Anda di halaman 1dari 26

TUGAS PERENCANAAN WILAYAH PESISIR

“REVIEW RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU


KECIL (RZWP3K) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2019-2039”

Dosen Pengampu:
Ardiyanto Maksimilianus Gai., ST., M.si
Annisaa Hamidah Imaduddina ST., M.Sc

Disusun Oleh:
Rahel Adventri Boru Tobing 2024002
Lalu Faturrahman 2024017
William Yudikae Y 2024024
Cindie Suparyati Muarsarsar 2024034
Maulidya Mawarni 2024060

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
MALANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa.
Dengan mengucap syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dan berkat rahmat
dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan sebagai salah
satu tugas Mata Kuliah Perencanaan Wilayah Pesisir.
Penyusunan laporan ini kami lakukan dan kerjakan sebagaimana untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Perencanaan Wilayah Pesisir. Laporan makalah ini
memuat tentang review substansi RZWP3K Provinsi Sumatera Utara dan integrasi
kesesuaian substansi berdasarkan dasar hukum penyusunan RZWP3K dan ditinjau
dari RTRWP Sumatera Utara.
Selama pembuatan laporan kami juga mendapat banyak dukungan dan juga
bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu kami menguucapkan banyak terima kasih
kepada:
1. Annisa Hammidah Imadudina, ST., M. Sc. Selaku dosen pembimbing Mata
kuliah Perencanaaan Wilayah Pesisir.
2. Ardiyanto Maksimilianus Gai., ST., M.si Selaku dosen pembimbing Mata
kuliah Perencanaaan Wilayah Pesisir.
3. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan doa, dukungan, baik
motivasi maupun finansial.
4. Anggota kelompok 11 yang telah bekerja sama mengerjakan laporan
makalah ini.
Dalam penyusunan laporan ini kami sudah berusaha semaksimal mungkin
untuk menyelesaikan dengan sebaik-baiknya. Namun, saya sadar bahwa saya
memiliki keterbatasan akan pengetahuan maupun pengalaman. Oleh karena itu
kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan laporan ini dan kemajuan studi kami selanjutnya sehingga
bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan serta bagi mahasiswa
Perencanaan Wilayah dan Kota khususnya.
Malang, 04 Juni 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1

1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1

1.2 Tujuan dan Sasaran Penelitihan .................................................................2

1.2.1 Tujuan.................................................................................................2

1.2.2 Sasaran ...............................................................................................2

1.3 Sistematika Pembahasan ...........................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSATAKA .........................................................................5

2.1 Pengertian Wilayah Pesisir ........................................................................5

2.2 Pengertian Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil
(RZWP3K) ...........................................................................................................5

2.3 Kajian Peraturan Tentang RZWP3K .........................................................6

2.4 Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil (RZWP3K)
Provinsi Sumatera Utara ......................................................................................8

BAB III TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN


WILAYAH PESISIR DAN PULAU – PULAU KECIL ......................................9

3.1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara ......................9

3.2 Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara
9

BAB IV KESESUAIN SUBSTANSI RZWP3K SUMATERA UTARA


DENGAN DASAR HUKUM PENYUSUNAN RZWP3KP .............................. 11

4.1 Keseuaian RZWP3K Provinsi Sumatera Utara dengan Dasar Hukum


Penyusunan RZWP3K ....................................................................................... 11

4.1.1 Peninjauan Outline Dokumen dan Zona Pemanfaatan Ruang ......... 11

4.2 Keseusaian Muatan RZWP3K.................................................................14

iii
BAB V KESESUAIAN PEMANFAATAN RUANG RZWP3K DENGAN
RTRWP MENURUT KKPR ...............................................................................16

5.1 Tinjauan Terhadap RZWP3K Probinsi Sumatera Utara ..........................16

5.2 Integrasi Struktur Pola Ruang Luat Serta Darat Dalam RTRWP ............16

5.3 Kawasan Pariwisata Pada KKPRL ..........................................................17

5.4 Kawasan Perikanan Pada KKPRL ..........................................................19

5.5 Kawasan Pertambangan Pada KKPRL ....................................................20

5.6 Kawasan Industri Pada KKPRL ..............................................................21

iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Analisis Muatan Dokumen Penataan Ruang Wilayah ............................6
Tabel 3.1 Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Provinsi Sumatera
Utara .........................................................................................................................9
Tabel 4.1 PerbandinganOutline Permen KP dan Perda Prov Sumatera Utara ..... 11
Tabel 4.2 Perbandingan Pemanfaatan Ruang Arahan Zona .................................12
Tabel 4.3 Alokasi Pemanfaatan Ruang Permen KP 28/2021 dan Perda Prov Sumut
No. 4/2019 ..............................................................................................................13
Tabel 5.1 Persandingan Mutan RZWP3K dengan RTRWP .................................16
Tabel 5.2 Indikasi Arahan yang Diperbolehkan Kawasan Pariwisata ..................17
Tabel 5.3 Indikasi Arahan yang Tidak Diperbolehkan Pada Kawasan Pariwisata
................................................................................................................................18
Tabel 5.4 Indikasi Arahan yang Diperbolehkan Pada Kawasan Perikanan .........19
Tabel 5.5 Indikasi Arahan Yang Tidak di Perbolehkan Pada Kawasan Perikanan
................................................................................................................................19
Tabel 5.6 Indikasi Arahan yang Diperbolehkan Pada Kawasan Pertambangan ...20
Tabel 5.7 Indikasi Arahan yang Tidak Diperbolehkan Pada Kawasan
Pertambangan .........................................................................................................20
Tabel 5.8 Indikasi Arahan yang Diperbolehkan Pada Kawasan Industri .............21
Tabel 5.9 Indikasi Arahan yang Tidak Diperbolehkan Pada Kawasan Industri ...21

DAFTAR PETA
Peta 1.1 Peta Alokasi Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
(RZWP3K) ...............................................................................................................4

DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Persandingan Poin Muatan PERMEN KP NO. 28 Tahun 2021 dan
PERDA PROV SUMUT NO. 2 TAHUN 2019 ......................................................15
Gambar 5.1 Integrasi Struktur dan Pola Ruang Laut Serta Darat dalam RTRWP 17

v
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wilayah pesisir merupakan suatu wilayah peralihan antara daratan dan laut. Wilayah
pesisir sebagai kawasan peralihan yang menghubungkan ekosistem darat dan ekosistem laut,
yang sangat rentan terhadap perubahan akibat adanya aktivitas manusia di darat dan di laut,
secara geografi kea rah darat sejauh pasang tertinggi dan kea rah laut sejauh pengaruh dari
darat. Untuk kepastian hukum maka harus ada secara adminitsrasi wilayahnya, sehingga arah
darat sejauh batas yang mempunyai peranan laut dan kea rah laut sejauh 12 mil dari garis
pantai. Sehingga deliniasi wilayah pesisir ini dapat berbeda tergantung dari aspek administratif,
ekologis, dan perencanaan.
Batas wilayah pesisir ke arah darat semacam ini sama seperti yang dianut oleh United
States (US) Coastal Management Act dan California sejak tahun 1976. Ke arah laut hendaknya
meliputi daerah laut yang masih dipengaruhi oleh pencemaran yang berasal dari darat, atau
suatu daerah laut dimana kalau terjadi pencemaran (misalnya tumpahan minyak), minyaknya
akan mengenai perairan pesisir. Batasan wilayah pesisir yang sama dapat berlaku, jika tujuan
pengelolaannya adalah untuk mengendalikan penebangan hutan secara semena-mena dan
bertani pada lahan dengan kemiringan lebih dari 40%.
Transisi antara daratan dan lautan di wilayah pesisir telah membentuk ekosistem yang
beragam dan sangat produktif serta memberikan nilai ekonomi yang luar biasa terhadap
manusia. Konsekuensi dari tekanan terhadap pesisir ini adalah masalah pengelolaan yang
berasal dari konflik pemanfaatan yang timbul akibat berbagai kepentingan yang ada di wilayah
pesisir.
Sehingga dalam pesisir. Undang-Undang (UU) No. 27 Tahun 2007 sebagaimana telah
diubah dengan UU No.1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau - Pulau
Kecil mendefinisikan wilayah pesisir sebagai daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut
yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut. Dengan kondisi WP3K yang rentan
mengalami kerusakan akibat aktivitas orang dalam memanfaatkan sumber dayanya atau akibat
bencana alam maka disahkanlah Undang-Undang Tersebut. RZWP3K inilah yang menjadi
pusat perhatian. Berdasarkan Undang Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil dikatakan bahwa rencana zonasi adalah rencana yang menentukan arah penggunaan
sumber daya tiap-tiap satuan perencanaan disertai dengan penetapan struktur dan pola ruang

1
pada kawasan perencanaan yang memuat kegiatan yang boleh dilakukan dan tidak boleh
dilakukan serta kegiatan yang hanya dapat dilakukan setelah memperoleh izin. Dengan
dibuatnya pengaturan terkait RZWP3K maka akan berdampak dalam beberapa hal seperti
contohnya dapat menjadi acuan dalam penyusunan rencana pembangunan jangka panjang
daerah (RPJPD) dan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD), sebagai acuan
dalam pemanfaatan WP3K, dapat sebagai acuan untuk mewujudkan keseimbangan
pembangunan dalam WP3K dan juga dapat sebagai dasar pengendalian pemanfaatan ruang
dalam penataan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
Untuk melihat kesesuain dan urgensitas dokumen rencana zonasi kawasan pesisir dan
pulau – pulau kecil maka diperlukannya juga adanya integrasi kesesuaian antara RZWP3K
dengan PERMEN KP Tahun 2021 serta dilakukannya tinjauan dari Rencana Tata Ruang
Wilayah Sumatera Utara. Agar terlihat kesesuain antar dokumen tersebut maka dapat
melakukan review terhadap dokumen.
1.2 Tujuan dan Sasaran Penelitihan
Adapun tujuan dan sasaran penelitihan dalam mengkaji dokumen Rencana Zonasi
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) sebagai berikut:
1.2.1 Tujuan
Adapun tujuan dari laporan hasil review ini adalah untuk mengetahui kesesuaian
substansi dari ketiga dokumen yang telah di review, sehingga nantinya mempermudah dalam
menentukan isu strategis integrasi RZWP3K dengan dasar hukum serta RTRWP.
1.2.2 Sasaran
Adapun juga sasaran dalam penyusunan laporan ini adalah dapat terciptanya kesesuain
dari 3 dokumen menjadi satu kesatuan laporan sebagai hasil review RZWP3K Sumatera Utara.
1.3 Sistematika Pembahasan
Pembahasan pada laporan review RZWP3K tersebut disusun berdasarkan pada tatanan
sebagai berikut ini:

BAB I PENDAHULUAN
Memuat latar belakang penyusunan laporan yang dimana sebagai awal dari tahap
laporan dalam rangka mereview RZWP3K Sulawesi Selatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Mengeksplorasi teori – teori yang berkaitan dengan wilayah pesisir, dasar hukum
penyusunan RZWP3K, serta integrasi antar perencanaan darat maupun ruang laut

2
BAB III KESESUAIAN SUBSTANSI RZWP3K SULAWESI SELATAN
DENGAN DASAR HUKUM PENYUSUNAN RZWP3KP
Menjelaskan dan mendeskripsikan bagaimana kesesuaian substansi antara RZWP3K
Sulawesi Selatan dengan Dasar Hukum Penyusunan RZWP3K yaitu PERMEN KP
Nomor 28 Tahun 2021

BAB IV KESESUAIAN PEMANFAATAN RUANG RZWP3K DENGAN RTRWP


MENURUT KKPR
Mintegrasi kesesuaian antar RZWP3K dengan RTRW Sulawesi Selatan berdasarkan
KKPR.

BAB V PENUTUP
Menjelaskan secara keseluruhan terkait kesesuaian substansi serta integrasi dari ke tiga
dokumen yang telah di review.

3
Peta 1.1
Peta Alokasi Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K)

4
2 BAB II
TINJAUAN PUSATAKA
2.1 Pengertian Wilayah Pesisir
Definisi wilayah pesisir bisa berbeda-beda, karena belum ditemukan suatu istilah paten
untuk mengartikannya. Sesuai dengan UU No.27 tahun 2007, wilayah pesisir telah
didefinisikan sebagai wilayah peralihan antara ekosistem daratan dan laut yang ditentukan oleh
12 mil batas wilayah ke arah perairan dan batas kabupaten/kota kearah pedalaman. Menurut
Kesepakatan umum di dunia bahwa wilayah pesisir adalah suatu wilayah peralihan antara
daratan dan lautan.
Adapun beberapa definisi mengenai wilayah pesisir dari berbagai sumber, antara lain sebagi
berikut:
1. Menurut Clark (2010), wilayah pesisir memiliki arti strategis karena merupakan
wilayah peralihan (interface) antara ekosistem darat dan laut, serta memiliki potensi
sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan yang sangat kaya.
2. Menurut Dahuri (2013) wilayah pesisir diartikan sebagai suatu wilayah perairan antara
daratan dan lautan dimana ke arah darat adalah jarak secara arbiter dan rata-rata pasang
tertinggi dan batas ke arah laut adalah yurisdiksi wilayah propinsi atau state di suatu
Negara.

2.2 Pengertian Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil (RZWP3K)
Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (RZWP3K) merupakan aturan
yang dikeluarkan Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten, Kota yang digunakan sebagai
pedoman dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya kelautan, serta menjadi rencana
pengembangan wilayah pesisir. Kedudukan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau
Kecil (RZWP3K) sebagai produk kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah dengan
merujuk pada kebijakan yang berada diatasnya yaitu Rencana Tata Ruang Nasional.
Berdasarkan Permen KP Nomor 28 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan dan Penataan
Ruang Laut dijelaskan bahwa Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang
selanjutnya disingkat RZWP-3-K adalah rencana yang menentukan arah penggunaan sumber
daya yang disertai dengan penetapan alokasi Ruang pada kawasan perencanaan yang memuat
kegiatan yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan serta kegiatan yang hanya dapat
dilakukan setelah memperoleh izin.
Setelah terbitnya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentag Cipta Kerja juga
memberikan pengaruh perubahan dalam sisitem perundangan dari segala sektor. Pada

5
penyusunan Rencana Tara Rang Wilayah wajib memiliki 1 payung hukun sebagai single policy
(sutu kebijakan) yang berisikan RZWP3K yang diintegrasikan ke dalam revis RTRW. Hal
tersebut, sebagaimana diatur dalam Perpres Nomor 21 Tahun 2021 tengang Penyelenggaraan
Penataan Ruang yaitu pada Pasal 246 ayat 6 yang berbunyi RZWP-3-K yang sedang dalam
proses penetapan, diintegrasikan kedalam revisi RTRWprovinsi paling lama 18 bulan terhitung
sejak Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku. Pada pennyusun ini tentunya terdapat hambantan
yakni berupa peta dasar salah satu pada garis pantai terdapat 2 pandangan termasuk dalam
tahap harmonisasi, singkronisasi dan pada pelasakanan integrasi muatan teknis dokumen
RTRW dan RZWP3K serta dampak lainnya yang mengatur pada kawasan peisisir.
2.3 Kajian Peraturan Tentang RZWP3K
Pada UU Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pengelolan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil menyebutkan bahwa pualu kecil adalah pulau dengan luas lebih kecil atau sama dengan
2.000 km2(dua ribu kilometer persegi) beserta kesatuan ekosistemnya. Pada perencanaan
pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil terdiri dari 4 yaitu:
1. Rencana Strategi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RSWP-3-K)
2. Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP-3-K)
3. Rencana Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RPWP-3-K)
4. Rencana Aksi Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RAPWP-3-K)
Berdasarkan peraturan perundangan tersebut dapat disampaikan bahwa penyusunan
dokumen pengelolaan Kawasan pesisir diatur sesuai kewenangannya namun di dalam
menyusun dokumennya mengacu kepada luas wilayah pulau kecil atau sama dengan
2.000 km2, maka dari itu perlu adanya data terkait luas wilayah pulau untuk dijadikan ke
dalam pengelompokan Kawasan pesisir. Mengenai tataara penyusunan dan pengaturan rencana
tata ruang laut telah diatur didalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
2019 Tentang Rencana Tata Ruang Laut. Perencanaan tata ruang diatur didalam Peraturan
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanaman Nasional RI Nomor 11 tahun 2021 Tentang
Tata Cara Penyusunan, Peninjauan Kembali, Revisi, Dan Penerbitan Persetujuan Substansi
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota, Dan Rencana Detail Tata Ruang. Tata
cara penyusunan RTR memuat muatannya berisikan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1
Analisis Muatan Dokumen Penataan Ruang Wilayah
Muatan RTRW Provinsi Muatan RZWP3K Analisis dan Sintesis
Tujuan, Kebijakan dan Strategi Tujuan, kebijakan, dan strategi Kedua Muatan Rencana Tata Ruang
Penataan Ruang Wilayah Provinsi Penataan Ruang Laut memiliki tujuan, kebijakan strategi
a. Tujuan Penataan Ruang namun dibedakan pada objektifitas
Wilayah Provinsi, substansi namun sama-sama wilayah
Provinsi

6
Muatan RTRW Provinsi Muatan RZWP3K Analisis dan Sintesis
b. Kebijakan Penataan Ruang
Wilayah Provinsi
c. Strategi Penataan Ruang
Wilayah Provinsi,

Rencana Struktur Ruang Wilayah Rencana Struktur Ruang Laut Pada Substasn Rencana Struktur
Provinsi (RTRWP) a. Susunan pusat pertumbuhan Ruang maka dapat diberikan analisis:
a. Sistem pusat permukiman kelautan yaitu; pusat 1. Sistem pusat permukiman dan
meliputi: PKN, PKW, PKN pertumbuhan kelautan dan pertumbuhan RTRWP pada PKN,
b. Sistem jaringan transportasi perikanan; pusat industri PKW dan PKSN. Sedangkan,
yang disesuaikan dengan kelautan dan perikanan Pada RTRL dinamakan pusat
kebutuhan wilayah provinsi, b. Sistem jaringan prasarana dan pertumbuhan kelautan. Namun, di
terdiri atas; sistem jaringan sarana Laut meliputi sistem dalam substansinya memiliki
jalan, sistem jaringan kereta jaringan: transportasi; energi kesamaan fokus pembahasan
api, sistem jaringan sungai, dan ketenagalistrikan; dimana terkait pada sistem pusat
danau, dan peyebarangan, telekomunikasi; sumber daya kegiatan yang mengarahkan pada
sistem jaringan transportasi air rencana pertumbuhan wilayah
laut, bandara umun dan sesuai skala.
bandara khusus, jalur 2. Terkait pada rencana sarana dan
pendaratan dan penerbangan di prasarana wilayah RTRW dan
laut RTRL (RZWP3K) mengkaji
c. Sistem jaringan energi yang rencana kebutuhan sarana dan
disesuaikan dengan kebutuhan prasarana wilayah dan kedua
wilayah provinsi perencancanaan tersebut
d. Sistem jaringan diintegrasikan agar terwujud
telekomunikasi sinkronisasi dan harmonisasi
e. Sistem jaringan sumber daya kedua muatan perencanaan
air tersebut.
f. Sistem jaringan prasarana
lainnya.

Rencana pola ruang terdiri dari Rencana pola ruang laut Rencana Pola Ruang Secara substansi
a. Kawasan peruntukan lindung a. Kawasan pemanfaatan umum memiliki muatan yang sama, yang
provinsi yang terdiri dari: pariwisata, membedakan adalah penamaan
b. Kawasan peruntukan budidaya Pelabuhan laut, Pelabuhan sesuai dengan potensi di darat
perikanan, pertambangan maupun di laut. Rencana pola ruang
minyak, pertambangan mineral yang sama adalah permukiman,
dan batu bara, perikanan Sumber daya mineral, Kawasan
tangkap, perikanan budidaya, lindung dan lain sebagainya.
industri, bandaran udara, Sedangkan perbedaannya terdapat
pengelolaan energi, pertahanan pada kegiatan sektor perikanan atau
dan keamanan, pembuangan, kelautan. Namun didalam
permukiman, perjas, penyusunan masing-masing rencana
pengelolaan ekosistem pesisir harus saling sinkron dan terintegrasi
b. Kawasann Konservasi di Laut sehingga adanya haromonisasi
muatan nan menjadikan kedua
RTRWP dan RTRL menjadi saling
mendukung.

7
2.4 Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil (RZWP3K) Provinsi
Sumatera Utara
Pada wilayah perencanaan RZWP3K di Provinsi Sumatera Utara yang selaras dengan
RTRW Provinsi dengan jangka wakut 20 tahun. Adapun wilayah perencanana dari RZWP3K
sebagai berikut:
a. Wilayah pesisir ke arah darat mencakup batas wilayah administrasi kecamatan di
wilayah pesisir;
b. Wilayah pesisir ke arah laut sejauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai pada
saat pasang tertinggi ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan.

Pada pengaturan wilayah peisisr dilakukan sesuai dengan ketentuan RTRW dan /atau RDTR
yang berlaku dengan struktur dan pola ruang daratan WP3K yang mengacu dan pengikat pada
ketentuan dalam RTRW Provinsi. Adapun tujuan dari PWP3K yang ada di Provonsi Sumatera
Utara sebagi berikut:
a. Tujuan pembangunan lingkungan: merehabilitasi, melindungi dan meningkatkan
kualitas lingkungan untuk menjamin pemanfaatan potensi sumberdaya pesisir dan
pulau-pulau kecil secara berkelanjutan.
b. Tujuan pembangunan sosial: meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan
sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
c. Tujuan pembangunan ekonomi: mendorong pemanfaatan potensi sumberdaya pesisir
dan pulau-pulau kecil secara optimal dan berkelanjutan serta berkeadilan untuk
membangun industri perikanan, pariwisata bahari dan industri non perikanan yang
berwawasan lingkungan untuk memacu pertumbuhan ekonomi kawasan.
d. Tujuan pembangunan administratif: tersusunnya panduan rencana pengelolaan
sumberdaya WP3K secara terpadu untuk meminimalkan benturan antar sektor.

8
3 BAB III
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR
DAN PULAU – PULAU KECIL
3.1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara
Dalam dokumen RTRW Provinsi Sumatera Utara memiliki tujuan penataan ruang, yaitu
“Mewujudkan wilayah yang sejahtera, merata, berdaya saing dan berwawasan lingkungan”
yang dimana diturunkan menjadi beberapa kebijakan serta strategi guna mencapai tujuan
penataan ruang tersebut. Selanjutnya dalam pembahasan ini akan meninjau lebih lanjut terkait
kebijakan dan strategi RTRW Provinsi Sumatera Utara yang memiliki kontribusi dalam
pemanfaatan ruang pesisir dan laut baik dari struktur ruang ataupun ke dalam pola ruang.
3.2 Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara
Berdasarkan tujuan penataan ruang yang ingin dicapai, maka kebijakan penataan ruang
Provinsi Sumatera Utara beserta strategi penataan ruang yang mendukung kebijakan tersebut
dapat diuraikan sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara

Mewujudkan wilayah yang sejahtera, merata, berdaya saing dan berwawasan


lingkungan
Kebijakan Strategi
Mengembangkan pusat - pusat pertumbuhan baru di
Mengurangi kesenjangan wilayah barat sesuai dengan potensi dan daya dukung
pengembangan wilayah timur dan
barat Membangun dan meningkatkan jaringan jalan lintas
timur dan barat

Mendorong kegiatan pengolahan komoditi unggulan


di pusat produksi komoditi unggulan

Meningkatkan prasarana perhubungan dari pusat


produksi komoditi unggulan menuju pusat pemasaran
Menyediakan sarana dan prasarana pendukung
Mengembangkan sektor ekonomi produksi untuk menjamin kestabilan produksi
unggulan melalui peningkatan daya unggulan
saing dan diversifikasi produk Mengembangkan pusat - pusat agropolitan dan
agromarinepolitan untuk meningkatkan daya saing

Meningkatkan kapasitas pembangkit listrik dengan


memanfaatkan sumber energi yang tersedia dan
terbaharukan serta memperluas jaringan transmisi
dan distribusi tenaga listrik guna mendukung
produksi komoditas unggulan

9
Mewujudkan wilayah yang sejahtera, merata, berdaya saing dan berwawasan
lingkungan
Kebijakan Strategi
Mengembangkan kawasan yang berpotensi memacu
pertumbuhan ekonomi kawasan dan wilayah di
sekitarnya serta mendorong pemerataan
perkembangan wilayah
Mempertahankan luasan lahan pertanian
Mewujudkan ketahanan pangan Meningkatkan produktivitas pertanian
melalui intensifikasi kegiatan yang Melindungi lahan pertanian pangan berkelanjutan
ada dan ekstensifikasi lahan
pertanian pada lahan non-produktif Mencetak kawasan lahan pertanian pangan
berkelanjutan baru untuk memenuhi swasembada
pangan
Menjaga kelestarian lingkungan dan Mempertahankan luasan kawasan lindung
mengembalikan keseimbangan Meningkatkan kualitas kawasan lindung
ekosistem Mengembalikan ekosistem kawasan lindung
Mengendalikan perkembangan fisik permukiman
Mengoptimalkan pemanfaatan
ruang budidaya sebagai antisipasi
Mendorong intensifikasi pemanfaatan ruang di
perkembangan wilayah
kawasan permukiman perdesaan dan perkotaan

Membangun dan meningkatkan kualitas jaringan


Meningkatkan aksesbilitas dan transportasi keseluruhan bagian wilayah provinsi
meratakan pelayanan sosial
ekonomi di seluruh wilayah Menyediakan dan memeratakan fasilitas pelayanan
provinsi sosial ekonomi (kesehatan, pendidikan, air bersih,
pemerintahan dan lain - lain)
Sumber: PERDA Provinsi Sumatera Utara Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2017 – 2037
Berdasarkan dari peninjauan RTRWP Sumatera Utara ini masih belum adanya
melibatkan ruang laut dan pesisir baik dalam pelestarian maupun dalam kebencanaan. Dalam
kebijakan dan turunan strategisnya hanya menjaga kelestarian lingkungan dan mengembalikan
keseimbangan ekosistem kawasan lindung saja. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam
penataan ruang wilayah Provinsi Sumatera Utara masih belum memanfaatkan secara penuh
ruang darat serta ruang pesisir dan lautnya.

10
4 BAB IV
KESESUAIN SUBSTANSI RZWP3K SUMATERA UTARA DENGAN DASAR
HUKUM PENYUSUNAN RZWP3KP
4.1 Keseuaian RZWP3K Provinsi Sumatera Utara dengan Dasar Hukum Penyusunan
RZWP3K
4.1.1 Peninjauan Outline Dokumen dan Zona Pemanfaatan Ruang

Dilakukannya peninjaun outline dokumen dan zona pemanfaatan ruang bertujuan untuk
membandingkan outline dokumen RZWP3K Provinsi Sumatera Utara dengan outline
PERMEN KP No. 28 Tahun 2021Tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang Laut. Dalam
mempermudah peninjaun dokumen ini akan disajikan pada tabel dibawah.
Tabel 4.1
PerbandinganOutline Permen KP dan Perda Prov Sumatera Utara
PERDA PROV SUMATERA UTARA
OUTLINE PERMEN KP NO.28/2021
NO 2/2017
BAB I KETENTUAN UMUM KETENTUAN UMUM
BAB II PERENCANAAN RUANG LAUT LINGKUP WILAYAH PERENCANAAN
BAB III PEMANFAATAN RUANG LAUT TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PENGENDALIAN
BAB IV RENCANA ALOKASI RUANG
PEMANFAATAN RUANG LAUT
PENGAWASAN PENATAAN
BAB V PERATURAN PEMANFAATAN RUANG
RUANG
PEMBINAAN PENATAAN
BAB VI INDIKASI PROGRAM
RUANG LAUT
BAB VII KETENTUAN LAIN - LAIN PEMANFATAAN PULAU - PULAU KECIL
BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
BAB IX KETENTUAN PENUTUP MITIGASI BENCANA
HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN SERTA
BAB X
MASYARAKAT
BAB XI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
BAB XII PENYELESAIN SENGKETA
BAB XIII GUGATAN PERWAKILAN
BAB XIV KOORDINASI PELAKSANAAN
BAB XV KETENTUAN PENYIDIKAN
BAB XVI KETENTUAN PERALIHAN
BAB XVII KETENTUAN LAIN - LAIN
BAB
KELEMBAGAAN
XVIII
BAB XIX KETENTUAN PENUTUP
Dalam pemaparan tabel diatas terlihat jika outline dokumen pada PERMEN KP NO.28
Tahun 2021 memiliki 9 bab, sedangkan pada PERDA Provinsi Sumatera Utara No. 4 Tahun
2019 Tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil memiliki 19 bab

11
terbahas. Adanya perbedaan dalam tiap isi pembahasan pada PERMEN KP No. 28 Tahun 2021
yang membahas secara menyeluruh dalam penyelenggaraan penataan ruang laut nasional,
provinsi dan zona antar wilayah. Kemudian pada RZWP3K Provinsi Sumatera Utara mengikuti
pedoman dari PERMEN KP No. 28 Tahun 2021 dalam penataan ruang laut dan pesisir dengan
adanya arahan pada lokasi terkait dari struktur dan pola ruang. Adapun perbandingan
pemanfaatan ruang untuk lebih memperjelas terkiat adanya arahan zona yang tercantum seperti
pada tabel berikut ini.

Tabel 4.2
Perbandingan Pemanfaatan Ruang Arahan Zona
RZWP3K PROV
PENYELENGGARAAN PENATAAN
SUMATERA UTARA 2019 -
RUANG LAUT
2039
PERDA PROV SUMUT
PERMEN KP 28/2021
NO 4/2019

1. Susunan pusat pertumbuhan kelautan:


a. pusat pertumbuhan kelautan dan
perikanan
- pelabuhan perikanan zona pelabuhan

- sentra kegiatan usaha pergaraman

- sentra kegiatan perikanan tangkap

- sentra kegiatan perikanan budidaya


-destinasi pariwisata
- pengembangan energi
b. pusat industri kelautan zona industri
- industri kelautan - industri maritim
- industri manufaktur - industri manufaktur
- industri pengolahan ikan - industri pengolahan ikan

- pengembangan ilmu pengetahuan dan


teknologi tinggi
-industri pariwisata

2. Sistem jaringan prasarana laut:


a. Transportasi:
- Tatanan kepelabuhan

- Pelabuhan lainnya
- Alur pelayaran alur pelayaran

12
RZWP3K PROV
PENYELENGGARAAN PENATAAN
SUMATERA UTARA 2019 -
RUANG LAUT
2039
PERDA PROV SUMUT
PERMEN KP 28/2021
NO 4/2019
b. Energi dan ketenagalistrikan pipa instalasi bawah laut
- alur kabel telekomunikasi
- Pipa bawah laut minyak dan gas bumi bawah laut
- Pipa fluida lainnya - alur kabel listrik bawah laut
- Instalasi minyak dan gas bumi - alur pipa bawah laut
- Kabel bawah laut untuk
ketenagalistrikan

c. sistem jaringan telekomunikasi

- Kabel bawah laut untuk telekomunikasi

-Kabel bawah laut dan sarana/instrumen


untuk mitigasi bencana

d. Sistem jaringan sumber daya air


Berdasarkan pada arahan alokasi ruang struktur di RZWPK3K terdapat 8 poin pada
alokasi ruang struktur, serta pada dokumen RZWP3K ini terdapatnya zona Pelabuhan, zona
pariwisata, alur – pelayaran. Selanjutnya dilakukan perbandingan antara alokasi pemanfaafan
ruang pada PERMEN KP No. 28 Tahun 2021 dan RZWP3K Provinsi Sumatera Utara yang
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.3
Alokasi Pemanfaatan Ruang Permen KP 28/2021 dan Perda Prov Sumut No. 4/2019
PENYELENGGARAAN PENATAAN RZWP3K PROV SUMATERA
RUANG LAUT UTARA 2019 - 2039
PERMEN KP 28/2021 PERDA PROV SUMUT NO 4/2019
Kawasan konservasi di laut kawasan konservasi
zona pengelolaan ekosistem pesisir zona wisata alam/pesisir
zona pariwisata zona pariwisata
zona permukiman zona permukiman
zona perdagangan dan jasa zona perdagangan dan jasa
zona fasilitas umum zona fasilitas umum
zona pelabuhan laut
zona pelabuhan
zona pelabuhan perikanan
zona bandar udara
zona perikanan tangkap zona perikanan tangkap
zona perikanan budidaya zona perikanan budidaya

13
PENYELENGGARAAN PENATAAN RZWP3K PROV SUMATERA
RUANG LAUT UTARA 2019 - 2039
PERMEN KP 28/2021 PERDA PROV SUMUT NO 4/2019
zona pertambangan minyak dan gas bumi zona pertambangan minyak dan gas bumi
zona pertambangan mineral dan batu bara zona pertambangan mineral dan batu bara
zona pergaraman zona pergaraman
zona industri zona industri
zona pengelolaan energi
zona pemanfataan air laut selain energi
zona pertahanan dan keamanan zona pertahanan dan keamanan
zona pembuangan (dumping area) zona pembuangan (dumping area)
zona pemanfaatan lainnya sesuai dengan
karakteristik biogeofisik lingkungannya
zona wilayah kelola masyarakat hukum
adat
Berdasarkan pada hasil perbandingan substansi antara 2 dokumen tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa pada RZWP3K Provinsi Sumatera Utara memiliki 14 zona pemanfaatan
ruang dan 1 kawasan konservasi. Akan tetapi pada dokumen RZWP3K Provinsi Sumatera
Utara masih belum memiliki rencana zona bandar udara, zona pengelolaan energi, zona
pemanfaatan air laut selain energi, zona pemanfaataan lainnya sesuai dengan karakteristik
biogeofisik lingkungannya, dan zona wilayah Kelola masyarakat hukum adat.
4.2 Keseusaian Muatan RZWP3K
Pada kesesuaian RZWP3K Provinsi Sumatera Utara dilakukan dengan meninjau dari
muatan final dokumen RZWP3K berdasarkan Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Nomor 28 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang Laut yang menyebutkan
terdapat sembilan muatan final yaitu
1. Tujuan, kebijakan, dan strategi Penataan Ruang Laut Provinsi
2. Rencana Struktur Ruang
3. Rencana Pola Ruang
4. Alur Migrasi Biota Laut
5. Arahan Pemanfaatan Ruang Perairan Pesisir yang berisi indikasi program utama
6. Pengaturan kesesuaian kegiatan pemanfaatan dalam zona Pemanfaatan Ruang Perairan
Pesisir
7. Arahan kebijakan peruntukan ruang pada sempadan pantai
8. Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Perairan Pesisir
9. Arahan kesesuaian kegiatan Pemanfaatan Ruang Perairan Pesisir, insentif, dan
disinsentif, serta arahan sanksi.

14
Adapaun penyesesuaian antara Permen KP No. 28 Tahun 2021 dan RZWPK Provinsi
Sumatera Utara tiap poin penyadingannya dibuat dalam bentuk bagan dibawah ini.

Gambar 4.1
Persandingan Poin Muatan PERMEN KP NO. 28 Tahun 2021 dan PERDA PROV SUMUT NO. 2
TAHUN 2019
Pada muatan tersebut terlihat jika ada 3 muatan di RZWP3K yang tidak memiliki
keterkaitan dengan Permen KP No. 28 Tahun 2021 yang telah ditandai berwarna merah. Tidak
keterkaitannya antara dokumen tersebut dikarenakan RZWP3K Provinsi Sumatera Utara ini
sendiri belum membahas lebih lanjut mengenai arahan kebijakan peruntukan ruang pada
sempadan sungai dan arahan pengendalian pemanfaatan ruang perairan pesisir.

15
5 BAB V
KESESUAIAN PEMANFAATAN RUANG RZWP3K DENGAN RTRWP
MENURUT KKPR
5.1 Tinjauan Terhadap RZWP3K Probinsi Sumatera Utara
Berdasarkan peninjauan dikumen yang dilakukan dengan membandingkan
muatan dokumen antara RZWP3K dengan RTRWP yang tercantum dalam Permen
Nomor 11 Tahun 2021. Adapun perbandingan dari keterkaitan muatan yang
tercantum dalam dokumen terseutt sebagai berikut:

Tabel 5.1
Persandingan Mutan RZWP3K dengan RTRWP
RZWP3K (Permen KP No. 28/ 2021) RTRW (Perda No. 2 tahun 2017)
Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan raung Tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang
laut provinsi
Rencana struktur ruang laut Rencana struktur ruang
Rencana pola ruang laut Rencana pola ruang
Alur migrasi biota laut Kawasan strategis
Arahan pemanfaatan ruang perairan pesisir Arahan pemanfaatan raung
(indikasi program)
Pengaturan kesesuaian kegiatan pemanfaatan Pengendalian pemanfaatan ruang
Arahan kebijakan peruntukan ruang pada
sempadan pantai
Arahan pengendalian pemanfaatan ruang
perairan pesisir
Arahan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan
Ruang perairan pesisir, intensif dan disinsentif,
serta arahan sanksi
Strategi kebijkan pengembangan KSP di laut
Pada persandingan dari muatan tersebut dapat diketahui perbedaan mutan dari
kedua dokumen perencanan tersebut. Adanya perbedaan dari muatan RZWP3K
yang tercantum dalam Permen KP No 28 Tahun 2021 yang terdapat 10 muatan,
sedangkan pada RTRWP yang tercantum dalam Perda No.2 Tahun 2017 hanya
terdapat 6 muatan.
5.2 Integrasi Struktur Pola Ruang Luat Serta Darat Dalam RTRWP
adapun integrasi dari struktur ruang dan pola ruang yang terdapat dari RTRWP
Sumatera Utara sebagai berikut:

16
Gambar 5.1
Integrasi Struktur dan Pola Ruang Laut Serta Darat dalam RTRWP
Dalam menentukan integrasi struktur dan pola ruang laut dan darat dalam RTRWP
berdasar pedoman dari Permen ATR/BPN No 11 Tahun 2021 dengan RZWP3K
dalam Permen KP No 28 Tahun 2021. Bagian yang berwarna biru merupakan hasil
integrasi struktur ruang laut dimana pada Rencana Pola Ruang berupa kawasan
suaka alam pelestarian alam, dan cagar alam. Pada kawasan budidaya yang terdiri
dari kawsna peruntukan perikana dan kelautan, kawasna peruntukan industri dan
kawasna peruntukan pariwisata.
5.3 Kawasan Pariwisata Pada KKPRL
Pada dokumen dari RZWP3K dan Permen KP dari Provinsi Sumatra Utara
dengan teridentifikasi adanya persamaan yaitu RZWP3K Provinsi Sumatera Utara
dengan outline PERMEN KP No. 28 Tahun 2021 dalam kawasan pariwisata dengan
indikasi arahan pemanfaantan lahan sebagai berikut;

Tabel 5.2
Indikasi Arahan yang Diperbolehkan Kawasan Pariwisata
RTRW RZWP3K
peruntukan kawasan pariwisata a. wisata alam bentang laut;
diperbolehkan adanya sarana dan b. wisata selam;
prasarana yang mendukung kegiatan c. wisata snorkling;
pariwisata dan sistem prasarana d. wisata olahraga air;
wilayah sesuai dengan ketentuan e. mitigasi bencana dan kondisi darurat
perundang-undangan; di laut;
f. perikanan tangkap tradisional/lokal;
g. pengembangan sarana penunjang
kegiatan pariwisata yang tetap
memperhatikan keasrian lingkungan

17
pantai dan tatanan sosial budaya
masyarakat setempat;
h. budidaya yang dapat mendukung
kegiatan pariwisata; dan
i. penyediaan sarana dan prasarana
pariwisata yang tidak berdampak pada
kerusakan lingkungan.
peruntukan kawasan pariwisata
diperbolehkan dilakukan penelitian
dan pendidikan

Tabel 5.3
Indikasi Arahan yang Tidak Diperbolehkan Pada Kawasan Pariwisata
RTRW RZWP3K
peruntukan kawasan pariwisata alam a. perikanan budidaya intensif; b.
tidak diperbolehkan dilakukan dumping area;
kegiatan yang dapat menyebabkan c. pertambangan;
rusaknya kondisi alam terutama yang d. semua jenis kegiatan penangkapan
menjadi obyek wisata alam ikan pada saat berlangsung kegiatan
pariwisata
e. penangkapan ikan yang
menggunakan bahan peledak, bius
dan/atau bahan beracun, serta
menggunakan alat tangkap yang
bersifat merusak ekosistem di wilayah
pesisir dan pulau-pulau kecil;
f. pemasangan Alat Bantu Penangkapan
Ikan (ABPI);
g. pembangunan infrastruktur yang
bukan untuk pengembangan pariwisata;
dan
h. pembuangan sampah dan/atau
limbah, baik padat dan/atau cair.
peruntukan kawasan pariwisata alam
tidak diperbolehkan adanya
bangunan lain kecuali bangunan
pendukung kegiatan wisata alam
pengembangan pariwisata harus
dilengkapi dengan dokumen kajian
kelayakan yang di setujui

18
5.4 Kawasan Perikanan Pada KKPRL
Pada dokumen dari RZWP3K dan Permen KP dari Provinsi Sumatra Utara
dengan teridentifikasi adanya persamaan yaitu RZWP3K Provinsi Sumatera Utara
dengan outline PERMEN KP No. 28 Tahun 2021 dalam kawasan perikanan dengan
indikasi arahan pemanfaantan lahan sebagai berikut;

Tabel 5.4
Indikasi Arahan yang Diperbolehkan Pada Kawasan Perikanan
RTRW RZWP3K
pemanfaatan ruang kawasan perikanan a. perikanan tangkap dengan ukuran
dan kelautan diperbolehkan socara armada dibawah 10 (sepuluh) gross
terbatas adanya kegiatan lain yang ton dengan alat tangkap yang
bersifat mendukung kegiatan diperbolehkan sesuai peraturan
perikanan dan kelautan dan perundang-undangan;
pembangunan sistem jaringan b. pemanfaatan yang tidak melebihi
prasarana sesuai ketentuan peraturan potensi lestarinya atau jumlah
perundang-undangan; tangkapan yang diperbolehkan (JTB);
dan
c. Penggunaan alat tangkap yang
ramah lingkungan.
pemanfaatan ruang kawasan perikanan
budidaya diperbolehkan secara
tervatas penetlitian dan pendidikan

Tabel 5.5
Indikasi Arahan Yang Tidak di Perbolehkan Pada Kawasan Perikanan
RTRW RZWP3K
pemanfaatan ruang pada kawasan a. penangkapan ikan menggunakan
perikanan budidaya tidak bahan peledak dan/atau bahan
diperbolehkan untuk kegiatan yang beracun;
bersifat polutif b. menempatkan alat tangkap yang
bersifat statis pada alur-pelayaran;
c. menggunakan alat tangkap yang
tidak ramah lingkungan;
d. menangkap ikan dengan ukuran
kecil (tidak layak tangkap); dan
e. kegiatan pertambangan.
kegiatan perikanan budidaya dan
kelautan dilakukan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

19
5.5 Kawasan Pertambangan Pada KKPRL
Pada dokumen dari RZWP3K dan Permen KP dari Provinsi Sumatra Utara
dengan teridentifikasi adanya persamaan yaitu RZWP3K Provinsi Sumatera Utara
dengan outline PERMEN KP No. 28 Tahun 2021 dalam kawasan pertambangan
dengan indikasi arahan pemanfaantan lahan sebagai berikut;

Tabel 5.6
Indikasi Arahan yang Diperbolehkan Pada Kawasan Pertambangan
RTRW RZWP3K
kawasan pertambangan gambut kegiatan yang boleh dilakukan setelah
diperbolehkan dilakukan pada lahan mendapatkan izin, persyaratan
gambut dengan kedalaman kurang dari minimum, dan ketentuan khusus
3 (tiga) meter
peruntukan kawasan pertambangan kegiatan yang boleh dilakukan setelah
diperbolehkan adanya kegiatan lain mendapatkan izin, persyaratan
yang bersifat mendukung kegiatan minimum, dan ketentuan khusus
pertambangan
perntukan kawasan pertambangan
diperbolehkan kegiatan permukiman
secara terbatas untuk menunjang
kegiatan pertambangan dengan tetap
memperhatikan aspek-aspek
keselamatan

Tabel 5.7
Indikasi Arahan yang Tidak Diperbolehkan Pada Kawasan Pertambangan
RTRW RZWP3K
sebelum kegiatan budidaya Selama berlangsung pemanfaatan
pertambangan dilakukan, wajib RAHLAT, seluruh kegiatan lain
dilakukan studi kelayakan dan kajian dihentikan sementara.
kelayakan lingkungan yang disetujui
atau upaya pengelolaan lingkungan
dan upaya pemantauan lingkungan
kawasan pertambangan wajib Pemanfaatan RAHLAT dilakukan
dilakukan rehabilitasi atau revitalisasi dengan tidak mengganggu fungsi
sehingga dapat digunakan kembali lingkungan hidup dan ekosistem
untuk kegiatan lain seperti pertanian, alami, serta memperhatikan
kehutanan, dan pariwisata peningkatan nilai tambah bagi
RAHLAT yang bersangkutan.
Pemanfaatan RAHLAT dilakukan
berdasarkan pedoman, standar, dan

20
kriteria teknis yang ditetapkan oleh
Menteri yang membidangi pertahanan
negara.

5.6 Kawasan Industri Pada KKPRL


Pada dokumen dari RZWP3K dan Permen KP dari Provinsi Sumatra Utara
dengan teridentifikasi adanya persamaan yaitu RZWP3K Provinsi Sumatera Utara
dengan outline PERMEN KP No. 28 Tahun 2021 dalam kawasan Industri dengan
indikasi arahan pemanfaantan lahan sebagai berikut;

Tabel 5.8
Indikasi Arahan yang Diperbolehkan Pada Kawasan Industri
RTRW RZWP3K
peruntukan kawasan industri semua kegiatan industri yang sesuai
di.perbolehkan secara terbatas adanya dengan karakteristik dan sifat industri
permukiman penunjang kegiatan maritim serta industri manufaktur
industri yang dibangun sesuai sesuai ketentuan peraturan perundang-
ketentuan perundang-undangan undangan.
peruntukan kawasan industri
diperbolehkan secara terbatas adanya
sarana dan prasarana wilayah sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
Tabel 5.9
Indikasi Arahan yang Tidak Diperbolehkan Pada Kawasan Industri
RTRW RZWP3K
peruntukan kawasan industri tidak a. perikanan budidaya; dan
diperbolehkan berbatasan langsung b. perikanan tangkap.
dengan kawasan permukiman dan
sebelum kegiatan budidaya industri
dilakukan, wajib dilakukan studi
kelayakan dan kajian kelayakan
lingkungan atau upaya pengelolaan
lingkungan dan upaya pemantauan
lingkungan yang disetujui.

21

Anda mungkin juga menyukai