Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Untuk meningkatkan kinerja dan pemenuhan kebutuhan dan kelengkapan data,


dengan ini disampaikan Laporan Bulanan survey perencanaan sebagai informasi
lapangan yang telah kami laksanakan secara umum dan jelas selanjutnya berupa
survey dilapangan, merpakan Perencanaan Rehab Berat Pelabuhan Nelayan
Desa Muara Badak Ulu , yang mengacu pada peraturan Perencanaan Undang
undang RI NOMOR 17 Tentang Pelayaran, Peraturan Menteri Perhubungan No. 31
Tahun 2006 Tentang Pedoman dan Proses Perencanaan serta peraturan lain yang
terkait.
Harapan kami Laporan survey yang disampaikan ini dapat memenuhi persyaratan
dan menjadi bahan masukan untuk pekerjaan yang lain.

Tenggarong, 05 Juli 2014


Konsultan Perencana
PT. MULTI KHARISMA GUNA KARYA

Ir. Achmad Rivai


Direktur Utama

REHAB BERAT DERMAGA NELAYAN


DESA MUARA BADAK ULU

BAB I
ANALISA KEBUTUHAN DAN LAY OUT

Umum
Sesuai dengan kebutuhan Panjang Dermaga, pengembangan Dermaga Perikanan
Dermaga nelayan dari segi panjang dermaga perlu dilakukan penambahan dengan
mempertimbangkan aspek teknis dan sosial ekonomi perikanan.
Berdasarkan pola kegiatan operasional Dermaga Perikanan dan pola penanganan
ikan maka jenis dan pengelompokan fasilitas yang dibutuhkan untuk Dermaga
Perikanan Dermaga nelayan dapat diuraikan sebagai berikut:
Dermaga
Salah satu kebutuhan utama dari Dermaga Perikanan adalah dermaga yang mampu
mencukupi kegutuhan dari segala aktivitas yang berlangsung di Dermaga tersebut.
Oleh karena itu dibutuhkan analisa kebutuhan panjang dermaga sebagai dasar
perencanaan panjang dermaga yang dibutuhkan baik untuk saat ini maupun
prediksi pengembangan ke depannya.
Analisis kebutuhan panjang dermaga dibuat berdasarkan :

Jenis kapal yang beroperasi

Jumlah kapal yang beroperasi

Proyeksi jumlah kapal berdasarkan persen pertumbuhan jumlah kapal yang


beroperasi

Bangunan Penunjang
Dibutuhkan bengunan

Penunjang agar operasional Dermaga Perikanan dapat

berjalan dengan baik. Diantara bangunan-bangunan penunjang yang dibutuhkan


adalah:
1. TPI (Tempat pelelangan ikan)
2. Kantor
3. Bangsal pengolahan ikan dan lantai jemur (Pendamping)
4. Kios (Pendamping)
5. Depo Solar.
6. Jaringan air bersih
7. Gudang.
8. Bengkel.
REHAB BERAT DERMAGA NELAYAN
DESA MUARA BADAK ULU

9. Menara ( Mercu suar)


10. Peralatan Bengkel
11. Reklamasi lahan dan Penataan Parkir
12. Pagar Keliling
13. Jaringan Draniase.
14. MCK dan Musholla
15. Pos jaga
16. Pintu Pagar
Jalan
Diperlukan pembuatan sebuah jalan baru yang mudah untuk mengakses area
Dermaga tersebut. Dalam perencanaan jalan tersebut, dibuat jalan berkapasitas
besar, karena nantinya diprediksi akan banyak kendaraan berat yang akan
beroperasi di area Dermaga tersebut.
Fasilitas prasarana yang direncanakan di kawasan Dermaga Perikanan Dermaga
nelayan merupakan jaringan jalan, yakni berupa jalan utama (primer) yang dapat
dilalui oleh Truk dengan bobot 12 ton.
Adapun karakteristiknya adalah sebagai berikut :

Lebar ROW

13 meter

Lebar perkerasan

8 meter

Trotoar dan drainase

(2x2.5) meter

Tebal perkerasan

47.5 cm

Kemiringan melintang maksimum

2.5%

Kemiringan vertikal maksimum

6%

Kecepatan rencana

40 km/jam

REHAB BERAT DERMAGA NELAYAN


DESA MUARA BADAK ULU

TATA RUANG DAN TAHAP PENGEMBANGAN

BAB II

Zonifikasi Kegiatan
Zonifikasi berdasarkan pola kegiatan oprasional Dermaga perikanan disusun
sebagai berikut :
a.

Zona Pembongkaran
Kegiatan bongkar ikan ini merupakan kegiatan utama dalam operasional
Dermaga Perikanan, dimana kapal-kapal penangkap ikan mendaratkan dan
membongkar ikan hasil tangkapannya untuk selanjutnya dibawa ke tempat
penyimpanan sementara untuk ikan yang akan di ekspor, dan ke tempat
pelelangan ikan (TPI). Fasilatas yang terkait dengan kegiatan bongkar ini
antara lain :

Dermaga

bongkar

dengan

kelengkapannya

(fender,bollard,

dan

sebagainya)

b.

Tempat pelelangan ikan

Tempat pengepakan

Sheller nelayan/transit shed

Toilet umum

Zona Pemuatan
Pada zona ini dilakukan kegiatan pelayanan yang berupa pengisian/muat
pembekalan untuk kebutuhan oprasi penangkapan. Fasilitas yang terkait
dengan kegiatan pelayanan ini antar lain :

c.

Dermaga Pelayanan/muat

Instalasi air tawar

Instalasi BBM

Kios Toserba

Zona Tambat Istirahat


Zona yang disediakan untuk kapal-kapal yang tambat untuk beristirahat
sebelum kembali melaut. Para saat intirahat para ABK dapat melakukan

REHAB BERAT DERMAGA NELAYAN


DESA MUARA BADAK ULU

kegiatan seperti istirahat. Pada zona ini disediakan fasilitas tambat seperti
bollard dan fender.
d.

Zona Pemeliharaan
Zona ini menampung kegiatan perbaikan dan pemeliharaan baik kapal-kapal
yang mengalami kerusakan (baik besar maupun kecil) atau perawatan rutin
bagi kapal-kapal yang akan beroprasi. Kegiatan ini melibatkan fasilitas :

Doek/slipway

Bengkel

Gudang peralatan/perlengkapan

Tempat perbaikan/penjemuran jarring

Zona ini menampung kegiatan sosial yang bersifat menunjang kehidupan


perikanan di Dermaga Perikanan Dermaga nelayan, seperti : Pertemuan,
penyuluhan, ibadah, kesehatan dan lain-lain. Fasilitas yang terkait dengan
kegiatan ini antara lain :

e.

Balai pertemuan nelayan

Perumahan staf

Mess karyawan

Pasar

Mesjid/gereja(tempat ibadah)

Klinik kesehatan

Kios Toserba

Sarana rekreasi nelayan

Dan lain-lain

Zona Industri Perikanan Skala Besar


Zona ini disediakan untuk menampung investor swasta yang akan mendirikan
industri perikanan dikawasan Dermaga Perikanan Dermaga nelayan. Fasilitas
yang terkait dengan kegiatan ini antara lain :

Cold storage

Pabrik Es

Industri Pengolahan
REHAB BERAT DERMAGA NELAYAN
DESA MUARA BADAK ULU

f.

Industri Bahan alat tangkap

Industri pengalengan

Zona Industri Perikanan Skala Kecil


Zona ini disediakan untuk menampung para nelayan, pengusaha kecil dan
menengah yang akan mendirikan industri kecil/tradisional. Fasilitas yang
terkait dengan kegiatan ini antara lain :

g.

Industri Pemindangan

Industri Penggaraman

Industri pengasapan

Industri Pengeringan

Zona Distribusi
Zona ini disediakan untuk menampung kegiatan distribusi hasil perikanan.
Fasilitas yang terkait dengan kegiatan ini antar lain :

h.

Pasar ikan

Zona pembinaan Sumber Daya Manusia


Zona ini disediakan untuk menampung kegiatan pembinaan sumber daya
manusia

bidang

perikanan

melalui

peningkatan

keterampilan

dan

profesionalisme melalui program-program pelatihan di balai latihan. Fasilitas


yang terkait dengan kegiatan ini antara lain :

Sarana BKPI

Sarana Dermaga Perikanan


Sedangkan untuk pencapaian penunjang direncanakan untuk melayani
secara langsung zona industri, yang akan dimanfaatkan olah pihak investor
swasta dan untuk melayani kegitan pelayanan Dermaga.

REHAB BERAT DERMAGA NELAYAN


DESA MUARA BADAK ULU

BAB III
PERENCANAAN LAYOUT DERMAGA

Dasar Perencanaan
Pertimbangan-pertimbangan yang dipakai sebagai dasar perencanaan dalam
sistem konstruksi dan material yang digunakan untuk perencanaan Dermaga
antara lain:
a.

Pembangunannya dapat dilaksanakan dengan metoda kerja sesederhana


mungkin

sehingga

tanpa

memerlukan

peralatan

khusus

yang

harus

didatangkan dari luar negeri.


b.

Bahan-bahan yang digunakan semaksimal mungkin merupakan bahan produksi


dalam negeri.

c.

Biaya pembangunan dapat ditekan seminimal mungkin tanpa mengorbankan


mutu bangunan.

d.

Memperhatikan aspek ekonomi dan lingkungan.

e.

Perawatan dan pemeliharaan dapat dilaksanakan dengan mudah dan tanpa


biaya terlalu mahal.

Faktor-faktor Perencanaan
Faktor-faktor perencanaan teknis adalah merupakan beberapa hal yang
perlu diperhatikan dan menjadi faktor penentu dalam penentuan dimensi
desain teknis yang ada. Faktor-faktor ini berkaitan dengan keadaan fisik
lokasi proyek. Faktor-faktor yang harus diperhitungkan dalam perencanaan
teknis adalah sebagai berikut:
A.

Kondisi Fisik
a.

Topografi dan Bathimetri.

b.

Gelombang.

c.

Arus.
REHAB BERAT DERMAGA NELAYAN
DESA MUARA BADAK ULU

B.

C.

d.

Pasang surut.

e.

Sedimentasi.

f.

Meteorologi, angin, hujan, temperatur.

g.

Geologi dan mekanika tanah.

Operasional Dermaga
a.

Dimensi kapal (panjang, lebar, draft).

b.

Manuver kapal.

c.

Lalu lintas kapal.

Ekonomis
a.

Jenis konstruksi.

b.

Material konstruksi.

c.

Peralatan konstruksi.

d.

Kemampuan pelaksana konstruksi.

Standar Perencanaan
A.

Standar Rencana Dermaga

Kriteria Perencanaan Standar untuk Dermaga di Indonesia Direktorat


Jenderal Perhubungan Laut, Januari 1984.

1.

UNCTD, United Nations Conferencere on Trade and Development.

Japan Standard for Ports and Harbours.

Struktur Bangunan Pantai

Rekomendasi dari Komite Untuk Struktur Bangunan Pantai (EAU 1980),


Edisi 4.

2.

Manual Perlindungan Pantai.

Pengurugan, Reklamasi dan Pondasi

American Society for Testing and Materials (ASTM).

American Association for State Highway and Transportation Official


(AASHTO).

REHAB BERAT DERMAGA


NELAYAN DESA MUARA
BADAK ULU

3.

Konstruksi Beton

4.

5.

Konstruksi Baja

Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia, PPBBI 1984.

ASTM A 96 81, Material Baja.

Konstruksi Kayu

6.

7.

Spesifikasi Teknis Standar Jalan Raya.

AASHTO.

Pembebanan
Peraturan Muatan Indonesia, PMI.

Beban Gempa

9.

Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia, PKKI 1973.

Konstruksi Jalan

8.

Peraturan Beton Bertulang Indonesia, PBI 1971.

Peraturan Gempa Indonesia.

Pengujian Bahan

ASTM.

AASHTO.

10. Sistem Air Bersih dan Air Kotor

Petunjuk Plambing Indonesia.

Jenis Kapal
Jenis kapal yang akan digunakan dalam perencanaan dermaga Dermaga
Perikanan adalah kapal nelayan Tradisional dan Kapal Motor

REHAB BERAT DERMAGA


NELAYAN DESA MUARA
BADAK ULU

Perencanaan Dermaga
Dermaga berfungsi sebagai tempat membongkar muatan (unloading),
memuat perbekalan (loading), mengisi perbekalan (servicing) dan berlabuh
(idle berthing). Dasar pertimbangan bagi perencanaan dermaga sebagai
berikut:

Bathimetri laut (kedalaman perairan).

Elevasi muka air rencana yang ada (hasil analisa pasang surut).

Arah, kecepatan dan tinggi gelombang pada perairan (hasil peramalan


gelombang).

Penempatan posisi dermaga mempertimbangkan arah angin, arus dan perilaku


pantai yang stabil.

Panjang dermaga disesuaikan dengan kapasitas kebutuhan kapal yang akan


berlabuh.

Lebar dermaga disesuaikan dengan kapasitas kebutuhan kapal yang akan


berlabuh.

Lebar dermaga disesuaikan dengan kemudahan aktivitas dan gerak bongkar


muat kapal dan kendaraan darat.

Berjarak sependek mungkin dengan fasilitas darat.

Ketinggian demaga memperhatikan kondisi pasang surut.

REHAB BERAT DERMAGA


NELAYAN DESA MUARA
BADAK ULU

10

Panjang Dermaga
Dermaga Dermaga Perikanan Dermaga nelayan ini direncanakan untuk
melayani berbagai kapal Ikan nelayan tradisional dan semi modern.
Perhitungan kebutuhan panjang dermaga sebagai berikut telah dibahas pada
sub bab 4.2.
Lebar Dermaga
Lebar dermaga banyak ditentukan oleh kegunaan dari dermaga. Dermaga di
Dermaga Perikanan Dermaga nelayan diperkirakan melayani aktivitas
bongkar muat kapal nelayan

sehingga lebar dermaga yang direncanakan

cukup lebar, yaitu 4.0 s.d 8.0 m

Tinggi Dek/Lantai Dermaga


Untuk kebutuhan tinggi deck dermaga pantai disesuaikan dengan kondisi
muka air rencana dan pasang surut daerah setempat ditambah dengan
suatu angka kebebasan agar tidak terjadi limpasan (overtopping) pada saat
keadaan gelombang. Rumus untuk menentukan kebutuhan tinggi dek/lantai
dermaga diberikan sebagai berikut:
H

DWL + Hd + F

2.90 + 0.5 + 0.20

3.80 m

Di mana:
DWL

tinggi muka air rencana = 2.90

Hd

tinggi gelombang maksimum di depan dermaga = 0.50

tinggi jagaan = 0.20 m

Alternatif Bentuk dan Struktur Dermaga


Perencanaan bentuk dan struktur dermaga yang akan digunakan perlu
dilakukan pertimbangan yang didasarkan atas beberapa aspek berikut:
a.

Aspek kegunaan sistem struktur.

b.

Aspek teknis, yang meliputi:

Kekuatan sistem struktur dermaga dalam rnemikul beban rencana.

REHAB BERAT DERMAGA


NELAYAN DESA MUARA
BADAK ULU

11

Stabilitas sistem struktur dermaga yang berpengaruh baik dalam hal


mungkin

tidaknya

penggunaan

suatu

jenis

struktur

maupun

pelaksanaannya.

c.

Kemampuan yang menangani pelaksanaan.

Waktu pelaksanaan.

Material yang akan digunakan/tersedia.

Aspek ke-ekonomisan struktur, yakni besar biaya yang dibutuhkan baik dalam
hal material maupun pelaksanaan.
Dengan

pertimbangan-pertimbangan

di

atas,

diharapkan

akan

dapat

dihasilkan struktur dermaga yang optimum sesuai dengan yang dibutuhkan.


Bentuk/Tipe Dermaga
Dilihat dari penampilan pada layout Dermaga, bentuk dermaga dapat dibagi
dalam:
A.

Bentuk Wharf
Wharf adalah dermaga yang dibuat sejajar pantai dan dapat dibuat berimpit
dengan garis pantai atau agak menjorok ke laut. Wharf dibangun apabila garis
kedalaman laut hampir merata dan sejajar dengan garis pantai.

B.

Bentuk Pier
Pier adalah dermaga yang dibangun dengan membentuk sudut terhadap garis
pantai. Pier dapat digunakan untuk merapat kapal pada satu sisi atau kedua
sisinya.

REHAB BERAT DERMAGA


NELAYAN DESA MUARA
BADAK ULU

12

Kapal

Kendaraan

Penumpang

Kenadaraan

Kapal
Kenadaraan

Kapal

Penumpang

Tipe Wharf

Tipe Pier
Gambar 6.1 Bentuk Dermaga

Struktur Dermaga
Alternatif jenis struktur dermaga yang umum digunakan, yaitu :
A.

Struktur Deck on Pile


Struktur deck on pile menggunakan tiang pancang sebagai pondasi bagi lantai
dermaga. Seluruh beban di lantai dermaga (termasuk gaya akibat berthing dan
REHAB BERAT DERMAGA
NELAYAN DESA MUARA
BADAK ULU

13

mooring) diterima sistem lantai dermaga dan tiang pancang tersebut. Dibawah
lantai dermaga, kemiringan tanah dibuat sesuai dengan kemiringan alaminya
serta dilapisi

dengan

perkuatan (revetment) untuk mencegah tergerusnya

tanah akibat gerakan air yang disebabkan oleh manuver kapaL

Untuk

menahan gaya lateral yang cukup besar akibat berthing dan mooring kapal,
jika diperlukan dilakukan pemasangan tiang pancang miring.
B.

Struktur Sheet Pile


Jenis struktur sheet-pile adalah tanpa menggunakan kemiringan alami tanah.
Pada dermaga ini, garis muka rencana dermaga dipancangkan deretan sheet
pile sampai kedalaman rencana, kemudian baru sisi laut/kolam dari dermaga
dilakukan pengerukan (dredging) sesuai dengan kedalaman rencana. Dalam hal
ini gaya-gaya akibat perbedaan elevasi antara lantai dermaga dengan dasar
alur pelayaran ditahan oleh struktur dinding penahan tanah. Tiang

pancang

masih diperlukan untuk menahan gaya lateral dari kapal yang sedang sandar
atau untuk membantu sheet-pile menahan tekanan lateral tanah. Struktur
sheet pile dapat direncanakan dengan menggunakan penjangkaran (anchor)
maupun tanpa penjangkaran.
C.

Struktur Caisson
Struktur tipe caisson terbuat dari beton berongga yang nantinya akan diisi
dengan material pengisi (misalnya pasir) untuk menambah berat struktur.
Caisson ini dibuat di darat yang kemudian diangkut ke lokasi pekerjaan untuk
diluncurkan atau diletakkan pada posisinya. Struktur ini termasuk termasuk
jenis struktur gravitasi yang mengandalkan berat sendiri struktur tersebut
dalam menjaga stabilitasnya, sehingga tanah dasar untuk meletakkan sistem
struktur ini harus memiliki karakteristik yang baik. Sehingga jika kondisi tanah
kurang baik, maka harus dilakukan terlebih dahulu perbaikan tanah yang
berupa penggalian jenis tanah dasar dengan jenis tanah yang lebih baik
(misalnya pasir).

D. Retaining Wall (Dinding Penahan Tanah)


Pada jenis struktur ini, garis muka rencana quay-wall dibangun dinding
penahan tanah sampai dengan kedalaman rencana, kemudian setelah selesai
baru dilakukan pengerukan kolam Dermaga. Seperti halnya caisson, struktur ini
REHAB BERAT DERMAGA
NELAYAN DESA MUARA
BADAK ULU

14

termasuk termasuk jenis struktur gravitasi yang mengandalkan berat sendiri


struktur tersebut dalam menjaga stabilitasnya, sehingga tanah dasar untuk
meletakkan sistem struktur ini harus memiliki karakteristik yang baik.

Gambar 6.2 Jenis Struktur Dermaga.


E.

Beban Akibat Benturan dan Tambat Kapal


Adanya arus dan angin akan menyebabkan timbulnya benturan antara kapal
dan dermaga. Secara lengkap beban akibat benturan kapal akan dijelaskan
pada analisa berthing dan mooring pada pada bagian lain dari bab ini. Kapal
yang digunakan sebagai analisis benturan dengan beban 20 DWT.

F.

Gaya Gempa
Besarnya gaya gempa: F = k.w, di mana:
F
w
k

A.

= gaya gempa (kg/m2)


= beban vertikal dengan muatan hidup (kg/m2)
= koefisien gempa

Beban Mati

REHAB BERAT DERMAGA


NELAYAN DESA MUARA
BADAK ULU

15

Beban mati adalah muatan yang berasal dari berat sendiri konstruksi (lantai,
balok, kolom dan dinding) ditambah dengan berat peralatan pendukung yang
ada di atas dermaga.
B.

Muatan Hidup
Muatan hidup terpusat berasal dari roda-roda truk, crane, tambat, forklift,
crane mobil dan sebagainya yang sedang melakukan operasi. Beban bergerak
telah ditentukan dengan Peraturan Muatan P.U. 1970 pada perencanaan
jembatan. Beban Phonton 12 axle load (Total 20 Ton)

Analisa Berthing
Pada saat kapal akan merapat, kapal akan membentur dermaga. Benturan
juga terjadi selama kapal merapat di dermaga untuk melakukan kegiatan
bongkar muat. Gaya yang ditimbulkan akibat benturan antara kapal dan
dermaga dikenal dengan gaya berthing. Hal yang perlu diperhatikan dalam
analisa berthing adalah:
a.

Kecepatan maksimum kapal saat mendarat.

b.

Arah kapal saat akan merapat di dermaga.

c.

Kecepatan angin di lokasi.

d.

Kecepatan arus di lokasi.

Analisa Mooring
Gaya Tambat
Gaya reaksi dari kapal yang bertambat pada prinsipnya merupakan gayagaya horizontal yang disebabkan oleh angin dan arus. Sistem mooring
(tambat) didesain untuk dapat mengatasi gaya-gaya akibat kombinasi angin
dan arus. Keseluruhan gaya angin dan arus yang terjadi dapat dimodelkan
sebagai

gaya-gaya

dalam

arah

transversal

dan

longitudinal

yang

dikombinasikan dengan gaya momen terhadap sumbu vertikal yang bekerja


di tengah kapal.
Gaya Pada Tali
Tali atau pengikat kapal untuk tiap-tiap gaya yang bekerja diasumsikan
mempunyai karakteristik yang sama dan analisanya harus memperhitungkan
pengaruh sudut-sudut yang dibentuk oleh masing-masing tali. Seperti yang
REHAB BERAT DERMAGA
NELAYAN DESA MUARA
BADAK ULU

16

telah dijelaskan, jenis tali yang digunakan untuk menahan gaya tambat
adalah sebagai berikut:

Spring lines

: untuk menahan gaya-gaya longitudinal tambat (Fx).

Breasting lines

: untuk menahan gaya-gaya transversal tambat (Fy).

Dari hasil perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa pemasangan bollard 15


ton untuk dermaga Dermaga Perikanan Dermaga nelayan memadai.
Analisa Geoteknik
Analisa geoteknik dilakukan untuk mengecek kemampuan tanah menerima
beban-beban pada dermaga di atasnya sekaligus merencanakan dimensi
dan detail pondasi dermaga. Untuk maksud tersebut, diperlukan profil tanah
dan parameter tanah desain yang merupakan hasil analisa mekanika tanah.
Analisa geoteknik yang dilakukan antara lain:
a.

Pengecekan daya dukung tanah.

b.

Pengecekan stabilitas geser.

c.

Pengecekan stabilitas guling.

d.

Pengecekan penurunan.

Analisa Struktur
Analisa struktur untuk perancangan detail struktur dermaga yang dilakukan
antara lain:
a.

Perhitungan beban-beban yang bekerja pada dermaga.

b.

Perhitungan kebutuhan tulangan struktur penyusun dermaga.

Layout Dermaga
Secara umum, perencanaan layout dermaga Dermaga Perikanan Dermaga nelayan
ini disesuaikan dengan rencana pemanfaatan dermaga serta pertimbanganpertimbangan kondisi fisik yang ada seperti arus dan gelombang. Gambar hasil
perencanaan layout dermaga Dermaga Perikanan Dermaga nelayan adalah sebagai
berikut.

Gambar 6. 3 Layout Dermaga Rencana.

REHAB BERAT DERMAGA


NELAYAN DESA MUARA
BADAK ULU

17

BAB IV

METODE KONSTRUKSI

Dermaga
Pelaksanaan Konstruksi Dermaga terdiri dari :

Pemancangan tiang

Pembuatan konstruksi Kayu Ulin

REHAB BERAT DERMAGA


NELAYAN DESA MUARA
BADAK ULU

18

Pemancangan tiang
Mengingat bahwa lokasi Dermaga berada di perairan laut, maka pekerjaan
pemancangan

harus

dilakukan

dengan

pontoon.

Alat

pancang

yang

digunakan bisa berupa Alat Pancang Semi Mekanis atau Dan alat pancang
ini dipasang pada titik rencana titik pancang sehingga berpindah menurut
rencana perletakan titk pancang, sehingga dapat berpindah-pindah secara
leluasa.
Produktivitas satu alat pancang berkisar 30-35 tiang pancang perhari. Untuk
itu pelaksana harus memperhitungkan jumlah alat pancang yang bisa
dipakai untuk menyelesaikan pemancangan seluruh tiang dalam waktu yang
sudah ditentukan.
Pembuatan konstruksi kayu ulin
Pembuatan kepala tiang (pile caps), balok dan lantai Dermaga dilakukan
ditempat (cast in situ). Untuk pelaksana harus mempersiapkan peralatan
pencetakan

beton

(bekisting)

yang

sesuai

dengan

kondisi

lapangan.

Mengingat bahwa lokasi dermaga berada di perairan laut, maka sulit untuk
memasang

Setelah

pekerjaan

pemancangan

selesai

20-25%

maka

pelaksana harus segera memulai mengerjakan pencetakan pile caps.


Setelah itu baru pemasangan (bekisting) untuk pembuatan balok dan lantai
dermaga dapat dilakukan. Mengingat bahwa pelaksanaan pengecoran
berada di laut, maka harus dijaga agar pancangan ulin yang sudah dipasang
terbebas dari kemungkinan terkena air laut sebelum dilakukan pancangan
ulin.
, yang dapat berakibat fatal pada sekuruh system konstruksi dermaga.
Jalan
Pelaksanaan konstruksi jalan melibatkan proses berikut :
1.

Tahapan Studi

2.

Penentuan Trase Alinemen Horizontal

3.

Fungsi Jalan dan Kecepatan Rencana

4.

Profil Tanah Asli

5.

Potongan Melintang Jalan

6.

Galian dan Timbunan

7.

Sub Grade

8.

Sub Base
REHAB BERAT DERMAGA
NELAYAN DESA MUARA
BADAK ULU

19

9.

Base

10. Lapisan Penutup

Faktor yang Membutuhkan Perhatian :


1.

Cuaca
Campuran hanya boleh dihamparkan bila permukaan benar-benar dalam
keadaan kering.
Bahan bitumen harus dipanaskan sampai pada temperatur yang seharusnya
dalam ketel-ketel atau tanki-tanki dan terhindar dari pemanasan memusat
pada tempat-tempat tertentu.

2.

Pemadatan

3.

Tebal yang disyaratkan

4.

Pemeriksaan Permukaan
Permukaan harus diperiksa dengan mal lengkungan (template) dan mal daftar
(straightedges) 4 m yang disediakan oleh pemborong masing-masing untuk
memeriksa penampang melintang dan memanjang dari jalan.

5.

Perubahan Kerja
Pelaksanaan pekerjaan di luar gambar-gambar rencana yang ada harus terlebih
dahulu mendapat persetujuan Direksi/Pengawas secara tertulis.

6.

Penyebaran Agregat Kasar


Kombinasi penyebar agregat/truk harus menebarkan agregat pada kecepatan
yang tetap supaya kuantitas agregat tepat sesuai dengan ketebalan yang
diinginkan.

7.

Pemadatan Agregat Kasar

REHAB BERAT DERMAGA


NELAYAN DESA MUARA
BADAK ULU

20

Pemadatan awal harus menggunakan penggilas 6-8 ton yang bergerak dengan
kecepatan kurang dari 3km/jam. Pemadatan harus diteruskan sehingga
permukaan yang rata dan stabil tercapai (minimum 6 lintasan).
8.

Penyemprotan Aspal ke Atas Lapisan Agregat Kasar


Aspal

distributor

harus

digerakkan

dengan

kecepatan

konstan

untuk

menghasilkan intensitas semprotan yang diperlukan. Tachometer harus dapat


dilihat sepenuhnya oleh operator. Setiap bagian permukaan yang tidak
disemprot sepenuhnya harus disemprot dengan tangan.
9.

Penebaran Agregat Pengunci


Setelah penyemprotan aspal, agregat pengunci harus ditebarkan dengan cara
yang sama seperti penebaran agregat kasar.

10. Pemadatan Agregat Pengunci


Pemadatan harus dilakukan dengan cara yang sama seperti yang ditentukan
dalam pemadatan agregat kasar di atas dan harus diteruskan sehingga agregat
pengunci

benar-benar

terkunci

dan

tertanam

ke

dalam

permukaan

di

bawahnya.

REHAB BERAT DERMAGA


NELAYAN DESA MUARA
BADAK ULU

21

REHAB BERAT DERMAGA


NELAYAN DESA MUARA
BADAK ULU

22

Anda mungkin juga menyukai