ABSTRAK
Geosite adalah lokasi geologis yang memiliki nilai ilmiah, pendidikan, estetika,
atau budaya yang signifikan. Tempat-tempat ini memiliki ciri khas geologis yang
memungkinkan mereka untuk memberikan wawasan dan pemahaman lebih dalam tentang
sejarah geologi, proses alamiah, atau evolusi bumi. Peraturan mengenai pengolahan
geowisata tertulis pada peraturan menteri energi dan sumber daya mineral Republik
Indonesia nomor 31 tahun 2021 tentang penetapan taman bumi (Geopark) nasional. Salah
satu potensi Geosite yang banyak terdapat di Indonesia yaitu air terjun yang dimana salah
satunya adalah air terjun Danggang Sapaya. Air terjun Danggang Sapaya dapat dijadikan
sebagai objek geowisata karena memiliki kekayaan struktur geologi yang unik sehingga
menjadikannya tempat yang menarik untuk dikunjungi, dan jika dijadikan objek
geowisata diharapkan dapat menjadi salah satu nilai tambah bagi kesejahteraan
masyarakat yang berada di sekitar kecamatan Bongaya kabupaten Gowa serta
meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan. Penelitian ini
dilakukan dengan pengamatan langsung dilapangan mengenai potensi kekayaan alam
yang kemudian akan dikembangkan dengan tiga aspek yaitu Amenitas, Aksesibilitas dan
ansilari. Metode penelitian dilakukan dengan mengambil data kualitatif yang mengacu
pada penilaian (nilai edukasi, ekonomi, konservasi, dan nilai tambah). Hasil yang dapat
diperoleh dari penelitian ini adalah bagaimana kelayakan dan kesiapan air terjun
Danggang ini dijadikan sebagai objek wisata dengan mengembangkan aspek Amenitas,
Aksesibilitas dan Ansilari.
I. PENDAHULUAN
peraturan menteri energi dan sumber tempat dapat dicapai oleh pengunjung
nasional. Salah satu potensi Geosite untuk mengunjungi air terjun. Faktor-
yang banyak terdapat di Indonesia faktor seperti jalan menuju air terjun,
yaitu air terjun. Air terjun adalah fitur tanda petunjuk, dan fasilitas parkir
keindahan dan daya tarik alamiah toilet umum, dan bahkan area
berupa air terjun yang terbentuk dari penelitian dan tujuan dilakukannya
dari erosi - erosi air. Air terjun ini pengembangan aspek-aspek sebagai
lingkungan hidup dan budaya, kurang 1/3 daerah lembar. Pada potret
Dua buah bentuk kerucut tererosi bantal; setempat breksi dan tufanya
kerucut tererosi ini disusun oleh perioda kegiatan erupsi, yaitu Qlvpl
basal, lavanya ada yang berlubang - terobosan basal berupa retas, sill dan
Sinjai dan ada yang berlapis; lava fenokris piroksen kasar mencapai
ukuran lebih dan 1 cm, berwarna Akhir (Sukamto dan Supriatna,
batuan dan Formasi Camba (Tmc). Tengah dan menurun perlahan selama
masing-masing 7,5. 6,99 dan 7,36 yang terjadi secara luas di sebelah
juta tahun, atau Miosen Akhir baratnya dan mungkin secara lokal di
(Indonesia Gulf Oil Co., hubungan sebelah timurnya. Peristiwa ini terjadi
selama Pliosen menghasilkan Batuan yang pada kala Holosen hanya terjadi
yang bijak yang sesuai dengan daya objek wisata yang dipilihnya.
segala macam sarana dan prasarana transportasi serta sarana lain seperti
menikmati objek wisata dengan yang terkait dalam hal ini antara lain
pihak pemerintah seperti dinas taman bumi (Geopark) nasional. Pada
nilai lebih sebagai suatu warisan yang terletak pada titik koordinat 5°
karena menjadi rekaman yang 21' 41" S dan 119° 44' 31" E. Survei
bumi yang karena nilai ilmiahnya Agustus 2023. Adapun jarak lokasi
sebelumnya yang relevan, akurat, dan mengumpulkan data primer. Hal ini
lanjut untuk mencapai hasil yang yang diteliti agar peneliti dapat
Tahapan Penelitian
Tahapan
Gambar 4.2 Jalur menuju air terjun
Pengambilan
Danggang Sapaya
Data
Tahapan Penyusunan
Jurnal
Jurnal
Gambar 4.3 Air Terjun Danggang
Sapaya
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
4.1 Hasil
4.2.1 Aspek-Aspek Geologi Daerah
Adapun hasil dari penelitian air
Penelitian Beserta Dampak
terjun Danggang Sapaya yang
Lingkungannya
dilakukan dengan cara survey
Pada daerah penelitian
langsung dilapangan adalah sebagai
ditemukan jenis penyebaran batuan
berikut :
beku basal. Selain itu, ditemukan juga
dan tata guna lahan sebagai ada toko sovenir yang mencirikan
sesar turun dengan penciri air terjun makan, dan biro perjalanan wisata,
itu sendiri. Daerah penelitian ini tetapi untuk pusat perbelanjaan hanya
belum menjadi tempat wisata dan berjarak sekitar 200 m dari lokasi
namun air terjun ini sudah dikenali Aksesibilitas daerah penelitian masih
oleh banyak warga lokal. Selama ini kurang dengan tidak adanya lahan
lingkungannya dari warga lokal yang jalan yang belum tersedia dengan
mana daerah sekeliling air terjun baik, yang hanya dapat ditempuh
merupakan lahal dari warga lokal. dengan berjalan kaki dari tempat
Aliran air terjun pun digunakan untuk parkir menuju air terjun melewati
Daerah Penelitian
Pengembangan aspek Ansilari
pengembangan wisata pada daerah air terjun dengan jarak sekitar 700 m.
warga lokal yang tinggal di sekitaran memiliki aspek Amenitas yang dapat
air terjun danggang karena tidak ada dikatakan masih kurang karena sarana
bisa memgembangkan daerah wisata yang berasal dari luar daerah namun
agar warga lokal juga bisa mendapat warga lokal selalu menerima
tersebut. Menurut dari warga lokal ini masih kurang baik sehingga
danggang karena tidak ada yang sekitar dan pemerintah agar mau
dan prasarana yang dapat memberi objek wisata ini agar lebih menjadi
objek wisata air terjun Danggang agar Hermawan, H., & Brahmanto, E.
Linkungan Indonesia.
Soeroso, A. (2023).
Pengembangan Geowisata
Berbasis Partisipasi
Masyarakat Di Kawasan
Di Desa Kabuntinggi
Kabupaten Kampar.
Pengembangan Geologi,