Oleh:
Oman Abdurahman
Museum Geologi, Badan Geologi, KESDM
7/25/2020 4
PETA GEOLOGI BANDUNG (sumber utama:
Koesoemadinata & Hartono, 1981)
https://yudopotter.files.wordpress.com/2010/11/peta-geologi1.jpg)
Tahura Juanda
PETA GEOLOGI BANDUNG (Silitonga,1973)
Tahura Juanda
Busur Cekungan
Belakang
Busur Magmatis
Busur Cekungan
Depan
L em
pen
g Sam
udr B e nua
a pe ng
L em
ak an
Pe rg er
Ara h m p a n g Wilayah ini menjadi
Le terlipat dan terpatahkan
m p en g a
Le a Lam
a m u dr ILUSTRASI PALEOGEOGRAFI JAWA BARAT NEOGEN - KUARTER
S
(Modifikasi Martojoyo, 1987, digambar oleh Denny S.K., 2018)
ILUSTRASI DENGAN PENYEDERHANAAN TENTANG TEKTONIK SAAT KINI / RESEN
Gunungapi /gunung
di selatan Bandung Gunungapi/gunung di Jakarta
utara Bandung
BANDUNG
Jabar Selatan
Pantai Selatan
Sam
ude
ra Indo
n es
ia
7/25/2020 17
BUKAN GEOWISATA (kiri) vs GEOWISATA (kanan)
Kiri: Contoh wisata yang melebihi daya tampung, jelas bukan geowisata (kiri), jika
pun pengunjung normal, namun jika tanpa penjelasan dan interpretasi geowisata
dari guide, tetap bukan geowisata. Kanan: Di lokasi yang sama, peserta aktif
mengamati fenomena di hadapannya mengikuti penjelasan pemandu tentang
7/25/2020 informasi geologi karst dan gua-gua. Sebuah geowisata. 18
CIRI GEOWISATA TUJUAN GEOWISATA
• Berbasis geologi & memberikan • Membuat pengunjung sadar dan mendapatkan
informasi geologi kawasan destinasi beberapa pemahaman tentang fitur-fitur geologi
yang mengelilingi mereka.
• Menyampaikan interpretasi atas
fenomena geologi lainnya dari • Menopang atau meningkatkan karakter
kawasan destinasi harus ada geografis suatu tempat - lingkungannya, budaya,
interpreter estetika, warisan, dan kesejahteraan
penghuninya
• Mengitegrasikan informasi bidang
lainnya (flora-fauna, arkeologi, • Menyampaikan keterkaitan antara fenomena
sejarah, budaya, dll) bumi-flora-fauna-budaya kepada masyarakat
agar mereka memahami sejarah perkembangan
• Memberi manfaat kepada/ melibatkan tempat tinggal dan budaya mereka.
masyarakat lokal
• Menumbuhkan konservasi, edukasi, dan
• Memperhatikan kepuasan/ memperoleh kesenangan.
kesenangan pengunjung
• Memperoleh keuntungan ekonomi
berkelanjutan
7/25/2020 19
Mengapa GEOWISATA (1)?
• Mensejahterakan warga yang tinggal di dalam
destinasi geowisata dengan berkembangnya
lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal;
• Mendorong masyarakat lokal untuk turut
m e m e li ha r a d a n m e n g e m b a n g k a n d e s t i n a s i
geowisata tersebut;
• Mewujudkan pembangunan pariwisata yang
berkelanjutan dan berbasis pada kearifan lokal;
• Mendorong pengunjung untuk menghargai lokasi
objek geowisata tersebut;
Foto Gn. Gede-Pangrango, sumber sebagian besar
• Memberikan kesan dan pengalaman khusus yang air Ciliwung berasal (atas), & foto lama pelabuhan
Tanjungpriuk, Teluk Jakarta, dekat muara Ciliwung
berbeda dari kegiatan wisata lainnya bagi setiap (bawah). Sumber: https://cianjurkab.go.id/taman-
PERLINDUNGAN
WARISAN Melalui
GEOLOGI
PERMEN KCAG
NO. 32 TAHUN 2016
Ditindaklanjuti
GEOKONSERVASI
Standar Teknis Invetarisasi Keragaman Geologi dan Identifikasi Warisan Geologi dan regulasi terkait lainnya yang diterbitkan oleh PSG, Badan Geologi, 2017.
KOTAK GEOWISATA
(Brahmantyo, 2014; modifikasi dari Newsome & Dowling, 2005)
Bentang Alam, Faktor Pendukung
Bentuk Muka Bumi, Geowisata:
Singkapan batuan, Geo-arkeologi,
Contoh batuan, Legenda/Mitos, Sejarah-
Mineral, Fosil, Tampakan mikroskopis, TU K Budaya-Sosial serta Flora-
B E N Fauna pada Situs-situs
dsb.
Geologi.
+
Kisah geologi suatu GE
O
GE
peristiwa atau HI O - E S Pembentukan pegunungan,
tokoh-tokoh, khususnya
ST O S Pembentukan morfologi,
OR PR
geologiwan, yang Y WISATA Letusan Gunung Api,
mencatatkan tempat Aliran Sungai, Air Terjun,
tertentu. Geyser, Erosi, Abrasi,
Tetesan air stalaktit,
Geotrek,
E O- R Karstifikasi, Pelapukan/
Perjalanan Wisata, G SA
Pembentukan tanah,
Interpretasi, DA
Dsb.
Akomodasi dan Transportasi,
Suvenir, Atraksi,
Buku Panduan/Pamflet/Peta, Pengetahuan Dasar Ilmu Kebumian:
Manajemen dan, Geologi, Geografi, Meteorologi,
Perencanaan Geotrek Oseanografi, Geodesi, Astronomi, dsb.
2. KEPENTINGAN GEOPARK KALDERA SUNDA
7/25/2020 26
Tangkubanparahu-Citatah-Saguling
Palabuhanratu-Ciletuh-Cikaso
UTARA
Gunungapi Sunda,
mengalami 3 fase letusan
dasyat, salah satu produk
letusannya pada 105.000
tyl menutupi sungai
Citarum purba di wilayah
SELATAN
Padalarang.
Narasi: Oman Abdurahma
Akibat tertutupnya sungai
Citarum purba di wilayah Danau Bandung
Padalarang, maka dataran
banjir berubah menjadi
danau besar, yang dikenal Material Gn. Api
sebagai Danau Bandung Sunda yang
Purba. menutupi Sungai Kaldera Gn. Sunda
Citarum Purba di
Kerucut
Letusan dahsyat Gn. Padalarang
Gn. Tangkuban Parahu
Sunda, mengakibatkan
terbentuknya suatu
kaldera yang sangat besar, UTARA
yang dikenal sebagai
Kaldera Sunda
Danau Bandung
Akibat suatu letusan besar Gn. Tangkuban
pada kl. 10.000 tyl, kerucut Gn. Tangkuban Parahu Parahu, semakin
gunungapi tersebut membesar
terpangkas menghasilkan
bentuk gunungapi seperti
perahu terbalik, yang UTARA
dikenal sebagai Gunung
Tangkubanparahu
Gunung Tangkubanparahu
pun masih aktif dan
sesekali meletus hingga kini SELATAN
Dataran Tinggi Bandung-Kaldera Sunda-T. Parahu dan
sekitarnya sebagai aset ilmu pengetahuan - NILAI ILMIAH (1)
• Boleh dibilang tak terhitung banyaknya penelitian, penyelidikan dan survei yang
telah dilakukan di dan berkenaan dengan geologi dan rumpun ilmu terkait di
wilayah Dataran Tinggi Bandung atau Cekungan Bandung Raya, Kaldera Sund,
Gn Tangkubanparahu & sekitarnya, termasuk area Tahura Juanda
• Beberapa peneliti/ hasil penelitian, survei, dan sejenisnya yang menjadi rujukan
babon atau rintisan di bidang tertentu:
ü Junghuhn dll peneliti di era 1850-1950
ü Van Bemmelen, 1949, tentang Bandung (Fisiografi Jawa Barat, dll)
ü Makalah-makalah karya peneliti lainnya: Katili, H.D Tjia, M.T. Zen, Adjat
Sudradjat, dll
ü “Riwayat Geologi Dataran Tinggi Bandoeng”, Koesoemadita, 1959
ü “Peta geologi lembar Bandung, Djawa” oleh P.H. Silitonga, 1973
33
Dataran Tinggi Bandung-Kaldera Sunda-T. Parahu dan
sekitarnya sebagai aset ilmu pengetahuan- NILAI ILMIAH (2)
Hulu Ci Mahi (Situ Lembang) di kaki Gn Burangrang, dilukis oleh Pieter van Oort (kl. 1833) 38
Sumber: Malik Ar Raheim, draft buku Petualangan Para Naturalis Jerman ke Tanah Priangan
NILAI ESTETIKA (2)
Dataran Tinggi Bandung atau Cekungan Bandung Raya, sudah
sejak awal abad 19 menjadi tujuan wisata bumi
• Sejak awal Abad 19 M sudah ada kunjungan oleh wisatawan asing, terutama Jerman dan
Belanda ke beberapa lokasi wisata/lokasi menarik di Badung dan sekitarnya, baik kunjungan
rekreasi biasa, maupun kunjungan apreasiasi (geowisata dalam bahasa sekarang) yang sering
sekali berlanjut/ berkunjung kembali dalam rangka survei/penyelidikan/penelitian
• Pada 1833 sudah ada kunjungan oleh tiga ilmuwan Jerman ke Bandung (Malik Ar Rahiem,
2020, draft buku “Petualangan Para Naturalis Jerman ke Tanah Priangan”
• Kisah perjalanan Junghuhn http://geomagz.geologi.esdm.go.id/dari-lembang-ke-patuha/;
Java –Album, 1856, Perpusatakaan Pusat Survei Geologi, Badan Geologi, Bandung, dll
• https://nasional.republika.co.id/berita/pva3ie354/kolom/wacana/19/07/27/pva2ri385-
tangkuban-perahu-dalam-catatan-penyair-belanda
• Interpretasi paling awal oleh ahli geologi Indonesia tentang geologi dataran tinggi Bandung
yang bernuansa geowisata dilakukan oleh Koesoemadinata pada 1959 (sekarang guru besar
emeritus Geologi, FITB, ITB) dalam tulisannya: “Riwayat Geologi Dataran Tinggi Bandung”
(Perpustakaan Pusat Survei Geologi kode E 59-28). Dokumen ini bisa dikatakan sebagai
bahan geowisata yang paling awal dan komprehensif tentang Dataran Tinggi Bandung.
39
NILAI ESTETIKA (3)
Potret Aspek-aspek Geowisata dalam
“Riwayat Dataran Tinggi Bandung”,
Koesoemadinata, 1959
• Ikhtisar Sejarah Geologi Dataran Tinggi Bandung sejak Miosen atau
kl. 30-14 juta tahun yang lalu (tyl) hingga sekarang (Kuarter) yang
memudahkan untuk mengingatnya.
• Secara kreatif membuat perbandingan umur geologi (geological
time) yang meliputi waktu jutaan tyl dengan waktu sehari-hari (24
jam per hari), sangat bagus untuk media edukasi dan penjelasan di
lapangan. Kutipan dari karyanya tsb, hal. 6:
ü Sebayak menit seseorang di bangku sekolah, sebayak tahun pula
berlangsung suatu ukuran (waktu) geologi 1 menit ~ 1 tahun
ü Sebegitu ratus tahun yang lalu Colombus menemukan Amerika,
sebegitu ratus juta tahun yang lalu pula hidup binatang-binatang
yang (sekarang – oa) terdapat sebagai fosil, - dengan laparnya,
hausnya, ketakutannya dan suka duka lainnya -, 500 kali lipat
waktu kita ini.
• Memberikan ikhtisar pembagian waktu geologi Era Moderen dari
Aoikum hingga hingga KUARTER.
40
NILAI (MASALAH) LINGKUNGAN (1)
7/25/2020 42
NILAI (MASALAH) LINGKUNGAN (3)
7/25/2020 44
7/25/2020 Brahmantyo, at al.(2006) Geowisata: Sejarah Bumi Bandung PSG, BADAN GEOLOGI, BANDUNG 45
7/25/2020 Brahmantyo, at al.(2006) Geowisata: Sejarah Bumi Bandung PSG, 46
BADAN GEOLOGI, BANDUNG
Kandidat Geosite
TAHURA JUANDA
Tahura Juanda
7/25/2020 47
Destinasi keragaman/warisan geologi di Geosite Tahura Juanda
1. Curug Omas, Maribaya
2. Air panas Maribaya
3. Air panas Maribaya
4. Lava Pahoehoe Tahura
Juanda
5. Lava pahoehoe Tahura
Juanda
6. Curug Dago
7. Museum Geologi
Tambahan (tidak ada di gambar):
1. Batuan piroklastik-ignimbrit
(?) di Gua Belanda dan Gua
Jepang
2. Gawir Sesar Lembang di
Tebing Keraton
3. Curug Lalay
7/25/2020
4. Mataair-mataair 48
LAVA PAHOEHOE TEBING
KRATON/BREKSI
MARIBAYA
GUA BELANDA
/JEPANG
CURUG OMAS
CURUG DAGO
50 m
7/25/2020 49
LAVA PAHOEHOE
Lava Pahoehoe di tepi
sungai Cikapundung.
Masyarakat setempat
menyebutnya Karembong
(Selendang) Dayang Sumbi
Foto: Deni Sugandi
7/25/2020 51
Lava Pahoehoe, warisan
geologi penting di
Geosite Tahura Juanda:
• Terletak di lembah &
tepi Sungai
Cikapundung hulu
• Terdapat lebih dari 10
motif struktur lipatan-
lipatan khas pada lava
pahoehoe
• Relatif mudah
dijangkau
• Sarana pembelajaran
geologi yang penting,
sehingga perlu
dikonservasi (warisan
geologi)
Foto: Arsip MAGI-IAGI
7/25/2020 52
Lava Pahoehoe, sedang
dikelilingi oleh para
mahasiswa yang sedang
melakukan ekskursi/
kuliah lapangan. Foto:
Arsip MAGI-IAGI
7/25/2020 53
GUA JEPANG
CURUG
MARIBAYA
Curug Lalay,
Cikapundung
(Foto: Deni Sugandi)
7/25/2020 57
CURUG DAGO
TEBING KERATON
6°50’2,479” S
107°39’46,861”E
Gawir Sesar Lembang sebelah timur di Tebing Keraton.
7/25/2020 Foto: Oman Abdurahman 61
Sesar Lembang di
Tebing Keraton
diantara pengunjung
dan papan penjelasan
(signboard).
Foto: Oman Abdurahman
7/25/2020 62
7/25/2020 63
Lembah
Maribaya
(Foto: Deni Sugandi)
7/25/2020 64
Aspek Sainstifik dalam Geosite Tahura Juanda
Gambar Skema asal usul magma Tangkuban Prahu sebagai sumber lava Cikapundung.
(“Cikapundung Lava, West Java: An Example of the Pahoehoe Lava Type in Subduction System”,
Abdurrachman, et. al. 2012)
Ket: I-MORB= Indian-type Mid-Ocean Ridge Basalt; AOC= Altered Oceanic Crust
7/25/2020 65
Aspek Sainstifik Sesar Lembang dan pemunculan lava basalt janis
pahoehoe, Geosite Tahura Juanda, ilustrasi hipotesa
Ilustrasi terpotongnya sungai Cikapundung oleh Ilustrasi pemunculan lava basal type pahoehoe di
Sesar Lembang, tanpa skala. Sungai CIkapundung, tanpa skala.
7/25/2020 66
Aspek Edukasi dalam Geosite Tahura Juanda
Tampak Dr. A. Djumarma, IAGI-MAGI, sedang memberikan edukasi kepada para mahasiswa di
depan Gua Jepang (kiri) dan signboard satu-satunya di Geosite Tahura Juanda. Foto: MAGI-IAGI
7/25/2020 68
4. UNSUR NON GEOLOGI: KERAGAMAN
HAYATI DAN BUDAYA
7/25/2020 69
Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus), dilukis oleh H.
Schlegel Natuurkomisie…(1839-1844) NCB Naturalis.
Sumber: Malik Ar Raheim, draft buku Petualangan Para
Naturalis Jerman ke Tanah Priangan
72
ILUSTRASI FRAGMEN LEGENDA SANGKURIANG
73
BAGIAN AKHIR LEGENDA SANGKURIANG
https://tahuradjuanda.jabarprov.go.id/
Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda merupakan kawasan konservasi yang terpadu
antara alam sekunder dengan hutan tanaman yang terletak di Kota Bandung, Jawa
Barat,Indonesia.
Taman Hutan Raya Ir.
H. Djuanda adalah
Taman Hutan Raya
pertama
di Indonesia.
LUAS TAHURA:
526,98 hektare
(membentang dari
kawasan Dago Pakar
sampai
Maribaya).
SEJARAH TAHURA Ir. H. DJUANDA
Bagian dari Hutan Lindung Pulo Sari
A. KEANEKARAGAMAN HAYATI
• Flora : Koleksi tumbuhan alami dan bukan alami, jenis
asli dan bukan asli. Jumlah vegetasi tidak kurang dari
50,000 pohon, 108 family, 524 spesies.
B. FENOMENA ALAM
Letusan Gunung Sunda telah membentuk keaneka
ragaman fenomena alam:
• Patahan Lembang: panorama alam yang lengkap
dan beragam (Tebing Karaton)
• 5 Curug : Omas, Dago, Kidang, Koleang, dan Lalay
• Sungai Cikapundung (+/- 15 km lebar 8 m)
• Bebatuan: Batu Batik/Pahoehoe dll
C. SEJARAH
• Pra Sejarah : ditemukannya berbagai artefak
peradaban/permukiman purba
• Sejarah : Gua Belanda, Gua Jepang dan PLTA Dago,
serta patilasan Raja Thailand
A. POHON ENDEMIK JAWA BARAT
§ Gadog (Bischoffia javanica)
§ Hantap Paray (Sterculia urceolata smith)
§ Huni (Antidesma bunius)
§ Jaha (Terminalia Bellirica)
§ Karembi (Homolanthus populnea)
§ Puspa (Schima wallichii)
§ Suren (Toona sureni)
§ Sampole (Pouteria campechiana)
§ Lame (Alstonia scholaris)
§ Kihoe (Tristiropsis acutangula Radlk.)
FAMILI MELIACEAE
Genus : Swietenia
Spesies : Swietenia mahagoni ( L ). Jacq
NAMA BINOMIAL
Khaya anthoteca
Pohon Sosis
7/25/2020 100
1. Dataran Tinggi Bandung atau Cekungan Bandung Raya memiliki potensi untuk dijadikan
geopark sebagai upaya manejeman pengembangan wilayah yang bercirikan konservasi (geo-
bio-budaya), pendidikan, dan penumbuhan ekonomi lokal masyarakat, antara lain melalui
geowisata.
2. Salah satu usulan nama geopark di Dataran Tinggi Bandung adalah Geopark Kaldera Sunda
(tentatif) yang bertemakan gunungapi Kuarter dan pengaruhnya pada perkembangan kota.
3. Dataran Tinggi Bandung memiliki keragaman geologi (geodiversity) yang banyak diantaranya
berpotensi menjadi warisan geologi (WG), bahkan WG bertaraf internasional. Salah satuu
lokasi yang memiliki WG tersebut adalah Tahura Juanda dengan WG berupa Lava Pahoehoe,
gawir Sesar Lembang di Tebing Keraton, batuan endapan Gn Sunda dan G. T Parahu, dan
beberapa air terjun, sehingga Tahura Juanda layak menjadi geosite untuk (kandidat) Geopark
Kaldera Sunda.
4. Geosite Tahura Juanda telah cukup memiliki kelangkapan warisan geologi, keragaman hayati,
dan budaya. Keragaman hayati sebagaimana dijumpai di Tahura Juanda. Di taman hutan raya
ini juga terdapat tinggalan sejarah yang memanfaatkan/dipengaruhi oleh kondisi geologi,
seperti Gua Jepang, Gua Belanda, PLTA Dago, dll.
5. Masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk penetapan sebagai geosite, namun, sebagai
langkah awal, kiranga Tahura Juanda perlu terlbih dahulu dikonservasi secara geologi melalui
penetapannya sebagai warisan geologi dan/ Cagar Alam Geologi.
TERIMAKASIH
omanarah@gmail.com
www.geologi.esdm.go.id/