Anda di halaman 1dari 8

PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP DESTINASI

WISATA AIR TERJUN KROYA


Komang Mita Harini
mithaharini08@gmail.com
STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja

Abstract
The purpose of this study was to determine the perception of tourists
visiting the Kroya Waterfall tourist destination in terms of the dimensions of
attraction, accessibility, facilities or amenities, and ancillary service. This research
was conducted at Kroya Waterfall, Sambangan Village, Buleleng Regency, Bali
Province. The type of study used in this research is quantitative data.
Quantitative data in this study is the tourists' perception of the existence of the
Kroya Waterfall tourist attraction, Sambangan. Sources of data used in this study
is primary data. The instrument of this research is a questionnaire to obtain data
on tourist perceptions of the existence of the Kroya Waterfall tourist attraction.
In this study, questionnaires were distributed to 20 tourists who had visited the
tourist attraction. This questionnaire uses a Likert scale consisting of 5 (five)
answer choices to respondents, namely the first very bad (1), the second bad (2),
the third average (3), the fourth good (4), and the fifth very good (5 ). The results
of the assessment research can be said that in terms of accessibility, and amnety
get a good score for tourists, for the ancillary service and attractions get a very
good score.
Keywords: Tourism Objects, Perceptions, Tourists

A. PENDAHULUAN
Pariwisata merupakan serangkaian aktivitas yang berupa aktivitas
perpindahan orang untuk sementara waktu ke suatu tujuan di luar tempat
tinggal maupun tempat kerjanya, aktivitas yang dilakukannya selama tinggal di
tempat tujuan tersebut dan kemudahan-kemudahan yang disediakan untuk

183
Persepsi Wisatawan Terhadap Destinasi…(Putu Mita Harini, 183-190)

memenuhi kebutuhannya baik selama dalam perjalanan maupun di lokasi


tujuannya. Pariwisata penting dan menarik bagi semua orang, karena itu perlu
dikembangkan secara tertata. Pengembangan pariwisata selain untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat terhadap sarana dan prasarana wisata juga dapat
memenuhi kebutuhan wisatawan terhadap aktifitas wisata yang ada di kawasan
destinasi wisata. Suatu daerah hanya dapat menjadi destinasi wisata apabila
daerah tersebut dapat dikembangkan menjadi atraksi wisata. Menurut Soekadijo
(2000: 61) atraksi wisata yang baik harus dapat mendatangkan wisatawan
sebanyak-banyaknya, menahan mereka ditempat atraksi dalam waktu lebih
lama dan memberikan kepuasan terhadap wisatawan.
Bali merupakan Provinsi yang memiliki banyak keunikan, mulai dari
tradisi, kesenian, kuliner, agama, dan tempat-tempat yang berpotensi untuk
menjadi destinasi wisata. Berbagai keunikan tersebut mendorong wisatawan
untuk datang ke Bali termasuk pariwisatanya yang sangat terkenal di seluruh
manca negara, salah satu daerah yang banyak dikunjungi adalah Desa
Sambangan (Sutana & Paramita, 2021).
Desa Sambangan di Kecamatan Sukasada, Kab. Buleleng ini memang
cukup spesial diantara wilayah desa lainnya, suasana desa yang tenang dan asri
memberikan tawaran wisata cukup spesial, menyuguhkan berbagai keindahan
alam seperti hamparan sawah, perkebunan, kawasan hutan lindung dan juga
tujuh buah air terjun. Pesona desa sambangan lengkap dengan objek wisata air
terjun, melengkapi daftar tempat rekreasi alam di kawasan pariwisata Bali Utara.
Salah satu objek wisata alami yang sering di kunjungi adalah Air Terjun Kroya.
Objek wisata harus memiliki daya tarik wisata yang memberikan rasa
puas dan kagum kepada para wisatawan dimana daya tarik pariwisata
merupakan potensi utama di suatu objek wisata. Hal ini sama dengan Suwantoro
(2004: 19) “Daya tarik wisata yang juga disebut obyek wisata merupakan potensi
yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata”.
Menurut Cooper et al (1995: 81) “mengemukakan bahwa terdapat 4 (empat)
komponen yang harus dimiliki oleh sebuah objek wisata, yaitu: (1) Atraksi

184
Persepsi Wisatawan Terhadap Destinasi…(Putu Mita Harini, 183-190)

(attraction), seperti alam yang menarik, kebudayaan daerah yang menawan dan
seni pertunjukan; (2) Aksesibitas (accessibilities) seperti transportasi lokal dan
adanya terminal; (3) Amenitas atau fasilitas (amenities) seperti tersedianya
akomodasi, rumah makan, dan agen perjalanan; (4) Ancillary services yaitu
organisasi kepariwisataan yang dibutuhkan untuk pelayanan wisata.
Objek Wisata Air Terjun Kroya merupakan air terjun yang memiliki tinggi
35 m dengan sebuah kolam alami yang luas berkedalaman 4 m tepat di
bawahnya. Lokasi air terjun Kroya berada di desa Sambangan, Kec. Sukasada
Kabupaten Buleleng. Jarak dari kota Denpasar sekitar 80 km menuju jalan ke
arah Danau Beratan Bedugul, melintasi puncak Wanagiri dan air terjun Gitgit,
sekitar 8 km sebelum kota Singaraja. Dari lokasi parkir, perjalanan dilanjutkan
dengan berjalan kaki menapaki jalan setapak. Hijaunya alam dan sejuknya udara
tak menjadikan jalan kaki ini menjadi perjalanan yang melelahkan. Yang ada
hanya rasa takjub akan keindahan yang terpampang jelas di depan mata. Air
terjun Kroya menyuguhkan keindahan alam yang cukup berbeda dengan air
terjun lainya di Sambangan, walaupun tingginya hanya sekitar 12 meter daya
tarik air terjun kroya ini cukup spesial, selain bisa untuk mandi atau berenang
pengunjung juga bisa bermain perosotan atau sliding, sensasi perosotan di alam
bebas ini menyatu dengan alam masih asri, belum terjamah dan masih sepi
pengunjung, bisa menjadi pilihan wisata selain pantai yang sanggup
memberikan ketenangan. Di tempat air terjun ini dilengkapi dengan fasilitas
warung makan, toilet dan parkiran.
Pada umumnya wisatawan melakukan kegiatan wisata untuk
mneginginkan kepuasan dan menikmati perjalanan tersebut. Disamping itu
wisatawan juga ingin dilayani dengan baik. Namun tidak semua wisatawan
mendapatkan apa yang diinginkan di serah destinasi wisata. Robbins (2003:97)
mendeskripsikan “Persepsi merupakan kesan yang diperoleh individu melalui
panca indera kemudian analisa (diorganisir), diinterpretasi dan dievaluasi,
sehingga individu tersebut memperoleh makna”.

185
Persepsi Wisatawan Terhadap Destinasi…(Putu Mita Harini, 183-190)

Berdasarkan survei yang peneliti lakukan pada tanggal 5 Juni 2021,


beberapa permasalahan yang terjadi di Objek Wisata Air Terjun Kroya menurut
Wisatawan diantaranya Akses perjalanan yang belum baik di sepanjang jalan
menuju Air Terjun ini, selain itu dimasa pandemi seperti ini, Protokol
kesehatannya kurang. Banyaknya sampah organik dan non organik yang masih
terdapat di sepanjang perjalanan. Hal ini di karenakan petugas yang kurang
mempersiapkan tempat sampah. Sehingga wisatawan bisa membuang sampah
dimanapun karena kurangnya tempat sampah di sepanjang jalan. Toilet yang
sangat kurang dalam hal kebersihan ataupun keadaan toilet tersebut.. Hal ini
sungguh membuat wisatawan tidak nyaman, terkadang enggan untuk pergi ke
Air Terjun ini.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari tahu persepsi wisatawan
terhadap destinasi wisata Air Terjun Kroya ditinjau dari 4 Inikator yaitu:
Attraction (Atraksi), Accessibilities (Aksesibilitas), Amenities (Amenitas atau
fasilitas), Ancillary Service (Jasa Pendukung Pariwisata)

B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Air terjun kroya, Desa Sambangan, kabupaten
Buleleng, Provinsi Bali. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Data
kuantitatif dalam penelitian ini yakni persepsi wisatawan terhadap keberadaan
objek wisata Air Terjun Kroya, Sambangan. Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer. Data primer dalam penelitian ini yaitu hasil
kuisioner yang diisi oleh wisatawan yang pernah berkunjung ke Air terjun kroya.
Instrumen penelitian ini berupa kuisioner untuk memperoleh data
mengenai persepsi wisatawan terhadap keberadaan objek wisata Air terjun
kroya. Dalam penelitian ini kuesioner dibagikan kepada 20 orang wisatawan
yang pernah berkunjung ke objek wisata Air terjun kroya. Kuesioner ini
menggunakan skala likert yang terdiri dari 5 (lima) pilihan jawaban kepada
responden, yaitu pertama Sangat buruk (1), kedua Buruk (2), ketiga Biasa saja
(3), keempat Baik (4), dan kelima Sangat baik (5).

186
Persepsi Wisatawan Terhadap Destinasi…(Putu Mita Harini, 183-190)

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Hasil Penelitian
Persepsi Wisatawan Terhadap Akses Wisata
No Infrastruktur/ Aksessibilitas 1 2 3 4 5
Jalan menuju Air Terjun
1 - - 9 10 1
Kroya
Rambu - rambu penunjuk
3 1 3 5 10 1
jalan
Tabel 1.
Skor Persepsi Wisatawan terhadap Aksesibilitas Destinasi Wisata Air Terjun Kroya
Berdasarkan Tabel 1 diatas persepsi wisatawan tentang
Infratruktur/Aksesibilitas destinasi wisata Air Terjun Kroya rat- rata
menyatakan baik.
Persepsi Terhadap Fasilitas/Sarana Prasarana
Wisata (Amenitas )
No Amenitas 1 2 3 4 5
1 Ketersediaan parkir 1 1 5 11 2
Ketersediaan akomodasi
2 makanan (Warung, restoran , - 1 7 9 3
dll)
3 Pusat informasi - - 4 14 2
4 Tempat sampah - 2 5 11 2
5 Toilet - 2 7 7 4
Ketersediaan protokol
7 - - 7 7 6
kesehatan
Tabel 2.
Skor Persepsi Wisatawan terhadap Amenitas Destinasi Wisata Air Terjun Kroya
Berdasarkan Tabel 2 persepsi wisatawan tentang Amenitas destinasi
wisata Air Terjun Kroya rata-rata menyatakan baik.
Persepsi Wisatawan Terhadap Ancillary Service
No Ancillary Service 1 2 3 4 5

187
Persepsi Wisatawan Terhadap Destinasi…(Putu Mita Harini, 183-190)

1 Pengelolaan tempat wisata - 1 5 6 8


2 Pelayanan yang didapat - - 5 7 8
Tabel 3.
Skor Persepsi Wisatawan terhadap Ancillary Service Destinasi Wisata Air Terjun
Kroya
Berdasarkan Tabel 3 persepsi wisatawan tentang Ancillary Service
destinasi wisata Air Terjun Kroya rata-rata menyatakan sangat baik.
Persepsi Wisatawan Terhadap Atraksi Wisata
No. Ancillary Service 1 2 3 4 5
1 Pengelolaan tempat wisata - - 5 6 9
2 Pelayanan yang didapat - - 1 8 11
Tabel 4.
Skor Persepsi Wisatawan terhadap Atraksi Wisata Destinasi Wisata Air Terjun Kroya
Berdasarkan Tabel 4 persepsi wisatawan tentang Atraksi Wisata
destinasi wisata Air Terjun Kroya rata-rata menyatakan sangat baik.

2. Pembahasan
Persepsi wisatawan tentang destinasi wisata Air Terjun Kroya pada
kategori baik. Meningkatkan kualitas destinasi wisata di suatu objek wisata
maka akan meningkatkan jumlah wisatawan yang datang, dan hal ini
memberikan efek yang positif bagi penerimaan devisa Negara, penciptaan
lapangan kerja, memperluas usaha di sektor fomal, pendapatan pajak,
pendapatan masyarakat, pemerataan pembangunan baik secara struktural,
spasial, dan sektoral.
Berikut persepsi wisatawan tentang destinasi wisata ditinjau dari
indikator atraksi, aksesibilitas, amenitas, dan ancillary service.
a. Atraksi
Persepsi wisatawan tentang destinasi wisata ditinjau dari indikator
atraksi berada pada kategori sangat baik. Sesuai teori soekadjo (2000: 95)
“atraksi wisata yang baik adalah atraksi yang dapat mendatangkan
wisatawan sebanyak-banyaknya, menahan mereka ditempat atraksi dalam
waktu yang cukup lama dan memberikan kepuasan kepada wisatawan yang

188
Persepsi Wisatawan Terhadap Destinasi…(Putu Mita Harini, 183-190)

datang berkunjung, tanpa harus ada hal-hal lain (martabat) yang


terkorbankan.
b. Aksesibilitas
Persepsi wisatawan tentang destinasi Air Terjun Kroya ditinjau dari
indikator aksesibilitas berada pada kategori baik. Aksesibilitas merupakan
faktor penentu dalam pengembangan destinasi harus berfungsi dengan baik
sehingga dapat dipergunakan oleh setiap wisatawan yang datang ke
destinasi wisata tersebut. Sesuai dengan teori Pitana dan Diarta (2009: 130)
“aksesibilitas merupakan mudah atau sulitnya wisatawan menjangkau
destinasi yang diinginkannya”
c. Amenitas
Persepsi wisatawan tentang destinasi wisata Air Terjun Kroya ditinjau dari
indikator amenitas berada pada kategori baik. Sesuai dengan teori Muljadi
(2010: 89) “ amenitas artinya fasilitas yang dapat memberikan kenyamanan
dan kepuasan bagi para wisatawan selama mereka melakukan perjalanan
wisata di suatu daerah tujuan wisata.
d. Ancillary Service
Persepsi wisatawan tentang destinasi wisata ditinjau dari indikator ancillary
service berada pada kategori sangat baik. Sugiama (2011) menjelaskan bahwa
ancillary service mencakup keberadaan berbagai organisasi untuk
memfasilitasi dan mendorong pengembangan serta pemasaran
kepariwisataan destinasi bersangkutan.

SIMPULAN
Secara keseluruhan persepsi wisatawan tentang wisata Air Terjun Kroya
di Desa Sambangan berdasarkan indikator dapat dilihat sebagai berikut:
Aksesilbilitas dan Amenitas rata-rata wisatawan menyatakan baik, Atraksi
Wisata dan Ancillary Service rata-rata wisatawan menyatakan sangat baik.

189
Persepsi Wisatawan Terhadap Destinasi…(Putu Mita Harini, 183-190)

SARAN
Perbekel Desa Sambangan disarankan untuk memperbaiki destinasi
wisata Air Terjun Kroya dalam hal Aksesibilitas, Amenitas, Atraksi Wisata dan
Ancillary Service. Masyarakat disarankan untuk dapat bekerja sama dengan
pemerintah dalam pengelolaan dan pengembangan destinasi wisata Air Terjun
Kroya.
Kepada peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lebih jauh dalam
bidang destinasi wisata. Agar lebih mendalami aspek-aspek lain, seperti
pengembangan atraksi wisata, pengelolaan sumber daya manusia, dan
pengelolaan amenitas, sehingga akan menghasilkan penelitian yang benar
bermutu dan bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Robins. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfabeta
Muljadi, A.J. 2009. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta. PT. Raja Grafindo
Persada.
Soekadijo, R.G. 2000. Anatomi Pariwisata. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.
Suwantoro, Gamal. 1992. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset.
Cooper, John Fketcher, David Gilbert and Stephen Wanhill. (1995). Tourism,
Principles and Practice. London:Logman.
Sugiama, A Gima. 2011. Ecotourism : Pengembangan Pariwisata berbasis konservasi
alam. Bandung : Guardaya Intimarta.
Sutana, I. G., & Paramita, I. B. (2021). Konsep pembangunan Pariwisata Milenial di
Kabupaten Buleleng. Genta Hredaya, 2015-2013.

190

Anda mungkin juga menyukai