Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL

MANAJEMEN PROYEK

“Proyek Pembangunan Infrastruktur Daerah Geowisata Curug Aul, Desa


Tanalum, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah”

OLEH:

KELOMPOK 3

1. Robi Sanyose Havana T. / H1C016026


2. Akhmad Wahyu Lissantomo / H1C017010
3. Nachwa Absyarin Djayawikarta / H1C017015
4. Christopher Theodore / H1C017019
5. Muhammad Tidar Limanianto / H1C017023
6. Bayu Sarifudin / H1C017024
7. Bondi Pratama / H1C017032
8. Ismi Aropatul Mubarokah / H1C017033

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK GEOLOGI
PURWOKERTO
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................
1.1....................................................................................................Latar Belakang
1.2.................................................................................................................Tujuan
1.3...............................................................................................................Manfaat
BAB II RUANG LINGKUP PROYEK...............................................................
1.1 Gambaran Umum..............................................................................................
1.2 Spesifikasi Tim Proyek......................................................................................
1.3 Alur Proyek........................................................................................................
1.4 Gambar Alur CPM.............................................................................................
BAB III PENUTUP...............................................................................................
KESIMPULAN......................................................................................................
LAMPIRAN...........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Tinjauan Umum


Indonesia memiliki kekayaan berupa keindahan alam, keragaman
jenis hewan dan tumbuhan dan keanekaragaman budaya yang dapat
ditunjukkan ke khalayak internasional, cara terbaik untuk menunjukkan
kekayaan tersebut adalah dengan melakukan kegiatan pariwisata, dan salah
satu kegiatan pariwisata yang dapat di unggulkan di indonesia adalah
kegiatan geowisata, dimana geowisata merupakan suatu pendekatan holistik
untuk wisata berkelanjutan yang memfokuskan keseluruhan definisi poin
tentang menjadikan keaslian sebagai pengalaman berwisata (Budi dan
Bachtiar, 2009). Wisata yang di maksud berupa sumber daya alam (bentang
lahan, fosil, struktur geologi, sejarah geologi dan lainnya). Dengan aktifitas
tektonik dan vulkanik yang kompleks meciptakan kenampakan geologist
yang unik dan dan dapat menjadi daya tarik utama dalam kegiatan pariwisata
di Indonesia.
1.1.1. Pengembangan Geowisata
Dalam pengembangan geowisata ada hal-hal yang harus
diperhatikan yaitu:
a. Geologically Based (Berbasis Geologi). Area objek geowisata
merupakan bentukan hasil proses geologi. Unsur yang menjadi daya
tarik wisata berupa jenis batuan, kandungan mineral, kondisi tanah,
dan hal lain yang berkaitan dengan geologi.
b. Suistainable (Berkelanjutan). Kelestarian, keunikan, dan keindahan
objek geowisata harus terjaga yaitu dengan pengelolaan
berkelanjutan (bertujuan untuk generasi masa depan). Tidak merusak
struktur yang telah ada tetapi lebih pada mengembangkannya.
Banyak mineral-mineral berharga yang ditemukan pada objek
geowisata sehingga memicu oknum yang serakah dan tidak
bertanggung jawab untuk mengeksploitasi dan merusak lingkungan
di sekitarnya. Selain berkelanjutan, juga menerapkan prinsip
ekowisata dengan mempromosikan konservasi dan memperluas
budaya serta sejarahnya.
c. Geologically Informative (Bersifat Informasi Geologi). Adanya
informasi berkaitan dengan sejarah terbentuknya bentukkan geologi
tersebut pada objek geowisata seperti papan informasi dan peta
lokasi supaya memudahkan pengunjung mengetahui proses alam
yang terjadi. Diharapkan dengan adanya informasi tersebut
pengunjung sadar dan peduli agar dapat menjaga keindahan
lingkungan di sekitar objek geowisata.

d. Locally Beneficial (Bermanfaat Secara Lokal). Adanya objek


geowisata ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan manfaat
bagi masyarakat/komunitas lokal di sekitarnya baik dari segi
ekonomi, sosial, dan lainnya sehingga dapat membantu proses
pembangunan di daerah tersebut agar semakin meningkat. Objek
geowisata juga dapat membantu sebagai media atau sarana untuk
mempromosikan suatu wilayah.
e. Tourist Satisfaction (Kepuasan Pengunjung). Adanya objek
geowisata ini selain menambah wawasan diharapkan juga mampu
memberikan kepuasan lahir dan batin bagi pengunjung. Pengelolaan
sarana dan prasarana yang baik, kebersihan, keamanan, serta akses
menuju lokasi yang mudah sehingga membuat pengunjung merasa
puas.

1.1.2. Potensi Geowisata

Potensi geowisata di setiap wilayah di Indonesia memiliki ciri


khasnya masing-masing. Rangkaian bentang alam yang indah dan unik
terbentuk dari jenis-jenis patahan (sesar) atau tumpukan lempeng
seperti perbukitan kerucut, goa bawah tanah, air sungai bawah tanah,
danau alam, danau vulkanik, mata air, pantai karang, telaga,
pegunungan dengan landscape dan hawa sejuknya, gunung berapi yang
tidak aktif maupun masih aktif, bentuk tekstur dan struktur batuan yang
beragam, gua-gua kars dihiasi ornamen kalsit seperti stalakmit dan
stalaktit, batu aliran serta berbagai macam jenis unsur lain yang sangat
bagus apabila dijadikan sebagai tempat wisata.

1.1.3. Kendala Geowisata

Kendala yang dihadapi dalam pengembangan wisata alam


mengakibatkan kondisi yang diharapkan sulit untuk diwujudkan.
Beberapa kendala meliputi keterbatasan sumber daya manusia.
Keterbatasan dari sisi ini amat menentukan dalam menyiapkan obyek-
obyek wisata yang ada, baik dari aspek jumlah, kualitas maupun
kemampuannya. Hal ini mengingat objek wisata alam adalah jasa yang
dikelola oleh manusia agar dapat dinikmati orang lain. Oleh karena itu,
obyek wisata harus dipersiapkan agar dapat memuaskan wisatawan.

Layanan penting yang bila diabaikan juga akan menjadi kendala


adalah akomodasi dan keamanan pengunjung. Akomodasi akan terkait
dengan kenyamanan pengunjung dalam menikmati obyek wisata, untuk
itu perlu dilakukan penyediaan dan pemeliharaan akomodasi yang
dilakukan dengan baik. Sedangkan masalah keamanan, terkait
keselamatan wisatawan baik karena kemungkinan terjadinya
kecelakaan, keributan maupun pencurian. Kendala lain dalam
pengembangan wisata alam adalah kurangnya informasi mengenai
wisata alam yang diterima masyarakat. Untuk itu, upaya pemasaran
obyek wisata alam perlu dilakukan secara gencar dan
berkesinambungan melalui berbagai media.

Untuk mengatasi kendala di atas, maka penyelenggaraan wisata


alam oleh pemerintah perlu mendapat dukungan dari masyarakat dan
para pihak lainnya. Pelibatan ini tentunya harus berpedoman pada
peraturan perundang-undangan serta dengan tetap memperhatikan
kepentingan publik. Agar pelibatan masyarakat dan para pihak dalam
pemanfaatan wisata alam berpengaruh terhadap peningkatan
kesejahteraan masyarakat sekaligus menumbuhkan kesadaran para
pihak untuk menjaga dan meningkatkan fungsi kawasan hutan,
beberapa aspek yang harus diperhatikan meliputi aspek hukum, aspek
sosial dan aspek lingkungan.
Dari aspek hukum, pemanfaatan pariwisata alam harus dilakukan
dengan mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku. Upaya
menumbuhkan kesadaran para pihak terhadap peraturan perundang-
undangan juga perlu dilakukan, misalnya dengan pemilihan jenis jasa
wisata alam yang lebih berorientasi kepada pendidikan bagi
pengunjungnya, sehingga dapat memberikan edukasi dan tercipta
ketaatan terhadap aturan serta tidak menjadi preseden buruk ke
depannya.

1.1.4. Keilmuan Geowisata


Area objek geowisata merupakan bentukan hasil proses geologi.
Unsur yang menjadi daya tarik wisata berupa jenis batuan, kandungan
mineral, kondisi tanah, dan hal lain yang berkaitan dengan geologi.

Adanya informasi berkaitan dengan sejarah terbentuknya


bentukkan geologi tersebut pada objek geowisata seperti papan
informasi dan peta lokasi supaya memudahkan pengunjung mengetahui
proses alam yang terjadi. Diharapkan dengan adanya informasi tersebut
pengunjung sadar dan peduli agar dapat menjaga keindahan lingkungan
di sekitar objek geowisata.

1.1.5. Geowisatawan
Geowisatawan adalah seseorang atau kelompok orang yang
melakukan suatu perjalanan geowisata. Jika lama tinggal sekurang-
kurangnya 24 jam di daerah atau negara yang dikunjungi.

1.1.6. Destinasi Geowisata


Kelestarian, keunikan, dan keindahan objek geowisata harus
terjaga yaitu dengan pengelolaan berkelanjutan (bertujuan untuk
generasi masa depan). Tidak merusak struktur yang telah ada tetapi
lebih pada mengembangkannya. Banyak mineral-mineral berharga yang
ditemukan pada objek geowisata sehingga memicu oknum yang serakah
dan tidak bertanggung jawab untuk mengeksploitasi dan merusak
lingkungan di sekitarnya. Selain berkelanjutan, juga menerapkan
prinsip ekowisata dengan mempromosikan konservasi dan memperluas
budaya serta sejarahnya.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas yakni :
a. Bagaimana kondisi fisik pada daerah penelitian ?.
b. Bagaimana kondisi fisik daerah penelitian ?.
c. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat pengembangan wisata
daerah penelitian ?.
1.3.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari tugas Geowisata ini adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui kondisi fisik daerah penelitian.
b. Mengetahui potensi fisik daerah penelitian.
c. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat pengembangan wisata daerah
penelitian.
1.4. Metode Penelitian
Dalam melakukan identifikasi untuk menentukan daerah Geowisata, metode yang
dilakukan yakni :

a. Survey Awal.
b. Study Literatur.
c. Observasi Lapangan.
d. Sampling Batuan.
BAB II

DESTINASI GEOWISATA

2.1. Lokasi Geowisata

2.1.1. Lokasi
Lokasi Wisata bertempat di Desa Tanalum di Kecamatan Rembang ,
Kabupaten Purbalingga. Berada di area hutan Gunungwelud. Untuk
mencapai daerah ini menempuh waktu sekitar 2 jam dari kota Purbalingga
karena kondisi jalan yang rusak dan hanya bisa dilalui oleh kendaraan
beroda dua dan mobil Elf.

2.1.3. Jarak
Jarak lokasi dari pusat kota Curug Aul berjarak sekitar 34 kilometer
dari pusat kota Purbalingga dan terletak di ujung utara Kabupaten
Purbalingga.

2.1.4. Waktu
Waktu tempuh untuk mencapai lokasi Curug Aul yaitu sekitar 1 jam
30 menit, mengingat kondisi jalan yang cukup rusak dan padatnya jalan
disekitar kota purbalingga.
2.2 Genesa

Curug aul berada pada pada Formasi Kumbang dimana Formasi ini
memiliki litologi berupa lava andesit dan basal, breksi tuf, breksi batu apung
dan tuf pasiran. Formasi ini berumur Miosen Tengah (Djuri dkk. 1996) dan
memiliki ketebalan kurang lebih 750 m.
Secara geomorfologi curug aul terdiri dari satuan bentang alam struktural
dimana topografi bergelombang kuat hingga perbukitan dengan pola aliran
berkaitan dengan kekar dan patahan.
Struktur patahan dan sesar naik yang berarah tenggara-barat laut yang
membentuk curug aul dimulai pada kala Miosen awal dimana saat itu dimulai dengan
pengendapan serpih sisipan batupasir karbonatan (Formasi rambatan). Kemudian
pada daerah tersebut mengalami rezim tektonik atau pergerakan tektonik yang cukup
kuat sehingga membentuk gaya kompresi Yng memiliki arah relative utara-selatan,
menyebabkan terbentuk suatu patahan-patahan yang sangat mempengaruhi
penyebaran batuan yang terbentuk sebelumnya. Kemudian karena proses tektonik
masih berlanjut maka selain patahan-patahan juga terbentuklah proses vulkanisme
yang menyebabkan terbentuknya aliran lava basalt yang berasal dari formasi
kumbang yang merumur Miosen Tengah hingga Pliosen Awal.

2.3. Permasalahan
2.3.1. Potensi
a. Panorama alam yang indah Curug Aul berada pada daerah perbukitan
yang masih alami. Salah satu atraksi yang menarik untuk dikunjungi
adalah pos pengamatan yang berada di jalan menuju Curug Aul.
Wisatawan juga dimanjakan oleh pemandangan kebun kopi dan pohon
pinus di sepanjang jalan menuju curug. Sementara di lokasi Curug Aul
pengunjung dapat menikmati keindahan Air terjun yang dikelilingi oleh
bukit dan pepohonan yang indah.

b. Sebagai tempat wisata petualangan dan minat khusus Atraksi yang


paling menarik wisatawan untuk mengunjungi Curug Aul adalah atraksi
hiking dan canyoning yang merupakan wisata petualangan dimana
pengunjung ditantang untuk naik turun perbukitan serta memanjat
tebing air terjun. Atraksi minat khusus ini mengundang banyak
wisatawan dari luar kota, khususnya organisasi-organisasi pecinta alam
dari berbagai kota di Indonesia.

c. Di Sekitar Curug Aul telah tersedia tempat yang dapat digunakan untuk
berkemah. Selain camping ground, pengelola juga menyediakan atraksi
outbond yang telah dilengkapi dengan pemandu yang sudah
berpengalaman.
2.3.2. Kendala

a. Kurangnya Sarana dan Prasarana yang ada di Curug Aul dapat


dikatakan masih sangat minimal. Sarana yang masih kurang yaitu :

1) Tidak adanya fasilitas akomodasi / penginapan .

2) Tidak adanya penjual cinderamata untuk kenang kenangan. Padahal


cinderamata dapat digunakan sebagai media promosi wisata secara
tidak langsung.

3) Kurangnya tempat sampah yang tersedia di lokasi Curug Aul


sehingga banyak sampah yang berserakan baik disepanjang jalan
menuju Curug maupun di lokasi Curug Aul itu sendiri.

4) Jalan menuju Curug Aul masih merupakan jalan tanah sehingga akan
menyulitkan wisatawan saat musim hujan karena jalan licin dan
berlumpur.

b. Kurangnya media promosi, promosi merupakan salah satu hal


penting dalam pengembangan suatu obyek pariwisata. Tanpa adanya
promosi, wisata tersebut akan sulit untuk berkembang. Selama ini
promosi Obyek Wisata Curug Aul hanyalah dari mulut ke mulut,
belum menggunakan cara promosi yang efektif seperti menyebarkan
brosur dan pamflet, mengikuti pameran pariwisata, televisi lokal,
radio, dll. Pengelola sebenarnya sudah mempromosikan Curug Aul
melalui sosial media internet, namun masih kurang efektif.

c. Pengelolaan yang kurang optimal Walaupun sudah terbentuk


POKDARWIS dan juga operator wisata Belantara Adventure, namun
pengelolaan Obyek Wisata Curug Aul secara umum masih kurang
baik, hal ini dapat dilihat dari tidak adanya biaya retribusi, minimnya
fasilitas, sarana dan prasarana. Hal tersebut memperlihatkan bahwa
pengelolaannya masih kurang maksimal.
d. Lokasi yang jauh dari pusat kota Curug Aul berjarak sekitar 34
kilometer dari pusat kota Purbalingga dan terletak di ujung utara
Kabupaten Purbalingga. Masalah jarak yang jauh ini yang
menyebabkan pengunjung enggan berkunjung ke obyek wisata
Curug Aul.

2.4. Fasilitas Wisata


2.3.1. River Tubing

River Tubing adalah meluncur bebas di sungai menggunakan ban


bagian dalam kendaraan Terletak di sekitar Curug Aul. Berjarak 33 KM dari
Kota Purbalingga Berpotensi untuk aktivitas arum jeram. kendala yang dihadapi
yaitu kurangnya alat safety dan juga safety procedure dapat menyebabkan
adanya cedera, dan hal lainnya yang kurang diinginkan.
2.4.2.Wisata Pohon Pinus

Terletak di sekiar Curug Aul. Berjarak 33 KM dari Kota Purbalingga.


Berpotensi untuk tempat santai dan berfoto bersama sanak keluarga.

2.4.3. Pondok Kopi

Merupakan area bersantai untuk meminum kopi dengan cuaca yang


dingin dan pemandangan yang bagus. Terletak di sekiar Curug Aul, Pohon
Pinus. Berjarak 33 KM dari Kota Purbalingga.

2.4.4. Perkebunan Kopi

Merupakan perkebunan kopi milik warga dimana wisatawan dapat


belajar menanam kopi, memanen kopi dan mengolah kopi hingga menjadi
bubuk kopi untuk dikonsumsi. Terletak di sekiar Curug Aul. Berjarak 33
KM dari Kota Purbalingga.
BAB III
DESAIN PENAWARAN

3.1. Waktu Operasional Wisata


Waktu Operasional
1 Shift Pagi 07.00-12.00
2 Shift Siang 12.00-17.00
3 Shift Malam 17.00-22.00

3.2. Sasaran Wisatawan

Turis lokal dan mancanegara terkhusus masyarakat daerah Jawa Tengah.

3.3. Rincian Biaya (INI GANTI JADI BIAYA PEMBANGUNAN)

No Jenis Pengeluaran Biaya Jumlah Total


1 Tiket masuk 10,000 1pcs 10000
2 Pemandu Wisata 150000 1pcs 150000
3 Snack 10000 1 paket 10000
4 Makanan 15000 1 box 15000
5 Minuman 5000 1 botol 5000
6 Transportasi 100000 1 unit 100000
7 Kopi Curug 5000 1 gelas 5000
8 Sewa Pelampung 5000 1 buah 5000
Total = 300000
BAB IV
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan pada laporan ini adalah sebagai berikut:


1. Kondisi fisik Curug Aul dan sekitarnya Kondisi fisik yang dimiliki Curug
Aul dan sekitar adalah
a. Terletak di Dusun Pucung Rumbak, Desa Tanalum, di daerah perbukitan
dengan ketinggian sekitar 700 mdpl.
b. Topografi daerah sekitar Curug Aul terdiri dari dataran dan perbukitan dengan
kemiringan tanah cukup curam, berkisar antara 30-60 derajat.
c. Curug Aul berjarak 33 kilometer dari pusat Kota Purbalingga
d. Tataguna Lahan di daerah sekitar Curug Aul berupa daerah pemukiman yang
diselingi dengan tanaman budidaya masyarakat perkebunan, dan area
persawahan.
2. Potensi Fisik Curug Aul Sebagai Lokasi Pariwisata.Potensi fisik yang
dimiliki oleh Curug Aul adalah aksesibilitas, atraksi wisata, akomodasi, tempat
parkir, pusat informasi dan warung.
3. Faktor Pendukung Dan Penghambat Obyek Wisata Curug Aul
a. Faktor Pendukung dalam pengembangan obyek wisata Curug Aul, yaitu :
1) Lokasi Curug Aul dan sekitarnya memiliki panorama alam yang indah.
2) Lokasi Curug Aul dan sekitarnya dapat digunakan sebagai tempat wisata
minat khusus rivers tubing.
3) tersedianya sarana untuk outbond dan acara keluarga lainnya.
b. Faktor Penghambat pengembangan Obyek Wisata Curug Aul adalah
1) Kurangnya sarana dan prasarana di Obyek Wisata Curug Aul.
2) Kurangnya media promosi untuk mengenalkan dan mengundang wisatawan
berkunjung ke Curug Aul.
3) Pengelolaan Obyek Wisata Curug Aul kurang optimal.
4) Lokasi Curug Aul jauh dari pusat kota.
DAFTAR PUSTAKA
Pendit, N.S., 2002, Ilmu Pariwisata, Jakarta: Pradnya Paramita.
Van Bemmelen, R.W., 1949. Geology of Indonesian Vol. IA. Government Printing
Office, Hague.

Anda mungkin juga menyukai