Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN

PRAKTIKUM THEODOLITE

DOSEN: C. G. BUYANG S.T, M.T


DISUSUN OLEH:
ANGGOTA KELOMPOK I :
1. RICKY ARDIANSYAH UMAMIT NIM: 201873110
2. SAFITRIYANI NIM: 202073105
3. MUHAMMAD REZA RAIS NIM: 202173102
4. YUNUS RERY NIM: 202173103
5. HERTIA TIHURUA NIM: 202173104
6. ANDIKA RUMBARU NIM: 202173105
7. FARAS AYU TUARITA NIM: 202173106
8.

KELAS : C
MATA KULIAH : PERPETAAN DAN SIG

PRODI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PATTIMURA
2022
PERPETAAN DAN SIG
KELOMPOK I
TEKNIK SIPIL 2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat dan

pertolonganNya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan lancar

dan tepat waktu sesuai dengan yang diharapkan. Laporan Hasil Praktikum theodolite ini disusun

agar Mahasiswa dapat mengetahui cara mengoperasikan theodolite dan maupun cara

menghitungnya.

Dengan telah tersusunnya laporan ini, maka kami selaku penyusun mengucapkan terima

kasih kepada C.G BUYANG yakni selaku dosen pembimbing dan juga serta Kakak-kakak

pembimbing.

Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan

berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun pembaca.

Ambon, Mei 2022

i
-----------FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS PATTIMURA-----------
PERPETAAN DAN SIG
KELOMPOK I
TEKNIK SIPIL 2021

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
1.1.................................................................................................................. LATAR BELAKANG
..................................................................................................................................... 1
1.2............................................................................................................................ TUJUAN
....................................................................................................................................2
1.3.......................................................................................................................... MANFAAT
....................................................................................................................................2
1.4.......................................................................................................... SISTEMATIKA PENULISAN
..................................................................................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................................. 5
2.1. DEFINISI THEODOLIT ........................................................................................ 5
2.2. BAGIAN-BAGIAN THEODOLIT ......................................................................... 6
2.3. KEGUNAAN THEODOLIT ................................................................................... 8
2.4. TEORI POLIGON ................................................................................................... 8
2.5. BENTUK-BENTUK POLIGON ............................................................................. 10
2.6. PENGUKURAN POLIGON ................................................................................... 12

BAB III PELAKSANAAN PENGGUKURAN .................................................................... 13

3.1. WAKTU DAN LOKASI PELAKSANAAN .......................................................... 13


3.2. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN ..................................................................... 13
3.3. PROSEDUR PRAKTIKUM ................................................................................... 14

BAB IV PEMBAHASAN ....................................................................................................... 16

4.1 PERHITUNGAN DATA .......................................................................................... 16


4.2. PERHITUNGAN POLIGEN .................................................................................. 19
4.3. PERHITUNGAN SPOT HEIGHT DAN TITIK BANGUNAN ........................... 25

BAB V PENUTUP .................................................................................................................. 31

5.1. KESIMPULAN ........................................................................................................ 31


5.2. SARAN ...................................................................................................................... 31
ii
-----------FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS PATTIMURA-----------
PERPETAAN DAN SIG
KELOMPOK I
TEKNIK SIPIL 2021

LAMPIRAN .............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................

iii
-----------FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS PATTIMURA-----------
PERPETAAN DAN SIG
KELOMPOK I
TEKNIK SIPIL 2021

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Ilmu ukur tanah adalah ilmu, seni dan teknologi untuk menyajikan informasi

bentuk permukaan bumi baik unsur alam maupun unsur buatan manusia pada bidang

yang dianggap datar. Ilmu ukur tanah sering disebut plan surveying. Ilmu ukur tanah

adalah bagian dari geodesi (geodetic surveying).

Defenisi sederhana dari ukur tanah adalah menentukan posisi atau letak titik di

atas atau pada permukaan bumi. Definisi yang telah berkembang adalah pekerjaan

untuk menggambarkan keadaan fisik sebagian permukaan bumi menyerupai keadaan

sebenarnya dilapangan. Produk yang sesuai dengan definisi terakhir adalah peta

topografi, sedangkan jenis-jenis pekerjaan yang sederhana antara lain mengukur jarak

antara dua titik, mengukur panjang dan lebar atau sisi-sisi sebidang lahan, mengukur

lereng dan penggambaran bentuk sebidang lahan.

Sistem koordinat di sini adalah sistem koordinat kartesian dimana bidang

datarnya merupakan sebagian kecil dari permukaan elipsioda bumi. Salah satu cara

untuk menentukan koordinat banyak titik adalah metode poligon. Pengukuran dan

pemetaan poligon merupakan salah satu metode pengukuran dan pemetaan kerangka

dasar horisontal untuk memperoleh koordinat planimetris (X,Y) titik-titik ikat

pengukuran.

1
-----------FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS PATTIMURA-----------
PERPETAAN DAN SIG
KELOMPOK I
TEKNIK SIPIL 2021

Metode poligon adalah salah satu cara penentuan posisi horisontal banyak titik

dimana titik satu dengan yang lainnya dihubungkan satu sama lain dengan pengukuran

sudut dan jarak sehingga membentuk rangkaian titik-titik (poligon).

Pengukuran sudut berarti mengukur suatu sudut yang berbentuk antara suatu

titik dengan dua titik lainnya. Pada pengukuran ini diukur arah dari pada dua titik

atau lebih yang dibidik dari satu titik kontrol dan jarak antara titik-titik diabaikan.

Pengukuran-pengukuran dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan bayangan dari

pada keadaan lapangan, dengan menentukan tempat titik-titik di atas permukaan bumi

terhadap satu sama lainnya, untuk mendapatkan hubungan mendatar titik-titik yang

diukur di atas permukaan bumi perlu dilakukan pengukuran mendatar yang disebut

dengan istilah pengukuran kerangka dasar horisontal. Jadi untuk hubungan mendatar

diperlukan data sudut medatar yang diukur pada skala lingkaran yang letaknya

mendatar. Pada pekerjaan surveying selalu melibatkan pengukuran jarak, sudut, dan

arah.

Theodolite adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan

tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan waterpass yang

hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolite sudut yang dapat di baca biasa

sampai pada satuan sekon (detik). Theodolite merupakan alat yang paling canggih di

antara peralatan yang digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah

teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat

diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut horisontal

2
-----------FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS PATTIMURA-----------
PERPETAAN DAN SIG
KELOMPOK I
TEKNIK SIPIL 2021

untuk dibaca.

1.2. TUJUAN PENULISAN

a. Sebagai bukti tertulis bahwa penyusunan telah selesai melakukan praktek pengukuran

kerangka dasar horizontal metode poligon

b. Mahasiswa mampu untuk mendiskripsikan dan menganalisis pengertian dari poligon

c. Mahasiswa mampu untuk mendiskripsikan cara kerja pengukuran poligon

d. Mahasiswa mampu untuk mendiskripsikan cara menghitung hasil pengukuran poligon

e. Mahasiswa mampu memahami dan menganalisis pengertian dari poligon

1.3. MANFAAT PENULISAN

Manfaat penulisan laporan ini,yaitu :

a. Mahasiswa mengerti,memahami dan mengetahui pengertian dari poligon

b. Mahasiswa mengerti,memahami,dan mengetahui cara kerja dan pengukuran poligon

c. Mahasiswa mengerti,memahami,dan mengetahui cara menghitung hasil pengukuran

poligon

d. Mahasiswa mengerti,memahami dan mengetahui hasil data dari pengukuran poligon

3
-----------FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS PATTIMURA-----------
PERPETAAN DAN SIG
KELOMPOK I
TEKNIK SIPIL 2021

1.4. SISTEMATIKA LAPORAN

a. BAB 1 PENDAHULUAN

 Membahas tentang latar belakang,tujuan penulisan,manfaat penulisan,dan

sistematika laporan.

b. BAB II LANDASAN TEORI

 Membahas tentang definisi theodolite,komponen theodolite,kegunaan

theodolite,teori poligon,bentuk-bentuk poligon,dan pengukuran poligon

c. BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM

 Membahas tentang waktu dan lokasi pelaksanaan pengukuran,alat alat yang di

gunakan dan prosedur npraktikum.

d. BAB IV PEMBAHASAN

 Membahas tentang perhitungan data

e. BAB V PENUTUP

 Berisi tentang kesimpulan dan saran

4
-----------FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS PATTIMURA-----------
PERPETAAN DAN SIG
KELOMPOK I
TEKNIK SIPIL 2021

5
-----------FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS PATTIMURA-----------
PERPETAAN DAN SIG
KELOMPOK I
TEKNIK SIPIL 2021

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. DEFINISI THEODOLITE

Theodolite adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi

tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan waterpass yang hanya memiliki

sudut mendatar saja. Di dalam theodolite sudut yang dapat di baca biasa sampai pada satuan

sekon (detik). Theodolite merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan yang

digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada

suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu

vertikal, sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca. Teleskop tersebut juga

dipasang pada piringan kedua dan dapat diputar-putar mengelilingi sumbu horisontal, sehingga

memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca.

 KOMPONEN-KOMPONEN THEODOLITE

Komponen-komponen dari alat theodolite adalah sebagai berikut :

1. Plat dinding pelindung lingkaran vertikal di dalamnya

2. Ring pengatur lensa tengah

3. Pengatur fokus benang silang

4. Alat baca lingkaran vertikal/horizontal

5. Lensa obyektif

6. Klem vertikal teropon

7. Penggerak halus teropong

5
-----------FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS PATTIMURA-----------
PERPETAAN DAN SIG
KELOMPOK I
TEKNIK SIPIL 2021

8. Klem alhidade horizontal

9. Penggerak halus horizontal

10. Nivo kotak alhidade horizontal

11. Plat dasar instrument

12. Nivo tabung alhidade horizontal

2.2. BAGIAN-BAGIAN THEODOLITE

Untuk dapat berkerja sebagaimana manfaatnya alat ukur theodolite ini dibagi

menjadi 3 bagian yaitu :

 Bagian Atas

1. Teropong

2. Lingkaran vertical

3. Sumbu mendatar

4. Klem teropong dan penggerak halus

5. Aldihade vertical dan nivo

6. Nivo teropong

 Bagian Tengah

1. Kaki penyangga sumbu { sumbu mendatar }

2. Aldihade horizontal

3. Piring lingkaran horizontal

4. Klem dan penggerak halus limbus

5. Nivo atau tabung aldihade horizontal

6
-----------FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS PATTIMURA-----------
PERPETAAN DAN SIG
KELOMPOK I
TEKNIK SIPIL 2021

6. Mikroskop bacaan lingkaran horizontal

 Bagian Bawah

1. Nivo kotak

2. Tribrach

3. Skrup penyetel ABC

4. Plat dasar

5. Alat sentering optis

6. Statip

 Macam-Macam Theodolite

Macam teodolit berdasarkan konstruksinya, dikenal dua macam yaitu:

1. Theodolite Reiterasi (Theodolite sumbu tunggal)

Dalam theodolite ini, lingkaran skala mendatar menjadi satu dengan kiap,

sehingga bacaan skala mendatarnya tidak bisa di atur. Theodolite yang di

maksud adalah theodolite tipe T0 (wild) dan tipe DKM-2A (Kem)

2. Theodolite Repitisi

Konstruksinya kebalikan dari theodolite reiterasi, yaitu bahwa lingkaran

mendatarnya dapat diatur dan dapat mengelilingi sumbu tegak (Sosrodarsono,

1983).

7
-----------FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS PATTIMURA-----------
PERPETAAN DAN SIG
KELOMPOK I
TEKNIK SIPIL 2021

2.3. KEGUNAAN THEODOLITE

Di dalam pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan pengukuran tanah, theodolite

sering digunakan sebagai alat pengukuran polygon, pemetaan situasi, maupun pengamatan

matahari. Selain itu, apabila sudut vertikalnya dibuat 90º maka alat ini berubah fungsinya

menjadi seperti Pesawat Penyipat Datar, yaitu untuk menentukan beda tinggi antara titik-titik dii

permukaan Bumi.

Sementara itu untuk pekerjaan bangunan, theodolit sering digunakan untuk menentukan

sudut siku-siku pada saat pekerjaan bowplank sehingga sudut ruangan nantinya tampak lebih

indah dan berkualitas. Pada perencanaan / pekerjaan pondasi, theodolit juga dapat digunakan

untuk mengukur ketinggian suatu bangunan bertingkat.

Setiap pekerjaan pemetaan dengan menggunakan alat theodolit ini tentunya tidak terlepas

dari kesalahan yang dapat terjadi dikarenakan kondisi alat itu sendiri. Untuk itu diperlukan

kalibrasi alat secara berkala agar pengukuran dapat dilakukan dengan tepat.

2.4. TEORI POLIGON

Polygon berasal dari kata ‘’Poly’’ yang artinya Banyak dan ‘’Gon (Gone)’’ yang artinya

Titik.Polygon disini dimaksudkan adalah polygon yang digunakan sebagai kerangka dasar

pemetaan yang memiliki titik-titik dimana titik tersebut mempunyai sebuah koordinat X dan Y.

Polygon merupakan salah satu metode untuk menentukan posisi horizontal dari titik-titik

di lapangan yang berupa segi banyak dengan melakukan pengukuran sudut dan jarak. Data yang

diperlukannya adalah :

8
-----------FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS PATTIMURA-----------
PERPETAAN DAN SIG
KELOMPOK I
TEKNIK SIPIL 2021

1. Data sudut dalam, pada titik yang sudah ditentukan untuk dicari koordinat (X1,Y1).

2. Data jarak atau Sn, yang jumlahnya n = 1 (jarak horizontal) pada semua sisi dan titik

polygon.

3. Data satu sisi Azimuth pada sisi polygon. Pengukuran polygon terbuka maka

pengambilan data Azimuth pada beberapa sisi polygon. Data Azimuth pada sisi awal

dan akhir jika pengukuran polygon terbuka terikat sempurna.

Pada pekerjaan pemetaan suatu wilayah diperlukan suatu kerangka dasar yang digunakan

sebagai titik ikat dan titik kontrol.Titik kerangka dasar tersebut mempunyai koordinat dan

ketinggian yang dipasang pada kerapatan tertentu, dengan menggunakan struktur yang

permanen, bahan yang awet, tercatat dan mudah di kenali.

Titik kerangka dasar ini berupa titik ikat yang merupakan titik yang telah diketahui posisi

horizontal (X dan Y) ataupun ketinggiannya Z. titik ini digunakan sebagai pengikat dalam

penentuan posisi titik-titik (arah,sudut,beda tinggi) lain yang dibidik.

Fungsi titik kerangka dasar juga sebagai titik kontrol yaitu digunakan sebagai titik cek

atas perhitungan-perhitungan yang dilakukan sebelumnya. Sebaliknya titik kontrol ini

menggunakan titik kerangka lain (bukan dari titik ikat) sehingga bisa diketahui apakah posisi

X,Y,Z dari titik sebelumnya benar atau tidak.

 Polygon kerangka dasar

Pada daerah yang relative sempit biasanya menggunakan pengukuran dengan cara

polygon.

9
-----------FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS PATTIMURA-----------
PERPETAAN DAN SIG
KELOMPOK I
TEKNIK SIPIL 2021

Polygon disini merupakan kumpulan titik-titik yang terhubungkan dalam satu garis

khayal. Dalam penentuan koordinat titik suatu titik yang lain, pekerjaan pengukuran

harus meliputi :

1. Koordinat Titik Awal atau Akhir.

Koordinat ini bisa diketahui dari pengukuran-pengukuran sebelumnya atau ditentukan

sembarang.

2. Azimuth Awal atau Akhir.

Azimuth dapat ditentutkan dari perhitungan koordinat yang sudah ada.

3. Jarak.

Pengukuran jarak merupakan data yang diperoleh dari lapangan dengan cara manual

(menggunakan pita ukur) atau menggunakan Theodolit. Dalam pengukuran jarak, dibuat

selurus mungkin antar titik-titik polygon dan juga jika kondisi tanah miring, usahakan

dalam pengukuran jarak pita ukur dalam posisi sedatar mungkin.

2.5. BENTUK-BENTUK POLIGON

1. Polygon terbuka. Titik Awal tidak dijadikan sebagai titik akhir.

10
-----------FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS PATTIMURA-----------
PERPETAAN DAN SIG
KELOMPOK I
TEKNIK SIPIL 2021

2. Polygon Tertutup : Titik awal dan akhir koordinat berhimpit (satu titik), berawal dan

berakhir di satu titik.

3. Polygon Bercabang : Polygon yang terbuka memiliki cabang.

4. Polygon Kombinasi : Perpaduan antara Polygon terbuka dan polygon tertutup.

11
-----------FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS PATTIMURA-----------
PERPETAAN DAN SIG
KELOMPOK I
TEKNIK SIPIL 2021

2.6. PENGUKURAN POLYGON

Cara membuat suatu polygon adalah cara pertama untuk menentukan tempat

lebih dari satu titik. Penentuan titik dapat dilakukan dengan beberapa cara:

1. Penentuan relatif dengan menempatkan beberapa titik yang terletak di atas satu garis

lurus, maka empat titik-titik itu dapat dinyatakan dengan dengan jejak dari suatu titik

yang terletak di atas garis lurus itu pula. Titik-titik yang diambil sebagai dasar untuk

menghitung jarak-jarak dinamakan titik nol. Karena titik-titik dapat terletak di

sebelah kiri dan kanan titik nol (0)> maka kepada titik yang terletak di sebelah kanan

titik nol (0) diberi jarak dengan titik positif (+) dan titik yang terletak di sebelah kiri

titik nol diberi jarak dengan tanda negatif (-). Buat skala dengan bagian yang sama

(ke kiri dan ke kanan) dengan satuan jarak 1 m, 10 m, atau 100 m, tergantung pada

jarak-jarak harus dinyatakan.

2. Penentuan dengan koordinat kartesian (salib sumbu). Hal ini digunakan apabila cara

di atas titik tidak dapat dilakukan, karena titik-titik tidak terdapat di suatu garis

lurus. Sebagian besar penentuan tempat titik-titik ialah dua garis lurus yang saling

tegak lurus (salib sumbu). n = bilangan bulat (belum tentu sama dengan banyaknya

titik), harganya harus dicari dengan memisahkan fβ = 0 dan harga n diambil bilangan

bulat yang paling dekat dengan n yang menghasilkan. Perumusan untuk poligon

tertutup, rumus perataannya adalah :

∑β = (n – 2) 1800 + fβ...................................................................(pers 2.1)

∑d sin α = (xa – xb) + fx..................................................................(pers 2.2)

12
-----------FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS PATTIMURA-----------
PERPETAAN DAN SIG
KELOMPOK I
TEKNIK SIPIL 2021

∑d cos α = (ya – yb) + fx….............................................................(pers 2.3

13
-----------FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS PATTIMURA-----------
PERPETAAN DAN SIG
KELOMPOK I
TEKNIK SIPIL 2021

BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. WAKTU DAN LOKASI PELAKSANAAN

Hari/Tanggal : 11 Mei 2022

Pukul : 14.00 – SELESAI

Lokasi : Bengkel kehutanan

3.2. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN

1. THEODOLITE 1. TRIPOT/KAKI TIGA

13
-----------FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS PATTIMURA-----------
PERPETAAN DAN SIG
KELOMPOK I
TEKNIK SIPIL 2021

2. BAK UKUR 3. PAKU 4. ALAT TULIS

3.3. PROSEDUR PRAKTIKUM

Prosedur yang perlu dilakukan dalam praktikum ini yaitu:

1. Mempersiapan peralatan yang dibutuhkan serta periksa kelengkapan

2. Survei tempat dan menentukan titik poligon.

3. Mendirikan statif dengan aman sesuai dengan keadaan setempat.

4. Memasang alat ukur teodolit di atas statif dan eratkan dengan skrup pengunci

hingga aman.

5. Mensejajarkan dengan titik poligon yang di telah ditentukan.

6. Mengatur gelembung nivo kotak ketengah dengan skrup A, B, dan C.

7. Dengan cara yang sama seperti halnya mengatur nivo kotak, atur nivo tabung

sedemikian rupa sehingga posisinya tepat berada tengah.

8. Mengatur kedudukan alat ukur teodolit, apakah tepat vertikal di atas titik.

14
-----------FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS PATTIMURA-----------
PERPETAAN DAN SIG
KELOMPOK I
TEKNIK SIPIL 2021

9. Jika kedudukan alat ukur tidak dapat vertikal di atas titik, membuka skrup pengait

alat ukur ke statif dan geserkan teodolit tersebut secara hati-hati sehingga posisinya

tepat vertikal di atas titik.

10. Arahkan teodolit ke arah utara kemudian reset nol.

11. Putar teodolit searah arum jam ke titik poligon yang dituju.

12. Bidik bak ukur, kemudian membaca benang atas dan benang tengah.

13. Membaca sudut vertikal dan horisontal, azimut, dan koordinat x,y, dan z.

14. Arahkan ke titik-titik height spot dan titik-titik bangunan.

15. Baca benang tengah, benang atas dan benang bawah juga sudut horisontal dan sudut

vertikal.

16. Mengukur tinggi alat.

17. Mencatat semua hasil pembacaan alat serta mengisi tabel isian.

18. Lakukan langkah langkah pada ketiga sampai ke 17 pada setiap titik polygon,

kecuali pembacaan azimut dan koordinat x, y, dan z.

15
-----------FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS PATTIMURA-----------
PERPETAAN DAN SIG
KELOMPOK I
TEKNIK SIPIL 2021

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. PENGHITUNGAN DATA

Tahapan perhitungan data-data poligon tertutup adalah:

1. Mengubah data sudut dalam (β) dari bacaan derajat, menit, dan detik ke

dalam bentuk bacaan sudut.

Menit Detik
derajat + + ................................................(pers 4.1.1)
60 3600

2. Mencari nilai rata-rata dari sudut dalam (β), karena terdapat

Delapan titik poligon maka jumlah sudut yang terbentuk akan berjumlah

1080. Kemudian kurangkan jumlah sudut yang terbentuk dengan jumlah

sudut dalam dan di bagi dengan jumlah poligon

Σsudut yang terbentuk – Σsudut titik poligon


koreksi sudut = ............
jumlah titik poligon

(pers 4.1.2)

3. Koreksi sudut kemudian dijumlahkan dengan sudut yang terbentuk

Pada titik poligon sebagi sudut dalam terkoreksi (β’). Untuk memastikan

hasilnya benar, jumlahkan semua sudut terkoreksi pada titik poligon dan

hasilnya harus 1.080 sesuai dengan jumlah sudut yang terbentuk.


16
-----------FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS PATTIMURA-----------
PERPETAAN DAN SIG
KELOMPOK I
TEKNIK SIPIL 2021

4. Ubah koreksi sudut dalam bacaan derajat, menit dan detik.Caranya;

- INT(β’), untuk mengubah ke dalam bentuk “derajat”.

- INT((β’ – derajat)*60), untuk mengubah dalam bentuk

- “menit”.

- (β’ – derajat – menit/60)*3600, untuk mengubah dalam bentuk

- “detik”

5. Ubah azimuth (φ) dalam bentuk bacaan sudut dan bacaan derajat, menit, dan

detik.

6. Mencari azimut tiap titik kecuali pada titik pertama poligon yang sudah

diketahui di lapangan.

7. Mencari benang tengah.

Benang Atas+ Benang Bawah


Benang Tengah = = ................(pers 4.1.3)
2

8. Sudut vertikal (α) diubah menjadi bacaan sudut.

9. Perhitungan heling (90-α)

10. Mencari jarak.

jarak = (ba − bb)×100 .............................................(pers 4.1.4)

11. Mencari jarak datar.

π
jarak datar = (cos (90 − α) × × Jarak ............ 4.1.5)
180

17
-----------FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS PATTIMURA-----------
PERPETAAN DAN SIG
KELOMPOK I
TEKNIK SIPIL 2021

12. Mencari beda tinggi.

π
beda tinggi = sin sin ((90 − α) × × Jarak datar + t. A. – bt …..(pers 4.1.6)
180

Keterangan :

 t.a : tinggi alat

 bt : benang tengah

13. Cari fx d sin dan fx d cos.

fx d sin sin = jarak datar × sin(φ) ............................................(pers 4.1.7)

fx d cos = jarak datar ×cos (φ).............................(pers 4.1.8.)

14. Cari jumlah jarak, jarak datar, beda tinggi, fx d sin dan fx d cos dari titik

poligon.

15. Cari Δxi dan Δyi.

jarak titik
Δxi =
∑ jarak × Σ(fx d sin sin ) + (fx d sin) ..........(pers jarak titik 4.1.9)

jarak titik
Δyi =
∑ jarak × Σ(fx d cos cos ) + (fx d cos cos)..........(pers 4.1.10)

16. Mencari koordinat x, y dan z, kecuali pada titi pertama yang sudah

18
-----------FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS PATTIMURA-----------
PERPETAAN DAN SIG
KELOMPOK I
TEKNIK SIPIL 2021

4.2 PENGHITUNGAN POLIGON

Tahapan perhitungan poligon :

1. Mencari sudut dalam horisontal kedalam bentuk bacaan sudut.

Patok ° ‘ “ °

1 84 34 41 98,44

2 10 02 150 93,96

3 88 10 36 92,57

4 86 55 30 76,17
Tabel 4.2.1. Bacaan Sudut Dalam Horizontal (β)

2. Mencari koreksi sudut dalam.

Σ sudut patok = 361.51

Koreksi = =((-361.51+4×180))-360

= - 1.51

Setiap sudut dikurangkan dengan – 1.51 untuk mendapat koreksi

19
-----------FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS PATTIMURA-----------
PERPETAAN DAN SIG
KELOMPOK I
TEKNIK SIPIL 2021

Berikut Tabel 4.1.2 untuk tabel sudut hasil koreksi

Patok ° ‘ “ ° (β) ° (β’)


P1 98 26 20 98,44 98,06
P2 93 57 40 93,96 93,58
P3 92 34 0 92,57 92,19
P4 76 32 40 76,54 76,17
Tabel 4.2.2 Koreksi Sudut Dalam (β’)

3. Cara mencari Rad dari sudut dalam terkoreksi.

horizontal 22
rad = sudut dalam horisontal x
180 7

4. Ubah koreksi sudut dalam bacaan derajat, menit dan detik.

5. Mencari azimuth pada titik patok kedua bergantung pada titik pertama,azimut titik

ketiga bergantung azimuth titik kedua patok, dan seterusnya.

Φ2 = φ1 - 180 + °β’2.....................................................(pers 4.2.1)

Φ3 = φ2 - 180 + °β’3.....................................................( pers 4.2.2)

Φ4 = φ3 - 180 + °β’4.....................................................( pers 4.2.3)

Φ5 = φ4 - 180 + °β’5.....................................................( pers 4.2.4)

Φ6 = φ5 - 180 + °β’6.....................................................( pers 4.2.5)

Φ7 = φ6 - 180 + °β’7.....................................................( pers 4.2.6)

20
-----------FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS PATTIMURA-----------
PERPETAAN DAN SIG
KELOMPOK I
TEKNIK SIPIL 2021

Φ8 = φ7 - 180 + °β’8.....................................................( pers 4.2.7)

6. Ubah azimuth(φ) dalam bentuk bacaan sudut dan bacaan derajat, menit,dan detik.

7. Mencari benang tengah.

ba+bb
benang tengah = ...............................................(pers 4.2.8)
2

8. Sudut vertikal (α) diubah menjadi bacaan sudut.

TINGG BENANG SUDUT VERTIKAL


I ALAT BA α
BT
BB ◦ ' '' ◦
2.50
1.449 2.019 90 0 20 90.006
1.54
2.02
1.533 1.728 90 2 20 90.039
1.44
2.15
1.485 1.606 90 2 20 90.039
1.06
1.09
1.448 0.809 90 2 0 90.033
0.53

9. Mencari jarak dengan rumus:

jarak = (ba − bb)×100 .........................................(pers 4.2.9)

BENANG JARA
SUDUT VERTIKAL
90-α K
α
BT BA OPTIS
BB ◦ ' '' ◦ ◦ meter
2.50
2.019 90 0 20 90.006 -0.006 95.800
1.54
2.02
1.728 90 2 20 90.039 -0.039 58.200
1.44
1.606 2.15 90 2 20 90.039 -0.039 109.60

21
-----------FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS PATTIMURA-----------
PERPETAAN DAN SIG
KELOMPOK I
TEKNIK SIPIL 2021

1.06
0
1.09
0.809 90 2 0 90.033 -0.033 56.200
0.53

10. Perhitungan 90-α

SUDUT VERTIKAL
90-α
α
◦ ' '' ◦ ◦
90 0 20 90.006 -0.006

90 2 20 90.039 -0.039

90 2 20 90.039 -0.039

90 2 0 90.033 -0.033

11. Jarak datar

π
jarak datar = (cos (90 − α) × ) × jarak ...............(pers 4.2.11)
180

12. Beda tinggi.

22
-----------FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS PATTIMURA-----------
PERPETAAN DAN SIG
KELOMPOK I
TEKNIK SIPIL 2021

π
beda tinggi = sin sin ((90 − α) × ) × jarak datar + t.a. – bt ........(pers 4.2.12)
180
BENANG SUDUT VERTIKAL JARAK JARAK BEDA
TINGG 90-α
BA α OPTIS PROYEKSI TINGGI
I ALAT BT
BB ◦ ' '' ◦ ◦ meter meter meter
2,50 90,00
1,449 2,019 90 0 20 -0,006 95,800 95,800 -0,579
1,54 6
2,02 90,03
1,533 1,728 90 2 20 -0,039 58,200 58,200 -0,235
1,44 9
2,15 90,03
1,485 1,606 90 2 20 -0,039 109,600 109,600 -0,195
1,06 9
1,09 90,03
1,448 0,809 90 2 0 -0,033 56,200 56,200 0,606
0,53 3
Kemudian cari nilai rata-rata dari jarak dan beda tinggi untuk digunakan dalam mencari

nilai ΔX dan ΔY.

13. Mencari fxi dan fyi.

fX fy
Kemudian cari nilai rata-rata dari fx d sin dan fx d cos
d1 sin ϕ1 d1 cos ϕ1
3,705 95,728 untuk digunakan dalam mencari nilai ΔX dan ΔY.

-57,902 5,881

-15,232 -108,536

-55,908 -5,723

14. Mencari nilai ΔX dan ΔY.

JARA JARAK BEDA fX fy


K PROYEK TING d1 sin d1 cos ΔXi ΔYi
OPTIS SI GI ϕ1 ϕ1
meter meter meter

23
-----------FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS PATTIMURA-----------
PERPETAAN DAN SIG
KELOMPOK I
TEKNIK SIPIL 2021

37,54 3,78923
95,800 95,800 -0,579 3,705 95,728
6 3
22,81 2,30201
58,200 58,200 -0,235 -57,902 5,881
0 7
-
109,60 42,95
109,600 -0,195 -15,232 108,53 4,33507
0 5
6
22,02 2,22291
56,200 56,200 0,606 -55,908 -5,723
6 1

15. Koordinat.

Koordinat di dapat tergantung pada koordinat patok pertama yang diketahui di

lapangan.

PATOK
/ X Y Z
TARGE
T
410679,34 9596092,61
P1 6
00 80
410735,08 9596094,41
P2 5,541
71 47
410737,29 9595985,79 5,027
P3
59 5 0

24
-----------FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS PATTIMURA-----------
PERPETAAN DAN SIG
KELOMPOK I
TEKNIK SIPIL 2021

410679,64 9595996,21 4,996


P4
5 7 1

4.3. Perhitungan Spot Height dan Titik Bangunan.

1. Spot Height

SUDUT DALAM
PATOK/ 
TARGET
   

SH 1 92 38 0 92.63

SH 2 86 15 20 86.26

SH 3 80 33 40 80.56

SH 4 321 49 0 321.82

SH 5 209 23 20 209.39

25
-----------FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS PATTIMURA-----------
PERPETAAN DAN SIG
KELOMPOK I
TEKNIK SIPIL 2021

SH 6 175 53 20 175.89
SH 7 309 36 20 309.605556

SH 8 237 34 40 237.577778

SH 9 205 25 20 205.422222

SH 10 326 42 40 326.71

SH 11 71 57 40 71.96

SH 12 109 48 0 109.8

Tabel 4.3.1. Sudut Dalam Horizontal Spot Height

2. Titik Bangunan

SUDUT DALAM
PATOK/ 
TARGE    
T Kolo Kolo Kolo
Kolom 4
m1 m2 m3
BG 1 21 42 40 21.71

BG 2 81 35 40 81.59

BG 3 85 50 20 85.84

BG 4 91 42 40 91.71

BG 5 13 30 0 13.50

BG 6 40 16 40 40.28

26
-----------FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS PATTIMURA-----------
PERPETAAN DAN SIG
KELOMPOK I
TEKNIK SIPIL 2021

BG 7 82 27 0 82.45

BG 8 73 42 40 73.71

BG 9 77 5 20 77.09
BG 10 81 0 20 81.01

BG 11 17 6 40 17.11

BG 12 42 18 0 42.30

Tabel 4.3.2. Sudut Dalam Horizontal titik bangunan

3. Mencari azimut spot height dan titik bangunan. Azimut spot height dan titik

bangunan berdasarkan azimut pada titik pertama yang diketahui di lapangan.

a. Azimut spot height dan titik bangunan dibawah titik 1.

φ SH 1.1 = φ1 – β1 + β''sh1.1.............................(pers 4.3.1)

φ SH 1.2 = φ1 – β1 + β''sh1.2.............................(pers 4.3.2)

φA = φ1 – β1 + β''A.............................(pers 4.3.3)

b. Azimut spot height dan titik bangunan dibawah titik 2.

φB = φ2 – β2 + β'B.............................(pers 4.3.4)

27
-----------FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS PATTIMURA-----------
PERPETAAN DAN SIG
KELOMPOK I
TEKNIK SIPIL 2021

φC = φ2 – β1 + β'C.............................(pers 4.3.5)

φD = φ2 – β1 + β'D.............................(pers 4.3.6)

φE = φ2 – β1 + β'E.............................(pers 4.3.7)

φSH 2.1 = φ2 – β2 + β'sh 2.1.............................(pers 4.3.8)

φSH 2.1 = φ2 – β2 + β'sh 2.2.............................(pers 4.3.9)

c. Azimut spot height dan titik bangunan dibawah titik 3.

φf = φ3 – β’3 + β’f .......................................(pers 4.3.10)

φg = φ3 – β’3 + β’g .......................................(pers 4.3.11)

φh = φ3 – β’3 + β’h.......................................(pers 4.3.12)

φi = φ3 – β’3 + β’i .......................................(pers 4.3.13)

φsh 3.1 = φ3 – β’3 + β’sh4.1 .......................................(pers 4.3.14)

φ sh 3.2 = φ3 – β’3 + β’sh 4.2 .......................................(pers 4.3.15)

d. Azimut spot height dan titik bangunan dibawah titik 4.

φj = φ4 – β’4 + β’j .......................................(pers 4.3.15)

φ sh 4.1 = φ4 – β’4 + β’sh4.1 .......................................(pers 4.3.16)

28
-----------FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS PATTIMURA-----------
PERPETAAN DAN SIG
KELOMPOK I
TEKNIK SIPIL 2021

φ sh 4.2 = φ4 – β’4 + β’sh 4.2 .......................................(pers 4.3.17

e.Azimut spot height dan titik bangunan dibawah titik 5.

φk = φ5 – β’5 + β’k .......................................(pers 4.3.15)

φ sh 5.1 = φ5 – β’5 + β’sh5.1 .......................................(pers 4.3.16)

φ sh 5.2 = φ5 – β’5 + β’sh 5.2 .......................................(pers 4.3.17)

4. Mencari Benang Tengah

benang atas+benang bawah


benang tengah = ..........(pers 4.3.41)
2

5. Perhitungan heling (90-α)

6. Mencari jarak.

jarak = (ba − bb)×100 ......................................(pers 4.3.42)

7. Mencari jarak datar.

π
jarak datar = ( cos (90 − α) × ) × jarak ..............(pers 4.3.43)
180

8. Mencari beda tinggi.

29
-----------FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS PATTIMURA-----------
PERPETAAN DAN SIG
KELOMPOK I
TEKNIK SIPIL 2021

π
beda tinggi = sin sin (90 − α) × ) × jarak datar + t. A. - bt ..............(pers
180

4.3.44)

Keterangan :

 t.a : tinggi alat

 bt : benang tengah

9. Cari fx d sin dan fx d cos.

fx d sin sin = jarak datar×sin(φ)....................................(pers4.3.45)

fx d cos = jarak datar ×cos (φ)...........................(pers 4.3.46)

10. Cari Δxi dan Δyi.

jarak titik
Δxi = × Σ(fx d sin sin ) + (fx d sin)
Σ jarak

jarak titik
Δyi = × Σ(fx d cos cos ) + (fx d cos cos)
Σ jarak

11. Mencari koordinat x, y dan z, mengacu pada titik pertama yang sudah diketahui di

lapangan.

Xm = Xn + f x d sinm

Ym = Xn + f x d cosm

30
-----------FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS PATTIMURA-----------
PERPETAAN DAN SIG
KELOMPOK I
TEKNIK SIPIL 2021

Zm = Xn + f x d sinm

31
-----------FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS PATTIMURA-----------
PERPETAAN DAN SIG
KELOMPOK I
TEKNIK SIPIL 2021

BAB V

PENUTUPAN

4.1. KESIMPULAN

Theodolite adalah instrument/alat yang di rancang untuk pengukuran sudut yaitu

sudut mendatar yang dinamakan sudut horizontal dan sudut tegak dinamakan sudut

vertical.Dimana sudut-sudut tersebut berperan dalam penentuan jarak mendatar dan jarak

tegak di antara 2 buah titik lapangan. Pengukuran menggunakan Theodolite ini juga sangat

membantu dalam proses pengukuran dan juga tidak sembarang sehingga dalam proses

pengukuran ini juga untuk di butuhkan tingkat ketelitian.

1. Sentring merupakan factor utama dalam proses rangkaian pengukuran menggunakan

Theodolite.

2. Kondisi alat sangat mempengaruhi kelancaran proses sentring dan pembacaaan sudut

3. Ketelitian pembacaan sudut merupakan hal yang sangat penting karena akan

mempergaruhi pada data

5.2. SARAN

Hendaknya dalam proses pembacaan sudut dan pengukuran di butuhkan

ketelitian agar meminimalisir kesalahan. Selain itu kerjasama dalam tim juga

sangat berpengaruh terhadap hasil akhir pengukuran.

32
-----------FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS PATTIMURA-----------
PERPETAAN DAN SIG
KELOMPOK I
TEKNIK SIPIL 2021

33
-----------FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS PATTIMURA-----------

Anda mungkin juga menyukai