Pada hari ini Kamis tanggal dua bulan Oktober tahun Dua Ribu Empat Belas, telah
dilaksanakan Rapat Koordinasi (BKPRD) Rancangan Peraturan Daerah Provinsi
Kalimantan Utara tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Kalimantan Utara Tahun 2015-2034 di Hotel Panghegar Kota Bandung, Provinsi
Jawa Barat, dengan hasil sebagai berikut:
1. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang
Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang Provinsi Kalimantan Utara telah
disepakati, dengan catatan sebagai berikut:
Tujuan penataan ruang perlu disesuaikan dengan visi dan misi Provinsi
Kalimantan Utara.
2. Rencana Struktur Ruang
Catatan penyempurnaan rencana struktur ruang Provinsi Kalimantan Utara,
sebagai berikut:
Perlu dicermati kembali pertumbuhan penduduk antara yang alami dengan
migrasi, untuk mengantisipasi kebutuhan ruang untuk kawasan budidaya
dan memaksimalkan pelayanan struktur ruang.
Tanjung Selor sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Utara diharapkan
menjadi titik sentral pembangunan di Provinsi Kalimantan Utara, sehingga
sebaiknya bisa disesuaikan untuk hirarki perkotaan, jaringan jalan, serta
sistem jaringan transportasi di kawasan ini.
Terkait dengan sistem pusat kegiatan, mohon dikoreksi untuk PKL Bunyu
Tengah, karena tidak ada kecamatan Bunyu Tengah, yang menjadi pusat
kotanya adalah Kecamatan Bunyu Barat. Selain itu adanya usulan PKL
Karang Tigau.
Perlu dikoreksi bahwa sistem jaringan jalan kolektor (K4) tidak perlu
dicantumkan dalam Ranperda RTRW Provinsi Kalimantan Utara, karena
jaringan jalan ini bukan kewenangan provinsi, melainkan tanggung jawab
kabupaten/kota.
Untuk sistem jaringan energi, perlu dicantumkan gardu induk dan sistem
jaringan transmisi eksiting ke dalam Ranperda dan Lampiran Peta.
3. Rencana Pola Ruang
Rencana pola ruang Provinsi Kalimantan Utara telah disepakati, dengan
catatan sebagai berikut:
SK Menhut 718/2014 menjadi acuan dalam penyusunan rencana pola ruang.
Mengacu pada UU No. 41/2009 diamanatkan bahwa LP2B (Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan) harus ditetapkan dalam Perda dan harus ditetapkan
di dalam RTRW. Menyangkut luasan dan lokasi harus jelas tercantum di
-1-
dalam RTRW Provinsi Kalimantan Utara ini. Namun perlu didiskusikan lebih
lanjut dengan Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Utara.
Adanya usulan penambahan kawasan rawan bencana, yaitu kawasan rawan
bencana kebakaran lahan dan hutan, serta kawasan rawan bencana
kekeringan.
4. Rencana Kawasan Strategis
Kesepakatan rencana kawasan strategis Provinsi Kalimantan Utara, dengan
beberapa catatan sebagai berikut:
Perlu dikoreksi dalam rencana kawasan strategis nasional, bahwa Pulau
Maratua dan Pulau Sambit bukan termasuk Provinsi Kalimantan Utara,
melainkan kedua masuk ke dalam wilayah Provinsi Kalimantan Timur.
5. Arahan Pemanfaatan Ruang
Arahan pemanfaatan ruang Provinsi Kalimantan Utara:
Program-program pemanfaatan ruang merupakan terjemahan dari visi dan
misi penataan ruang Provinsi Kalimantan Utara.
6. Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Arahan pengendalian pemanfaatan ruang Provinsi Kalimantan Utara:
Terkait dengan arahan sanksi, adanya usulan untuk ditambahkan bentuk
sanksinya seperti apa.
7. Lampiran Peta
Catatan penyempurnaan lampiran peta dalam RTRW Provinsi Kalimantan
Utara, sebagai berikut:
Peta-peta perlu disesuaikan dan dilengkapi kembali sesuai dengan dokumen
kesepakatan batas antara Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi
Kalimantan Utara.
8. Catatan penyempurnaan lebih rinci dicantumkan dalam Lampiran Notulensi.
Demikian Berita Acara ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya
Bertius
Bappeda Provinsi Kalimantan Utara
-2-
Hari/Tanggal
Tempat
Agenda
I.
PEMBUKAAN
Rapat diawali oleh sambutan dari Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan
Utara. Hal yang disampaikan, antara lain:
Provinsi Kalimantan Utara dengan luas sekitar 76.000 km 2, memiliki
kekhasan yaitu adanya Taman Nasional Kayan Mentarang yang di tahun
2007 diresmikan sebagai Heart of Borneo melalui kesepakatan 3 negara,
yaitu Malaysia, Brunei, dan Indonesia. Hal ini sangat penting terkait
dengan implementasi tata ruang.
Dari batas negara di Provinsi Kalimantan Utara yang hampir sepanjang
1.000 km merupakan identitas Kalimantan Utara sebagai perbatasan. Hal
ini sangat penting bagaimana secara fisik kawasan perbatasan ini
didukung di dalam konsep tata ruang. Di kawasan ini tercermin
kedaulatan bangsa.
Provinsi Kalimantan Utara tumbuh sebagai provinsi yang ke-34, memiliki
spesifikasi antara lain TN Kayan Mentarang, perbatasan, dan potensi
sumberdaya alam yang sangat besar.
Pada rapat hari ini akan dilakukan sinkronisasi rencana tata ruang antara
Provinsi Kalimantan Timur sebagai provinsi induk dengan rencana tata
ruang Provinsi Kalimantan Utara yang saat ini sedang disusun.
II.
-1-
III.
PENGANTAR DISKUSI
Pengantar diskusi disampaikan oleh moderator, yaitu Bappeda Provinsi
Kalimantan Utara. Sudah dipaparkan tujuan penataan ruang, serta dijabarkan
ke dalam 7 poin kebijakan penataan ruang. Dipaparkan juga rencana struktur
ruang mulai dari sistem perkotaan hingga sistem jaringan, mungkin bisa
dicermati sistem perkotaan yang ada apakah bisa mendukung kebijakan dan
strategi yang ditawarkan. Kemudian dipaparkan juga rencana pola ruang yang
mengacu pada SK Menteri Kehutanan No. 718/2014. Kemudian juga
disampaikan kawasan strategis nasional dan kawasan strategis provinsi,
arahan pemanfaatan ruang, dan arahan pengendalian pemanfaatan ruang.
Mohon tanggapan dan masukannya terhadap apa yang sudah ditawarkan
oleh narasumber tersebut.
IV.
No
A
1.
Instansi
Instansi Pusat
Badan Informasi
Geospasial
-2-
No
Instansi
2.
B
3.
Kementerian Dalam
Negeri
-3-
No
Instansi
4.
Biro Pemerintahan
Provinsi Kalimantan
Utara
5.
-4-
No
Instansi
6.
Bappeda Provinsi
Kalimantan Utara
-5-
No
Instansi
7.
Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Provinsi
Kalimantan Utara
8.
Dinas Pekerjaan
Umum Provinsi
Kalimantan Utara
-6-
No
9.
Instansi
10.
11.
Bappeda Provinsi
Kalimantan Timur
-7-
No
Instansi
12.
13.
14.
Badan Penanggulangan
Bencana Provinsi
Kalimantan Timur
-8-
No
Instansi
-9-
V.
DOKUMENTASI
- 10 -