Anda di halaman 1dari 16

TUGAS 9 MATA KULIAH GEOGRAFI PARIWISATA

Analisis Pengembangan Obyek Wisata di Wilayah Kabupaten Jombang


Erfina Yulia Rahmawati1, Drs. I Komang Astina, M.S Ph.D
1
Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5 Malang, Jawa Timur, Indonesia
erfina.yulia.2007214@students.um.ac.id1, komang.astina.fis@um.ac.id1

Abstract

Jombang Regency is an area that has a lot of tourism potential, one of which is in
Wonosalam District. This district has a variety of tourism potential, both natural and
artificial. This can be seen through the characteristics, problems, SWOT analysis, along
with the impacts that occur in the tourism development process. To explain further, this
article was compiled using a qualitative method which in its data analysis used various
supporting sources such as ebooks, journals, and articles. The data analysis technique
used is data collection from various sources, data processing, data presentation in the form
of discussion, and drawing conclusions

Keyword : tourism, characteristics, impact

Abstrak
Kabupaten Jombang merupakan salah satu wilayah yang memiliki banyak potensi
pariwisata, salah satunya berada di Kecamatan Wonosalam. Kecamatan ini memiliki
beragam potensi wisata baik alam maupun buatan. Hal tersebut dapat dilihat melalui
karakteristik, permasalahan, analisis SWOT, beserta dampak yang terjadi pada proses
pengembangan pariwisata tersebut. Untuk menjelaskan lebih lanjut, artikel ini disusun
dengan menggunakan metode kualitatif yang dalam analisis datanya menggunakan
berbagai sumber pendukung seperti ebook, jurnal, dan artikel. Teknik analisis data yang
digunakan yaitu pengumpulan data dari berbagai sumber, pengolahan data, penyajian data
berupa pembahasan, serta penarikan kesimpulan

Keyword : pariwisata, karakteristik, dampak

1. Pendahuluan
Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang didukung dengan berbagai fasilitas
serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan
pemerintah daerah. Pariwisata ini biasana memberikan jasa hiburan bagi pengunjung
atau mewujudkan suatu rasa ingin tahu serta memberikan sebuah wawasan terhadap
anak-anak sampai dewasa pula. Pada umumnya terdapat banyak daerah di Indonesia
yang memiliki kekayaan alam yang cukup berpotensial untuk dikembangkan
menjadi tempat kepariwisataan serta memiliki kemampuan untuk menjadi salah satu
pariwisata yang dapat dikembangkan sehingga dikenal oleh wisatawan lokal maupun
mancanegara. Salah satunya berada di daerah Kabupaten Jombang.

Suatu pengembangan pariwisata ditujukan untuk memperkenalkan,


melestarikan serta meningkatkan mutu objek dan daya tarik wisata dalam
pembangunan dengan tetap memperhatikan mutu lingkungan hidup serta
kelangsungan usaha pariwisata itu sendiri. Pengembangan pariwisata harus didasari
oleh situasi kondisi dan daya dukung dengan maksud menciptakan interaksi jangka
panjang yang saling menguntungkan diantara pencapaian suatu tujuan pariwisata,
peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat serta adanya sistem berkelanjutan
pada daya dukung lingkungan pada masa mendatang.

Oleh karena itu, perlu diadakan strategi pengembangan pariwisata yang


tepat supaya dapat menarik wisatawan untuk datang ke wisata tersebut. Potensi
pariwisata di Kabupaten Jombang sangat potensial untuk dilakukan pengembangan,
baik ditinjau dari karakteristiknya, permasalahan lingkungannya yang di sekitar
obyek wisata, analisis SWOT, dan lain-lain. Karena pada dasarnya pariwisata
merupakan bagian dari kegiatan ekonomi yang pengelolaannya dilakukan oleh
masyarakat daerah atau pemerintah daerah.

Dari adanya latar belakang tersebut, artikel ini akan membahas tentang
pengembangan pariwisata yang berada di wilayah Kabupaten Jombang dengan
dilihat dari karakteristik aktivitas pariwisata, potensi obyek wisatanya, permasalahan
lingkungan apa saja yang terjadi di sekitar obyek wisatanya, analisis SWOT yang
digunakan untuk membantu proses pengembangan pariwisata di Kabupaten
Jombang, serta bagaimana dampak-dampak dalam kondisi sosial ekonomi
masyarakat setelah adanya potensi pariwisata tersebut. Tujuan dari artikel ini adalah
supaya para pembaca dapat mengetahui terkait potensi, karakteristik, dan dampak
apa saja yang dapat mempengaruhi pengembangan pariwisata di Kabupaten
Jomabang, sehingga dengan adanya pengembangan potensi salah satunya di bidang
pariwisata tersebut, Kabupaten Jombang diharapkan dapat mampu mengurangi
tingkat urbanisasi, mengurangi tingkat pengangguran, serta meningkatkan
keuntungan dalam bidang ekonomi di wilayah tersebut.

2. Metode
Metode penelitian yang digunakan dalam menyusun artikel ini adalah metode
kualitatif yang mana dalam penyusunannya dilakukan dengan menganalisis dari
berbagai sumber pendukung seperti ebook, jurnal, dan artikel. Hal tersebut termasuk
dalam cara pengumpulan data yang secara ilmiah sebagai metode studi pustaka.
Dengan adanya metode tersebut kemudian dikembangkan melalui pendekatan
analisis kualitatif yang dapat dilakukan untuk memperoleh data serta
mengembangkan teori yang secara deskripsi terkait dengan realita yang berada di
Kabupaten Jombang. Dengan adanya penjelasan metode diatas maka teknik analisis
data yang digunakan dalam penyusunan artikel ini adalah pengumpulan data dari
berbagai sumber, pengolahan data, penyajian data berupa pembahasan, serta
penarikan kesimpulan

2
3. Hasil dan Pembahasan
2.1 Karakteristik Aktivitas Pariwisata di Kabupaten Jombang

Kabupaten Jombang merupakan salah satu wilayah yang memiliki banyak


potensi pariwisata, salah satunya berada di Kecamatan Wonosalam. Kecamatan
ini memiliki beragam potensi wisata baik alam maupun buatan. Hal tersebut
dikarenakan lokasi ini berada di daerah dataran tinggi yaitu di wilayah kaki
Gunung Anjasmara dengan ketinggian mencapai 500 sampai 600 meter diatas
permukaan laut. Kecamatan Wonosalam bisa dibilang sebagai daerah
administrative Jombang yang dikelilingi daerah pegunungan. Kecamatan ini juga
memiliki kawasan hutan yang dapat membuat suasana disekitar menjadi lebih
sejuk. Hutan tersebut sebenarnya dikelola oleh Dinas Perhutani, namun pada saat
ini Karang Taruna desa setempat telah mengambil alih untuk dikelola dan
dijadikan sebagai objek wisata.

Obyek Wisata yang berada di Kabupaten Jombang sangat ramai


dikunjungi oleh wisatawan karena lokasinya yang dekat dengan wisata yang satu
dengan lainnya seperti Wisata Hutan Pinus, Wonosalam Training, kebun rojo,
alun-alun kota dan Wisata Kampung Djawi yang dikenal sebagai tempat outbond
atau sarana edukasi. Selain dekat dengan objek wisata yang lainnya, ada beberapa
faktor yang membuat lokasi disini menjadi daya tarik utama di Kabupaten
Jombang, yaitu banyaknya obyek wisata di Jombang yang memiliki keindahan
yang dapat dilihat dari sisi alamnya, seperti suasana panorama alam yang terlihat
indah dan asri, memiliki hawa yang sejuk dan nyaman, serta suasana yang tenang
dengan ditambah dengan adanya aliran air yang jernih mengalir secara alami
disetiap lokasi wisatanya.

2.2 Obyek Wisata di Kabupaten Jombang

Objek wisata di Kabupaten Jombang tentunya banyak sekali diantaranya :

Objek Wisata Banyu Mili

Objek Wisata Banyu Mili yang terletak di Desa Carangwulung, Kecamatan


Wonosalam, Kabupaten Jombang. Objek wisata ini ramai dikunjungi oleh
wisatawan karena lokasinya yang dekat dengan Wisata Hutan Pinus, Wonosalam
Training, dan Wisata Kampung Djawi yang dikenal sebagai tempat outbond atau
sarana edukasi. Selain dekat dengan objek wisata yang lainnya, ada beberapa
faktor yang membuat lokasi ini menjadi daya tarik utama di Kabupaten Jombang,
yaitu keindahan alamnya yang memiliki suasana panorama alam yang terlihat
indah dan asri, memiliki hawa yang sejuk dan nyaman, serta suasana yang tenang
dengan ditambah adanya aliran air yang jernih mengalir secara alami di lokasi
wisata ini.

3
Untuk mencapai lokasi wisata ini tidak terlalu sulit, karena akses jalannya
sangat lancar, dan dapat dilewati oleh berbagai jenis kendaraan mulai dari motor,
mobil, maupun bus dapat melewati jalanan tersebut dengan mudah. Selain itu
dengan kondisi jalanan yang aman dan nyaman, seperti jalanan di sekitar lokasi
pegunungan dapat terlihat cukup terkelola dengan baik serta adanya papan
petunjuk di sepanjang jalan membuat para wisatawan seakan diberitahu secara
perlahan supaya tidak tersesat ketika menuju lokasi objek wisata tersebut. Selain
mudahnya lokasi tersebut diakses, Fasilitas yang memadai juga merupakan
faktor lokasi ini banyak diminati oleh wisatawan. Wisata Banyu Mili Wonosalam
memiliki luas lahan kurang lebih sekitar 2,5 ha dengan 70-75% terdapat berbagai
fasilitas yang dapat digunakan oleh wisatawan seperti; ruang indoor yang dapat
berupa gazebo atau pendopo dengan kapasitas maksimum 40 orang yang
biasanya digunakan sebagai ruangan karaoke atau bersantai lainnya. Selain
adanya ruangan indoor, terdapat fasilitas yang cukup memadai lainnya seperti
tempat ibadah (mushola), tempat makan atau kantin dan terdapat spot lokasi yang
dapat digunakan untuk berfoto seperti rumah hobbit, perahu danau buatan, taman
kelinci, serta wahana hammock yang tentunya dapat memberikan kesan santai
ketika akan menikmati keindahan alam di sekitar. Di tempat wisata ini juga
terdapat Sungai Wonosalam yang aliran airnya cukup jernih dengan panjang
sungai sekitar kurang lebih 500 meter dan lokasi ini digunakan sebagai tempat
pengenalan hewan-hewan sungai, penelitian, atau untuk kegiatan outbound
seperti susur sungai. Untuk memasuki objek wisata ini, wisatawan akan
diarahkan ke tempat pembayaran tiket masuk. Wisatawan hanya perlu membayar
Rp 5.000,-/orang supaya bisa menikmati pemandangan serta wahana yang berada
di objek wisata ini. Harga tiket ini tergolong cukup terjangkau baik dari kalangan
remaja maupun dewasa.

Taman Tirta Wisata Keplak Sari

Selain objek wisata Banyu Mili, terdapat objek wisata yang berlokasi di
Nglungge, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang yang juga cukup banyak
dikunjungi oleh wisatawan yaitu Taman Tirta Wisata Keplaksari. Wisata
Keplaksari merupakan salah satu wisata berupa taman dengan dilengkapi oleh
berbagai fasilitas berupa taman ruang terbuka hijau, kolam renang, kolam
pemacingan, lapangan tenis, serta replica atau kerajinan berupa bentuk hewan
yang berasal dari koran, kreatifitas dari ban bekas, dan lain-lain. Selain itu,
dibeberapa acara kesenian tertentu, lokasi wisata ini dijadikan sebagai tempat
pagelaran seni seperti seni Ludruk. Wisata ini banyak dikunjungi oleh wisatawan
dikarenakan lokasinya yang cukup menarik karena memang lokasinya terletak di
pinggir jalan raya namun untuk kebersihan disekitar taman cukup membuat
wisatawan yang berkunjung merasa nyaman. Tempat taman terbukanya yang
cukup luas membuat wisatawan dapat menggunakannya sebagai tempat outbond
atau camping baik bersama teman, sahabat, atau keluarga. Di dalam taman ini

4
juga mengandung unsur sejarah baik berdirinya taman kebon ratu dan kebon rojo
atau sejarah pesawat tempur yang ada di tempat wisata tersebut. Selain itu,
wisatawan yang masih berusia balita tentunya dapat mengenal hewan tanpa
adanya rasa takut karena di tempat ini terdapat puluhan patung hewan yang
ukurannya sesuai dengan besarnya ukuran hewan sebenarnya. Patung-patung
tersebut terbuat dari bahan daur ulang sehingga lokasi ini menerapkan konsep
ramah lingkungan atau eco green. Disamping itu terdapat danau buatan beserta
dermaga yang memiliki ukuran sedang dan dipenuhi oleh ikan hias air tawar
sehingga lokasi ini cukup menarik untuk dikunjungi. Taman keplak sari
dibangun dengan tujuan mengembangkan potensi lokasi tersebut serta
menyediakan area untuk jogging track beserta media untuk pengenalan sosial dan
alam bagi anak-anak. Fasilitas di tempat wisata ini terbilang cukup lengkap,
mulai dari kamar mandi, mushola, tempat makan, spot foto, lokasi parkir yang
cukup luas dan menjamin keamanan kendaraan wisatawan dan lain-lain.

Wisata Sumber Biru

Wisata yang tidak kalah menariknya dari wisata-wisata lain yang berada di
Kabupaten Jombang adalah Wisata Sumber Biru. Wisata Sumber Biru berada
tepat di Dusun Ngembak, Desa Wonomerto, Kecamatan Wonosalam. Wisata ini
memiliki legenda yang sudah menjadi rahasia umum, yaitu adanya satu lokasi
aliran air yang memiliki warna sangat biru serta kejernihan airnya melebihi
jernihnya aliran yang lain. Wisata Sumber Biru merupakan objek wisata yang
memiliki nuansa lokasi alam, karena pada dasarnya wisata ini terletak diantara
lereng pegunungan, sehingga di lokasi ini wisatawan akan mendapatkan suasana
yang sejuk, asri serta nyaman untuk dijadikan sebagai tempat bersantai. Selain
itu, ada beberapa faktor yang menyebabkan lokasi wisata ini banyak dikunjungi
oleh wisatawan diantaranya dari segi fasilitasnya. Disini wisatawan dapat
beristirahat atau menikmati keindahan alamnya melalui homestay yang sudah
disediakan oleh pihak pengelola, selain dari pihak pengelola banyak penduduk
dari lokasi tersebut menyewakan beberapa kamar mereka untuk wisatawan yang
ingin menginap di lokasi tersebut guna menikmati keindahan alam di malam hari.
Selain itu, terdapat banyak spot foto yang cukup menarik seperti spot jembatan
cinta, replica kapal, rumah bamboo, rumah pohon dan masih banyak yang
lainnya. Dari segi fasilitas terkait tempat makan, di wisata Sumber Biru,
wisatawan dapat memesan makanan serta minuman yang tentunya memiliki
suasana ciri khas masakan pedesaan jaman dahulu seperti nasi jagung, nasi tiwul,
urap-urap, serta aneka penyetan, dan kopi arabika wonosalam. Tempat makan
disini menggunakan meja serta kursi yang terbuat dari bambu dan diletakkan
diatas sungai yang mengalir cukup jernih. Wisata ini dibangun dan dikelola oleh
Kelompok Karang Taruna dan Kelompok Sadar Wisata, yang memiliki tekad
untuk mengembangkan serta mengelola sumber biru tersebut supaya tidak lagi
digunakan sebagai tempat pembuangan sampah, mengingat lokasi tersebut

5
memiliki potensi wisata yang cukup memadai untuk dijadikan sebagai sektor
pariwisata. Wisatawan hanya perlu membayar Rp 5.000,-/orang supaya bisa
menikmati pemandangan serta fasilitas yang berada di objek wisata ini. Harga
tiket ini tergolong cukup terjangkau baik dari kalangan remaja maupun dewasa.
Bagi wisatawan yang membawa kendaraan, sudah disediakan area parkir yang
cukup luas dengan biayanya juga yang cukup terjangkau sehingga para
wisatawan tidak akan khawatir tentang keamanan kendaraannya.

Goa Jepang Alas Gedangan

Goa Jepang Alas Gedangan merupakan objek wisata yang terletak di


Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang. Tepatnya lokasi ini berada pada
jalur kearah menuju Wonosalam. Dari bukit hutan pinus lokasi ini berjarak
sekitar 8 km. Jika dilihat dari sisi sejarah, keunikan di objek wisata ini dijelaskan
bahwa konon di lokasi ini merupakan pintu masuk ibukota kerajaan Majapahit
pada bagian timur. Selain itu, objek wisata ini dilengkapi oleh berbagai spot foto
dan rumah kayu serta banyaknya infrastruktur lain yang cukup memadai
sehingga lokasi ini memberikan kesan menarik bagi para wisatawan. Pada wisata
Goa Jepang Alas Gedangan ini memiliki ciri khas lokasi yang terletak di lereng
serta suasana alamnya yang membuat para wisatawan menjadi nyaman, salah
satunya karena adanya pemandangan hutan pegunungan Anjasmoro. Selain
adanya view tersebut, lokasi ini memiliki fasilitas yang cukup lengkap seperti
gazebo, parkir, rumah makan yang tentunya dengan harga cukup terjangkau,
serta berbagai spot-spot foto yang terbilang cukup unik. Namun ketika akan
memilih spot foto alangkah baiknya untuk tetap berhati-hati karena spot-spot foto
yang cukup menarik berada cukup dekat dengan hamparan jurang. Ketika hujan,
Lokasi ini memiliki karakteristik tanah yang cukup licin sehingga wisatawan
diharapkan untuk tetap waspada supaya tidak terperosok.

Air Terjun Tretes

Air Terjun Tretes merupakan objek wisata yang terletak di Kawasan Taman
Hutan Raya Raden Soerjo, Ujung selatan Kabupaten Jombang, tepatnya di Dusun
Pengajaran, Desa Galengdowo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang.
Air Terjun ini memiliki ketinggian sekitar 158 meter dan dinyatakan sebagai
salah satu air terjun tertinggi yang ada di Provinsi Jawa Timur. Yang menjadi
daya tarik pada lokasi ini adalah pemandangan alamnya yang sudah memanjakan
mata ketika mulai memasuki desa Galengdowo. Menuju lokasi air terjun ini
harus ditempuh dari rumah penduduk yang berjarak sekitar 4 km dari air terjun
dan 1 km dari pos pertama. Tracking lokasi ini masih berupa jalanan tanah
sehingga wisatawan harus ekstra hati-hati. Ketika mendekati lokasi air terjunnya,
wisatawan akan melewati jembatan bambu pada sebuah sungai dengan kondisi
air yang cukup jernih. Yang menjadi daya tarik utamanya adalah view

6
pegunungan, perkebunan the, kopi, atau coklat, sungai yang mengalir, serta
sejuknya udara pegunungan membuat lokasi ini banyak dikunjungi oleh para
wisatawan. Air Terjun Tretes memiliki tipe air terjun yang tidak berundak
sehingga view yang didapatkan oleh wisatawan berupa pemandangan air yang
mengalir dari tebing batu dengan ukuran yang cukup tinggi dan menukik lurus
kearah bawah. Di sini wisatawan juga dapat bermain air , bersepeda, joglo atau
gazebo untuk bersantai serta hunting foto dengan pemandangan alamnya yang
sangat terjaga dengan baik. Harga tiket untuk masuk lokasi ini cukup terjangkau
dan hal tersebut terbayarkan dengan suasana serta view pemandangan alamnya
yang cukup memuaskan ketika melakukan perjalanan menuju kearah air terjun
atau ketika berada di lokasi utamanya.

2.3 Analisis Permasalahan Lingkungan Pariwisata di Kabupaten Jombang

Suatu pengembangan pariwisata ditujukan untuk memperkenalkan,


melestarikan serta meningkatkan mutu objek dan daya tarik wisata dalam
pembangunan dengan tetap memperhatikan mutu lingkungan hidup serta
kelangsungan usaha pariwisata itu sendiri. Pengembangan pariwisata harus
didasari oleh situasi kondisi dan daya dukung dengan maksud menciptakan
interaksi jangka panjang yang saling menguntungkan diantara pencapaian suatu
tujuan pariwisata, peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat serta adanya
sistem berkelanjutan pada daya dukung lingkungan pada masa mendatang.

Di wilayah Kabupaten Jombang tentunya banyak ditemukan objek wisata,


dan hal tersebut tidak dapat dipungkiri, bahwa adanya objek wisata pada
kabupaten tersebut menimbulkan adanya permasalahan lingkungan baik dilihat
dari segi aksesbilitas maupun dampaknya. Permasalahan lingkungan yang terjadi
akibat adanya pariwisata di Kabupaten Jombang diantaranya :

• Segi Aksesbilitas.
Adanya segi aksesbilitas, dapat digunakan oleh wisatawan sebagai penunjuk
dalam sulit atau mudahnya medan jalan untuk mencapai suatu objek wisata,
dengan menghitung jarak tempuh, biaya, dan waktu tempuh. Seperti yang dapat
dilihat diatas, Kabupaten Jombang memiliki akses lokasi wisata yang terbilang
cukup mudah untuk dijangkau oleh motor atau mobil, dengan lokasi wisatanya
yang didukung oleh pemandangan alamnya. Hal tersebut tentunya dapat menarik
para wisatawan untuk mengunjungi objek wisata di Kabupaten Jombang.
Namun, dengan kondisi aksesbilitas yang memiliki topografi dataran tinggi,
mengakibatkan sebagian besar lokasi wisatanya akan berada di sekitaran jurang
yang cukup curam, serta jalanan yang menuju ke lokasi utama objek wisata
memiliki karakteristik tanah yang cukup licin, bahkan ketika musim hujan tidak
jarang bahwa wisatawan yang kurang mengerti atau kurang berhati-hati di

7
jalanan tersebut akan terperosok atau terpeleset. Oleh karena itu, ketika berada
di lokasi objek wisata di Kabupaten Jombang, terutama wilayah dataran tinggi,
diharapkan untuk tetap waspada dan berhati-hati ketika melakukan perjalanan
menuju lokasi utama objek wisatanya, supaya nantinya tidak akan terperosok
serta terpeleset.

• Segi Dampak Lingkungan


Dari ketiga objek wisata diatas dapat dijelaskan bahwa dampak pariwisata
tersebut terhadap lingkungan di sekitarnya adalah :

a) Adanya penebangan hutan yang digunakan untuk membangun pendukung


infrastruktur pariwisata, yang mana hal tersebut dipastikan dapat
menyebabkan terjadinya bencana tanah longsor atau banjir
b) Banyaknya pembangunan ruko, shopping center, serta tempat makan yang
berada di lokasi objek wisata, menyebabkan adanya degradasi lahan atau
erosi tanah
c) Pada lokasi-lokasi tertentu dalam objek wisata tersebut, terdapat
penumpukan sampah plastik dan kertas yang tentunya dapat merusak
ekosistem di sekitarnya
d) Adanya musik disekitar lokasi wisata dapat mengakibatkan suatu polusi
kebisingan dan hal tersebut dapat mengganggu satwa liar yang berada di
objek wisata tersebut
e) Ketika lokasi wisata tersebut memiliki sumber daya yang kurang
memadai, maka flora dan fauna pada objek tersebut akan dihilangkan guna
menopang kehidupan mereka. Hal tersebut juga dapat menurunkan
kualitas serta volume air yang tersedia untuk penduduk sekitar, tumbuhan,
dan hewan di sekitar objek wisata tersebut.

2.4 Analisis SWOT Obyek Wisata di Kabupaten Jombang

Analisis SWOT merupakan salah satu metode yang mana bertujuan untuk
mengembangkan suatu kondisi serta mengevaluasi suatu masalah atau konsep
baik dalam bidang bisnis atau pariwisata yang mendasarkan pada faktor internal
dan eksternal. Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu :

a) Kekuatan : dalam bidang pariwisata, faktor ini dapat digunakan untuk


menganalisis kekuatan apa saja yang dimiliki suatu bidang pariwisata,
sehingga dengan adanya faktor kekuatan, bidang pariwisata dapat
dikembangkan menjadi lebih tangguh hingga mampu bertahan dalam pasaran
serta memiliki kemampuan untuk maju dan bersaing guna mengembangkan
obyek wisata tersebut
b) Kelemahan : dalam bidang pariwisata, faktor ini digunakan untuk
menganalisis suatu faktor yang mana berkaitan dengan hal yang dapat

8
merugikan serta tidak menguntungkannya suatu bidang pariwisata dalam
proses pengembangan obyek wisata.
c) Peluang : dalam hal ini, bidang pariwisata dapat menggunakan peluang yang
ada untuk melakukan proses pengembangan dalam obyek wisata yang ada
pada wilayah sekitarnya
d) Ancaman : dalam bidang pariwisata, ancaman ini dapat dijadikan sebagai
faktor penghambat yang dapat mengganggu berjalannya proses
pengembangan pada obyek wisata.

Kabupaten Jombang tentunya memiliki banyak obyek wisata yang


dapat dikembangkan dengan menggunakan metode Analisis SWOT,
sehingga obyek wisata di Kabupaten Jombang dapat dianalisis dengan hasil
sebagai berikut :

a. Kekuatan
Ketiga obyek pariwisata tersebut memiliki aksebilitas yang cukup
mudah sehingga aksesbilitas (berupa papan penunjuk jalan) dapat digunakan
oleh wisatawan sebagai penunjuk dalam sulit atau mudahnya medan jalan
ketika hendak mencapai suatu objek wisata, dengan menghitung jarak
tempuh, biaya, dan waktu tempuh. Seperti yang dapat dilihat diatas,
Kabupaten Jombang memiliki akses lokasi wisata yang terbilang cukup
mudah untuk dijangkau oleh motor atau mobil, dengan lokasi wisatanya yang
didukung oleh pemandangan alamnya. selain itu, terdapat faktor lainnya yang
dapat digunakan ketiga wisata tersebut yaitu daerah Wonosalam untuk
mengembangkan sektor pariwisatanya, yaitu :

1) Goa Jepang Alas Gedangan, Air Terjun tretes, Wisata Sumber Biru dan
wisata alam atau buatan lainnya yang berada di wilayah Kabupaten
Jombang, memiliki lahan yang cukup luas sehingga cocok untuk
dijadikan sebagai budidaya tanaman. Seperti contoh daerah Wonosalam.
Daerah ini memiliki potensi yang cukup baik untuk dijadikan sebagai
budidaya kopi karena lokasinya yang terletak pada jenis dataran tinggi
2) Adanya ketersediaan sarana prasarana baik dari pihak pengelola atau
pihak masyarakat sekitar
3) Adanya sistem promosi yang dilakukan oleh pihak pengelola atau
pengunjung untuk menarik wisatawan supaya mengunjungi lokasi
wisata di kabupaten Jombang tersebut
4) Terdapat sikap konsistensi terhadap tujuan pengembangan pariwisata di
ketiga wisata baik alam maupun buatan tersebut
5) Adanya kerja sama yang cukup baik antara masyarakat kabupaten
Jombang termasuk masyarakat daerah Wonosalam untuk berperan aktif
dalam mengembangkan potensi wisata di daerah mereka

9
b. Kelemahan
Dengan kondisi aksesbilitas yang memiliki topografi dataran tinggi,
mengakibatkan sebagian besar lokasi wisatanya akan berada di sekitaran
jurang yang cukup curam, serta jalanan yang menuju ke lokasi utama objek
wisata memiliki karakteristik tanah yang cukup licin, bahkan ketika musim
hujan tidak jarang bahwa wisatawan yang kurang mengerti atau kurang
berhati-hati di jalanan tersebut akan terperosok atau terpeleset. Oleh karena
itu, ketika berada di lokasi objek wisata di Kabupaten Jombang, terutama
wilayah dataran tinggi, diharapkan untuk tetap waspada dan berhati-hati
ketika melakukan perjalanan menuju lokasi utama objek wisatanya, supaya
nantinya tidak akan terperosok serta terpeleset. Selain itu, terdapat beberapa
faktor lainnya, seperti :

• Segi umum
a) Kurangnya modal untuk membuat atau menunjang ketiga obyek
wisata tersebut menjadi lebih baik lagi
b) Kurangnya pengetahuan masyarakat daerah lokasi wisata tentang
pengelolaan barang jadi atau hasil potensi masyarakat pada bidang
pertanian atau perkebunan di wilayah sekitar
c) Masih terbatasnya atau rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia
di wilayah tersebut
• Segi Dampak Lingkungan
Dari ketiga objek wisata diatas dapat dijelaskan bahwa dampak
pariwisata tersebut terhadap lingkungan di sekitarnya adalah :

a) Banyaknya pembangunan ruko, shopping center, serta tempat


makan yang berada di lokasi objek wisata, menyebabkan adanya
degradasi lahan atau erosi tanah
b) Pada lokasi-lokasi tertentu dalam objek wisata tersebut, terdapat
penumpukan sampah plastik dan kertas yang tentunya dapat
merusak ekosistem di sekitarnya
c) Adanya musik disekitar lokasi wisata dapat mengakibatkan suatu
polusi kebisingan dan hal tersebut dapat mengganggu satwa liar
yang berada di objek wisata tersebut
d) Ketika lokasi wisata tersebut memiliki sumber daya yang kurang
memadai, maka flora dan fauna pada objek tersebut akan
dihilangkan guna menopang kehidupan mereka. Hal tersebut juga
dapat menurunkan kualitas serta volume air yang tersedia untuk
penduduk sekitar, tumbuhan, dan hewan di sekitar objek wisata
tersebut.

10
c. Peluang
Dalam perkembangan pariwisata di Kabupaten Jombang, tentunya
harus memiliki peluang dalam upaya mengembangkan obyek wisata yang
ada di wilayah tersebut, diantaranya :

1) Lokasi wisata yang berada di daerah wonosalam tentunya dekat dengan


pasar buah atau wisata-wisata alam yang lainnya, sehingga wisatawan
dapat sekaligus membeli oleh-oleh di wilayah tersebut serta wisatawan
dapat mengunjungi 2 – 3 lokasi wisata alam di sekitarnya
2) Adanya antusias para wisatawan yang tinggi untuk mengeksplorasi atau
mengunjungi lokasi wisata yang berada di alam atau buatan
3) Adanya dukungan dari pihak pengelola atau pemerintah Kabupaten
Jombang untuk mengembangkan sektor pariwisata di daerah
Wonosalam sehingga bidang sektor pariwisata di daerah ini cenderung
semakin berkembang dan banyak diminati oleh wisatawan bahkan
masyarakat sekitar
d. Tantangan atau Ancaman
1) Adanya penebangan hutan yang digunakan untuk membangun
pendukung infrastruktur pariwisata, yang mana hal tersebut dipastikan
dapat menyebabkan terjadinya bencana tanah longsor atau banjir.
secara singkat, dalam upaya pengembangan sektor pariwisata di
wilayah Kabupaten Jombang, tepatnya di Wonosalam mengakibatkan
terjadinya alih fungsi lahan yang akan berdampak dengan timbulnya
bencana alam di sekitar lokasi tersebut
2) Banyaknya persaingan pada sektor pariwisata di wilayah Kabupaten
Jombang ,membuat obyek wisata lainnya harus benar-benar
memperhatikan suatu ide supaya obyek wisata tersebut memiliki daya
tarik tersendiri dan membuat wisatawan menjadi tertarik untuk
mengunjungi lokasi tersebut
3) Adanya perubahan iklim yang tidak menentu mengakibatkan hasil
potensi pertanian dan perkebunan yang ada di sekitar daerah lokasi
wisata menjadi menurun

2.5 Analisis Kondisi Sosial Ekonomi di sekitar Obyek Wisata

A. Kondisi Sosial
Adanya sektor pariwisata di Kabupaten Jombang, dapat menyebabkan
timbulnya interaksi sosial antara masyarakat di sekitarnya dengan para
wisatawan, sehingga dapat mengakibatkan adanya perubahan pola atau tata
cara hidup pada masyarakat lokal. Kegiatan pariwisata tersebut dapat
berkembang dan memberikan dampak baik secara langsung atau secara tidak
langsung terhadap kehidupan sosial di sekitarnya. Salah satu daerah yang

11
memiliki letak dekat dengan sekitar obyek wisata di Kabupaten Jombang
adalah Wonosalam. Masyarakat di daerah ini memiliki potensi yang cukup baik
dalam bidang pertanian dan perkebunan yang terletak di lereng gunung
Anjasmara. Dalam bidang pertanian dan perkebunan, masyarakat disini
mengembangkan hasil bumi berupa cengkeh, teh, salak, kopi, kako, dan durian.
Disisi lain masyarakat di daerah Wonosalam juga mengembangkan potensinya
dalam bidang peternakan yang berupa kambing, etawa, sapi perah, dan lebah
untuk diambil madunya sebagai ciri khas dari wisata Wonosalam selain kopi.

Dalam bidang pariwisata masyarakat daerah kabupaten Jombang berusaha


untuk bekerja sama dalam mengembangkan obyek wisata di sekitarnya. Hal
tersebut dibuktikan dengan adanya mekanisme operasional berupa pengelolaan
yang dilakukan oleh masyarakat dengan DISPORABUDPAR. Pengelolaan
secara manual dilakukan oleh masyarakat sekitar dan remaja-remaja karang
taruna daerah tersebut, sedangkan Kerjasama dengan instansi pariwisata serta
promosi potensi wisata dilakukan oleh DISPORABUDPAR melalui seminar
alam atau internet (media sosial). Selain itu, masyarakat disini memiliki tingkat
partisipasi stakeholder yang tinggi untuk membantu berjalannya proses
pengembangan pariwisata. Partisipasi stakeholder dilakukan oleh travel agent
dan BPPD dengan membantu mengelola serta mempromosikan potensi wisata
yang ada di Kecamatan Wonosalam, serta karang taruna dan pihak lembaga
desa memiliki tugas partisipasi sebagai peran utama dalam proses
pengembangannya.

Dalam hal pendidikan, wilayah ini memiliki tingkat yang cukup bagus dari
tahun ke tahun. Masyarakat di sekitar Jombang memiliki tingkat pendidikan
dari jenjang SMP – SMA, bahkan ada juga yang sampai jenjang perguruan
tinggi. Dari adanya ilmu yang didapat dalam bidang pendidikan tersebut,
kondisi sosial masyarakat disekitar dapat dikatakan menjadi lebih maju dari
sebelumnya serta masyarakat dapat terus mengupayakan strategi guna
perencanaan pembangunan kepariwisataan di wilayah Kabupaten Jombang.
Selain dalam bidang pendidikan, masyarakat di wilayah ini tetap terus
mengusahakan untuk menjaga kelestarian serta kenyamanan desa setempat
guna menarik wisatawan. Hal tersebut diupayakan dengan mengadakan kerja
bakti yang dilakukan setiap 2 minggu sekali untuk membersihkan sampah-
sampah yang berada di lokasi wisata serta lingkungan sekitarnya, pembersihan
aliran air yang diarahkan menuju lokasi wisata atau irigasi, serta tetap
melakukan reboisasi baik di daerah perkebunan, persawahan maupun di lokasi
wisata guna tetap menjaga ekosistem alam di sekitarnya.

B. Kondisi Ekonomi
Kecamatan Wonosalam memiliki pengaruh yang cukup penting terhadap
sumber daya air dan potensi alam serta keanekaragaman hayatinya. Hal

12
tersebut dapat dilihat dari adanya partisipasi masyarakat yang menggunakan
lokasi ini sebagai obyek wisata guna bertujuan untuk menjaga kelestarian
sumber mata air, pelestarian hutan, dan keanekaragamannya. Selain itu, dengan
adanya sektor pariwisata di lokasi ini dapat meningkatkan kondisi ekonomi
masyarakat yang berada di sekitarnya. Dalam lokasi wisata ini, dapat
ditemukan enam kegiatan yang dilakukan dalam pengimplementasian inovasi
obyek wisata yaitu biomonitoring, adopsi mata air, pengamatan hewan di
sekitar obyek wisata, mempelajari keanekaragaman hayati, penyediaan kuliner
lokal, dan adanya wisata edukasi pembelajaran tentang reboisasi dan lain-lain
di sekitar obyek wisata.

Berdasarkan data yang ada pada kondisi ekonomi di wilayah Kecamatan


Wonosalam, tingkat pengangguran di daerah Kecamatan Wonosalam memiliki
tingkatan yang cukup rendah dan sudah berkurang. Upaya itu dilakukan oleh
masyarakat disini dengan menciptakan lapangan kerja yang didukung dengan
adanya potensi wisata di sekitar wilayah tersebut seperti membangun fasilitas
pariwisata berupa penginapan yang dapat digunakan oleh wisatawan untuk
menginap di lokasi wisata tersebut, menyediakan tempat atau depot makan
dilokasi tersebut, bahkan menyediakan tempat yang cukup lapang dihalaman
rumah mereka untuk dijadikan sebagai lapak dagang atau edukasi kreativitas
di sekitar lokasi tersebut. Berdasarkan inovasi-inovasi tersebut dapat
memberikan manfaat yang cukup nyata bagi masyarakat untuk menjaga
kelestarian lingkungannya. Secara bertahap keterlibatan masyarakat dalam
pengembangan potensi wisata serta pelestarian lingkungan akan semakin tinggi
dan tingkatan dalam bidang ekonomi di sekitarnya dapat bertambah melalui
adanya kegiatan jasa pendamping wisata, adanya peran yang cukup banyak
dalam pemberian fasilitas pariwisata serta adanya peran penyiapan akomodasi
dan konsumsi yang berada di wilayah lokasi wisata tersebut.

2.6 Analisis Pengembangan Pada Kawasan Sekitar Obyek Wisata

Kebijakan suatu pengembangan dalam bidang pariwisata tentunya masih


menitikberatkan pada usaha pariwisata yang sebagaimana telah diatur dalam
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan. Hal ini
menyebabkan kegiatan pariwisata menjadi cenderung banyak diminati oleh
masyarakat, karena dengan adanya kegiatan tersebut bertujuan untuk
memperluas wawasan pengetahuan, pengalaman rekreasi dan hubungan usaha
baik dalam bidang pertanian, obyek wisata, perkebunan dan lain-lain. Kabupaten
Jombang merupakan kabupaten yang memiliki berbagai potensi dari obyek
wisata diantaranya :

13
▪ Wisata Umum : Tirta Wisata, Pujasera Kebonrojo, Monumen Pesawat
Tempur Alun-Alun, dan lain-lain
▪ Wisata Sejarah : Sendang Made, Candi Arimbi, dan lain-lain
▪ Wisata Alam : Sumber Boto, Panglungan Pariwisata, Air Terjun Tretes, Goa
Sigolo-golo, Goa Sriti, Kedung Cinet, dan lain-lain
▪ Wisata Religi : Pondok Pesantren, Makam K.H. Hasyim Asy’ari dan K.H.
Wachid Hasyim, Makam Sayid Sulaiman, Candi Hong San Kiong, dan lain-
lain

Salah satu wilayah yang memiliki potensi pariwisata baik mulai dari
sumber daya alamnya, pertanian, perkebunan, peternakan bahkan produk
unggulan hasil kreativitas warga masyarakat terletak di wilayah Kecamatan
Wonosalam. Namun dalam pengembangannya, Kecamatan Wonosalam tentunya
masih banyak menghadari kendala. Masalah yang paling utama terletak pada
bidang media promosi, infrastruktur, dan transportasi. Selain itu, untuk
pengelolaan daya tarik wisatawan juga masih belum terlalu berkembang. Oleh
karena itu, masyarakat sekitar kecamatan Wonosalam beserta pemerintah daerah
bekerja sama untuk mengolah atau menambah hal yang dapat digunakan sebagai
daya tarik untuk wisatawan seperti pembangunan fasilitas yang cukup lengkap,
menambah atraksi-atraksi di sekitar obyek wisata, pemberian voucher diskon,
mengadakan event lomba di wilayah tersebut, dan hal lainnya sehingga dengan
adanya pengolahan yang didukung dengan kreativitas masyarakat dapat
membuat wisatawan menjadi tertarik untuk mengunjungi obyek wisata tersebut.

Pengembangan obyek wisata di Kecamatan Wonosalam dilakukan dengan


mekanisme operasional, yang mana mekanisme ini berkaitan dengan pola,
cara/metode dan prosedur serta proses pelaksanaan dalam implementasi praktis.
Pengelolaan pengembangan ini dapat dilakukan oleh masyarakat dengan
dukungan pemereintah daerah. Pengelolaan secara manual dilakukan oleh
masyarakat sekitar dan remaja-remaja karang taruna daerah tersebut, sedangkan
Kerjasama dengan instansi pariwisata serta promosi potensi wisata dilakukan
oleh DISPORABUDPAR melalui seminar alam atau internet (media sosial).
Selain itu, masyarakat disini memiliki tingkat partisipasi stakeholder yang tinggi
untuk membantu berjalannya proses pengembangan pariwisata. Partisipasi
stakeholder dilakukan oleh travel agent dan BPPD dengan membantu mengelola
serta mempromosikan potensi wisata yang ada di Kecamatan Wonosalam, serta
karang taruna dan pihak lembaga desa memiliki tugas partisipasi sebagai peran
utama dalam proses pengembangannya.

14
2.7 Analisis Dampaknya Pada Kawasan Sekitar Obyek Wisata

a. Dampak Positif
a) Memberikan pendapatan tambahan bagi masyarakat yang turut serta
memberikan pelayanan kepada para wisatawan yang memerlukan
jasanya sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran di wilayah
tersebut
b) Mendorong pembangunan yang berupa perbaikan sarana dan prasarana
dilingkungan daerah karena pemeintah mendapatkan income yang dapat
digunakan untuk sarana dan prasarana yang kurang memadai
c) Dapat meningkatkan pendapatan sekaligus mempercepat pemerataan
pendapatan masyarakat, sebagai akibat multiplier effect yang terjadi dari
pengeluaran wisatawan yang relative cukup besar itu
d) Dapat meningkatkan pendapatan nasional, serta mendorong peningkatan
investasi dari sektor industry pariwisata dan sektor ekonomi lainnya.
b. Dampak Negatif
a) Banyaknya pembangunan ruko, shopping center, serta tempat makan
yang berada di lokasi objek wisata, menyebabkan adanya degradasi lahan
atau erosi tanah
b) Pada lokasi-lokasi tertentu dalam objek wisata tersebut, terdapat
penumpukan sampah plastik dan kertas yang tentunya dapat merusak
ekosistem di sekitarnya
c) Adanya musik disekitar lokasi wisata dapat mengakibatkan suatu polusi
kebisingan dan hal tersebut dapat mengganggu satwa liar yang berada di
objek wisata tersebut
d) Ketika lokasi wisata tersebut memiliki sumber daya yang kurang
memadai, maka flora dan fauna pada objek tersebut akan dihilangkan
guna menopang kehidupan mereka. Hal tersebut juga dapat menurunkan
kualitas serta volume air yang tersedia untuk penduduk sekitar,
tumbuhan, dan hewan di sekitar objek wisata tersebut.

4. Simpulan
Pengembangan pariwisata yang dilakukan oleh wilayah Kabupaten Jombang
dapat menghasilkan berbagai efek yang menguntungkan pendapatan daerah dan
lingkungan masyarakat setempat. Selain itu, dengan adanya kegiatan pengembangan
pariwisata tersebut dapat bertujuan untuk memperluas wawasan pengetahuan,
pengalaman rekreasi dan hubungan usaha baik dalam bidang pertanian, obyek
wisata, perkebunan dan lain-lain. Adanya sektor pariwisata di Kabupaten Jombang,
dapat menyebabkan timbulnya interaksi sosial antara masyarakat di sekitarnya
dengan para wisatawan, sehingga dapat mengakibatkan adanya perubahan pola atau
tata cara hidup pada masyarakat lokal. Kegiatan pariwisata tersebut dapat
berkembang dan memberikan dampak baik secara langsung atau secara tidak
langsung terhadap kehidupan sosial di sekitarnya. sedangkan dengan adanya sektor

15
pariwisata di wilayah Kabupaten Jombang dapat meningkatkan kondisi ekonomi
masyarakat dan mengurangi tingkat pengangguran yang berada di sekitarnya. Dalam
lokasi wisata ini, dapat ditemukan enam kegiatan yang dilakukan dalam
pengimplementasian inovasi obyek wisata yaitu biomonitoring, adopsi mata air,
pengamatan hewan di sekitar obyek wisata, mempelajari keanekaragaman hayati,
penyediaan kuliner lokal, dan adanya wisata edukasi pembelajaran tentang reboisasi
dan lain-lain di sekitar obyek wisata. Selain itu, dalam proses pengembangannya juga
akan terdapat berbagai dampak baik positif maupun negative yang harus
diperhatikan baik dari pihak pemerintah maupun masyarakat.

Daftar Rujukan
Ariadi, Septi dan Sudarso. 2005. Pengembangan Pengelolaan Wisata Alam : Dalam
Rangka Meningkatkan Pendapatan Masyarakat di Jawa Timur. Surabaya

Arifana, Putra Ibnu. 2013. Studi Kelayakan Geografis Obyek Wisata Air Terjun Tretes
Desa Galengdowo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang. Skripsi
Program Studi Pendidikan Geografi. Universitas Negeri Malang

Cahyadi, Siska. 2017. BAB II Tinjauan Pustaka. Universitas Sumatera Utara.


https://anzdoc.com/download/bab-ii-tinjauan-
pustaka77bf7158567de6a3bd7d6c1e0c8f03ca51464.html diakses pada 21
Oktober 2021, pukul 09.08 AM

Hasibuan, Rinaldi M N. 2018. Skripsi “Dampak Perkembangan Pariwisata Terhadap


Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kota Sibolga”. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis. Universitas Sumatera Utara. Medan

Masria, Nani. 2012. Pengembangan Kawasan Desa Wisata Kecamatan Wonosalam


Kabupaten Jombang. Portal Artikel Tugas Akhir. Universitas Trunojoyo
Madura. https://pta.trunojoyo.ac.id > welcome, diakses pada 8 Oktober 2021,
pukul 20.24 WIB

Novitasari, Dian. 2013. Analisis Kebijakan Terhadap Pengembangan Pariwisata di


Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik. Universitas Airlangga. Surabaya

Rohimah, Afifatur, dkk. 2021. Kearifan Lokal Sebagai Salah Satu Model Komunikasi
Pariwisata di Desa Carangwulung, Kabupaten Jombang. Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik. Universitas Tujuh Belas Agustus. Surabaya

Shantika, Budi, dkk. 2018. Dampak Perkembangan Pariwisata Terhadap Kondisi Sosial
Ekonomi Masyarakat di Pulau Nusa Lembongan. Jurnal Destinasi Pariwisata.
Vol 6 (1). Universitas Udayana. Denpasar

16

Anda mungkin juga menyukai