Anda di halaman 1dari 9

Laporan Pendahuluan Identifikasi Kawasan Kumuh diKabupaten Labuhanbatu Serlatan

Bab

Pendahuluan
1
1.1 LATAR BELAKANG
Tinggi tingkat pertumbuhan penduduk serta urbanisasi yang
tidak terkontrol menyebabkan terbatasnya lokasi hunian
masyarakat. Persatuan Bangsa - Bangsa (PBB) sudah menetapkan
target untuk mengentaskan permukiman kumuh dan kemiskinan di
berbagai aspek kehidupan manusia didunia sampai dengan Tahun
2030, target tersebut disampaikan melalui Sustainable Development
Goals (SDGs), salah satu diantaranya adalah menjamin akses
perumahan dan pelayanan dasar yang memadai, aman dan
terjangkau bagi permukiman kumuh di dunia. Bahkan pada RPJMN
Tahun 2020-2024, Kementerian PUPR berkomitmen untuk
meningkatnya akses masyarakat terhadap perumahan layak dan
aman yang terjangkau untuk sejuta rumah tangga perkotaan dan
menangani permukiman kumuh. Salah satu upayanya penanganan
kawasan kumuh adalah penyediaan hunian sehat yang berkaitan
dengan peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan dan
pedesaan.
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2011 tentang perumahan
dan kawasan permukiman, kawasan kumuh adalah permukiman
yang tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat

1-1
Laporan Pendahuluan Identifikasi Kawasan Kumuh diKabupaten Labuhanbatu Serlatan

kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta


sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat serta terjadinya
perumahan yang mengalami penurunan kualitas fungsi sebagai
tempat hunian. Salah satu langkah awal yang dilakukan sebelum
membangun sarana dan prasarana pada kawasan permukiman
kumuh adalah melakukan Delineasi kawasan atau penarikan garis
batas suatu kawasan atau wilayah, yang akhirnya menentukan
luasan suatu kawasan kumuh, Undang- Undang Nomor 23 Tahun
2014 menyebutkan batasan luasan kawasan kumuh yang menjadi
kewenangan pemerintah provinsi adalah 10 – 15 Ha.
Perkembangan permukiman kumuh lambat laun akan
bertambah luasannya apabila pemerintah tidak memiliki regulasi
yang tegas dalam pengaturan zonasi kawasan. Berdasarkan
persyaratan teknis administrasi, tata ruang dan ekologis merupakan
sebuah persyaratan dalam menentukan arahan pemanfaatan lahan
terhadap kawasan permukiman. Artinya kawasan kumuh yang
keberadaannya tidak sesuai dengan pemanfaatan lahan
permukiman juga menjadi salah satu faktor permasalahan dalam
kawasan kumuh.
Penanganan kawasan kumuh terstruktur baik itu
pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/Kota, yang secara
makro dan mikro menghubungkan skala perkotaan dan pedesaan.
Penanganan kawasan permukiman kumuh sungguh perlu
dilakukan tidak hanya pada kawasan-kawasan permikiman kumuh
yang menjadi bagian dari kota Metropolitan dan atau Kota besar,
tetapi juga perlu dilakukan di kawasan-kawasan permukiman
kumuh yang ada di Kabupaten khususnya di Kabupaten
Labuhanbatu Selatan.
Penanganan kawasan permukiman kumuh di Kabupaten

1-2
Laporan Pendahuluan Identifikasi Kawasan Kumuh diKabupaten Labuhanbatu Serlatan

Labuhanbatu Selatan menjadi cukup strategis manakala kawasan


itu memiliki kaitan langsung dengan bagian dari Kota seperti
kawasan pusat Kota, kawasan pusat pertumbuhan Kota, maupun
kawasan-kawasan lain seperti kawasan industri, perdagangan, dan
perkantoran. Selain memiliki kaitan langsung, diduga kawasan
permukiman kumuh ada di Kota besar.
Untuk itulah perlu dilakukan perlu dilakukan identifikasi
lokasi kawasan permukiman kumuh di utamakan pada kawasan-
kawasan hinterlan (pedalaman) yang ada di Kabupaten
Labuhanbatu Selatan. Meskipun demikian, melalui identifikasi ini
sangat dimungkinkan untuk ditemukan kawsan-kawasan
permukiman kumuh di Kabupatn Labuhanbatu Selatan yang bukan
kawasan hiterland (pedalaman). Hal ini mengingat metodologi
identifikasi ini tidak membedakan sebaran kawasan permukiman
kumuh yang akan ditemukan. Bisa saja lokasi yang ditemukan
terletak di Ibu Kota Kabupaten Lbauhanbatu Selatan atau juga di
daerah pantai. Untuk itu digunakan kriteria prioritas penanganan
yang akab menghasilkan lokasi-lokasi kawasan permukiman
kumuh.

1.2 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN


1.2.1 Maksud
Sebagai landasan dalam melakukan identifikasi kawasan
permukiman kumuh Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan
penanganan kawasan kawasan permukiman kumuh melalui
peremajaan kota serta pengumpulan sumber data dan investasi data
kondisi fisik rumah, eksisting prasarana, sarana dan utilitas umum,
serta isu permasalahan, kebijakan dan program

1-3
Laporan Pendahuluan Identifikasi Kawasan Kumuh diKabupaten Labuhanbatu Serlatan

1.2.2 Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
1. Sebagai acuan dalam melakukan identifikasi kawasan
permukiman kumuh di Kabupaten Labuhanbatu Selatan dalam
upaya meningkatkan kualitas permukiman perkotaan
2. Mengumpulkan, memutakhirkan dan menyusun data-data
kawasan kumuh yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

1.2.3 Sasaran
Untuk mencapai tujuan yang telah disebutkan, ditetapkan
sasaran yang merupakan dasar-dasar pijakan untuk melangkah.
Sasaran-sasaran tersebut adalah :
1. Tersedianya landasan dasar terutama bagi pemerintah daerah,
perencana dan perancang, pengembangan kawasan dalam
membuat keputusan atau pertimbangan dalam program
penanganan kawasan permukiman kumuh;
2. Terarahnya pelaksanaan program pembangunan dan
peningkatan kualitas permukiman, khususnya dikaitkan
perbaikan kawasan permukiman kumuh;
3. Terlaksananya proses identifikasi lokasi dan penyusunan
daftar data prioritas penanganan kawasan permukiman
kumuh diKabupaten Labuhanbatu Selatan.

1.3 RUANG LINGKUNG


1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup kegiatan ini adalah Kabupaten Labuhanbatu
Selatan yang tersebar pada 5 Kecamatan.

1-4
Laporan Pendahuluan Identifikasi Kawasan Kumuh diKabupaten Labuhanbatu Serlatan

1.3.2 Ruang Lingkup Kegiatan


Proses atau ruang lingkup kegiatan Identifikasi Kawasan
Kumuh di Kabupaten Labuhanbatu Selatan secara garis besar
dikemukakan sebagai berikut :
1. Tahap Pengumpulan Data. Kegiatan ini dilakukan sebelum
kajian lapangan dengan mencari sumber-sumber data atau
informasi atau studi literatur yang terkait dengan materi
pekerjaan.
2. Tahap Survei Lapangan. Kegiatan ini meliputi persiapan dan
pelaksanaan survei lapangan yang dilakukan dalam rangka
memperoleh data primer dan data sekunder Kabupaten
Labuhanbatu Selatan pada khususnya Kawasan yang
terindikasi sebagai kawasan permukiman kumuh.
3. Tahap Penyusunan Laporan. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam tahapan penyusunan laporan yaitu kegiatan
penyusunan Laporan Pendahuluan, Antara dan Laporan Akhir

1.3.3 Ruang Lingkup Materi


Hal-hal yang menjadi ruang lingkup materi dalam kegiatan
pelaksanaan Studi Identifikasi Kawasan Kumuh di Kabupaten
Labuhanbatu Selatan:
1. Aspek kebijakan dan perundang-undangan
2. Aspek kondisi kekumuhan, meliputi :
a. Kondisi bangunan
b. Kondisi sarana dan prasarana (jalan lingkungan, drainase
lingkungan, penyediaan air bersih/air minum, pengelolaan
persampahan, pengelolaan air limbah dan proteksi
kebakaran)
3. Aspek legalitas lahan

1-5
Laporan Pendahuluan Identifikasi Kawasan Kumuh diKabupaten Labuhanbatu Serlatan

4. Aspek pertimbangan lain, meliputi :


a. Nilai strategis lokasi
b. Kepadatan penduduk
c. Kondisi sosial, ekonomi dan budaya
Dalam rangka melakukam identifikasi kawasan permukiman
kumuh di Kabupaten Labuhanbatu Selatan perlu ditetapkan ruang
lingkup yang menjadi pedoman bagi konsultan dalam melakukan
identifkasi. Secara keselurahan ruang lingkup identifikasi kawasan
kumuh Kabupaten Labuhanbatu Selatan disusun dengan
memperhatikan pokok-pokok dibawah ini :
1. Pendahuluan, mencakup :
a. Latar Belakang
b. Maksud, Tujuan dan Sasaran
c. Metodologi
d. Dasar Hukum
2. Gambaran umum, mencakup :
a. Geografis, administrasi dan kondisi fisik
b. Demografi
c. Keuangan dan prekonomian daerah
d. Tata ruang wilayah
e. Sosial dan budaya
f. Kelembagaan pemerintahan daetah
3. Kriteria Kawasan Kumuh
4. Identifikasi Kawasan Kumuh
5. Rencana Penanganan Kawasan Kumuh
6. Data sekunder, meliputi data fisik geografis, data
kependudukan, data prekonomian, dan data kawaan kumuh
7. Pembuatan database kawasan kumuh, yaitu kompilasi data
sekunder dan primer menjadi suatu susunan data yang

1-6
Laporan Pendahuluan Identifikasi Kawasan Kumuh diKabupaten Labuhanbatu Serlatan

terstruktur dan dapat ditampilkan dalam aplikasi Sistem


Geografis (SIG)
8. Penyusunan dan pencetakan laporan dan album peta

1.4 LANDASAN HUKUM


Ketentuan hukum yang melandasi Studi Identifikasi
Kawasan Kumuh di Kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah:
1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang sistem
perencanaan Nasional
2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Perumahan
dan Kawasan Permukiman;
3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN
2015-2019
6. Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 2014 tentang
Pembinaan Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan
Permukiman;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2016 tentang
Pembangunan Perumahan Masyarakat Berpenghasilan
Rendah;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016
tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan
Permukiman;

1-7
Laporan Pendahuluan Identifikasi Kawasan Kumuh diKabupaten Labuhanbatu Serlatan

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006


tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana
telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pengelola Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 310);
10. Peraturan Menteri PUPR Nomor 2/PRT/M2016 Tentang
peningkatan kulaitas terhadap perumahn kumuh dan
permukiman kumuh
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 03/PRT/M/2018 tentang perubahan atas Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.
38/PRT/M/205 Tentang bantuan prasarana, sarana dan
utilitas umum untuk perumahan umum
12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 14/PRT/M/2018 tentang Pencegahan dan Peningkatan
Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman
Kumuh
13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 tentang Peran
Masyarakat dalam Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan
Permukiman;
14. Permen PUPR NO. 1 Tahun 2022 Pedoman penyusunan
perkiraan biaya pekerjaan kontruksi bidang PUPR

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN


Laporan pendahuluan pekerjaan Identifikasi Kawasan Kumuh
di Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2023 disajikan dengan
sistematika sebagai berikut.

1-8
Laporan Pendahuluan Identifikasi Kawasan Kumuh diKabupaten Labuhanbatu Serlatan

BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab 1 berisikan uraian tentang latar belakang,
maksud, tujuan, sasaran, ruang lingkup pekerjaan, norma
hukum, keluaran substansi dan pelaporan, serta
sistematika penyajian laporan pendahuluan.
BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH
Pada bab 2 berisikan uraian tentang gambaran umum
/profil wilayah perencanaan (Kabupaten Labuhanbatu
Selatan) meliputi kondisi fisik dan lingkungan, kondisi
penggunaan lahan eksisting, kondisi sosial budaya dan
demografi, kondisi perekonomian, serta kondisi
kebencanaan.
BAB 3 PENDEKATAN METODOLOGI PENYUSUNAN
Pada bab 3 berisikan uraian tentang pendekatan dan
metodologi yang digunakan dalam proses dan penyelesaian
pekerjaan Identifikasi Kawasan Kumuh di Kabupaten
Labuhanbatu Selatan.
BAB 4 RENCANA KERJA
Pada bab 4 berisikan uraian tentang hal-hal yang terkait
dengan manajerial pelaksanaan pekerjaan yang meliputi (a)
organisasi pelaksana pekerjaan, (b) penjadwalan
pelaksanaan pekerjaan.

1-9

Anda mungkin juga menyukai