GEOWISATA
CILETUH-
PALABUHANRATU
UNESCO GLOBAL
GEOPARK
Menemukenali kembali keterkaitan dinamis antara warisan geologi dan warisan non-geologi
sebagai penggalan cerita utuh Bumi
m.dpl).
• Satu bentang alam
menarik adalah mega
amfiteater alami Ciltuh
yang langsung
menghadap ke Teluk
Sumber: Mega F. Rosana, 2020 Ciletuh.
Sumber: Mega F. Rosana, 2020
Mengapa Ciletuh-Palabuhanratu menjadi UGGp? (1)
Singkapan batuan tertua di daratan
Jawa Barat, lebih dari 60 Juta (J) tyl;
berupa batuan langka yag berasal
dari mantel bumi, yaitu: ofiolit
(peridotit, gabro,
plagiogranit/anortosis, lava bantal).
Ada jg batuan metamorfik
(serpentinit, amfibolit, sekis mika dan
sekis hijau, filit), & batuan
melange/ bancuh (campur aduk/
breksi, yang terbentuk di palung
yang dalam berupa: komponen
ofiolit, metamorfik, sedimen laut
Sumber: Mega F. Rosana, 2020 dalam, dan breksi volkanik.
Di Ciletuh terdapat fosil tektonik lempeng (fosil tektonik) akibat tumbukan Lempeng Samudera Hindia
(Indo-Asutralian) dengan Lempeng Erusasi pada Kapur (kl. 60 j tyl) atau Eosen (kl. 55 j tyl).
Sumber: Mega F. Rosana, 2020
Mengapa Ciletuh-Palabuhanratu menjadi UGGp? (2)
Lanskap berbentuk setengah lingkaran/tapal kuda yg terbuka ke arah Teluk Ciletuh, dengan diameter +
15 km, disebut sebagai “amfiteater alami” (teater alam terbuka)
Dataran tinggi yang dikenal sebagai “Plato Jampang” atau Jampang Highland)
Geyser (air panas yang menyembur ke atas) di Cisolok sebagai bukti aktivitas magma. Fenomena ini
termasuk warisan geologi kelas dunia (catatan OA)
Lebih dari 20 air terjun yang tersebar di seluruh wilayah geopark
Batuan dengan bentuk tampilan yang unik, seperti menyerupai binatang purba badak, komodo, naga,
kura-kura, banteng, buaya, dll)
Goa-goa di tepi laut sebagai hasil dari proses geologi (pelapuka, erosi, & abrasi)
Kawasan pantai terpanjang di Jawa Barat dengan panorama yang cantik
Pulau-pulau kecil yang berbentuk uni (Pulau Kunti, Pulau Mandra, Karang Daeu, dll)
Panorama lanskap teluk dan pantai yang indah dan luas yang terlihat dari ketinggian (Teluk Ciletuh
dan pantai dari Palampang hingga ke ujung selatan dilihat dari Puncak Darma)
Mengapa Ciletuh-Palabuhanratu menjadi UGGp? (3)
Kampung Adat Kasepuhan Banten Kidul : Ciptagelar, Sinarresmi,
Ciptamulya
Situs Megalitikum: Cengkuk, Pangguyangan, dll
Bangunan bersejarah (tinggalan masa kolonial)
Budaya tak berwujud (intangible herritage: (myths, dance, songs,
martial art)
Kawasan konservasi alam (nature reserve, wildlife reserve, forest
conservation, national park)
Pantai indah Ujunggenteng, dll & Kawasan Konservasi Penyu Hijau
Pangumbahan
Keunikan atau kekhasan lainnya yang mungkin ditemukan (fosil hiu purba
--> taman hiu purba, dll
Peta UNESCO GLobal Geopark
Ciletuh-Palabuhanratu
Umum:
• Dikenal sebagai wilayah yang memiliki batuan (daratan) tertua (pra Tersier) yang tersingkap di
Jawa Barat; geologinya sangat kompleks, dicirikan dengan bentang alam amfiteater alami
berbentuk tapal kuda, batuan melange, dan Plato Jampang.
Bentang Alam-Geomorfologi : pegunungan, plato, lembah, gawir sesar, teluk, pantai, dll
• bagian dari morfologi Pegunungan Selatan Jawa yg berbentuk pegunungan bergelombang
dengan ketinggian sangat bervariasi (Martodjojo, 1984)
• dicirikan oleh mega amfiteater alami, menghadap ke Barat (Teluk Ciletuh)
• berdasarkan bentukan asal, dibagi menjadi 3 (tiga) unit (Kusumahbrata, 2005): (1) asal struktur:
gunung-pegunungan, utara-selatan, 65% kawasan; batuan ultrabasa, serpih, breksi, filit, dll;
tanaman keras & semak belukar; mis: Gunung Beas, Gunung Badak, dll; (2) asal fluvial: dataran,
timur-selatan di sekitar aliran S. Ciletuh, 25%, endapan aluvial (lempung, pasir halus-kasar),
pemukiman, pesawahan, tambak udang; mis: Nyalindung, Cikadal; & (3) asal laut: lahan pasir
pantai, 10 %; gundukan pasir (sand dune)
GEOLOGI WILAYAH CILETUH DAN SEKITARNYA (2)
(dari Sukamto, 1975 & Thayib, 1977, Mega FR,dkk, 2006, Iyan H. & Nurdradjat, 2014, Awang H. Satyana, 2020)
*)
Menurut peneliti sebelumnya, a.l Katili, 1973, dalam Mega F. Rosana, 2006
**)
Menurut penelitian/makalah terbaru dari Awang H. Satyana (2020) dan komunikasi lisan
Tektonik & Struktur: Subduksi, longsoran, magmatisme, sesar, perlipatan (2)
Gunung Badak dihasilkan oleh kegiatan tektonik berupa tumbukan antar lempeng di bagian selatan.
Hal ini tercermin dari batuannya berupa melange.
Pendapat lain: melange itu adalah batuan dasar dari Cekungan Jawa Barat, yang muncul akibat adanya
longosran besar (mega slump) ke laut dari batuan yang lebih muda (Formasi Jampang) yang
menutupinya. Hal ini sangat jelas terlihat dari bentuk amfiteater raksasa Ciletuh
G. Badak: sesar mendatar, terjadi setelah melange: kekar yang banyak yg saling berpotongan hampir
tegak lurus pd breksi polimik (P. Manuk dan P. Kunti), kekar-kekar intensif pd batupasir graywacke P.
Mandra, rekahan- rekahan dan urat-urat pd peridotit/serpentinit serta pd lava spilit di sekitar P. Kunti.
Kemungkinan sesar ini terjadi seiring dengan retas-retas dike gabro.
Citisuk-Cikepuh: struktur tampak pada kontak antara batuan ofiolit - melange - batuan sedimen dari
Formasi Ciletuh, berupa sesar-sesar mendatar berarah baratlaut tenggara dan sesar-sesar naik berarah
baratdaya timurlaut serta antiklin dan sinklin hampir searah sesar naik.
Citireum-Cibuaya: antiklin dan sinklin menunjam di sekitar Sungai Cibuaya dan Cigembong; dan
sesar mendatar berarah hampir utara-selatan yang memotong tepat di bagian tengah dari blok
Citireum; dan sesar naik yang berarah hampir barat-timur.
GEOLOGI WILAYAH CILETUH DAN SEKITARNYA (4)
(dari Sukamto, 1975 & Thayib, 1977, Mega FR,dkk, 2006, Iyan H. & Nurdradjat, 2014, Awang H. Satyana, 2020)
GREYWACKE:
Greywacke adalah variasi dari batupasir berlempung yang memiliki indurasi
(pengerasan) yang tinggi dan sortasi yang buruk
4. KOMPLEKS G. BADAK - P. KUNTI
- GUNUNG BADAK :
Batuan beku peridotit (ultra basa); metamorf (serpentinit dan filit serta lava spilitik), Pra-Tersier; dan batuan
sedimen (graywacke, batugamping, serpih, batupasir kuarsa dan breksi polimik), dari Fm. Ciletuh, Tersier
Foto: Mega F. Rosana, 2020 (kiri) dan Oman Abdurahman, 2019 (kanan)
BERBAGAI JENIS PERIDOTIT
• PERIDOTIT adalah nama generik yang
digunakan untuk batuan beku berbutir kasar,
berwarna gelap, dan ultrabasa. Peridotit biasanya
mengandung olivin sebagai mineral utamanya,
sering kali dengan mineral mafik lain seperti
piroksen dan amfibol. Kandungan silikanya
rendah, dan sangat sedikit kuarsa dan feldspar.
Sumber: https://geology.com/rocks/peridotite.shtml
• SERPENTINIT adalah batuan yang terdiri dari satu
atau lebih mineral kelompok serpentin. Mineral
dalam kelompok ini dibentuk oleh serpentinisasi dari
batuan ultrabasa yang berasal dari mantel bumi.
• Tiga mineral utama dari kelompok serpentin:
Chrysotile, antigorite, and lizardite
• Serpentinisasi adalah proses metamorfik geologi suhu
rendah yang melibatkan panas dan air di mana batuan
ultramafik dan mafik dengan kandungan silika yang
rendah teroksidasi dan dihidrolisis dengan air menjadi
serpentinit
Foto: Mega F. Rosana, 2020 (kiri) dan Oman Abdurahman, 2019 (kanan)
MELANGE singkatnya: bantuan campur aduk dari berbagai ukuran, dari berbagai sumber, dengan proses
pembentukannya bisa proses sedimentasi atau tektonik (subduksi)
Dalam geologi, mélange adalah breksi berskala besar, badan batuan yang dapat dipetakan yang ditandai
dengan kurangnya lapisan kontinu dan hadirnya fragmen-fragmen batuan dari semua ukuran, yang
terkandung dalam matriks tak sempurna yang berbutir halus.
BREKSI POLIMIK adalah batuan sedimen
yang komponennya terdiri atas lebih dari
jenis batuan (batuan beku, sedimen,
batuapung, dll) dan tertransport tidak jauh
dari sumbernya, karena bentuknya menyudut
(angular). Breksi polimik bisa merupakan
endapan lahar yang terlitifikasi, endapan
turbidit atau bagian dari subduksi.-
komunikasi lisan dengan Prof. Mega F.
Rosana, UNPAD.
Foto: Mega F. Rosana, 2020 (kiri) dan Oman Abdurahman, 2019 (kanan)
- LAVA BANTAL : Lava basal struktur bantal (lava bantal/ pillow lava).
Dua buah bongkah besar batuan di pantai Batu Nunggul. Batuannya merupakan BREKSI POLIMIK. Foto. Deni
Sugandi.
BATU NUNGGUL
BATU PUNGGUNG NAGA
Singkapan batupasir kuarsa Formasi Ciletuh membentuk bentukan seperti punggung naga.
Foto: Oman Abdurahman, 2019 (kiri), dan Deni Sugandi, 2014 (kanan).
6. CIKEPUH - CITISUK - CITIREUM
- CIKEPUH CITISUK Batuan Resen (aluvial) hingga Pra-Tersier (basa,
ultrabasa dan metamorfik: lava basalt, gabro,
peridotit, sekis), tersingkap cukup baik di sekitar
Gunung Beas, Pasir Luhur dan sepanjang aliran
Sungai Citisuk, Cikopo dan Sungai Cikepuh.
Satuan batupasir kuarsa, penyebaran cukup luas
dalam blok ini, bagian dari Formasi Ciletuh (Fm.
Bayah, Martodjoyo, 1984) berumur Eosen.
Formasi Ciletuh (batupasir kuarsa dgn sisipan tipis
batubara, serpih & konglomerat kuarsa), adalah
yang ideal untuk mempelajari sikuen lingkungan
pengendapan batuan sedimen)
Pada satuan ini juga dijumpai banyak bongkah
batugamping yang banyak mengandung fosil dari
Greenschist
metamorphic kelompok Discocyclina sp, Nummulites sp, dan
facies (SEKIS) Asterocyclina sp.
Skis hijau, garnet (Grt) - muskovit (Ms) -
kuarsa (Qtz) sekis, jenis sekis yang hadir di
Ciletuh (kanan atas) dan sayatannya dilihat
dgn kaca pembesar (kakan bawah), batuan
yang terdapat di kompleks Cikepuh-Citisuk.
Foto: Awang H. Satyana, 2020.
- G. BEAS (kiri) dan TEGAL PAMIDANGAN
PERIDOTIT
- SODONG PARAT
Batuan beku basa jenis GABRO di pantai dan muara Cikepuh. Foto. Deni Sugandi.
GABRO
Fosil Subduksi.
Plato Jampang
ILUSTRASI
DONGENG TEKTONIK KAPUR* - MIOSEN
Selatan
tan
Lau
Teluk Ciletuh
Ujunggenteng
Palabuhanratu
latan
Se
GEODIVERSITY CILETUH-PALABUHANRATU
tara Dibentuk oleh batuan ofiolit & melange
U
(subduksi), gunungapi dan batuan sedimen
1.FOSIL SUBDUKSI
• Jejak pernah terjadinya tumbukan antara lempeng samudera INDO-AUSTRALIA
dengan lempeng benua EURASI dimana lempeng samudera menunjam ke bawah
lempeng benua, dicirikan oleh hadirnya batuan MELANGE (campur aduk atau
bancuh) berupa kelompok batuan OFIOLIT (batuan ultra basa/kerak samudera),
BATUAN METAMORFIK, SEDIMEN LAUT DALAM dan SEDIMEN BENUA
• Batuan ULTRABASA: a.l PERIDOTIT; Batuan METAMORFIK a.l SERPENTINIT;
Batuan SEDIMEN LAUT DALAM a.l RIJANG, dan SEDIMEN BENUA a.l: BREKSI
VULKANIK
• DUA pendapat waktu terjadinya subduksi dengan bukti-bukti MELANGE tsb: 1)
KAPUR (124 - 102 Juta tyl), dalam & 2) EOSEN (55-38 juta tyl), dangkal saja.
Di area Ciletuh, terhimpun berbagai jenis batuan, berukuran
kerikil, bongkahan, hingga lempengan-lempengan luas,
terdiri dari batuan basa dan ultrabasa berupa gabro,
piroksenit, amfibolit, dan anortosit yang merupakan bagian
dari batuan ofiolit kerak samudra. Kompleks ini berasal dari
kejadian dan umur yang berbeda-beda dan bercampur aduk
sedemikian rupa oleh proses geologi selama kurun waktu
jutaan tahun. Campur aduk batuan yang rumit ini disebut
“Mélange” (batuan bancuh/campur aduk).
• Kompleks mélange di kawasan CIletuh disusun oleh kelompok batuan ultra basa
(kerabat ofiolit), kelompok batuan metamorfik, kelompok batuan sedimen laut
dalam, dan kelompok batuan sedimen benua.
• Semua batuan tersebut terdapat sebagai bongkah-bongkah beraneka ukuran yang
terkurung dalam matriks serpih tergerus (scally clay) dengan hubungan setiap
bongkah merupakan kontak tektonik.
Terbentuknya Mélange melalui mekanisme “gravity collapse”
by Joseph A. Garcia,
https://id.pinterest.com/pin/643522234232915132/
Kelompok asosiasi ofiolit
• Ofiolit : batuan mafik – ultramafik atau basa – ultrabasa, yaitu (dari
bawah ke atas) seri batuan peridotit, gabro, basal dike, lava bantal,
dan sedimen laut dalam (rijang, dll) yang muncul pada (sebagi bukti
dari) jalur-jalur orogenesa; pertumbukan lempeng samudera vs
lempeng benua, dan lempeng samudera vs lempeng samudera.
• Contoh lokasi ofiolit di Indonesia : Kepala Burung (Papua), Pulau
Nias, Ciletuh, Karangsambung, Jiwo Bayat, Tangan Timur Sulawesi,
Pegunungan Meratus (Kalimantan), dsb.
Saat magma kontak dengan air laut, maka terbentuklah Selanjutnya terbentuk lava bantal (3), yang mendorong lava
lava bantal (1), yang bergerak ke arah berlawanan. bantal (2) bergerak ke arah berlawanan.
Selanjutnya terbentul lava bantal (2)
Ofiolit Ciletuh:
peridotite, gabbro and pillow
basalt, sedikit rijang
Sumber:
Sumber:
Awang H Satyana, 2014
https://en.wikipedia.org/wiki/Ophiolite
KETERDAPATAN OFIOLIT DI
CILETUH
OFIOLIT di CILETUH lebih banyak merupakan ofiolit yang berasal dari supra
subduksi ketimbang ofiolit dari pemekaran lantai tengah samudera (MOR: mid
oceanic ridge) - Awang H. Satyana, 2020; Mega F.R - komunikasi wa (2020)
KEUNIKAN GEOLOGI CILETUH
2. PERGESERAN JALUR MAGMATIK (GUNUNGAPI)
• Jalur magmatik di kawasan Ciletuh telah bergeser yang secara umum bergerak
dari Selatan ke Utara, sejak Pra Tersire (KAPUR) hingga sekarang.
• Pada zaman KAPUR jalur magmatik ditandai dengan pembentukan batuan-
batuan gabro dan lava basal, di sekitar Ciletuh sekarang
• Pada MIOSEN, jalur magmatik bergerak ke utara, sekitar kawasan Plato
Jampang dgn produknya berupa batuan Formasi Jampang (breksi, lava, dll)
• Pada zaman berikutnya jalur magmatik terus bergerak ke utara lagi dengan
bukti berupa produk vulkanik di sekitar Palabuhanratu (Sanggabuana),
Cikakak dan Cisolok, hingga SEKARANG kegiatannya berupa aktvitas
gunungapi G. Salak.
Sumber : internet
Gambaran umum Dari manakah asal panas
tentang proses geyser Cisolok?
terjadinya Geyser di • Ada yang mengatakan itu
Cisolok Pelabuan dari Gn. Salak, ada jg
Ratu Sukabumi yang berpendapat dari
panas di bawah Gn
Halimun (Mega F
Rosana, komunikasi wa)
Sumber:
Iyan Haryanto & Adjat Sudradjat, 2018.
TERKAIT dengan PLATO JAMPANG adalah lembah raksasa Ciletuh
yang berbentuk tapal kuda menghadap dan menerus hingga ke Teluk
Ciletuh, biasa disebut MEGA AMFITEATER CILETUH. Dua teori
pembentukan Mega Amfiteater Ciletuh.
Teluk Ciletuh
Utara
Selatan
Kondisi lembah amfiteater alami dan teluk Ciletuh setelah proses pelapukan batuan
2 5
Saat terjadinya Pada Kala Plio-Plistosen
benturan meteorit wilayah ini terangkat,
pada bidang miring membentuk perbukitan
dan lembah
3 6
Selanjutnya terjadi
Kondisi amfiteater
proses longsoran
Ciletuh saat kini.
pada bagian tebing
Nama Ciletuh pertama pada Peta tahun 1811 Karya J.J Stockdale, ditulis R.Tjielitok. (R= River), Teluk Ciletuh sempat oleh orang eropa
Sandy Bay/ Zand Baai (Teluk Berpasir), Nama Ciletuh sendiri berasal dari nama sungai yang mengairi teluk Ciletuh saat ini.
Ciletuh berasal dari kata Ci (air) dan Letuk/Letuh (keruh) yang berarti Air yang keruh atau berlumpur.
Toponimi /Legenda Palabuhanratu
Toponimi Palabuhanratu berasal dari kata Pa-
Labuhan dan Ratu, Pa merupakan imbuhan dalam
bahasa Sunda yang menandakan suatu
tempat, labuhan berarti mendarat,
sementara Ratu adalah gelar pemimimpin pemerintahan
(eksekutif) di Kerajaan Pajajaran/Sunda a.k.a Prabu
Siliwangi. Singkatnya, Palabuhanratu dapat diartikan
tempat berlabuhnya atau mendaratnya seorang ratu
(Prabu Siliwangi) dari suatu perjalanan laut (royal
anchorage place).
Berdasarkan pantun buhun, yang ditulis Raffles pada Bukunya History of Java, 1817. legenda tanah Pajampangan bemula dari
sosok Ki Jampang, seorang sakti yang jdi pengikut Ciungwanara/ Lutung Kasarung Guruminda, lalu menjadi tangan kanan
Prabu Siliwangi, dalam Babad Bogor (R. Satjadibrata) Ki Jampang mempunyai dua anak, yakni Gelap Nyawang dan Kidang
Pananjung. Wilayah Jampang yang didiami Ki Jampang waktu itu meliputi selatan Kabupaten Sukabumi, selatan Cianjur dan
sebagian selatan Bandung (Situ Patengang dan Gunung Patuha).
Wilayah Jampang pada waktu itu, yang kemudian menjadi 3 distrik, tidak jauh berbeda dengan peta Plato Jampang.
-Peristiwa bersejarah dan heroik di tanah Jampang awal abad ke-18 adalah perjuangan Raden Prawatasari dalam melawan
VOC.
-Zaman revolusi Indonesia, terjadi Pertempuran di Palagan Jampangkulon-Surade, pasca Polisionil Belanda dan perjanjian
Renvile, Wilayah Jampang yang diduduki serdadu Belanda, dan ditinggal TNI ke Jawa Tenang, menyisakan Laskar dan Rakyat
bertempur bergeriliya melawan Divisi 7 Desember, Batalyon ke 3 Granat, Kompi 3-4.
Legenda Surade/Curug Cigangsa
Dalam Sasakala Surade, nama Surade berasal dari Raden Nyi Suradewi, anak dari
Batu Masigit/Susuhunan Curug Cigangsa
Adipati Jagabaya, pemimpin Imbanagara yang melarikan diri bersama keluarganya
dari kejaran tentara Mataram ke Pajampangan, karena menolak untuk bekerjasama
dengan VOC.
Embah Cigangsa dimakamkan tidak jauh dari Curug Cigangsa, selama hidupnya
Embah Cigangsa sering melakukan solat di atas batu Masigit/Susuhunan yang
berada di leuwi Curug Cigangsa .
AFW Photography
Kisah Gua Gunung Sungging- Surade
Gua Gunung Sungging, dengan fondasi batu pasir gampingan ini memiliki interior yang cukup megah, memiliki aliran sungai di dalamnya,
stalagmit, dan banyak ruangan serta cabang cabang gua.
Gua ini juga sering dijadikan tempat keramat atau mistis karena terdapat Stalagmit yang menyerupai berbagai bentuk, seperti Buaya dan
Pocong. Gua ini berdasarkan pengakuan pemiliknya ditemukan pada tahun 1942.
Di dalam salah satu ruangan gua, terdapat meja kecil seperti altar, konon ruangan tersebut pasca Agresi Militer Belanda ke 1, Juli 1947,
digunakan untuk rapat dan mengatur strategi dalam melawan tentara Belanda oleh para pejuang pro-republik di Pajampangan yang di
Pimpin oleh Cece Subrata, asal Surade.
Situs di Palabuhanratu dan Sekitarnya
Batu Karut
Lava Sukawayana Batu Gede
Kesenian Kreasi baru: Tari Rangkak Panyadap (kiri) dan Dewi Suligar
(Kanan), tari yang menceritakan para penyadap nira kelapa di UGG
CP Dipelopori oleh Beni Bunyamin, Guru Sejarah SMAN 1 Ciracap.
Foto: FB Matacarita & Beni Bunyamin
Seni dan Tradisi
Kerajinan Grabah dan Coet di Kecamatan Surade
Kuliner
Rata-rata matapencaharian masyarakat Kawasan UGG Ciletuh Palabuhanratu adalah petani, nelayan, juga pengepul
gula kelapa. Kuliner khas dari daerah ini merupakan olahan dari hasil tani atau tangkapan ikan, sejumlah contoh Selain
Opak, Hanjeli, Ranginan, Dodol dan Wajit, ada potensi kuliner lainnya di UGG Ciletuh Palabuhanratu:
Pelas: berbahan dasar kelapa, dan Kayamang: berbahan dasar singkong, kelapa, pisang, atau jenis
makanan hewan jenis Arthopoda seperti buah dan umbi lainnya. Kayamang adalah makanan dengan
Udang, Kepiting, atau yuyutuk. Lalu teknik mencelupkan bahan dasar tadi pada air nira yang
dipepes mendidih sebelum dijadikan gula merah.
Dengan bumbu dan rempah lainnya Apabila air niranya masih dalam keadaan hangat, bisa menjadi
minuman yang segar, mansyarakat menyebutnya minuman
Lahang.
Turubuk: berbahan dasar turubuk,
Dapat disop atau disayur dengan berbagai Loloco: berupa makanan semacam rujak, yang diloco pada buku
Cara, seperti kuah kuning atau balado bambu, berbahan gula merah, cabe, garam. Buah yang sering
dijadikan loloco adalah buah lolobi/lobi-lobi seperti pada
gambar, atau buah huni.
Jipang: makanan ringan berbahan Kue Ali: makanan berbahan tepung beras dan gula yang
dasar beras, yang dicampuri air asem, dibentuk menyerupai cincin ali.
ragi, dan gula.
Hanjeli sebagai alternatif pangan selain nasi bisa diolah menjadi berbagai jenis makanan, seperti Rangginang, Dodol, Bubur, dan nasi liwet,
juga manik-manik aksesoris, yang telah dikembangkan di Desa Wisata Hanjeli dirintis oleh Hidayat Asep.
Potensi Geomedik (Medical Geology)
Geyser Cisolok, potensi
geomedik yang besar.
“Refleksikan Diri di Pemandian Air
Panas Cisolok Sukabumi”, oleh Syifa
Kamila, Kompasiana, travel, 7
Maret 2019
https://www.kompasiana.com/syifakamila31/
5c80dab112ae9428f60c24c6/refleksikan-diri-
di-pemandian-air-panas-cisolok-sukabumi
Serombongan ahli geologi di bawah pimpinan pak Awang H. Satyana dari Geotrk Indonesia sedang mengamati
singkapan gabro di Cikepuh, Ciletuh-Palabuhanratu UGGp. Foto. Courtesy Awang H. Satyana, 2020
GEOWISATA dalam bentuk GEOTREK :
• jumlah peserta terdukung oleh daya dukung dan daya
tampung lokasi destinasiada
• melibatkan pemandu yg memberikan interpretasi
• ada bahan untuk interpretasi
BUKAN GEOWISATA (kiri) vs GEOWISATA (kanan)
Kiri: Contoh wisata yang melebihi daya tampung, jelas bukan geowisata. Dalam
situasi seperti ini pemandu akan sulit memberikan penjelasan dan interpretasi
Kanan: Di lokasi yang sama, peserta aktif mengamati fenomena di hadapannya &
mengikuti penjelasan pemandu. Sebuah geowisata.
CIRI GEOWISATA TUJUAN GEOWISATA
• Berbasis geologi & memberikan • Membuat pengunjung sadar dan mendapatkan
informasi geologi kawasan destinasi beberapa pemahaman tentang fitur-fitur geologi
yang mengelilingi mereka.
• Menyampaikan interpretasi atas
fenomena geologi lainnya dari • Menopang atau meningkatkan karakter
kawasan destinasi harus ada geografis suatu tempat - lingkungannya, budaya,
interpreter estetika, warisan, dan kesejahteraan
penghuninya
• Mengitegrasikan informasi bidang
lainnya (flora-fauna, arkeologi, • Menyampaikan keterkaitan antara fenomena
sejarah, budaya, dll) bumi-flora-fauna-budaya kepada masyarakat
agar mereka memahami sejarah perkembangan
• Memberi manfaat kepada/ melibatkan tempat tinggal dan budaya mereka.
masyarakat lokal
• Menumbuhkan konservasi, edukasi, dan
• Memperhatikan kepuasan/ memperoleh kesenangan.
kesenangan pengunjung
• Memperoleh keuntungan ekonomi
berkelanjutan
KAITAN NILAI WARISAN GEOLOGI-GEOKONSERVASI-GEOWISATA
TIDAK DAPAT
DIPERBAHARUI
maka perlu
PERLINDUNGAN Melalui
WARISAN PERMEN KCAG
GEOLOGI
NO. 32 TAHUN 2016 yang
ditindaklanjuti oleh dan
DIMANFAATKAN melalui
GEOWISATA (WISATA
GEOPARK) GEOKONSERVA
Standar Teknis Invetarisasi Keragaman Geologi dan Identifikasi Warisan Geologi dan regulasi terkait lainnya yang diterbitkan oleh PSG, Badan Geologi, 2017.
Mengapa GEOWISATA ?
• Mensejahterakan warga yang tinggal di dalam
destinasi geowisata dengan berkembangnya
lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal;
• Mendorong masyarakat lokal untuk turut
memelihara dan mengembangkan destinasi
geowisata tersebut;
• Mewujudkan pembangunan pariwisata yang
berkelanjutan dan berbasis pada kearifan lokal;
• Mendorong pengunjung untuk menghargai lokasi
objek geowisata tersebut;
Foto Gn. Gede-Pangrango, sumber sebagian besar
• Memberikan kesan dan pengalaman khusus yang air Ciliwung berasal (atas), & foto lama pelabuhan
wisatawan; https://cianjurkab.go.id/taman-nasional-gunung-ge
de-pangrango
/ (atas) &
https://id.wikipedia.org/wiki/Tanjung_Priok,_
Jakarta_Utara .
Mengapa GEOWISATA? – Kaitan dengan GEOPARK
10 UGG WITH THE MOST ANNUAL VISITORS
+
O
Kisah geologi suatu GE
GE
peristiwa atau HIS O- Pembentukan pegunungan,
tokoh-tokoh, khususnya TO OS ES Pembentukan morfologi,
RY WISATA PR
geologiwan, yang Letusan Gunung Api,
mencatatkan tempat Aliran Sungai, Air Terjun,
tertentu. Geyser, Erosi, Abrasi,
Tetesan air stalaktit,
Geotrek,
E O- R Karstifikasi, Pelapukan/
Perjalanan Wisata, G SA
Pembentukan tanah,
Interpretasi, DA
Dsb.
Akomodasi dan Transportasi,
Suvenir, Atraksi,
Buku Panduan/Pamflet/Peta, Pengetahuan Dasar Ilmu Kebumian:
Manajemen dan, Geologi, Geografi, Meteorologi,
Perencanaan Geotrek Oseanografi, Geodesi, Astronomi,
dsb.
GEO DASAR
BUMI BULAT - bagian kulit hingga inti yang panas; waktu geologi orde jutaan tahun; peta geologi secara
umum (bentang alam perbukitan hingga laut, lembah besar menyerupai amfiteater; batuan dominan:
Formasi Ciletuh (batu pasir, dll), terdapat batuan jejak-jejak subduksi (melange & ofiolit) dan laut dalam.
Ketinggian dari 0 m.dpl s.d ...m.dpl, daerah tropis dengan dua musim, temperatur rata-rata : ...
BENTUK :
Bentang alam
mega
Amfiteater
alami dari
Panenjoan
PROSES :
Sungai dan
Air Terjun
Mengerosi
batuan,
juga
singkapan
batuan
(Formasi
Jampang)
di Curug
Cimarinjun
g
PROSES :
Sungai dan
Air Terjun
Mengerosi
batuan, juga
singkapan
batuan
(Formasi
Ciletuh) di
Curug
Tengah
PROSES :
Sungai dan
Air Terjun
Mengerosi
batuan, juga
singkapan
batuan
(Formasi
Ciletuh) di
Curug
Cikaso
WISATA:
Wisata ahli
geologi ke
kawasan
lava bantal
Ciletuh.
Sumber: Awang H.
Satyana, 2020
BENTUK
(singkapan
batuan Formasi
Ciletuh) dan
WISATA:
atraksi wisata
minat khusus
RIVER
TUBING
GEO+ atau FAKTOR
PENDUKUNG
GEOWISATA :