Pengembangan potensi taman wisata kawah tangkuban perahu sebagai obyek
wisata alam utama jawa barat Gunung Tangkuban Perahu merupakan destinasi wisata gunung yang direkomendasikan pada urutan pertama oleh Dinas perhutanan Jawa Barat. Lokasinya sangat strategis dan memiliki berbagai macam atraksi wisata sehingga banyak wisatawan yang tertarik untuk berwisata. Jumlah kunjungan wisatawan sangat tinggi yang terdiri dari wisatawan lokal dan mancanegara. Atraksi Wisata Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Data dikumpulkan berdasarkan observasi, penyebaran kuesioner dan analisis dokumen. Proses analisis data selama di lapangan, menggunakan model Miles dan Huberman (1984), dimana aktivitas dalam analisis data mencakup data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Berdasarkan hasil penelitian, dihasilkan analisis lingkungan internal dan eksternal. Analisis lingkungan internal menemukan kekuatan TWA Tangkuban Perahu seperti pada aspek pengelola, potensi wisata, daya tarik wisata alam dan budaya lokal, kawasan kerajinan dan Adapun hasil analisis lingkungan eksternal ditemukan adanya peluang dalam aspek atraksi, potensi investasi, minat wisatawan, perkembangan pasar wisata keluarga; sekaligus ditemukan ancaman yaitu kerawanan kawasan, tingkat pendidikan dan perekonomian masyarakat sekitar, lahan parkir, dan terbatasnya daya dukung lingkungan Promosi dan dan pemasaran Dal am upaya meningkatkan arus kunjungan wisatawan sekarang ini, hal yang paling pokok diupayakan adalah mengembangkan obyek wisata alam, karena hal ini merupakan modal utama dalam pembangunan industri pariwisata. Jawa Barat sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia berpeluang besar dalam menangkap pasar wisatawan karena letak geografisnya, udaranya yang sejuk dingin dan keindahan alamnya. Dari sekian banyak obyek wisata alam di Jawa Barat, Taman Wisata Kawah Tangkuban Parahu merupakan taman wisata yang paling menarik dengan panorama yang mengagumkan dengan sepuluh kawah yang ditemukan di sekitar Gunung Tangkuban Parahu, udara yang sejuk dingin dan adanya beraneka ragam tumbuhan baik jenis dan bentuknya. Bertitik tolak dari keinginan pemerintah untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, penulis tertarik ingin meneliti apakah pengembangan potensi Taman Wisata Kawah Tangkuban Parahu sebagai objek wisata alam utama Jawa Barat dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Jawa Barat khususnya dan Indonesia umumnya. transportasi Rute menuju Tangkuban Perahu dari kota Bandung membutuhkan waktu sekitar 90 menit jika menggunakan kendaraan pribadi. Selain naik kendaraan pribadi, kamu juga bisa naik kendaraan umum seperti angkutan kota (angkot) dan bus untuk menuju Tangkuban Perahu. •Naik kendaraan pribadi Jalan Bangka > Jalan Banda > Jalan Diponegoro > Jalan Ir. H. Juanda > Jalan Dago Giri > Jalan Buniwangi > Jalan Nyampay > Jalan Raya Tangkuban Parahu > Jalan Gunung Tangkuban Perahu > Wisata Tangkuban Perahu.
Atika Nurul Aini/06/IPS.1
•Naik angkutan kota angkot Stasiun Bandung > naik angkot L300 jurusan Stasiun–Lembang > naik angkot jurusan Lembang–Cikole > turun di pintu masuk Tangkuban Perahu. •Naik bus Terminal Leuwi Panjang Bandung > naik bus Damri jurusan Leuwi Panjang–Terminal Ledeng > naik ELF jurusan Ledeng Bandung–Subang > turun di pertigaan gerbang Tangkuban Perahu atas Masyarakat Untuk lebih meningkatkan jumlah wisatawan yang datang, Taman Wisata Kawah Tangkuban Parahu harus lebih ditingkatkan lagi pengelolaannya dan pengembangan fasilitas sarana dan prasarana yang dibutuhkan secara berkesinambungan. Kawah Gunung Tangkuban Perahu adalah objek wisata paling populer di Jawa Barat. Mudah diakses dengan mobil untuk mencapai pencipta. Namun, perkembangan saat ini tidak mencerminkan kebutuhan wisatawan akan fasilitas yang lebih baik sebagai objek wisata. Beberapa fasilitas tampak sudah lama terbengkalai, rerumputan tumbuh liar dan meninggalkan tempat itu tanpa perawatan. Di sisi lain, wisatawan masih membutuhkan ruang dan fasilitas yang lebih untuk mewadahi aktivitasnya. Hal ini tampaknya disayangkan untuk objek yang tidak ada yang peduli tentang hal itu. Tuntutan perbaikan dari wisatawan yang berkunjung terus berkembang tetapi gagasan untuk memenuhi kebutuhan mereka tampaknya masih jauh. Kini saatnya manajemen memikirkan kembali hal ini dengan cermat. Apakah mereka akan memenuhi kebutuhan wisatawan atau mengabaikannya, dan konsekuensinya sangat jelas, wisatawan akan mencoba mencari objek lain untuk memenuhi kebutuhan mereka. Daya Tarik Obyek Wisata Kawah Gunung Tangkuban Perahu di Subang Jawa Barat merupakan tempat wisata yang harus anda kunjungi karena pesona keindahannya tidak ada duanya. Penduduk lokal daerah subang juga sangat ramah tamah terhadap wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Kota subang juga terkenal akan keindahan obyek wisatanya , salah satu contohnya adalahObyek Wisata Kawah Gunung Tangkuban Perahu di Subang Jawa Barat ini. Obyek Wisata Kawah Gunung Tangkuban Perahu di Subang Jawa Barat menjadi tujuan wisata populer di kawasan subang dan sekitarnya ini memiliki banyak sekali peminat baik itu wisatawan lokal maupun asing. Daerah wisata ini mudah sekali untuk di akses .Penamaan kawah-kawah di tempat ini salah satunya merupakan kearifan lokal masyarakat, kawah Ratu merupakan kawah yang terbesar, Kawah Upas (racun), Kawah Jurig dan Kawah Siluman kemungkinan dinamakan karena pernah ada warga yang meninggal oleh gas beracun saat melintasi kawah tersebut, sehingga diberi nama yang menyeramkan agar orang berhati-hati atau tidak mendekat ke tempat tersebut. Dampak Ada banyak definisi ekowisata yang diberikan oleh organisasi, kelompok, ataupun individu yang bergelut di bidang ekowisata. The International Ecotourism Society mendefinisikan ekowisata sebagai perjalanan yang bertanggung jawab ke daerah-daerah alami yang melindungi lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat. Semiloka dan Simposium Ecotourism (April 1995) dalam Sudarto (1999) memberi pengertian ekowisata sebagai kegiatan perjalanan wisata yang bertanggung jawab ke/di daerah-daerah yang masih alami atau daerah-daerah yang dikelola dengan kaidah alam. Tujuannya, selain menikmati keindahan, juga melibatkan unsur penduduk, pemahaman, serta daya dukung terhadap usaha-usaha konservasi alam dan peningkatan pendapatan masyarakat sekitar daerah tujuan ekowisata. Di samping memiliki dampak positif bagi konservasi, pendidikan, dan ekonomi, ekowisata juga memiliki dampak negatif. Sumber dampak dari aktivitas wisata, menurut Siti Nuraini dalam prosiding Lokakarya Karakteristik Permasalahan Wisata Alam di TNGP, terbagi menjadi tiga faktor, yaitu pengunjung, fasilitas, dan tata letak. Sumber dampak lingkungan akibat pengunjung yang terlihat langsung memang adalah pengunjung. Pengunjunglah yang terlihat secara langsung membuang sampah atau menimbulkan kerusakan kawasan. Dalam proses pemetaan masalah, dibahas hal-hal yang menyebabkan keberadaan pengunjung yang cenderung menimbulkan kerusakan lingkungan.