1. PENDAHULUAN
Geologi merupakan aspek penting dalam pengembangan wisata suatu daerah, hal ini
dikarenakan salah satu daya tarik pada suatu lokasi wisata alam tentunya sangat dikontrol oleh
tatanan geologi pada daerah tersebut. keindahan alam suatu daerah tidak lepas dari adanya unsur-
unsur geologi yang ada baik dari segi keindahan, material penyusun, maupun proses
pembentukannya.
Letak Negara Indonesia secara geografis sangat istimewa. Pertama, Indonesia berada di
antara tiga lempang benua besar, yaitu lempeng pasifik, lempeng Eurasia, dan juga lempeng
Australia. Kedua, Indonesia berada di dalam dua kawasan laut dangkal meliputi dangkalan Sahul
dan dangkalan Sunda. Ketiga, Wilayah Negara Indonesia memiliki dua deretan pegunungan besar,
yaitu pegunungan mediterania dan sirkum pasifik. Karena letaknya sangat strategis, membuat
Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang sangat besar, terutama kekayaan alam non
hayatinya, berupa keanekaragaman fenomena geologi yang membentang dari Sabang sampai
Merauke. Bentang alam yang pegununngan yang sangat indah beserta segala bentukan khas
geologinya yang unik merupakan segala bentuk potensi alam yang sudah dimiliki (Hermawan &
Brahmanto, 2018).
Akan tetapi, kenyataan menunjukan bahwa kekayaan geologi tersebut belum mampu
tergarap secara optimal hingga saat ini, mayoritas masih dieksploitasi untuk kegiatan
pertambangan serta sebagai bahan baku pendukung dalam industri manufaktur. Oleh karena itu
tinjauan atau kajiam geologi khususnya geowisata sangat berperan penting dalam rangka
pengembangan wisata disuatu daerah.
2. METODE
Metode penulisan yang dipakai dalam penulisan ini yaitu melakukan kajian terhadap studi
literature yang berhubungan dengan judul ataupun topik , sehinghga nantinya bisa didapatkan
informasi lebih lanjut mengenai hal tersebut
3. PEMBAHASAN
Konsep Ilmu Geologi
Geologi merupakan ilmu pengetahuan yang berfokus untuk memperlajari materi penyusun
kerak bumi, proses berlangsungnya (sebelum, selama dan setelah) pembentukanya beserta segala
bentuk mahluk hidup yang pernah ada atau hidup di sekitarnya (Ahman Sya, 2012). Ilmu geologi
mempunyai ruang lingkup yang luas, didalamnya terdapat kajian-kajian yang kemudian
berkembang menjadi ilmu yang berdiri sendiri, walaupun pada praktek sebenarnya tidak dapat
dipisahkan dan saling menunjang satu sama lainnya, diantaranya : (1) Mineralogi, adalah ilmu
yang mempelajari tentang mineral, cara mendeskripsi suatu mineral secara megaskopis (melalui
sifat fisiknya, seperti belahan, goresan, kilap dll) dan menentukan nama mineral dari hasil
deskripsi tersebut; (2) Petrologi, adalah ilmu tentang batuan yang meliputi asal mula kejadiannya
(proses terbentuknya batuan tersebut), dan menjelaskan pula tentang lingkungan pembentukannya,
serta penyebarannya baik di permukaan maupun di dalam bumi; (3) Paleontologi, merupakan ilmu
tentang segala aspek kehidupan jaman dahulu, yaitu berupa fosil (baik makro maupun mikro) yang
ditemukan dalam batuan. Paleontologi dapat digunakan untuk membantu dalam menentukan umur
relatif dan lingkungan pengendapan serta menjelaskan perubahan-perubahan geologi sepanjang
sejarah bumi; (4) Geologi Struktur, Adalah ilmu tentang bentuk dan geometri batuan sebagai
kesatuan penyusun kulit (kerak) bumi serta proses-proses yang menyebabkan bentuk dan geometri
tersebut; (5) Geomorfologi, adalah ilmu tentang bentuk bentang alam dan proses-proses yang
mempengaruhinya. Ilmu ini dapat membantu menentukan struktur geologi dan jenis batuan yang
berkembang pada suatu daerah; (6) Stratigrafi, sebagai ilmu yang memperlajari urut-urutan
perlapisan batuan, serta prosesproses sepanjang sejarah pembentukan perlapisan batuan tersebut;
(7) Geologi Terapan, yaitu penerapan ilmu geologi untuk kepentingan manusia pada bidang
tertentu, misalnya : geologi pertambangan, geologi batubara, geologi minyak dan juga geologi
pariwisata atau lebih sering disingkat geowisata (Ahman Sya, 2012; Hermawan & Brahmanto,
2018).
Dalam kajian sosiologi pariwisata, minat wisatawan berkunjung disuatu destinasi alam salah
satunya ditentukan faktor-faktor ektrinsik, yaitu faktor-faktor luar yang melekat pada destinasi
wisata alam (I. G. Pitana & Putu, 2009). Salah satu faktor ektrinsik tersebut adalah atraksi, atau
sering disebut daya tarik wisata. Menurut Pendit (2002), daya tarik wisata didefinisikan sebagai
segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat. Kemudian secara lebih
spesifik, daya tarik wisata alam dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan,
keindahan, keaslian, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam yang menjadi sasaran
atau tujuan kunjungan wisatawan (Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang
Kepariwisataan, 2009).
Konsep Geowisata
Geowisata (geotourism) merupakan pariwisata minat khusus dengan memanfaatkan seluruh
potensi sumber daya alam, sehingga diperlukan peningkatan pengayaan wawasan dan pemahaman
proses fenomena fisik alam (Nainggolan, 2016b). Jadi secara sederhana dapat disimpulkan bahwa
geowisata merupakan bentuk kegiatan pariwisata minat khusus yang fokus utamanya pada
kenampakan geologis permukaan bumi maupun yang terkandung didalamnya dalam rangka
mendorong pemahaman akan lingkungan hidup, alam dan budaya, lebih lanjut sebagai bentuk
apresiasi, dan kegiatan konservasi, serta memiliki kepedulian terhadap kelestarian kearifan lokal.
5. Daftar Pustaka