Anda di halaman 1dari 34

Bab ini merupakan yang berisikan analisis

potensi dan permasalahan reklame di


Kabupaten Tasikmalaya yang terdiri dari (1)
analisis efektifitas dan efisiensi mekanisme
penyelenggaraan reklame, a) analisis
keefektifan dari segi produk,b) analisis reklame
terkait ketentuan penetapan jenis reklame, c)
teknis pemasangan reklame terkait aturan, d)
teknis pemasangan reklame disarana dan
prasarana umum, e) proses pelayanan izin f)
pengawasan dan penertiban reklame yang ada
di Kabupaten Tasikmlaya
(2) anslisis lokasi stretgis (3) analisis
kecenderungan
5.1 Analisis Efektifitas dan Efisiensi Mekanisme
Penyelenggaraan Media Reklame di Kabupaten
Tasikmalaya

K
eefektifan penyelengaraan reklame secara garis besar dibedakan menjadi dua,
keefektifan by product dan keefektifan by process.

5.1.1 Analisis Keefektifan dari Segi Produk


Analisis dan penilaian terhadap keefektifan dalam menyelenggarakan perizinan reklame ditinjau
dari segi produk, yaitu penilaian terhadap pelaksanaan penyelenggaraan reklame berdasarkan
hasil yang nyata. Faktor yang menjadi pertimbangan dalam penilaian by product ini adalah kualitas
ruang serta unsur pendapatan yang bersumber dari pajak reklame. Penilaian keefektifan dari segi
produk ditentukan oleh empat indikator, seperti yang terlihat pada Tabel V.1 berikut ini.

Tabel V.1
Kriteria dan Indikator Keefektifan Mekanisme Penyelenggara
Reklame dari Segi Produk di Kabupaten Tasikmalaya
Kriteria Indikator Sub Indikator
1. Penempatan reklame sesuai a. Tidak terdapat reklame produk/jasa dalam bentuk
dengan ketentuan penempatan apapun di Kawasan Bebas
reklame menurut jenis kawasan b. Pemasangan reklame di Kawasan Khusus hanya
reklame yang berhubungan dengan kegiatan di
dalam gedung
c. Reklame gerbang/bando hanya terdapat di jalan
yang diperbolehkan dalam peraturan
d. Penempatan reklame tidak menumpuk di satu titik
tertentu
2. Teknis Pemsangan reklame di a. Pemasangan semua reklame khusus dilakukan
tiap kawasan sesuai dengan dengan menempel tegak lurus bangunan dengan
Evaluasi by product

aturan pemasangan di tiap jenis ukuran media max. 0,5x4 m2


Keefektifan

kawasan b. Pemasangan semua reklame pada kawasan


selektif sesuai dengan ketentuan kawasan, yaitu
 Ukuran media
o Di sarana/prasarana max. 3x6 m2
o Di halaman max. 5x10 m2
 Pemasangan di bangunan: menempel tegak
lurus bangunan dengan ukuran max. 50% dari
luas muka bangunan
 Pemasangan di atap: ketinggian max. 10 m
c. Pemasangan reklame pada Kawasan Umum
(Padat Reklame) sesuai dengan ketentuan
kawasan, yaitu:
 Ukuran media max. 5x10 m2
 Pemasangan di bangunan: menempel tegak

Penyusunan Rencana Penataan Reklame


Kabupaten Tasikmalaya 5-1
Kriteria Indikator Sub Indikator
lurus bangunan dengan ukuran max. 100% dari
luas muka bangunan
 Pemasangan di atap: ketinggian max. 10 m
3. Teknis pemasangan reklame di a. Pemasngan reklame dengan cara dipancang
sarana/prasarana umum dan diberm
dipersil pribadi  Proyeksi bidang reklame tidak boleh melebihi
kerb
 Proyeksi bidang reklame tidak melintas
kapling/persil di dekatnya
b. Pemasangan reklame dengan cara dipancang
dipersil pribadi
 Proyeksi bidang reklame tidak boleh melebihi
batas persil
 Reklame yang menempel pada bangunan tidak
boleh melintasi jalan
4. Peningkatan penerimaan pajak a. Peningkatan proporsi pajak reklame terhadap pajak
reklame daerah lainnya
b. Peningkatan nilai pertumbuhan pajak reklame
c. Tercapainya target pajak reklame
Sumber : Hasil Analisis, 2010

5.1.1.1 Penempatan Reklame Terkait Ketentuan Penempatan Reklame Menurut Jenis


Kawasan

Indikator keefektifan ini terkait dengan aspek kesesuaian dengan perkembangan kota, karena
pengaturan penempatan reklame dilakukan untuk memastikan bahwa karakteristik dan keteraturan
kawasan-kawasan tertentu tidak terganggu oleh adanya reklame, sekaligus untuk membatasi
jumlah pemasangan reklame di Kabupaten Tasikmalaya. Keefektifan produk berdasarkan indikator
ini ditentukan oleh tiga sub indikator. Indikator dinyatakan terpenuhi jika semua sub indikator
terpenuhi. Berikut diurikan penilaian berdasarkan masing-masing sub indikator tersebut.

a. Tidak terdapat reklame produk/jasa dalam bentuk apapun di Kawasan Bebas


Kawasan yang harus bebas dari pemasangan reklame produk/jasa antara lain kawasan
pendidikan dan kawasan taman. Batas berlakunya aturan kawasan bebas adalah sampai
batas Daerah Milik Jalan (Damija) dari kawasan yang berseberangan, dan sampai batas persil
dengan kawasan yang bersebelahan. Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan menunjukan
bahwa di kawasan bebas reklame terdapat pemasangan reklame produk/jasa rokok yang
dipancang di Alun-Alun Kecamatan Manonjaya. Berdasarkan hal ini maka indikator tidak
terdapat reklame dalam bentuk apapun di Kawasan Bebas tidak terpenuhi.

Penyusunan Rencana Penataan Reklame


Kabupaten Tasikmalaya 5-2
Gambar 5.1
Pemasangan Reklame di Kawasan Bebas / dipancang di depan alun-alun Manonjaya
dan Taman-taman yang ada di Singaparna (Jl.Bunderan Alun-alun Singaparna)

b. Penempatan Reklame di Kawasan Khusus hanya reklame produk/jasa yang


berhubungan dengan kegiatan di dalam gedung
Reklame diperbolehkan dipasang di kawasan khusus adalah reklame yang berhubungan
dengan kegiatan di dalam gedung. Reklame yang dimaksud disini meiputi penanda bangunan
dan reklame produk/jasa yang berkaitn dengan kegiatan di dalam gedung, misalnya toko di
dalam gedung adalah deler resmi dari sebuah produk, atau bisa juga reklame merk suatu
produk yang dijual di dalam gedung.
Berdasarkan obesrvasi, banyak ditemukan reklame produk/jasa yang tidak berhubungan
dengan kegiatan di dalam gedung. Salah satunya reklame tersebut berada pada bangunan
yang berfungsi sebagai toko dan SBPU, terletak di Jl. Raya Ciawi yang diiklankan adalah
produk rokok dan sarung (lihat Gambar 5.2.). Adanya temuan ini menyebabkan sub indikator
tidak terpenuhi.

Gambar 5.2
Reklame Produk Rokok yang ada di Depan SBBU Jl. Raya Ciawi dan Sarung yang
dipancang di muka Bangunan Toko

Penyusunan Rencana Penataan Reklame


Kabupaten Tasikmalaya 5-3
c. Pemasangan reklame gerbang/bando jalan hanya terdapat di jalan yang diperbolehkan
dalam peraturan
Pemasangan reklame dengan bentuk bando yaitu melintas di atas jln, bukan bentuk
pemasangan yang direkomendasikan. Hal tersebut diperbolehkan, namun hanya untuk ruas
jalan tertentu. Disamping itu, tujuan utama media bando jalan adalah sebagai media
penyampaian pesan oleh pemerintah bukan murni komersial.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, ditemukan pemasangan reklame dalam bentuk bando
antara lain di Jl. Perjuangan Ciawi, Jl. Raya Rajapolah kenyataan masih terdapatnya
ketidaksesuaian pemasangan reklame dengan ketentuan yang berlaku disebabkan belum
ketatnya perizinan reklame (lihat Gambar 5.3.). Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan
bahwa sub indikator pemasangan reklame bando/gerbang hanya dijalan yang telah ditentukan
tidak terpenuhi.
Gambar 5.3
Bando Jalan Jenis Reklame yang tidak direkomendasikan
di Jl. Perjuangan dan Jl Raya Rajapolah

Gambar 5.4
Bando Jalan Jenis Reklame yang direkomendasikan
di Jl. Raya Kadipaten dan Jl Raya Rajapolah yang Berisikan Pesan Oleh Pemerintah

Penyusunan Rencana Penataan Reklame


Kabupaten Tasikmalaya 5-4
d. Pemasangan reklame tidak menumpuk di satu titik tertentu
Titik-titik penempatan di Kabupaten Tasikmalaya ditetapkan dengan tujuan agar reklame yang
dipasang tidak menumpuk di satu titik, yang secara visual kurang indah dan menghambat
keefektifan penyampaian informasi yang ada di reklame itu sendiri. Penambahan titik diluar
yang ditetapkan boleh dilakukan, tetapi harus menuruti syarat-syarat tertentu, yaitu :
 Berjarak 50 m dari persimpangan
 Jarak dengan titik reklame yang lain minimal 50 m
 Ukuran papan 2x2 m2
Hasil pengamatan menunjukan masih terdapat penumpukan pemasangan reklame di
beberapa titik di jalan yang diamati, yaitu :
 Jl Raya Timur Singaparna
Persoalan yang terjadi di Jl. Raya Timur Singaparna adalah penempatan reklame
penanda bangunan dihalaman yang saling tumpang tindih. Penumpukan yang terjadi
sangat parah, karena hampir tidak ada jarak antara tiang reklame yang satu dengan yang
lainnya, bahkanbidang reklame saling menutupi satu sama lain hingga pesan yang
tertulisdi papan tersebut sulit terbaca. (lihat Gambar 5.4).
 Bunderan Alun-Alun Singaparna
Penumpukan titik reklame di Bunderan Alun-alun Singaparna terjadi antara reklame yang
dipasang billboard produk Telkomsel. Sarung Atlas, Soko Sejati, Honda dan Yogya
Produk-produk reklame produk tersebut berukuran besar, sehingga meskipun tiang
reklame keduanya berjauhan, namun bidang reklamenya hampir bersinggungan dan
menutupi gedung yang ada di belakangnya. Karena ukuran reklame yang besar dan
letaknya berdekatan ini muncul kesan menutupi dan tidak enak dilihat. (lihat Gambar 5.4).
Berdasarkan hal ini maka indikator pemasangan reklame tidak menumpuk di satu titik
tertentu tidak terpenuhi.

Penyusunan Rencana Penataan Reklame


Kabupaten Tasikmalaya 5-5
Gambar 5.5
Penumpukan Reklame di Jl. Raya Timur Singaparna dan Bunderan Alun-alun
Singaparna

Berdasarkan indikator-indikator tersebut, kesesuaian penempatan reklame di tiap kawasan, tidak


satupun yang berada dalam kondisi yang disyaratkan oleh sub indikator. Akibatnya indikator
kesesuaian penempatan reklame dengan ketentuan penempatan reklame di Kabupaten
Tasikmalaya tidak terpenuhi. Hal ini mengindikasikan bahwa praktik penempatan reklame di
Kabupaten Tasikmalaya saat ini sama sekali belum sesuai dengan ketentuan penempatan yang
telah ditetapkan untuk setiap kawasan.

5.1.1.2 Teknis Pemasangan Reklame Terkait Aturan Pemasangan Untuk Tiap


Jenis Kawasan

Indikator ini terkait dengan faktor estetika. Tiap kawasan memiliki aturan ukuran, jenis,
dan tempat pemasangan reklame yang diperbolehkan. Aturan ini didasari oleh karakteristik dari
tiap kawasan itu sendiri. Karakteristik yang baik dari suatu kawasan perlu dipertahankan. Media
reklame harus terintegrasi dengan lingkungan sekitar, tidak hanya terjadi ketimpangan atau ‘gegar
skala’ dengan bangunan sekitarnya. Selain itu naskah dan ukuran juga menjadi pertimbangan
karena sangat berpengaruh terhadap estetika visual. Keefektifan indikator ini ditentukan oleh tiga
sub indikator , yaitu sebagai berikut:
a. Pemasangan semua reklame di kawasan khusus sesuai dengan ketentuan kawasan
Pemasangan reklame di kawasan ini dilakukan dengan cara menempel vertikal pada
bangunan, dengan ukuran media maksimal 0,5 x 4 m2. Berdasarkan pengamatan dilapangan
ditemukan pemasangan reklame selain dengan cara yang telah ditentukan. Reklame tersebut
dipasang diatas atap bangunan. Ukuran media reklamenya pun lebih besar dari ukuran yang

Penyusunan Rencana Penataan Reklame


Kabupaten Tasikmalaya 5-6
diperbolehkan, hal ini menandakan bahwa masih ada pemasangan reklame di kawasan
khusus yang tidak sesuai ketentuan, sehingga sub indikator ini tidak terpenuhi.
b. Pemasangan semua reklame di kawasan selektif
Di kawasan selektif, pemasangan reklame pada bangunan diperbolehkan jika ditempel tegak
lurus pada muka bangunan dengan ukuran 50% dari luas muka bangunan. Ukuran media
reklame yang diizinkan di kawasan ini maksimal 5x10 m2 untuk pemasangan persil pribadi,
dan 3x6 m2 di sarana/prasarana. Ketentuan yang terakhir ini tidak terpenuhi, karena umumnya
reklame di sarana/prasarana yang terdapat di Jl.Raya Bantar Kalong, Menuju Jiarah
Pamijahan berukuran lebih besar dari 3x6 m2 (lihat Gambar 5.6). Masih terdapatnya reklame
yang tidak sesuai ketentuan kawasan ini menyebabkan sub indikator pemasangan reklame di
kawasan selektif sesuai ketentuan kawasan tidak terpenuhi.

Gambar 5.6
Reklame di Kawasan Selektif yang Tidak Sesuai

c. Pemasangan sarana reklame di kawasan umum sesuai dengan ketentuan kawasan


Ketentuan mengenai ukuran, jenis dan tempat pemasangan reklame di kawasan padat
reklame cukup longgar. Ukuran media reklame yang diperbolehkan di kawasan ini maksimal
5x10 m2, baik dipasang di sarana/prasarana umum maupun di persil pribadi. Pemasangan
reklame harus menempel tegak lurus bangunan dengan ukuran max. 100% dari luas muka
bangunan, dan pemasangan reklame di atap ketinggian maksimal yang diperbolehkan adalah
setingi 10 m. Dari pengamatan yang dilakukan, tidak ditemukan adanya pelanggaran terhadap
ketentuan pemasangan mengenai ukuran media cara pemasangan dan ketinggian reklame
diatas atap dikawasan umum yang diamati, sehingga disimpulkan bahwa sub indikator ini
terpenuhi.

Penyusunan Rencana Penataan Reklame


Kabupaten Tasikmalaya 5-7
5.1.1.3 Teknis Pemasangan Reklame di Sarana/Prasarana Umum dan di Persil
Pribadi Terkait Aturan Pemasangan Yang Berlaku

Disamping adanya ketentuan khusus mengenai teknis pemasangan reklame yang berlaku
spesifik di tiap jenis kawasan, terdapat juga ketentuan teknis pemasangan reklame yang berlaku
secara umum. Teknis pemasangan tersebut berlaku sama untuk setiap jenis kawasan. Indikator
teknis pemasangan reklame secara umum ini terkait dengan faktor keselamatan, terutama untuk
pemasangan reklame pada sarana/prasaraana. Pemasangan pada sarana/prasarana meliputi
pemasangan pada halte bis, sheltr, jembatn penyeberangan orang (JPO), dan pemencangan di
berm/trotoar. Penilaian untuk masing-masing sub indikator diuraikan sebagai berikut :
a. Pemasangan reklame dengan cara dipancang diberm sesuai ketentuan
Pemasangan reklame di sarana/prasarana kota perlu mendapat perhatian lebih karena
merupakan bagian dari ruang publik. Dalam hal ini faktor keselamatan menjadi pertimbangan
utama, karena mencakup keselamatan pejalan kaki yang berjalan di trotoar serta kendaraan
yang melintas. Tujuannya adalah agar kendaraan besar seperti bus tidak terhalangi saat akan
berputar atau melewati jalan yang bermnya terpancang reklame. Selain itu, proyeksi bidang
reklame yang dipancang di berm tidak boleh melewati batas persil di dekatnya.
Dari pengamatan di lapangan, terdapat pemasangan reklame di berm yang menyalahi
ketentuan. Pemasangan reklame di berm yang tidak sesuai ketentuan tersebut terdapat di Jl.
Raya Manonjaya (alun-alun manonjaya) dan Jl Raya Timur Singaparna Reklame tidak
dipasang di tengah-tengah pedestrian dan di perkerasan jalan (lihat Gambar 5.7). terdapatnya
pelanggaran terhadap ketentuan pemasangan reklame di berm menandakan sub indikator ini
tidak terpenuhi.

Penyusunan Rencana Penataan Reklame


Kabupaten Tasikmalaya 5-8
Gambar 5.7
Reklame yang dipancang di Perkerasan dan ditengah Pedestrian Alun-alun Manonjala
dan Jl. Timur Singaparna

b. Pemasangan reklame di persil pribadi sesuai dengan ketentuan


Ketentuan utama pemasangan reklame di persil pribdi adalah proyeksi bidang reklame tidak
boleh melewati batas persil, apalagi sampai ke badan jalan. Hasil pengamatan menunjukan
terdapat banyak pelanggaran dalam pemasangan reklame di persil pribadi. Kesalahan umum
yang dilakukan adalah proyeksi bidang reklame baik yang dipancang maupun yang ditempel
tegak lurus pada bangunan melebihi batas persil. Bahkan di beberapa titik proyeksi bidang
reklame tersebut sampai ke perkerasan jalan. Beberapa contoh pemasangan yang tidak
sesuai ketentuan tersebut terdapat di:
 Jl.Raya Timur Singaparna
Kegiatan utama di sepanjang jalan ini adalah perdagangan. Reklame yang dipasang
umumnya adalah nama toko, reklame produk dengan nama toko, atau reklame produk
yang berkaitan dengan kegiatan di dalam bangunan. Hampir semua bangunan
memasang reklame dengan cara ditempel, namun pemasangan reklame tersebut tidak
mengindahkan ketentuan yang berlaku karena hampir semua reklame pada bangunan
tersebut melintasi jalan ((lihat Gambar 5.8). kedaan ini selain mengganggu secara
estetika, juga menghambat sampainya informasi karena pemasangan yang saling
bertumpukan, selain itu pemasangan reklame yang melintasi jalan jika letaknya rendah
dapat mengganggu kendaraan besar yang lewat seperti bus atau truk.

Penyusunan Rencana Penataan Reklame


Kabupaten Tasikmalaya 5-9
Gambar 5.8
Reklame Bidang Proyeksinya Melampaui Batas Persil
di Jl. Timur Singaparna

 Jl.Raya Timur Sangaparna


Di jalan ini terdapat beberapa papan reklame yang dipancang di halaman tetapi bidang
proyeksinya melampaui batas persil. Salah satunya yang cukup parah adalah reklame
yang diperlihatkan oleh Gambar 5.8. Reklame tersebut melewati batas persil sampai
keatas trotoar. Pemasangannya cukup rendah, sehingga dapat membahayakan pejalan
kaki yang lewat.
Masih terdapatnya pelanggaran tehadap katentuan pemasangan reklame di persil pribadi,
baik yang dipancang maupun ditempel pada bangunan menyebabkan sub indikator ini
tidak terpenuhi.

Berdasarkan indikator-indikator tersebut, kesesuaian teknis pemasangan reklame di


sarana/prasarana umum dan di persil dengan ketentuan ini berlaku untuk setiap kawasan,
diketahui bahwa kedua sub indikator yang digunakan untuk menyatakan pemenuhan indikator
sama sekali tidak terpenuhi. Dengan begitu, indikator teknis pemasangan reklame di
sarana/prasarana umum dan di persil terpasang di Kabupaten Tasikmalaya saat ini tidak sesuai
dengan ketentuan terutama yang terkait dengan kriteria keselamatan pengguna ruang publik.

5.1.2 Analisis Keefektifan dari Segi Proses


Keefektifan dari segi proses dilihat melalui indikator proses pelayanan perizinan,
pengawasan, dan penertiban terhadap reklame. Untuk indikator perizinan, sub indikatornya antara
lain :
 Tahapan prosedur perizinan reklame,
 Persyaratan permohonan izin reklame diperiksa kelengkapannya dan hanya permohonan
yang telah lengkap persyaratannya yang diproses,

Penyusunan Rencana Penataan Reklame


Kabupaten Tasikmalaya 5 - 10
 100% reklame yang terpasang di Kabupaten Tasikmalaya telah memiliki izin.

Untuk indikator pengawasan, sub indikatornya adalah :


 Pengawasan dilakukan secara rutin dan terkoordinasi
 pengawasan terhadap kesesuaian pemasangan reklame baik secara administratif maupun
teknis,
 Pelaporan hasil pengawasan kepada Bupati secara berkala.

Sedangkan untuk indikator penertiban, sub indikatornya adalah :


 Penerbitan surat izin pemberitahuan dan surat peringatan kepada pemilik reklame yang tidak
sesuai.
 Pencabutan izin reklame dan membongkar reklame yang melanggar ketentuan
 Pembuatan berita acara penertiban reklame.
Untuk lebih jelasnya kriteria dan indikator keefektifan mekanisme penyelenggara reklame dari segi
proses di Kabupaten Tasikmalaya.

Tabel V.2
Kriteria dan Indikator Keefektifan Mekanisme Penyelenggara
Reklame dari Segi Proses di Kabupaten Tasikmalaya
Kriteria Indikator Sub Indikator
1. Proses pelayanan ijin reklame a. Tahapan prosedur perizinan reklame
berjalan b. Persyaratan permohonan izin reklame diperiksa
kelengkapannya dan hanya permohonan yang
telah lengkap persyaratannya yang diproses
c. 100% reklame yang terpasang di Kabupaten
Tasikmalaya telah memiliki izin

2. Pengawasan terhadap a. Pengawasan dilakukan secara rutin dan


Evaluasi by proses

penyelenggaraan reklame terkoordinasi


Keefektifan

b. Pengawasan terhadap kesesuaian pemasangan


reklame baik secara administratif maupun teknis
c. Pelaporan hasil pengawasan kepada Bupati/ Dinas
yang berkaitan secara berkala

3. Penertiban terhadap pelanggaran a. Penerbitan surat izin pemberitahuan dan surat


ketentuan penyelenggaraan peringatan kepada pemilik reklame yang tidak
reklame sesuai.
b. Pencabutan izin reklame dan membongkar
reklame yang melanggar ketentuan
c. Membuat berita acara penertiban reklame

Sumber : Hasil Analisis, 2010

5-1

Penyusunan Rencana Penataan Reklame


Kabupaten Tasikmalaya 5 - 11
5.1.2.1 Proses Pelayanan Ijin Reklame
Proses pelayanan perizinan reklame di Kabupaten Tasikmalaya mulai dari tahapan
yang harus dilalui, telah dibahas di Bab 3. pada bagian ini dilakukan penilaian keefektifan melalui
indikator proses pelayanan perizinan berdasarkan tiga tolok ukur yang telah ditetapkan. Analisis
dan penilaian untuk tiap tolak ukur diuraikan sebagai berikut :

a. Tahapan prosedur perizinan yang dijalankan


Melalui uraian mengenai proses pelayanan izin yang dilakukan, dapat dilihat bahwa secara
garis besar tahapan prosedur yang dijalankan telah sesuai dengan Keputusan Kabupaten
Tasikmalaya tentang Perda No. 16 tahun 1998 tentang Pajak Reklame. Untuk mendapatkan
ijin, setiap penyelenggara reklame diwajibkan mengajukan permohonan secara tertulis kepada
Kepala Daerah melalui Kepala Dinas menurut bentuk yang telah ditentukan. Pemohon ijin
diwajibkan memperlihatkan terlebih dahulu alat reklame yang akan dipasang beserta syarat-
syarat yang diperlukan sebagaimana tercantum dalam bentuk formulir yang telah ditentukan
kepada Kepala Daerah melalui Kepala Dinas dan ijin akan diberikan dalam jangka waktu
tertentu. Berdasarkan kondisi di lapangan dan hasil wawancara bahwa sub indikator ini
terpenuhi.

b. Permohonan izin diperiksa kelengkapannya dan hanya yang telah lengkap yang
diproses
Berdasarkan kondisi di lapangan, gambaran bahwa dalam penyelenggaraan izin yang
dilakukan saat ini; permohonan izin harus lengkap untuk bisa diproses lebih lanjut, tanpa
kelengkapan persyaratan izin tidak bisa diproses. Persyaratan yang diminta merupakan data-
data penting yang menjadi masukan dalam proses pertimbangan izin, antara lain : gambar tata
letak bangunan dan ukuran reklame, selain itu data identitas diri juga penting untuk keperluan
data pembayaran pajak. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa sub indikator ini
terpenuhi.

c. Proses perizinan diselesaikan dalam jangka waktu tertentu


Ketentuan mengenai lama waktu penyelesaian izin dicantumkan dalam Perda No. 16 Tahun
1998 tentang Pajak Reklame. Dalam pelaksanaannya mengalami kendala yang dibedakan
menjadi dua, kendala internal dan kendala eksternal. Kendala internal adalah kendala yang
muncul dari dalam institusi itu sendiri, sementara kendala eksternal merupakan kendala yang

Penyusunan Rencana Penataan Reklame


Kabupaten Tasikmalaya 5 - 12
disebabkan oleh hal-hal lain. Kendala yang menyebabkan tertundanya proses penyelesaian
izin diperlihatkan pada Tabel V.3.
Kendala eksternal berupa persyaratan permohonan yang tidak lengkap mempengaruhi proses
pembuatan kajian teknis yang dilakukan oleh dinas terkait. Salah satu contoh yang sering
terjadi adalah ketidalengkapan persyaratan untuk pemasangan reklame di halaman.
Pemasangan reklame di halaman harus dilakukan diatas tanah hak milik, sehingga perlu
sertifikasi tanah. Jika persil akan dipasangi reklame bukan hak milik, perlu surat perjanjian
dengan pemilik tanah. Surat perjanjian ini yang sering terlupakan oleh pemohon. Dinas
Pendapatan Daerah memerlukan sertifikasi tanah atau surat perjanjian ini untuk membuat
kajian teknis dan rekomendasi.

Tabel V.3
Kendala Dalam Proses Penyelesaian Izin
Internal Eksternal

 Lamanya waktu yang dibutuhkan pada kajian  Persyaratan yang diminta tidak lengkap
teknis, disebabkan hal-hal sebagai berikut :  Keterlambatan pemohon dalam membayar
- Mekanisme birokrasi dalam penandatangan dan retribusi ke tiap dinas
persetujuan hasil kajian teknis, baik dari Kepala  Survey yang tertunda akibat pemohon tidak
Dinas maupun dari Bupati. datang pada jadwal yang ditentukan.
- Menunggu hasil kajian teknis dari dinas terkait.
Sumber : Hasil Analisis, 2010

Kendala dari sisi eksternal lainnya yaitu pemohon belum membayar retribusi untuk jasa
pembuatan rekomendasi. Jika pemohon belum membayar retribusi, dinas terkait tidak akan
memberikan rekomendasi dan kajian teknisnya. Hal ini menyebabkan mulurnya waktu untuk
memproses ke tahap selanjutnya.

Untuk kendala internal, tahapan perizinan yang memerlukan waktu relatif lebih lama
dibandingkan tahapan lainnya adalah kajian teknis. Kajian teknis dibuat serentak oleh masing-
masing dinas setelah dilakukan rapat koordinasidan survey lapangan. Kajian teknis ini bisa
diselesaikan dalam waktu 2 – 3 hari, tapi kajian teknis yang dikeluarkan harus melalui Kepala
Dinas terlebih dahulu. Hal ini yang menjadi kendala, karena Kepala Dinas tidak selalu berada
di tempat. Hal yang sama juga terjadi untuk jenis permohonan yang harus mendapat
persetujuan langsung dari Bupati. Hasil kajian teknis yang telah disetujui oleh Kepala Dinas
dilaporkan ke Bupati untuk mendapat persetujuan serta saran dan pendapat, waktunya
tergantung dari kesibukan Bupati sendiri. Waktu penyelesaian yang seharusnya selesai dalam
jangka waktu yang telah ditentukan, bisa mulur sampai waktu yang tidak tentu.

Penyusunan Rencana Penataan Reklame


Kabupaten Tasikmalaya 5 - 13
Selain kendala yang sifatnya birokrasi, hal lain dalam tahapan kajian teknis yaitu adanya
sistem kerja Dinas tekait yang harus menunggu hasil kajian teknis dari dinas lainnya selesai
terlebih dahulu. Hal ini sebenarnya bukan kendala, karena memang untuk menghasilkan Izin
bangun bangunan reklame syarat utamanya adalah titik yang dimaksud telah memiliki izin.

Kendala yang menjadi perhatian dalam penilaian kefektipan adalah kendala internal atau yang
muncul didalam lingkup penyelenggara izin reklame. Adanya kendala ini menunjukan bahwa
ketidakberhasilan mencapai hasil yang diinginkan disebabkan oleh kelemahan sistem kerja
penyelenggara izin reklame itu sendiri. Kendala internal yang dihadapi berkaitan dengan
birokrasi adalah ketidak tepatan waktu penyelesaian izin bisa mendatangkan dampak kurang
baik, yaitu ketidakpercaan terhadap kinerja Pemerintah Kota dalam hal ini tim penyelenggara
izin reklame. Berdasarkan uraian tersebut disimpulkan bahwa sub indikator tidak terpenuhi.

d. 100% reklame yang terpasang di Kabupaten Tasikmalaya telah memiliki izin

Pengamatan kecocokan jumlah reklame di lapangan yang tercatat dilakukan dengan


membandingkan jumlah reklame menurut data pencatatan izin reklame dengan jumlah yang
ada di lapangan. Wilayah pengamatan meliputi ruas jalan yang diamati saat penilaian
keefektipan by product, yang tergolong kawasan umum (padat reklame) dan kawasan selektif.
Alasan pemilihan kawasan umum dan kawasan selektif didasari oleh temuan adanya reklame-
reklame di kawasan tersebut yang tidak tercatat izinnya pada saat melakukan pengamatan
untuk penilaian kefektipan by product.

Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa jumlah reklame berdasarkan hasil


pengamatan jauh lebih banyak dari jumlah reklame tercatat pada ruas jalan yang diamati,
bahkan dari seluruh jumlah reklame tercatat yang ada di sepanjang jalan. Hal ini terjadi pada
semua ruas jalan yang diamati.

Dari uraian sebelumnya, jelas bahwa masih banyak reklame yang tidak memiliki izin atau
setidaknya tidak tercatat oleh penyelenggara izin reklame selaku institusi yang bertugas
mengelola penyelenggaraan reklame. Oleh karena itu, sub indikator kepemilikan izin reklame
bagi semua reklame terpasang tidak terpenuhi.

Menurut sub indikator ini, kelemahan dari penyelenggara izin reklame adalah belum mampu
melakukan inventarisasi data yang akurat yang seharusnya dilakukan sejalan saat
pemroresan izin, selain itu keberadaan reklame yang tidak memiliki izin diduga merupakan
akibat dari kegiatan pengendalian, dalam hal ini pengawasan dan penertiban yang tidak
berjalan sebagaimana mestinya.

Penyusunan Rencana Penataan Reklame


Kabupaten Tasikmalaya 5 - 14
e. Hasil pengujian indikator proses pelayanan izin berjalan sesuai dengan ketentuan
Salah satu indikator untuk menilai kefektipan penyelenggaraan reklame dari segi proses
adalah proses pelayanan izin. Dari empat sub indikator yang digunakan untuk menilai
kefektipan proses pelayanan izin, tiga diantaranya tidak terpenuhi. Sub indikator yang
terpenuhi adalah pemeriksaan kelengkapan persyaratan permohonan izin sebelum diproses.
Tiga sub indikator yang tidak terpenuhi terkait dengan kinerja penyelenggara izin reklame hal
ini Dinas Pendapatan Daerah dalam melaksanakan tugasnya yaitu tahapan perizinan yang
harus dijalankan, waktu penyelesaian izin dan kepemilikan izin dari reklame terpasang.
Akibatnya secara keseluruhan indikator pelayanan izin dinilai sebagian besar tidak terpenuhi.

5.1.2.2 Pengawasan terhadap penyelenggaraan reklame dijalankan sesuai ketentuan

Pengawasan merupakan bagian dari pengendalian. Pengawasan meliputi kegiatan


pemantauan, pelaporan dan evaluasi. Tujuan pengawasan reklame adalah untuk menguji
kepatuhan penyelenggara reklame terhadap peraturan yang berlaku dan untuk memastikan
penyelenggaraan reklame memenuhi kewajibannya. Dengan begitu, pengawasan dalam
penyelenggaraan reklame meliputi pengawasan yang sifatnya administratif yaitu pajak reklame dan
masa berlaku izin, serta pengawasan yang bersifat teknis yaitu kepemilikan izin dan kesesuaian
pemasangan dengan izin yang dimiliki.

Saat ini Dinas Pendapatan Daerah melakukan pengawasan menurut wewenangnya. Dinas
Pendapatan Daerah mempunyai jadwal pengawasan ke lapangan untuk mengawasi apakah ada
reklame-reklame permanen yang tidak sesuai dengan ketentuan atau tidak memiliki izin. Laporan
mengenai adanya pelanggaran ketentuan pemasangan reklame juga diperoleh dari para staf dinas
yang kebetulan melihat pada saat pulang atau pergi kerja. Hasil temuan dilapangan kemudian
dilaporkan dan di cek dengan data yang ada di Dinas Pendapatan Daerah. Selain itu Dinas
Pendapatan Daerah selaku dinas pengelola penyelenggaraan reklame di Kabupaten Tasikmalaya
mengawasi dari segi masa berlaku pajak.
Berdasarkan temuan tersebut, kemudian dilakukan prosedur penertiban. Hasil pengawasan juga di
evaluasi oleh Dinas Pendapatan Daerah, pelaksanaan evaluasi yang telah berlangsung selama ini
dilakukan di awal, di tengah dan di akhir tahun.

Penyusunan Rencana Penataan Reklame


Kabupaten Tasikmalaya 5 - 15
a. Pengawasan dilakukan secara rutin dan terkoordinasi
Dinas Pendapatan Daerah melakukan pengawasan rutin terhadap reklame yang sifatnya
insidentil, berupa spanduk, baligo dan sebagainya. Untuk reklame permanen yang menjadi
fokus pengawasannya dilakukan sambil mengawasi reklame insidentil.
Informasi yang diperoleh dari pengawasan yang tidak dilakukan secara rutin kurang efektif
sebagai usaha memantau perubahan-perubahan yang terjadi dalam pelanggaran reklame,
khususnya yang terkail dengan masalah tataruang. Perubahan yang terjadi atau pelanggaran
ketentuan tidak serta merta diketahui dan dengan begitu evaluasi yang dilakukan pun tidak
akan kena sasaran.
Koordinasi dalam arti ada pembagian tugas dalam melakukan pengawasan, kapan dilakukan
evaluasi secara formal belum ada. Yang terjadi saat ini adalah dinas yang terkait menunggu
undangan dari Dinas Pendapatan Daerah jika ada sesuatu yang perlu dilakukan bersama.
Keterlibatan dinas-dinas terkait seharusnya bukan hanya sampai tahap perizinan saja, tetapi
utuh sampai ke pengendalian. Pelaksanaan yang tidak sesuai dengan peraturan menandakan
usaha yang dilakukan pengelola reklame di Kabupaten Tasikmalaya untuk mencapai tujuan
belum maksimal, sub indikator ini tidak terpenuhi.

b. Pengawasan terhadap kesesuaian pemasangan reklame baik secara administrasi


maupun teknis
Pengawasan secara administrasi merupakan pengawasan yang berkaitan dengan
kelengkapan surat-surat dan pemenuhan kewajiban penyelenggara. Secara teknis merupakan
pengawasan terhadap pemasangan reklame di lapangan. Meskipun tidak semua dinas terkait
melakukan pengawasan terhadap reklame, namun pengawasan yang dilakukan saat ini telah
meliputi pengawasan terhadap reklame, namun pengawasan yang dilakukan saat ini telah
meliputi pengawasan terhadap kedua aspek, yaitu aspek administrasi dan teknis. Dinas
Pendapatan Daerah selaku pengelola reklame di Kabupaten Tasikmalaya bertindak
mengawasi kapan masa berlaku izin habis melalui data yang tersimpan di sekretariat dan
meneliti pembayaran pajak yang dilakukan tiap penyelenggara reklame.
Pengawasan yang dilakukan dari segi ini cukup baik karena telah meliputi aspek-aspek yang
berpengaruh pada kondisi tata ruang dan pemasukan bagi PAD, dua hal yang menjadi tujuan
utama dari adanya peraturan-peraturan mengenai penyelenggara reklame. Oleh karena itu
dapat dikatakan bahwa sub indikator ini terpenuhi.

Penyusunan Rencana Penataan Reklame


Kabupaten Tasikmalaya 5 - 16
c. Pelaporan hasil pengawasan kepada Bupati secara berkala
Tolok ukur ini bertujuan untuk melihat adanya kontrol melalui laporan rutin mengenai hasil
kerja selama jangka waktu tertentu. Saat ini, hasil pengawasan oleh tiap dinas dibahan pada
saat rapat koordinasi. Dari hasil wawancara dengan pewakilan dari tiap dinas diketahui bahwa
yang bertanggung jawab melaporkan hasil pengawasan tersebut ke Bupati adalah Dinas
Pendapatan. Pelaporan hasil pengawasan dan evaluasi ke Bupati ini dilakukan sebulan sekali.
Berdasarkan hal tersebut maka sub indikator ini terpenuhi.

d. Hasil pengujian indikator pengawasan terhadap penyelenggaraan reklame dijalankan


sesuai dengan ketentuan
Dari tiga sub indikator yang digunakan untuk menentukan pemenuhan indikator pengawasan,
terdapat satu sub indikator yang tidak terpenuhi. Sub indikator yang tidak terpenuhi adalah
koordinasi antara dinas terkait melakukan pengawasan secara tim. Tidak terpenuhinya salah
satu dari tiga sub indikator pengawasan menyebabkan indikator kesesuaian pengawasan
dengan ketentuan secara keseluruhan dinilai sebagian besar terpenuhi.

5.1.2.3 Penertiban terhadap pelanggaran ketentuan penyelenggaraan


reklame sesuai dengan ketentuan

Penertiban dilakukan pada reklame terpasang yang :


a. Pembayaran pajaknya kurang dari yang seharusnya dibayarkan
b. Tidak memiliki izin
c. Telah habis masa berlaku izinnya dan tidak diperpanjang
d. Terdapat perubahan baik dari segi naskah, ukuran maupun bentuk reklame sehingga tidak
sesuai lagi dengan izin
e. Peletakkan titik tidak sesuai dengan titik yang disetujui
f. Konstruksi reklame tidak sesuai dengan IMB yang diterbitkan.

Prosedur penertiban dilapangan adalah berupa surat pemberitahuan dan peringatan yang
diberikan kepada penyelenggara/pengguna reklame. Hal tersebut diperlukan untuk menghindari
hal-hal yang tidak diinginkan seperti digugatnya pengelola reklame dikemudian hari. Prosedur ini
dilalui khusus bagi reklame yang memiliki izin. Jika dilapangan ditemukan reklame yang tidak
berizin biasanya dilakukan pembongkaran. Waktu pelaksanaan penertiban oleh pengelola reklame
di Kabupaten Tasikmalaya adalah tidak tentu. Penilaian terhadap sub indikator penertiban
dijelaskan pada bagian berikutnya.

Penyusunan Rencana Penataan Reklame


Kabupaten Tasikmalaya 5 - 17
a. Penerbitan Surat pemberitahuan dan surat Peringatan kepada pemilik reklame yang
tidak sesuai izin dengan jangka waktu masing-masing surat 7 hari kerja
Hal ini dilakukan oleh Dinas Pendapatan Derah selaku pengelola reklame di Kabupaten
Tasikmalaya, laporan mengenai reklame yang menlanggar ketentuan didata, kemudian dikirim
Surat Pemberitahuan. Jika tidak ada tanggapan, dikirim dua kali surat peringatan bahwa
reklame milik yang bersangkutan dibongkar.
Jangka waktu pengiriman masing-masing surat adalah 7 hari kerja. Dalam kenyataannya, hal
ini tidak terpenuhi. Kecenderungannya adalah lebih dari batas waktu tersebut karena
menunggu balasan/tanggapan dari penyelenggara reklame dahulu, belum lagi jika
penyelenggara reklame tidak berdomisili di Kabupaten Tasikmalaya.
Alasan kurang bisa diterima. Meskipun resminya harus dilakukan pengiriman surat, namun
untuk mendapatkan konfirmasi dari yang bersangkutan seharusnya tidak perlu menunggu
surat balasan karena bisa dilakukan melalui telepon. Sehingga peningiriman surat berikutnya
dari Dinas Pendapatan Daerah bisa dilakukan dalam waktu 7 hari kerja tadi. Dinas
Pendapatan Daerah juga seharusnya tidak boleh hanya menunggu balasan dari
penyelenggara reklame. Harus ada tekanan yang diberikan sehingga semuanya bisa berjalan
tepat waktu, karena itu sudah menjadi tugas Dinas Pendapatan Daerah untuk mewujudkan
penyelenggara reklame yang efektif. Oleh karena itu, sub indikator ini tidak terpenuhi.

b. Pencabutan izin reklame dan membongkar reklame yang melanggar ketentuaan


selambat-lambatnya satu bulan setelah memberikan surat pemberitahuan
Setelah prosedur pemberitahuan dan peringatan dilalui. Dinas Pendapatan Daerah akan
memberikan laporan tertulis berisi data reklame yang memerlukan tindakan penertiban. Terkait
dengan tolak ukur sebelumnnya, proses pengiriman surat dan pemberitahuan ini seringnya
melebihi waktu yang ditentukan, sehingga untuk reklame yang melanggar izinpun bisa lebih
dari sebulan baru bisa dicabut.
Kelalaian dalam melakukan tinadakan penertiban sesuai waktu yang ditentukan berarti
membiarkan kondisi pemansangan rekalame yang tidak benar lebih banyak waktu. Hal ini
tidak menunjukkan keseriusan dan ketegasan pengelola reklame sebagai institusi yang
berperan dalam pengendalian dan penataan reklame. Sub indikator ini tidak terpenuhi.

c. Membuat berita acara penertiban reklame


Berita acara penertiban merupakan salah satu hal penting dalam prosedur penertiban. Berita
acara merupakan laporan pertanggung jawaban jika nantinya ada gugatan terhadap tindakan

Penyusunan Rencana Penataan Reklame


Kabupaten Tasikmalaya 5 - 18
penertiban yang dilakukan. Berita acara juga merupakan alat agar penertiban yang dilakukan
terkendali, sesuai dengan tujuan penertiban serta prosedur yang berlaku. Berita acara
penertiban dibuat oleh pihak yang melakukan penertiban, yaitu pengelola reklame di
Kabupaten Tasikmalaya. Berdasarkan hal tersebut disimpulkan bahwa indikator ini terpenuhi.

d. Hasil pengujian indikator penertiban terhadap penyelenggaraan reklame


Indikator ini bertujuan menilai ketegasan penertiban pemasangan reklame. Sub indikator
penertiban yang terpenuhi hanya satu yaitu pembuatan berita acara penertiban. Tidak
perpenuhinya dua dari tiga sub indikator menyimpulkan bahwa indikator penertiban
penyelenggaraan reklame sebagaian besar tidak terpenuhi.

5.1.3 Kesimpulan
Keefektifan dinilai berdasarkan pemenuhan indikator dan sub indikator yang telah
dirumuskan. Keefektifan by product ditentukan oleh pemenuhan 4 indikator. Dari ke empat
indikator by product ; dua indikator mutlak tidak terpenuhi, sementara dua lainnya sebagian besar
tidak terpenuhi. Pengaruh sub indikator yang terpenuhi dinilai tidak signifikan terhadap tujuan
formal yang ingin dicapai. Kondisi pemenuhan indikator by product menunjukan bahwa masih
terdapat pelanggaran ketentuan reklame di Kabupaten Tasikmalaya yang merupakan gangguan
kualitas ruang secara visual, selain itu juga terlupakannya aspek keselamatan pemakai ruang
publik.

Berdasarkan uraian mengenai pemenuhan indikator disimpulkan bahwa keefektifan by product


yang digunakan untuk menata dan mengatur pemasangan reklame untuk menjaga estetika dan
keindahan kota tidak efektif.
Penilaian keefektifan by process ditentukan oleh pemenuhan tiga indikator. Pemenuhan sub
indikator dari 3 indikator keefektifan by process ini lebih baik daripada pemenuhan indikator-
indikator by product. Dari tiap indikator by process, setidaknya satu dari sekian sub indikator yang
ditetapkan berhasil dipenuhi. Untuk indikator kesesuaian process perizinan dengan ketentuan (1),
sub indikator pemeriksaan terhadap kelengkapan persyaratan permohonan izin terpenuhi. Untuk
indikator penertiban (3), sub indikator yang terpenuhi adalah pembuatan berita acara penertiban.
Sementara untuk indikator kegiatan pengawasan yang dilakukan dua diantara tiga sub indikator
berhasil dipenuhi yaitu melakukan berbagai pengawasan dari berbagai segi baik teknis maupun
adminstrasi, dan melaporkan hasil evaluasi kepada Bupati secara berkala.

Penyusunan Rencana Penataan Reklame


Kabupaten Tasikmalaya 5 - 19
Penilian indikator by process berada di rentan sebagaian terpenuhi, yang artinya proses yang
dijalankan oleh pengelola reklame telah dilaksanakan dan berjalan sesuai aturan. Namun kondisi
terpenuhinya indikator ini hanya sedikit lebih baik daripada kondisi mutlak tidak terpenuhi dan
kecederungannya proses yang dijalankan masih tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Kemudian jika ditinjau kembali hasil penilai by product yang kecenderungan indikator tidak
terpenuhinya jauh lebih besar,dapat dikatakan indikator pemenuhan by process ini berkontribusi
besar terhadap ketidak efektifan by product.
Berdasarkan analisis tersebut dihasilkan penilaian by process saat ini belum sesuai dengan yang
diatur dalam ketentuan. Dengan kata lain tidak efektif. Meskipun penilaian akhir menyatakan
ketidak efektifan, namun kecenderungan pemenuhan indikator by product dan by process pada
saat penilaian mengindikasikan telah adanya upaya-upaya pengelola reklame untuk mewujudkan
penyelanggaraan reklamae yang baik. Untuk itu perlu diidentifikasi letak kelemahan dan kendala
yang dihadapi oleh pengelola reklame dalam mencapai tujuan formal penyelenggaraan reklame.

5.2 Analisis Perkembangan Nilai Sewa Reklame dan


Kinerja Pendapatan Daerah dari Pajak Reklame
Kabupaten Tasikmalaya
Pemanfaatan ruang kota untuk kegiatan komersial, dalam hal ini pemasangan reklame,
selayaknya mendatangkan keuntungan bagi Pemerintah Kota. Namun hal tersebut tidak boleh
menjadi tujuan utama dan melupakan hal lain seperti keteraturan dan estetika ruang kota. Salah
satu tujuan diterapkannya mekanisme perizinan oleh Penyelenggara Perizinan Reklame adalah
pengamanan pajak sehingga perolehan pajak setimpal dengan potensi pemasangan reklame yang
ada. Keberhasilan pencapaian tujuan tersebut dilihat dari sub indikator, yaitu peningkatan proporsi
pajak reklame terhadap pajak daerah lainnya, peningkatan nilai pertumbuhan pajak reklame, dan
tercapainya target pajak reklame yang ditetapkan Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya.

5.2.1 Peningkatan Proporsi Pajak Reklame terhadap Pajak Daerah


Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tasikmalaya terdiri dari :
1. Pajak Hotel
2. Pajak Restoran/Rumah Makan
3. Pajak Hiburan
4. Pajak Reklame
5. Pajak Penerangan Jalan Umum

Penyusunan Rencana Penataan Reklame


Kabupaten Tasikmalaya 5 - 20
6. Pajak Pengambilan Bahan Galian C.
Kontribusi PAD dari Pajak-pajak di Kabupaten Tasikmalaya yang paling besar adalah bersumber
dari pajak Penerangan Jalan Umum yaitu sebesar Rp. 9.837.986.210,00, sedangkan yang paling
kecil bersumber dari pajak hiburan yaitu Rp. 35.203.325,00 Sementara pendapatan yang
bersumber dari pajak reklame hanya Rp. 334.636.267,00. Sedangkan proporsi pajak reklame
terhadap penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Tasikmalaya sampai bulan Nopember tahun 2010
adalah sebesar 3%.
Gambar 5.9
Peningkatan Proporsi Pajak Reklame Terhadap Pajak Daerah

5.2.2 Peningkatan Nilai Pertumbuhan Pajak Reklame


Penerimaan dari pajak reklame di Kabupaten Tasikmalaya terdiri dari reklame
papan/billboard/videotron/megatron, reklame kain/spanduk/umbul-umbul, reklame selebaran udara,
reklame baligo, PN, PNT, neon box, bando jalan dan SPSS. Pada tahun 2010 (awal bulan
November) penerimaan pajak reklame yang paling besar adalah bersumber dari reklame
papan/Billboard/Videotron/Megatron yaitu sebesar Rp. 334.636.267,00. atau 2,85%
dari total pajak. Sedangkan apabila dilihat dari perkembangannya dari tahun 2005 - 2010 jumlah
penerimaan pajak di Kabupaten Tasikmalaya mengalami perkembangan yang sangat pesat yaitu
pada tahun 2005 adalah sebesar Rp. 43.035.905,00 menjadi Rp. 111.317.672 pada tahun 2010
atau mengalami peningkatan sebesar 259%. Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 5.4.

Penyusunan Rencana Penataan Reklame


Kabupaten Tasikmalaya 5 - 21
Tabel V.4
Peningkatan Nilai Pertumbuhan Pajak Reklame

Uraian Penerimaan Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Pajak Hotel 19.560.010 48.007.568 257.404.838 257.404.838 326.814.640
Pajak Restoran/Rumah Makan 86.627.584 115.293.983 256.960.757 565.922.182 949.679.407
Pajak Hiburan 11.748.344 12.273.232 18.331.360 18.331.306 18.126.027
Pajak Reklame 95.360.460 145.640.512 243.347.842 243.347.842 290.571.460
Pajak Penerangan Jalan Umum 3.264.161.714 3.572.256.726 3.744.996.488 3.774.996.488 8.236.601.379
Pajak Pengambilan Bahan Galian Gol C 760.377.438 211.152.996 82.251.453 82.251.453 360.880.255

Gambar 5.10
Perkembangan Penerimaan Pajak Reklame di Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2005 – 2009

5.3 Analisis Lokasi Strategis dan Model (jenis) Media


Reklame di Kabupaten Tasikmalaya

Kampanye iklan umumnya diorganisir dalam suatu daerah atau kota tertentu. Dalam pemasangan
reklame, biasanya diatur dalam jumlah minimum pada setiap kawasan. Tujuannya adalah untuk
menjamin kesempatan penyimakan yang maksimum dari pemirsa. Penempatan reklame pada
lokasi strategis dilakukan agar pemasangan reklame menjadi eonomis. Penempatan ini dalam
rangka perhatian sebanyak mungkin pemirsa. Juga untuk meningkatkan kejelasan detil dari pesan-
pesan yang disampaikan. Hal lain adalah untuk menekan biaya serendah-rendahnya dalam

Penyusunan Rencana Penataan Reklame


Kabupaten Tasikmalaya 5 - 22
pemasangan panel reklame. Dalam penempatan reklame pada suatu titik lokasi, ada berbagai
pendapat tengtang faktor-faktor yang perlu mendapat perhatian.

Menurut Vernill dan Russell faktor yang penting dalam memilih letak panel reklame dalah volume
lalu lintas. Walaupun demikian volume lalu lintas bukanlah faktor tunggal. Industri reklame dalam
menetapkan nilai (harga) suatu reklame berdasarkan pada 4 faktor (Vernill dan Russell) :
1. Jarak reklame (maksimal) dapat dicapai (dilihat)
2. Kecepatan perjalanan
3. Sudut pandang panel reklame
4. Jarak antar reklame

Kesemua faktor tersebut diatas disatukan dalam satuan pengukuran yang disebut Nilai Posisi
Ruang (NPR). Selanjutnya menurut Vernill dan Russell, dalam memilih lokasi yang terbaik, faktor-
faktor lain yang perlu mendapat pertimbangan adalah :
 Panjang bidang yan tidak terhalang yan dapat dicapai (jarak bebas pandang) adalah jarak
dimana lokasi reklame pertama kali dan terakhir dapat dilihat secara utuh oleh pengendara
 Tipe lalu lintas; perjalanan yang paling lambat adalah yang terbaik. Disampin itu pula jenis
kendaraan yang lalu lalang serta jumlah jalur lalu lintas.
 Karakteristik penempatan reklame; meliputi sudut padang, sejajar dengan jalur lalu lintas atau
saling berhadapan
 Daerah sekitarnya; apakah dekat dengan pusat perbelanjaan, bagaimana dengan reklama
saingan lainnya, apakah dekat dengan lampu lalu lintas dan sebagainnya.
 Ukuran dan bentuk fisik reklame
 Harga; nilai perbandingan dengan daerah lain dan hasil negoasiasi denganpemilik.

Dalam pernyataan yang lain, Sute menyatakan bahwa nilai reklame terntun pada lokasi, struktur
reklame, sewa pemanfaatan lahan dalam kaitannya dengan penempatan reklame. Lokai yang
terbaik menurut Sute adalah pemanfaatan lahan yang dinamis dan kecenderungan pemanfaatan
lahan pada masa mendatang. Hal lainnya adalah faktor sudut pandang reklame (berkaitan dengan
rentang pandang bebas panel reklame dapat dilihat), tipe lalu lintas (menyangkut kecepatan dan
jumlah orang yang lewat/volume lalu lintas).

Penempatan reklame dapat dilakukan dalam ruang reklame. Ruang reklame disini adalah ruang
sepanjang jaln, baik pada daerah milik jalan maupun diluar daerah milik jalan (pekarangan, dinding

Penyusunan Rencana Penataan Reklame


Kabupaten Tasikmalaya 5 - 23
bangunan dan atap). Penempatan di daerah milik jalan diperbolehkan diatas ketinggian 5 meter.
Berkaitan dengan kefektifan penyampaian informasi hal yang perlu diperhatikan adalah fungsi
jalan, waktu baca, bentuk lansekap dan sudut pandang pengendara serta penempatan media lain.
Dalam hal bentuk dan ukuran reklame (dalam kaitannya dengan aspek keindahan) perlu
memperhatikan karakteristik pemanfaatan lahan, bentuk lansekap dan struktur bangunan.

Setiap kota masing-masing mempunyai karakteristik ruang kegiatan yang berbeda satu sama
lainnya. Keadaan ini menyebabkan ruang yang tersedia didalam penyelenggaraan rekalme
berbeda-beda. Didalam studi pemenfaatan dan pengelolaan reklame perkotaan, beberapa
ketentuan yang perlu diperhatikan adalah :
1. Ketentuan mengenai kawasan bersih reklame (white area) merupakan kawasan yang
terlarang dalam penyelenggagraan reklame. Ketentuan kawasan bersih reklame tergantung
pada tuntutan nilai budaya dan aspek psikologi politik yang berkembang pada setiap kota.
2. ketentuan mengenai klasifikasi lokasi reklame merupakan pembagian kawasan perkotaan
dalam berbagai kategori berdasarkan kaefektifan reklame yang ditempatkan. Faktor yang
perlu mendapat perhatian adalah kawasan pemenfaatan lahan, jumlah penduduk tiap lokasi,
tingkat kepadatan penduduk.
3. ketentuan mengenai tata letak reklame adalah merupakan ketentuan-ketentuan yang
mengatur tata letak dan titik-titik lokasi penempatan reklame. Faktor-faktor yang perlu
mendapat perhatian adalah :
 bentuk, ukuran dan jenis reklame pada setiap titik penempatan reklame
 besar kecilnya medan reklame yang diukur dengan hasil perkalian dari panjangnya
rentang pandang suatu reklame terhadap rata-rata jumlah orang atau volume lalu lintas
yang tercakup dalam rentang pandang tersebut setiap hari.
4. ketentuan mengenai konstruksi dan ketinggian tiang penyangga rekalme.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam hal konstruksi dan ketinggian tiang penyangga reklame
pada suatu titik penempatan reklame adalah :
 Kekuatan pondasi (diatas tanah atau gedung) berkaitan dengan kecepatan angin yang
menerpa bidang media reklame (luas dan ketinggian reklame pada lokasi penempatan
reklame)
 Garis sempadan bangunan bagi reklame yang ditempatkan tegak lurus dinding bangunan
 Pengaruh sarana dan prasarana kota lainnya seperti jembatan penyebrangan, shelter bis
kota dan sebagainya.

Penyusunan Rencana Penataan Reklame


Kabupaten Tasikmalaya 5 - 24
5.3.1 Pembentukan Hirarki
Berdasarkan identifikasi faktor maupun kriteria yang berpengaruh dalam penilaian nilai
strategis lokasi, selanjutnya dilakukan hirarki. Pembentukan ini merupakan upaya mempelajari
interaksi antar komponen dan pengaruhnya pada sistem secara keseluruhan. Hirarki dapat
dibentuk dengan pertimbangan bahwa kesatuan dapat dibentuk dengan pemisahan atas kelompok
faktor (disebut juga sebagai tingkatan hirarki) sehingga dengan demikian :
 Hirarki membentuk kisi-kisi yang merupakan rantai yang menghubungkan tingkatan yang
sederhana
 Satu elemen yang lebih tinggi ikatannya merupakan elemen yang dominan terhadap elemen
yang lebih rendah
 Setiap elemen dari tingkat yang lebih tinggi adalah lebih dominan dari satu elemen lain yang
lebih rendah tingkatannya.

5.3.2 Hiraki Pertama Nilai Strategis Lokasi


Hirarki nilai strategis lokasi pemasangan reklame untuk Kabupaten Tasikmalaya secara
skematis seperti terlihat pada Gambar 5.10. Keseluruhahirarki yang dibetuk terdiri atas empat
tingkatan. Tingkatan tertinggi yang merupakan fokus berisi satu elemen tujuan yakni menetapkan
nilai strategis lokasi pemasangan reklame. Tingkatan berikutnya terdiri atas beberapa elemen,
dimana beberapa tiap elemen harus berada dalam tingkat kepentingan yang satu. Elemen-elemen
pada tingkatan ini akan diperbandingkan tingkat kepentingannya satu sama lain berdasarkan faktor
dari tingkat atasnya. Perumusan tujuan tingkatan kedua, ketiga dan keempat merupakan
perumusan faktor dan kriteria yang akan menjadi penilai bagi titik-titik penempatan reklame.

5.3.3 Hirarki Kedua Nilai Strategis Lokasi


Tingkatan kedua dalam hirarki adalah terdiri atas empat faktor yaitu :
 Klasifikasi jalan. Faktor klasifikasi jalan ini terdiri atas : jalan tol, arteri primer dan sekunder,
kolektor primer dan sekunder, serta lokal primer dan sekunder.
 Pemanfaatan lahan. Nilai strategis lokasidilihat dari sisi pemanfaatan lahan meliputi :
perumahan, perkantoran, perdagangan, fasilitas umum/sosial, industri, kawasan
terbuka/taman, kawasan khusus dan pertanian.
 Sudut pandang. Nilai strategis dilihat dari arah panel reklame yang dapat dilihat dari berbagai
sudut pandang satu, jumlah sudut pandang dua, jumlah sudut pandang tiga, jumlah sudut
pandang empat dan jumlah sudut pandang lebih dari lima.

Penyusunan Rencana Penataan Reklame


Kabupaten Tasikmalaya 5 - 25
Gambar 5.11
Hirarki Nilai Strategis lokasi Pemasangan Reklame di Kabupaten Tasikmalaya.

Penyusunan Rencana Penataan Reklame


Kabupaten Tasikmalaya 5 - 26
Ketinggian reklame. Ketinggian reklame dari dasar tanah ini meliputi pemasangan reklame pada
jetinggian (0 – 10) meter, (10 – 20) meter, (30 – 40) meter, (40 – 50) meter, (50 – 60) meter, (60 –
70) meter, (70 – 80) meter dan lebih dari 80 meter

5.3.4 Hirarki Ketiga Nilai Strategis Lokasi


Pada tingkatan ketiga dalam hirarki nilai strategis lokasi meliputi kriteria-kriteria sebagai berikut :
1. Faktor klasifikasi jalan
 Jalan tol adalah jalan umum yang kepada pemakainya dikenakan kewajiban membayar tol.
Jalan tol didisain berdasarkan kecepatanrencana paling rendah 80 km/jam (antar kota) dan 60
km/jam (dalam kota)
 Jalan arteri primer adalah jalan yang menghubungkan kota jenjang kesatu yang terletak
berdampingan atau menghubungkan jenjang kesatu dengan jenjang kota kedua. Jalan atreri
didisain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 60 km/jam dan lebar badan jalan tidak
kurang dari 8 meter.
 Jalan kolektor primer adalah jalan yang menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota
jenjang kedua atau menghubungkan kota jenjang jedua dengan ketiga. Jalan kolektor primer
didisain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 40 km/jam dan lebar badan jalan
minimsl dari 7 meter.
 Jalan lokal primer adalah jalan yang menghubungkan kota jenjang kesatu atau kota jenjang
kedua dengan persil atau menghubungkan kota jenjang ketiga dengan ketiga, kota jenjang
ketiga dengan kota jenjang dibawahnya, kota jenjang ketiga dengan persil atau kota dibawah
jenjang ketiga dengan persil. Jalan lokal primer didisain berdasarkan kecepatan rencana
paling rendah 20 km/jam dan lebar badan jalan tidak kurang dari 6 meter.
 Jalan arteri sekunder adalah jalan yang menghubungkan kawasan primer dengan kawasan
sekunder atau menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kesatu
atau dengan sekunder kedua. Jalan arteri sekunder didisain berdasarkan kecepatan rencana
paling rendah 30 km/jam dan lebar badan jalan tidak kurang dari 8 meter.
 Jalan kolektor sekunder adalah jalan yang menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan
kawasan sekunder ketiga. Jalan kolektor sekunder didisain berdasarkan kecepatan rencana
paling rendah 20 km/jam dan lebar badan jalan tidak kurang dari 7 meter.
 Jalan lokal sekunder adalah jalan yang menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan
perumahan, kawasan sekunder kedua dengan perumahan, kawasan sekunder ketiga denga

Penyusunan Rencana Penataan Reklame


Kabupaten Tasikmalaya 5 - 27
perumahan dan seterusnya. Jalan lokal sekunder didisain berdasarkan kecepatan rencana
paling rendah 10 km/jam dan lebar badan jalan tidak kurang dari 5 meter.

2. Faktor pemanfaatan/penggunaan lahan


Kriteria-kriteria yang tercakup dalam faktor pemanfaatan lahan adalah berdasarkan fungsi dominan
kegiatan dalam kawasan pemanfaatan ruang dalam kota. Kriteria-kriteria yang tercakup dalam
pemanfaatan lahan ini adalah :
 Kawasan perumahan adalah kawasan dengan fungsi untuk kegiatan tempat tinggal
 Kawasan perdagangan adalah kawasan yang fungsi kegiatannya adalah berdagang, baik
untuk barang dan jasa. Contoh pemanfaatan ruang dengan fungsi kegiatan ini adalah mall,
supermarket, pertokoan, pasar, toko, warung, bengkel dan hotel
 Kawasan perkantoran adalah kawasan dengan fungsi kegiatan untuk bekerja. Fungsi ini baik
yang digunakan untuk kegiatan pemerintahan, swasta, bank, militer maupun polisi.
 Kawasan fasilitas umum/sosial adalah kawasan dengan fungsi kegiatan untuk pelayanan
umum. Contoh penggunaan lahan ini adalah pendidikan, peribadatan, kesehatan, olah raga,
museum, kuburan dan senbagainya.
 Kawasan industri adalah kawasan dengan fungsi penggunaan untuk semua kegiatan industri.
 Kawasan terbuka/taman adalah kawasan yang belum digunakan untuk fungsi kegiatan
tertentu/untuk taman kota
 Kawasan khusus adalah tempat-tempat karena sifat kegiatan dan lokasinya merupakan
tempat khusus. Kawasan yang termasuk didalamnya antara lain taman hiburan, taman
rekreasi, taman margasatwa, terminal, bandara.

3. Sudut Pandang Reklame


Sudut pandang sangat bergantung pada jumlah arah yang ddapat dicapai untuk dapat melihat
panel reklame. Dalam kaitannya denga peletakkan di jalan. Hal ini berkaitan dengan jumlah
persimpangan yang ada. Berdasarkan hal ini, sudut pandang yang menjadi kriteria adalah jumlah
sudut pandang yaitu :
 Jumlah sudut pandang 1, panel reklame yang hanya dapat dilihat satu arah
 Jumlah sudut pandang 2, panel reklame yang hanya dapat dilihat dua arah
 Jumlah sudut pandang 3, panel reklame yang hanya dapat dilihat tiga arah
 Jumlah sudut pandang 4, panel reklame yang hanya dapat dilihat empat arah
 Jumlah sudut pandang 5, panel reklame yang hanya dapat dilihat lima arah.

Penyusunan Rencana Penataan Reklame


Kabupaten Tasikmalaya 5 - 28
4. Ketinggian Reklame
ketinggian reklame merupakan ketinggian pemasang reklame dari dasar tanah. Kriteria yang
tercakup didalamnya adalah sebagai berikut :
 Ketinggian (0 – 10) meter, ketinggian panel reklame yang dipasang pada interval (0 – 10)
meter.
 ketinggian (10 – 20) meter, ketinggian panel reklame yang dipasang pada interval (10 –
20) meter.
 Ketinggian (20 – 30) meter, ketinggian panel reklame yang dipasang pada interval (20 –
30) meter.
 Ketinggian (30 – 40) meter, ketinggian panel reklame yang dipasang pada interval (30 –
40) meter.
 Ketinggian (40 – 50) meter, ketinggian panel reklame yang dipasang pada interval (40 –
50) meter.
 Ketinggian (60 – 70) meter, ketinggian panel reklame yang dipasang pada interval (60 –
70) meter.
 Ketinggian (70 – 80) meter, ketinggian panel reklame yang dipasang pada interval (70 –
80) meter.
 Ketinggian lebih dari 80 meter, ketinggian panel reklame yang dipasang pada interval 80
meter.

5.3.5 Hirarki Keempat Nilai Strategis Lokasi


Tingkatan terakhir dari hirarki nilai strategis lokasi ini berkaitan dengan penempatan
reklame pada ruang reklame. Pada tingkatan ini hanya ada dua kriteria, kriteria tersebut adalah
daerah milik jalan dan diluar daerah milik jalan.
Daerah milik jalan adalah ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu yang
dikuasai oleh pembina jalan. Jarak lebar daerah milik jalan ini dibatasi oleh jarak dari satu pagar ke
pagar lainnya diseberang pagar tersebut.
Diluar daerah milik jalan adalah ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu
yang ditetapkan oleh pembina jalan. Jarak lebar di luar daerah milik jalan ini dibatasi oleh jarak
pagar sampai ke bangunan (termasuk atap).
Hal ini dapat disimpulkan bahwa faktor nilai strategis lokasi pemasangan reklame mencakup faktor-
faktor :
1. Klasifikasi jalan

Penyusunan Rencana Penataan Reklame


Kabupaten Tasikmalaya 5 - 29
2. Pemanfaatan penggunaan lahan
3. Arah panel yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang
4. Ketinggian pemasangan reklame yang dihitung dari dasar tanah
5. Titik penempatan reklame dalam ruang : daerah milik jalan dan diluar daerah milik jalan.

A. Faktor Klasifikasi Jalan


Faktor klasifikasi jalan pada penilaian nilai strategis lokasi ini terdiri dari jalan arteri primer dan
sekunder, kolektor primer dan sekunder serta lokal primer dan sekunder.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, pemasangan reklame di Kabupaten Tasikmalaya yang
paling banyak adalah pada jalan kolektor sekunder dan primer yaitu di Jl. Raya Timur,
Singaparna, Jl.Raya Perjuangan Ciawi, Jl. Raya Rajapolah Kecamatan Rajapolah, Jl. Raya
Karangnunggal, Jl. Raya Cibalong Jl. Raya Cikatomas, Jl. Raya Manonjaya Banyaknya
pemasangan reklame di ruas-ruas jalan tersebut karena ruas jalan tersebut merupakan jalur-
jalur strategis dan jalan yang menghubungkan antara Kabupaten Tasikmalaya dengan daerah
lain. Pola ini mengindikasikan bahwa dalam penempatan reklame, ketentuan-ketentuan
persyaratan jalan menurut hirarki berdasarkan peraturan jalan menjadi dasar pertimbangan
utama, jalan dalam kota lebih utama dari pada jalan arteri primer.

B. Faktor Pemanfaatan Lahan


Faktor pemanfaatan lahan terdiri atas kriteria perumahan, perkantoran, perdagangan, fasilitas
umum/sosial, industri, kawasan terbuka/taman, kawasan khusu dan pertanian. Berdasarkan
pengamatan di lapangan pemasangan reklame di Kabupaten Tasikmalaya yang paling banyak
terdapat di pusat perdagangan/di pusat kota, selain itu pemasangan reklame lebih prioritas
pada kawasan dengan aktivitas tinggi dan banyaknya jumlah penduduk yang terkonsentrasi
serta pada kawasan terbuka. Hal ini menunjukan bahwa kawasan perdagangan dan kawasan
khusus mempunyai nilai finansial yang relatif sama.

C. Faktor Sudut Pandang Panel Reklame


Panel reklame yang dapat dilihat dalam jumlah arah yang banyak mempunyai prioritas yang
lebih tinggi. Berdasarkan pengamatan di lapangan, pemasangan reklame di Kabupaten
Tasikmalaya apabila dilihat dari sudut pandang reklame, terdiri dari 1, 2 dan 3 sudut pandang.
Sedangkan dilihat dari jumlahnya, reklame yang ada di Kabupaten Tasikmalaya pada
umumnya memiliki 1 (satu) sudut pandang. Hal ini menunjukan bahwa faktor sudut pandang

Penyusunan Rencana Penataan Reklame


Kabupaten Tasikmalaya 5 - 30
panel reklame yang merupakan faktor nilai strategis dalam pemasangan reklame, di
Kabupaten Tasikmalaya prioritas pada faktor ini rendah.

D. Faktor Ketinggian Pemasangan Reklame Yang Dihitung Dari Dasar Tanah


Penilaian ketinggian pemasangan reklame pada (0 – 10) m, (10 – 20) m, dan (20 – 30) m
mempunyai proritas yang paling besar. Berdasarkan pengamatan di lapangan, pemasangan
reklame di Kabupaten Tasikmalaya berdasarkan ketinggiannya di klasifikasikan dengan
ketinggian rendah (0 – 3) m, sedang (4 – 6) m dan tinggi (> 6) m. Apabila dilihat dari
jumlahnya, ketinggian reklame yang ada di Kabupaten Tasikmalaya pada umumnya memiliki
ketinggian reklame yang sedang (4 - 6 m). Hal ini menunjukan bahwa faktor ketinggian
pemasangan reklame di Kabupaten Tasikmalaya mempunyai prioritas tinggi.

E. Titik Penempatan Reklame Dalam Ruang : Daerah Milik Jalan Dan Diluar Daerah Milik
Jalan.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, pemasangan reklame di Kabupaten Tasikmalaya
berdasarkan penempatannya pada umumnya ditempatkan di Daerah milik Jalan. Hal ini
menunjukan bahwa faktor penempatan pemasangan reklame di Kabupaten Tasikmalaya
mempunyai prioritas dalam menentukan nilai strategis lokasi pemasangan reklame.

Berdasarkan hasil tersebut diatas, nilai strategis lokasi pemasangan reklame di Kabupaten
Tasikmalaya menunjukan bahwa klasifikasi jalan merupakan prioritas utama, urutan prioritas
lainnya adalah pemanfaatan lahan, ketinggian pemasangan reklame, penempatan reklame dan
sudut pandang panel reklame.

5.4 Analisis Kecenderungan dan Peluang Peningkatan


Penggunaan Media Reklame di Kabupaten
Tasikmalaya
Reklame merupakan sarana promosi dalam bentuk periklanan tipe mengingat.
Pengaruhnya terasa karena bentuk, disain dan ukurannya mencolok. Pemasangan reklame lebih
dominan diluar ruangan, baik menggunakan ruang publik maupun milik pribadi. Reklame berusaha
menarik perhatian sebanyak mungkin pemirsa, terutama yang melakukan perjalanan. Lokasi
penempatan reklame selalu memilih lokasi yang strategis.

Penyusunan Rencana Penataan Reklame


Kabupaten Tasikmalaya 5 - 31
Berdasarkan hasil analisis, ada berbagai ragam faktor yang menjadi pertimbangan dalam menilai
strategis lokasi pemasangan reklame. Faktor nilai strategis lokasi pemasangan rekalme mencakup
:
1. Kalsifikasi jalan
2. Pemanfaatan penggunaan lahan
3. Arah panel reklame yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang
4. Ketinggian pemasangan reklame yang dihitung dari dasar tanah
5. Titik penempatan reklame dalam ruang reklame : daerah milik jalan dan diluar daerah milik
jalan.

Hasil analisis tingkat kepentingan nilai strategi lokasi pemasangan reklame di Kabupaten
Tasikmalaya menunjukan bahwa klasifikasi jalan merupakan prioritas utama. Urutan prioritas
lainnya adalah pemanfaatan lahan, sudut pandang panel reklame dan ketinggian pemasangan
reklame.
Pada kriteria jalan prioritas utama pemasangan reklame di Kabupaten Tasikmalaya adalah pada
jalan arteri primer. Urutan prioritas lainnya adalah pada jalan arteri sekunder, kolektor sekunder
dan primer serta lokal sekunder dan primer.
Pada pemanfaatan lahan prioritas utama pemasangan reklame adalah pada kawasan
perdagangan, sedangkan penempatan lainnya adalah pada kawasan khusus, fasilitas
sosial/umum, perkantoran, kawasan terbuka/taman, industri, perumahan dan pertanian.
Pada sudut pandang prioritasnya sebanding dengan urutan jumlah sudut pandang. Semakin
banyak arah panel reklame yang dapat dilihat prioritasnya semakin tinggi. Dalam penempatannya
di ruang reklame penempatan pada non daerah milik jalan lebih utama.
Pada ketinggian pemasangan reklame prioritas tidak sebanding lurus dengan urutan ketinggian.
Ketinggian (0 – 10) meter, (10 – 20) meter dan (20 – 30) meter mempunyai prioritas yang utama
dalam pemasangan reklame di Kabupaten Tasikmalaya.
Lokasi-lokasi pemasangan reklame di jalan arteri, pada kawasan perdagangan, dengan arah panel
yang dapat dilihat lebih dari 5 arah dan ketinggian (0 – 10) meter adalah lokasi yang mempunyai
nilai prioritas tinggi (lokasi strategis), demikian pula penempatannya pada daerah milik jalan.
Pemasangan reklame di Kabupaten Tasikmalaya akan dominan pada lokasi-lokasi dengan kriteria-
kriteria seperti tersebut. Perbedaan penilaian ini mengindikasikan adanya zonasi-zonasi nilai
finansial tertentu dalam pemasangan reklame di Kabupaten Tasikmalaya.
Kecenderungan perubahan penempatan reklame jika terjadi perubahan pada sudut pandang
reklame, ketinggian dan pemanfaatan/penggunaan lahan. Pemasangan reklame cenderung

Penyusunan Rencana Penataan Reklame


Kabupaten Tasikmalaya 5 - 32
ditempatkan di luar daerah milik jalan. Hal ini adalah bahwa pemanfaatan lahan dan klasifikasi
jalan bersifat dinamis, perubahan pemanfaatan lahan akan terjadi seiring dengan perubahan
waktu. Demikianpula dengan fungsi jalan dapat berubah jika ada perubahan kebijaksanaan pada
penetapan fungsi jalan oleh pemerintah daerah. Hal-hal ini mengindikasikan bahwa nilai strategis
lokasi pemasangan reklame mempunyai nilai yang berbeda dalam rentang waktu tertentu.
Penempatan reklame akibat perubahan sudut pandang dan ketinggian, menunjukkan bahwa jika
terjadi penumpukan pemasanan reklame yang mengakibatkan rentang pandang panel reklame
berkurang, pemasangan akan menggunakan bangunan untuk penempatan reklame.
Semua sudut kawasan kota bernilai dalam pemasangan reklame, tetapi tidak semua kawasan kota
boleh dipasang reklame. Ada kawasan yang perlu bebas dari reklame, jika tetap dilakukan
pemasangan reklame pada kawasan ini maka perlu adanya kebijaksanaan disinsentif dalam
menetapkan nilai strategis lokasi pemasangan reklame.

Penyusunan Rencana Penataan Reklame


Kabupaten Tasikmalaya 5 - 33

Anda mungkin juga menyukai