DISUSUN OLEH:
Muhammad Rezki L
D101181303
PWK B
Dosen Pengampu:
Mukti Ali, ST., MT., Ph.D
Dr. Eng. Abdul Rachman Rasyid, ST., M.Si
Laode Muhammad Asfan, ST., MT
Suci Anugrah Yanti, S.T., M.Si.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 1
BAB II GAMBARAN UMUM ........................................................................... 2
2.1 Gambaran Umum Kabupaten Sidenreng Rappang ................................... 2
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................... 3
3.1 Analisis Penentuan Kawasan .................................................................... 3
A. Jenis Tanah .......................................................................................... 3
B. Curah Hujan ........................................................................................ 7
C. Kemiringan Lereng ............................................................................. 9
3.2 Tool Overlay ............................................................................................. 11
A. Union ................................................................................................... 11
B. Intersect ............................................................................................... 11
C. Identity ................................................................................................ 11
3.3 Penentuan Arah Fungsi Kawasan.............................................................. 11
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 44
4.1 Kesimpulan ............................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 45
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Klasifikasi dan Nilai Skor Faktor Kemiringan Lereng .......................... 11
Tabel 3.2 Klasifikasi dan Nilai Skor Faktor Jenis Tanah ....................................... 12
Tabel 3.3 Klasifikasi dan Nilai Skor Faktor Intensitas Hujan Harian Rata –Rata . 12
Tabel 3.4 Skoring Fungsi Kawasan ........................................................................ 21
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Grafik persentase luas wilayah kecamatan di Kab. Sidrap .............. 3
Gambar 3.1 Peta Jenis Tanah Kabupaten Sidrap ................................................. 4
Gambar 3.2 Atribut Tabel Jenis Tanah Kabupaten Sidrap. ................................. 6
Gambar 3.3 Peta Curah Hujan Kabupaten Sidrap ............................................... 7
Gambar 3.4 Atribut Tabel curah hujan Kabupaten Sidrap .................................. 8
Gambar 3.5 Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Sidrap .................................... 9
Gambar 3.6 Atribut Tabel Kemiringan Lereng Kabupaten Sidrap ..................... 10
Gambar 3.7 Tampilan SHP aktif ......................................................................... 15
Gambar 3.8 Tampilan Tools Overlay Intersect ................................................... 16
Gambar 3.9 Tampilan SHP Hasil Overlay Intersect ........................................... 16
Gambar 3.10 Peta Hasil Overlay Intersect .......................................................... 17
Gambar 3.11 Tampilan Tools Overlay Union ..................................................... 18
Gambar 3.12 Tampilan SHP Hasil Overlay Union ............................................. 18
Gambar 3.13 Peta Hasil Overlay Union .............................................................. 19
Gambar 3.14 Tampilan Tools Overlay Identity................................................... 20
Gambar 3.15 Tampilan SHP Hasil Overlay Identity ........................................... 20
Gambar 3.16 Peta Hasil Overlay Identity ............................................................ 21
Gambar 3.17 Peta Fungsi Kawasan Kabupaten Sidrap ....................................... 41
Gambar 3.18 Peta Fungsi Kawasan Lindung Kabupaten Sidrap ........................ 42
Gambar 3.19 Peta Fungsi Kawasan Budidaya Kabupaten Sidrap ....................... 43
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1 Gambaran Umum Kabupaten Sidenreng Rappang
Kabupaten Sidenreng Rappang atau biasa disingkat dengan Sidrap adalah salah
satu kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini
terletak di Sidenreng. Kabupaten Sidenreng Rappang memiliki luas wilayah 1.102,10
km2 dan berpenduduk sebanyak kurang lebih 301.972 jiwa (2019). Kabupaten Sidrap
adalah salah satu kota yang masuk ke dalam wilayah administrasi Provinsi Sulawesi
Selatan yang secara astronomis terletak terletak antara 3o43’ dan 4o09” Lintang
Selatan, serta 119o41 dan 120o10’ Bujur Timur. Kabupaten Sidenreng Rappang
berpenduduk sebanyak kurang lebih 301.972 jiwa (2019). Adapun batas-batas
geografis Kabupaten Sidrap, antara lain:
2
Panca Lautang
9% Tellu Limpoe
30% 6%
Watang Pulu
8%
4% Baranti
Panca Rijang
6% 6% Kulo
5% Maritengngae
15% 8% 3%
Watang Sidenreng
Pitu Wiawa
Dua Pitue
Pitu Riase
3
BAB III
PEMBAHASAN
Berikut adalah penjelasan singkat terkait jenis tanah pada Kabupaten Sidrap:
Tanah grumusol merupakan tanah yang terbentuk dari batuan induk kapur dan
tuffa vulkanik yang umumnya bersifat basa sehingga tidak ada aktivitas
4
organik didalamnya. Hal inilah yang menjadikan tanah ini sangat miskin hara
dan unsur organik lainnya. Sifat kapur itu sendiri yaitu dapat menyerap semua
unsur hara di tanah sehingga kadar kapur yang btinggi dapat menjadi racun
bagi tumbuhan. Grumosol diklasifikasikan kedalam jenis tanah yang agak
peka.
Tanah aluvial merupakan tanah endapan, dibentuk dari lumpur dan pasir halus
yang mengalami erosi tanah. Banyak terdapat di dataran rendah, di sekitar
muara sungai, rawa-rawa, lembah-lembah,maupun di kanan kiri aliran sungai
besar. Tanah ini banyak mengandung pasir dan liat, tidak banyak mengandung
unsur-unsur zat hara. Di Indonesia tanah aluvial ini merupakan tanah yang
baik dan dimanfaatkan untuk tanaman pangan (sawah dan palawija) musiman
hingga tahunan. Aluvial diklasifikasikan kedalam jenis tanah yang tidak
peka.
Tanah mediteran merupakan jenis tanah kapur yang terjadi dari hasil proses
pelapukan batuan kapur keras dan batuan sedimen. Warna tanah mediteran
kemerahan sampai coklat dan memiliki sifat kurang subur. Meski kurang
subur, tanah kapur meditaran masih cocok untuk ditanami tanaman jati,
palawija, jambu mete dan tembakau. Mediteran diklasifikasikan kedalam jenis
tanah yang peka.
Tanah Podsolik adalah tanah yang bewarna merah hingga kuning dan
kandungan organik serta mineralnya akan sangat mudah mengalami
pencucian oleh air hujan. Oleh karena itu untuk menyuburkan tanah ini harus
ditanami tumbuhan yang memberikan zat organic untuk kesuburan tanah serta
pupuk baik hayati maupun hewani. Tanah Podsolik diklasifikasikan kedalam
jenis tanah yang peka.
5
Tanah Regosol merupakan jenis tanah yang merupakan butiran kasar yang
berasal dari meterial erupsi gunung berapi. Dengan demikian tanah regosol
merupakan salah satu hasil dari peristiwa vulkanisme. Tanah regosol
merupakan tanah yang berupa tanah aluvial yang diendapkan. Tanah Regosol
diklasifikasikan kedalam jenis tanah yang sangat peka.
6
B. Curah Hujan
7
Gambar 3.4 Atribut Tabel curah hujan Kabupaten Sidrap
8
C. Kemiringan Lereng
9
Gambar 3.6 Atribut Tabel Kemiringan Lereng Kabupaten Sidrap
10
3.2 Tools Overlay
A. Union
Tools ini digunakan untuk melakukan analisis overlay pada kelas fitur. Alat ini
membangun kelas fitur baru dengan menggabungkan fitur dan atribut dari masing-
masing kelas fitur secara keselurahan.
B. Intersect
Intersect Tool yang digunakan analisis overlay pada kelas fitur. Alat ini
membangun kelas fitur baru dari berpotongan fitur umum di kedua kelas fitur.
C. Identity
Tool identity digunakan untuk melakukan analisis overlay pada kelas fitur. Tool
ini mengabungkan bagian-bagian dari fitur yang tumpang tindih, untuk menciptakan
kelas fitur baru.
11
Curam
(Pedoman Penyusunan RLKT: 1994)
Untuk Kemiringan Lereng Kabupaten Sidrap sangat beragam dan termasuk
kedalam semua kelas, sehingga memiliki skor yang berbeda-beda
Tabel 3.2 Klasifikasi dan Nilai Skor Faktor Jenis Tanah
Kelas Jenis Klasifikasi Nilai
Tanah Skor
I Aluvial,Glei, Planosol,Hidromerf, Tidak peka 15
Laterik air tanah Aluvial,Glei,
Planosol,Hidromerf,
II Latosol Kurang 30
peka
III Brown forest soil, non calcic brown, Peka 45
mediteran
IV Andosol, Laterit, Grumusol, Podsol, Agak peka 60
Podsolic
V Regosol, Litosol, Organosol, Renzina Peka 75
(Pedoman Penyusunan RLKT: 1994)
Untuk jenis tanah Kabupaten Sidrap cukup beragam karena memiliki 3 jenis
tanah yang berbeda, yaitu Aluvial dengan skor 15, Grumosol dengan skor 60,
Komplek Mediteran dengan skor 45, Podsolik dengan skor 60, dan Regosol dengan
skor 75.
Tabel 3.3 Klasifikasi dan Nilai Skor Faktor Intensitas Hujan Harian Rata –Rata
No. Kelas Curah Hujan (mm) Klasifikasi Skor
1. I < 1500 Sangat rendah 10
2. II 1500 - 2500 Rendah 20
3. III 2001 – 2500 Sedang 30
4. IV 2501 – 3499 Tinggi 40
5. V ≥ 3500 Sangat tinggi 50
(Pedoman Penyusunan RLKT: 1994)
Untuk curah hujan Kabupaten Sidrap menggunakan semua skor mulai dari
klasifikasi sangat rendah dengan skor 10 hingga klasifikasi sangat tinggi dengan
skor 50.
12
Melalui overlay peta masing - masing faktor diatas, akan didapatkan satuan
lahan menurut klasifikasi dan nilai skor dari ketiga tersebut. Penetapan fungsi
kawasan dilakukan dengan menjumlahkan nilai skor dari ketiga faktor yang dinilai
pada setiap satuan lahan. Besarnya jumlah nilai skor tersebut merupakan nilai skor
kriteria fungsi kawasan. Jenis fungsi Kawasan ditetapkan berdasarkan besarnya nilai
skor kemampuan lahan dan kriteria khusus lainnya, sebagaimana kriteria dan
tata cara yang ditetapkan dalam Buku Petunjuk Penyusunan Pola RLKT. Fungsi
kawasan berdasarkan kriteria tersebut dibagi menjadi :
Kawasan fungsi lindung adalah suatu wilayah yang keadaan sumberdaya alam
air, flora dan fauna seperti hutan lindung, hutan suaka, hutan wisata, daerah sekitar
sumber mata air, alur sungai, dan kawasan lindung lainnya sebagimana diatur dalam
Kepres 32 Tahun 1990. Suatu lahan ditetapkan sebagai kawasan fungsi lindung,
apabila besarnya skor lahannya ≥175, atau memenuhi salah satu/beberapa syarat
berikut :
Jenis tanahnya sangat peka terhadap erosi (regosol, litosol, organosol, dan
renzina) dengan kemiringan lapangan lebih dari 15%,
13
Guna keperluan/kepentingan khusus dan ditetapkan sebagai kawasan lindung.
Kawasan fungsi penyangga adalah suatu wilayah yang dapat berfungsi lindung
dan berfungsi budidaya, letaknya diantara kawasan fungsi lindung dan kawasan
fungsi budidaya seperti hutan produksi terbatas, perkebunan (tanaman keras),
kebun campur dan lainnya yang sejenis. Suatu satuan lahan ditetapkan sebagai
kawasan fungsi penyangga apabila besarnya nilai skor lahannya sebesar 125-174
dan atau memenuhi kriteria umum sebagai berikut :
14
pemukiman, selain memiliki nilai kemampuan lahan maksimal 124 dan memenuhi
kriteria tersebut diatas, secara mikro lahannya mempunyai kemiringan tidak lebih
dari 8%.
A. Intersect, yaitu tools yang digunakan untuk melakukan analisis overlay pada
kelas fitur. Tools ini mempunyai kelas fitur baru dari perpotongan fitur yang
umum dari kelas fitur yang digabungkan. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
15
intersect.
Lalu ketika proses intersect berhasil, shp hasil intersect akan muncul.
16
Tahap terakhir, memastikan semua data hasil intersect berhasil
digabungkan dalam satu tabel.
B. Union, tools ini digunakan untuk melakukan analisis overlay pada kelas fitur.
Alat ini membangun kelas fitur baru dengan menggabungkan fitur dan atribut
dari masing-masing kelas fitur secara keselurahan. Langkah-langkahnya sebagai
berikut:
Melakukan proses overlay union, yaitu memasukkan shp jenis tanah, curah
hujan, dan kemiringan lereng ke dalam input features tools union.
17
Gambar 3.11 Tampilan Tools Overlay Union
Lalu ketika proses union berhasil, shp hasil union akan muncul.
18
Tahap terakhir, memastikan semua data hasil union berhasil digabungkan
dalam satu tabel.
C. Identity, tool identity digunakan untuk melakukan analisis overlay pada kelas
fitur. Tool ini mengabungkan bagian-bagian dari fitur yang tumpang tindih,
untuk menciptakan kelas fitur baru. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
19
Gambar 3.14 Tampilan Tools Overlay Identity
Lalu ketika proses identity berhasil, shp hasil identity akan muncul.
20
Gambar 3.16 Hasil Overlay Identity
21
mm Budidaya
1501 - 2000 Kawasan
8-15 mm MEDITERAN 10 45 40 95 Budidaya
1501 - 2000 Kawasan
8-15 mm MEDITERAN 10 45 40 95 Budidaya
1501 - 2000 Kawasan
8-15 mm MEDITERAN 10 45 40 95 Budidaya
1501 - 2000 Kawasan
8-15 mm ALUVIAL 10 15 40 65 Budidaya
2001 - 2500 Kawasan
8-15 mm PODSOLIK 20 60 40 120 Budidaya
2001 - 2500 Kawasan
8-15 mm PODSOLIK 20 60 40 120 Budidaya
2001 - 2500 Kawasan
8-15 mm PODSOLIK 20 60 40 120 Budidaya
2001 - 2500 Kawasan
8-15 mm PODSOLIK 20 60 40 120 Budidaya
2001 - 2500 Kawasan
8-15 mm ALUVIAL 20 15 40 75 Budidaya
2001 - 2500 Kawasan
8-15 mm ALUVIAL 20 15 40 75 Budidaya
2001 - 2500 Kawasan
8-15 mm PODSOLIK 20 60 40 120 Budidaya
2001 - 2500 Kawasan
8-15 mm PODSOLIK 20 60 40 120 Budidaya
2001 - 2500 Kawasan
8-15 mm PODSOLIK 20 60 40 120 Budidaya
2001 - 2500 Kawasan
8-15 mm PODSOLIK 20 60 40 120 Budidaya
1501 - 2000 Kawasan
30-40 mm ALUVIAL 10 15 80 105 Budidaya
2001 - 2500 Kawasan
30-40 mm ALUVIAL 20 15 80 115 Budidaya
2001 - 2500 Kawasan
30-40 mm ALUVIAL 20 15 80 115 Budidaya
2001 - 2500 Kawasan
30-40 mm ALUVIAL 20 15 80 115 Budidaya
2501 - 3000 Kawasan
15-30 mm ALUVIAL 30 15 60 105 Budidaya
2501 - 3000 Kawasan
15-30 mm ALUVIAL 30 15 60 105 Budidaya
15-30 1501 - 2000 MEDITERAN 10 45 60 115 Kawasan
22
mm Budidaya
1501 - 2000 Kawasan
15-30 mm MEDITERAN 10 45 60 115 Budidaya
1501 - 2000 Kawasan
15-30 mm MEDITERAN 10 45 60 115 Budidaya
1501 - 2000 Kawasan
15-30 mm MEDITERAN 10 45 60 115 Budidaya
1501 - 2000 Kawasan
15-30 mm MEDITERAN 10 45 60 115 Budidaya
1501 - 2000 Kawasan
15-30 mm MEDITERAN 10 45 60 115 Budidaya
1501 - 2000 Kawasan
15-30 mm MEDITERAN 10 45 60 115 Budidaya
1501 - 2000 Kawasan
15-30 mm ALUVIAL 10 15 60 85 Budidaya
2001 - 2500 Kawasan
15-30 mm ALUVIAL 20 15 60 95 Budidaya
2001 - 2500 Kawasan
15-30 mm ALUVIAL 20 15 60 95 Budidaya
2001 - 2500 Kawasan
15-30 mm ALUVIAL 20 15 60 95 Budidaya
2001 - 2500 Kawasan
15-30 mm ALUVIAL 20 15 60 95 Budidaya
2001 - 2500 Kawasan
15-30 mm ALUVIAL 20 15 60 95 Budidaya
2501 - 3000 Kawasan
0-8 mm PODSOLIK 30 60 20 110 Budidaya
2501 - 3000 Kawasan
0-8 mm PODSOLIK 30 60 20 110 Budidaya
2501 - 3000 Kawasan
0-8 mm PODSOLIK 30 60 20 110 Budidaya
2501 - 3000 Kawasan
0-8 mm PODSOLIK 30 60 20 110 Budidaya
2501 - 3000 Kawasan
0-8 mm ALUVIAL 30 15 20 65 Budidaya
2501 - 3000 Kawasan
0-8 mm PODSOLIK 30 60 20 110 Budidaya
2501 - 3000 Kawasan
0-8 mm PODSOLIK 30 60 20 110 Budidaya
2501 - 3000 Kawasan
0-8 mm ALUVIAL 30 15 20 65 Budidaya
0-8 2501 - 3000 ALUVIAL 30 15 20 65 Kawasan
23
mm Budidaya
2501 - 3000 Kawasan
0-8 mm PODSOLIK 30 60 20 110 Budidaya
2501 - 3000 Kawasan
0-8 mm PODSOLIK 30 60 20 110 Budidaya
3001 - 3500 Kawasan
0-8 mm PODSOLIK 40 60 20 120 Budidaya
3001 - 3500 Kawasan
0-8 mm PODSOLIK 40 60 20 120 Budidaya
3001 - 3500 Kawasan
0-8 mm MEDITERAN 40 45 20 105 Budidaya
3001 - 3500 Kawasan
0-8 mm ALUVIAL 40 15 20 75 Budidaya
3001 - 3500 Kawasan
0-8 mm ALUVIAL 40 15 20 75 Budidaya
1501 - 2000 Kawasan
0-8 mm MEDITERAN 10 45 20 75 Budidaya
1501 - 2000 Kawasan
0-8 mm MEDITERAN 10 45 20 75 Budidaya
1501 - 2000 Kawasan
0-8 mm REGOSOL 10 75 20 105 Budidaya
1501 - 2000 Kawasan
0-8 mm REGOSOL 10 75 20 105 Budidaya
1501 - 2000 Kawasan
0-8 mm REGOSOL 10 75 20 105 Budidaya
1501 - 2000 Kawasan
0-8 mm REGOSOL 10 75 20 105 Budidaya
1501 - 2000 Kawasan
0-8 mm REGOSOL 10 75 20 105 Budidaya
1501 - 2000 Kawasan
0-8 mm MEDITERAN 10 45 20 75 Budidaya
1501 - 2000 Kawasan
0-8 mm MEDITERAN 10 45 20 75 Budidaya
1501 - 2000 Kawasan
0-8 mm REGOSOL 10 75 20 105 Budidaya
1501 - 2000 Kawasan
0-8 mm GRUMOSOL 10 60 20 90 Budidaya
1501 - 2000 Kawasan
0-8 mm ALUVIAL 10 15 20 45 Budidaya
1501 - 2000 Kawasan
0-8 mm ALUVIAL 10 15 20 45 Budidaya
0-8 1501 - 2000 ALUVIAL 10 15 20 45 Kawasan
24
mm Budidaya
2001 - 2500 Kawasan
0-8 mm REGOSOL 20 75 20 115 Budidaya
2001 - 2500 Kawasan
0-8 mm REGOSOL 20 75 20 115 Budidaya
2001 - 2500 Kawasan
0-8 mm PODSOLIK 20 60 20 100 Budidaya
2001 - 2500 Kawasan
0-8 mm REGOSOL 20 75 20 115 Budidaya
2001 - 2500 Kawasan
0-8 mm ALUVIAL 20 15 20 55 Budidaya
2001 - 2500 Kawasan
0-8 mm GRUMOSOL 20 60 20 100 Budidaya
2001 - 2500 Kawasan
0-8 mm ALUVIAL 20 15 20 55 Budidaya
2001 - 2500 Kawasan
0-8 mm ALUVIAL 20 15 20 55 Budidaya
2001 - 2500 Kawasan
0-8 mm REGOSOL 20 75 20 115 Budidaya
2001 - 2500 Kawasan
0-8 mm ALUVIAL 20 15 20 55 Budidaya
2501 - 3000 Kawasan
0-8 mm PODSOLIK 30 60 20 110 Budidaya
2501 - 3000 Kawasan
0-8 mm ALUVIAL 30 15 20 65 Budidaya
2501 - 3000 Kawasan
0-8 mm GRUMOSOL 30 60 20 110 Budidaya
2501 - 3000 Kawasan
0-8 mm ALUVIAL 30 15 20 65 Budidaya
Kawasan
0-8 >3500 mm ALUVIAL 50 15 20 85 Budidaya
3001 - 3500 Kawasan
0-8 mm ALUVIAL 40 15 20 75 Budidaya
3001 - 3500 Kawasan
30-40 mm PODSOLIK 40 60 80 180 Lindung
3001 - 3500 Kawasan
30-40 mm PODSOLIK 40 60 80 180 Lindung
3001 - 3500 Kawasan
30-40 mm PODSOLIK 40 60 80 180 Lindung
3001 - 3500 Kawasan
30-40 mm PODSOLIK 40 60 80 180 Lindung
30-40 2001 - 2500 REGOSOL 20 75 80 175 Kawasan
25
mm Lindung
2001 - 2500 Kawasan
30-40 mm REGOSOL 20 75 80 175 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
30-40 mm REGOSOL 30 75 80 185 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
30-40 mm REGOSOL 30 75 80 185 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm PODSOLIK 30 60 100 190 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm PODSOLIK 30 60 100 190 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm PODSOLIK 30 60 100 190 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm PODSOLIK 30 60 100 190 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm PODSOLIK 30 60 100 190 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm PODSOLIK 30 60 100 190 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm PODSOLIK 30 60 100 190 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm PODSOLIK 30 60 100 190 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm PODSOLIK 30 60 100 190 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm PODSOLIK 30 60 100 190 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm PODSOLIK 30 60 100 190 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm PODSOLIK 30 60 100 190 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm PODSOLIK 30 60 100 190 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm PODSOLIK 30 60 100 190 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm PODSOLIK 30 60 100 190 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm PODSOLIK 30 60 100 190 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm PODSOLIK 30 60 100 190 Lindung
>40 2501 - 3000 PODSOLIK 30 60 100 190 Kawasan
26
mm Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm PODSOLIK 30 60 100 190 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm PODSOLIK 30 60 100 190 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm PODSOLIK 30 60 100 190 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm PODSOLIK 30 60 100 190 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm PODSOLIK 30 60 100 190 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm PODSOLIK 30 60 100 190 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm PODSOLIK 30 60 100 190 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm PODSOLIK 30 60 100 190 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm PODSOLIK 30 60 100 190 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm PODSOLIK 30 60 100 190 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm PODSOLIK 30 60 100 190 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm PODSOLIK 30 60 100 190 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm PODSOLIK 30 60 100 190 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm PODSOLIK 30 60 100 190 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm PODSOLIK 30 60 100 190 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm PODSOLIK 30 60 100 190 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm PODSOLIK 30 60 100 190 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm PODSOLIK 30 60 100 190 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm PODSOLIK 30 60 100 190 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm PODSOLIK 30 60 100 190 Lindung
>40 2501 - 3000 PODSOLIK 30 60 100 190 Kawasan
27
mm Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm PODSOLIK 30 60 100 190 Lindung
3001 - 3500 Kawasan
>40 mm PODSOLIK 40 60 100 200 Lindung
3001 - 3500 Kawasan
>40 mm PODSOLIK 40 60 100 200 Lindung
3001 - 3500 Kawasan
>40 mm PODSOLIK 40 60 100 200 Lindung
1501 - 2000 Kawasan
>40 mm REGOSOL 10 75 100 185 Lindung
1501 - 2000 Kawasan
>40 mm REGOSOL 10 75 100 185 Lindung
1501 - 2000 Kawasan
>40 mm REGOSOL 10 75 100 185 Lindung
1501 - 2000 Kawasan
>40 mm REGOSOL 10 75 100 185 Lindung
1501 - 2000 Kawasan
>40 mm REGOSOL 10 75 100 185 Lindung
1501 - 2000 Kawasan
>40 mm REGOSOL 10 75 100 185 Lindung
1501 - 2000 Kawasan
>40 mm REGOSOL 10 75 100 185 Lindung
1501 - 2000 Kawasan
>40 mm REGOSOL 10 75 100 185 Lindung
1501 - 2000 Kawasan
>40 mm REGOSOL 10 75 100 185 Lindung
1501 - 2000 Kawasan
>40 mm REGOSOL 10 75 100 185 Lindung
1501 - 2000 Kawasan
>40 mm REGOSOL 10 75 100 185 Lindung
1501 - 2000 Kawasan
>40 mm REGOSOL 10 75 100 185 Lindung
1501 - 2000 Kawasan
>40 mm REGOSOL 10 75 100 185 Lindung
1501 - 2000 Kawasan
>40 mm REGOSOL 10 75 100 185 Lindung
1501 - 2000 Kawasan
>40 mm REGOSOL 10 75 100 185 Lindung
1501 - 2000 Kawasan
>40 mm REGOSOL 10 75 100 185 Lindung
>40 1501 - 2000 REGOSOL 10 75 100 185 Kawasan
28
mm Lindung
1501 - 2000 Kawasan
>40 mm REGOSOL 10 75 100 185 Lindung
1501 - 2000 Kawasan
>40 mm REGOSOL 10 75 100 185 Lindung
1501 - 2000 Kawasan
>40 mm REGOSOL 10 75 100 185 Lindung
2001 - 2500 Kawasan
>40 mm REGOSOL 20 75 100 195 Lindung
2001 - 2500 Kawasan
>40 mm REGOSOL 20 75 100 195 Lindung
2001 - 2500 Kawasan
>40 mm REGOSOL 20 75 100 195 Lindung
2001 - 2500 Kawasan
>40 mm REGOSOL 20 75 100 195 Lindung
2001 - 2500 Kawasan
>40 mm REGOSOL 20 75 100 195 Lindung
2001 - 2500 Kawasan
>40 mm REGOSOL 20 75 100 195 Lindung
2001 - 2500 Kawasan
>40 mm REGOSOL 20 75 100 195 Lindung
2001 - 2500 Kawasan
>40 mm REGOSOL 20 75 100 195 Lindung
2001 - 2500 Kawasan
>40 mm REGOSOL 20 75 100 195 Lindung
2001 - 2500 Kawasan
>40 mm REGOSOL 20 75 100 195 Lindung
2001 - 2500 Kawasan
>40 mm REGOSOL 20 75 100 195 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm GRUMOSOL 30 60 100 190 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm REGOSOL 30 75 100 205 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm REGOSOL 30 75 100 205 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm REGOSOL 30 75 100 205 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm REGOSOL 30 75 100 205 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm REGOSOL 30 75 100 205 Lindung
>40 2501 - 3000 REGOSOL 30 75 100 205 Kawasan
29
mm Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm GRUMOSOL 30 60 100 190 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
>40 mm PODSOLIK 30 60 100 190 Lindung
2501 - 3000 Kawasan
8-15 mm PODSOLIK 30 60 40 130 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
8-15 mm PODSOLIK 30 60 40 130 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
8-15 mm PODSOLIK 30 60 40 130 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
8-15 mm PODSOLIK 30 60 40 130 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
8-15 mm PODSOLIK 30 60 40 130 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
8-15 mm PODSOLIK 30 60 40 130 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
8-15 mm PODSOLIK 30 60 40 130 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
8-15 mm PODSOLIK 30 60 40 130 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
8-15 mm PODSOLIK 30 60 40 130 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
8-15 mm PODSOLIK 30 60 40 130 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
8-15 mm PODSOLIK 30 60 40 130 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
8-15 mm PODSOLIK 30 60 40 130 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
8-15 mm PODSOLIK 30 60 40 130 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
8-15 mm PODSOLIK 30 60 40 130 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
8-15 mm PODSOLIK 30 60 40 130 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
8-15 mm PODSOLIK 30 60 40 130 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
8-15 mm PODSOLIK 30 60 40 130 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
8-15 mm PODSOLIK 30 60 40 130 Penyangga
8-15 3001 - 3500 PODSOLIK 40 60 40 140 Kawasan
30
mm Penyangga
3001 - 3500 Kawasan
8-15 mm PODSOLIK 40 60 40 140 Penyangga
3001 - 3500 Kawasan
8-15 mm PODSOLIK 40 60 40 140 Penyangga
3001 - 3500 Kawasan
8-15 mm MEDITERAN 40 45 40 125 Penyangga
3001 - 3500 Kawasan
8-15 mm PODSOLIK 40 60 40 140 Penyangga
3001 - 3500 Kawasan
8-15 mm PODSOLIK 40 60 40 140 Penyangga
3001 - 3500 Kawasan
8-15 mm MEDITERAN 40 45 40 125 Penyangga
3001 - 3500 Kawasan
8-15 mm PODSOLIK 40 60 40 140 Penyangga
3001 - 3500 Kawasan
8-15 mm PODSOLIK 40 60 40 140 Penyangga
3001 - 3500 Kawasan
8-15 mm PODSOLIK 40 60 40 140 Penyangga
3001 - 3500 Kawasan
8-15 mm PODSOLIK 40 60 40 140 Penyangga
3001 - 3500 Kawasan
8-15 mm PODSOLIK 40 60 40 140 Penyangga
3001 - 3500 Kawasan
8-15 mm PODSOLIK 40 60 40 140 Penyangga
3001 - 3500 Kawasan
8-15 mm PODSOLIK 40 60 40 140 Penyangga
3001 - 3500 Kawasan
8-15 mm PODSOLIK 40 60 40 140 Penyangga
3001 - 3500 Kawasan
8-15 mm PODSOLIK 40 60 40 140 Penyangga
3001 - 3500 Kawasan
8-15 mm PODSOLIK 40 60 40 140 Penyangga
3001 - 3500 Kawasan
8-15 mm PODSOLIK 40 60 40 140 Penyangga
1501 - 2000 Kawasan
8-15 mm REGOSOL 10 75 40 125 Penyangga
1501 - 2000 Kawasan
8-15 mm REGOSOL 10 75 40 125 Penyangga
1501 - 2000 Kawasan
8-15 mm REGOSOL 10 75 40 125 Penyangga
8-15 1501 - 2000 REGOSOL 10 75 40 125 Kawasan
31
mm Penyangga
1501 - 2000 Kawasan
8-15 mm REGOSOL 10 75 40 125 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
8-15 mm REGOSOL 20 75 40 135 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
8-15 mm REGOSOL 20 75 40 135 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
8-15 mm REGOSOL 20 75 40 135 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
8-15 mm REGOSOL 20 75 40 135 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
8-15 mm REGOSOL 20 75 40 135 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
8-15 mm REGOSOL 20 75 40 135 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
8-15 mm REGOSOL 20 75 40 135 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
8-15 mm REGOSOL 20 75 40 135 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
8-15 mm REGOSOL 20 75 40 135 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
8-15 mm REGOSOL 20 75 40 135 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
8-15 mm REGOSOL 20 75 40 135 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
8-15 mm REGOSOL 20 75 40 135 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
8-15 mm REGOSOL 30 75 40 145 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
8-15 mm GRUMOSOL 30 60 40 130 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
8-15 mm GRUMOSOL 30 60 40 130 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
8-15 mm REGOSOL 30 75 40 145 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
8-15 mm REGOSOL 30 75 40 145 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
8-15 mm GRUMOSOL 30 60 40 130 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
8-15 mm REGOSOL 30 75 40 145 Penyangga
8-15 2501 - 3000 REGOSOL 30 75 40 145 Kawasan
32
mm Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
8-15 mm REGOSOL 30 75 40 145 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
8-15 mm REGOSOL 30 75 40 145 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
8-15 mm REGOSOL 30 75 40 145 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
8-15 mm REGOSOL 30 75 40 145 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
8-15 mm REGOSOL 30 75 40 145 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
8-15 mm REGOSOL 30 75 40 145 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
8-15 mm REGOSOL 30 75 40 145 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
30-40 mm PODSOLIK 30 60 80 170 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
30-40 mm PODSOLIK 30 60 80 170 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
30-40 mm PODSOLIK 30 60 80 170 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
30-40 mm PODSOLIK 30 60 80 170 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
30-40 mm PODSOLIK 30 60 80 170 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
30-40 mm PODSOLIK 30 60 80 170 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
30-40 mm PODSOLIK 30 60 80 170 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
30-40 mm PODSOLIK 30 60 80 170 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
30-40 mm PODSOLIK 30 60 80 170 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
30-40 mm PODSOLIK 30 60 80 170 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
30-40 mm PODSOLIK 30 60 80 170 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
30-40 mm PODSOLIK 30 60 80 170 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
30-40 mm PODSOLIK 30 60 80 170 Penyangga
30-40 2501 - 3000 PODSOLIK 30 60 80 170 Kawasan
33
mm Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
30-40 mm PODSOLIK 30 60 80 170 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
30-40 mm PODSOLIK 30 60 80 170 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
30-40 mm PODSOLIK 30 60 80 170 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
30-40 mm PODSOLIK 30 60 80 170 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
30-40 mm PODSOLIK 30 60 80 170 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
30-40 mm PODSOLIK 30 60 80 170 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
30-40 mm PODSOLIK 30 60 80 170 Penyangga
1501 - 2000 Kawasan
30-40 mm MEDITERAN 10 45 80 135 Penyangga
1501 - 2000 Kawasan
30-40 mm MEDITERAN 10 45 80 135 Penyangga
1501 - 2000 Kawasan
30-40 mm MEDITERAN 10 45 80 135 Penyangga
1501 - 2000 Kawasan
30-40 mm REGOSOL 10 75 80 165 Penyangga
1501 - 2000 Kawasan
30-40 mm MEDITERAN 10 45 80 135 Penyangga
1501 - 2000 Kawasan
30-40 mm MEDITERAN 10 45 80 135 Penyangga
1501 - 2000 Kawasan
30-40 mm MEDITERAN 10 45 80 135 Penyangga
1501 - 2000 Kawasan
30-40 mm MEDITERAN 10 45 80 135 Penyangga
1501 - 2000 Kawasan
30-40 mm MEDITERAN 10 45 80 135 Penyangga
1501 - 2000 Kawasan
30-40 mm MEDITERAN 10 45 80 135 Penyangga
1501 - 2000 Kawasan
30-40 mm REGOSOL 10 75 80 165 Penyangga
1501 - 2000 Kawasan
30-40 mm MEDITERAN 10 45 80 135 Penyangga
1501 - 2000 Kawasan
30-40 mm REGOSOL 10 75 80 165 Penyangga
30-40 1501 - 2000 MEDITERAN 10 45 80 135 Kawasan
34
mm Penyangga
1501 - 2000 Kawasan
30-40 mm MEDITERAN 10 45 80 135 Penyangga
1501 - 2000 Kawasan
30-40 mm REGOSOL 10 75 80 165 Penyangga
1501 - 2000 Kawasan
30-40 mm MEDITERAN 10 45 80 135 Penyangga
1501 - 2000 Kawasan
30-40 mm REGOSOL 10 75 80 165 Penyangga
1501 - 2000 Kawasan
30-40 mm REGOSOL 10 75 80 165 Penyangga
1501 - 2000 Kawasan
30-40 mm MEDITERAN 10 45 80 135 Penyangga
1501 - 2000 Kawasan
30-40 mm MEDITERAN 10 45 80 135 Penyangga
1501 - 2000 Kawasan
30-40 mm MEDITERAN 10 45 80 135 Penyangga
1501 - 2000 Kawasan
30-40 mm REGOSOL 10 75 80 165 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
30-40 mm MEDITERAN 20 45 80 145 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
30-40 mm MEDITERAN 20 45 80 145 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
30-40 mm MEDITERAN 20 45 80 145 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
30-40 mm MEDITERAN 20 45 80 145 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
30-40 mm MEDITERAN 20 45 80 145 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
30-40 mm MEDITERAN 20 45 80 145 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
30-40 mm PODSOLIK 20 60 80 160 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
30-40 mm GRUMOSOL 30 60 80 170 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
30-40 mm GRUMOSOL 30 60 80 170 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
30-40 mm GRUMOSOL 30 60 80 170 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
30-40 mm PODSOLIK 30 60 80 170 Penyangga
15-30 2501 - 3000 PODSOLIK 30 60 60 150 Kawasan
35
mm Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
15-30 mm PODSOLIK 30 60 60 150 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
15-30 mm PODSOLIK 30 60 60 150 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
15-30 mm PODSOLIK 30 60 60 150 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
15-30 mm PODSOLIK 30 60 60 150 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
15-30 mm PODSOLIK 30 60 60 150 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
15-30 mm PODSOLIK 30 60 60 150 Penyangga
3001 - 3500 Kawasan
15-30 mm PODSOLIK 40 60 60 160 Penyangga
3001 - 3500 Kawasan
15-30 mm PODSOLIK 40 60 60 160 Penyangga
3001 - 3500 Kawasan
15-30 mm PODSOLIK 40 60 60 160 Penyangga
3001 - 3500 Kawasan
15-30 mm PODSOLIK 40 60 60 160 Penyangga
3001 - 3500 Kawasan
15-30 mm PODSOLIK 40 60 60 160 Penyangga
3001 - 3500 Kawasan
15-30 mm PODSOLIK 40 60 60 160 Penyangga
3001 - 3500 Kawasan
15-30 mm PODSOLIK 40 60 60 160 Penyangga
1501 - 2000 Kawasan
15-30 mm REGOSOL 10 75 60 145 Penyangga
1501 - 2000 Kawasan
15-30 mm GRUMOSOL 10 60 60 130 Penyangga
1501 - 2000 Kawasan
15-30 mm REGOSOL 10 75 60 145 Penyangga
1501 - 2000 Kawasan
15-30 mm REGOSOL 10 75 60 145 Penyangga
1501 - 2000 Kawasan
15-30 mm REGOSOL 10 75 60 145 Penyangga
1501 - 2000 Kawasan
15-30 mm REGOSOL 10 75 60 145 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
15-30 mm MEDITERAN 20 45 60 125 Penyangga
15-30 2001 - 2500 REGOSOL 20 75 60 155 Kawasan
36
mm Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
15-30 mm GRUMOSOL 20 60 60 140 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
15-30 mm REGOSOL 20 75 60 155 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
15-30 mm REGOSOL 20 75 60 155 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
15-30 mm MEDITERAN 20 45 60 125 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
15-30 mm MEDITERAN 20 45 60 125 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
15-30 mm MEDITERAN 20 45 60 125 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
15-30 mm MEDITERAN 20 45 60 125 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
15-30 mm MEDITERAN 20 45 60 125 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
15-30 mm PODSOLIK 20 60 60 140 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
15-30 mm PODSOLIK 20 60 60 140 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
15-30 mm REGOSOL 20 75 60 155 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
15-30 mm REGOSOL 20 75 60 155 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
15-30 mm PODSOLIK 20 60 60 140 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
15-30 mm PODSOLIK 20 60 60 140 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
15-30 mm PODSOLIK 20 60 60 140 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
15-30 mm PODSOLIK 20 60 60 140 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
15-30 mm PODSOLIK 20 60 60 140 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
15-30 mm PODSOLIK 20 60 60 140 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
15-30 mm REGOSOL 30 75 60 165 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
15-30 mm REGOSOL 30 75 60 165 Penyangga
15-30 2501 - 3000 GRUMOSOL 30 60 60 150 Kawasan
37
mm Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
15-30 mm REGOSOL 30 75 60 165 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
15-30 mm REGOSOL 30 75 60 165 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
15-30 mm REGOSOL 30 75 60 165 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
15-30 mm GRUMOSOL 30 60 60 150 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
15-30 mm REGOSOL 30 75 60 165 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
15-30 mm REGOSOL 30 75 60 165 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
15-30 mm REGOSOL 30 75 60 165 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
0-8 mm REGOSOL 30 75 20 125 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
0-8 mm REGOSOL 30 75 20 125 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
0-8 mm REGOSOL 30 75 20 125 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
0-8 mm REGOSOL 30 75 20 125 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
0-8 mm REGOSOL 30 75 20 125 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
0-8 mm REGOSOL 30 75 20 125 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
0-8 mm REGOSOL 30 75 20 125 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
0-8 mm REGOSOL 30 75 20 125 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
0-8 mm REGOSOL 30 75 20 125 Penyangga
Kawasan
0-8 >3500 mm REGOSOL 50 75 20 145 Penyangga
3001 - 3500 Kawasan
0-8 mm REGOSOL 40 75 20 135 Penyangga
2501 - 3000 Kawasan
0-8 mm REGOSOL 30 75 20 125 Penyangga
1501 - 2000 Kawasan
>40 mm MEDITERAN 10 45 100 155 Penyangga
>40 1501 - 2000 MEDITERAN 10 45 100 155 Kawasan
38
mm Penyangga
1501 - 2000 Kawasan
>40 mm MEDITERAN 10 45 100 155 Penyangga
1501 - 2000 Kawasan
>40 mm MEDITERAN 10 45 100 155 Penyangga
1501 - 2000 Kawasan
>40 mm MEDITERAN 10 45 100 155 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
>40 mm MEDITERAN 20 45 100 165 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
>40 mm ALUVIAL 20 15 100 135 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
>40 mm MEDITERAN 20 45 100 165 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
>40 mm ALUVIAL 20 15 100 135 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
>40 mm ALUVIAL 20 15 100 135 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
>40 mm ALUVIAL 20 15 100 135 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
>40 mm MEDITERAN 20 45 100 165 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
>40 mm ALUVIAL 20 15 100 135 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
>40 mm MEDITERAN 20 45 100 165 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
>40 mm ALUVIAL 20 15 100 135 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
>40 mm MEDITERAN 20 45 100 165 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
>40 mm MEDITERAN 20 45 100 165 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
>40 mm MEDITERAN 20 45 100 165 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
>40 mm MEDITERAN 20 45 100 165 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
>40 mm MEDITERAN 20 45 100 165 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
>40 mm ALUVIAL 20 15 100 135 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
>40 mm MEDITERAN 20 45 100 165 Penyangga
>40 2001 - 2500 MEDITERAN 20 45 100 165 Kawasan
39
mm Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
>40 mm ALUVIAL 20 15 100 135 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
>40 mm MEDITERAN 20 45 100 165 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
>40 mm MEDITERAN 20 45 100 165 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
>40 mm MEDITERAN 20 45 100 165 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
>40 mm MEDITERAN 20 45 100 165 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
>40 mm ALUVIAL 20 15 100 135 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
>40 mm ALUVIAL 20 15 100 135 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
>40 mm ALUVIAL 20 15 100 135 Penyangga
2001 - 2500 Kawasan
>40 mm ALUVIAL 20 15 100 135 Penyangga
Berikut adalah hasil overlay faktor jenis tanah, curah hujan, dan kemiringan
lereng Kabupaten Sidrap:
40
Gambar 3.17 Peta Fungsi Kawasan Kabupaten Sidrap
41
Sedangkan kawasan lindung merupakan kawasan yang memberikan perlindungan
terhadap kawasan di bawahnya (kawasan hutan lindung), kawasan perlindungan
setempat (sempadan sungai dan sempadan pantai), kawasan hutan bakau, kawasan
rawan bencana alam (kawasan rawan pergerakan tanah). Untuk wilayah Kabupaten
Sidrap, didomansi oleh wilayah dengan fungsi Kawasan Budidaya.
42
Gambar 3.19 Peta Fungsi Kawasan Budidaya Kabupaten Sidrap
43
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam melakukan penentuan arahan fungsi kawasan suatu daerah digunakan tiga
komponen yaitu curah hujan, jenis tanah dan kemiringan lereng. Ketiga komponen ini
memiliki angka skoringnya masing-masing berdasarkan jenis-jenisnya.
Untuk menentukan fungsi suatu kawasan, digunakan aplikasi ArcGIS yang
memiliki berbagai macam tools didalamnya. Tools yang digunakan dalam penelitian
ini adalah tools overlay dengan jenis Union, Intersect, dan Identity. Overlay
dilakukan terhadap 3 komponen, yaitu curah hujan, kemiringan lereng, dan jenis
tanah. Setelah itu dilakukan metode skoring Setelah melakukan skoring, kemudian
dapat ditentukan fungsi kawasannya.
Berdasarkan hasil overlay dan skoring wilayah Kabupaten Sidrap, fungsi
kawasan di Kabupaten Sidrap didomansi oleh wilayah dengan fungsi Kawasan
Budidaya.
44
DAFTAR PUSTAKA
Murtianto, H., Penataan ruang berdasarkan fungsi kawasan di Lereng gunungapi
sindoro. Volume 9, no 1 (2009).
45