Anda di halaman 1dari 19

STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA AIR TERJUN

TEMBURUN DI KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

Maisarah Mahasiswa Administrasi Publik, FISIP UMRAH


sarahmae694@gmail.com
Dr. Adji Suradji Muhammad S. Sos., M.Si, Dosen Administrasi Publik,
FISIP UMRAH
Imam Yudhi Prastya, S. IP., M.PA, Dosen Administrasi Publik, FISIP
UMRAH

ABSTRAK

Pembangunan kepariwisataan pada hakikat merupakan upaya untuk


mengembangkan dan memanfaatkan obyek dan daya tarik wisata yang
terwujud, antara lain dalam bentuk kekayaan alam yang indah, keragaman
flora dan fauna, tradisi dan seni budaya. Salah satunya Air Terjun Temburun
yang berada di Kabupaten Kepulauan Anambas. Pada kawasan Air Terjun
Temburun ini terdapat prasarana bangunan yang sudah tidak terawat dan
sampah bertebaran dimana-mana membuat pemandangan yang berada di
kawasan Air Terjun Temburun sangat tidak elok dipandang, tidak adanya
tempat makan yang layak bagi pengunjung untuk menikmati keindahan Air
Terjun Temburun. Hal ini tentunya menjadi permasalahan yang harus
dibenahi, pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas harus mampu
membuat strategi agar pariwisata di Kabupaten Kepulauan Anambas banyak
dikunjungi wisatawan. Maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui strategi pengembangan obyek wisata Air Terjun
Temburun di Kabupaten Kepulauan Anambas. Informan dalam penelitian
ini ada 7 informan. Analisis data yang peneliti gunakan untuk mengalisis
data-data yang didapati dari penelitian ini yakni menggunakan analisis
deskriptif kualitatif. Kesimpulan dari penelitian ini, disamping itu
dikemukakan juga saran-saran yang menurut peneliti dapat berguna untuk
Strategi Pengembangan Obyek Wisata Air Terjun Temburun di Kabupaten
Kepulauan Anambas. Kesimpulan dari penelitian ini yakni : Secara
keseluruhan strategi yang dilakukan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Kepulauan Anambas belum maksimal. Maka dari itu diperlukan
pengelolaan obyek wisata yang baik, agar fasilitas dan aksesibilitas dapat
digunakan secara efektif.

Kata Kunci : Strategi, Pengembangan, Obyek Wisata


STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA AIR TERJUN
TEMBURUN DI KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

Maisarah Mahasiswa Administrasi Publik, FISIP UMRAH


sarahmae571@gmail.com
Dr. Adji Suradji Muhammad S. Sos., M.Si, Dosen Administrasi Publik,
FISIP UMRAH
Imam Yudhi Prastya, S. IP., M.PA, Dosen Administrasi Publik, FISIP
UMRAH

A B S T R AC T

The development of tourism on the essence is an effort to develop and utilize


the objects and attractions that meterialize, among others in the form of
beautiful natural wealth, diversity of flora and fauna, traditions and cultural
arts. One of them is Temburun Waterfall located in Kabupaten Kepulauan
Anambas. In this Temburun Waterfall area there is a building infrasstructure
that is not maintained and garbage scattered everywhere making the scenery
that is located in the Temburun Waterfall is not very looking, the absence of a
decent eating place for visitors to enjoy the beauty of Temburun Waterfall.
This is certainly a problem that must be addressed, the goverment of
Kabupaten Kepulauan Anambas should be able to make strategies for tourism
in Kabupaten Kepulauan Anambas visited by many tourists. So the goal to be
achieved from this research is to know the strategy of development of
Temburun Waterfall object in Kabupaten Kepulauan Anambas. Informants in
this study there are 7 informants. Analysis of data that researchers use to
analyze the data obtained from this research that is using qualitative
descriptive analysis. The conclusion of this research, besides that also
presented suggestions that according to the researcher can be useful for
Strategy Development of Temburun Waterfall Tourism Object in Kabupaten
Kepulauan Anambas. The conclusion of this study is : As a whole, the strategy
carried out by the tourism and culture departement of the Kabupaten
Kepulauan Anambas has not been maximized. Therefore it is necessary to
manage good tourism objects, so that facilities and accessibility can be used
effectively.

Keywords : Strategy, Development, Tourism Object


I. Pendahuluan A. Latar Belakang

Pariwisata merupakan salah satu hal yang menjadi andalan dan prioritas
pengembangan bagi suatu daerah. Dengan adanya pariwisata, suatu daerah
atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat obyek wisata itu berada
mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek wisata. Berkembangnya
sektor pariwisata di suatu daerah akan menarik sektor lain untuk berkembang
pula karena produk-produknya diperlukan untuk menunjang industri
pariwisata, seperti sektor pertanian, peternakan, perkebunan, kerajinan rakyat,
peningkatan kesempatan kerja, dan lain sebagainya. Mata rantai kegiatan yang
terkait dengan industri pariwisata tersebut mampu menghasilkan devisa dan
dapat pula digunakan sebagai sarana untuk menyerap tenaga kerja sehingga
dapat mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan angka kesempatan
kerja.
Pengembangan dan pendayagunaan pariwisata secara optimal mampu
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mempertimbangkan hal tersebut maka
penanganan yang baik sangat diperlukan dalam upaya pengembangan
obyekobyek wisata di Indonesia. Para pelaku pariwisata mulai melakukan
tindakan pengembangan dengan penelitian, observasi terhadap obyek-obyek
wisata di Indonesia. Langkah tersebut dilakukan guna mengetahui potensi dan
permasalahan yang ada pada setiap obyek untuk kemudian mencari solusinya.
Langkah lainnya adalah promosi dengan media cetak, elektronik, maupun
multimedia agar masyarakat juga mengetahui akan keberadaan obyek-obyek
tersebut dan turut berpartisipasi dalam pengembangannya. Pariwisata di
Indonesia pada dasawarsa ini mulai menunjukkan perkembangan dan
pertumbuhan menjadi sebuah industri yang berdiri sendiri. Namun yang masih
harus diperhatikan bersama bahwa sampai sejauh ini kesadaran dan pengertian
tentang pariwisata belum sampai menyentuh masyarakat secara umum.
Dalam hal ini para masyarakat kepariwisataan yang menyadari besarnya
potensi kepariwisataan di daerah berusaha menggali, mengembangkan serta
membangun aset obyek dan daya tarik wisata, yang merupakan modal awal
untuk bangkitnya kegiatan pariwisata. Keputusan ini harus ditindak lanjuti
dengan memikirkan dan mengusahakan serta membenahi potensi obyek dan
daya tarik wisata. Pengembangan sektor pariwisata hakekatnya merupakan
interaksi antara proses sosial, ekonomi, dan industri. Oleh karena itu, unsur-
unsur yang terlibat di dalam proses tersebut mempunyai fungsi masing-
masing. Peran masyarakat diharapkan mempunyai andil yang sangat besar
dalam proses ini. Untuk itu masyarakat ditempatkan pada posisi memiliki,
mengelola, merencanakan dan memutuskan tentang program yang melibatkan
kesejahteraannya.
Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki potensi di sektor pariwisata.
Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki peninggalan sejarah yang sangat
menarik untuk dikunjungi. Tidak heran jika pemerintah kabupaten setempat
sangat menaruh perhatian terhadap pariwisata. Pembangunan kepariwisataan
pada hakikat merupakan upaya untuk mengembangkan dan memanfaatkan
obyek dan daya tarik wisata yang terwujud antara lain dalam bentuk kekayaan
alam yang indah, keragaman flora dan fauna, tradisi dan seni budaya, dan
peninggalan purbakala.
Air Terjun Temburun yang terletak di desa Temburun, Kecamatan Siantan
Selatan dapat ditempuh kendaraan dengan waktu lebih kurang satu jam dari
Tarempa dan melewati jalan menanjak dan berkelok-kelok. Air Terjun
Temburun jatuh dari ketinggian 250 meter dari puncak gunung. Airnya sangat
jernih, lagipula panorama alam disekitar kawasan itu terdiri dari pegunungan
dan banyak ditumbuhi pepohonan membuat hawa di daerah itu semakin sejuk
dan dingin. Di dalam kawasan hutan banyak terdapat satwa liar seperti kera
juga burung, dimana kicauan burung bnayak menghiasi kawasan Air Terjun
Temburun.
Dari observasi awal yang dilakukan oleh penulis setelah memasuki gerbang
obyek wisata Air Terjun Temburun, terdapat tangga-tangga kecil yang
dilewati pengunjung untuk mencapai kawasan Air Terjun Temburun, dan
setelah melewati tangga-tangga kecil juga harus melewati bebatuan yang licin
sehingga pengunjung harus berhati-hati melewati bebatuan tersebut.
Keindahan alam yang juga tidak terawat pada kawasan tersebut seperti
prasarana bangunan yang sudah tidak terawat dan sampah bertebaran
dimanamana membuat pemandangan yang berada di kawasan Air Terjun
Temburun sangat tidak elok dipandang, tidak adanya tempat makan yang
layak bagi pengunjung untuk menikmati keindahan Air Terjun Temburun,
melihat permasalahan yang ada membuat ketertarikan pengunjung sangat
kurang untuk berwisata ke Air Terjun Temburun karena keamanan dan
kenyamanan bagi pengunjung.
Dari uraian di atas perlu disadari oleh pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan yang sangat berperan penting dalam
mengembangkan suatu obyek wisata mengingat bahwa obyek wisata Air
Terjun Temburun adalah salah satu tempat wisata yang mempunyai potensi
yang sangat bear dan menumbuhkan pendapatan daerah. Solusi-solusi yang
dimaksud dalam hal ini adalah strategi terkait dengan pengembangan obyek
wisata Air Terjun Temburun agar dapat lebih berdaya saing dalam menarik
wisatawan.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Anambas sebagai
instansi yang bertanggung jawab dibidang pariwisata saat ini terus berupaya
meningkatkan sarana dan prasarana di Air Terjun Temburun agar menarik
minat wisatawan. Upaya pengembangan pariwisata yang dilaksanakan oleh
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Anambas juga
membutuhkan dukungan penuh dan partisipasi dari masyarakat karena
masyarakat di sekitar objek wisatalah yang akan menyambut kehadiran
wisatawan tersebut.
Oleh karena itu, penulis memilih judul penelitian sebagai berikut :
“Strategi Pengembangan Objek Wisata Air Terjun Temburun di
Kabupaten Kepulauan Anambas”.

B. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Bagaimanakah identifikasi strategi pengembangan objek wisata Air Terjun
Temburun di Kabupaten Kepulauan Anambas?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Untuk mengetahui identifikasi strategi pengembangan objek wisata Air Terjun
Temburun di Kabupaten Kepulauan Anambas.
D. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu
bahan acuan untuk digunakan sebagai berikut :
1. Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan berguna bagi pihak lain
yang tertarik dalam bidang penelitian yang sama.
2. Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan
dan pertimbangan bagi pihak pemerintah daerah khususnya pada Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Anambas dalam
upaya pengembangan kawasan obyek wisata.
E. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai strategi pengembangan obyek wisata ini telah dilakukan
penelitian oleh para peneliti. Berikut ada beberapa penelitian terdahulu yang
dapat dijadikan rujukan untuk memahami strategi pengembangan obyek
wisata :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Angga Pradikta (2013) tentang Strategi
Pengembangan Obyek Wisata Waduk Gunungrowo Indah dalam
Upaya Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pati.
Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa dalam
Matrix Grand Strategy terlihat posisi pengembangan sektor pariwisata
di Obyek Wisata Waduk Gunungrowo Indah berada di posisi Strategi
Pertumbuhan, yaitu memanfaatkan seoptimal mungkin kekuatan dan
peluang yang dimiliki. Dalam diagram menunjukkan bahwa titik
potong (1,39;0,91) berada pada kuadran I, dimana situasi tersebut
dapat dilakukan dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang agar
dapat meningkatkan pertumbuhan Obyek Wisata Waduk Gunungrowo
Indah. Perolehan rata-rata kontribusi Obyek Wisata Waduk
Gunungrowo Indah terhadap Pendapatan Asli Daerah tahun 20072011
adalah 0,000136 %.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Ardhika Sukmasakti Hasworo (2012)
tentang Strategi Pengembangan Obyek Wisata Batik Kota Pekalongan.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari ketiga aspek
pengembangan obyek wisata batik Kota Pekalongan, menghasilkan
aspek promosi sebagai prioritas utama dengan strategi pengembangan
menggelar festival batik nasional dan internasional. Usulan kebijakan
menggelar festival Pekan Batik Nasional dan Pekan Batik
Internasional merupakan solusi dengan prioritas paling tinggi. Dengan
menggelar festival batik maka dapat meningkatkan jumlah kunjungan
wisatawan di Kota Pekalongan.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Ian Asriandy (2016) tentang Strategi
Pengembangan Obyek Wisata Air Terjun Bissapu Di Kabupaten
Bantaeng. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi
pengembangan yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Bantaeng adalah Strategi sebagai Rencana. Adapun
beberapa implementasi strategi pengembangan yang teridentifikasi
yang dilakukan yakni, (1) Pengembangan yang dilakukan harus
terfokus pada satu titik, (2) Keterlibatan semua elemen-elemen yang
terkait, (3) Mengidentifikasi secara menyeluruh terhadap obyek yang
akan dikembangkan, (4) Melakukan pelatihan-pelatihan baik pemandu
wisata, pelaku wisata, dan pengelola wisata, (5) koordinasi yang terus
dilakukan kepada pemerintah dan warga sekitar kawasan obyek
wisata.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Uli Irawati Panjaitan (2015) tentang
Analisis Potensi Dan Strategi Pengembangan Obyek Wisata Alam Air
Terjun Teroh-Teroh Desa Rumah Galuh Kecamatan Sei Bingai,
Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Dari hasil penelitian ini
menunjukkan potensi yang ditawarkan oleh obyek wisata air terjun
Teroh-teroh adalah adanya flora dan fauna, panorama alam yang
indah, air terjun,sungai, sumber mata air, dan hutan rakyat. Selain itu
lokasi wisata dapat dijadikan tempat penelitian berupa flora dan fauna
bagi pelajar. Air Terjun Teroh-teroh memiliki potensi wisata alam
yang layak dikembangkan dengan persentasi kelayakan 67,15%. Pada
analisis SWOT, berada pada kuadran I yang menunjukkan bahwa
kawasan wisata ini berada pada situasi yang menguntungkan.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Yunitasari (2014) tentang Eksistensi
Obyek Wisata Waduk Gajah Mungkur Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus Di Desa Sendang, Kecamatan
Wonogiri, Kabupaten Wonogiri). Dari hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa, (1) Pengelolaan pengembangan Obyek Wisata
Waduk Gajah Mungkur hingga tercapai industri pariwisata dimulai
dari perencanaan progam pengembangan, pelaksanaan program dan
keberhasilan progam yang ditujukan untuk Obyek Wisata Waduk
Gajah Mungkur. (2) Keberadaan Obyek Wisata Waduk Gajah
Mungkur mampu memberikan lapangan pekerjaan baru ataupun usaha
sampingan bagi masyarakat Desa Sendang, sehingga dapat
mengurangi pengangguran yang ada di Desa Sendang dan
meningkatkan pendapatan masyarakat Desa Sendang. (3) Adanya
Obyek Wisata Waduk Gajah Mungkur mampu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Desa Sendang, terutama mampu memenuhi
kebutuhan pangan, sandang, papan, dan sebagian masyarakat mampu
membeli barang-barang sekunder seperti barang-barang elektronik dan
barang tersier yaitu perhiasan, motor dan mobil sehingga tercapai
kesejahteraan hidup.
1. Strategi
Banyak pendapat para ahli tentang pengertian strategi, dalam hal ini
dikemukakan oleh Wahab (1989:226) strategi adalah metode operasional yang
dipergunakan untuk mencapai sasaran atau tujuan perang secara keseluruhan,
dalam suatu pertempuran yang luas atau dalam suatu tenggang waktu yang
lama.
Menurut Chandler dalam Rangkuti (2006:3) menyatakan strategi
adalah alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya tujuan jangka
panjang, program tindak lanjut serta prioritas alokasi sumber daya.
Setiawan Hari Purnomo dan Zulkieflimansyah
(2007:14-17) berpendapat bahwa konsep dasar manajemen strategi berdasarkan
prosesnya yaitu :
a. Analisis Lingkungan
b. Menentukan dan Menetapkan Arah Organisasi
c. Implementasi Strategi
d. Pengendalian Strategi
Strategi pengembangan obyek wisata Air Terjun Temburun dianalisis
dengan menggunakan Analisis SWOT. Menurut Rangkuti (2006 : 18) Analisis
SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), namun
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness), dan ancaman
(threats). Hal ini disebut dengan analisis situasi.
Menurut Rangkuti (2006 : 19) SWOT adalah singkatan dari
lingkungan internal strengths (kekuatan) dan weaknesses (kelemahan) serta
lingkungan eksternal opportunities (peluang) dan threats (ancaman) yang
dihadapi di dunia bisnis. Analisis didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman
(threats).

2. Pengembangan Pariwisata
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002
Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah
terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat dan aplikasi ilmu
pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau menghasilkan teknologi baru.
Pada hakikatnya pengembangan adalah upaya pendidikan baik informal maupun
non formal yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur dan
bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan,
membimbing, mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh,
selaras, pengetahuan, keterampilan sesuai dengan bakat, keinginan serta
kemampuan-kemampuan sebagai bekal atas prakarsa sendiri untuk dan
meningkatkan, mengembangkan diri ke arah tercapainya martabat, mutu dan
kemampuan manusiawi yang optimal serta pribadi mandiri (Wiryokusumo,
2011:7).
Menurut Spillane (2002:51) pengembangan pariwisata memiliki
dampak positif maupun dampak negatif, maka diperlukan perencanaan untuk
menekan sekecil mungkin dampak yang ditimbulkan.
Dampak positif yang diambil dari pengembangan pariwisata meliputi :
a. Penciptaan lapangan kerja, dimana pada umumnya pariwisata
merupakan industri padat karya, dimana tenaga kerja tidak dapat
digantikan dengan modal atau peralatan.
b. Sebagai sumber devisa asing.
c. Pariwisata dan distribusi pembangunan spiritual, disini pariwisata
secara wajar cenderung mendistribusikan pembangunan dari pusat
industri kearah wilayah desa yang belum berkembang, bahkan
pariwisata disadari dapat menjadi dasar pembangunan regional.
Struktur perekonomian regional sangat penting untuk menyesuaikan
dan menentukan dampak ekonomis dari pariwisata.

Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan dengan adanya


pengembangan pariwisata adalah :
a. Pariwisata dan vulnerability ekonomi, karena di negara kecil dengan
perekonomian terbuka, pariwisata menjadi sumber mudah kena serang,
khususnya jika daerah tersebut hanya bergantung pada satu pasar
asing.
b. Polarisasi spesial dari industri pariwisata dimana perusahaan besar
mempunyai kemampuan untuk menerima sumber daya modal yang
besar dari kelompok besar perbankan atau lembaga keuangan lain,
sedangkan perusahaan kecil harus tergantung pada pinjaman atau
subsidi dari pemerintah dan tabungan pribadi. Hal ini menjadi
hambatan dimana terjadi konflik antara perusahaan kecil dan
perusahaan besar.
c. Sifat dalam pekerjaan industri pariwisata cenderung menerima gaji
yang rendah, menjadi kerjaan yang musiman.
d. Dampak industri pariwisata terhadap alokasi sumber daya ekonomi
industri ini dapat menaikan harga tanah, dimana kenaikan harga tanah
ini dapat menimbulkan kesulitan bagi penghuni daerah tersebut yang
tidak bekerja di sektor pariwisata yang ingin membangun rumah atau
mendirikan bisnis disini.
e. Dampak terhadap lingkungan, bisa terhadap polusi air dan udara,
kekurangan air, keramaian lalu lintas, dan kerusakan
dari pemandangan yang tradisional.
Berdasarkan pendapat ahli di atas maka penulis dapat memberikan
pengertian pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain yang
mempunyai daya tarik wisata untuk melakukan rekreasi atau liburan.
3. Obyek Wisata
Menurut Ridwan (2012:5) obyek wisata adalah segala sesuatu yang
memilik keunikan, keindahan dan nilai yang berupa keanekaragaman
kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau
tujuan kunjungan wisatawan.
Gamal Suwantoro (1997:19) menyebutkan obyek wisata merupakan
potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah.
Selanjutnya obyek wisata ini dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu : a.
Obyek wisata dan daya tarik wisata alam.
Obyek wisata yang daya tariknya bersumber pada keindahan dan kekayaan
alam.
b. Obyek wisata dan daya tarik budaya.
Obyek dan daya tarik bersumber pada kebudayaan, seperti peninggalan
sejarah, museum, atraksi kesenian, dan obyek lain yang berkaitan
dengan budaya.
c. Obyek wisata dan daya tarik minat khusus.
Obyek wisata dan daya tariknya bersumber pada minat khusus wisatawan itu
sendiri, misalnya olahraga, memancing, dan lain-lain.
F. Kerangka Pemikiran
Berikut ini adalah bentuk kerangka pemikiran yang dibuat penulis
untuk sumber pemahaman tentang peneliti yang peneliti interpretasikan adalah
sebagai berikut :
Bagan I.1
Kerangka Berfikir
Strategi Pengembangan ObjG. ek
Wisata Air Terjun Temburun di
KabupatenH.
Kepulauan Anambas. I.

Aspek
Pengembangan
1. Aspek Daya Tarik Pariwisata
2. Aspek J.
AksesibilitasK.
3. Aspek Fasilitas

Analisis SWOT
Olahan Data

G. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Air Terjun Temburun Kabupaten Kepulauan
Anambas dan di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan
Anambas. Alasan pemilihan dilokasi air tejun karena dilihat dari kondisi
topografi banyak sekali memiliki potensi wisata alam, khususnya wisata air
yang sangat berpotensi untuk dikembangkan namun masih sangat
membutuhkan perhatian dari pemerintah daerah.
2. Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Deskriptif
Kualitatif, dimana metode yang digunakan adalah penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian
yaitu perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. “Data yang
dikumpulkan dari penelitian deskriptif kualitatif adalah berupa kata-kata,
gambar, dan bukan angka-angka. Hal itu disebabkan oleh adanya penerapan
metode kualitatif. Selain itu semua yang dikumpulkan kemungkinan menjadi
kunci terhadap apa yang sudah diteliti”. (Lexy J.Moleong, 2007:06-11).
3. Jenis dan Sumber Data Penelitian
a. Data Primer
Data primer merupakan data utama yang dihasilkan dari penelitian melalui
beberapa teknik pengumpulan data yang dipakai oleh peneliti, seperti
observasi, wawancara, dan dokumentasi yang berupa kata-kata dan
tindakan.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang berupa sumber data sekunder
merupakan data pelengkap atau pendukung dalam penelitian ini.
Adapun yang menjadi sumber data sekunder ini bersumber dari
literatur buku, jurnal dan internet.
4. Teknik Penentuan Informan
Dalam penelitian ini, peran informan sangat penting dan perlu. Untuk
menentukan informan dalam konteks obyek penelitian diklarifikasikan
berdasarkan kompetisi tiap-tiap informan. Teknik penentuan informan
dilakukan secara purposif. Peran informan menjadi salah satu kunci untuk
memperoleh informasi yang memadai. Jumlah informan menjadi pengecualian
ketika informan yang diperoleh sudah dipandang memadai sehingga pencarian
informasi atau data dapat dihentikan.
5. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang akurat dan lengkap sebagaimana yang
diharapkan mengenai variabel Strategi Pengembangan Objek Wisata Air
Terjun Temburun Di Kabupaten Kepulauan Anambas, maka teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam meneliti ini antara lain :
a. Observasi
Observasi atau pengamatan langsung dengan cara mengumpulkan
data serta mencatat gejala-gejala yang nampak pada obyek penelitian
merupakan salah satu teknik pengmpulan data dimana peneliti terjun
langsung sebagai partisipan atau non partisipan. Dengan teknik
observasi peneliti dapat memperoleh gambaran langsung dan
mengetahui keadaan yang sesungguhnya terjadi di lapangan. Alat yang
digunakan dalam observasi adalah daftar catatan (checklis). b.
Interview (wawancara)
Teknik wawancara atau lisan yaitu penulis mewawancarai
langsung dengan informan yang mengetahui permasalahan yang
diteliti Interview menggunakan Interview guide (pedoman wawancara)
yang ditujukan kepada key informan. Alat yang digunakan dalam
wawancara adalah berupa pedoman wawancara. c. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu pengumpulan data melalui buku-buku ataupun
literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian. Alat yang
digunakan dalam dokumentasi adalah kamera.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan dipahami. Analisis data yang dipergunakan dalam
penelitian ini adalah analisis secara kualitatif dengan menggunakan model
analisis interaktif. Aktifitas dalam analisis data yaitu :
1. Redukasi Data (Pemilihan/Sortir)
Redukasi data merupakan bagian dari proses analisis yang
mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal
yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga dapat
membuat kesimpulan akhir.
2. Penyajian Data
Merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskriptif dalam
bentuk narasi yang memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan
sajian data harus mengacu pada rumusan masalah sehingga dapat
menjawab permasalahan-permasalahan yang diteliti.
3. Penarikan Kesimpulan
Dari awal pengumpulan data, peneliti harus sudah memahami apa
arti dari berbagai hal yang ditemui dengan melakukan pencatatan
peraturan-peraturan, pola-pola, pernyataan-pernyataan, arahan,
sebabakibat, dan berbagai proporsi, kesimpulan perlu diverifikasi agar
penelitian yang dilakukan benar dan bisa dipertahankan.
I. Hasil Penelitian
Dalam pengembangan obyek wisata harus mempunyai strategi perencanaan
pembangunan yang baik, sehingga mampu memberikan dampak positif dari
pengembangan obyek wisata tersebut. Pengembangan pariwisata tidak
terlepas dari peranan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan
Anambas. Oleh karena itu, sektor pariwisata harus dikembangkan dengan
serius, agar dapat menambah daya tarik bagi wisatawan. Adapun yang harus
dilakukan adalah dengan peningkatan pelayanan serta mempermudah akses
menuju lokasi obyek wisata. Pengembangan pariwisata diharapkan dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar dan adanya lapangan kerja baru.
Analisa strategi pengembangan obyek wisata Air Terjun Temburun di
Kabupaten Kepulauan Anambas dengan melihat potensi obyek wisata tersebut
melalui aspek-aspek pengembangan sebagai berikut :
1. Daya Tarik Pariwisata
Berdasarkan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA)
Kabupaten Kepulauan Anambas ada beberapa faktor yang terdapat di kawasan
Air Terjun Temburun yang dijadikan sebagai daerah tujuan wisata, antara lain
sebagai berikut :
a. Aktivitas
Yang dimaksud aktivitas disini adalah segala hal yang dilakukan
wisatawan selama berkunjung di objek wisata serta aktivitas
masyarakat setempat yang menjadi hal yang menarik untuk diikuti
oleh wisatawan. Berbagai aktivitas wisata yang bisa dilakukan oleh
para pengunjung yang datang ke Air Terjun Temburun antara lain :
Tracking, pemandian, tamasya, panoramik hutan mangrove, dan
menikmati keindahan Air Terjun Temburun yang memiliki kontur
berundak-berundak sebanyak 7 (tujuh) tingkat. b. Amenitas
Merupakan sarana dan prasarana yang mendukung
kenyamanan wisatawan pada saat menikmati obyek dan daya tarik
wisata yang disajikan seperti: gazebo. Ketersediaan fasilitas-fasilitas
pendukung merupakan hal yang harus diperhatikan, agar wisatawan
merasa nyaman dan memperoleh kepuasaan dalam kegiatan wisatanya.
Air Terjun Temburun adalah tempat wisata yang berpotensi sebagai
obyek wisata alam unggulan. Hal tersebut dipengaruhi oleh keadaan
Air Terjun Temburun yang masih bersifat alami dan berpemandangan
indah serta memungkinkan untuk penyediaan fasilitas yang baik untuk
wisatawan. Air Terjun Termburun tersebut masih dalam proses
pengembangan dan pengolahan oleh Pemerintah Kabupaten
Kepulauan Anambas. c. Aksesibilitas
Aksesibilitas untuk menuju kawasan Air Terjun Temburun sebagian
jalan telah diaspal dengan kondisi baik, dan sebagian masih jalan tanah
dan berbatu, dapat diakses dalam waktu 1 (satu) jam menggunakan
motor dan mobil, dan dapat juga diakses dengan menggunakan
kendaraan laut, sekitar 30 menit dari Tarempa.
2. Aksesibilitas
Aksesibilitas merupakan cara untuk menyediakan sarana transportasi publik
bagi wisatawan yang berpengaruh terhadap biaya, waktu dan jarah tempuh
serta kenyamanan ketika berwisata. Objek wisata Air Terjun Temburun sudah
mempunyai akses yang bagus dengan kondisi jalan yang sudah memadai.
Objek wisata Air Terjun Temburun dapat ditempuh melalui jalur darat dan
laut. Jika ditempuh melalui jalur darat biasanya pengunjung menggunakan
sepeda motor yang jarak tempuhnya diperkirakan sekitara satu jam dengan
menggunakan sepeda motor. Perjalanan ini akan melewati Kampung Baru,
Bukit Tengkorak, Kampung Tengah hingga Desa Rintis sebelum sampai ke
lokasi air terjun.
Ketersediaan jalan sudah mampu mendukung arus pergerakan penduduk serta
kendaraan dimana jalan yang ada sebagian besar sudah beraspal dengan lebar
rata-rata 4 meter. Dilihat dari kondisinya, terdapat beberapa ruas jalan yang
mengalami kerusakan baik berat maupun ringan, dan juga belum adanya
angkutan umum untuk mengantar pengunjung menuju obyek wisata.
3. Fasilitas (Sarana dan Prasarana)
Fasilitas merupakan sarana penunjang yang dapat menciptakan rasa
menyenangkan yang disertai dengan kemudahan dan pemenuhan kebutuhan
wisatawan dalam menikmati produk wisata yang ditawarkan. Orang
melakukan perjalanan ke suatu tempat karena ada beberapa pertimbangan,
salah satunya karena ketersediaan fasilitas yang lebih lengkap di tempat
tujuannya. Ketersediaan fasilitas pendukung mempengaruhi perkembangan
jumlah wisatawan di objek wisata Air Terjun Temburun. Dari observasi
peneliti, di kawasan Air Terjun Temburun terdapat 4 (empat) gazebo atau
tempat peristirahatan, toilet, dan area parkir yang tidak cukup luas.
II. Penutup A. Kesimpulan
Sebagai bab penutup dalam penulisan skripsi ini, maka peneliti akan
merumuskan beberapa kesimpulan dari penelitian ini, disamping itu
dikemukakan juga saran-saran yang menurut peneliti dapat berguna untuk
Strategi Pengembangan Objek Wisata Air Terjun Temburun di Kabupaten
Kepulauan Anambas. Kesimpulan dari penelitian yaitu :
1. Dalam mengembangkan potensi objek wisata Air Terjun Temburun,
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan telah melakukan
pembenahanpembenahan. Adapun pembenahan yang dilakukan antara
lain menyediakan sarana penunjang pariwisata, memperbaiki
aksesibilitas dan fasilitas menuju objek wisata.
2. Dalam mengembangkan berbagai potensi tersebut terdapat beberapa
hambatan antara lain terbatasnya anggaran pengembangan dan
kurangnya kualitas Sumber Daya Manusia.
3. Untuk mengatasi hambatan tersebut diperlukan adanya peningkatan
promosi wisata guna meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.
B. Saran
Adapun saran-saran dari peneliti adalah sebagai berikut :
1. Pemerintah daerah dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Kepulauan Anambas hendaknya melakukan evaluasi terhadap
pengelolaan obyek wisata selama ini.
2. Dalam mengembangkan objek wisata Air Terjun Temburun harus
lebih memprioritaskan penambahan dan peningkatan fasilitas, sarana
prasarana yang ada di kawasan objek wisata Air Terjun Temburun,
seperti menambah jumlah akomodasi dan warung makan. Hal ini dapat
menjadi daya tarik bagi pengunjung dan juga dapat meningkatkan
kunjungan wisatawan.
3. Kegiatan wisata perlu ditambah, sehingga dapat memperpanjang
tinggal wisatawan dan memberikan kenyamanan bagi para wisatwan.
DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-buku
Buchory Achmad Herry, Saladin Djaslim. 2010. Manajemen Strategik,
Bandung : CV. Linda Karya. Cetakan Pertama
Marpaung, Happy. 2002. Pengetahuan Kepariwsataan, Bandung : Alfabeta
Pendit. 2006. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana, Jakarta : PT.
Pradnya Paramita
Purnomo Hari Setiawan, Zulkeiflimansyah. 2007. Manajemen Strategi,
Jakarta : Lembaga Penerbit
Purwanto Iwan. 2006. Manajemen Strategi, Yogyakarta : Yrama Widya.
Cetakan Pertama
Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis.
Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Reksohadiprodjo. 2003. Manajemen Strategi, Yogyakarta : BPFE
Ridwan, 2012. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata, Jakarta : PT.
Sofmedia
Salusu J. 1996. Pengambilan Keputusan Stratejik, Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama
Soekadijo. 1996. Anatomi Pariwisata : Memahami Pariwisata Sebagai
“Systemtic Linkange”. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Spillane, James J. 2002. Pariwisata Indonesia: Siasat Ekonomi dan Rekayasa
Budaya,Yogyakarta : Kanisius
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis, Bandung : Alfabeta
________. 2012. Metode Penelitian Administrasi, Bandung : Alfabet
Suwantoro Gamal, SH. 1997. Dasar-dasar Pariwisata, Yogyakarta : Penerbit
Swastha, Basu dan Irawan. 1990. Manajemen Pemasaran Modern,
Yogyakarta : Liberty
Wahab Salah. 1989. Pemasaran Pariwisata, Jakarta : PT. Pradnya Paramita.
Cetakan Pertama
Yoeti, Oka A. 1987. Pengantar Ilmu Pariwisata, Bandung: Angkasa
B. Dokumen
Fisip Umrah 2011, “Pedoman Teknik Penulisan Usulan Penelitian dan
Skripsi Serta Ujian Sarjana”
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Kepulauan
Anambas Tahun 2012-2022
C. Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Pengembangan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
D. Jurnal
Asriandy, Ian. 2016. Strategi Pengembangan Obyek Wisata Air Terjun
Bissapu di Kabupaten Bantaeng. 103 halaman
(http://repository.unhas.ac.id diakses 15 Februari 2016, 19.21 WIB)
Hasworo, Sukmawati Ardhika. 2012. Skripsi. Strategi Pengembangan Obyek
Wisata Batik Kota Pekalongan. 101 halaman
(http://eprints.undip.ac.id)
Panjaitan, Irawati Uli. 2015. Analisis Potensi Dan Strategi Pengembangan
Obyek Wisata Alam Air Terjun Teroh-Teroh Desa Rumah Galuh
Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat Sumatera Utara. 87
halaman (http://jurnal.usu.ac.id)
Pradikta, Angga. 2013. Skripsi. Strategi Pengembangan Obyek Wisata Waduk
Gunungrowo Indah dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Kabupaten Pati. 129 halaman (http://lib.unnes.ac.id)
Yunitasari. 2014. Eksistensi Obyek Wisata Waduk Gajah Mungkur Dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus Di Desa
Sendang, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri). 173
halaman (http://jurnal.fkip.uns.ac.id)

Anda mungkin juga menyukai