Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkah dan
perlindungannya kami dapat menyelesaikan Laporan Data dan Analisis Kegiatan
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan.
Permasalahan permukiman sering kali menjadi salah satu isu utama yang cukup menjadi
polemik, sehingga seperti tidak pernah terkejar oleh upaya penanganan yang dari waktu
ke waktu sudah dilakukan. Keterlambatan penanganan permukiman yang kalah cepat
dengan pertumbuhan/ perkembangan permukiman yang terjadi secara alami seringkali
menimbulkan dampak yang cukup sulit untuk ditangani, seperti timbulnya kawasan
permukiman kumuh. Untuk itulah kegiatan ini menjadi penting dalam upaya menyediakan
dokumen perencanaan pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman.
Demikian Buku Rencana ini kami susun sebagai langkah awal untuk mendukung
pelaksanaan kegiatannantinya, semoga dapat bermanfaat di masa yang akandatang.
Medan, 2019
TIM PENYUSUN
BUKU RENCANA i
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BAB I. PENDAHULUAN
BUKU RENCANA ii
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA iv
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
2.6. Anlisis Daya Dukung dan daya Tampung Kawasan permukiman ........ II - 145
BUKU RENCANA v
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
2.9. Rencana Kebutuhan Prasarana Sarana dan Utilitas Umum ................ II -190
BUKU RENCANA vi
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Tabel 2.5. Jumah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan enis Kelamain
di Kabupaten Asahan 2017 ............................................................ II – 8
Tabel 2.7. Jumlah Rumah Tidak Layak Huni di Kabupaten Asahan Tahun
2017 ............................................................................................... II – 20
Tabel 2.10. Luas Kawasan Kumuh Menurut Studi Profil tahun 2015 ............... II – 110
BUKU RENCANA ix
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Tabel 2.25. Jumlah penduduk 5 Tahun Terakhir di Kabupaten Asahan ........... II – 178
Tabel 2.27. Kemapuan Keuangan Hasil Proyeksi PDRB Tahun 2019-2039 ...... II – 180
Tabel 2.28. Jumlah Rumah Tangga 5 Tahun Terakhir di Kabupaten Asahan ... II – 181
Tabel 2.29. Proyeksi Jumlah penduduk 2019-2039 di Kabupaten Asahan ...... II – 181
BUKU RENCANA x
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Tabel 2.30. Jumlah Rumah Tangga Tahun 2013-2014 Kabupaten Asahan ...... II – 183
Tabel 2.34. Jumlah Pelanggan dan Air yang Disalurkan Menurut Pelanggan
di Kabupaten Asahan Tahun 2017 ................................................. II – 193
Tabel 2.36. Kapasitas, Volume dan Air Terjual di Kabupaten Asahan Tahun
2017 ............................................................................................... II – 198
BUKU RENCANA xi
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Tabel 4.9. Strategi dan Indikator Penataan Kasiba dan Lisiba ........................ IV – 43
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx II - x
Gambar 1.2. Bagan Kedudukan RP3KP Terkait Rencana Tata Ruang ..... I-8
Gambar 2.3. Peta Pola Migrasi Dan Pergerakan Penduduk Tahun 2018
Kabupaten Asahan .............................................................. II - 10
BUKU RENCANA xv
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Gambar 2.107. Peta Potensi daerah Rawan Longsor Kabupaten Asahan .. II - 155
Gambar 2.108. Peta Daerah Rawan Tsunami Kabupaten Asahan .............. II - 156
Gambar 2.112. Peta Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Lahan
Permukiman Kabupaten Asahan ....................................... II - 167
Gambar 2.115. Peta Rencana Sistem Air Minum Kabupaten Asahan ........ II - 207
Gambar 2.116. Peta Rencana Jaringan Drainase Kabupaten Asahan ......... II - 209
Gambar 2.117. Peta Rencana Jaringan Air Limbah Kabupaten Asahan ..... II - 214
Gambar 2.119. Sebaran Sarana Proteksi Kebakaran Kabupaten Asahan ... II - 221
BUKU RENCANA xx
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Gambar 4.47. Rumah Tipe Moisonettee Hunian yang Terjadi dari Dua
Lantai Bisa Tersendiri atau Berderet ................................. IV - 80
BAB
PENDAHULUAN
BUKU RENCANA I -1
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA I -2
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
1.3 Sasaran
BUKU RENCANA I -3
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
15. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta
Untuk Penataan Ruang Wilayah;
20. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
BUKU RENCANA I -4
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
26. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air
Minum
BUKU RENCANA I -5
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
37. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 4 Tahun
2017 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik
38. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 2 tahun 2017 tentang
RTRW Provinsi Sumatera Utara Tahun 2017-2037;
BUKU RENCANA I -6
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
B. Konsepsi RP3KP
RP3KP Daerah Kabupaten/Kota merupakan arahan kebijakan dan strategi
pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman:
1. berdasarkan RTRW; dan
2. mendukung program dan kegiatan jangka pendek, jangka menengah, dan
jangka panjang.
Prinsip RP3KP, yaitu:
1. Dokumen RP3KP merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan/atau
komplemen dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW);
2. Mengintegrasikan kegiatan pemerintah, pemerintah provinsi dengan
pemerintah daerah : antar sektor, antara SKPD terkait, serta dunia usaha dan
masyarakat;
3. Perencanaan dilakukan sesuai dengan kondisi kependudukan dan potensi
yang dimiliki masing-masing daerah, dinamika perkembangan ekonomi dan
sosial budaya daerah;
BUKU RENCANA I -7
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Gambar 1.1.
Bagan Kedudukan RP3KP dalam Sistem Perencanaan Pembangunan
Gambar 1.2.
Bagan Kedudukan RP3KP Terkait Rencana Tata Ruang
BUKU RENCANA I -8
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
1.5.2 Metodologi
BUKU RENCANA I -9
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Manfaat atau outcome yang didapat dengan terlaksananya kegiatan ini adalah :
Buku Laporan Pendahuluan Penyusunan RP3KP Kabupaten Asahan ini ini akan
dijabarkan dan disusun sebagai berikut.
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, dasar hukum,
ruang lingkup kegiatan, keluaran, manfaat, serta serta sistematika
penulisan laporan.
BAB
Analisis karakteristik kependudukan yang akan diuriakan dalam sub bab ini ialah
pertumbuhan dan perkembangan penduduk, sebaran penduduk, struktur kependudukan,
pola migrasi dan pergerakan sebagai berikut.
BUKU RENCANA II - 1
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Tabel 2.1.
Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk
di Kabupaten Asahan Tahun 2013-2017
Tahun Laju
No Kecamatan
2013 2014 2015 2016 2017 Pertumbuhan
1 B.P Mandoge 33.512 34.393 34.719 35.030 35.329 1,1
2 Bandar Pulau 20.874 21.423 21.622 21.819 22.005 1,1
3 Aek Songsongan 16.794 17.235 17.396 17.554 17.703 1,1
4 Rahuning 17.831 18.307 18.479 18.646 18.804 1,1
5 Pulau Rakyat 32.216 33.049 33.362 33.665 33.950 1,1
6 Aek Kuasan 23.257 23.869 24.089 24.311 24,517 1,1
7 Aek Ledong 20.049 20.591 20.781 20.973 21.151 1,1
8 Sei Kepayang 17.437 17.895 18.063 18.226 18.380 1,1
9 Sei Kepayang Barat 13.052 13.396 13.521 13.643 13.756 1,1
10 Sei Kepayang Timur 8.765 8.989 9.073 9.155 9.231 1,0
11 Tanjung Balai 35.601 36.538 36.880 37214 37.529 1,1
12 Simpang Empat 40.143 41.274 41.665 42.039 42.395 1,1
13 Teluk Dalam 17.595 18.057 18.225 18.390 18.544 1,1
14 Air Batu 39.913 40.967 41.351 41.726 42.078 1,1
15 Sei Dadap 31.429 32.265 32.566 32.862 33.140 1,1
16 Buntu Pane 22.985 23.602 23.822 24.039 24.242 1,1
17 Tinggi Raja 18.481 18.947 19.124 19.298 19.459 1,0
18 Setia Janji 11.682 11.977 12.088 12.198 12.299 1,0
19 Meranti 19.751 20.288 20.475 20.663 20.834 11
20 Pulo Bandring 28.278 29.008 29.278 29.544 29.792 1,1
21 Rawang Panca Arga 17.886 18.346 18.517 18.685 18.841 1,0
22 Air Joman 46.738 47.967 48.417 48.856 49.269 1,1
23 Silo Laut 20.601 21.076 21.269 21.466 21.646 1,0
24 Kisaran Barat 56.509 57.994 58.543 59.071 59.579 1,1
25 Kisaran Timur 70.415 72.267 72.958 73.611 74.245 1,1
Jumlah 681.794 699.720 706.283 712.684 718.718 1,1
Sumber : BPS Kabupaten Asahan Tahun 2013-2017 dan analisa Tahun 2018
BUKU RENCANA II - 2
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Tabel 2.2.
Proyeksi Jumlah Penduduk di Kabupaten Asahan Tahun 2019-2039
Penduduk (Jiwa)
No Kecamatan
2019 2024 2029 2034 2039
1 B.P Mandoge 36.086 38.049 40.119 42.302 44.604
2 Bandar Pulau 22.476 23.698 24.987 26.345 27.777
3 Aek Songsongan 18.082 19.064 20.099 21.191 22.342
4 Rahuning 19.209 20.261 21.371 22.541 23.776
5 Pulau Rakyat 34.672 36.544 38.518 40.598 42.791
6 Aek Kuasan 25.042 26.403 27.839 29.352 30.948
7 Aek Ledong 21.610 22.802 24.060 25.388 26.788
8 Sei Kepayang 18.773 19.791 20.865 21.998 23.192
9 Sei Kepayang Barat 14.049 14.810 15.611 16.456 17.347
10 Sei Kepayang Timur 9.425 9.928 10.457 11.015 11.603
11 Tanjung Balai 38.332 40.415 42.611 44.927 47.369
12 Simpang Empat 43.334 45.775 48.353 51.076 53.953
13 Teluk Dalam 18.939 19.964 21.045 22.184 23.384
14 Air Batu 42.980 45.319 47.786 50.387 53.130
15 Sei Dadap 33.853 35.702 37.653 39.710 41.879
16 Buntu Pane 24.766 26.125 27.559 29.071 30.667
17 Tinggi Raja 19.866 20.921 22.031 23.201 24.433
18 Setia Janji 12.556 13.221 13.922 14.659 15.436
19 Meranti 21.285 22.457 23.693 24.997 26.372
20 Pulo Bandring 30.422 32.056 33.779 35.593 37.505
21 Rawang Panca Arga 19.238 20.269 21.355 22.499 23.704
22 Air Joman 50.323 53.058 55.941 58.981 62.186
23 Silo Laut 22.080 23.203 24.383 25.624 26.927
24 Kisaran Barat 60.858 64.175 67.674 71.363 75.253
25 Kisaran Timur 75.840 79.979 84.345 88.948 93.803
Jumlah 734.094 773.990 816.055 860.406 907.168
Sumber : Hasil Analisis 2018
BUKU RENCANA II - 3
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
tahun 2039 meningkat yaitu sebasar 485 jiwa/Km2. Total sebaran penduduk di Kabupaten
Asahan cukup beragam dengan kepadatan penduduk tertinggi terletak di Kecamatan
Kisaran Timur dengan kepadatannya pada tahun 2017 yaitu sebesar 2.461 jiwa/Km2,
namun pada tahun 2039 kepadatan penduduk menjadi 3.109 jiwa/Km2 dan kepadatan
penduduk yang terendah yaitu berada di Kecamatan B.P Mandoge dan Sei Kepayang pada
tahun 2017 yaitu 50 jiwa/Km2, dan pada tahun 2039 menjadi 63 jiwa/Km2. Untuk jumlah
penduduk dan kepadatan penduduk di Kabupaten Asahan dapat dilihat pada Tabel 2.3
dan Gambar 2.2 peta sebaran penduduk berikut.
Tabel 2.3.
Distribusi dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Asahan Tahun
2017 dan Tahun 2038
Kepadatan Penduduk
No Kecamatan Luas (Km2) Presentase Penduduk (jiwa/Km2)
Tahun 2017 Tahun 2039
1 B.P Mandoge 713,63 19,12 50 63
2 Bandar Pulau 268,41 7,19 82 103
3 Aek Songsongan 282,21 7,56 63 79
4 Rahuning 195,80 5,25 96 121
5 Pulau Rakyat 213,65 5,72 159 200
6 Aek Kuasan 143,13 3,83 171 216
7 Aek Ledong 85,12 2,28 248 315
8 Sei Kepayang 370,69 9,93 50 63
9 Sei Kepayang Barat 49,19 1,32 280 353
10 Sei Kepayang Timur 100,65 2,70 92 115
11 Tanjung Balai 88,68 2,38 423 534
12 Simpang Empat 135,77 3,64 312 397
13 Teluk Dalam 117,01 3,13 158 200
14 Air Batu 117,15 3,14 359 454
15 Sei Dadap 82,78 2,22 400 506
16 Buntu Pane 153,40 4,11 158 200
17 Tinggi Raja 107,90 2,89 180 226
18 Setia Janji 62,37 1,67 197 247
19 Meranti 45,33 1,21 460 582
20 Pulo Bandring 86,99 2,33 342 431
21 Rawang Panca Arga 67,37 1,80 280 352
22 Air Joman 98,09 2,63 502 634
23 Silo Laut 84,68 2,27 256 318
24 Kisaran Barat 32,81 0,88 1.816 2.294
25 Kisaran Timur 30,17 0,81 2.461 3.109
Jumlah 3732,97 100,00 384 485
Sumber : Kabupaten Asahan dalam Angka tahun 2018
BUKU RENCANA II - 4
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 5
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 6
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Tabel 2.4.
Jumlah Penduduk Jenis Kelamin Menurut Kecamatan di Kabupaten Asahan Tahun 2017
Penduduk
No Kecamatan Jumlah (Jiwa)
Laki-laki (Jiwa) Perempuan (Jiwa)
1 B.P Mandoge 18.109 17.220 35.329
2 Bandar Pulau 11.258 10.747 22.005
3 Aek Songsongan 8.911 8.792 17.703
4 Rahuning 9.489 9.315 18.804
5 Pulau Rakyat 17.031 16.919 33.950
6 Aek Kuasan 12.362 12.155 24.517
7 Aek Ledong 10.701 10.450 21.151
8 Sei Kepayang 9.142 9.238 18.380
9 Sei Kepayang Barat 6.938 6.818 13.756
10 Sei Kepayang Timur 4.745 4.486 9.231
11 Tanjung Balai 19.024 18.505 37.529
12 Simpang Empat 21.399 20.996 42.395
13 Teluk Dalam 9.350 9.194 18.544
14 Air Batu 21.154 20.924 42.078
15 Sei Dadap 16.776 16.364 33.140
16 Buntu Pane 12.087 12.155 24.242
17 Tinggi Raja 9.738 9.721 19.459
18 Setia Janji 6.143 6.156 12.299
19 Meranti 10.325 10.509 20.834
20 Pulo Bandring 14.987 14.805 29.792
21 Rawang Panca Arga 9.542 9.299 18.841
22 Air Joman 24.817 24.452 49.269
BUKU RENCANA II - 7
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Penduduk
No Kecamatan Jumlah (Jiwa)
Laki-laki (Jiwa) Perempuan (Jiwa)
23 Silo Laut 10.836 10.810 21.646
24 Kisaran Barat 29.388 30.191 59.579
25 Kisaran Timur 36.649 37.596 74.245
Jumlah 360.901 357.817 718.718
Sumber : Kabupaten Asahan Dalam Angka 2018
Tabel 2.5.
Jumah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan jenis Kelamain
di Kabupaten Asahan 2017
Penduduk
Kelompok Umur Jumlah (Jiwa)
Laki-Laki (Jiwa) Perempuan (Jiwa)
0-4 38.840 37.572 76.412
0-9 39.233 38.181 77.414
10-14 37.319 35.957 73.276
15-19 34.718 32.644 67.362
20-24 30.724 28.868 59.592
25-29 28.130 27.011 55.141
30-34 25.998 26.093 52.091
35-39 24.191 24.612 48.803
40-44 22.492 23.037 45.529
45-49 20.463 21.546 42.009
50-54 18.792 18.768 37.560
55-59 15.069 14.977 30.046
60-64 9.770 10.347 20.117
65-69 6.227 7.251 13.478
70-74 4.042 5.183 9.225
75+ 4.893 5.770 10.663
Jumlah 360,901 357.817 718.718
Sumber : Kabupaten Asahan Dalam Angka 2018
Migrasi atau mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat
ke tempat lain. Migrasi juga dapat diartiakan perpindahan penduduk antar daerah dengan
melintasi batas administrasi tertentu, baik untuk tinggal sementara ataupun menetap.
Migrasi yang dilakukan untuk menetap dapat memengaruhi perubahan jumlah penduduk
suatu daerah. Adapun tentang alasan seseorang melakukan migrasi tentunya beragam
BUKU RENCANA II - 8
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 9
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 10
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
A. Perumahan Formal
BUKU RENCANA II - 11
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
B. Rumah Komersil
BUKU RENCANA II - 12
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
C. Rumah Umum
D. Rumah Swadaya
Rumah swadaya adalah rumah yang dibangun atas prakarsa dan upaya
masyarakat. Rumah swadaya diselenggarakan atas prakarsa dan upaya
masyarakat, baik secara sendiri maupun berkelompok. Rumah swadaya dapat
memperoleh bantuan dan kemudahan dari Pemerintah dan/atau Pemerintah
Daerah. Dari hasil observasi langsung ke lapangan, Perumahan Swadaya sendiri
tersebar di 22 Kecamatan di Kabupaten Asahan yaitu Kecamatan Aek Kuasa, Eak
Ledong, Air Batu, Air Joman, Bandar Pulau, Kisaran Barat, Kisaran Timur, Bandar
Pasir Mandoge, Meranti, Pulau Rayat, Pulau Bandring, Rauning, Rawang Panca
BUKU RENCANA II - 13
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Arga, Sei dadap, Sei Kepayang, Sei kepayang Timur, Setia janji, Silo laut, Simpang
Empat, Tanjung Balai, Teluk Dalam dan Tinggi Raja. Untuk lebih jelasnya mengenai
perumahan Swadaya di Kabupaten Asahan dapat dilihat pada Gambar 2.7 Kondisi
Perumahan Swadaya di Kabupaten Asahan.
E. Rumah Perkebunan
BUKU RENCANA II - 14
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
F. Rumah Negara
Rumah Negara adalah rumah yang dimiliki negara dan berfungsi sebagai tempat
tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga serta penunjang pelaksanaan
tugas pejabat dan/atau pegawai negeri. Rumah negara disediakan oleh
Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah. Dari hasil observasi langsung ke
lapangan, Perumahan Negara sendiri tersebar di 11 Kecamatan di Kabupaten
Asahan yaitu Kecamatan Aek Ledong, Buntu Pane, Bandar Pasir Mandoge,
Simpang Empat, Aek Songsongan, Teluk Dalam, Rauning, Sei Kepayang Barat, Sei
Dadap, Kisaran Barat, Setia Janji dan Kisaran Timur. Untuk lebih jelasnya mengenai
perumahan Negara di Kabupaten Asahan dapat dilihat pada Gambar 2.9 Kondisi
Perumahan Negara di Kabupaten Asahan.
BUKU RENCANA II - 15
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 16
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 17
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
baru dan kelurahan mana yang memiliki jumlah rumah yang lebih. Perhitungan
backlog dapat menggunakan rumus dan tabel 2.7 sebagai berikut:
Backlog = Jumlah Rumah Tangga per Kecamatan pada tahun t – jumlah bangunan rumah
per Kecamatan pada tahun t
Tabel 2.6.
Analisis Backlog Perumahan Pada Tahun 2018
Rumah
Jumlah KK Kekurangan Kelebihan
No Kecamatan Eksisting
2018 rumah rumah
2018
1 B.P Mandoge 7.141 6.518 623
2 Bandar Pulau 4.448 4.416 32
3 Aek Songsongan 3.578 3.703 125
4 Rahuning 3.801 5.307 1.506
5 Pulau Rakyat 7.978 7.608 370
6 Aek Kuasan 6.760 5.620 1.140
7 Aek Ledong 4.276 377 3.899
8 Sei Kepayang 3.715 5.890 2.175
9 Sei Kepayang Barat 2.780 2.090 690
10 Sei Kepayang Timur 1.865 2.039 174
11 Tanjung Balai 7.586 5.505 2.081
12 Simpang Empat 8.572 8.749 177
13 Teluk Dalam 3.748 4.426 678
14 Air Batu 8.505 7.469 1.036
15 Sei Dadap 6.699 9.731 3.032
16 Buntu Pane 5.816 5.328 488
17 Tinggi Raja 3.932 4.246 314
18 Setia Janji 2.485 2.610 125
19 Meranti 4.212 3.732 480
20 Pulo Bandring 6.021 5.404 617
21 Rawang Panca Arga 3.808 4.005 197
22 Air Joman 9.959 12.731 2.772
23 Silo Laut 4.372 5.435 1.063
24 Kisaran Barat 12.043 10.046 1.997
25 Kisaran Timur 15.008 12.622 2.386
Jumlah 149.109 145.607 15.839 12.336
Sumber: Hasil Analisa, 2018
BUKU RENCANA II - 18
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Berdasarkan tabel hasil analisis di atas, maka dapat dilihat bahwa beberapa
kawasan di Kabupaten Asahan memiliki backlog dan terdapat juga wilayah di
Kabupaten Asahan yang tidak memiliki backlog. Kelebihan rumah disini
disebabkan oleh jumlah rumah yang terbangun pada kelurahan lebih banyak
dibandingkan jumlah rumah tangga yang ada sehingga tidak memerlukan
adanya pembangunan rumah baru. Kecamatan di Kabupaten Asahan yang
kelebihan rumah terbanyak berada di Kecamatan Sei Dadap yaitu sebanyak
3.032 unit. Sedangkan kecamatan yang memiliki backlog terbanyak yaitu
Kecamatan Aek Ledong yaitu dengan jumlah 3.899 unit. Adapun jumlah
backlog di Kabupaten Asahan yaitu sebanyak 15.839 unit dan kelebihan rumah
sebanyak 12.336 unit.
c. Rumah Tidak Layak Huni (RTLH)
Rumah tidak layak huni adalah suatu hunian atau tempat tinggal yang tidak
layak huni karna tidak memenuhi persyaratan untuk hunian baik secara teknis
maupun non teknis. Di Kabupaten Asahan, jumlah rumah tercatat sebanyak
19.933 unit rumah. Untuk lebih jelasnya angka rumah tidak layak huni (RTLH)
di Kabupaten Asahan dapat dilihat pada Gambar 2.12 dan tabel 2.7 berikut.
BUKU RENCANA II - 19
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Tabel 2.7.
Jumlah Rumah Tidak Layak Huni di Kabupaten Asahan Tahun 2017-2018
No Kecamatan Tahun 2017 Tahun 2018
1 Air Batu 553
2 Teluk Dalam 313
3 Rahuning 448
4 Pulau Rakyat 491 940
5 Aek Kuasan 393 218
6 Aek Ledong 214
7 B.P Mandoge 349
8 Buntu Pane 818 201
9 Setia Janji 521
10 Tinggi Raja 649
11 Bandar Pulau 566
12 Aek Songsongan 491
13 Rawang Panca Arga 379
14 Air Joman 599
15 Meranti 283
16 Kisaran Barat 650
17 Kisaran Timur 502
18 Silau Laut 439
19 Pulo Bandring 678
20 Tanjung Balai 843
21 Sei Kepayang 1.122
22 Sei Kepayang Barat 792
23 Sei Kepayang Timur 401
24 Simpang Empat 639
25 Sei Dadap 800
Jumlah 13.933 1.359
Sumber: Kecamatan dan Kotaku Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 20
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
1. Permukiman pesisir
Permukiman pesisir umunnya terkait dengan kegiatan nelayan/kapal penangkap
ikan dan pengolahan perikanan, kegiatan perkapalan, dan dilengkapi kegiatan
perdagangannya. Walaupun demikian pada beberapa kelurahan tepi pantai
merupakan pencarian lahan baru untuk pembangunan rumah dan kegiatan lainnya
agar tetap dekat dengan kegiatan lainnya di Kabupaten Asahan. Kondisi umum
lingkungan permukiman pesisir di Kabupaten Asahan tidak tertata dan menekan
kualitas lingkungan fisik pantai. Bangunan-bangunan rumah ada yang berupa
bangunan lama yang teratur tata letaknya ada yang tidak teratur, tetapi jenis dan
kualitas bangunan kebanyakan bangunan temporer dan semi temporer dan
kualitas kurang memadai. Permukiman pesisir di Kabupaten Asahan terdapat di
Kecamatan Tanjung Balai, Sei Kepayang Barat dan Silau Laut. Kondisi permukiman
pesisir atau lahan tepi pantai sebagai alternatif pencarian lahan pembangunan
rumah yang relatif murah untuk pembangunan, apalagi belum ada usaha penataan
dan pengendaliannya perkembangan permukiman di kawasan pantai ini.
Pembangunan bangunan-bangunan permukiman mendahului penimbunan
sehingga beberapa bangunan di tepi pantai berada di atas air. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Gambar 2.13 berikut.
BUKU RENCANA II - 21
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 22
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
4. Permukiman Perbukitan
Permukiman perbukitan merupakan perluasan lahan kota untuk kebutuhan
perumahan. Umumnya permukiman ini kondisi lingkungan dengan bangunan dan
kapling berukuran kecil dengan tipe bangunan permanen hingga temporer dan
banyak kualitas bangunan tidak layak, serta tata letak dan orientasi tidak teratur
mengikuti pembangunan jalan lingkungan dan setapak yang berkembang secara
organik yang tergantung pada pola kontur tanahnya. Permukiman perbukitan di
Kabupaten Asahan terdapat di 2 kawasan yaitu Kecamatan Bandar Pulau dan
Kecamatan Bandar Pasir Mandoge. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar
2.16 Kondisi Prmukiman Perbukitan Kabupaten Asahan sebagai berikut.
BUKU RENCANA II - 23
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 24
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 25
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
2.3.1 Kondisi dan Sebaran Kawasan Permukiman Kecamatan Bandar Pasir Mandoge
BUKU RENCANA II - 26
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 27
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 28
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 29
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 30
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 31
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 32
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 33
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 34
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 35
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 36
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 37
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 38
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 39
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 40
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 41
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 42
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 43
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 44
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 45
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 46
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 47
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 48
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 49
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
2.3.9 Kondisi dan Sebaran Kawasan Permukiman Kecamatan Sei Kepayang Barat
BUKU RENCANA II - 50
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 51
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 52
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
2.3.10 Kondisi dan Sebaran Kawasan Permukiman Kecamatan Sei Kepayang Timur
BUKU RENCANA II - 53
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 54
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 55
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 56
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 57
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 58
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 59
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 60
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 61
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 62
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 63
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 64
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 65
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 66
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 67
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 68
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 69
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 70
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 71
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 72
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 73
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 74
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 75
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 76
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 77
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 78
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 79
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 80
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 81
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 82
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 83
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 84
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 85
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
2.3.21 Kondisi dan Sebaran Kawasan Permukiman Kecamatan Rawang Panca Arga
BUKU RENCANA II - 86
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 87
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 88
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 89
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 90
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 91
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 92
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 93
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 94
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 95
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 96
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 97
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 98
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA II - 99
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Tabel 2.8.
Luas Kumuh Dirinci Menurut Kecamatan, Kelurahan dan Lingkungan di
Kabupaten Asahan Tahun 2018
LUAS KUMUH PER
LINGKUNGAN LUAS
NO. KELURAHAN KECAMATAN KUMUH KET
LUAS
LINGK. KELURAHAN
KUMUH
1 SENDANG SARI KISARAN BARAT LK001-00000 0.85 4.55 FLAG I
2 SENDANG SARI KISARAN BARAT LK002-00000 2.90 FLAG I
3 SENDANG SARI KISARAN BARAT LK003-00000 0.14 FLAG I
4 SENDANG SARI KISARAN BARAT LK004-00000 0.66 FLAG I
5 KISARAN BARU KISARAN BARAT LK001-00000 0.25 4.64 FLAG I
6 KISARAN BARU KISARAN BARAT LK002-00000 0.42 FLAG I
7 KISARAN BARU KISARAN BARAT LK003-00000 0.75 FLAG I
8 KISARAN BARU KISARAN BARAT LK004-00000 1.30 FLAG I
9 KISARAN BARU KISARAN BARAT LK005-00000 0.33 FLAG I
10 KISARAN BARU KISARAN BARAT LK006-00000 1.04 FLAG I
11 KISARAN BARU KISARAN BARAT LK007-00000 0.55 FLAG I
12 KISARAN BARAT KISARAN BARAT LK001-00000 0.32 4.29 FLAG I
Setelah ditinjau melalui survey instansi dan melakukan koordinasi dengan pihak
terkait yaitu Bappeda Kabupaten Asahan beserta pihak KOTAKU yang sehingga
teridentifikasi kawasan terduga kumuh denga daftar lokasi kumuh yang menurut SK dapat
dilihat pada Tabel 2.9 dibawah ini.
Tabel 2.9.
Lokasi Kumuh Tiap Lingkungan di Kabupaten Asahan Tahun 2017
No Kelurahan Lingkungan Luas Kawasan Kumuh (Ha)
LK I 1,51
LK II 0,38
LK III 6,37
1 Sidodadi LK IV 1,81
LK V 0,68
LK VI 0,71
Sub Total 11,46
LK I 1,44
LK II 2,02
LK III 0,14
LK IV 0,3
2 Dadi Mulyo
LK V 1,79
LK VI 0,88
LK VII 6,04
Sub Total 12,6
LK I 0,57
LK II 2,01
LK III 0,49
3 Mekar Baru
LK IV 0,39
LK V 1,62
LK VI 0,79
Selain SK Kumuh yang dikeluarkan tahun 2017, pada tahun 2015 juga dilakukan
studi profil kumuh meliputi seluruh Kabupaten Asahan. Hasilnya adalah ditemukan 15
kelurahan yang didalamya terdapat lokasi kawasan kumuh dengan luas keseluruhan
mencapai 196,21 ha. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.10.
Tabel 2.10.
Luas Kawasan Kumuh Menurut Studi Profil Kumuh Tahun 2015
1 Sidodadi 9,55
2 Dadi Mulyo 12,4
3 Mekar Baru 6,42
4 Tegal Sari 11,3
5 Kisaran Baru 13,74
6 Kisaran Barat 7,6
7 Sendang Sari 7,61
8 Tebing Kisaran 12,77
9 Kedai Ledang 9,44
10 Kisaran Naga 20,43
11 Sentang 36,26
12 Teladan 18,28
13 Selawan 14,64
14 Lestari 3,57
15 Mutiara 12,21
Total 196,21
Sumber : Dokumen Identifikasi Permukiman Kumuh Perkotaan di
Pusat-Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Provinsi Tahun 2015
Tabel 2.11.
Sebaran Kawasan Kumuh Kabupaten Asahan
LUAS KUMUH
No KECAMATAN KELURAHAN SK kumuh Verifikasi*) Observasi
(Ha) (Ha) (Ha)
Kelurahan Tegal
1 Kisaran Barat 2.88 5.27 5.57
Sari
2 Kisaran Barat Tebing Kisaran 8.78 8.78 8.21
3 Kisaran Barat Kisaran Barat 4.29 6.3 5.8
4 Kisaran Barat Kisaran Baru 4.64 3.7 4.2
5 Kisaran Barat Sendang Sari 4.55 7.78 7.5
6 Kisaran Barat Kisaran Kota 1.32 2.75 2.9
7 Kisaran Barat Mekar Baru 5.11 6.62 7.1
8 Kisaran Barat Sidodadi 9.03 12.5 11.7
9 Kisaran Barat Dadimulyo 10.94 17.8 15.3
10 Kisaran Timur Teladan 8.04 11.5 10.5
11 Kisaran Timur Kisaran Naga 8.86 13.5 13.2
12 Kisaran Timur Sentang 5.92 7.2 7.8
13 Kisaran Timur Kedai Ledang 4.72 3.1 3.71
14 Kisaran Timur Selawan 6.67 6.9 6.5
15 Kisaran Timur Mutiara 7.21 8.8 8.83
16 Kisaran Timur Lestari 5.27 12.3 11.87
Jumlah 98.23 134.8 130.69
Sumber : Bappeda - Dokumen RKPKP Kabupaten Asahan tahun 2017
MEKARBARU LINGKUNGAN 6
KECAMATAN KISARAN TIMUR
KEDE LEDANG LINKUNGAN IV
KEDE LEDANG LINKUNGAN V
KISARAN TIMUR LINGKUNGAN II
MUTIARA LINGKUNGAN II
MUTIARA LINGKUNGAN V
SENTANG LINGKUNGAN III
LESTARI LINGKUNGAN 8
LESTARI LINGKUNGAN 10
LESTARI LINGKUNGAN 11
LESTARI LINGKUNGAN 12
Sumber : Penyusunan Profil Kawasan Kumuh 2017
- Kumuh Sedang
Kelurahan yang masuk ke dalam kumuh sedang tersebar di Kecamatan Kisaran
Barat, Kisaran Timur dan Sei Kepayang Barat. Lebih jelasnyanya dapat dilihat
pada Tabel 2.13.
Tabel 2.13.
Kelurahan dengan Tingkat Kumuh Sedang
KECAMATAN KISARAN BARAT
KELURAHAN BUNUT
KELURAHAN DADIMULYO
KELURAHAN KISARAN BARAT
KELURAHAN KISARAN BARU
KELURAHAN MEKAR BARU
KELURAHAN SENDANG SARI
KELURAHAN SIDODADI
KELURAHAN KISARAN KOTA
KELURAHAN KISARAN NAGA
KELURAHAN TEBING KISARAN
KELURAHAN TEGAL SARI
KECAMATAN KISARAN TIMUR
KELURAHAN MUTIARA
KELURAHAN SELAWAN
KELURAHAN SENTANG
KELURAHAN TELADAN
KELURAHAN LESTARI
KECAMATAN SEI KEPAYANG BARAT
SEI JAW-I-JAWI
SEI NANGKA
Sumber : Penyusunan Profil Kawasan Kumuh 2017
- Kumuh Berat
Lokasi kumuh berat adalah di Kelurahan Bagan Asahan Baru lingkungan 4, dan 5,
kemudian Bagan Asahan Pekan Lingkungan 1,2,3,4,5 dan 6. Lebih jelasnya dapat
dilihat Tabel 2.14.
Tabel 2.14.
Lingkungan dengan Tingkat Kumuh Berat
KECAMATAN TANJUNG BALAI
KELURAHAN BAGAN ASAHAN BARU LINGKUNGAN 4
KELURAHAN BAGAN ASAHAN BARU LINGKUNGAN 5
KELURAHAN BAGAN ASAHAN PEKAN LINGKUNGAN 1
KELURAHAN BAGAN ASAHAN PEKAN LINGKUNGAN 2
KELURAHAN BAGAN ASAHAN PEKAN LINGKUNGAN 3
KELURAHAN BAGAN ASAHAN PEKAN LINGKUNGAN 4
KELURAHAN BAGAN ASAHAN PEKAN LINGKUNGAN 5
KELURAHAN BAGAN ASAHAN PEKAN LINGKUNGAN 6
Sumber : Dokumen Identifikasi Permukiman Kumuh Perkotaan di
Pusat-Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Provinsi Tahun 2015
Jika dilihat dari dari data RPKPKP Kabupaten Asahan dan SK Bupati Asahan, total
luas kawasan kumuh di Kabupatenn Asahan berbeda luasnya. Total luas kawasan
permukiman kumuh di Kabupaten Asahan menurut data SK Bupati Asahan sebesar 98,20
Ha, sedangkan total luas kawasan permukiman kumuh di Kabupaten Asahan menurut data
RPKPKP Asahan sebesar 130, 69 Ha. Untuk lebh jelasnya dapat diihat pada Tabel 2.15 dan
Gambar 2.97 sebaran kawasan permukiman kumuh.
Dalam kurun waktu 2017-2018 menurut SK Bupati Asahan nomor : 146-Bappeda Tahun
2017 telah mengalami pengurangan, dimana pada tahun 2017 luas kumuh di Kabupaten
Asahan menapai 98,20 dan pada tahun 2018 luas kekumuhan menjadi 61,14 Ha.
Pengurangan luasan kumuh dalam satu tahun yaitu mencapai 37,06 Ha. kelurahan Sedang
Sari, Kisaran Baru, Kisaran Barat, Tegal Sari dan Tebing Kisaran tingkat kekumuhan
menjadi 0, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.16.
Tabel 2.15.
Sebaran Kawaasan Permukiman Kumuh Menurut
Data SK Bupati, RPKPKP Kabupaten Asahan
Tabel 2.16.
Pengurangan Luasan Kumuh Sesuai SK Bupati Asahan Nomor : 146-Bappeda Tahun 2017
Berdasarkan Pengurangan Luasan Kumuh Per Lingkungan Tahun 2018
LUAS KUMUH AWAL LUAS KUMUH AKHIR
PENGURANGAN LUAS
LUAS KUMUH PER LINGKUNGAN LUAS KUMUH KELURAHAN LUAS KUMUH KELURAHAN
KUMUH LINGK.
NO. KELURAHAN KECAMATAN LUAS
LUAS
NILAI LUAS NILAI NILAI LUAS NILAI KUMUH
LINGK. KUMUH
PARAMETER KUMUH PARAMETER PARAMETER KUMUH PARAMETER KELURAHAN
KELURAHAN
SISA
1 SENDANG SARI KISARAN BARAT LK001-00000 25 0.85 23 4.55 17 0.85 10 0
2 SENDANG SARI KISARAN BARAT LK002-00000 26 2.90 7 2.90
3 SENDANG SARI KISARAN BARAT LK003-00000 29 0.14 17 0.14
4 SENDANG SARI KISARAN BARAT LK004-00000 20 0.66 14 0.66
5 KISARAN BARU KISARAN BARAT LK001-00000 26 0.25 20 4.64 14 0.25 11 0
6 KISARAN BARU KISARAN BARAT LK002-00000 21 0.42 11 0.42
7 KISARAN BARU KISARAN BARAT LK003-00000 21 0.75 10 0.75
8 KISARAN BARU KISARAN BARAT LK004-00000 22 1.30 11 1.30
9 KISARAN BARU KISARAN BARAT LK005-00000 25 0.33 13 0.33
10 KISARAN BARU KISARAN BARAT LK006-00000 27 1.04 13 1.04
11 KISARAN BARU KISARAN BARAT LK007-00000 28 0.55 17 0.55
12 KISARAN BARAT KISARAN BARAT LK001-00000 28 0.32 23 4.29 15 0.32 10 0
13 KISARAN BARAT KISARAN BARAT LK002-00000 28 1.81 9 1.81
14 KISARAN BARAT KISARAN BARAT LK003-00000 31 0.26 16 0.26
15 KISARAN BARAT KISARAN BARAT LK004-00000 28 1.90 11 1.90
16 TEGAL SARI KISARAN BARAT LK001-00000 25 0.03 25 2.88 15 0.03 15 0
17 TEGAL SARI KISARAN BARAT LK002-00000 24 0.09 16 0.09
18 TEGAL SARI KISARAN BARAT LK003-00000 36 0.54 27 0.54
19 TEGAL SARI KISARAN BARAT LK004-00000 29 2.22 12 2.22
20 TEBING KISARAN KISARAN BARAT LK001-00000 26 1.54 27 8.79 6 1.54 6 0
21 TEBING KISARAN KISARAN BARAT LK002-00000 32 1.72 14 1.72
Tabel 2.17.
Kebutuhan Penanganan Permukiman Kumuh Kabupaten Asahan
Konsep Penangaan
Lingkungan Kumuh Aspek Yang Diamati Permasalahan
Pencegahan Peningkatan
Konsep Penangaan
Lingkungan Kumuh Aspek Yang Diamati Permasalahan
Pencegahan Peningkatan
Konsep Penangaan
Lingkungan Kumuh Aspek Yang Diamati Permasalahan
Pencegahan Peningkatan
Konsep Penangaan
Lingkungan Kumuh Aspek Yang Diamati Permasalahan
Pencegahan Peningkatan
Konsep Penangaan
Lingkungan Kumuh Aspek Yang Diamati Permasalahan
Pencegahan Peningkatan
Konsep Penangaan
Lingkungan Kumuh Aspek Yang Diamati Permasalahan
Pencegahan Peningkatan
Konsep Penangaan
Lingkungan Kumuh Aspek Yang Diamati Permasalahan
Pencegahan Peningkatan
Konsep Penangaan
Lingkungan Kumuh Aspek Yang Diamati Permasalahan
Pencegahan Peningkatan
Konsep Penangaan
Lingkungan Kumuh Aspek Yang Diamati Permasalahan
Pencegahan Peningkatan
Konsep Penangaan
Lingkungan Kumuh Aspek Yang Diamati Permasalahan
Pencegahan Peningkatan
3,34 %.
- Bangunan tidak sesuai
persyaratan teknis = 14,13 %
Jalan Lingkungan Jaringan prasarana jalan Peningkatan kualitas jaringan
ingkungan secara umum jalan jalan
- Pengawasan dan monitoring
sudah di beton.
- Pemeliharaan
Air Minum - Peningkatan kapasitas
produksi PDAM
- Perluasan daerah pelayanan
Belum meratanya penyediaan
- Pembangunan sapras air
air bersih dan secara kuantitas
minum
kebutuhan air minum belum
- Pengawasan dan monitoring - Pembangunan hidran
terpenuhi (60 lt/hari).
- Pemeliharaan umum
Perencanaan dan
Tidak terpelihara drainase Pembangunan/peningkatan
- Pengawasan dan monitoring
Drainase Lingkungan 100% drainase lingkungan
- Pemeliharaan
4,14% Luas area yang sistem - Pembangunan IPAL
- Sosialisasi dan penyuluhan Komunal
pengolahan air limbahnya tidak
masalah kesehatan dan - Pembangunan MCK
sesuai dengan standar teknis
lingkungan - Bantuan pembangunan
Pengelolaan Air Limbah yang berlaku.
- Pengawasan dan monitoring jamban
Terbatasnya pengelolaan
persampahan, kondisi ini dapat
terlihat dari menumpuknya - Sosialisasi dan penyuluhan - Penambahan sapras
masalah kesehatan dan persampahan
sampah di depan rumah
lingkungan - Peningkatan pengelolaan
Pengelolaan Persampahan penduduk.
- Pemeliharaan persampahan
Sistem proteksi kebakaran Sosialisasi dan penyuluhan - Penyediaan Sapras proteksi
masalah kesehatan dan kebakaran
Sistem Proteksi Kebakaran berada pada skala kabupaten
- Peningkatan aksesbilitas
Konsep Penangaan
Lingkungan Kumuh Aspek Yang Diamati Permasalahan
Pencegahan Peningkatan
Konsep Penangaan
Lingkungan Kumuh Aspek Yang Diamati Permasalahan
Pencegahan Peningkatan
Konsep Penangaan
Lingkungan Kumuh Aspek Yang Diamati Permasalahan
Pencegahan Peningkatan
Konsep Penangaan
Lingkungan Kumuh Aspek Yang Diamati Permasalahan
Pencegahan Peningkatan
Konsep Penangaan
Lingkungan Kumuh Aspek Yang Diamati Permasalahan
Pencegahan Peningkatan
Konsep Penangaan
Lingkungan Kumuh Aspek Yang Diamati Permasalahan
Pencegahan Peningkatan
Konsep Penangaan
Lingkungan Kumuh Aspek Yang Diamati Permasalahan
Pencegahan Peningkatan
Konsep Penangaan
Lingkungan Kumuh Aspek Yang Diamati Permasalahan
Pencegahan Peningkatan
Konsep Penangaan
Lingkungan Kumuh Aspek Yang Diamati Permasalahan
Pencegahan Peningkatan
Konsep Penangaan
Lingkungan Kumuh Aspek Yang Diamati Permasalahan
Pencegahan Peningkatan
Konsep Penangaan
Lingkungan Kumuh Aspek Yang Diamati Permasalahan
Pencegahan Peningkatan
Konsep Penangaan
Lingkungan Kumuh Aspek Yang Diamati Permasalahan
Pencegahan Peningkatan
2.6 Analisa Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup serta Optimasi
Pemanfaatan Ruang
Variabel yang digunakan didalam analisis daya dukung dan daya tampung
menggunakan beberapa komponen fisik yang berada di permukaan maupun di bawah
permukaan bumi dan beberapa aspek yang diperkirakan mempengaruhi aktifitas dari
permukiman seperti aspek kebencanaan yang salah satu aspek yang harus
diperhitungkan. Aspek fisik yang digunakan didalam analisis daya dukung dan daya
tamping seperti kelerengan, topografi, geologi, jenis tanah, dan penggunaan lahan
eksisting. Aspek kebencanaan alam yang digunakan didalam analisis daya dukung dan
daya tampung seperti daerah rawan banjir, daerah rawan longsor, daerah rawan tsunami,
dan daerah rawan gempa.
Tabel 2.17.
Penilaian dan Hasil Analisis Daya Dukung
No Aspek Fisik Keterangan Nilai Bobot Skor
Air Danau 1 2
Air Sungai 1 2
Hutan Pegunungan 1 2
Hutan Rawa 1 2
Industri 2 4
Penggunaan
1 Mangrove 1 2 2
Lahan
Pemukiman 3 6
Perkebunan 2 4
Pertanian Lahan Kering 3 6
Sawah 2 4
Tambak 2 4
2 Topografi 0-50 Mdpl 3 2 6
Keterangan :
Nilai 1 = Rendah Nilai 3 = Tinggi
Nilai 2 = Sedang
Dapat dilihat dari tabel diatas menunjukan beberapa data yang digunakan untuk
menganalisa daya dukung daya tampung permukiman beserta nilai, bobot dan skor.
Penilaian tiap-tiap aspek seperti nilai dan bobot disesuakan dengan analisa yang
diperkirakan mempengaruhi kemampuan lahan untuk kawasan permukiman. Dari hasil
analisis overlay yang dilakukan terdapat hasil ataupun skor akhir tertinggi mencapai 72
dan terendah mencapai 27 sehingga dapat dijadikan pengkelasan interval disetiap
nilainya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat klasifikasi penilaian kriteria yaitu :
Tabel 2.18.
Hasil Daya Dukung Permukiman di Kabupaten Asahan
Interval Kelas
5 4 3 2 1
No Kecamatan Sangat Sangat Total
Baik Sedang Rendah
Baik Rendah
(Ha) (Ha) (Ha)
(Ha) (Ha)
1 Kec. Aek Kuasan 1.005 33.067 6 6.370 40.448
2 Kec. Aek Ledong 114 16.140 74 16.328
3 Kec. Aek Songsongan 37 17.257 2.545 12.491 7 32.337
4 Kec. Air Batu 1.082 21.136 210 22.428
5 Kec. Air Joman 141 24.272 485 24.898
6 Kec. Bandar Pasir Mandoge 43.054 10.847 19.651 383 73.935
7 Kec. Bandar Pulau 27.232 8.412 13.552 100 49.297
8 Kec. Buntu Pane 19 20.584 828 21.430
9 Kec. Kota Kisaran Barat 432 14.160 34 14.626
10 Kec. Kota Kisaran Timur 299 20.424 20.723
Interval Kelas
5 4 3 2 1
No Kecamatan Sangat Sangat Total
Baik Sedang Rendah
Baik Rendah
(Ha) (Ha) (Ha)
(Ha) (Ha)
11 Kec. Meranti 11.119 648 11.767
12 Kec. Pulau Rakyat 11 32.318 1.344 6.370 40.042
13 Kec. Pulo Bandring 389 15.546 156 16.091
14 Kec. Rahuning 29.306 1.712 31.018
15 Kec. Rawang Panca Arga 17.282 2.429 19.712
16 Kec. Sei Dadap 1.753 16.900 37 18.689
17 Kec. Sei Kepayang 2.813 47.499 3.204 53.516
18 Kec. Sei Kepayang Barat 10.287 1 10.288
19 Kec. Sei Kepayang Timur 18.235 3.722 21.957
20 Kec. Setia Janji 25 12.814 21 12.859
21 Kec. Silau Laut 12.386 5.985 18.371
22 Kec. Simpang Empat 2.703 21.501 1 24.205
23 Kec. Tanjung Balai 15.611 6.176 21.787
24 Kec. Teluk Dalam 110 23.688 1.159 24.957
25 Kec. Tinggi Raja 179 16.215 3.052 19.446
Total Keseluruhan 11.110 538.034 53.087 58.433 491 661.154
Sumber : Hasil Analisa, 2018
Tabel 2.19.
Keterangan Klasifikasi
Nilai Interval Kelas Keterangan
5 Sangat Rendah Tidak Baik Untuk Lahan Permukiman
4 Rendah Tidak Baik Untuk Lahan Permukiman
3 Sedang Boleh Untuk Lahan Permukiman Dengan Status Bersarat
2 Tinggi Baik Untuk Digunakan Lahan Permukiman
1 Sangat Tinggi Baik Untuk Digunakan Lahan Permukiman
Sumber : Hasil Analisa, 2018
di Kecamatan Bandar Pasir Mandoge dengan luas area mencapai 20.034 Ha. Secara
keseluruhan luas lahan yang sangat baik dan direkomendasikan untuk dijadikan lahan
permukiman mencapai± 549.144 Hayang secara keseluruhan dijumlahakan interval kelas
Sangat Tinggi dan Tinggi. Lahan yang tidak direkomendasikan untuk lahan permukiman
mencapai ± 58.924 Ha dan lahan dengan status bersarat mencapai ± 53.087 Ha. Untuk
perhitungan daya dukung lahan dan menampung kebutuhan pembangunan permukiman
dengan alokasi kebutuhan ruang sampai tahun 2033 dapat dilihat dari perhitungan
berikut.
Tabel 2.20.
Daya Tampung Permukiman Tiap-Tiap Kecamatan di Kabupaten Asahan
Lahan
Kebutuhan
No Kecamatan Potensial Keterangan
Lahan (Ha)
(Ha)
1 Kec. Bandar Pasir Mandoge 43.054 563 Dapat Menampung
2 Kec. Bandar Pulau 27.232 351 Dapat Menampung
3 Kec. Aek Songsongan 17.294 282 Dapat Menampung
4 Kec. Rahuning 29.306 300 Dapat Menampung
5 Kec. Pulau Rakyat 32.328 540 Dapat Menampung
6 Kec. Aek Kuasan 34.072 391 Dapat Menampung
7 Kec. Aek Ledong 16.254 338 Dapat Menampung
8 Kec. Sei Kepayang 50.312 293 Dapat Menampung
9 Kec. Sei Kepayang Barat 10.287 219 Dapat Menampung
10 Kec. Sei Kepayang Timur 18.235 147 Dapat Menampung
Lahan
Kebutuhan
No Kecamatan Potensial Keterangan
Lahan (Ha)
(Ha)
11 Kec. Tanjung Balai 15.611 598 Dapat Menampung
12 Kec. Simpang Empat 24.204 680 Dapat Menampung
13 Kec. Teluk Dalam 23.799 295 Dapat Menampung
14 Kec. Air Batu 22.218 671 Dapat Menampung
15 Kec. Sei Dadap 18.653 528 Dapat Menampung
16 Kec. Buntu Pane 20.603 387 Dapat Menampung
17 Kec. Tinggi Raja 16.394 309 Dapat Menampung
18 Kec. Setia Janji 12.839 195 Dapat Menampung
19 Kec. Meranti 11.119 330 Dapat Menampung
20 Kec. Pulo Bandring 15.935 473 Dapat Menampung
21 Kec. Rawang Panca Arga 17.282 299 Dapat Menampung
22 Kec. Air Joman 24.413 785 Dapat Menampung
23 Kec. Silau Laut 12.386 340 Dapat Menampung
24 Kec. Kota Kisaran Barat 14.592 950 Dapat Menampung
25 Kec. Kota Kisaran Timur 20.723 1.184 Dapat Menampung
Total 549.144 11.447 Dapat Menampung
Sumber : Hasil Analisa 2018
Dapat dilihat dari hasil analisa daya tampung diatas menunjukan kemampuan
lahan untuk menampung lahan pengembangan permukiman selama 20 tahun
mendatang. Secara keseluruhan Kecamatan yang sangat potensial untuk dilakukanya
pengembangan permukiman berada di Kecamatan Sei Kepayang yang memiliki lahan
potensial mencapai 50.312Ha, dan Kecamatan yang paling sedikit memiliki lahan yang
potensial menurut Kecamatan adalah Kecamatan Sei Kepayang Barat dengan luas
mencapai 10.287 Ha. Dari hasil perhitungan proyeksi penduduk dan menyesuaikan
kebutuhan lahan permukiman selama 20 tahun mendatang secara keseluruhan
membutuhkan lahan seluas 11.447 Ha dan jika disandingkan dengan lahan potensial
untuk permukiman di Kabupaten Asahan seluas 549.144 Ha dan dapat disimpulkan
Kabupaten Asahan masih cukup luas untuk menampung lahan permukiman baik secara
keseluruhan ataupun tiap-tiap Kecamatan yang ada. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
Gambar 2.109 peta proyeksi penduduk Kabupaten Asahan, Gambar 2.110 peta
kepadatan Penduduk, dan Gambar 2.111 peta daya Tampung Permukiman di Kabupaten
Asahan.
j. Permukiman yang menempati lahan dengan kemiringan yang terjal rentan terhadap
longsor agar tidak ditempati selama masih terjadi gempa susulan dan terus
meningkatkan kewaspadaan terhadap terjadinya tanah longsor.
k. Memilih lokasi dengan yang tidak berada pada kawasan lindung, sesuai RTRW, Studi
Permukiman dan rencana rinci tata ruang lain, serta tidak berada pada daerah yang
dikategorikan sebagai zonasi rawan bencana tinggi
l. Perbaikan dan/atau pembangunan kawasan-kawasan terbangun dan
fasilitas/infrastruktur dasar (jembatan, jalan, listrik) pasca bencana.
Dari Tabel 2.22 terlihat bahwa selama periode 2013-2017, realisasi pendapatan
daerah terus meningkat rata-rata mencapai 5,0 persen per tahun walaupun dengan laju
pertumbuhan yang cenderung fluktuatif dari tahun ke tahun. Sebagai konsekuensinya,
maka dalam periode 2013-2017 realisasi pendapatan asli daerah juga cenderung
meningkat secara fluktuatif, dengan pertumbuhan rata-rata per tahun sebesar 20,6
persen. Demikian juga pertumbuhan realisasi dana perimbangan meningkat ratarata per
tahun sebesar 8,1 persen dan realisasi lain-lain pendapatan daerah yang sah pertahun
cenderung menurun sebesar -6,8 persen. Adapun rincian perkembangan realisasi dan
kontribusi terhadap pedapatan untuk setiap komponen pendapatan dapat ditampilkan
pada Tabel 2.22 berikut
Tabel 2.21.
Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Asahan Tahun 2013-2017 (Rupiah)
Rata-Rata
No Tahun Anggaran 2013 2014 2015 2016 2017 Pertumbuhan
(%)
No Pendapan Daerah 53,708,705,753.01 91,453,754,985.90 98,279,308,429.18 119,498,541,230.48 123,694,898,631.59 20.6
Tabel 2.22.
Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Asahan Tahun 2013-2017
Kontribusi Terhadap
Komponen Pendapatan Daerah (Rp)
Pendapatan Daerah (%)
Tahun Pendapatan Daerah Lain-lain
PAD Dana Perimbangan Pendapatan PAD DP LPYS
Yang Sah
II - 171
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
informasi yang cepat, tepat dan akurat sehingga diperoleh pendapatan daerah yang
bersumber dari dana perimbangan yang semakin memadai.
b. Meningkatkan kualitas sistim dan prosedur administrasi pemungutan dan
penyempurnaan sistem pelayanan pajak serta retribusi daerah melalui
pengembangan secara bertahap sistem pelayanan terpadu satu pintu (one stop
center), untuk meningkatkan kualitas pelayanan perijinan yang pada gilirannya
diharapkan dapat meningkatkan pendapatan daerah.
c. Peningkatan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat baik langsung maupun
tidak langsung melalui media massa khususnya tentang ketentuan pajak daerah dan
retribusi daerah, dalam rangka peningkatan kesadaran membayar pajak masyarakat.
d. Mengoptimalkan penerimaan bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak yang dapat di
sharing dengan daerah seperti PPh, BPHTB dan PBB sehingga bagian bagi hasil pajak
daerah akan lebih tinggi.
e. Mengkaji kebijakan pengelolaan pendapatan daerah yang baru, untuk ditetapkan
dalam Peraturan Daerah tentang pungutan baik pajak daerah maupun retribusi
daerah, terutama yang menyangkut basis dan tarifnya, serta mengkaji ulang
peraturan daerah tentang pajak dan retribusi daerah yang kurang efektif, termasuk
melakukan studi lapangan, instrumen analisis dan kerangka studi untuk mengetahui
potensinya sekaligus untuk tidak menghambat investasi.
II - 172
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
A. Kerangka Pendanaan
Dalam upaya mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan kota,
kebijakan pengelolaan keuangan daerah diarahkan pada pengelolaan pendapatan,
belanja dan pembiayaan daerah secara efisien, efektif, transparan, adil, akuntabel
dan berbasis kinerja untuk mendanai berbagai program dan kegiatan pembangunan
kota selama kurun waktu perencanaan. Pendekatan berbasis kinerja berarti bahwa
penetapan alokasi anggaran suatu SKPD harus disertai dengan kejelasan sasaran dan
indikator kinerja (masukan, keluaran dan hasil) yang spesifik, terukur, dapat dicapai,
masuk akal dan memperhatikan dimensi waktu, sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi; serta memperhatikan kondisi keuangan daerah. Sedangkan penerapan prinsip
transparansi dan akuntabilitas berarti bahwa penetapan mekanisme pengendalian,
pengawasan, evaluasi dan pelaporan berbasis sistem informasi yang dapat diakses
oleh seluruh pemangku kepentingan sesuai peraturan perundang-undangan sehingga
pengelolaan anggaran bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dan
kemajuan daerah secara berkelanjutan. Dengan memperhitungkan berbagai
perubahan dan asumsi dalam kurun waktu perencanaan, ketersediaan dan
kebutuhan pendanaan pembangunan kota diperkirakan akan terus meningkat untuk
mendorong penambahan dan pemupukan modal melalui investasi.
Kebijakan pengelolaan belanja daerah secara bertahap didasarkan pada anggaran
berbasis kinerja dengan orientasi pada pencapaian hasil, dan prinsip transparansi,
akuntabilitas, efisiensi dan efektivitas. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58
Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, dan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 beserta revisinya melalui Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,
struktur belanja daerah dibedakan menjadi belanja langsung dan belanja tidak
langsung. Belanja tidak langsung diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan belanja
pegawai, belanja bunga, subsidi, hibah, serta belanja tidak terduga. Sedangkan
belanja langsung diarahkan untuk mendukung terwujudnya visi, misi Pemerintah
Kabupaten Asahan. Komponen belanja langsung terbagi atas belanja pegawai,
barang/jasa dan belanja modal. Komponen belanja daerah yang digunakan dalam
struktur APBD diarahkan pada:
II - 173
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
II - 174
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Tabel 2.23.
Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Asahan Tahun 2013-2017 (Rupiah)
Belanja Daerah Rata-Rata
No Uraian Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Pertumbuhan
2013 2014 2015 2016 2017 (%)
1 Belanja Operasi 871,761,356,721.76 963,887,210,715.68 1,168,166,992,108.76 1,064,141,624,108.95 1,051,996,630,410.33 4.3
a Belanja Pegawai 642,672,678,413.51 683,991,947,675.68 687,266,988,047.81 731,503,437,957.50 714,785,759,079.50 2.2
b Belanja Barang dan Jasa 137,605,696,936.25 173,953,515,405.00 271,525,763,353.79 294,707,877,388.20 274,906,137,865.83 16.9
c Belanja Subsidi 1,499,960,000.00 1,999,976,000.00 2,699,928,000.00 2,749,998,000.00 2,999,997,000.00 15.9
d Belanja Hibah 28,949,864,985.00 29,972,250,000.00 81,578,774,196.00 22,430,425,370.25 43,198,433,465.00 39.2
e Biaya Bantuan Sosial 10,990,750,000.00 12,246,500,000.00 13,750,712,000.00 12,749,885,393.00 16,106,303,000.00 8.6
f Belanja Bantuan Keuangan 50,042,406,387.00 61,723,021,635.00 111,344,826,511.16 34.6
2 Belanja Modal 271,753,134,393.07 424,188,269,104.00 227,438,269,630.00 237,676,952,256.00 350,299,308,219.80 12.3
a Belanja Tanah 1,072,831,825.00 872,473,320.00 468,207,000.00 1,900,540,225.00 25.9
b Belanja Peralatan dan Mesin 37,915,941,218.31 33,850,218,910.00 31,444,350,076.00 40,376,445,355.00 50,878,678,973.80 7.3
c Belanja Gedung dan Bangunan 92,801,115,990.16 159,286,873,493.00 82,270,754,973.00 42,181,526,302.00 60,849,981,772.00 3.8
Belanja Jalan, Irigasi dan
d 138,920,016,484.60 228,800,597,364.00 112,821,014,761.00 153,250,210,969.00 234,277,572,887.00 20.5
Jaringan
e Belanja Aset Tetap Lainnya 2,116,060,700.00 1,177,747,512.00 29,676,500.00 1,400,562,630.00 2,392,534,362.00 909.7
3 Belanja Tak Terduga 100,000,000.00 60,487,600.00 115,453,200.00 17.1
4 Transfer 200,136,124,709.02 258,670,172,742.00 11.3
a Transfer Bagi Pajak Daerah 2,860,593,500.00 100.0
Transfer Batuan Keuangan ke
b 199,103,495,623.02 254,628,244,625.00 10.9
Desa
Transfer bantuan Keuangan
c 1,032,629,086.00 1,181,334,617.00 6.3
Lainnya
1,143,614,491,114.83 1,388,135,967,419.68 1,395,720,714,938.76 1,501,954,701,073.97 1,660,966,111,372.13 8.0
Jumalah
Sumber : Kabupaten Asahan Dalam Angka 2018 dan Analisa 2018
B. Analisis Pembiayaan
Pembiayaan daerah ditetapkan untuk menutup defisit yang disebabkan oleh jumlah
belanja daerah lebih besar dibanding pendapatan daerah yang diperoleh. Penyebab
utama terjadinya defisit anggaran adalah adanya kebutuhan pembangunan kota yang
semakin meningkat. Pembiayaan daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan dan
pengeluaran pembiayaan. Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan yang
perlu dibayar kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada
tahun anggaran berikutnya, meliputi sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran
sebelumnya (SiLPA), pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang
dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman,
dan penerimaan piutang daerah. Adapun proyeksi Surplus/Defisit Riil Anggaran
Kabupaten Asahan Tahun 2013-2017 dapat dilihat pada Tabel 2.24 berikut ini.
Tabel 2.24.
Surplus/Defisit Riil Anggaran Pemerintah Kabupaten Asahan Tahun 2013-2017
Pengeluaran pembiayaan adalah pengeluaran yang akan diterima kembali baik pada
tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun anggaran berikutnya, yang
meliputi pembentukan dana cadangan, penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah,
pembayaran pokok utang, dan pemberian pinjaman daerah. Pada Tabel di atas disajikan
bahwa realisasi pendapatan daerah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Pendapatan daerah mengalami pertumbuhan rata sebesar 5,0 persen sedangkan belanja
daerah tumbuh sebesar 8,0 persen. Defisit riil anggaran Pemerintah Kabupaten Asahan
terjadi pada tahun 2017.
Dibandingkan dengan laju propinsi Sumatera Utara, pada tahun 2018, kabuaten
Asahan bisa menyamakan laju perekonomiannya dengan propinsi Sumatera Utara.
Tabel 2.25.
Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Asahan dan Propinsi Sumatera Utara (persen),
Tahun 2014-2018
Tahun Sumatera Utara Kabupaten Asahan
2014 5,24 5,71
2015 5,11 5,89
2016 5,10 5,27
2017 5,18 5,62
2018 5,14 5,48
Sumber : BPS Kabupaten Asahan dan Sumatera Utara
Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Asahan dan Propinsi Sumatera Utara (persen), 2014-
2018
Dalam melihat peningkatan kemampuan daerah maka analisa yang dipakai yaitu
Proyeksi PDRB dengan menggunakan metoda regresi.
P (t+t1) = a + b (t -t )
10
2
a = ∑ P ∑X- ∑X ∑ PX
2 2
N∑X – (∑X)
b = N ∑PX- ∑X ∑ P
2 2
N∑X – (∑X)
Keterangan:
P (t+t1)= Jumlah PDRB tahun yang dicari
Dengan metoda ini, maka didapatkan bahwa pada tahun 2039, PDRB Kabupaten
Asahan akan mencapai 2.353.175,11 milyar rupiah, sehingga Kabupaten Asahan dapat
dan mampu memenuhi pembiayan dalam pengembangan dan pembangunan untuk 20
(dua puluh) tahun kedepan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.26.
Perhitungan Proyeksi PDRB
No PDRB X X2 PX tahun
1 4287,25 -4 16 -17149 2009
2 4550,68 -3 9 -13652 2010
3 4822,99 -2 4 -9645,98 2011
4 13558,8 -1 1 -13558,8 2012
5 14345,8 0 0 0 2013
6 14.345,8 1 1 14345,8 2014
7 15081 2 4 30162 2015
0
8 15841,7 3 9 47525,1 2016
9 16656,17 4 16 66624,68 2018
Jumlah 103490,2 0 60 104651,8
Sumber: analisis 2018
Nilai a = 11498,91
Nilai b = 1744,196
Tabel 2.27.
Kemapuan Keuangan Hasil Proyeksi PDRB (milyar rupiah) tahun 2019 -2039
Tahun Jumlah PDRB
2019 29.294,06
2020 36.477,35
2021 45.422,08
2022 56.560,18
2023 70.429,49
2024 87.699,73
2025 109.204.86
2026 135.983,34
2027 169.328,26
2028 210.849,79
2029 262.552,96
2030 326.943,42
2031 407.103,07
2032 506.930,14
2033 631.236,13
2034 786.023,59
2035 978.766,99
2036 1.218.773,62
2037 1.517.633,06
2038 1.889.776,80
2039 2.353.175,11
Sumber: Analisis 2018
II - 179
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Tabel 2.28.
Jumlah Penduduk 5 Tahun Terakhir Kabupaten Asahan
Tahun
No Kecamatan
2013 2014 2015 2016 2017
1 B.P Mandoge 33.512 34.393 34.719 35.030 35.329
2 Bandar Pulau 20.874 21.423 21.622 21.819 22.005
3 Aek Songsongan 16.794 17.235 17.396 17.554 17.703
4 Rahuning 17.831 18.307 18.479 18.646 18.804
5 Pulau Rakyat 32.216 33.049 33.362 33.665 33.950
6 Aek Kuasan 23.257 23.869 24.089 24.311 24,517
7 Aek Ledong 20.049 20.591 20.781 20.973 21.151
8 Sei Kepayang 17.437 17.895 18.063 18.226 18.380
9 Sei Kepayang Barat 13.052 13.396 13.521 13.643 13.756
10 Sei Kepayang Timur 8.765 8.989 9.073 9.155 9.231
11 Tanjung Balai 35.601 36.538 36.880 37214 37.529
12 Simpang Empat 40.143 41.274 41.665 42.039 42.395
13 Teluk Dalam 17.595 18.057 18.225 18.390 18.544
14 Air Batu 39.913 40.967 41.351 41.726 42.078
15 Sei Dadap 31.429 32.265 32.566 32.862 33.140
16 Buntu Pane 22.985 23.602 23.822 24.039 24.242
17 Tinggi Raja 18.481 18.947 19.124 19.298 19.459
18 Setia Janji 11.682 11.977 12.088 12.198 12.299
19 Meranti 19.751 20.288 20.475 20.663 20.834
20 Pulo Bandring 28.278 29.008 29.278 29.544 29.792
21 Rawang Panca Arga 17.886 18.346 18.517 18.685 18.841
22 Air Joman 46.738 47.967 48.417 48.856 49.269
23 Silo Laut 20.601 21.076 21.269 21.466 21.646
24 Kisaran Barat 56.509 57.994 58.543 59.071 59.579
25 Kisaran Timur 70.415 72.267 72.958 73.611 74.245
Jumlah 681.794 699.720 706.283 712.684 718.718
Sumber : BPS Kabupaten Asahan
Tabel 2.29.
Proyeksi Jumlah Penduduk 2019-2039 di Kabupaten Asahan
Penduduk (Jiwa)
No Kecamatan
2019 2024 2029 2034 2039
1 B.P Mandoge 36.086 38.049 40.119 42.302 44.604
2 Bandar Pulau 22.476 23.698 24.987 26.345 27.777
3 Aek Songsongan 18.082 19.064 20.099 21.191 22.342
II - 180
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Penduduk (Jiwa)
No Kecamatan
2019 2024 2029 2034 2039
4 Rahuning 19.209 20.261 21.371 22.541 23.776
5 Pulau Rakyat 34.672 36.544 38.518 40.598 42.791
6 Aek Kuasan 25.042 26.403 27.839 29.352 30.948
7 Aek Ledong 21.610 22.802 24.060 25.388 26.788
8 Sei Kepayang 18.773 19.791 20.865 21.998 23.192
9 Sei Kepayang Barat 14.049 14.810 15.611 16.456 17.347
10 Sei Kepayang Timur 9.425 9.928 10.457 11.015 11.603
11 Tanjung Balai 38.332 40.415 42.611 44.927 47.369
12 Simpang Empat 43.334 45.775 48.353 51.076 53.953
13 Teluk Dalam 18.939 19.964 21.045 22.184 23.384
14 Air Batu 42.980 45.319 47.786 50.387 53.130
15 Sei Dadap 33.853 35.702 37.653 39.710 41.879
16 Buntu Pane 24.766 26.125 27.559 29.071 30.667
17 Tinggi Raja 19.866 20.921 22.031 23.201 24.433
18 Setia Janji 12.556 13.221 13.922 14.659 15.436
19 Meranti 21.285 22.457 23.693 24.997 26.372
20 Pulo Bandring 30.422 32.056 33.779 35.593 37.505
21 Rawang Panca Arga 19.238 20.269 21.355 22.499 23.704
22 Air Joman 50.323 53.058 55.941 58.981 62.186
23 Silo Laut 22.080 23.203 24.383 25.624 26.927
24 Kisaran Barat 60.858 64.175 67.674 71.363 75.253
25 Kisaran Timur 75.840 79.979 84.345 88.948 93.803
Jumlah 734.094 773.990 816.055 860.406 907.168
Sumber: Hasil Analisa, 2018
II - 181
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Tabel 2.30.
Jumlah Rumah Tangga Tahun 2013-2017 di Kabupaten Asahan
Jumlah Rumah Tangga
No Kecamatan
2013 2014 2015 2016 2017
1 B.P Mandoge 8,524 8,619 8,691 8,770 8,844
2 Bandar Pulau 5,277 5,335 5,380 5,429 5,475
3 Aek Songsongan 4,212 4,258 4,294 4,333 4,370
4 Rahuning 4,521 4,571 4,609 4,651 4,690
5 Pulau Rakyat 7,753 7,840 7,906 7,978 8,046
6 Aek Kuasan 5,813 5,877 5,926 5,980 6,031
7 Aek Ledong 4,770 4,822 4,862 4,906 4,948
8 Sei Kepayang 4,101 4,146 4,181 4,219 4,255
9 Sei Kepayang Barat 2,800 2,830 2,854 2,880 2,904
10 Sei Kepayang Timur 1,966 1,987 2,004 2,022 2,039
11 Tanjung Balai 7,783 7,869 7,935 8,007 8,075
12 Simpang Empat 9,040 9,140 9,216 9,300 9,379
13 Teluk Dalam 4,377 4,425 4,462 4,502 4,540
14 Air Batu 9,682 9,788 9,870 9,959 10,042
15 Sei Dadap 7,136 7,214 7,274 7,340 7,402
16 Buntu Pane 5,607 5,668 5,715 5,767 5,816
17 Tinggi Raja 4,636 4,686 4,725 4,768 4,808
18 Setia Janji 2,943 2,975 3,000 3,027 3,053
19 Meranti 4,782 4,834 4,874 4,918 4,960
20 Pulo Bandring 6,841 6,915 6,973 7,036 7,095
21 Rawang Panca Arga 4,241 4,288 4,324 4,363 4,400
22 Air Joman 10,409 10,526 10,614 10,710 10,801
23 Silo Laut 4,841 4,894 4,935 4,980 5,022
24 Kisaran Barat 13,209 13,356 13,468 13,590 13,705
25 Kisaran Timur 16,519 16,704 16,843 16,995 17,139
Jumlah 161,783 163,567 164,935 166,430 167,839
Sumber: BPS, 2018
Dari hasil asumsi di atas, maka dapat diketahui proyeksi jumlah rumah tangga di
Kabupaten Asahan, seperti Tabel 2.31.
II - 182
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Tabel 2.31.
Proyeksi Jumlah Rumah Tangga Tahun 2019-2039 di Kabupaten Asahan
Proyeksi Rumah Tangga
No Kecamatan
2019 2024 2029 2034 2039
1 B.P Mandoge 7.217 7.610 8.024 8.460 8.921
2 Bandar Pulau 4.495 4.740 4.997 5.269 5.555
3 Aek Songsongan 3.616 3.813 4.020 4.238 4.468
4 Rahuning 3.842 4.052 4.274 4.508 4.755
5 Pulau Rakyat 6.934 7.309 7.704 8.120 8.558
6 Aek Kuasan 5.008 5.281 5.568 5.870 6.190
7 Aek Ledong 4.322 4.560 4.812 5.078 5.358
8 Sei Kepayang 3.755 3.958 4.173 4.400 4.638
9 Sei Kepayang Barat 2.810 2.962 3.122 3.291 3.469
10 Sei Kepayang Timur 1.885 1.986 2.091 2.203 2.321
11 Tanjung Balai 7.666 8.083 8.522 8.985 9.474
12 Simpang Empat 8.667 9.155 9.671 10.215 10.791
13 Teluk Dalam 3.788 3.993 4.209 4.437 4.677
14 Air Batu 8.596 9.064 9.557 10.077 10.626
15 Sei Dadap 6.771 7.140 7.531 7.942 8.376
16 Buntu Pane 4.953 5.225 5.512 5.814 6.133
17 Tinggi Raja 3.973 4.184 4.406 4.640 4.887
18 Setia Janji 2.511 2.644 2.784 2.932 3.087
19 Meranti 4.257 4.491 4.739 4.999 5.274
20 Pulo Bandring 6.084 6.411 6.756 7.119 7.501
21 Rawang Panca Arga 3.848 4.054 4.271 4.500 4.741
22 Air Joman 10.065 10.612 11.188 11.796 12.437
23 Silo Laut 4.416 4.641 4.877 5.125 5.385
24 Kisaran Barat 12.172 12.835 13.535 14.273 15.051
25 Kisaran Timur 15.168 15.996 16.869 17.790 18.761
Jumlah 146.819 154.798 163.211 172.081 181.434
Sumber: Hasil Analisa, 2018
II - 183
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Tabel 2.32.
Jumlah Rumah Eksisting dan Kebutuhan (Demand) Rumah Tahun 2039
di Kabupaten Asahan
Jumlah
Rumah Total Demand
Jumlah Backlog Penduduk Deman
Eksisting Demand Rumah/
No Desa/Kelurahan KK 2018 rumah Proyeksi Rumah
2018 Rumah Tahun
(Tahun 2039)
a b c=a-b d e=d-a f=e+c g=f/12
1 B.P Mandoge 7.141 6.518 623 44.604 37.462 38.086 3.174
2 Bandar Pulau 4.448 4.416 32 27.777 23.330 23.361 1.947
3 Aek Songsongan 3.578 3.703 -125 22.342 18.763 18.639 1.553
4 Rahuning 3.801 5.307 -1.506 23.776 19.974 18.469 1.539
5 Pulau Rakyat 7.978 7.608 370 42.791 34.813 35.183 2.932
6 Aek Kuasan 6.760 5.620 1.140 30.948 24.188 25.328 2.111
7 Aek Ledong 4.276 377 3.899 26.788 22.512 26.411 2.201
8 Sei Kepayang 3.715 5.890 -2.175 23.192 19.477 17.302 1.442
9 Sei Kepayang Barat 2.780 2.090 690 17.347 14.567 15.257 1.271
10 Sei Kepayang Timur 1.865 2.039 -174 11.603 9.737 9.564 797
11 Tanjung Balai 7.586 5.505 2.081 47.369 39.783 41.864 3.489
12 Simpang Empat 8.572 8.749 -177 53.953 45.380 45.204 3.767
13 Teluk Dalam 3.748 4.426 -678 23.384 19.636 18.958 1.580
14 Air Batu 8.505 7.469 1.036 53.130 44.625 45.661 3.805
15 Sei Dadap 6.699 9.731 -3.032 41.879 35.180 32.148 2.679
16 Buntu Pane 5.816 5.328 488 30.667 24.851 25.339 2.112
17 Tinggi Raja 3.932 4.246 -314 24.433 20.500 20.187 1.682
18 Setia Janji 2.485 2.610 -125 15.436 12.951 12.826 1.069
19 Meranti 4.212 3.732 480 26.372 22.161 22.640 1.887
20 Pulo Bandring 6.021 5.404 617 37.505 31.484 32.101 2.675
21 Rawang Panca Arga 3.808 4.005 -197 23.704 19.897 19.699 1.642
22 Air Joman 9.959 12.731 -2.772 62.186 52.227 49.455 4.121
23 Silo Laut 4.372 5.435 -1063 26.927 22.555 21.492 1.791
24 Kisaran Barat 12.043 10.046 1.997 75.253 63.210 65.207 5.434
25 Kisaran Timur 15.008 12.622 2.386 93.803 78.795 81.181 6.765
Jumlah 149.109 145.343 3.502 907.168 758.059 761.561 63.463
Sumber: Hasil Analisa, 2018
II - 184
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
II - 185
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Dari hasil analisis tambahan kebutuhan rumah, di dapat bahwa pada tahun
2039, di perkirakan Kabupaten Asahan membutuhkan rumah besar 90.717 unit, rumah
sedang 272.151 unit, rumah kecil 544.301 unit, dengan deman rumah 181.434 unit.
sedangkan dengan pendekatan pembangunan perumahan bagi developer/pemerintah
sebanyak 54.430 unit rumah. Pembangunan unit rumah tersebut dmaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan 907.168 jiwa di Kabupaten Asahan pada tahun 2039. Tambahan
kebutuhan lahan seluas tersebut sudah termasuk penggunaan untuk kavling rumah dan
sarana prasarana penunjangnya. Rincian mengenai tambahan kebutuhan rumah dan
lahan untuk perumahan dengan pendekatan perumahan swadaya dan perumahan bagi
developer/ pemerintah dapat dilihat pada Tabel 2.33 rincian kebutuhan (demand)
rumah dan lahan dengan pendekatan perumahan swadaya di Kabupaten Asahan.
II - 186
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Tabel 2.33.
Rincian Kebutuhan (demand) Rumah dan Lahan Dengan Pendekatan Perumahan Bagi Developer/Pemerintah di Kabupaten Asahan
Kebutuhan Kebutuhan Perumahan (Unit) Kebutuhan Lahan (m2) Kebutuhan Lahan Perumahan (m2)
Rumah Jumlah Rumah Rumah Rumah Rumah Rumah Rumah
Developer/ Rumah Besar Sedang Kecil Besar Sedang Kecil Total
Kebutuhan
N Demand Pemerintah Kebutuhan Kebutuahn
Kelurahan Kavling
O Rumah (30% Lahan Sarana dan
5 Perumaha
demand 1 3 6 250 m2 150 m2 100 m2 Perumahan Prasarana
jiwa/rmh n (70%)
rumah) (m2) (30%) (m2)
(m2)
(unit)
1 B.P Mandoge 8.921 2.676 44.604 4460 13.381 26.762 1.115.088 2.007.159 2.676.212 5.798.458 4.058.921 1.739.538
2 Bandar Pulau 5.555 1.667 27.777 2778 8.333 16.666 694.436 1.249.985 1.666.646 3.611.067 2.527.747 1.083.320
Aek
4.468 1.340 22.342 2234 6.702 13.405 558.542 1.005.375 1.340.500 2.904.417 2.033.092 871.325
3 Songsongan
4 Rahuning 4.755 1.427 23.776 2378 7.133 14.265 594.390 1.069.903 1.426.537 3.090.830 2.163.581 927.249
5 Pulau Rakyat 8.558 2.567 42.791 4279 12.837 25.674 1.069.766 1.925.579 2.567.438 5.562.783 3.893.948 1.668.835
6 Aek Kuasan 6.190 1.857 30.948 3095 9.284 18.569 773.695 1.392.651 1.856.867 4.023.213 2.816.249 1.206.964
7 Aek Ledong 5.358 1.607 26.788 2679 8.036 16.073 669.703 1.205.465 1.607.287 3.482.456 2.437.719 1.044.737
8 Sei Kepayang 4.638 1.391 23.192 2319 6.957 13.915 579.791 1.043.623 1.391.497 3.014.911 2.110.437 904.473
Sei Kepayang
3.469 1.041 17.347 1735 5.204 10.408 433.674 780.613 1.040.817 2.255.104 1.578.573 676.531
9 Barat
Sei Kepayang
2.321 696 11.603 1160 3.481 6.962 290.066 522.118 696.158 1.508.342 1.055.839 452.503
10 Timur
11 Tanjung Balai 9.474 2.842 47.369 4737 14.211 28.421 1.184.215 2.131.588 2.842.117 6.157.920 4.310.544 1.847.376
Simpang
10.791 3.237 53.953 5395 16.186 32.372 1.348.821 2.427.878 3.237.171 7.013.871 4.909.709 2.104.161
12 Empat
13 Teluk Dalam 4.677 1.403 23.384 2338 7.015 14.031 584.611 1.052.300 1.403.066 3.039.977 2.127.984 911.993
14 Air Batu 10.626 3.188 53.130 5313 15.939 31.878 1.328.249 2.390.848 3.187.797 6.906.894 4.834.826 2.072.068
15 Sei Dadap 8.376 2.513 41.879 4188 12.564 25.128 1.046.983 1.884.570 2.512.760 5.444.314 3.811.020 1.633.294
16 Buntu Pane 6.133 1.840 30.667 3067 9.200 18.400 766.676 1.380.016 1.840.022 3.986.714 2.790.700 1.196.014
17 Tinggi Raja 4.887 24.433 2443 7.330 14.660 610.816 1.099.470 1.465.959 3.176.245 2.223.372 952.874
II - 187
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Kebutuhan Kebutuhan Perumahan (Unit) Kebutuhan Lahan (m2) Kebutuhan Lahan Perumahan (m2)
Rumah Jumlah Rumah Rumah Rumah Rumah Rumah Rumah
Developer/ Rumah Besar Sedang Kecil Besar Sedang Kecil Total
Kebutuhan
N Demand Pemerintah Kebutuhan Kebutuahn
Kelurahan Kavling
O Rumah (30% Lahan Sarana dan
5 Perumaha
demand 1 3 6 250 m2 150 m2 100 m2 Perumahan Prasarana
jiwa/rmh n (70%)
rumah) (m2) (30%) (m2)
(m2)
(unit)
1.466
18 Setia Janji 3.087 926 15.436 1544 4.631 9.262 385.900 694.620 926.160 2.006.679 1.404.675 602.004
19 Meranti 5.274 1.582 26.372 2637 7.912 15.823 659.310 1.186.757 1.582.343 3.428.411 2.399.887 1.028.523
20 Pulo Bandring 7.501 2.250 37.505 3751 11.252 22.503 937.632 1.687.738 2.250.317 4.875.687 3.412.981 1.462.706
Rawang Panca
4.741 1.422 23.704 2370 7.111 14.223 592.610 1.066.698 1.422.264 3.081.573 2.157.101 924.472
21 Arga
22 Air Joman 12.437 3.731 62.186 6219 18.656 37.312 1.554.646 2.798.363 3.731.151 8.084.160 5.658.912 2.425.248
23 Silo Laut 5.385 1.616 26.927 2693 8.078 16.156 673.174 1.211.712 1.615.616 3.500.502 2.450.352 1.050.151
24 Kisaran Barat 15.051 4.515 75.253 7525 22.576 45.152 1.881.337 3.386.406 4.515.208 9.782.951 6.848.066 2.934.885
25 Kisaran Timur 18.761 5.628 93.803 9380 28.141 56.282 2.345.079 4.221.142 5.628.190 12.194.411 8.536.088 3.658.323
Jumlah 181.434 54.430 907.168 90.717 272.151 544.301 22.679.209 40.822.577 54.430.102 117.931.889 82.552.322 35.379.567
Sumber: Hasil Analisa, 2018
II - 188
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
i) Rencana Jalur Pantai menuju pelabuhan Bagan Asahan dengan rute yaitu
Bagan Asahan, Kembilik, Pematang Sungai Baru, Silo Baru, Silo Bonto,
Pematang Pao, Panca Arga dan Sei Beluru (Tanjung Balai -Silau Laut).
Peningktan dan pembangunan Akses Jalan pendukung pelabuhan melalui jalan
lingkar tanjung balai menuju simpang empat.
B. Jaringan Perkeretaapian
Jaringan perkeretaapian berupa sistem transportasi nasional yang mempunyai
karakteristik pengangkutan secara massal dan keunggulan tersendiri, yang tidak
dapat dipisahkan dari moda transportasi lain, dikembangkan potensinya dan
ditingkatkan peranannya sebagai penghubung wilayah-wilayah di Pulau Sumatera.
Kabupaten Asahan merupakan jalur lalulintas kereta api Medan – Tanjung Balai
dan Medan – Rantau Prapat. Program pembangunan system angkutan masal
meliputi
mereka sehari-hari. Air bersih yang disalurkan di Kabupaten Asahan yaitu berasal dari
PDAM Kisaran ke wilayah Kabupaten Asahan tahun 2017 sebanyak 3.967.460 meter kubik
dan jumlah pelanggan air bersih sebanyak 3.508.623. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Tabel 2.34.
Tabel 2.34.
Jumlah Pelanggan dan Air yang Disalurkan Menurut Pelanggan
di Kabupaten AsahanTahun 2017
Jenis Konsumen
Jumlah yang
N Bdan
Kecamatan Rumah Temapat Instansi disalurkan
o Sosial & Niaga Industri Jumlah
Tangga Ibadah Pemerintah m3
RS
1 B.P Mandoge 65,398 1,113 197 66,708 66,511
2 Bandar Pulau -
Aek
3 -
Songsongan
4 Rahuning -
5 Pulau Rakyat -
6 Aek Kuasan -
7 Aek Ledong -
8 Sei Kepayang 9,869 408 51 10,328 99,077
Sei Kepayang
9 17,244 11 56 34 17,345 17,311
Barat
Sei Kepayang
10 -
Timur
11 Tanjung Balai -
12 Simpang Empat 302,203 3,827 12,339 12,764 147 331,280 318,369
13 Teluk Dalam -
14 Air Batu -
15 Sei Dadap 53,087 2,970 1,537 753 151 58,498 57,594
16 Buntu Pane 45,960 127 60 46,147
17 Tinggi Raja -
18 Setia Janji -
19 Meranti 111,339 1,463 177 112,979 112,802
20 Pulo Bandring -
Rawang Panca
21 -
Arga
22 Air Joman 296,753 7,299 11,000 258 315,310 304,052
23 Silo Laut 124,995 3,915 92 100 129,102 128,910
24 Kisaran Barat 1,008,283 122,978 31,542 117,106 720 5,542 1,286,171 10,162,803
25 Kisaran Timur 1,014,655 408 16,683 92,108 10,901 1,134,755 1,031,746
Jumlah 3,049,786 130,194 76,355 233,950 720 17,618 3,508,623 3,967,460
Sumber : BPS Kabupaten Asahan dalam Angka tahun 2018
Tabel 2.35.
Wilayah Teknis Pelayanan PDAM Tirta Silaupiasa Kabupaten Asahan Tahun 2017
Jumlah
Jumlah Penduduk Luas
Penduduk Katagori
No Wilayah Pelayanan PDAM Yang Terlayani layanan
Tahun Pelayanan
PDAM (Jiwa) (Km2)
2017
1 Kecamatan Meranti
Desa Serdang 20663
Desa Meranti
Terlayani PDAM
Desa Sei Beluru 1755 90.75
Desa Perk. Sei Balai
Desa Gajah
Desa Air Putih
Belum Terlayani
Desa Sukajadi
2 Kecamatan Air Joman
Kelurahan Binjai Serbangan 48856
Desa Air Joman
Desa Punggulan 8700 92.86 Terlayani PDAM
Desa Subur
Desa Pasar Lembu
Desa Air Joman Baru
Belum Terlayani
Desa Banjar
3 Kecamatan Tanjung Balai
Desa Kapias Batu VIII
37214 Belum Terlayani
Desa Pematang Sei Baru
Desa Sei Apung Jaya
Desa Sei Apung
Desa Asahan Mati
16750 55.61 Terlayani PDAM
Desa Bagan Asahan Baru
Desa Bagan Asahan Pekan
Desa Bangan Asahan
4 Kecamatan Sei Kepayang
Desa Perbaungan 18226
Desa Pertahanan
Belum Terlayani
Desa Bangun Baru
Desa Sei Paham
Desa Sei Kepayang Kanan
450 235.3 Terlayani PDAM
Desa Sei Kepayang Tengah
5 Kecamatan Sei Kepayang Barat
Desa Sei Kepayang Kiri 13643
Desa Sei Lendir
Desa Sei Tualang Pandau 1820 32.96 Terlayani PDAM
Desa Sungai Serindan
Desa Sungai Sijawi-jawi
Jumlah
Jumlah Penduduk Luas
Penduduk Katagori
No Wilayah Pelayanan PDAM Yang Terlayani layanan
Tahun Pelayanan
PDAM (Jiwa) (Km2)
2017
Desa Sungai Nangka
6 Kecamatan Simpang Empat
Desa Simpang Empat
42039
Desa Hessa 7170 130.44 Terlayani PDAM
Desa Sipaku Area
Desa Sei Dua Hulu
Desa Perk Sukaraja
Desa Sungai Lama Belum Terlayani
Desa Silomlom
Desa Anjung Ganjang
7 Kecamatan Buntu Pane
Desa Prapat Janji
24039 1160 218.28 Terlayani PDAM
Desa Sei Silau Timur
Desa Lestari
Desa Buntu Pane
Desa Ambalutu
Desa Sionggang Belum Terlayani
Desa Karya Ambalutu
Desa Perkebunan Sei Silau
Desa Mekar Sari
8 Kecamatan B.P Mandoge
Desa B.P Mandoge 1170 651 Telayani PDAM
35030
Desa Huta Palang
Desa Huta Bagasan
Desa Suka Makmur
Desa Sei Kopas
Belum Terlayani
Desa Silau Jawa
Desa Sei Nadoras
Desa Tomuan Holbung
Desa Goting Sidodadi
9 Kecamatan Kisaran Barat
Kelurahan Sei Renggas 59071
Kelurahan Sendang Sari
Kelurahan Kisaran Barat
Kelurahan Tegal Sari
Kelurahan tebing Kisaran 27140 32.96 Telayani PDAM
Kelurahan Kisaran Kota
Kelurahan Kisaran Baru
Kelurahan Sidodadi
Kelurahan Dadimulyo
Jumlah
Jumlah Penduduk Luas
Penduduk Katagori
No Wilayah Pelayanan PDAM Yang Terlayani layanan
Tahun Pelayanan
PDAM (Jiwa) (Km2)
2017
Kelurahan Sidomuldi
Keluarah Bunut
Kelurahan Bunut Barat
10 Kecamatan Kota Kisaran Timur
Kelurahan Sentang
Kelurahan Kisaran Ledang 73611
Kelurahan Kisaran Naga
Kelurahan Teladan
Kelurahan Kisaran Timur
Kelurahan Selawan
28450 38.92 Telayani PDAM
Kelurahan Mutiara
Kelurahan Siumbut Baru
Kelurahan Siumbut-umbut
Kelurahan Karang Anyer
Kelurahan Gambir Baru
Keluarahan Lestari
11 Kecamatan Sei Dadap
Desa Tanjung Alam
32862 1170 65.72 Telayani PDAM
Desa Sei Karnah 2
Desa Perk. Sei Dadap 2/4
Desa Bahung Sibatu-batu
Desa Sei Alim Hassak
Desa Perk. Se Dadap 1/2
Belum Terlayani
Desa Sei Kamah 1
Desa Tanjung Asri
Desa Sei Kamah Baru
Desa Pasiran
12 Kecamatan Silau Laut
Desa Lubuk Palas 3555
21466 Sedang Perbaikan 65.72 Telayani PDAM
Sumur Bor
Desa Silo Baru
Desa Bangun Sari
Desa Bondo Belum Terlayani
Desa Silo Lama
Sumber : PDAM Kabupaten Asahan
Tabel 2.36.
Kapasitas, Volume dan AIr Terjual di Kabupaten AsahanTahun 2017
3 5
BP. Mandoge 155,520 31,104 124,416 10,145 93,312 83,167 68,670
4 Meranti 5
Sumur Bor Baru Meranti 10 155,520 31,104 124,416 21,990 93,312 71,322 64,502
5 5
Desa Gajah 155,520 31,104 124,416 31,104 93,312 62,208 32,551
6 Simpang Empat 15
Sumur Bor Baru Desa 473,040 62,208 410,832 74,420 348,624 274,204 332,285
10
Simpang Empat
7 7.5
Lubuk Palas 236,520 21,104 205,416 31,104 174,312 143,208 130,051
8 7.5
Sei Kamah II 236,520 21,104 205,416 49,669 141,912 92,243 59,711
9 7
IPA Buntu Pane 216,728 29,237 187,491 44,150 158,254 114,104 48,053
10 10
Sei Kepayang 129,600 46,872 82,728 21,104 35,856 14,752 10,887
11 20
Sei Kepayang Barat 233,280 52,956 180,324 12,737 127,368 114,631 17,508
Jumlah 369.7 5,276,305
8,850,254 1,054,151 7,677,103 1,393,247 6,669,551 3,555,115
Sumber : PDAM Kabupaten Asahan
Berdasarkan hasil analisa tahun 2018, penyediaan air minum pada wilayah
perencanaan dirasa perlu ditingkatkan di Kabupaten Asahan. Rencana pengembangan
dan peningkatan jaringan air bersih sampai dengan tahun 2038 diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan air bersih bagi penduduk secara merata di seluruh wilayah
Kabupaten Asahan. kebutuhan air bersih domestik di Kabupaten Asahan diperkirakan
akan terus meningkat sampai tahun 2038. Cakupan pelayanan direncanakan telah seluruh
penduduk Kabupaten Asahan, baik yang dipenuhi melalui sambungan lansung maupun
kran umum.
Setelah melakukan analisis sampai tahun perecanaan untuk kebutuhan
penyediaan air bersih di Kabupaten Asahan sampai 20 tahun kedepan sudah terpenuhi.
Dari data diatas menrut data Dinas PDAM Kisaran tahun 2018 untuk kebutuhan air bersih
yang sudah terlayani 3.967.460 m3 pertahun, sedangkan yang di butuhkan sampai akhir
tahun perencanaan yaitu 2039 sebesar 169.821.920 liter/hari. Untuk lebih jelasnya dpat
dilihat pada Tabel 2.37 proyeksi kebutuhan air bersih samapai 20 tahun kedepan, Gambar
2.114 kondsisi penyediaan air minum dan Gambar 2.115 peta sistem jaringan air minumdi
Kabupaten Asahanberikut.
Tabel 2.37.
Rencana Kebutuhan Air Bersih di Kabupaten Asahan Tahun 2018 Sampai Tahun 2039
Kebutuhan Air Bersih (l/hari)
Jumlah Domestik Non
Tingkat Domestik +
Penduduk Domestik Kebocoran Total
NO Tahun Kelurahan Pelayanan Sambungan Kran Umum Total Non
Tahun 2039 20% dari 20% Kebutuhan
(50%) Langsung (100 (30 Domestik Domestik
(Jiwa) Domestik (l/hari) (l/Hari)
l/Org/Hari*) l/Org/Hari*) (l/Hari) (l/Hari)
(l/Hari)
1 B.P Mandoge 36.086 18.043 3.608.567 1.082.570 4.691.137 938.227 5.629.365 1.125.873 6.755.238
2 Bandar Pulau 22.476 11.238 2.247.598 674.280 2.921.878 584.376 3.506.254 701.251 4.207.504
3 Aek Songsongan 18.082 9.041 1.808.152 542.446 2.350.598 470.120 2.820.717 564.143 3.384.861
4 Rahuning 19.209 9.605 1.920.933 576.280 2.497.213 499.443 2.996.655 599.331 3.595.986
5 Pulau Rakyat 34.672 17.336 3.467.185 1.040.155 4.507.340 901.468 5.408.808 1.081.762 6.490.569
6 Aek Kuasan 25.042 12.521 2.504.171 751.251 3.255.422 651.084 3.906.506 781.301 4.687.807
7 Aek Ledong 21.610 10.805 2.161.022 648.307 2.809.329 561.866 3.371.194 674.239 4.045.433
8 Sei Kepayang 18.773 9.386 1.877.267 563.180 2.440.447 488.089 2.928.536 585.707 3.514.244
9 Sei Kepayang Barat 14.049 7.025 1.404.913 421.474 1.826.387 365.277 2.191.665 438.333 2.629.998
10 Sei Kepayang Timur 9.425 4.712 942.490 282.747 1.225.237 245.047 1.470.284 294.057 1.764.341
11 2019 Tanjung Balai 38.332 19.166 3.833.187 1.149.956 4.983.144 996.629 5.979.772 1.195.954 7.175.727
12 Simpang Empat 43.334 21.667 4.333.440 1.300.032 5.633.472 1.126.694 6.760.167 1.352.033 8.112.200
13 Teluk Dalam 18.939 9.470 1.893.913 568.174 2.462.087 492.417 2.954.505 590.901 3.545.406
14 Air Batu 42.980 21.490 4.297.964 1.289.389 5.587.353 1.117.471 6.704.824 1.340.965 8.045.788
15 Sei Dadap 33.853 16.926 3.385.269 1.015.581 4.400.850 880.170 5.281.019 1.056.204 6.337.223
16 Buntu Pane 24.766 12.383 2.476.570 742.971 3.219.541 643.908 3.863.449 772.690 4.636.139
17 Tinggi Raja 19.866 9.933 1.986.584 595.975 2.582.559 516.512 3.099.071 619.814 3.718.885
18 Setia Janji 12.556 6.278 1.255.565 376.670 1.632.235 326.447 1.958.682 391.736 2.350.418
19 Meranti 21.285 10.643 2.128.529 638.559 2.767.088 553.418 3.320.506 664.101 3.984.607
20 Pulo Bandring 30.422 15.211 3.042.215 912.665 3.954.880 790.976 4.745.855 949.171 5.695.027
21 Rawang Panca Arga 19.238 9.619 1.923.844 577.153 2.500.997 500.199 3.001.197 600.239 3.601.436
II - 200
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
II - 201
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
II - 202
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
II - 203
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
II - 204
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
II - 205
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
II - 206
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Tabel 2.38.
Rencana Kebutuhan Air Bersih Sampai Akhir Tahun Perencanaan
No Tahun Kabupaten Jumlah Penduduk Total Kebutuhan (l/Hari)
1 2019 Asahan 734.094 137.422.455
2 2024 Asahan 773.990 144.890.948
3 2029 Asahan 816.055 229.148.159
4 2034 Asahan 860.406 161.068.004
5 2039 Asahan 907.168 169.821.920
II - 207
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
II - 208
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
II - 209
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Tabel 2.39.
Jumlah Produksi Limbah di Kabupaten Asahan Tahun 2019 Sampai Tahun 2039
Tahun 2019 Tahun 2024 Tahun 2029 Tahun 2034 Tahun 2039
Limbah Limbah Limbah Limbah Limbah
No Kecamatan Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Domestik Domestik Domestik Domestik Domestik
Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk
(80% Air (80% Air (80% Air (80% Air (80% Air
(jiwa) (jiwa) (jiw) (jiwa) (jiwa)
Domestik*) Domestik*) Domestik*) Domestik*) Domestik*)
1 B.P Mandoge 36.086 3.752.910 38.049 3.957.097 40.119 4.172.394 42.302 4.399.405 44.604 4.638.767
2 Bandar Pulau 22.476 2.337.502 23.698 2.464.594 24.987 2.598.596 26.345 2.739.884 27.777 2.888.854
3 Aek Songsongan 18.082 1.880.478 19.064 1.982.615 20.099 2.090.300 21.191 2.203.833 22.342 2.323.533
4 Rahuning 19.209 1.997.770 20.261 2.107.174 21.371 2.222.569 22.541 2.344.284 23.776 2.472.664
5 Pulau Rakyat 34.672 3.605.872 36.544 3.800.609 38.518 4.005.864 40.598 4.222.203 42.791 4.450.226
6 Aek Kuasan 25.042 2.604.337 26.403 2.745.925 27.839 2.895.210 29.352 3.052.612 30.948 3.218.570
7 Aek Ledong 21.610 2.247.463 22.802 2.371.446 24.060 2.502.269 25.388 2.640.309 26.788 2.785.964
8 Sei Kepayang 18.773 1.952.358 19.791 2.058.309 20.865 2.170.011 21.998 2.287.774 23.192 2.411.929
9 Sei Kepayang Barat 14.049 1.461.110 14.810 1.540.197 15.611 1.623.565 16.456 1.711.446 17.347 1.804.083
10 Sei Kepayang Timur 9.425 980.190 9.928 1.032.476 10.457 1.087.552 11.015 1.145.565 11.603 1.206.674
11 Tanjung Balai 38.332 3.986.515 40.415 4.203.161 42.611 4.431.581 44.927 4.672.414 47.369 4.926.336
12 Simpang Empat 43.334 4.506.778 45.775 4.760.598 48.353 5.028.714 51.076 5.311.930 53.953 5.611.097
13 Teluk Dalam 18.939 1.969.670 19.964 2.076.276 21.045 2.188.653 22.184 2.307.112 23.384 2.431.982
14 Air Batu 42.980 4.469.882 45.319 4.713.193 47.786 4.969.749 50.387 5.240.269 53.130 5.525.515
15 Sei Dadap 33.853 3.520.680 35.702 3.713.027 37.653 3.915.884 39.710 4.129.823 41.879 4.355.451
16 Buntu Pane 24.766 2.575.633 26.125 2.716.997 27.559 2.866.121 29.071 3.023.429 30.667 3.189.371
17 Tinggi Raja 19.866 2.066.047 20.921 2.175.736 22.031 2.291.248 23.201 2.412.893 24.433 2.540.996
II - 210
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Tahun 2019 Tahun 2024 Tahun 2029 Tahun 2034 Tahun 2039
Limbah Limbah Limbah Limbah Limbah
No Kecamatan Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Domestik Domestik Domestik Domestik Domestik
Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk
(80% Air (80% Air (80% Air (80% Air (80% Air
(jiwa) (jiwa) (jiw) (jiwa) (jiwa)
Domestik*) Domestik*) Domestik*) Domestik*) Domestik*)
18 Setia Janji 12.556 1.305.788 13.221 1.374.980 13.922 1.447.839 14.659 1.524.559 15.436 1.605.343
19 Meranti 21.285 2.213.671 22.457 2.335.503 23.693 2.464.041 24.997 2.599.653 26.372 2.742.728
20 Pulo Bandring 30.422 3.163.904 32.056 3.333.872 33.779 3.512.971 35.593 3.701.691 37.505 3.900.549
21 Rawang Panca Arga 19.238 2.000.798 20.269 2.107.987 21.355 2.220.920 22.499 2.339.902 23.704 2.465.258
22 Air Joman 50.323 5.233.589 53.058 5.517.990 55.941 5.817.846 58.981 6.133.997 62.186 6.467.328
23 Silo Laut 22.080 2.296.307 23.203 2.413.113 24.383 2.535.860 25.624 2.664.850 26.927 2.800.402
24 Kisaran Barat 60.858 6.329.185 64.175 6.674.224 67.674 7.038.074 71.363 7.421.759 75.253 7.826.361
25 Kisaran Timur 75.840 7.887.373 79.979 8.317.868 84.345 8.771.858 88.948 9.250.628 93.803 9.755.529
Jumlah 734.094 76.345.808 773.990 80.494.971 816.055 84.869.689 860.406 89.482.225 907.168 94.345.511
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2018
II - 211
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
2.9.5 Persampahan
Menurut UU-18/2008 tentang Pengelolaan Sampah, definisi dari sampah yaitu sisa
kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Pertambahan
timbulan sampah sangat tergantung dari tingkat pertambahan penduduk, serta jenis
aktifitas masyarakat pada suatu daerah. Pengelolaan sampah kota di Kisaran sebahagian
dilakukan oleh Dinas Kebersihan. Berdasarkan hasil pengamatan, sebetulnya pengelolaan
sampah di Kabupaten Asahan telah dicoba dikelola oleh pihak pengelola sampah Kota
dengan baik, namun masih banyak ditemukan sampah yang tidak ada pengelolaan pada
kawasan permukiman penduduk lainnya.
Pada sistem pengangkutan, beberapa daerah seperti daerah perkantoran dan
perumahan di jalan utama dilakukan pengangkutan secara langsung. Pengangkutan
sampah dilakukan dengan arm roll truck. TPA yang terletak di Kelurahan Sei Reggas
Kecamatan KJsaran Barat telah terdapat upaya pengolahan sampah seperti
pengomposan, walaupun teknik pembuangan akhir sampah masih dilakukan secara Open
dumping. Kelebihan dari operasional TPA di Kabupaten Asahan adalah adanya aktifitas
pemadatan sampah dengan alat berat, sehingga sampah menjadi padat hingga densitas
bisa mencapai 0,8-1 ton/m3, sehingga tidak memungkinkan menjadi sarang serangga dan
tikus, truk dapat berlalu lalang dan masa layan lebih lama. Kondisi sampah yang diangkut
ke TPA dalam keadaan tercampur.
Tabel 2.40.
Timbulan Sampah Domestic Dan Jumlah Kebutuhan Alat Pengangkut Sampah Di
Kabupaten Asahan Tahun 2019 Sampai Tahun 2039
Kebutuhan Alat Pengumpul Sampah
Target Alat Skala
Alat Skala Kecamatan
Jumlah Domestik Pencapaian Kabupaten
N0 Tahun Kecamatan Penduduk (3 Pelayanan Tong Gerobak Truk
TPS
(Jiwa) l/Org/Hari*) Pengumpul Sampah Sampah Sampah
(1unit/
an Sampah (1 Unit/50 (1unit/2 3 (1 unit/18
3 6 m *) 3
l*) m *) m *)
B.P Mandoge 36.086 108.257 100% 2.598 65 22
Bandar Pulau 22.476 67.428 100% 1.618 40 13
Aek Songsongan 18.082 54.245 100% 1.302 33 11
Rahuning 19.209 57.628 100% 1.383 35 12
Pulau Rakyat 34.672 104.016 100% 2.496 62 21
Aek Kuasan 25.042 75.125 100% 1.803 45 15
Aek Ledong 21.610 64.831 100% 1.556 39 13
Sei Kepayang 18.773 56.318 100% 1.352 34 11
Sei Kepayang
14.049 42.147 100% 1.012 25 8
Barat
Sei Kepayang
9.425 28.275 100% 679 17 6
Timur
Tanjung Balai 38.332 114.996 100% 2.760 69 23
Simpang Empat 43.334 130.003 100% 3.120 78 26
1 2019
Teluk Dalam 18.939 56.817 100% 1.364 34 11 147
Air Batu 42.980 128.939 100% 3.095 77 26
Sei Dadap 33.853 101.558 100% 2.437 61 20
Buntu Pane 24.766 74.297 100% 1.783 45 15
Tinggi Raja 19.866 59.598 100% 1.430 36 12
Setia Janji 12.556 37.667 100% 904 23 8
Meranti 21.285 63.856 100% 1.533 38 13
Pulo Bandring 30.422 91.266 100% 2.190 55 18
Rawang Panca
19.238 57.715 100% 1.385 35 12
Arga
Air Joman 50.323 150.969 100% 3.623 91 30
Silo Laut 22.080 66.240 100% 1.590 40 13
Kisaran Barat 60.858 182.573 100% 4.382 110 37
Kisaran Timur 75.840 227.520 100% 5.460 137 46
Jumlah 734.094 2.202.283 52.855 1.321 440 147
B.P Mandoge 38.049 114.147 100% 2.740 68 23
2 2024
Bandar Pulau 23.698 71.094 100% 1.706 43 14 155
Di Kabupaten Asahan memiliki 25 (dua puluh lima) 177 (seratus tujuh puluh
tujuh)desa dan 27 (dua puluh tujuh). Saat ini untuk sarana proteksi kebakaran di
Kabupaten Asahan terdapat di beberapa kecamatan yang terdapat pos Pemadam
Kabakarantaitu di Kecamatan Tanjung Balai,simpang empat,pulau rakyat dan yang
terpusat Kisaran Barat. Maka dari itu, minimnya Kabupaten Asahan akan sarana proteksi
kebakaran masih menadi permasalahan yang perlu di tanngapi serius, mengingat
Kabupaten Asahan sendiri terdapat kawasan permukiaman dengan kepadatan tinggi.
Untuk mengatasi permasalahn tersebut maka harus diperlukan penambahan sistem
proteksi kebakaran untuk mengatisispasi bahaya kebakaran tersebut terutama di kawasan
permukiman dengan kepatan tinggi. Untuk lebih jelasnya kondisi tersebut dapat dilihat
pada Gambar 2.119 peta sebaran hydrant di Kabupaten Asahan.
Dari hasil analisis Tahun 2019, perkiraan untuk kebutuhan sarana ruang terbuka
hijau di Kabupaten Asahan sampai Tahun 2039 dibutuhkan Tempat Bermain/Taman
Lingkungan, Lapangan Olah Raga dan Bermain/ Taman Kota, Lapangan Olah Raga dan
Bermain/ Taman Kecamatan dan Lapangan Serba Guna dan Taman. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 2.41 dan Gambar 2.121 peta ruang terbuka hijau di Kabupaten
Asahan sebagai berikut.
Tabel 2.41.
Rencana Kebutuhan Sarana Ruang Terbuka Hijau (RTH) Di Kabupaten AsahanTahun 2019 Sampai Tahun 2039
Jumlah
Tahun 2019 Tahun 2024 Tahun 2029 Tahun 2034 Tahun 2039
Penduduk
Luas/Unit
JP = 734.094 JP = 773.990 JP = 816.055
No Jenis Fasilitas Pendukung JP = 860.406 Jiwa JP = 907.168 Jiwa
Jiwa Jiwa Jiwa
Luas Luas Luas Luas Luas
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
(M2) (jiwa) Lahan Lahan Lahan Lahan Lahan
(unit) (unit) (unit) (unit) (unit)
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)
Tempat Bermain/Taman
1 250 250 2936 73,41 3096 77,40 3264 81,61 3442 86,04 3629 90,72
Lingkungan
Lapangan Olah Raga dan
2 144000 480000 2 22,02 2 23,22 2 24,48 2 25,81 2 27,22
Bermain/Taman Kota
Lapangan Olah Raga dan
3 24000 120000 6 14,68 6 15,48 7 16,32 7 17,21 8 18,14
Bermain/Taman Kecamatan
4 Lapangan Serba Guna dan Taman 10000 120000 6 6,12 6 6,45 7 6,80 7 7,17 8 7,56
Jumlah
118 116,23 124 122,55 130 129,21 136 136,23 143 143,63
Sumber : Hasil Analisis 2018
II - 223
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Gambar 2.122.
Bagan Struktur Organisasi Dinas PKP dan Lingkungan Hidup Kabupaten Asahan
KEPALA DINAS
SEKSI
PERUMAHAN SEKSI PERENCANAAN SEKSI PENGENDALIAN SEKSI PENGELOLAAN
DAN DAMPAK DAN PENCEMARAN SAMPAH DAN TPA
LINGKUNGAN
UPTD
II - 227
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
II - 228
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
II - 229
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
II - 230
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Tabel 2.42.
Kajian Keunggulan Peran dan Kelemahan Kelembagaan Pada Kawasan Pengembangan
Pemukiman Kabupaten Asahan.
II - 231
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
II - 232
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BAB
3.1 Tujuan
Visi Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) adalah
untuk mewujudkan Perumahan dan Kawasan Permukiman di Kabupaten Asahan yang aman,
nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Terdapat beberapa kondisi yang akan dicapai dalam
pembangunan dan pengembangan PKP yaitu aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.
AMAN
Perumahan dan Kawasan Permukiman yang aman berdasarkan aspek legalitas serta aman
dari ancaman bencana. Aspek legalitas yang dimaksud adalah berdasarkan kesesuaian
terhadap zonasi rencana tata ruang dan berdasarkan legalitas kepemilikan lahan, serta
memberikan rasa aman kepada masyarakat yang tidak bankable untuk memiliki perumahan
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Perumahan dan permukiman juga wajib
mempertimbangkan aspek mitigasi bencana alam maupun bencana non alamiah sehingga
memberikan rasa aman kepada penghuni.
NYAMAN
Perumahan dan Kawasan Permukiman yang nyaman adalah memiliki Standar kualitas yang
baik, terintegrasi dengan sistem kota, dan selaras dengan alam. PKP yang memiliki standar
fasilitas dan infrastruktur yang baik, memiliki RTH dan ruang interaksi sosial yang sangat baik.
Setiap Kluster PKP juga terakses oleh sistem kota sehingga memudahkan kepada seluruh
warga dalam memenuhi kebutuhan dasarnya dengan berjalan kaki (walkabele). PKP juga
sangat selaras dengan alam dalam pengembangan sehingga view dan sense PKP sangat
tematik sesuai dengan karakter alam yang ada di sekitarnya. Nyaman juga diartikan setiap
hunian yang ada memiliki kriteria layak huni.
PRODUKTIF
Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) yang produktif adalah lingkungan permukiman
yang sehat dan dapat digunakan atau mendukung kegiatan ekonomi penghuninya. Untuk
dapat menjadi produktif, harus diawali dengan lingkungan yang sehat terlebih dahulu melalui
penataan infrastruktur dasar, standar kelayakan hunian, dan kepadatan kawasan.
Permukiman yang produktif mampu berperan sebagai pendukung pengembangan ekonomi
penghuni dan kawasan.
3.2 Sasaran
Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara
terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu.
Perumusan sasaran perlu memperhatikan indikator kinerja. Indikator Kinerja adalah
ukuran kuantitatif dan/atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu
sasaran.
6. Biaya
7. Dapat dibandingkan
8. kewenangan serta bentuk perbandingan lainnya
Tabel 3.1.
Sasaran dan Indikator
Sasaran Indikator
1 Meningkatnya pemenuhan kebutuhan a Berkurangnya jumlah baclog kepemilikan
rumah yang layak, sehat, aman rumah
b Berkurangnya jumlah baclog
kepenghunian rumah
c Berkurangnya jumlah RTLH
2 Meningkatnya pembangunan a Meningkatnya jumlah perumahan formal
perumahan formal
b Bertambahnya jumlah kepemilikan
rumah masyarakat
3 Meningkatnya pembiayaan sektor a Meningkatnya keterlibatan jasa
perumahan pembiayaan
b Bertambahnya jumlah kepemilikan
rumah masyarakat
4 Meningkatnya penyediaan kawasan a Tersedianya Kasiba/lisiba
hunian
b Berkurangnya jumlah baclog kepemilikan
rumah
c Berkurangnya jumlah baclog
kepenghunian rumah
Sasaran Indikator
d Meningkatnya jumlah perumahan formal
5 Meningkatnya pembangunan Meningkatnya jumlah Rusunawa
perumahan vertikal
a Berkurangnya jumlah RTLH
b Meningkatnya luasan penataan
permukiman
6 Meningkatkanya sistem regulasi a Meningkatnya jumlah kepemilikan IMB
terhadap kesesuaian perizinan,
b Meningkatnya jumlah Rumah Layak Huni
kesesuaian tata ruang, SPM, aturan dan
standar teknis, sesuai dengan RTR c Meningkatnya luas kawasan permukiman
yang seuai dengan dengan RTRW
7 Meningkatnya Pembangunan, a Berkurangnya jumlah RTLH
rehabilitasi, dan peningkatan
b Berkurangnya jumlah baclog kepemilikan
permukiman layak huni
rumah
c Berkurangnya jumlah baclog
kepenghunian rumah
8 Meningkatnya pembangunan, a Bertambahnya luas permukiman yang
rehabilitasi, dan peningkatan prasarana, tertata
sarana dan utilitas umum permukiman
b Berkurangnya luas kawasan kumuh
perkotaan
c Bertambahnya ketersediaan/pelayanan
PSU permukiman
d Berkurangnya luas daerah genangan air
9 Berkurangnya kawasan permukiman a Bertambahnya luas permukiman yang
yang tidak teratur tertata
b Berkurangnya jumlah RTLH
c Berkurangnya luas kawasan kumuh
d Berkurangnya luas daerah genangan air
10 Meningkatnya Kualitas rumah tidak layak a Berkurangnya jumlah RTLH
huni
11 Meningkatnya PSU kawasan permukiman a Bertambahnya luas permukiman yang
tertata
b Berkurangnya luas kawasan kumuh
c Bertambahnya ketersediaan/pelayanan
PSU permukiman
12 Meningkatnya penyediaan ruang publik a Meningkatnya luas RTH dan RTNH
dan RTH
b Meningkatnya jumlah ruang bermain
anak
c Bertambahnya luas permukiman yang
tertata
13 Meningkatnya sistem pengawasan yang a Berkurangnya luasan permukiman ilegal
Sasaran Indikator
efektif dalam pembangunan dan dan negative list
pemanfaatan rumah b Meningkatnya jumlah kepemilikan IMB
c Meningkatnya luas kawasan permukiman
yang seuai dengan dengan RTRW
14 Meningkatnya keterlibatan stakeholder: a Bertambahnya tingakt partisipasi
mulai tingkatan dalam pemerintahan masyarakat
(lingkungan/dusun, kelurahan,
b Berkurangnya luasan permukiman ilegal
kecamatan dst) dalam sistem
dan negative list
pengawasan dan pengendalian
c Meningkatnya jumlah kepemilikan IMB
15 Meningkatnya sumber-sumber a Meningkatnya keterlibatan jasa
pembiayaan dari pemerintah dan swasta pembiayaan
b Bertambahnya jumlah kepemilikan
rumah masyarakat
16 Meningkatnya kinerja pasar primer a Bertambahnya jumlah dan luasan
perumahan perumahan formal
b Bertambahnya jumlah kepemilikan
rumah
17 Meningkatnya kapasitas masyarakat a Meningkatnya perekonomian maysarakat
dan swasta dalam pembangunan
b Meningkatnya daya beli masyarakat
perumahan layak huni
c Bertambahnya jumlah kepemilikan
rumah
d Bertambahnya jumlah dan luasan
perumahan formal
3.3 Kebijakan
Arah kebijakan adalah pedoman yang wajib dipatuhi dalam melakukan tindakan
untuk melaksanakan strategi yang dipilih, agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan
sasaran. Kriteria suatu rumusan arah kebijakan, antara lain:
1. Memperjelas kapan suatu sasaran dapat dicapai dari waktu ke waktu;
2. Dirumuskan bersamaan dengan formulasi strategi, sebelum atau setelah alternative
strategi dibuat;
3. Membantu menghubungkan tiap-tiap strategi kepada sasaran secara lebih rasional;
4. Mengarahkan pemilih strategi agar selaras dengan arahan dan sesuai/tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
3.4 Strategi
Rumusan strategi merupakan pernyataan-pernyataan yang menjelaskan
bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai serta selanjutnya dijabarkan dalam
serangkaian kebijakan. Perumusan strategi membutuhkan kesatuan tujuan untuk
mendapatkan kesatuan tindak. Satu strategi dapat terhubung dengan pencapaian satu
sasaran. Dalam hal, beberapa sasaran bersifat inherent dengan satu tema, satu strategi
dapat dirumuskan untuk mencapai gabungan beberapa sasaran tersebut.
Dalam menyusun strategi perlu adanya alternatif pilihan langkah yang dinilai realistis
dapat mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Dalam menentukan alternatif
strategi pencapaian dari setiap sasaran atau kumpulan sasaran yang inherent, terlebih
dahulu dilakukan pemetaan potensi dan permasalaha sangat penting untuk memahami
kondisi riil bidang perumahan dan kawasan permukiman di Kabupaten Asahan.
Untuk menentukan strategi dari beberapa alternatif strategi yang muncul, telah dilakukan
Tabel 3.2.
Tujuan, Sasaran, Kebijakan, dan Strategi Pengembangan Dan Pembangunan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Kabupaten Asahan
Tujuan:
“Mewujudkan Perumahan dan Kawasan Permukiman yang Aman, Nyaman, Produktif, Berkelanjutan serta Berwawasan
Lingkungan”
1 Meningkatnya sumber-sumber pembiayaan 6 Peningkatan peran serta dan kerjasama antara a Meningkatkan sumber-sumber pembiayaan dari
dari pemerintah dan swasta pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah dan swasta
pemerintah daerah, serta masyarakat dan b Mengembangkan sistem pembiayaan perumahan
swasta dalam pengembangan perumahan dan jangka panjang, pengembangan kredit mikro dan
kawasan permukiman pemberdayaan ekonomi lokal
2 Meningkatnya kinerja pasar primer c Meningkatkan kinerja pasar primer perumahan
perumahan
3 Meningkatnya kapasitas masyarakat dan d Meningkatkan kapasitas masyarakat dan swasta
swasta dalam pembangunan perumahan dalam pembangunan perumahan layak huni
layak huni
BAB
BUKU RENCANA IV -1
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
a. Terdapatnya daerah yang termasuk kedalam area rencana alternatif jaringan jalan
Tol seperti Kecamatan Bandar Pasir Mandoge, Kecamatan Bandar Pulau,
Kecamatan Aek Songsongan, Kecamatan Pulau rakyat, Kecamatan Aek Kuasan,
Kecamatan Teluk Dalam, Kecamatan Rahuning, Kecamatan Air Batu, Kecamatan
Tinggi Raja, Kecamatan Simpang Empat, Kecamatan Rawan Panca Arga, Kecamatan
Pulo Bandreng, Kecamatan Meranti, dan Kecamatan Air Joman.
Tabel 4.1.
Lahan Potensial dan Kebutuhan Lahan Untuk Pengembangan dan Pembangunan Kawasan
Permukiman Kabupaten Asahan
Kebutuhan
Lahan Potensial
No Kecamatan Lahan %
(Ha)
(Ha)
BUKU RENCANA IV -2
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Gambar 4.1.
BUKU RENCANA IV -3
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Tabel 4.2.
Rekomendasi Menurut Nilai Stratgis Kawasan di Kabupaten Asahan
No Nilai Strategis Kawasan Kecamatan
1 KSK Ekonomi Agrominapolitan Kec. Sei Kepayang
2 KSK Ekonomi Agrominapolitan Kec. Sei Kepayang Barat
3 KSK Ekonomi Agrominapolitan Kec. Sei Kepayang Timur
4 KSK Ekonomi Agrominapolitan Kec. Tanjung Balai
5 KSK Ekonomi Agropolitan Kec. Sei Kepayang
6 KSK Ekonomi Agropolitan Kec. Sei Kepayang Barat
7 KSK Strategis Lingkungan Kec. Aek Songsongan
8 KSK Strategis Lingkungan Kec. Bandar Pasir Mandoge
9 KSK Strategis Lingkungan Kec. Bandar Pulau
10 KSP Strategis Ekonomi SIBASA Kec. Aek Kuasan
11 KSP Strategis Ekonomi SIBASA Kec. Aek Ledong
12 KSP Strategis Ekonomi SIBASA Kec. Aek Songsongan
13 KSP Strategis Ekonomi SIBASA Kec. Air Batu
14 KSP Strategis Ekonomi SIBASA Kec. Air Joman
BUKU RENCANA IV -4
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA IV -5
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Gambar 4.2.
Grafik Kawasan Strategis Menurut Kecamatan
4
KSK Ekonomi
3 Agrominapolitan
2
KSK Ekonomi
1
Agropolitan
0
KSK Strategis
Lingkungan
KSP Strategis Ekonomi
SIBASA
Dapat dilihat dari tabel dan grafik diatas terdapat nilai strategis yang ada di
Kabupaten Asahan terdapat Kawasan Strategis Kabupaten dan Kawasan Strategis Provinsi.
Dengan melihat nilai kawasan strategis Provinsi Kecamatan yang sangat banyak memiliki
kawasan strategis Provinsi menurut Kecamatan adalah Kecamatan Simpang Empat yang
sebagain wilayahnya termasuk kedalam Kawasan Stratgis Ekonomi Agropolitan, dan
termasuk kedalam Kawasan Strategis Provinsi Ekonomi SIBISA. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat Gambar 4.3 peta arahan pengembangan kawasan permukiman menurut nilai
strategis kawasan. Jika menurut analisa yang dialakukan dengan nilai strategis yang ada di
Kabupaten Asahan beberapa rekomendasi kawasan perumahan menurut Kecamatan yang
ada di Kabupaten Asahan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Tabel 4.3 dibawah ini :
BUKU RENCANA IV -6
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Tabel 4.3.
Rekomendasi Kawasan Perumahan Menurut Nilai Strategis Kawasan
Nilai Strategis Kawasan
KSP
KSK KSK Total
No KECAMATAN KSK Ekonomi Strategis
Ekonomi Strategis (Ha)
Agrominapolitan Ekonomi
Agropolitan Lingkungan
(Ha) SIBASA
(Ha) (Ha)
(Ha)
1 AEK KUASAN 6 6,04
2 AEK SONGSONGAN 5.665 16 5.680,87
3 AIR BATU 4 4,14
4 AIR JOMAN 143 143 285,28
BANDAR PASIR
5 8.998 212 9.209,70
MANDOGE
6 BANDAR PULAU 1.435 100 1.535,05
7 BUNTU PANE 286 285,77
8 KISARAN BARAT 11,33 11,33
9 PULAU RAKYAT 740 740,44
10 PULO BANDRING 13 13,42
11 RAHUNING 737 736,85
12 RAWANG PANCA ARGA 548 583 1.130,95
13 SEI DADAP 20 19,5
14 SEI KEPAYANG 1 158 158,65
15 SEI KEPAYANG BARAT 0 1 1,15
16 SEI KEPAYANG TIMUR 3.003 145 3.148,06
17 SETIA JANJI 0,11 0,11
18 SILAU LAUT 2.501 4.391 6.891,91
19 SIMPANG EMPAT 1 0,88 1,76
20 TANJUNG BALAI 254 273 689 1.215,51
21 TELUK DALAM 552 552,29
22 TINGGI RAJA 2.872 2.871,82
Total Keseluruhan 3.257 3.466 16.097 11.680 34.501
Sumber : Hasil Analisis, 2018
Dapat dilihat dari tabel rekomendasi kawasan perumahan menurut nilai strategis
kawasan dari hasil analisis hampir secara keseluruhan Kecamatan yang menjadi
rekomendasi kawasan permukiman dengan melihat dari nilai strategis kawasan yang ada.
Kecamatan yang paling banyak terdapat rekomendasi kawasan perumahan terdapat di
Kecamatan Bandar Pasir Mandoge dengan luas rekomendasi mencapai 9.209 Ha dengan
BUKU RENCANA IV -7
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
nilai stratgis lingkungan yang lebih dominan di terdapat di daerahnya. Jika melihat dari nilai
Kawasa Strategis Provinsi Ekonomi Sibisa Kecamatan yang paling banyak terdapat area
permukiman ialah Kecamatan Kisaran Barat dengan luas area permukiman mencapai 11,33
Ha.
BUKU RENCANA IV -8
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Dapat dilihat dari tabel diatas menguraikan sistem perkotaan di tiap-tiap Kecamatan
yang ada di Kabupaten Asahan. Sistem perkotaan yang ada di Kabupaten Asahan. Pusat
Kegiatan Wilayah (PKW) Kabupaten Asahan Terdapat di 2 Kecamatan yang ada di Kabupaten
Asahan yaitu Kecamatan Kisarat Barat, dan Kecamatan Kisaran Timur yang merupakan pusat
kota ataupun kawasan perkotaan yang cukup dominan yang ada di Kabupaten Asahan. Jika
disandingkan arahan pengembangan kawasan perumahan dan permukiman dapat dijadikan
sebuah rekomendasi rumah permukiman padat yang ada di Kabupaten Asahan.
Selain itu adanya PP No. 64/2016 tentang pembangunan perumahan MBR yang
menjamin kemudahan perijinan dalam pembangunan rumah sederhana dan MBR.Hal ini
selaras dengan Rencana Pemerintah Kabupaten Asahan pembangunan perumahan rakyat
sebanyak 178.000 Kapling/rumah yang berlokasi di lahan/tanah Hak Guna Usaha(HGU)
perkebunan milik Pemerintah/BUMN dan Swasta/Asing (kanan kiri bahu jalan) dengan
lokasi:
1. Mulai dari Kecamatan Meranti (Batas Kabupaten Asahan-Kabupaten Batu Bara)
sampai dengan Kecamatan Aek Ledong (Batas Kabupaten Asahan-Kabupaten
Labuhan Batu Utara) sepanjang Ruas Jalan Lintas Sumatera.
BUKU RENCANA IV -9
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
2. Mulai Simpang Katarina Kelurahan Sei Renggas Kecamatan Kota Kisaran Barat sampai
Kecamatan Bandar Pasir Mandoge (Ruas Jalan Lintas Kisaran-Bandar Pasir Mandoge-
Simalungun-Pematang Siantar).
3. Mulai Kelurahan Karang Anyer Kecamatan Kota Kisaran Timur sampai Kecamatan Air
Joman (Ruas Jalan Lintas Kota -Air Joman-Kota Tanjung Balai).
4. Mulai Kecamatan Pulau Rakyat sampai Kecamatan Aek Songsongan (Ruas Jalan
Lintas Pulau Rakyat-Aek Songsongan-Tobasa-Porsea).
Perumahan yang akan direncanakan dibangun adalah jenis rumah umum yakni
rumah yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat
berpenghasilan rendah.
Oleh karena itu pemerintah telah menyusunan Dokumen Studi Kelayakan
Perencanaan Pengadaan Tanah untuk Pembangunan Perumahan Rakyat di Kabupaten
Asahan berlokasi di 15 Kecamatan dalam wilayah Kabupaten Asahan yakni :
Tabel 4.5.
Arahan Pengembangan Lahan Permukiman Menurut Sistem Perkotaan
Di Kabupaten Asahan
Klasifikasi Kemampuan Lahan
Total
No Kecamatan Sangat Baik Sedang Rendah (Ha)
Baik (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)
1 Kec. Aek Kuasan 784 784
2 Kec. Aek Ledong 784 784
3 Kec. Aek Nagaga 516 516
4 Kec. Aek Songsongan 379 379
5 Kec. Air Joman 811 811
6 Kec. Bandar Pasir Mandoge 237 237
7 Kec. Buntu Pane 1.290 1.290
8 Kec. Kisaran Barat 11 648 660
9 Kec. Kisaran Timur 1.056 1.056
10 Kec. Meranti 199 1.197 1.395
11 Kec. Pulau Rakyat 1.609 1.609
12 Kec. Pulo Bandring 208 1.381 1.589
13 Kec. Rahuning 208 208
14 Kec. Sei Dadap 1.236 1.236
15 Kec. Simpang Empat 157 279 436
Total (Ha) 168 10.244 1.381 1.197 12.989
Sumber : Hasil Analisis 2018 dan Dokumen Studi Kelayakan Perencanaan Pengadaan Tanah Tahun 2017
Luas Lahan yang telah teridentifikasi untuk kawasan perumahan MBR mencapai
16.320 Ha dengan Luas Lahan yang efektif dikembangkan hanya 13.031 Hektar,
Diasumsikan sebagian lahan kurang sesuai / tidak efektif yang merupakan bagian dari
sempadan Sutet, Sempadan Sungai, dan sempadan Rel Kereta Api serta Memiliki Kelerengan
yang curam dan kritis.
Gambar 4.3. peta arahan pengembangan kawasan permukiman menurut nilai strategis kawasan
Gambar 4.4. Arahan Pengembangan Kawasan menurut sistem perkotaan Tanjung Balai PKLp
Gambar 4.5. Arahan Pengembangan Kawasan menurut sistem perkotaan Aek Songsongan PKLp
Gambar 4.6. Arahan Pengembangan Kawasan menurut sistem perkotaan Aek Kuasan PPK
Gambar 4.7. Arahan Pengembangan Kawasan menurut sistem perkotaan Aek Ledong PPK
Gambar 4.8. Arahan Pengembangan Kawasan menurut sistem perkotaan Air Batu PPK
Gambar 4.9. Arahan Pengembangan Kawasan menurut sistem perkotaan Air Joman PPK
Gambar 4.10. Arahan Pengembangan Kawasan menurut sistem perkotaan Meranti PPK
BUKU RENCANA IV -25
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Gambar 4.11. Arahan Pengembangan Kawasan menurut sistem perkotaan Setia Janji PPK
Gambar 4.12. Arahan Pengembangan Kawasan menurut sistem perkotaan Bandar Pulau PPL
Gambar 4.13. Arahan Pengembangan Kawasan menurut sistem perkotaan Buntu Pane PPL
Gambar 4.14. Arahan Pengembangan Kawasan menurut sistem perkotaan Pulau Rakyat PPL
Gambar 4.15. Arahan Pengembangan Kawasan menurut sistem perkotaan Pulo Bandring PPL
Gambar 4.16. Arahan Pengembangan Kawasan menurut sistem perkotaan Rahuning PPL
Gambar 4.17. Arahan Pengembangan Kawasan menurut sistem perkotaan Rawang Panca Arga PPL
Gambar 4.18. Arahan Pengembangan Kawasan menurut sistem perkotaan Sei Dadap PPL
Gambar 4.19. Arahan Pengembangan Kawasan menurut sistem perkotaan Sei Kepayang Barat PPL
Gambar 4.20. Arahan Pengembangan Kawasan menurut sistem perkotaan Silau Laut PPL
Gambar 4.21. Arahan Pengembangan Kawasan menurut sistem perkotaan Teluk Dalam PPL
Gambar 4.22. Arahan Pengembangan Kawasan menurut sistem perkotaan Tinggi Raja PPL
PERM.
SWADAY
KELOMPOK A
KELUARG
A PERM.
MAMPU DEVELOP
MEMENU ER /
HI PMERINT
KEBUTUH AH
AN PERM.
RUMAH VERTIK
AL
KEBUTUHAN
PERUMAHA
N BARU
(BACKLOG +
PERTUMBUH
AN KK 2018- PERM.
VERTK
2038 AL PERAN PEMERINTAH
(Rusu
nawa/ DALAM
Rusun PENYEDIAAN
KELOMPOK ami ALOKASI DANA
KELUARGA RUMAH
Bersu RUMAH,
TIDAK SEWA PEMERINT
bsidi) KHUSUSNYA
MAMPU AH DI
MEMENUHI UNTUK
KEBUTUHAN PERM. KELOMPOK KABUPATE
RUMAH SWAD
AYA KELUARGA TIDAK N ASAHAN
MAMPU (MBR)
BANTUAN
PEMB
ANGU
NAN
RUMA
H
ARAHAN KONSEP
Meningkatkan alokasi dan akses
danan pembangunan PKP dari
berbagai sumber dana potensial
(APBN, APBD Provinsi, Swasta/CSR)
Meningkatkan akses Masyarakat
Miskin dan MBR terhadap sumber-
sumber pembiayaan perumahan
Gambar 4.29.
Srategi Penyediaan Rumah
Tabel 4.7.
Permasalahan, Strategi dan Indikator Penataan Permukiman Formal
Permasalahan Strategi Pemecahan Indikator Penataan
Kepadatan bangunan/peru-mahan Penataan tata bangunan dan Intensitas bangunan (KDB, KLB,
yang tinggi lingkungan GSB, dan KDH) yang tertata
Tidak adanya ruang terbuka hijau Penambahan jaringan baru Lingkungan/ aspek arsitektural
Tidak tercukupinya jaringan air dan pelayanan fasilitas kawasan berasarkan karak-
bersih, listrik dan pembuangan air teristik lingkungan perumahan
kotor Jaringan utilitas pendukung
Kurangnya tingkat pelayanan dan terpenuhi
fasilitas umum seperti sekolah, Skala pelayanan fasilitas yang
tempat pertemuan dan olah raga, merata ke seluruh kawasan
rekreasi dan lain-lain permukiman
Tabel 4.8.
Permasalahan, Strategi dan Indikator Penataan Permukiman Untuk MBR
Permasalahan Strategi Pemecahan Indikator Penataan
Keterbatasan kecukupan pangan Mendorong pemenuhan kebutuhan Meningkatnya pemenuhan
dan mutu pangan rumah yang layak, sehat, aman dan kebutuhan rumah yang layak,
Terbatasnya akses layanan terjangkau dengan menitik beratkan sehat, aman.
kesehatan kepada masyarakat miskin dan Meningkatnya pembangunan
Terbatasnya akses layanan berpendapatan rendah (MBR) perumahan formal
pendidikan Memfasilitasi pembangunan rumah Meningkatnya pembiayaan
Terbatasnya kesempatan kerja dan umum, rumah khusus dan rumah sektor perumahan
membuka usaha negara sebagai upaya pembangunan
Terbatasnya akses layanan dan pengembangan public housing
perumahan dan penyediaan rumah bagi MBR
Terbatasnya akses hubungan Memfasilitasi dan turut serta dalam
Memburuknya kondisi sum-ber pembiayaan perumahan bagi MBR
daya alam dan lingkungan hidup
dan lemahnya partisipasi
Untuk mewujudkan struktur pola ruang Kasiba dan Lisiba, disamping melalui
pentahapan program yang dikembangkan pengelola dan sejalan dengan program
pembangunan daerah, tetap diperlukan dukungan pemerintah di dalam
menyediakan prasarana dan sarana dasar kawasan yang bersifat strategis sebagai
Tabel 4.9.
Strategi dan Indikator Penataan Kasiba dan Lisiba
Permasalahan Strategi Pengembangan Indikator
Belum terbentuknya Badan MengembangKan Kasiba/Lisiba Meningkatnya penyediaan
Pengelola, yang akan Mengembangkan rumah susun kawasan hunian
menangani kawa-san sederhana sewa (rusunawa), Meningkatnya pembangunan
tersebut rumah sederhana, dan atau perumahan
secara independen. rumah sederhana sehat, dan Meningkatkanya sistem
atau rumah tapak sejahtera regulasi terhadap kesesuaian
Meningkatkan sistem regulasi perizinan, kesesuaian tata
terhadap kesesuaian perizinan, ruang, SPM, aturan & standar
kesesuaian tata ruang, SPM, teknis, sesuai dengan RTR
aturan dan standar teknis, sesuai
dengan RTR
Kebutuhan dan pasokan serta harga yang tidak terjangkau oleh MBR (Masyarakat
Berpenghasilan Rendah) itu menjadi salah satu faktor yang mendorong sebagian
masyarakat mengisi lahan-lahan kosong yang bukan milik mereka dan tidak sesuai
dengan peruntukannya untuk membangun rumah.
Kasiba harus dilengkapi dengan jaringan primer dan sekunder prasarana lingkungan
sesuai dengan rencana tata ruang lingkungan yang ditetapkan oleh pemerintah
daerah tingkat II, dan memenuhi persyaratan pembakuan pelayanan prasarana
lingkungan. Dengan demikian, tujuan penyelenggaraan Kasiba untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat akan rumah dalam lingkungan hidup yang baik dan
terjangkau serta menciptakan perkembangan kota yang lebih terarah bisa dicapai.
Dengan Kasiba, pengendalian harga tanah lebih dapat dilakukan karena adanya
penguasaan tanah secara terencana dalam luasan yang besar, baik oleh badan
pengelola maupun atas kerja sama berbagai pihak dengan badan pengelola. Juga
dukungan bantuan sebagian infrastruktur dari program pemerintah, penerapan
lingkungan hunian berimbang dan subsidi silang menjadi lebih dimungkinkan karena
skala yang besar.
Pemukiman kumuh merupakan masalah yang dihadapi oleh hampir semua kota,
telaah tentang permukiman kumuh (slum), pada umumnya mencakup tiga segi,
pertama: kondisi fisiknya, kedua: kondisi sosial ekonomi budaya komunitas yang
bermukim dipemukiman tersebut, dan ketiga: dampak oleh kedua kondisi tersebut.
Kondisi fisik tersebut antara lain tampak dari kondisi bangunannya yang sangat rapat
dengan kualitas konstruksi rendah, jaringan jalan tidak berpola dan tidak diperkeras,
sanitasi umum dan drainase tidak berfungsi serta sampah belum dikelola dengan
baik.
Permukiman kumuh dan informal bahkan bisa saja mendominasi proses perumahan
kota. Untuk itu diperlukan upaya memahami permukiman informal ketimbang
melakukan penggusuran yang tidak menyelesaikan masalah. Pertambahan kumuh
dan informal tetap melaju, apalagi juga tidak menyelesaikan masalah warga yang
digusur tersebut. Pemahaman terhadap permukiman informal memiliki potensi
dalam penanggulangan kemiskinan kota karena sifatnya yang dikembangkan secara
swadaya, partisipatif, dan sedikit investasi publik, memberi kontribusi persediaan
rumah (housing stock) dan terjangkau oleh masyarakat miskin. Pemahaman dan
pemberdayaan permukiman informal adalah langkah untuk meningkatkan akses
keamanan bermukim. Sejalan dengan perlindungan hak perumahan warga, maka
upaya pemberdayaan permukiman informal merupakan penanganan mendesak yang
paling realistis dan rasional.
Tabel 4.10.
Strategi dan Indikator Penataan Permukiman Kumuh
Permasalahan Strategi Pengembangan Indikator
Ketimpangan tampilan fisik Merestrukturisasi dan menata kawasan Berkurangnya
bangunan. permukiman yang tidak teratur kawasan
Munculnya bangunan-bangunan tidak Relokasi secara bertahap dan terbatas pada unit permukiman kumuh
permanen lingkungan permukiman yang berada pada Meningkatnya
baru di badan jalan maupun di trotoar kawasan ilegal dan negative list. Kualitas Rumah
yang mengakibatkan terganggunya Meningkatkan Kualitas rumah tidak layak huni Tidak Layak Huni
fungsi jalan dan kenyamanan Menyediakan/meningkatkan PSU kawasan Meningkatnya PSU
pengguna jalan. permukiman kawasan
Pemanfaatan daerah danau oleh Mengembangkan ruang publik dan Ruang permukiman
masyarakat untuk kegiatan ekonomi, Terbuka Hijau bagi aktivitas warga sebagai fungsi Meningkatnya
yang menjadikan terganggunya fungsi keberlanjutan lingkungan juga menunjang fungsi penyediaan ruang
sungai secara maksimal. estetika publik dan RTH
Tidak adanya jarak antar bangunan
yang mengakibat-kan rumah menjadi
tidak sehat.
Kumuhnya permukiman akibat
aktivitas kawasan yang terlalu
berlebihan, sehingga menye-babkan
lingkungan hunian menjadi tidak
sehat dan tidak nyaman untuk
ditinggali.
Tidak berfungsinya saluran drainase
Tabel 4.11.
Strategi Pengembangan Permukiman
Penyediaan air bersih di Kabupaten Asahan saat ini mendapat pelayanan air bersih
dari instalasi pengolahan air minum milik PDAM Tirta Silaupiasa. Namun tidak semua
penduduk terlayani, mengingat keterbatasan kapasitas dan sistem jaringan
perpipaan yang ada. Untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya sebagian penduduk
Kawasan Pekotaan Sidikalang memanfaatkan air permukaan seperti air sungai, dan
air tanah. Pendistribusian air bersih oleh PDAM ke wilayah-wilayah pengembangan
dengan menggunakan sistem perpipaan. Berdasarkan analisa kebutuhan jaringan air
bersih Kabupaten Asahan pada tahun 2038 mencapai 173,780,436 liter/hari.
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini (out come) adalah bertambahnya debit air
yang didistribusikan, kinerja mudah dipantau sehingga dapat meningkatkan
pelayanan secara lebih optimal.
Hasil identifikasi terhadap kinerja SPAM yang ada saat ini di Kabupaten Asahan dapat
diuraikan sebagai berikut :
Prasarana sumur bor yang dikelola PDAM Tirta Silaupiasa masih belum
beroperasi 24 jam per hari, sebagaimana amanat dari Peraturan Pemerintah
No.16 tahun 2005 pasal 10 ayat 2 &3 dimana pendistribusian air memberikan
jaminan pengaliran 24 jam per hari.
Sistem penyediaan air minum yang menggunakan air baku air sungai masih
belum memiliki kinerja unit pengolahan air yang optimal antara lain karena
kurangnya sarana pendukung seperti : kelengkapan pompa dosing, laboratorium
& peralatannya.
Sistem penyediaan air minum yang ada masih belum sepenuhnya dilengkapi
dengan unit generator listrik (genset) sebagai cadangan sumber daya listrik.
Belum adanya meter induk distribusi (dipasang pada pipa outlet reservoir
distribusi atau oulet pipa sumur bor) mengakibatkan debit air distribusi tidak
dapat dipantau, sehingga akan menyulitkan pemantauan kehilangan air pada
sistem penyediaan air.
Tabel 4.12.
Hasil Identifikasi Kinerja SPAM yang Ada
No. Komponen SPAM Kinerja
Air sumur bor sebagian hangat, kadar
1 Air Baku
ammonia melebihi standar air minum
Kinerja unit pengolahan air belum optimal
Produksi air sebagian belum 24 jam per
hari
Belum ada unit pengolahan air sumur bor
2 Unit Produksi
yang belum memenuhi standar air minum
Belum ada meter induk distribusi
Belum memiliki unit laboratorium air
Sumur Bor
Instalasi Pengolahan Air (IPA)
Berdasarkan potensi air baku yang ada, khusus untuk Kabupaten Asahan SPAM
dengan memanfaatkan air tanah dalam (sumur bor) memiliki karakteristik yang
spesifik, dimana sebagian sumur bor yang ada memiliki kualitas air yang hangat
dengan kadar ammonia yang melebihi standar air baku air minum.
Sumur gali
Sumur pompa
Bak penampungan air hujan
Terminal air dan
Instalasi air kemasan
Secara umum, sistem jaringan drainase buatan di Kabupaten Asahan masih relatif
terbatas hanya terdapat di sepanjang ruas jalan arteri, kolektor, sementara pada
beberapa tempat belum memiliki saluran drainase. Kondisi ini menyebabkan
limpasan air hujan terutama di daerah yang belum terdapat saluran drainase
dialirkan secara alami menurut kemiringan tanah. Kondisi ini menyebabkan
terjadinya genangan-genangan akibat arus pembuangan air hujan yang kurang lancar
atau debit air hujan yang melebihi daya tampung saluram drainasenya. Untuk
menghindari terjadinya genangan pada saat musim hujan perlu dilakukan
pengembangan sistem jaringan drainase yang berhirarki dan terpadu, sehingga
limpasan air hujan yang ada dapat disalurkan.
Oleh karena itu Kabupaten Asahan perlu merubah paradigma penanganan Drainase
yang lama ke konsep drainase yang baru
Lama : Secepatnya mengalirkan langsung limpasan air hujan ke saluran/ badan air
terdekat yaitu sungai sebagai drainase primer
Baru : Sedapat mungkin menahan dulu limpasan air hujan untuk meresapakannya
kedalam tanah dengan cara seperti membuat sumur resapan, waduk, kolam
retensi dan sebagainya.
Gambar 4.31.
Konsep Sistem Drainase Perkotaan
Gambar 4.32.
Konsep Sistem Drainase Kota
kontruksi.
Gambar 4.33.
Rencana Sistem Drainase Lingkungan
Air limbah menjadi suatu permasalahan yang sanagat penting untuk di tangani.
Sistem pengelolan air limbah di Kabupaten Asahan sendiri saat ini masih menjadi
permasalah yang harus ditangani. Permasalahan yang terjadi jika air limbah tidak
dikelola dengan baik mengakibatkan terjadinya pencemaran yang sangat merugikan
Daerah terseut. Oleh karena itu Kabupaten Asahan perlu merubah paradigma
penanganan air limbah yang lama ke konsep air limbah yang baru.
Lama : Rendahnya kesadaran Masyarakat dan Sistem Sanitasi Tidak berkelanjutan
Baru :Masyarakat berperan langsung sebagai kkomponen pembagunan dan sistem
sanitasi menjadi berkelanjutan
Pada air limbah rumah tangga kebanyakan dibuang di saluran drainase dan sungai.
Setiap perencanaan guna menunjang perkembangan wilayah dimasa yang akan
datang, maka lingkungan permukiman harus dilengkapi jaringan air limbah yang
sesuai dengan ketentuan dan persyaratan teknis yang telah diatur dalam peraturan
perundangan yang telah berlaku. Berdasarkan analisa jumlah limbah domestik di
Kabupaten Asahan pada tahun 2038 mencapai 96,544,687.
Dalam pengelolaan persampahan yang lebih baik sampai tahun 2038, oleh karena itu
Kabupaten Asahan perlu merubah paradigma pengelolaan persampahan yang lama
ke konsep pengelolaan persampahan yang baru.
Gambar 4.35.
Paradigma Pengelolaan Persampahan
Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yang tidak terpakai, lubang bekas
pertambangan, atau lubang-lubang dalam. Sebuah lahan penimbunan darat
yang dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan
sampah yang higienis dan murah.
Gambar 4.36.
Metode Penimbunan Sampah Darat
Gambar 4.37.
Pengomposan
Gambar 4.38.
Metode pengolahan kembali secara fisik
o Strategi
Meningkatkan pemahaman Masyarakan aka upaya 3R (Reduce-Reuse-
Recycle) dan pengamanan sampah B3 (Bahan Buangan Berbahaya)
rumah tangga.
Mengembangkan dan menerapkan sistem insentif dan disinsentif dalam
pelaksanaan 3R.
Mendorong koordinasi lintas sektor erutama perindustrian dan
perdaganagan.
o Strategi
Meningkatkan pemahaman tentang pengelolaan sampah sejak dini
melalui Pendidikan bagi anak ussia Sekolah.
Menyebarluaskan pemahaman tentang pengelolaan persampahan pada
Masyarakat umum.
Meningkatkan pembinaan Masyarakat khususnya kaum perempuan
dalam pengelolaan sampah.
Mendorong pengelolaan sampah berbasis Masyarakat.
Mengembangkan sitem insentif dan iklim yang kondusif bagi Dunia
Usaaha/Swasta.
1) Reduce
Dengan prinsip reduce, maka kita mengurangi pemakaian dari bahan-bahan yang
dapat merusak lingkungan. Caranya adalah anda bisa mengurangi belanja barang
barang yang tidak terlalu perlu seperti baju baru dan juga aksesoris tambahan. Selain
itu anda juga bisa mengurangi penggunaan tissue dan mengurangi kegiatan
penggunaan kertas, selalu cek file dokumen anda sebelum dicetak menggunakan
print preview agar tetap bisa menghemat penggunaan kertas.
2) Reuse
Reuse atau memakai kembali barang yang anda dirasa sudah tidak perlu lagi, salah
satunya adalah anda bisa memberikan barang barang tersebut kepada yatim piatu
atau anda bisa memberikan kepada sanak famili keluarga anda seperti misalnya baju
baju bayi yang baru beberapa bulan saja dapat anda berikan kepada saudara yang
misal membutuhkan.
3) Recycle
Konsep recycle sendiri adalah mendaur ulang sampah anda menjadi suatu barang
baru yang dapat digunakan kembali dan layak fungsi, caranya adalah anda bisa
mendaur ulang sampah organik di rumah anda misalnya menjadikan botol minuman
menjadi wadah pot tanaman atau melakukan pendaur ulangan kertas menjadi kertas
kembali. Daur ulang dengan jumlah yang besar belum menjadi suatu aktifitas yang
biasa dilakukan di Indonesia. Salah satunya adalah tempat sampah yang dibedakan
antara sampah organik dan sampah non organik masih banyak belum diterapkan
maksimal di Kabupaten Asahan.
Gambar 4.39.
Sistem Pengelolaan Persaampahan dengan Konsep 3 R
Tabel 4.13.
Deman Rumah dan Luas Lahan Pengembangan Permukiman Prioritas
Kebutu Luas
Lahan 10 % Untuk
han Pengemb
Potensial Pengemban Panjang Jalan
No Kecamatan Lahan % angan
(Ha) gan Jalan (M)
(Ha) Prioritas
(M2)
(Ha)
Kec. Bandar Pasir
1 43,054 594 5% 814.14 814,140 135,690.00
Mandoge
2 Kec. Bandar Pulau 27,232 370 3% 1,226.82 1,226,820 204,470.00
3 Kec. Aek Songsongan 17,294 297 2% 1,884.09 1,884,090 314,015.00
4 Kec. Rahuning 29,306 316 3% 1,260.38 1,260,380 210,063.33
5 Kec. Pulau Rakyat 32,328 569 5% 2,980.76 2,980,760 496,793.33
6 Kec. Aek Kuasan 34,072 412 3% 2,182.48 2,182,480 363,746.67
7 Kec. Aek Ledong 16,254 357 3% 2,548.47 2,548,470 424,745.00
8 Kec. Sei Kepayang 50,312 309 3% 590.05 590,050 98,341.67
9 Kec. Sei Kepayang Barat 10,287 231 2% 817.74 817,740 136,290.00
10 Kec. Sei Kepayang Timur 18,235 154 1% 328.56 328,560 54,760.00
11 Kec. Tanjung Balai 15,611 630 5% 1,119.19 1,119,190 186,531.67
12 Kec. Simpang Empat 24,204 719 6% 1,189.50 1,189,500 198,250.00
13 Kec. Teluk Dalam 23,799 311 3% 1,023.23 1,023,230 170,538.33
Kebutu Luas
Lahan 10 % Untuk
han Pengemb
Potensial Pengemban Panjang Jalan
No Kecamatan Lahan % angan
(Ha) gan Jalan (M)
(Ha) Prioritas
(M2)
(Ha)
14 Kec. Air Batu 22,218 707 6% 1,384.84 1,384,840 230,806.67
15 Kec. Sei Dadap 18,653 557 5% 2,453.43 2,453,430 408,905.00
16 Kec. Buntu Pane 20,603 408 3% 1,946.33 1,946,330 324,388.33
17 Kec. Tinggi Raja 16,394 325 3% 730.33 730,330 121,721.67
18 Kec. Setia Janji 12,839 205 2% 691.93 691,930 115,321.67
19 Kec. Meranti 11,119 348 3% 963.54 963,540 160,590.00
20 Kec. Pulo Bandring 15,935 499 4% 1,221.16 1,221,160 203,526.67
21 Kec. Rawang Panca Arga 17,282 315 3% 690.28 690,280 115,046.67
22 Kec. Air Joman 24,413 827 7% 1,314.23 1,314,230 219,038.33
23 Kec. Silau Laut 12,386 358 3% 1,219.88 1,219,880 203,313.33
24 Kec. Kota Kisaran Barat 14,592 1001 8% 1,483.72 1,483,720 247,286.67
25 Kec. Kota Kisaran Timur 20,723 1248 10% 1,623.13 1,623,130 270,521.67
Total 549,144 12.067 100% 33,688.21 33,688,210 5,614,701.67
Gambar 4.40.
Gambar 4.41.
Tabel 5.14.
Potensi, Permasalahan, Isu Strategis, dan Kebutuhan Penanganan Kawasan Permukiman Kabupaten Asahan
Isu Strategis Pembangunan
Sektor Potensi Permasalahan Kebutuhan Penanganan
Permukiman
Pemerintah kabupaten
Mengkaji dan menemukenali lahan-lahan milik
Perumahan di Kabupaten Asahan asahan sudah
pemerintah dan masyarakat yang belum
menyebar merata di seluruh merencanakan
termanfaatkan sesuai dengan peruntukan
wilayah kota pembebasan lahan HGU
Pengaturan dan penataan lingkungan
Terdapat permukiman pusat kota Tumbuhnya permukiman kumuh di seluas 13.031 Ha
permukiman yang berada di DAS dan di atas
lama dengan bangunan rumah sekitar sempadan pantai (bangunan Munculnya permukiman di
air, lereng bukit
tinggal bercampur dengan kegiatan rumah di atas laut) lahan yang tidak sesuai
Permukiman Penataan kawasan permukiman yang terkena
perkeonomian (ruko) Jangkauan pelayanan infrastruktur peruntukannya
dampak pasang surut air laut.
Terdapat embrio permukiman baru belum merata ke seluruh kawasan Kebutuhan permukiman
Bantuan pembangunan perumahan bagi
di daerah perkebunan HGU 178.000 permukiman yang layak semakin
masyarakat kurang mampu.
unit meningkat
Penataan dan pembangunan sarana prasarana
Akses lokasi kawasan permukiman Adanya rencana jalan TOL
permukiman yang baik.
sebagian besar dilintasi jalan pada kawasan
Pendekatan persuasive kepada masyarakat dan
kabupaten/skunder pengembangan
sosialisasi kebijakan terkait
permukiman
Masih adanya kehilangan air di
SIstem penyedian air minum Kabupaten Asahan. Peningkatan cakupan pelayanan air bersih
melalui perpipaan dikelola oleh Keterbatasan PDAM dalam menjangkau keseluruh kota
PDAM dan beberapa dilakukan penyediaan air minum khususnya Pengoptimaan jaringan dan Peningkatan kualitas pelayanan dan penurunan
Air Bersih secara swadaya manajmen pengelolaan air tingkat kebocoran
dalam penyediaan fasilitas pemadam
Pada permukiman di perbukitan kebakaran yang terintegrasi dengan bersih Peningkatan kapasitas produksi debit air
sumber air bersih berasal dari mata sistem distribusi Membangun prasarana air bersih di wilayah yang
air sulit untuk dijangkau oleh PDAM
IV -70
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
IV -71
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
IV -72
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Sesuai dengan tujuannya untuk mencapai pemanfaatan tanah secara optimal melalui
peningkatan efisiensi dan produktivitas penggunaan tanah, prioritas wilayah yang
perlu dikonsolidasi adalah:
Wilayah yang masih terbatas infrastruktur lingkungannya.
Wilayah permukiman yang akan tumbuh pesat dan diperkirakan akan
berkembang secara alami, sehingga dikhawatirkan menjadi permukiman kumuh
apabila tidak ditata.
Wilayah yang sudah mulai tumbuh dan direncanakan menjadi daerah
permukiman.
Wilayah yang direncanakan menjadi kota baru, permukiman baru.
Wilayah permukiman kumuh.
Wilayah yang relatif kosong, sedikit bangunan di bagian pinggiran kota yang
diperkirakan akan berkembang sebagai daerah permukiman.
Daerah bekas konflik.
Daerah yang direncanakan ada pembangunan/pembuatan jalan (jalan raya/jalan
lingkar).
Wilayah pertanian yang akan dikembangkan menjadi sentra produksi pertanian.
Wilayah pertanian yang minim dengan infrastruktur pendukungnya.
Wilayah yang potensial dapat memperoleh pengairan tetapi belum tersedia
jaringan irigasi.
Wilayah yang jaringan irigasinya telah tersedia tetapi pemanfaatannya belum
merata.
Wilayah yang pengairan cukup baik namun masih perlu ditunjang oleh pengadaan
jaringan jalan yang memadai.
Secara sederhana, konsolidasi tanah digambarkan pada Gambar 5.6 sebagai berikut
Gambar 4.42.
Ilustrasi Konsep Kosolidasi Tanah
Gambar 4.43.
Keterhubungan Aktivitas Ruang dalam Konsep Livable Settlement
IV -78
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Gambar 4.44.
Rumah Tunggal berdiri sendiri pada persilnya dan terpisah dari rumah sebelahnya
Gambar 4.45.
Rumah Koppel berada pada 1 persilnya terdiri
dari 1 bangunan dan 2 unit rumah tinggal
IV -79
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Jalan Umum
Gambar 4.46.
Rumah Deret Janis Hunian Yang Bangunan/Unit
Rumahnya Menempel Satu Dengan Lainnya
Jalan umum
Gambar 4.47.
Rumah Tipe Moisonettee Hunian Yang Terdiri
Dari Dua Lantai Bisa Tersendiri Atau Berderet
IV -80
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
5. Apartemen
sebuah bangunan besar ang umumnya bertingkat banyak dan terdiri dari unit-unit
hunian. Pengembangan untuk kalangan klas bawah biasanya disebut dengan
rumah susun
Jalan umum
Gambar 4.48.
Hunian Apartemen atau Rumah Susun Disesuaikan Dengan Kelas Penghuni
6. Rumah inti
rumah yang hanya terdir dari ruang-ruang pokok (tidak langkap), yaitu WC, kamr
tidur, dapur dan ruang serbaguna, pengembangnnya dikemudian hari dapat
dilakukan sendiri oleh penghuni.
Luas minimum 12 m2 dan dimungkinkan untuk dikembangkan menjadi rumah
sederhana lengkap dengan luas minimum 36 m2. pengembangan perumahan ini
diasanya diperuntukkan bagi kalangan kelas bawah.
7. Ruko, atau rumah toko, yang sebenarnya rumah deret (row house) yang terdiri
dari minimal 2 lantai dimana lantai bawah digunakan untuk usaha sedangkan
lantai diatasnya untuk tempat tinggal.
IV -81
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
kualitas bangunan serta sarana danprasarana yang tidak memenuhi syarat, sedangkan
Perumahan Kumuh adalah perumahan yang mengalami penurunan kualitas fungsi sebagai
tempat hunian.
2) Kondisi bangunan tidak memenuhi syarat, tidak teratur dan memiliki kepadatan
tinggi;
3) Kondisi sarana dan prasarana tidak memenuhi syarat. Khusus untuk bidang
keciptakaryaan, batasan sarana dan prasarana adalah sebagai berikut:
Jalan Lingkungan;
Drainase Lingkungan,
Pengelolaan Persampahan;
Pengamanan Kebakaran;
IV -82
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Dasar kebutuhan penanganan permukiman kumuh dalam hal ini merupakan langkah
awal dalam memperbaiki kawasan permukiman kumuh dan mengantisipasi timbulnya
kumuh baru dengan sasaran yang mendasar, yaitu :
Dari beberapa aspek yang menjadi dasar penanganan dengan sasaran yang ingin
dicapai, maka terbentuklah pola kebutuhan penanganan agar memudahkan dalam
pengelompokkannya, yaitu;
1. Pencegahan;
IV -83
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
3. Pengelolaan.
Pengelolaan dilakukan untuk mempertahankan dan menjagakualitas perumahan
dan permukiman secara berkelanjutan;
A. Konsep Pencegahan
IV -84
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
2) Pemberdayaan Masyarakat
1) Pemugaran
2) Peremajaan
3) Pemukiman Kembali
Pemindahan masyarakat dari lokasi yang tidak mungkin dibangun kembali/ tidak
sesuai dengan rencana tata ruang dan/ atau rawan bencana serta menimbulkan
bahaya bagi barang ataupun manusia (contoh: penyediaan Rusunawa, Rumah
Korban Bencana dan lainnya).
4.5.3 Konsep dan Strategi Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
IV -85
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
IV -86
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
IV -87
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
IV -88
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Tabel 4.15.
Perumusan Konsep dan Strategi Penanganan Permukiman Kumuh Skala Kawasan
Konsep dan
Konsep dan Strategi
Kelurahan Kecamatan Isu Strategis Strategi
Penanganan
Pencegahan
Sendang sari Kisaran Barat - Infrastruktur dasar Melakukan - Rehabilitasi RTLH
Kisaran Barat rusak dan sebagian pendekatan - Peningkatan Kualitas
Kisaran Baru besar tidak sesuai persuasive dan Infrastruktur dasar :
Tebing Kisaran persyaratan teknis melakukan Perbaikan jaringan jalan
Kisaran Kota - Genangan sosialisasi Normalisasi/perbaikan
Tegal Sari dikawasanpermukim kepada drainase dikawasan
an masyarakat permukiman dan
mengenai Revitalisasi Drainase
aspek kumuh Perkotaan dengan
berdasarkan 7 mengatur arah aliran air
indikator agar Pembuatan sumur
masyarakat resapan (biopori)
dapat menjaga Peningkatan pelayanan
lingkungannya dan kualitas air minum
Pengembangan dan
pembangunan system
persampahan dikawasan
permukiman dengan
konsep 3 R
Penambahan bak
pengangkut sampah
yang mampu melayani
seluruh masyarakat
Pengadaan sarana dan
prasarana proteksi
kebakaran dikawasan
padat permukiman
- Rehabilitasi RTLH terutama
kawasan sempadan sungai
- Relokasi perumahan di
sempadan sungai ke
RUSUNAWA
IV -89
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Konsep dan
Konsep dan Strategi
Kelurahan Kecamatan Isu Strategis Strategi
Penanganan
Pencegahan
masyarakat pembangunan system
dapat menjaga persampahan dikawasan
lingkungannya permukiman dengan
konsep 3 R
Pembangunan
RTH/Taman Edukasi
Ramah Anak
- Pasar tradisional Sosialisasi - Pembangunan pasar
tidak tertata kepada tradisional
- Pedagang kaki lima pedagang kaki - Merelokasi pedagang kaki
berdagang di lima terkait lima ke pasar tradisional
- badan jalan peraturan yang - Revitalisasi dan/atau
- Saluran drainase berlaku dan revitalisasi saluran
penuh sendimen memundurkan drainase
- dan sampah pedagang agar - Peningkatan kualitas
- Jaringan jalan rusak tidak memakan jaringan jalan
- - Penumpukan badan jalan - - Pengembangan system
sampah pengelolaan persampahan
Sidodadi Kisaran Barat - Infrastruktur dasar Melakukan - Rehabilitasi RTLH
Dadimulyo rusak dan pendekatan - Peningkatan Kualitas
sebahagian besar persuasif dan Infrastruktur dasar :
tidak tersedia serta melakukan Peningkatan kualitas
tidak sesuai sosialisasi jaringan jalan
persyaratan kepada Pembangunan drainase
- teknis masyarakat dan normalisasi drainase
- - Masih ada mengenai Pengembangan system
masyarakat yang aspek kumuh pengelolaan
tidak memiliki berdasarkan 7 persampahan system 3
MCK individual indikator agar R
masyarakat Pembangunan Bank
dapat menjaga Sampah
lingkungannya Peningkatan pelayanan
air minum (pipanisasi
dan SR)
Pembangunan system
sanitasi masyarakat baik
komunal
maupun individual
Selawan Kisaran Timur - Infrastruktur dasar Melakukan Peningkatan Kualitas
Mutiara rusak dan tidak pendekatan Infrastruktur dasar :
sesuai persyaratan persuasif dan Peningkatan kualitas
teknis melakukan jaringan jalan
- Saluran drainase sosialisasi Pembangunan drainase
skunder tidak kepada dan normalisasi drainase
berfungsi masyarakat Perbaikan saluran skunder
- - Genangan mengenai agar dapat melayani
dikawasan aspek kumuh jaringan tersier
permukiman berdasarkan 7 Pengembangan system
indikator agar pengelolaan persampahan
masyarakat system 3 R
dapat menjaga Peningkatan kualitas dan
lingkungannya pelayanan air minum
IV -90
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Konsep dan
Konsep dan Strategi
Kelurahan Kecamatan Isu Strategis Strategi
Penanganan
Pencegahan
(pipanisasi dan SR)
- Adanya saluran Melakukan - Mengembalikan fungsi
irigasi yang pendekatan awal irigasi
terbengkalai persuasif dan - Merubah fungsi irigasi
- - Masih ada melakukan menjadi drainase
permukiman liar sosialisasi skunder/primer
dikawasan kepada - Perbaikan infrastruktur
sepanjang jalur masyarakat dasar disekitar kawasan
irigasi mengenai permukiman
peraturan yang - - Relokasi kawasan
mengatur permukiman di jalur irigasi
penggunaan ke RUSUNAWA
lahan negara
serta mengenai
aspek kumuh
berdasarkan 7
indikator agar
masyarakat
dapat menjaga
lingkungannya
Pada penanganan RTLH, sumber pendanaannya terdiri dari 4 (empat) sumber, yaitu :
Berdasarkan jumlah unit RTLH yang ditangani maka konsep penanganannya terbagi
dalam 3 (tiga) kewenangan penangannya, yaitu :
IV -91
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Mitigasi merupakan tahap awal penanggulangan bencana alam untuk mengurangi dan
memperkecil dampak bencana. Mitigasi adalah kegiatan sebelum bencana terjadi.
Contoh kegiatannya antara lain membuat peta wilayah rawan bencana, pembuatan
bangunan tahan gempa, penanaman pohon bakau, penghijauan hutan, serta
memberikan penyuluhan dan meningkatkan kesadaran masyarakat yang tinggal di
wilayah rawan gempa
Respons merupakan upaya meminimalkan bahaya yang diakibatkan bencana. Tahap ini
berlangsung sesaat setelah terjadi bencana. Rencana penanggulangan bencana
dilaksanakan dengan fokus pada upaya pertolongan korban bencana dan antisipasi
kerusakan yang terjadi akibat bencana.
(1) Mitigasi Bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 huruf c dilakukan untuk
mengurangi risiko bencana bagi masyarakat yang berada pada kawasan rawan
bencana.
IV -92
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
(2) Kegiatan mitigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui:
Dengan penataan ruang, kerugian dan korban akibat kerusakan ruang tinggal
manusia akibat bencana bisa dikurangi. Telah dikaji pedoman penataan ruang untuk daerah
rawan bencana sesuai dengan kategori bencananya, diantaranya yaitu
Pedoman Penataan ruang untuk daerah yang rawan bencana gempa bumi
Pedoman Penataan ruang untuk daerah yang rawan bencana tanah longsor
Pedoman Teknis Analisis Aspek Fisik Dan Lingkungan, Ekonomi, serta Sosial Budaya
Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang
Mitigasi untuk banjir antara lain dengan membuat waduk, sumur serapan, revitalisasi
sistem drainase, normalisasi sungai, dan sebagainya.
Mitigasi untuk tanah longsor antara lain membuat parit di permukaan tanah, membuat
beton dinding diafragma, membuat jangkar tanah, perbaikan tanah, dan sebagainya.
Mitigasi untuk gempa bumi antara lain merancang struktur bangunan yang tahan
gempa, evaluasi seismik bangunan dan komponennya, meningkatkan ketahanan gempa
untuk bangunan yang ada serta fasilitas infrastruktur, dan sebagainya.
IV -93
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Daerah atau kawasan yang termasuk kedalam kawasan rawan bencana harus
dikosongkan dan dilarang untuk hunian tetap, karena daerah ini sering dilanda
oleh produk letusan gunung api (lava, awan panas, jatuhan piroklastik)
Upaya untuk mengurangi bahaya akibat aliran lahar, yaitu dengan cara membuat
tanggul penangkis, tanggul-tanggul untuk mengurangi kecepatan lahar, serta
mengurangi volume air di kawah.
Mitigasi untuk kekeringan antara lain membuat bendungan dan waduk untuk bisa
memasok air tambahan pada musim kering, desalinasi air laut, membuat kanal atau
mengarahkan air sungai sebagai sumber irigasi di daerah rawan kekeringan, dan
sebagainya.
Berikut adalah beberapa contoh mitigasi (dalam beberapa hal bisa masuk juga dalam
kategori pencegahan) non-struktural:
o Pemetaan resiko bencana atau ancaman bahaya.
o Meningkatkan upaya penggunaan lahan dan zonasi.
o Program peningkatan kesadaran masyarakat untuk mitigasi bencana.
o Membuat data nasional tentang sumber daya medis, dan sebagainya.
IV -94
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
2. Program
Salah satu sasaran program rehabilitas sosial daerah kumuh (RSDK) adalah keluarga
berumah tidak layak huni atau fakir miskin yang tinggal di daerah kumuh pelaksanaan
IV -95
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Program RSDK dilakukan melalui pendekatan TriBina (Binamanusia, Bina Lingkungan dan
Bina Usaha). Tujuan RSDK adalah menghilangkan kekumuhan suatu daerah dengan
merehabilitasi rumah-rumah yang tidak layak huni, memperbaiki dan menata
lingkungan agar menjadi sehat dan teratur sehinga dapat mendorong masyarakat untuk
meningkatkan kehidupan dan penghidupannya. Progran RSDK antaralain meliputi:
Penyuluhan sosial
Seleksi dan motivasi
Bimbingan social/keterampilan
Sitimulasi bahan pemugaran perumahan dan sarana perbaikan lingkungan
Badan Usaha Sosial Ekonomi Produksi (USEP) atau kelompok usaha bersama (KUBE)
Konsep dan stategi penanganan kawasan negative list diperlukan dalam hal
menangani kondisi-kondisi permukiman yang tidak sesuai dengan peruntukan rencana tata
ruang. Rumusan strategi diarahkan untuk mengembalikan fungsi ruang sesuai dengan
peruntukannya. Konsep dan strategi penanganan kawasan negative list dalam konteks
pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman diwujudkan melalui penegakan
terhadap kesesuaian perizinan, kesesuaian tata ruang, SPM, aturan dan standar teknis
lainnya yang terkait dengan bidang Cipta Karya. Konsep dan stategi penanganan kawasan
negative list dalam konteks pencegahan kualitas permukiman diwujudkan melalui
pemindahan masyarakat dari lokasi yang tidak mungkin dibangun kembali/tidak sesuai
dengan rencana tata ruang dan/atau rawan bencana (relokasi/resettlement). Konsep dan
IV -96
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
stategi penanganan kawasan negative list diperlukan dalam hal menangani kondisi
permukiman kumuh sesuai dengan kondisi permukiman yang telah dimutakhirkan dan
terverifikasi serta teridentifikasi kebutuhan penanganannya.
Konsep dan strategi pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh skala
kawasan permukiman merupakan proses identifikasi terhadap konsep serta strategi
pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh untuk skala kawasan pada
seluruh lokasi permukiman kumuh yang telah diverifikasi.
IV -97
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
IV -98
BUKU RENCANA
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BAB
Indikasi Program
Jangka waktu dari indikasi program ini adalah 20 (duapuluh) tahun perencanaan
(2019 – 2039) yang dibagi ke dalam 4 (empat) tahapan program pengembangan dan
pembangunan, yaitu sebagai berikut.
1. Tahap 1: lima tahun pertama mulai dari tahun 2019 sampai dengan tahun 2024.
Pada tahap ini prioritas program pembangunan perumahan dan kawasan
permukiman dititikberatkan pada program-pgram:
BUKU RENCANA V -1
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
2. tahap 2: lima tahun kedua mulai dari tahun 2025 sampai dengan tahun 2029.
3. Tahap 3: lima tahun ketiga mulai dari tahun 2030 sampai dengan tahun 2034,
BUKU RENCANA V -2
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
4. Tahap 4: lima tahun keempat mulai dari tahun 2035 sampai dengan tahun 2039.
BUKU RENCANA V -3
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
itu upaya-upaya peningkatan kemampuan keuangan daerah pun harus ditingkatkan guna
pembiayaan pembangunan jangka panjang.
1. Pemerintah, yang terdiri dari APBN, APBD Provinisi dan APBD Kabupaten/Kota;
2. Swasta, yang meliputi anggaran lembaga keuangan dan badan usaha lainnya;
3. Masyarakat.
Program dan kegiatan RP3KP yang telah disusun dirinci berdasarkan mekanisme
pentahapan dan waktu implementasinya. Skema pentahapan tersebut disusun untuk
jangka waktu 5 tahunan selama masa waktu 20 tahun ke depan. Program dan kegiatan
penanganan permukiman ini dilakukan dengan model pembangunan berbasis kawasan
dan lingkungan dengan memperhatikan masukan dari para stakeholders. Indikasi program
disusun sesuai dengan strategi penanganan perumahan dan permukiman dan sasaran
yang ingin dicapai dari penanganan perumahan dan kawasan permukiman tersebut.
Rencana program dan kegiatan penanganan perumahan dan permukiman di Kabupaten
Asahan diuraikan pada Tabel 5.1 dan Tabel 5.2 di bawah ini.
BUKU RENCANA V -4
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Tabel 5.1
Indikasi Program Penanganan
BUKU RENCANA V -5
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA V -6
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA V -7
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA V -8
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA V -9
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Total 1.721.335.00
0
Strategi 3: Meningkatkan sistem regulasi terhadap kesesuaian perizinan, kesesuaian tata ruang, SPM, aturan dan standar teknis, sesuai dengan RTR
Dinas
Penyusunan Penyusunan Kabupaten APBD PKP dan
1 1 Pkt
NSPM PKP NSPM PKP Asahan 1 250.000 250.000 Kabupaten. Lingk.
Hidup
Dinas
Pemutakhiran Pemutakhiran Seluruh APBD PKP dan
2 1 Pkt
data PKP data perumahan Kecamatan 1 450.000 450.000 Kabupaten. Lingk.
Hidup
Dinas
Pembuatan
Seluruh APBD PKP dan
2 Sistem Informasi Pkt
Kecamatan 1 250.000 250.000 Kabupaten. Lingk.
Perumahan
Hidup
Penyusunan
APBN, APBD
Perencanaan Rencana Rinci Seluruh Dinas
3 1 Pkt Prov., APBD
Tata Ruang Tata Ruang dan Kecamatan 4 750.000 3.000.000 PUPR
Kabupaten.
Peraturan Zonasi
Penyusunan
APBN, APBD
Rencana Tata Seluruh Dinas
2 Pkt Prov., APBD
Bangunan dan Kecamatan 4 800.000 3.200.000 PUPR
Kabupaten.
Lingkungan
Percepatan
Penetapan Seluruh APBD Dinas
3 Pkt
kebijakan tentang Kecamatan 3 400.000 1.200.000 Kabupaten. PUPR
RTRW, Rencana
Total
8.350.000
III Kebijakan 3: Peningkatan kualitas perumahan dan kawasan permukiman, melalui penanganan serta penyediaan prasarana, sarana dan utilitas umum permukiman
Strategi 1: Pembangunan, rehabilitasi, dan peningkatan permukiman layak huni
Studi Penataan
dan Dinas
APBN, APBD
Pengembangan Pengembangan PKP dan
1 1 Pkt Prov., APBD
Perumahan Permukiman 1 400.000 400.000 Lingk.
Kabupaten.
pesisir Berbasis Hidup
pariwisata
Penyusunan
Masterplan
Dinas
Penataan dan APBN, APBD
PKP dan
2 Pengembangan Seluruh Pkt Prov., APBD
7 350.000 2.450.000 Lingk.
Permukiman Kecamatan Kabupaten.
Hidup
pesisir Berbasis
pariwisata
Pendataan
Perumahan
Dinas
program APBN, APBD
PKP dan
3 pengembangan Pkt Prov., APBD
7 50.000 350.000 Lingk.
Permukiman Kabupaten.
Hidup
pesisir Berbasis
pariwisata
Program Program
Pengembangan Pengembangan
dan dan Seluruh
9 1
Pembangunan Pembangunan Kecamatan
Sarana Sarana
Permukiman Permukiman di
Dinas
Pembangunan Seluruh APBD
a 16 M2 PUPR
Pos Kamling Kecamatan 1.500 24.000 Kabupaten
dan PKP
Seluruh Titi APBD Dinas
b Pemasangan LPJU 7
Kecamatan k 750 5.250 Kabupaten PUPR
IV Kebijakan 4: Pencegahan dan peningkatan kualitas kawasan perumahan dan permukiman kumuh
Strategi 1: Merestrukturisasi dan menata kawasan permukiman yang tidak teratur
APBN, APBD Dinas
Pencegahan Seluruh Pak
1 1 Sosialisasi 4 25.000 100.000 Prov., APBD PUPR
Kekumuhan Kecamatan et
Kabupaten dan PKP
Updating
Dinas
Database
Seluruh Pak APBD PKP dan
2 perumahan dan 1 250.000 250.000
Kecamatan et Kabupaten Lingk.
kawasan
Hidup
permukiman
Penyuluhan dan
Dinas
pengawasan
Pengembangan Seluruh Pak APBD PKP dan
2 1 kualitas 4 25.000 100.000
Perumahan Kecamatan et Kabupaten Lingk.
lingkungan sehat
Hidup
perumahan
Kecamatan
Kisaran
Peningkatan Dinas
Barat, APBN, APBD
PSU'Permukiman Pak PKP dan
2 Kisaran 4 1.000.000 4.000.000 Prov., APBD
di Kawasan et Lingk.
Timur dan Kabupaten
Potensi Kumuh Hidup
Atanung
Balai
Studi Kelayakan
Penyiapan Lahan Dinas
pengembangan Seluruh Pak APBD PKP dan
3 4 400.000 1.600.000
perumahan dan Kecamatan et Kabupaten Lingk.
kawasan Hidup
permukiman baru
Penyiapan Lahan
Dinas
pengembangan
Seluruh Pak APBD PKP dan
4 perumahan dan 4 1.500.000 6.000.000
Kecamatan et Kabupaten Lingk.
kawasan
Hidup
permukiman baru
Total
12.050.000
Strategi 2: Relokasi secara bertahap dan terbatas pada unit lingkungan permukiman yang berada pada kawasan ilegal dan negative list.
BAB
Gambar 6.1.
Skema Komponen Sistem Informasi
BUKU RENCANA VI -1
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA VI -2
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
SI PEMBANGUNAN
SI PERTANAHAN
SI PENGENDALIAN
Gambar 6.2.
Skema Komponen Sistem Informasi
BUKU RENCANA VI -3
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA VI -4
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA VI -5
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA VI -6
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Prosedur proses yang perlu dilakukan dalam perizinan pemanfaatan ruang adalah:
1. Pendaftaran
Pendaftaran lokasi ruang yang akan diurus izin pelaksanaan pembangunan
perumahan dan kawasan permukiman kepada pihak atau lembaga yang
berwenang dilengkapi data status kepemilikan tanah, rencana penggunaan yang
disertai denah lokasi, rencana bangunan yang disertai peta rencana serta
persetujuan dari dinas terkait dan warga sekitar lokasi, hasil studi AMDAL
(khusus untuk rencana pemanfaatan ruang yang dapat menimbulkan dampak
lingkungan).
2. Advice Planning
Pada tahap ini akan dilakukan survei lokasi oleh tim advice planning, proses
perizinan akan dilanjutkan apabila permintaan izin memenuhi ketentuan RP3KP
dan RTRW/RDTR.
3. Penetapan izin
Hasil dari tim Advice Planning akan diberikan kepada Lembaga yang berwenang
memberikan izin pelaksanaan pembangunan perumahan dan kawasan
permukiman. Selanjutnya lembaga pemberi izin akan menetapkan status
perizinan disertai dengan persyaratan yang harus dipenuhi oleh pemohon sesuai
ketentuan yang diberlakukan pada kawasan/lokasi yang bersangkutan.
Jenis-jenis perizinan yang terkait dengan pelaksanaan pembangunan perumahan
dan kawasan permukiman adalah:
a) Izin Tetap: Izin Tetap merupakan persetujuan akhir setelah Izin lokasi diperoleh.
Izin lokasi menjadi persyaratan sebelum memberikan persetujuan final tentang
pengembangan kegiatan tersebut.
b) Hak Atas Tanah: Hak Atas Tanah walaupun sebenarnya bukan merupakan
perizinan, namun dapat dianggap sebagai persetujuan kepada pihak
pelaksanaan pembangunan di atas lahan yang diperoleh. Macam hak sesuai
dengan sifat pihak pelaksana dan sifat kegiatan. Pada tingkat kawasan hak yang
BUKU RENCANA VI -7
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
diberikan umumnya bersifat kolektif (misal hak HGB induk). Sedangkan hak
kepemilikan individual dapat dikembangkan dari hak kolektif.
c) Izin peruntukan penggunaan tanah: Izin perencanaan dan atau rekomendasi
perencanaan bagi penggunaan tanah yang didasarkan pada RTRW, RDTR, dan
atau RTRK.
Izin Mendirikan Bangunan (IMB): Setiap pembangunan perumahan dan kawasan
permukiman bersifat binaan (bangunan) perlu memperoleh IMB jika akan dibangun.
Perhatian utama diarahkan pada kelayakan struktur bangunan melalui penelaahan
rancangan rekayasa bangunan rumah. Rencana tapak di setiap blok peruntuan (terutama
bangunan berskala besar) atau rancangan arsitektur di setiap persil. Persyaratan teknis
lainnya seperti misalnya garis sempa dan (jalan dan bangunan), KDB, KLB, KDH
BUKU RENCANA VI -8
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
BUKU RENCANA VI -9
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kabupaten Asahan
Tabel 6.1.
Jenis Insentif dan Disinsentif
Kelompok Perangkat/ Obyek
Mekanisme Insentif
Guna Lahan Pelayanan Umum Prasarana
dan Disinsentif
Pengaturan/regulasi Pengaturan hukum Kekuatan hukum untuk AMDAL
/kebijaksanaan pemilkan lahan oleh mengendalikan Linkage
private. gangguan/pencemaran. Development
Pengaturan sertifikasi Pengendalian hukum exaction
tanah. terhadap kendaraan dan
Amdal transportasi.
TDR Pengaturan penyediaan
Pengaturan perizinan: pelayanan umum oleh
- Izin prinsip: izin swasta.