Anda di halaman 1dari 74

PETUNJUK PELAKSANAAN

KERJA SAMA DESA UNTUK KEGIATAN


AIR MINUM DAN SANITASI
2020 PAMSIMAS

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................................ii

DAFTAR TABEL............................................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................................iv

DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................................v

DAFTAR SINGKATAN..................................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang..........................................................................................................1

1.2. Dasar Hukum............................................................................................................2

1.3. Tujuan.......................................................................................................................3

1.4. Ruang Lingkup Petunjuk Pelaksanaan......................................................................4

1.5. Pengguna Petunjuk Pelaksanaan................................................................................4

BAB II KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR MINUM DAN SANITASI

2.1. Pengertian..................................................................................................................5

2.2. Prinsip dan Dasar Kerja-sama Desa Untuk Kegiatan Air Minum dan

Sanitasi......................................................................................................................5

2.2.1. Prinsip.............................................................................................................5

2.2.2. Dasar...............................................................................................................5

2.3. Kegiatan Kerja-sama Desa Untuk Air Minum Dan Sanitasi......................................5

2.4. Jenis Kerja-sama Desa Untuk Kegiatan Air Minum Dan Sanitasi.............................5

2.5. Isi Peraturan Bersama dan Perjanjian Bersama..........................................................6

2.6. Bidang dan Potensi Desa Yang Dikerja-samakan......................................................6

2.7. Persyaratan Umum Kerja-sama Desa Untuk Kegiatan Air Minum dan Sanitasi.......7

PETUNJUK PELAKSANAAN
i KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR MINUM DAN
PAMSIMAS

2.8. Status Kepemilikan Sarana Air Minum dan Sanitasi di Desa serta Strategi
Keberlanjutannya ...................................................................................... 8

2.8.1. Sarana Air Minum dan Sanitasi Yang Merupakan Aset Desa ......... 8

2.8.2. Sarana Air Minum dan Sanitasi Yang Bukan Merupakan Aset Desa 9

2.8.3. Peran dan Tanggungjawab Pelaku Pamsimas................................. 9

BAB III TATACARA KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR MINUM DAN
SANITASI

3.1. Tatacara Kerja-sama Antar Desa Untuk Kegiatan Air Minum dan Sanitasi
.................................................................................................... 12

3.1.1. Ketentuan Umum ............................................................................ 12

3.1.2. Tahapan dan Langkah Kerja-sama Antar Desa ............................ 13

3.2. Tatacara Kerja-sama dengan Pihak Ketiga.............................................. 22

3.2.1. Ketentuan Umum ............................................................................ 22

3.2.2. Tahapan Kerja-sama dengan Pihak Ketiga ................................... 23

BAB IV PEMBINAAN DAN PENGAWASAN .............................................................. 33

4.1. Tanggungjawab Pembinaan dan Pengawasan ....................................... 33

4.1.1. Pusat .............................................................................................. 33

4.1.2. Provinsi ........................................................................................... 33

4.1.3. Kabupaten/Kota ............................................................................. 32

4.1.4. Kecamatan ..................................................................................... 32

4.2. Kegiatan Pembinaan dan Pengawasan .................................................. 33

4.2.1. Pusat .............................................................................................. 34

4.2.2. Provinsi ........................................................................................... 34

4.2.3. Kabupaten/Kota ............................................................................. 34

4.2.4. Kecamatan ..................................................................................... 35

PETUNJUK
PELAKSANAAN KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR i
2020 PAMSIMAS

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Pengguna dan Manfaat Petunjuk Pelaksanaan …………………………… 4


Tabel 2.1. Bidang dan Potensi Desa Yang Dikerja-samakan 7
Tabel 2.2. Peran dan Tanggungjawab Pelaku Pamsimas ……………………………. 10
Tabel 3.1. Matriks Tahapan Kerja-sama Antar-Desa Untuk Kegiatan Air Minum dan
Sanitasi ………………………………………………………………………… 14
Tabel 3.2. Langkah-langkah Kerja-sama Desa Untuk Kegiatan Air Minum dan
Sanitasi ………………………………………………………………………… 15
Tabel 3.3. Perbedaan Kerja-sama Dengan Pihak Ketiga Berdasarkan Pemrakarsa 22
Tabel 3.4. Matriks Tata Cara Kerja-sama Dengan Pihak Ketiga …………………….. 24
Tabel 3.5. Langkah-langkah Kerja-sama Dengan Pihak Ketiga Untuk Kegiatan Air
Minum dan Sanitasi …………………………………………………………… 25

DAFTAR BAGAN/GAMBAR
Gambar 2.1. Jenis Kerja-sama Desa Untuk Kegiatan Air Minum dan Sanitasi …... 6
Gambar 3.1. Tahapan Kerja-sama Antar-Desa Untuk Kegiatan Air Minum dan
Sanitasi ……………………………………………………………………… 13
Gambar 3.2. Tahapan Kerja-sama dengan Pihak Ketiga …………………………….. 23

PETUNJUK PELAKSANAAN
i KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR MINUM DAN
PAMSIMAS

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Contoh Surat Pernyataan Hibah Sarana Air Minum dan Sanitasi
kepada Pemerintah Desa …………………………………………….. 37
Lampiran 2 : Contoh Peraturan Desa tentang Pembentukan Kelompok
Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi …………….. 39
Lampiran 3 : Contoh Surat Keputusan Kepala Desa Tentang Pengangkatan dan Penetapan
Kepengurusan Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan
Air Minum dan Sanitasi …………………………………. 46
Lampiran 4 : Contoh Peraturan Bersama Kepala Desa ……………………………. 49
Lampiran 5 : Contoh Perjanjian Bersama dengan Pihak Ketiga ………………….. 56
Lampiran 6 : Lembar/Format Skala Prioritas Pembangunan Desa ……………….. 59
Lampiran 7 : Format Kerangka Acuan Kerja ………………………………………… 61
Lampiran 8 : Lembar Penilaian Kualifikasi Pihak Ketiga Dalam Rangka
Kerjasama Desa Untuk Kegiatan Air Minum dan Sanitasi………….. 62
Lampiran 9 : Lembar Penilaian Proposal Pihak Ketiga …………………………….. 63
Lampiran 10 : Contoh Berita Acara Musyawarah Desa ……………………………… 64
Lampiran 11 : Format Kerangka Acuan Kerja ………………………………………… 66

PETUNJUK
PELAKSANAAN KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR v
2020 PAMSIMAS

DAFTAR SINGKATAN
AMPL : Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
AMS : Air Minum dan Sanitasi
APB Desa : Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
BPD : Badan Permusyawaratan Desa
BKAD : Badan Kerja-sama Antar Desa
BUM Desa : Badan Usaha Milik Desa
BUM Desma : Badan Usaha Milik Desa Bersama
CPIU : Central Project Implementation Unit
CPMU : Central Project Management Unit
DC : District Coordinator
DPMU : District Project Management Unit
DU RKP Desa : Daftar Usulan Rencana Kerja Pemerintah Desa
KKM : Kelompok Keswadayaan Masyarakat
KPSPAMS : Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
NMC : National Management Consultant
PAMSIMAS : Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
Perber : Peraturan Bersama
Perdes : Peraturan Desa
PJM ProAKSi : Perencanaan Jangka Menengan Program Air Minum, Kesehatan dan Sanitasi
Pokja : Kelompok Kerja
PPMU : Province Project Management Unit
RKM : Rencana Kerja Masyaraka
RKP Desa : Rencana Kerja Pemerintah Desa
RPJM Desa : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menegah Nasional
ROMS : Regional Oversight Management Services
SAM : Sarana Air Minum
SDGs : Sustainable Development Goal
SIM : Sistem Informasi Manajemen
SPAMS : Sarana Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
SPM : Standar Pelayanan Minimum
TPK : Tim Pelaksana kegiatan

PETUNJUK PELAKSANAAN
v KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR MINUM DAN
PAMSIMAS

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG

Pentingnya ketersediaan air minum dan sanitasi untuk kehidupan yang layak menjadi agenda
pembangunan nasional maupun internasional dalam mewujudkan akses universal air minum
dan sanitasi. Untuk itu penyediaan air minum dan sanitasi merupakan tanggungjawab semua
pihak serta menjadi urusan pemerintahan wajib terkait pelayanan dasar sebagai pelaksanaan
Standar Pelayanan Minimal (SPM). Pelaksanaan penyediaan air minum dan sanitasi menjadi
agenda nasional yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menegah Nasional
(RPJMN) 2020- 2024 yaitu: [a] Mendukung target Sustainable Development Goal (SDGs)
Akses Universal Air Minum Layak dan Aman serta SPM Air Minum, [b] Meningkatkan
kesehatan masyarakat, [c] Meningkatkan kesejahteraan masyarakat untuk bisa memiliki akses
terhadap layanan dasar, dan [d] Menurunkan angka stunting.

Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional 2018 oleh Badan Pusat Statistik mencatat capaian akses
air minum layak secara nasional baru mencapai 61,29%, masih terdapat 38,71% yang belum
mempunyai akses terhadap air minum layak terutama untuk masyarakat di perdesaan. 100%
akses terhadap air minum dan sanitasi yang ditargetkan pada tahun 2019 tidak tercapai, dengan
kenyataan tersebut, pemerintah akhirnya menggeser target untuk mewujudkan 100% akses
terhadap air minum dan sanitasi layak pada tahun 2030.

Penyediaan Air minum dan sanitasi perdesaan yang dilakukan oleh pemerintah salah satunya
melalui Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas).
Program Pamsimas dimulai sejak tahun 2008 dan sampai dengan akhir tahun 2019, Program
Pamsimas telah melayani 17.438.829 jiwa, yang berada di 25.023 desa pada 396
kabupaten/kota di 33 provinsi. (Laporan Data SIM Keberlanjutan, Desember, 2019)..

Sejak terbitnya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, peran Pemerintah Desa
dalam berbagai aspek pembangunan terus ditingkatkan beriringan dengan kewenangan dan
dukungan penganggaran yang dilekatkan pada Pemerintah Desa, demikian pula halnya pada
program Pamsimas, sejak Pamsimas III yang dimulai tahun 2016 Pemerintah Desa diwajibkan
untuk menganggarkan pada APB Desa untuk kegiatan air minum, kesehatan dan sanitasi
sebesar minimal 10% dari total nilai Rencana Kerja Masyarakat (RKM).

Terkait dengan kewenangan lokal berskala Desa, maka desa mempunyai kewenangan penuh
untuk mengatur dan mengurus desanya sesuai kebutuhan yang mendasar dan prioritas yang
diputuskan dalam Musyawarah Desa, salah satunya adalah menyangkut kebutuhan dasar
terhadap ketersediaan air minum dan sanitasi bagi masyarakat di desa, dengan dasar ini
diharapkan Pemerintah Desa dapat berperan dalam mempercepat perwujudan 100% akses air
minum dan sanitasi bagi masyarakatnya yang dilakukan melalui mekanisme perencanaan dan
penganggaran desa.

PETUNJUK
PELAKSANAAN KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR 1
2020
Dari tahun ke tahun jumlah sarana air minum (SAM) yang dibangun melalui Program
Pamsimas terus bertambah dan pengelolaannya diserahkan kepada KPSPAMS (Kelompok
Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi). Kondisi KPSPAMS di setiap desa
tentunya beragam, ada yang baru tumbuh, mulai berkembang, sudah maju dan bahkan ada yang
telah mandiri, namun demikian juga tentunya ada yang tidak aktif.

KPSPAMS terus didorong untuk mandiri sehingga bisa melakukan pengelolaan, pemeliharaan
dan pengembangan SAM agar terus berkesinambungan, namun demikian peran Pemerintah
Desa yang secara formal mempunyai kewenangan terhadap pemenuhan kebutuhan air minum
berskala desa dan bertanggungjawab terhadap pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat di desa,
juga perlu didorong untuk memberikan perhatian yang lebih besar agar dapat membina
KPSPAMS, dan melanjutkan kegiatan penyediaan air minum dan sanitasi di desa melalui
pendanaan yang bersumber dari APB Desa maupun sumber lainnya yang dapat diakses oleh
Pemerintah Desa.

Untuk menjawab tantangan di atas, perlu dicarikan strategi agar Pemerintah Desa dapat
berperan lebih optimal guna kesinambungan program peyediaan air minum dan sanitasi di
desa, apalagi jika dikaitkan dengan kegiatan Pamsimas III yang tentunya juga akan berakhir,
maka Pemerintah Desa diharapkan dapat melanjutkan kegiatan ini menggunakan platform
Pamsimas dengan cara mengintegrasikan PJM ProAKSi dan RKM ke dalam RPJM Desa dan
RKP Desa.

Starategi untuk mensiasati hambatan yang dialami oleh Pemerintah Desa dalam melakukan
dukungan terhadap pemanfaatan, pemeliharaan dan pengembangan terhadap SAM yang telah
dibangun masyarakat pada program Pamsimas dapat mengunakan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Republik Indonesia Nomor 96 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Kerja-sama Desa di
Bidang Pemerintahan Desa.

Petunjuk Pelaksanaan Kerja-sama Desa Untuk Kegiatan Air Minum dan Sanitasi ini
daharapkan dapat memberi arahan teknis kepada semua pihak yang terkait agar pelaksanaan
Kerja-sama Desa yang dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

1.2. Dasar Hukum

Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan Kerja-sama Desa Untuk Kegiatan Air Minum dan Sanitasi
dibuat sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri
Republik Indonesia Nomor 96 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Kerja- sama Desa di Bidang
Pemerintahan Desa, dengan memperhatikan ketentuan hukum yang terdapat dalam:

1) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4916);
2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5495);

PETUNJUK PELAKSANAAN
2 KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR MINUM DAN
PAMSIMAS
3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244), sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
4) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang
Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5717);
5) Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2014 Tentang
Pedoman Teknis Peraturan Di Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 53);
6) Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 114 Tahun 2014 Tentang
Pedoman Pembangunan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
2094);
7) Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2016 Tentang
Pengelolaan Aset Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 53);
8) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Kewenangan Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1037);
9) Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2016 Tentang
Laporan Kepala Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1099);
10) Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2018 Tentang
Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 611);
11) Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 12 tahun 2019
tentang Pedoman Penyusunan Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa di Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1455)

1.3. Tujuan

Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan ini bertujuan untuk mewujudkan pencapaian pemenuhan


kebutuhan air minum, kesehatan dan sanitasi dengan cara:
a. memberikan gambaran umum tentang Kerja-sama Desa dalam upaya mendukung
keberlanjutan terhadap pelayanan air minum dan sanitasi bagi masyarakat desa;
b. memberikan petunjuk mekanisme/tatacara kerja-sama desa untuk kegiatan air minum dan
sanitasi kepada Pemerintah Desa maupun pihak lain yang terlibat di dalamnya.
c. menyediakan acuan bagi Pemerintah Supra Desa dalam melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap Pemerintah Desa agar melakukan Kerja-sama Desa sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

PETUNJUK
PELAKSANAAN KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR 3
2020
1.4. Ruang Lingkup Petunjuk Pelaksanaan

Petunjuk Pelaksanaan ini memberikan arahan kepada Pemerintah Desa dan pihak lainnya yang
terkait dalam pelaksanaan kerja-sama desa untuk kegiatan air minum dan sanitasi dengan
ruang lingkup yang meliputi:
1) Kerja-sama Desa sebagai strategi keberlanjutan Penyediaan Air Minum dan sanitasi
di desa;
2) Jenis Kerja-sama Desa untuk kegiatan air minum dan sanitasi;
3) Tata Cara Kerja-sama Desa untuk kegiatan air minum dan sanitasi;
4) Pembinaan dan Pengawasan Kerja-sama Desa untuk kegiatan air minum dan sanitasi.

Petunjuk Pelaksanaan ini juga dilengkapi dengan lampiran yang berisi contoh maupun format
yang dapat mempermudah Pemerintah Desa dan para pihak dalam mengadministrasikan kerja-
sama desa untuk kegiatan air minum dan sanitasi.

1.5. Pengguna Petunjuk Pelaksanaan

Pengguna Petunjuk Pelaksanaan ini adalah seluruh pemangku kepentingan yang berperan
dalam mewujudkan akses universal air minum dan sanitasi.

Adapun pengguna dan manfaat Petunjuk Pelaksanaan ini dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Pengguna dan Manfaat Petunjuk Pelaksanaan


Pengguna Manfaat
Pemerintah (Pusat, Provinsi,  Menjadi dasar dalam menetapkan kebijakan pemerintah
Kabupaten, Kecamatan, Desa) terkait Kerja-sama Desa untuk kegiatan air minum dan
sanitasi;
 Menjadi dasar untuk melakukan pembinaan dan
pengawasan dalam pelaksanaan kegiatan.
Pengelola Program (CPMU,  Menjadi pedoman dalam perencanaan, pelaksanaan dan
PPMU dan DPMU, Pokja pencapaian hasil program;
AMPL Provinsi dan  Menjadi pedoman pengendalian program untuk
Kabupaten) pencapaian target.
Konsultan Pelaksana (NMC, Sebagai pedoman dalam:
ROMS, dan DC)  Memfasilitasi pengelola program di pusat dan daerah
dalam pelaksanaan kegiatan;
 Mengkoordinir dan mengembangkan kapasitas
pendamping masyarakat/fasilitator.
Fasilitator Senior, Fasilitator Sebagai pedoman dalam:
Masyarakat, Kader AMPL,  memfasilitasi Pemerintah Desa dan masyarakat;
Pendamping Desa serta  Pengendalian mutu pekerjaan
Sanitarian dan Kader
Kesehatan
Badan Permusyawaratan  Memahami Tata Cara Kerja-sama Desa untuk Kegiatan Air
Desa, Lembaga Minum dan Sanitasi;
Kemasyarakatan Desa,  Pedoman dalam melaksanakan Kerja-sama Desa untuk
Lembaga Adat Desa, BUM Kegiatan Air Minum dan Sanitasi.
Desa, KKM dan KPSPAMS

PETUNJUK PELAKSANAAN
4 KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR MINUM DAN
PAMSIMAS

BAB 2
KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR MINUM
DAN SANITASI
2.1. Pengertian

“Kerja-sama desa untuk kegiatan air minum dan sanitasi” adalah kesepakatan bersama
antar-Desa dan/atau dengan pihak ketiga yang dibuat secara tertulis untuk kegiatan
pembangunan dan/atau pengembangan dan/atau pemeliharaan sarana penyediaan air minum
dan sanitasi yang merupakan kewenangan desa yang bertujuan untuk memberikan pelayanan
dasar masyarakat desa serta menimbulkan hak dan kewajiban para pihak.

2.2. Prinsip dan Dasar Kerja-sama Desa Untuk Kegiatan Air Minum dan Sanitasi
2.2.1. Prinsip:

 Saling membutuhkan
 Saling mendukung dan menguatkan
 Saling menguntungkan

2.2.2. Dasar:

 Adanya kebutuhan yang dirasakan oleh Pemerintah Desa maupun Pihak Ketiga
(KKM/KPSPAMS atau lainnya) yang akan bekerja-sama untuk kegiatan air mium
dan sanitasi;
 Adanya persoalan intern dan ekstern di desa terkait dengan pemenuhan kebutuhan
air minum dan sanitasi;
 Kegiatan yang dijalankan dapat memberikan manfaat yang nyata yang bersifat
‘Mutual benefit’ bagi Pemerintah Desa maupun Pihak Ketiga (KKM/KPSPAMS
atau lainnya).

2.3. Kegiatan Kerja-sama Desa Untuk Air Minum dan Sanitasi

Kegiatan kerja-sama Desa yang dapat dilakukan untuk penyediaan sarana air minum dan sanitasi
adalah:
1) pembangunan sarana air minum dan/atau sanitasi;
2) pengembangan sarana air minum dan/atau sanitasi;
3) pemeliharaan sarana air minum dan/atau sanitasi.

Ketiga bentuk kegiatan di atas dilakukan dalam rangka melayani kebutuhan dasar masyarakat
desa terkait kebutuhan air minum layak dan sanitasi yang sehat.

2.4. Jenis Kerja-sama Desa Untuk Kegiatan Air Minum Dan Sanitasi

a. Kerja-sama Desa untuk kegiatan air minum dan sanitasi terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu:

PETUNJUK
PELAKSANAAN KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR 5
2020
1) kerja-sama antar-Desa; dan
2) kerja-sama dengan pihak ketiga.

b. Kerja-sama dengan pihak ketiga dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:


1) kerja-sama dengan pihak ketiga atas prakarsa desa, dan
2) kerja-sama dengan pihak ketiga atas prakarsa pihak ketiga

Gambar 2.1. Jenis Kerja-sama Desa Untuk Kegiatan Air Minum dan Sanitasi
Jenis Kerja-sama Desa Untuk Kegiatan
Air Minum dan Sanitasi

Kerja-sama Antar-Desa
Kerja-sama Dengan Pihak
Ketiga Atas Prakarsa Desa
Kerja-sama Dengan Pihak Ketiga

Kerja-sama Dengan Pihak


Ketiga Atas Prakarsa Pihak
Ketiga

2.5. Isi Peraturan Bersama dan Perjanjian Bersama

Peraturan Bersama Kepala Desa dan Perjanjian Bersama untuk kegiatan air minum dan sanitasi
paling sedikit memuat:
a. ruang lingkup kerja-sama;
b. bidang kerja-sama;
c. tata cara dan ketentuan pelaksanaan kerja-sama;
d. jangka waktu;
e. hak dan kewajiban;
f. pendanaan;
g. tata cara perubahan, penundaan, dan pembatalan; dan
h. penyelesaian perselisihan.

2.6. Bidang dan Potensi Desa Yang Dikerja-samakan


Bidang dan potensi desa yang dapat dikerja-samakan untuk kegiatan air minum dan sanitasi
meliputi1:

1
Nama kegiatan disesuaikan dengan Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 20 Tahun 2018 Tentang
Pengelolaan Keuangan Desa. Nama Kegiatan tersebut sesuai dengan kode rekening pada APB Desa.

PETUNJUK PELAKSANAAN
6 KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR MINUM DAN
PAMSIMAS
Tabel 2.1 Bidang dan Potensi Desa Yang Dikerja-samakan

Kode
BIDANG, SUB BIDANG dan KEGIATAN
Rekening
2 BIDANG PELAKSANAAN PEMBANGUNAN
2 2 Sub Bidang Kesehatan
2 2 03 Penyuluhan dan Pelatihan Bidang Kesehatan (untuk masyarakat, Tenaga
Kesehatan, Kader Kesehatan, dll)
2 4 Sub Bidang Kawasan Permukiman
2 4 03 Pemeliharaan Sumber Air Bersih Milik Desa (Mata Air/Tandon
Penampungan Air Hujan/Sumur Bor, dll)
2 4 04 Pemeliharaan Sambungan Air Bersih ke Rumah Tangga
(Pipanisasi dll)
2 4 06 Pemeliharaan Fasilitas Jamban Umum/MCK Umum, dll)
2 4 10 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sumur Resapan **
2 4 11 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sumber Air Bersih Milik Desa
(Mata Air/Tandon Penampungan Air Hujan/Sumur Bor, dll) **
2 4 12 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sumber Air Bersih ke Rumah
Tangga (Pipanisasi, dll) **
2 4 14 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Fasilitas Jamban
Umum/MCK umum, dll **

3 BIDANG PEMBINAAN KEMASYARAKATAN DESA


3 4 Sub Bidang Kelembagaan Masyarakat
3 4 04 Pelatihan Pembinaan Lembaga Kemasyarakatan

Untuk penamaan kegiatan, pilih salah satu sesuai kebutuhan desa, misal:
** Pembangunan atau Rehabilitasi atau Peningkatan atau Pengerasan

2.7. Persyaratan Umum Kerja-sama Desa Untuk Kegiatan Air Minum dan Sanitasi

1) Kegiatan pembangunan/pengembangan/pemeliharaan sarana air minum dan sanitasi yang


akan dikerja-samakan harus disepakati dalam Musyawarah Desa;
2) Kegiatan pembangunan/pengembangan/pemeliharaan sarana air minum dan sanitasi yang
akan dikerja-samakan harus tertuang dalam RPJM Desa dan RKP Desa dan apabila belum
tertuang dalam RPJM Desa dan RKP Desa, maka harus dilakukan perubahan terhadap
RPJM Desa dan RKP Desa tersebut sesuai dengan mekanisme atau ketentuan yang
berlaku;
3) Kerja-sama antar-Desa hanya berlaku untuk desa dalam satu wilayah Kabupaten/Kota.
Apabila desa yang akan melakukan kerja-sama berada di lain Kabupaten/Kota dalam satu
wilayah Provinsi, maka harus mengikuti ketentuan kerja-sama antar-Daerah.
4) Kerja-sama antar-Desa untuk kegiatan air minum dan sanitasi hanya bisa dilakukan
terhadap obyek yang merupakan aset desa.
5) Pihak Ketiga adalah pihak swasta, organisasi kemasyarakatan dan lembaga lainnya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
6) Kerja-sama Desa yang melibatkan BUM Desa, ditandatangani oleh:
 Para Kepala Desa pada Kerja-sama Antar Desa, dan
 Kepala Desa dan Pihak Ketiga pada Kerja-sama dengan Pihak Ketiga.
7) Camat atau sebutan lain atas nama Bupati/Wali Kota memfasilitasi pelaksanaan kerja-sama
antar-Desa ataupun kerja-sama dengan pihak ketiga.

PETUNJUK
PELAKSANAAN KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR 7
2020
2.8. Status Kepemilikan Sarana Air Minum dan Sanitasi di Desa serta Strategi
Keberlanjutannya

Sarana air minum dan sanitasi yang ada di desa, jika dilihat dari sisi Pemerintahan Desa, maka
status kepemilikan asetnya dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu:
1) sarana air minum dan sanitasi yang merupakan aset desa, dan
2) sarana air minum dan sanitasi yang bukan merupakan aset desa.

Untuk keberlanjutan pelayanan dan pemenuhan kebutuhan air minum dan sanitasi bagi
masyarakat desa, Pemerintah Desa bertanggungjawab penuh terhadap opersional,
pemeliharaan dan pengembangan sarana air minum dan sanitasi yang merupakan aset desa,
sedangkan untuk sarana air minum dan sanitasi yang bukan merupakan aset desa tetapi
melayani kebutuhan air minum dan sanitasi bagi masayarakat di desa, maka Pemerintah Desa
dapat menjalin kerja sama dengan pemilik/pengelola sarana tersebut.

2.8.1. Sarana Air Minum Dan Sanitasi Yang Merupakan Aset Desa

a. Sarana air minum dan sanitasi yang merupakan aset desa dapat berasal dari:
1) Sarana yang dibangun oleh Pemerintah Desa dengan menggunakan sumber
pendanaan dari APB Desa;
2) Sarana yang diperoleh dari hibah pihak lain kepada desa, dalam hal ini
termasuk sarana air minum dan sanitasi yang telah
diserahkan/dihibahkan oleh KKM/KPSPAMS kepada Pemerintah Desa
dan sudah dicatatkan dalam buku aset desa ( Contoh Surat Pernyataan Hibah
Sarana Air Minum dan Sanitasi kepada Pemerintah Desa terlampir);
3) Sarana yang diperoleh karena hak asal usul dan tercatat dalam buku aset
desa;
4) Sarana yang diperoleh dengan cara lain yang sah dan tercatat dalam buku
aset desa.

Untuk keberlanjutan sarana air minum dan sanitasi milik desa sesuai uraian di
atas, maka Pemerintah Desa berkewajiban untuk melakukan pemeliharaan dan
dianggarkan dalam pengeluaran pemerintah desa yang bersumber dari APB
Desa.

Sarana air minum dan sanitasi yang sudah diserahkan/dihibahkan


olehKKM/KPSPAMSkepadaDesa, untukkeberlanjutannya
merupakantanggungjawabPemerintah Desabaikmeliputi
operasional,pemeliharaanmaupunpengembangannyadengan
sumber dana yang berasal dari APB Desa.

b. Pengelolaan sarana air minum dan sanitasi yang merupakan aset desa dapat
diserahkan oleh Pemerintah Desa kepada BUM Desa atau kepada Kelompok
Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi yang dibentuk
berdasarkan ‘Peraturan Desa’ dan Kepengurusannya

PETUNJUK PELAKSANAAN
8 KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR MINUM DAN
PAMSIMAS
ditetapkan dengan ‘Surat Keputusan Kepala Desa’. (Contoh Peraturan
Desa dan Surat Keputusan Kepala Desa terlampir).

c. Pendapatan dari iuran/pungutan terhadap pemanfaat air minum akan menjadi


sumber Pendapatan Asli Desa (PADesa), tetapi Pemerintah Desa berkewajiban
untuk mengeluarkan/menambahkan biaya operasinal, pemeliharaan maupun
pengembangan sarana air minum milik desa yang bersumber dari APB Desa.

d. Kerja-sama Antar Desa atau Kerja-sama Dengan Pihak Ketiga dapat dilakukan
oleh Pemerintah Desa dalam rangka pembangunan, pengembangan, pengelolaan
ataupun pemeliharaan sarana air minum dan sanitasi yang merupakan aset desa.

2.8.2. Sarana Air Minum Dan Sanitasi Yang Bukan Merupakan Aset Desa

Sarana air minum dan sanitasi yang bukan merupakan aset desa yang dimaksudkan
dalam Buku Petunjuk Pelaksanaan ini adalah sarana yang ada di desa namun tidak
dibangun, tidak dimiliki serta tidak dikelola oleh pemerintah desa.

“Sarana air minum dan sanitasi yang dibangun melalui Program Pamsimas bukan
merupakan aset desa”, karena sarana tersebut diserahkan, dimiliki dan dikelola oleh
masyarakat melalui organisasi yang disebut Kelompok Pengelola Sistem Air Minum
dan Sanitasi (KPSPAMS) atau nama lainnya. Namun dalam perkembangannya
sarana tersebut ada juga yang sudah diserahkan/dihibahkan oleh KKM/KPSPAMS
kepada Pemerintah Desa.

Untuk sarana air minum dan sanitasi yang masih dimiliki dan dikelola oleh
KKM/KPSPAMS dengan mempertimbangkan tujuan pelayanan terhadap masyarakat
desa terhadap pemenuhan dan keberlanjutan ketersediaan air minum bagi masyarakat
desa, maka Pemerintah Desa dapat melakukan kerja-sama dengan KKM/KPSPAMS
atau pengelola air minum berskala desa lainnya yang berada dalam wilayah
kewenangan desa.

2.8.3. Peran dan Tanggungjawab Pelaku Pamsimas


Pemerintah Desa dapat menjalin kerja sama dengan KP-SPAMS dalam rangka
keberlanjutan penyediaan air minum dan sanitasi bagi masyarakat desa terkait
Sebagai sebuah strategi untuk keberlanjutan penyediaan air minum dan sanitasi di
dengan sarana air minum dan sanitasi yang dikelola oleh KP- SPAMS yang
desa, khsususnya pada desa lokasi Pamsimas, maka perlu diatur peran dan
bukan merupakan aset desa
tanggungjawab para pelaku mulai dari pusat, daerah dan desa. Adapun peran dan
tanggungjawab institusi, konsultan dan fasilitator dapat dilihat pada tabel 2.1. Peran
dan Tanggungjawab Pelaku Pamsimas.

PETUNJUK
PELAKSANAAN KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR 9
2020
Tabel 2.2. Peran dan Tanggungjawab Pelaku Pamsimas
Subyek Peran dan Tanggungjawab
Kementerian Dalam Peran dan Tanggungjawab Kementerian Dalam Negeri
Negeri, cq. Ditjen Bina cq. Ditjen Bina Pemdes terkait dengan Kerja-sama
Pemdes berkoordinasi Desa untuk Kegiatan Air Minum dan Sanitasi adalah:
dengan  Memberikan Petunjuk Pelaksanaan;
Kementerian/Lembaga  Melakukan koordinasi dan pembekalan kepada
terkait Pemerintah Provinsi dan ROMS melalui kegiatan
Pelatihan Bagi Master of Trainers Kerja-sama
Desa untuk Kegiatan Air Minum dan Sanitasi;
 Melakukan koordinasi dan pembekalan kepada
Pemerintah Kabupaten dan ROMS melalui
kegiatan Pelatihan Bagi Master of Trainers Kerja-
sama Desa untuk Kegiatan Air Minum dan
Sanitasi;
 Melakukan bimbingan teknis bagi pemerintah desa
dalam rangka pelaksanaan kerja-sama desa untuk
kegiatan air minum dan sanitasi;
 Memastikan Kerja-sama Desa untuk Kegiatan Air
Minum dan Sanitasi, berjalan sesuai
ketentuan yang berlaku.

Dinas PMD Provinsi Peran dan Tanggungjawab Dinas PMD Provinsi terkait
Cq. Bidang yang dengan Kerja-sama Desa untuk Kegiatan Air Minum
menangani Pemdes atau dan Sanitasi adalah:
kerja sama desa  Mengkoordinir Dinas PMD Kabupaten untuk
berkoordinasi dengan melakukan pembinaan dan pemantauan kepada
OPD terkait Pemerintah Desa;
 Melakukan rekapitulasi laporan Dinas PMD
Kabupaten untuk dilanjutkan kepada Ditjen Bina
Pemdes Kemendagri.
Dinas PMD  Melakukan pembinaan dan pemantauan kepada
Kabupaten Pemerintah Desa agar melakukan Kerja-sama Desa
Cq. Bidang yang untuk Kegiatan Air Minum dan Sanitasi dan sesuai
menangani Pemdes atau dengan ketentuan yang berlaku.
kerja sama desa  Bersama Camat untuk melakukan pemantauan
berkoordinasi dengan pelaksanaan Kerja-sama Desa untuk Kegiatan Air
OPD terkait Minum dan Sanitasi.
 Melaporkan pelaksanaan Kerja-sama Desa untuk
Kegiatan Air Minum dan Sanitasi kepada Menteri
Dalam Negeri melalui Dinas PMD
Provinsi.

Kecamatan  Melakukan fasilitasi kepada Pemerintah Desa


dalam melakukan Kerja-sama Desa untuk Kegiatan
Air Minum dan Sanitasi sesuai
ketentuan yang berlaku.

PETUNJUK PELAKSANAAN
1 KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR MINUM DAN
PAMSIMAS

Subyek Peran dan Tanggungjawab


Pemerintahan Desa  Melaksanakan Kerja-sama Desa untuk Kegiatan
Air Minum dan Sanitasi sesuai dengan langkah/
tahapan yang diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan
ini.
 Membiayai program air minum, kesehatan dan
sanitasi melalui APB Desa.
 Membuat DU RKP Desa untuk kegiatan
pembangunan SPAMS, untuk mendapatkan
sumber pembiayan lainnya dari Pemerintah
Kabupaten, Pemerintah Provinsi, Pemerintah
maupun Dunia Usaha.
Pengelola Program  Memastikan pelaksanaan Kerja-sama Desa untuk
(CPMU, PPMU dan Kegiatan Air Minum dan Sanitasi telah sesuai
DPMU, Pokja AMPL dengan langkah/tahapan yang diatur dalam
Provinsi dan Petunjuk Pelaksanaan ini.
Kabupaten)
Konsultan Pelaksana  Melakukan fasilitasi, asistensi dan pemantauan
(NMC, ROMS, dan terhadap pelaksanaan kerja-sama Desa untuk
DC) Kegiatan Air Minum dan Sanitasi, agar sesuai
dengan langkah/tahapan yang diatur dalam
Petunjuk Pelaksanaan ini.
Fasilitator Senior,  Melakukan pendampingan kepada
Fasilitator Masyarakat, pemerintahan desa dalam pelaksanaan kerja- sama
Kader AMPL, desa untuk kegiatan air minum dan sanitasi, agar
Pendamping Desa sesuai dengan langkah/tahapan
dan Sanitarian yang diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan ini.
Organisasi  Melengkapi persyaratan administrasi dan
masyarakat (KKM, organisasi sehingga layak menjadi pihak ketiga
KPSPAMS) dalam kerja-sama desa untuk kegiatan air minum
dan sanitasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 Berkoordinasi dengan Pememerintah Desa agar
pelaksanaan kerja-sama desa untuk kegiatan air
minum dan sanitasi, berjalan lancar dan sesuai
dengan langkah/tahapan
yang diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan ini.

PETUNJUK
PELAKSANAAN KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR 1
2020

BAB 3
TATACARA KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN
AIR MINUM DAN SANITASI
Tatacara Kerja-sama Desa untuk Kegitan Air Minum dan sanitasi dibagi menjadi 2 yaitu:

1) Tatacara Kerja-sama Antar Desa;


2) Tatacara Kerja-sama Desa dengan Pihak Ketiga

3.1. Tatacara Kerja-sama Antar Desa Untuk Kegiatan Air Minum dan Sanitasi

3.1.1. Ketentuan Umum

1) Kerja-sama antar-Desa dilakukan antara:


a. Desa dengan Desa lain dalam 1 (satu) Kecamatan; dan
b. Desa dengan Desa lain antar Kecamatan dalam 1 (satu) Daerah Kabupaten/Kota.
2) Apabila Desa dengan Desa di lain Daerah Kabupaten/Kota dalam 1 (satu) Daerah
Provinsi mengadakan kerja-sama maka harus mengikuti ketentuan kerja- sama antar-
Daerah.
3) Pelaksanaan kerja-sama antar-Desa diatur dengan Peraturan Bersama Kepala Desa
melalui kesepakatan Musyawarah antar-Desa.
4) Untuk mengelola kerja-sama antar-Desa, yang meliputi mempersiapkan, melaksanakan
dan melaporkan hasil pelaksanaan kerja-sama, dapat dibentuk BKAD.
5) Kerja-sama antar-Desa yang pelaksanaannya melibatkan BUM Desa dan/atau kerja-
sama antar-Desa yang berada dalam satu kawasan perdesaan dilakukan oleh Pemerintah
Desa.
6) Kerja-sama antar-Desa sebagaimana dimaksud pada angka 1 disepakati melalui
“Musyawarah Desa” dan “Musyawarah Antar Desa”
7) Kerja-sama antar-Desa sebagaimana dimaksud pada angka 1 disepakati hanya dapat
dilakukan terhadap sarana air minum dan sanitasi yang merupakan aset desa.

Kerja-sama antar-Desa yang pelaksanaannya melibatkan BUM Desa dan/atau kerja-sama antar-Desa yang

PETUNJUK PELAKSANAAN
1 KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR MINUM DAN
PAMSIMAS
3.1.2. Tahapan dan Langkah Kerja-sama Antar Desa

Kerja-sama antar-Desa untuk kegiatan air minum dan sanitasi dilakukan melalui tahapan
meliputi:

1) persiapan;
2) penawaran;
3) penyusunan rancangan Peraturan Bersama Kepala Desa;
4) penandatanganan;
5) pelaksanaan; dan
6) pelaporan

Gambar 3.1. Tahapan Kerja-sama Antar-Desa Untuk Kegiatan Air Minum dan
Sanitasi

Penyusunan
Rancangan
Persiapan Penawaran
Peraturan Bersama
Kepala Desa

Pelaporan Pelaksanaan Penandatanganan

Langkah-langkah Kerja-sama antar-Desa untuk kegiatan air minum dan sanitasi dapat
dilihat pada matrik berikut ini:

PETUNJUK
PELAKSANAAN KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR 1
2020PAMSIMAS

Tabel 3.1. : Matriks Tahapan Kerja-sama Antar-Desa Untuk Kegiatan Air Minum dan Sanitasi

PENYUSUNAN
RANCANGAN PENANDA-
PERSIAPAN PENAWARAN PERATURAN PELAKSANAAN PELAPORAN
TANGANA
BERSAMA KEPALA N
DESA
1. Kepala Desa melakukan kajian 1. Kepala Desa mena- 1. Kepala Desa 1. Kades yang 1. Melaksanakan 1. BKAD/BUM
thd permasalahan dan potensi warkan rencana menyusun melakukan kerja- kegiatan- kegiatan Desa/BUM Desa
AMS yang akan kerja-sama untuk rancangan sama yang tertuang Bersama wajib
dikerjasamakan kegiatan AMS Peraturan Bersama menandatangani dalam Peraturan melaporkan
2. Permasalahan dan potensi kepada Kepala Desa setelah ada Rancangan Bersama Kepala kegiatan Kerja-
AMS yang akan dikerja- lain dengan surat kesepakatan Peraturan Bersama Desa oleh: sama Desa kepada
samakan disusun dalam skala penawaran kerja- terhadap maksimal 7 hari a.BKAD, atau Kepala Desa
prioritas dan dibahas dalam sama penawaran setelah disepakati b.BUM Desa, dengan tembusan
Musyawarah Desa 2. BPD desa lain 2. Rancangan 2. Penadatanganan atau BPD dan
3. BPD menyelenggarakan menyelenggarakan Peraturan Peraturan Bersama c.BUM Desa Bupati/Wali Kota
Musyawarah Desa, setelah Musdes setelah Bersama yang disaksikan Camat Bersama melalui Camat;
Kepala Desa menyusun skala Kepala Desanya telah disusun atas nama Bupati/ dan
prioritas kerja-sama Desa. menerima dikonsultasikan Wali Kota. 2. BKAD/BUM 2. Laporan tersebut
4. Permasalahan/potensi AMS penawaran kerja- kepada: Desa/BUM Desa dilengkapi
yang telah disepakati untuk sama untuk kegiatan  Masyarakat Bersama dokumen terkait
dikerja-samakan dalam AMS Melalui Musdes menatausahakan kerja-sama antar-
Musyawarah Desa, 3. Kades Desa lain  Bupati/Wali Kota pelaksanaan kerja- Desa
dicantumkan dalam RPJM menjawab Surat melalui Camat sama
Desa dan RKP Desa Penawaran Kerja- 3. Perbaikan
5. Menyiapkan informasi dan sama untuk kegiatan Rancangan Perber
data yang lengkap mengenai AMS sesuai hasil sesuai masukan dari
permasalahan/potensi AMS Musyawarah Desa Musdes dan
yang akan dikerja-samakan Bupati/Wali Kota.

PETUNJUK PELAKSANAAN
14 KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR MINUM DAN SANITASI
PAMSIMAS
Lebih rinci langkah langkah Kerja-sama Antar Desa untuk kegiatan air minum dan sanitasi dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.2. Langkah-langkah Kerja-sama Desa Untuk Kegiatan Air Minum dan Sanitasi

No. Langkah - langkah Tujuan Uraian Hasil Pelaku Waktu


I Tahap Persiapan
1. Kepala Desa melakukan Mengetahui permasalahan  Mereviu data cakupan Lembar  Kepala Desa Saat pengkajian
kajian terhadap dan potensi AMS yang air minum dan sanitasi solusi/rekomendasi  Tim Penyusun keadaan desa
permasalahan dan potensi akan dikerja-samakan di desa untuk penanganan RPJM Desa untuk keperluan
AMS yang akan dikerja-  Mereviu dokumen RKM permasalahan dan  Tim Penyusun perencanaan
samakan 100%2 potensi air minum dan RKP Desa pembangunan
 Menemukan sanitasi di desa desa
permasalahan dan
potensi AMS yang bisa (Contoh Format pada
dikerja-samakan Lampiran….)

2. Permasalahan dan potensi Menyusun skala prioritas  Menyusun skala Lembar skala prioritas  Kepala Desa Saat pengkajian
AMS yang akan dikerja- penanganan permasalahan prioritas bidang air pembangunan desa yang  Tim Penyusun keadaan desa
samakan disusun dalam dan potensi air minum dan minum dan sanitasi sudah mengakomodir RPJM Desa untuk keperluan
skala prioritas sanitasi di desa yang akan yang akan dikerja- kegiatan kerja-sama desa  Tim Penyusun perencanaan
dikerja-samakan sebagai samakan untuk kegiatan air minum RKP Desa pembangunan
bahan pembahasan dalam  Penggabungan skala dan sanitasi desa
Musyawarah Desa prioritas AMS tersebut
ke dalam skala prioritas (Contoh Format pada
pembangunan desa Lampiran….)

3. BPD menyeleng- Mendapatkan persetujuan  Kades menyerahkan Berita Acara  BPD Saat
garakan Musyawarah Musyawarah kepada BPD dokumen Musyawarah Desa  Kepala Desa Musyawarah
2
Dokumen RKM 100% adalah dokumen Rencana Kerja Masyarakat yang dibuat oleh KKM pada program Pamsimas, dokumen tersebut memuat rencana kerja masyarakat
untuk memmenuhi 100% akses air minum dan sanitasi.

PETUNJUK
PELAKSANAAN KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR 1
2020

No. Langkah - langkah Tujuan Uraian Hasil Pelaku Waktu


Desa, setelah Kepala Desa untuk melaksanakan skala prioritas yang mencantumkan  Masyarakat Desa Desa untuk
Desa menyusun skala kerja- sama antar-Desa pembangunan desa kesepakatan penetapan skala
prioritas kerja-sama untuk kegiatan air minum untuk dibahas dalam (setuju/tidak setuju) prioritas
Desa dan sanitasi Musyawarah Desa. terhadap pelaksanaan pembangunan
 BPD mengudang Kepala kerja-sama antar-Desa desa
Desa dan tokoh untuk kegiatan air
masyarakat untuk minum dan sanitasi
melakukan Musyawarah
Desa (Contoh Berita Acara
 BPD membuat Berita Musdes pada lampiran
Acara Hasil ….)
Musyawarah Desa.
4. Permasalahan/potensi RPJM Desa dan RKP Desa  Tim Penyusun RPJM  Dokumen RPJM Desa  Kepala Desa Saat
AMS yang telah memuat rencana kerja- Desa memasukkan Kerja- yang mencantumkan  Tim Penyusun penyusunan
disepakati untuk dikerja- sama antar-Desa untuk sama antar-Desa ke Kerja-sama antar- RPJM Desa RKP Desa.
samakan dalam kegiatan air minum dan dalam Dokumen RPJM Desa untuk kegiatan  Tim Penyusun
Musyawarah Desa, sanitasi Desa; dan/atau air minum dan RKP Desa
dicantumkan dalam RPJM  Tim Penyusun RKP Desa sanitasi;dan
Desa dan RKP Desa memasukkan Kerja-sama  Dokumen RKP Desa
antar-Desa ke dalam yang mencantumkan
Dokumen RKP Desa Kerja-sama antar-
Desa untuk kegiatan
air minum dan
sanitasi

5. Menyiapkan informasi Menyiapkan kertas kerja  Menyusun kertas kerja  Data potensi dan  Kepala Desa Setelah
dan data yang lengkap data/informasi atau yang memuat tentang permasalahan air  Sekretaris Desa ditetapkan
mengenai proposal mengenai kerja- potensi dan permaslahan minum dan sanitasi  Profesional menjadi skala
permasalahan/potensi sama Antar Desa untuk desa terkait air minum di desa prioritas
AMS yang akan dikerja- kegiatan air minum dan dan sanitasi.  Draft proposal kerja-
samakan sanitasi  Draft proposal kerja- sama antar-Desa
sama antar-Desa untuk kegiatan air
minum dan sanitasi
(Contoh terlampir)

PETUNJUK PELAKSANAAN
1 KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR MINUM DAN
PAMSIMAS

No. Langkah - langkah Tujuan Uraian Hasil Pelaku Waktu


II Tahap Penawaran
1. Kepala Desa mena- Menawarkan kepada  Kepala Desa meminta Surat penawaran dan  Camat Tentative, setelah
warkan rencana kerja- Kepala Desa lain untuk bantuan Camat untuk KAK/proposal Kerja-  Kepala Desa Rencana Kerja-
sama untuk kegiatan diajak melakukan kerja- memfasilitasi diskusi sama antar-Desa  Sekretaris Desa sama antar- Desa
AMS kepada Kepala sama antar-Desa untuk (lobi) dengan Kepala tersampaikan kepada ditetapkan dalam
Desa lain dengan surat kegiatan air minum dan Desa lain terkait Kepala Desa lainnya RKP Desa.
penawaran kerja-sama sanitasi rencana kerja-sama
antar-Desa (Contoh terlampir)
 Kepala desa menyurati
Kepala Desa lainnya
untuk diajak melakukan
kerja-sama antar-Desa
untuk kegiatan air minum
dan sanitasi
 Surat penawaran
sebaiknya dilengkapi
dengan KAK/proposal
kerja-sama antar-Desa
2. BPD Desa lain Meminta masukan dan  Kepala Desa lain yang Berita Acara Hasil  BPD Setelah BPD
menyelenggarakan persetujuan masyarakat menerima tawaran kerja- Musdes yang memuat  Kepala Desa mendapat
Musdes setelah Kepala melalui Musyawarah Desa sama menerima atau tidak  Sekretaris Desa permintaan dari
Desanya menerima atas tawaran Kerja- sama mengkomunikasikan menerima penawaran  Aparat Desa dari Kepala
penawaran kerja-sama antar-Desa untuk kegiatan dan menyerahkan kerja-sama tersebut. Desa untuk
lainnya
untuk kegiatan AMS air minum dan sanitasi. salinan surat penawaran pembahasan
 Masyarakat Desa
kpd BPD. surat penawaran
kerja-sama
 BPD mengundang
dalam Musdes.
masyarakat untuk
melakukan Musdes
dalam rangka
pembahasan penawaran
kerja-sama tersebut.

PETUNJUK
PELAKSANAAN KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR 1
2020

No. Langkah - langkah Tujuan Uraian Hasil Pelaku Waktu

3. Kades Desa lain Memberikan jawaban Kepala Desa lain Surat jawaban Kepala  Kepala Desa Setelah Kepala
menjawab Surat secara resmi kepada Kepala menjawab surat penawaran Desa lain tersampaikan  Sekretaris Desa Desa menerima
Penawaran Kerja-sama Desa yang menawarkan kerja-sama antar-Desa secara resmi kepada Berita Acara
untuk kegiatan AMS kegiatan kerja-sama antar- sesuai dengan Berita Acara Kepala Desa yang Hasil
sesuai hasil Musyawarah Desa untuk kegiatan air Hasil Musyawarah Desa. menawarkan kerja- Musyawarah
Desa minum dan sanitasi. sama antar-Desa Desa dari BPD.

III Tahap Penyusunan Rancangan Peraturan Bersama Kepala Desa

1. Kepala Desa menyusun Tersusunnya Rancangan  Camat memfasilitasi  Teselenggaranya  Kepala Desa Setelah ada
rancangan Peraturan Peraturan Bersama Kepala Desa yang akan MAD kesepakatan
Bersama setelah ada Desa tentang Kerja-sama  Sekretaris Desa untuk
melakukan kerja-sama
kesepakatan terhadap antar-Desa untuk kegiatan  Terbentuknya BKAD melakukan
antar-Desa melalui  BKAD/BUM Desa
penawaran air minum dan sanitasi atau BUM Desa Kerja-sama
mekanisme Musyawarah Bersama/BUM
Bersama antar-Desa
Antar Desa (MAD) Desa
 Rancangan Peraturan untuk kegiatan
 Pembentukan BKAD air minum dan
Bersama Kepala
atau BUM Desa sanitasi
Desa tentang Kerja- (Penyusunan
Bersama sesuai
sama antar-Desa rancangan Peraturan
kebutuhan Kerja-sama
untuk Kegiatan Air Bersama Kepala
antar-Desa yang akan
Minum dan Sanitasi Desa dilakukan oleh
dilakukan.
Kepala Desa
 Melibatkan BUM Desa pemrakarsa)
dalam MAD, jika kerja- (Contoh Peraturan
sama tersebut akan Bersama Kepala Desa
dikelola oleh BUM terlampir)
Desa.

PETUNJUK PELAKSANAAN
1 KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR MINUM DAN
PAMSIMAS

No. Langkah - langkah Tujuan Uraian Hasil Pelaku Waktu


2. Rancangan Peraturan Rancangan Peraturan  Masing masing Kepala  Berita Acara Musdes  Camat, Setelah Kepala
Bersama yang telah Bersama mendapatkan Desa mengkonsultasi- tentang Rancangan  BPD Desa
disusun dikonsultasikan persetujuan dari: kan Rancangan Peraturan Bersama  Kepala Desa Pemrakarsa
kepada:  Masyarakat melalui Peraturan Bersama  Nota Dinas/Catatan menyerahkan
 Sekretaris Desa
 Masyarakat Melalui Musdes Kepala Desa kepada: Camat atas nama Rancangan
 BKAD/BUM Desa Peraturan
Musdes  Bupati/Wali Kota 1) masyarakat desa Bupati/Wali Kota Bersama
 Bupati/Wali Kota melalui Camat melalui Musdes terhadap Rancangan Bersama Kepala
melalui Camat 2) Bupati/Wali Kota Peraturan Bersama Desa kepada
melalui Camat BPD dan Kepala
Desa lain.
untuk mendapatkan
masukan
 Masukan dari Musdes
dan Bupati/Wakot
digunakan Kepala Desa
untuk tindak lanjut proses
penyusunan rancangan
Peraturan Bersama
Kepala Desa
 Pembahasan rancangan
Peraturan Bersama
Kepala Desa dilakukan
oleh 2 (dua) Kepala Desa
atau lebih dilakukan
melalui mekanisme
Musyawarah Antar
Desa.

3. Perbaikan Rancangan Rancangan Peraturan Melakukan perbaikan Peraturan Bersama  Kepala Desa Setelah
Peraturan Bersama Bersama dapat diterima Rancangan Perber Kepala Desa yang  Sekretaris Desa menerima:
sesuai masukan dari oleh masyarakat desa dan mempertimbangkan: sudah siap untuk  BKAD/BUM Desa  BA Musdes
Musdes dan Bupati/Wali tidak bertentangan dengan  BA Musdes ditandatangani Bersama  Nota Dinas/
Kota kebijakan Pemerintah  Nota Dinas/Catatan Catatan
Daerah Camat Camat

PETUNJUK
PELAKSANAAN KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR 1
2020

No. Langkah - langkah Tujuan Uraian Hasil Pelaku Waktu


IV Tahap Penandatanganan
1. Kepala Desa yang Penetapan dan pengesahan  Kepala Desa yang Peraturan Bersama  Camat Setelah Kepala
melakukan kerja-sama Kerja-sama antar-Desa melakukan kerja-sama Kepala Desa  Kepala Desa Desa yang
menandatangani untuk kegiatan air minum antar-Desa menetapkan ditandatangani dan  Sekretaris Desa melakukan
Rancangan Peraturan dan sanitasi Peraturan Bersama diundangkan dalam kerja-sama
Bersama maksimal 7 Kepala Desa dengan Berita Desa masing menyepakati
hari setelah disepakati membubuhkan tanda masing Desa Rancangan
disaksikan Camat atas tangan paling lambat 7 Peraturan
nama Bupati/ Wali Kota. (tujuh) hari terhitung Bersama Kepala
sejak tanggal disepakati. Desa.

 Peraturan Bersama
Kepala Desa yang telah
dibubuhi tanda tangan
diundangkan dalam
Berita Desa oleh
Sekretaris Desa masing-
masing desa
 Peraturan Bersama
Kepala Desa mulai
berlaku dan mempunyai
kekuatan hukum
mengikat sejak tanggal
diundangkan dalam
Berita Desa pada
masing-masing Desa
 Peraturan Bersama
Kepala Desa
disebarluaskan kepada
masyarakat Desa masing-
masing

PETUNJUK PELAKSANAAN
2 KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR MINUM DAN
PAMSIMAS

No. Langkah - langkah Tujuan Uraian Hasil Pelaku Waktu


V. Tahap Pelaksanaan
1. Melaksanakan kegiatan- Melaksanakan kerja- sama Badan pelaksana kerja- Kerja-sama Desa  BKAD, atau Sesuai
kegiatan yang tertuang antar-Desa sesuai sama antar-Desa, baik untuk kegiatan air  BUM Desa, atau kesepakatan
dalam Peraturan Bersama kesepakatan yang tertuang BKAD atau BUM Desa minum dan sanitasi  BUM Desa waktu yang
Kepala Desa oleh: dalam Peraturan Bersama atau BUM Desa Bersama terlaksana sesuai Bersama sudah tertuang
a. BKAD, atau Kepala Desa melaksanakan tahapan dengan kesepakatan dalan Peraturan
b. BUM Desa, atau tahapan kegiatan kerja- dala peraturan bersama Bersama
c. BUM Desa sama secara baik dan sesuai
Bersama kesepakatan yang tertuang
dalam Peraturan
Bersama
2. BKAD/BUM Desa/BUM Pelaksanaan kerja-sama Penatausahaan Dokumen administrasi  BKAD, atau Dalam masa
Desa Bersama antar-Desa tertata usaha pelaksanaan kerja-sama dan dokumen  BUM Desa, atau pelaksanaan
menatausahakan dengan baik antar-Desa terdiri dari: pelaksanaan kerrja- sama  BUM Desa kegiatan
pelaksanaan kerja- sama 1. Administrasi surat antar-Desa untuk Bersama
menyurat; kegiatan air minum dan
2. Pembukuan keuangan sanitasi
3. Rencana kegiatan;
4. Catatan kegiatan
5. Lainnya sesuai
kebutuhan
6 Tahap Pelaporan
1. BKAD/BUM Desa/BUM Mempertanggunjawabkan Jenis laporan disesuaikan Laporan pelaksanaan  BKAD, atau Sesuai periode
Desa Bersama wajib pelaksanaan kegiatan kerja- dengan kesepakatan antar kegiatan kerja-sama  BUM Desa, atau laporan yang
melaporkan kegiatan sama antar-Desa kepada Kepala Desa dan desa  BUM Desa dibutuhkan
Kerja-sama Desa kepada Kepala desa disesuaikan dengan Bersama
Kepala Desa dengan kebutuhan laporan. (Laporan tersebut
tembusan BPD dan Laporan bisa berbentuk: dilengkapi dokumen
Bupati/Wali Kota melalui 1. Laporan bulanan terkait kerja-sama
Camat 2. Laporan tahunan antar-Desa)
3. Laporan akhir

PETUNJUK
PELAKSANAAN KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR 2
2020PAMSIMAS

3.2. Tatacara Kerja-sama dengan Pihak Ketiga

3.2.1. Ketentuan Umum

1) Kerja-sama Desa dengan pihak ketiga dilakukan dengan pihak swasta, organisasi
kemasyarakatan, termasuk KKM/KPSPAMS dan lembaga lainnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Kerja-sama dengan pihak ketiga sebagaimana dimaksud pada angka (1) terdiri atas:
a. kerja-sama atas prakarsa Desa; dan
b. kerja-sama atas prakarsa Pihak Ketiga.
3) Pelaksanaan kerja-sama dengan pihak ketiga diatur dengan Perjanjian Bersama
melalui kesepakatan yang ditetapkan melalui Musyawarah Desa.
4) Perbedaan Kerja-sama dengan pihak ketiga berdasarkan pemrakarsa adalah:

Tabel 3.3. Perbedaan Kerja-sama Dengan Pihak Ketiga Berdasarkan


Pemrakarsa

Kerja-sama Desa dengan Pihak Ketiga


No. Uraian Atas Prakarsa Pihak
Atas Prakarsa Desa
Ketiga
1. Pada Tahap Pemerintah Desa harus Pemerintah Desa cukup
Persiapan menyiapkan Kerangka menyiapakan
Acuan Kerja (KAK) data/informasi terkait
Kerja-sama Desa. potensi kerja-sama Desa
2. Pada Tahap Penawaran Pihak Ketiga Proposal menawarkan
Penawaran mengacu pada KAK yang kemampuan/kehandalan
sudah disiapkan oleh Pihak Ketiga untuk
Pemerintah Desa. membantu Pemerintah Desa
dalam pengelolaan/
pemeliharaan/
pengembangan sarana air
minum dan sanitasi di desa
yang terkait dengan
pelayanan kebutuhan dasar
bagi masyarakat
desa.

KPSPAMS yang memenuhi ketentuan sebagai Organisasi Kemasyarakatan atau mempunyai badan hu

PETUNJUK
22 KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR MINUM DAN SANITASI
PAMSIMAS2020

3.2.2. Tahapan Kerja-sama dengan Ketiga

Kerja-sama dengan Pihak Ketiga dilakukan melalui tahapan meliputi:

1) Persiapan;
2) Penawaran;
3) Penyusunan Perjanjian Bersama;
4) Penandatanganan;
5) Pelaksanaan; dan
6) Pelaporan

Gambar 3.2. Tahapan Kerja-sama dengan Pihak Ketiga

Penyusunan
Persiapan Penawaran Perjanjian
Bersama

Pelaporan Pelaksanaan Penandatanganan

Langkah-langkah Kerja-sama dengan Pihak Ketiga untuk kegiatan air minum dan
sanitasi dapat dilihat pada matrik berikut ini:

PETUNJUK PELAKSANAAN
KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR MINUM DAN
SANITASI
2
2020

Tabel 3.4. : Matriks Tata Cara Kerja-sama Dengan Pihak Ketiga

PENYUSUNAN
PERSIAPAN PENAWARAN PERJANJIAN PENANDATANGANAN PELAKSANAAN PELAPORAN
BERSAMA
1. Inventarisasi 1. Pemdes 1. Pemdes 1. Kades dan Pihak 1. Pemerintah Desa 1. Kepala Desa wajib
Bidang/Potensi mengmumkan menyiapkan Ketiga dan Pihak Ketiga melaporkan hasil
yang akan dikerja- penawaran Rancangan menandatangani melaksanakan pelaksanaan
samakan Kerja-sama Perjanjian Rancangan kegiatan sesuai Perjanjian Bersama
2. Penyusunan Skala kepada Pihak Bersama dengan Perjanjian Bersama ruang lingkup pemerintah Desa
Prioritas Ketiga Pihak Ketiga maksimal 7 hari dalam Perjanjian dengan pihak
Bidang/Potensi 2. Pihak Ketiga 2. Rancangan setelah disepakati Bersama yang ketiga kepada BPD
3. Pencantuman mengajukan Perjanjian 2. Penadatanganan telah ditanda- dengan tembusan
Bidang/Potensi yang penawaran Bersama yang Perjanjian Bersama tangani; dan Bupati/Wali Kota
akan dikerja- kepada telah disusun disaksikan Camat 2. Pemerintah Desa melalui camat; dan
samakan ke dalam Pemdes dikonsultasikan atas nama Bupati/ dan Pihak Ketiga 2. Laporan
RPJM Desa dan 3. Musdes untuk kepada: Wali Kota menata- usahakan dilengkapi
RKP Desa pembahasan  Masyarakat pelaksanaan kerja- dokumen terkait
4. Menyiapkan dan Melalui Musdes sama kerja-sama
Informasi Tentang persetujuan  Bupati/Wakot dengan pihak
Bidang/Potensi penawaran melalui Camat ketiga
Yang akan Dikerja- Pihak Ketiga 3. Perbaikan
samakan Rancangan
5. Menganalisis Perjanjian
manfaat dan biaya Bersama sesuai
Kerja-sama masukan dari
6. Membuat Kerangka Musdes dan
Acuan Kerja Bupati/Wakot.
7. Sinkronisasi aturan
tentang lingkungan
hidup dan Tata
Ruang Daerah
Kabupaten/Kota

PETUNJUK PELAKSANAAN
2 KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR MINUM DAN
PAMSIMAS
Lebih rinci langkah langkah Kerja-sama Dengan Pihak Ketiga untuk kegiatan air minum dan sanitasi dapat dilihat pada table berikut ini:

Tabel 3.5. Langkah-langkah Kerja-sama Dengan Pihak Ketiga Untuk Kegiatan Air Minum dan Sanitasi

No. Langkah - langkah Tujuan Uraian Hasil Pelaku Waktu


I Tahap Persiapan
1. Kepala Desa Mengetahui permasalahan  Mereviu data cakupan air Lembar  Kepala Desa Saat pengkajian
melakukan kajian dan potensi AMS yang minum dan sanitasi di desa solusi/rekomendasi  Tim Penyusun RPJM keadaan desa
terhadap akan dikerja-samakan  Mereviu dokumen RKM 100% untuk penanganan Desa untuk
permasalahan dan  Menemukan permasalahan permasalahan dan  Tim Penyusun RKP keperluan
potensi AMS yang dan potensi AMS yang bisa potensi air minum Desa perencanaan
akan dikerja- dikerjasmakan dan sanitasi di desa pembangunan
samakan desa

2. Permasalahan dan Menyusun skala prioritas  Menyusun skala prioritas bidang Lembar skala prioritas  Kepala Desa Saat pengkajian
potensi AMS yang akan penanganan permasalahan air minum dan sanitasi yang pembangunan desa  Tim Penyusun RPJM keadaan desa
dikerja-samakan dan potensi air minum dan akan dikerja-samakan yang sudah Desa untuk
disusun dalam skala sanitasi di desa yang akan  Penggabungan skala prioritas mengakomodir  Tim Penyusun RKP keperluan
prioritas dikerja-samakan sebagai AMS tersebut ke dalam skala kegiatan kerja-sama Desa perencanaan
bahan pembahasan dalam prioritas pembangunan desa desa untuk kegiatan pembangunan
Musyawarah Desa air minum dan desa
sanitasi

4. Mencantumkan RPJM Desa dan RKP Desa  Tim Penyusun RPJM Desa  Dokumen RPJM  Kepala Desa Saat
Bidang/Potensi yang memuat rencana kerja- memasukkan Kerja-sama dan Dokumen RKP  Tim Penyusun RPJM penyusunan
akan dikerja-samakan sama antar-Desa untuk antar-Desa ke dalam Desa Desa yang Desa RKP Desa.
ke dalam RPJM Desa kegiatan air minum dan Dokumen RPJM Desa; mencantumkan  Tim Penyusun RKP
dan RKP Desa sanitasi dan/atau Kerja-sama antar- Desa
 Tim Penyusun RKP Desa Desa untuk
memasukkan Kerja-sama kegiatan air minum
antar-Desa ke dalam dan sanitasi;dan
Dokumen RKP Desa

PETUNJUK
PELAKSANAAN KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR 2
2020

No. Langkah - langkah Tujuan Uraian Hasil Pelaku Waktu


5. Menyiapkan informasi Menyiapkan informasi dan  Kepala Desa menyusun kertas  Data potensi dan  Kepala Desa Tentatif sesuai
dan data yang lengkap data yang lengkap kepada kerja yang memuat tentang permasalahan air  Sekretaris Desa kebutuhan
mengenai Pihak Ketiga mengenai potensi dan permaslahan desa minum dan  Ketua LPM Desa sebelum Kepala
permasalahan/potensi permasalahan/ potensi terkait air minum dan sanitasi. sanitasi di desa Desa
AMS yang akan AMS yang akan dikerja-  Informasi tersebut dapat menetapkan
dikerja-samakan samakan diakses oleh calon Pihak kerja-sama
Ketiga kepada pihak
ketiga

6. Menganalisis manfaat Mengetahui manfaat  Menelusuri, menganalisis, dan  Matrik Manfaat  Kepala Desa Tentatif sesuai
dan biaya Kerja-sama yang akan didapatkan menginterpretasikan informasi Kerja-sama Desa  Sekretaris Desa kebutuhan
jika melakukan kerja- yang relevan untuk meramalkan  Rencana Anggaran  Ketua LPM Desa sebelum Kepala
sama desa dan hasil dari alternatif kerja-sama Biaya Kerja-sama Desa
mengetahui perkiraan desa. Desa menetapkan
biaya yang dibutuhkan  Membuat perkiraan biaya yang kerja-sama
untuk melakukan kerja- dibutuhkan untuk melakukan kepada pihak
sama desa kerja-sama desa ketiga

7. Menyiapkan Kerangka Kerangka kerja ini memuat: Kerangka Acuan  Kepala Desa Tentatif sesuai
Jika prakarsa Acuan bagi Pemerintah  Latar belakang (alasan) Kerja-sama Desa.  Sekretaris Desa kebutuhan
berasal dari Desa dalam melaksanakan perlunya kerja-sama desa  Ketua LPM Desa sebelum Kepala
Pemerintah Desa kerja- sama desa dengan dengan pihak ketiga; Desa
pihak ketiga  Maksud/tujuan menetapkan
Membuat Kerangka kerja-sama
Acuan Kerja3  Sasaran dan lokasi
kepada pihak
 Hasil yang diharapkan ketiga
 Pelaksana
 Kegiatan
 Rencana Anggaran Biaya
 Jadwal/waktu pelaksanaan

3
Format Kerangka Acuan Kerja pada Lampiran 7

PETUNJUK PELAKSANAAN
2 KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR MINUM DAN
PAMSIMAS

No. Langkah - langkah Tujuan Uraian Hasil Pelaku Waktu


8. Sinkronisasi aturan Kerja-sama desa yang Kepala Desa berkoordinasi Surat Rekomendasi  Camat Tentatif sesuai
tentang lingkungan direncanakan sinkron dengan pemerintah dari Camat atas nama  Kepala Desa kebutuhan
hidup dan Tata dengan aturan tentang kabupaten/kota melalui Camat Bupati/Wali Kota sebelum Kepala
Ruang Daerah lingkungan hidup dan terkait: bahwa rencana kerja- Desa
Kabupaten/Kota tidak menyalahi Tata 1) kebjakan tentang lingkungan sama desa tersebut menetapkan
Ruang Daerah hidup dapat dilakukan kerja-sama
Kabupaten/Kota 2) Tata Ruang Kabupaten/Kota kepada pihak
ketiga
II Tahap Penawaran
1. Memberi informasi Kepala Desa dapat melakukan Calon Pihak Ketiga  Kepala Desa Setelah
Jika prakarsa kepada pihak ketiga pengumuman melalui: mengetahui Rencana  Sekretaris Desa penetapan
berasal dari terhadap rencana 1) media tertulis; Pemerintahan Desa  Ketua LPM APB Desa
Pemerintah Desa Pemerintah Desa untuk 2) media elektronik; untuk melakukan  Calon Pihak Ketiga
Pemdes mengumumkan melakukan kerja-sama kerja-sama untuk
3) undangan rapat
dengan pihak yang kegiatan air minum
penawaran Kerja- informasi/penjelasan
sama kepada Pihak memenuhi persyaratan dan sanitasi
kepada calon Pihak
Ketiga administratif maupun
teknis
2. Pihak Ketiga Pemerintah Desa Proses Penawaran kerja-sama Proposal Kerja-  Kepala Desa Setelah
mengajukan mendapatkan penawaran atas Prakarsa Desa: sama Desa sesuai  Sekretaris Desa penetapan
penawaran kepada kerja-sama dari Pihak  Pemerintah Desa dengan KAK yang  Ketua LPM APB Desa
Pemerintah Desa Ketiga menyerahkan KAK kepada telah disusun oleh  KPSPAMS/KKM
Pihak Ketiga Pemerintah Desa
 Pihak Ketiga
 Pihak Ketiga membuat
penawaran/prooasal sebagai
tanggapan terhadapa KAK
yang sudah disiapkan oleh
Pemerintah Desa
 Pihak Ketiga menyerahkan
penawaran secara resmi kepada
Pemerintah Desa sesuai batas
waktu yang telah ditetapkan
dalam forum rapat
penjelasan kerja-sama desa.

PETUNJUK
PELAKSANAAN KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR 2
2020

No. Langkah - langkah Tujuan Uraian Hasil Pelaku Waktu


Proses Penawaran Kerja-sama Proposal Kerja- sama  Kepala Desa Sebelum
atas Prakarsa Pihak Ketiga: Desa untuk kegiatan  Sekretaris Desa penetapan
 Pihak Ketiga melakukan air minum dan  Ketua LPM APB Desa
pendekatan (lobi) kepada sanitasi sebagai solusi  KPSPAMS/KKM
Pemerintah Desa terkait minat yang ditawarkan oleh
 Pihak Ketiga
melakukan kerja-sama desa Pihak Ketiga untuk
untuk kegiatan air minum dan membantu
sanitasi. Pemerintah Desa
 Pihak Ketiga meminta dalam menangani
data/informasi kepada permasalahan
Pemerintah Desa tentang ataupun
rencana kerja-sama desa pengembangan
potensi desa terkait
 Pihak Ketiga membuat proposal
air minum dan
berdasarkan data/informasi yang
sanitasi
diterima dari Pemerintah Desa
dan potensi/kemampuan Pihak
Ketiga dalam menyelesaikan
permasalahan atau
pengembangan potensi desa
tentang air minum dan sanitasi
 Pihak Ketiga menyerahkan
penawaran beserta proposal
secara resmi kepada
Pemerintah Desa.

3. Musdes untuk  Menyeleksi Pihak  Kepala Desa dibantu Ketua Berita Acara  Kepala Desa Setelah Pihak
pembahasan dan Ketiga berdasarkan LPM Desa untuk melakukan: Musyawarah Desa  BPD Ketiga
persetujuan penawaran yang 1) seleksi terhadap Pihak tentang hasil  Sekretaris Desa memasukkan
penawaran Pihak diterima oleh Ketiga. pembahasan dan  Ketua LPM Desa penawaran
Ketiga Pemerintah Desa4 2) Menilai/memeriksa persetujuan
 Perwakilan
 Membahas proposal proposal Pihak Ketiga penawaran/proposal
Masyarakat
Pihak Ketiga terhadap  Kepala Desa meminta BPD Pihak Ketiga
 KP-SPAMS/Calon
penawaran kerja-sama untuk melakukan Musdes
4
Lembar Penilaian Pihak Ketiga pada Lampiran 8

PETUNJUK PELAKSANAAN
2 KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR MINUM DAN
PAMSIMAS

No. Langkah - langkah Tujuan Uraian Hasil Pelaku Waktu


desa untuk kegiatan air pembahasan dan persetujuan Pihak Ketiga lainnya
minum dan sanitasi5 penawaran Pihak Ketiga. dapat dihadirkan jika
 Dalam Musdes, Kepala Desa dianggap perlu untuk
menyampaikan hasil seleksi memberikan
Pihak Ketiga dan hasil penilaian konfirmasi/penjelasan
terhadap proposal pihak Ketiga proposal
sebagai rujukan dalam membuat
kesepakatan Musdes.

III Tahap Penyusunan Rancangan Perjanjian Bersama


1. Pemerintah Desa Tersusunnya Rancangan  Sekretaris Desa, Ketua LPM  Rancangan  Kepala Desa Setelah
menyiapkan Rancangan Perjanjian Desa dan calon Pihak Ketiga Pejanjian Bersama  Sekretaris Desa Musdes
Rancangan Perjanjian Bersama dengan Pihak terpilih membantu Kepala Desa dengan Pihak  Ketua LPM Desa memberikan
Bersama dengan Pihak Ketiga tentang Kerja- sama membuat Rancangan Perjanjian Ketiga tentang  Direktur BUM Desa persetujan
Ketiga desa untuk kegiatan air Bersama dengan Pihak Ketiga; Kerja- sama Desa (Jika pemerintah desa terhadap
minum dan sanitasi  Kepala Desa memeriksa untuk Kegiatan Air melibatkan BUM penawaran
Rancangan Perjanjian Minum dan Desa dalam kerja- Pihak Ketiga
bersama Sanitasi sama tersebut)
 Sekretaris Desa, Ketua LPM  KPSPAMS
Desa dan calon Pihak Ketiga  Pihak Ketiga lainnya
terpilih membantu Kepala Desa
Melakukan perbaikan
Rancangan Perjanjian bersama.

2. Rancangan Perjanjian Rancangan Perjanjian  Rancangan Perjnjian Bersama  Berita Acara  Kepala Desa Setelah
Bersama yang telah Bersama mendapat yang telah disusun, wajib Musdes tentang  Sekretaris Desa Rancangan
disusun persetujuan dari: dikonsultasikan kepada Rancangan  Ketua LPM Desa Perjanjian
dikonsultasikan  Masyarakat melalui masyarakat desa dan wajib Peraturan  Direktur BUM Desa Bersama
kepada: Musdes dikonsultasikan kepada camat Bersama (Jika pemerintah tersusun

5
Lembar Penilaian Proposal Pihak Ketiga pada Lampiran 9

PETUNJUK
PELAKSANAAN KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR 2
2020

No. Langkah - langkah Tujuan Uraian Hasil Pelaku Waktu


 Masyarakat Melalui  Bupati/Wali Kota untuk mendapatkan masukan  Nota desa melibatkan BUM
Musdes melalui Camat  Masukan dari masyarakat desa Dinas/Catatan Desa dalam kerja-
 Bupati/Wali Kota dan Camat digunakan untuk Camat atas nama sama tersebut)
melalui Camat tindak lanjut proses Bupati/Wali Kota  KPSPAMS
penyusunan rancangan terhadap  Pihak Ketiga lainnya
Perjanjian Bersama dengan Rancangan
Pihak Ketiga. Peraturan Bersama

3. Perbaikan Perjanjian Melakukan perbaikan Perbaikan terhadap Rancangan Peraturan Perjanjian  Kepala Desa Setelah
Bersama sesuai Rancangan Perjanjian Perjanjian Bersama dengan Pihak Bersama dengan  Sekretaris Desa mendapat
masukan dari Musdes Bersama sesuai masukan Ketiga diperbaiki dengan: Pihak Ketiga siap  Ketua LPM Desa masukan dari
dan Bupati/Wali Kota Musdes dan Camat.  mengakomodir masukan untuk ditandatangani  Direktur BUM Desa Musdes dan
Musdes (Jika pemerintah desa Camat
 mengakomodir masukan melibatkan BUM
Camat Desa dalam kerja-
sama tersebut)
 KPSPAMS
 Pihak Ketiga lainnya
IV Tahap Penandatanganan
1. Kepala Desa dan Penetapan dan pengesahan  Kepala Desa dan Pihak Ketiga Perjanjian Bersama  Camat Setelah
Pihak Ketiga Kerja-sama dengan Pihak menetapkan Perjanjian Bersama ditandatangani oleh  Kepala Desa Rancangan
menandatangani Ketiga untuk kegiatan air dengan Pihak Ketiga dengan Kepala Desa dan  Pihak Ketiga Peraturan
Rancangan Perjanjian minum dan sanitasi membubuhkan tanda tangan Pihak Ketiga (KKM/KPSPAMS Bersama
Bersama maksimal 7 paling lambat 7 (tujuh) hari atau lainnya) diperbaiki
hari setelah terhitung sejak tanggal  Sekretaris Desa
disepakati disepakati.
 Pihak Ketiga mencatatkan
Perjanjian Bersama dengan
Pihak Ketiga pada Notaris
 Kepala Desa menyerahkan
salinan Perjanjian Bersama
dengan Pihak Ketiga kepada
Camat.

PETUNJUK PELAKSANAAN
3 KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR MINUM DAN
PAMSIMAS

No. Langkah - langkah Tujuan Uraian Hasil Pelaku Waktu


V. Tahap Pelaksanaan
1. Pemerintah Desa dan Melaksanakan pemenuhan  Pihak Ketiga melaksanakan Masyarakat Desa  Kepala Desa Sesuai
Pihak Ketiga pelayanan kebutuhan air kegiatan mendapat pelayanan  KPSPAMS atau Pihak kesepakatan
melaksanakan kegiatan minum dan sanitasi bagi pembangunan/pengembangan air minum dan Ketiga lainnya waktu yang
sesuai ruang lingkup masyarakat desa melalui /pemeliharaan sarana air sanitasi secara sudah tertuang
dalam Perjanjian kerja-sama dengan Pihak minum dan sanitasi sesuai berkelanjutan dalan Perber
Bersama yang telah Ketiga dengan perjanjian Bersama
ditanda- tangani yang sudah ditanda-tangani.
 Pemerintah Desa melaksanakan
kewajiban sesuai perjanjian
kerja-sama
yang sudah ditanda-tangani
2. Pemerintah Desa dan Pelaksanaan kerja-sama Penatausahaan pelaksanaan kerja- Dokumen  Kepala Desa Dalam masa
Pihak Ketiga menata- desa tertata usaha dengan sama dengan pihak Ketiga terdiri administrasi dan  KPSPAMS atau Pihak pelaksanaan
usahakan pelaksanaan baik dari: dokumen Ketiga lainnya kegiatan
kerja- sama 1. Administrasi surat menyurat; pelaksanaan
2. Pembukuan keuangan kegiatan
3. Rencana kegiatan;
4. Catatan Perkembangan
kemajuan kegiatan
5. Lainnya sesuai kebutuhan
6 Tahap Pelaporan
1. Kepala Desa wajib Mempertanggunjawabkan  KPSPAMS atau Pihak Ketiga Dokumen Laporan  Kepala Desa Sesuai periode
melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan lainnya menyerahkan laporan pelaksanaan kegiatan  KPSPAMS atau Pihak laporan yang
pelaksanaan Perjanjian kepada BPD dan tertulis pelaksanaan kerja- sama kerja-sama dengan Ketiga lainnya dibutuhkan
Bersama pemerintah Bupati/Wali Kota kepada Kepala Desa berbentuk: Pihak Ketiga
Desa dengan pihak 1. Laporan pendahuluan
ketiga kepada BPD 2. Laporan bulanan
dengan
3. Laporan tahunan
tembusan Bupati/Wali
Kota melalui cama 4. Laporan akhir
 Kepala Desa melaporkan
2. Laporan dilengkapi
dokumen terkait pelaksanaan kerja-sama

PETUNJUK
PELAKSANAAN KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR 3
2020

No. Langkah - langkah Tujuan Uraian Hasil Pelaku Waktu


kerja-sama dengan dengan Pihak Ketiga kepada
pihak ketiga BPD dan Bupati/Wali Kota
melekat dalam laporan
pelaksanaan pembangunan
desa

PETUNJUK PELAKSANAAN
3 KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR MINUM DAN
PAMSIMAS

BAB 4

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN


4.1. Tanggungjawab Pembinaan dan Pengawasan

Pembinaan dan pengawasan Kerja-sama Desa untuk Kegiatan Air Minum dan Sanitasi
dilakukan secara berjenjang sebagai berikut:
4.1.1. Pusat

Pembinaan dan pengawasan Kerja-sama Desa untuk Kegiatan Air Minum dan
Sanitasi secara nasional menjadi tanggungjawab Menteri Dalam Negeri, yang dalam
pelaksanaannya dilakukan oleh Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa, dengan
mengadakan koordinasi dengan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah kabupaten/Kota.

4.1.2. Provinsi

Pembinaan dan pengawasan Kerja-sama Desa untuk Kegiatan Air Minum dan
Sanitasi skala provinsi menjadi tanggungjawab Gubernur, yang dalam
pelaksanaannya dilakukan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Provinsi melalui Kepala Bidang yang menangani Pemerintahan Desa atau kerja-sama
desa.

4.1.3. Kabupaten/Kota

Pembinaan dan pengawasan Kerja-sama Desa untuk Kegiatan Air Minum dan
Sanitasi skala kabupaten/kota menjadi tanggung jawab Bupati/Wali Kota, yang
pelaksanaannya dilakukan oleh Kepala Dinas Pembangunan Masyarakat dan Desa
Kabupaten/Kota melalui Kepala Bidang yang menangani Pemerintahan Desa atau
kerja-sama desa..

4.1.4. Kecamatan

Pembinaan dan pengawasan Kerja-sama Desa untuk Kegiatan Air Minum dan
Sanitasi di kecamatan menjadi tanggungjawab Camat sesuai dengan pelimpahan
yang diberikan oleh Bupati/ Walikota. Pelaksanaan pembinaan dilakukan oleh
Kepala Seksi Pembangunan Masyarakat dan Desa Kecamatan atau sebutan lain.

4.2. Kegiatan Pembinaan dan Pengawasan

Masing-masing tingkat pemerintahan melaksanakan pembinaan dan pengawsan Kerja-sama


Desa untuk Kegiatan Air Minum dan Sanitasi sesuai dengan kewenangannya. Kegiatan
pembinaan dan pengawasan pada masing-masing tingkat pemerintahan sebagai berikut:

PETUNJUK
PELAKSANAAN KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR 3
2020
4.2.1. Pusat

Pembinaan dan pengawasan Kerja-sama Desa untuk Kegiatan Air Minum dan Sanitasi
dilaksanakan secara nasional melalui kegiatan sebagai berikut:

1) memberikan Petunjuk Pelaksanaan Kerja-sama Desa untuk Kegiatan Air Minum


dan Sanitasi;
2) melakukan koordinasi dan pembekalan kepada Pemerintah Provinsi dan ROMS
melalui kegiatan Pelatihan Bagi Master of Trainers (MOT) Kerja- sama Desa
untuk Kegiatan Air Minum dan Sanitasi;
3) melakukan koordinasi dan pembekalan kepada Pemerintah Kabupaten,
Pendamping Kabupaten dan ROMS melalui kegiatan Training of Trainers (TOT)
Kerja-sama Desa untuk Kegiatan Air Minum dan Sanitasi;
4) melakukan bimbingan teknis bagi Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan
Desa dan Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi dalam
rangka pelaksanaan Kerja-sama Desa untuk Kegiatan Air Minum dan Sanitasi;
5) memastikan Kerja-sama Desa untuk Kegiatan Air Minum dan Sanitasi, berjalan
sesuai ketentuan yang berlaku.
6) memberikan pedoman penyusunan proposal Kerja-sama Desa untuk Kegiatan Air
Minum dan Sanitasi;
7) melakukan penelitian tentang penyelenggaraan Kerja-sama Desa untuk Kegiatan
Air Minum dan Sanitasi di Desa tertentu;

4.2.2. Provinsi

Pembinaan dan pengawasan Kerja-sama Desa untuk Kegiatan Air Minum dan Sanitasi
dilaksanakan dalam skala provinsi melalui kegiatan sebagai berikut:

1) melakukan pembinaan terhadap Kabupaten/Kota dalam rangka penyusunan


Peraturan Daerah Kabupaten/Kota yang mengatur tentang Kerja-sama Desa untuk
Kegiatan Air Minum dan Sanitasi;
2) melakukan pembinaan peningkatan kapasitas Kepala Desa dan perangkat Desa,
Badan Permusyawaratan Desa, Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air
Minum dan Sanitasi dan Badan Kerja-sama Antar Desa terkait Kerja-sama Desa
untuk Kegiatan Air Minum dan Sanitasi;
3) melakukan pembinaan Kerja-sama Desa untuk Kegiatan Air Minum dan Sanitasi
melalui bantuan keuangan, bantuan pendampingan, dan bantuan teknis;
4) melakukan bimbingan teknis Kerja-sama Desa untuk Kegiatan Air Minum dan
Sanitasi kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; dan
5) melakukan pembinaan terhadap Kabupaten/Kota dalam rangka pelaksanaan
Kerja-sama Desa untuk Kegiatan Air Minum dan Sanitasi.

4.2.3. Kabupaten/Kota

Pembinaan dan pengawasan Kerja-sama Desa untuk Kegiatan Air Minum dan Sanitasi
dilaksanakan dalam skala kabupaten/kota melalui kegiatan sebagai berikut:

PETUNJUK PELAKSANAAN
3 KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR MINUM DAN
PAMSIMAS
1) memberikan pedoman pelaksanaan penugasan urusan Kabupaten/Kota yang
dilaksanakan oleh Desa melalui Kerja-sama Desa untuk Kegiatan Air Minum dan
Sanitasi;
2) memberikan pedoman penyusunan Peraturan Bersama Kepala Desa tentang
Kerja-sama Desa untuk Kegiatan Air Minum dan Sanitasi, Peraturan Kepala Desa
tentang Badan Kerja-sama Antar Desa dan Perjanjian Kerja-sama Desa dengan
Pihak Ketiga;
3) memberikan pedoman penyusunan proposal Kerja-sama Desa untuk Kegiatan Air
Minum dan Sanitasi;
4) melakukan fasilitasi penyelenggaraan kerja-sama antar desa dan/atau kerja-sama
desa dengan pihak ketiga;
5) melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap proses dan pelaksanaan Kerja-sama
Desa untuk Kegiatan Air Minum dan Sanitasi;
6) mengawasi pengelolaan Keuangan Desa dan pendayagunaan Aset Desa yang
dipergunakan untuk melakukan Kerja-sama Desa untuk Kegiatan Air Minum dan
Sanitasi;
7) melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Kerja-sama Desa untuk
Kegiatan Air Minum dan Sanitasi;
8) menyelenggarakan Pendidikan dan pelatihan bagi Kepala Desa dan perangkat
Desa, Badan Permusyawaratan Desa, Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air
Minum dan Sanitasi dan Badan Kerja-sama Antar Desa terkait Kerja-sama Desa
untuk Kegiatan Air Minum dan Sanitasi;
9) memberikan penghargaan atas prestasi Kepala Desa dan perangkat Desa, Badan
Permusyawaratan Desa, Kelompok Penngelola Sarana Air Minum dan sanitasi
dan Badan Kerja-sama Antar Desa terkait Kerja-sama Desa untuk Kegiatan Air
Minum dan Sanitasi; dan
10) memberikan sanksi atas penyimpangan yang dilakukan oleh Kepala Desa terkait
penyelenggaraan Kerja-sama Desa untuk Kegiatan Air Minum dan Sanitasi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

4.2.4. Kecamatan

Bupati/Wali Kota dapat melimpahkan pembinaan dan pengawasan Kerja-sama Desa


untuk Kegiatan Air Minum dan Sanitasi kepada Camat, dengan kegiatan sebagai
berikut:

1) melakukan fasilitasi penyelenggaraan Kerja-sama Desa untuk Kegiatan Air


Minum dan Sanitasi baik kerja-sama antar desa dan/atau kerja-sama desa dengan
pihak ketiga;
2) melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap proses dan pelaksanaan Kerja-sama
Desa untuk Kegiatan Air Minum dan Sanitasi;
3) mengawasi pengelolaan Keuangan Desa dan pendayagunaan Aset Desa yang
dipergunakan untuk melakukan Kerja-sama Desa untuk Kegiatan Air Minum dan
Sanitasi;
4) melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Kerja-sama Desa untuk
Kegiatan Air Minum dan Sanitasi; dan
5) memberikan sanksi atas penyimpangan yang dilakukan oleh Kepala Desa terkait
penyelenggaraan Kerja-sama Desa untuk Kegiatan Air Minum dan Sanitasi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PETUNJUK
PELAKSANAAN KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR 3
2020

PETUNJUK PELAKSANAAN
3 KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR MINUM DAN
PAMSIMAS
Lampiran 1: Contoh Surat Pernyataan Hibah Sarana Air Minum dan Sanitasi
kepada Pemerintah Desa

SURAT PERNYATAAN HIBAH

Yang bertanda tangan di bawah ini masing-masing:


I. Nama : ……………………………………………………………………..
Tempat, tanggal lahir : ……………………………………………………………………..
Jabatan : Ketua KKM Desa ………………………………………………..
Alamat : ……………………………………………………………………..
dan
II. Nama : ……………………………………………………………………..
Tempat, tanggal lahir : ……………………………………………………………………..
Jabatan : Ketua KPSPAMS Desa …………………………………………
Alamat : ……………………………………………………………………..
Keduanya bertindak atas nama masyarakat anggota Kelompok Kerja Masyarakat penerima
hibah/BLM Program Pamsimas untuk pembangunan sarana air minum dan sanitasi desa…….,
selaku Pemberi Hibah selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA

III. Nama : ……………………………………………………………………..


Tempat, tanggal lahir : ……………………………………………………………………..
Jabatan : Kepala Desa ………………………………………………..
Alamat : ……………………………………………………………………..
Bertindak atas nama Pemerintah Desa………, sebagai Penerima Hibah selanjutnya disebut
PIHAK KEDUA

1. Dengan ini Pihak Pertama menghibahkan sarana air minum dan sanitasi kepada Pihak Kedua
yang terdiri dari:
a. (diisi sesuai daftar aset yang dihibahkan)
b. (diisi sesuai daftar aset yang dihibahkan)
c. (diisi sesuai daftar aset yang dihibahkan)

2. Bahwa Pihak Pertama telah menyerahkan sarana air minum dan sanitasi sesuai aset tertulis
di atas sebagai obyek hibah dan Pihak Kedua mengaku telah menerima aset tersebut.

3. Bahwa sarana yang menjadi obyek hibah tersebut, selanjutnya menjadi milik desa dan Pihak
Kedua akan mencatatkan dalam Buku Aset Desa.

4. Bahwa untuk selanjutnya Pihak Kedua berkewajiban untuk melakukan pengelolaan, pemeliharan
dan pengembangan sarana air minum dan sanitasi tersebut.

5. Ketentuan lainnya………………………………………………………………………………..

6. Ketentuan lainnya ……………………………………………………………………………….

5. Bahwa hibah ini dilakukan dengan akal sehat tanpa ada paksaan, penipuan dan kekhilapan dari
para Pihak.

PETUNJUK
PELAKSANAAN KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR 3
2020
Demikian Surat Pernyataan Hibah dibuat untuk dapat dipegunakan sebagaimana mestinya

………….,… Maret 2020


Pihak Pertama, Pihak Kedua,
Ketua KKM Ketua KPSPAMS Kepala Desa,

(Materai Rp. 6000,-)

(Nama dan Tanda Tangan) (Nama dan Tanda Tangan) (Nama dan Tanda Tangan)

Saksi Pihak Pertama: Saksi Pihak Kedua:

1. (Nama dan Tanda Tangan) 1. (Nama dan Tanda Tangan)

2. (Nama dan Tanda Tangan) 2. (Nama dan Tanda Tangan)

3. (Nama dan Tanda Tangan) 3. (Nama dan Tanda Tangan)

4. (Nama dan Tanda Tangan) 4. (Nama dan Tanda Tangan)

5. (Nama dan Tanda Tangan) 5/ (Nama dan Tanda Tangan)

PETUNJUK PELAKSANAAN
3 KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR MINUM DAN
PAMSIMAS
Lampiran 2: Contoh Peraturan Desa tentang Pembentukan Kelompok Pengelola
Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi

KEPALA DESA …………………….


KABUPATEN …………………………………

PERATURAN DESA …………………..


NOMOR …………………………………..

TENTANG

PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA – KELOMPOK PENGELOLA


SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA....................................................,

Menimbang : a. bahwa lembaga kemasyarakatan Desa- Pengelola Sarana Air Minum Dan
Sanitasi dibentuk atas prakarsa pemerintah Desa dan masyarakat yang
merupakan wadah partisipasi masyarakat Desa sebagai mitra pemerintah
Desa dalam pengelolaan sarana air minum dan sanitasi milik desa;
b. bahwa ……… dan selanjutnya.
c. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a dan huruf b diatas, perlu
menetapkan Peraturan Desa tentang Pembentukan Lembaga
Kemasyarakatan Desa - Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air
Minum dan Sanitasi.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan


Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234);
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5495);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor
43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5717);

PETUNJUK
PELAKSANAAN KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR 3
2020

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016 tentang


Kewenangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
1037);
6. Peraturan Daerah ……….
7. Dst ………..

Dengan Kesepakatan Bersama

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA ……………….

dan

KEPALA DESA ……………….

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DESA TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA


KEMASYARAKATAN DESA - KELOMPOK PENGELOLA SISTEM
PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan :
1. Desa adalah Desa ……………. Kecamatan ……………….
Kabupaten ……………..
2. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
3. Pemerintah Desa adalah kepala Desa dibantu perangkat Desa sebagai
unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
4. Kepala Desa adalah Kepala Desa …………… yang mempunyai
wewenang, tugas dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga
Desanya dan melaksanakan tugas dari Pemerintah dan Pemerintah
Daerah.
5. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah
lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya
merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah
dan ditetapkan secara demokratis.
6. Dusun adalah bagian wilayah dalam desa yang merupakan lingkungan
kerja pelaksanaan pemerintahan Desa.
7. Lembaga Kemasyarakatan Desa adalah lembaga yang dibentuk oleh
masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah
Desa dalam memberdayakan masyarakat.
8. Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi yang
selanjutnya disingkat KPSPAMS adalah kelompok yang dibentuk oleh
Pemerintah Desa untuk mengelola sarana air minum dan sanitasi milik desa.
9. Dan seterusnya………

PETUNJUK PELAKSANAAN
4 KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR MINUM DAN
PAMSIMAS

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2
Lembaga Kemasyarakatan Desa - Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan
Air Minum dan Sanitasi dibentuk dengan maksud:
a. Sebagai upaya untuk memberikan pelayanan kebutuhan dasar masyarakat
desa terhadap kebutuhan air minum dan sanitasi;
b. sebagai upaya untuk meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas
pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan;
c. sebagai upaya untuk menggalakkan partisipasi seluruh potensi swadaya
masyarakat yang dapat melibatkan seluruh komponen yang ada dalam
mensejahterakan masyarakat; dan
d. sebagai upaya dalam rangka perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian
pembangunan yang bertumpu pada masyarakat.

Pasal 3
Lembaga Kemasyarakatan Desa - Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan
Air Minum dan Sanitasi dibentuk dengan untuk mempercepat terwujudnya
kesejahteraan masyarakat melalui:
a. peningkatan pelayanan masyarakat terkait air minum dan sanitasi;
b. peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan;
c. pengembangan kemitraan;
d. pemberdayaan masyarakat; dan
e. pengembangan kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
masyarakat setempat.
(Silahkan disesuaiakan lagi menurut kondisi desa setempat)

BAB III

LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA - KELOMPOK PENGELOLA


SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI

Pasal 4
(1) Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi untuk
selanjutnya disebut KPSPAMS merupakan salah satu Lembaga
Kemasyarakatan Desa;
(2) KPSPAMS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk atas prakarsa
Pemerintah Desa dan/atau masyarakat melalui musyawarah dan mufakat.

Pasal 5
(1) KPSPAMS mempunyai tugas membantu Pemerintah Desa dalam
pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan
pemberdayaan masyarakat terkait air minum dan sanitasi.
(2) Uraian Tugas KPSPAMS mempunyai tugas membantu dalam membantu
Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) antara lain :
a. membantu memberikan pelayanan penyediaan air minum dan sanitasi
dasar kepada masyarakat;
b. mengelola, memelihara dan mengembangkan sarana air minum dan
sanitasi milik desa
c. dan seterusnya …………………..

PETUNJUK
PELAKSANAAN KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR 4
2020
Pasal 6
KPSPAMS dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
mempunyai fungsi:
a. pendataan pemanfaat/pelanggan dan pelayanan administrasi;
b. mengelola sarana air minum dan sanitasi milik desa
c. memelihara sarana air minum dan sanitasi milik desa;
d. mengembangkan sarana air minum dan sanitasi milik desa;
e. penggerak swadaya gotong royong dan partisipasi masyarakat dalam
bentuk iuran atas pemakaian air minum sesuai kesepakatan yang ditetapkan
dalam Musyawarah Desa.
f. Dan seterusnya ………………

Pasal 7
(1) Pengurus KPSPAMS dipilih secara musyawarah mufakat dari dan oleh
anggota masyarakat melalui Musyawarah Desa.
(2) Dalam hal musyawarah mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tidak menghasilkan kesepakatan, maka pemilihan pengurus
KPSPAMS dapat dilakukan pemilihan langsung melalui pemungutan suara.
(3) Pemilihan pengurus KPSPAMS sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat difasilitasi oleh Pemerintah Desa.
(4) Susunan pengurus RT terdiri dari :
a. ketua;
b. sekretaris;
c. bendahara; dan
d. seksi-seksi.
(5) Seksi-seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf d, dibentuk sesuai
dengan kebutuhan.
(6) Hasil pemilihan pengurus KPSPAMS sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) dituangkan dalam Berita Acara.
(7) Pengurus KPSPAMS terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
ditetapkan oleh Kepala Desa.

Pasal 8
Syarat untuk dapat dipilih sebagai pengurus KPSPAMS sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat (4) antara lain:
a. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. setia dan taat terhadap Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 serta Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
c. penduduk desa setempat, minimal telah berdomisili 6 (enam) bulan berturut-
turut di Desa;
d. warga negara Republik Indonesia berusia paling rendah 20 (dua puluh)
tahun atau telah/pernah menikah;
e. berpendidikan minimal lulus Sekolah Dasar (SD) dan/atau sederajat;
f. bukan perangkat Desa;
g. berkelakuan baik, jujur, adil, cakap dan berwibawa;
h. bebas narkoba;
i. sehat jasmani dan rohani; dan
j. tidak pernah dihukum penjara karena melakukan tindak pidana
kejahatan dengan hukuman penjara paling singkat 5 (lima) tahun.

PETUNJUK PELAKSANAAN
4 KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR MINUM DAN
PAMSIMAS
Pasal 9
(1) Setiap pengurus KPSPAMS mempunyai hak: a.
……………
b. ……………
c. ……………..
(2) Setiap pengurus KPSPAMS mempunyai kewajiban: a.
…………..
b. ………………
c. …………….
(3) Setiap pengurus KPSPAMS dilarang: a.
………….
b. …………….
c. ……………….

Pasal 10
Masa Bhakti Pengurus KPSPAMS adalah selama 3 (tiga) tahun terhitung
sejak pengangkatan dan dapat dipilih kembali untuk periode berikutnya.

BAB IV

PEMBERHENTIAN

Pasal 11
(1) Pengurus KPSPAMS berhenti karena :
a. meninggal dunia;
b. permintaan sendiri; dan
c. diberhentikan.
(2) Pengurus KPSPAMS diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c, karena :
a. berakhir masa kepengurusannya;
b. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau
berhalangan tetap secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan;
c. tidak lagi memenuhi syarat sebagai pengurus KPSPAMS; dan/atau
d. melanggar larangan dan/atau kewajiban.
(3) Pemberhentian pengurus KPSPAMS sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.

BAB V

TATA KERJA

Pasal 12
(1) Tata kerja KPSPAMS mengacu dan berpedoman pada aturan- aturan
internal yang telah ditetapkan melalui Musyawarah Desa.
(2) Di samping aturan atau kaidah internal sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dalam melaksanakan tugas, fungsi dan kewajibannya, KPSPAMS
berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang mengaturnya.
(3) KPSPAMS dalam menjalankan tata kerjanya di samping mendasarkan
pada ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), juga
harus merujuk pada peraturan perundang-

PETUNJUK
PELAKSANAAN KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR 4
2020

undangan lainnya yang berlaku dan menghormati etika serta nilai- nilai
budaya yang hidup, tumbuh dan berkembang di masyarakat.

BAB VI

HUBUNGAN KERJA

Pasal 13
(1) Hubungan kerja KPSPAMS dengan Pemerintahan Desa bersifat
kemitraan, konsultatif dan koordinatif.
(2) Hubungan kerja KPSPAMS dengan Lembaga Kemasyarakatan lainnya
di desa bersifat koordinatif dan konsultatif.
(3) Hubungan kerja KPSPAMS dengan pihak ketiga di desa bersifat
kemitraan.

BAB VII

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 14
Pemerintah Desa wajib membina dan mengawasi Lembaga
Kemasyarakatan Desa.

BAB VIII

PENDANAAN

Pasal 15
Pendanaan KPSPAMS dapat bersumber dari :
a. iuran anggota/pemanfaat air minum;
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;
c. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
d. bantuan Pemerintah;
e. bantuan Pemerintah Provinsi....................................; dan
f. bantuan lain yang sah menurut hukum dan tidak mengikat.

BAB IX

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 16
Pada saat Peraturan Desa ini mulai berlaku, pengurus KPSPAMS yang ada
sebelumnya dinyatakan demisioner.

BAB X

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 17
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Desa ini sepanjang
mengenai teknis pelaksanaannya diatur lebih lanjut dalam Peraturan Kepala
Desa.

PETUNJUK PELAKSANAAN
4 KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR MINUM DAN
PAMSIMAS
Pasal 18
Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Desa ini dengan penempatannya dalam Lembaran Desa
………………...

Ditetapkan di …………………………….
pada tanggal …………………………….
KEPALA DESA ………………………….

(……………………………………………)
Diundangkan di ……………………………..
pada tanggal ………………………………..
SEKRETARIS DESA..........................................,

(……………………………………………….)

LEMBARAN DESA ……………… TAHUN …………… NOMOR ……….

PETUNJUK
PELAKSANAAN KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR 4
2020
Lampiran 3: Contoh Surat Keputusan Kepala Desa Tentang Pengangkatan dan
Penetapan Kepengurusan Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air
Minum dan Sanitasi

KEPUTUSAN
KEPALA DESA ………………………………
NOMOR : ……………………………………

TENTANG

PENGANGKATAN DAN PENETAPAN


PENGURUS KELOMPOK PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN
SANITASI (KPSPAMS)
DESA ……………………. KECAMATAN …………………………
KABUPATEN ……………………………..

KEPALA DESA....................................,

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan kemampuan Pemerintah Desa dalam


menyelenggarakan Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan
serta pengembangan Potensi dan kekayaan desa guna meningkatkan
kesejahteraan Masyarakat melalui pelayanan air minum dan sanitasi,
didirikan dan di bentuk Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air
Minum dan Sanitasi (KPSPAMS);
b. bahwa sesuai hasil Musyawarah Desa Tanggal …………………..
tentang Pembentukan Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum
dan Sanitasi (KPSPAMS)yang dihadiri oleh semua lapisan Masyarakat;
c. bahwa untuk menunjang pelaksanaan seperti pada huruf a dan huruf b, maka
perlu membentuk Pengurus yang penetapannya melalui keputusan Kepala
Desa

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan


Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234);
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5495);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

PETUNJUK PELAKSANAAN
4 KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR MINUM DAN
PAMSIMAS

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,


Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor
43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5717);
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016 tentang
Kewenangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
1037);
6. Peraturan Daerah ……….
7. Dst ………..

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :
Pertama : Mengangkat dan Menetapkan Pengurus Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan
Air Minum dan Sanitasi (KPSPAMS) dengan susunan anggota sebagaimana
tercantum dalam Lampiran surat keputusan ini.
Kedua : Pengurus mempunyai tugas pokok dan fungsi serta hak dan kewajiban adalah
sebagaimana tertuang dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
(AD/ART).
Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila
terdapat kekeliruan didalamnya akan dilakukan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di …………………………….
pada tanggal …………………………….
KEPALA DESA ………………………….

(……………………………………………)
Tembusan disampaikan kepada Yth.:
1. Kepala Dinas PMD Kabupaten ……………………..
2. Camat ………………………………………………….
3. Ketua BPD Desa ………………………………………
4. Yang bersangkutan
5. Arsip

PETUNJUK
PELAKSANAAN KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR 4
2020
Lampiran :

KEPUTUSAN KEPALA DESA ……………………


NOMOR : ...........................................
TANGGAL : ……………………………………….
TENTANG
PENGANGKATAN DAN
PENETAPAN
PENGURUS KELOMPOK PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN
SANITASI (KPSPAMS)
DESA ........................ KECAMATAN ..........................
KABUPATEN .................................

No. Posisi/Jabatan Nama Personil


1. Ketua
2. Sekretaris
3. Bendahara
4. Seksi Teknis
5. Seksi Penagihan
6. Seksi ...............
(sesuai kebutuhan

Kepala Desa.................................,

( ......................................................)

PETUNJUK PELAKSANAAN
4 KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR MINUM DAN
PAMSIMAS
Lampiran 4: Contoh Peraturan Bersama Kepala Desa

SALINAN SESUAI
ASLINYA

DENGAN SEDIKIT
PERBAIKAN PADA KAIDAH

KABUPATEN PESAWARAN
PERATURAN BERSAMA
KEPALA DESA HANURA DAN KEPALA DESA
CILIMUS NOMOR 4 TAHUN 2015
NOMOR 4 TAHUN 2015

TENTANG
PELESTARIAN SUMBER MATA AIR
SERTA PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN AIR BERSIH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA DESA HANURA DAN KEPALA DESA CILIMUS

Menimbang : a. Bahwa Sumber Daya Air merupakan Potensi Kekayaan Alam yang
perlu dikelola dengan baik agar bermanfaat untuk hajat hidup
masyarakat sekitar;
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada hurup a
maka dipandang perlu untuk membuat Peraturan Bersama Kepala Desa
Hanura dan Kepala Desa Cilimus tentang Pelestarian Sumber Mata
Air serta Pengelolaan dan
Pemanfaatan Air Minum.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber
Daya Alam hayati dan ekositemnya Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1990 Nomor 49 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia 3419);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan
dan pengelolaan Lingkungan hidup (Lembaran Negara Republik

PETUNJUK
PELAKSANAAN KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR 4
2020

Indonesia Tahun 2009 Nomor 140 Tambahan Lembaran Negara


Republik Indonesia 5059);
3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 3889);
4. Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (
Lembaran Negara RI Tahun 2004 nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara RI Nomor 4438 );
5. Undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indoesia; Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
pelaksanaan undang- undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539).
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Peraturan Desa;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 tahun 2014 tentang
Pedoman Pembangunan Desa;
9. Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 3 Tahun 2006 Tentang
Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Lingkungan (Lembaran Daerah
Provinsi lampung Tahun 2006 Nomor 3 Tambahan Lembaran Provinsi
Lampung Nomor 298);
10. Peraturan Bersama Kepala Desa Hanura Nomor 1 Tahun 2015 Dan
Kepala Desa Hurun Nomor 1 Tahun 2015 Dan Kepala Desa Cilimus
Nomor 1 Tahun 2015 Dan Kepala Desa Sidodadi 1 Tahun 2015 Dan
Kepala Desa Muncak Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Kerjasama Antar
Desa Di Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran

KEPALA DESA HANURA DAN KEPALA DESA CILIMUS


MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BERSAMA KEPALA DESA TENTANG PELESTARIAN


SUMBER MATA AIR SERTA PENGELOLAAN DAN
PEMANFAATAN AIR BERSIH.

PETUNJUK PELAKSANAAN
5 KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR MINUM DAN
PAMSIMAS
BAB I
KETENTUAN
UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bersama ini yang dimaksud dengan:
1. Kecamatan adalah kesatuan wilayah kerja Camat dalam susunan tata kerja perangkat daerah
kabupaten;
2. Camat adalah fasilitator pelaksanaan kerja sama antar Desa ataupun kerja sama Desa dengan
pihak ketiga;
3. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa,
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
4. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
5. Pemerintah Desa adalah kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa;
6. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain, yang selanjutnya disebut
BPD adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan
wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis;
7. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara Badan
Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh
Badan Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang bersifat strategis;
8. 8. Musyawarah Antar Desa untuk selanjutnya disingkat MAD adalah Forum Musyawarah para
wakil desa yang ditetapkan sebagai anggota BKAD Kecamatan Teluk Pandan berkedudukan di
tingkat kecamatan dan atau antar-Desa, berperan sebagai lembaga tertinggi dalam setiap
pengambilan keputusan sekaligus pemegang kekuasaan tertinggi dalam menetapkan arah
kebijakan pengelolaan kegiatan kerjasama antar Desa;
9. Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan
masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan,
kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan,
dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat
Desa;

PETUNJUK
PELAKSANAAN KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR 5
2020
BAB II
PENJAGAAN DAN PELESTARIAN
Bagian Kesatu Penjagaan
Pasal 2
(1) Sumber – sumber Mata air yang terdapat di wilayah Desa Cilimus harus di jaga kelestarian dari
kerusakan, pencemaran yang diakibatkan oleh manusia ataupun yang lainnya.
(2) Sumber – sumber Mata air tersebut tidak dapat dimiliki secara pribadi/ individu melainkan
menjadi milik masyarakat bersama untuk di manfaatkan bersama pula.
(3) Sumber-sumber Mata air ataupun saluran perpipaan yang sudah rusak diperbaiki secara gotong-
royong.

Bagian Kedua
Pelestarian
Pasal 3
(1) Melestarikan sumber mata air menjadi tanggung-jawab seluruh komponen masyarakat Desa
Hanura dan masyarakat Desa Cilimus.
(2) Melestarikan sebagaimana dimaksud pada pasal 3 ayat 1 diatas adalah mengawasi dari
pembakaran, penebangan hutan di sekitar mata air serta menanami kembali pohon-pohon
pelindung.
Pasal 4
Pelayanan
(1) Setiap warga Desa Hanura dan Desa Cilimus mempunyai hak yang sama untuk dilayani kebutuhan
air minumnya sesuai dengan Debit air yang terdapat di wilayah Dusun masing- masing.
(2) Kelompok Pemakai Air / Badan pengelola dan Pemerintah Desa harus memberikan pelayanan
yang sama bagi segenap lapisan masyarakat terutama yang masuk anggota Pokmair.
(3) Apabila ada kelompok, perorangan yang punya hajat keluarga / kematian dan ingin menggunakan
air minum yang butuh banyak, maka terlebih dahulu harus disampaikan ke Pemerintah Desa untuk
mengatur sistem pembagian.

Pasal 5
(1) Pemakai sarana air minum tidak boleh mengadakan pengembangan jaringan tanpa adanya
persetujuan dari pengurus yang ditugaskan/ ditetapkan oleh Pemerintah Desa.
(2) Pengembangan dilaksanakan jika memenuhi persyaratan seperti:
a. kemampuan / debit air memungkinkan untuk di kembangkan;
b. anggota masyarakat yang betul-betul kesulitan tentang kebutuhan air minum dan tidak
memungkinkan membuat sumur gali;
c. ada kesanggupan / kesiapan dana swadaya masyarakat.

PETUNJUK PELAKSANAAN
5 KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR MINUM DAN
PAMSIMAS
(3) Pemakai sarana air bersih baik orang / lembaga / kelompok tidak boleh melubangi pipa/ merusak
pipa jaringan tersier.

BAB III
SISTEM PENGELOLAAN
Pasal 6
(1) Sistem pengelolaan sarana dan prasarana air bersih dilaksanakan oleh Lembaga Desa yaitu:
a. Kelompok Pemakai Air ( Pokmair )
b. Lembaga ( Pokmair ) bernaung di bawah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM
(2) Segala bentuk Administrasi dan bentuk keuangan dan lainnya langsung di kelola oleh Pengurus.
(3) Pertanggungjawaban kaitannya dengan Pokmair akan dilaksanakan oleh Pengurus Kapada
Musyawarah Anggota pada setiap tahunnya.

BAB IV
KEPENGURUSAN
Pasal 7
(1) Kepengurusan Pokmair Desa Hanura dan Desa Cilimus di bentuk berdasarkan / melalui
Musyawarah Antar Desa ( MAD ).
(2) Masa jabatan Pengurus Pokmair berakhir selama 2 ( dua ) tahun dan dapat di pilih kembali selama
masih memenuhi persyaratan dan yang bersangkutan masih bersedia.

BAB V
SANKSI
Bagian Kesatu Masyarakat
Pasal 8
(1) Setiap orang / anggota masyarakat yang di lihat/ di jumpai berikut barang bukti melangggar pasal
5 ayat 1 maka di kenakan denda sebesar Rp. 150.000 ( Seratus lima puluh ribu rupiah ).
(2) Setiap orang / anggota masyarakat yang di lihat / di jumpai melakukan pelanggaran pasal 5 ayat 3
maka di kenakan denda sebesar Rp. 250.000 (Dua Ratus lima Puluh ribu rupiah).
(3) Bagi orang / anggota Kelompok yang tidak ikut bergotong-royong dalam perbaikan jaringan
perpipaan akan di kenakan denda sebesar Rp. 25.000 ( Dua puluh lima ribu rupiah ).

PETUNJUK
PELAKSANAAN KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR 5
2020
Bagian Kedua
Pengurus Pasal
9
(1) Bagi orang / oknum yang termasuk di dalam Pemerintah Desa atau pengurus Badan pengelola /
Pokmair yang di dapati berikut barang bukti dan saksi-saksi menyalahgunakan wewenangnya
untuk melakukan pungutan, diskriminatif / membeda-bedakan di luar aturan maka akan di
berhentikan dari jabatannya.
(2) Bagi orang / oknum yang di maksud pasal 9 ayat 1 diatas, tidak mentaati sanksi / denda maka akan
di proses melalui aturan yang berlaku.

BAB VI
IURAN AIR
MINUM
Pasal 10
(1) Setiap anggota pokmair wajib membayar iuran air bersih sebesar Rp. 4000/bulan
(2) Iuran yang dimaksud pasal 10 ayat 1 diserahkan kepada pekasih Dusun paling lambat tanggl 30
pada bulan yang bersangkutan.
(3) Bagi yang tidak membayar sampai lewat 15 ( Lima belas ) hari maka akan dilakukan pemutusan
sementara jaringan ke rumah yang bersangkutan sampai pembayaran di lunasi.
(4) Bagi Pekasih Dusun yang tidak menyetor iuran air minum dari masing-masing anggota berturut
turut selama 3 ( tiga ) bulan maka akan dilaksanakan pemutusan jaringan/ penutupan jaringan ke
Dusun tersebut.

BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 11

Dengan berlakunya Peraturan Desa ini, maka semua ketentuan / peraturan mengenai pengelolahan dan
pemanfaatan Sumber Air Bersih yang bertentangan dengan Peraturan Bersama Kepala Desa ini di
nyatakan tidak berlaku.
Pasal 12
Hal - hal yang belum di atur dalam perdes ini sepanjang mengenai pelaksanaannya di tetapkan oleh
Peraturan Kepala Desa Hanura dan Peraturan kepala Desa Cilimus.
Pasal 13
Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal di tetapkan, agar setiap orang dapat mengetahui,
memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini dalam Lembaran Desa dan Berita Desa oleh
Sekretaris Desa.

PETUNJUK PELAKSANAAN
5 KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR MINUM DAN
PAMSIMAS
Ditetapkan di : HANURA
Pada Tanggal : 29 SEPTEMBER 2015
1. Kepala Desa Hanura 2. Kepala Desa Cilimus

dtt
dtt
AHMAD YANI
CHODRI CAHYADI

Diundangkan di : HANURA Diundangkan : CILIMUS


Pada Tanggal : 29 SEPTEMBER 2015 Pada Tanggal : 29 SEPTEMBER 2015
SEKRETARIS DESA HANURA SEKRETARIS DESA CILIMUS

Dtt Dtt

AGUS GUNTORO TAUFIK FEBRIANTO

Lembaran Desa Hanura Tahun 2014 Nomor 07


Lembaran Desa cilimus Tahun 2014 Nomor 03

PETUNJUK
PELAKSANAAN KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR 5
2020
Lampiran 5: contoh Perjanjian Bersama dengan pihak Ketiga

SURAT PERJANJIAN BERSAMA


Nomor: ………………………..……

Pada hari ini ……………. Tanggal ………………. bulan ……….. tahun......................yang bertanda
tangan di bawah ini:

1. Nama : ………………………………….
Jabatan : Kepala Desa …………Kecamatan ………………… Kabupaten …………
Alamat : ……………………………………………………………………………
Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU

2. Nama : …………………………………………………………………………..
Jabatan : Ketua KPSPAMS Desa................(atas nama penyedia barang/jasa)
Alamat : …………………………………………………………………………..
Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA

Selanjutnya PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA menyatakan setuju/sepakat melakukan kerjasama
dengan ketentuan sebagai berikut :

PASAL 1
RUANG LINGKUP KERJASAMA

PIHAK KEDUA harus melaksanakan dan menyelesaikan pengadaan barang (bahan/alat)/ dan jasa sesuai
dengan spesifikasi dan volume yang disyaratkan, berupa:
 Penyediaan dan pengangkutan bahan sampai d lokasi kegiatan;
 Penyediaan peralatan, mobilisasi/demobilisasi peralatan, penyediaan tenaga operator peralatan
di lapangan.
 Pengerjaan pemasangan pipa/sumur/sanitasI
 ..................................................................
untuk pelaksanaan pekerjaan :
a. Nama kegiatan : ........................................................
b. Lokasi : ........................................................

PASAL 2
DOKUMEN PERJANJIAN KERJA SAMA

Dokumen perjanjian kerja sebagaimana ditentukan dibawah ini harus dibaca serta merupakan bagian
dari perjanjian kerja ini, yaitu:
(1) Surat perjanjian kerjasama pengadaan barang (bahan/jasa)
(2) Syarat-syarat umum perjanjian kerjasama
(3) Spesifikasi teknik
(4) Dokumen penawaran dan lampiran-lampirannya, khususnya :
(i) Jadwal pelaksanaan pekerjaan;
(ii) Kuantitas dan penawaran biaya;
(iii) Spesifikasi pekerjaan;
(iv) Gambar-gambar dan Adendum, (bila ada).

PETUNJUK PELAKSANAAN
5 KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR MINUM DAN
PAMSIMAS
PASAL 3
MASA PERJANJIAN KERJA

Pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dinyatakan dalam perjanjian ini akan dilaksanakan selama
................. (.................... hari kalender kerja), terhitung sejak tanggal surat perjanjian ini ditandatangani
oleh kedua belah pihak.

PASAL 4
JUMLAH NILAI PERJANJIAN KERJA

Nilai perjanjian kerja untuk pekerjaan yang tertuang didalam pasal (1) surat perjanjian ini, bersifat
lumpsum untuk seluruh pekerjaan sebagaimana dicantumkan dalam dokumen penawaran pekerjaan
dari penyedia barang/jasa bersangkutan, sebesar: Rp....................(........
............................. Rupiah)

PASAL 5
CARA PEMBAYARAN dan PENYERAHAN PEKERJAAN

1. Seluruh pelaksanaan pembayaran pekerjaan tersebut dalam pasal (1) surat perjanjian ini bisa
dilaksanakan melalui Rekening Bank Penyedia Barang/jasa oleh pihak Pertama dan dinyatakan dengan
Berita Acara Pembayaran;
2. Pembayaran berikutnya akan dilaksanakan setelah bahan/alat/pekerjaan*) diterima atau dilaksanakan
oleh pihak pertama dilokasi proyek;
3. Apabila pihak Pertama menghendaki penyerahan bahan/alat*) atau pelaksanaan pekerjaan tidak
dilaksanakan secara sekaligus tetapi secara bertahap sesuai kebutuhan pekerjaan pihak pertama maka
cara pembayaran akan dilaksanakan secara bertahap sesuai nilai tahapan penyerahan pekerjaan.
4. Rincian volume dan waktu penyerahan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam tahap penyerahan
pekerjaan pada pasal 5.3 diatas, akan diberitahukan kemudian oleh pihak Pertama kepada pihak
Kedua secara tertulis, selambat-lambatnya 5 (lima) hari kalender sebelum batas waktu penyerahan
bahan/alat*) yang dikehendaki oleh pihak Pertama.

PASAL 6
SANKSI

1. Apabila terjadi keterlambatan pekerjaan akibat dari kelalaian penyedia barang/jasa, maka yang
bersangkutan dikenakan denda keterlambatan sekurang-kurangnya 1/1000 (satu perseribu) per hari
dari nilai kontrak, dan akan diperhitungkan pada saat pembayaran kepada Pemasok;
2. Keterlambatan yang diakibatkan karena adanya force majeure/kahar maka pihak penyedia barang/jasa
tidak dikenakan denda selama ada pembuktian secara tertulis dan syah oleh pihak penyedia
barang/jasa. Kejadian tersebut harus dilaporkan kepada Pelaksana Kegiatan selambat-lambatnya 3
(tiga) hari setelah adanya kejadian dimaksud.
3. Keadaan kahar/force majeure adalah suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para pihak
seperti : kerusuhan, bencana alam (banjir, gempa bumi, badai, gunung meletus, tanah longsor, dan
angin topan), kebakaran, sehingga kewajiban yang ditentukan dalam kontrak tidak dapat dipenuhi.
4. Pihak Pertama berhak memutuskan/membatalkan kontrak kerja dengan Pihak Kedua dan mengalihkan
kepada Pihak lain tanpa terlebih dahulu memberitahukan kepada Pihak

PETUNJUK
PELAKSANAAN KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR 5
2020
Kedua, apabila Pihak Kedua tidak melaksanakan pekerjaan dalam waktu 16 (enam belas) hari
kalender sejak ditandatanganinya perjanjian ini dan atau sejak disampaikannya pemberitahuan
tertulis sebagaimana dimaksud pada pasal 5.4 diatas

..............................., ....................... 20 ......


PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,
Kepala Desa……….. Ketua KPSPAMS…………….

(………………………………) (………………………………..)

Mengetahui Camat
………………..

(…………………………………)

PETUNJUK PELAKSANAAN
58 KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR MINUM DAN
PAMSIMAS2018

Lampiran 6: Lembar/Format Skala Prioritas Pembangunan Desa

LEMBAR/FORMAT SKALA PRIORITAS PEMBANGUNAN DESA

Tersedia
Dirasakan Sangat Menghambat Potensi
Sering
No Bidang Masalah oleh Banyak Parah dan Peningkatan untuk Jumlah Nilai Peringkat
Terjadi
Orang Mendesak Pendapat Memecahka
n
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

PETUNJUK PELAKSANAAN
5
2018
Penjelasan Isi Kolom
1. Nomor Urut
2. Bidang : 4 bidang kewenangan desa (Bidang Pemerintahan Desa, Bidan Pembangunan Desa, Bidang
Kelembagaan Desa, dan Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa)
3. Masalah: masalah yang berasal dari alat-alat pengkajian keadaan desa yang telah disusun atau
dikelompokan.
4. Kolom 4-8 adalah kolom kriteria atau dasar-dasar penilaian yang dijadikan ukuran.
5. Dirasakan oleh orang banyak, artinya berapa banyak yang merasakan adanya masalah. Semakin banyak
orang yang merasakan masalah tersebut maka nilainnya semakin tinggi dan sebaliknya.
6. Sangat parah, artinya makin parah masalah itu untuk dipecahkan maka nilainya makin tinggi.
7. Menghambat peningkatan pendapatan, artinya makin menghambat peningkatan pendapatan masyarakat
maka nilanya makin tinggi.
8. Sering terjadi, artinya semakin sering terjadi masalah tersebut pada satu wilayah maka niainnya makin
tinggi.
9. Tersedia potensi untuk memecahan masalah, artinya makin tersedia potensi yang mendukung pemecahan
masalah tersebut maka makin tinggi nilainya.
10. Jumlah nilai, yaitu skor dari masing-masing masalah dari beberapa kriteria atau ukuran yang
merupakan akumulasi kolom 4-8.
11. Prioritas atau peningkatan, yaitu urutan atau peringkat masalah semua jumlah nilai. Makin tinggi
peringkatnya maka makin tinggi nilainya.

Cara Pengisian Formulir:

1. Kolom 1 : Diisi dengan nomer urut.


2. Kolom 2 : Diisi bidang, dari 4 bidang kewenangan desa.
3. Kolom 3 : Diisi dengan masalah yang telah ditemukan berdasarkan pengelompokkan
masalah.
4. Kolom 4-8 : Diisi nilai skordengan interval 1-5 pada setiap ukuran kriteria secara
musyawarah
5 Kolom 9 : Diisi dengan jumlah nilai dari setiap masalah berdasarkan penilaian setiap
kriteria/ukuran (akumulasi kolom 4-8)
6. Kolom 10 : Diisi urutan peringkat dengan angka bila jumlah nilai paling tinggi dan
seterusnya sampai urutan yang terendah.
Pembobotan Nilai

Untuk mengetahui besarnya nilai yang diberikan pada masing-masing kriteria. Maka perlu dilakukan
pembobotan. Hal ini dimaksutkan untuk mempermudah masyarakat dalam menilai masing-masing kriteria.
Untuk memberikan nilai, terlebih dahulu harus disepakati rentang nilai yang akan diberikan. Dalam hal ini telah
disepakati bahwa nilainya adalah antara 1-5. Nilai tersebut berarti bahwa nilai terendah adalah 1 dan nilai
tertinggi adalah 5 dengan interval sebagai berikut.

Misalnya pada kriteria: sering terjadi.

Nilai 5 = Sangat sering terjadi


4 = Sering terjadi
3 = Cukup sering
2 = Jarang terjadi
1 = Tidak terjadi

PETUNJUK PELAKSANAAN
6 KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR MINUM DAN
PAMSIMAS
Lampiran 7: Format Kerangka Acuan Kerja

FORMAT KERANGKA ACUAN KERJA


KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR MINUM DAN SANITASI
DESA …………….. KECAMATAN …………………. KABUPATEN …………………………

Bidang : ………………………………………………...
Sub Bidang : ………………………………………………...
Nama Kegitan : ………………………………………………...
Sasaran Kegitanan (Outcome) : ………………………………………………...
Volume dan Satuan Output : ………………………………………………...

A. Latar Belakang :
1. Dasar Hukum : ………………………………………………...
2. Gambaran Umum Kegitan : ………………………………………………...

B. Penerima Manfaat ………………………………………………...

C. Strategi Pencapaian Keluaran


1. Komponen (Aktivitas) dan Metode Pelaksanaan : ………………………….
2. Waktu Pelaksanaan Komponen (Aktivitas) : ………………………….

D. Biaya Yang Diperlukan : ………………………………………………...

Kepala Desa ………………………….

(………………………………………..)

PETUNJUK
PELAKSANAAN KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR 6
2018
Lampiran 8: Lembar Penilaian Kualifikasi Pihak Ketiga Dalam Rangka Kerjasama
Desa Untuk Kegiatan Air Minum dan Sanitasi

TIDAK
NO. URAIAN ADA KETERANGAN
ADA
I ORGANISASI
1. Memiliki Surat Pendaftaran Organisasi dari
Institusi/Pejabat yang berwenang dan masih
berlaku*)
2. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak atas
nama organisasi*)
4. Memiliki AD/ART
5. Memiliki pengurus yang aktif sekurang
kurangnya 5 (lima) orang
6. Memiliki Daftar Anggota/Pemanfaat

II ADMINISTRASI
7. Memiliki Buku Kas
8. Memiliki Rekening Bank atas nama
organisasi
9. Memiliki Daftar Aset
10. Memiliki administrasi surat menyurat

III KEGIATAN
11. Memiliki Rencana Kerja
12. Memiliki pengalaman minimal 1 (satu) tahun
mengelola sistem penyediaan air minum dan
sanitasi
13. Memiliki Daftar Hadir pertemuan pengurus
minimal 3 (tiga) kali dalam 1 tahun terakhir
14. Memiliki Daftar Hadir pertemuan anggota
minimal 1 (satu) kali dalam 1 tahun terakhir

IV PERMODALAN
15. SPAMS yang dikelola masih berfungsi baik
16. Memiliki sumber permodalan yang rutin
(iuran anggota atau lainnya)

V JEJARING / KEMITRAAN
17. Memiliki pengalaman bermitra untuk
kegiatan air minum dan sanitasi dengan
lembaga lainnya (CSR/Perbankan/NGO/
Pemda)
Jumlah
Keterangan:
1. *) Jika persyaratan ini tidak ada, maka secara otomatis gugur (tidak bisa menjadi Pihak Ketiga)
2. Jika jumlah “YA/ADA” kurang dari 10, maka organisasi tersebut dinyatakan TIDAK
LAYAK menjadi Pihak Ketiga

PETUNJUK PELAKSANAAN
6 KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR MINUM DAN
PAMSIMAS
Lampiran 9: Lembar Penilaian Proposal Pihak Ketiga

TIDAK/
NO. URAIAN YA/ADA TIDAK KETERANGAN
ADAK
I TANGGAPAN KAK/PROPOSAL
1. Memahami permasalahan yang akan
dikerjakan
2. Memiliki solusi untuk menyelesaikan
permasalahan yang akan dikerjakan

II PERSONIL/FASILITAS PENDUKUNG
3. Memiliki personal pendukung sesuai
kebutuhan pekerjaan
4. Memiliki fasilitas pendukung untuk
melaksanakan pekerjaan

PENDEKATAN, METODELOGI DAN


III
PROGRAM KERJA
5. Pendekatan dan metodelogi yang
ditawarkan memungkinkan untuk
dilaksanakan
6. Tahapan pekerjaan yang akan dilakukan
jelas
7. Memiliki target pekerjaan yang jelas dan terukur

IV JADWAL
8. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
9. Jadwal Penugasan Personal

V RENCANA ANGGARAN BIAYA


10. Rencana Anggaran Biaya tidak melampaui
biaya yang ditetapkan dalam RPJM Desa dan
RKP Desa*)
Jumlah

Keterangan:
3. *) Jika persyaratan ini tidak, maka dapat dilakukan negosiasi
4. Jika jumlah “YA/ADA” kurang dari 7, maka proposal tersebut dinyatakan TIDAK LAYAK

PETUNJUK
PELAKSANAAN KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR 6
2020
Lampiran 10: Contoh Berita Acara Musyawarah Desa

BERITA ACARA

MUSYAWARAH DESA

PERSETUJUAN KEGIATAN KERJASAMA DESA

Berkaitan dengan Rencana Kegiatan Kerja sama antar-Desa antara desa “Hanura” dengan desa
“Cilimus” untuk memanfaatkan mata air yang berlokasi di......................................Untuk
pembagunan Sarana Air Minum Pedesaan dengan sistem perpipaan, maka telah dilakukan
persetujuan oleh masyarakat melalui musyawarah desa yang telah diadakan di Desa
…………… Kecamatan ……………… Kabupaten ………………... Provinsi ...……………
dalam rangka pembahasan dan persetujuan masyarakat desa, maka pada hari ini: Hari dan

Tanggal : …………………………….………….

Jam : ………………………………………..

Tempat : ………………………………………..

yang dihadiri oleh Kepala Desa, unsur perangkat Desa, BPD, wakil-wakil kelompok masyarakat,
sebagaimana daftar hadir terlampir.

Materi yang dibahas, narasumber, notulen dan yang bertindak selaku unsur pimpinan dalam
musyawarah desa ini adalah :

A. Materi
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
B. Pimpinan Musyawarah dan Narasumber
Pemimpin Musyawarah: ………………………………….dari …………………………………

Notulis : ……………………………….. dari …………………………………

Narasumber : 1. ……………………………….dari …………………………………

2.…………….………………….dari …………………………………

3. ……………………………….dari …………………………………

Setelah dilakukan pembahasan terhadap materi, selanjutnya seluruh peserta musyawarah desa
menyepakati beberapa hal yang berketetapan menjadi kesepakatan akhir dari musyawarah Desa dalam
rangka kerjasama desa yaitu :

……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………

PETUNJUK PELAKSANAAN
6 KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR MINUM DAN
PAMSIMAS
Demikian Berita Acara ini dibuat dan disahkan dengan penuh tanggungjawab agar dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

…………….Tgl,…………………….
Mengetahui: Ketua BPD
Kepala Desa

(………………………) (………………………)
Mengetahui dan Menyetujui, Wakil

dari Peserta Musyawarah Desa

No. Nama Alamat Tanda Tangan

Catatan: ……………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………..
2020
Lampiran 11: Format Kerangka Acuan Kerja

KERANGKA ACUAN KERJA

KERJA SAMA DESA

I. PENDAHULUAN

[Menguraikan dasar kebijakan pelaksanaan kegiatan, permaslahan yang dihadapi oleh


desa sehingga kegiatan kerjasama ini diperlukan, asumsi atau solusi yang terukur yang
akan dicapai dalam kurun waktu tertentu dan lainnya]

II. MAKSUD DAN TUJUAN

[Menguraikan maksud dan tujuan pelaksanaan kegiatan kerjasama desa secara umum]

III. HASIL YANG DIHARAPKAN

[Mnguraikan rincian hasil yang diharapkan dari setiap tahapan pekerjaan yang akan
dilakukan]

IV. LINGKUP KEGIATAN

[Menguraikan dan merinci semua jenis pekerjaan dan tahapanya yang akan
dilaksanakan dalam kegiatan kerja sama desa

V. PELAKSANAAN KEGIATAN

 Waktu pelaksanaan
 Jenis kegiatan
 Kualifikasi personil/lembaga yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan
 Lainnya

VI. WAKTU PELAKSANAAN

Jangka waktu pelaksanaan kegiatan dilengkapi/dilampiri dengan jadwal kegitan

VII. ANGGARAN

Jumlah biaya dilengkapi/dilampiri dengan Rencana Anggaran Biaya yang diperlukan


untuk pelaksanaan kegiatan.

PETUNJUK PELAKSANAAN
6 KERJA-SAMA DESA UNTUK KEGIATAN AIR MINUM DAN
DIREKTOTAT JENDERAL BINA PEMERINTAHAN DESA
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK
INDONESIA TAHUN 2020

Anda mungkin juga menyukai