Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Geopark
Definisi Geopark menurut UNESCO adalah “….sebuah daerah dengan
batasan yang sudah ditetapkan dengan jelas dan memiliki kawasan
permukiman yang cukup luas untuk pembangunan ekonomi local. Geopark
terdiri dari sejumlah tapak geologi yang memiliki kepentingan ilmiah khusus,
kelangkaan atau keindahan; geopark tidak hanya berhubungan dengan geologi
tetapi juga arkeologi, ekologi, nilai sejarah atau budaya”
A GeoPark is defined by UNESCO (2006) as a nationally protected area that
contains a number of geological heritage sites of particular importance, rarity
or aesthetic appeal, and is one element in an integrated concept of protection,
education and sustainable development. When a GeoPark is set up, there are,
in general, three objectives. Firstly, there is conservation of the ecosystems,
flora and fauna and landscape. Secondly, education, that is, enhancing the
public awareness of the value of nature, is an important objective. Heritage is
fragile, and once lost, may never be recovered. Finally, the setting up of a
GeoPark should provide local or regional socio-economic benefits (UNESCO,
2006).
Definisi Geopark berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
9 Tahun 2019 tentang Pengembangan Taman Bumi (Geopark). Geopark
adalah sebuah wilayah geografi tunggal atau gabungan, yang memiliki situs
warisan geologi (geosite) dan bentang alam yang bernilai, terkait aspek
warisan geologi (geoheritage), keragaman geologi (geodiversity),
keanekaragaman hayati (biodiversity), dan keragaman budaya (cultural
diversity), serta dikelola untuk keperluan konservasi, edukasi dan
pembangunan perekonomian masyarakat secara berkelanjutan dengan
keterlibatan aktif dari masyarakat dan Pemerintah Daerah, sehingga dapat
digunakan untuk menumbuhkan pemahaman dan kepedulian masyarakat
terhadap bumi dan lingkungan sekitarnya.
Pengertian Geopark-pun dapat dipahami melalui beberapa aspek seperti:
1. Sebagai suatu kawasan
Geopark merupakan sebuah kawasan yang berisi aneka jenis unsur
geologi yang memiliki makna dan fungsi sebagai warisan alam.Di
kawasan ini dapat diimplementasikan berbagai strategi pengembangan
wilayah secara berkelanjutan, yang promosinya harus didukung oleh
program pemerintah.Sebagai kawasan, Geopark harus memiliki batas
yang tegas dan nyata. Luas permukaan Geopark-pun harus cukup, dalam
artian dapat mendukung penerapan kegiatan rencana aksi
pengembangannya.
2. Sebagai sarana pengenalan warisan bumi
Geopark mengandung sejumlah situs geologi (geosite) yang memiliki
makna dari sisi ilmu pengetahuan, kelangkaan, keindahan (estetika), dan
pendidikan. Kegiatan di dalam Geopark tidak terbatas pada aspek geologi
saja, tetapi juga aspek lain seperti arkeologi, ekologi, sejarah, dan budaya.
3. Sebagai kawasan lindung warisan bumi
Situs geologi penyusun Geopark adalah bagian dari warisan
bumi.Berdasarkan arti, fungsi dan peluang pemanfaatannya, keberadaan
dan kelestarian situs-situs itu perlu dijaga dan dilindungi.
4. Sebagai tempat pengembangan geowisata
Objek-objek warisan bumi di dalam Geopark berpeluang menciptakan
nilai ekonomi.Pengembangan ekonomi lokal melalui kegiatan pariwisata
berbasis alam (geologi) atau geowisata merupakan salah satu
pilihan.Penyelenggaraan kegiatan pariwisata Geopark secara
berkelanjutan dimaknai sebagai kegiatan dan upaya penyeimbangan antara
pembangunan ekonomi dengan usaha konservasi.
5. Sebagai sarana kerjasama yang efektif dan efisien dengan masyarakat
local.
Pengembangan Geopark di suatu daerah akan berdampak langsung kepada
manusia yang tinggal di dalam dan di sekitar kawasan. Konsep Geopark
memperbolehkan masyarakat untuk tetap tinggal di dalam kawasan, yaitu
dalam rangka menghubungkan kembali nilai-nilai warisan bumi kepada
mereka.Masyarakat dapat berpartisipasi aktif di dalam revitalisasi
kawasan secara keseluruhan.
6. Sebagai tempat implementasi aneka ilmu pengetahuan dan teknologi.
Di dalam kegiatan melindungi objek-objek warisan alam dari kerusakan
atau penurunan mutu lingkungan, kawasan Geopark menjadi tempat uji
coba metoda perlindungan yang diberlakukan.Selain itu, kawasan
Geopark juga terbuka sepenuhnya untuk berbagai kegiatan kajian dan
penelitian aneka ilmu pengetahuan dan teknologi tepat-guna.
B. Pilar Geopark
1. Keragaman Geologi (Geodiversity)
Gambaran keunikan komponen geologi seperti mineral, batuan, fosil,
struktur geologi, dan bentang alam yang menjadi kekayaan hakiki suatu
daerah serta keberadaan kekayaan penyebaran, dan keadaannya yang
dapat mewakiliproses evolusi geologi daerah tersebut.
2. Keanekaragaman Hayati (Biodiversity)
Keanekaragaman di antara makhluk hidup dari semua sumber termasuk
diantaranya, daratan, lautan, dan ekosistem akuatik lain serta kompleks-
kompleks ekologi yang meruapakan bagian dari keanekaragamannya.
3. Keragaman Budaya (Cultural Diversity)
Budaya masa lalu dan budaya masa kini, baik yang bersifat berwujud
(tangible) maupun tidak berwujud (intangible).
C. Warisan Geologi (Geoheritage)
Objek Warisan Geologi (Geoheritage) dalam kawasan Geopark dengan ciri
khas tertentu baik individual maupun multiobjek dan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari sebuah cerita evolusi pembentukan suatu daerah.
D. Geosite
Geosite diartikan sebagai situs sejarah alam yang berhubungan dengan sejarah
semesta, bumi, dan manusia. Situs ini terbuka untuk kegiatan pariwisata.
Setiap situs geologi atau situs bentangalam yang mengandung unsur
keragaman geologi penting adalah geosite. Geosite dapat dijabarkan sebagai
singkapan batuan atau bentangalam yang menunjukkan nilai tinggi sebagai
warisan bumi. Situs itu mungkin ditemukan di tempat lain, tetapi secara
umum sulit dijumpai. Pemahaman terhadap geosite secara utuh akan
membantu manusia memahami sejarah bumi, sehingga tumbuh kepedulian
terhadap upaya perlindungannya. Pembukaan geosite untuk kegiatan
pariwisata sudah banyak dilakukan, dan semuanya berada di dalam kemasan
pengembangan yang sifatnya berkelanjutan.Strategi pengembangan yang
diterapkan mendasarkan pada arti dan fungsinya sebagai warisan alam. Hasil
identifikasi dan promosi geosite menunjukkan bahwa Geopark dapat menjadi
alat untuk meningkatkan kepedulian orang terhadap nilai warisan geologi dan
geomorfologi. Usaha perlindunganpun selanjutnya dapat diterapkan, selaras
dengan potensi pengembangan yang dimilikinya.

Dapus :

European Geoparks Network¾EGN, The organization¾Introduction. Melalui


<http://www.europeangeoparks.org&gt; [05/02/09]
Komoo, Ibrahim 2003, Conservation geology, protecting hidden treasures of
Malaysia,
LESTARI UKM Publication, Bangi, Selangor, Darul Ehsan, 51p.
Komoo, Ibrahim & M. Othman, 2002, The classification and assessment of
geological
landscape for nature conservation, Proc. 9th IAEG Cong. on Engineering Geol. for
Developing Countries, 16-20 Sept. 2002, Durban, 1129-1137.
Sturn, B., 1994, The geotope concept: geological nature conservation by town and
country
planning. In: D. O’Halloran, C. Green, M. Harley, M. Stanley & J. Knill (Eds).
Geological
and landscape conservation. The Geological Society London, 27-31.
UNESCO Global Geoparks Network (GGN), Global Network of National Geoparks.
Melalui
<http://http://www.globalgeopark.org&gt; [25/02/09]

E. Warisan Geologi (Geoheritage)

KAWASAN CAGAR ALAM GEOLOGI


KARANGSAMBUNG
• Keputusan Menteri ESDM No. 2817 K/40/MEM/2006

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang


• Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRW Nasional
Pasal 60 ayat (1)
Kawasan keunikan batuan dan fosil, yang ditetapkan dengan kriteria:
 memiliki keragaman batuan dan dapat berfungsi sebagai laboratorium alam
 memiliki batuan yang mengandung jejak atau sisa kehidupan di masa lampau (fosil)
 memiliki nilai paleo-antropologi dan arkeologi
 memiliki tipe geologi unik
 memiliki satu-satunya batuan dan/atau jejak struktur geologi masa lalu

Pasal 60 ayat (2)


Kawasan keunikan bentangalam, yang ditetapkan dengan kriteria:
 memiliki bentangalam gumuk pasir pantai
 memiliki bentangalam berupa kawah, kaldera, maar, leher vulkanik, dan gumuk
vulkanik
 memiliki bentangalam gua
 memiliki bentangalam ngarai/lembah
 memiliki bentangalam kubah
 memiliki bentangalam kars
Pasal 60 ayat (3)
Kawasan keunikan proses geologi, yang ditetapkan dengan kriteria:
 kawasan poton atau lumpur vulkanik
 kawasan dengan kemunculan sumber api alami
 kawasan dengan kemunculan solfatara, fumarola, dan/atau geyser

Pasal 53 ayat (1)


Kawasan Cagar Alam Geologi terdiri atas:
 kawasan keunikan batuan dan fosil
 kawasan keunikan bentangalam
 kawasan keunikan proses geologi
Pasal 52 ayat (5)
Kawasan Lindung Geologi terdiri atas:
 kawasan cagar alam geologi
 kawasan rawan bencana alam geologi
 kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah
Pasal 51 huruf e
Kawasan Lindung Geologi menjadi Kawasan Lindung Nasional

KAWASAN BENTANGALAM KARS


• Peraturan Menteri ESDM No. 17 Tahun 2012 tentang Penetapan
Kawasan Bentang Alam Kars (KBAK)
 melindungi bentangalam kars yang berfungsi sebagai pengatur alami
tata air
 melestarikan bentangalam kars yang memiliki keunikan dan nilai ilmiah
sebagai objek penelitian dan penyelidikan bagi pengembangan ilmu
pengetahuan
 mengendalikan pemanfaatan bentangalam kars

KAWASAN CAGAR ALAM GEOLOGI


• Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penetapan Kawasan Cagar Alam Geologi

F. Rona Eksisting
(masterplan geopark danau toba)
MASUK APA NGGAK KARAKTERISTIK TEMPAT PENELITIAN DI
KAJIAN PUSTAKA?
G. Promosi Pariwisata
Include promosi geopark
H. Media Promosi
I. Atlas Pariwisata
Konvensional dan digital
J. Penelitian yang Relevan
K. Kerangka Berfikir

Anda mungkin juga menyukai