Anda di halaman 1dari 5

4 Geopark Indonesia yang Diakui UNESCO

   SABTU, 15 DESEMBER 2018 | 03:52 WIB


   OLEH : ADMINISTRATOR

Keindahan alam Indonesia memang tiada habisnya. Sehingga hampir tak ada alasan untuk
tidak mencintai Tanah Air ini. Apalagi setelah kamu tahu kalau ada 4 destinasi wisata di
Indonesia yang diakui UNESCO.

Panorama alam Indonesia telah diakui dunia. Setelah Candi Borobudur dan Pulau Komodo yang
sempat masuk ke dalam 7 keajaiban dunia, serta Taman Nasional Ujung Kulon yang menjadi
salah satu warisan budaya yang diakui UNESCO. Kini, ada 4 geopark atau taman bumi
Indonesia yang diakui keindahannya oleh UNESCO. Sumber: UNESCO

1. Gunung Batur

Gunung Batur berlokasi di Kintamani, Bangli, Bali. Gunung yang satu ini merupakan gunung api
aktif dengan ketinggian 1717 meter di atas permukaan laut. Gunung Batur terkenal sebagai
destinasi wisata primadona di Bangli dengan kawah, kaldera, dan danaunya yang memikat hati
siapa saja yang mengunjunginya. Kaldera yang begitu besar, dan danaunya yang berbentuk bulan
sabit menjadikan Gunung Batur sebagai salah satu Global Geopark Network pada 20 September
2012. Gunung Batur juga memiliki Desa Trunyan sebagai desa wisata dengan keunikan tradisi
pemakaman. Jika biasanya mayat dikubur, di Trunyan mayat hanya digeletakkan begitu saja di
atas tanah.

2. Pegunungan Sewu

Deretan pegunungan yang terbentang di sepanjang Pantai Selatan di Kabupaten Gunung Kidul
Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Wonogiri di Jawa Tengah, sampai Kabupaten
Tulungagung di Jawa Timur, dinamai Pegunungan Sewu. Pegunungan itu memiliki batuan kapur
sebagai ciri khas, serta memiliki kawasan karst yang unik nan indah. Kawasan karst di
Pegunungan Sewu merupakan yang terpanjang di Jawa yang terdiri dari 40.000 bukit karst.
Maka tidak heran kalau Pegunungan Sewu ditetapkan sebagai Global Geopark Network oleh
UNESCO pada 19 September 2015.
 

3. Ciletuh-Palabuhan Ratu

Taman Bumi Ciletuh-Palabuhan Ratu merupakan satu-satunya yang ada di Jawa Barat. Taman
Bumi ini mengusung konsep pengelolaan kawasan yang menyerasikan keragaman hayati,
geologi, dan budayanya. Yang melalui prinsip konservasi, edukasi, dan pembangunan yang
berkelanjutan di delapan kecamatan di Pelabuhan Ratu, Sukabumi, dengan luas 128 ribu hektar.
Berbagai potensi yang ada di Ciletuh seperti lanskap gunung, air terjun, sawah, dan ladang
menjadikan sebagai salah satu Global Geopark Network pada 2015.

4. Gunung Rinjani

Gunung yang memiliki ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut ini ditetapkan sebagai
salah satu anggota Global Geopark Network pada 12 April 2018. Gunung Rinjani terletak di
Lombok, Nusa Tenggara Barat, dan terkenal sebagai gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia.
Banyak yang menduga penetapan tersebut, karena pada 2019 mendatang NTB ditunjuk sebagai
tuan rumah dari Asia Pasific Geopark Network Symposium yang merupakan pertemuan seluruh
anggota Geopark se-Asia Pasifik. Gunung yang indah itu menjadikannya sebagai gunung favorit
para pendaki dan pencinta alam Indonesia. Taman Nasional Gunung Rinjani memiliki luas
41.330 hektar. Pantai Semeti hingga ke timur Tanjung Ringgit juga masuk dalam area situs
Geopark Gunung Rinjani.

Sebenarnya, masih banyak potensi alam Indonesia yang belum dikenal hingga mancanegara.
Atau bahkan belum terjamah oleh orang asli Indonesia sendiri. Begitu banyak kekayaan yang
dimiliki Tanah Air tercinta ini. Kalau ada waktu, mari sempatkan waktu untuk menjajaki satu-
persatu destinasi wisata yang ada di Indonesia. Jangan lupa menjaga kelestariannya, ya. (T-1)

https://indonesia.go.id/ragam/pariwisata/kebudayaan/4-geopark-indonesia-yang-diakui-unesco?
lang=1?lang=1?lang=1?lang=1?lang=1?lang=1?lang=1?lang=1?lang=1?lang=1?lang=1?lang=1?lang=1?
lang=1?lang=1?lang=1?lang=1

11;54 10/05/2021
Geopark Indonesia Mendunia: Implementasi
Sustainable Development Goals melalui
Pengembangan Geopark  16 Juli 2018  ← Back
Jakarta – Geopark adalah sebuah wilayah geografi yang memiliki warisan geologi dan keanekaragaman
geologi yang bernilai tinggi, termasuk di dalamnya keanekaragaman hayati dan keragaman budaya yang
menyatu di dalamnya, yang dikembangkan dengan tiga pilar utama, yaitu konservasi, edukasi dan
pengembangan ekonomi lokal. Setelah sebelumnya ada dua taman bumi (geopark) Indonesia, yakni
Batur dan Gunung Sewu yang mendapat predikat taman bumi global UNESCO (UNESCO Global
Geopark) pada 2016, pada April 2018, ada dua taman bumi Indonesia yang kembali mendapat predikat
yang sama dari UNESCO, yaitu Gunung Rinjani di Lombok, Nusa Tenggara Barat dan Ciletuh di
Pelabuhan Ratu, Jawa Barat. Rinjani dan Ciletuh diakui bersama dengan sebelas taman bumi lainnya
yang tersebar di Amerika Utara, Afrika, Eropa dan Asia. Dengan demikian, di Asia Tenggara, dari total
enam UNESCO Global Geopark, empat di antaranya ada di tanah air. Indonesia juga memiliki tujuh
kawasan Geopark Nasional, serta terdapat lebih kurang 80 kawasan yang menjadi kandidat Geopark
Nasional pada 2025.
 
Dikutip dari laman UNESCO, UNESCO Global Geopark adalah sebuah wilayah geografis di mana situs
dan lanskap yang menjadi aset geologis internasional dikelola dengan konsep konservasi, edukasi dan
pemberdayaan masyarakat secara terpadu. Dengan konsep ini, sebuah taman bumi yang mendapat
pengakuan UNESCO akan dikembangkan dengan pendekatan konservasi dan pembangunan
berkelanjutan dengan melibatkan komunitas lokal. Saat ini, ada 140 taman bumi yang masuk dalam
jejaring UNESCO. Taman-taman tersebut berada di 38 negara, empat di antaranya berada di Indonesia.
Keanggotaan UNESCO Global Geopark dibatasi hanya empat tahun dan akan dilakukan peninjauan
setelahnya. Untuk mendukung perkembangan Geopark, Kemenko Bidang Kemaritiman bersama dengan
Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian ESDM, Kementerian Pariwisata, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan menyelenggarakan Konferensi Nasional I Geopark Indonesia pada Kamis pagi (12/7) di
Gedung Saleh Afiff, Kementerian PPN/Bappenas.
 
Dengan masuknya Indonesia ke dalam daftar UNESCO Global Geopark tersebut, Menteri Koordinator
Bidang Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan mengaku bangga. Menurutnya, ada banyak keuntungan yang
dapat diperoleh Indonesia dengan pengakuan tersebut. “Geopark bisa menjadi  solusi alternatif
pemanfaatan  kekayaan alam dan budaya untuk kebangkitan  ekonomi dan  pemberdayaan sosial yang
tetap mengedepankan faktor pelestarian dan perlindungan lingkungan,” ujarnya saat membuka
Konferensi Nasional I Geopark Indonesia. Lebih jauh, Menko Luhut menyampaikan pasca pengakuan
dua situs taman bumi Indonesia sebagai UNESCO Global Geopark tersebut, daya tarik kawasan
sekaligus peluang investasi di beberapa sektor berpotensi untuk meningkat pesat. “Dari pengembangan
geopark, sektor jasa wisata, industri UMKM, industri kreatif, perhotelan, pertanian, kuliner dan beberapa
sektor terkait lainnya bisa tumbuh,” beber Menko Luhut.
 
“Pengembangan geopark memberikan kontribusi nyata, antara lain, untuk pengembangan wilayah,
peningkatan ketahanan masyarakat dari bencana, mendidik masyarakat pada kehidupan yang baik
dengan menghormati budaya yang beragam, pemberdayaan perempuan untuk memperoleh tambahan
sumber pendapatan, memberikan peluang pekerjaan bagi masyarakat dengan adanya wisata geopark,
serta terjalinnya kerjasama antar daerah dan negara dalam mendayagunakan keragaman geologi,
keragaman hayati dan budaya, serta jasa lingkungan (amenities) secara berkelanjutan,” tegas Menteri
PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro. Sebagaimana identifikasi yang dilakukan oleh UNESCO
(2017), pengembangan geopark juga berkontribusi bagi upaya Indonesia dalam mencapai gol dan target
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs). Secara konkret,
pengembangan geopark direfleksikan sedikitnya dalam delapan gol. Kedelapan tujuan tersebut, yakni: (i)
Tujuan 1, Tanpa Kemiskinan; (ii) Tujuan 4, Pendidikan Berkualitas; (iii) Tujuan 5, Kesetaraan Gender; (iv)
Tujuan 8, Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi; (v) Tujuan 11, Kota yang Berkelanjutan; (vi)
Tujuan 12, Produksi dan Konsumsi yang Bertanggung Jawab; (vii) Tujuan 13, Penanganan Perubahan
Iklim; serta (viii) Tujuan 17, Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
 
“Konferensi hari ini merupakan wahana untuk belajar dan berdiskusi, sekaligus menggali inovasi-inovasi
untuk mewujudkan kesejahteraan ekonomi yang berkesinambungan, menjaga keberlanjutan kehidupan
sosial masyarakat,  dan menjaga kualitas lingkungan hidup yang menjadi ruh pembangunan
berkelanjutan melalui pengembangan geopark,” tutur Menteri Bambang. Selain dihadiri Menteri
Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang
Brodjonegoro, Konferensi Nasional I Geopark Indonesia juga dihadiri Menteri Pariwisata Arief Yahya,
Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo dan Kepala
Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf serta kalangan akademisi dan pegiat geopark, dengan total
peserta konferensi mencapai lebih kurang 500 orang. Konferensi yang fokus membahas pengembangan
geopark untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan serta pelestarian lingkungan ini sekaligus menjadi
awal bagi konferensi lanjutan berskala internasional yang akan dilangsungkan pada September 2019
mendatang dan untuk pertama kalinya Indonesia akan bertindak sebagai tuan rumah Asia Pacific
Geopark Network (APGN) Conference di lokasi UNESCO Global Geopark Rinjani, Mataram, Lombok.

https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2018/07/geopark-indonesia-mendunia-implementasi-
sustainable-development-goals-melalui-pengembangan-geopark

11;57

10/05/2021

Anda mungkin juga menyukai