Anda di halaman 1dari 6

Laporan Pendahuluan

Identifikasi Perumahan di Lokasi Rawan Bencana Atau


Terkena Relokasi Program Kabupaten/Kota

Bab 1 | 0  
Laporan Pendahuluan

1.1. Latar Belakang 
 
Indonesia  merupakan  wilayah  yang  sering  terjadi  bencana  alam.  Berbagai  bencana 
alam yang sering terjadi antara lain seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi, tsunami, gerakan 
tanah, angin kencang, kebakaran hutan, dan lain‐lain. Setiap jenis bencana tersebut mempunyai 
tingkat  bahaya  yang  bervariasi  dan  mengakibatkan  korban  jiwa  dan  kerugian  harta  benda 
tergantung pada karakteristik fisik, sosial, dan ekonomi daerah yang terlanda. Kecenderungan 
terhadap terjadinya bencana untuk saat ini maupun masa yang akan datang masih cukup besar 
dan ada kemungkinan akan bertambah jenisnya.  
Bencana longsor dan banjir merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di 
Indonesia,  terutama di Provinsi Jawa Barat yang mempunyai frekuensi  kejadian longsor yang 
sangat  tinggi  dan  hampir  setiap  tahun  mengalami  peningkatan  yang  dipicu  dengan  kondisi 
topografi mulai dari curam sampai sangat curam yang dikombinasikan dengan curah hujan yang 
tinggi, di mana curah hujan yang tinggi telah menyebabkan bencana banjir dan tanah longsor 
menimpa  beberapa  wilayah  bagian  selatan  Jawa  barat.    Salah  satu  di  antaranya  adalah 
Kabupaten Sumedang.  
Berdasarkan  data  informasi  Badan    Penanggulangan  Bencana  Daerah  (BPBD) 
Kabupaten  Sumedang  mencatat  sepanjang  Januari  hingga  23  Desember  2020  terdapat  273 
kejadian bencana alam. bencana alam yang terjadi tahun 2020 ini didominasi oleh tanah longsor, 
yakni 141 kejadian. Bencana lainnya adalah angin puting beliung 5 kejadian, banjir 34 kejadian, 
banjir bandang 2 kejadian, pohon tumbang 12 kejadian, kebakaran hutan dan lahan terjadi 5 
kejadian.  Kemudian kebakaran bangunan 39 kejadian, musibah 22 kejadian, dan   pergerakan 
tanah  13  kejadian.  Kabupaten  Sumedang  termasuk  daerah  di  Jawa  Barat  dengan  potensi 
bencana longsor cukup tinggi. Dari 26 kecamatan yang ada, 23 di antaranya termasuk dalam 
wilayah  rawan  longsor.  Rawan  longsor  di  23  kecamatan.  Sedangkan  sepanjang  tahun  2021 
tercatat terdapat 137 bencana alam yang terjadi di wilayah administrasi Kabupaten Sumedang. 
Di mana, bencana longsor masih menjadi yang paling banyak setelah banjir dan kebakaran hutan 
dan lahan (karhutla). Berdasarkan indeks risiko bencana, Sumedang masuk dalam urutan 10 di 
Jawa Barat dengan mempunyai risiko tinggi bencana. Potensi yang terjadi di Sumedang adalah 
longsor atau pergerakan tanah. 

Bab 1 | 1  
Laporan Pendahuluan

Dalam penanggulangan bencana, mengacu pada Peraturan Menteri Dalam negeri No. 
27  Tahun  2007  tentang  Pedoman  Penyiapan  Sarana  dan  Prasarana  dalam  Penanggulangan 
Bencana,  Pemerintah  Daerah  menyiapkan  sarana  dan  prasarana  dalam  penanggulangan 
bencana di daerah dalam upaya  mencegah, mengatasi dan menanggulangi terjadinya bencana 
di daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang‐undangan. 
Dalam hal mencegah terjadinya bencana maka diperlukannya pendataan penyediaan 
dan rehabilitasi rumah korban bencana atau relokasi program Kabupaten/Kota. Upaya‐upaya 
yang  perlu  ditempuh  yaitu  melakukan  identifikasi  perumahan  di  lokasi  rawan  bencana  atau 
terkena relokasi program Kabupaten/Kota. 
 
1.2. Maksud dan Tujuan 
 
Maksud  dari  kegiatan  ini  adalah  untuk  ini  menyiapkan  data‐data  perumahan  yang 
berpotensi rawan bencana atau terkena relokasi di Kecamatan Kecamatan Sumedang Utara dan 
Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang 
Tujuan pelaksanaan Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Penataan Ruang‐
Jasa Perencanaan Dan Perancangan Perkotaan Sub Kegiatan Identifikasi Perumahan Di Lokasi 
Rawan Bencana Atau Terkena Relokasi Program Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut :  
1. Untuk menyusun data rumah yang terdampak bencana sebagai bahan penanganan relokasi 
permukiman terdampak bencana; 
2. Pedoman dalam penentuan kebijakan prioritas penanganan relokasi permukiman terdampak 
bencana di wilayah kajian. 
 
1.3. Sasaran 

Sasaran  yang  diharapkan  dari  pelaksanaan  Belanja  Jasa  Konsultansi  Perencanaan 


Penataan  Ruang‐Jasa  Perencanaan  Dan  Perancangan  Perkotaan  Sub  Kegiatan  Identifikasi 
Perumahan Di Lokasi Rawan Bencana Atau Terkena Relokasi Program Kabupaten/Kota adalah :  
1. Tersusunnya data perumahan yang berada di lokasi rawan bencana.  
2. Tersusunnya kebijakan prioritas penanganan relokasi permukiman terdampak bencana di 
wilayah kajian. 

Bab 1 | 2  
Laporan Pendahuluan

1.4. Lingkup Pekerjaan 

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, yaitu 
penelitian yang mengambil data dari dinas terkait dan survey primer ke lapangan. Penelitian ini 
dilakukan dengan observasi lapangan sebagai alat pengumpulan data yang pokok.  
Ruang lingkup Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Penataan Ruang‐Jasa 
Perencanaan Dan Perancangan Perkotaan Sub Kegiatan Identifikasi Perumahan Di Lokasi Rawan 
Bencana  Atau  Terkena  Relokasi  Program  Kabupaten/Kota  dengan  Kode  RUP  32545307  pada 
prinsipnya dapat digolongkan menjadi dua bagian, Yaitu ruang lingkup materi dan ruang lingkup 
wilayah. 
 Ruang Lingkup Materi 
Melaksanakan  kegiatan  perencanaan  teknis  pada  Pekerjaan  Pekerjaan  Belanja  Jasa 
Konsultansi  Perencanaan  Penataan  Ruang‐Jasa  Perencanaan  Dan  Perancangan  Perkotaan 
Sub  Kegiatan  Identifikasi  Perumahan  Di  Lokasi  Rawan  Bencana  Atau  Terkena  Relokasi 
Program Kabupaten/Kota Tahun 2022. 
 Ruang Lingkup Wilayah 
Penyusunan  Pekerjaan  Belanja  Jasa  Konsultansi  Perencanaan  Penataan  Ruang‐Jasa 
Perencanaan  Dan  Perancangan  Perkotaan  Sub  Kegiatan  Identifikasi  Perumahan  di  Lokasi 
Rawan  Bencana  atau  Terkena  Relokasi  Program  Kabupaten/Kota  Tahun  2022  berlokasi 
secara umum di Kecamatan Sumedang Selatan dan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang 
dan  khususnya  sesuai  paket  pekerjaan  yang  terdapat  di  wilayah  administrasi  Kabupaten 
Sumedang. 
 Ruang  Lingkup  Kegiatan  Ruang  lingkup  materi  Pekerjaan  Belanja  Jasa  Konsultansi 
Perencanaan Penataan Ruang‐Jasa Perencanaan Dan Perancangan Perkotaan Sub Kegiatan 
Identifikasi  Perumahan  di  Lokasi  Rawan  Bencana  atau  Terkena  Relokasi  Program 
Kabupaten/Kota ini meliputi beberapa tahapan, di mana garis besar tahapan pelaksanaannya 
adalah  dimulai  dari  tahap  persiapan,  tahap  pengumpulan  data  dan  informasi,  tahap 
pengolahan dan analisis data dan tahap penyusunan rencana, yang secara rincinya meliputi:  
1. Menyesuaikan dan berpedoman kerangka acuan kerja Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi 
Perencanaan  Penataan  Ruang‐Jasa  Perencanaan  Dan  Perancangan  Perkotaan  Sub 
Kegiatan Identifikasi Perumahan di Lokasi Rawan Bencana atau Terkena Relokasi Program 
Kabupaten/Kota;  
2. Melakukan survei/observasi lapangan mengenai kondisi lapangan wilayah;  

Bab 1 | 3  
Laporan Pendahuluan

3. Mengkaji data primer atau sekunder;  
4. Memetakan kondisi eksisting hasil inventarisasi dan identifikasi; 
5. Merumuskan beberapa alternatif pemecahan masalah, termasuk standar perencanaan; 
6. Menyusun database; 
7. Melakukan rapat pembahasan, koordinasi dengan dinas instansi terkait dan Tim Teknis; 
8. Menyiapkan materi untuk rapat pembahasan laporan dengan jumlah sebanyak peserta 
rapat; 
9. Memberikan laporan hasil verifikasi dan kegiatan database ini. 
 
1.5. Lokasi Kegiatan 

Kegiatan  jasa  konsultasi  ini  dilaksanakan  Di  Kecamatan  Sumedang  Uatara  dan 
Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. 
 

  Lokasi Kegiatan:
Kecamatan Sumedang Utara dan
  Sumedang Selatan

Gambar 1.1 Gambar Peta Lokasi Kegiatan 

Bab 1 | 4  
Laporan Pendahuluan

1.6. Muatan Identifikasi 

Muatan  identifikasi  di  Perumahan  Kecamatan  Sumedang  Uatara  dan  Kecamatan 


Sumedang  Selatan  Kabupaten  Sumedang  terkait  dengan  tingkat  potensi  rawan  bencana  dan 
relokasi Program Kabupaten/Kota. 
 
1.7. Jangka Waktu Pelaksanaan 

Jangka  waktu  pelaksanaan  kegiatan  ini  selama  1.5  (satu  setengah)  bulan  atau  45 
(empat  puluh  lima)  hari  kalender,  terhitung  sejak  dikeluarkannya  Surat  Perintah  Mulai  Kerja 
(SPMK). 

Bab 1 | 5  

Anda mungkin juga menyukai