EKONOMI PERTANIAN
Disusun oleh :
Mutya Ayuningtias
H0420057
Disusun oleh:
Mutya Ayuningtias
H0420057
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Co–Assisten
Mengetahui,
Kepala Program Studi Agribisnis
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Ekonomi
Pertanian ini dengan baik. Laporan ini disusun guna melengkapi nilai mata kuliah
Ekonomi Pertanian. Adanya laporan ini, penulis mengharapkan dapat menambah
pengetahuan tentang Ekonomi Pertanian.
Penyelesaian dalam penyusunan laporan ini penulis dibantu oleh beberapa
pihak yang telah membimbing dan memberi masukan guna terselesainya buku
laporan ini. Ucapan terimakasih penulis disampaikan kepada :
1. Dekan Fakultas Pertanian UNS Surakarta, Bapak Prof. Dr. Samanhudi, S.P.,
M.Si., yang telah membantu dalam pengadaan praktikum ini.
2. Kepala Program Studi Agribisnis, Dr. Ir. Sri Marwanti M.S., yang telah
memberikan masukan kepada penyelenggaraan praktikum ini.
3. Dosen pengampu Mata Kuliah Ekonomi Pertanian yang telah Mengkoordinir
berjalannya Praktikum ini.
4. Co-Assisten Ekonomi Pertanian yang telah membimbing dan membantu
dalam penyusunan laporan ini
5. Orang tua penulis dan teman-teman yang telah banyak memberikan semangat
dan doa.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna.
Perubahan menuju kesempurnaan itu penting, maka dari itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna sempurnyanya laporan
ini. Akhir kata penulis mengharap laporan ini berguna bagi pembaca pada
umumnya dan penulis sendiri pada khususnya
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga Kabupaten/Kota Bangka Barat
Tahun 2018 ........................................................................................... 11
Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Menurut Umur Kabupaten/Kota Bangka Barat Tahun
2018. ..................................................................................................... 14
Tabel 3.6 Sarana Transportasi Kabupaten/Kota Bangka Barat Tahun 2018 ...... 18
Tabel 3.7 Sarana Pendidikan Kabupaten/Kota Bangka Barat Tahun 2018 ........ 19
Tabel 3.8 Sarana Kesehatan Kabupaten/Kota Bangka Barat Tahun 2018 .......... 20
Tabel 3.10 Jumlah Rumah Tangga Usaha Jasa Pertanian di Kabupaten Bangka
Barat Tahun 2013 ............................................................................... 22
Tabel 3.11 Jumlah Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha (milliar rupiah), pada Provinsi Bangka
Belitung Tahun 2018 .......................................................................... 24
Tabel 3.13 Laju Inflasi Harga Konsumen per Bulan di provinsi Bangka Belitung
Menurut Kelompok Pengeluaran Tahun 2018 ................................... 27
v
DAFTAR GAMBAR
vi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekonomi Pertanian yaitu sesuatu yang substansional dalam
pembangunan yang berupa pemenuhan kebutuhan pangan, penyediaan bahan
mentah untuk industri, penyumbang devisa Negara dan penyedia lapangan.
Potensi lahan pertanian di Indonesia saat ini bukan lagi kawasan hutan, tetapi
telah menjadi lahan pertanian atau lahan yang pernah digunakan seluas 70,2
juta ha, yang terdiri atas sawah, tegalan, pekarangan, perkebunan, padang
penggembalaan, kayu-kayuan, dan tambak/kolam. Luas lahan pertanian ini
sangat mungkin bagi Indonesia untuk mulai berdikari dalam memenuhi
kebutuhan pangan, dengan pendekatan sistem ekonomi berbasis Intelegensis
of thing yang berkelanjutan, tidak kalah dengan potensi yang dimiliki Negeri
Sejiran Setason atau Bangka Barat, yaitu salah satu wilayah bagian Bangka
Belitung, berpotensi di Sektor Pertanian, Kehutanan, Perikanan juga sektor
Industri pengolahan.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu
indicator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam
suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga
konstan, Konsumsi diartikan sebagai penggunaan barang-barang dan jasa-jasa
yang secara langsung akan memenuhi kebutuhan manusia. Konsumsi atau
lebih tepatnya pengeluaran konsumsi pribadi adalah pengeluaran oleh rumah
tangga atas barang-barang akhir dan jasa sedangkan inflasi merupakan suatu
kejadian yang menunjukkan kenaikan tingkat harga secara umum dan
berlangsung secara secara terus menerus yang diukur dengan Indeks Harga
Konsumen (IHK). Praktikum ini bertujuan untuk mengaplikasikan teori yang
dipelajari dimata kuliah ekonomi pertanian yang mengkaji potensi
perekonomian khususnya dibidang pertanian secara makro di Provinsi
Bangka Belitung yang secara teknis didukung oleh factor pendidikan, sarana
dan prasarana, sumber daya alam yang terkandung juga komoditas utama
yang dihasilkan, serta dikaji melalui PDRB (Pendapatan Domestik Regional
1
2
Bruto), tingkat konsumsi dan Inflasi. Praktikum ini juga mengkaji secara
mikro di Kabupaten/Kota di Bangka Barat yang mengacu pada data sekunder.
Pratikum ini diharapkan berguna sebagai titik acuan dalam pengembangan
potensi perekonomian dibidang pertanian suatu daerah khususnya
Kabupaten/Kota Bangka Barat dan lebih luasnya di Provinsi Bangka
Belitung, karena untuk mengembangkan dan meningkatkan potensi yang
terkandung dalam suatu daerah maka perlu dilakukan pengkajian-pengkajian
seperti hal nya praktikum ini.
B. Perumusan Masalah
Ekonomi Pertanian merupakan semua proses pengolahan hasil-hasil
pertanian yang berguna untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia
menggunakan prinsip-prinsip ekonomi. Kabupaten Bangka Barat merupakan
salah satu Kabupaten/Kota Bangka Barat di Provinsi Bangka Belitung, yang
memiliki potensi pertanian tersendiri. Berdasarkan gambaran tersebut dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana karakteristik wilayah Kabupaten/Kota Bangka Barat?
2. Bagaimana kondisi makro (potensi pertanian) pada Kabupaten/Kota
Bangka Barat?
3. Bagaimana kondisi makro yang meliputi PDRB, konsumsi dan inflasi di
Provinsi Bangka Belitung?
C. Tujuan Praktikum Ekonomi Pertanian
Perkembangan perekonomian suatu wilayah itu memiliki prospek
bidang yang bermacam-macam, tetapi dalam pemenuhan kebutuhan pokok
manusia, sektor pertanian yang memainkan peran penting. Sektor pertanian
tidak akan hilang selama manusia itu ada, karena manusia sebagai makhluk
ekonomi yang berarti manusia tidak akan pernah merasa puas dengan apa
yang diperolehnya dan selalu memenuhi kebutuhannya, untuk itu sektor
pertanian sebagai pemenuh kebutuhan pokok terus dikembangkan dan
ditingkatkan. Peningkatan tersebut akan diperoleh melalui pengkajian yang
salah satunya dilakukan melalui praktikum, untuk itu praktikum ini memiliki
tujuan :
3
A. Karakteristik Pedesaan
Desa menggambarkan suatu bentuk kesatuan masyarakat atau komunitas
penduduk yang tempat tinggal dalam suatu lingkungan dimana mereka saling
mengenal dengan baik karena corak kehidupan mereka relative homogeny
dan memiliki hubungan yang intim dan awet. Lebih jauh, desa di Indonesia
diasosiasikan dengan suatu masyarakat yang hidup secara sederhana, ikatan
social, adat dan tradisi masih kuat, sifatnya jujur dan bersahaja. Menilik
kondisi tersebut, potensi persatuan (unity) masyarakat desa lebih dapat
tumbuh subur (Lutfia,2013).
Sifat dan karakteristik desa secara umum dapat dilihat dari keadaan alam
dan lingkungan hidupnya. Suasana dan cuaca alamnya yang cerah, hamparan
sawah yang menghijau jika musim tandur dimulai dan menguning jika musim
panen tiba, dari kejauhan tampak gunung menjulang tinggi di langit biru.
Tipologi wilayah pedesaan, hampir sebagian besar masih perkampungan atau
dusun. Mata pencaharian masyarakatnya lebih dominan pada sektor
pertanian, perkebunan, peternakan, dan sejenisnya. Karakteristik
masyarakatnya masih berkaitan dengan etika dan budaya setempat, seperti
berperilaku sederhana, mudah curiga, menjunjung tinggi kekeluargaan, lugas,
tertutup dalam hal keuangan, menghargai orang lain, jika diberi janji akan
selalu diingat, suka bergotong royong, demokratis, religius, dan lainnya.
Karakteristik desa selalu dikontraskan dengan pemahaman masyarakat kota.
Artinya, desa merupakan gambaran yang masyarakatnya masih bersahaja,
sederhana, dan apa adanya (alami dan damai) (Jamaludin, 2015).
Masyarakat pedesaan memiliki ciri hubungan antar warga masyarakat
bersifat resiprokal berupa strata patron-klien antara tokoh agama/masyarakat
dengan rakyat biasa. hanya saja, patron klien dinilai positif karena
memberikan benefit sosial. Dependensi terhadap tokoh agama/masyarakat
membuktikan bahwa masih minimnya kontribusi pemerintah desa, baik
karena faktor birokrasi maupun politis; proses sosial berlangsung secara
4
5
A. Karakteristik Wilayah
Wilayah merupakan daerah tertentu yang terdapat sekelompok kondisi
fisik yang telah memungkinkan terciptanya tipe-tipe ekonomi tertentu. Setiap
wilayah dapat di bedakan melalui karakteristik yang dijabarkan dari segi
monografi, komoditas utama, ragam penduduk dengan kebudayaan, dan
sarana untuk mengembangkan wilayah tersebut. Karakteristik wilayah dapat
dijadikan penanda perbedaan antara wilayah yang satu dengan wilayah
lainnya.
1. Gambaran Wilayah
9
10
2.09.011 Jiwa
=
2.821 km².
= 74 jiwa/km
% dan penduduk dengan umur tua atau dalam artian penduduk tidak
produktif sebesar 5 %. Mengacu dari data diatas dapat dikatakan bahwa
penduduk produktif lebih besar dari pada non produktif ini berdampak
pada pemenuhan kebutuhan yang terjamin. Kebutuhan yang terjamin
akan meningkatkan taraf hidup setiap individu.
d. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu media untuk meningkatkan
perkembangan intelegensis, kreativitas dan inovasi setiap individu.
Pendidikan yang merata akan meningkatkan kualitas SDM dari
penduduk suatu wilayah tersebut. Penduduk menurut pendidikan dibagi
menjadi beberapa tingkatan pendidikan diantaranya.
a. Sarana Transportasi
Transportasi sangat mendukung kegiatan social terutama yang
bertujuan terbentuknya interaksi ekonomi maka dibutuhkan
transportasi. Transportasi dimanfaatkan dalam pendistribusian hasil
produksi ataupun bahan untuk produksi. Transportasi dapat dikatakan
sebagai factor keberhasilan dalam suatu usaha ekonomi.
18
2 Hortikultura 70
3 Perkebunan 1.402
4 Peternakan 76
5 Perikanan 130
6 Kehutanan 121
Jumlah 1.633
Tabel 3.11 Jumlah Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga
Berlaku Menurut Lapangan Usaha (milliar rupiah), pada
Provinsi Bangka Belitung Tahun 2018
No. Lapangan Usaha PDRB Tahun
2018
1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 13.159,6
6. Konstruksi 7.110,4
2. Konsumsi
Konsumsi seseorang berbanding lurus dengan pendapatannya.
Hal ini berarti semakin besar pendapatan semakin besar pula pengeluran
konsumsinya. Perilaku tabungan juga dipengaruhi oleh faktor
pendapatan. Garis besarnya jika pendapatan bertambah baik konsumsi
maupun tabungan akan sama-sama bertambah. Perbandingan besarnya
tambahan pengeluaran konsumsi terhadap pendapatan disebut hasrat
marginal untuk konsumsi atau MPC, sedangkan besarnya tambahan
tabungan terhadap pendapatan dinamakan hasrat marginal untuk
menabung atauMPS.
Pebedaan antara masyarakat negara yang sudah maju dengan negara
yang sedang berkembang bukan hanya terletak dalam atau dicerminkan
oleh perbandingan relatif besar kecilnya angka MPC atau MPS, akan
terjadi juga dalam pola konsumsi itu sendiri. Pola konsumsi masyarakat
yang sedang berkembang didominasi oleh konsumsi kebutuhan pokok
atau kebutuhan primer. Berbeda dengan masyarakat yang sudah maju
cenderung lebih banyak teralokasi kebutuhan sekunder atau tersier.
26
Jumlah 1.419.495
3. Inflasi
Inflasi adalah ukuran dari peningkatan umum tingkat harga dalam
perekonomian, yang diwakili biasanya dengan indeks harga inklusif,
sepertisebagai Indeks Harga Konsumen di Amerika Serikat. Istilah
menunjukkan banyak harga individu meningkat bersama-sama daripada
satu atau duaharga terisolasi, seperti harga bensin di lingkungan harga
dinyatakan tenang. Tingkat inflasi biasanya dinyatakan sebagai tingkat
pertumbuhan tahunan pada harga (sekali lagi, yang diukur dengan
indeks) bahkan jika diukur selama periode waktu yang lebih singkat.
Tingkat inflasi yang tinggi sangat mempengaruhi pada tingkat
kesejahteraan penduduk, dimana jika harga bahan pokok yang notabene
di dapat dari hasil pertanian meningkat sedangkan tidak diikuti
peningkatan pendapatan pokok dari setiap penduduknya maka hal
tersebut akan menimbulkan banyak dampak salah satunya ketimpangan
social dan menurunnya taraf hidup penduduk.
Tabel 3.13 Laju Inflasi Harga Konsumen per Bulan di provinsi Bangka Belitung Menurut Kelompok Pengeluaran Tahun
2018
Bahan Makanan Jadi, Minuman, Perumahan, Air, Listrik,
Bulan Makanan Rokok dan Tembakau Gas dan Bahan Bakar Sandang
Januari 5,51 0,50 0,24 0,11
27
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
28
A. Kesimpulan
Kesimpulan adalah untuk memberikan kesempatan dan informasi kepada
para pembaca. Hal ini berguuna untuk mengetahui secara cepat teatang apa
hasil akhir yang diperoleh dari penelitian/ bacaan yang telah dilakukan.
Selain itu kesimpulan dapat dijadikan acuan untuk pengembangan suatu
daerah atau lainnya, sehingga kesimpulan dari praktikum ini yaitu :
1. Karakteristik wilayah
a. Gambaran wilayah
Kabupaten/Kota Bangka Barat dengan luas 2.821 km² mayoritas
berbatasan dengan perairan, dengan jumlah 6 kecamatan dan akumulasi
desa sebanyak 64 desa.
b. Penduduk
1. Kabupaten/Kota Bangka Barat memiliki tingkat kepadatan penduduk
sebesar 74 jiwa/km.
2. Sex ratio pada Kabupaten/Kota Bangka Barat sebesar 109% dengan
jumlah penduduk laki-laki lebih besar daripada penduduk
perempuan.
3. Kabupaten/Kota Bangka Barat memiliki jumlah penduduk produktif
yang lebih besar daripada non produktif yaitu sebesar 66 %
penduduk produktif dan 34 % non produktif yang dilihat dari segi
umur.
4. Dari segi pendidikan Kabupaten/Kota Bangka Barat banyak
penduduk yang sudah maju dalam pendidikan terbukti bahwa ada
tingkatan pendidikan yang masing-masing memiliki jumlah yang
banyak.
5. Penduduk di Provinsi Bangka Belitung paling banyak bermata
pencaharian disektor Pertanian, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan
dan sektor yang paling minim yaitu sektor Listri, Gas, dan air.
29
30
3. Kajian Makro
a. PDRB (Pendapatan Domestik Regional Bruto)
Provinsi Bangka Belitung dari segi PDRB nya didominasi oleh
sektor industri pengolahan ditunjukkan dengan penerimaan ditahun
tersebut sebesar 15.078,7, tetapi pengolahan sampah di Provinsi Bangka
31
b. Konsumsi
Besar konsumsi antara bahan makanan dan non bahan makanan di
Provinsi Bangka Belitung sama hanya memiliki selisih sedikit yaitu
sebanyak 1.307, tetapi tetap bahan makanan memiliki tingkat
konsumsi yang lebih banyak dari pada non makanan.
c. Inflasi
Inflasi yang ditunjukkan di provinsi Bangka Belitung memiliki
sifat yang dinamis di bahan makanan, dimana hamper setiap bulannya
di tahun 2018, pada harga bahan makanan mengalami kenaikan dan
penurunan.
B. Saran
Saran dalam sebuah praktikum sangat diperlukan untuk keberhasilan
praktikum selanjutnya, juga coas sebagai pendamping dan pengarah dalam
praktikum ini dan daerah yang di kaji sebagai sarana dalam pemenuhan tugas
ini, untuk itu saran dari tiap prasarana yaitu :
1. Wilayah yang dikaji kurang menaruh perhatian pada pengolahan sampah,
terutama wilayah Provinsi Bangka Belitung memiliki prospek industri
pengolahan yang sangat ttinggi, maka hal tersebut juga harus diikuti
dengan pengolahan sampah yang terarah dan baik, agar kedepannya
indsutri tersebut tidak hanya bermanfaat dimasa sekarang tetapi di masa yg
akan datang karena tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.
2. Saran untuk praktikum, praktikum ini lebih mudah dilakukan secara
langsung dengan datang kewilayah yang dikaji daripada mengacu pada
data, sehingga diharapkan di lain praktikum bisa dilakukan pengkajian
secara langsung.
3. Saran untuk Co-ass, awalnya dalam pengarahan kurang peduli atau
bersimpati, walaupun dalam pengarahannya praktikan dimudahkan dengan
pemberian akses ke data-data wilayah yang dikaji, jadi untuk kedepannya
lebih peduli dan bersimpati kesemua praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Baldos, C. et al..2019. Understanding The Spatial Distribution Of Welfare
Impacts Of Global Warming On Agriculture And Its Drivers. J Agricultural
Economics. 101 (5): 1455–1472
Chandra, T.2016.Esensi Ekonomi Makro.Sidoarjo:Zifatama Publisher
Fadilah, et al .2018. A Panel Approach: How Does Government Expenditure
Influence Human Development Index. J Ekonomi dan Studi Pembangunan.
10 (2) : 130-139.
Jamaludin.2015.Sosiologi Pedesaan.Bandung : CV Pustaka Setia
Kairupan, P. 2013. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Inflasi Dan Belanja
Daerah Pengaruhnya Terhadap Kesempatan Kerja Di Sulawesi Utara. J
Ekonomi dan Pembangunan.1(4) : 2206-2216.
Luthfia.2013.Menilik Urgensi Desa Di Era Otonomi Daerah. J of Rural and
Development. 4(2) : 135-144
Nugroho, A.2019.Teknologi Agroindustri Kelapa Sawit. Banjarmasin: Lambung
Mangkurat University Press.
Pohan B., Wahju, G.2019. Proses Sosial Sebagai Akar Sublimasi Masyarakat
Pedesaan.J Sosiologi Fisip. 2 (2): 2622-6952
Prawoto, N.2010..Pengembangan Potensi Unggulan Sektor Pertanian. J Ekonomi
Dan Studi Pembangunan. 11(1) : 1-19
Rossita, et al..2017. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Usaha Tani
Dan Keberhasilan Program Simantri Di Kabupaten Klungkung.J Ekonomi
Dan Bisnis Universitas Udayana. 6 (2) : 701-728.
Saputra, et al.2017. Pola Kemitraan Usaha Tani Kelapa Sawit Kelompok Tani
Telaga Biru Dengan PT. Sawindo Kencana Melalui Koperasi di Kabupaten
Bangka Barat Provinsi Bangka Belitung. J Agribisnis dan Agrowisata.6(2):
249-258
Shinta, A.2011.Ilmu Usaha Tani.Malang:UB Press
Widiarsih, D.2016. Analisa Potensi Ekonomi Daerah Di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung.J Akuntasi Dan Ekonomika. 6(2):151-167.
Yunita, Robiyanto.2018. The Influence Of Inflation Rate, Bi Rate, And Exchange
Rate Changes To The Financial Sector Stock Price Index Return In The
Indonesian Stock Market. J Manajemen dan Keuangan Darmajaya,.20(2)
:80-86.
LAMPIRAN