BAB I
ANALISA KEBUTUHAN DAN LAY OUT
Umum
Sesuai dengan kebutuhan Panjang Dermaga, pengembangan Dermaga Perikanan
Dermaga nelayan dari segi panjang dermaga perlu dilakukan penambahan dengan
mempertimbangkan aspek teknis dan sosial ekonomi perikanan.
Berdasarkan pola kegiatan operasional Dermaga Perikanan dan pola penanganan
ikan maka jenis dan pengelompokan fasilitas yang dibutuhkan untuk Dermaga
Perikanan Dermaga nelayan dapat diuraikan sebagai berikut:
Dermaga
Salah satu kebutuhan utama dari Dermaga Perikanan adalah dermaga yang mampu
mencukupi kegutuhan dari segala aktivitas yang berlangsung di Dermaga tersebut.
Oleh karena itu dibutuhkan analisa kebutuhan panjang dermaga sebagai dasar
perencanaan panjang dermaga yang dibutuhkan baik untuk saat ini maupun
prediksi pengembangan ke depannya.
Analisis kebutuhan panjang dermaga dibuat berdasarkan :
Bangunan Penunjang
Dibutuhkan bengunan
Lebar ROW
13 meter
Lebar perkerasan
8 meter
(2x2.5) meter
Tebal perkerasan
47.5 cm
2.5%
6%
Kecepatan rencana
40 km/jam
BAB II
Zonifikasi Kegiatan
Zonifikasi berdasarkan pola kegiatan oprasional Dermaga perikanan disusun
sebagai berikut :
a.
Zona Pembongkaran
Kegiatan bongkar ikan ini merupakan kegiatan utama dalam operasional
Dermaga Perikanan, dimana kapal-kapal penangkap ikan mendaratkan dan
membongkar ikan hasil tangkapannya untuk selanjutnya dibawa ke tempat
penyimpanan sementara untuk ikan yang akan di ekspor, dan ke tempat
pelelangan ikan (TPI). Fasilatas yang terkait dengan kegiatan bongkar ini
antara lain :
Dermaga
bongkar
dengan
kelengkapannya
(fender,bollard,
dan
sebagainya)
b.
Tempat pengepakan
Toilet umum
Zona Pemuatan
Pada zona ini dilakukan kegiatan pelayanan yang berupa pengisian/muat
pembekalan untuk kebutuhan oprasi penangkapan. Fasilitas yang terkait
dengan kegiatan pelayanan ini antar lain :
c.
Dermaga Pelayanan/muat
Instalasi BBM
Kios Toserba
kegiatan seperti istirahat. Pada zona ini disediakan fasilitas tambat seperti
bollard dan fender.
d.
Zona Pemeliharaan
Zona ini menampung kegiatan perbaikan dan pemeliharaan baik kapal-kapal
yang mengalami kerusakan (baik besar maupun kecil) atau perawatan rutin
bagi kapal-kapal yang akan beroprasi. Kegiatan ini melibatkan fasilitas :
Doek/slipway
Bengkel
Gudang peralatan/perlengkapan
e.
Perumahan staf
Mess karyawan
Pasar
Mesjid/gereja(tempat ibadah)
Klinik kesehatan
Kios Toserba
Dan lain-lain
Cold storage
Pabrik Es
Industri Pengolahan
REHAB BERAT DERMAGA NELAYAN
DESA MUARA BADAK ULU
f.
Industri pengalengan
g.
Industri Pemindangan
Industri Penggaraman
Industri pengasapan
Industri Pengeringan
Zona Distribusi
Zona ini disediakan untuk menampung kegiatan distribusi hasil perikanan.
Fasilitas yang terkait dengan kegiatan ini antar lain :
h.
Pasar ikan
bidang
perikanan
melalui
peningkatan
keterampilan
dan
Sarana BKPI
BAB III
PERENCANAAN LAYOUT DERMAGA
Dasar Perencanaan
Pertimbangan-pertimbangan yang dipakai sebagai dasar perencanaan dalam
sistem konstruksi dan material yang digunakan untuk perencanaan Dermaga
antara lain:
a.
sehingga
tanpa
memerlukan
peralatan
khusus
yang
harus
c.
d.
e.
Faktor-faktor Perencanaan
Faktor-faktor perencanaan teknis adalah merupakan beberapa hal yang
perlu diperhatikan dan menjadi faktor penentu dalam penentuan dimensi
desain teknis yang ada. Faktor-faktor ini berkaitan dengan keadaan fisik
lokasi proyek. Faktor-faktor yang harus diperhitungkan dalam perencanaan
teknis adalah sebagai berikut:
A.
Kondisi Fisik
a.
b.
Gelombang.
c.
Arus.
REHAB BERAT DERMAGA NELAYAN
DESA MUARA BADAK ULU
B.
C.
d.
Pasang surut.
e.
Sedimentasi.
f.
g.
Operasional Dermaga
a.
b.
Manuver kapal.
c.
Ekonomis
a.
Jenis konstruksi.
b.
Material konstruksi.
c.
Peralatan konstruksi.
d.
Standar Perencanaan
A.
1.
2.
3.
Konstruksi Beton
4.
5.
Konstruksi Baja
Konstruksi Kayu
6.
7.
AASHTO.
Pembebanan
Peraturan Muatan Indonesia, PMI.
Beban Gempa
9.
Konstruksi Jalan
8.
Pengujian Bahan
ASTM.
AASHTO.
Jenis Kapal
Jenis kapal yang akan digunakan dalam perencanaan dermaga Dermaga
Perikanan adalah kapal nelayan Tradisional dan Kapal Motor
Perencanaan Dermaga
Dermaga berfungsi sebagai tempat membongkar muatan (unloading),
memuat perbekalan (loading), mengisi perbekalan (servicing) dan berlabuh
(idle berthing). Dasar pertimbangan bagi perencanaan dermaga sebagai
berikut:
Elevasi muka air rencana yang ada (hasil analisa pasang surut).
10
Panjang Dermaga
Dermaga Dermaga Perikanan Dermaga nelayan ini direncanakan untuk
melayani berbagai kapal Ikan nelayan tradisional dan semi modern.
Perhitungan kebutuhan panjang dermaga sebagai berikut telah dibahas pada
sub bab 4.2.
Lebar Dermaga
Lebar dermaga banyak ditentukan oleh kegunaan dari dermaga. Dermaga di
Dermaga Perikanan Dermaga nelayan diperkirakan melayani aktivitas
bongkar muat kapal nelayan
DWL + Hd + F
3.80 m
Di mana:
DWL
Hd
b.
11
tidaknya
penggunaan
suatu
jenis
struktur
maupun
pelaksanaannya.
c.
Waktu pelaksanaan.
Aspek ke-ekonomisan struktur, yakni besar biaya yang dibutuhkan baik dalam
hal material maupun pelaksanaan.
Dengan
pertimbangan-pertimbangan
di
atas,
diharapkan
akan
dapat
Bentuk Wharf
Wharf adalah dermaga yang dibuat sejajar pantai dan dapat dibuat berimpit
dengan garis pantai atau agak menjorok ke laut. Wharf dibangun apabila garis
kedalaman laut hampir merata dan sejajar dengan garis pantai.
B.
Bentuk Pier
Pier adalah dermaga yang dibangun dengan membentuk sudut terhadap garis
pantai. Pier dapat digunakan untuk merapat kapal pada satu sisi atau kedua
sisinya.
12
Kapal
Kendaraan
Penumpang
Kenadaraan
Kapal
Kenadaraan
Kapal
Penumpang
Tipe Wharf
Tipe Pier
Gambar 6.1 Bentuk Dermaga
Struktur Dermaga
Alternatif jenis struktur dermaga yang umum digunakan, yaitu :
A.
13
mooring) diterima sistem lantai dermaga dan tiang pancang tersebut. Dibawah
lantai dermaga, kemiringan tanah dibuat sesuai dengan kemiringan alaminya
serta dilapisi
dengan
Untuk
menahan gaya lateral yang cukup besar akibat berthing dan mooring kapal,
jika diperlukan dilakukan pemasangan tiang pancang miring.
B.
pancang
masih diperlukan untuk menahan gaya lateral dari kapal yang sedang sandar
atau untuk membantu sheet-pile menahan tekanan lateral tanah. Struktur
sheet pile dapat direncanakan dengan menggunakan penjangkaran (anchor)
maupun tanpa penjangkaran.
C.
Struktur Caisson
Struktur tipe caisson terbuat dari beton berongga yang nantinya akan diisi
dengan material pengisi (misalnya pasir) untuk menambah berat struktur.
Caisson ini dibuat di darat yang kemudian diangkut ke lokasi pekerjaan untuk
diluncurkan atau diletakkan pada posisinya. Struktur ini termasuk termasuk
jenis struktur gravitasi yang mengandalkan berat sendiri struktur tersebut
dalam menjaga stabilitasnya, sehingga tanah dasar untuk meletakkan sistem
struktur ini harus memiliki karakteristik yang baik. Sehingga jika kondisi tanah
kurang baik, maka harus dilakukan terlebih dahulu perbaikan tanah yang
berupa penggalian jenis tanah dasar dengan jenis tanah yang lebih baik
(misalnya pasir).
14
F.
Gaya Gempa
Besarnya gaya gempa: F = k.w, di mana:
F
w
k
A.
Beban Mati
15
Beban mati adalah muatan yang berasal dari berat sendiri konstruksi (lantai,
balok, kolom dan dinding) ditambah dengan berat peralatan pendukung yang
ada di atas dermaga.
B.
Muatan Hidup
Muatan hidup terpusat berasal dari roda-roda truk, crane, tambat, forklift,
crane mobil dan sebagainya yang sedang melakukan operasi. Beban bergerak
telah ditentukan dengan Peraturan Muatan P.U. 1970 pada perencanaan
jembatan. Beban Phonton 12 axle load (Total 20 Ton)
Analisa Berthing
Pada saat kapal akan merapat, kapal akan membentur dermaga. Benturan
juga terjadi selama kapal merapat di dermaga untuk melakukan kegiatan
bongkar muat. Gaya yang ditimbulkan akibat benturan antara kapal dan
dermaga dikenal dengan gaya berthing. Hal yang perlu diperhatikan dalam
analisa berthing adalah:
a.
b.
c.
d.
Analisa Mooring
Gaya Tambat
Gaya reaksi dari kapal yang bertambat pada prinsipnya merupakan gayagaya horizontal yang disebabkan oleh angin dan arus. Sistem mooring
(tambat) didesain untuk dapat mengatasi gaya-gaya akibat kombinasi angin
dan arus. Keseluruhan gaya angin dan arus yang terjadi dapat dimodelkan
sebagai
gaya-gaya
dalam
arah
transversal
dan
longitudinal
yang
16
telah dijelaskan, jenis tali yang digunakan untuk menahan gaya tambat
adalah sebagai berikut:
Spring lines
Breasting lines
b.
c.
d.
Pengecekan penurunan.
Analisa Struktur
Analisa struktur untuk perancangan detail struktur dermaga yang dilakukan
antara lain:
a.
b.
Layout Dermaga
Secara umum, perencanaan layout dermaga Dermaga Perikanan Dermaga nelayan
ini disesuaikan dengan rencana pemanfaatan dermaga serta pertimbanganpertimbangan kondisi fisik yang ada seperti arus dan gelombang. Gambar hasil
perencanaan layout dermaga Dermaga Perikanan Dermaga nelayan adalah sebagai
berikut.
17
BAB IV
METODE KONSTRUKSI
Dermaga
Pelaksanaan Konstruksi Dermaga terdiri dari :
Pemancangan tiang
18
Pemancangan tiang
Mengingat bahwa lokasi Dermaga berada di perairan laut, maka pekerjaan
pemancangan
harus
dilakukan
dengan
pontoon.
Alat
pancang
yang
digunakan bisa berupa Alat Pancang Semi Mekanis atau Dan alat pancang
ini dipasang pada titik rencana titik pancang sehingga berpindah menurut
rencana perletakan titk pancang, sehingga dapat berpindah-pindah secara
leluasa.
Produktivitas satu alat pancang berkisar 30-35 tiang pancang perhari. Untuk
itu pelaksana harus memperhitungkan jumlah alat pancang yang bisa
dipakai untuk menyelesaikan pemancangan seluruh tiang dalam waktu yang
sudah ditentukan.
Pembuatan konstruksi kayu ulin
Pembuatan kepala tiang (pile caps), balok dan lantai Dermaga dilakukan
ditempat (cast in situ). Untuk pelaksana harus mempersiapkan peralatan
pencetakan
beton
(bekisting)
yang
sesuai
dengan
kondisi
lapangan.
Mengingat bahwa lokasi dermaga berada di perairan laut, maka sulit untuk
memasang
Setelah
pekerjaan
pemancangan
selesai
20-25%
maka
Tahapan Studi
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Sub Grade
8.
Sub Base
REHAB BERAT DERMAGA
NELAYAN DESA MUARA
BADAK ULU
19
9.
Base
Cuaca
Campuran hanya boleh dihamparkan bila permukaan benar-benar dalam
keadaan kering.
Bahan bitumen harus dipanaskan sampai pada temperatur yang seharusnya
dalam ketel-ketel atau tanki-tanki dan terhindar dari pemanasan memusat
pada tempat-tempat tertentu.
2.
Pemadatan
3.
4.
Pemeriksaan Permukaan
Permukaan harus diperiksa dengan mal lengkungan (template) dan mal daftar
(straightedges) 4 m yang disediakan oleh pemborong masing-masing untuk
memeriksa penampang melintang dan memanjang dari jalan.
5.
Perubahan Kerja
Pelaksanaan pekerjaan di luar gambar-gambar rencana yang ada harus terlebih
dahulu mendapat persetujuan Direksi/Pengawas secara tertulis.
6.
7.
20
Pemadatan awal harus menggunakan penggilas 6-8 ton yang bergerak dengan
kecepatan kurang dari 3km/jam. Pemadatan harus diteruskan sehingga
permukaan yang rata dan stabil tercapai (minimum 6 lintasan).
8.
distributor
harus
digerakkan
dengan
kecepatan
konstan
untuk
benar-benar
terkunci
dan
tertanam
ke
dalam
permukaan
di
bawahnya.
21
22