Anda di halaman 1dari 44

Pendahuluan

Kabupaten Brebes merupakan daerah yang memiliki kawasan perbukitan di bagian selatan dan
pesisir dibagian utara. Dua karakter kawasan ini saling terkait, namun memiliki pola
pengelolaan yang berbeda. Untuk itu dalam kebijakan penataan ruang Kabupaten Brebes,
kondisi karakter wilayah ini harus diakomidir dalam setiap kebijakannya

1.1. LATAR BELAKANG


Penataan ruang pada dasarnya merupakan kegiatan untuk mengatur ruang agar aktivitas
kehidupan manusia dan lingkungan alam di sekitarnya berkembang secara harmonis dan
bersifat lestari. Di sini terdapat dua hal pokok yang perlu mendapatkan perhatian secara
serius, yaitu : Pertama, adanya tiga unsur penting dalam penataan ruang, yaitu, manusia
beserta aktivitasnya, lingkungan alam sebagai tempat, dan pemanfaatan ruang oleh manusia
di lingkungan alam tersebut. Kedua, proses pemanfaatan ruang haruslah bersifat terbuka,
berkeadilan, memiliki perlindungan hukum dan mampu memenuhi kepentingan semua pihak
(petaruh/stakeholder) secara terpadu dan berdayaguna serta serasi.
Sesuai dengan perkembangan sosial politik dan ekonomi saat ini, terjadi tuntutan
masyarakat yang menyebabkan adanya pergeseran pola pikir yang menyangkut
penyelenggaraan pemerintahan daerah, yang kemudian dituangkan dalam UU No. 32/2004
tentang Pemerintahan Daerah. Sejalan dengan UU No. 32/2004, penyusunan tata ruang
kota/kabupaten sepenuhnya dilakukan oleh pemerintah daerah. Pemerintah pusat hanya
berperan sebagai mitra dalam memberikan saran pemecahan masalah bagi penyelesaian
konflik penataan wilayah antar daerah melalui fasilitasi penyiapan masukan teknis dalam
bentuk bantuan teknis, norma dan standar, serta pedoman. Dengan demikian, baik
pemerintah pusat, maupun provinsi tidak terlibat secara fisik dalam penataan ruang wilayah
kabupaten dan kota, kecuali pada tingkat yang lebih makro dan strategi nasional, seperti
penataan ruang nasional, pulau dan kepulauan, serta kawasan-kawasan perbatasan.
Terkait dengan hal ini, pemerintah daerah juga harus mulai melakukan desentralisasi peran
yang selama ini ditangani oleh pemerintah daerah kepada kelompok masyarakat yang
tumbuh secara demokratis. Dengan demikian, sesuai UU No. 32/2004 peran masyarakat
dalam penataan ruang semakin dipertegas. Pemerintah tidak harus selalu memimpin
sebagai inisiator, tetapi dapat berperan sebagai fasilitator dan pemampu masyarakat.
Selain itu, perencanaan tata ruang perlu didasarkan pada pemahaman bahwa
pengembangan wilayah harus dilakukan sesuai dengan daya dukungnya. Wilayah yang
terlalu besar menyebabkan tidak efisiennya pelayanan di seluruh wilayah tersebut terhadap

I-1
warganya serta berpotensi merusak lingkungan. Sebaliknya wilayah yang terlalu kecil juga
seringkali mengalami kesulitan dalam mencapai economic scale dalam penyediaan
pelayanan bagi warganya. Dengan demikian sebaiknya penataan ruang wilayah dapat
mengarahkan perkembangan wilayah pada pengembangan yang kompak dan padat berisi
sehingga terjadi efisiensi pelayanan. Untuk mendapatkan pengembangan wilayah yang
padat berisi perlu dilakukan optimasi pengembangan wilayah, yaitu antara lain
memperhatikan struktur wilayah, keterkaitan antar lahan, pergerakan orang dan barang.
Upaya untuk mengoptimalkan penggunaan ruang kota juga perlu didukung oleh adanya
peraturan mintakat (zoning) dengan sistem kontrol yang ketat, sehingga tidak terdapat lahan-
lahan tidur dan lahan yang tidak optimal penggunaannya di dalam kota, Optimasi ini tentu
saja mesti mampu mencegah eksploitasi lingkungan.
Pengembangan wilayah harus memberi perhatian penuh terhadap keterpaduan faktor
lingkungan dan kegiatan. Faktor lingkungan, dalam hal ini misalnya sumber daya air yang
merupakan satu kesatuan daerah aliran sungai yang tidak dapat dipisahkan berdasarkan
batas-batas adminsitrasi. Oleh karenanya diperlukan suatu perencanaan yang terpadu antar
daerah-daerah yang dilalui oleh suatu sungai dari hulu sampai hilir. Di samping itu juga
perlu dilakukan pemeliharaan terhadap daerah-daerah resapan air.
Pembangunan berwawasan lingkungan telah lama menjadi istilah selingkung jargon pada
setiap rencana pembangunan terutama dalam dua dasawarsa terakhir. Namun demikian,
“berwawasan lingkungan” itu sendiri tidak mudah dijabarkan ke dalam framework yang lebih
nyata, sehingga sering hanya menjadi penghias pada halaman-halaman depan rencana
pembangunan, termasuk rencana tata ruang.
Wawasan lingkungan ialah cara pandang untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan hidup
dengan memasukkan kelestariannya sebagai unsur pertimbangan utama dalam penyusunan
sistem tujuan. Tidak dapat disangkal bahwa sebenarnya prinsip-prinsip wawasan lingkungan
sudah diterapkan dalam program-program pembangunan yang ada meskipun dalam
pelaksanaannya selalu ada skala prioritas. Kata kunci lain yang tak terpisahkan dari
wawasan lingkungan ialah “bertahan-kelanjutan (sustainable)” dan khususnya untuk
penataan perkotaan (dan perdesaan) “livable” atau nyaman untuk ditinggali.
Kabupaten Brebes termasuk dalam Kawasan Strategis Bregas, sub wilayah pengembangan
Jawa Tengah yang telah ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Jawa Tengah. Kawasan tersebut terdiri dari wilayah Kota tegal, Kabupaten Brebes,
Kabupaten Tegal yang masing-masing mempunyai potensi besar untuk berkembang. Pusat
pertumbuhan kawasan ini berada di Kota Tegal, dengan wilayah pendukung yang akan
saling membutuhkan adalah Kabupaten Brebes dan Kabupaten Tegal.
Kabupaten Brebes, merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang telah
memiliki produk rencana tata ruang, yaitu RTRW Kabupaten Brebes yang disusun pada
tahun 2000 dan diperdakan pada tahun 2001, dengan masa berlaku 2001-2010. Selama
pemberlakuan rencana tata ruang tersebut, telah terdapat beberapa perubahan rujukan
peraturan perundangan yang belum digunakan sebagai dasar kebijakan, diantaranya adalah:
a. Undang-undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;

I-2
b. Undang-Undang No 25 Tahun 2004 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional;
c. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
d. Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
e. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian;
f. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Bencana Alam;
g. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
h. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil;
i. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;
j. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
k. Undang-Undang No. 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara;
l. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2004 yang mengatur tentang penggunaan tanah.
Kebijakan ini menegaskan bahwa perubahan tata ruang harus mengacu pada rencana
tata ruang yang ada;
m. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional;
n. Peraturan menteri Dalam negeri Nomor 1 Tahun 2008 tentang Perencanaan Kawasan
Perkotaan;
o. Peraturan menteri Dalam negeri Nomor 28 Tahun 2008 tentang Tata cara evaluasi dan
Pengesahan Raperda RTRW Kabupaten dan Provinsi.
Sementara itu, jika dikaji dari perkembangan tuntutan pembangunan, terdapat beberapa hal
yang belum diatur dalam RTRW Kabupaten Brebes tahun 2001-2010, antara lain
pembangunan Jalan Lingar Selatan Kota Bumiayu yang telah dilaksanakan tahun 2003-
2004, Jalan Lingkar Utara Kota Brebes, Jalan Tol Kanci (Kabupaten Cirebon) – Pejagan
(Kabupaten Brebes) dan Jalan Tol Pejagan – Pemalang yang telah direncanakan, bahkan
ruas jalan Tol Kanci – Pejagan saat ini sedang dalam tahapan sosialisasi. Disamping itu,
masih adanya rencana lain yang berpengaruh terhadap perubahan pemanfaatan ruang
seperti rencana kawasan untuk pengembangan minyak jarak, rencana Jalan Tol Pejagan –
Banyumas, pembangunan jalur ganda (double track) rel kereta api, pengembangan jaringan
air bersih yang saat ini sedang dalam proses investasi melalui Central Java Infrastructure
Bussines Forum, dan rencana pembangunan waduk beserta jaringan irigasinya. Untuk
mewujudkan gagasan tersebut, dan mendapatkan suatu hasil yang diharapkan serta mampu
menampung aspirasi masyarakat luas, diperlukan suatu proses studi Revisi Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Brebes.
Pada tahun anggaran 2009 ini Pemerintah Daerah Kabupaten Brebes menyusun Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Brebes Tahun 2010 – 2030, yang berpedoman pada
prinsip-prinsip kelestarian lingkungan hidup. Pada penyusunan RTRW ini diharapkan
mempunyai konsep penataan yang dinamis dan mempunyai pengertian lebih mendekatkan
pada penataan ruang wilayah pada pelaksanaan program pembangunan berwawasan
lingkungan. Dengan demikian penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah ini dapat
mengidentifikasikan beberapa kawasan strategis dan sektor strategis yang secara terpadu

I-3
dan mengkait dengan kegiatan pembangunan yang sedang dilaksanakan oleh semua pihak,
baik pemerintah daerah, maupun swasta.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN


1.2.1. Maksud

Maksud Pekerjaan ini adalah menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Brebes agar sesuai dengan perkembangan dinamika pembangunan yang terjadi dan dapat
digunakan acuan dalam penataan ruang wilayah Kabupaten Brebes.
1.2.2. Tujuan

Tujuan penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Brebes adalah
sebagai berikut:
1. Pemanfaatan ruang wilayah secara optimal dengan pengembangan potensi sumber
daya alam, sumber daya buatan, sumber daya budaya yang berwawasan lingkungan;
2. Terselanggaranya pemanfaatan ruang berwawasan lingkungan yang berlandaskan
wawasan nusantara dan ketahanan nasional;
3. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan
budidaya;
4. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas:
a. Mewujudkan kehidupan bangsa yang cerdas, berbudi luhur, dan sejahtera
b. Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya
buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia
c. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya buatan secara
berdaya guna, dan tepat guna untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
d. Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi
dampak negatif terhadap lingkungan
e. Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan.

1.3. DASAR HUKUM


Beberapa peraturan perundangan yang dijadikan landasan penyusunan Revisi RTRW
Brebes adalah :
1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Agraria;
2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian;
3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber daya Alam Hayati
dan Ekosistemnya;
4. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman;
5. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
6. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dengan Daerah;
7. Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
8. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Alam;
9. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
I-4
10. Undang-undang Nomor 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pilau-
Pulau kecil;
11. Undang-undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Hak dan Kewajiban Masyarakat
dalam Penataan Ruang;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah;
15. Keppres Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;
16. Keppres Nomor 33 Tahun 1990 tentang Penggunaan Tanah bagi Kawasan Industri;
17. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 640/KPTS/1986 tentang Perencanaan Tata
Ruang Kota;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1997 tentang Tata Cara Peran Serta
Masyarakat dalam Penataan Ruang;
19. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2001 tentang Pengawasan Represif
Kebijakan Daerah;
20. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 11/PRT/M/2009 Tentang Pedoman
Persetujuan Substansi Dalam Penetapan Rancangan Peraturan Daerah Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Dan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten/Kota, Beserta Rencana Rincinya;
21. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2009 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten;
22. Peraturan Daerah Propinsi Jateng Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pengelolaan
Kawasan Lindung;
23. Peraturan Daerah Propinsi Jateng Nomor 21 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Propinsi Jateng;
24. Peraturan Daerah Propinsi Jateng Nomor 22 Tahun 2003 tentang Sumberdaya Air;
25. Peraturan Daerah Propinsi Jateng Nomor 11 Tahun 2004 tentang Garis Sempadan;
26. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 11 Tahun 2004 tentang Garis
Sempadan.

1.4. PROFIL WILAYAH KABUPATEN BREBES


1.4.1. Gambaran Umum Wilayah
Kabupaten Brebes merupakan salah satu dari 35 daerah otonom di Provinsi Jawa Tengah.
Kabupaten Brebes terletak antara 6o44’ – 7o21’ Lintang Selatan dan antara 108o41’ – 109o11’
Bujur Timur. Secara administrasi Kabupaten Brebes dibatasi oleh:
 Sebelah Utara : Laut Jawa
 Sebelah Timur : Kabupaten Tegal dan Kota Tegal
 Sebelah Selatan : Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Cilacap
 Sebelah Barat : Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Kuningan (Provinsi Jawa
Barat).

I-5
Luas wilayah administrasi tercatat sebesar 166.019,07 Ha, dengan luas wilayah yang
terbesar adalah Kecamatan Bantarkawung, yaitu seluas 20.500 Ha atau 17,65 % dari luas
Kabupaten Brebes secara keseluruhan. Sedangkan luas wilayah terendah adalah
Kecamatan Kersana, luas wilayahnya sebesar 2.523 Ha atau 2,17 % dari luas Kabupaten
Brebes secara keseluruhan. Secara administrasi, Kabupaten Brebes terbagi dalam 17
kecamatan dan 297 desa/kelurahan. Untuk melihat luas masing-masing kecamatan di
Kabupaten Brebes dapat dilihat dalam Tabel 1.1. dan Peta 1.1. berikut :
Tabel 1.1.
Luas Daerah Dirinci Menurut Kecamatan di Kabupaten Brebes Tahun 2005
Luas
Jumlah
No Kecamatan Daerah Desa atau Kelurahan Prosentase
Desa
(Ha)
Salem, Banjaran, Indrajaya, Gunungjaya,
Tembongraja, Gunung Tajam, Capar,
Winduasri, Windusakti, Wanoja,
1 Salem 15.209 Pasirpanjang, Pabuaran, Bentar, Bantarsari, 9,16% 21
Ciputih, Gandoang, Kadumanis,
Ganggawang, Citimbang, Gunungjarang,
Dan Citambang
Cinanas, Banjarsari, Cibentang, Telaga,
Karangpari, Waru, Pangebatan, Ciomas,
2 Bantarkawung 20.500 Tambakserang, Legok, Terlaya, Jipang, 12,34% 18
Bantarkawung, Bangbayang, Bantarwaru,
Sindangwangi, Pengarasan, Kebandungan.
Pruwatan, Kaliwades, Laren, Jatisawit,
Negaradaha, Kalierang, Langkap, Adisana,
3 Bumiayu 7.369 4,44% 15
Penggarutan, Dukuhturi, Bumiayu, Pamijen,
Kalisumur, Kalilangkap, Dan Kalinusu.
Paguyangan, Kreteg, Pagojengan, Taraban,
Pakujati, Kedungoleng, Winduaji, Wanatirta,
4 Paguyangan 10.494 6,32% 12
Ragatunjung, Cilibur, Ciprtung, Dan
Pandansari
Wanareja, Igriklanceng, Dawuhan, Batusari,
5 Sirampog 6.703 Kaligiri, Sridadi, Mendala, Mlayang, Buniwah, 4,04% 13
Manggis, Kaliloka, Benda, Dan Plompong.
Kalijurang, Galuhtimur, Kutamendala,
Karangjongkeng, Tonjong, Pepedan,
6 Tonjong 8.126 Linggapura, Negarayu, Tanggeran, 4,89% 14
Purwodadi, Purbayasa, Watujaya, Kutayu,
Rajawetan.
Larangan, Pamulihan, Kamal, Slatri,
7 Larangan 16.468 Sitanggal, Luwunggede, Karangbale, 9,91% 11
Rengspendawa, Kedungbokor, Dan Wlahar.
Jemasih, Ciseureuh, Sendangjaya,
Pamedaran, Cikuesal Kidul, Cikuesal Lor,
Buara, Karangbandung, Baros, Kubangsari,
8 Ketanggungan 14.907 Kubangjati, Tanggungsari, Dukuhbadag, 8,97% 21
Kubangwungu, Dukuhtengah,
Ketanggungan, Ciduwet, Dan Bulakelor,
Karangmalang, Dukuhturi, Dan Pedakotan.
Penaggapan, Cipajang, Sindangheula,
Bandungsari, Blandongan, Kertasari,
Malahayu, Cikuya, Banjarharjo, Parareja,
9 Banjarharjo 14.025 Cigadung, Tiwulandu, Cikakak, Cibendung, 8,44% 25
Karangmaja, Dukuhjeruk, Pende, Sukareja,
Kubangrejo, Cihaur, Cibuniwangi,
Cimunding, Ciawi, Tegalrejo, Dan Banjarlor

I-6
Luas
Jumlah
No Kecamatan Daerah Desa atau Kelurahan Prosentase
Desa
(Ha)
Randegan, Jatisawit, Karangsambung,
Negla, Bojongsari, Karangjunti, Rungkang,
Dukuhsalam, Babakan, Pekauman,
10 Losari 8.943 5,38% 22
Losarikidul, Losarilor, Kecipir, Pangabean,
Limbangan, Prapag Kidul, Karangdempel,
Dan Prapag Lor.
Sarireja, Kubangputat, Luwunggede, Mundu,
Karangrejo, Luwungbata, Sidakotan,
Sengon, Tegongan, Kedawung, Kemurang
11 Tanjung 6.819 4,10% 18
Wetan, Kemurang Kulon, Pejagang,
Krakahan, Pengaradan, Tanjung,
Lemahabang Dan Tengguli.
Kersana, Ciampel, Kemukten, Limbangan,
Sutajama, Kramatsampang, Cigedog,
12 Kersana 2.523 1,52% 13
Cikandang, Kubangpari, Kradenan,
Jagapura, Pende dan Sindangjaya.
Tegalglagah, Petunjungan, Banjaratma,
Siwuluh, Luwungragi, Bangsri, Pakijangan,
Pulogading, Bulakamba, Grinting,
13 Bulakamba 10.155 6,11% 19
Karangsari, Bulusari, Racawuluh, Cipalem,
Jabung, Kluwut, Bulakparen, Cimohong, Dan
Dukuhlo.
Tegalgandu, Jagalempeni, Glonggong,
Sisalam, Lengkong, Tanjungsari, Siwungkuk,
Dukuhwringin, Sigentong, Sidamulya,
14 Wanasari 7.226 4,35% 20
Wanasari Siasem, Klampok Pebatan,
Pesantunan, Keboledan, Kupu, Dumeling,
Kertabesuki, Dan Sawojajar.
Jatibarang Kidul, Karanglo, Tegalwulung,
Jatibarang Lor, Kamiriamba, Klampis,
Kebonagung, Kebogadung, Bojong, Klikiran,
15 Jatibarang 3.348 Janegara, Kertasinduyasa, Pamengger, 2,02% 22
Kendawa, Buaran, Kedungtukang,
Rengasbandung, Tembelang, Padeslohor,
Kali Pucang, Kalialang Dan Kramat.
Songgom, Jatirokeh, Cenang, Wanatawang,
16 Songgom 5.072 Wanacala, Karangsembung, Dukuhmaja, 3,05% 10
Jatimakmur, Gegerkuci Dan Songgom Lor.
Pemaron, Kalimati, Lembarawa, Krasak,
Padasugih, Wangandalem, Terlangu,
Pulosari, Brebes, Gandasuli, Banjaranyar,
Kaligangsa Wetan, Radusanga Wetan,
17 Brebes 8.230 4,95% 23
Radusanga Kulon, Limbangan Wetan,
Limbangan Kulon, Pasarbatang, Sigambir,
Pagejungan, Kedunguter, Tengki, Dan
Kaliwlingi.
Jumlah 166.117 100.00% 297
Sumber data : Kabupaten Brebes Dalam Angka Tahun 2006

I-7
1.1. Peta Administrasi

I-8
1.4.2. Kependudukan dan Sumber Daya Manusia
1.4.2.1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk

Jumlah Penduduk Kabupaten Brebes pada tahun 2005 tercatat sebanyak 1.727.708 jiwa.
Mengalami peningkatan sebesar 5.402 jiwa atau sekitar 0,31% dari tahun sebelumnya
(2004). Pada tahun 2005 Kecamatan Bulakamba merupakan Kecamatan dengan
konsentrasi penduduk terbesar dibandingkan dengan Kecamatan lainnya di Kabupaten
Brebes yaitu 157.333 jiwa, akan tetapi pada tahun 2001 dan 2002 Kecamatan Brebes
memiliki konsentrasi penduduk terbesar dibandingkan dengan Kecamatan lainnya. Selain
Kecamatan Brebes yang selalu mengalami penurunan jumlah penduduk, Kecamatan
Songgom juga mengalami hal yang sama. Kecamatan Brebes mengalami pertumbuhan
penduduk rata-rata sebesar -0,17%, sedangkan Kecamatan Songgom laju pertumbuhan
penduduknya sebesar -2,04%. Wilayah yang paling pesat dalam hal laju pertumbuhan
pendudunya adalah Kecamatan Jatibarang, denga nilai rata-rata pertumbuhan penduduk
pertahun sebesar 2,07%.
Jumlah dan laju pertumbuhan penduduk secara rinci perkecamatan periode 5 tahunan (2001
- 2005) dapat dilihat pada Tabel 1.2., Tabel 1.3., dan Diagram 1.1. berikut :
Tabel 1.2.
Jumlah Penduduk Kabupaten Brebes Periode 2001-2005
Tahun (Jiwa)
Rata-
No Kecamatan
2001 2002 2003 2004 2005 rata

1 Salem 54.331 54.641 55.073 55.512 55.819 0,68%


2 Bantarkawung 91.484 91.479 91.514 91.704 91.647 0,04%
3 Bumiayu 97.659 98.389 99.411 100.483 101.460 0,96%
4 Paguyangan 91.732 91.945 91.803 91.843 91.890 0,04%
5 Sirampog 59.744 60.232 60.732 60.733 60.697 0,40%
6 Tonjong 68.024 68.188 68.303 68.405 68.570 0,20%
7 Larangan 134.038 134.712 135.421 136.307 137.128 0,57%
8 Ketanggungan 130.042 130.286 130.458 130.622 130.812 0,15%
9 Banjarharjo 115.009 115.213 115.390 115.537 115.691 0,15%
10 Losari 120.728 121.931 112.296 122.549 122.893 0,63%
11 Tanjung 89.106 89.905 90.661 91.272 91.717 0,72%
12 Kersana 57.512 58.019 58.665 58.867 59.071 0,67%
13 Bulakamba 155.104 155.593 155.892 156.218 157.333 0,36%
14 Wanasari 131.336 131.635 132.490 133.423 134.823 0,66%
15 Jatibarang 73.658 79.873 79.495 79.905 79.747 2,07%
16 Songgom 79.802 73.648 73.495 73.452 73.321 -2,04%
17 Brebes 156.124 155.968 155.626 155.474 155.089 -0,17%
Jumlah 1.705.433 1.711.657 1.706.725 1.722.306 1.727.708 0.36%
Sumber: Kabupaten Brebes Dalam Angka 2002-2006

I-9
Tabel 1.3.
Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Brebes Periode 2001-2005
Tahun (Jiwa)
No Kecamatan Rata-rata
2001-2002 2002-2003 2003-2004 2004-2005

1 Salem 0,57% 0,79% 0,80% 0,55% 0,68%


2 Bantarkawung -0,01% 0,04% 0,21% -0,06% 0,04%
3 Bumiayu 0,75% 1,04% 1,08% 0,97% 0,96%
4 Paguyangan 0,23% -0,15% 0,04% 0,05% 0,04%
5 Sirampog 0,82% 0,83% 0,00% -0,06% 0,40%
6 Tonjong 0,24% 0,17% 0,15% 0,24% 0,20%
7 Larangan 0,50% 0,53% 0,65% 0,60% 0,57%
8 Ketanggungan 0,19% 0,13% 0,13% 0,15% 0,15%
9 Banjarharjo 0,18% 0,15% 0,13% 0,13% 0,15%
10 Losari 1,00% -7,90% 9,13% 0,28% 0,63%
11 Tanjung 0,90% 0,84% 0,67% 0,49% 0,72%
12 Kersana 0,88% 1,11% 0,34% 0,35% 0,67%
13 Bulakamba 0,32% 0,19% 0,21% 0,71% 0,36%
14 Wanasari 0,23% 0,65% 0,70% 1,05% 0,66%
15 Jatibarang 8,44% -0,47% 0,52% -0,20% 2,07%
16 Songgom -7,71% -0,21% -0,06% -0,18% -2,04%
17 Brebes -0,10% -0,22% -0,10% -0,25% -0,17%
Rata-Rata 0,36%
Sumber: Hasil Perhitungan Tim Penyusun

PERKEMBANGAN JUMLAH PENDUDUK


KABUPATEN BREBES 2001-2005
Increase rate: 0,36%
1730000
Increase Up: 0,9% 1722306
1725000
1727708
1720000
1715000
1711657
1710000
1705000 1706725
1705433 Pertumbuhan Mengalami
1700000
Penurunan
1695000
1690000
2001 2002 2003 2004 2005

Jum lah penduduk 1705433 1711657 1706725 1722306 1727708

Diagram 1.1.
Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Brebes secara signifikan mengalami pertumbuhan setiap tahunnya. Pada tahun
2003 jumlah penduduk mengalami penurunan dari tahun sebelumnya (tahun 2002). Pada tahun 2004 jumlah penduduk
meningkat drastis, yaitu sebesar 0.9% dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan jumlah penduduk di Kabupaten Brebes periode
2001-2005 mengalami prosentase pertumbuhan rata-rata sebesar 0.36% tiap tahunnya, yang artinya dalam setiap tahun
pertumbuhan jumlah penduduk di Kabupaten Brebes meningkat sebesar 0.36% dari tahun sebelumnya.

Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Brebes yang mengalami kenaikan dari tahun ke tahun
di pengaruhi oleh tingkat kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk (penduduk datang dan
pindah). Secara garis besar jumlah kelahiran di Kabupaten Brebes pada tahun 2005 sebesar
12.775 jiwa dan jumlah kematian sebesar 6.369 jiwa, sedangkan jumlah migrasi penduduk
yang datang sebesar 1.746 jiwa dan migrasi penduduk pindah sebesar 2749. Jumlah angka
kelahiran tertinggi pada Kecamatan Wanasari yaitu sebesar 1801jiwa. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 1.4. berikut :

I - 10
Tabel 1.4.
Banyaknya Mutasi Penduduk Per Kecamatan Di Kabupaten Brebes
Tahun 2005
No Kecamatan Lahir Mati Datang Pindah
1 Salem 465 189 124 93
2 Bantarkawung 246 194 14 123
3 Bumiayu 1.747 613 199 355
4 Paguyangan 241 98 9 105
5 Sirampog 239 189 2 88
6 Tonjong 397 143 0 89
7 Larangan 1.502 551 9 139
8 Ketanggungan 819 576 1 54
9 Banjarharjo 713 487 3 75
10 Losari 931 603 41 25
11 Tanjung 1.025 486 118 212
12 Kersana 384 248 212 144
13 Bulakamba 1.428 477 305 141
14 Wanasari 1.801 729 694 366
15 Jatibarang 465 419 5 209
16 Songgom 91 170 3 55
17 Brebes 281 197 7 476
Jumlah 12.775 6.369 1.746 2.749
Sumber: Kabupaten Brebes Dalam Angka 2005

Angka kelahiran (fertilitas) terendah terdapat pada Kecamatan Songgom, sebesar 91 jiwa.
Angka kematian (mortalitas) terbesar terdapat pada Kecamatan Bumiayu, sebesar 613 jiwa
dan terkecil pada Kecamatan Paguyangan, sebesar 98 jiwa. Sedangkan angka migrasi
penduduk datang terbesar terdapat pada Kecamatan Wanasari, sebanyak 694 jiwa dan
terkecil pada Kecamatan Tonjong, tidak terdapat penduduk yang datang. Angka penduduk
pindah tertinggi terdapat pada Kecamatan Tanjung sebesar 212 jiwa dan angka penduduk
pindah terkecil terdapat pada Kecamatan Losari, sebanyak 25 jiwa. Angka tersebut
merupakan data penduduk mutasi pada Kabupaten Brebes tahun 2005.

1.4.2.2. Distribu si dan Kepadatan Penduduk


Distribusi penduduk Kabupaten Brebes tidak betul-betul merata. Terjadi perbedaan distribusi
yang sangat menonjol antara Kecamatan Salem dengan Kecamatan Brebes ataupun
dengan Kecamatan Bulakamba. Kecamatan Salem prosentase distribusi penduduknya pada
tahun 2001-2005 hanya sekitar 3,19% - 3,23% dari total jumlah penduduk, sedangkan
Kecamatan Brebes dan Bulakamba ± 9% dari total jumlah penduduk.
Konsentrasi penduduk tahun 2005 pada Kabupaten Brebes secara total sebesar 1.040
jiwa/Km2. Kepadatan penduduk tertinggi terdapat pada Kecamatan Kersana, dengan luasan
Kecamatan 25,23 Km2 dan jumlah penduduk 59071 jiwa didapat kepadatan penduduk
2.341 jiwa/Km2. sedangkan kepadatan terendah terdapat pada Kecamatan Salem, hanya
367 jiwa/Km2.
Distribusi dan kepadatan penduduk Kabupaten Brebes dirinci per-Kecamatan pada Tabel
1.5., Tabel 1.6. dan Peta 1.2. berikut :

I - 11
Tabel 1.5.
Distribusi Penduduk Periode 2001-2005
Tahun
No Kecamatan
2001 2002 2003 2004 2005
1 Salem 3,19% 3,19% 3,23% 3,22% 3,23%
2 Bantarkawung 5,36% 5,34% 5,36% 5,32% 5,30%
3 Bumiayu 5,73% 5,75% 5,82% 5,83% 5,87%
4 Paguyangan 5,38% 5,37% 5,38% 5,33% 5,32%
5 Sirampog 3,50% 3,52% 3,56% 3,53% 3,51%
6 Tonjong 3,99% 3,98% 4,00% 3,97% 3,97%
7 Larangan 7,86% 7,87% 7,93% 7,91% 7,94%
8 Ketanggungan 7,63% 7,61% 7,64% 7,58% 7,57%
9 Banjarharjo 6,74% 6,73% 6,76% 6,71% 6,70%
10 Losari 7,08% 7,12% 6,58% 7,12% 7,11%
11 Tanjung 5,22% 5,25% 5,31% 5,30% 5,31%
12 Kersana 3,37% 3,39% 3,44% 3,42% 3,42%
13 Bulakamba 9,09% 9,09% 9,13% 9,07% 9,11%
14 Wanasari 7,70% 7,69% 7,76% 7,75% 7,80%
15 Jatibarang 4,32% 4,67% 4,66% 4,64% 4,62%
16 Songgom 4,68% 4,30% 4,31% 4,26% 4,24%
17 Brebes 9,15% 9,11% 9,12% 9,03% 8,98%
Jumlah 100% 100% 100% 100% 100%
Sumber: Kabupaten Brebes Dalam Angka 2005

Tabel 1.6.
Kepadatan Penduduk Kabupaten Brebes Tahun 2005
Jumlah Rata-rata Luas Kepadatan
No Kecamatan Penduduk Kecamatan Penduduk
2
Desa Penduduk per Desa (Km2) jiwa/km
1 Salem 21 55.819 2.658 152,09 367
2 Bantarkawung 18 91.647 5.092 205,00 447
3 Bumiayu 15 101.460 6.764 73,69 1.377
4 Paguyangan 12 91.890 7.658 104,94 876
5 Sirampog 13 60.697 4.669 67,03 906
6 Tonjong 14 68.570 4.898 81,26 844
7 Larangan 11 137.128 12.466 164,68 833
8 Ketanggungan 21 130.812 6.229 149,07 878
9 Banjarharjo 25 115.691 4.628 140,25 825
10 Losari 22 122.893 5.586 89,43 1.374
11 Tanjung 18 91.717 5.095 68,19 1.345
12 Kersana 13 59.071 4.544 25,23 2.341
13 Bulakamba 19 157.333 8.281 101,55 1.549
14 Wanasari 20 134.823 6.741 72,26 1.866
15 Jatibarang 22 79.747 3.625 33,48 2.382
16 Songgom 10 73.321 7.332 50,72 1.446
17 Brebes 23 155.089 6.743 82,30 1.884
Jumlah 297 1.727.708 5.817 1661,17 1.040
Sumber: Kabupaten Brebes Dalam Angka 2005

I - 12
1.2. Peta Distribusi Penduduk

I - 13
1.3. Peta Kepadatan Penduduk Kotor

I - 14
1.4. Peta Kepadatan Penduduk Bersih

I - 15
1.4.2.3. Struktur Penduduk

1. Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin


Sex ratio adalah perbandingan banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya
penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya dinyatakan
dalam banyaknya penduduk laki-laki per 100 perempuan. Berdasarkan Tabel 1.7.
penduduk berdasarkan jenis kelamin di bawah, maka sex ratio Kabupaten Brebes tahun
2005 sebesar (862649/865059 X 100) = 99,72 artinya setiap 100 perempuan dalam
suatu kawasan di Kabupaten Brebes, akan terdapat pula sebanyak 100 pria di
dalamnya.
Tabel 1.7.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Di Kabupaten Brebes Tahun 2005
No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Salem 28.296 27.523 55.819
2 Bantarkawung 45.851 45.796 91.647
3 Bumiayu 50.536 50.924 101.460
4 Paguyangan 45.969 45.921 91.890
5 Sirampog 29.777 30.920 60.697
6 Tonjong 34.064 34.506 68.570
7 Larangan 68.774 68.354 137.128
8 Ketanggungan 64.823 65.989 130.812
9 Banjarharjo 57.386 58.305 115.691
10 Losari 61.457 61.436 122.893
11 Tanjung 45.580 46.137 91.717
12 Kersana 29.232 29.839 59.071
13 Bulakamba 79.248 78.085 157.333
14 Wanasari 67.676 67.147 134.823
15 Jatibarang 39.721 40.026 79.747
16 Songgom 36.903 36.418 73.321
17 Brebes 77.356 77.733 155.089
Jumlah 862.649 865.059 1727.708
Sumber: Kabupaten Brebes Dalam Angka 2005

I - 16
Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2005

80000 78085 77356

70000

60000

50000
Jumlah

40000
27523
30000

20000
28296
10000

0
Salem

Bantarkawung

Bumiayu

Paguyangan

Sirampog

Tonjong

Larangan

Ketanggungan

Banjarharjo

Losari

Tanjung
La k i - La k i

Kersana

Bulakamba

Wanasari

Jatibarang

Songgom

Brebes
Kecamatan

Laki-Laki

Perempuan

Diagram 1.2.
Proporsi (perbandingan) antara jumlah wanita dan perempuan tidak terlalu signifikan. Jumlah
wanita dan laki-laki terbanyak terdapat pada Kecamatan Bulakamba dan Brebes, sedangkan
jumlah wanita dan laki-laki paling sedikit terdapat pada Kecamatan Salem

2. Penduduk Berdasarkan Kepercayaan (Agama)


Mayoritas penduduk Kabupaten Brebes menganut kepercayaan agama Islam yaitu
sebesar 1.723.918 jiwa. Selanjutnya secara berturut-turut dari pemeluk agama
terbanyak ke terendah jumlahnya adalah Katolik, Protestan, Hindu dan Budha. Jumlah
penduduk berdasarkan kepercayaan yang dianut dibagi per-Kecamatan pada tahun
2005 secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1.8. berikut :
Tabel 1.8.
Jumlah Penduduk Menurut Kepercayaan yang Dianut
Per Kecamatan Kabupaten Brebes Tahun 2005
Kristiani
No Kecamatan Islam Hindu Budha
Katolik Protestan
1 Salem 55.816 - 3 - -
2 Bantarkawung 91.618 14 15 - -
3 Bumiayu 101.294 108 58 - -
4 Paguyangan 91.786 97 7 - -
5 Sirampog 60.685 - 12 - -
6 Tonjong 68.506 64 - - -
7 Larangan 137.038 48 31 11 -
8 Ketanggungan 130.728 40 14 21 9
9 Banjarharjo 115.595 49 20 12 15
I - 17
Kristiani
No Kecamatan Islam Hindu Budha
Katolik Protestan
10 Losari 122.439 177 185 61 31
11 Tanjung 91.016 214 365 69 53
12 Kersana 58.776 177 111 7 -
13 Bulakamba 157.185 70 74 4 -
14 Wanasari 134.677 86 47 6 7
15 Jatibarang 79.081 302 312 52 -
16 Songgom 73.319 - 2 - -
17 Brebes 154.359 276 290 104 60
Jumlah 1.723.918 1.722 1.546 347 175
Sumber: Kabupaten Brebes Dalam Angka 2005

3. Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Struktur penduduk berdasarkan tingkat pendidikan yang dikenyam, menunjukkan
nilai/kualitas sumberdaya manusia Kabupaten Brebes di masa mendatang. Jumlah
penduduk Kabupaten Brebes berdasarkan tingkat pendidikannya secara rinci disajikan
pada Tabel 1.9. dan Diagram 1.3. berikut :
Tabel 1.9.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Di Kabupaten Brebes Tahun 2005
Tamat Tidak/ Tidak/ Belum
TAMAT Tamat Tamat Tamat Jumlah
No Kecamatan Akademi/ Belum Pernah
PT SMU SLTP SD Total
D3 Tamat SD Sekolah
1 Salem 432 406 2.499 5.322 21.977 9.744 4.483 44.863
2 Bantarkawung 434 407 3.405 7.180 32.558 19.406 8.927 72.317
3 Bumiayu 1.371 905 11.012 17.454 29.540 12.880 6.106 79.268
4 Paguyangan 519 495 4.323 8.296 26.630 20.649 9.533 70.445
5 Sirampog 356 328 3.479 9.148 15.456 9.354 5.774 43.895
6 Tonjong 542 514 4.935 9.472 18.100 13.200 6.162 52.925
7 Larangan 2.845 632 6.477 10.885 23.668 14.580 6.902 65.989
8 Ketanggungan 595 562 5.079 11.335 35.675 37.856 17.232 108.334
9 Banjarharjo 641 603 5.176 8.844 35.461 35.553 16.291 102.569
10 Losari 513 483 3.444 6.517 39.219 29.259 13.427 92.862
11 Tanjung 696 659 5.311 10.490 33.917 31.040 14.036 96.149
12 Kersana 530 501 3.882 7.226 25.187 22.927 10.536 70.789
13 Bulakamba 349 332 3.098 6.118 17.683 12.767 5.968 46.315
14 Wanasari 887 843 7.657 13.667 44.219 37.642 17.096 122.011
15 Jatibarang 2.653 2.553 18.431 14.281 32.974 27.293 12.625 110.810
16 Songgom 733 699 7.054 13.417 40.630 29.452 13.490 105.475
17 Brebes 197 192 1.908 5.492 19.330 20.076 9.110 56.305
Jumlah 14.293 11.114 97.170 165.144 492.224 383.678 177.698 1.341.321
Sumber: Kabupaten Brebes Dalam Angka 2005

I - 18
DIAGRAM JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN
KABUPATEN BREBES 2005

492224

383678 TAM AT PT
TAM AT AKADEM I/D3
TAM AT SMU
TAM AT SLTP
165144 177698 TAM AT SD
Tidak /Belum Tam at SD
97170 Tidak /Belum Pernah Sek olah

14293 11114

Diagram 1.3.
Penduduk berdasarkan tingkat pendidikan yang dimiliki pada tahun 2005 terbanyak dikenyam
hanya sebatas Sekolah Dasar (SD), 492224 jiwa. Sedangkan penduduk tamat Perguruan tinggi
hanya 14293 jiwa. Ini menunjukkan bahwa SDM (Sumber Daya Manusia) Kabupaten Brebes
tergolong rendah.

4. Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian


Struktur penduduk menurut mata pencaharian dapat menggambarkan kondisi
perekonomian penduduk dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Penduduk menurut mata
pencaharian di Kabupaten Brebes dari yang terbesar ke terkecil yaitu; petani, pedagang,
buruh bangunan, jasa-jasa, buruh industri, PNS/ABRI, Nelayan, Pengangkutan,
Pengusaha dan Pensiunan. Seperti yang terlihat pada Daigram 1.4. berikut :

Diagram 1.4
Petani sendiri
Penduduk berdasarkan mata pencaharian
Buruh tani
Nalayan
5%
1% 3% 1% Pengusaha
8% 29%
Buruh industri
6%
Buruh bangunan
Pedagang
3% Pengangkutan
1%
2%
PNS/ABRI
Pensiunan
41%
Jasa-jasa

I - 19
Penduduk Kabuapten Brebes sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani.
Penduduk, baik sebagai buruh tani maupun petani sendiri terbanyak terdapat pada
Kecamatan Larangan, sebanyak 65066 jiwa. Dominasi mata pencaharian penduduk
Kabupaten Brebes sebagai petani mencerminkan Kabupaten Brebes sebagai wilayah
agraris. Penduduk Kabupaten Brebes berdasarkan mata pencahariannya dirinci tiap
kecamatan dapat dilihat pada Tabel 1.10. berikut :

I - 20
Tabel 1.10.
Mata Pencaharian Penduduk Kabupaten Brebes 2005
Petani Buruh Buruh Buruh PNS/ Pen Jasa-
No Kecamatan Nelayan Pengusaha Pedagang Pengangkutan Jumlah
Sendiri Tani Industri Bang. ABRI siunan Jasa

1 Salem 13.763 8.161 0 163 351 1.037 2.401 290 760 181 617 27.724
2 Bantarkawung 25.389 21.360 2 1.042 1.821 3.854 3.355 952 1.154 471 3.200 62.600
3 Bumiayu 13.889 13.504 0 458 1.609 3.856 10.939 985 1.376 852 742 48.210
4 Paguyangan 12.212 20.514 74 424 1.447 2.778 2.375 436 796 229 312 41.597
5 Sirampog 11.573 15.713 0 124 1.255 3.151 2.889 279 910 162 1.354 37.410
6 Tonjong 9.604 17.391 2 669 1.914 2.743 1.836 484 890 205 3.155 38.893
7 Larangan 33.391 31.675 427 909 1.127 4.735 5.984 826 2.145 827 1.776 83.822
8 Ketanggungan 31.850 30.040 1.526 655 3.843 5.432 6.390 542 2.839 412 1.190 84.719
9 Banjarharjo 26.139 26.867 360 393 993 11.807 2.748 368 1.260 390 3.653 74.978
10 Losari 15.671 33.921 3.311 323 3.109 4.273 3.680 1.050 2.116 215 21.019 88.688
11 Tanjung 15.942 24.918 2.519 112 1.630 2.405 4.325 401 1.880 232 1.930 56.294
12 Kersana 7.379 21.362 10 597 1.511 2.146 2.408 598 655 339 1.552 38.557
13 Bulakamba 27.750 65.783 10.052 110 6.965 7.577 8.340 1.169 1.414 279 2.821 132.260
14 Wanasari 22.218 31.983 4.415 804 1.820 1.831 3.446 729 2.778 243 1.686 71.953
15 Jatibarang 9.188 15.224 32 544 2.959 2.006 9.604 728 1.669 330 507 42.791
16 Songgom 21.764 26.426 0 56 466 906 1.514 963 1.089 114 1.771 55.069
17 Brebes 18.051 31.931 2.780 1.350 3.922 6.086 10.370 1.671 12.266 1393 1.578 91.398
Jumlah 315.773 436.773 25.510 8.733 36.742 66.623 82.604 12.471 35.997 6.874 48.863 1.076.963
Sumber: Kabupaten Brebes Dalam Angka 2005

I - 21
1.4.3. Potensi Bencana Alam
Kawasan rawan bencana di Kabupaten Brebes adalah kawasan yang mempunyai potensi
rawan dalam artian bukan faktual yaitu kawasan rawan bencana:
a) Kawasan Rawan Bencana Banjir
Kawasan rawan bencana banjir seluas kurang lebih 703 ha (0,42%) dari luas wilayah
Kabupaten Brebes, yang meliputi wilayah yang sering terkena banjir meliputi kawasan
utara (Kecamatan Tanjung, Brebes, Ketanggungan, Bulakamba, Losari, Wanasari).
b) Kawasan Rawan Bencana Tanah Longsor
Kawasan rawan bencana gerakan tanah seluas kurang lebih 901 Ha (0,54%) dari luas
wilayah Kabupaten Brebes. Wilayah yang sering terkena bencana longsor adalah
wilayah yang berlereng seperti Salem, Sirampog, Paguyangan, Bumiayu, Tonjong dan
Bantarkawung.
c) Kawasan Rawan Bencana Letusan Gunung Breapi
Kawasan rawan bencana letusan gunung berapi seluas kurang lebih 1.430 Ha (0,86%)
dari luas wilayah Kabupaten Brebes. Wilayah rawan bencana gempa meliputi
Kecamatan Tonjong, Ketanggungan, dan Bantarkawung.

I - 22
1.5. Peta Kawasan Rawan Bencana Tanah Longsor

I - 23
1.4.4. Potensi Sumber Daya Alam
1.4.4.1. Kondisi Topografi
Wilayah Kabupaten Brebes tersebar dalam 17 Kecamatan, beberapa kecamatan memiliki
topografi yang sama. Diantaranya terdiri dari : 5 Kecamatan berupa daerah pesisir/ pantai, 9
Kecamatan dataran rendah dan 3 Kecamatan dataran tinggi atau pegunungan. Letak
ketinggian Kecamatan dari permukaan air laut di Kabupaten Brebes pada tahun 2005 dapat
di lihat pada Tabel 1.11. berikut :
Tabel 1.11.
Ketinggian dari Permukaan Air Laut Dirinci Tiap Kecamatan
di Kabupaten Brebes Tahun 2005
Ketinggian
No. Kecamatan
(m dpl)

1 Salem 500
2 Bantarkawung 161
3 Bumiayu 162
4 Paguyangan 342
5 Sirampog 875
6 Tonjong 175
7 Larangan 23
8 Ketanggungan 17
9 Banjarharjo 22
10 Losari 5
11 Tanjung 3
12 Kersana 11
13 Bulakamba 3
14 Wanasari 1
15 Songgom 5
16 Jatibarang 5
17 Brebes 3
Rata-rata 136,6
Sumber: Kabupaten Brebes Dalam Angka Tahun 2005

Wilayah dengan ketinggian kurang dari 25 meter dpl, menyebar di seluruh Kabupaten
Brebes, kecuali di Kecamatan Salem, Bantarkawung, Bumiayu, Paguyangan, Sirampog dan
Tojong. Luasan wilayah pada Kecamatan ini secara total adalah 65.549 Ha. Sedangkan
wilayah dengan ketinggian > 2000 meter di atas permukaan laut terdapat pada Kecamatan
Sirampog dengan luasan area 1.049 Ha.
Kabupaten brebes berdasarkan kondisi kemiringannya terbagi menjadi 4 (empat) kategori,
pada umumnya tergolong kemiringan relative datar (dominan: 0-2%, sekitar 71215 Ha atau
43,04%), sedangkan wilayah dengan kemiringan > 40% hanya sekitar 25524 Ha atau sekitar
15,37%. Untuk lebih jelasnya disajikan pada Tabel 1.12. berikut :

I - 24
Tabel 1.12.
Luas Lereng Per Kecamatan di Kabupaten Brebes Tahun 2005
Kemiringan atau Lereng (Ha)
No Kecamatan Jumlah
0-2% 2-15% 15-40% >40%
1 Salem 0 1.453 7.052 6.701 15.206
2 Bantarkawung 1.013 2.726 9.282 7.479 20.500
3 Bumiayu 1.133 2.756 3.426 54 7.369
4 Paguyangan 678 2.249 3.435 4.135 10.497
5 Sirampog 0 108 3.570 3.025 6.703
6 Tonjong 0 2.673 4.394 1.059 8.126
7 Larangan 6.412 7.319 2.516 221 16.468
8 Ketanggungan 5.073 5.619 3.051 1.164 14.907
9 Banjarharjo 5.167 5.578 1.576 1.704 14.025
10 Losari 8.943 0 0 0 8.943
11 Tanjung 6.819 0 0 0 6.819
12 Kersana 2.523 0 0 0 2.523
13 Bulakamba 10.155 0 0 0 10.155
14 Wanasari 7.226 0 0 0 7.226
15 Jatibarang 3.517 0 0 0 3.517
16 Songgom 4.623 160 120 0 4.903
17 Brebes 8.230 0 0 0 8.230
Jumlah 71.512 30.641 38.422 25.542 166.117
Keterangan: 100% = 45 derajat kemiringan
Sumber: Data Pokok Pembangunan Kabupaten Brebes

1.4.4.2. Kondisi Geologi Dan Jenis Tanah


Apabila ditinjau dari susunan batuan pembentuk, bentuk alam dan morfologinya, maka
Kabupaten Brebes termasuk di dalam bagian pegunungan Pulau Jawa. Morfologi daerah
pegunungan pada Kabupaten Brebes dibedakan menjadi:
a. Daerah bukit berlereng sedang dengan batuan gamping,
b. Daerah pegunungan berlereng curam dengan batuan lava dan
c. Dataran alluvial sebagai dataran rendah berlereng datar terletak pada daerah endapan.
Sebagian besar jenis tanah pada Kabupaten Brebes adalah Alluvial Kelabu. Tekstur tanah
Kabupaten Brebes terdiri dari fraksi liat, debu dan pasir membentuk tanah, dari ketiga tekstur
tanah tersebut dikelompokkan dalam 3 kelas, yaitu halus, sedang dan kasar. Berikut luasan
dan penyebaran jenis tanah di Kabupaten Brebes:
1. Jenis tanah alluvial kelabu bercampur dengan alluvial coklat tua tersebar hanya pada
dua kecamatan, yaitu Kecamatan Salem dan Kecamatan Bantarkawung dengan luasan
masing-masing 1.488 ha dan 1.792 ha.
2. Jenis tanah latosol tua kecoklatan dan kemerahan tersebar pada Kecamatan Salem
(6.090 ha), Bantarkawung (9.332 ha), dan Bumiayu (1.352 ha).
3. Assosiasi alluvial kelabu dan coklat kelabu tersebar hanya pada dua kecamatan, yaitu
Kecamatan Salem dan Kecamatan Bantarkawung dengan luasan masing-masing 1.488
ha dan 1.792 ha.
4. Assosiasi gromosol kelabu kekuningan dan regosol kelabu hanya berada pada
Kecamatan Salem dengan luasan 5.828 ha.
I - 25
5. Assosiasi latosol coklat kemerahan dan latosol coklat tersebar pada 4 Kecamatan,
Kecamatan Bantarkawung (3488 ha), Kecamatan Larangan (6832 ha), Kecamatan
Ketanggungan (4.740) dan Kecamatan Banjarharjo (5.536 ha).
6. Komplek latosol coklat merak kekuningan dan litosol tersebar pada Kecamatan
Bantarkawung, Bumiayu, Paguyangan, Sirampog dan Tonjong dengan luasan secara
berturut-turut 5.824 ha, 1.552 ha, 5.419ha, 380 ha, 2.714 ha.
7. Assosiasi latosol coklat dan pegosol kelabu Kecamatan Bumiayu, Paguyangan dan
Tonjong dengan luasan berturut-turut 3.457 ha, 4.023 ha, dan 3.540 ha.
8. Jenis tanah latosol tersebar pada Kecamatan Bumiayu, Paguyangan dan Tonjong
dengan luasan berturut-turut 1.008 ha, 208 ha, dan 1.424 ha.
9. Jenis tanah latosol coklat tersebar pada tersebar pada Kecamatan Paguyangan (526
ha) dan Kecamatan Sirampog (1.617 ha).
10. Assoiasi andosol coklat dan regosol coklat tersebar pada Kecamatan Kecamatan
Paguyangan (321 ha) dan Kecamatan Sirampog (1.577 ha).
11. Jenis tanah latosol coklat tua kemerahan tersebar pada Kecamatan Sirampog saja, yaitu
seluas 1.670 ha.
12. Jenis tanah alluvial kelabu merupakan jenis tanah yang penyebarannya paling luas di
Kabupaten Brebes dengan rincian; Kecamatan Larangan 8.776 ha, Kecamatan
Ketanggungan 5.524 ha, Kecamatan Banjarharjo 5.977 ha, Kecamatan Losari 4.427 ha,
Kecamatan Tanjung 1136, Kecamatan Kersana 1307 ha, Kecamatan Bulakamba 5.360
ha, Kecamatan Wanasari 1552 ha, Kecamatan Jatibarang 2585 ha, Kecamatan
Songgom 3.105 ha, dan Kecamatan Brebes 2.667 ha. Dari uraian tersebut sebarab
alluvial kelabu terluas berada pada Kecamatan Larangan.
13. Alluvial kelabu dan alluvial coklat kelabu tersebar pada Kecamatan Tonjong (448 ha),
Kecamatan Larangan (408 ha), Kecamatan Ketanggungan (994 ha) dan Kecamatan
Banjarharjo (896), Kecamatan Wanasari 3.029 ha, Kecamatan Jatibarang 932 ha,
Kecamatan Songgom 1.056 ha, dan Kecamatan Brebes 1.708 ha.
14. Gromosol kelabu tua tersebar pada Kecamatan Larangan dan Kecamatan
Ketanggungan, dengan luasan masing-masing 452 ha dan 2.550 ha.
15. Assosiasi glry humus dan alluvial kelabu tersebar pada Kecamatan Ketanggungan,
Losari, Tanjung, Kersana, Bulakamba, dan Wanasari, dengan luasan secara berturut-
turut 1.099 ha, 832 ha, 3.428 ha, 1.216 ha, 903 ha, dan 1.688 ha.
16. Andosol coklat dan andosol coklat kemerahan tersebar pada Kecamatan Banjarharjo
(1.616 ha) dan Kecamatan Losari (3.674 ha).
17. Alluvial hidromorf tersebar pada Kecamatan Tanjung, Bulakamba, dan Wanasari dengan
luasan berturut-turut 2255 ha, 3892 ha dan 957 ha.
18. Regosol kelabu hanya terdapat pada Kecamatan Songgom seluas 4.069 ha.
19. Komplek latosol merah kekuningan dan litosol tersebar pada 2 Kecamatan, Kecamatan
Sirampog (1.459 ha) dan Kecamatan Brebes (528 ha).

I - 26
1.6. Peta Kemiringan Lereng

I - 27
1.7. Peta Struktur Geologi

I - 28
1.8. Peta Jenis Tanah

I - 29
1.4.4.3. Kondisi Hidrologi
Berdasarkan data curah hujan Kabupaten Brebes 2005 di atas, Kabupaten Brebes
merupakan kawasan dengan curah hujan yang tinggi. Dengan curah hujan tinggi itu,
menjadikan Kabupaten Brebes kaya akan sumber daya air yang sekalikgus menjadi
ancaman, berupa banjir longsor dan bencana lainnya apabila Daerah Aliran Sungai (DAS
hulu) tidak memiliki daya resap/tampung air yang tinggi. DAS pada Kabupaten Brebes dibagi
menjadi 3 bagian. Jelasnya pada Tabel 1.13. berikut :
Tabel 1.13.
Pengelompokan Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Brebes
No Nama DAS Nama Sub DAS Kecamatan
1. Kabuyan 1. Kabuyatan Hulu 1. Banjarharjo
1. Banjarharjo
2. Kersana
2. Kabuyatan Hilir
3. Tanjung
4. Ketanggungan
1. Ketanggungan
2. Tanjung
3. Babakan
3. Bulakamba
4. Kersana
1. Ketanggungan
4. Kluwut 2. Bulakamba
3. Larangan
1. Larangan
5. Pakijangan
2. Bulakamba
1. Banjarharjo
6. Tanjung 2. Kersana
3. Tanjung
2. Pemali 1. Salem
1. Cigunung
2. Bantarkawung
1. Bantarkawung
2. Pemali 2. Bumiayu
3. Paguyangan
1. Paguyangan
3. Keruh 2. Sirampog
3. Bumiayu
1. Tonjong
4. Glagah
2. Sirampog
1. Tonjong
1. Ketanggungan
2. Larangan
5. Kumisik 1. Songgom
2. Jatibarang
3. Wanasari
4. Brebes
3. Gangsa 1. Brebes
1. Gangsa
2. Jatibarang
Sumber : Kabupaten Brebes Dalam Angka, Tahun 2005

1.4.4.4. Sumber Daya Mineral


Sumberdaya mineral yang terdapat di Kabupaten Brebes adalah sumber daya mineral yang
tergolong bahan galian golongan C. Inventarisasi sumberdaya mineral bahab galian
golongan C dibedakan menurut cadangan tereka, eksploitasi dan cadangan terindikasi.

I - 30
a. Berdasarkan cadangan tereka, sumber daya mineral bahan galian golongan C di
Kabupaten Brebes di bedakan menjadi 8 jenis, yaitu pasir sungai, trass, batu pasir,
andesit, lempung gerabah, bentonit, gipsum dan batu gamping.
b. Berdasarkan cadangan eksploitasi, sumber daya mineral bahan galian golongan C di
Kabupaten Brebes dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu pasir sungai, andesit dan lempung
grabah.
c. Berdasarkan cadangan terindikasi, sumber daya mineral bahan galian golongan C di
Kabupaten Brebes yaitu batu gamping (batu kapur), terdapat di Desa Songgom
Kecamatan Songgom.

1.4.4.4. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kabupaten Brebes secara umum terdiri dari 63.471 Ha lahan sawah
dan 102.646 lahan bukan sawah.untuk lebih jelasnya, terlihat pada Tabel 1.14. berikut :
Tabel 1.14.
Luas Tanah Menurut Jenisnya di Kabupaten Brebes Keadaan Tahun 2005
Luas
Luas Luas Persentase
Prosentase Bukan Persentase
No Kecamatan Sawah Daerah Luas
(%) Sawah (%)
(Ha) (Ha) Daerah (%)
(Ha)

1 Salem 2.628 4.14% 12.581 12.26% 15.209 9,16%

2 Bantarkawung 3.331 5.25% 17.169 16.73% 20.500 12,34%

3 Bumiayu 2.890 4.55% 4.479 4.36% 7.369 4,44%


4 Paguyangan 2.656 4.18% 7.838 7.64% 10.494 6,32%
5 Sirampog 1.772 2.79% 4.931 4.80% 6.703 4,04%

6 Tonjong 2.203 3.47% 5.923 5.77% 8.126 4,89%

7 Larangan 5.810 9.15% 10.658 10.38% 16.468 9,91%

8 Ketanggungan 6.036 9.51% 8.871 8.64% 14.907 8,97%


9 Banjarharjo 4.989 7.86% 9.036 8.80% 14.025 8,44%
10 Losari 3.574 5.63% 5.369 5.23% 8.943 5,38%

11 Tanjung 4.332 6.83% 2.487 2.42% 6.819 4,10%

12 Kersana 1.838 2.90% 685 0.67% 2.523 1,52%


13 Bulakamba 7.423 11.70% 2.732 2.66% 10.155 6,11%

14 Wanasari 4.336 6.83% 2.890 2.82% 7.226 4,35%

15 Jatibarang 3.679 5.80% 1.224 1.19% 4.903 3,05%


16 Songgom 2.680 4.22% 837 0.82% 3.517 2,02%

17 Brebes 3.294 5.19% 4.936 4.81% 8.230 4,95%


Jumlah 63471 100.00% 102.646 100.00% 166.117 100.00%
Sumber : Kabupaten Brebes Dalam Angka Tahun 2005

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa kecamatan yang memiliki luas wilayah yang
paling besar yaitu kecamatan Bantarkawung, dengan luas sebesar 20.500 Ha, dengan
spesifikasi memiliki luas lahan sawah 3.331 Ha atau sekitar 5.25% dari luas total lahan
sawah di kabupaten Brebes, dan luas lahan bukan sawah sebesar 17.169 Ha atau sekitar
I - 31
16,73% dari total lahan bukan sawah di kabupaten Brebes. Dari persentase diatas, diketahui
bahwa kecamatan Bantarkawung memiliki aktivitas pertanian yang rendah dan pemanfaatan
lahannya cenderung ke non sawah. Selain itu, diketahui bahwa kecamatan yang memiliki
luas lahan sawah paling besar yaitu kecamatan Bulakamba yaitu sebesar 7.423 Ha atau
sebesar 11,70 % dari total lahan sawah di kabupaten Brebes, sedangkan yang memiliki luas
lahan sawah yang paling kecil yaitu kecamatan Sirampog sebesar 1.772 Ha atau 2,79%.
Penggunaan lahan di Kabupaten Brebes meliputi irigasi teknis (30.997 Ha), setengah teknis
(10.336 Ha), irigasi sederhana/irigasi desa/non PU (7.789 Ha), dan tadah hujan (14.349 Ha).
Penggunaan lahan sawah di Kabupaten Brebes meliputi lahan irigasi teknis (18.313 Ha), ½
teknis (8.969 Ha), irigasi sederhana (7.097 Ha), irigasi desa/non PU (1.767 Ha), tadah hujan
(22.282 Ha) dan polder dan lainnya (321 Ha).
Disamping penggunaan lahan sawah, penggunaan lahan di Kabupaten Brebes yang lain
meliputi pekarangan, tegal/kebun, tambak/kolam/rawa, hutan rakyat/tanaman kayu, hutan
negara, perkebunan negara/swasta dan penggunaan lain.
Selengkapnya mengenai penggunaan lahan di Kabupaten Brebes dapat dilihat pada Tabel
1.15. di bawah ini.
Tabel 1.15.
Penggunaan Lahan Sawah di Kabupaten Brebes
Dirinci Tiap Kecamatan Tahun 2005
Sederhana / Tadah
Teknis 1/2 Teknis Jumlah
No. Kecamatan Desa / Non PU Hujan
(Ha) (Ha) (Ha)
(Ha) (Ha)
1 Salem 651 0 1.511 466 2.628
2 Bantarkawung 536 0 1.150 1.645 3.331
3 Bumiayu 1.038 975 588 289 2.890
4 Paguyangan 348 1.260 672 376 2.656
5 Sirampog 1.311 451 10 0 1.772
6 Tonjong 435 1.023 572 173 2.203
7 Larangan 3.912 201 278 1.419 5.810
8 Ketangungan 1.816 1.356 438 2.426 6.036
9 Banjarharjo 2.257 775 323 1.634 4.989
10 Losari 2.003 940 260 371 3.574
11 Tanjung 853 343 579 2.557 4.332
12 Kersana 626 502 485 225 1.838
13 Bulakamba 6.081 176 409 757 7.423
14 Wanasari 2.516 780 67 973 4.336
15 Songgom 2.193 832 152 502 3.679
16 Jatibarang 1.848 403 118 311 2.680
17 Brebes 2.573 319 177 225 3.294
Jumlah 30.997 10.336 7.789 14.349 63.471
Sumber : Kabupaten Brebes Dalam Angka Tahun 2005

I - 32
Diagram 1.5.
Prosentase Penggunaan Lahan Sawah di Kabupaten Brebes Tahun 2005
Persentase Penggunaan Lahan Sawah Kabupaten Brebes Tahun 2005

23%

49%

12%
16%
Teknis Setengah teknis

pengairan sederhana/desa/non PU Tadah hujan, pasang surut

I - 33
Tabel 1.16.
Penggunaan Lahan di Kabupaten Brebes Tahun 2005
Tambak /
Hutan Rakyat / Hutan Perkebunan
Pekarangan Tegal/ Kolam / Penggunaan Lain Jumlah
No. Kecamatan Tanaman kayu Negara Negara / Swasta
(Ha) Kebun (Ha) Rawa (Ha) (Ha)
(Ha) (Ha) (Ha)
(Ha)
1 Salem 454 1.500 2 2.089 8.431 0 105 12.581
2 Bantarkawung 678 3.693 2 559 11.781 0 456 17.169
3 Bumiayu 1.129 1.389 0 0 1.299 422 240 4.479
4 Paguyangan 1.240 2.128 0 0 3.850 607 13 7.838
5 Sirampog 600 920 0 164 3.087 104 56 4.931
6 Tonjong 810 2.005 0 525 2.327 0 256 5.923
7 Larangan 1.281 1.628 0 10 7.106 0 633 10.658
8 Ketangungan 1.816 1.976 0 706 4.167 0 206 8.871
9 Banjarharjo 1.102 1.826 3 0 5.754 0 351 9.036
10 Losari 2.627 350 1.730 0 206 0 456 5.369
11 Tanjung 798 187 1.156 0 0 0 346 2.487
12 Kersana 544 9 0 0 0 20 112 685
13 Bulakamba 1.254 0 1.187 0 0 31 260 2.732
14 Wanasari 1.484 117 972 20 443 0 297 3.333
15 Songgom 535 110 0 0 612 0 136 1.393
16 Jatibarang 704 1 0 0 0 0 135 840
17 Brebes 2.010 0 2.594 0 0 0 332 4.936
Jumlah Total 19.066 17.839 7.646 4.073 49.063 1.184 4.390 103.261
Persentase 18,46% 17,28% 7,40% 3,94% 47,51% 1,15% 4,25% 100%
Sumber : Kabupaten Brebes dalam Angka Tahun 2005

I - 34
Diagram 1.6.
Prosentase Penggunaan Lahan Non Sawah di Kabupaten Brebes
Penggunaan Lahan Non Sawah di Kabupaten Brebes

1% 4%
18%
pekarangan/bangunan
tegalan/kebun
tambak/kolam/raw a
hutan rakyat/tanaman kayu

17% hutan negara


49% perkebunan negara/sw asta
lain-lain
7%
4%

Secara keseluruhan kecenderungan penggunaan lahan non-sawah di kabupaten yang


terbesar yaitu berupa hutan negara (49%), pekarangan/bangunan (18%), tegalan/kebun
(17%), tambak/kolam/rawa (7%), penggunaan lain (4%), hutan rakyat/tanaman kayu (4%),
dan perkebunan negara/swasta (1%). Kecamatan Bantarkawung memiliki luas lahan paling
luas dibanding dengan kecamatan-kecamatan lainnya di kabupaten Brebes dengan luas
wilayah 20.500 Ha dengan spesifikasi lahan sawah (3.331 Ha), pekarangan (678 Ha),
tegal/kebun (3.693 Ha), tambak/kolam/rawa (2 Ha), hutan rakyat/tanaman kayu (559 Ha),
hutan negara (11.781 Ha), penggunaan lain (456 Ha). Sedangkan kecamatan yang memiliki
luas wilayah paling kecil yaitu kecamatan Kersana dengan luas 2.523 Ha, dengan
pambagian lahan sawah 1.838 Ha, pekarangan 544 Ha, tegal/kebun 9 Ha, perkebunan
negara/swasta 20 Ha, penggunaan lain 112 Ha.
Diagram 1.7.
Persentase Penggunaan Lahan di Kabupaten Brebes
Pers entas e Penggunaan Lahan Sawah dan Non Sawah

Lahan Sawah
1%3%
pekarangan/bangunan

29% tegalan/kebun
38%
tambak/kolam/rawa
hutan rakyat/tanaman kayu
hutan negara
perkebunan negara/swasta
2%
5% lain-lain
11% 11%

Secara keseluruhan, penggunaan lahan di kabupaten Brebes yaitu lahan sawah (38%),
hutan daerah (29%), pekarangan/bangunan (11%), tegalan/kebun (11%),
tambak/kolam/rawa (5%), penggunaan lain (3%), hutan rakyat/tanaman kayu (2%),
perkebunan negara/swasta (1%).

I - 35
1.9. Peta Tutupan Lahan

I - 36
1.10. Peta Sumber Daya Hutan

I - 37
1.4.5. Potensi Ekonomi Wilayah
1.4.5.1. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
PDRB Kabupaten Brebes dilihat berdasarkan harga berlaku, selalu mengalami pertumbuhan
yang positif, namun pertimbangan atas harga berlaku ini sebenarnya hanya merupakan
pencerminan pertambahan angka bukan merupakan pertambahan nilai (jadi bukan
merupakan indikator peningkatan kesejahteran masyarakat). Sedangkan berdasarkan
kontribusi sektoral, sektor yang memberikan kontribusi terbesar berdasarkan harga berlaku
adalah pertanian (55,5%).
Jumlah PDRB 9 sektor berdasarkan harga berlaku pada tahun 2005 adalah 7269010248,40.
Sektor yang memberikan kontribusi terbesar adalah sektor pertanian (56%) sedangkan yang
terkecil adalah sektor listrik, gas dan air bersih (1%). Untuk lebih jelasnya kondisi PDRB
Kabupaten Brebes atas dasar harga berlaku tahun 2002-2005 dapat dilihat pada tabel
berikut:

I - 38
Tabel 1.17.
Nilai PDRB Kabupaten Brebes Menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2002- 2005
No. Lapangan Usaha 2001 2002 2003 2004 2005
1 Pertanian 2.010.930.364,37 2.325.508.169,52 3.083.226.498,43 3.312.370.215,21 4.037.144.750,96
2 Pertambangan dan Penggalian 41.270.718,99 47.473.661,77 57.958.490,22 68.926.422,89 88.537.587,98
3 Industri Pengolahan 397.455.242,27 465.231.850,28 506.765.432,99 611.576.646,34 736.324.695,21
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 29.210.313,83 35.561.968,51 47.443.182,67 53.959.713,66 62.462.885,20
5 Bangunan 68.275.232,35 86.533.342,20 95.459.224,54 115.138.397,44 145.416.411,22
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 851.795.438,95 988.156.249,48 1.096.932.006,62 1.258.834.692,30 1.543.279.166,53
7 Pengangkutan dan Komunikasi 48.470.590,57 59.020.312,09 75.376.738,74 85.849.239,98 121.365.909,52
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 144.278.274,58 169.766.508,00 181.111.743,19 211.030.544,12 240.534.440,66
9 Jasa-Jasa 167.749.301,00 194.037.281,28 208.749.923,07 241.551.271,75 293.944.401,12
PDRB Kabupaten Brebes 3.759.435.476,91 4.371.289.343,13 5.353.023.240,47 5.959.237.143,69 7.269.010.248,40
Sumber : Kabupaten Brebes dalam angka tahun 2005

Diagram 1.8.
PDRB Kabupaten Brebes Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2005
Pertanian
PDRB Kabupaten Brebes Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 2005 Pertambangan dan
Penggalian
Industri Pengolahan
2%3% 4%
Listrik, Gas dan Air
21% Bersih
Bangunan

56% Perdagangan, Hotel dan


2%
1% Restoran
10% Pengangkutan dan
1% Komunikasi
Keuangan, Persew aan
dan Jasa Perusahaan
Jasa-Jasa

I - 39
Tabel 1.18.
Pertumbuhan PDRB Kabupaten Brebes Menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2002- 2005
2001-2002 2002-2003 2003-2004 2004-2005
No. Lapangan Usaha
(%) (%) (%) (%)
1 Pertanian 15,64 32,58 7,43 21,88
2 Pertambangan dan Penggalian 15,03 22,09 18,92 28,45
3 Industri Pengolahan 17,05 8,93 20,68 20,40
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 21,74 33,41 13,74 15,76
5 Bangunan 26,74 10,31 20,62 26,30
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 16,01 11,01 14,76 22,60
7 Pengangkutan dan Komunikasi 21,77 27,71 13,89 41,37
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 17,67 6,68 16,52 13,98
9 Jasa-Jasa 15,67 7,58 15,71 21,69
PDRB Kabupaten Brebes 18,59 17,81 15,81 23,60
Sumber : Kabupaten Brebes dalam angka tahun 2005
Diagram 1.9.
Pertumbuhan PDRB Brebes Atas Dasar Harga Berlaku (%)
25
23,6
18,59 17,81
20

15
15,81

10

02 03 04 05
20 20 20 20
01- 02- 03- 04-
20 20 20 20

Pertumbuhan PDRB tertinggi di Kabupaten Brebes terjadi pada periode 2004-2005, sebesar
23.60%. sedangkan pertumbuhan pada periode 2003-2004 hanya sebesar 15.81%.

1.4.5.2. PDRB Atas Dasar Harga Konstan


Berdasarkan tabel di bawah, jumlah PDRB Kabupaten Brebes tahun 2001 – 2005 atas dasar
harga konstan selalu mengalami perubahan yang positif. Sektor yang memberikan kontribusi
terbesar adalah sektor pertanian (57%), yaitu sebesar Rp. 2.445.412.486,00. ditahun
terakhir, Sektor yang memiliki pertumbuhan terbesar adalah Pertambangan dan Penggalian,
sebesar (14,40%). Sedangkan sektor yang memiliki kontribusi terkecil adalah sektor listrik,
gas dan air bersih (1%).
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Brebes pada tahun 2004 menurut PDRB atas dasar harga
konstan adalah sebesar 4.80 % dan meningkat menjadi 4.82 % pada tahun 2005. Meskipun
pertumbuhan ekonomi tidak begitu besar, namun pertumbuhan ekonomi ini mampu memicu
pertumbuhan ditahun berikutnya.

I - 40
Tabel 1.19.
PDRB Kabupaten Brebes Menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Kostan Tahun 2001 – 2005
No. Lapangan Usaha 2001 2002 2003 2004 2005
1 Pertanian 760.140.951,90 798.211.419,89 2.268.911.434,99 2.361.301.804,52 2.445.412.486,00
2 Pertambangan dan Penggalian 20.296.309,20 21.495.719,18 42.300.997,56 45.631.635,45 52.204.405,55
3 Industri Pengolahan 147.662.441,22 151.954.194,49 378.552.090,26 403.421.382,06 440.160.169,97
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 16.619.729,57 17.362.433,67 31.567.398,37 34.339.670,47 36.337.842,82
5 Bangunan 28.370.652,44 30.503.573,48 70.288.265,01 76.618.608,59 81.956.575,91
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 320.874.894,46 336.926.693,57 807.400.136,01 848.279.249,22 890.368.955,56
7 Pengangkutan dan Komunikasi 22.525.988,64 22.851.943,98 48.920.273,95 51.772.721,28 52.812.307,44
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 53.519.753,30 55.402.362,11 126.626.871,51 133.477.048,11 140.651.903,27
9 Jasa-Jasa 77.833.191,69 83.452.790,15 155.933.661,03 164.603.799,28 178.314.258,70
PDRB Kabupaten Brebes 1.447.843.912,42 1.518.161.130,52 3.930.501.128,69 4.119.445.918,98 4.318.218.905,22
Sumber : Kabupaten Brebes dalam angka tahun 2005

Diagram 1.10.
PDRB Kabupaten Brebes Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2005
Pertanian
PDRB Kabupaten Brebes Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2005 Pertambangan dan
Penggalian
4% Industri Pengolahan
1% 3%

21% Listrik, Gas dan Air


Bersih
Bangunan

57% Perdagangan, Hotel dan


2%
1% Restoran
10% Pengangkutan dan
1% Komunikasi
Keuangan, Persew aan
dan Jasa Perusahaan
Jasa-Jasa

I - 41
Tabel 1.20.
Pertumbuhan PDRB Kabupaten Brebes Menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2001- 2005
2001-2002 2002-2003 2003-2004 2004-2005
No. Lapangan Usaha
(%) (%) (%) (%)
1 Pertanian 5,01 184,25 4,07 3,56
2 Pertambangan dan Penggalian 5,91 96,79 7,87 14,40
3 Industri Pengolahan 2,91 149,12 6,57 9,11
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 4,47 81,81 8,78 5,82
5 Bangunan 7,52 130,43 9,01 6,97
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 5,00 139,64 5,06 4,96
7 Pengangkutan dan Komunikasi 1,45 114,07 5,83 2,01
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 3,52 128,56 5,41 5,38
9 Jasa-Jasa 7,22 86,85 5,56 8,33
PDRB Kabupaten Brebes 4,78 123,50 6,46 6,73
Sumber : Kabupaten Brebes dalam angka tahun 2005

Diagram 1.11.
Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Brebes
140
123,5
120
100

80

60

40
6,46
20
4,78 6,73
0
2

5
00

00

00

00
-2

-2

-2

-2
01

02

03

04
20

20

20

20

Pertumbuhan PDRB berdasarkan harga konstan di Kabupaten Brebes terbesar terjadi pada
periode 2002-2003, yaitu sebesar 123.5%. Hal ini menunjukkan semua sektor lapangan
usaha memberikan sumbangan besar pada PDRB Kabupaten Brebes.

1.5. ISSUE STRATEGIS PENATAAN RUANG KABUPATEN BREBES


1.5.1. Issue Regional
Issue penataan ruang wilayah Kabupaten Brebes terkait dengan kedudukannya dalam
sistem regional adalah :
a. Mengotimalkan peranan Kabupaten Brebes sebagai pintu gerbang Provinsi Jawa
Tengah Bagian Barat. Implementasi peran ini dapat diwujudkan melalui pengembangan
outlet-outlet produk lokal Kabupaten Brebes yang notabene merupakan produkm khas
Jawa Tengah.

I - 42
b. Meningkatkan peranan Kabupaten Brebes sebagai penghasil pertanian (dalam arti luas)
melalui pengembangan sistem distrbusi yang memanfaatkan peranan Jalan Arteri
Primer Pantura dan Kolektor Primer.
c. Mensinkronkan pembangunan kawasan perbatasan melalui peningkatan koordinasi
lintas provinsi dan lintas kabupaten.
d. Pembagunan Jalan Tol Kanci-Semarang yang melewati wilayah Kabupaten Brebes,
diperkirakan akan berdampak pada perubahan pemanfaatan ruang sepanjang koridor
jalan tol dan pengurangan volume lalu lintas Jalan Arteri Primer Pantura. Perubahan
pemanfaatan ruang sepanjang koridor jalan tol ini tentunya akan semakin mengurangi
luas lahan pertanian. Sementara itu, berkurang volume lalu lintas Jalan Arteri Primer
Pantura akan mempengaruhi eksistensi fungsi-fungsi pendukung pergerakan lintas
regional, seperti; bengkel, penginapan, peristirahatan sopir & angkutan barang, dan
outlet-outlet pemasaran produk lokal.
e. Peningkatan kualitas DAS (daerah aliran sungai) untuk mengurangi bahaya banjir di
Kabupaten Brebes, melalui peningkatan kerjasama peningkatan kualitas DAS dengan
daerah sekitar.

1.5.2. Issue Lokal


Issue penataan ruang dalam internal wilayah Kabupaten Brebes adalah :
a. Terdapat ketimpangan perkembangan antara wilayah Kabupaten Brebes bagian utara
dengan wilayah bagian selatan.
b. Beberapa desa di wilayah Kabupaten Brebes bagian selatan khususnya di kecamatan
Banjarharjo, Ketanggungan, Salem, Bantarkawung, Paguyangan, dan Sirampog
membutuhkan peningkatan akses melalui pembangunan jaringan jalan.
c. Penurunan kualitas alam daratan akibat perkembangan kegiatan budidaya dan semakin
berkurangnya kualitas kawasan lindung.
d. Penurunan kualitas kawasan pesisir akibat proses pengembangan kegiatan budidaya
yang kurang memperhatikan karakter alam pesisir
e. Mewujudkan sistem prasarana wilayah yang menghubungkan wilayah satu dengan
lainnya dalam rangka mendorong pertumbuhan wilayah yang adil.
f. Meningkatkan keterkaitan ekonomi kawasan perdesaan sebagai kawasan produksi dan
kawasan perkotaan sebagai simpul distribusi dan pemasaran.

1.6. SISTEMATIKA PEMBAHASAN


Sistematika pembahasan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Brebes,
adalah sebagai berikut :
Bab 1 : Pendahuluan
Bab ini berisikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, dasar hukum, profil
wilayah Kabupaten Brebes yang meliputi gambaran umum wilayah,

I - 43
kependudukan dan sumber daya manusia, potensi bencana alam, potensi
sumber daya alam dan potensi ekonomi wilayah, issue strategis penataan ruang
Kabupaten Brebes, dan sistematika pembahasan.
Bab 2 : Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Brebes
Bab ini berisikan tentang tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah
Kabupaten Brebes.
Bab 3 : Rencana Struktur Ruang Kabupaten Brebes
Bab ini berisikan tentang rencana sistem pusat pelayanan yang meliputi rencana
penetapan satuan wilayah pembangunan, rencana sistem pusat perkotaan, dan
rencana sistem perdesaan; rencana pertumbuhan dan distribusi penduduk;
rencana sistem sarana; dan rencana sistem prasarana. Pada bab ini juga
memuat rencana struktur ruang yang ditetapkan dalam RTRW Nasional dan
RTRW Propinsi Jawa Tengah yang terkait dengan wilayah Kabupaten Brebes.
Bab 4 : Rencana Pola Ruang Kabupaten Brebes Tahun 2010 – 2030
Bab ini berisikan tentang rencana pola ruang Kabupaten Brebes baik yang
bersifat kawasan lindung maupun kawasan budidaya.
Bab 5 : Rencana Kawasan Strategis
Bab ini berisikan tentang penetapan kawasan strategis meliputi kawasan
strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, kawasan strategis dari
sudut pendayagunaan sumber daya alam dan atau teknologi tinggi, kawasan
strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
Bab 6 : Arahan Pemanfaatan Ruang Kabupaten Brebes
Bab ini berisikan tentang arahan struktur ruang, arahan pola ruang, dan arahan
perwujudan kawasan strategis.
Bab 7 : Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten Brebes
Bab ini berisikan tentang pengendalian pemanfaatan ruang melalui peraturan
zonasi; perizinan, insentif dan disinsentif; arahan sanksi; pengawasan
pemanfaatan ruang.
Bab 8 : Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Brebes
Bab ini berisikan tentang kategori masyarakat (stakeholder), peran stakeholder,
dan mekanisme paeran serta masyarakat.

I - 44

Anda mungkin juga menyukai