KSM untuk
mengajukan RPDB berikutnya.
LAPORAN PENGGUNAAN DANA (LPD) 1
RPDB Termin 1
DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi
Nama TPS-KSM : ………… Kec. : ………….
Lokasi :………… Kab/Kota : ………….
Kel./Desa : …………. Provinsi : ………….
Jumlah Bantuan Periode ini : Rp -
Jumlah Biaya Jumlah Biaya
No Uraian Laporan Lalu Laporan Ini Kumulatif Biaya
(Rp.) (Rp.)
A BAHAN
1 Rp - Rp - Rp -
2 Rp - Rp - Rp -
3 Rp - Rp - Rp -
4 Rp - Rp - Rp -
5 Rp - Rp - Rp -

B Alat
1 Rp - Rp - Rp -
2 Rp - Rp - Rp -
3 Rp - Rp - Rp -

C UPAH
1 Rp - Rp - Rp -
2 Rp - Rp - Rp -
3 Rp - Rp - Rp -

D Operasional
1 TPS-KSM Rp - Rp - Rp -

JUMLAH Rp - Rp - Rp -
Saldo Kas Umum TPS-KSM
#REF! (_________________________________)
Tanggal _____________

…………………….,………./…../………
Diperiksa Mengetahui Dibuat oleh
TFL Ketua TPS-KSM Bendahara TPS-KSM

(………………………) (…………………….…….) (………………………………...………)

3.2.1.4. Buku Bank TPS-KSM


Buku Bank merupakan buku yang berisi catatan seluruh transaksi melalui bank
dan transaksi yang dilakukan oleh pihak bank. Pencatatan buku bank dilakukan
dengan memindahkan catatan transaksi yang ada sesuai dengan print out di
buku tabungan.

163
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Nilai Kredit di Buku Bank/Tabungan dicatat di kolom pemasukan, sedangkan


nilai debit di Buku Bank/Tabungan dicatat di kolom pengeluaran Buku Bank
KSM.
Contoh BUKU BANK TPS-KSM
DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi
Bulan : _________ 20_ _
Nama TPS-KSM : ………… Kec. : ………….
Lokasi :………… Kab/Kota : ………….
Kel./Desa : …………. Provinsi : ………….

No Tanggal Uraian No Bukti Penerimaan Pengeluaran Saldo

1
2
3
JUMLAH - -
…………………….,………./…../………
Diperiksa, Mengetahui, Disusun Oleh,
TFL Ketua TPS-KSM Bendahara TPS-KSM

(………………………) ( …………….. ) ( …………….. )

3.2.1.5. Buku Kas Umum TPS-KSM


Buku Kas Umum KSM adalah buku yang digunakan untuk mencatat seluruh
transaksi-transaksi penerimaan dan pengeluaran dana yang bersumber dari
DAK maupun swadaya secara tunai dalam pelaksanaan kegiatan. Pencatatan
dalam buku kas umum harus sesuai dengan bukti-bukti
pembayaran/pengeluaran.
BUKU KAS UMUM DITULIS TANGAN OLEH BENDAHARA TPS-KSM.
Catatan : Apabila bendahara KSM sudah mahir komputer bisa langsung diketik
dengan catatan pada saat pemeriksaan dapat dibuktikan bahwa Bendahara
KSM tersebut mahir computer.

164
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021
Contoh BUKU KAS UMUM TPS-KSM
DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi
Bulan : _________ 20_ _
Nama TPS-KSM : ………… Kec. : ………….
Lokasi :………… Kab/Kota : ………….
Kel./Desa : …………. Provinsi : ………….

No Tanggal Uraian No Bukti Penerimaan Pengeluaran Saldo

JUMLAH - - -
…………………….,………./…../………

Diperiksa, Mengetahui, Dibuat oleh,


TFL Ketua TPS-KSM Bendahara TPS-KSM

(………………………) (………………………) (………………………)

3.2.1.6. Buku Bantu untuk Administrasi Lainnya


Buku bantu dibuat untuk mempermudah pencatatan secara terpilah dari masing-
masing item pembelanjaan yang dicatatkan secara global didalam Buku Kas
Umum (BKU). Buku bantu dimaksud terbagi kedalam 4 (empat) buku antara lain
sebagai berikut:
A. Buku Material
Buku material merupakan buku yang digunakan untuk mencatat setiap material
yang masuk ke gudang dan material yang keluar dari gudang, untuk
mempermudah pemeriksaan maka buku material dibuat per jenis material yang
dibelanjakan dan dikirim ke gudang.
Contoh BUKU MATERIAL
DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi

Nama TPS-KSM : Kec. :


Lokasi : Kab/Kota :
Kel./Desa : Provinsi :
Jenis Material :
Sumber Dana Material Material Paraf
Stok Material
No Tanggal Uraian Material Masuk Keluar Catatan Pengambil Penanggung
Dana Bantuan Swadaya
Sosial (Rp) (Rp.) Volume Sat Volume Sat Volume Sat Material Jawab Stok

1 - - - - -
2 - -
3 - -
……………………../……………../………………..
Mengetahui Dibuat Oleh :
Ketua TPS-KSM Tim Pelaksana/Tukang

(…………………………..) (…………………………..)

165
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

B. Buku Upah Kerja


Buku upah kerja merupakan buku yang berisikan catatan daftar penerima upah
dan jumlah upah kerja (HOK) yang akan dibayarkan kepada tim pekerja (Tukang
dan Tenaga Kerja).

Contoh DAFTAR HADIR PEKERJA HARIAN DAN PENERIMAAN UPAH


Pembayaran Upah : Periode _______ s/d _______________
RT/RW :
Jenis Pekerjaan :
Lokasi Kegiatan : Upah TK/Hari Rp -
Upah PK/Hari Rp -
Jenis
Kategori Hari Orang Kerja Jumlah
No Nama Kelamin Jumlah Insentif Tanda Tangan
HOK
L P M KT TK PK
1 Rp -
2 Rp -
3 Rp -
4 Rp -
5 Rp -
6 Rp -
7 Rp -
Total 0 Rp -
Keterangan : Tanggal Pembayaran/_________________
TK : Tukang Mengetahui
PK : Pekerja Ketua TPS-KSM Tim Pelaksana/Tukang
L : Laki-laki
P : Perempuan
(…………………,…) (…………………,…)

C. Buku Operasional TPS-KSM


Buku operasional Tim Pelaksana Swakelola (TPS-KSM) merupakan buku yang
berisikan catatan keseluruhan pengeluaran untuk operasional TPS-KSM dan
dicatat dengan cara rinci setiap jenis/item pengeluaran.
Contoh BUKU OPERASIONAL TPS-KSM
DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi
Bulan : _________ 20_ _
Nama TPS-KSM : ………. Kec. : ………….
Lokasi :………… Kab/Kota : ………….
Kel./Desa : …………. Provinsi : ………….

No Tanggal Uraian No Bukti Jumlah (Rp) Kumulatif

JUMLAH #REF!
…………………….,………./…../………
Diperiksa, Mengetahui, Dibuat oleh,
TFL Ketua TPS-KSM Bendahara TPS-KSM

(………………………) (………………………) (………………………)

166
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

D. Buku Swadaya dari Masyarakat


Buku swadaya adalah buku bantu kas yang digunakan khusus untuk pencatatan
transaksi dari swadaya warga yang diterima oleh TPS-KSM, baik dalam bentuk
uang tunai (in cash) maupun dalam bentuk non tunai (in kind) seperti; material,
konsumsi, tenaga kerja, dll.

Contoh BUKU SWADAYA


DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi
Bulan : _________ 20_ _
Nama TPS-KSM : ………… Kec. : ………….
Lokasi :………… Kab/Kota : ………….
Kel./Desa : …………. Provinsi : ………….

No TANGGAL URAIAN UNIT HARGA JUMLAH

1
2
3
4
5
JUMLAH -

…………………….,………./…../………
Diperiksa, Mengetahui, Dibuat oleh,
TFL Ketua TPS-KSM Bendahara TPS-KSM

(………………………) (………………………) (………………………)

3.2.1.7. Laporan Keuangan Periode Bulanan TPS-KSM


Merupakan rangkuman dari transaksi yang terjadi dalam satu bulan berjalan
(periode pelaporan). Dimana dalam laporan keuangan bulanan ini akan
disajikan jumlah kas awal TPS-KSM baik di bank maupun di tangan bendahara,
jumlah dari penerimaan, jumlah pengeluaran selama periode satu bulan berjalan
dan jumlah saldo akhir kas TPS-KSM baik yang ada di Bank maupun di tangan
Bendahara.

167
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021
Contoh REKAP LAPORAN KEUANGAN BULANAN TPS-KSM
DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi
Bulan : _________ 20_ _

Nama TPS-KSM : ……….. Kec. : …………


Lokasi :………… Kab/Kota :…………
Kel./Desa : …………. Provinsi : ………….
1 SALDO AWAL
a. Kas Rp -
b. Bank Rp -
Jumlah saldo awal Rp -
2 PEMASUKAN
a. Penarikan Dana Bantuan Sosial Rp -
b. Swadaya Tunai Rp -
c. Iuran Warga Rp -
d. Bunga Bank Rp -
Total Pemasukan Rp -

3 PENGELUARAN
a. Material/Bahan Rp -
b. Sewa Alat Rp -
c. Upah Rp -
d. Operasional Rp -
e. Adm Bank Rp -
f. Pajak Bank Rp -
Total Pengeluaran Rp -

4 SALDO AKHIR Rp -
a. Bank (31 Oktober 2015) Rp -
b. Kas (31 Oktober 2015) Rp -
Jumlah Rp - -
Note: Jumla h Sa ldo Akhir Ka s +Sa ldo Akhir Ba nk HARUS s a ma denga n Jumla h Sa ldo Awa l + Pema s uka n - Pengelua ra n
…………………….,………./…../………
Diperiksa, Mengetahui, Disusun oleh,
TFL Ketua TPS-KSM Bendahara TPS-KSM

(………………………) (………………………) (………………………)

3.2.1.8. Laporan Pertanggungjawaban (LPj) TPS-KSM


Laporan Pertanggungjawaban (LPj) sebagai salah satu bentuk Pengawasan
dan Pengendalian Pelaksanaan Kegiatan, Laporan Pertanggungjawaban dibuat
oleh TPS-KSM. Laporan Pertanggungjawaban dibuat setiap tahap, yaitu : LPj
tahap I, tahap II dan III dan disampaikan kepada PPK Sanitasi OPD Dinas
terkait sebagai pengajuan tahap pencairan dana & setelah pekerjaan fisik
selesai.
Laporan pelaksanaan/pertanggungjawaban (LPj) terdiri dari 3 bagian:
 Laporan pelaksanaan fisik;
 Laporan administrasi keuangan; dan
 Pengadaan barang/jasa.

168
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

1. Dokumen Laporan Pelaksanaan Fisik oleh TPS-KSM berisikan antara


lain sebagai berikut:
a. Catatan Harian Kegiatan;
Catatan Harian Kegiatan

RT/RW / Kelurahan/Desa :
Kecamatan / Kab./Kota : Tanggal Kerja :
Jenis Kegiatan : Pelaksana :
Masa Kerja : Pendamping :

Rencana Realisasi Hari ini Realisasi Kumulatif Jumlah HOK


No. Uraian Pekerjaan Cuaca Catatan
Volume Satuan Volume Satuan Volume Satuan Pekerja Tukang Mdr/Kk
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Diperiksa Oleh : Dibuat Oleh:


TFL KSM

( ............................... ) ( ............................... )

169
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

b. Catatan Harian Penggunaan Material;


CATATAN HARIAN PENGGUNAAN MATERIAL

Desa/Kelurahan : Lokasi Kerja :


Nama KSM : Pelaksana :
Jenis Kegiatan : Masa Kerja :
No. Kontrak :
Jenis Material :

Sumber Dana (Rp) Material Masuk Material Keluar Stok Material Paraf
Supplier/Toko
No. Tanggal Catatan
Material Bantuan Pengambil Penanggung
Swadaya Volume Satuan Volume Satuan Volume Satuan
Pemerintah Material Jawab Stock

Diperiksa Oleh : Diketahui oleh : Dibuat Oleh:


TFL Teknik KSM Penanggungjawab
Material

( ............................... ) ( ................... ) ( ............................... )

c. Realisasi Kemajuan Pelaksanaan Mingguan;

REALISASI KEMAJUAN PELAKSANAAN MINGGUAN


Program Sanimas Tahun :
RT / RW / Kel. / Desa : Jenis Kegiatan :
Kec. /Kab. /Kota : Masa Kerja :

Prosentase
Jumlah Hasil Pekerjaan (%) Prosentase
Harga Satuan Bobot Kemajuan
No. Uraian Kegiatan Volume Satuan Harga Kemajuan Tiap
(Rp.) (%) Minggu Minggu Terhadap Seluruh
(Rp.) Jumlah Sisa Pekerjaan
Lalu Ini Pekerjaan

Jumlah
Prestasi Rencana :
Deviasi Prestasi :

........................................., ....................................
Diperiksa Oleh : Dibuat Oleh:
TFL Teknik KSM

( ............................... ) ( ............................... )

170
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

d. Realisasi Kemajuan Pelaksanaan Bulanan;


REALISASI KEMAJUAN PELAKSANAAN BULANAN
Program Sanimas Tahun :
RT / RW / Kel. / Desa : Jenis Kegiatan :
Kec. /Kab. /Kota : Masa Kerja :

Prosentase
Jumlah Hasil Pekerjaan (%) Prosentase
Harga Satuan Bobot Kemajuan
No. Uraian Kegiatan Volume Satuan Harga Kemajuan Tiap
(Rp.) (%) Bulan Bulan Terhadap Seluruh
(Rp.) Jumlah Sisa Pekerjaan
Lalu Ini Pekerjaan

Jumlah
Prestasi Rencana :
Deviasi Prestasi :

........................................., ....................................
Diperiksa Oleh : Dibuat Oleh:
TFL Teknik KSM

( ............................... ) ( ............................... )

e. Laporan Masalah Tingkat Desa/Kelurahan;

LAPORAN MASALAH TINGKAT KELURAHAN/DESA


Program Sanimas Tahun : Bulan :
Kel. / Desa : Kab./Kota :
Kecamatan : Provinsi :

Upaya yang Dilakukan Untuk Menyelesaikan Bantuan yang diharapkan


No. Tanggal Kendala dan Masalah
Masalah Dalam Penyelesaian Masalah

........................................., .................................
Dibuat Oleh:
KSM

( ............................... )

171
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

f. Foto Dokumentasi Kemajuan Fisik. (0%,30%,60%,100%); dan


g. Berita Acara Hasil Pemeriksaan Lapangan.

2. Dokumen Laporan Administrasui Keuangan oleh TPS-KSM berisikan


antara lain sebagai berikut:
 Buku Kas Umum TPS-KSM;
 Buku Bank TPS-KSM;
 Buku Bantu;
 Laporan Penggunaan Dana (LPD); dan
 Laporan Keuangan Bulanan TPS-KSM.

3. Dokumen Laporan Pengadaan Barang dan Jasa oleh TPS-KSM


berisikan antara lain sebagai berikut:
 Daftar Survei;
 Pengumuman Pengadaan;
 Penawaran dari Supplier;
 Berita Acara Penentuan Pemenang;
 Surat Perintah Kerja (SPK); dan
 Dokumen Pengantar Barang / Faktur Barang.

3.2.2. Proporsi Penggunanaan Dana DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi


untuk Kegiatan Swakelola oleh TPS-KSM
a. Kegiatan Sanitasi Sub Bidang Air Limbah Domestik
Proporsi penggunaan dana DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi Sub Bidang Air
Limbah Domestik dialokasikan oleh TPS-KSM sebagai pelaksana swakelola
DAK ketika memasuki tahap konstruksi. Rincian detail penggunaannya
dituangkan dalam RAB antara lain sebagai berikut:
 Minimal 60% untuk pengadaan bahan dan sewa alat;
 Maksimal 35% untuk upah pekerja;
 Maksimal 5% untuk kegiatan non fisik selama masa pembangunan.

Selain dari proporsi penggunaan dana diatas, dapat juga dialokasikan


maksimal 10% dari penjumlahan poin 1 dan 2 untuk pembangunan prasarana

172
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

penunjang agar menjamin maksimalisasi dari keberlanjutan dan pengembangan


pelayanan (contoh: talud pengaman IPAL, jalan setapak menuju IPAL, drainase
areal IPAL, pagar, gudang, landscaping IPAL, tempat cuci motor, kolam ikan,
ruang pertemuan warga, rehab bangunan warga yang pekarangannya dijadikan
lokasi IPAL dan sarana persampahan public/TPS disekitar lokasi IPAL). Jumlah
dan jenis prasarana penunjang ditentukan oleh rembug calon pemanfaat. Dana
penunjang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari jumlah proporsi dana
poin 1 dan 2.

b. Kegiatan Sanitasi Sub Bidang Persampahan


Proporsi penggunaan dana DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi Sub Bidang
Persampahan dialokasikan oleh TPS-KSM sebagai pelaksana swakelola
DAK ketika memasuki tahap konstruksi. Rincian detail penggunaannya
dituangkan dalam RAB antara lain sebagai berikut:
1. Minimal 50% untuk bahan/ material/ alat pencacah sampah/ mesin sampah;
2. Maksimal 25% untuk upah & perlengkapan alat kerja;
3. Maksimal 17% untuk pembelian alat angkut sampah (Gerobak dorong dan
atau Motor Sampah);
4. Maksimal 3% untuk operasional awal (3 bulan pertama setelah serah terima
infrastruktur terbangun); dan
5. Maksimal 5% untuk kegiatan non fisik/ biaya operasional TPS-KSM selama
pelaksanaan konstruksi (jumlah dan jenis disepakati dalam rembuk Tim
Pelaksana Swakelola Kelompok Swadaya Masyarakat dengan warga
sebagai pemanfaat). Dana ini digunakan untuk kegiatan non fisik dalam
rangka memaksimalkan peran serta masyarakat dan keberlanjutan TPS 3R.

3.2.3. Penggunaan Dana Operasional oleh TPS-KSM untuk Kegiatan Non


Fisik
Adapun peruntukan dana penunjang non fisik sebesar 5% yang diperbolehkan
selama masa pembangunan antara lain:
1. Rembuk di tingkat masyarakat dalam tahap pelaksanaan konstruksi;
2. Alat Tulis Kantor (ATK);

173
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

3. Penyusunan dokumen Laporan Pertanggungjawaban (LPj) TPS– KSM (jilid


dan fotocopy);
4. Asuransi kecelakaan untuk pekerja konstruksi, maksimal selama 4 bulan
(asuransi pemerintah);
5. Perlengkapan Alat Pelindung Diri (APD) berikut Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3);
6. Kegiatan edukasi dan pemicuan atau kampanye sampah kepada calon
pemanfaat, sekolah, kelompok kelembagaan di masyarakat;
7. Sosialisasi sanitasi pada saat peletakan batu pertama;
8. Konsumsi pelatihan pekerja dan tukang di tingkat masyarakat;
9. Papan informasi pelaksanaan kegiatan;
10. Spanduk, poster untuk edukasi masyarakat;
11. Transport pengurus TPS–KSM untuk pencairan dana ke bank, belanja
material, rapat koordinasi ke kabupaten/kota;
12. Pengurusan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan (SPPL) dari DLHK;
13. Biaya tes effluent pertama setelah beberapa bulan infrastruktur digunakan
oleh KPP;
14. Pembuatan legalitas KPP pengelola operasional dan pemeliharaan (akte
notaris);
15. Penyediaan alat dan kebutuhan perlengkapan protokol kesehatan selama
masa konstruksi untuk mencegah tersebarnya virus corona di kalangan
masyarakat;
16. Biaya pengurusan Surat Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk
pembangunan TPS-3R;
17. Pelatihan pengurus Tim Pelaksana Swakelola (TPS-KSM) sebelum
pelaksanaan konstruksi; dan
18. Pelatihan pengurus KPP sebelum serah terima infrastruktur terbangun dari
KSM kepada PPK Sanitasi OPD Dinas terkait.

Dana non fisik hanya untuk membiayai kegiatan yang dilakukan setelah
penandatangan PKS antara PPK OPD Dinas terkait dengan Ketua TPS–KSM
(selama masa konstruksi dan pasca konstruksi).

174
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

3.2.4. Mekanisme Pencairan Dana DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi oleh


PPK Sanitasi OPD Kab/Kota
Pembayaran pekerjaan swakelola kepada TPS-KSM dapat dilakukan dengan
cara antara lain sebagai berikut:
 Pembayaran upah tenaga kerja yang diperlukan dilakukan secara
harian/mingguan berdasarkan kesepakatan dan daftar hadir pekerja/
HOK;
 Pembayaran gaji tenaga ahli perseorangan (apabila diperlukan) dilakukan
berdasarkan kontrak konsultan perseorangan atau tanda bukti
pembayaran;
 Pembayaran bahan dan/atau peralatan/suku cadang dilakukan
berdasarkan Kontrak pengadaan barang;
 Mengingat dengan terbitnya Peraturan Menteri Keuangan Nomor:
PMK/130.07/2019 tentang Pengelolaan Dana Alokasi Khusus Fisik, maka
pencairan dana DAK kepada TPS-KSM dapat dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut :

1. OPD yang memperoleh alokasi pagu anggaran DAK Infrastruktur Bidang


Sanitasi tahun anggaran berkenaan dibawah 1 milyar rupiah dapat
mengacu kepada Peraturan Presiden Nomor 12 tahun 2021 dengan
proses pencairan kepada TPS-KSM dapat dilakukan sebagai berikut:
 Tahap I diberikan 40% (empat puluh perseratus) dari keseluruhan dana
apabila TPS-KSM telah siap melaksanakan swakelola yang dibuktikan
dengan terverifikasi dokumen RKM;
 Tahap II diberikan 30% (tiga puluh perseratus) dari keseluruhan dana
apabila pekerjaan fisik telah mencapai 30% (tiga puluh perseratus) dan
disertai dengan Laporan Penggunaan Dana (LPD) tahap I; dan
 Tahap III diberikan 30% (tiga puluh perseratus) dari keseluruhan dana
apabila pekerjaan fisik telah mencapai 60% (enam puluh perseratus) dan
disertai dengan Laporan Penggunaan Dana (LPD) tahap II.

2. OPD yang memperoleh alokasi pagu anggaran DAK Infrastruktur Bidang


Sanitasi pada tahun anggaran berkenaan diatas 1 milliar rupiah dapat

175
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

menyesuaikan dengan mekanisme transfer yang diatur dalam


PMK/130.07/2019 dengan proses pencairan dana ke rekening TPS-KSM
dengan tahapan antara lain sebagai berikut:
 Tahap I dapat dicairkan sebesar 25% apabila dokumen RKM dan
kontrak kerja sama dilaksanakan;
 Tahap II dapat dicairkan sebesar 45% apabila progress fisik mencapai
minimal 20 % disertai dengan LPD Tahap I; dan
 Tahap III dapat dicairkan sebesar 30% apabila progres fisik telah
mencapai minimal 60 % disertai dengan LPD Tahap II. PPK dengan
TPS-KSM wajib melakukan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali
addendum dan/atau amandemen kontrak, dilakukan sebelum Tahap III.
Ini wajib dilakukan dalam rangka menyesuaikan kondisi lapangan
berdasarkan perubahan-perubahan yang terjadi, seperti perubahan
volume (panjang pipa, jumlah manhole, jumlah sambungan rumah, dll).

3.2.5. Rencana Penggunaan Dana (RPD-1, RPD-2 dan RPD-3)


RPD merupakan Rencana Penggunaan Dana yang berasal dalam Rencana
Anggaran dan Biaya (RAB) yang dibagi dalam tiga kelompok rencana prioritas
kebutuhan material/bahan, upah, alat dan operasional, yang akan dibelanjakan
dalam setiap tahap pencairannya.
RPD ini memuat kebutuhan penggunaan dana untuk pencairan tahap I sebesar
40% dan atau 25% (RPD I), Tahap II sebesar 30% dan atau 45% (RPD II) dan
Tahap III sebesar 30% atau atau 30% (RPD III).
RPD dibuat oleh KSM yang merupakan salah satu persyaratan dalam
pengajuan pencairan dana dari PPK Sanitasi OPD Kab/Kota.

176
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

3.2.6. Bagan Alur Penyusunan Administrasi Keuangan oleh TPS-KSM

Gambar 40. Bagan alur penyusunan administrasi keuangan oleh TPS-KSM

3.3. Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3)


Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja konstruksi bidang
Pekerjaan Umum yang selanjutnya disingkat SMK3 konstruksi bidang Pekerjaan
Umum adalah bagian dari sistem manajemen organisasi pelaksanaan pekerjaan
konstruksi dalam rangka pengendalian risiko K3 pada setiap pekerjaan
konstruksi bidang Pekerjaan Umum.

177
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

3.3.1. Penerapan SMK3 Kegiatan Swakelola


Pejabat Pembuat Komitmen OPD Kabupaten/Kota menyusun dan menetapkan
dokumen kontrak dengan Tim Pelaksana Swakelola (KSM) yang didalamnya
memuat ketentuan penerapan SMK3 kontruksi bidang Pekerjaan Umum. Untuk
pekerjaan konstruksi yang bersifat swakelola, pihak yang berperan sebagai
penyelenggara wajib membuat RK3K kegiatan Swakelola.

Biaya penyelenggaraan SMK3 konstruksi bidang Pekerjaan Umum dialokasikan


dalam biaya umum yang mencakup :
a. Penyiapan Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (RK3K);
b. Sosialisasi dan promosi K3;
c. Alat pelindung kerja;
d. Alat pelindung diri;
e. Asuransi pekerja;
f. Fasilitas sarana kesehatan;
g. Rambu – rambu dan terkait pengendalian resiko lainnya.

Rencana biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum


menjadi bagian dari Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (RK3K), yang
disepakati dan disetujui pada saat rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi (Pre Construction Meeting).

3.3.2. Penerapan SMK3 Kegiatan Kontraktual


Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014
tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) konstruksi bidang pekerjaan umum adalah rencana K3 kontrak yang
selanjutnya disingkat RK3K adalah dokumen lengkap rencana penyelenggaraan
SMK3 konstruksi bidang pekerjaan umum dan merupakan satu kesatuan
dengan dokumen kontrak suatu pekerjaan konstruksi, yang dibuat oleh
penyedia jasa dan disetujui oleh pengguna jasa, untuk selanjutnya dijadikan
sebagai sarana interaksi antara penyedia jasa dengan pengguna jasa dalam
penyelenggaraan SMK3 konstruksi bidang pekerjaan umum.

178
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

Risiko K3 konstruksi adalah ukuran kemungkinan kerugian terhadap


keselamatan umum, harta benda, jiwa manusia dan lingkungan yang dapat
timbul dari sumber bahaya tertentu yang terjadi pada pekerjaan konstruksi.

Biaya SMK3 konstruksi bidang pekerjaan umum adalah biaya yang diperlukan
untuk menerapkan SMK3 dalam setiap pekerjaan konstruksi yang harus
diperhitungkan dan dialokasikan oleh penyedia jasa dan pengguna jasa.

3.3.3. Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja


(SMK3)
Setiap penyelenggaraan pekerjaan konstruksi bidang Pekerjaan Umum wajib
menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3)
konstruksi bidang Pekerjaan Umum. SMK3 konstruksi bidang Pekerjaan Umum
meliputi :
a. Kebijakan K3;
b. Perencanaan K3;
c. Pengendalian operasional;
d. Pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3; dan
e. Tinjauan ulang kinerja K3.

Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) konstruksi


bidang Pekerjaan Umum diterapkan pada tahapan antara lain sebagai berikut :
 Tahap pra konstruksi, meliputi Rancangan Konseptual, meliputi studi
kelayakan (feasibility study), survei dan investigasi, Detailed Enginering
Design (DED), Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa;
 Tahap Pemilihan Penyedia Barang/Jasa (Procurement);
 Tahap Pelaksanaan Konstruksi; dan
 Tahap Penyerahan Hasil Akhir Pekerjaan.
Penerapan SMK3 Konstruksi Bidang PU ditetapkan berdasarkan potensi
bahaya.
 Potensi bahaya tinggi, apabila pekerjaan bersifat berbahaya dan/atau
mempekerjakan tenaga kerja paling sedikit 100 orang dan/atau nilai kontrak
diatas Rp. 100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah);

179
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

 Potensi bahaya rendah, apabila pekerjaan bersifat tidak berbahaya


dan/atau mempekerjakan tenaga kerja kurang dari 100 orang dan/atau nilai
kontrak dibawah Rp. 100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah);
 Penyusunan Detailed Engineering Desain (DED) wajib :
 Mengidentifikasi bahaya, menilai Risiko K3 serta pengendaliannya pada
penetapan kriteria perancangan dan pemilihan material, pelaksanaan
konstruksi, serta Operasi dan Pemeliharaan;
 Mengidentifikasi dan menganalisis Tingkat Risiko K3 dari kegiatan/proyek
yang akan dilaksanakan, sesuai dengan Tata Cara Penetapan Tingkat
Risiko K3 Konstruksi;
 Penyusunan Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa wajib memuat:
a. Potensi bahaya, jenis bahaya dan identifikasi bahaya K3 Konstruksi
yang ditetapkan oleh PPK berdasarkan Dokumen Perencanaan atau
dari sumber lainnya;
b. Kriteria evaluasi untuk menilai pemenuhan persyaratan K3 Konstruksi
termasuk kriteria penilaian dokumen RK3K.

 Penerapan SMK3 pada Tahap Pemilihan Penyedia Barang/Jasa:


A. Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa harus memuat persyaratan
K3 Konstruksi yang merupakan bagian dari ketentuan persyaratan
teknis;
B. Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa harus memuat ketentuan
tentang kriteria evaluasi RK3K;
C. Untuk pekerjaan dengan potensi bahaya tinggi, wajib dipersyaratkan
rekrutmen Ahli K3 Konstruksi dan dapat dipersyaratkan sertifikat SMK3
perusahaan.

Tugas dan Tanggung Jawab Wewenang Kepala Satuan Kerja dan Pejabat
Pembuat Komitmen : sebagaimana yang tertuang didalam Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).

180
DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2021

3.3.4. Biaya Penyelenggaraan


Biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
dialokasikan dalam biaya umum yang mencakup:
 Penyiapan RK3K;
 Sosialisasi dan promosi K3;
 Alat pelindung kerja;
 Alat pelindung diri;
 Asuransi dan perijinan;
 Personil K3;
 Fasilitas sarana kesehatan;
 Rambu-rambu; dan
 Lain-lain terkait pengendalian risiko K3. (2) Rencana biaya
penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum menjadi
bagian dari RK3K, yang disepakati dan disetujui pada saat rapat persiapan
pelaksanaan pekerjaan konstruksi (Pre Construction Meeting).

181
LAMPIRAN – LAMPIRAN :

Lampiran 1 Contoh Surat Pernyataan Kesiapan dari Pemerintah


Desa/Kelurahan sebagai Salah Satu Bentuk Peminatan Program DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi
LOGO/KO PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA ______
P DAERAH
KECAMATAN _______ DESA/KELURAHAN __________
Alamat : _____________________________________________________

No. : ________________ _________, __________


Lampiran : ________________
Perihal : ________________

Kepada Yth.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Di -
Tempat

Dengan Hormat,
Saya yang bertandatangan dibawah ini:
Nama : __________________
Tempat Ttl : __________________
Jabatan : __________________
Alamat : __________________

Bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Desa/Kelurahan _____ yang beralamat di
Jln. __________ Desa _____ Kecamatan _____ Kab/Kota ____.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa saya selaku Pemerintahan Desa/Kelurahan


siap menerima, memfasilitasi, mendorong dan bersama masyarakat berpartisipasi,
memantau dan mengawasi serta memberikan bantuan dan jaminan terlaksananya
Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi TA. _______ sesuai dengan tahapan dan
arahan kebijakan yang tertuang dalam Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengelolaan DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi yang berlaku.

Demikianlah Surat Pernayataan ini kami buat dan dapat dipertanggungjawabkan


sebagaimana mestinya.

Kepala Desa/ Lurah ___________

(………………………….)
NIP. ________________

182
Lampiran 2. Contoh Berita Acara Sosialisasi Awal Program DAK Infrastruktur
Bidang Sanitasi Tingkat Desa/Kelurahan TA. ……
BERITA ACARA
SOSIALISASI AWAL TINGKAT DESA/KELURAHAN
PROGRAM DAK INFRASTRUKTUR BIDANG SANITASI TA. 2021

DESA/KEL. : __________________
KEC. : __________________
KAB. : __________________

Pada hari ini, ________ tanggal ______ bulan ______ tahun ______ pukul ___
bertempat di _____________ telah diadakan pertemuan tingkat Desa/Kelurahan dalam
rangka Sosialisasi Awal Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi, yang dihadiri oleh
peserta sebanyak ___ orang, laki-laki sejumlah _____ dan perempuan _____.

Adapun hasil dari pertemuan ini adalah :


1. .............................................................................................................................
.............................................................................................................................
2. .............................................................................................................................
.............................................................................................................................
3. .............................................................................................................................
.............................................................................................................................
4. .............................................................................................................................
.............................................................................................................................
5. .............................................................................................................................
.............................................................................................................................

Demikian berita acara ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

.........................,.....................2021

Wakil Peserta :
1. ................................... ........................

2. .................................. ........................

3. ................................. ........................

Mengetahui :
Kepala Desa/ Lurah TFL/Pendamping

(.............................................) (.................................)

183
Lampiran 3. Contoh Daftar Hadir Peserta Sosialisasi Awal Program DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tk. Desa/Kelurahan

Desa/Kel : ……………………….
Kecamatan : ……………………….
Kabupaten : ……………………….
Provinsi : ……………………….

Jenis Kepemilikan
Alamat
Kelamin Tangki Septik
No Nama Pekerjaan
Tdk.
RT RW Lk Pr Punya
Punya
1
2
3
4
5
Dst.

184
Lampiran 4. Contoh Berita Acara Rembuk Kesiapan Masyarakat (Kontrak
Sosial)
Berita Acara Rembuk Kesiapan Masyarakat (Kontrak Sosial)
Tingkat Desa/Kel. Program Dak Infrastruktur Bidang Sanitasi
Tahun Anggaran ………..

Desa/Kel : ……………………….
Kecamatan : ……………………….
Kabupaten : ……………………….
Provinsi : ……………………….

Pada hari ini ……… tanggal …….. bulan …… tahun ….. jam …. s/d …. WIB/WITA
bertempat di ………. telah dilaksanakan kegiatan Rembuk Kesiapan Masyarakat
(Kontrak Sosial) tingkat Desa/Kelurahan antara OPD Kabupaten/Kota …………………..
mewakili Pemerintah sebagai pengelola Program Dana Alokasi Khusus Infrastruktur
Bidang Sanitasi, kegiatan rembuk dihadiri oleh …….. peserta, ….. laki-laki dan ……
perempuan (DH terlampir).

Berdasarkan informasi yang telah disampaikan oleh TFL dan kami terima dalam
Sosialisasi Awal Program tingkat Desa/Kelurahan, maka kegiatan Rembuk Kesiapan
Masyarakat (Kontrak Sosial) yang dibangun dengan penuh kesadaran dari seluruh
lapisan masyarakat Desa/Kelurahan telah menghasilkan kesepakatan bersama, antara
lain sebagai berikut :

1. Menerima Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi dilaksanakan di


Desa/Kelurahan kami, dengan konsekuensi sebagai berikut;
a. Siap melaksanakan dan mengikuti proses tahapan sesuai arahan kebijakan
Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi dibawah
fasilitasi/pendampingan TFL dan Pemerintah Desa/Kelurahan;
b. Siap membantu proses tahapan Pemetaan Sanitasi tingkat Desa/Kelurahan,
proses SELOTIP, proses Pemilihan Pengurus Tim Pelaksana Swakelola (TPS-
KSM) tanpa adanya upah dalam bentuk apapun;
c. Siap berswadaya baik dalam bentuk barang maupun dalam bentuk uang dalam
rangka perbaikan sanitasi di Desa/Kelurahan kami pada setiap proses tahapan
Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi;
d. Siap dan sukarela memanfaatkan infrastruktur terbangun, termasuk operasional
dan pemeliharaaan secara partisipatif dibawah koordinasi pengurus lembaga
Kelompok Pemanfaat dan Pemeliharaan (KPP);
e. Jika kelak kami sebagai pemanfaat dari prasarana sanitasi terbangun, maka
kami siap berpartisipasi dalam pengumpulan iuran oleh pengurus Kelompok
Pemanfaat dan Pemelihara (KPP).

Namun Jika Menolak Contoh alasan dari masyarakat :


2. Menolak Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Sanitasi dilaksanakan di
Desa/Kelurahan kami, dikarenakan;
a. Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi tidak bermanfaat bagi warga
masyarakat untuk perbaikan sanitasi;
b. Masyarakat tidak bersedia mengikuti proses tahapan secara partisipatif sesuai
arahan kebijakan dari Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan DAK Infrastruktur
Bidang Sanitasi;
c. Masyarakat tidak bersedia mengumpulkan iuran dan swadaya baik dalam
bentuk barang maupun uang pada setiap proses tahapan dan operasional serta
pemeliharaan;

185
d. Dan alasan lainnya, jika ada.

Demikianlah Berita Acara Rembuk Kesiapan Masyarakat (Kontrak Sosial) ini dibuat,
sebagai bentuk tanggung gugat kami secara bersama-sama dan menjadi bentuk pakta
integritas antara kami masyarakat Desa/Kelurahan dengan Pemerintah dalam
Penyelenggaraan Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi.

Yang Menyatakan
Perwakilan dari Masyarakat Desa/Kelurahan :

1. ………………………………….. (Tomas)
2. ………………………………….. (Tokoh Agama Laki-laki)
3. ………………………………….. (Tokoh Agama Perempuan)
4. ………………………………….. (Tokoh Pemuda)
5. ………………………………….. (Kader PKK)
6. ………………………………….. (Kader Posyandu)
7. ………………………………….. (Perwakilan Ketua Lingkungan RT/RW/Dusun)

Mengetahui;
Kepala Desa/Lurah TFL/Pendamping

( …………………. ) ( ………………. )

186
Lampiran 5. Contoh Daftar Hadir Rembuk Kesiapan Masyarakat (Kontrak
Sosial)
Daftar Hadir Rembuk Kesiapan Masyarakan (Kontrak Sosial)
Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi Tk. Desa/Kelurahan

Desa/Kel : ……………………….
Kecamatan : ……………………….
Kabupaten : ……………………….
Provinsi : ……………………….

Jenis Kepemilikan
Alamat
Kelamin Tangki Septik
No Nama Pekerjaan
Tdk.
RT RW Lk Pr Punya
Punya
1
2
3
4
5
Dst.

187
Lampiran 6. Contoh berita acara pembentukan tim pemetaan sanitasi
tingkat desa/kelurahan

Berita Acara
Pembentukan Tim Pemetaan Sanitasi Tingkat Desa/Kelurahan

Desa/Kel : ……………………….
Kecamatan : ……………………….
Kabupaten : ……………………….
Provinsi : ……………………….

Berikut ini adalah kesepakatan hasil Pembentukan Tim Pemetaan Sanitasi di


Tingkat Desa/Kelurahan yang diselenggarakan oleh masyarakat serta
perangkat Pemerintahan Desa/Kelurahan dan difasilitasi oleh TFL pada hari
________ tanggal ______ jam ___ s/d ___ WIB/WITA bertempat di
____________ yang dihadiri oleh peserta sebanyak ______, laki-laki ____ dan
perempuan ____ (DH terlampir).

Kegiatan ini menghasilkan Tim Pemetaan Sanitasi yang bertugas melakukan


pemetaan melalui transek walk dan wawancara semi terstruktur dengan warga
masyarakat di masing-masing RT/RW/Dusun, tim yang terbentuk antara lain
sebagai berikut:

Alamat Persetujuan
No. Nama Jabatan
tinggal (Tandatangan)
1 Ketua
2 Sekretaris
Anggota perwakilan
3
RT/RW/Dusun
Anggota perwakilan
4
RT/RW/Dusun
Anggota perwakilan
5
RT/RW/Dusun
Anggota perwakilan
6
RT/RW/Dusun
7 Dan seterusnya

Selanjutnya tim pemetaan sanitasi akan melakukan proses pemetaan sesuai


dengan arahan, bimbingan dan dibawah pendampingan dari pendamping
program (TFL) sesuai dengan target waktu penyelesaian yang telah disepakati.

Demikianlah berita acara ini dibuat untuk dijadikan dasar pertimbangan dalam
penyepakatan-penyepakatan kegiatan masyarakat selanjutnya.

188
Perwakilan Masyarakat Desa/Kelurahan dari peserta rembuk:

1. ………………………………….. (Tomas)
2. ………………………………….. (Tokoh Agama Laki-laki)
3. ………………………………….. (Tokoh Agama Perempuan)
4. ………………………………….. (Tokoh Pemuda)
5. ………………………………….. (Kader PKK)
6. ………………………………….. (Kader Posyandu)
7. ………………………………….. (Perwakilan Ketua Lingkungan
RT/RW/Dusun)

Mengetahui; Pemimpin Rembuk


Kepala Desa/Lurah TFL/Pendamping warga tingkat
Desa/Kelurahan

( …………………. ) ( ………..………. ) ( ….…………….. )

189
Lampiran 7. Contoh Daftar Hadir Peserta Rembuk Pembentukan Tim
Pemetaan Sanitasi Tk. Desa/Kelurahan

Desa/Kel : ……………………….
Kecamatan : ……………………….
Kabupaten : ……………………….
Provinsi : ……………………….

Jenis Kepemilikan
Alamat
Kelamin Tangki Septik
No Nama Pekerjaan
Tdk.
RT RW Lk Pr Punya
Punya
1
2
3
4
5
Dst.

190
Lampiran 8. Contoh Berita Acara Hasil Pemetaan Sanitasi Tingkat
Desa/Kelurahan Dan Penetapan Lokasi Rw/Dusun Yang Akan Di Selotip
Program Dana Alokasi Khusus Bidang Sanitasi Tahun ……..

Pada hari ini ………. tanggal …….. bulan …… tahun ….. jam …. s/d …. WIB/WITA telah
dilaksanakan kegiatan Pemetaan Sanitasi tingkat Desa/Kelurahan Program DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi. Kegiatan tersebut melibatkan partisipasi masyarakat
sebanyak ……. Peserta, ….. peserta laki-laki dan ….. peserta perempuan, dalam rangka
melihat kantung-kantung rawan sanitasi melalui transek walk dan wawancara semi
terstruktur mengenai kondisi nyata terkait air limbah domestik dari rumah tangga, kondisi
air bersih, kondisi persampahan, kondisi drainase lingkungan dan kepadatan penduduk
di masing-masing RT/RW/Dusun.

Dari proses Pemetaan Sanitasi tersebut pada masing-masing RT/RW/Dusun telah


menghasilkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Peta Tematik yang menggambarkan tentang sebaran kepadatan penduduk dan
kondisi kerawanan sanitasi di masing-masing RT/RW/Dusun;
2. Rekap urutan prioritas RT/RW/Dusun untuk segera dilakukan penanganan sanitasi
secara cepat, efektif dan efesien;
3. Rekapitulasi jumlah dan atau nama calon penerima manfaat (KK dan Jiwa) dari
masing-masing calon titik lokasi RT/RW/Dusun berdasarkan hasil wawancara semi
terstruktur dengan masyarakat;
4. Rekapitulasi urutan prioritas calon penerima manfaat dari masing-masing lokasi
RT/RW/Dusun untuk kegiatan tangki septik individual :
 Warga yang belum memiliki closet dan tangki septik prioritas pertama;
 Warga yang memiliki closet namun pipa nya ke sungai/ badan air prioritas
kedua;
 Warga yang memiliki closet namun tangki septiknya cubluk/ galian lobang tanah
prioritas ketiga;
 Warga yang memiliki closet dan memiliki tangki septik namun tidak kedap dan
belum pernah dikuras.

Demikianlah berita acara ini dibuat untuk dijadikan dasar pertimbangan dalam
penyepakatan-penyepakatan kegiatan masyarakat selanjutnya.

Perwakilan Masyarakat Desa/Kelurahan dari peserta rembuk:

1. ………………………………….. (Tomas)
2. ………………………………….. (Tokoh Agama Laki-laki)
3. ………………………………….. (Tokoh Agama Perempuan)
4. ………………………………….. (Tokoh Pemuda)
5. ………………………………….. (Kader PKK)
6. ………………………………….. (Kader Posyandu)
7. ………………………………….. (Perwakilan Ketua Lingkungan
RT/RW/Dusun).
Mengetahui; Ketua Tim Pemetaan
Kepala Desa/Lurah TFL/Pendamping Sanitasi tingkat
Desa/Kelurahan

( ………………….) ( …………………. ) ( …….……….. )

191
Lampiran 9. Contoh Daftar Hadir Keterlibatan Peserta Secara Partisipatif
dalam Proses Pemetaan Sanitasi Tk. Desa/Kelurahan

Desa/Kel : ……………………….
Kecamatan : ……………………….
Kabupaten : ……………………….
Provinsi : ……………………….

Jenis Kepemilikan
Alamat
Kelamin Tangki Septik
No Nama Pekerjaan
Tdk.
RT RW Lk Pr Punya
Punya
1
2
3
4
5
Dst.

192
Lampiran 10. Contoh Berita Acara Pembentukan Tim Selotip Tingkat
Desa/Kelurahan

Desa/Kel : ……………………….
Kecamatan : ……………………….
Kabupaten : ……………………….
Provinsi : ……………………….

Berikut ini adalah kesepakatan hasil Pembentukan Tim Pelaksanaan Selotip di Tingkat
Desa/Kelurahan yang diselenggarakan oleh masyarakat serta perangkat Pemerintahan
Desa/Kelurahan dan difasilitasi oleh TFL pada hari ________ tanggal ______ jam ___
s/d ___ WIB/WITA bertempat di ____________ yang dihadiri oleh peserta sebanyak
______, laki-laki ____ dan perempuan ____ (DH terlampir). Rembuk warga tersebut
telah terbentuk kepengurusan tim pelaksanaan Selotip tingkat Desa/Kelurahan antara
lain sebagai berikut:
Persetujuan
No. Nama Alamat tinggal Jabatan
(Tandatangan)
1 Ketua
2 Sekretaris
Anggota perwakilan
3
RT/RW/Dusun
Anggota perwakilan
4
RT/RW/Dusun
Anggota perwakilan
5
RT/RW/Dusun
Anggota perwakilan
6
RT/RW/Dusun
7 Dan seterusnya

Selanjutnya tim Pelaksanaan Selotip akan melakukan proses Selotip sesuai dengan
arahan, bimbingan dan dibawah pendampingan dari pendamping program (TFL) sesuai
dengan target waktu penyelesaian yang telah disepakati.

Demikianlah berita acara ini dibuat untuk dijadikan dasar pertimbangan dalam
penyepakatan-penyepakatan kegiatan masyarakat selanjutnya.

Perwakilan Masyarakat Desa/Kelurahan dari peserta rembuk:


1. ………………………………….. (Tomas)
2. ………………………………….. (Tokoh Agama Laki-laki)
3. ………………………………….. (Tokoh Agama Perempuan)
4. ………………………………….. (Tokoh Pemuda)
5. ………………………………….. (Kader PKK)
6. ………………………………….. (Kader Posyandu)
7. ………………………………….. (Perwakilan Ketua Lingkungan RT/RW/Dusun)
8.
Mengetahui; Pemimpin Rembuk
Kepala Desa/Lurah TFL/Pendamping warga tingkat
Desa/Kelurahan

( …………………. ) ( …………………. )
( ………………….. )

193
Lampiran 11. Contoh Daftar Hadir Proses Pembentukan Tim Selotip Tk.
Desa/Kelurahan

Desa/Kel : ……………………….
Kecamatan : ……………………….
Kabupaten : ……………………….
Provinsi : ……………………….

Jenis Kepemilikan
Alamat
Kelamin Tangki Septik
No Nama Pekerjaan
Tdk.
RT RW Lk Pr Punya
Punya
1
2
3
4
5
Dst.

194
Lampiran 12. Berita Acara Hasil Pelaksanaan Selotip Kegiatan DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi

Desa/Kel : ……………………….
Kecamatan : ……………………….
Kabupaten : ……………………….
Provinsi : ……………………….

Pada hari ..... tanggal .... bulan ........ tahun ....... jam … s/d … WIB/WITA
bertempat di …......... Kelurahan/Desa ............... Kecamatan ............
Kabupaten/Kota ………….. telah dilaksanakan Seleksi Lokasi Partisipatif
(SELOTIP) dalam rangka implementasi Program DAK Infrastruktur Bidang
Sanitasi. Proses kegiatan tersebut telah melibatkan partisipasi masyarakat
sebanyak ……. Peserta, …. Laki-laki …. Perempuan. Seluruh proses seleksi
telah dilaksanakan secara fair, transparan dan demokratis oleh masyarakat
sendiri.

Seleksi Titik Lokasi tersebut telah diikuti oleh ......... kampung/RT/RW/Dusun dll,
yaitu:
1 Kampung/RT/RW/Dusun ................ skor .........
2 Kampung/RT/RW/Dusun ................ skor .........
3 Kampung/RT/RW/Dusun ……....…… skor ……...
4 .......................dst

Sesuai dengan hasil skor yang dikumpulkan oleh masing‐masing


kampung/RT/RW/Dusun, maka telah disepakati bersama bahwa
kampung/RT/RW/Dusun yang paling siap untuk pelaksanaan Program DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi adalah:

Kampung/RT/RW/Dusun ………………………
Demikianlah berita acara ini dibuat untuk dijadikan dasar pertimbangan dalam
penyepakatan-penyepakatan kegiatan masyarakat selanjutnya.

Berita acara ini ditandatangani oleh:


1. Lurah/Kades ...........................
2. Ketua RT .................................
3. Ketua RW ................................
4. Ketua Dusun ...........................
5. lainnya ....................................
6. Wakil Masyarakat ....................

Note :
1. Memberi tenggat waktu tertentu untuk konfirmasi lahan dan sebagainya kepada
pemenang ke-1;
2. Bila pemenang ke-1 bermasalah, beri kesempatan kepada pemenang berikutnya.

195
Lampiran 13. Contoh Daftar Hadir Proses Pelaksanaan Selotip Tk.
Desa/Kelurahan

Desa/Kel : ……………………….
Kecamatan : ……………………….
Kabupaten : ……………………….
Provinsi : ……………………….

Jenis Kepemilikan
Alamat
Kelamin Tangki Septik
No Nama Pekerjaan
Tdk.
RT RW Lk Pr Punya
Punya
1
2
3
4
5
Dst.

196
Lampiran 14. Contoh Berita Acara Pembentukan Panitia Pemilihan Pengurus
Tim Pelaksana Swakelola Kelompok Swadaya Masyarakat (TPS-KSM)
Pemilihan Utusan/Bakal Calon dan Proses Saling Memilih

Desa/Kel : ……………………….
Kecamatan : ……………………….
Kabupaten : ……………………….
Provinsi : ……………………….

Berikut ini adalah kesepakatan hasil Pembentukan Panitia Pemilihan Tim


Pelaksana Swakelola Kelompok Swadaya Masyarakat (TPS-KSM) di Tingkat
titik lokasi terpilih yang diselenggarakan oleh masyarakat serta perangkat
Pemerintahan Desa/Kelurahan dan difasilitasi oleh TFL pada hari ________
tanggal ______ jam ___ s/d ___ WIB/WITA bertempat di ____________ yang
dihadiri oleh peserta sebanyak ______, laki-laki ____ dan perempuan ____ (DH
terlampir). Rembuk warga tersebut telah terbentuk kepanitiaan pemilihan
pengurus TPS-KSM antara lain sebagai berikut:

Alamat Persetujuan
No. Nama Jabatan
tinggal (Tandatangan)
1 Ketua
2 Sekretaris
Anggota perwakilan
3
RT/RW/Dusun
Anggota perwakilan
4
RT/RW/Dusun
Anggota perwakilan
5
RT/RW/Dusun
Anggota perwakilan
6
RT/RW/Dusun
7 Dan seterusnya

Selanjutnya panitia akan melakukan proses kajian kepemimpinan untuk


menghasilkan kriteria seorang pemimpin dan melakukan penyepakatan
(lokakarya), mengkampanyekan kriteria tersebut, menyusun tatib pemilihan
utusan/bakal calon dan tatib saling memilih, serta melaksanakan proses
pemilihan utusan/bakal calon dan proses saling memilih dan menetapkan hasil
akhir dari proses pemilihan kedalam Berita Acara sesuai dengan arahan dan
bimbingan dibawah pendampingan dari pendamping program (TFL).

Demikianlah berita acara ini dibuat untuk dijadikan dasar pertimbangan dalam
penyepakatan-penyepakatan kegiatan masyarakat selanjutnya.

Perwakilan Masyarakat Desa/Kelurahan dari peserta rembuk:

1. ………………………………….. (Tomas)
2. ………………………………….. (Tokoh Agama Laki-laki)

197
3. ………………………………….. (Tokoh Agama Perempuan)
4. ………………………………….. (Tokoh Pemuda)
5. ………………………………….. (Kader PKK)
6. ………………………………….. (Kader Posyandu)
7. ………………………………….. (Perwakilan Ketua Lingkungan
RT/RW/Dusun)

Mengetahui; Pemimpin Rembuk


Kepala Desa/Lurah TFL/Pendamping warga di Titik Lokasi

( …………………. ) ( …………………. ) ( ………………….. )

198
Lampiran 15. Contoh Daftar Hadir Proses Pembentukan Panitia Pemilihan
Pengurus Tim Pelaksana Swakelola Kelompok Swadaya Masyarakat (TPS-
KSM) Pemilihan Utusan/Bakal Calon dan Proses Saling Memilih

Desa/Kel : ……………………….
Kecamatan : ……………………….
Kabupaten : ……………………….
Provinsi : ……………………….

Jenis Kepemilikan
Alamat
Kelamin Tangki Septik
No Nama Pekerjaan
Tdk.
RT RW Lk Pr Punya
Punya
1
2
3
4
5
Dst.

199
Lampiran 16. Contoh DRAFT TATA TERTIB PEMILIHAN UTUSAN ATAU
BAKAL CALON TIM PELAKSANA SWAKELOLA KELOMPOK SWADAYA
MASYARAKAT (TPS-KSM) TINGKAT BASIS/ RT/ RW/DUSUN

Desa/Kel : ……………………….
Kecamatan : ……………………….
Kabupaten : ……………………….
Provinsi : ……………………….

Pasal 1
Ketentuan Umum

1. Rembug pemilihan Utusan/Bakal Calon tingkat Basis RT/RW/Dusun adalah


bagian dari proses pemilihan Pengurus Tim Pelaksana Swakelola (TPS-KSM);
2. Rembug dipimpin oleh pimpinan rembug yang terdiri dari Ketua Panitia dan
Anggota; dan
3. Utusan/Bakal Calon dipilih melalui pemungutan suara secara langsung, bebas,
rahasia dan tertutup.

Pasal 2
Panitia Pemilihan Utusan/Bakal Calon
1. Penyelenggaraan rembug pemilihan Utusan/Bakal Calon dilaksanakan oleh
Panitia Pemilihan Utusan/Bakal Calon tingkat basis RT/ RW/Dusun, tergantung
jumlah titik lokasinya berada pada tingkatan apa;
2. Panitia Pemilihan Utusan/Bakal Calon sekurang-kurangnya 30% anggotanya
adalah perempuan; dan
3. Panitia Pemilihan Utusan/Bakal Calon bertugas:
a. Melakukan kajian kepemimpinan dengan kelompok masyarakat agar
memperoleh kriteria/ciri-ciri/tanda-tanda seorang pemimpin yang baik;
b. Melakukan lokakarya tentang kriteria/ciri-ciri/tanda-tanda seorang pemimpin
yang baik di titik lokasi terpilih (sesuai hasil Selotip);
c. Mengkampanyekan/menyebarluaskan tentang kriteria/ciri-ciri/tanda-tanda
seorang pemimpin yang baik kepada seluruh warga di titik lokasi terpilih baik
secara lisan maupun tulisan;
d. Membuat tata tertib pemilihan utusan/bakal calon dan tata tertib saling
memilih;
e. Menyiapkan dan menyebarkan undangan secara terbuka dan tertutup;
f. Menjelaskan proses pemungutan suara sebelum pemungutan suara
dilaksanakan;
g. Menyiapkan kelengkapan administrasi pemilihan Pengurus Tim Pelaksana
Swakelola Kelompok Swadaya Masyarakat (TPS-KSM);
h. Memeriksa daftar nama penduduk dewasa yang memiliki hak suara dan
sudah disahkan oleh ketua RT/RW/Dusun setempat;
i. Menyiapkan dan memeriksa seluruh perlengkapan pemungutan suara (kotak
suara, bilik suara, surat suara, alat tulis dll);
j. Memandu proses pemungutan suara;
k. Menetapkan saksi dengan persetujuan peserta pemilihan;
l. Melaksanakan perhitungan suara;
m. Menuliskan hasil perolehan suara dalam kertas plano;
n. Menjaga seluruh proses pemungutan suara agar dapat berlangsung secara
demokratis, partisipatif dan transparan.
o. Menjaga dan menyimpan dokumentasi (catatan/hasil-hasil rembug warga).

200
Pasal 3
Syarat Memilih Utusan/Bakal Calon
Syarat untuk Memilih :
1. Warga yang berusia minimal 17 tahun untuk laki-laki atau sudah pernah menikah;
2. Warga yang berusia minimal 15 tahun untuk perempuan atau sudah pernah
menikah;
3. Pemilih telah berdomisili di Basis RT/RW/Dusun sesuai dengan Titik Lokasi
Terpilih (Hasil Selotip).

Pasal 4
Kriteria Untuk Dapat Dipilih
Syarat untuk dapat dipilih menjadi Utusan Warga adalah:
1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2. Memiliki sifat: Jujur , Amanah/ Dapat Dipercaya, Adil, Ikhlas/Sukarela,
Kepedulian, Kesetaraan, Punya Semangat Pengabdian Diri Dalam Melayani
dan mendampingi masyarakat, dll.

Pasal 5
Quorum Pemilihan Utusan/Bakal Calon
Pengurus Tim Pelaksana Swakelola
Pemilihan Utusan/Bakal Calon di tingkat basis RT/RW/Dusun dinyatakan memenuhi
qourum apabila jumlah warga yang hadir minimal 65% dari jumlah penduduk
dewasa di basis RT/RW/Dusun.

Pasal 6
Tata Cara Pemilihan Utusan/Bakal Calon
Pengurus Tim Pelaksana Swakelola
1. Pemilihan Utusan/Bakal Calon di tingkat basis RT/RW/Dusun dilakukan di Tempat
Pemungutan Suara (TPS); dan atau
2. Pemilihan Utusan/Bakal Calon di tingkat basis RT/RW/Dusun dapat juga
dilakukan dengan cara dor to dor ke rumah-rumah warga pada waktu yang tepat,
panitia didampingi oleh TFL dengan membawa kelengkapan Daftar Pemilih Tetap
(DPT) dari RT/RW/RW masing-masing, membawa Kotak Suara, Kartu Suara dan
Alat Tulis;
3. Panitia menjelaskan tata cara pemungutan suara;
4. Panitia memastikan bahwa Kotak Suara dalam keadaan kosong dan Kartu Suara
dalam keadaan bersih dari coretan atau tulisan nama salah satu utusan atau bakal
calon yang berhak dipilih;
5. Pemilih dapat memberikan suaranya setelah dipanggil satu demi satu oleh panitia
dan memberikan suaranya di bilik suara yang telah disediakan;
6. Pemilihan UtusanBakal Calon dilakukan oleh warga dengan cara menuliskan 3
(tiga) Nama Orang pada selembar kartu suara dalam bilik pemilihan yang sudah
disediakan oleh Panitia Pemilihan Utusan/Bakal Calon;
7. Pemilih memasukan kartu suara tersebut ke dalam kotak suara dihadapan
seluruh peserta atau panitia;
8. Panitia menghitung kartu suara dengan disaksikan oleh 3 (TIGA) orang saksi.

Pasal 7
Penetapan Hasil Pemilihan Utusan/Bakal Calon
1. UtusanBakal Calon terpilih adalah nama-nama yang mendapat suara terbanyak
peringkat ( 1 s/d ______ ), sesuai jumlah Utusan/Bakal Calon yang ditetapkan
Panitia Pemilihan Utusan/Bakal Calon; dan

201
2. UtusanBakal Calon terpilih akan diundang untuk mengikuti pemilihan selanjutnya
dalam proses “saling Memilih” sebagai calon Pengurus Tim Pelaksana Swakelola
Kelompok Swadaya Masyarakat (TPS-KSM).

Pasal 8
Aturan Peralihan
1. Bilamana yang hadir dalam pemilihan kurang dari 65% dari jumlah penduduk
dewasa maka Panitia Pemilihan dapat mengunjungi warga secara dor to dor yang
belum memilih dengan disaksikan oleh 2 orang saksi yang dapat dipercaya;
2. Pelaksanaan pasal 8 ayat 1 diatas dilaksanakan pada hari yang sama;
3. Utusan/Bakal Calon yang tidak bisa membaca dan menulis dibantu oleh 2 orang
panitia dalam pemungutan suara di masing-masing BILIK SUARA;
4. Utusan/Bakal Calon yang cacat fisik dibantu oleh 2 orang panitia dalam
pemungutan suara; dan
5. Warga yang merantau tidak diperhitungkan dalam penentuan prosentase jumlah
penduduk dewasa yang dibuktikan dengan Surat Keterangan RT/ RW/Dusun
setempat.

Pasal 9
Penutup
Hal-hal yang belum diatur dalam Tata Tertib ini akan ditetapkan kemudian atas
kesepakatan peserta rembug warga.

Ditetapkan di : ......................
Pada tanggal : ......................
Pukul : ......................

Ketua Panitia Pemilihan Warga Masyarakat

(…………….. ) ( ………………. )

Warga Masyarakat Warga Masyarakat

( …………………. ) ( ………………. )

Mengetahui :

Ketua RT/RW/Dusun TFL Pendamping

( ………………… ) ( ………………. )

202
Lampiran 17. Contoh DRAFT TATA TERTIB REMBUG WARGA
PEMILIHAN PENGURUS TIM PELAKSANA SWAKELOLA KELOMPOK
SWADAYA MASYARAKAT (TPS-KSM) DI TITIK LOKASI TERPILIH SESUAI
HASIL SELOTIP PROSES SALING MEMILIH

Desa/Kel : ……………………….
Kecamatan : ……………………….
Kabupaten : ……………………….
Provinsi : ……………………….

Pasal 1
Ketentuan Umum
1. Rembug warga pemilihan Pengurus Tim Pelaksana Swakelola Kelompok
Swadaya Masyarakat (TPS-KSM) adalah proses pemilihan Pengurus oleh
Utusan/Bakal Calon yang akan duduk sebagai Kepengurusan TPS-KSM;
2. Rembug warga dipimpin oleh Ketua Panitia Pembentukan TPS-KSM dan/atau
anggota Panitia Pembentukan TPS-KSM yang disepakati oleh anggota Panitia
dan dibantu pengurus lainnya;
3. Pengurus TPS-KSM dipilih di antara Utusan/Bakal Calon melalui pemungutan
suara secara langsung, bebas, rahasia dan tertutup;
4. Peserta Rembug Warga adalah Utusan/Bakal Calon yang di undang oleh Panitia
Pemilihan sesuai hasil penetapan dari pemilihan utusan/bakal calon tingkat basis;
5. Utusan/Bakal Calon adalah Utusan/Bakal Calon yang telah dipilih melalui proses
PEMILU di tingkat basis RT/RW/Dusun;
6. Undangan terdiri dari Utusan/Bakal Calon, aparat pemerintah Desa/Kelurahan,
warga masyarakat, relawan peduli dan pemantau; dan
7. Panitia Pembentukan TPS-KSM adalah warga masyarakat Desa/ Kelurahan yang
dipilih melalui Rembug Warga dalam Pembentukan Panitia Pemilihan.

Pasal 2
Panitia Pembentukan
Tim Pelaksana Swakelola Kelompok Swadaya Masyarakat (TPS-KSM)
Panitia Pembentukan TPS-KSM terdiri dari:
a. Panitia Harian, terdiri dari sekurang-kurangnya seorang Ketua, seorang Sekretaris
dan beberapa orang anggota; dan
b. Panitia adalah Tim Pemilihan Pengurus TPS-KSM.

Pasal 3
Tanggungjawab Panitia Pemilihan
1. Panitia harian bertanggungjawab terhadap keseluruhan proses pelaksanaan
Pembentukan TPS-KSM; dan
2. Panitia harian dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Tim lainnya dan
didampingi oleh TFL pendamping.

Pasal 4
Tugas Panitia Pemilihan
1. Panitia Pemilihan Pengurus TPS-KSM bertugas:
a. Menjelaskan proses pemungutan suara sebelum pemungutan suara
dilaksanakan;
b. Menyiapkan kelengkapan administrasi pemilihan Pengurus TPS-KSM;
c. Memeriksa keabsahan persyaratan bagi para undangan yang menjadi
Utusan/Bakal Calon;

203
d. Membuat daftar Utusan/Bakal Calon yang dinyatakan sah dan
mengumumkannya sebelum pemilihan Pengurus TPS-KSM dilaksanakan;
e. Menyiapkan dan memeriksa seluruh perlengkapan pemungutan suara (kotak
suara, bilik suara, surat suara, alat tulis dll);
f. Memandu proses pemungutan suara;
g. Menetapkan saksi dengan persetujuan peserta;
h. Melaksanakan perhitungan suara;
i. Menuliskan hasil perolehan suara dalam kertas plano;
j. Menjaga seluruh proses pemungutan suara agar dapat berlangsung secara
demokratis, partisipatif dan transparan;
k. Membuat Berita Acara hasil pemilihan Pengurus Tim Pelaksana Swakelola
Kelompok Swadaya Masyarakat (TPS-KSM); dan
l. Menjaga dan menyimpan dokumentasi (catatan/hasil-hasil rembug warga).

2. Pemantau bertugas:
Memantau proses pemilihan “Saling Memilih” diatara para Utusan/Bakal Calon
sampai dengan terbentuknya Pengurus Tim Pelaksana Swakelola Kelompok
Swadaya Masyarakat (TPS-KSM).

Pasal 5
Peserta Rembug Warga Pemilihan Pengurus TPS-KSM
Peserta dalam rembug warga pemilihan ini terdiri dari Utusan/Bakal Calon dan
Undangan.

Pasal 6
Hak dan Kewajiban Peserta
1. Hak dan Kewajiban Utusan/Bakal Calon:
a. Utusan/Bakal Calon berhak memilih dan dipilih sebagai Pengurus TPS-KSM;
b. Utusan/Bakal Calon berhak menyampaikan saran dan pendapat;
c. Utusan/Bakal Calon wajib hadir tepat waktu; dan
d. Utusan/Bakal Calon wajib Mentaati tata tertib proses pemilihan yang telah
ditetapkan.

2. Hak dan Kewajiban Undangan:


a. Undangan berhak menyampaikan saran dan pendapat;
b. Undangan wajib hadir tepat waktu; dan
c. Undangan wajib Mentaati tata tertib proses pemilihan yang telah ditetapkan.

Pasal 7
Syarat Untuk Dapat Memilih
1. Utusan/Bakal Calon yang sudah terpilih melalui pemilihan langsung ditingkat
basis RT/RW/Dusun sesuai Berita Acara Hasil Pemilihan Utusan/Bakal Calon;
dan
2. Hadir dalam rembug warga pemilihan Pengurus TPS-KSM.

Pasal 8
Quorum Pemilihan Pengurus TPS-KSM
1. Rembug warga pemilihan Pengurus TPS-KSM harus dilaksanakan di tingkat titik
lokasi terpilih sesuai dengan hasil Selotip dan apabila utusan/bakal calon yang
telah tercantum dalam Daftar Undangan, hadir minimal 95% dari jumlah
UtusanBakal Calon yang telah ditetapkan; dan

204
2. Apabila utusan/bakal calon tidak memenuhi qourum maka pemilihan Pengurus
TPS-KSM ditunda sampai batas waktu yang ditetapkan sesuai kesepakatan
rembug warga.

Pasal 9
Syarat Untuk Dapat Dipilih
Syarat untuk dapat dipilih menjadi anggota BKM, adalah sebagai berikut :
1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2. Hadir dalam rembug warga dalam rangka proses pemilihan;
3. Memiliki sifat: amanah, adil, jujur, ikhlas, sukarela, dapat dipercaya, punya
semangat pengabdian diri dalam melayani masyarakat, jiwa kepemimpinan,
jiwa kepedulian sosial dan oleh warga masyarakat selama ini sudah dikenal
memiliki perilaku yang baik.

4. Berusia dewasa (sudah menikah atau memiliki hak pilih dalam Pemilihan Umum);
5. Memiliki KTP dan tinggal menetap di titik lokasi terpilih sesuai dengan hasil Selotip;
6. Menyatakan secara tertulis kesediaannya untuk menjadi Pengurus Tim Pelaksana
Swakelola dan dengan tidak mengharapkan imbalan; dan
7. Tidak menjadi anggota organisasi yang dilarang pemerintah.

Pasal 10
Tata Cara Proses Pemilihan Pengurus TPS-KSM
1. Panitia Pemilihan Pengurus TPS-KSM menyusun dan mengumumkan daftar nama
utusan/bakal calon;
2. Sebelum acara pemungutan suara dilaksanakan, Panitia Pemilihan Pengurus TPS-
KSM, Panitia Pemantau dan Utusan/Bakal Calon memastikan bahwa Kotak Suara
dalam keadaan kosong dan seluruh Kartu Suara dalam keadaan bersih dari coretan
atau tulisan;
3. Panitia memanggil utusanbakal calon dan membagikan kartu suara;
4. Pemilih menuju bilik suara untuk menuliskan 3 (TIGA) nama orang utusan/bakal
calon yang berbeda dan wajib menuliskan 1 (satu) nama perempuan agar
suaranya sah (Boleh menulis namanya sendiri);
5. Pemilih memasukkan kartu suara ke kotak suara;
6. Setelah seluruh Pemilih memasukkan kartu suara kedalam kotak suara, Panitia
Pemilihan Pengurus TPS-KSM menghitung lembar kartu suara, dengan disaksikan
oleh 3 (TIGA) orang saksi;
7. Panitia membacakan hasil penghitungan suara dan mencatatkan perolehan suara
di kertas plano serta menetapkan ranking perolehan, apabila terjadi suara yang
sama pada ranking 3, 4 dan 5 maka dilakukan pemilihan ulang dengan mekanisme
“ yang mendapatkan suara sama ditetapkan sebagai Bakal Calon”.

Pasal 11
Penetapan Hasil Pemilihan Pengurus TPS-KSM
1. Nama-nama utusan/bakal calon yang mendapatkan suara terbanyak peringkat 1
sampai dengan peringkat 3 (sesuai kesepakatan dalam rembug warga) ditanyakan
kesediannya untuk menjadi Pengurus TPS-KSM sesuai kemampuannya masing-
masing dan ditetapkan sebagai Ketua, Sekretaris dan Bendahara;
2. Apabila salah satu atau ketiga-tiganya tidak bersedia maka suara peringkat 4, 5
dan 6 ditawarkan untuk menjadi pengurus TPS-KSM (Ketua, Sekretaris dan
Bendahara), dan begitu juga seterusnya jika masih belum bersedia;
3. Panitia menyodorkan Surat Pernyataan Kesediaan menjadi Pengurus TPS-KSM
untuk ditandatangani oleh masing-masing setelah menerima penjelasan dari TFL
terkait dengan Tugas dan Fungsi masing-masing pengurus;

205
4. Panitia menetapkan Pengurus TPS-KSM terpilih melalui BERITA ACARA; dan
5. Pengurus TPS-KSM terpilih melakukan rapat anggota untuk memilih dan
melengkapi Tim Kepengurusan yaitu Tim Perencana, Tim Pelaksana, Tim
Pengawas dan Panitia Barjas.

Pasal 12
Peraturan Peralihan
1. Bagi utusan/bakal calon yang tidak bisa membaca dan menulis dibantu oleh 2
(DUA) orang panitia dalam pemungutan suara; dan
2. Bagi utusan/bakal calon yang cacat fisik dibantu oleh 2 (DUA) orang panitia
dalam pemungutan suara.

Pasal 13
Penutup
Hal-hal yang belum diatur dalam Tata Tertib ini akan ditetapkan kemudian atas
kesepakatan peserta rembug warga.

Ditetapkan di : .....................................
Pada tanggal : .....................................
Pukul : .....................................

RAPAT PEMILIHAN PENGURUS TIM PELAKSANA SWAKELOLA KELOMPOK


SWADAYA MASYARAKAT (TPS-KSM)
TPS-KSM ......................................

Pimpinan Rembug Warga

Pemantau Ketua Panitia Pemilihan

( …………………………… ) ( …………………… )

Wakil Utusan Rembug Wakil Utusan Rembug Wakil Utusan Rembug

( …………………… ) ( …………………… ) ( …………………… )

Mengetahui :

Kepala Desa/ Lurah TFL Pendamping

( ……………………….. ) ( …………………. )

206
Lampiran 18. Contoh Surat Pernyataan Kesanggupan Pengurus Tim
Pelaksana Swakelola Kelompok Swadaya Masyarakat (TPS-KSM) DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun …………….
Surat Pernyataan Kesanggupan Pengurus Tim Pelaksana Swakelola Kelompok
Swadaya Masyarakat (TPS-KSM) DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun ......

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : ……………………………………………..
Tempat/Tanggal Lahir : ……………………………………………..
Pekerjaan : ……………………………………………..
Alamat : ……………………………………………..
Jabatan di TPS-KSM : ……………………………………………..
Dengan ini menyatakan secara sungguh-sungguh tanpa paksaan dari pihak manapun
dan penuh rasa sukarelawan serta ikhlas mengemban amanah dari warga masyarakat
yang telah memilih saya sebagai pengurus Tim Pelaksana Swakelola (TPS-KSM) dalam
rangka perbaikan sanitasi dan pengelolaan limbah domestik/persampahan di
lingkungan yang kami cintai ini. Selama menjadi pengurus kami siap memanfaatkan
waktu luang bahkan meluangkan waktu untuk kegiatan Program DAK Infrastruktur
Bidang Sanitasi Tahun Anggaran ……………… dan tidak akan menuntut Hak apapun
terkait Upah/Gaji, terkeuali kami melibatkan diri sebagai tenaga kerja harian sesuai
dengan keahlian yang kami miliki. Kami siap mengabdi sejak kami ditetapkan sebagai
pengurus hingga serah terima hasil pekerjaan infrastruktur terbangun.
Demikianlah surat pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya, apabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan, kami siap diminta pertanggungjawaban dihadapan hukum yang
berlaku di Negara Republik Indonesia.

…….………, …………. 20…..


Yang Menyatakan;

( …………………………… )

207
Lampiran 19. Contoh Format Kartu Suara Pemilihan Pengurus Tim
Pelaksana Swakelola (TPS-KSM)

KARTU SUARA KARTU SUARA


TULISKAN 3 NAMA YG MENURUT BAPAK/IBU TULISKAN 3 NAMA YG MENURUT BAPAK/IBU
MEMILIKI KRITERIA SBG ORG BAIK (PEDULI, MEMILIKI KRITERIA SBG ORG BAIK (PEDULI, IKHLAS,
IKHLAS, TULUS MEMBANTU, JUJUR, AMANAH DAN TULUS MEMBANTU, JUJUR, AMANAH DAN RELA
RELA BERKORBAN PADA KEBAIKAN. BERKORBAN PADA KEBAIKAN.
NOTE: NOTE:
WAJIB MENULISKAN MINIMAL 1 NAMA WANITA, WAJIB MENULISKAN MINIMAL 1 NAMA WANITA, AGAR
AGAR SUARANYA SAH SUARANYA SAH
1. ………………………………………… 1. …………………………………………
2. ………………………………………… 2. …………………………………………
3. ………………………………………… 3. …………………………………………

Berita Acara Hasil Perhitungan Suara Pemilihan Utusan/Bakal Calon Pengurus Tim
Pelaksana Swakelola (TPS-KSM)
RT/ RW : ……………………….
Desa/Kel : ……………………….
Kecamatan : ……………………….
Kabupaten : ……………………….
Provinsi : ……………………….

Pada hari ini _________ tanggal _______________ bulan ____________ tahun 2021
bertempat di _________________ Desa ________________ telah diadakan PEMILU
UTUSAN/BAKAL CALON PENGURUS TIM PELAKSANA SWAKELOLA KELOMPOK
SWADAYA MASYARAKAT (TPS-KSM) sesuai dengan TATIB PEMILU dan Rembug
perhitungan suara pemilihan utusan/bakal calon pengurus Tim Pelaksana Swakelola
dari basis RT/RW/Dusun. Pemilihan Utusan/bakal calon Pengurus Tim Pelaksana
Swakelola Kelompok Swadaya Masyarakat (TPS-KSM) dihadiri oleh _____ peserta
(terlampir), terdiri dari ____ laki-laki dan _____ perempuan.
Adapun rekapitulasi hasil perhitungan suara ini sebagai berikut :
Jenis Jlh.
Nama Utusan/Bakal Alamat
No Kelamin Perolehan
Calon
Lk Pr RT RW Suara
1
2
3
4
5
Dst

Demikian Berita Acara perhitungan suara ini kami buat dengan sebenarnya.
Perwakilan Masyarakat Desa/Kelurahan dari peserta rembuk:

1. …………………………….. (Tomas)

208
2. …………………………….. (Tokoh Agama Laki-laki)
3. …………………………….. (Tokoh Agama Perempuan)
4. …………………………….. (Tokoh Pemuda)
5. …………………………….. (Kader PKK)
6. …………………………….. (Kader Posyandu)
7. …………………………….. (Perwakilan Ketua Lingkungan RT/RW/Dusun)

Mengetahui; Ketua Panitia


Kepala Desa/Lurah TFL/Pendamping Pemilihan

( …………………. ) ( …………………. ) ( ………………….. )

209
Lampiran 20. Contoh Format Undangan Pemilihan Pengurus Tim Pelaksana Swakelola
Kelompok Swadaya Masyarakat (TPS-KSM) (Pemilian Bakal Calon dan Saling Memilih)

Kepada
Yth; ____________________

Pemilih :
_________________
No. : ______________

di-
Tempat

Mengharapkan kehadiran Bapak/Ibu, Sdra/I untuk memberikan Hak Pilihnya


pada Pemilihan Utusan atau Bakal Calon RT/RW ____/____ dan atau Saling
Memilih Pengurus Tim Pelaksana Swakelola Kelompok Swadaya Masyarakat
(TPS-KSM) yang akan diselenggarakan pada :

Hari
:
__________________
Tanggal :
__________________
Jam
:
__________________
Tempat :
__________________

Bapak/Ibu/Saudara/I memiliki Hak Memilih dan Dipilih, kehadiran anda sangat


menentukan kemajuan perbaikan SANITASI melalui Program DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi dan kemajuan masa depan lingkungan
RT/RW/Dusun/Desa/Kelurahan anda dalam menyehatkan lingkungan
permukiman dimana anda bertempat tinggal.

Mengetahui; …………., ………, 2021


Kepala Desa/Lurah Ketua Ketua Panitia Pemilihan
RT/RW/Dusun

( ………………. ) ( ………………. ) ( …………………….. )

210
Lampiran 21. Contoh Berita Acara Hasil Perhitungan Suara Pemilihan Pengurus Tim Pelaksana
Swakelola (TP-KSM) Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi

Berita Acara Hasil Perhitungan Suara Pemilihan Pengurus Tim Pelaksana


Swakelola (TP-KSM) Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi
RT/RW/Dusun : ……………………….
Desa/Kel : ……………………….
Kecamatan : ……………………….
Kabupaten : ……………………….
Provinsi : ……………………….

Pada hari ini _________ tanggal _______________ bulan ____________ tahun 2021
bertempat di _________________ Desa ________________ telah diadakan PROSES
SALING MEMILIH DIANTARA PARA UTUSAN/BAKAL CALON UNTUK MEMILIH
PENGURUS TIM PELAKSANA SWAKELOLA KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT
(TPS-KSM) sesuai dengan TATIB SALING MEMILIH dan Rembug perhitungan suara
dari hasil proses saling memilih. Pemilihan yang dilakukan dengan cara saling memilih
diantara para utusan/bakal calon Pengurus Tim Pelaksana Swakelola Kelompok
Swadaya Masyarakat (TPS-KSM) dihadiri oleh utusan/bakal calon sebanyak :
1. RT/RW/Dusun ......., berjumlah ....... orang utusan/bakal calon;
2. RT/RW/Dusun ......., berjumlah ....... orang utusan/bakal calon; dan
3. RT/RW/Dusun ......., berjumlah ........ orang utusan/bakal calon.
Dan jumlah total yang hadir sebanyak _____ utusan/bakal calon (DH terlampir), terdiri
dari ____ laki-laki dan _____ perempuan.
Adapun rekapitulasi hasil perhitungan suara dan daftar calon Pengurus Tim Pelaksana
Swakelola Kelompok Swadaya Masyarakat (TPS-KSM) sesuai ranking perolehan suara
di titik lokasi terpilih sesuai dengan hasil Selotip (RT/RW/Dusun ____/ ___ / ____ )
antara lain sebagai berikut :
Nama Jenis
Alamat Jlh.
Calon Kelamin
No Pendidikan Perolehan
Pengurus
Lk Pr RT RW Suara
TPS-KSM
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Dst.
Note :
Suara terbanyak 1 sampai dengan 3, atas persetujuan dan kesediaan yang
bersangkutan ditetapkan sebagai Pengurus Tim Pelaksana Swakelola (TPS-KSM) pada
titik lokasi RW/Dusun sesuai Hasil SELOTIP.

Demikian Berita Acara perhitungan suara ini kami buat dengan sebenarnya.
Perwakilan Masyarakat Desa/Kelurahan dari peserta rembuk:

1. ……………………………….. (Tomas)
2. ……………………………….. (Tokoh Agama Laki-laki)
3. ……………………………….. (Tokoh Agama Perempuan)

211
4. ……………………………….. (Tokoh Pemuda)
5. ……………………………….. (Kader PKK)
6. ……………………………….. (Kader Posyandu)
7. …………………...………….. (Perwakilan Ketua Lingkungan RT/RW/Dusun)

Mengetahui; Ketua Panitia


Kepala Desa/Lurah TFL/Pendamping Pemilihan

( ……………………. ) ( …………………. ) ( …………………….. )

212
Lampiran 22. SURAT KEPUTUSAN KEPALA OPD/PA/KPA TENTANG
PENETAPAN TIM PELAKSANA SWAKELOLA (TPS-KSM)

LOGO/KOP PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA


DAERAH DINAS ...................................................................................

KEPUTUSAN KEPALA DINAS ...................................................,


KABUAPTEN/KOTA ....................
NOMOR : ...../ ..... /...... /2021
TENTANG

PEMBENTUKAN TIM PELAKSANA SWAKELOLA KELOMPOK SWADAYA


MASYARAKAT (TPS-KSM) ...........................
DESA/KELURAHAN ........................ KECAMATAN .....................

KEPALA DINAS ...................................................................


KABUPATEN/KOTA ........................... ,

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka peningkatan Sanitasi dan


peran aktif masyarakat maka sangat dipandang
perlu untuk dibentuk Tim Pelaksana Swakelola
(TPS-KSM) yang merupakan wakil masyarakat
penerima manfaat bantuan disebut KSM
(Kelompok Swadaya Masyarakat) yang
berdasarkan hasil kesepakatan warga Tim
Pelaksana Swakelola/KSM tersebut diberi nama
TPS-KSM ........................ yang berkedudukan di
Desa/Kelurahan ....................... Kecamatan
................. Kabupaten .........................;
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a di
atas perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Dinas ..............................................................
Kabupaten/Kota ...................

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014


tentang Pemerintahan Daerah;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013
tentang Organisasi Kemasyarakatan
3. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021
tentang Perubahan atas Peraturan Presiden
Nomor 16 tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
4. Peraturan Presiden Nomor 123 tahun 2020
Tentang Petunjuk Teknis Dana Alokasi Khusus
Fisik tahun anggaran 2021;

213
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
16/PRT/M/2008 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan
Air Limbah Permukiman (KSNP – SPALP);
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 5 tahun 2021
Tentang Petunjuk Operasional Pengelolaan
DAK Infrastruktur Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat tahun anggaran 2021;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64
tahun 2020 tentang Pedoman Penyusunan
APBD Tahun Anggaran 2021;
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
130/PMK.07/2019 tentang Pengelolaan Dana
Alokasi Khusus Fisik
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20
Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Dana Alokasi Khusus di Daerah.
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39
Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011
tentang Pedoman Pemberian Hibah dan
Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah.
11. Surat Permohonan Kepala Desa/Lurah
.................. Nomor ....../....... /......./2021
Tanggal ............. ............. 2021 Perihal
Permohonan untuk mengeluarkan Surat
Keputusan (SK) pembentukan Tim Pelaksana
Swakelola/Kelompok Swadaya Masyarakat
(TPS-KSM) ...........................;

Memperhatikan : Hasil proses pemilihan secara lansung dan


Pembentukan Tim Pelaksana Swakelola Kelompok
Swadaya Masyarakat (TPS-KSM) di Desa/Kel
........... Kecamatan ............ tentang Penetapan
Pengurus TPS-KSM .......................

MEMUTUSKAN :
KESATU : Menetapkan Tim Pelaksana Swakelola Kelompok
Swadaya Masyarakat (TPS-KSM) .................... di
lingkungan RT/RW/Dusun........... Desa/Kel. …….
Kecamatan ............ Kabupaten/Kota ...........
dengan susunan personalia sebagaimana
tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

214
KEDUA : Adapun susunan dan tugas KSM sebagai Tim
Pelaksana Swakelola sebagaimana dimaksud
dalam point Kesatu Keputusan ini adalah sebagai
berikut:
Ketua :
 Mengkoordinasikan perencanaan kegiatan
pembangunan;
 Memimpin pelaksanaan tugas tim yang telah
dibentuk dan kegiatan rapat - rapat;

Sekretaris :
 Menyusun rencana kebutuhan dan
melaksanakan kegiatan tata usaha dan
dokumentasi;
 Melaksanakan surat menyurat;
 Melaksanakan pelaporan kegiatan
pembangunan secara bertahap;
 Mendokumentasikan seluruh laporan
kegiatan;
 Membantu dalam penyuluhan kesehatan
masyarakat.
Bendahara :
 Menerima dan menyimpan uang;
 Mengeluarkan/ membayar sesuai dengan
realisasi, sesuai nota/kuitansi;
 Melakukan pengelolaan administrasi
keuangan;
 Melakukan penarikan kontribusi dari
masyarakat berupa uang;
 Menyusun realisasi pembukuan serta
laporan pertangungjawaban keuangan;
 Menyusun realisasi pembukuan serta
laporan pertanggungjawaban keuangan
pada tahapan konstruksi, yaitu :
 Progres keuangan mingguan ditempel di
papan ruangan Sekretariat KSM dan tempat
strategis sehingga dapat dilihat dengan
mudah oleh masyarakat;
 Laporan keuangan bulanan yaitu laporan
penggunaan dana dan laporan harian sesuai
format yang ditentukan untuk kemudian
disampaikan kepada PPK sanitasi.

Koordinator Tim :
1. Tim Perencana :
Tim perencana mempunyai tugas dan
bertanggung jawab dalam menyusun
dokumen Rencana Kerja Masyarakat

215
(RKM), membuat gambar rencana kerja,
spesifikasi teknis, rincian biaya pekerjaan,
jadwal rencana pelaksanaan pekerjaan.
Secara rinci tugas tim perencana adalah:

 Mensosialisasikan pilihan teknologi


sanitasi kepada masyarakat;
 Mengevaluasi dan menentukan pilihan
teknologi sanitasi yang akan dibangun,
sesuai dengan pilihan, kemampuan
masyarakat serta kondisi lingkungan;
 Menyusun analisa teknis, membuat
DED lengkap dengan potongan, RAB
dan menyusun analisa struktural,
elektrikal, arsitektural dengan
didampingi oleh TFL
 Menyusun jadwal rencana kegiatan
konstruksi
 Melakukan inventarisasi tenaga kerja;

2. Tim Pelaksana :
Tim pelaksana mempunyai tugas dan
bertanggung jawab dalam melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan yang
direncanakan, membuat gambar
pelaksanaan serta membuat laporan
pelaksanaan pekerjaan. Secara rinci tugas
tim pelaksana adalah:
k. Melakukan rekrutmen tenaga kerja;
l. Mengatur tenaga kerja di lapangan;
m. Mengatur dan mengkoordinir material
yang diperlukan;
n. Menerima dan menyetujui
material/barang masuk;
o. Bertanggung jawab terhadap
keamanan material selama
pembangunan;
p. Membuat laporan tentang keadaan
material;
q. Mengalokasikan material sesuai
dengan kebutuhan pekerjaan
konstruksi;
r. Mengorganisir kegiatan kampanye
kesehatan di masyarakat;
s. Melakukan monitoring terhadap upaya
penyehatan lingkungan;
t. Membuat As built drawing setelah
pekerjaan konstruksi selesai.

216
3. Tim Pengawas :
Tim pengawas mempunyai tugas dan
bertanggung jawab dalam melaksanakan
pengawasan terhadap pelaksanaan dan
pelaporan, baik fisik maupun administrasi
pekerjaan swakelola. Secara rinci tugas tim
pengawas adalah:
e. Pengawasan kepada pekerja dengan
didampingi oleh TFL;
f. Bertanggung jawab terhadap
pengawasan administrasi, teknis dan
keuangan;
g. Didampingi oleh TFL
bertanggungjawab/menilai atas kualitas
dan progres pekerjaan fisik;
h. Berkoordinasi dengan TFL menyusun
laporan pekerjaan untuk diteruskan
dan/atau ditindaklanjuti ke PPK.

4. Panitia Pengadaan
Tim Pengadaan diangkat oleh
penanggungjawab Tim Pelaksana
Swakelola/ kelompok masyarakat (TPS-
KSM) sebagai pelaksana swakelola untuk
melakukan pengadaan barang/jasa yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan swakelola,
dan anggota tim Pengadaan diperbolehkan
bukan PNS.
 Bertanggung jawab dalam
melaksanakan survei dan mengundang
supplier dan/atau kontraktor untuk
pengadaan material;
 Melaksanakan kegiatan proses
pengadaan barang atau pekerjaan
konstruksi.

KETIGA : Segala sesuatu yang belum diatur dalam surat ini


akan diatur kemudian.
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di : ______________
Pada tanggal : ____________ 2021

KEPALA DINAS/KUASA PENGGUNA ANGGARAN

217
DINAS
...........................

KABUPATEN/KOTA .....................

(..............................................)
NIP.
.......................................
Tembusan Yth :
1. Camat .....................
2. Kepala Desa/Lurah .................. Kecamatan ..................
3. Arsip.

LAMPIRAN KEPUTUSAN
KEPALA DINAS ..........................
KABUPATEN/KOTA ...............
NOMOR : ......./ ... /....../2021
TANGGAL
2021

SUSUNAN PENGURUS TIM PELAKSANA SWAKELOLA KELOMPOK


SWADAYA MASYARAKAT (TPS-KSM) ..............................
DESA/KELURAHAN ................ KECAMATAN .....................
KABUPATEN/KOTA ....................

1. Ketua : _____________
2. Sekretaris : _____________
3. Bendahara : _____________
4. Tim
 Tim Perencana : 1. ___________
2. ___________
 Tim Pelaksana : 1. ___________
2. ___________
 Tim Pengawas : 1. ___________
2. ___________
 Panitia Pengadaan :
Ketua : 1. ___________
Sekretaris 2. ___________
Anggota 3. ___________

Ditetapkan di : ________________
Pada tanggal : _____________ 2021
KEPALA DINAS/KUASA PENGGUNA ANGGARAN

218
DINAS ................................
KABUPATEN/KOTA ..............

(............................................)
NIP. ......................................

219
Lampiran 23. Contoh SK. OPD/PPK Sanitasi Tentang Penetapan Penerima
Manfaat
KOP SURAT

KEPUTUSAN KEPALA OPD/ PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


BIDANG SANITASI KABUPATEN/KOTA ………………
NOMOR :…………………………….
TENTANG

PENETAPAN PENERIMA MANFAAT PROGRAM DAK INFRASTRUKTUR


BIDANG SANITASI TAHUN ANGGARAN ……

Menimbang : a .……………………………………...........
b ..……………………………………….......
Mengingat : a………………………………………………….
b ………………………………………………
c ………………………………………………
d ………………………………………………

Memperhatikan:

Daftar Isian Penggunaan Anggaran ………. Tahun


Anggaran…………………….

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

Pertama : Tim Pelaksana Swakelola Kelompok Swadaya


Masyarakat (TPS-KSM) ………………. berkedudukan
di Kelurahan/Desa ............... Kecamatan ..........
Kota/Kabupaten…..........., seperti terdapat dalam
lampiran keputusan ini merupakan kelompok
penerima manfaat Kegiatan DAK Infrastruktur Bidang
Sanitasi TA. ….…

Kedua : Tim Pelaksana Swakelola Kelompok Swadaya


Masyarakat (TPS-KSM) …………………. selaku
kelompok penerima manfaat bertugas
membelanjakan dana yang dialokasikan sesuai
dengan peruntukan serta
mempertanggungjawabkan atas penggunaannya
kepada Kuasa Pengguna Anggaran melalui
Kepala OPD/PPK bidang sanitasi
……….....………… dan menyampaikan laporan
pelaksanaan secara berkala.

220
Ketiga : Biaya yang diakibatkan atas Program DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi ini dibebakan pada
DPA ......................... sesuai dengan yang tercantum
dalam DPA Nomor:………................
tanggal……………….Tahun Anggaran ….….

Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal penetapan


sampai dengan berakhirnya Tahun Anggaran …….
dengan ketentuan akan diperbaiki sebagaimana
mestinya apabila terdapat kekeliruan dalam Surat
Keputusan ini.

Kelima : Surat Keputusan ini disampaikan kepada yang


bersangkutan, untuk dilaksanakan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : ____________________________
Pada tanggal : ____________________________

KEPALA OPD/PPK Sanitasi Kabupaten/ Kota ………………………..…....

Stempel Basah

(………………………………………..)
NIP. …………………………………..

221
Lampiran 24. Contoh Lampiran Surat Kepala OPD/ Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) Sanitasi Tentang Penetapan Penerima Manfaat

Kop Surat

DAFTAR PENERIMA MANFAAT

Kepemilikan
Nama Jumlah
Luas Tangki
No Kepala Anggota Pekerjaan Alamat
Pekarangan Septik (√)
Keluarga Keluarga
Ya Tidak
1
2
3
Dst.
Data bersumber dari lampiran Berita Acara Penetapan Penerima Manfaat dari TPS-KSM

Ditetapkan di : _________________________________
Pada tanggal : _________________________________

KEPALA OPD/PPK Sanitasi


Kabupaten/Kota ………………………..…....
Stempel basah

(………………………………………..)
NIP. ………………………………….

222
Lampiran 25. Contoh Standar Kontrak TPS-KSM dengan PPK Sanitasi

PERJANJIAN KERJASAMA
PROGRAM DAK INFRASTRUKTUR BIDANG SANITASI
Nomor : ____________________

Antara

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sanitasi


OPD Dinas ____________ Kab/Kota _________________

Dengan

Ketua Tim
Pelaksana Swakelola Kelompok Swadaya Masyarakat
(TPS-KSM) ____ Desa/Kel ____ Kec.____ Kab/Kota _____

Tentang :
Pengelolaan Dana
Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi TA. 2020
Pada hari ini ..................., tanggal ........................., bulan ......................,
tahun 2021, bertempat di ..........................................., yang bertandatangan di
bawah ini:
Nama : ____________________
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sanitasi OPD
Dinas ___________ Kab/Kota ___________
Provinsi ___________
NIP : __________________
Alamat : ___________________________________________
Dalam hal ini bertindak di dalam jabatan tersebut dan oleh karena itu bertindak
untuk dan atas nama Kuasa Pengguna Anggaran, selanjutnya disebut PIHAK
PERTAMA.
Nama : ______________________
Jabatan : Ketua Tim Pelaksana Swakelola Kelompok
Swadaya Masyarakat (TPS-KSM) __________

223
Desa/Kel_______ Kecamatan ________ Kab/Kota
_______________.
Alamat : __________________________________________
Dalam hal ini bertindak sebagai Ketua Tim Pelaksana Swakelola Kelompok
Swadaya Masyarakat (TPS-KSM) ______________ sebagai pengelola Dana
Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun Anggaran 2021, untuk
mendukung kegiatan perbaikan sanitasi lingkungan, selanjutnya disebut PIHAK
KEDUA.
Kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama yang
mengikat dan berakibat hukum bagi kedua belah pihak untuk melaksanakan
pengelolaan Dana Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun Anggaran
2021 untuk mendukung kegiatan perbaikan sanitasi lingkungan dengan
ketentuan antara lain sebagai berikut:
BERDASARKAN:
1. Undang–undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
3. Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi
Kemasyarakatan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan;
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2020 tentang
Petunjuk Teknis Dana Alokasi Khusus Fisik Tahun Anggaran 2021
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 309;
6. Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2021 Tentang Perubahan atas Peraturan
Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 5
tahun 2021, tentang Petunjuk Operasional Pengelolaan Dana Alokasi
Khusus Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun
Anggaran 2021;
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/PRT/M/2013 tentang
Penyelanggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam
Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga;
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 628);

224
10. Peraturan Menteri PUPR Nomor: 04/PRT/M/2017 tentang
Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik;
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor: 29/PRT/M/2016 tentang Pembentukan Kesepakatan
Bersama dan Perjanjian Kerjasama di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 130/PMK.07/2019 tentang
pengelolaan Dana Alokasi Khusus Fisik;
13. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 241/PMK.07/2014
Tentang Pelaksanaan dan Pertanggung-jawaban Anggaran Transfer ke
Daerah;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2009 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Dana Alokasi Khusus di Daerah;
15. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor: P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 tentang Baku Mutu Air Limbah
Domestik;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 tahun 2007 tentang Pedoman
Penataan Lembaga Kemasyarakatan;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2009 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Dana Alokasi Khusus di Daerah;
18. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 Tentang Baku Mutu Air Limbah
Domestik;
19. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2018 tentang
Keselamatan Kerja Lingkungan Kerja;
20. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor
8 Tahun 2018 Tentang Pedoman Swakelola; dan
21. Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi
Tahun 2021.

Kedua belah pihak telah sepakat untuk mengadakan ikatan perjanjian


kerjasama secara swakelola, untuk melaksanakan pekerjaan yang
pembiayaannya didapat dari Dana Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi
Tahun Anggaran 2021 di Desa/Kel ___________ Kecamatan ________
Kab/Kota _______ Provinsi ______, dengan ketentuan antara lain sebagai
berikut:
Pasal 1
TUJUAN PERJANJIAN
Tujuan Perjanjian Kerjasama adalah bahwa PIHAK KEDUA harus
melaksanakan pekerjaan yang menjadi pokok perjanjian, sehingga pekerjaan
mencapai hasil yang diharapkan oleh PIHAK PERTAMA, sesuai dengan
ketentuan di dalam Dokumen Perjanjian Kerjasama.
Pasal 2
LINGKUP PEKERJAAN

225
PIHAK PERTAMA memberi dana kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
menerima tugas pekerjaan dari PIHAK PERTAMA, yaitu untuk mengelola Dana
DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi dan menyelenggarakan pekerjaan:
Nama Kegiatan : ________________________________________
Lokasi Kegiatan : ________________________________________
Kecamatan : ______________________
Kota : ______________________
Provinsi : ______________________

Pasal 3
DOKUMEN PERJANJIAN
Surat Perjanjian kerjasama ini terdiri dari dokumen-dokumen sebagai berikut:
a. Rencana Kegiatan Masyarakat (RKM) diantaranya berisi:
1) Struktur Organisasi TPS-KSM yang telah ditetapkan oleh Penguasa
Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran melalui Surat Keputusan;
2) Lokasi kegiatan dan ketersediaan lahan sesuai dengan hasil Selotip;
3) Rencana Teknik Rinci (RTR)/ DED;
4) Rencana Anggaran Biaya (RAB);
5) Kurva S; dan
6) Rencana Kerja.
b. Rekening Bank Bersama (Bank Pemerintah/ Daerah) atas nama Tim
Pelaksana Swakelola Kelompok Swadaya Masyarakat (TPS-KSM) _____
Desa/Kel. ______ Kecamatan ______ Kab/Kota __________.
Semua Dokumen tersebut merupakan satu kesatuan dan setiap pasal harus
diinterpretasikan sedemikian rupa sehingga satu dengan lain sejalan dan saling
menunjang.
Pasal 4
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN
PIHAK KEDUA sanggup melaksanakan pekerjaan sejak tanggal ditandatangani
Perjanjian Kerjasama yaitu pada tanggal ______ sampai dengan tanggal
______ (batas waktu pelaksanaan paling lambat tanggal _____ tahun anggaran
berjalan).
Pasal 5

226
PENYERAHAN HASIL PEKERJAAN
PIHAK KEDUA harus melaporkan hasil pekerjaan yang telah diselesaikan
kepada PIHAK PERTAMA yang dalam hal ini diwakili oleh Koordinator
Lapangan/ PPTK serta dibuktikan dengan Berita Acara Pemeriksaan Hasil
Pekerjaan.
Pasal 6
KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB PIHAK KEDUA
1. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan kegiatan Program DAK Infrastruktur
Bidang Sanitasi secara partisipatif berdasarkan Surat Perjanjian yang
telah diperjanjikan;
2. Hasil kegiatan yang harus diserahkan pada saat Penyerahan Pekerjaan
adalah Laporan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan, yang memuat:
a. Laporan Pelaksanaan Fisik, yang berisi tentang:

1. Catatan Harian Kegiatan;


2. Catatan Harian Penggunaan Material;
3. Realisasi Kemajuan Pelaksanaan Mingguan;
4. Realisasi Kemajuan Pelaksanaan Bulanan;
5. Laporan Masalah Tingkat Desa/Kelurahan;
6. Foto Dokumentasi Kemajuan Fisik (0%, 20%/30%, 60% dan
100%); dan
7. Berita Acara Hasil Pemeriksaan Lapangan.
b. Laporan Administrasi Keuangan, yang berisi tentang:
3. Buku Kas Umum TPS-KSM;
4. Buku Bank TPS-KSM;
5. Buku Bantu (Buku Operasional, Buku Swadaya, Buku Material,
Buku Upah Kerja);
6. Laporan Penggunaan Dana (LPD); dan
7. Laporan Keuangan Bulanan TPS-KSM.
c. Laporan Pengadaan Barang dan Jasa, yang berisi tentang:
1. Daftar Survei;
2. Pengumuman Pengadaan;
3. Penawaran dari Supplier;

227
4. Berita Acara Penentuan Pemenang;
5. Surat Perintah Kerja (SPK); dan
6. Dokumen Pengantar Barang / Faktur Barang.
d. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Fisik Konstruksi;
e. Gambar-gambar hasil pelaksanaan;
f. Notulen rapat-rapat/ rembug warga;
g. Realisasi Biaya dan Kegiatan;
h. Realisasi Kurva–S Pelaksanaan.

3. Penyusunan ini dibuat dalam rangkap 5 (lima) serta dikonsultasikan lebih


dahulu kepada PIHAK PERTAMA;
4. PIHAK KEDUA menyatakan bahwa sanggup untuk menggunakan Dana
Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi sesuai dengan Dokumen
Rencana Kerja Masyarakat (RKM) yang telah disepakati;
5. PIHAK KEDUA menyatakan bahwa akan menyetorkan Sisa Dana
Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi yang tidak digunakan ke Kas
Negara;
6. PIHAK KEDUA wajib menyampaikan Laporan Penggunaan Dana
Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi secara berkala kepada PIHAK
PERTAMA;
7. PIHAK KEDUA wajib menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban
kepada PIHAK PERTAMA setelah pekerjaan selesai atau akhir tahun
anggaran.

Pasal 7
SUMBER DAN JUMLAH DANA
1. Sumber Dana Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi yang diterima
oleh PIHAK KEDUA adalah berasal dari Daftar Pelaksanaan Anggaran
(DPA) OPD Dinas ________________ Kab/Kota _____________ Tahun
Anggaran 2021 dengan Nomor DPA : ________________ Tanggal
______ Tahun ____.

2. Jumlah Dana Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi yang diterima


oleh PIHAK KEDUA adalah sebesar Rp _____________,- (terbilang :

228
______________________ ).

Pasal 8
PEMBAYARAN
1. Pembayaran Dana Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi dimaksud
dalam Surat Perjanjian Kerjasama ini akan dilakukan oleh PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA secara bertahap, dari jumlah alokasi
pagu titik lokasi Dana Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi sebesar
Rp ___________,- (terbilang : _____________ ) setelah Perjanjian
Kerjasama ini ditandatangani dan dilaksanakan melalui Surat Perintah
Membayar (SPM) yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA) kepada Kantor Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
(BPKAD) dengan cara pembayaran ke rekening PIHAK KEDUA pada
Bank ______ Nomor Rekening: _______
2. Pencairan Dana Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi oleh PIHAK
KEDUA dilakukan secara bertahap sesuai dengan tahapan pekerjaan dan
harus mendapat persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Sanitasi OPD Dinas ________ Kab/Kota ___________.
3. Tahapan pencairan Dana Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi
diatur sebagai berikut:
a. Pencairan Tahap Pertama sebesar 25% / 30% x Rp __________,- =
Rp ____________,- (Terbilang __________________ )
dilaksanakan setelah PIHAK KEDUA mengajukan permohonan
pencairan Dana Program DAK Infratstruktur Bidang Sanitasi Tahap
Pertama dengan dilampiri dokumen RKM yang telah disahkan
kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sanitasi OPD Dinas
________ Kab/Kota ________ dengan dilampiri rincian Rencana
Penggunaan Dana (RPD) tahap pertama 25% / 40% (RPD-1) dan
dengan melampirkan foto copy Rekening TPS-KSM;
b. Pencairan Tahap Kedua sebesar 45% / 30% x Rp __________,- =
Rp _________,- (terbilang ___________________ ) dilaksanakan
setelah PIHAK KEDUA mengajukan permohonan pencairan Dana
Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahap Kedua kepada
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sanitasi OPD Dinas ________

229
Kab/Kota _________ dengan melampirkan Rencana Penggunaan
Dana (RPD-2) serta Laporan Pertanggungjawaban (LPJ-1)
penggunaan dana yang dicairkan pada Tahap Pertama dan progres
fisik telah mencapai minimal 20% / 30%; dan
c. Pencairan Tahap Ketiga sebesar 30%/ 30% x Rp __________ ,- =
Rp _________ ,- (terbilang ________________ ) dilaksanakan
setelah PIHAK KEDUA mengajukan permohonan pencairan Dana
Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahap Ketiga kepada
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sanitasi OPD Dinas ________
Kab/Kota _________ dengan melampirkan Rencana Penggunaan
Dana (RPD-3) serta Laporan Pertanggungjawaban (LPJ-2)
penggunaan dana yang dicairkan pada Tahap Kedua dan progres
fisik telah mencapai minimal 60% / 60%, serta telah dilakukan
Addendum Kontrak antara PPK Sanitasi dengan Ketua Tim
Pelaksana Swakelola Kelompok Swadaya Masyarakat (TPS-KSM).

Pasal 9
KEADAAN MEMAKSA ATAU FORCE MAJEURE
1. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa atau Force Majeure adalah
suatu keadaan yang dapat menimbulkan akibat pelaksanaan pekerjaan
yang tidak dapat diatasi baik oleh PIHAK PERTAMA maupun oleh PIHAK
KEDUA karena diluar kesanggupannya dan atau diluar kewenangannya,
antara lain:

a. Adanya bencana alam seperti gempa bumi, angin topan, banjir,


tanah longsor, tsunami, huru-hara atau peperangan yang
mengakibatkan terhentinya atau terlambatnya pelaksanaan
pekerjaan;
b. Adanya perubahan Peraturan Pemerintah ataupun Kebijakan
Moneter oleh Pemerintah;
c. Adanya peristiwa-peristiwa lain yang diajukan oleh PIHAK KEDUA
yang didukung dengan bukti-bukti yang sah serta Surat Keterangan
Instansi yang berwenang dan disetujui oleh PIHAK PERTAMA.

230
2. Setiap terjadi peristiwa/ keadaan memaksa atau Force Majeure, PIHAK
KEDUA wajib melaporkan kepada PIHAK PERTAMA paling lambat 4
(empat) hari sejak kejadian/ peristiwa tersebut terjadi.

Pasal 10
SANKSI
Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat melaksanakan pengelolaan dan
pemanfaatan Dana Program DAK Infratstruktur Bidang Sanitasi sesuai dengan
Pasal 2 Surat Perjanjian ini, maka PIHAK PERTAMA berhak secara sepihak
memutuskan hubungan kerjasama dengan PIHAK PERTAMA yang
mengakibatkan surat Perjanjian Kerjasama ini dinyatakan batal demi hukum dan
PIHAK KEDUA diwajibkan mempertanggungjawabkan Penggunaan Dana
Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi yang telah digunakannya serta
menyerahkan sisa dana yang belum dimanfaatkan kepada PIHAK PERTAMA
guna penyelesaiannya lebih lanjut sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Pasal 11
PERSELISIHAN
1. Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK
KEDUA sehubungan dengan surat Perjanjian Kerjasama ini, maka akan
diselesaikan secara musyawarah untuk memperoleh mufakat;
2. Apabila dengan cara musyawarah belum dapat dicapai suatu
penyelesaian, maka kedua belah pihak sepakat menyelesaikan
perselisihan ini kepada Pengadilan Negeri Daerah Kab/Kota _________
Provinsi ________ sesuai dengan peraturan dan perundang- undangan
yang berlaku.

Lain – Lain
1. Bea materai yang timbul karena pembuatan perjanjian kerjasama ini
menjadi beban PIHAK KEDUA;
2. Segala Format yang melengkapi surat Perjanjian Kerjasama ini
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan mempunyai kekuatan
hukum yang sama;
3. Perubahan atas surat Perjanjian Kerjasama ini tidak berlaku kecuali
terlebih dahulu dengan persetujuan kedua belah pihak.

231
PASAL 12
PENUTUP
Surat Perjanjian Kerjasama ini ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan
penuh kesadaran dan tanggungjawab tanpa adanya paksaan dari pihak
manapun dan dibuat dalam rangkap 5 (lima) yang kesemuanya mempunyai
kekuatan hukum yang sama untuk digunakan sebagaimana mestinya.
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA
_____________________ _____________________
Ketua Tim Pelaksana Swakelola Pejabat Pembuat Komitmen
Kelompok Swadaya Masyarakat (PPK) Sanitasi

232
Lampiran 26. Contoh Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

No. : ________________ Tanggal, ____________________


Pekerjaan DAK Bidang Infrastruktur Bidang Sanitasi Desa/Kel. ___________
Kota ___________ yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : _______________________
Jabatan : Kepala OPD Dinas _______ / PPK Sanitasi
Alamat : ______________________
Selanjutnya disebut sebagai Kepala OPD DInas ………….. / Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) Sanitasi.

Berdasarkan Kontrak No.________________ tanggal _____ Tahun _______


Bersama ini memerintahkan kepada:

Nama : _____________________
Jabatan : Ketua Tim Pelaksana Swakelola Kelompok Swadaya
Masyarakat (TPS-KSM)
Alamat : _____________________

Selanjutnya disebut sebagai Penyedia Jasa Pembangunan Infratsruktur


Sanitasi ………………………………………… .

Untuk segera memulai pelaksanaan pekerjaan dengan memperhatikan


ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1. Macam pekerjaan: Pembangunan Infrastruktur Sanitasi Desa/Kel. :
______ Kab/Kota: __________
2. Tanggal Mulai Kerja: ____ Bulan _________ Tahun _______
3. Syarat-syarat pekerjaan: sesuai dengan persyaratan dan kentuan
Kontrak.
4. Waktu penyelesaian: selama ________ ( ______ ) bulan dan pekerjaan
harus sudah selesai pada tanggal: ______________
5. Hasil Pekerjaan: _______________
6. Sanksi: Terhadap keterlambatan penyerahan hasil pekerjaan, maka
kontrak pembangunan Infrastruktur Sanitasi dan pembayarannya
kepada Penyedia Jasa Pembangunan ini dapat dihentikan sesuai
dengan ketentuan dalam Perjanjian Kerjasama.

Kepala OPD Dinas ____ / Tim Pelaksana Swakelola


PPK Sanitasi Kelompok Swadaya Masyarakat
(TPS-KSM) ________

( ..............) ( ………………….. )
NIP. : ____________ Ketua

233
Lampiran 27. Contoh Surat Permintaan Pembayaran Dana Tahapan

Nomor : ____________________
File : ____________________
Perihal : Pekerjaan Sanitasi, Desa/Kelurahan : ________________
Permohonan Pembayaran Tahap ke _______ ( _____ %)

Kepada Yth.
Kepala OPD/ Pejabat Pembuat Komitmen Sanitasi
Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi
Di
Tempat

Dengan Hormat,
Sehubungan dengan Pekerjaan DAK Infratsruktur Bidang Bidang Sanitasi,
Desa/Kelurahan _____________ sesuai Kontrak No. ____ tanggal ________
Bersama ini kami mengajukan permohonan Pembayaran Tahap ____ ( ___ %)
dari jumlah nilai Kontrak.

Atas jumlah tersebut mohon kiranya dapat ditransfer ke rekening kami atas
nama lembaga Tim Pelaksana Swakelola Kelompok Swadaya Masyarakat
(TPS-KSM) ___________________ Pada : Bank: ____________________
Jl _________________ dengan Nomor Rekening : ____________________.

Demikianlah permohonan ini kami buat, atas perhatian dan kerjasamanya kami
ucapkan terima kasih.

Mengetahui

Hormat Kami,
TFL Pendamping

Ketua TPS-KSM _________

( ………………... )

234
Lampiran 28. Contoh Berita Acara Pembayaran Dana

No : ______________________
Pada hari ini ______ tanggal ____ Bulan _____ tahun ______ kami yang
bertandatangan dibawah ini :
1. Nama : _______________________
Pejabat Pembuat Komitmen Sanitasi, yang bertindak untuk dan atas nama
Pejabat Pembuat Komitmen Satuan Kerja Pembangunan Daerah (OPD),
berkedudukan di __________________ Selanjutnya disebut PIHAK KESATU.

2. Nama : _______________________
Jabatan : Ketua Tim Pelaksana Swakelola Kelompok Swadaya Masyarakat
(TPS-KSM) __________________
Alamat : Jl _____________________________________________
Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

a. Berdasarkan:
Nomor dan Tanggal DPA / Dokumen: Dipersamakan
Nomor dan Tanggal Kontrak : _________________________
Nilai Kontrak : _____________________________________
Uraian Pekerjaan: Pembangunan Sanitasi di Desa/Kelurahan_______

b. Maka PIHAK KEDUA berhak menerima Pembayaran Tahap ________ ( _____


%) dari PIHAK KESATU untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut, sebesar RP.
_____________ (Terbilang : _______________ )
Total Pembayaran _________________

Dengan demikian, maka pembayaran sampai dengan sekarang :


 Nilai Kontrak : Rp. _______________
 Tagihan yang lalu : Rp. _______________
 Sisa Kontrak : Rp. _______________
Jumlah yang dibayarkan : Rp. _______________
Terbilang : ( ____________________ )

c. PIHAK KEDUA sepakat atas pembayaran tersebut diatas dibayarkan ke


Rekening Nomor : ___________ Bank ___________ atas nama lembaga Tim
Pelaksana Swakelola Kelompok Swadaya Masyarakat (TPS-KSM)
________________________

Demikian Berita Acara ini dibuat, agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA PIHAK KESATU


Ketua TPS-KSM Pejabat Pembuat Komitmen Sanitasi

( ……………… ) ( ….………………….. )
NIP : ………….…………..

235
Lampiran 29. Contoh Berita Acara Serah Terima Pekerjaan
Berita Acara Serah Terima Pekerjaan

Nomor : _____________________
Pada hari ini _____ tanggal ____ Bulan ______ tahun ______ bertempat di
________, kami yang bertandatangan dibawah ini :
1. Nama : __________________
NIP : __________________
Pangkat/Gol : __________________
Jabatan : PPK Sanitasi OPD Dinas Terkait

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Daerah selaku
Pengguna Anggaran (PA)/Pengguna Barang Belanja lain-lain untuk
selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2. Nama : __________________
Jabatan : __________________
Alamat : __________________

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Tm Pelaksana Swakelola
Kelompok Swadaya Masyarakat (TPS-KSM) _______ untuk selanjutnya
disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Berita Acara ini dibuat oleh kedua belah pihak, berdasarkan:


A . 1. DPA untuk DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi – APBD TA 2021: _______
Revisi DPA ke 1 : _____________________
Revisi DPA ke 2 : _____________________
Surat Perjanjian / Kontrak : _____________________
Uraian Pekerjaan : Pembangunan Sanitasi
Nilai Kontrak : Rp __________________
Amandemen ke – 1 : Rp __________________
Amandemen ke – 2 : Rp __________________
Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan : _____________________
Tanggal __________________________

Dengan ini menyatakan dan mengadakan serah terima pekerjaan


pembangunan infrastruktur sanitasi, dengan ketentuan sebagai berikut:

PASAL 1
PIHAK KEDUA menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA dan PIHAK
PERTAMA menyatakan menerima dari PIHAK KEDUA berupa
Bangunan Infrastruktur Sanitasi. Hasil pekerjaan tersebut berlokasi di :
RT/RW/Dusun : _________________
Kelurahan/Desa : _________________
Kab/Kota : _________________

PASAL 2

236
Dengan adanya serah terima ini, maka selanjutnya tanggung jawab atas
hasil pekerjaan tersebut beralih dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK
PERTAMA.

PIHAK KEDUA
PIHAK
PERTAMA.
Ketua TPS-KSM Pejabat Pembuat KomitmenSanitasi

( ………………. ) ( …………………….. )
NIP.
………………………….

Mengetahui,
Kepala Desa/Lurah

( …………………… )
NIP. ……………………

237
Lampiran 30. Penilaian Kinerja Aspek Penilaian Kinerja Pemanfaatan DAK
Infrastruktur Bidang Sanitasi
Nilai
Aspek Penilaian Bobot Penilaian
No. Angka Huruf
%
Dukungan kegiatan > 80 % kegiatan 10 Baik
terhadap Kegiatan 60 % - 80 %
A 20 6-8 Cukup
Prioritas Nasional kegiatan
> 60 % kegiatan <6 Buruk
Kesesuaian Rencana > 80 % sesuai 10 Baik
Kegiatan dengan 60 % - 80 % sesuai 6-8 Cukup
B 20
pelaksanaan Rencana > 60 % sesuai
<6 Buruk
Kegiatan
Kesesuaian hasil > 80 % sesuai 10 Baik
pelaksanaan fisik 60 % - 80 % sesuai 6-8 Cukup
C dengan 15 > 60 % sesuai
kontrak/spesifikasi <6 Buruk
teknis yang ditetapkan
Pencapaian Sasaran Progres fisik > 80 % 10 Baik
hasil, keluaran, dampak Progres fisik 60%-
6-8 Cukup
D dan kemanfaatan 15 80%
kegiatan yang Progres fisik < 60 %
<6 Buruk
dilaksanakan
Dampak dan Manfaat > 80 % 10 Baik
E (Merata a – d) 15 60 % - 80 % 6-8 Cukup
> 60 % <6 Buruk
Kepatuhan dan 4 Triwulan dan
10 Baik
Ketertiban Pelaporan lengkap
(empat triwulan) 2 – 3 Triwulan dan
F 15 6-8 Cukup
lengkap
0 – 1 Triwulan dan
<6 Buruk
lengkap
TOTAL 100

Catatan :
 Nilai Total = [ 20 % + Nilai (a) + 20 % + Nilai (b) + 15 % + Nilai (c) + 15 % + Nilai
(d) + 15 % + Nilai (c) + 15 % + Nilai (f) + 10;
 Klasifikasi Penilaian Akhir : Nilai > 80 = Baik, Nilai 60 = 80 = Cukup, Nilai < 60 =

238
Lampiran 31. Manfaat Pembangunan Infrastruktur

Manfaat Pembangunan Infrastruktur

Provinsi : …………………
Kabupaten/Kota : …………………

Tingkat
Kesesuaian Tingkat
Nama Manfaat
Pelaksanaan Pencapaian
No Paket Ditanganinya Ket.
Fisik dengan Tujuan/Sasaran
Pekerjaan Kegiatan
Spesifikasi (%)
Teknis (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

………….…, tanggal……..…20…

(………………………….……….)

Catatan :
Data diisi secara lengkap dan dilaporkan pada triwulan ke IV.
1. = Nomor urut;
2. = Diisi nama paket pekerjaan;
3. = Diisi tingkat kesesuaian pelaksanaan fisik dengan spesifikasi teknis (%);
4. = Diisi tingkat pencapaian tujuan/sasaran;
5. = Diisi manfaat ditanganinya Kegiatan /Kegiatan;
6. = Keterangan.

239
Lampiran 32. Form data umum Kabupaten/Kota

Form Data Umum Kabupaten/Kota

Provinsi : ______________
Kabupaten : ______________
Kecamatan : ______________
Tahun : ______________

Luas Jumlah
Kontur
No Kelurahan/Desa Wilayah Penduduk Potensi
Tanah
(m2) (Jiwa)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Jumlah

Catatan :
Diisi hanya sekali saja, kecuali kalau ada perubahan

Keterangan :
1. = Nomor urut;
2. = Diisi nama Kecamatan;
3. = Diisi luas wilayah;
4. = Diisi jumlah penduduk;
5. = Diisi kontur tanah yang dominan di Kecamatan (pantai, pegunungan dan dataran;
6. = Diisi potensi daerah Kecamatan (perkebunan, pertanian dan pertambangan).

240
Lampiran 33. Data sumber pendanaan

Data Sumber Pendanaan


Provinsi : ______________
Kabupaten : ______________
Kecamatan : ______________
Tahun : ______________

Sumber Pendanaan
Kegiatan
No Sektor (Pusat) Pinjaman/
Penanganan APBD (Rp) DAK (Rp) Jumlah (Rp)
(Rp) Hibah (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Sub bidang Sanitasi


Pemeliharaan
a fasilitas sanitasi

Sub Jumlah
Jumlah

Catatan :

Data diisi secara lengkap sekali saja (triwulan I), kecuali ada perubahan
1. = Nomor urut;
2. = Diisi nama kegiatan / kegiatan penanganan setiap sub bidang;
3. = Diisi alokasi APBD untuk tiap sub bidang;
4. = Diisi alokasi DAK untuk setiap sub bidang;
5. = Diisi alokasi dari Pemerintah Pusat (sektor) untuk setiap sub bidang.

241
Lampiran 34. Data dasar tingkat pelayanan sanitasi Kabupaten/Kota

Data Dasar Tingkat Pelayanan Sanitasi Kabupaten/Kota

Provinsi : ______________
Kabupaten : ______________
Kecamatan : ______________
Tahun : ______________

Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Tingkat Pelayanan


No No Sanitasi Kelurahan/Desa Ket.
(Jiwa) Miskin (KK) Sanitasi (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (5) (6)

Catatan :
Diisi hanya sekali saja pada triwulan I, kecuali kalau ada perubahan
Keterangan :
1. = Nomor urut;
2. = Diisi kode air minum dan sanitasi;
3. = Diisi nama Desa/ Kelurahan ybs;
4. = Diisi jumlah penduduk miskin di Desa/Kelurahan ybs;
5. = Diisi jumlah penduduk miskin di Desa/Kelurahan ybs;
6. = Diisi cakupan layanan PDAM (%);
7. = Diisi cakupan layanan sanitasi (%).

242
Pemantauan Dak Bidang Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun
……………………………
Provinsi Dan Kabupaten/Kota Bidang ……………….
Peta Provinsi/Kabupaten/Kota Dan Lokasi Proyek

243
Lampiran 35. Pemantauan kesesuaian kegiatan

Pemantauan Kesesuaian Kegiatan

Kesesuaian Kelengkapan Dokumen


Kegiatan Alasan Ket.
Nama Paket RK dengan (Ada/Tidak)
No Lokasi Priortitas Nasional Ketidakses
Pekerjaan Juknis
yang Didukung uaian Gambar Spesifikasi RAB
(Ya/Tidak)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Catatan :
Diisi hanya sekali saja pada triwulan I, dengan mengacu pada paket sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Kegiatan (RK).

Keterangan :
1. = Diisi nomor urut;
2. = Diisi nama paket/nama pekerjaan yang sedang ditangani;
3. = Diisi nama Kelurahan/Kecamatan/Desa lokasi proyek;
4. = Diisi kesesuaian kegiatan /kegiatan dengan prioritas nasional;
5. = Diisi kesesuaian RK dengan Juknis;
6. = Diisi alasan ketidaksesuaian yang ada;
7. = Diisi kelengkapan dokumen yang ada;
8. = Diisi kelengkapan dokumen yang ada;
9. = Diisi kelengkapan dokumen yang ada;
10. = Diisi dengan hal-hal yang perlu ditambahkan.

244
Lampiran 36. Pemantauan pelaksanaan kegiatan

Pemantauan Pelaksanaan Kegiatan

Provinsi : ……………………
Kabupaten/Kota : ……………………

Nama Paket Sasaran Biaya Cara Pengadaan Rencana Realisasi Masalah Upaya Pemecahan
No
Pekerjaan Vol. Unit (Rp) (Rp) (%) (%) Pelaksanaan Masalah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

245
Lampiran 37. Monitoring dan evaluasi DAK Bidang Sanitasi

Monitoring Dan Evaluasi DAK Bidang Sanitasi


Data Pentahapan Kegiatan DAK Bidang Sanitasi

Penyiapan
Pekerjaan
Jenis Sarana masyarakat oleh Penyerapan Dana O&P
Fisik
TFL
Lokasi Sasaran (Kelurahan)

30% (Pekerjaan

30% (Pekerjaan

Pengoperasian
Fisik Mencapai

Fisik Mencapai

Serah Terima
Pel. Tukang

40% (RKM

Sosialisasi
Pengguna
Pel.atihan

Kontruksi
Operator
Selesai)
Mandor

30%)

60%)
KSM

Aset
Provinsi/Kab

Pel.

Pel.
Nama KSM

Rencana Realisasi
/Kota

OPD

Tangki Septik

Toilet Umum

Toilet Umum
Lainnya

Lainnya
MCK++

MCK++

Tangki
Septik
IPAL

IPAL

5
1 2 3 4 5b 5c 5d 5e 6a 6b 6c 6d 6e 7a 7b 7c 8a 8b 8c 9a 9b 9c 10a 10b
a

Keterangan:
1. = (1) Nama provinsi dan kabupaten/ kota pelaksana DAK Bidang Sanitasi ;
2. = (2) Nama OPD terkait penerima DAK Bidang Sanitasi ;
3. = (3) Lokasi tempat pelaksanaan DAK Bidang Sanitasi ;
4. = (4) Nama KSM tiap lokasi pelaksana DAK Bidang Sanitasi ;
5. = (5a – 5e) Pilih (cek list) jenis sarana sanitasi yang akan dibangun sesuai dengan RK dan cek list kegiatan lainnya berikut tulis nama kegiatan
di kolom lainnya;
6. = (6a – 6e) Pilih (cek list) jenis sarana sanitasi yang dibangun (realisasinya);
7. = (7a) Waktu pelaksanaan pelatihan KSM;
8. = (7b) Waktu pelaksanaan pelatihan mandor;
9. = (7c) Waktu pelaksanaan pelatihan tukang;
10. = (8a) Penyerapan dana sebesar 40% (Jika RKM sudah selesai/ disiapkan);

246
11. = (8b) Penyerapan dana sebesar 30% (Jika pekerjaan fisik sudah mencapai 30%);
12. = (8c) Penyerapan dana sebesar 30% (Jika pekerjaan fisik sudah mencapai 60%);
13. = (9a) Waktu pelaksanaan pelatihan operator;
14. = (9b) Waktu sosialisasi pengguna;
15. = (9c) Prosentase progres fisik;
16. = (10a) Waktu pelaksanaan serah terima aset;
17. = (10b) Waktu mulai pengoperasian.

247
Lampiran 38. Data pendanaan kegiatan DAK bidang sanitasi

Data Pendanaan Kegiatan DAK Bidang Sanitasi

Sumber Pembiayaan
Lokasi Sasaran
Provinsi/Kab/Kota Swadaya Masyarakat
(Kelurahan) DAK APBD Kab./Kota
In Cash In Kind
(1) (2) (3a) (3b) (4a) (4b)

248
Lampiran 39. Data kelengkapan pelaporan kegiatan sanitasi

Data Kelengkapan Pelaporan Kegiatan Sanitasi

Progres
Substansi Pelaporan Triwulan Pelaksanaan
Pelaporan Kegiatan (%)
Provinsi/Kab./Kota DAK Data Data Dasar
Online Umum Prasarana Kesesuaian Progres dan
Fisik Keuangan
Kelurahan Sanitasi Kegiatan Pelaksanaan
dan Desa Kelurahan/Desa
(1) (2) (3a) (3b) (3c) (3d) (3e) (3f)

Keterangan :
1. = (1) = Nama provinsi/kota/kab pelaksana DAK Sanitasi;
2. = (2) = checklist (√) jika sudah melaksanakan pelaporan secara on line (E-monitoring);
3. = (3a) = checklist (√) jika dalam laporan sudah mencantumkan data umum (Nama Kelurahan / Desa, luas wilayah
(m2), Jumlah penduduk (jiwa), kontur tanah dominan di kelurahan/Desa tersebut (pantai/pegunungan/dataran),
potensi kelurahan/desa (perkebunan/pertanian/pertambangan), sumber pendanaan untuk sub-bidang Sanitasi);
4. = (3b) = checklist (√) jika dalam laporan sudah mencantumkan data dasar yaitu data dasar seluruh prasarana sanitasi kelurahan/desa di
kab/kota;
5. = (3c) = checklist (√) jika dalam laporan sudah mencantumkan kesesuaian kegiatan / kegiatan;
6. = (3d) = checklist (√) jika dalam laporan sudah mencantumkan proses dan pelaksanaan;
7. = (3e) = dalam laporan sudah mencantumkan progres fisik;
8. = (3f) = dalam laporan sudah mencantumkan progres keuangan.

249
Lampiran 40. Data tenaga fasilitator lapangan (TFL)

Data Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL)

Mengikuti Pelatihan TFL dari Kementerian


Status Periode Alokasi Alokasi
PUPR
No Nama TFL Kontrak Dana DAK Dana APBD
Tanggal
PNS Non PNS (bulan) (Rp) (Rp) Sudah Belum
Pelatihan
(1) (2) (3a) (3b) (4) (5a) (5b) (6a) (6b) (6c)

Keterangan :
1. = (1) Nomor;
2. = (2) = nama tenaga fasilitator lapangan (TFL);
3. = (3a)= checklist (√) jika status kepegawaiannya adalah PNS;
4. = (3b)= checklist (√) jika status kepegawaiannya adalah non PNS;
5. = (4) = periode bulan kontrak;
6. = (5) = alokasi dana APBD pada tahun 2013 (Rp);
7. = (6a)= checklist (√) jika sudah mengikuti pelatihan TFL dari PUPR;
8. = (6b)= tanggal pelaksanaan pelatihan TFL (jika sudah mengikuti);
9. = (6b)= checklist (√) jika belum mengikuti pelatihan TFL dari PUPR.

250
Lampiran 41. Permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan DAK bidang sanitasi

Permasalahan dalam Pelaksanaan Kegiatan DAK Bidang Sanitasi

Permaslaahan yang ada Usulan/Masukan


solusi atas
No Provinsi/Kab./Kota
SDM/Kelembagaan Keuangan Teknis Permasalahan yang
ada
(1) (2) (3a) (3b) (3c) (4)

Note ;
Kolom permasalahan diisi dengan uraian masalah

251
Format 42. Format evaluasi kinerja TFL Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi TA. 2021

FORMAT EVALUASI KINERJA TENAGA FASILITATOR LAPANGAN (TFL)


PROGRAM DAK INFRASTRUKTUR BIDANG SANITASI TAHUN ANGGARAN 2021
Desa/Kelurahan : ________________
Kecamatan : ________________
Kabupaten/Kota : ________________
Nama Personil TFL : ________________
Jabatan : TFL ____________

Scoring
No Indikator Penilaian Skor Bobot Nilai
1 2 3
A PEMAHAMAN TAHAPAN KEGIATAN
1 Proses Pelaksanaan Sosialisasi Awal Tingkat Desa/Kelurahan 3 0.00
2 Proses Pelaksanaan Pemetaan Sanitasi Tingkat Desa/Kelurahan 3 0.00
3 Proses Pelaksanaan Selotip Tingkat Desa/Kelurahan 3 0.00
4 Proses Pembentukan Tim Pelaksana Swakelola Kelompok Swadaya Masyarakat (TPS-KSM) 3 0.00
5 Proses Pelaksanaan Penyusunan Dokumen RKM 3 0.00
6 Peningkatan Kapasitas bagi Pengurus TPS-KSM 3 0.00
7 Pendampingan Penyusunan DED dan RAB 3 0.00
8 Pendampingan Penyusunan RPD-1, RPD-2 dan RPD-3 serta RPDB-1 dan RPDB-2 3 0.00
9 Pendampingan Proses Kontrak PKS dan Pencairan Dana 3 0.00
10 Pendampingan Proses Pelaksanaan Konstruksi 3 0.00
11 Pendampingan Penyusunan LPD dan LPJ-1, LPJ-2 dan LPJ-3 3 0.00
12 Pendampingan Pelaksanaan Commisioning Test Sarana dan Prasarana Sanitasi 3 0.00

252
13 Pendampingan Proses Pembentukan KPP 3 0.00
14 Peningkatan Kapasitas bagi Pengurus KPP terkait Operasional dan Pemeliharaan 3 0.00
15 Pendampingan Proses Serah Terima Hasil Pekerjaan 3 0.00
Sub Total 45 0.00
B KOMPETENSI PROFESIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT :
1 Penumbuhan Nilai-Nilai, Prinsip Program DAK Kepada Pengurus TPS-KSM dan Masyarakat. 4 0.00
2 Memiliki Inovasi & Inisiatif dalam Pemberdayaan & Pembinaan Kepada Masyarakat 4 0.00
Kemampuan Berdialog, Berdiskusi, Mentrasformasikan Nilai, Prinsip, Arah & Tujuan Program
3 4 0.00
DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi
4 Kontribusi Waktu Terhadap Pelaksanaan Tugas dan Fungsi sebagai TFL 4 0.00
5 Kontribusi Pemikiran, Ide/Gagasan dalam Pemecahan Permasalahan 4 0.00
Sub Total 20 0.00
C KEMAMPUAN FASILITASI, MEDIASI DAN ADVOKASI
1 Proses Penguatan Kelembagaan & Kinerja Pengurus TPS-KSM dan KPP 4 0.00
2 Proses Penguatan Kapasitas Masyarakat 3 0.00
3 Proses Penguatan Kapasitas kepada Pemerintah Lokal (Desa/Kelurahan) 3 0.00
4 Memiliki Program Kerja Penguatan Kapasitas Secara Berkelanjutan kepada Masyarakat 4 0.00
5 Penyebarluasan Informasi dan Penampungan Saran dan Keluhan Masyarakat 3 0.00
Sub Total 17 0.00
D Sikap / Perilaku Kerja
1 Kerjasama dalam Tim 4 0.00
2 Pelaporan Kegiatan 4 0.00
3 Intensitas Kehadiran di Lapangan 6 0.00
4 Kemampuan Menangani dan Menyelesaikan Konflik 4 0.00
Sub Total 18 0.00
TOTAL 100 0.00

253
Keterangan Pengisian Scoring : ...….…, ……,……, 2021

Untuk setiap hasil dari pelaksanaan kegiatan diberi tingkatan skor sebagai berikut : Evaluator

1. Jawaban Point (a) untuk kondisi BURUK mendapat nilai 1 Kepala Desa atau Lurah/
Ketua TPS-KSM/ PPTK/ PPK
2. Jawaban Point (b) untuk kondisi SEDANG mendapat nilai 2 Sanitasi
3. Jawaban Point (c) untuk kondisi BAIK mendapat nilai 3

NILAI AKHIR : a. 91 - 100 : SANGAT BAIK


b. 80 - 90 : BAIK
c. 65 - 79 : CUKUP ( _______________ )
d. < 65 : KURANG

254
Lampiran 43. Rekap hasil evaluasi kinerja Tenaga Faslitator Lapangan (TFL)

REKAP HASIL EVALUASI KINERJA TENAGA FASILITATOR LAPANGAN (TFL)


PROGRAM DAK INFRASTRUKTUR BIDANG SANITASI
TAHUN ANGGARAN 2021

Jumlah Lokasi Dampingan : ..............................................................................................................................


Kabupaten/Kota : ..............................................................................................................................
Provinsi : ..............................................................................................................................
PPTK OPD
KEPALA KEPALA PENGURUS PENGURUS TOTAL DINAS PPK SANITASI
DESA/LURAH-1 DESA/LURAH-1 TPS-KSM-1 TPS-KSM-2 TERKAIT
TOTAL
No Nama 50% 30% 20% Kategori Peringkat
Skor
SKOR
% % %
Skor Skor Skor Skor Rata- Skor Skor
Bobot Bobot Bobot
rata
1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
2
3
4
dst

Kepala Desa/Lurah .............. PPTK OPD Dinas ............ Ketua TPS-KSM ............ PPK Sanitasi OPD
Dinas ......

_______________________ _____________________ ____________________ ________________


NILAI AKHIR :
1. 91 – 100 : Sangat Baik
2. 80 – 90 : Baik
3. 65 – 79 : Cukup
4. < 65 : Kurang

255

Anda mungkin juga menyukai