Dosen Pengampu:
Dra. Yuswanti Ariyan Wirahayu, M.Si
Disusun Oleh:
PENDAHULUAN
Menurut Yoeti dalam Anindita (2015), Pariwisata adalah suatu aktivitas manusia yang
dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam
suatu negara itu sendiri atau diluar negeri, meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain
untuk sementara waktu mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang
dialaminya, dimana ia memperoleh pekerjaan tetap.
Pengembangan pariwisata sebagai suatu industri secara ideal harus berlandaskan pada
empat prinsip dasar, sebagaimana dikemukakan (Sobari dalam Anindita, 2015), yaitu :
Pengembangan potensi daya tarik atau atraksi wisata meliputi daya tarik alami yang bersifat
melekat (inherent) dengan keberadaan obyek wisata alam tersebut. Selain daya tarik alami, suatu
obyek wisata memiliki daya tarik buatan manusia (man made attraction). Menurut Santoso dalam
Kurniawan (2015) unsur-unsur pengembangan pariwisata meliputi:
1. Atraksi
Atraksi atau daya tarik dapat timbul dari keadaan alam (keindahan panorama,
flora dan fauna, sifat khas perairan laut, danau), obyek buatan manusia (museum,
katedral, masjid kuno, makam kuno dan sebagainya), ataupun unsur-unsur dan
peristiwa budaya (kesenian, adat istiadat, makanan dan sebagainya).
2. Transportasi
Perkembangan transportasi berpengaruh atas arus wisatawan dan juga
perkembangan akomodasi. Di samping itu perkembangan teknologi transportasi juga
berpengaruh atas fleksibilitas arah perjalanan.
3. Akomodasi
Tempat menginap dapat dibedakan antara yang dibangun untuk keperluan umum
(hotel, motel, tempat pondokan, tempat berkemah waktu liburan) dan yang diadakan
khusus peorangan untuk menampung menginap keluarga, kenalan atau anggota
perkumpulan tertentu atau terbatas.
4. Fasilitas
Pelayanan Penyediaan fasilitas dan pelayanan makin berkembang dan bervariasi
sejalan dengan perkembangan arus wisatawan. Perkembangan pertokoan dan jasa
pelayanan pada tempat wisata dimulai dengan adanya pelayanan jasa kebutuhan
sehari-hari (penjual makanan, warung minum atau jajanan), kemudian jasa-jasa
perdagangan, selanjutnya jasa untuk kenyamanan dan kesenangan, lalu jasa yang
menyangkut keamanan dan dan pada akhirnya perkembangan lebih lanjut
menyangkut juga jasa penjualan barang mewah.
5. Infrastruktur
Infrastruktur yang memadai diperlukan untuk mendukung jasa pelayanan dan
fasilitas pendukung. Pembangunan infrastruktur secara tidak langsung juga memberi
manfaat (dapat digunakan) bagi penduduk setempat disamping mendukung
pengembangan pariwisata.
Kota Batu memiliki peluang untuk lebih dikembangkan sebagai daerah wisata yang lebih
menarik, hal ini didasarkan pada kondisi alam dan letak geografis yang sangat mendukung.
Atraksi wisata di Kota Batu dibuat berbeda antara satu dengan lainya sehingga tidak terjadi
persaingan yang cukup berarti. Sumber daya wisata yang dimiliki oleh Kota Batu cukup beragam
dan dapat dengan mudah ditemui karena lokasinya yang relatif berdekatan. Hal ini semakin
diperkuat setelah pemerintah kota Batu dengan gencar mencanangkan kota Batu sebagai kota
pariwisata. Atraksi wisata yang ada di Kota Batu antara lain wisata air panas Cangar, Taman
wisata alam Selecta, Jawa Timur Park, Agro Kusuma dan Taman Songgoriti. Atraksi wisata di
Kota Batu selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan karena letak Kota Batu itu sendiri yang
berada di dataran tinggi dengan pemandangan yang indah dan suasana yang sejuk sehingga para
wisatawan merasa nyaman berada di Kota Batu.
Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur yang ditunjukkan oleh
Gambar 4.2. Penelitian dilakukan dengan unit analisis berdasarkan lokasi coban yang berada di
wilayah Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang Jawa Timur. Penelitian ini dimulai dengan
melakukan survey di lapangan dan pengambilan data di lapangan sesuai instrumen kondisi fisik
dan sosial wilayah objek wisata Coban Rondo Kabupaten Malang.
Lokasi objek penelitian dipilih 2 (dua) yaitu Area Air terjun coban rondo yang berada di
ujung objek wisata, dan Area camping dan satwa yang didalamnya terdapat Painball, ATV,
Labirin.
Gambar 4.2 Peta Wisata Kabupaten Malang
Instrumen Penelitian
1. Alat:
- 1 buah kamera
2. Bahan
- Peta digital Kabupaten Malang
- Data deskripsi objek wisata Coban Rondo
Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan
pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan
yang dilakukan (Riduwan, 2004 : 104). Metode observasi dapat diartikan sebagai
pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada
subyek penelitian, yang mana dalam penelitian ini adalah Wana Wisata Coban Rondo.
2. Pengukuran/Survey
Pengukuran dalam penelitian ini berdasarkan variabel-variabel penelitian dan
sesuai dengan metode penelitian ADO-ODTWA dan ESL. Metode ADO-ODTWA
memiliki komponen yang dinilai yaitu 1) Daya tarik objek wisata, 2) Aksesibilitas, 3)
Kondisi lingkungan sosial ekonomi, 4) Akomodasi, 5) Sarana dan prasarana, 6)
Ketersediaan air bersih.
3. Wawancara
Wawancara digunakan oleh peneliti untuk mengetahui pendapat serta
pandangan masyarakat dan pegunjung mengenai kawasan penelitian yang diteliti.
Peneliti melakukan wawancara kepada 3 orang responden.
4. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data sekunder. Data
sekunder ini diperoleh dari data-data. Data yang digunakan oleh peneliti adalah data
pengunjung, ekonomi, sosial, dan lain-lain. Selain itu, peneliti menggunakan data yang
dikeluarkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk mengetahui pengembangan
Wana Wisata Coban Rondo.
EVALUASI LAHAN UNTUK PARIWISATA DI WANA WISATA COBAN RONDO, BATU,
MALANG
Evaluasi Obyek Wisata yang mungkin ditemukan sebagai dasar Klasifikasi Kesesuaian Lahan
untuk Pariwisata.
Wana Coban Rondo merupakan salah satu wisata coban atau air terjun yang berada di
Kecamatan Batu, Kabupaten Malang sehingga obyek utama yang menjadi ciri khasnya adalah
Coban Rondo dan wisata hutan itu sendiri. Setelah diamati oleh mahasiswa dengan terjun
langsung ke lokasi wisata tersebut, panorama atau keadaan alam di tempat tersebut sangat indah
karena sepanjang jalan menuju coban, wisatawan disuguhi dengan pemandangan hutan yang
hijau di kanan dan kiri jalan, serta wisatawan dapat melihat Kota Batu dari ketinggian di titik
tertentu wilayah wisata tersebut. Setelah mahasiswa berada pada kawasan air terjun, kondisi air
terlihat sangat baik karena air dibawah air terjun masih bersih dan tidak terdapat sampah baik
dari wisatawan maupun dari daun-daun kering. Selain itu, terdapat pula tananam disekitar air
terjun, yang mana masih terlihat asri sehingga keadaan disana sangat indah dan sejuk. Wisata
hutan disana dikembangkan menjadi daerah camping serta outbound. Terdapat pula flora dan
fauna khas, yang mana mereka diletakkan pada suatu spot tersendiri di kawasan Wana Wisata
Coban Rondo agar dapat memberikan edukasi kepada para wisatawan yang berkunjung.
Daerah Wana Wisata Coban rondo dikelilingi oleh hutan sehingga kondisi iklim makro di
daerah tersebut sejuk karena penyinaran matahari yang sedang akibat tertutup oleh kanopi
pohon-pohon yang besar. Oleh karena banyaknya pohon, maka suhu udaranya memiliki kualitas
yang baik karena banyak pohon merupakan penyedia oksigen yang cukup besar. Kondisi cuaca
di daerah tersebut baik serta kondisi angin sedang.
Pada Wana Wisata Coban Rondo terdapat banyak fasilitas pendukung, namun fasilitas
tersebut memiliki kualitas yang berbeda-beda. Namun, secara keseluruhan, wisata ini dinilai
cukup lengkap.
Community Based Tourism (CBT) Analysis
Analisis data menggunakan konsep Community Based Tourism (CBT). Penilaian dalam
pengembangan konsep CBT berdasarkan standarisasi yang dikembangkan oleh UNEP dan WTO
(2005) yang meliputi lima aspek yaitu ekonomi, sosial, budaya, politik, dan lingkungan.
Setiap aspek didetailkan dengan memberikan penilaian indikator dengan masing-masing
indikator dilakukan skoring dan disusun ranking untuk mendapatkan gambaran objek wisata
yang memiliki nilai tinggi dalam penerapan konsep CBT.
Berikut ini adalah hasil analisi CBT pada Wisata Air Terjun Coban Rondo :
N Variable Indikator Nilai
o
1 Ekonomi Adanya dana untuk 1
penggembangan wisata
berbasis masyarakat Masyarakat
Terciptanya lapangan 1
sangat dibutuhkan
pekerjaan
dalam proses
Timbulnya pendapatan 1
pengembangan
masyarakat lokal
2 Sosial Peningkatan kualitas hidup 1 wisata Air Terjun
Peningkatan kebanggaan 1 Coban Rondo dalam
komunitas aspek lingkungan
Kesediaan dan kesiapan 1
karena wisata
masyarakat
tersebut
3 Budaya Membantu berkembangnya 1
berorentasi pada
pertukaran budaya
Mendorong masyarakat untuk 1 kawasan alam.
menghormati budaya yang Kepedulian
berbeda masyarakat
Mengenalkan budaya lokal 0
terhadap
4 Lingkung Kepedulian akan perlunya 1 lingkungan harus
an konservasi ada penyuluhan
Mengatur pembuangan 1
serta pelatihan
sampah dan limbah
Ketersediaan air bersih 1 kepada masyarakat
5 Politik Meningkatkan partisipsi dari 1 dalam menjaga
penduduk lokal lingkungan, agar
Peningkatan kekuasaan 0
tercipta wisata
komunitas yang lebih luas
Menjamin hak-hak dalam 1 yang nyaman