Anda di halaman 1dari 11

POTENSI TERSEMBUNYI GEOWISATA BUKIT PANGGOL PIYUNGAN

BANTUL
Vian Rosyadi Nugraha
111.160.123
Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembnagunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta

ABSTRAK
Indonesia adalah negara yang terletak di khatulistiwa dan di jalur cincin api sehingga
memiliki potensi sumberdaya geologi yang melimpah, salah satunya adalah potensi
geowisata. Geowisata merupakan wisata alam yang menampilkan fenomena geologi dan
berguna untuk menggerakkan ekonomi daerah dan nasional. Parameter yang digunakan
adalah nilai keilmuan dan intrinsik, nilai edukasi, nilai ekonomi, nilai konservasi, dan nilai
tambah yang dimiliki oleh suatu geosite. Penelitian ini menggunakan 3 tahapan penelitian.
Tahap pertama yaitu studi pustaka mengenai kondisi geologi daerah penelitian, konsep
geowisata dan konsep dalam analisis geosite. Tahap kedua adalah pengambilan data lapangan
berupa data litologi, deskripsi dan foto kenampakan bentang alam. Tahap ketiga adalah
analisis geosite. Bukit Pangol layak menjadi objek geowisata dengan aspek penilaian
didasarkan pada nilai kuantifikasi berbagai keindahan antara alam dan proses geologi yang
mengotrol terbentuknya obyek geowisata tersebut. Untuk meningkatkan potensi geowisata,
pembuatan infrastruktur dan pemahaman warga tentang peningkatan kawasan wisata serta
promosi sangat diperlukan agar dapat menjadi tulang punggung ekonomi di daerah Srimulyo
Piyungan.
Kata kunci : geowisata, dan geosite, Bukit Pangol

1. Pendahuluan
Bukit Pangol merupakan bukit yang berada di daerah Srimulyo Piyungan Bantul
Daerah Istimewa Yogyakarta. Bukit ini menawarkan keiindahan alam berupa bentang alam
yang indah diatas ketinggian ± 100mdpl. Bukit ini terletak di selatan kota Yogyakarta yang
dapat ditempuh dari pusat kota sekitar 40menit.
Geowisata sendiri merupakan suatu aktivitas wisata yang secara spesifik fokus
terhadap aspek panorama dan geologi (Downling, 2011 dalam Kubalikova, 2013).
Pengembangan daerah tertentu menjadi suatu kawasan geowisata tentunya akan memberikan
dampak yang baik bagi kehidupan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan seperti
ekonomi, sosial, budaya, dan infrastruktur. Akan tetapi dalam menentukan suatu daerah
sebagai kawasan geowisata perlu dilakukan analisis terlebih dahulu. Analisis yang umumnya
dilakukan adalah analisis geosite dan geomorphosite.
Geosite dan Geomorphosite merupakan bentang lahan yang memiliki potensi sebagai
situs pariwisata dan memiliki nilai berdasarkan sudut pandang penilaian manusia
(Kubalikova, 2013). Analisis ini ditujukan untuk memberikan penilaian terhadap parameter –
parameter tertentu seperti nilai pendekatan ilmiah, nilai pendidikan, nilai ekonomi, nilai
konservasi dan nilai tambah (keindahan, budaya, faktor geologi) pada daerah tertentu
(Kubalikova, 2013)
Bukit Panggol berada pada formasi semilir, Formasi Semilir merupakan salah satu
formasi di Pegunungan Selatan yang tersusun oleh material – material asal vulkanik pada
umur Miosen Awal. Formasi ini terendapkan pada lingkungan darat hingga laut dengan
mekanisme pengendapan yang bervariasi. Formasi ini merupakan formasi yang tersusun atas
material asal gunung api. Kenampakan di lapangan berupa batuan yang masif dan tebal.
Berdasarkan hasil penelitian Bothe (1929), formasi ini tersusun atas batuserpih berwarna putih
keabu – abuan pada bagian bawah, tuf dasitan dan dominasi berupa breksi tuf pumisan.
Penelitian berikutnya dilakukan oleh Sumosusastro (1956) yang menyebutkan bahwa isi dari
formasi ini berupa perulangan breksi tuf pumisan, batupasir tufan, tuf pumis dasitan dengan
perlapisan yang baik dan sedikit kandungan fosil.

2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan 3 tahapan penelitian. Tahap pertama yaitu studi pustaka
mengenai kondisi geologi daerah penelitian, konsep geowisata dan konsep dalam analisis
geosite. Tahap kedua adalah pengambilan data lapangan berupa data litologi, deskripsi dan
foto kenampakan bentang alam. Tahap ketiga adalah analisis geosite dan geomorphosite

3. Pembahasan
Berdasarkan hasil dari pengamatan lapangan, terdapat 1 geosite di kawasan bukit
Pangol. Pada geosite ini dideskripsikan tentang lokasi detail, nilai analisis kuantifikasi
berdasarkan tabal analisis geosite dan geomorphosite, tinjauan geologi, dan produk daya tarik
wisata. Berikut adalah deskripsi geosite :
1. Bukit Pangol
a. Lokasi
Geosite ini terletak pada wilayah Srimulyo Piyungan Bantul DIY. Geosite ini dapat
ditempuh melalui jalur darat dari pusat kota Jogja dengan menempuh waktu sekitar 40
menit.

b. Kondisi Geologi : Bukit Pangol termasuk dalam formasi semilir dengan ditemukannya
litologi berupa sisipan tuf dan lapili hasil dari proses vulkanisme.

Gambar 1. Perselingan lapili dan tuff

c. Produk Daya Tarik Wisata :


- Pemandangan berupa bentang alam dari ketinggian ±100 mdpl dapat dengan indah
dinikmati dan menjadi objek fotografi serta tempat bersantai.
- Wisata esdukasi, dapat digunakan untuk penelitian bidang geologi seperti penelitian
kondisi batuan serta bidang perlapisan pada simgkapan cukup representatif sebagai bahan
penelitian.

Gambar 2. Singkapan perselingan tuff lapili Gambar 3. Bentang alam bukit Pangol

Pengembangan yang Perlu Dilakukan


Beberapa penilaian terhadap geosite yang ada di kawasan bukit Pangol telah dilakukan.
Pembenahan dari sarana prasarana terhadap setiap geosite harus dilakukan, agar terciptanya
tempat wisata yang nyaman dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat yang tinggal
di sekitar Biduk-Biduk. Berikut adalah beberapa pengembangan yang diperlukan :
 Pengembangan infrastruktur seperti jalan, papan nama, WC umum, dan kantong parkir.
 Pengembangan masyarakat tentang bagaimana mengelola wisata yang baik.
 Pengembanganpromosi tentang daya tarik geowisata pada bukit Pangol
 Penataan lokasi berjualan agar terlihat rapi

Gambar 4. Singkapan Bukit Pangol Gambar 5. Kondisi sekitar bukit


5. Kesimpulan
Dari hasil penelitian di bukit Pangol, Srimulyo Piyungan Yogyakarta dijumpai obyek
potensial untuk dijadikan wisata berbasis geologi. Dari hasil penelitian, bukit Pangol masuk
kedalam Geodiversity berklasifikasi tinggi dikarenakan terdapat parameter berupa bentang
alam yang menarik, ranah batuan yang cukup beragam seperti tuff dan lapili hasil proses
vulkanik, Proses internal yang terbentuk akibat proses tektonik atau pengangkatan, kemudian
proses eksternal pengendapan dan pelapukan. Tetapi untuk geosite ini masih harus dilakukan
pembenahan dari segi infrastruktur penunjang wisata maupun pembentukan masyarakat yang
sadar wisata.

Gambar 6. lokasi penelitian


Gambar 7. Kenampakan pemendangan dari bukit Pangol

Daftar Pustaka
Darman,H. dan Sidi, FH. 2000. An Outline of The Geology of Indonesia. Ikatan Ahli Geologi
Indonesia : Jakarta
Djamal, B., Sudana, D., Soetrisno, Baharuddin, dan Hasan, K. 1995. Peta Geologi Lembar
Tanjung Mangkalihat, skala 1:250.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.

Hendratno, A., 2002, Geowisata Merapi sebagai Perjalanan Wisata Minat Khusus di Lereng
Merapi bagian Selatan, Yogyakarta, Jurnal Nasional Pariwisata II(2).

Kubalikova, L., 2013, Geomorphosite assesment for geotourism purposes,Czech Journal of


Tourism 02/2013, hal. 80-103
1910
1910

Anda mungkin juga menyukai