Anda di halaman 1dari 9

inventarisasi potensi geowisa gunung soputan dengan metode tracklog

INVENTARISASI POTENSI GEOWISATA GUNUNG SOPUTAN


DENGAN METODE TRACKLOG

BAHIHI HIZKIA/13031108041
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Geowisata adalah kegiatan wisata berkelanjutan yang berfokus pada kenampakan
geologis permukaan bumi. Geowisata memberikan pemahaman akan lingkungan hidup dan
budaya, apresiasi dan konservasi serta kearifan lokal. Geowisata di Indonesia memiliki daya
tarik geologis yang khas di berbagai wilayah.

Geowisata merupakan suatu bentuk perjalanan wisata dimana wisatawan mengunjungi


suatu tempat, karena memiliki minat atau tujuan khusus mengenai sesuatu jenis obyek atau
kegiatan yang dapat ditemui atau dilakukan di lokasi daerah tujuan wisata / tempat yang
menarik dari aspek lingkungan fisik, sosial dan budayanya. Wisata aktif, dimana wisatawan
terlibat secara aktif dalam berbagai kegiatan di lingkungan fisik (termasuk aspek fenomena
kebumian/geologi) atau lingkungan komunitas/sosial budaya yang dikunjunginya. (Hall &
Weiler, 1982)

Geowisata sebagai bentuk kegiatan wisata yang mengunjungi obyek-obyek geologi yang
menarik. Secara empiris, geowisata tidak harus pada obyek geologi yang menarik. Hal ini
sangat tergantung dari seseorang yang mengunjungi ke obyek geologi tersebut, apakah
seseorang tersebut sebagai bagian dari masyarakat yang memahami ilmu kebumian pada
umumnya ataukah seseorang yang tidak pernah menerima pendidikan ilmu kebumian
(Sampumo,1995).
Geowisata merupakan salah satu bentuk perjalanan wisata minat khusus yang didasari oleh
ketertarikan/rasa ingin tahu pada keragaman fenomena kebumian (geodiversity). Geowisata
sebagai salah satu bentuk perjalanan wisata minat khusus yang dapat dibangkitkan melalui
apresiasi terhadap obyek kebumian dan tata lingkungannya.
Geowisata sebagai bentuk perjalanan wisata minat khusus mempunyai aspek Real Travel
(Hall&Weiler,1982),yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Rewarding (penghargaan), yaitu penghargaan atas sesuatu obyek dan daya tarik wisata
yang dikunjunginya, yang diwujudkan pada keinginan wisatawan untuk dapat belajar
memahami atau bahkan mengambil bagian dalam aktivitas yang terkait dengan proyek
tersebut.
2. Enriching (pengkayaan), yaitu mengandung aspek pengkayaan atau penambahan
pengetahuan dan kemampuan terhadap sesuatu jenis atau bentuk kegiatan yang diikuti
wisatawan.
3. Adventurism (petualangan), yaitu mengandung aspek pelibatan wisatawan dalam kegiatan
yang memiliki sesuatu resiko secara fisik dalam bentuk kegiatan petualangan.
4. Learning (proses belajar), yaitu mengandung aspek pendidikan melalui proses belajar
yang diikuti wisatawan terhadap sesuatu kegiatan edukatif tertentu yang diikuti wisatawan.
Kegiatan yang dimaksud dapat dilaksanakan dengan menggunakan metode tracklog.
Metode Tracklog adalah kumpulan koordinat titik-titik yang diambil secara otomatis oleh
GPS dalam interval waktu dan jarak tertentu (Prahasta, 2009).

1.2.Tujuan
Agar dapat mengetahui daerah daerah yang memiliki potensi geowisata atau
obyek kebumian serta tata lingkungannya.
1.3. Manfaat
Memberikan informasi bagi wisatawan serta sebagai daya tarik bagi wisatawan lokal
untuk memperkenalkan keindahan serta kearifan dari suatu obyek yang ada diwilayah
tersebut.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Potensi Geowisata Gunung berapi
Indonesia memiliki tempat pariwisata yang sangat potensial mulai dari wisata bawah
laut sampai ke puncak gunung, hal tersebut disebabkan karena kondisi geografisnya yang
terletak di pertemuan antar tiga lempeng utama yaitu lempeng Pasifik, Eurasia, dan Indo-
Australia dimana di daerah Sumatera dan Jawa membentuk rangkaian gunung api yang disebut
Ring of Fire.
Geowisata di AS ditempatkan bagian dari wisata alam minat khusus yang prinsip-
prinsipnya mengikuti kaidah-kaidah ekowisata. Geowisata sebagai bagian dari ekowisata
bagaimana pun harus tunduk pada prinsip-prinsip berwisata yang berwawasan lingkungan
dan berkelanjutan sesuai Kesepakatan (Quebec, 2002).

Geowisata juga dapat disebut pada gunung berapi yang masih aktif dan sudah tidak
aktif yang biasanya keduanya dapat dijadikan sebagai objek pariwisata. Objek pariwisata
yang memanfaatkan sumber daya geologi seperti panas bumi, danau, sungai, dan sebagainya.
Gunung berapi adalah gunung yang terbentuk akibat material hasil erupsi menumpuk
di sekitar pusat erupsi atau gunung yang terbentuk dari erupsi magma. Gunung api tidak
dijumpai di semua tempat. Gunung api hanya terdapat pada tempat-tempat tertentu, yaitu
pada jalur punggungan tengah samudera, pada jalur pertemuan dua buah lempeng kerak
bumi, dan pada titik-titik panas di muka bumi tempat keluarnya magma, di benua maupun di
samudera (hot spot).
Gunung berapi juga terbentuk di kedalaman laut di punggungan tengah samudera. Di
sepanjang pegunungan di tengah lautan, lapisan kerak bumi menjadi tipis dan lemah. Magma
yang muncul keluar kemudian membentuk barisan gunung api. Tetapi, tidak semua gunung
api terbentuk pada pertemuan lempeng. Pulau Komodo di Flores NTT adalah contoh salah
satu pula vulkanis yang ada di Indonesia. Pulau vulkanis merupakan puncak dari gunung api
yang terletak di dasar samudera.

Gunung soputan merupakan gunung berapi yang memiliki ketinggian sekitar 1.784
meter dari permukaan laut atau (5,853 kaki) dengan koordinat 1.108oN / 124.725o E, dan
gunung soputan ini merupakan gunung k-2 tertinggi yang berada di Sulawesi utara. Gunung
soputan ini berjarak sekitar 50 kilo meter disebelah barat daya selatan kota manado dan
berjarak sekitar 12 kilo meter disebelah timur laut desa tombatu.
Gunung ini merupakan tempat yang paling disukai baik wisatawan lokal maupun
komunitas-komunitas pendaki, karena memilki tantangan yang sangat menegangkan apabila
mendaki gunung ini, serata pemandangan yang ada disekitar gunung ini manambah
ketertarikan gunung ini.

2.1. Daya Tarik Wisatawan Digunung Berapi


daya tarik wisata adalah suatu bentukan dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat
menarik wisatawan atau pengunjung untuk datang kesuatu daerah atau tempat tertentu. Daya
tarik yang tidak atau belum dikebangkan merupakan sumber daya potensial dan belum dapat
disebut sebagai daya tarik wisata, merupakan dasar bagi kepariwisataan.

Menurut (Karyono, 1997) suatu daerah tujuan wisata mempunyai daya tarik di
samping harus ada objek dan atraksi wisata, juga harus memiliki tiga syarat daya tarik, yaitu:
(1) ada sesuatu yang yang bisa dilihat (something to see)
(2) ada sesuatu yang dapat dikerjakan (something to do)
(3) ada sesuatu sesuatu yang bisa dibeli (something to buy)

Hal-hal yang dapat menarik orang untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata antara
lain dapat dilihat sebagai berikut :
1. Iklim Cuaca cerah (clean air), kering (dry), banyak cahaya matahari (sunny day), panas
(hot), sejuk (mild), hujan (wet), dan sebagainya.

2. Bentuk tanah dan pemandangan, tanah yang datar (plains), gunung berapi (vocanos),
lembah pegunungan (scenic mountain), danau (lakes), pantai (beaches), sungai (river), air
terjun(water-fall), pemandangan yang menarik (panoramic views)

3. Segi manfaat hutan, salah satunya adalah hutan sebagai wahana wisata alam.
Kondisi hutan khususnya di daerah gunung berapi yang memiliki keunikan baik dari segi
lansekap maupun kekayaan keanekaragaman hayatinya.(Pickering dan Hill, 2007).

4. Fauna dan flora, seperti tanaman-tanaman yang aneh (uncommon vegetation), burung-
burung (birds), ikan (fish), binatang buas (wild life), cagar alam (national parks), daerah
perburuan (huntingand photographic safari), dan sebagainya.

2.2. Syarat-Syarat Untuk Daerah Geowisata

Suatu daya tarik wisata dapat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan harus memenuhi
syarat-syarat untuk pengembangan daerahnya, menurut Maryani (1991:11) syarat-syarat
tersebut adalah :

a) What to see
Di tempat tersebut harus ada objek dan atraksi wisata yang berbeda dengan yang dimiliki
daerah lain. Dengan kata lain daerah tersebut harus memiliki daya tarik khusus dan atraksi
budaya yang dapat dijadikan entertainment bagi wisatawan. What to see meliputi
pemandangan alam, kegiatan, kesenian dan atraksi wisata.
b) What to do
Di tempat tersebut selain banyak yang dapat dilihat dan disaksikan, harus disediakan
fasilitas rekreasi yang dapat membuat wisatawan betah tinggal lama ditempat itu.
c) What to buy
Tempat tujuan wisata harus tersedia fasilitas untuk berbelanja terutama barang souvenir
dan kerajinan rakyat sebagai oleh-oleh untuk di bawa pulang ke tempat asal.
d) What to arrived
Di dalamnya termasuk aksesbilitas, bagaimana kita mengunungi daya tarik wisata
tersebut, kendaraan apa yang akan digunakan dan berapa lama tiba ketempat tujuan wisata
tersebut.
e) What to stay
Bagaimana wisatawan akan tingggal untuk sementara selama dia berlibur. Diperlukan
penginapan-penginapan baik hotel berbintang atau hotel atau spesifikasi yang bersifat langka
.

2.2. Pengembangan Geowisata


Faktor Internal
Faktor internal antara lain meliputi potensi daerah, pengetahuan operator wisata
(travel agent) tentang keadaan daerah baik budaya maupun alamnya serta pengetahuan
tentang pelestarian dan partisipasi penduduk lokal tentang pengelolaan geowisata.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar yang meliputi kesadaran akan
wisatawan terhadap lingkungan serta berperan dalam pelestarian lingkungan.
Faktor Structural
Adapun faktor structural adalah faktor yang berkaitan dengan kelembagaan,
kebijakan, perundangan dan peraturan tentang pengelolaan geowisata baik tingkat local,
nasional maupun internasional.
Ketiga unsur tersebut haruslah diperhatikan secara cermat dalam mengembangkan
geowisata baik dari sisi perencanaan maupun dari sisi pengembangannya. Dengan potensi
yang dimiliki, geowisata akan menjadi primadona jika system pengelolaan yang dilakukan
komprehensif dengan tetap berpedoman pada pelestarian lingkungan sekitar. Selain itu peran
swasta cukup dibutuhkan sebagai kekuatan baru untuk menerjemahkan konsep-konsep
operasional geowisata itu sendiri kedalam bentuk yang lebih nyata.

2.3. Metode Tracklog


. Metode Tracklog adalah kumpulan koordinat titik-titik yang diambil secara otomatis
oleh GPS dalam interval waktu dan jarak tertentu (Prahasta, 2009).
Metode tracklog ini biasanya dilakukan dengan menggunakan alat bantu GPS (global
positioning system) untuk mentrack/menyusuri daerah-daerah yang akan kita lewati, metode
ini juga biasa digunakan dalam menentukan batas-batas wilayah atau topografi dengan cara
berjalan dengan menyusuri daerah yang akan kita batasi.
2.2.1. GPS (Global Positioning System)
GPS adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit yang
dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini dapat digunakan oleh banyak orang
sekaligus dalam segala cuaca, serta didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga
dimensi yang teliti dan juga informasi mengenai waktu secara kontinyu di seluruh dunia.
GPS adalah sistem navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit yang
dikembangkan dan dikelola oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat. GPS dapat
memberikan informasi tentang posisi, kecepatan dan waktu di mana saja di muka bumi setiap
saat, dengan ketelitian penentuan posisi dalam fraksi milimeter hingga meter. Kemampuan
jangkauannya mencakup seluruh dunia dan dapat digunakan banyak orang setiap saat pada
waktu yang sama (Abidin, 1995).
2.2.2. Pengambilan Titik Koordinat
Metoda penentuan posisi adalah cara untuk mendapatkan informasi koordinat suatu
objek (contoh koordinat titik batas, koordinat batas persil tanah dan lain-lain) di lapangan.
Metoda penentuan posisi dapat dibedakan dalam dua bagian, yaitu metoda penentuan posisi
terestris dan metoda penentuanposisi extra-terestris (satelit).
Pada penentuan posisi dengan menggunakan GPS ada 5 metode yang umum
dilakukan yaitu:

1. Static, dimana receiver GPS tidak bergerak selama pengamatan (biasanya cukup
lama).
2. Rapid Static, pada dasarnya sama dengan cara static, bedanya lama pengamatan untuk
rapid static cukup singkat (biasanya 5 20 menit).
3. Pseudo Kinematic, pada dasarnya sama dengan rapid static, bedanya pada pseudo
kinematic dilakukan dua kali pengamatan dengan selang waktu lebih besar dari
pengamatan pertama.
4. Stop and Go, disebut juga semi kinematis. Receiver berhenti sejenak (beberapa menit)
di titik yang ditentukan, kemudian bergerak ke titik berikutnya dimana selama
pergerakan receiver tetap on dan menangkap sinyal.
5. Kinematic, yaitu penentuan posisi dengan receiver GPS bergerak tanpa berhenti.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu


Penelitian ini dilaksanakan di daerah gunung soputan di desa silian, kec. Silian raya
untuk mengambil data. Analisis data dilakukan di laboratorium System Informasi Geografi
(SIG) dan Pengindraan Jauh Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi
Manado.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan dilapangan yaitu GPS, kompas besplet, peta
rupabumi skala 1:50.000,camera digital, dan alat tulis menulis.
3.3. Metode Penelitian
Metode penelitian menggunakan metode survey.
- Mengambil gambar pada setiap daerah yang memiliki potensi geowisata dengan camera
digital.
- Peneletian dilaboratorium SIG dengan cara analisis menggunakan perangkat lunak google
earth.
3.4. Prosedur Kerja
1. prosedur kerja di lapangan :
- Menentukan lokasi pengambilan data.
- Pengambilan titik koordiat.
- pasang track pada GPS dari titik awal sampai titik akhir
- Mengambil gambar dengan menggunakan camera digital.
2. prosedur kerja di laboratorium
- Mengisi titik koordinat dari GPS yang diambil dilapangan pada perangkat lunak google
earth.
- Analisis potensi geowisata menggunakan metode rancangan acak kelompok (RAK).
3.5. Parameter Yang Diamati
1. Potensi geowisata yang ada pada daerah gunung soputan.
2. jalur pendakian geowisata gunung soputan.
3. View yang ada didaerah gunung soputan.

3.6. Analisis Data


- Analisis data diperoleh secara deskriptif.

Daftar Pustaka

Abidin,H.Z,1995.(GPS)Global Positioning System. [makalah]. Teknik Informatika.


STMIKHandayaniMakassar.http://sharewelcome.blogspot.co.id/2013/01/p embahasan-
tentang-gps-global.html search.5/4-2016.
Hall dan Weiler,1982. Perjalanan Wisata Minat Khusus Geowisata Gunung Merapi. Agus Hendratno.
Hal 1-11
Karyono, 1997. Pariwisata Bali Dan Global (Bali and Global Tourism). Online:
http://madebayu.blogspot.co.id/2012/02/pengertian-obyek-dan-daya-tarik-wisata.html.
Maryani,1991.ObjekDanDayaTarikWisata.Online:/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/19721024200112
BAGJA_WALUYA/GEOGRAFI_PARIWISATA/OBJEK_DAN_DAYA_TARIK_WISATA
_%28UTS%29.pdf
Pickering dan Hill,2007. Kajian Daya Dukung Lingkungan Wisata Alam Taman Wisata Alam
GROJOGAN SEWU Kabupaten Karanganyar,
Online,https://core.ac.uk/download/files/379/11734960.pdf, hal 1-182.

Prahasta, 2009. Hal-hal yang berkaitan dengan SIG menurut para ahli, online:
http://pengertianmenurutahli.blogspot.co.id/2013/05/hal-hal-yang-berkaitan-dengan-sig.html.
Quebec,2002,MengaliAkarGeowisat,online,http://www.fitb.itb.ac.id/berita/Kampus/0
80000/15/10/2009/830/Mengg ali-Akar-Geowisata-oleh-Dr.Ir.-Budi-Brahmantyo/ Fakultas
Ilmu dan Teknologi Kebumian.
Sampumo, 1995. Geologi dan Kepariwisataan, dalam Kumpulan Makalah Seminar Nasional lnformasi
Geologi dalam Pengembangan Tata Ruang Kota dan Wilayah, Lustrum VIII HMTG
GE~4ITS, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai