PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP DESTINASI
PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP DESTINASI
Abstract
The purpose of this study was to determine the perception of tourists
visiting the Kroya Waterfall tourist destination in terms of the dimensions of
attraction, accessibility, facilities or amenities, and ancillary service. This research
was conducted at Kroya Waterfall, Sambangan Village, Buleleng Regency, Bali
Province. The type of study used in this research is quantitative data.
Quantitative data in this study is the tourists' perception of the existence of the
Kroya Waterfall tourist attraction, Sambangan. Sources of data used in this study
is primary data. The instrument of this research is a questionnaire to obtain data
on tourist perceptions of the existence of the Kroya Waterfall tourist attraction.
In this study, questionnaires were distributed to 20 tourists who had visited the
tourist attraction. This questionnaire uses a Likert scale consisting of 5 (five)
answer choices to respondents, namely the first very bad (1), the second bad (2),
the third average (3), the fourth good (4), and the fifth very good (5 ). The results
of the assessment research can be said that in terms of accessibility, and amnety
get a good score for tourists, for the ancillary service and attractions get a very
good score.
Keywords: Tourism Objects, Perceptions, Tourists
A. PENDAHULUAN
Pariwisata merupakan serangkaian aktivitas yang berupa aktivitas
perpindahan orang untuk sementara waktu ke suatu tujuan di luar tempat
tinggal maupun tempat kerjanya, aktivitas yang dilakukannya selama tinggal di
tempat tujuan tersebut dan kemudahan-kemudahan yang disediakan untuk
183
Persepsi Wisatawan Terhadap Destinasi…(Putu Mita Harini, 183-190)
184
Persepsi Wisatawan Terhadap Destinasi…(Putu Mita Harini, 183-190)
(attraction), seperti alam yang menarik, kebudayaan daerah yang menawan dan
seni pertunjukan; (2) Aksesibitas (accessibilities) seperti transportasi lokal dan
adanya terminal; (3) Amenitas atau fasilitas (amenities) seperti tersedianya
akomodasi, rumah makan, dan agen perjalanan; (4) Ancillary services yaitu
organisasi kepariwisataan yang dibutuhkan untuk pelayanan wisata.
Objek Wisata Air Terjun Kroya merupakan air terjun yang memiliki tinggi
35 m dengan sebuah kolam alami yang luas berkedalaman 4 m tepat di
bawahnya. Lokasi air terjun Kroya berada di desa Sambangan, Kec. Sukasada
Kabupaten Buleleng. Jarak dari kota Denpasar sekitar 80 km menuju jalan ke
arah Danau Beratan Bedugul, melintasi puncak Wanagiri dan air terjun Gitgit,
sekitar 8 km sebelum kota Singaraja. Dari lokasi parkir, perjalanan dilanjutkan
dengan berjalan kaki menapaki jalan setapak. Hijaunya alam dan sejuknya udara
tak menjadikan jalan kaki ini menjadi perjalanan yang melelahkan. Yang ada
hanya rasa takjub akan keindahan yang terpampang jelas di depan mata. Air
terjun Kroya menyuguhkan keindahan alam yang cukup berbeda dengan air
terjun lainya di Sambangan, walaupun tingginya hanya sekitar 12 meter daya
tarik air terjun kroya ini cukup spesial, selain bisa untuk mandi atau berenang
pengunjung juga bisa bermain perosotan atau sliding, sensasi perosotan di alam
bebas ini menyatu dengan alam masih asri, belum terjamah dan masih sepi
pengunjung, bisa menjadi pilihan wisata selain pantai yang sanggup
memberikan ketenangan. Di tempat air terjun ini dilengkapi dengan fasilitas
warung makan, toilet dan parkiran.
Pada umumnya wisatawan melakukan kegiatan wisata untuk
mneginginkan kepuasan dan menikmati perjalanan tersebut. Disamping itu
wisatawan juga ingin dilayani dengan baik. Namun tidak semua wisatawan
mendapatkan apa yang diinginkan di serah destinasi wisata. Robbins (2003:97)
mendeskripsikan “Persepsi merupakan kesan yang diperoleh individu melalui
panca indera kemudian analisa (diorganisir), diinterpretasi dan dievaluasi,
sehingga individu tersebut memperoleh makna”.
185
Persepsi Wisatawan Terhadap Destinasi…(Putu Mita Harini, 183-190)
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Air terjun kroya, Desa Sambangan, kabupaten
Buleleng, Provinsi Bali. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Data
kuantitatif dalam penelitian ini yakni persepsi wisatawan terhadap keberadaan
objek wisata Air Terjun Kroya, Sambangan. Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer. Data primer dalam penelitian ini yaitu hasil
kuisioner yang diisi oleh wisatawan yang pernah berkunjung ke Air terjun kroya.
Instrumen penelitian ini berupa kuisioner untuk memperoleh data
mengenai persepsi wisatawan terhadap keberadaan objek wisata Air terjun
kroya. Dalam penelitian ini kuesioner dibagikan kepada 20 orang wisatawan
yang pernah berkunjung ke objek wisata Air terjun kroya. Kuesioner ini
menggunakan skala likert yang terdiri dari 5 (lima) pilihan jawaban kepada
responden, yaitu pertama Sangat buruk (1), kedua Buruk (2), ketiga Biasa saja
(3), keempat Baik (4), dan kelima Sangat baik (5).
186
Persepsi Wisatawan Terhadap Destinasi…(Putu Mita Harini, 183-190)
187
Persepsi Wisatawan Terhadap Destinasi…(Putu Mita Harini, 183-190)
2. Pembahasan
Persepsi wisatawan tentang destinasi wisata Air Terjun Kroya pada
kategori baik. Meningkatkan kualitas destinasi wisata di suatu objek wisata
maka akan meningkatkan jumlah wisatawan yang datang, dan hal ini
memberikan efek yang positif bagi penerimaan devisa Negara, penciptaan
lapangan kerja, memperluas usaha di sektor fomal, pendapatan pajak,
pendapatan masyarakat, pemerataan pembangunan baik secara struktural,
spasial, dan sektoral.
Berikut persepsi wisatawan tentang destinasi wisata ditinjau dari
indikator atraksi, aksesibilitas, amenitas, dan ancillary service.
a. Atraksi
Persepsi wisatawan tentang destinasi wisata ditinjau dari indikator
atraksi berada pada kategori sangat baik. Sesuai teori soekadjo (2000: 95)
“atraksi wisata yang baik adalah atraksi yang dapat mendatangkan
wisatawan sebanyak-banyaknya, menahan mereka ditempat atraksi dalam
waktu yang cukup lama dan memberikan kepuasan kepada wisatawan yang
188
Persepsi Wisatawan Terhadap Destinasi…(Putu Mita Harini, 183-190)
SIMPULAN
Secara keseluruhan persepsi wisatawan tentang wisata Air Terjun Kroya
di Desa Sambangan berdasarkan indikator dapat dilihat sebagai berikut:
Aksesilbilitas dan Amenitas rata-rata wisatawan menyatakan baik, Atraksi
Wisata dan Ancillary Service rata-rata wisatawan menyatakan sangat baik.
189
Persepsi Wisatawan Terhadap Destinasi…(Putu Mita Harini, 183-190)
SARAN
Perbekel Desa Sambangan disarankan untuk memperbaiki destinasi
wisata Air Terjun Kroya dalam hal Aksesibilitas, Amenitas, Atraksi Wisata dan
Ancillary Service. Masyarakat disarankan untuk dapat bekerja sama dengan
pemerintah dalam pengelolaan dan pengembangan destinasi wisata Air Terjun
Kroya.
Kepada peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lebih jauh dalam
bidang destinasi wisata. Agar lebih mendalami aspek-aspek lain, seperti
pengembangan atraksi wisata, pengelolaan sumber daya manusia, dan
pengelolaan amenitas, sehingga akan menghasilkan penelitian yang benar
bermutu dan bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Robins. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfabeta
Muljadi, A.J. 2009. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta. PT. Raja Grafindo
Persada.
Soekadijo, R.G. 2000. Anatomi Pariwisata. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.
Suwantoro, Gamal. 1992. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset.
Cooper, John Fketcher, David Gilbert and Stephen Wanhill. (1995). Tourism,
Principles and Practice. London:Logman.
Sugiama, A Gima. 2011. Ecotourism : Pengembangan Pariwisata berbasis konservasi
alam. Bandung : Guardaya Intimarta.
Sutana, I. G., & Paramita, I. B. (2021). Konsep pembangunan Pariwisata Milenial di
Kabupaten Buleleng. Genta Hredaya, 2015-2013.
190