Indonesia merupakan wilayah yang sering terjadi bencana alam. Berbagai bencana
alam yang sering terjadi antara lain seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi, tsunami,
gerakan tanah, angin kencang, kebakaran hutan, dan lain-lain. Setiap jenis bencana
tersebut mempunyai tingkat bahaya yang bervariasi dan mengakibatkan korban jiwa dan
kerugian harta benda tergantung pada karakteristik fisik, sosial, dan ekonomi daerah
yang terlanda. Kecenderungan terhadap terjadinya bencana untuk saat ini maupun masa
yang akan datang masih cukup besar dan ada kemungkinan akan bertambah jenisnya.
Bencana longsor dan banjir merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi
di Indonesia, terutama di Provinsi Jawa Barat yang mempunyai frekuensi kejadian
longsor yang sangat tinggi dan hampir setiap tahun mengalami peningkatan yang dipicu
dengan kondisi topografi mulai dari curam sampai sangat curam yang dikombinasikan
dengan curah hujan yang tinggi, di mana curah hujan yang tinggi telah menyebabkan
bencana banjir dan tanah longsor menimpa beberapa wilayah bagian selatan Jawa barat.
Salah satu di antaranya adalah Kabupaten Sumedang.
Berdasarkan data informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Sumedang mencatat sepanjang Januari hingga 23 Desember 2020 terdapat
273 kejadian bencana alam. bencana alam yang terjadi tahun 2020 ini didominasi oleh
tanah longsor, yakni 141 kejadian. Bencana lainnya adalah angin puting beliung 5
kejadian, banjir 34 kejadian, banjir bandang 2 kejadian, pohon tumbang 12 kejadian,
kebakaran hutan dan lahan terjadi 5 kejadian. Kemudian kebakaran bangunan 39
kejadian, musibah 22 kejadian, dan pergerakan tanah 13 kejadian. Kabupaten Sumedang
termasuk daerah di Jawa Barat dengan potensi bencana longsor cukup tinggi. Dari 26
kecamatan yang ada, 23 di antaranya termasuk dalam wilayah rawan longsor. Rawan
longsor di 23 kecamatan. Sedangkan sepanjang tahun 2021 tercatat terdapat 137 bencana
alam yang terjadi di wilayah administrasi Kabupaten Sumedang. Di mana, bencana
longsor masih menjadi yang paling banyak setelah banjir dan kebakaran hutan dan lahan
(karhutla). Berdasarkan indeks risiko bencana, Sumedang masuk dalam urutan 10 di
Jawa Barat dengan mempunyai risiko tinggi bencana. Potensi yang terjadi di Sumedang
adalah longsor atau pergerakan tanah.
Dalam penanggulangan bencana, mengacu pada Peraturan Menteri Dalam negeri
No. 27 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyiapan Sarana dan Prasarana dalam
Penanggulangan Bencana, Pemerintah Daerah menyiapkan sarana dan prasarana dalam
penanggulangan bencana di daerah dalam upaya mencegah, mengatasi dan
menanggulangi terjadinya bencana di daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Dalam hal mencegah terjadinya bencana maka diperlukannya pendataan
penyediaan dan rehabilitasi rumah korban bencana atau relokasi program
Kabupaten/Kota. Upaya-upaya yang perlu ditempuh yaitu melakukan identifikasi
perumahan di lokasi rawan bencana atau terkena relokasi program Kabupaten/Kota.
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk ini menyiapkan data-data perumahan yang
berpotensi rawan bencana atau terkena relokasi di Kecamatan Kecamatan Sumedang
Utara dan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang
Tujuan pelaksanaan Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Penataan
Ruang-Jasa Perencanaan Dan Perancangan Perkotaan Sub Kegiatan Identifikasi
Perumahan Di Lokasi Rawan Bencana Atau Terkena Relokasi Program Kabupaten/Kota
adalah sebagai berikut :
1. Untuk menyusun data rumah yang terdampak bencana sebagai bahan penanganan
relokasi permukiman terdampak bencana;
2. Pedoman dalam penentuan kebijakan prioritas penanganan relokasi permukiman
terdampak bencana di wilayah kajian.
1.3. Sasaran
1.5. Pembiayaan
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, yaitu
penelitian yang mengambil data dari dinas terkait dan survey primer ke lapangan.
Penelitian ini dilakukan dengan observasi lapangan sebagai alat pengumpulan data yang
pokok.
Ruang lingkup Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Penataan Ruang-
Jasa Perencanaan Dan Perancangan Perkotaan Sub Kegiatan Identifikasi Perumahan Di
Lokasi Rawan Bencana Atau Terkena Relokasi Program Kabupaten/Kota dengan Kode
RUP 32545307 pada prinsipnya dapat digolongkan menjadi dua bagian, Yaitu ruang
lingkup materi dan ruang lingkup wilayah.
Ruang Lingkup Materi
Melaksanakan kegiatan perencanaan teknis pada Pekerjaan Pekerjaan Belanja Jasa
Konsultansi Perencanaan Penataan Ruang-Jasa Perencanaan Dan Perancangan
Perkotaan Sub Kegiatan Identifikasi Perumahan Di Lokasi Rawan Bencana Atau
Terkena Relokasi Program Kabupaten/Kota Tahun 2022.
Ruang Lingkup Kegiatan Ruang lingkup materi Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi
Perencanaan Penataan Ruang-Jasa Perencanaan Dan Perancangan Perkotaan Sub
Kegiatan Identifikasi Perumahan di Lokasi Rawan Bencana atau Terkena Relokasi
Program Kabupaten/Kota ini meliputi beberapa tahapan, di mana garis besar
tahapan pelaksanaannya adalah dimulai dari tahap persiapan, tahap pengumpulan
data dan informasi, tahap pengolahan dan analisis data dan tahap penyusunan
rencana, yang secara rincinya meliputi:
1. Menyesuaikan dan berpedoman kerangka acuan kerja Pekerjaan Belanja Jasa
Konsultansi Perencanaan Penataan Ruang-Jasa Perencanaan Dan Perancangan
Perkotaan Sub Kegiatan Identifikasi Perumahan di Lokasi Rawan Bencana atau
Terkena Relokasi Program Kabupaten/Kota;
2. Melakukan survei/observasi lapangan mengenai kondisi lapangan wilayah;
3. Mengkaji data primer atau sekunder;
4. Memetakan kondisi eksisting hasil inventarisasi dan identifikasi;
5. Merumuskan beberapa alternatif pemecahan masalah, termasuk standar
perencanaan;
6. Menyusun database;
7. Melakukan rapat pembahasan, koordinasi dengan dinas instansi terkait dan Tim
Teknis;
8. Menyiapkan materi untuk rapat pembahasan laporan dengan jumlah sebanyak
peserta rapat;
9. Memberikan laporan hasil verifikasi dan kegiatan database ini.
Lokasi Kegiatan:
Kecamatan Sumedang Utara dan
Sumedang Selatan
Penyedia jasa yang dibutuhkan adalah penyedia jasa yang memiliki Sertifikat
Badan Usaha (SBU) non konstruksi Jasa Penelitian 1.SI.04 dan Jasa Survey Geologi
1.SS.06
1.11. Jangka Waktu Pelaksanaan
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini selama 1.5 (satu setengah) bulan atau 45
(empat puluh lima) hari kalender, terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK).
1.13. Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah Dokumen Lengkap
Data Identifikasi Perumahan Di Lokasi Rawan Bencana atau Terkena Relokasi Program
Kabupaten/Kota Kecamatan Sumedang Utara dan Sumedang Selatan Kabupaten
Sumedang.
Laporan-laporan yang di maksud meliputi :
a. Laporan Pendahuluan (dimasukan pada Minggu Ke 1 setelah SPMK
diterbitkan);
b. Laporan Antara (dimasukan pada Minggu Ke 4 setelah SPMK diterbitkan);
c. Laporan Akhir (dimasukan pada Minggu Ke 8 setelah SPMK diterbitkan).
ttd