Anda di halaman 1dari 102

GEOWISATA DATARAN TINGGI BANDUNG

(DARI KOESOEMADINATA 1959 HINGGA BRAHMATYO 2017)


Bagian II:
Jelajah Bumi Kandidat Geosite
Tahura Juanda Geopark Kaldera Sunda

Oleh:
Oman Abdurahman
Museum Geologi, Badan Geologi, KESDM

Bahan Presentasi Webminar IAGI-MAGI dari PENGDA JABAR


SABTU, 25 JULI 2020
1
GEOWISATA DATARAN TINGGI BANDUNG (Dari Koesoemadinata 1959 hingga Brahmantyo 2017)
Bagian II: BERGEOTREK DI KANDIDAT GEOSITE TAHURA JUANDA,
GEOPARK KALDERA SUNDA
Penyaji : OMAN ABDURAHMAN
Instansi : Museum Geologi, Badan Geologi, KESDM
Pendidikan : S-1 Geologi, ITB, S-2 Hidrogeologi, Rek. Pertambangan, ITB
Organisasi Profesi : IAGI (Anggota, Pengda Jabar), MAGI (Wakil Ketua)
Pengalaman Kerja : • Lebih dari 25 tahun dalam berbagai posisi/penugasan di KESDM.
• Penyelidik Bumi Madya pada Museum Geologi, Badan Geologi, KESDM
• Pemimpin redaksi majalah geologi populer GEOMAGZ (2010 – 2016)
http://geomagz.geologi.esdm.go.id/
• Menginisiasi Geopark Global Ciletuh-Palabuhanratu (2013-2015),
menginisiasi dan penggiat Geopark Nasional Belitong (2016-sekarang), &
ikut menginisiasi Geopark Nasional Banyuwangi
• Penulis, editor, penanggungjawab penerbitan puluhan buku terbitan
Badan Geologi tentang geologi-warisan geologi-geopark: “Keragaman
Bumi Ciletuh-Jampang”, “Keindahan dalam Kegelapan”, dll
7/25/2020 • Pemandu geowisata bersertifikat 2
1. LINGKUNGAN GEOLOGI DAN SKEMA GEOWISATA
2. KEPENTINGAN KANDIDAT GEOPARK KALDERA SUNDA
3. JELAJAH BUMI GEOSITE TAHURA JUANDA
4. FAKTOR NON GEOLOGI : KERAMAGAN HAYATI DAN BUDAYA
5. PENUTUP DAN DISKUSI
3
1. LINGKUNGAN GEOLOGI & SKEMA GEOWISATA

7/25/2020 4
PETA GEOLOGI BANDUNG (sumber utama:
Koesoemadinata & Hartono, 1981)
https://yudopotter.files.wordpress.com/2010/11/peta-geologi1.jpg)

Tahura Juanda
PETA GEOLOGI BANDUNG (Silitonga,1973)

Tahura Juanda
Busur Cekungan
Belakang
Busur Magmatis

Busur Cekungan
Depan

L em
pen
g Sam
udr B e nua
a pe ng
L em

PALEOGEOGRAFI JAWA BARAT AWAL MIOSEN (NEOGEN)


(Modifikasi Martojoyo, 1987, digambar oleh Denny S.K., 2018)
Busur Cekungan Belakang,
terangkat menjadi darat
Posisi busur
Busur magmatis bergeser
magmatis baru
ke Utara

ak an
Pe rg er
Ara h m p a n g Wilayah ini menjadi
Le terlipat dan terpatahkan

m p en g a
Le a Lam
a m u dr ILUSTRASI PALEOGEOGRAFI JAWA BARAT NEOGEN - KUARTER
S
(Modifikasi Martojoyo, 1987, digambar oleh Denny S.K., 2018)
ILUSTRASI DENGAN PENYEDERHANAAN TENTANG TEKTONIK SAAT KINI / RESEN
Gunungapi /gunung
di selatan Bandung Gunungapi/gunung di Jakarta
utara Bandung
BANDUNG

Jabar Selatan

Pantai Selatan
Sam
ude
ra Indo
n es
ia

(Modifikasi Denny S.K., 2018)


Sebaran gunung api purba di Jawa Barat dan Banten. Cekungan Bandung bagian selatan adalah
tempat gunungapi purba di kawasan Geopark Mandala Galunggung (Bronto, S, 2010).
Urutan pembentukan gunungapi yang
membentuk rona Dataran Tinggi
Bandung seperti sekarang hasil riset
M. Nugraha Kartadinata (2005),
dikisahkan dan dilengkapi oleh T.
Bachtiar (2011):
1. Mulanya dari Gunung Pra Sunda
(atau Jayagiri menurut T.
Bachtiar), sejak sebelum 560.000
tahun yang lalu (tyl)
2. Gunung Sunda (210.000 - 105.000
tyl). Letusannya membentuk
KALDERA SUNDA dan
menyebabkan terbentuknya Danau
Bandung purba
3. Dari Kaldera Sunda tumbuh G.
Tangkubanparahu, letusannya
sejak 90.000 tyl- sekarang.
G. Burangrang dilihat
dari arah Purwakarta.
Foto: Deni Sugandi
G. Tangkubanparahu, bak perahu terbalik *jika) dilihat dari arah Bandung
NILAI ILMIAH

Foto kiri adalah endapan letusan G. Tangkubanparahu


sedangkan foto atas adalah endapan G. Sunda, di
Cihideung, Lembang. Foto oleh: Igan S. Sutawidjaja
Pengertian GEOWISATA (1)
• “…part of the tourist’s activity in which they have the geological patrimony as their main
attraction. Their objective is to search for the protected patrimony through the conservation of their
resources and of the tourist’s Environmental Awareness. For that, the use of the interpretation of
the patrimony makes it accessible to the lay public, promoting its popularization and the development of
the Earth sciences”.
• “Geotourism is a knowledge -based tourism, an interdisciplinary integration of the tourism
industry with conservation and interpretation of abiotic nature attributes, besides considering related
cultural issues, within the geosites for the general public”.
• "A form of natural area tourism that specifically focuses on landscape and geology. It promotes
tourism to geosites and the conservation of geo-diversity and an understanding of Earth sciences
through appreciation and learning. This is achieved through independent visits to geological
features, use of geo-trails and view points, guided tours, geo-activities and patronage of
geosite visitor centers".
• “The provision of interpretative and service facilities for geosites and geomorphosites and their
encompassing topography, together with their associated in-situ and ex-situ artefacts, to constituency-
build for their conservation by generating appreciation, learning and research by and for
current and future generations”.
Sources: Wikipedia – https://en.wikipedia.org/wiki/Geotourism#cite_ref-3 dengan pemeriksaan. 15
Pengertian GEOWISATA (2)
• Geowisata sebagai bagian wisata yang mencakup geologi, geomorfologi dan sumber daya alam
dari lansekap, bentuk lahan, batuan dan mineral hingga fosil, dengan titik berat untuk
mengapresiasi proses yang membuat hal tsb terjadi (Newsome & Dowling, Geotourism,
2005)
• Geotourism is an area of tourist activities that are mostly linked with geological, geo-
morphological and nature based features (Timcak, Technical University Košice, Slovakia, 2003)
• Geowisata berada pada level pengembangan sosial dan masyarakat mengacu pada
konsep geopark (Frey et.al, 2006).
• Geowisata adalah pariwisata yang memanfaatkan seluruh aspek geologi
(Workshop Geowisata P3G, 1999).
• Geowisata-sesuatu yang mencakup geografi, sosio-ekonomis dan konteks budaya yang
berada di bawah payung wisata geografi. Suatu pola berpikir yang berkaitan dengan aspek
geologi sebagai dasar dari lingkungan fisik dan kemudian menjadi sistem ekologi, yang
berkembang kepada permukaan budaya, spiritual dan ekonomis (Stueve et al. 2002) .
• Geotourism is defined as tourism that supports the geographical character of a place its
environment, culture, heritage, aesthetics, and the well-being of its citizens (NGF/TIA).
7/25/2020 16
GEOWISATA dalam bentuk GEOTREK : Ahli geologi Awang Satyana
memberikan interpretasi di Rajaampat (sekarang Geopark
Nasional Rajaampat), Papua (kiri atas), seorang interpreter
menjelaskan signboard di Geosite Ketidakselaran Al Khoud di Oman
(kanan atas); dan alm Budi Brahmantyo memberikan materi
interpretasi geowisata di UNESCO Global Geopark Batur, Bali (kanan
bawah) – Dari berbagai sumber.

7/25/2020 17
BUKAN GEOWISATA (kiri) vs GEOWISATA (kanan)

Kiri: Contoh wisata yang melebihi daya tampung, jelas bukan geowisata (kiri), jika
pun pengunjung normal, namun jika tanpa penjelasan dan interpretasi geowisata
dari guide, tetap bukan geowisata. Kanan: Di lokasi yang sama, peserta aktif
mengamati fenomena di hadapannya mengikuti penjelasan pemandu tentang
7/25/2020 informasi geologi karst dan gua-gua. Sebuah geowisata. 18
CIRI GEOWISATA TUJUAN GEOWISATA
• Berbasis geologi & memberikan • Membuat pengunjung sadar dan mendapatkan
informasi geologi kawasan destinasi beberapa pemahaman tentang fitur-fitur geologi
yang mengelilingi mereka.
• Menyampaikan interpretasi atas
fenomena geologi lainnya dari • Menopang atau meningkatkan karakter
kawasan destinasi  harus ada geografis suatu tempat - lingkungannya, budaya,
interpreter estetika, warisan, dan kesejahteraan
penghuninya
• Mengitegrasikan informasi bidang
lainnya (flora-fauna, arkeologi, • Menyampaikan keterkaitan antara fenomena
sejarah, budaya, dll) bumi-flora-fauna-budaya kepada masyarakat
agar mereka memahami sejarah perkembangan
• Memberi manfaat kepada/ melibatkan tempat tinggal dan budaya mereka.
masyarakat lokal
• Menumbuhkan konservasi, edukasi, dan
• Memperhatikan kepuasan/ memperoleh kesenangan.
kesenangan pengunjung
• Memperoleh keuntungan ekonomi
berkelanjutan
7/25/2020 19
Mengapa GEOWISATA (1)?
• Mensejahterakan warga yang tinggal di dalam
destinasi geowisata dengan berkembangnya
lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal;
• Mendorong masyarakat lokal untuk turut
m e m e li ha r a d a n m e n g e m b a n g k a n d e s t i n a s i
geowisata tersebut;
• Mewujudkan pembangunan pariwisata yang
berkelanjutan dan berbasis pada kearifan lokal;
• Mendorong pengunjung untuk menghargai lokasi
objek geowisata tersebut;
Foto Gn. Gede-Pangrango, sumber sebagian besar
• Memberikan kesan dan pengalaman khusus yang air Ciliwung berasal (atas), & foto lama pelabuhan
Tanjungpriuk, Teluk Jakarta, dekat muara Ciliwung
berbeda dari kegiatan wisata lainnya bagi setiap (bawah). Sumber: https://cianjurkab.go.id/taman-

wisatawan; nasional-gunung-gede-pangrango/ (atas) &


https://id.wikipedia.org/wiki/Tanjung_Priok,_Jakart
7/25/2020 a_Utara . 20
Mengapa GEOWISATA (2)? Kaitan dengan Tipologi Pengunjung Situs Geologi (Geosite)

• Pariwisata vs pelibatan informasi/


interpretasi geologi, berjenjang,
dari wisata umum (tanpa/sangat
sedikit melibatkan informasi /
interpretasi geologi) hingga
Geowisata “Geo-Expert” yan g
didominasi oleh informasi/
interpretasi geologi.
• Dari sisi jumlah peserta, wisata
umum tentu lebih banyak, tapi
dari sisi longstay dan/atau spend
of money, geoexpert jelas lebih
lama/berlipat.
WISATA UMUM • Geowisata secara umum ada di
Perbandingan Gwowisata dan Wisata umum. Sumber: Budy
Brahmantyo dalam berbagai presentasi dengan modifikasi.
7/25/2020
tengah-tengah (geotrek). 21
Mengapa GEOWISATA (3)? – Kaitan dengan GEOPARK
10 UGG WITH THE MOST ANNUAL VISITORS

Walau pun Jakarta kecil kemungkinan menjadi


geopark, namun, pintu gerbang turis mancanegara
ke geopark Indonesia (kini total sebanyak 19 buah Sepuluh geosite UGG dengan kunjungan wisatawan
22
paling bayak, 2017. Sumber: Presentasi Kemenpar,
7/25/2020 geopark), hampir selalu melalui Jakarta!!! Jakarta, 12 Juli 2018
Mengapa GEOWISATA (4)? – Lebih kepada kepuasan batin

"Memandang alam dengan pengertian


akan membuat kita lebih takjub.“
(Albert Heim, 1849-1937, Geologiwan Swiss)
“kebahagian bukan tentang apa yang
menimpa kita/ kita hadapi, melainkan
tentang bagaimana sikap kita atas apa yang
menimpa kita/ kita hadapi”
(Epicuros - filosof)
7/25/2020 23
NILAI SIFAT
WARISAN GEOLOGI WARISAN GEOLOGI
TIDAK DAPAT
DIPERBAHARUI
maka perlu

PERLINDUNGAN
WARISAN Melalui
GEOLOGI
PERMEN KCAG
NO. 32 TAHUN 2016
Ditindaklanjuti

GEOKONSERVASI
Standar Teknis Invetarisasi Keragaman Geologi dan Identifikasi Warisan Geologi dan regulasi terkait lainnya yang diterbitkan oleh PSG, Badan Geologi, 2017.
KOTAK GEOWISATA
(Brahmantyo, 2014; modifikasi dari Newsome & Dowling, 2005)
Bentang Alam, Faktor Pendukung
Bentuk Muka Bumi, Geowisata:
Singkapan batuan, Geo-arkeologi,
Contoh batuan, Legenda/Mitos, Sejarah-
Mineral, Fosil, Tampakan mikroskopis, TU K Budaya-Sosial serta Flora-
B E N Fauna pada Situs-situs
dsb.
Geologi.

+
Kisah geologi suatu GE

O
GE
peristiwa atau HI O - E S Pembentukan pegunungan,
tokoh-tokoh, khususnya
ST O S Pembentukan morfologi,
OR PR
geologiwan, yang Y WISATA Letusan Gunung Api,
mencatatkan tempat Aliran Sungai, Air Terjun,
tertentu. Geyser, Erosi, Abrasi,
Tetesan air stalaktit,
Geotrek,
E O- R Karstifikasi, Pelapukan/
Perjalanan Wisata, G SA
Pembentukan tanah,
Interpretasi, DA
Dsb.
Akomodasi dan Transportasi,
Suvenir, Atraksi,
Buku Panduan/Pamflet/Peta, Pengetahuan Dasar Ilmu Kebumian:
Manajemen dan, Geologi, Geografi, Meteorologi,
Perencanaan Geotrek Oseanografi, Geodesi, Astronomi, dsb.
2. KEPENTINGAN GEOPARK KALDERA SUNDA

7/25/2020 26
Tangkubanparahu-Citatah-Saguling

Palabuhanratu-Ciletuh-Cikaso

Greater Bandung Basin South Tasikmalaya - Pangandaran

Jawa Barat pada 2013, dicanangkan tiga kandidat


geopark oleh Badan Geologi, dan baru jadi 1, yaitu:
Geopark Ciletuh-Palabuhanratu UGG
Alasan-alasan mengapa perlu Geopark (untuk sementara
Geopark Kaldera Sunda) di kawasan Dataran Tinggi Bandung

• Memiliki kandungan multi nilai yang bernilai tinggi. Satu-dua diantaranya


nilai berpotensi sebagai nilai warisan dunia/ tingkat internasional
• Diantara nilai-nilai itu: nilai ilmu pengetahuan, nilai estetika, nilai
lingkungan (keragaman hayati, perlindungan sumber daya air, dll); nilai
budaya (arkeologi/artefak, tradisi, kesenian, dll), nilai ekonomi
berkelanjutan (pertanian, pariwisata, sumber daya air, dll.
• Lingkungan Dataran Tinggi Bandung sudah sangat terancam oleh
kerusakan karena pesatnya perkembangan penduduk dan pembangunan.
Sementara itu, ciri masyarakat yang beradab adalah kemampuannya untuk
hidup selaras dengan alam atau mampu memelihara alam lingkungan
tempat tinggalnya.
• Terdapat ancaman yang bersifat alami dan gabungan alam dan man-made,
seperti: letusan gunungapi, gempabumi, banjir, longsor, dll; yang perlu
upaya mitigasi setiap waktu untuk mengurangi risiko yang diakibatkannya.
28
Sumber peta DEN: Koleksi Badan Geologi

: perkiraan batas area usulan Geopark Kaldera Sunda


29
Pada 560.000 – 500.000 th
yl, di utara kota Bandung
tumbuh sebuah gunungapi
tua bernama JAYAGIRI.
Gunung ini meletus sangat
dasyat, membentuk kaldera
yang sangat luas

Pada 210.000 th yl, muncul Kaldera Jayagiri


dan tumbuh kerucut Gn. Jayagiri
gunungapi di dalam kaldera
Gn. Jayagiri tsb, yang Gn. Sunda
dikenal sebagai
GUNUNGAPI SUNDA. S. Citarum Purba

UTARA

Gunungapi Sunda,
mengalami 3 fase letusan
dasyat, salah satu produk
letusannya pada 105.000
tyl menutupi sungai
Citarum purba di wilayah
SELATAN
Padalarang.
Narasi: Oman Abdurahma
Akibat tertutupnya sungai
Citarum purba di wilayah Danau Bandung
Padalarang, maka dataran
banjir berubah menjadi
danau besar, yang dikenal Material Gn. Api
sebagai Danau Bandung Sunda yang
Purba. menutupi Sungai Kaldera Gn. Sunda
Citarum Purba di
Kerucut
Letusan dahsyat Gn. Padalarang
Gn. Tangkuban Parahu
Sunda, mengakibatkan
terbentuknya suatu
kaldera yang sangat besar, UTARA
yang dikenal sebagai
Kaldera Sunda

Sebelum 100.000 th yl,


terbentuklah/tumbuhlah
kerucut gunungapi pra SELATAN
Tangkubanparahu di
dalam Kaldera Sunda
Gn.api pra Tangkubanparahu
terus tumbuh dengan
aktivitas letusannya yang
berlangsung sejak 90.000 tyl
hingga 10.000 tyl.

Danau Bandung
Akibat suatu letusan besar Gn. Tangkuban
pada kl. 10.000 tyl, kerucut Gn. Tangkuban Parahu Parahu, semakin
gunungapi tersebut membesar
terpangkas menghasilkan
bentuk gunungapi seperti
perahu terbalik, yang UTARA
dikenal sebagai Gunung
Tangkubanparahu

Gunung Tangkubanparahu
pun masih aktif dan
sesekali meletus hingga kini SELATAN
Dataran Tinggi Bandung-Kaldera Sunda-T. Parahu dan
sekitarnya sebagai aset ilmu pengetahuan - NILAI ILMIAH (1)

• Boleh dibilang tak terhitung banyaknya penelitian, penyelidikan dan survei yang
telah dilakukan di dan berkenaan dengan geologi dan rumpun ilmu terkait di
wilayah Dataran Tinggi Bandung atau Cekungan Bandung Raya, Kaldera Sund,
Gn Tangkubanparahu & sekitarnya, termasuk area Tahura Juanda
• Beberapa peneliti/ hasil penelitian, survei, dan sejenisnya yang menjadi rujukan
babon atau rintisan di bidang tertentu:
ü Junghuhn dll peneliti di era 1850-1950
ü Van Bemmelen, 1949, tentang Bandung (Fisiografi Jawa Barat, dll)
ü Makalah-makalah karya peneliti lainnya: Katili, H.D Tjia, M.T. Zen, Adjat
Sudradjat, dll
ü “Riwayat Geologi Dataran Tinggi Bandoeng”, Koesoemadita, 1959
ü “Peta geologi lembar Bandung, Djawa” oleh P.H. Silitonga, 1973
33
Dataran Tinggi Bandung-Kaldera Sunda-T. Parahu dan
sekitarnya sebagai aset ilmu pengetahuan- NILAI ILMIAH (2)

ü “Peta Geologi Bandung” oleh Koesoemadinata dan Hartono, 1981


ü “Environmental geology for land use and regional planning in the Bandung Basin,
West Java, Indonesia”, S. Suhari & M. M.Siebenhüner, 1993
ü “The Late Quartenary Evolution of The Bandung Basin, West Java, Indonesia”,
M.A.C Dam, 1994.
ü “Aquifer Geometry and Natural Relation between Surface Water-Groundwater
Case Study: Cikapundung Rivr Bandung, West Java, Deny J. Puradimaja &
Rachmat Fajar Lubis, 2000
ü “Panduan Wisata Geologi Bandung Utara”, Yudi Satria Purnama, 2001
ü “Amanat Gua Pawon”, KRCB, Penyunting: Budi Brahmantyo dan T. Bachtiar, 2004
ü “Bandung Purba, Panduan Wisata Bumi” oleh T. Bachtiar dan Dewi Syafriani (dan
karya-karya lainnya dari T. Bachtiar tentang Geotrek/Geowisata di DT Bandung)
34
Dataran Tinggi Bandung-Kaldera Sunda-T. Parahu dan
sekitarnya sebagai aset ilmu pengetahuan- NILAI ILMIAH (2)
ü “Geowisata Sejarah Bumi Bandung”, Budi Brahmantyo dkk, 2006
ü “Wisata Bumi Cekungan Bandung”, Budi Brahmantyo & T. Bachtiar, 2009
ü “Structural geology controls on groundwater flow: Lembang Fault case study, West Java,
Indonesia”, Robert M. Delinom, 2009
ü “Kondisi Permukaan Air Tanah dengan dan tanpa Peresapan Buatan di Daerah Bandung:
Hasil Simulasi Numerik”, Lambok M. Hutasoit, 2009
ü “Cikapundung Lava, West Java: an Example of the Pāhoehoe Lava Type in Subduction
System”, Mirzam Abdurrachman et al, 2016
ü “Geometri Akifer Daerah Bandung dan Sekitarnya, Provinsi Jawa Barat”, Muhamad Rizal
Hidayat, dkk, 2017
ü Sub sub Bab “Kompleks Melange Karst Rajamandala”, “Gunung Sunda Purba” dan “Danau
Bandung Purba” dalam Bab 33 Warisan Geologi Jawa-Madura”, dalam buku “Warisan
Geologi Nusantara Kandidat Cagar Alam Geologi” oleh Oki Oktariadi & Rudy Suhendar, 2020
ü Dan tak terhitung karya-karya peneliti/penulis lainnya.
35
Buku “WARISAN GEOLOGI NUSANTARA,
NILAI ILMIAH (3)
Kandidat Cagar Alam Geologi”, karya Oki
Oktariadi dan Rudi Suhendar, terbitan Badan
Geologi 2020, memuat tiga warisan geologi
yang semuanya berada/ terletak di Dataran
Tinggi Bandung, yaitu:
1. “Kompleks Melange Karst Rajamandala,
Provinsi Jawa Barat”,
2. “Gunung Sunda Purba, Provinsi Jawa
Barat” dan
3. “Danau Bandung Purba, Provinsi JAwa
Barat”
Bukti bahwa Dataran Tinggi Bandung memiliki potensi
besar akan Warisa Geologi yang diakui.
NILAI ILMIAH-LINGKUNGAN

Penafsiran aspek budaya


(Kisah Sangkuriang) untuk
sarana edukasi mitigasi
bencana letusan
gunungapi G.
Tangkubanparahu oleh
Prof. Dr. Adjat Sudradjat,
guru besar geologi di
UNPAD, dalam presentasi
berjudul:
“Tangkubanparahu,
Kawan atau Lawan?”,
Badan Geologi,
September 2018
Slide: courtesy of Prof. Adjat Sudradjat presentation
NILAI ESTETIKA (1)
Kunjungan ahli Jerman ke Bandung pada 1833

Hulu Ci Mahi (Situ Lembang) di kaki Gn Burangrang, dilukis oleh Pieter van Oort (kl. 1833) 38
Sumber: Malik Ar Raheim, draft buku Petualangan Para Naturalis Jerman ke Tanah Priangan
NILAI ESTETIKA (2)
Dataran Tinggi Bandung atau Cekungan Bandung Raya, sudah
sejak awal abad 19 menjadi tujuan wisata bumi
• Sejak awal Abad 19 M sudah ada kunjungan oleh wisatawan asing, terutama Jerman dan
Belanda ke beberapa lokasi wisata/lokasi menarik di Badung dan sekitarnya, baik kunjungan
rekreasi biasa, maupun kunjungan apreasiasi (geowisata dalam bahasa sekarang) yang sering
sekali berlanjut/ berkunjung kembali dalam rangka survei/penyelidikan/penelitian
• Pada 1833 sudah ada kunjungan oleh tiga ilmuwan Jerman ke Bandung (Malik Ar Rahiem,
2020, draft buku “Petualangan Para Naturalis Jerman ke Tanah Priangan”
• Kisah perjalanan Junghuhn http://geomagz.geologi.esdm.go.id/dari-lembang-ke-patuha/;
Java –Album, 1856, Perpusatakaan Pusat Survei Geologi, Badan Geologi, Bandung, dll
• https://nasional.republika.co.id/berita/pva3ie354/kolom/wacana/19/07/27/pva2ri385-
tangkuban-perahu-dalam-catatan-penyair-belanda
• Interpretasi paling awal oleh ahli geologi Indonesia tentang geologi dataran tinggi Bandung
yang bernuansa geowisata dilakukan oleh Koesoemadinata pada 1959 (sekarang guru besar
emeritus Geologi, FITB, ITB) dalam tulisannya: “Riwayat Geologi Dataran Tinggi Bandung”
(Perpustakaan Pusat Survei Geologi kode E 59-28). Dokumen ini bisa dikatakan sebagai
bahan geowisata yang paling awal dan komprehensif tentang Dataran Tinggi Bandung.
39
NILAI ESTETIKA (3)
Potret Aspek-aspek Geowisata dalam
“Riwayat Dataran Tinggi Bandung”,
Koesoemadinata, 1959
• Ikhtisar Sejarah Geologi Dataran Tinggi Bandung sejak Miosen atau
kl. 30-14 juta tahun yang lalu (tyl) hingga sekarang (Kuarter) yang
memudahkan untuk mengingatnya.
• Secara kreatif membuat perbandingan umur geologi (geological
time) yang meliputi waktu jutaan tyl dengan waktu sehari-hari (24
jam per hari), sangat bagus untuk media edukasi dan penjelasan di
lapangan. Kutipan dari karyanya tsb, hal. 6:
ü Sebayak menit seseorang di bangku sekolah, sebayak tahun pula
berlangsung suatu ukuran (waktu) geologi  1 menit ~ 1 tahun
ü Sebegitu ratus tahun yang lalu Colombus menemukan Amerika,
sebegitu ratus juta tahun yang lalu pula hidup binatang-binatang
yang (sekarang – oa) terdapat sebagai fosil, - dengan laparnya,
hausnya, ketakutannya dan suka duka lainnya -, 500 kali lipat
waktu kita ini.
• Memberikan ikhtisar pembagian waktu geologi Era Moderen dari
Aoikum hingga hingga KUARTER.

40
NILAI (MASALAH) LINGKUNGAN (1)

Kota Bandung di hadapan G. Tangkubanparahu yang sudah sangat padat


7/25/2020 penduduk. Foto: Deni Sugandi 41
NILAI (MASALAH) LINGKUNGAN (2)

Cikapundung, Maribaya: Sumber air. Foto: Deni Sugandi

7/25/2020 42
NILAI (MASALAH) LINGKUNGAN (3)

Bekas galian di wilayah Bandung Barat: Deni Sugandi


7/25/2020 43
3. JELAJAH BUMI KANDIDAT GEOSITE TAHURA

7/25/2020 44
7/25/2020 Brahmantyo, at al.(2006) Geowisata: Sejarah Bumi Bandung PSG, BADAN GEOLOGI, BANDUNG 45
7/25/2020 Brahmantyo, at al.(2006) Geowisata: Sejarah Bumi Bandung PSG, 46
BADAN GEOLOGI, BANDUNG
Kandidat Geosite
TAHURA JUANDA

Tahura Juanda
7/25/2020 47
Destinasi keragaman/warisan geologi di Geosite Tahura Juanda
1. Curug Omas, Maribaya
2. Air panas Maribaya
3. Air panas Maribaya
4. Lava Pahoehoe Tahura
Juanda
5. Lava pahoehoe Tahura
Juanda
6. Curug Dago
7. Museum Geologi
Tambahan (tidak ada di gambar):
1. Batuan piroklastik-ignimbrit
(?) di Gua Belanda dan Gua
Jepang
2. Gawir Sesar Lembang di
Tebing Keraton
3. Curug Lalay
7/25/2020
4. Mataair-mataair 48
LAVA PAHOEHOE TEBING
KRATON/BREKSI

MARIBAYA

GUA BELANDA
/JEPANG

CURUG OMAS

CURUG DAGO
50 m

7/25/2020 49
LAVA PAHOEHOE
Lava Pahoehoe di tepi
sungai Cikapundung.
Masyarakat setempat
menyebutnya Karembong
(Selendang) Dayang Sumbi
Foto: Deni Sugandi

7/25/2020 51
Lava Pahoehoe, warisan
geologi penting di
Geosite Tahura Juanda:
• Terletak di lembah &
tepi Sungai
Cikapundung hulu
• Terdapat lebih dari 10
motif struktur lipatan-
lipatan khas pada lava
pahoehoe
• Relatif mudah
dijangkau
• Sarana pembelajaran
geologi yang penting,
sehingga perlu
dikonservasi (warisan
geologi)
Foto: Arsip MAGI-IAGI
7/25/2020 52
Lava Pahoehoe, sedang
dikelilingi oleh para
mahasiswa yang sedang
melakukan ekskursi/
kuliah lapangan. Foto:
Arsip MAGI-IAGI

7/25/2020 53
GUA JEPANG
CURUG
MARIBAYA
Curug Lalay,
Cikapundung
(Foto: Deni Sugandi)

7/25/2020 57
CURUG DAGO
TEBING KERATON

6°50’2,479” S
107°39’46,861”E
Gawir Sesar Lembang sebelah timur di Tebing Keraton.
7/25/2020 Foto: Oman Abdurahman 61
Sesar Lembang di
Tebing Keraton
diantara pengunjung
dan papan penjelasan
(signboard).
Foto: Oman Abdurahman

7/25/2020 62
7/25/2020 63
Lembah
Maribaya
(Foto: Deni Sugandi)

7/25/2020 64
Aspek Sainstifik dalam Geosite Tahura Juanda
Gambar Skema asal usul magma Tangkuban Prahu sebagai sumber lava Cikapundung.
(“Cikapundung Lava, West Java: An Example of the Pahoehoe Lava Type in Subduction System”,
Abdurrachman, et. al. 2012)

Ket: I-MORB= Indian-type Mid-Ocean Ridge Basalt; AOC= Altered Oceanic Crust

7/25/2020 65
Aspek Sainstifik Sesar Lembang dan pemunculan lava basalt janis
pahoehoe, Geosite Tahura Juanda, ilustrasi hipotesa

Ilustrasi terpotongnya sungai Cikapundung oleh Ilustrasi pemunculan lava basal type pahoehoe di
Sesar Lembang, tanpa skala. Sungai CIkapundung, tanpa skala.

7/25/2020 66
Aspek Edukasi dalam Geosite Tahura Juanda
Tampak Dr. A. Djumarma, IAGI-MAGI, sedang memberikan edukasi kepada para mahasiswa di
depan Gua Jepang (kiri) dan signboard satu-satunya di Geosite Tahura Juanda. Foto: MAGI-IAGI

7/25/2020 68
4. UNSUR NON GEOLOGI: KERAGAMAN
HAYATI DAN BUDAYA

7/25/2020 69
Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus), dilukis oleh H.
Schlegel Natuurkomisie…(1839-1844) NCB Naturalis.
Sumber: Malik Ar Raheim, draft buku Petualangan Para
Naturalis Jerman ke Tanah Priangan

Artifacts around Bandung © von Koeningswald (kanan),


Sumber: T. Bachtiar (presentasi
Amanat Sasakala Gn.
Tangkubanparahu
(Kisah Sangkuriang)
Mitos tentang seorang anak
(Sangkuriang) yang jatuh
cinta kepada orang tuanya.
Ibunya berusaha untuk
menggagalkan upaya
Sangkuriang dengan
mengusahakan matahari
terbit lebih awal. Sangkuriang
marah, kemudian menendang
perahu, dan konon
membentuk gunung yang
dinamai “Tangkuban Parahu”.
71
“Leumpang aing ka baratkeun
(Aku berjalan ke arah barat)
Datang ka Bukit Patenggeng (tiba
ke Gunung Patenggeng)
Sakakala Sang Kuriang (tempat
legenda Sang Kuriang)
Masa dek nyitu Ci tarum (saat
akan membendung Citarum)
Burung tembey kasiangan (tetapi
gagal karena kesiangan)”

(Kutipan dari Naskah Kuno Sunda


Bujangga Manik rujukan tertulis yang
paling tua (abad ke-15 atau awal abad
ke-16) tentang legenda Sangkuriang.
Sumber : sebuah presentasi di Badan Geologi

72
ILUSTRASI FRAGMEN LEGENDA SANGKURIANG

Ketika berburu di hutan


Sangkuriang menyuruh si
Tumang untuk memburu babi
betina Wayungyang. Karena si
Tumang tidak menuruti
perintahnya, ia dibunuhnya.
Hati si Tumang oleh
Sangkuriang lalu diberikan
kepada Dayang Sumbi, lalu
dimasak dan dimakannya.
Gambar oleh: Prof. Adjat Sudradjat, 2018.

73
BAGIAN AKHIR LEGENDA SANGKURIANG

Air Talaga Bandung pun menjadi surut


kembali. Perahu yang dikerjakan dengan
bersusah payah ditendangnya ke arah
utara dan berubah wujud menjadi
GUNUNG TANGKUBANPARAHU.
Sangkuriang pun mengejar Dayang
Sumbi yang mendadak menghilang di
GUNUNG PUTRI dan berubah menjadi
setangkai BUNGA JAKSI. Adapun
Sangkuriang setelah sampai di sebuah
tempat yang disebut dengan
UJUNGBERUNG akhirnya menghilang
Sumber: https://dongengceritarakyat.com/legenda-
sangkuriang-asal-gunung-tangkuban-perahu/ ke alam gaib (NGAHIYANG). .
74
Upaya menbandingkan Beberbagai Tafsir Cerita Sangkuriang - 1
TAFSIR BUDAYAWAN/ SASTRAWAN GEOLOGI HERMENEUTIK
(SURYALAGA, 2005)
TOKOH/PERISTIWA
SUNGGING Raja yg tidak dapat menahan Gaya-gaya geologi Cahaya pencerahan bagi
PERBANGKARA (SP) keinginannya, menikahi gadis desa pembentuk gunung api Wayungyang (manusia)
yang ia temukan di hutan Jayagiri dan kalderanya
(Wayungyang) (?)
WAYUNGYANG Perempuan, mulus, montok, rakyat Gaya-gaya geologi Manusia yang masih
biasa yang lugu, dengan rasa ingin pembentuk gunungapi bimbang akan keberadaan
tahu yang tinggi, yang kemudian Jayagiri & kalderanya dirinya dan berkeinginan utk
diperisteri oleh raja SP (?) menemukan jatidiri
kemanusiannya.
DAYANG SUMBI Perempuan, hasil pernikahan raja SP Gaya-gaya geologi yang Kata hati (nurani) sebagai
(DS)/ RARASATI dengan Wayungyang, korban irihati, membentuk gunungapi, kebenaran sejati
tetap berkerja walau ia anak raja Gunung Sunda (?)
yang berada di pengasingan, setia
kapada janji, bermoral tinggi.
TAROPONG Alat penting dalam mewujudkan Gaya-gaya geologi yang Kesadaran/ kehati-hatian
karya yang seharusnya dijaga jangan membentuk gunungapi,
sampai rusak atau hilang. Gunung Sunda (?)
Upaya menbandingkan Beberbagai Tafsir Cerita Sangkuriang - 2
TAFSIR BUDAYAWAN/ SASTRAWAN GEOLOGI HERMENEUTIK
(SURYALAGA, 2005)
TOKOH/PERISTIWA
SI TUMANG (ST) Gambaran rakyat jelata, preman yang Gaya-gaya geologi Kata hati (nurani) tanpa
suka menjilat, namun setia. Ia berjasa yang membentuk kesadaran & tanpa kehati-
kepada DS, yaitu mengambilkan gunungapi, Gunung hatian
taropong DS yang jatuh. Sunda (?)
DS MENIKAHI ST Pemenuhan janjinya, tanda moralitas Pembentukan Dikuasainya/digagahinya
yang tinggi. Pengorbanan yang luar Gunungapi Gn. nurani yang benar oleh diri
biasa dari seorang puteri raja hanya Sunda yang tidak hati-hati/diri yang
karena pemenuhan janji. tanpa kesadaran
SANGKURIANG (SK) Laki-laki, gagah, banyak akal, selalu Gunung Sunda dan Jiwa-jiwa yang belum
berusaha memenuhi keinginannya, pembentukan tercerahkan, jiwa-jiwa yang
hasil perkawinan DS dengan ST Kaldera G. Sunda (?) masih dikuasasi oleh ego
DAYANG SUMBI Tipu daya, keserakahan, Fase istirahat dari Hilangnya kesadaran hakiki
MEMAKAN HATI SI menghalalkan segala cara, ketidak- aktivitas vulkanik sang Nurani yang termakan lagi
TUMANG waspadaan, sifat terburu-buru yang berarti (?) oleh keraguan
KEPALA Kesadaran, hukuman atas tipu daya, Fase istirahat dari Rasa menyesal yang dialami
SANGKURIANG penghukuman kesalahan aktivitas vulkanik Sang Nurani dilampiaskan
DIPUKUL DAN SK yang berarti ?) dengan dipukulnya
DIUSIR kesombongan rasio Sang Ego
Upaya menbandingkan Beberbagai Tafsir Cerita Sangkuriang - 3
TAFSIR BUDAYAWAN/ GEOLOGI HERMENEUTIK
SASTRAWAN (SURYALAGA, 2005)
TOKOH/PERISTIWA
PERTEMUAN Fitrah seorang ibu bertemu Terbentuknya gn. api Keangkuhan rasio yang telah
(KEMBALI) SK dengan anaknya. Keunggulan cikal bakal G. lelah mencari ilmu dengan
DENGAN DS rasio harus diimbangi dengan Tangkubanparahu mengelilingi seantero jagat,
nurani/ kebenaran ilahiah , ternyata kembali ke titik awal
namun dengan cara yang benar. kehidupannya. Akhirnya
Bukti bahwa lelaki selalu menemukan Sang Nurani yang
merindukan perempuan secara sadar atau pun tidak tetap
dicarinya
TELAGA/DANAU Simbol dari lautan/ telaga DANAU BANDUNG Telaga kehidupan sosial yang
BENDUNGAN kehidupan yang harus diarungi PURBA yang terbentuk berasal dari kumpulan manusia
atau yang bakal dihadapi oleh dari aliran Sunga yang beragam perangainya (Ci
pasangan perkawinan. Ujian Citarum yang Tarum, sumber air telaga tsb).
dalam kehidupan, sarana sampai terbendung akibat Sang Ego sebelum dapat bersatu
kepada tujuan yang mulia letusan G. Sunda kl. dengan nurani, terlebih dahulu
(apabila berhasil melewatinya) 105.000 tahun yl. harus berbuat kebaikan kepada
masyarakat
PEMBUATAN Sarana berlayar mengarungi Fase ISTIRAHAT, Keutuhan jatidirinya pun harus
PERAHU telaga kehidupan yang penuh waktu ketika tidak ada dibentuk pula oleh Sang Ego
cobaan. Bisa juga simbol dari aktivitas volkanisme sendiri
pencapaian teknologi (rasio) yang berarti (?)
Upaya menbandingkan Beberbagai Tafsir Cerita Sangkuriang - 4
TAFSIR BUDAYAWAN/ GEOLOGI HERMENEUTIK (SURYALAGA,
SASTRAWAN 2005)
TOKOH/PERISTIWA
POHON & TUNGGUL Bukti keunggulan akal G.BUKIT TUNGGUL Sejarah diri, pokok/asal muasal
POHON menggunakan pepohonan (di sebelah timur G. T. manusia yang berasal sejak dari awal
untuk membuat sarana Parahu) yang lebih tua keberadaannya (Timur: tempat
pengabadian cinta. Lingkungan dari G. T. Parahu matahari terbit, simbol dari awal
yang masih mendukung kehidupan)
RANTING POHON Bukti keunggulan akal G.BURANGRANG (di Tumpukan tulang-belulang (akhir
(RANGRANG menggunakan pepohonan sebelah barat G.T. dari kehidupan fisik manusia),
untuk membuat sarana Parahu) yang lebih tua disimbolkan dengan Barat sebagai
pengabadian cinta dari G. T. Parahu tempat terbenamnya matahari.
KAIN PUTIH / KAIN Seorang perempuan yang Kepulan asap letusan (Ancaman) hadirnya titik akhir, akhir
KAFAN (BOEH bermoral akan menggunakan Gunung Pra T. Parahu hayat (disimbolkan oleh kain kafan)
RARANG) seluruh kemampuannya untuk (?) yang menggagalkan pertemuan Ego
menghindari perbuatan nista dengan Nurani.
PERAHU (ditendang Bukti kekalahan akal/ rasio dari Letusan GUNUNG Pra Sang Ego sangat menyesal dan marah
sehingga) TERBALIK nurani yang bersih/ perbuatan TANGKUBANPARA- kepada "dirinya", maka ditendangnya
bermoral menghindari HU hingga menjadi G. keegoisan dirinya, jadilah sosok
kesesatan TANGKUBANPA- manusia transendental, tertelungkup
RAHU meratapi kemalangan dirinya
Upaya menbandingkan Beberbagai Tafsir Cerita Sangkuriang - 5
TAFSIR BUDAYAWAN/ SASTRAWAN GEOLOGI HERMENEUTIK
(SURYALAGA, 2005)
TOKOH/PERISTIWA
GUNUNG PUTERI Saksi dan pengabadian dari segala Gunung sisa dari letusan Sang Nurani kembali
upaya (perempuan) yang bermoral Gunung Sunda. bersembunyi akibat hawa
yang menhindari kesesatan Bermakna pesan mitigasi nafsu Sang Ego (?)
(perkawinan ibu dan anak) (T. Bachtiar, 2011)
BUNGA JAKSI Semua upaya perwujudan moral Sang Nurani yang tercerahkan
yang baik akan abadi dan menjadi kini hanya menjadi saksi atas
saksi atas apa yang terjadi. (?) laku yang pernah terjadi dan
dialami Sang Ego
SANGHYANG Bukti kalahnya hawa nafsu dan Fenomena perguaan Melalui proses komunikasi
TIKORO rasio oleh moralitas yang tinggi akibat batuan karbonat yang santun dengan siapa pun,
(batugamping) oleh air memperhatikan dan menjaga
(sungai) dengan seksama makanannya.
MANGLAYANG Bukti kalahnya hawa nafsu dan Gunungapi yang lebih
rasio oleh moralitas yang tinggi tua dari G.
Tangkubanparahu
UJUNGBERUNG Akhir dari hawa nafsu yang tak Aliran lava/ produk Datangnya kesadaran dengan
mampu mengalahkan kenyataan gunungapi (Sunda?) berakhirnya kepongahan hawa
yang terjauh ke timur nafsu
KESENIAN BENJANG & REAK KHAS UJUNGBERUNG
KESENIAN BENJANG & REAK KHAS UJUNGBERUNG

Kesenian Benjang dan Reak merupakan


pentas kesenian yang khas dari
Ujungberung,Bandung. Yang terdiri dari
beberapa Personel, di antaranya:
Personel Benjang:
-Nayaga
-Pemain Benjang Gelut
-Penari topeng benjang
-Pembawa umbul-umbul
-Pemain dengan topeng kesweh
-Penari kuda kepang dan badud
-Pemain akod andong
-Pembawa jampana
-Ma’lim
Personel Reak:
-Babadudan/bangbarongan
-Kudalumping
KOMUNITAS HONG, CIMENYAN

Komunitas Hong didirikan pada tahun 2003


dan melakukan penelitian mainan sejak tahun
1996. Komunitas mainan rakyat ini bertekad
melestarikan mainan dan permainan rakyat.
Komunitas ini terdiri dari 150 anggota yang
berasal dari berbagai kalangan masyarakat.
Tingkatan usia dari mulai usia 6 tahun
sampai usia 90 tahun.
KULINER , PRODUK DAN ARGOWISATA MASYARAKAT
Keberadaan Makam , Taman dan Prasasti Junghuhn di Jayagiri Lembang
TAHURA JUANDA: Sejarah,
Keragaman Hayati, dan
Tinggalan Sejarah
 TAHURA singkatan dari
Taman hutan raya kawasan
hutan yang ekosistemnya
dilindungi. meliputi
tumbuhan dan satwa yang
ada di dalamnya. Tahura
biasanya berlokasi tak jauh
dari perkotaan atau
permukiman yang
gampang diakses.

https://tahuradjuanda.jabarprov.go.id/

Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda merupakan kawasan konservasi yang terpadu
antara alam sekunder dengan hutan tanaman yang terletak di Kota Bandung, Jawa
Barat,Indonesia.
Taman Hutan Raya Ir.
H. Djuanda adalah
Taman Hutan Raya
pertama
di Indonesia.
LUAS TAHURA:
526,98 hektare
(membentang dari
kawasan Dago Pakar
sampai
Maribaya).
SEJARAH TAHURA Ir. H. DJUANDA
Bagian dari Hutan Lindung Pulo Sari

14 Januari 1985 31 Oktober 2016


23 Agustus 1963 6 Agustus 1980 Kepres 3/1985 Kepmen LHK
Diresmikan Berdasarkan SK Ditetapkan SK.5998/MenLHK-
menjadi Kebun Menteri Pertanian TAHURA Ir. H. PKTL/KUH/PLA.2/10/
Raya Rekreasi Ir. berubah menjadi Djuanda (590 2016, Luas Tahura Ir.
Dibangun H. Djuanda Taman Wisata Ha) dikelola oleh H. Djuanda ditetapkan
Terowongan Air/ Gua (luas 30 Ha) Alam Perum Perhutani 528,39 Ha
(Luas 590 Ha)
1918 1963 1980 1985 2016

1942 1978 1984 2003

Dibangun Gua Pengelolaan 12 November 1984 24 Maret 2003


diserahkan kepada Kep Menteri Kehutanan SK Menteri Kehutanan
Unit III Perum Berubah menjadi Berdasarkan PP 2/2000
Perhutani Jawa Arboretum Nasional Pengelolaan TAHURA Ir. H.
Barat dengan nama Djuanda diserahkan ke
Taman Hutan Raya Pemprov Jabar c.q. Balai
Ir. H. Djuanda Pengelolaan TAHURA Ir. H.
Djuanda (UPTD Dinas
Kehutanan Jawa Barat)
Luas 526,98 Ha
GAMBARAN UMUM TAHURA IR. H. DJUANDA
Tahura Ir. H. Djuanda

LETAK, LUAS DAN BATAS KAWASAN

- Terletak disebelah Utara Kota Bandung (7 km dari pusat kota)


- Luas (2016) : 528,39 Ha
- Geografis: 107O3’ BT dan 6O52’ LS
- Administratif: 3 Kabupaten/Kota, Berbatasan dengan :
§ Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung
§ Desa Mekarwangi, Desa Cibodas, Desa Langensari, Desa Wangunharja, Kecamatan
Lembang Kabupaten Bandung Barat
§ Kelurahan Dago Kecamatan Coblong Kota Bandung

TOPOGRAFI DAN JENIS TANAH IKLIM DAN HIDROLOGI


- Secara umum topografinya miring dengan - Menurut Klasifikasi Schmidt Ferguson
kelerengan (slope) agak curam sampai termasuk Type B
dengan sangat curam - Kelembaban nisbi antara 70 % (siang hari),
90 % (malam dan pagi hari)
- Ketinggian: 770 m s.d. 1.350 m dpl - Suhu berkisar antara 200 C – 240 C
- Jenis Tanah: Andosol, sebagian kecil - Hidrologi: Sungai Cikapundung (+/- 15 Km,
Gramosol yang peka terhadap erosi lebar 8 m) dan memiiki 20 Sumber Mata Air
POTENSI KAWASAN TAHURA Ir. H. DJUANDA

A. KEANEKARAGAMAN HAYATI
• Flora : Koleksi tumbuhan alami dan bukan alami, jenis
asli dan bukan asli. Jumlah vegetasi tidak kurang dari
50,000 pohon, 108 family, 524 spesies.

• Fauna: Mamalia, Insecta, Reftil,Pisces dan Aves

B. FENOMENA ALAM
Letusan Gunung Sunda telah membentuk keaneka
ragaman fenomena alam:
• Patahan Lembang: panorama alam yang lengkap
dan beragam (Tebing Karaton)
• 5 Curug : Omas, Dago, Kidang, Koleang, dan Lalay
• Sungai Cikapundung (+/- 15 km lebar 8 m)
• Bebatuan: Batu Batik/Pahoehoe dll

C. SEJARAH
• Pra Sejarah : ditemukannya berbagai artefak
peradaban/permukiman purba
• Sejarah : Gua Belanda, Gua Jepang dan PLTA Dago,
serta patilasan Raja Thailand
A. POHON ENDEMIK JAWA BARAT
§ Gadog (Bischoffia javanica)
§ Hantap Paray (Sterculia urceolata smith)
§ Huni (Antidesma bunius)
§ Jaha (Terminalia Bellirica)
§ Karembi (Homolanthus populnea)
§ Puspa (Schima wallichii)
§ Suren (Toona sureni)
§ Sampole (Pouteria campechiana)
§ Lame (Alstonia scholaris)
§ Kihoe (Tristiropsis acutangula Radlk.)

B. POHON DARI LUAR JAWA BARAT


§ Akasia (Acacia mangium)
§ Bintaro (Carbera manghas L)
§ Balsa (Ochroma pyramidale )
§ Ekaliptus (Eucalyptus Sp)
§ Ganitri (Elaeocarpus sphaericus K.
schum)
§ Johar (Senna siamea)
§ Kenanga (Cananga Odorata)
§ Damar (Agathis dammara)
POHON YANG BERASAL DARI LUAR NEGERI

Pinus Meksiko Cedar Honduras


(Pinus motecumae) (Cedrela Maximum M Roem)
MAHONI UGANDA

KLASIFIKASI POHON MAHONI

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom : Tracheobionta
(Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : M a g n o l i o p h y t a ( Tu m b u h a n
berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Berkeping
dua/dikotil)
Sub kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales

FAMILI MELIACEAE
Genus : Swietenia
Spesies : Swietenia mahagoni ( L ). Jacq

NAMA BINOMIAL
Khaya anthoteca
Pohon Sosis

Nama Umum : Pohon Sosis


Nama Ilmiah : Kigelia pinnata
Nama Lain : Sausage Tree, Kigelia
Africana, Pohon Mentimun
Family : Bignoniaceae
Asal : Afrika Selatan/dan Afrika
Tenggara

Khasiat Buah Sosis :


§ Sebagai obat untuk berbagai macam penyakit : rematik,
gigitan ular, malaria, disentri, diabetes, penyakit kulit,
seperti infeksi jamur, eksim, luka bakar, dan lain-lain.
§ Untuk kecantikan buah sosis difungsikan sebagai
penghalus kulit
§ bijinya untuk bahan pembuat bir.
§ kayunya digunakan untuk membuat dayung.
§ Terdapat 170 jenis bunga bangkai di
seluruh dunia, 25 jenis diantaranya
dapat ditemui di Indonesia
§ Bunga bangkai (Amorphophallus
titanium) mengalami dua fase
pertumbuhan dalam hidupnya yang
Status konservasi: Terancam berlangsung secara bergantian dan
terus menerus, yakni fase vegetatif
Kerajaan Plantae dan fase generatif.
Divisi Magnoliophyta Ø Fase vegetatif di atas umbi bunga
Kelas Liliopsida bangkai tumbuh batang tunggal dan
daun yang mirip daun pepaya.
Ordo Alismatales
Hingga kemudian batang dan daun
Famili Araceae menjadi layu menyisakan umbi di
Genus Amorphophallus dalam tanah.
Spesies A. titanum Ø Fase selanjutnya, generatif yakni
munculnya bunga majemuk yang
Nama binomial
menggantikan batang dan daun
Amorphophallus titanum yang layu tadi
§ Bau yang dikeluarkan berbau busuk
bercampur antara bau yang
menyerupai kertas terbakar, amis ikan,
telur busuk,.
Anggrek terkecil di dunia : Taenophyllum glandulosum
Penangkaran Rusa

Rusa Timor (Cervus timorensis)


Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Mammalia
Ordo : Artiodactyla
Family : Cervidae
Genus : Cervus
Species : Cervus timorensis
SITUS/ PRASASTI RAJA THAILAND
(Terletak di Curug Dago

§ Merupakan prasasti yang dibuat pada tahun


1896 saat Raja Thailand (Rama V) berkunjung
ke Curug Dago.
§ Guratan tulisan pada prasasti berupa pahatan
berinisial Raja Chulalongkorn II (Rama V),
menjelaskan tentang tahun kunjungannya ke
Curug Dago, dan masa pemerintahannya
sebagai raja di Negara Siam)
5. PENUTUP DAN DISKUSI

7/25/2020 100
1. Dataran Tinggi Bandung atau Cekungan Bandung Raya memiliki potensi untuk dijadikan
geopark sebagai upaya manejeman pengembangan wilayah yang bercirikan konservasi (geo-
bio-budaya), pendidikan, dan penumbuhan ekonomi lokal masyarakat, antara lain melalui
geowisata.
2. Salah satu usulan nama geopark di Dataran Tinggi Bandung adalah Geopark Kaldera Sunda
(tentatif) yang bertemakan gunungapi Kuarter dan pengaruhnya pada perkembangan kota.
3. Dataran Tinggi Bandung memiliki keragaman geologi (geodiversity) yang banyak diantaranya
berpotensi menjadi warisan geologi (WG), bahkan WG bertaraf internasional. Salah satuu
lokasi yang memiliki WG tersebut adalah Tahura Juanda dengan WG berupa Lava Pahoehoe,
gawir Sesar Lembang di Tebing Keraton, batuan endapan Gn Sunda dan G. T Parahu, dan
beberapa air terjun, sehingga Tahura Juanda layak menjadi geosite untuk (kandidat) Geopark
Kaldera Sunda.
4. Geosite Tahura Juanda telah cukup memiliki kelangkapan warisan geologi, keragaman hayati,
dan budaya. Keragaman hayati sebagaimana dijumpai di Tahura Juanda. Di taman hutan raya
ini juga terdapat tinggalan sejarah yang memanfaatkan/dipengaruhi oleh kondisi geologi,
seperti Gua Jepang, Gua Belanda, PLTA Dago, dll.
5. Masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk penetapan sebagai geosite, namun, sebagai
langkah awal, kiranga Tahura Juanda perlu terlbih dahulu dikonservasi secara geologi melalui
penetapannya sebagai warisan geologi dan/ Cagar Alam Geologi.
TERIMAKASIH
omanarah@gmail.com

www.geologi.esdm.go.id/

Anda mungkin juga menyukai