Anda di halaman 1dari 37

Identifikasi Permukiman dan Jenis Perumahan

1
Perencanaan Wilayah dan Kota – ITN Malang 2015
Identifikasi Permukiman dan Jenis Perumahan
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tingginya jumlah penduduk di Indonesia menimbulkan berbagai macam persoalan yang
terjadi di lingkungan perkotaan. Jumlah penduduk di Indonesia semakin bertambah setiap
tahunnya, sehingga terjadi persaingan di berbagai sektor kehidupan.
Tingginya jumlah penduduk di pusat kota mengharuskan terpenuhinya kebutuhan akan
permukiman yang layak huni, khususnya untuk menampung kaum-kaum yang pekerjaannya
terkonsentrasi pada sektor perdagangan dan jasa di kawasan komersial yang ada di pusat kota.
Ketersediaan sarana dan prasarana yang lengkap di pusat kota ini menimbulkan daya tarik bagi
masyarakat untuk bermukim di kawasan tersebut. Mereka membutuhkan tempat hunian lebih
banyak berada di sekitar kawasan komersial kota, hal ini dimungkinkan juga karena mereka
mendekati pusat perdagangan untuk membuka usaha dengan memanfaatkan keramaian dan
padatnya pengunjung yang berdatangan ke pusatpusat perbelanjaan di kota. Selain itu alasan
lain bagi masyarakat tertarik untuk bertempat tinggal di sekitar kawasan pusat kota karena lebih
memudahkan jangkauan tempat kerja

Kondisi seperti ini juga terjadi di Kota Malang, terutama di kawasan CBD (Central
Bussiness District) kota yang berada dekat dengan kawasan permukiman di kecamatan Klojen
kota Malang. Pemusatan permukiman ini akan menyebabkan masalah bagi struktur perencanaan
kota (Daljoeni 2003: 78). Selain itu perkembangan jumlah hunian di kawasan perkotaan ini kurang
diimbangi oleh ketersediaan lahan, sehingga untuk menambah jumlah hunian mereka cenderung
mengabaikan aturan-aturan dasar tentang pengadaan bangunan rumah seperti kualitas bahan,
jenis ruang, garis sempadan jalan maupun jarak antar rumah. Bahkan mereka menggunakan
sebagian badan jalan atau sempadan sungai untuk didirikan bangunan untuk pengembangan
tempat tinggal maupun usahanya yang menyebakan permukiman tersebut menjadi kumuh dan
suasana yang tidak tertib yang berakibat pada berubahnya kualitas lingkungan fisik kawasan.
Perubahan kualitas lingkungan fisik kawasan akibat aktivitas permukiman ini ditandai dengan
terjadinya perusakan estetika lingkungan seperti ketidaksesuaian tampilan bangunan hunian yang
semi permanen maupun tidak permanen dengan bangunan formal yang ada di sekitarnya,
berkurangnya kenyamanan dan luasan sarana jalan karena sebagian badan jalan didirikan
bangunan, tidak adanya penghijauan maupun ruang terbuka hijau pada halaman rumah karena
masyarakat menggunakan halaman untuk pengembangan bangunan, serta tidak ada lagi lahan
yang dapat digunakan untuk membangun sarana lainnya seperti sarana pendidikan ataupun
keagamaan serta sarana bermain anak.

Untuk mengantisipasi persoalan-persoalan permukiman yang muncul, pemerintah


menyelenggarakan beberapa program perumahan seperti program rumah dinas bagi pejabat

2
Perencanaan Wilayah dan Kota – ITN Malang 2015
Identifikasi Permukiman dan Jenis Perumahan
pemerintah, Apartemen dan rumah susun bagi masyarakat yang berpenghasilan menengah
kebawah.

1.2 Rumusan Masalah


Permukiman dan jenis perumahan adalah salah satu objek yang harus ditata dalam dunia
perencanaan. Adapun beberapa acuan permasalahan yang dibahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana klasifikasi jenis permukiman dan Perumahan?
2. Bagaimana gambaran umum perkembangan perumahan dan Permukiman di kota
Malang?
3. Apa dampak permukiman kumuh terhadap perkembangan suatu kota?
4. Apa solusi untuk menangani permukiman kumuh?

1.3 Tujuan dan Sasaran

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penulisan makalah tentang klasifikasi


perumahan dan permukiman kumuh ini adalah untuk mengindentifikasi perkembangan
permukiman dan jenis perumahan di kota Malang. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menggenapi salah satu tugas mata kuliah Permkiman pada jurusan Perencanaan Wilayah dan
Kota di Institut Teknologi Nasional Malang.

Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, maka sasaran yang ingin dicapai diantaranya yaitu:

1. Penjelasan mengenai berbagai jenis permukiman dan perumahan.

2. Identifikasi dampak permukiman kumuh terhadap lingkungan dan sosial

1.4 Ruang Ligkup


1.4.1 Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah dalam penulisan makalah ini adalah di beberapa kelurahan di Kota
Malang yaitu kelurahan Kota Lama Klojen, kelurahan Jatimulyo kecamatan Lowokwaru, dan di
kelurahan Oro-Oro Dowo Kota Malang, Jawa Timur.

1.4.2 Lingkup Materi


Dalam ruang ruang lingkup materi ini, akan membahas tentang sumber-sumber data
atau teori-teori yang di peroleh dalam penyusunan makalah ini. Dalam penyusuna
makalah ini memakai beberapa sumber data, yaitu:

3
Perencanaan Wilayah dan Kota – ITN Malang 2015
Identifikasi Permukiman dan Jenis Perumahan
a. Survey Primer
Adalah penulis mensurvey langsung ke lapangan untuk memperoleh data dan
informasi terkait judul makalah.
b. Survey Sekunder
Adalah sumber tidak langsung atau sumber tertulis yaitu berasal dari buku, internet,
majalah atau koran dan sebagainya.

1.4.3 Lingkup Pembahasan

Ruang lingkup pembahasan dalam penulisan makalah ini adalah tentang klasifikasi
permukiman dan perumahan serta sarana, prasana, dan inrastruktur yang terdapat di lokasi
amatan, di antaranya adalah Apartemen, Rumah Dinas, Rumah Developer, Rusun, serta
permukiman kumuh yang ada di Kota Malang.

4
Perencanaan Wilayah dan Kota – ITN Malang 2015
Identifikasi Permukiman dan Jenis Perumahan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Konteks Permukiman dalam Konteks Perencanaan kota

Menurut UU No 1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan Permukiman, pada Pasal 1
(ayat 1) menyebutkan Perumahan dan kawasan permukiman adalah satu kesatuan sistem yang
terdiri atas pembinaan, penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan kawasan permukiman,
pemeliharaan dan perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan
permukiman kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran masyarakat.

Sedangkan pada (ayat 2,3 dan 4) Menjelaskan Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai
bagian dari permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana,
sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni.

Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan
yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain
di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.

Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik
berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal
atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan
penghidupan.Lingkungan hunian adalah bagian dari kawasan permukiman yang terdiri atas lebih dari
satu satuan permukiman.

Sedangkan dalam Wikipedia Indonesia yang dimaksud dengan Kawasan kumuh adalah
sebuah kawasan dengan tingkat kepadatan populasi tinggi di sebuah kota yang umumnya dihuni oleh
masyarakat miskin. Kawasan kumuh dapat ditemui di berbagai kota besar di dunia. Kawasan kumuh
umumnya dihubung-hubungkan dengan tingkat kemiskinan dan pengangguran tinggi. Kawasan
kumuh dapat pula menjadi sumber masalah sosial seperti kejahatan, obat-obatan terlarang dan
minuman keras. Di berbagai negara miskin, kawasan kumuh juga menjadi pusat masalah kesehatan
karena kondisinya yang tidak higienis.

Tetapi pada perincian ini permukiman kumuh dianggap sebagai tempat anggota masyarakat
kota yang mayoritas berpenghasilan rendah dengan membentuk permukiman tempat tinggal dalam
kondisi minim. (Raharjo, 2005).

Selanjutnya Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang selanjutnya disingkat MBR adalah masyarakat
yang mempunyai keterbatasan daya beli sehingga perlu mendapat dukungan pemerintah untuk
memperoleh rumah.

5
Perencanaan Wilayah dan Kota – ITN Malang 2015
Identifikasi Permukiman dan Jenis Perumahan
Selanjutnya pada pasal 2 UU No 1 Tahun 2011, Perumahan dan kawasan permukiman
diselenggarakan dengan berasaskan:

 kesejahteraan;

 keadilan dan pemerataan;

 kenasionalan;

 keefisienan dan kemanfaatan;

 keterjangkauan dan kemudahan;

 kemandirian dan kebersamaan;

 kemitraan;

 keserasian dan keseimbangan;

 keterpaduan;

 kesehatan;

 kelestarian dan keberlanjutan; dan

 keselamatan, keamanan, ketertiban, dan keteraturan.

Kata “kumuh” menurut kamus besar bahasa indonesia diartikan sebagai kotor atau cemar. Jadi,
bukan padat, rapat, becek, bau, reyot, atau tidak teraturnya, tetapi justru kotornya yang menjadikan
sesuatu dapat dikatakan kumuh.

Sedangkan Permukiman sendiri berarti bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, dapat
merupakan kawasan perkotaan dan perdesaan, berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal/hunian
dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.

Menurut Johan Silas Permukiman Kumuh dapat diartikan menjadi dua bagian, yang pertama
ialah kawasan yang proses pembentukannya karena keterbatasan kota dalam menampung
perkembangan kota sehingga timbul kompetisi dalam menggunakan lahan perkotaan.

Menurut Surbakti dalam Suwanda (2000), suatu daerah dapatdikategorikan sebagai permukiman
kumuh bila komposisi penduduknya sangat padat dan berjubel.

Sedangkan menurut Masrun (2009) memaparkan bahwa permukiman kumuh mengacu


pada aspek lingkungan hunian atau komunitas.

Menurut studi yang dilakukan oleh Program Pasca Sarjana Jurusan Arsitektur, Institut

Teknologi Sepuluh November, Surabaya (Titisari dan Farid Kurniawan, 1999 :8-9),

untuk menentukan kekumuhan suatu kawasan, dapat ditinjau dari empat aspek, yaitu :

1. Kondisi bangunan atau rumah,

6
Perencanaan Wilayah dan Kota – ITN Malang 2015
Identifikasi Permukiman dan Jenis Perumahan
2. Ketersediaan prasarana dasar dan lingkungan,

3. Kerentanan status penduduk, dan

4. Berdasarkan aspek pendudukung, seperti tidak tersedianya lapangan kerja

yang memadai, kurangnya tingkat partisipasi masyarakat pada kegiatan sosial

dan dapat dikatakan hampir tidak ada fasilitas yang dibangun secara bersama

swadaya maupun non swadaya oleh masyarakat.

Berbeda dengan studi yang dilakukan oleh Program Pasca Sarjana Jurusan

Arsitek tersebut, Laboratorium Permukiman, Jurusan Arsitektur ITS, Surabaya

(Rudiyantono, 2000:8), hanya menentukan dua standart permukiman kumuh, yaitu :

1. Ditinjau dari keadaan kondisi rumahnya, yang antara lain dilihat dari stuktur rumahnya,
pemisahan fungsi ruang, kepadatan hunian/rumah dan bangunan dan tatanan bangunan.
2. Ditinjau dari ketersediaan prasarana dasar lingkungan, seperti pada air bersih, sanitasi,
ketersediaan fasilitas tempat ibadah, pendidikan, kesehatan, dan sarana ekonomi, ada
tidaknya ruang terbuka di luar perumahan.

Sedangkan menurut Johan Silas, seorang pakar dalam bidang arsitektur dan permukiman
kumuh dalam (Titisari dan Farid Kurniawan, 1999:8), menjelaskan bahwasanya kriteria pokok untuk
menentukan permukiman kumuh/marjinal adalah:

 Berada di lokasi yang ilegal, dengan keadaan fisiknya yang sub standrat;
 penghasilan penghuni amat rendah (miskin), tak dapat dilayani berbagai fasilitas kota;
 dan tidak diingini kehadirannya oleh publik (kecuali yang berkepentingan). Berdasarkan
kriteria Silas tersebut, aspek legalitas juga merupakan kriteria yang harus dipertimbangkan
untuk menentukan

Sedangkan Karakteristik Permukiman Kumuh Menurut Johan Silas adalah sebagai berikut:

1. Keadaan rumah pada permukiman kumuh terpaksa dibawah standar, rata-rata 6


2
m /orang. Sedangkan fasilitas kekotaan secara langsung tidak terlayani karena
tidak tersedia. Namun karena lokasinya dekat dengan permukiman yang ada, maka
fasilitas lingkungan tersebut tak sulit mendapatkannya.
2. Permukiman ini secara fisik memberikan manfaat pokok, yaitu dekat tempat
mencari nafkah (opportunity value) dan harga rumah juga murah (asas
keterjangkauan) baik membeli atau menyewa. Manfaat permukiman disamping
pertimbangan lapangan kerja dan harga murah adalah kesempatan

7
Perencanaan Wilayah dan Kota – ITN Malang 2015
Identifikasi Permukiman dan Jenis Perumahan
mendapatkannya atau aksesibilitas tinggi.Hampir setiap orang tanpa syarat yang
bertele-tele pada setiap saat dan tingkat kemampuan membayar apapun, selalu
dapat diterima dan berdiam di sana, termasuk masyarakat “residu” seperti residivis,
WTS dan lain-lain.

 Kriteria Umum Permukiman Kumuh:


1. Mandiri dan produktif dalam banyak aspek, namun terletak pada tempat yang perlu
dibenahi.
2. Keadaan fisik hunian minim dan perkembangannya lambat. Meskipun terbatas,
namun masih dapat ditingkatkan.
3. Para penghuni lingkungan permukiman kumuh pada umumnya bermata
pencaharian tidak tetap dalam usaha non formal dengan tingkat pendidikan rendah.
4. Pada umumnya penghuni mengalami kemacetan mobilitas pada tingkat yang paling
bawah, meskipun tidak miskin serta tidak menunggu bantuan pemerintah, kecuali
dibuka peluang untuk mendorong mobilitas tersebut.
5. Ada kemungkinan dilayani oleh berbagai fasilitas kota dalam kesatuan program
pembangunan kota pada umumnya.
6. Kehadirannya perlu dilihat dan diperlukan sebagai bagian sistem kota yang satu,
tetapi tidak semua begitu saja dapat dianggap permanen.

 Kriteria Khusus Permukiman Kumuh:


1. Berada di lokasi tidak legal
2. Dengan keadaan fisik yang substandar, penghasilan penghuninya amat rendah
(miskin)
3. Tidak dapat dilayani berbagai fasilitas kota
4. Tidak diingini kehadirannya oleh umum, (kecuali yang berkepentingan)
5. Permukiman kumuh selalu menempati lahan dekat pasar kerja (non formal), ada
sistem angkutan yang memadai dan dapat dimanfaatkan secara umum walau tidak
selalu murah.

Menurut Pemen PU No. 5 2007 Tentang Pedoman Teknis Pembangunan yang dimaksud
dengan Rumah Susun Sederhana Bertingkat Tinggirumah Susun adalah bangunan gedung bertingkat
yangdibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan
secarafungsional dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang
masingmasing dapat dimiliki dan digunakan secaraterpisah, yang berfungsi untuk tempat hunian,
yang dilengkapi denganbagian bersama, benda bersama dan tanah bersama.

Sedangkan Pengertian rumah susun menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI)
merupakan gabungan dari pengertian rumah dan pengertian susun. Rumah yaitu bangunan untuk

8
Perencanaan Wilayah dan Kota – ITN Malang 2015
Identifikasi Permukiman dan Jenis Perumahan
tempat tinggal, sedangkan pengertian susun yaitu seperangkat barang yang diatur secara bertingkat.
Jadi pengertian rumah susun adalah bangunan untuk tempat tinggal yang diatur secara bertingkat.
Dalam (Yeh, 1975:186; Hassan, 1997:32) Konsep pembangunan rumah susun pada
hakekatnya dimaksudkan untuk mengatasi masalah kualitas lingkungan yang semakin menurun
maupun untuk mengatasi masalah keterbatasan lahan dalam kota.

Sedangkan Prasarana dan Sarana Rumah Susun adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang
memungkinkan lingkungan rumah susun dapat berfungsi sebagaimana mestinya, yang antara lain
berupa jaringan jalan dan utilitas umum, jaringan pemadam kebakaran,tempat sampah, parkir,
saluran drainase, tangki septik, sumurresapan,rambu penuntun dan lampu peneranganluar.
Sedangkan menurut Permen PU No.5 Tahun 2007 ada dua kriteria untuk membangun Rumah Susun,
yaitu sebagai berikut:

a. Kriteria Umum
Penyelenggaraan Rusuna Bertingkat Tinggi harus memenuhi kriteria umum perencanaan sebagai
berikut :
1) Bangunan Rumah Rusuna Bertingkat Tinggi harus memenuhi persyaratan fungsional, andal,
efisien, terjangkau, sederhana namun dapat mendukung peningkatan kualitas lingkungan di
sekitarnya dan peningkatan produktivitas kerja.
2) Kreativitasdesain hendaknya tidak ditekankan kepada kemewahan material, tetapi pada
kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi teknik dan fungsisosial bangunan, dan
mampu mencerminkan keserasian bangunan gedung dengan lingkungannya;
3) Biaya operasi dan pemeliharaanbangunan gedung sepanjang umurnya diusahakan serendah
mungkin;
4) Desain bangunan rusuna bertingkat tinggi dibuatsedemikian rupa, sehingga dapat
dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan dapat dimanfaatkan secepatnya.
5) Bangunan rusuna bertingkat tinggi harusdiselenggarakan oleh pengembang atau penyedia
jasa konstruksi yang memiliki Surat Keterangan Ahli sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.

b. Kriteria Khusus
1) Rusunabertingkattinggi yang direncanakan harusmempertimbangkan identitassetempatpada
wujud arsitektur bangunan tersebut;
2) Masa bangunan sebaiknya simetri ganda, rasio panjang lebar (L/B) < 3, hindari bentukdenah
yang mengakibatkan puntiran pada bangunan;
3) Jika terpaksa denah terlalu panjang atau tidak simetris : pasang dilatasi biladianggap perlu;
4) Lantai Dasar dipergunakan untuk fasos, fasek dan fasum, antara lain : Ruang Unit Usaha,
Ruang Pengelola, Ruang Bersama, Ruang Penitipan Anak, Ruang Mekanikal-Elektrikal,
Prasarana dan Sarana lainnya, antara lain Tempat Penampungan Sampah/Kotoran;

9
Perencanaan Wilayah dan Kota – ITN Malang 2015
Identifikasi Permukiman dan Jenis Perumahan
5) Lantai satu dan lantai berikutnya diperuntukan sebagai hunian yang 1 (satu) Unit Huniannya
terdiri atas : 1 (satu) Ruang Duduk/Keluarga, 2(dua) Ruang Tidur, 1 (satu) KM/WC, dan
Ruang Service (Dapur dan Cuci) dengan total luas per unit adalah 30 m2.
6) Luas sirkulasi, utilitas, dan ruang-ruang bersama maksimum 30% dari totalluas lantai
bangunan;
7) Denah unit rusuna bertingkat tinggi harus fungsional, efisien dengansedapat mungkin tidak
menggunakan balok anak, dan memenuhi persyaratan penghawaan dan pencahayaan;
8) Struktur utama bangunan termasuk komponen penahan gempa (dinding geser atau rangka
perimetral) harus kokoh, stabil, dan efisien terhadap beban gempa;
9) Setiap 3 (tiga) lantai bangunan rusun bertingkat tinggi harus disediakan ruang bersama yang
dapat berfungsi sebagai fasilitas bersosialisasi antar penghuni.
10) Sistem konstruksi rusuna bertingkat tinggiharus lebih baik, dari segi kualitas, kecepatan dan
ekonomis (seperti sistem formwork dan sistempracetak) dibanding sistem konvensional;
11) Dinding luarrusuna bertingkat tinggi menggunakan beton pracetak sedangkan dinding
pembatas antar unit/sarusun menggunakan beton ringan, sehingga beban struktur dapat
lebihringan dan menghemat biaya pembangunan.
12) Lebar dan tinggi anak tangga harusdiperhitungkan untuk memenuhikeselamatan dan
kenyamanan, dengan lebar tangga minimal 110 cm;
13) Railling/pegangan rambat balkon dan selasar harus mempertimbangkan faktor privasi dan
keselamatan dengan memperhatikan estetika sehingga tidak menimbulkan kesan masif/kaku,
dilengkapi dengan balustradedan railling;
14) Penutup lantai tangga dan selasar menggunakan keramik, sedangkan penutup lantai unit
hunian menggunakan plester dan acian tanpa keramik kecuali KM/WC;
15) Penutup dinding KM/WC menggunakan pasangan keramik dengan tinggimaksimum adalah
1.80 meter dari level lantai.
16) Penutup meja dapur dan dinding meja dapur menggunakan keramik. Tinggi maksimum
pasangan keramik dinding mejadapur adalah 0.60meter dari level meja dapur;
17) Elevasi KM/WC dinaikkan terhadap elevasi ruang unit hunian, hal ini berkaitan
denganmekanikal-elektrikal untukmenghindari sparing air bekas dankotor menembus pelat
lantai;
18) Material kusen pintu dan jendela menggunakan bahan allumunium ukuran 3x7cm, kusen
harus tahan bocor dan diperhitungkan agar tahan terhadap tekanan angin. Pemasangan
kusen mengacu pada sisi dinding luar, khusus untuk kusen yang terkenalangsung air hujan
harus ditambahkan detailmengenai penggunaan sealant;
19) Plafond memanfaatkan struktur pelat lantai tanpa penutup (exposed);
20) Seluruh instalasi utilitas harus melalui shaft, perencanaan shaft harus memperhitungkan
estetika dan kemudahan perawatan;
21) Ruang-ruang mekanikal dan elektrikal harus dirancang secara terintegrasi dan efisien,
dengan sistemyang dibuat seefektif mungkin (misalnya : sistem plumbing dibuatdengan
sistem positive suction untuk menjamin efektivitas sistem).

10
Perencanaan Wilayah dan Kota – ITN Malang 2015
Identifikasi Permukiman dan Jenis Perumahan
22) Penggunaanlif direncanakan untuk lantai 6 keatas, biladiperlukan dapat digunakan sistem
pemberhentian lif di lantai genap/ganjil.

Sedangkan jenis rumah susun di Indonesia ada tiga jenis, yaitu;

1. Rumah Susun Sederhana (Rusun), pada umumnya dihuni oleh golongan yang
kurang mampu. Biasanya dijual atau disewakan oleh Perumnas (BUMN)..
2. Rumah Susun Menengah (Apartemen), biasanya dijual atau disewakan oleh
Perumnas atau Pengembang Swasta kepada masyarakat konsumen menengah ke
bawah.
3. Rumah Susun Mewah (Condonium), selain dijual kepada masyarakat konsumen
menengah ke atas juga kepada orang asing atau expatriate oleh Pengembang
Swasta.

Menurut Oxford English Dictionarydefinisi Apartemen adalah beberapa ruangan yang


merupakan tempat tinggal, atau berbentuk flat. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
apartemen adalah

 tempat tinggal (terdiri atas kamar duduk, kamar tidur, kamar mandi, dapur, dsb) yang berada
pada satu lantaibangunan bertingkat; rumah flat; rumah pangsa.
 Bangunan bertingkat yang terbagi dalam beberapa tempat tinggal

Apartemen adalah suatu ruang atau rangkaian ruang yang dilengkapi dengan fasilitas serta
perlengkapan rumah tanggadan digunakan sebagai tempat tinggal. (Harris; 1975; 20)

Sehingga dapat disimpulkan definisi apartemen adalah sebuah bangunan beringkat yang terdiri
beberapa unit yang berupa tempat tinggal, yang terdiri dari kamar duduk, kamar tidur, kamar mandi,
dapur, dsb.

Syarat – Syarat Bangunan Apartemen

Syarat – syarat bangunan apartemen menurut (Times-Saver Standards For Building Types), adalah:

 Bagian entrance apartemen harus menarik dan mudah dilihat. Bagian entrance menyediakan
tempat untuk: berjalan, kendaraan menurunkan penumpang, menaikkan barang bawaan, dan
tempat untuk menurunkan barang bawaan.
 Bagian entrance harus mudah di akses, dan mudah akses bila terjadi kebakaran.
 Kanopi entrance melindungi dari angin dan hujan.
 Skala dan karakter entrance mengikuti desain bangunan.

11
Perencanaan Wilayah dan Kota – ITN Malang 2015
Identifikasi Permukiman dan Jenis Perumahan
Sedangkan menurut Permen PU No. 22 Tahun 2008 tentang Pedoman Teknis
Pengadaan,Pendaftaran, Penetapan Status, Penghunian, Pengalihan Status, Dan Pengalihan Hak
Atas Rumah Negara, mendefinisihkan rumah dinas (Rumah Negara) adalah bangunan yang dimiliki
negara dan berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga serta
menunjang pelaksanaan tugas pejabat dan/atau pegawai negeri.

2.2 Perkembangan Permukiman Perkotaan


2.2.1 Sejarah Perkembangan Permukiman dan Perkotaan di Indonesia
Perkembangan perumahan di Perkotaan merupakan bagian dari perkembangan
perkotaan secara keseluruhan yang di pengaruhi oleh perkembangan berbagai sektor
seperti ekonomi, sosial budaya, politik, teknologi dan keadaan alam.
Perkembangan kota dan permukiman di Indonesia secara umum dibagi secara kronologis
kedalam tiga masa yaitu; masa sebelum kedatangan bangsa Belanda, masa sejak
kedatangan Belanda, dan masa setelah Indonesia Merdeka.

a. Masa sebelum Kedatangan Bangsa Belanda


Pada masa kerajaan atau sebelum datangnya pemerintahan Belanda, jenis
perumahan yang yang berkembang di Indoesia adalah berciri kerajaan. Persebaran
permukiman rata-rata berada di dataran rendah atau daerah aliran sugai yang mudah
dalam proses irigasi pertanian. Ciri-ciri perumahan jaman ini adalah berpusat atau
mengelilingi kerajaan yang berada di tengah. Salah satu contoh yang masih ada adalah
Keraton Solo dan Yogya yang perumahan atau permukimannya mengelilingi pusat
kerajaan.

b. Masa Pemerintahan Belenda

Jaman pemerintahan Belanda jenis perumahan dan permukiman yang bercirikan Eropa
mulai muncul, yaitu dengan munculnya kelompok-kelompok permukiman di pusat kota.
Sehinnga permukiman untuk penduduk Pribumi atau rakyat lokal di daerah pinggiran atau
daerah yang dekat dengan lokasi industri.

c. Masa Setelah Kemerdekaan RI


Masa setelah idonesia merdeka, jenis perumahan dan permukiman mulai bercampur.
Permukiman mulai muncul di daerah-daearah strategis seperti Sepanjang Jalan,
sepanjang aliran Sungai, serta permukiman di daerah pusat perkotaan.

2.3 Konsep Penyediaan Permukiman


Konsep penyediaan permukiman di perkotaan di pengaruhi oleh oleh beberapa faktor
seperti; kondisi fisik darah, ketersediaan lahan, kondisi masyarakat, kondisi sosial dan

12
Perencanaan Wilayah dan Kota – ITN Malang 2015
Identifikasi Permukiman dan Jenis Perumahan
ekonomi. Berdasarkan kondisi-kondisi yang ada kemudiaan direncanakan konsep penyediaan
permukiman. Ada beberapa konsep penyediaan permukiman,diantaranya:

a. Penyediaan permukiman terpusat


b. Penyediaan rumah susun
c. Penyediaan rumah sewah murah

13
Perencanaan Wilayah dan Kota – ITN Malang 2015
Identifikasi Permukiman dan Jenis Perumahan
BAB III

KARAKTERISTIK PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

Pada bab ini akan membahas karakteristik perumahan dan permukiman beberapa tempat di
kota Malang. Jenis-jenis perumahan dan permukiman yang dimaksudkan diantaranya adalah
Perumahan Developer, Perumahan Dinas (Rumah Negara), Apartemen, Rumah Susun dan
Permukiman Kumuh.

3.1 Perumahan Developer (Gria Shanta Eksekutif)

Perumahan Gria Shanta Eksekutif adalah salah satu perumahan Developer yang berada di
kelurahan Jatimulto, Kecamatan Lowokwau Kota Malang. Lokasi perumahan Gria Shanta berada
pada lokasi yang strategis dan mudah dijangkau dari beberapa penjuru karena berada di koridor
Jalan Sukarno-Hatta kota Malang.

Dalam sub pembahasan ini akan di uraikan mengenai kondisi fisik perumahan Gria Shanta
Eksklusive, kondisi fisik lingkungan, kondisi sarana dan prasana, Kondisi Utilitas, kondisi sosial, dan
kondisi ekonomi di Perumaha Gria Shanta Eksekutif di Kota Malang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada peta lokasi perumahan berikut ini:

Gbr: 3.1 Peta Lokasi Perumahan Gria Shanta Eksekutif kota Malang

14
Perencanaan Wilayah dan Kota – ITN Malang 2015
Identifikasi Permukiman dan Jenis Perumahan
3.1.1 Kondisi Fisik Perumahan Gria Shanta

Secara fisik perumahan Gria Shanta Eksekutif rata-rata terdiri dari Type perumahan besar
yaitu type 60, 70, dan atau lebih. Perumahan Gria Shanta Eksekutif terdiri dari rumah yang berlantai
satu dan dua. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada foto berikut ini:

Gbr: 3.2 Foto Perumahan Gria Shanta Eksekutif Kota Malang yang rata-rata type besar.

3.1.2 Kondisi Lingkungan Perumahan Gria Shanta Eksklusive

Kondisi lingkungan di kompleks Perumahan Gria Shanta Eksekutif termasuk lingkungan yang
bersih, karena di dukung oleh distribusi tempat sampah di setiap rumah yang mempermudah
pengolahan sampah. Pengolahan sampah di perumahan Gria Shanta Eksekuti ada yang dibakar
langsung di tempat sampah (sampah dedaunan), dan ada pula yang di buang di tempat sampah
kemudian diangkut oleh petugas menggunakan motor sampah pada pukul 04-05 pagi.

Perumahan Gria Shanta Eksekutif juga di dukung oleh udara yang sejuk dan segar, karena
ruang udara terbuka (RTH) yang cukup sehingga banyak warga memanfaatkan untuk berjalan santai
atau berolahraga pada sore hari.

A B
A
Gbr: 3.3 a) kegiatan Jalan Santai di sore hari, b). Tempat pembakaran sampah dedaunan

15
Perencanaan Wilayah dan Kota – ITN Malang 2015
Identifikasi Permukiman dan Jenis Perumahan

3.1.3 Sarana, Prasarana dan Infrastruktur Perumahan

a. Sarana Olahraga
Sarana olahraga yang terdapat di Perumahan Gria Shanta Eksekutif di antaranya
yaitu, dua lapangan tenis outdor dan satu lapangan sepak bola mini. Sarana olahraga yang
ada ini sering di manfaatkan oleh warga yang ada di perumahan maupun yang datang dari
luar kawasan perumahan.

Gbr: 3.4 Sarana olahraga di Perumahan Gria Shanta Eksekutif kota Malang

b. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan adalah suatu fasilitas pendukung di suatu kompleks perumahan,
baik itu taman kanak-kanak, pendidikan dasar maupun pendidikan menengah. Di kompleks
perumahan Gria Shanta Eksekutif Kota Malang terdapat Fasilitas pendidikan, yaitu satu
Sekolah dasar Negeri Dan SMPN 18 kota Malang.

c. Infrastruktur Jalan
Infrastruktur jalan adalah salah satu aspek yang penting dalam pembangunan suatu
kawasan, baik itu kawasan industri, kawasan pendidikan atau kawasan perumahan. Lebar
jalan, jenis jalan, dan perkerasan jalan akan sangat mempengaruhi aksesibilitas dari dan ke
suatu kawasan. Jenis jalan di kawasan perumahan Gria Shanta Eksekutif ini adalah jalan
lingkungan dengan perkerasan jalan Makadam. Lebar jalan di kawasan perumahan ini antara
5m – 7m dengan sistem drainase tertutup di sisi kiri dan kanan jalan.

16
Perencanaan Wilayah dan Kota – ITN Malang 2015
Identifikasi Permukiman dan Jenis Perumahan

Gbr: 3.5 a) Kondisi jalan, b) Sistem drainase di perumahan Gria Shanta Eksekutif

d. Prasarana Pendukung
Sarana dan prasarana pendukung yang terdapat di kompleks perumahan di
antaranya yaitu fasilitas peribadatan (Masjid Al-Muhajirin), jasa Laudry, dan kios/pertokoan.

Gbr: 3.6 Prasana Pendukung


3.1.4 Utilitas Perumahan
Utilitas adalah salah satu kebutuhan prioritas yang harus dilengkapai dalam suatu
kawasan perumahan. Pada sub bab ini akan membahas tentang utilitas yang terdapat di
kawasan perumahan Gria Shanta Eksekutif kota Malang. Utilitas yang akan dibahas pada
bagian ini diantaranya; Jaringan Listrik, Telematika, dan Jaringan air bersih.

d. Jaringan Listrik
Jaringan listrik yang terdapat di kawasan perumahan Gria Shanta Eksekutif berasal dari
Perusahaan Listrik Nasional (PLN) kota Malang. Distribusi jaringan di perumahan ini merata
dengan listrik jaringan tegangan menengah dan listrik jaringan rendah.

e. Jaringan Telematika
Jaringan telematika yang terdapat di kawasan perumahan ini adalah telepon rumah.
Penyediaan telepon rumah di perumahan ini adalah PT. Telkom Indonesia.

17
Perencanaan Wilayah dan Kota – ITN Malang 2015
Identifikasi Permukiman dan Jenis Perumahan
f. Jaringan Air Bersih

Jaringan air bersih yang terdapat di perumahan ini sebagian berasal dari PDAM dan sebagian
lagi berasal dari pompa air pribadi.

Gbr: 3.7 jaringan Utilitas Perumahan (Listrik)

3.1.5 Kondisi Sosial


a. Kondisi Sosial di Perumahan
Kondisi sosial di kompleks perumahan bersifat tertutup dan bersifat individualis,
kehidupan ini disebabkan karena kebanyakan warga yang tinggal di kompleks
perumahan bekerja di sektor swasta. Namun ada beberapa fasilitas yang ada di
kompleks perumahan yang membuat kehidupan sosial warga terbuka, yaitu fasilitas
olahraga. Dengan adanya fasilitas ini membuat antar warga saling bertemu di sore hari.

b. Kondisi Ekonomi
Kondisi perekonomian masyarakat yang tinggal di kawasan ini rata-rata kelas
ekonomi menengah keatas. Kehidupan ekonomi utama di kompleks perumahan ini
adalah sebagai pengusaha, swasta, dan PNS.

3.1.6 Kelebihan dan Kelemahan Perumahan

Secara lokasi perumahan Gria Shanta Eksekutif berada pada lokasi yang
strategis karena mudah dijangkau dari beberapa penjuru. Selain itu perumahan Gria
Shanta juga dekat dengan bebera tempat umum seperti kampus Universitas Brawijaya,
pasar Blimbing, Apartemen Sukarno-Hatta, Pasar Dinoyo dan dekat dengan pusat kota
karena berada di koridor jalan Sukoarno-Hatta kota Malang. Namun secara harga

18
Perencanaan Wilayah dan Kota – ITN Malang 2015
Identifikasi Permukiman dan Jenis Perumahan
perumahan di kompleks Gria Shanta Eksekutif tergolong mahal, sehinnga hanya di
jangkau oleh orang- orang yang ekonomi kelas tinggi.

3.2 Apartemen

Apartemen adalah Salah satu pilihan tempat hunian atau rumah bagi masyarakat
berpendapatan menengah sampai tinggi adalah apartemen . Apartemen tempat hunian
yang yang memiliki prasarana, sarana,dan utilitas yang lengkap dan memadai. Kota
Malang memiliki dua apartemen yaitu apartemen SUHAT (Jalan Soekarno Hatta) dan
apartemen Dieng ( Jalan Raya Dieng ) untuk apartemen Dieng masih dalam proses
pengerjaan.
Untuk itu Apartemen SUHAT ( Soekarno Hatta) yang saya pilih untuk
mengidentifikasi masalah-masalah apa saja yang ada di Apartemen.
Menurut Permen PU No.30 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan
Aksesbilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan, apartemen termasuk dalam
Bangunan Gedung yang memiliki fungsi sebagai tempat hunian atau tempat tinggal.
Dalam pembangunan bangunan gedung ( apartemen ) harus dilengkapi dengan
penyediaan fasilitas (utilitas,sarana,prasarana,) dan aksesibilitas. utilitas Sarana, dan
prasarana yang tersedia di apartemen dapat memberikan kemudahan,kenyamanan dan
keamanan bagi para penghuni apartemen.

3.2.1 Kondisi Fisik Apartemen

Apartemen Soekarno Hatta terletak dijalan Soekarno Hatta yang merupakan lokasi
yang sangat strategis di Kota Malang, Karena Jalan soekarno Hatta merupakan salah
satu jalan sebagai pintu masuk menuju Kota Malang dari Ibukota Provinsi yaitu
Surabaya. Selain itu Apartemen soekarno Hatta juga berada di antara dua kampus
besar diKota Malang yaitu Universitas Brawijaya dan Politeknik Negeri Malang.

Untuk lebih jelasnya tentang lokasi apartemen Sukarno – Hatta dapat dilihat pada peta
lokasi berikut ini:

19
Perencanaan Wilayah dan Kota – ITN Malang 2015
Identifikasi Permukiman dan Jenis Perumahan

Gbr: 3.7 Peta lokasi Apartemen Sukarno-Hatta Kota Malang

3.2.2 Kondisi Lingkungan Apartemen


Lingkungan apartemen Soekarno Hatta bagian belakang maupun depan memiliki
kondisi yan sangat bersih dari sampah.
Namun untuk kondisi lingkungan yang berkaitan dengan daerah konservasi apartemen
Soekarno Hatta memiliki kondisi yang dapat mengancam ekosistem sungai karena berada
pada daerah sempadan sungai. Jarak antara pagar pembatas Apartemen dengan tepi palung
sungai hanya berjarak 6-7 m. Palung Sungai adalah ruang wadah air mengalir dan sebagai
tempat berlangsungnya kehidupan ekosistem sungai ( PP No. 38 Tahun 2011 tentang sungai
).Sedangkan kedalaman sungai dalam volume air yang tinggi lebih dari 3 meter. Menurut PP
No.38 tahun 2011 Sungai yang memiliki kedalaman tersebut mempunyai jarak garis
sempadan sungai paling sedikit adalah 15 m. Oleh karena

Gbr 3.8 Kondisi Lingkungan di Apartemen Sukarno-Hatta Kota malang

20
Perencanaan Wilayah dan Kota – ITN Malang 2015
Identifikasi Permukiman dan Jenis Perumahan
3.2.3 Sarana Apartemen Sukarno- Hatta Kota Malang

Suatu pembangunan harus memenuhi kebutuhan kenyamanan bagi pengguna, baik itu
lokasi, udara, fasilitas, maupun sarana dan prasarana yang ada. Apartemen sukarno adalah
apartemen pertama yang hadir di Kota Malang. Apartemen Suakarno-Hatta di lengkapi dengan Mini
Market, coffe, fitness Centre, parkir bawah tanah yang luas, pintu masuk-keluar apartemen yang luas
membuat sarana yang ada di apartemen ini semakin komplit.

3.2.4 Utilitas Apartemen

1. Listrik
Apartemen Soekarno Hatta memiliki pembangkit listrik sendiri bertenaga Disel yang berada di
bawah basement apartemen Soekarno Hatta. Pembangkit listrik tersebut dapat memenuhi kebutuhan
listrik di apartemen Soekarno Hatta. Energi listrik yang dihasilkan juga digunakan untuk penerangan
Jalan di dalam kompleks apartemen.

Gbr: 3.9 Sumber Listrik Di apartemen Sukarno-Hatta

2. Air Bersih
Untuk kebutuhan air bersih di apartemen Soekarno Hatta, tidak dipenuhi oleh
Perusahaan Air Minum Daerah ( PDAM ) tetapi menggunakan Pompa Air yang berkapasitas
besar, lokasi pompa tersebut terletak di basement.

3. Sistem Persampahan
Apartemen Soekarno Hatta memiliki petugas kebersihan yang mengakut sampah
dari kamar ke kamar setiap harinya. Sampah-sampah tersebut kemudian diangkut ke TPS
milik apartemen Soekarno Hatta yang terletak di basement, kemudian sampah tersebut
diangkut oleh truk sampah menuju TPA.

21
Perencanaan Wilayah dan Kota – ITN Malang 2015
Identifikasi Permukiman dan Jenis Perumahan

Gbr: 3.10 Jaringan Air Bersih dan Sistem Persampahan

4. Sistem Sanitasi
Apartemen Soekarno Hatta telah memiliki sistem pengolahan air limbah baik untuk Black
water ( air buangan dari mandi dan cuci kakus/MCK) ataupun Grey water ( limbah rumah tangga )
yang baik. Apartement Soekarno Hatta memiliki septi tank terpusat yang dihubungkan dengan
sistem perpipaan sehinga pengolahan air limbah yang juga terpusat. Untuk air hujan dalam skala yang
sangat kecil langsung di buang ke drainse yang menuju sungai.

Gbr: 3. 11 Sistem Pengolahan Limbah/ Sanitasi

5. Sistem Proteksi Kebakaran

Apartemen termasuk dalam bangunan bertingkat tinggi. Menurut Permen No.5


Tahun 2007 setiap bangunan gedung bertingkat harus mempunyai proteksi kebakaran aktif
maupun pasif. Setiap bangunan bertingkat tinggi harus mempunyai sistem proteksi pasif
terhadap bahaya kebakaran yang memproteksi harta milik berbasis pada desain atau
pengaturan terhadap komponen arsitektur dan struktur bangunan gedung sehingga dapat
melindungi penghuni dan benda dari kerusakan fisik saat terjadi kebakaran. Dan Proteksi
Aktif berfungsi untuk mendeteksi dan melindungi bangunan dari ancamana kebakaran.
Apartemen termasuk dalam jenis bangunan konstruksi Tipe A karena memilki jumlah lantai
yang lebih dari 4 lantai, kontruksi tipe ini adalah konstruksi yang paling tahan api ( SNI 03 –
1736 – 2000 Tata cara perencanaan sistem protekasi pasif untuk pencegahan bahaya
kebakaran pada bangunan rumah dan gedung). Sistem Proteksi aktif perlu memperhatikan
sistem Pemadam Kebakaran baik berupa APAR, sprinkler, hidran box maupun hidran
pilar/halaman, sistem deteksi dan alarm kebakaran, sistem pengendalian asap kebakaran dan
pusat pengendali kebakaran ( Permen PU No.5 Tahun 2007 ).

22
Perencanaan Wilayah dan Kota – ITN Malang 2015
Identifikasi Permukiman dan Jenis Perumahan

Gbr: 3.12 sistem proteksi kebakaran (Hydrant)

3.2.5 fasilitas Pendukung Lainnya

Fasilitas pendukung yang terdapat di Apartemen Sukarno-Hatta diantaranya adalah Kolam


Renang, Area Parkir Bastment dua Lantai serta lokasi yang strategis dari beberapa tempat
umum dan Kampus.

3.2.6 Permasalahan Apartemen Sukarno-Hatta

3.3 Rumah Dinas (Rumah Negara)


Menurut PERMEN PU No. 22 Tahun 2008 Tentang Pedoman Teknis Pengadaan,
Pendaftaran, Penetapan Status, Penghunian, Pengalihan Status, Dan Pengalihan Hak Atas
Rumah Negara, yang dimaksud dengan Rumah Negara atau rumah dinas adalah bangunan
yang dimiliki negara dan berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan
keluarga serta menunjang pelaksanaan tugas pejabat dan/atau pegawai negeri.

Dalam makalah ini, perumahan dinas yang diambil adalah perumahan Dinas Poltekes
Kota Malang. Dalam makalah ini akan membahas aspek yang terdapat dalam kompleks
perumahan dinas ini, seperti Kondisi Fisik, kondisi Lingkungan, Infrastruktur, kondisi sosial,
dan kondisi ekonomi yang terdapat di lokasi perumahan dinas ini.

3.3.1 Kondisi Fisik Perumahan Dinas Poltekes


Perumahan Dinas Poltekes berada di jalan Simpang Ijen kelurahan Oro-Oro Dowo,
Kecamatan Klojen kota Malang. Perumahan dinas ini dikelolah oleh pemerintah Jawa Timur,
perumahan dinas Poltekes Malang dibangun di atas lahan seluas 74.500m².

Gbr: 3.14 foto kepemilikan aset


perumahan dinas poltekes kota malang

23
Perencanaan Wilayah dan Kota – ITN Malang 2015
Identifikasi Permukiman dan Jenis Perumahan

Gbr: 3.15 Peta lokasi perumahan dinas Poltekes kota Malang

3.3.2 Kondisi Lingkungan


Kondisi lingkungan di Perumahan dinas Poltekes Kota Malang bersih dari sampah
dan aktivitas warga tidak terlalu ramai. Perumahann dinas poltekes Kota Malang
mempunyai Ruang Terbuka Hijau (RTH) umum berupa pepohonan di tengah perumahan
yang membuat udara di kawasan perumahan bersih.

Gbr: 3.16 Foto kondisi lingkungan di perumahan dinas Poltekes kota Malang

24
Perencanaan Wilayah dan Kota – ITN Malang 2015
Identifikasi Permukiman dan Jenis Perumahan

3.3.3 Jaringan Utilitas


a. Jaringan Listrik
Sumber listrik yang digunakan di Perumahan Dinas Poltekes kota Malang
berasal dari PLN kota Malang yang disalurkan dengan tiang listrik berkekuatan
Rendah

b. Jaringan Telematika
Untuk jaringan telematika/telepon rumah di lompleks perumahan ini
terdistribuasi dengan merata di setiap rumah, hal itu terlihat dari penyaluran kabel
telepon di setiap rumah denga baik.

c. Jaringan Air bersih


Jaringan air bersih di perumahan ini menggunakan dua sumber, yaitu ada
yang memakai sumur/Pompa air Pribadi dan ada pula yang memakai PDAM.

Gbr: 3.17 gabar jaringan listrik tegangan rendah

d. Sistem Persampahan
Sistem pengolahan sampah di perumahan dinas ini pada umumnya seperti
biasa, yaitu petugas langsung mengambil sampah di setiap rumah. Penyediaan
tempat sampah terdistribusi dengan baik sehingga sistem pengambilan sampah
berjalan dengan dengan baik.

25
Perencanaan Wilayah dan Kota – ITN Malang 2015
Identifikasi Permukiman dan Jenis Perumahan
3.3.4 Sarana dan Prasarana
a) Jaringan Jalan dan Drainase

Sistem jaringan jalan di kompleks perumahan ini adalah jalan lingkungan dengan
perkerasan aspal. Lebar jalan di kompleks perumahan dinas Poltekes kota Malang
cukup luas yaitu antara 5m-6m sehingga kendaraan mudah dilalui.

Sedangan sistem drainase di perumahan ini adalah sistem drainase tertutup


dengan lobang peresapan air hujan yang.

b) Sarana Rekreasi
Sarana rekreasi yang terdapat di kompleks pereumahan ini adalah satu
lapangan bola mini, sehingga anak-anak memanfaatkan untuk sarana bermain.

Gbr: 3.18 Foto sarana pendukung yang ada di perumahan dinas Poltekes Kota Malang

3.4 Rumah Susun

Menurut Pemen PU No. 5 2007 Tentang Pedoman Teknis Pembangunan yang dimaksud
dengan Rumah Susun Sederhana Bertingkat Tinggirumah Susun adalah bangunan gedung bertingkat
yangdibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan
secarafungsional dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang
masingmasing dapat dimiliki dan digunakan secaraterpisah, yang berfungsi untuk tempat hunian,
yang dilengkapi denganbagian bersama, benda bersama dan tanah bersama. Dalam subab ini akan
membahas sarana dan prasana yang terdapat di dalam pembahasan ini diantaranya, yaitu: Kondisi
fisik Rumah susun, kondisi lingkungan, jaringan utilitas, infrastruktur, sarana prasarana, serta kondisi
sosial dan ekonomi masyarakat.

26
Perencanaan Wilayah dan Kota – ITN Malang 2015
Identifikasi Permukiman dan Jenis Perumahan
3.4.1 Kondisi Fisik Rumah Susun

Dalam penulisan makalah ini, sampel rumah susun yang di ambil adalah rumah susun yang
ada di jalan Muharto RT 14 dan 15 RW 06 kelurahan kota lama, kecamatan Kendungkandang kota
Malang. Rusun Muharto terdapat 2 unit bangunan masing-masing terdiri dari tiga lantai. Setiap lantai
2 dan 3 terdapat 17 kamar berukuran 3mx3m, 2 dapur, dan 2 kamar mandi. Sedangkan lantai 1
terdapat 10 kamar.

Gbr: 3.19 Foto kondisi fisik Rusun Rusun Muharto Kota lama

3.4.2 Kondisi Lingkungan Rusun

Kondisi lingkungan yang terdapat di Rusun Muharto ini buruk karena belum cukupnya
sarana dan prasana yang terdapat menunjang kebersihan lingkungan, seperti Tempat sampah dan
kondisi fisik rusun yang belum direnofasi sehingga warga membuang sampah di pinggir jalan seperti
pada foto di halaman 28.

3.4.3 Jaringan Utilitas


1) Jaringan listrik
Jaringan listrik yang terdapat di rumah susun Muharto berasal dari
Perusahaan Listrik Nasional (PLN) kota Malang.

2) JaringanTelematika
Jaringan Telematika yang terdapat di rusun muharto in adalah jaringan
telepon seluler atau/HP. Kebanyakan warga yang tinggal disini hampir semua
menggunakan telepon seluler. Selain itu hanya terdapat dua unit telepon umum di
kedua rusun. Telepon umum ini warga menggunakan untuk keperluan umum.

27
Perencanaan Wilayah dan Kota – ITN Malang 2015
Identifikasi Permukiman dan Jenis Perumahan
3) Jaringan Air Bersih
Jaringan air bersih yang terdapat di Rusun muharto berasal dari PDAM.
Sumber air yang berasal dari PDAM ditampang di dalam tendon (Bak penampungan)
kemudian didistribusikan ke setiap lantai

Gbr: 3.20 Jaringan listrik dan Telepon umum

Gbr: 3.20 a) jaringan listrik. b) gambar telematika (telepon umum)

3.4.4 Infrastruktur Rusun


Infrastruktur yang terdapat di Rusun adalah adalah jalan, jenis jalan yang terdapat di
kompleks rusun ini adalah jalan lingkungan dengan jenis perkerasan aspal dengan lebar ± 5m
Dengan kondisi buruk.

3.4.5 Sarana dan Prasarana Rusun


Sarana dan prasana yang terdapat di kompleks rusun ini adalah lapangan olahraga,
lapangan parkir indor dan ourdor. Namun lapangan olahraga ini sering dimanfaatkan warga
sebagai area parkir.

Gbr: 3.21 foto lapangan parkir outdoor dan indoor di rusun Muharto

28
Perencanaan Wilayah dan Kota – ITN Malang 2015
Identifikasi Permukiman dan Jenis Perumahan
3.4.6 Kondisi Sosial dan Ekonomi

Kondisi sosial warga di kawasan rusun Muharto ini sebagian besar sebagai
pedangang, supir angkot, tukang becak dan pengusaha kecil. Sedangkan hubungan sosial
antara warga di rusun Muharto bersifat terbuka, kehidupan ini didukung oleh kegiatan warga
seperti kerja bakti bersama.

Sedangkan keadaan ekonomi warga di rusun ini kebanyakan besar berasal dari
perdagangan rumah tangga.

3.5 Permukiman Kumuh

Kata “kumuh” menurut kamus besar bahasa indonesia diartikan sebagai kotor atau cemar.
Jadi, bukan padat, rapat, becek, bau, reyot, atau tidak teraturnya, tetapi justru kotornya yang
menjadikan sesuatu dapat dikatakan kumuh.

Menurut Johan Silas Permukiman Kumuh dapat diartikan menjadi dua bagian, yang pertama
ialah kawasan yang proses pembentukannya karena keterbatasan kota dalam menampung
perkembangan kota sehingga timbul kompetisi dalam menggunakan lahan perkotaan. Menurut
Surbakti dalam Suwanda (2000), suatu daerah dapat di kategorikan sebagai permukiman kumuh
bila komposisi penduduknya sangat padat dan berjubel.

Pada subab permukiman kumuh ini akan dibahas tentang kondisi fisik Permukiman kumuh,
kondisi lingkungan, utilitas, Infrastruktur permukiman kumuh, sarana dan prasarana, serta kondisi
sosial dan ekonomi.

3.5.1 Kondisi Fisik Permukiman Kumuh

Dalam penulisan makalah ini, lokasi permukiman kumuh yang diambil adalah Permukiman
kumuh di sempadan sungai Brantas di kelurahan Oro-oro Dowo Kecamatan Klojen kota Malang.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta lokasi berikut ini:

29
Perencanaan Wilayah dan Kota – ITN Malang 2015
Identifikasi Permukiman dan Jenis Perumahan

Gbr: 3.21 Peta Lokasi Permukiman kumuh

3.5.2 Kondisi Lingkungan

Kondisi lingkungan yang ada di kawan permukiman kumuh ini dibawah standar kelayakan,
karena lingkungan yang padat oleh permukiman dan hampir tidak tersedianya ruang terbuka. Secara
hukum permukiman di sempadan sungai harus minimul 100m, namun di kawasan ini jarak dari
sempadan sungai hanya 3-5m, hal ini sangat berbahaya bagi keselamatan.

Gbr: 3. 22 Kondisi Permukiman Kumuh di Sempadan Sungai

30
Perencanaan Wilayah dan Kota – ITN Malang 2015
Identifikasi Permukiman dan Jenis Perumahan

3.5.3 Infrastruktur

Infrastruktur jalan yang terdapat di Kawasan permukiman kumuh ini adalah jalan lingkungan
dengan perkerasan Semen dengan lebar 1m-3m, dan hanya dilalui oleh sepeda motor.

3.5.4 Utilitas

a. Listrik

Sumber jaringan listrik yang terdapat di kawasan kumuh sempadan sungai brantas di
kelurahan Oro-oro Dowo ini berasal dari Perusahaan Listrik Nasional (PLN) dengan distribusi
tegangan rendah.

b. Telepon

Untuk jaringan telepon di kawasan Permukiman ini hampir semua warga menggunakan
telepon seluler atau HP.

c. Air Bersih

Sumber air bersih di kawasan permukiman kumuh ini berasal dari PDAM

d. Persampahan dan sanitasi

Sistem persampahan dan sanitasi di kawasan permukiman kumuh di sempadan sungai ini,
sebagian besar warga langsung membuang ke sungai.

Gbr: 3.23 Foto jaringan Air bersih (PDAM) dan Pengolahan Sanitasi yang di buang ke sungai

31
Perencanaan Wilayah dan Kota – ITN Malang 2015
Identifikasi Permukiman dan Jenis Perumahan

3.5.5 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana pendukung yang terdapat di kawasan permukiman ini tidak tersedia,
sehingga anak-anak sering bermain di tempat yang tidak semestinya ( di sungai)

3.5.6 Kondisi Sosial dan Ekonomi

Kondisi sosial di masyarakat di kawasan permukiman kumuh ini sebagian besar bekerja
sebagai pedagang dan tukang angkut. Sedangkan perekonomian masyarakatnya berada pada
masyarakat tingkat perekonomian rendah.

Gbr: 3.24 foto anak-anak yang main di kalii karena terbatasnya sarana bermain

32
Perencanaan Wilayah dan Kota – ITN Malang 2015
Identifikasi Permukiman dan Jenis Perumahan

BAB IV

TELAAH KRITIS

4.1 kesesuaian Kondisi Lapangan dengan Teori

Telaah kritis adalah penilaian kritis terhadap kondisi perumahan atau permukiman di
lapangan dengan teori-teori yang sudah ada.

4.1.1 Perumahan Developer Gria Shanta Eksekitif

Perumahan Gria Shanta Eksekutif adalah salah satu perumahan developer bagi masyarakat yang
berkelas ekonomi menengah ke atas. Perumahan Gria Shanta memiliki kelebihan dan kekurangan,
yaitu:

Kelebihan dan Kekurangan Perumahan Gria Shanta

Kelebihan perumahan gria shanta berada pada lokasi. secara lokasi perumahan gria shanta berada
dekat dengan deberapa tempat umum seperti jalan Sukarno-Hatta sebagai koridor yang menjadi
kawasan yang strategis untuk pengembangan perdagangan dan jasa, berada dekat dengan beberapa
kampus yaitu Politeknik Negeri Malang, dan Kampus Brawijaya.

Namun kelemahan perumahan gria shanta adalah harga perumahan yang tinggi, sehingga hanya
masyarakat kelas ekonomi menengah ke atas yang mampu memilikinya.

4.1.2 Apartemen Sukarno- Hatta

Apartemen SUHAT adalah apartemen pertama di kota malang sebelum Dieng. Apartemen
sukarno hatta berada pada lokasi yang strategis karena dekat dengan beberapa kampus besar,
seperti POLTEKNIK malang, UB serta dengan dengan Dinoyo Mall.

Namun apartemen Suhat melanggar beberapa peraturan, diantaranya :

1. Berada kurang dari 100m dari sempadan sungai besar (Sungai Brantas), yang menurut
UU pembangunan boleh dilakukan minimal 100m dari sempadan sungai besar.
2. Pembuangan sebagian limbah langsung ke dalam sungai sehingga sungai menjadi
tercemar.

33
Perencanaan Wilayah dan Kota – ITN Malang 2015
Identifikasi Permukiman dan Jenis Perumahan

4.1.3 Rumah Dinas Poltekes


Perumahan dinas polteks adalah suatu perumahan yang nyaman secara lokasi
karena jauh dari jalan raya. Perumahan ini dihuni rata-rata dihuni oleh penduduk yang bekerja
atau kuliah di Poltekes Malang. Namun kendalah yang terdapat di perumahan dinas Poltekes
ini adalah pengelolaan dilakukan oleh pemerintah Provinsi, maka ada beberapa sarana dan
prasarana yang belum dibenahi.

4.1.4 Rumah Susun Muharto


Rumah susun Muharto adalah salah satu rumah susun yang terdapat di kota Malanh.
Seecara lingkungan Rumah susun ini perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah.
Secara fisik rususn ii belum pernah direnovasi dalam beberapa tahun terakhir.

4.1.5 Permukiman Kumuh


Permukiman kumuh adalah salah satu masalah sosial yang harus diselesaikan dalam
penanganannya untuk ke depannya. Permukiman kumuh di kota Malang harus mendapat
perhatian lebih, karena lokasi permukiman kumah yang berada pada kawasan konservasi
sempadan sungai.

a. Sebab Terbentuknya Permukiman Kumuh


Dalam perkembangan suatu kota, sangat erat kaitannya dengan mobilitas penduduknya.
Masyarakat yang mampu, cenderung memilih tempat huniannya keluar dari pusat kota.
Sedangkan bagi masyarakat yang kurang mampu akan cenderung memilih tempat tinggal di
pusat kota, khususnya kelompok masyarakat urbanisasi yang ingin mencari pekerjaan dikota.
Kelompok masyarakat inilah yang karena tidak tersedianya fasilitas perumahan yang
terjangkau oleh kantong mereka serta kebutuhan akan akses ke tempat usaha, menjadi
penyebab timbulnya lingkungan pemukiman kumuh di perkotaan. Latar belakang lain yang
erat kaitannya dengan tumbuhnya permukiman kumuh adalah akibat dari ledakan penduduk
di kota-kota besar, baik karena urbanisasi maupun karena kelahiran yang tidak terkendali.
Lebih lanjut, hal ini mengakibatkan ketidakseimbangan antara pertambahan penduduk
dengan kemampuan pemerintah untuk menyediakan permukiman-permukiman baru,
sehingga para pendatang akan mencari alternatif tinggal di permukiman kumuh untuk
mempertahankan kehidupan di kota.

Ada beberapa faktor-faktor Penyebab Adanya Perkampungan Kumuh

1. Mobilitas Penduduk
2. Ledakan Penduduk di Kota-Kota Besar
3. Urbanisasi
5. Tata-kelola Pemerintahan

34
Perencanaan Wilayah dan Kota – ITN Malang 2015
Identifikasi Permukiman dan Jenis Perumahan
b. Masalah-masalah yang Timbul Akibat Permukiman Kumuh

Secara umum permasalahan yang sering terjadi di daerah permukiman kumuh adalah:

1. Ukuran bangunan yang sangat sempit, tidak memenuhi standard untuk bangunan layak
huni
2. Rumah yang berhimpitan satu sama lain membuat wilayah permukiman rawan akan
bahaya kebakaran
3. Sarana jalan yang sempit dan tidak memadai
4. Tidak tersedianya jaringan drainase
5. Kurangnya pasokan air bersih
6. Jaringan listrik yang semrawut
7. Fasilitas MCK yang tidak memadai

c. Upaya Mengatasi Permukiman Kumuh

 Cara Mengatasi Permukiman Kumuh:


1. Program Perbaikan Kampung, yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi kesehatan
lingkungan dan sarana lingkungan yang ada.
2. Program uji coba peremajaan lingkungan kumuh, yang dilakukan dengan membongkar
lingkungan kumuh dan perumahan kumuh yang ada serta menggantinya dengan rumah
susun yang memenuhi syarat.

4.2 Permasalahan Umum yang Dijumpai


Banyak Permasahan-permasalahan umum yang dijumpai dalam penulisan
makalah ini, namun pada pembahasan ini penulis hanya menguraiakan beberapa
permasalahan-permasalahan sama yang penulis lihat dalam lapangan. Secara
umum permasalahan-permasalahan ini berkaiatan dengan penyediaan sarana-
prasana yang tidak memenuhi standar kelayakan, pembangunan di daerah
konservasi, standar bangunan yang tidak layak. Adapun permasalahan
permasalahan tersebut penulis jumpai dibeberapa jenis perumahan atau
permukiman, diantaranaya:

a. Apartemen Sukarno-Hatta
Permasalahan umum yang ada di Apartemen Sukarno-Hatta adalah
keberadaannya (Lokasi). Lokasi aparteme Suakarno hatta berada di dekat sempadan
sungai yang berjarak kurang dari 100m. Padahal dalam peraturan perundangan tata

35
Perencanaan Wilayah dan Kota – ITN Malang 2015
Identifikasi Permukiman dan Jenis Perumahan

ruang, minimal 100m (sungai besar) dari sungai termasuk dalam kawasan
konservasi sempadan sungai.

b. Rumah Susun Muharto


Permasalah umum yang terdapat di Rumah susun Muharto adalah permasalahan
yang berkaitan dengan kondisi fisik dan lingkungan, penyediaan sarana, prasana,
yang berada di bawah standar kelayakan.

Gbr: 4.1 kondisi fisik Rusun Muharto yang menjadi masalah utama.

c. Permukiman Kumuh Oro-oro dowo


Permasalahan yang dijumpai di permukiman oro-oro dowo adalah kondisi fisik
bangunan yang padat, berada di pinggiran sungai, kuranngya sara-prasana bermain
anak-anak, sehingga anak-anak bermain di Sungai.

4.3 Solusi Penanganan


Ada beberapa tindakan penanganan yang dilakukan untuk mengasi permasalahan
umum yang terdapat di bebera jenis perumahan dan permukiman, di antaranya:
1. Pemberian disinsentif pada pembangunan di kawasan konservasi.
2. Pemerataan pembangunan sarana-prasana
3. Penyediaan rusun baru bagi permukiman kumuh di sempadan sungai.
4. Pemberian pajak tinggi pada pembangunan di kawasan konservasi
(sempadan sungai).

36
Perencanaan Wilayah dan Kota – ITN Malang 2015
Identifikasi Permukiman dan Jenis Perumahan
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Perumahan dan permukiman adalah salah satu objek perencanaan dalam tata kota.
Banyak kategori atau jenis perumahan dan permukiman diantaranya Perumahan Dinas,
perumahan developer, Rumah Susun (Rusun), Apartemen, permukiman kumuh, permukiman
liar dan sebagainya. Semua jenis permukiman dan perumahan itu dibangun sesuai fungsi dan
kebutuhannya serta dibangun sesuai dengan standar dan UU yang berlaku.
Namun dalam kanyataannya ada banyak pembangunan yang tidak sesuai dengan standar
keamanan, kesehatan, kenyamanan maupun melenceng dari atandar dan aturan yang ada.

Berikut ada beberapa permukiman atau perumahan yang dibangun tidak sesuai standar
atau tidak sesuia aturan,yang penulis temukan dalam penulisan makalah ini, diantaranya:
1. Jarak pembangunan apartemen Sukarno- Hatta yang kurang dari 100m dari
sempadan sungai besar.
2. Pembangunan permukiman kumuh di kelurahan Oro-oro dowo yang kurang dari
100m dari sempadan sungai (2m-3m)
3. Pembuangan sampah langsung ke sungai di permukiman kumuh kelurahan oro-oro
dowo.
4. Peralihan fungsi sarana bermain anak(lapangan foli) menjadi tempat parkir di Rumah
susun Muharto
5.2 Saran

Banyak pembangunan perumahan dan permukiman yang dibangun tidak sesuai


dengan standar hunian dan melanggar aturan, maka pemerintah atau pihak yang berwenag
harus memperbaiki dan menegakkan aturan-aturan tentang perumahan dan permukiman.

37
Perencanaan Wilayah dan Kota – ITN Malang 2015

Anda mungkin juga menyukai