Anda di halaman 1dari 64

DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

E. PENDEKATAN, METODOLOGI DAN


PROGRAM KERJA

E.1 PENDEKATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan PENYUSUNAN MASTER PLAN


GEOPARK NGARAI SIANOK MANINJAU, ini didasarkan pada karakteristik yang
dikembangkan. Oleh karena Penyusunan PENYUSUNAN MASTER PLAN GEOPARK NGARAI
SIANOK MANINJAU yang berbasiskan pada alam, buatan dan lingkungan, maka pendekatan
utama yang digunakan adalah pendekatan pariwisata berkelanjutan, sedangkan untuk konteks
perencanaan menggunakan pendekatan sistem kepariwisataan. Kedua pendekatan ini akan
digunakan secara menyeluruh pada setiap proses analisis dan pada setiap tahapan kegiatan.
Adapun dengan merujuk pada pemahaman dalam KAK, rangkaian kegiatan PENYUSUNAN
MASTER PLAN GEOPARK NGARAI SIANOK MANINJAU.

Hal - 1
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

Dalam melaksanakan kegiatan perencanaan PENYUSUNAN MASTER PLAN GEOPARK


NGARAI SIANOK MANINJAU, setidaknya terdapat beberapa pendekatan yang akan
digunakan oleh konsultan penyedia jasa dalam melaksanaan pekerjaan ini yaitu pendekatan
normatif dan Pendekatan deskriptif yang bersifat eksploratif. Namun demikian konsultan
memandang perlu untuk menggunakan beberapa pendekatan tambahan sesuai dengan
kebutuhan pelaksanaan pekerjaan. Pendekatan-pendekatan pelaksanaan pekerjaan akan
dijelaskan berikut ini :

E.1.1 Pendekatan Studi

1. Pendekatan Teoritis
Pengertian Geopark dapat dipahami melalui arti, fungsi dan implementasinya sebagai
komponen yang berkaitan dengan alam dan kehidupan di bumi. Oleh sebab itu
konsep Geopark memiliki tiga pengertian dasar, yaitu:

1) merupakan kawasan yang memiliki makna sebagai suatu warisan geologi


(sehingga perlu dilestarikan), sekaligus sebagai tempat mengaplikasikan strategi
pengembangan ekonomi berkelanjutan yang dilakukan melalui struktur
menejemen yang baik dan realistis.

2) Geopark berimplementasi memberi peluang bagi penciptaan lapangan pekerjaan


untuk masyarakat setempat dalam hal memperoleh keuntungan ekonomi secara
nyata (biasanya melalui kegiatan pariwisata berkelanjutan).

3) Di dalam kerangka Geopark, objek warisan geologi dan pengetahuan geologi


berbagi dengan masyarakat umum. Unsur geologi dan bentangalam yang ada
berhubungan dengan aspek lingkungan alam dan budaya.

Pengertian Geopark-pun dapat dipahami melalui beberapa aspek seperti:

Sebagai suatu kawasan, Geopark merupakan sebuah kawasan yang berisi aneka jenis
unsur geologi yang memiliki makna dan fungsi sebagai warisan alam.Di kawasan ini
dapat diimplementasikan berbagai strategi pengembangan wilayah secara
berkelanjutan, yang promosinya harus didukung oleh program pemerintah.Sebagai
kawasan, Geopark harus memiliki batas yang tegas dan nyata.Luas permukaan
Geopark-pun harus cukup, dalam artian dapat mendukung penerapan kegiatan
rencana aksi pengembangannya.

Hal - 2
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

Sebagai sarana pengenalan warisan bumi, Geopark mengandung sejumlah situs


geologi (geosite) yang memiliki makna dari sisi ilmu pengetahuan, kelangkaan,
keindahan (estetika), dan pendidikan. Kegiatan di dalam Geopark tidak terbatas
pada aspek geologi saja, tetapi juga aspek lain seperti arkeologi, ekologi, sejarah, dan
budaya.

Sebagai kawasan lindung warisan bumi, Situs geologi penyusun Geopark adalah
bagian dari warisan bumi.Berdasarkan arti, fungsi dan peluang pemanfaatannya,
keberadaan dan kelestarian situs-situs itu perlu dijaga dan dilindungi.

Sebagai tempat pengembangan geowisata, Objek-objek warisan bumi di dalam


Geopark berpeluang menciptakan nilai ekonomi.Pengembangan ekonomi lokal
melalui kegiatan pariwisata berbasis alam (geologi) atau geowisata merupakan salah
satu pilihan.Penyelenggaraan kegiatan pariwisata Geopark secara berkelanjutan
dimaknai sebagai kegiatan dan upaya penyeimbangan antara pembangunan ekonomi
dengan usaha konservasi.

Sebagai sarana kerjasama yang efektif dan efisien dengan masyarakat lokal,
Pengembangan Geopark di suatu daerah akan berdampak langsung kepada manusia
yang tinggal di dalam dan di sekitar kawasan. Konsep Geopark memperbolehkan
masyarakat untuk tetap tinggal di dalam kawasan, yaitu dalam rangka
menghubungkan kembali nilai-nilai warisan bumi kepada mereka.Masyarakat dapat
berpartisipasi aktif di dalam revitalisasi kawasan secara keseluruhan.

Sebagai tempat implementasi aneka ilmu pengetahuan dan teknologi, Di dalam


kegiatan melindungi objek-objek warisan alam dari kerusakan atau penurunan mutu
lingkungan, kawasan Geopark menjadi tempat uji coba metoda perlindungan yang
diberlakukan.Selain itu, kawasan Geopark juga terbuka sepenuhnya untuk berbagai
kegiatan kajian dan penelitian aneka ilmu pengetahuan dan teknologi tepat-guna.

Terminologi Geopark:
Geopark merupakan kawasan warisan geologi yang mempunyai nilai ilmiah
(pengetahuan), jarang memiliki pembanding di tempat lain, serta mempunyai nilai
estetika dalam berbagai skala.Nilai-nilai itu menyatu membentuk kawasan yang unik.
Selain menjadi tempat kunjungan dan objek rekreasi alam-budaya, Geopark juga

Hal - 3
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

dimaknai sebagai kawasan konservasi dan perlindungan, di mana sebuah warisan


geologi akan diturunkan kepada generasi selanjutnya.

Beberapa lokasi sumberdaya dan warisan geologi bolehjadi berada di suatu kawasan
di mana telah terjadi urbanisasi dan kegiatan ekonomi.Pengelolaan sumberdaya dan
pendekatan yang sifatnya inovatif terhadap daerah yang berkarakteristik seperti itu
dipromosikan oleh UNESCO sebagai sebuah Geological Park disingkat Geopark.Di
dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai Taman Geologi.

Konsep Geopark UNESCO menawarkan peluang untuk mengenal, melindungi dan


mengembangkan situs warisan bumi di tingkat global. Geopark akan mengenali
kembali hubungan antara manusia dengan geologi, selain mengenali kemampuan
situs itu sebagai pusat pengembangan ekonomi.

Konsep Geopark sangat dekat dengan paradigma penyatuan antara ilmu


pengetahuan dengan budaya, yaitu melalui pengenalan keadaan fisik alam yang
penting dan unik.

Peran Geopark:

Geopark merupakan daerah lindung berdasarkan makna khusus geologi, kelangkaan


dan keindahan. Fenomena itu mewakili sejarah, kejadian, dan proses bumi. Seperti
Taman Nasional, Geopark-pun berada di bawah pengelolaan pemerintah di mana
situs itu berada.

Selain membuka peluang untuk penelitian dan pendidikan, Geopark berpotensi besar
dapat mengembangkan ekonomi setempat. Keadaan itu akan menciptakan lapangan
kerja dan penumbuhan ekonomi baru. Geopark dapat dikembangkan menjadi objek
dan daya-tarik wisata (geotourism), selain menjadi tempat kegiatan perdagangan dan
pembuatan barang kerajinan (geoproducts) seperti cetakan fosil dan cinderamata.

Peristilahan di dalam Geopark :

Geosite, geotope dan geological monument merupakan istilah yang sering dijumpai
di dalam konsep Geopark.Sejak beberapa tahun terakhir istilah-istilah itu sudah
dipakai secara luas. Meskipun demikian pemahaman akan arti, kepentingan dan
implikasinya di dalam praktek masih terbuka untuk didiskusikan.

Hal - 4
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

Geosite :

Geosite diartikan sebagai situs sejarah alam yang berhubungan dengan sejarah
semesta, bumi, dan manusia.Situs ini terbuka untuk kegiatan pariwisata.Setiap situs
geologi atau situs bentangalam yang mengandung unsur keragaman geologi penting
adalah geosite.Geosite dapat dijabarkan sebagai singkapan batuan atau bentangalam
yang menunjukkan nilai tinggi sebagai warisan bumi. Situs itu mungkin ditemukan di
tempat lain, tetapi secara umum sulit dijumpai.

Pemahaman terhadap geosite secara utuh akan membantu manusia memahami


sejarah bumi, sehingga tumbuh kepedulian terhadap upaya perlindungannya.
Pembukaan geosite untuk kegiatan pariwisata sudah banyak dilakukan, dan
semuanya berada di dalam kemasan pengembangan yang sifatnya
berkelanjutan.Strategi pengembangan yang diterapkan mendasarkan pada arti dan
fungsinya sebagai warisan alam.

Hasil identifikasi dan promosi geosite menunjukkan bahwa Geopark dapat menjadi
alat untuk meningkatkan kepedulian orang terhadap nilai warisan geologi dan
geomorfologi.Usaha perlindunganpun selanjutnya dapat diterapkan, selaras dengan
potensi pengembangan yang dimilikinya.

Geotope :

Geotope didefinisikan oleh Sturm (1994) sebagai bagian penting dari geosfer yang
dipahami melalui geologi, geomorfologi, bentukan alam, dan perkembangan alam
yang memerlukan perlindungan dari pengaruh negatif yang berpeluang dapat
merusaknya.Geotope merupakan komponen matriks abiotik yang terdapat di dalam
suatu ecotope (istilah dalam ekologi).

Ecotope (patch) adalah bentangalam terkecil dengan ekologinya yang khas, yang
disusun oleh unsur biotik dan abiotik.Karena geotope dianggap sebagai sumberdaya
hasil pemahamannya sebagai warisan geologi, maka penciriannya akan jauh lebih
baik jika dilakukan oleh sekelompok pakar, yaitu berdasarkan karakteristik, keunikan
dan kajian-banding (komparatif).

Hal - 5
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

Istilah geotope lebih banyak dipakai di Jerman.Pada tahun 1983 negara ini
menggunakan geotope sebagai bentuk perlindungan warisan geologi.

Geosite dan geotope yang ditentukan berdasarkan makna geologi dan geomorfologi
akan menjadi situs penting bagi penelitian dan pendidikan di antara para ilmuwan.
Situs-situs itu mungkin tidak memiliki nilai estetika yang dapat menarik pengunjung
atau para pembuat keputusan.Oleh karenanya tidak mudah meyakinkan orang yang
bukan ahli geologi untuk melindunginya, yang notabene didasarkan pada
pemahaman atas nilainya sebagai sebuah warisan alam.

Monumen geologi :

Monumen geologi dipahami sebagai daerah lindung yang memiliki informasi


bentukan geologi atau proses penting yang tidak dijumpai di setiap tempat.
Monumen geologi merupakan bagian dari warisan geologi, dan dapat merupakan
sebuah penampang tipe satuan batuan. Perlindungannya didasarkan pada
manfaatnya untuk pendidikan, selain sebagai acuan ilmiah, penelitian, dan tempat
rekreasi karena kelangkaan, keunikan dan estetika yang dimilikinya.

Model Ekosistim Geopark:


Geologi menjadi faktor penentu utama bagi topografi, air, kimiawi tanah, kesuburan
tanah, stabilitas lereng, serta aliran air permukan dan air tanah. Sebaliknya,
komponen itu akan menentukan di mana dan kapan proses fisika, kimia dan biologi
terjadi. Meskipun lingkungan fisik penting bagi ekosistem Geopark, ilmu
pengetahuan kebumian tradisional tidak dimasukkan dalam pengelolaan lahan.
Secara tradisional, bentangalam sering dipahami sebagai jaringan dari proses biologi
yang bekerja selama jenjang geologi tertentu.

Pada pendekatan yang sifatnya lebih moderen bentangalam dimaknai sebaliknya.


Bentangalam diartikan sebagai sekumpulan proses biologi, geologi, sosial yang saling
berhubungan dan saling tergantung satu sama lain. Perubahan filosofi ini akan
menumbuhkan perhatian orang terhadap ilmu kebumian, terutama masalah interaksi
antara sistem geologi dengan sistem biologi.

Untuk itu, International Union of Geological Sciences telah membentuk Komisi Ilmu
Pengetahuan Geologi untuk Perencanaan Lingkungan. Komisi ini mengusulkan

Hal - 6
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

ditetapkannya metoda baku untuk mengukur proses geokimia, geofisika dan


geomorfologi (Berger & Lams, 1996; Gouide et al, 1990 dlm. Sturn, 1994).
Sasarannya adalah membuat sintesa terhadap semua perubahan geologi di setiap
daerah yang memiliki arti bagi penilaian lingkungan.

Konsep Geopark:
Geopark menurut UNESCO adalah sebuah daerah dengan batasan yang sudah
ditetapkan dengan jelas dan memiliki kawasan permukaan yang cukup luas untuk
pembangunan ekonomi lokal. Geopark terdiri dari sejumlah tapak geologi yang
memiliki kepentingan ilmiah khusus, kelangkaan, atau keindahan. Geopark tidak
hanya berhubungan dengan geologi, tetapi juga arkeologi, ekologi, nilai sejarah, atau
budaya.

Geopark merupakan kawasan yang memiliki keragaman geologi ( geodiversity)


bernilai warisan geologi (geoheritage) yang dilindungi secara nasional karena
berisikan sejumlah peninggalan bersejarah penting, langka atau memiliki
penampakan yang indah. Geopark mencapai tujuannya dengan 3 cara, yaitu :

1. Sebuah Geopark mengkonservasi bentukan geologi penting dan mengeksplorasi


dan mendemonstrasikan metode-metode untuk konservasi, bekerjasama dengan
universitas, survey geologi, atau lembaga berwenang lainnya.

2. Sebuah geopark mengelola aktivitas dan menyediakan dukungan logistic untuk


menyampaikan pengetahuan geo-scientific dan konsep lingkungan kepada public.
Hal tersebut dapat dicapai melalui Geosites yang dilindungi dan diinterpretasikan
di musemum, pusat informasi, jalan setapak, guided tours, school class
excursions, literature popular, peta, bahan-bahan pelajaran dan peragaan,
seminar dan lain-lain. Sebuah geopark juga melakukan penelitian ilmiah dan
bekerjasama dengna universitas dan lembaga penelitian, memprakarsai dialog
antara geosciences dan masyarakat local.

Sebuah geopark merangsang aktivitas ekonomi dan pembangunan yang


berkelanjutan melalui geowisata. Geopark merangsang pengembangan sosio-
ekonomi local melalui promosi sebuah nama yang berkualitas yang terkait dengan
warisan alami.

Hal - 7
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

Tujuan Geopark:

Geopark memiliki tiga tujuan utama yang saling terkait, yaitu konservasi pendidikan,
dan geowisata seperti pada Gambar berikut.

Gambar Tujuan Geopark

Kriteria Geopark menurut Unesco adalah sebagai berikut:

1. Melestarikan warisan geologi untuk generasi masa depan (conservation);


2. Mendidik dan mengajarkan kepada masyarakat luas mengenai isu-isu
geodiversity dan permasalahan lingkungan;
3. Menyediakan fasilitas penelitian untuk ilmuwan geologi untuk mengembangkan
pembangunan yang berkelanjutan melalui kegiatan geowisata.

Dengan mempertimbangkan dimensi dan perbedaan dari geowisata, klasifikasi


industri geopark meliputi:

1. Kawasan geologi dan geomorfologi,


2. Kawasan pertambangan (ancient, abandoned, current),
3. Road cutting (section) sites,
4. Kawasan antropologi (dalam goa dan pertambangan),
5. Rumah batu atau konstruksi bangunan dari batuan lokal, rumah-rumah yang
dipahat di lereng curam (historical geosites),
6. Adventure-based sites.

2. Pendekatan Konsep Parwisata

Hal - 8
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

Pariwisata adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari
pekerjaan rutin atau mencari suasana lain (Damanik dan Weber, 2006). Dalam
Undang-undang Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan beberapa istilah yang
berhubungan dengan kegiatan pariwisata antara lain :
a. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang
dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan
daya tarik wisata.
b. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.
c. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk
pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha – usaha yang terkait di
bidang tersebut.
d. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan
pariwisata.
e. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa
pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan objek dan daya tarik wisata,
usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut.
f. Objek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata.

Konsep Destinasi Pariwisata:


Destinasi wisata diidentikkan dengan area atau wilayah geografis baik yang bersifat
negara, kota, pulau ataupun suatu wilayah tertentu. Dalam konteks Indonesia,
destinasi wisata dapat berupa suatu wilayah yang dibatasi oleh letak geografis
dengan dibatasi oleh wilayah-wilayah lain yang mengatur lokasi ataupun cakupan
wilayah tersebut. Melihat defenisi di atas, maka negara Indonesia sesungguhnya
dapat dikatakan sebagai destinasi wisata. Demikian halnya dengan provinsi,
kabupaten/kota, kecamatan dan desa.

Konsep Bauran Destinasi:


Destinasi merupakan suatu produk wisata yang kompleks, karena produk destinasi
merupakan suatu rangkaian pengelaman pengunjung, mulai dari dia datang ke
destinasi sampai kembali lagi ke tempat asalnya. Untuk itu Morrison (2013)
mengemukaan bahwa produk destinasi merupakan suatu bauran yang saling
terintegrasi dan yang disebut sebagai bauran destinasi (destination mix). Bauran
destinasi tersebut terdiri dari produk fisik (physical product), kemasan (packages),

Hal - 9
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

program (programmes), dan orang-orang (people). Keterkaitan antar bauran


destinasi dapat dilihat dalam gambar berikut:

bisa disebut stinasi isata. P


Gambar E-1. Bauran Destinasi
 Produk Fisik: merupakan produk nyata yang dapat langsung di indera oleh
pengunjung seperti atraksi atau daya tarik wisata, fasilitas (hotel, restoran, dll.),
transportasi dan infrastruktur.
 Kemasan: merupakan produk berupa paket wisata yang dapat dikerjasamakan
dengan operator perjalanan wisata, agen perjalanan atau hotel dan resor.
 Program: merupakan produk yang dapat meningkatkan pengelaman
pengunjung seperti: acara (event), festival, atau aktivitas individual yang
terencana.
 Orang-orang: merupakan semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan
kepariwisataan atau dengan kata lain, yaitu orang-orang yang terlibat dalam
interaksi guna melayani pengunjung. Orang-orang tersebut seperti masyarakat
setempat, pekerja di industri, pemerintah dan pengunjung itu sendiri.

Pola Perjalanan:
Pola Perjalanan adalah suatu pola perjalanan yang dirancang, dibangun dan dikemas
menjadi suatu komoditi yang layak untuk dinikmati.
(https://ahmadrimba.wordpress.com/2015/06/03/efektivitas-segmentasi-pasar-
wisatawan/[1 Juni 2017]).

Hal - 10
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

Dalam penyusunannya, pola perjalanan wisata mencakup unsur-unsur sebagai


berikut:
a. Informasi umum, seperti geografi, iklim, cuaca, bahasa, dan budaya lokal;
b. Informasi fasilitas umum, seperti kantor polisi, bank, rumah sakit, kantor imigrasi,
dan pusat perbelanjaan;
c. Identifikasi atraksi wisata alam, seperti keindahan alam, flora dan fauna;
d. Identifikasi atraksi wisata budaya, seperti budaya eksotik, tradisi, atraksi
sejarah/budaya, tempat/situs bersejarah, dan event-event;
e. Identifikasi fasilitas akomodasi, seperti klasifikasi hotel, kapasitas kamar, fasilitas
dan pelayanan serta kemudahan pencapaian lokasi;
f. Identifikasi fasilitas restoran, seperti menu, jam buka, dan kemudahan pencapaian
lokasi; serta
g. Identifikasi prasarana pendukung wisata, seperti moda transportasi, daya dukung
jalan, dan pelabuhan.
Dalam (https://caretourism.wordpress.com/2012/04/24/antara-pola-perjalanan-
wisata-dan-penerbangan (1 Juni 2017)), Secara umum, Pola Perjalanan Wisata dapat
dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain terdiri dari:
a. Cara melakukannya.
 Secara berombongan/grup dalam ikatan dengan paket wisata tertentu, dikenal
sebagai GIT (Grouped Inclusive Travel), segala sesuatunya (jadual, destinasi,
tiket, hotel dll) diatur sesuai program (itinerary) paket yang dipilihnya;
 Perjalanan perorangan, baik sendiri-sendiri maupun kelompok kecil mandiri,
mengatur sendiri perjalanannya, baik jadual maupun destinasinya, bebas dari
ikatan dengan paket wisata, dikenal dengan sebutan FIT (Free Individual
Travel). Meskipun demikian, kelompok ini acapkali menggunakan juga jasa
biro perjalanan dalam hal pemesanan tiket atau kamar hotel;
b. Jarak perjalanannya.
 Jarak dekat (short-haul); pada umumnya jarak perjalanan dinilai dari lamanya
penerbangan yang ditempuh secara nonstop. Dalam hal jarak dekat tidak lebih
dari 3 jam. Berbeda dengan ketentuan yang berlaku internasional, short-haul
untuk penerbangan domestik pada umumnya ditetapkan tidak lebih dari 1,5
jam lamanya, yaitu dengan jarak sekitar 500 mil (atau setara dengan 800 km);

Hal - 11
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

 Jarak menengah (medium-haul), lama perjalanan udara nonstop antara 3 jam


s/d 6 jam;
 Jarak jauh (long-haul), meliputi perjalanan udara nonstop lebih dari 6 jam,
yang lazimnya menggunakan pesawat berbadan lebar yang mampu terbang
nonstop minimal 6-7 jam. Dewasa ini, banyak pesawat yang dioperasikan oleh
airlines secara non-stop menjelajahi udara dalam waktu 11 s/d 13 jam
penerbangan.
c. Moda transportasi yang digunakan.
 Transportasi di permukaan bumi (surface transport), baik di darat maupun di
laut dan/atau kombinasi antara laut (kapal pesiar / cruise) dan darat;
 Transportasi udara (air transport).
d. Motivasi perjalanan.
 Motivasi bisnis (busness tourism), yang dirinci lebih jauh atas sub-motive (TICO
= trade, idustrial, commercial, official dan MICE = meeting, incentive,
conference / convention, exhibition);
 Motivasi pesiar (leisure/pleasure travel), yang juga dirinci atas beberapa sub-
motive lebih lanjut (NATURAL = adventure, agricultural/agro, marine, special
interest, health, dsb. serta CULTURAL = historical, educational, family visit,
religious, sport, dsb.)
e. Kelompok jenis kelamin (gender).
 Wisata wanita (female tourism);
 Wisata pria (male tourism).
f. Kelompok usia.
 Wisata muda/remaja (youth tourism);
 Wisata dewasa (adult tourism); kelompok ini bisa dipecah lebih lanjut dengan
 Wisata lansia (senior tourism, elderly tourism).
g. Sifat kegiatan selama perjalanan
 Wisata aktif (active tourism);
 Wisata pasif (passive tourism).
h. Lokasi destinasi
 Wisata domestik (domestic tourism);
 Wisata regional (regional tourism);

Hal - 12
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

 Wisata internasional (international tourism);


 Wisata desa (rural tourism);
 Wisata kota (urban tourism), dsb.
Pedoman Penyusunan Pola Perjalanan (Travel Pattern) Kementerian Pariwisata 2012
menyatakan bahwa ada beberapa teknik dalam menulis uraian pola perjalanan
destinasi yaitu:

Satu pola perjalanan dari sebuah destinasi, tidak diuraikan atau dikelompokkan
dalam sub-destinasi.
Uraian dari destinasi secara umum dan uraian dari Kabupaten/Kota yang ada di
destinasi tersebut.ulau-pulau yang ada di suatu wilayah juga merupakan destinasi
wisata. Defenisi ini pariwisata (atau kawasan wisata) adalah “kawasan geografis yang

berada d
Deskripsi pola perjalanan destinasi yang bersifat umum dibuat terlebih dahulu,
setelah itu dibuat pola-pola perjalanan destinasi di setiap Kabupaten/Kota.

a. Uraian dari destinasi secara umum, lengkap dengan informasi dari Kabupaten/Kota
berdasarkan alur perjalanan tanpa memberikan informasi yang terkotak-kotak dari
Kabupaten/Kota di destinasi tersebut.

Hal - 13
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

Deskripsi pola perjalanan destinasi yang bersifat umum dibuat terlebih dahulu,
setelah itu dibuat pola-pola perjalanan yang khusus, misalnya pola jalur utara,
pola jalur selatan, dsb.
Selain hal tersebut diatas pola perjalanan dapat juga disususn secara tematik atau
berdasarkan minat wisatawan dan jenis wisata, misalnya pola perjalanan wisata
adventure, pola perjalanan wisata budaya, dsb.

Secara umum pola perjalanan agar menarik bagi wisatawan harus bisa
menawarkan Something to see, something to do dan something to buy yang sesuai
dengan keinginan dan minat wisatawan.

Konsep Paket Wisata:


Paket wisata adalah adalah produk perjalanan yang dijual oleh suatu perusahaan
biro perjalanan atau perusahaan transport yang bekerja sama dengannya dimana
harga paket wisata tersebut telah mencakup biaya perjalanan, hotel ataupun fasilitas
lainnya (Suwantoro: 1997). Lebih jauh Nuriata menyatakan bahwa Paket wisata
(package tour) adalah suatu perjalanan wisata dengan satu atau beberapa tujuan
kunjungan yang disusun dar beberapa, minimal dua fasilitas perjalanan tertentu
dalam suatu acara perjalanan yang tetap serta dijual sebagai harga tunggal yang
menyangkut seluruh komponen dari perjalanan wisata (Nuriata, 2014).

Seperti halnya produk wisata yang lain sebuah perjalanan wisata juga merupakan
gabungan dari beberapa komponen yaitu:

Hal - 14
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

alam
Sumber: Fay, 1992

Gambar E-2. Komponen Perjalanan Wisata


Dalam:https://taufikzk.wordpress.com/2016/02/01/pengertian-dan-komponen-paket-
wisata//[1 Juni 2017]) komponen paket wisata dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Sarana transportasi
Sarana transportasi terkait dengan mobilisasi wisatawan, tetapi transportasi tidak
hanya dipakai sebagai sarana untuk membawa wisatawan dari satu tempat ke
tempat lain saja, namun juga dipakai sebagai atraksi wisata yang menarik.
b. Sarana akomodasi
Sarana akomodasi dibutuhkan apabila wisata diselenggarakan dalam waktu lebih
dari 24 jam dan direncanakan untuk mengunakan sarana akomodasi tertentu
sebagai tempat menginap.
c. Sarana makanan dan minuman
Dilihat dari lokasi ada restoran yang berada di hotel dan menjadi bagian atau
fasilitas hotel yang bersangkutan, ada pula restoran yang berdiri sendiri secara
independen.
d. Obyek dan atraksi wisata
Objek dan atraksi wisata dapat dibedakan atas dasar asal-usul yang menjadi
karakteristik objek atau atraksi tersebut, yaitu wisata alam, wisata sejarah, wisata
budaya, wisata ziarah dan wisata hiburan.
e. Sarana hiburan
Hiburan pada hakikatnya adalah salah satu atraksi wisata. Hiburan bersifat massal,
digelar untuk masyarakat umum dan dan bahkan melibatkan masyarakat secara

Hal - 15
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

langsung serta tidak ada pemungutan biaya yang menikmatinya, dimana hiburan
semacam ini disebut amusement.
f. Toko cenderamata
Toko cenderamata erat kaitannya dengan oleh-oleh atau kenang-kenangan dalam
bentuk barang tertentu.
g. Pramuwisata dan pengatur wisata (guide dan tour manager)
Pramuwisata dan pengatur wisata adalah petugas purna jual yang bertindak
sebagai wakil perusahaan yang mengelola wisata untuk membawa, memimpin,
memberi informasi dan layanan lain kepada wisatawan sesuai dengan acara yang
disepakati.

Konsep Peta Wisata:


Peta pariwisata adalah peta yang menggambarkan atau menjelaskan lokasi-lokasi
tempat tujuan wisata di dalam suatu kota atau kabupaten dan lainnya, diantaranya
wisata seperti menikmati keindahan alam, sejarah terbentuknya ada juga wisata
religius dengan peta digital yang sudah menggabungkan informasi pariwisata
diharapkan bisa menjelaskan arah dan tujuan ke tempat wisata tersebut dan sedikit
menolong para turis untuk sampai ke tempat tujuan wisata tanpa kesulitan sehingga
akan mengurangi cost biaya tinggi
(http://sistiminformasigeografi.blogspot.co.id/2013/01/membuat-peta-pariwisata-
interaktif.html//[1 Juni 2017]).
Unsur-unsur yang harus terdapat dalam peta wisata diantaranya adalah:
a. Judul yang menunjukkan informasi apa yang terkandung dalam suatu peta.
Judul ini dapat diletakkan dimana saja di suatu tempat yang kosong agar tidak
mengganggu informasi utama.
b. Orientasi atau penunjuk arah yang dalam hal ini divisualisasikan dalam bentuk
mata angin.
c. Skala peta yang merupakan perbandingan jarak pada peta dengan jarak sebenarnya
yang ada di lapangan. Skala ini berguna jika kita ingin menghitung jarak objek di
lapangan tanpa harus melakukan pengukuran secara langsung di lapangan.

E.1.2 Pendekatan Pariwisata Berkelanjutan

Hal - 16
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

Pendekatan pariwisata berkelanjutan merupakan suatu pendekatan yang didasarkan pada


konsep pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan (environmental and
sustainable development approach). Dalam pendekatan ini, sektor pariwisata direncanakan,
dikembangkan, dan dikelola sedemikian rupa sehingga sumber daya alam ( natural resources)
dan budaya tidak habis atau menurun, tetapi terpelihara sebagai sumber daya yang hidup terus
menjadi dasar permanen untuk penggunaan terus-menerus di masa depan. Pengembangan
pariwisata dilakukan dengan berdasar pada prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan
sehingga, dalam prakteknya, keluarannya adalah keputusan-keputusan (swasta, publik, maupun
korporasi) yang berkontribusi pada program pengembangan yang terkoordinasi untuk
komunitas di tingkat regional dan nasional. pendekatan pariwisata berkelanjutan mengandung
tiga prinsip, yaitu:

1. Perencanaan strategis
2. Sistem kontrol yang kooperatif dan terintegrasi
3. Koordinasi mekanisme, terutama antara pemerintah, industri wisata, dan komunitas
setempat

Prinsip-prinsip yang diterapkan di dalam pendekatan pariwisata berkelanjutan diantaranya


adalah:

‐ Partisipasi ‐ Daya dukung


‐ Keterlibatan semua pihak ‐ Monitoring dan evaluasi
‐ Kepemilikan modal ‐ Tanggungjawab
‐ Sumber daya yang berkelanjutan ‐ Pelatihan
‐ Tujuan-tujuan dirumuskan oleh ‐ Promos
komunitas

Elemen-elemen strategis pada rencana dan kebijakan biasanya termasuk:

‐ Infrastruktur penunjang wisata-transportasi, air, energi dan pembangkitnya, pembuangan


limbah/sampah, cara mengkontrol polusi, telekomunikasi
‐ Pembangunan khusus untuk wisata termasuk berbagai macam akomodasi, resort, restoran,
pusat perbelanjaan, pelayanan penunjang, kendaraan, rekreasi dan hiburan, sistem
pelayanan kesehatan dan keamanan pertunjukkan dan atraksi

Hal - 17
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

‐ Penilaian dan evaluasi dampak (termasuk pengukuran daya dukung) pengembangan


wisata, misalnya untuk bidang-bidang ekonomi, lingkungan, komunitas setempat, budaya
dan peninggalannnya
‐ Pendanaan, pemasaran, promosi, dan sistem informasi
‐ Sadar wisata nya komunitas setempat dan program-program pengembangan sumber daya
manusia

Dalam pendekatan ini, analisis daya angkut/muat (carrying capacity analysis) merupakan suatu
teknik yang penting digunakan.

E.1.3 Pendekatan Sistem Kepariwisataan

Dalam Undang-undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, daya tarik wisata
didefinisikan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa
keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi ssaran atau
tujuan kunjungan wisatawan. Merujuk pada definisi ini, keberadaan daya tarik wisata
merupakan faktor utama yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu lokasi.
Oleh karena itu, pengembangan daya tarik wisata ini menjadi penting dalam rangka
pengembangan sektor pariwisata. Permasalahan yang muncul adalah bahwa keberadaan daya
tarik wisata dan pengembangannya seringkali tidak dilihat dalam satu kesatuan sistem
kepariwisataan yang utuh. Gunn (1972, 2002) mengatakan bahwa pariwisata digerakkan oleh
dua kekuatan utama, yaitu elemen permintaan (demand) dan elemen sediaan (supply).

Gambar E-3. Model Sistem Pariwisata Menurut Claire A. Gunn Sumber: Tourism
Planning, Gunn (2002)
Hal - 18
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

Model pariwisata Gunn menekankan bahwa pariwisata tidak dapat direncanakan tanpa
memahami hubungan-hubungan saling mempengaruhi di antara elemen-elemen sediaan
(supply) pariwisata, terutama jika mengingat elemen-elemen sediaan tersebut sangat terkait
dengan permintaan (demand) pasar. Melalui model pariwisatanya, Gunn menggarisbawahi sisi
permintaan dan sisi sediaan pariwisata sebagai penggerak utama pariwisata, dimana sisi sediaan
pariwisata terbentuk oleh interaksi antara komponen-komponen daya tarik, transportasi,
jasa/layanan, informasi, dan promosi. Dari model Gunn ini juga dapat dilihat bahwa daya tarik
wisata merupakan elemen penting dari kesatuan elemen supply yang membentuk keseluruhan
sistem pariwisata.

Secara teori, daya tarik wisata merupakan bagian dari keseluruhan sistem pariwisata. Mill dan
Morrisson (1985 dalam Kusen 2010) menyatakan bahwa sistem kepariwisataan dibentuk oleh 4
(empat) segmen kunci yang digambarkan sebagai empat kuadran, yaitu: 1) pasar (the market);
2) travel; 3) destinasi wisata (tourist destinations); dan 4) pemasaran (marketing). Di dalam
sistem ini, daya tarik wisata menempati posisi penting di kuadran destinasi wisata.

Gambar E-4. The Tourism System Menurut Mill dan Morrisson


Sumber: Kusen, 2010

Hal - 19
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

Oleh karena pentingnya sebuah daya tarik wisata dilihat dari keseluruhan sistem pariwisata,
maka sebuah sistem pariwisata haruslah dikembangkan dalam kerangka destinasi wisata sejak
daya tarik wisata berada dalam sebuah destinasi wisata, di mana mereka membentuk dasar dari
produk destinasi pariwisata dan menentukan fitur dasar dari produk tersebut.

E.1.4 Amanat Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Kepariwisataan

Pasal 7 : Pembangungan Kepariwisataan meliputi:

1. Industri Pariwisata:

“Pembangunan struktur (fungsi, hirarkhi, hubungan) industri pariwisata, daya saing produk
pariwisata, kemitraan usaha pariwisata, kredibilitas bisnis. Dan tanggung jawab thd
lingkungan alam dan sosial budaya”

2. Destinasi Pariwisata:

“Pembangunan daya tarik wisata, pembangunan prasarana, pembangunan fasilitas umum,


pembangunan fasilitas pariwisata serta Pemberdayaan masyarakat, secara terpadu dan
berkesinambungan”.

3. Pemasaran:

“Pemasaran pariwisata bersama terpadu dan berkesinambungan dengan melibatkan


seluruh pemangku kepentingan serta pemasaran yang bertanggung jawab dalam
membangun citra Indonesia sebagai destinasi pariwisata yang berdaya siang”

4. Kelembagaan Kepariwisataan:

“Pengembangan organisasi pemerintah, pemerintah daerah, swasta dan masyarakat,


pengembangan sumber daya manusia, regulasi dan mekanisme operasional di bidang
kepariwisataan”

Pasal 9, ayat 5 UU NO. 10 /2009 :

“Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan sebagaimana dimaksud (4) meliputi


perencanaan pembangunan industri pariwisata, destinasi pariwisata, pemasaran dan
kelembagaan kepariwisataan”.

Penjelasan UU NO. 10/2009, pasal 7 huruf b :

Hal - 20
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

“Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan pembangunan destinasi pariwisata antara lain
pemberdayaan masyarakat, pembangunan daya tarik, pembangunan prasarana,
penyediaan fasilitas umum, serta pembangunan fasilitas pariwisata secara terpadu dan
berkesinambungan”.

Bab VIII , UU NO 10/2009 Kewenangan Pemerintah dan Pemerintah Daerah :

‐ Bab VIII Pasal 28 huruf e

“ Pemerintah berwenang : menetapkan destinasi pariwisata nasional”

‐ BAB VIII Pasal 29 huruf d

“Pemerintah Provinsi berwenang : menetapkan destinasi pariwisata provinsi”

‐ BAB VIII Pasal 30 huruf b

“Pemerintah Kabupaten/Kota berwenang menetapkan destinasi pariwisata


kabupaten/kota”

E.2 METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Dalam pekerjaan Penyusunan Master Plan Dan DED Kawasan Wisata Prioritas Provinsi
Kalimantan Selatan, terdiri dari beberapa tahapan proses metodologi pekerjaan, yaitu
meliputi:

Gambar E-5. Proses Input Output Pekerjaan


Hal - 21
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

Hal - 22
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

Gambar E-6. Kerangka Pikir

Hal - 23
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

E.2.1 Metode Pengumpulan Data

Dalam kegiatan PENYUSUNAN MASTER PLAN GEOPARK NGARAI SIANOK MANINJAU , proses
pengumpulan data dan informasi akan dilakukan melalui 3 (tiga) bentuk, yaitu observasi
lapangan, wawancara, dan survey sekunder.

1. Observasi Lapangan dan Pemetaan Fisik

Survei ini membutuhkan kepekaan pengamat terhadap atribut alam, budaya, fisik
(tangible) maupun nonfisik (intangible) yang dilakukan untuk memperoleh data dan
informasi yang khusus. Dapat berupa:

‐ Keberadaan lokasi daya tarik wisata dan sumberdaya wisata;


‐ Situasi hasil pembangunan (prasarana dasar maupun sarana penunjang pariwisata
yang sudah ada maupun yang belum ada/perlu dibangun);
‐ Kondisi fisik aksesibilitas menuju dan di dalam kawasan dan tiap daya tarik wisata,
termasuk kondisi sarana prasarana entrance/exit/transit wisatawan;
‐ Perilaku sosial budaya dan perekonomian masyarakat/pengusaha/wisatawan.

Observasi lapangan ini menghasilkan data dan informasi yang melengkapi dan
menjelaskan tentang suatu situasi tertentu dan juga komplementer dalam arti melengkapi
apa yang tidak ada dalam bentuk laporan atau tidak akan diketahui tanpa observasi yang
bersifat purposif. Observasi lapangan perlu disertai dengan pengambilan foto untuk
dapat menggambarkan dengan lebih jelas tentang objek, suasana atau peristiwa yang
menjadi perhatian.

Dalam pelaksanaannya observasi lapangan ini dilakukan bersamaan dengan pemetaan


fisik. Tujuan pemetaan adalah untuk menciptakan sistem informasi kepariwisataan,
dengan sasaran masing-masing lingkup materi terdiri mencakup beberapa komponen
sebagai berikut:

1. KONSERVASI 2. EDUKASI DAN 3. PENGEMBANGAN 4. PENGEMBANGAN


PENELITIAN KEPARIWISATAAN KELEMBAGAAN
a. perlindungan dan a. edukasi terkait a. pengembangan a. pengembangan
pelestarian; geopark kepada keterpaduan sistem pengelolaan
b. daya dukung dan masyarakat dan perwilayahan geopark;
daya tampung wisatawan; pariwisata dan b. pembentukan dan
lingkungan; b. pengembangan Geopark; penguatan Pengelola

Hal - 24
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

c. mitigasi bencana; pelatihan; b. pengembangan Geopark;


d. antisipasi c. pengembangan keragaman geologi, c. pengembangan
perubahan iklim. penelitian. serta lembaga pendukung;
keanekaragaman d. pengembangan kerja
hayati dan sama dan/atau
keragaman budaya kemitraan.
terkait sebagai daya
tarik wisata;

c. pembangunan
aksesibilitas;
d. pembangunan
fasilitas pariwisata,
fasilitas umum, dan
prasarana umum
pendukung geopark;
e. pemberdayaan
masyarakat dan
pengembangan usaha
masyarakat;
f. pengembangan
ekonomi kreatif;
g. pengembangan
investasi di Geopark;
h. pemasaran Geopark
sebagai destinasi
pariwisata;
i. pengembangan
sumber daya
manusia.

Pelaksanaan pemetaan fisik ini dilakukan dengan melakukan langkah-langkah sebagai


berikut.

‐ Siapkan data sekunder tentang sumberdaya wisata dan daya tarik wisata yang sudah
terdaftar;
‐ Survei akan dilakukan dengan menelusuri jalur entrance untuk berhenti di berbagai
tempat yang sudah teridentifikasi (data sekunder) maupun spot yang menarik yang
ditemukan dalam perjalanan;
‐ Lokasi dan situasi akan direkam dalam bentuk audio visual, untuk diolah di lab.
pemetaan kemudian;

Hal - 25
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

‐ Untuk setiap titik ada tiga jenis informasi:


 posisi geografik yang di ‘tagging’ ke dalam peta dasar maupun peta Google;
 informasi dalam bentuk foto untuk memudahkan pihak lain membayangkan apa
yang ada; dan
 informasi dalam bentuk verbal, kesan tim terhadap sumberdaya wisata dan daya
tarik wisata, yang kemudian ditambahkan ke dalam deskripsi substantif.
‐ Selain sumberdaya dan daya tarik, termasuk dalam ‘objek’ yang dipetakan adalah
sarana dan atau fasilitas yang dapat menunjang perjalanan wisatawan (akomodasi,
tempat makan, tempat istirahat, pompa bensin, dan lain sebagainya);
‐ Catat juga kondisi lapangan, misalnya jalan rusak, lalu lintas padat dan informasi lain
yang dapat ditangkap.

Sekembalinya dari lapangan, informasi yang diperoleh dari survei pemetaan ini segera
diolah dalam bentuk digital sampai informasi dapat ditayangkan. Peta ini akan dilengkapi
dari waktu ke waktu dan bersifat dinamik, sewaktu-waktu dapat dimutakhirkan.

2. Wawancara/Penyebaran Kuesioner

Metode wawancara dilakukan kepada pihak-pihak yang terkait dengan substansi studi
serta dianggap relevan dan dapat mewakili. Wawancara yang digunakan adalah
wawancara dengan pertanyaan yang bersifat terbuka (open question) dan wawancara
semi terstruktur. Wawancara dengan pertanyaan yang bersifat terbuka, memudahkan
responden tetapi juga sekaligus memberi kesempatan untuk memberikan jawaban yang
bebas, tidak menggiring ke berbagai pilihan jawaban yang sudah disediakan. Dengan
pertanyaan terbuka ini ada kesempatan untuk:

a. Menghindari bermacam-macam kesalah pahaman;


b. Memperoleh keterangan secara mendalam;
c. Mendorong responden guna bekerja sama dengan pewawancara secara lebih erat;
dan
d. Interpretasi tentang ciri-ciri, kepercayaan, sikap dan pendapat responden dapat
dilakukan secara lebih tepat.

Wawancara semi terstruktur bertujuan untuk memahami lebih lanjut fenomena yang
terjadi/dihadapi di dalam Wisata Kawasan Wisata Prioritas Provinsi Kalimantan Selatan.

Hal - 26
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

Dalam metode ini, penanya sudah memiliki basis pemahaman tertentu dan untuk
memastikannya digunakan pertanyaan dan pilihan jawaban standar, tetapi membuka
peluang dapat berubah pada saat terjadinya wawancara, tergantung situasi dan
kemungkinan perbedaan yang didapat pada saat wawancara. Adapun poin-poin
wawancara dilakukan kepada:

‐ Pemilik/pengelola daya tarik wisata untuk mengetahui pengelolaan secara leih rinci
terkait daya tarik wisata;
‐ Wisatawan terkait karakteristik sosial budaya mereka;
‐ Pemerintah daerah provinsi atau kabupaten/kota setempat terkait isu permasalahan
serta rencana pembangunan terkait kepariwisataan;
‐ Pihak pemilik/pengelola usaha pariwisata dan asosiasi sektor pariwisata terkait untuk
mengetahui data secara lebih rinci yang berkaitan dengan pengelolaan, wisatawan,
masyarakat, dan lain sebagainya;
‐ Komunitas masyarakat terkait kondisi sosial budaya dan perekonomian masyarakat
setempat, serta isu permasalahan akibat adanya kegiatan pariwisata.

3. Survei Sekunder

Survei sekunder yang dilakukan dalam kegiatan ini dilakukan melalui survey instansional
dan survey internet. Untuk survey instansional dilakukan pada dinas atau lembaga terkait
pengelolaan kepariwisataan di Wisata Kawasan Wisata Prioritas Provinsi Kalimantan
Selatan. Adapun data yang dikumpulkan berupa:

‐ Hasil inventarisasi pariwisata yang dikeluarkan oleh pemerintah provinsi atau


kabupaten/kota terkait;
‐ Hasil inventarisasi pariwisata yang disusun oleh badan promosi pariwisata daerah
baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota terkait;
‐ Hasil inventarisasi sarana penunjang pariwisata oleh asosiasi terkait seperti PHRI,
ASITA, HPI, Swisscontact, OFI, dll;
‐ Hasil inventarisasi prasarana dasar sebagai penunjang kegiatan pariwisata yang
dikeluarkan oleh pemerintah provinsi atau kabupaten/kota terkait seperti Dinas
Pariwisata, Dinas PU, BAPPEDA, BPS, BLH, Perhubungan, BTNTP, dll;

Hal - 27
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

‐ Dokumen RTRW serta RIPPDA sebagai acuan untuk melihat perencanaan tata ruang
(terkait sarana prasarana) serta kegiatan pariwisata yang direncanakan yang disusun
oleh pemerintah provinsi atau kabupaten/kota terkait.

Survei internet dilakukan dengan memanfaatkan media sosial dan media lainnya yang
berbasis web. survei internet dilakukan untuk menunjang kelengkapan data dan informasi
terutama dalam penyusunan profil kawasan. Survei ini juga dilakukan untuk membuka
wawasan awal mengenai karakteristik kepariwisataan di Wisata Kawasan Wisata Prioritas
Provinsi Kalimantan Selatan. Adapun data dan informasi yang diupayakan melalui
metode ini antara lain:

a. Daftar dan karakteristik daya tarik wisata;


b. Daftar dan kondisi sarana prasarana penunjang pariwisata;
c. Karakteristik pasar wisatawan;
d. Isu dan permasalahan terkait pariwisata yang terjadi;
e. Kebutuhan akan penyediaan sarana prasarana penunjang pariwisata.

E.2.2 Metode Analisis

A. Analisis Kebijakan

Analisis kebijakan merupakan salah satu alat untuk menilai suatu kebijakan atau melalui
tahapan-tahapan yang teratur dengan sifat pejdekatan yang sistematik (systematic
approach). Sebagai suatu pendekatan, analisa kebijakan ini diposisikan sebagai suatu cara
pandang dalam penyelesaian pelaksanaan pekerjaan, dimana dilihat akar pemasalahan
dari suatu kebijakan yang melatarbelakanginya. Kebijakan-kebijakan yang terkait dengan
pelaksanaan pekerjaan dikaji dengan seksama, dimana dalam hal ini difokuskan pada
identifikasi isu, potensi, permasalahan, dan kendala dalam implementasi kebijakan
tersebut. Berdasarkan kajian tersebut dirumuskan kebutuhan-kebutuhan yang perlu untuk
dilengkapi. Dengan bertitik tolak pada pemahaman ini, pendekatan analisis kebijakan
dilakukan dengan 3 (tiga) tahapan besar yang membentuk suatu keterkaitan satu sama
lain, yaitu:

1. Tahap Analisis Kebijakan. Tahap ini merupakan tahap dimana dilakukan


analisis/kajian terhadap kebijakan yang melatarbelakangi atau yang terkait. Analisis

Hal - 28
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

dilakukan terhadap (1) situasi dan kondisi dikeluarkannya kebijakan, (2) muatan
materi dalam kebijakan, (3) pengimplementasian, dan (4) dampak yang ditimbulkan.
2. Tahap Pemetaan Permasalahan. Berdasarkan hasil analisis kebijakan tersebut,
dilakukan pemetaan terhadap permasalahan-permasalahan yang muncul, sampai
diperoleh inti permasalahannya.
3. Tahap Perumusan Kebutuhan. Tahap ini merupakan tahap dimana dilakukan
perumusan terhadap kebutuhan untuk memperbaiki/ menyempurnakan/ merubah
kebijakan tersebut.

B. Analisis Pariwisata Terhadap Lingkungan (Multiplier Effect)

Analisis ini meliputi analisis lingkungan alam, sosial budaya dan ekonomi. Dalam proses
analisis ini akan digunakan berbagai cara analisis yang sesuai dengan jenis dan
ketersediaan data. Juga dilibatkan pula berbagai pihak dan pakar dari bidang-bidang
yang terkait sehingga di dapat hasil analisis yang lebih komprehensif. Analisis sosial
budaya akan menghasilkan arahan kebijakan sosial budaya. Analisis ekonomi akan
menghasilkan potensi ekonomi dari pariwisata yang apat dimanfaatkan oleh masyarakat
untuk terlibat di dalamnya, termasuk akivitas promosi apa yang harus dilakukan dan
melibatkan pihak-pihak terkait. Ketiganya kemudian diselaraskan dengan analisis
kebijakan pendukung pariwisata untuk mendapatkan arahan pengembangan Penyusunan
Masterplan dan DED Kawasan Wisata Prioritas Provinsi Kalimantan Selatan secara lebih
komprehensif.

C. Analisis Pasar Pariwisata

Analisis pasar pariwisata ini dilakukan dengan metode Tourism Opportunity Spectrum
(TOS). Secara detail, TOS menganut asumsi bahwa spektrum pengukuran dan penilaian
indikator perencanaan yang digunakan haruslah:

1. Dapat diamati dan diukur;


2. Secara langsung dapat dikendalikan di bawah manajemen control;
3. Terkait langsung dengan preferensi wisatawan dan mempengaruhi keputusannnya
untuk melakukan wisata atau tidak ke tempat tersebut;
4. Mempunyai karakteristik dengan kondisi tertentu.

Hal - 29
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

Elemen-elemen dalam konsep TOS, adalah sebagai berikut:

1. Aksesibilitas, dalam pengembanga pariwisata sebagai sebuah sistem, faktor


aksesibilitas, baik berupa perencanaan perjalana, penyediaan informasi mengenai
rute dan destinasi, ketersediaan sarana transportasi, akomodais, atapun kemudahan
lain untuk mencapai destinasi menjadi penentu berhasilnya pelung pengembangan
destinasi.
2. Kompatibilitas dengan kegiatan lain, pengembangan destinasi pariwisata sangat
ditentukan oleh kompatibilitasnya terhadap aktivitas lian di akwasan pengembangan.
Sifat interdependensi, baik sumber daya maupun dampak suatu kegiatan di suatu
kawasan terhadap kawasan lain , menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan
pengembangan destinasi pariwisata.
3. Karakteristik sarana pariwisata
Peneyediaan sarana pariwisata sangat menentukan peluang pengembangan sebuah
desnitasi pariwisata. On-site management, penataan sarana pariwisata, termasuk
dalamnya pengadaan fasilitas baru, penanaman atau introduksi vegetasi, akomodasi,
tempat perbelanjaan, fasilitas hiburan serta penataan akses langsung ke kawasan.
4. Interaksi sosial
Kedatangan wisatawan pada suatu destinasi wisata, apalagi destinasi yang
mengandalkan sumber daya alam dan kehidupan ekosistem sebagai atraksi
utamanya, mempunyai potensi untuk merusak keseimbangan ekosistem tersebut.
5. Tingkat akseptibilitas komunitas lokal terhadap keberadaan wisatawan
Keberadaan orang baru di suatu wilayah akan mengakibatkan terjadinya
kseseimbangan baru pada sistem sosial di wilayah tersebut untuk memastikan sistem
sosial tersebut tetap stabil. Kestabilan tersebut dapat dicapai baik melalui mekanisme
damai atau konflik terlebih dahulu.
6. Derajat manajemen kontrol
Derajat manajemen kontrol mencerminkan kelenturan pengelolaan destinasi wisata.
Kecenderungan wisata ke depan adalah penonjolan pengalaman pribadi yang
memerlukan kecermatan pengelolaan detinasi wisata agar mampu memuaskan sifat
petuangan dari wisatawan.

D. Analisis Makro dan Mikro Pengembangan Pariwisata


1. Analisis Makro Pengembangan Kawasan

Hal - 30
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

Analisis ini diarahkan untuk meninjau peran dan fungsi kawasan perencanaan dalam
konstelasi wilayah yang lebih luas. Analisis makro pengembangan kawasan ini
meliputi:
Analisis kemampuan tumbuh dan berkembang kawasan, yang didasarkan pada
fungsinya dalam wilayah perkotaan serta potensi wilayah yang dapat
dikembangkan sebagai kawasan perkotaan yang mewadahinya.
Analisis kedudukan dan fungsi kawasan perencanaan dalam konstelasi provinsi
dan daerah.
Analisis pengaruh kebijaksanaan sektoral dan regional terhadap perkembangan
sektor-sektor kegiatan dalam kawasan perencanaan serta pengembangan fisik
kawasan perencanaan.
2. Analisis Mikro Pengembangan Kawasan
Analisis internal diarahkan untuk memahami potensi dan permasalahan
pengembangan kawasan perencanaan yang akan dikembangkan, yang mencakup
aspek-aspek: struktur tata ruang kota, kebutuhan ruang, sarana-prasarana, serta analisis
tapak untuk pengembangan kawasan yang diprioritaskan. Cakupan analisis ini adalah:
Analisis struktur tata ruang kawasan perencanaan, menilai potensi fisik dasar
kawasan untuk mengakomodasikan perkembangan kawasan, kecenderungan
perkembangan kawasan terbangun, pola penggunaan lahan, serta keterkaitan antar
kawasan fungsional kota yang akan dikembangkan.
Analisis kondisi sarana-prasarana di Kawasan Perencanaan, menilai tingkat
pelayanan sarana-prasarana saat ini dan kebutuhan pengembangannya di masa
yang akan datang.
Analisis fisik dan lingkungan kawasaan perencanaan, meliputi :
a. Analisis Topografi
Analisis topografi ini bertujuan untuk mengetahui daya dukung lahan di
kawasan perencanaan berdasarkan ketinggian dan kemiringan lereng.
b. Analisis Geomorfologi
Analisis geomorfologi ini bertujuan untuk mengetahui daya dukung lahan di
kawasan perencanaan berdasarkan jenis tanah, bentuk permukaan tanah,
kondisi geologi, dan sifat khas tanah (tekstur, profil dan lain sebagainya).
c. Analisis Hidromorfologi

Hal - 31
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

Analisis hidromorfologi ini bertujuan untuk mengetahui daya dukung lahan di


kawasan perencanaan berdasarkan kondisi air permukaan tanah dan di bawah
permukaan tanah yang akan berpengaruh dalam menentukan kawasan
terbangun dan kawasan lindung di dalam kawasan perencanaan.
d. Analisis Fisiografi
Analisis fisiografi ini bertujuan untuk mengetahui potensi dan kendala lahan di
kawasan perencanaan berdasarkan potensi bencana alam dan kandungan
sumberdaya alam (mineral dan bahan galian).
e. Analisis Vegetasi
Analisis vegetasi ini bertujuan untuk mengetahui daya dukung lahan di
kawasan perencanaan berdasarkan jenis vegetasi dan kerapatan vegetasi.

Analisis Kependudukan
Analisis kependudukan bertujuan untuk mengetahui jumlah, kepadatan dan struktur
penduduk di sekitar kawasan perencanaan sebagai dasar pertimbangan dalam
menentukan jumlah kebutuhan fasilitas serta sarana dan prasarana di kawasan
perencanaan yang nantinya dapat juga dimanfaatkan oleh penduduk di sekitarnya.
Analisis Kelembagaan
Analisis kelembagaan ini diarahkan untuk mengkaji kebutuhan dan kinerja
kelembagaan dalam mendukung upaya pengembangan kawasan perencanaan dan
peningkatan kualitas hidup masyarakatnya yang didasarkan pada standar
kebutuhan.
Analisis Ekonomi
Analisis ekonomi ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan perekonomian yang
berpotensi untuk dijadikan sebagai sektor dasar yang diharapkan dapat
mengerakkan kegiatan perekonomian di kawasan perencanaan. Selanjutnya, hasil
analisis ini dapat digunakan dalam penataan konfigurasi fisik bangunan di kawasan
perencanaan.
Analisis Sosial-Budaya
Analisis sosial budaya ini bertujuan untuk mengetahui aspek sosial (adat dan
budaya) masyarakat yang berpengaruh terhadap penampilan fisik bangunan di
kawasan perencanaan.

Hal - 32
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

Analisis Struktur Tata Ruang Kawasan


Analisis struktur tata ruang kawasan ini bertujuan untuk mengetahui potensi dan
permasalahan yang terkait dengan hirarki satuan-satuan permukiman/pusat
pelayanan, jangkauan pelayanan dan interaksi antara pusat-pusat pelayanan di
dalam kawasan perencanan terhadap kawasan lainnya.
Analisis Pola Pemanfaatan Ruang
Analisis pemanfaatan ruang ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian
pemanfaatan lahan (kesesuaian ekonomi, fisik dan sosial) dan daya dukung lahan di
kawasan perencanaan.

E. Analisis keterpaduan program dan sinkronisasi pembangunan infrastruktur;

Sinkronisasi program dapat diartikan sebagai penyelarasan program/perencanaan


penelitian dan pengkajian komoditas dengan disiplin ilmu/antar sektor pada berbagai
potensi sumberdaya sehingga terwujud sistem yang sesuai daya dukung lingkungan dan
sosialekonomi (suitable), dapat diterapkan (feasible), menguntungkan (profitable) dan
diterima oleh masyarakat petani/peternak (acceptable).
Jadi, sinkronisasi program/perencanaan penelitian dan pengkajian adalah instrumen
kebijakan untuk mempromosi kegiatan penelitian dan pengkajian lintas komoditas dan
disiplin /sektor dengan menggunakan pendekatan sistem. Instrumen kebijakan ini perlu
diterapkan berdasarkan pengalaman sebelumnya, bahwa:
‐ keterkaitan antara program sangat longgar,
‐ sekotral menyusun rencana dan menangani permasalahan secara sendiri-sendiri,
‐ penggunaan sumberdaya alam saling tumpang-tindih, dan
‐ pemanfaatan anggaran tidak efisien.
Beberapa langkah yang dapat digunakan dalam sinkronisasi program antara lain melalui
kegiatan diskusi sinkronisasi. Diskusi, adalah suatu metode yang digunakan untuk
menggali informasi yang akurat dan mendalam dari para pelaku dan pemangku
kepentingan, dimana informasinya seringkali tidak tercatat di dalam suatu dokumen dan
berdasarkan pada pengalaman yang terjadi di lapangan. Selain itu, diskusi juga dilakukan
untuk mencari titik temu terhadap suatu permasalahan yang melibatkan banyak
pemangku kepentingan.
Untuk menganalisis tentang sinkronisasi dalam kegiatan ini Pekerjaan analisis yang akan
dilakukan meliputi :

Hal - 33
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

1. Analisis keserasian kriteria penataan ruang yang digunakan.


Dalam hal ini sebenarnya telah ada kriteria – kriteria yang dijadikan acuan dimulai
dari tingkat nasional hingga lokal yang bersangkutan.
2. Analisis keserasian basis data spasial
Dalam hal ini perlu disetarakan terlebih dahulu basis data spasial yang ada menurut
kedalamannya, yang secara garis besar terdiri atas :
‐ data fisik dan sumber daya alam
‐ data sosial dan kependudukan
‐ data perekonomian

F. Analisis sumber pembiayaan dan kelayakan ekonomi/investasi;

a) Kelayakan Ekonomi
Kajian kelayakan ekonomi dimaksudkan untuk melihat aspek dari aktivitas
investasi (pembangunan dan pengadaan) serta kegiatan operasi dan
pemeliharaan, kelayakan dilakukan dengan memperhatikan beberapa tinjauan
berikut:
 Jumlah Kebutuhan/Demand
Jumlah kebutuhan/permintaan akan kebutuhan pembangunan infrastruktur
akan sangat berpengaruh terhadap kelayakan dalam rencana
pengembangannya. Pelayanan yang tidak sesuai dengan jumlah kebutuhan
akan menyebabkan kurang berfungsi secara optimal.
 Kebutuhan Dana
Dalam pemenuhan kebutuhan akan pembangunan infrastruktur diperlukan
pengadaan sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan, untuk itu
diperlukan dana pada tiap-tiap tahapan pengembangannya yang meliputi
biaya investasi, operasional dan perawatannya.
 EIRR
Analisis dilakukan dengan melakukan evaluasi terhadap Benefit dan Cost
dengan memperhitungkan suatu Discounting Factor/Faktor Diskonto dan
tingkat inflasi.
Economic Internal Rate of Return (EIRR) dinyatakan sebagai suatu tingkat
diskonto (suku bunga) dimana nilai sekarang dari keuntungan adalah sama

Hal - 34
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

besarnya dengan nilai sekarang dari biaya-biaya yang dikeluarkan. Dengan


kata lain EIRR merupakan tingkat diskonto pada kondisi nilai NPV = 0 atau
nilai BCR = 1.0
Metode ini dirumuskan sebagai berikut :
NPVn
E IRR  DF  int ernal( )
NPVp  NPVn
Dimana :
EIRR= Tingkat Pengembalian Ekonomi dan finansial rata- rata
DF = faktor diskonto
Interval = perbedaan antara faktor diskonto rata-rata
NPV p = NPV pada diskonto rata-rata positif
NPV n = NPV pada diskonto rata-rata negatif
Evaluasi kelayakan ini diharapkan dapat berguna bagi pemrakarsa dan instansi
pemerintah lainnya dalam proses pengambilan keputusan, perencanaan dan
penyusunan detail rinci. Sedangkan bagi masyarakat, evaluasi ini akan bermanfaat
sebagai informasi mengenai manfaat (benefit) serta dampak lain yang mungkin
terjadi dengan adanya kegiatan pengembangan transportasi darat.
b) Kelayakan Finansial
Analisa kelayakan finansial untuk pembangunan infrastruktur dilakukan dengan
menggunakan 4 metode, yaitu:
 Metode Net Present Value (NPV)
metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang (present value) dengan
nilai sekarang (present value) penerimaan-penerimaan kas bersih (net cash
flow) dimasa yang akan datang. Apabila nilai sekarang penerimaan-
penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang lebih besar dari pada nilai
sekarang investasi, maka proyek dinyatakan layak sehingga dapat diterima,
sedangkan apabila lebih kecil (NPV negatif), maka proyek dinyatakan tidak
layak dilaksanakan.
 Metode Internal Rate of Return (IRR)
Metode ini menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang
investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa-
masa mendatang. Apabila tingkat bunga ini lebih besar dari pada tingkat

Hal - 35
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

bunga relevan (tingkat keuntungan yang disyaratkan), maka investasi


dinyatakan layak, sedangkan bila lebih kecil dinyatakan tidak layak.
 Metode Payback Period
Metode ini mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali. Karena itu
satuan hasilnya bukan presentase, melainkan satuan waktu (bulan, tahun
dan sebagainya). Jika periode payback ini lebih pendek daripada yang
disyaratkan, maka proyek dinyatakan layak, sedangkan jika lebih lama maka
proyek dinyatakan tidak layak untuk dilaksanakan.
 Metode Benefit Cost Ratio (BCR)
Metode ini membandingkan antara manfaat yang dihasilkan dengan biaya
yang dikeluarkan untuk memperoleh manfaat tersebut. Suatu usaha
dinyatakan layak apabila benefit cost rasionya lebih besar dari 1 (BCR>1)
dan bila BCR = 0 maka manfaat yang diperoleh sama besarnya dengan
biaya yang dikeluarkan, serta bila BCR<1, maka biaya yang dikeluarkan
lebih besar dibandingkan manfaat. Dalam hal ini indikator BCR dapat
dinyatakan dalam bentuk rumusan sebagai berikut :
BCR = (B – (E-C))/C
Dimana:
BCR = Indikator Benefit-Cost Ratio
B = Benefit (Manfaat/Pendapatan)
C = Biaya Kontruksi
E = Total Biaya

G. Analisis daya dukung dan daya tampung;

Analisis Daya Dukung


Analisis daya dukung lingkungan dilakukan untuk dapat mengidentifikasi pola ruang
kawasan yang mencakup kawasan yang berfungsi lindung dan kawasan yang berfungsi
budidaya. Analisis ini didasarkan pada data topografi, status hutan, tata guna lahan,
kepekaan terhadap erosi, dan kerawanan terhadap bencana. Data tersebut dalam bentuk
peta dan dengan menggunakan metode GIS program Arc View akan dilakukan proses
analisis melalui metode super-imposed peta tematik tersebut. Hasil yang diperoleh adalah
deliniasi kawasan budidaya dan kawasan lindung serta dapat diidentifikasi sebaran dan
luasan masing-masing.

Hal - 36
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

Luasan, sebaran
KAWASAN
LINDUNG

Luasan, sebaran
KAWASAN
BUDIDAYA

Gambar E-7. Proses Super-Imposed


Konsep daya dukung lahan akan membawa pengaruh dalam perencanaan, diantaranya :
1. Penerapan tata ruang perencanaan yang tepat, dalam arti bahwa pengembangan
sumber daya alam harus memperhitungkan daya dukungnya.
2. Penempatan berbagai macam aktivitas yang mendayagunakan sumber daya alam
harus memperhatikan kapasitasnya dalam mengabsorbsi perubahan yang diakibatkan
oleh aktivitas tersebut.
3. SDA di suatu wilayah hendaknya dialokasikan ke dalam beberapa zone diantaranya
hutan lindung, wilayah industri, perkebunan, daerah aliran sungai dan sebagainya.
4. Perlunya standar kualitas lingkungan seperti standar ambient untuk air permukaan,
air tanah dan air laut, dan kualitas udara.
Ada beberapa alasan mengapa pembangunan berkelanjutan salah satunya diukur dari
lahan yang tersedia, yaitu :
1. Lahan adalah terbatas
2. Lahan yang mendukung aktivitas ekonomi kita menggambarkan potensi produktivitas
dimasa yang akan datang.

Analisis Daya Tampung Penduduk


Metode ini digunakan untuk perkiraan jumlah penduduk pada kawasan perencanaan yang
masih relatif kosong.
Perhitungan metode ini didasarkan pada beberapa pendekatan sebagai berikut :
a. Lahan potensial yang dapat dikembangkan menjadi lahan terbangun (perumahan)
b. Besaran luas kapling perumahan yang akan ditetapkan.
c. Asumsi jumlah orang dalam setiap Kepala Keluarga (KK).

Analisis Sistem Informasi Geografis (SIG)

Hal - 37
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

GIS merupakan sistem komputer yang mampu memproses dan menggunakan data yang
menjelaskan tentang tempat pada permukaan bumi. Lebih lanjut GIS didefinisikan sebagai
sekumpulan alat yang terorganisir yang meliputi hardware, software, data geografis dan
manusia yang sumuanya dirancang secara efisien untuk dapat melihat, menyimpan,
memperbaharui, mengolah dan menyajikan semua bentuk informasi bereferensi geografis
(ESRI, 1994). Selanjutnya GIS pada dasarnya dibuat untuk mengumpulkan, menyimpan,
dan menganalisis obyek serta fenomena yang posisi geografisnya merupakan karakteristik
yang penting untuk di analisis (Stan Aronoff, 1989).
Secara garis besar data dalam GIS dibagi menjadi dua bagian, yaitu data spasial yang
bereferensikan data geografis (koordinat) dan data atribut yang menjelaskan atau sebagai
identitas dari data spasial.

4
one to one relation
3

2
layer_2

4 5 1 Nama Luas ID

6 layer_1 darto 250 4


dodi 200 5
BASISDATA SPASIAL dadi 150 6

ID Tanah Sm_Air

Setiap data spasial 5 sawah ada


dihubungkan dengan 5 hutan tidak
data atribut.
5 telaga ada
one to many relation

BASISDATA ATRIBUT

Gambar E-8. Hubungan Data Spasial dengan Data Atribut


Data input yang dapat dimasukkan dalam GIS adalah peta analog yang didigitasi,
image/citra (citra satelit, foto udara) yang merupakan data spasial. Sedangkan data atribut
dapat berupa data laporan statistik yang terkaitan dengan data spasial yang dapat berupa
data tabular dan tekstual, dan juga dapat mengakses/linking dengan database management
system yang sudah ada dengan syarat ada item atau field relasinya.
Sedangkan data output yang dapat dikeluarkan oleh GIS dapat berupa hasil analisis spasial
berupa peta, laporan statistik, analisis statistik yang secara otomatis dapat dipetakan dalam
data spasialnya, dan dapat dijadikan sebagai data input bagi database management system.
Dari definisi tersebut di atas, GIS jelas mempunyai karakteristik sebagai perangkat
pengelola database, sebagai perangkat analisa keruangan (spatial analysis) dan juga

Hal - 38
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

sekaligus proses komunikasi untuk pengambilan keputusan. Lebih sederhana lagi GIS
mempunyai dua fungsi utama, yaitu sebagai database sistem dan sebagai alat analisis dan
modeling yang berkaitan dengan informasi geografis.

H. Metode Skoring dan Pembobotan untuk Penentuan Kawasan Prioritas

Dalam pelaksanaan kegiatan Wisata Kawasan Wisata Prioritas Provinsi Kalimantan


Selatan, ini terdapat proses penentuan kawasan prioritas yang akan didetailkan rencana
pengembangannya dengan menggunakan metode skoring dan pembobotan. Metode
skoring dan pembobotan yang digunakan adalah metode skoring dan pembobotan yan
sifatnya sederhana dan mudah implementasinya. Metode ini dilakukan dengan
memberikan nilai pada masing-masing calon kawasan yang telah diidentifikasi
sebelumnya melalui serangkaian kriteria dan indikator yang ditetapkan. Adapun urutan
yang dihasilkan akan menjadi urutan prioritas program penanganan yang akan
ditindaklanjuti dalam rencana detail adalah kawasan yang memiliki kebutuhan yang
mendesak untuk ditangani dan memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan
kepariwisataan di Wisata Kawasan Wisata Prioritas Provinsi Kalimantan Selatan.

Dalam metode ini skoring dan pembobotan dilakukan pada tiap calon kawasan prioritas
dengan menggunakan berbagai kriteria dan indikator. Adapun proses perumusan kriteria
dan indikator sebagaimana dimaksud dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah
berikut ini:

a. Berdasarkan dasar pertimbangan yang ada, yaitu kondisi eksisting kawasan, serta
kebijakan pengembangan pariwisata yang berlaku, kemudian dilakukan perumusan
kriteria dan indikator untuk menentukan kawasan yang perlu diprioritaskan
pengembangannya;
b. Tiap kriteria dan indikator yang ditentukan tersebut diidentifikasi besaran bobot
yang dimiliki. Bobot ini ditentukan berdasarkan kesepakatan semua pihak yang
terkait dalam diskusi yang interaktif dan partisipatif;
c. Berdasarkan kondisi eksisting tiap kawasan, serta kemungkinan perkembanganya
kedepan, maka dilakukan proses penilaian. Proses penilaian dilakukan dengan
menggunakan metode skoring sehingga diperoleh kawasan terpilih yang memiliki
skor tertinggi dalam penilaian tersebut.

Hal - 39
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

I. Analisis penetapan kawasan prioritas;

Penetapan kawasan prioritas didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan, yaitu:


- Kesiapan lahan
Kesiapan lahan berarti ketersediaan lahan di dalam komponen prioritas untuk
kegiatan penanganan yang sudah jelas statusnya. Hal ini berarti ketersediaan lahan
kepemilikan Pemda/negara atau pun lahan yang memang sudah
direncanakan/dalam proses pembebasan, sehingga pelaksanaan pembangunan
dapat segera dilaksanakan.
- Kesiapan masyarakat/Pemerintah
Kesiapan masyarakat berarti adanya suatu bentuk penerimaan masyarakat
terhadap rencana pengembangan, sehingga tidak mengalami resistensi pada proses
pembangunannya nanti, ataupun sudah adanya rencana dari pemerintah namun
belum terbangun karena satu dan lain hal.

- Kompleksitas penanganan
Kompleksitas penanganan berarti tingkat kesulitan dari berbagai aspek (teknis,
sosial, ekonomi, budaya) terhadap rencana pengembangan yang akan dilakukan,
dan realitas pembangunannya terhadap kondisi masyarakat yang ada.
- Dampak terhadap kawasan
Dampak terhadap kawasan berarti kemungkinan efek yang ditimbulkan dari
penanganan yang dilakukan terhadap lingkungan.

J. Analisis Lokasi Tapak Kawasan

Analisis tapak harus menyatakan sifat, struktur dan potensi tapak tersebut. Dalam
menemukan sifat dan mengandalkannya untuk mengilhami tataguna tanah yang
semestinya, analisis tapak harus mempertimbangkan dan merekam hal-hal yang terkait
dengan tata guna tanah, topografi, drainase, tanah, vegetasi, iklim, kondisi yang ada serta
ciri khusus (Chiara dan Koppelman, 1978 dengan perubahan).

Dalam menganalisis kawasan diperlukan suatu analisis eksternal dan analisis internal agar
diketahui potensi dan kendala yang dimiliki kawasan secara komprehensif. Proses analisis
dilakukan untuk mendasari pembuatan konsep pengembangan kawasan yang dapat

Hal - 40
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

mengatasi permasalahan eksisiting, mengantisipasi kebutuhan di masa depan serta


mewadahi kepentingan semua pihak yang terlibat. Hal-hal yang harus dianalisis adalah :

1 Tataguna Lahan yang Berdekatan, meliputi :


• Jenis dan dampak tataguna tanah yang berdekatan,
• Arah dan jarak fasilitas lingkungan, rumah sakit, tempat belanja dan lain
sebagainya,
• Jalur dan pemberhentian transportasi umum.
2 Topografi, meliputi :
• Topografi dasar,
• Bentuk permukaan tanah khusus atau unik,
• Persentase kemiringan.
3 Drainase, meliputi :
• Daerah aliran sungai (arah),
• Cekungan drainase,
• Daerah rawa.
4 Tanah, meliputi :
• Kedalaman dan kondisi permukaan tanah,
• Titik pengambilan sampel tanah.
5 Vegetasi, meliputi :
• Letak dan masa pohon yang ada,
• Letak dan spesi bahan tanaman,
• Jenis tutupan tanah.
6 Iklim
• Arah angin umum dan arahnya,
• Sudut matahari,
• Intensitas hujan rata-rata bulanan dan hari hujan.
7 Kondisi yang ada; meliputi :
• Jaringan utilitas yang ada,
• Struktur dan utilitas yang ada.
8 Ciri khusus lainnya, meliputi :
• Danau atau kolam (bila ada),
• Ciri lahan khusus, batuan dan lain lain,

Hal - 41
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

• Pemandangan yang dramatis.

Sebagai tambahan terhadap analisis tapak dan konsep rencana, maka pada tahap
pertama harus juga dilengkapi dengan pernyataan program secara tertulis dari proyek.
Pernyataan ini memberikan petunjuk terhadap pembangunan proyek dan bersama
anlisis tapak merupakan dasar dari rencana konsep. Program ini harus mencakup hal-
hal berikut:

1. Biaya

Anggaran untuk rancangan proyek yang disediakan untuk perbaikan bangunan dan
bangunan pelengkap lainnya. Biaya ini akan memberikan pengembangan rencana.

2. Waktu Pelaksanaan

Sasaran waktu untuk penyelesaian tahapan berikutnya. Perkiraan saat dimulainya


konstruksi.

3. Unit Hunian
- Tipe kepemilikan atau sewa (persewaan, koperasi, kondomium).
- Jumlah total unit yang diperkirakan.
- Kepadatan tapak yang diperbolehkan.
- Tipe unit hunian (dibedakan menurut jumlah ruang tidur, luas lantai dan
susunan) dan distribusi dari jumlah total unit diantara berbagai tipe.
- Pernyataan khusus kondisi atau ciri.
4. Fasilitas lingkungan
- Metode dan persyaratan pemasaran, pengelolaan dan pemeliharaan proyek.
- Ruang pengelolaan dan pemeliharaan, serta ruang dan fasilitas sosial yang
diperlukan.
5. Fasilitas bukan hunian, fasilitas bukan hunian yang diperkirakan.

Uraian analisis dibagi 3 bagian besar, yaitu permasalahan, analisis eksternal dan
analisis internal di kawasan perencanaan “

• Permasalahan di Kawasan Perencanaan


- Permasalahan fisik dasar kawasan
- Pola peruntukan lahan
- Permasalahan lingkungan perumahan

Hal - 42
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

- Permasalahan sarana dan prasarana lingkungan


- Permasalahan sosial-ekonomi-budaya
• Analisis eksternal

Analisis eksternal dilakukan dengan tujuan memperoleh gambaran mengenai


kondisi dan kecenderungan perkembangan wilayah disekitar tapak. Secara
umum analisis eksternal dilakukan dengan mengumpulkan dan menganalisa
data-data dasar seperti :

 Kebijakan pengembangan wilayah

Dalam upaya pengembangan tapak, diktahui sebelumnya bagaimana


kaitan antara peruntukan tapak yang direncanakan dengan kebijakan yang
telah ditetapkan.

 Kondisi fisik dan perkembangan wilayah sekitar tapak

Memahami kondisi dan perkembangan fisik sekitar tapak diperlukan


karena berkaitan dengan upaya perancangan tapak, khususnya dalam
mementukan sistem transportasi tapak (lokasi gerbang masuk tapak,
pengaturan arus pergerakan, dll), serta perancangan fisik di dalam tapak
nantinya (arah muka bangunan, estetika desain bangunan).

 Analisis internal

Analisis internal tapak ditujukan untuk memperoleh informasi kebutuhan


pematangan lahan serta perancangan tapak, yang nantinya akan terkait
pula dengan penyusunan rencana anggaran biaya dalam pembangunan
tapak.

Dalam analisis internal tapak, dilakukan pengumpulan data dan analisa


seputar fisik lingkungan, menyangkut topografi tapak, iklimatisasi, drainase
alami, keberadaan berbagai penanda alam (batuan, kubangan, dll),
maupun jenis tanah dan bebatuan yang nantinya akan menjadi pondasi
dasar tapak.

Selain analisa kondisi fisik pendukung di atas, perlu pula dilakukan


pengukuran internal guna mengetahui luasan tapak sebenarnya, serta

Hal - 43
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

pemetaan bentuk fisik tapak guna memperoleh gambaran kawasan


perencanaan tapak yang akan dikembangkan.

 Analisis Struktur Ruang Kawasan

Penataan struktur ruang dilakukan guna melihat keterkaitan, hirarki dan


pengaruh terhadap keseluruhan struktur ruang. Unsur-unsur yang
dipertimbangkan meliputi tata guna lahan, vegetasi, iklim, sifat dan kimia
tanah, sistem drainase dan kondisi jaringan utilitas yang ada seperti sistem
suplai air bersih, listrik dan telekomunikasi.

K. Analisis Tautan Tata Guna Lahan

Berisi analisis tautan peruntukan lahan tapak eksisting kawasan dengan analisis
kemungkinan pengaruh dari kecenderungan perubahan fungsi lahan makro.
Menggambarkan tata guna lahan sekitar tapak yang langsung berbatasan yang mungkin
sebanyak 3 (tiga) atau 4 (empat) blok di luar perbatasan tapak atau dapat diperluas lebih
jauh sampai meliputi satu tata guna lahan kota. Peta dapat memperlihatkan tata guna
lahan yang ada dan yang diproyeksikan, bangunan-bangunan, tata wilayah dan kondisi-
kondisi lain yang mungkin menimbulkan suatu dampak bagi perubahan kegiatan dan
fungsional tapak. Pengetahuan yang mendalam terhadap keadaan tata guna lahan pada
tapak meliputi kecenderungan pola, arah, kecepatan perubahan dan faktor-faktornya
merupakan bagian yang paling penting dalam analisis tautan ini.

L. Analisis Tata Bangunan

Analisa tata bangunan ditujukan untuk mengatur suatu lingkungan kota menjadi teratur,
aman, sehat, dan memperhatikan kelestarian lingkungan. Secara lebih khusus, beberapa hal
pokok yang ingin dicapai dari rencana pengaturan intensitas penggunaan ruang ini adalah :

 Untuk menjaga kriteria tata letak bangunan (keserasian dan kekompakan bangunan)
agar dapat tercipta lingkungan yang nyaman serta memenuhi faktor estetika
lingkungan.

Hal - 44
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

 Menjaga kelestarian lingkungan hidup, terutama mempertahankan bidang resapan


air pada tingkat yang serasi bagi kepentingan pembangunan, sehingga tercipta
lingkungan sehat serta terhindar dari penggenangan air.

 Mempertahankan dan mengadakan bidang atau ruang terbuka untuk menjaga


sirkulasi udara serta kesejukan lingkungan pada tingkat yang optimal.

 Untuk memenuhi faktor keamanan dan kemudahan, baik berupa keamanan


penjalaran bahaya kebakaran, kemudahan penanganan bahaya kebakaran,
keamanan jarak pandang untuk transportasi serta kemudahan pergerakan dalam
lingkungan.

M. Analisis Tapak Perencanaan Arsitektur

Design dalam konteks arsitektur, secara sederhana adalah ” membuat atau melahirkan idea
dari gagasan atau penugasan, idea harus merupakan jawaban optimal dari proses
pengkajian dan imaginasi yang dikongkretkan dalam perwujudan rancangan dan rencana
implementasi”.

Ada berbagai teori tentang tahapan proses design, walapun demikian menurut hemat saya
relatif sama karena proses design kadang kadang tidak berjalan linier, tetapi bisa berjalan
zigzag , berputar karena datangnya idea bisa kapan saja. Teori tersebut perbedaannya
terletak pada pengelompokan tahapan sedangkan akhirnya adalah menghasilkan design
yang diinginkan oleh gagasan/penugasan.

Menurut J. C Jones’s dalam bukunya Design Method; menyatakan bahwa proses


Design ada enam tahapan yaitu:

Idea Informasi Analisis Sintesis monitoring optimasi

Sedangkan menurut James C. Snyder, menyatakan bahwa proses design terbagi lima
yaitu :

mengenai pamahaman permasalahan dan tujuan disain yg akan di


Pengenalan
selesaikan

Persiapan Pengumpulan informasi/data dan analisa

Disain Awal
Hal - 45
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

Optimalisasi Pengajuan penyelesaian masalah disain berupa disain awalyang


Disain
dihasilkan dari proses sintesa

Disain yang optimal adalah disisain yang konsisten terhadap tujuan dan
Disain
Optimal Konsep rancangan desain Optimal yang disetujui.

Penyusunan dokumen untuk proses tender pelaksanaan


Pembuatan
dokumen
perencanaan

Tahapan Perancangan Arsitektural

Perancangan Arsitektural secara umum, meliputi :

1. Pemrograman

Pengumpulan dan pengaturan informasi yang diperlukan untuk rancangan


bangunan. Menetapkan hal-hal yang menjadi perhatian pemilik dan apa yang
sesungguhnya yang diperlukan pemilik.

2. Perencanaan

Menyatakan masalah umum pemilik menjadi sejumlah masalah “standar” yang


lebih kecil, yang diketahui pemecahannnya atau yang mudah dipecahkan.

3. Perancangan

Menggunakan informasi dari kedua tahap sebelumnya sebagai tuntuan dalam


mengembangkan suatu gagasan keseluruhan dan suatu usul bagi bentuk dan
konstruksi bangunan.

Analisis

Dari keseluruhan rangkaian pekerjaan/tahapan yang harus dilakukan, proses analisis


dapat dikatakan sebagai tahap terpenting yang menentukan arah perkembangan
selanjutnya. Proses analisis yang tidak tepat akan memberikan rekomendasi
perencanaan yang tidak tepat pula. Dalam hal ini, proses analisis yang akan dilakukan
ditekankan pada penilaian terhadap :

a) Faktor yang mempengaruhi orientasi dan tata letak bangunan meliputi :

Hal - 46
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

 Orientasi terhadap matahari

Orientasi terhadap matahari selalu berguna untuk dipertimbangkan. Letak


lintang terutama menentukan yang pertama, sedangkan yang kedua oleh
keadaan setempat.

 Orientasi angin

Orientasi angin akan berkaitan dengan aspek penempatan atau perletakan


vegetasi. Vegetasi akan berfungsi untuk pengendalian angin melalui
penghalangan, pengarahan, pembiasan dan penyerapan.

 Topografi

Dengan meneliti berbagai penampang topografi di


dalam tapak maka dapat segera ditentukan apakah
Kemiringan
lebih baik mengelompokkan massa bangunan
Lahan 25-40
% disepanjang/sejajar kontur tanah, atau menggunakan
Kemiringan alternatif lain dengan cara memusatkan massa
Lahan 15-25
% bangunan di sekitar daerah datar dan menjadikan
daerah lereng curam sebagai halaman atau sebagai
Kemiringan
Lahan 8-15 daerah terbuka hijau. Dari pengelompokan fungsi
%
bangunan (zoning) dan penempatan kelompok
Kemiringan
Lahan 0-8 % massa bangunan maka dapat segera ditentukan
rekayasa penyesuaian permukaan tanah (cut dan fill) yang biasanya
dilakukan disekitar halaman site dan bukan dilakukan di dekat massa
bangunan. Apabila didapat sedikit bagian datar pada suatu site maka
sebaiknya dicari alternatif pemecahan lain yang dapat mengoptimalkan
kondisi topografi dan fungsi bangunan. Upaya untuk melawan topografi
pada lahan berkontur tajam dan tidak teratur bukanlah suatu kebiasaan
yang baik walaupun hal ini banyak dilakukan oleh para pelaksana
pembangunan. Walaupun dalam beberapa hal terdapat alasan yang kuat
untuk mengubah ide yang mendasar dari lahan curam manjadi landai,
namun ide dasar terbaik yang merupakan prinsip umum adalah
perencanaan yang menyesuaikan perencanaan massa bangunan terhadap
kontur eksisting. Untuk pembangunan rumah pribadi dengan luas kecil

Hal - 47
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

masih dapat dilakukan pada kondisi site curam dengan aturan penggunaan
KDB (koefisien dasar bangunan) yang tinggi. Namun untuk pembangunan
massa bangunan besar dengan jumlah yang banyak sebaiknya tidak
dianjurkan dilaksanakan pada daerah berkontur curam seperti ini.
Ketentuan KDB yang tinggi ini juga bertujuan untuk tetap melestarikan
lingkungan alami eksisting semaksimal mungkin.

 Kelandaian

Kelandaian akan berkaitan dengan pengarahan akses dan parkir yang


bertujuan untuk :

- Mengembangkan tapak bangunan yang menarik, sesuai dengan


ekonomis,

- Memberikan pencapaian yang aman, nyaman dan fungsional ke seluruh


tapak, untuk penggunaan dan pemeliharaan,

- Membagi aliran air permukaan maupun air bawah permukaan


menjauhi bangunan dan perkerasan trotoar untuk menghindari
kejenuhan lapisan dasar, yang dapat merusak struktur bangunan atau
melemahkan perkerasan.

- Mempertahankan sifat alamiah dari tapak, dengan gangguan sesedikit


mungkin terhadap bentuk permukaan tanah dan untuk menentukan
peil yang sesuai dalam mempertahankan pepohonan yang ada.

- Menghindari timbulnya penampang bergelombang untuk jalan, trotoar


dan perkerasan lainnya,

- Menghindari air limpasan ke jalan.

 Kebisingan

Berkaitan dengan evaluasi bukaan (exposure) terhadap kebisingan lalu-lintas


dan kebisingan terhadap jalur kereta api.

 Struktur keruangan

Hal - 48
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

Struktur keruangan (spasial) pada


umumnya merupakan hasil sifat khas
topografi, pemasaan vegetasi dan
gabungan sifat khas topografi dan
pemasaan vegetasi.

Ketiga unsur ini menentukan ukuran dan


terutama kualitas ruang, maka biasanya
unsur-unsur tersebut dianggap sebagai
penentu keruangan.

Aspek lain yang tidak kalah penting dalam struktur keruangan adalah dalam
hal menentukan dan mengembangkan lokasi tapak yang dapat mendukung
berbagai fungsi tata guna lahan.

Pengetahuan terhadap spatial enclosure akan membekali perancang untuk


menempatkan kegiatan-kegiatan yang secara spesifik tidak menarik, seperti
daerah servis, ke lokasi yang tidak menarik dan tertutup.

Struktur keruangan yang terbentuk dari lansekap tersebut menjadi sangat


penting terutama untuk menetapkan fungsi yang sangat dipengaruhi oleh
faktor-faktor visual seperti jalan, jalan setapak untuk lintas alam, dll.

Adapun sifat khas keruangan pada umumya tergantung pada tiga hal :

 Besaran ruang, penting untuk menentukan dampak visual secara


menyeluruh, demikian juga potensinya untuk menyerap fungsi tertentu.
Besaran ruang tersebut dapat dievaluasi menurut luas dan hubungan
antar luas suatu ruang dengan semua ruang yang ada dalam satu site.

 Tingkat ketetutupan visual (degree of enclosure), merupakan faktor


spasial penting, terutama untuk menempatkan fungsi yang sangat
dipengaruhi oleh kebutuhan hubungan sirkulasi (jalan raya maupun
jalan setapak), pemandangan (view atau vista) yang indah. Walaupun
pengertian ruang disini mengesankan keteertutupan namun struktur
keruangan tersebut dapat membangkitkan perasaan atau citra (image)
dari suatu site.

Hal - 49
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

 Sifat khas visual, berhubungan erat dengan penafsiran cermat


seseorang tentang suatu ruang. Untuk itu sifat khas visual dari setiap
lokasi yang memiliki potensi view baik harus selalu dibangun untuk
mendapatkan suatu citra yang baik dan mengesankan sehingga akan
selalu melekat dalam setiap pikiran semua orang.

 Unsur lansekap.

Upaya pelestarian unsur vegetasi tersebut menghemat waktu dan biaya


dalam penyediaan unsur peneduh lingkungan juga dapat menambah unsur
estetika lingkungan. Beberapa perubahan kecil dalam rencana yang
berupaya untuk memasukkan unsur vegetasi kedalam rancangannya akan
sangat membantu menghasilkan suatu penampilan informal yang alami dan
menyenangkan.

b) Estetika lingkungan yang menunjukkan tingkat hubungan manusia dengan alam


lingkungannya.

Menurut Berlyne ada satu konsep yang berkenaan langsung dengan masalah
estetika lingkungan ini, yaitu Collative Stimulus Properties, yang menekankan
pada perbandingan stimulus (rangsangan) mana yang cocok dan mana yang
tidak cocok, sehingga orang dapat menetapkan mana objek yang lebih bagus
atau lebih indah.

Adapun faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dengan menilai perbandingan


itu adalah :

 Kompleksitas, makin banyak ragam komponen yang membentuk lingkungan


akan semakin baik bentuk suatu lingkungan, sehingga penilaian akan semakin
positif.

 Keunikan (novelty), yaitu seberapa jauh lingkungan itu mengandung


komponen- komponen yang unik yang tidak ada ditempat lain.

 Kejutan, yaitu adanya unsur-unsur yang dapat memutuskan unsur-unsur


keseragaman yang kerap menimbulkan kebosanan.

Hal - 50
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

Akan tetapi masalah estetika lingkungan ini dipengaruhi juga oleh kesukaan
(preferensi) terhadap lingkungan yang berbeda-beda. S. Kaplan & R. Kaplan
menyatakan bahwa preferensi itu ditentukan oleh beberapa hal yaitu :

 Keteraturan (Coherence), semakin teratur semakin disuka, contohnya taman


yang rapi akan lebih disukai dibandingkan taman yang tidak terawat.

 Texture, yaitu kasar-lembutnya suatu pemandangan semakin disukai, contohnya


hamparan sawah yang menguning lebih disukai dari pada batu-batu karang.

 Keakraban dengan lingkungan, makin dikenal suatu lingkungan makin disukai,


sehingga tempat-tempat yang sering dikuniungi lebih disukai daripada
lingkungan yang masih asing.

 Kemajemukan rangsang, semakin banyak elemen yang terdapat dalam


pemandangan makin disukai.

N. Analisis Teknik Struktur

Umum

Struktur harus didesain untuk mampu menopang beban tetap (beban mati dan beban
hidup) dan kombinasi beban tetap + beban gempa, serta beban tetap + beban angin
untuk struktur patung.

Desain struktur beton harus dilakukan sesuai dengan metode LRFD dimana faktor beban
dan faktor reduksi nya sesuai dengan RSNI 2002 - Tata Cara Penghitungan Struktur Beton
untuk Bangunan Gedung.

Desain struktur baja harus juga dilakukan sesuai dengan metode LRFD dimana faktor
beban dan faktor reduksi nya sesuai dengan SNI 03-1729-2002 Tata Cara Perencanaan
Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung.

Seluruh perhitungan struktur beton harus memenuhi konsep “Kolom Kuat Balok Lemah“,
dimana perhitungan “kolom kuat balok lemah” untuk struktur beton sepenuhnya
mengikuti ketentuan dalam RSNI 2002 - Tata Cara Penghitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung.

Sementara dalam menghitung struktur gedung ini konsultan dibantu menggunakan


program struktur yang biasa digunakan seperti SAP 2000, ETABS dan SAFE.

Hal - 51
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

Beban

Pembebanan dilakukan sesuai dengan peraturan pembebanan SNI-1727-1989 (Pedoman


Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung), SNI-03-1726-2002 (Tata Cara
Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung), AIJ - 1996 untuk
pembebanan angin, serta data beban dari material tertentu yang dipergunakan dalam
gedung tersebut.

A. Beban Mati (DL)

Beban Mati diperhitungkan berdasarkan data-data berikut ini.

1. Berat Jenis Beton Bertulang yang diambil sebagai acuan pembebanan adalah
2400 kg/m2

2. Berat Jenis Beton Rabat untuk finishing = 2200 kg/m2.

3. Beban Dinding ½ Bata atau setara Con Block Cisangkan = 250 kg/m2.

4. Beban Dinding/ Partisi Ringan Buatan Pabrik (misalnya Hebel/ Celcon) = 100
kg/m2.

5. Apabila Pemberi Tugas memproduksi sendiri material dindingnya dari batu


kapur setempat dicampur semen, maka harus dipastikan dulu berapa besar
beban per m2 dari material owner supply tersebut. Namun demikian, apabila
belum jelas, dapat diambil terlebih dahulu setara dinding ½ bata = 250 kg/m2.

6. Beban Curtain Wall (Glass/ Alumunium Panel) = 50 kg/m2.

7. Beban plafon dan M&E (termasuk ducting AC) diambil sebesar 30 kg/m2.

8. Beban plafon dan M&E (apabila tidak berducting AC) dapat diambil sebesar 20
kg/m2.

9. Beban equipment M&E di ruang M&E = 600 kg/m2, kecuali ada ketentuan lain
yang lebih berat.

9. Beban tanah dan tanaman, sesuai dengan ketebalan tanah, dengan mengambil
 tanah = 1800 kg/m3.

B. Beban Hidup (LL)

Hal - 52
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

Beban Hidup disesuaikan dengan fungsi dari masing -masing ruangan.

1. Beban ruang pertokoan = 250 kg/m2.


2. Beban Hidup ruang serba guna / exhibition / gallery = 400 kg/m2.
3. Beban Hidup restoran = 250 kg/m2.
4. Beban Hidup kitchen restaurant = 400 kg/m2.
5. Beban Hidup viewing gallery = 400 kg/m2.
6. Beban Hidup ruang arsip / gudang = 400 kg/m2.
7. Beban Hidup perpustakaan / museum GWK = 400 kg/m2.
8. Beban Hidup Toilet = 200 kg/m2.
9. Beban Hidup Ruang Tunggu = 200 kg/m2.
10. Beban Hidup Lobi Lift = 300 kg/m2.
11. Beban Hidup Parkir = 400 kg/m2.
12. Beban Hidup ruang M&E (personil maintanance) = 100 kg/m 2 (Beban alat
dihitung sebagai beban mati).
13. Beban Hidup atap dak beton yang tidak aksesibel = 100 kg/m2.
14. Beban Hidup atap dak beton yang aksesibel = 250 kg/m2.
15. Beban Hidup tangga = 300 kg/m2.

C. Beban Gempa

Beban Gempa diperhitungkan 100 % pada arah yang ditinjau ditambah dengan 30
% pada arah lainnya, sesuai dengan ketentuan dalam SNI-03-1726-2002 - Tata
Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung, butir 5.8.2.

I : Gravitasi  100 % Arah X  30 % Arah Y

II : Gravitasi  100 % Arah Y  30 % Arah X

Pemodelan Struktur

A. Taraf Penjepitan Lateral dan External Stiffness

Pada bangunan ini taraf penjepitan lateral diletakkan pada lantai dasar tanah.
Tidak ada external stiffness yang perlu dilakukan pada bangunan ini.

B. Pengaruh Retakan Akibat Gempa Dan Naiknya E Beton Akibat Gempa

Hal - 53
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

Dalam perencanaan struktur gedung terhadap Pembebanan Gempa, pengaruh


retakan beton harus diperhitungkan. Untuk itu, momen inersia penampang utuh
harus direduksi dengan suatu faktor sebagai berikut :

Faktor reduksi momen inersia untuk kolom dan balok beton bertulang : 75 %.

Sementara akibat pembebanan gempa, Ec beton dapat naik sebesar 30 %.

Oleh karena itu, pada kondisi gempa, momen inersia balok dan kolom gedung
ini harus direduksi 75 %, sementara Ec beton nya dapat naik sebesar 30 %.
Namun demikian, karena Ec gempa x Ireduksi = 1.3 Ec x 0.75 I = 0.975 Ec x I , maka
untuk perhitungan kombinasi beban akibat beban gravitasi saja, tetap diambil
saja kondisi 0.975 Ec x I , sehingga tidak perlu 2 kali running untuk menulangi
kondisi beban tetap dan kondisi beban gempa.

Lendutan pelat lantai tidak boleh dicek dalam kondisi 1.3 Ec x 0.4 I. Lendutan
pelat harus dicek pada kondisi I gross saja dan tanpa kenaikan 30 % pada E
beton.

Gambar E-9. Ilustrasi Balok Dan Kolom Yang Mengalami Goyangan Akibat Gempa

C. Pengaruh P-Delta

Sesuai SNI-03-1726-2002 - Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk


Bangunan Gedung, butir 5.7, maka pada gedung ini harus memperhitungkan
pengaruh P-Delta.

D. Rigid Zone

Hal - 54
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

Berikan rigid zone sebesar 50 % pada elemen-elemen struktur di program ETABS


untuk mengefisiensikan desain struktur.

E. Pemodelan Untuk Perhitungan Struktur Beton

Dalam pemodelan struktur beton untuk analisis struktur maka semua komponen
struktur gedung ini harus sudah termodelkan dalam input ETABS nya dan
dianalisis sekaligus sebagai satu kesatuan.

Gambar E-10. Ilustrasi Model Struktur

F. Pemodelan Pelat Lantai

Pelat lantai pada gedung ini harus dimodel sekaligus dalam input ETABS nya
sehingga seluruh pengaruh akibat pembebanan kombinasi vertikal dan lateral
gempa dapat langsung ditulangi oleh program SAFE.

Perencanaan Pondasi Bangunan

Dalam perencanaan Pondasi untuk suatu konstruksi dapat digunakan beberapa


macam type pondasi . Pemilihan type pondasi ini didasarkan atas :

Hal - 55
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

 Fungsi bangunan atas yang akan dipikul oleh pondasi tersebut

 Besarnya beban dan beratnya bangunan atas

 Keadaan tanah dimana bangunan tersebut akan didirikan

 Biaya dari pondasi yang dipilih

Dari beberapa macam type pondasi yang dapat dipergunakan salah satu
diantaranya adalah Pondasi sumuran. Pemakaian Sumuran (stauss pile)
dipergunakan untuk suatu pondasi bangunan apabila tanah dasar di bawah
bangunan tersebut tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity), yang cukup
untuk memikul berat bangunan dan bebannya, atau apabila tanah keras yang
mampu memikul berat bangunan letaknya sangat dalam.

Pondasi Sumuran (stauss pile) ini berfungsi untuk memindahkan atau menyalurkan
beban-beban dari konstruksi di atasnya ke lapisan tanah yang lebih dalam.
Pemindahan beban Sumuran (stauss pile) dibagi 2 , yakni :

A. Point Bearing Pile (End Bearing Pile) :

Strauss ini meneruskan beban melalui tahanan ujung ke lapisan tanah keras.

B. Friction Pile :

Friction Pile pada tanah dengan butir-butir kasar (coarse grained) dan mudah
dilalui air ( permeable soil) . Strauss ini meneruskan beban ke tanah melalui
geseran kulit (skin friction) . Pada proses pemancangan Strauss dalam suatu
grup dimana jarak antar Strauss berdekatan akan menyebabkan berkurangnya
pori-pori tanah dan memadatkan tanah diantara Strauss-Strauss tersebut .

Oleh karena itu disebut Compaction Pile. Friction Pile pada tanah dengan butiran
yang sangat halus (very fine grained) dan sulit dilalui air. Strauss ini mengandalkan
skin friction, tetapi pada saat pemancangan Strauss dalam grup tidak menyebabkan
tanah sekitarnya menjadi padat. Sehingga Strauss ini disebut Floating Pile.

Dengan penjelasan tersebut diatas, maka dapat dipilih suatu alternatif pondasi yang
sesuai dengan kondisi di lapangan yang tentunya memenuhi kriteria dan sesuai
dengan soil test yang dilakukan fihak laboratorium di lokasi tersebut.

E.2.3 Metode Perumusan

Hal - 56
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

Pada tahap perumusan rencana ini metode yang digunakan fokus pada proses untuk
menghasilkan kebijakan, strategi, indikasi program dan kegiatan, serta perancangan
sebagaimana yang menjadi keluaran kegiatan. Untuk itu metode yang akan digunakan adalah
metode perumusan kebijakan, sertametode perumusan strategi dan program.

A. Metode Perumusan Kebijakan

Perumusan kebijakan pengembangan kepariwisataan dilakukan dengan menggunakan metode


analisis SWOT. Metode SWOT yang dilakukan adalah metode lanjutan yang dilakukan
berdasarkan hasil pemetaan peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan. Hasil analisis
SWOT ini sangat tergantung pada tingkat pengetahuan dan pemahaman penggunanya pada
kawasan yang dianalisis. Semakin detail pemahaman pengguna maka semakin tajam pula hasil

analisisnya. SWOT akan menghasilkan rumusan masalah dan bahan untuk menentukan
langkah-langkah penanganan selanjutnya. Analisa SWOT pada kegiatan ini dilakukan melalui
analisis interaksi faktor internal (strength / kekuatan dan weakness / kelemahan) dan eksternal
(opportunity/peluang dan threat/ancaman) dengan mengalikan antara kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman. Dari hasil perkalian kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
tersebut akan diperoleh beberapa jenis strategi, antara lain: strategi SO, strategi ST, strategi
WT, dan strategi OT. Membuat strategi adalah menggabungkan elemen internal dengan
elemen eksternal untuk mendapatkan alternatif yang paling menguntungkan.

Tabel E-1. Proses Perumusan Kebijakan DenganMenggunakanMetode SWOT

Hal - 57
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

B. Metode Perumusan Strategi dan Program

Perumusan strategi dan program pengembangan kawasan dilakukan untuk dapat


menghasilkan suatu rumusan strategi yang baik dan layak diimplementasikan, yang
ditunjukkan dengan pemenuhan terhadap kriteria konsistensi, penyesuaian diri, penciptaan
nilai, dan potensi diri. Adapun penjelasan dari tiap kriteria tersebut adalah sebagai berikut:

Konsistensi, yaitu bahwa strategi yang yang dirumuskan tidak menyebabkan adanya program
atau langkah operasional yang bersifat inkosisten;

 Penyesuaian diri, yaitu bahwa strategi yang dirumuskan senantiasa memberikan respon
adaptif atas adanya kendala dari lingkungan internal maupun eksternal dari sistem
dimana strategi tersebut akan diterapkan;
 Penciptaan nilai, yaitu bahwa strategi mengarah pada pemberian jalan konseptual yang
positif yang dapat mendorong upaya penciptaan nilai yang seoptimalmungkin; dan
 Potensi diri, yaitu bahwa strategi yang dirumuskan tidak memberikan penilaian secara
berlebihan terhadap sumber daya yang tersedia ataupun merekayasa kreasi-kreasi baru
yang sulit untuk ditangani.
 Untuk dapat menghasilkan rumusan strategi yang memenuhi kriteria tersebut, maka
dalam perumusannya mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:
 Teori dan konsep pengembangan pariwisata telah ada;

Hal - 58
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

 Kendala dan permasalahan penerapan pengembangan kepariwisataan baik dari dalam


(internal)maupun luar (eksternal) yang telah diidentifikasi;
 Isu, Potensi, Permasalahan, dan Kendala pengembangan kebijakan yang sudah ada;
 Sumber daya yang dimiliki yang dapat menjadi pembatas ataupun pendorong bagi
terwujudnya target capaian dalam pengembangan yang ingin dicapai. Adapun sumber
daya ini dapat berupa:
‐ sumber pendanaan yang dimiliki oleh pemerintah;
‐ kesiapan masyarakat;
‐ kesiapan aparatur pelaksanaan;
‐ dan sebagainya
 Strategi dan program pengembangan kepariwisataan di tingkat kota telah ada di
berbagai dokumen perencanaan pembangunan dan penataan ruang; dan
 Target capaian dalam pengembangan yang diharapkan.

Dalam perumusannya, strategi ini dibagi dalam 2 (dua) kelompok, yaitu: (1) strategi untuk
skala kota dan (2) strategi untuk skala kawasan. Strategi skala kota adalah strategi yang
bersifat umum yang berlaku sama untuk seluruh kawasan di lingkup kota. Strategi ini tidak
dipengaruhi oleh tema kawasan tertentu. Adapun untuk strategi skala kawasan adalah strategi
yang bersifat spesifik untuk suatu kawasan tertentu, dimana strategi yang dirumuskan merujuk
pada karakteristik kawasan. Terkait dengan hal ini, maka strategi kawasan adalah strategi
yang hanya berlaku khusus untuk satu kawasan tertentu saja, sehingga rumusan strategi yang
dihasilkan bersifat kasusistik dan lokalistik. Dalam metode perumusan strategi dan program
ini, proses analisisnya didukung dengan metode analisis sumber daya. Analisis sumber daya
adalah analisis untuk mengidentifikasi kemampuan sumber daya yang dimiliki oleh daerah.
Dalam hal ini kemampuan sumber daya merujuk pada nilai potensi yang dimiliki daerah yang
dapat menghambat ataupun mendorong proses pembangunan daerah. Sumber daya ini
sifatnya dapat berupa fisik maupun non-fisik.

Adapun sumber daya yang dipertimbangkan dalam perumusan strategi pengembangan


setidaknya mencakup 2 (dua) hal, yaitu: kemampuan finansial daerah dan keunggulan
kompetitif, dengan penjelasan masing-masing adalah sebagai berikut:

 Kemampuan finansial, dalam konteks ini dipahami sebagai kemampuan pemerintah


daerah dalam membiayai secara mandiri program dan kegiatan yang telah dicanangkan.

Hal - 59
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

Kemampuan finansial ini dalam implementasinya lebih merujuk pada kemampuan


pembiayaan pembangunan pemerintah daerah, yang dilihat dari:
‐ rata-rata alokasi dana/anggaran dalam APBD untuk kebutuhan pengembangan
kepariwisataan; dan
‐ prosentase kebutuhan yang dapat dipenuhi oleh APBD.
 Keunggulan kompetitif, dalam konteks ini dipahami sebagai keunggulan daerah yang
menjadikan daerah yang bersangkutan dapat bersaing dengan daerah lainnya. Dalam
lingkup kepariwisataan, keunggulan kompetitif ini dilihat dari:
‐ Nilai produksi;
‐ Ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM);
‐ Ketersediaan Sumber Daya Alam (SDA);
‐ Iklim investasi yang berkembang; dan
‐ Pasar wisatawan

Perhitungan terhadap keunggulan kompetitif dilakukan dengan analisis shift share yang telah
dimodifikasi dengan pendekatan Estaban-Marquillas dan pendekatan Arcelus.

E.3 PROGRAM KERJA

E.3.1 Pola Kerja

Pola kerja PENYUSUNAN MASTER PLAN GEOPARK NGARAI SIANOK MANINJAU sebagai destinasi
wisata di Kawasan Wisata Kawasan Wisata Prioritas Provinsi Kalimantan Selatan adalah
sebagai berikut :

1. Untuk memulai pelaksanaan pekerjaan setelah SPMK diperoleh, maka tim akan segera
dimobilisasi dan segera melakukan rapat/diskusi guna mendapatkan persamaan persepsi
mengenai pekerjaan yang akan dilakukan terutama pemahaman terhadap KAK.

2. Melakukan Kick of Meeting dengan pemberi kerja dalam rangka penyamaan persepsi
mengenai rencana pelaksanaan pekerjaan.

3. Pelaksanaan kegiatan pekerjaan penyusunan dilakukan di kantor (Studio) selama 4 bulan


kalender.

4. Mobilisasi tenaga ahli disesuaikan dengan jadwal dan penugasan, serta keterlibatan
masing-masing tenaga ahli dalam pelaksanaan kegiatan penyusunan sesuai dengan
jumlah orang-bulan masing-masing tenaga ahli.

Hal - 60
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

5. Pekerjaan studio, yaitu semua pekerjaan/kegiatan yang dilakukan tim kerja untuk sampai
menghasilkan produk/dokumen rencana. Kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan
studio meliputi mempersiapkan kebutuhan survey lapangan, Pengumpulan dan seleksi
data, proses Penyusunan laporan Pendahuluan, Proses tabulasi data, Pembuatan
Kompilasi Data, Proses pengolahan dan analisis data, proses penyusunan laporan antara,
berikut penyusunan konsep sampai dengan pemilihan alternatif rencana yang dilengkapi
dengan peta-peta konsep rencana, proses pembuatan laporan akhir, termasuk
penyempurnaan dari mulai laporan pendahuluan, laporan antara, laporan draft akhir
dan laporan final berdasarkan hasil masukan dari diskusi dengan tim teknis dan
stakeholders.

6. Konsultan secara berkala berkoordinasi dan melakukan konsultasi teknis kepada tim
teknis dan Instansi Terkait, Asosiasi profesi, pakar, pemerhati, maupun dengan
stakeholder lainnya yang terlibat dan mempunyai kepentingan dalam pelaksanaan
Pedoman Teknis Pembinaan Perkotaan. Konsultan secara periodik melaporkan setiap
progres yang telah dihasilkan kepada Tim Teknis.

7. Diskusi Pembahasan Laporan dilakukan di sesuai ketentuan pemberi kerja. Lingkup


kegiatan ini terdiri dari tahap Laporan Pendahuluan, Laporan Kemajuan dan Laporan
Akhir.

E.3.2 Rencana Kerja

Rencana Kerja disusun berdasarkan arahan yang tertuang dalam KAK dan diselaraskan dengan
Pendekatan dan Metodologi pekerjaan yang telah dijabarkan sebelumnya. Pada intinya,
pekerjaan ini akan terbagi dalam 6 bagian / tahap kegiatan, yaitu:
a) Persiapan;
b) Survei pengumpulan data dan informasi baik data primer maupun data sekunder;
c) Analisis/pengolahan data dan informasi;
d) Perumusan rencana;

e) Penyusunan Laporan Pendahuluan, Laporan Antara dan Laporan Akhir.

Dalam melaksanakan kegiatan Penyusunan Masterplan Geopark, tahapan atau proses


yang dilakukan terdiri dari:

1. Tahap persiapan, meliputi penyepakatan tujuan, keluaran, lingkup pekerjaan,

Hal - 61
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

metodologi yang digunakan, pengayaan substansi dan jadwal pelaksanaan pekerjaan.


Pada bagian ini juga dilakukan kajian pustaka, pengayaan substansi atau pendalaman
materi, identifikasi awal potensi, serta kajian teori-teori terkait.

2. Tahap pengumpulan data, meliputi kegiatan inventarisasi data dan entry data. Pada
tahap ini juga dilakukan survei primer (wawancara, obervasi lapangan, dokumentasi)
dan survei sekunder ke berbagai instansi atau lembaga terkait lainnya, serta diskusi
kelompok terfokus atau focus group discussion (FGD) yang dilakukan dengan
stakeholder terkait, meliputi asosiasi, pemerintah daerah, dan lainnya.

3. Tahap identifikasi dan analisis, meliputi identifikasi dan analisis potensi dan
permasalahan pengembangan ekonomi, konservasi alam dan budaya, pengembangan
pendidikan dan penelitian, pengembangan kelembagaan.

4. Tahap perumusan rencana, meliputi perumusan isu strategis pembangunan geopark,


perumusan visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, strategi, program dan indikasi
kegiatan, serta mekanisme pengendalian pelaksanaan master plan.

E.4 ORGANISASI DAN PERSONIL

E.4.1 Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan

Organisasi pelaksanaan dalam pekerjaan PENYUSUNAN MASTER PLAN GEOPARK NGARAI SIANOK
MANINJAU sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi (KSPP) menyangkut hubungan antara

pemberi tugas dengan pelaksana kerja. Untuk memudahkan dan memelihara efisiensi kerja,
perlu disusun suatu organisasi pelaksanaan pekerjaan agar dapat berjalan lancar sesuai dengan
maksud, tujuan dan sasaran serta jadwal yang telah ditetapkan. Pada dasarnya dalam
penyusunan organisasi pelaksanaan pekerjaan tersebut menyangkut hubungan kerja antara
pemberi tugas dan penerima/pelaksana pekerjaan.

a. Tim Konsultan

Tim Konsultan terdiri dari : ketua tim konsultan (team leader), tenaga ahli, dan tenaga
pendukung.

Hal - 62
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

‐ Manager Proyek bertanggung jawab kepada Direktur Utama Konsultan terhadap pelaksanaan,
kelancaran, dan penyelesaian proyek.

‐ Ketua Tim Konsultan (team leader) bertanggung jawab secara keseluruhan kepada tim
supervisi, mengkoordinasikan seluruh pekerjaan tim konsultan dengan dibantu oleh sub-
bidang penelitian.

‐ Tenaga Ahli yang merupakan sub-bidang penelitian, yang dirinci berdasarkan disiplin ilmu
yang digunakan dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
bidang tugasnya masing-masing.

‐ Tenaga pendukung bertugas melaksanakan tugas studio dan kesekretariatan dalam


pekerjaan ini.

b. Struktur Organisasi Pekerjaan

Penyusunan organisasi pelaksana kerja PENYUSUNAN MASTER PLAN GEOPARK


NGARAI SIANOK MANINJAU menyangkut hubungan antara pemberi kerja dengan
pelaksana kerja (konsultan), yang terdiri dari tenaga-tenaga ahli dari berbagai bidang
beserta tenaga pendukungnya.

Dalam melaksanakan pekerjaan yang dimaksud, konsultan akan membentuk satu tim
yang dipimpin oleh team leader dengan didukung oleh beberapa tenaga ahli dan juga
beberapa tenaga pendukung yang berkompeten. Untuk mengetahui lebih jelas, struktur
organisasi pelaksanaan pekerjaan dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar E-11. Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan

DINAS PARIWISATA SUMATERA BARAT

PENYUSUNAN MASTER
PLAN GEOPARK NGARAI
KONSULTAN PELAKSANA
SIANOK MANINJAU
Direktur

Office Manager

Hal - 63
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Penyusunan Master Plan Geopark Ngarai Sianok Maninjau Tahun Anggaran 2020

Team Leader
TIM TEKNIS/SUPERVISI
Team Leader / Ahli PWK

Tim Ahli
 Tenaga Ahli PWK
 Tenaga Ahli Pariwisata
 Tenaga Ahli Geologi
 Tenaga Ahli Budaya
 Tenaga Ahli Biologi

Tenaga Pendukung Lainnya:


 Ahli GIS
 Surveyor
 Administrasir

Hal - 64

Anda mungkin juga menyukai