Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL TEKNIS

BAB I
PENDEKATAN TEKNIS DAN METODOLOGI

1.1 UMUM
Penerima tugas mengusulkan pendekatan dan metodologi yang komprehensif.
Diharapkan hal ini akan menghasilkan desain teknis perencanaan renovasi Bangunan
Laboratorium Kesehatan yang dapat sebagai antisipasi kebutuhan wadah tempat
masyarakat beraspirasi yang berada di wilayah/daerah kabupaten baru yang sedang atau
mulai berkembang yang memiliki keterbatasan keadaan dalam pencapaian lahan,
secara spesifik dapat dipertanggung jawabkan dan diandalkan baik secara teknis,
fungsional, estetika maupun ekonomis. Perencanaan dan perancangan yang diusulkan oleh
penerima tugas memiliki beberapa pendekatan, yaitu berdasarkan kajian kebutuhan UPTD.
Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Bali, kebiasaan dan pola kerja pengguna bangunan,
kepentingan kenyamanan dan keamanan penggunaan bangunan serta kajian kriteria dan
standar teknis. Hasil formulasi dari kajian komponen-komponen tersebut disusun
menjadi menjadi acuan dan arahan dalam proses perencanaan bangunan gedung.

1.2 PENDEKATAN TEKNIS DAN METODOLOGI


Terdapat beberapa kriteria, ketentuan, dan standar teknis yang akan menjadi acuan
sekaligus pendekatan bagi penerima tugas untuk mendesain, antara lain:
1. Persyaratan Tata Bangunan:
a. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas

 Menjamin bangunan gedung didirikan pada lokasi yang sesuai dengan


peruntukannya berdasarkan ketentuan tata ruang dan tata bangunan yang
ditetapkan pada kawasan yang bersangkutan.

 Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai KDB dan KLB yang
sesuai dengan ketentuan tata ruang dan tata bangunan yang ditetapkan pada kawasan
yang bersangkutan.

 Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai GSB dan jarak bebas
bangunan yang dapat menjamin keselamatan dan kesehatan bagi penghuni
dan lingkungannya.
b. Persyaratan Arsitektur

 Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang didirikan berdasarkan karakteristik


lingkungan, ketentuan wujud bangunan dan budaya daerah sehingga seimbang serasi
dan selaras dengan lingkungannya (fisik, sosial dan budaya).

 Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan keseimbangan


dan keserasian bangunan terhadap lingkungannya.
c. Persyaratan dampak lingkungan

 Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan tidak


menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
d. Persyaratan Teknis dan Desain Plambing

 Persyaratan Teknis dan Desain Plambing untuk Air Minum

 Persyaratan Teknis dan Desain Plambing untuk Air Kotor

 Persyaratan Teknis dan Desain Plambing untuk Kebakaran


2. Persyaratan Keandalan Bangunan
a. Persyaratan Keselamatan :

 Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban yang


timbul akibat perilaku alam dan manusia, termasuk gempa, angin, dan petir.

 Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mampu memproteksi secara


pasif dan aktif terhadap bahaya kebakaran, seperti : cukup waktu bagi penghuni
melakukan evakuasi secara aman.
Usulan Teknis Perencanaan Pembangunan Gedung UPTD. Balai Laboratorium Kesehatan
provinsi Bali

 Menjamin terwujudnya kebersihan kesehatan dan memberikan kenyamanan


bagi pengguna bangunan dan lingkungan.

 Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan sanitasi dengan baik.


c. Persyaratan Kemudahan/ Aksesibilitas:

 Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai aksesibilitas horisontal


dan vertikal yang efisien, nyaman, dan memadai yang dapat menunjang
terselenggaranya kegiatan di dalam gedung tersebut.
 Menjamin tersedianya akses evakuasi bagi pemakai gedung/ perencanaan
renovasi Bangunan Laboratorium Kesehatan yang dalam keadaan darurat dapat
menyelematkan diri apabila terjadi bencana kebakaran, gempa, atau bencana lainnya.

 Menjamin tersedianya aksesibilitas bagi penyandang cacat, apabila dalam gedung


tersebut pemakai atau masyarakat yang dilayani penyandang cacat dan lanjut usia.

 Menjamin tersedianya prasarana dan sarana bangunan gedung yang dapat


menunjang terselenggaranya fungsi Perencanaan renovasi Bangunan Laboratorium
Kesehatan, termasuk pertandaan di dalam dan di luar bangunan.
d. Persyaratan Kenyamanan:

 Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai ruang gerak dan


hubungan antar ruang yang efektif, efisien, nyaman, dan memadai yang dapat
menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam Gedung pererencanaan renovasi
Bangunan Laboratorium Kesehatanan tersebut.

 Menjamin tersedianya instalasi listrik secara cukup dan aman dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.

 Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alami maupun buatan
dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan gedung sesuai
dengan fungsinya.
Kriteria Khusus :
Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus, spesifik
berkaitan dengan bangunan Laboratorium yang direncanakan, yang meliputi:

a. Bangunan Laboratorium yang direncanakan merupakan bagian dari kesatuan


lingkungan yang ada di sekitarnya (fisik, alam dan sosial budaya) dalam rangka
implementasi penataan bangunan dan lingkungan;

b. Perencanaan renovasi Bangunan Laboratorium Kesehatan yang direncanakan


diharapkan mencerminkan identitas setempat pada wujud arsitektur bangunan
tersebut;

c. Perencanaan renovasi Bangunan Laboratorium Kesehatan yang direncanakan


harus memenuhi standar perencanaan multi-storey building untuk pererencanaan
renovasi Bangunan Laboratorium Kesehatanan, antara lain meliputi : luasan ruang
(tipe ruang/unit), volume ruang/unit, panjang bangunan maksimal yang disyaratkan,
perencanaan ruang-ruang publik (bersama), dll.
d. Perencanaan renovasi Bangunan Laboratorium Kesehatan hendaknya fungsional
dan efisien dalam pemanfaatan, pengelolaan dan pemeliharaannya.

e. Dapat meningkatkan citra Bangunan Perencanaan renovasi Bangunan Laboratorium


Kesehatan, layak huni, indah, produktif dan berjati diri.

f. Rancangan bangunan dapat berupa bangunan tunggal ataupun bangunan dengan


massa banyak (lebih dari satu), lengkap dengan fasilitas pendukungnya.

g. Tipe Bangunan Bangunan Gedung dapat bervariasi sesuai usulan Perencana, yang
diharapkan dapat dikelompokkan sesuai kegiatan kerja atau jasa pelayanan. dan
zoning tingkat keramaian/ kebisingan jumlah masyrakat yang harus dilayani.
Ketentuan-ketentuan lainnya
Selain kriteria diatas, berlaku pula beberapa ketentuan- ketentuan seperti, Standar,
Pedoman dan peraturan yang berlaku, antara lain :
Kajian terhadap Studi/ Desain yang terkait
Selain kriteria di atas, terdapat pula beberapa desain yang terkait yang telah ada
sebelumnya, antara lain misalnya perencanaan renovasi Bangunan Laboratorium Kesehatan
–perencanaan renovasi Bangunan Laboratorium Kesehatan pemerintah yang telah terbangun
sebelumnya. Dalam penyusunan pekerjaan, konsultan melakukan pendekatan dan metode
berdasarkan pola pikir kegiatan dengan mengacu kepada kebijakan dan mikro).dan
peraturan yang terkait (makro )
BAB II
PROGRAM RENCANA KERJA
Adapun tahap-tahap kegiatan Penyusunan Panduan untuk perencanaan,
perancangan, penaksiran, pelaksanaan pembangunan serta pengelolaan bangunan gedung
perencanaan renovasi Bangunan Laboratorium Kesehatanan meliputi :
1. PERSIAPAN
Koordinasi dan konsultasi internal/ eksternal
Dalam tahap persiapan, konsultan menyusun program kerja kegiatan secara keseluruhan,
dengan melakukan konsolidasi dan koordinasi baik dalam internal tim tenaga ahli maupun
dengan instansi terkait seperti Pemerintah Daerah setempat untuk mendapatkan pengarahan
awal sebagai bahan langkah kerja di dalam menangani pekerjaan ini. Konsultan juga akan
memaparkan dan memberikan interpetasi terhadap tugas yang diberikan dan menentukan
Sasaran atau Target Proyek Bangunan Laboratorium ini.

- Pendataan Awal
Pada tahapan ini, konsultan akan menetapkan metode survey dan perangkat yang akan
digunakan, yaitu berupa pengumpulan data primer maupun sekunder termasuk informasi
yang dapat menunjang perancangan dengan melakukan survey lapangan dan menentukan
delineasi batas-batas. Selain metode, konsultan juga menyusun instrumen analisis untuk
melakukan kajian terhadap data-data yang telah terkumpul. Konsultan juga melakukan
persiapan terhadap kegiatan lain seperti administrasi proyek, penyiapan personil serta
persiapan rencana kerja dalam sebuah kerangka jadwal kerja, sehingga setelah persiapan
matang dapat dilakukan kegiatan studi lapangan dan literatur.
Adapun rincian kegiatan persiapan akan meliputi :

 Interpretasi secara garis besar terhadap Kerangka Acuan Kerja

 Koordinasi dengan pihak terkait

 Konsolidasi Tim dan Review

 Menyusun Jadwal (program kerja perencanaan)

 Mengumpulkan data awal (penelitian, peraturan, dan lain-lain) dan informasi


lapangan (termasuk penyelidikan tanah sederhana)

 Penyusunan Metodologi

 Penetapan lokasi kunjungan lapangan dan dokumentasi elektronik


 konsep perencanaan

 sketsa gagasan

 dan konsultasi dengan pemerintah daerah setempat mengenai peraturan daerah/


perizinan bangunan.
Lokasi Kegiatan
Kegiatan pengadaan ini dilaksanakan di UPTD. Balai Laboratorium Kesehatan
Provinsi Bali Jalan Angsoka no. 12 Denpasar.
2. STUDI LITERATUR
Kegiatan studi literatur sangatlah diperlukan untuk mendapatkan sumber data
atau bahan didalam melakukan evaluasi terhadap produk Penyusunan Perencanaan
konsep model-model bangunan gedung studi literatur/ studi terkait meliputi :

 Studi tentang norma-norma, standar-standar, prosedur, peraturan dan lain-lain

 Studi dari text book, dan teori-teorinya

 Studi-studi yang berkaitan dengan bangunan gedung perencanaan renovasi


Bangunan Laboratorium Kesehatanan pemerintah.

 Contoh-contoh dan studi banding dari berbagai bangunan gedung perencanaan


renovasi Bangunan Laboratorium Kesehatan pemerintah di beberapa lokasi Studi
literatur yang dapat menjadi acuan untuk aspek teknis-substansial maupun
kebijakan dan peraturan yang terkait dengan perencanaan, perancangan,
persyaratan teknis, pelaksanaan pembangunan, dan pengawasan pembangunan
diantaranya adalah sebagai berikut:
Ketentuan Peraturan perundang-undangan yang menjadi acuan dalam pekerjaan Belanja Jasa
Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung pada Kegiatan Penyediaan Fasilitas Pelayanan,
Sarana, Prasarana Dan Alat Kesehatan Untuk UKP Rujukan, UKM Dan UKM Rujukan Tingkat
Daerah Provinsi adalah:

1. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan


2. Peraturan Presiden RI Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 364/ Menkes/ SK/ III/ 2003, Tentang
Laboratorium Kesehatan
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI Nomor: 24/ PRT/ M/ 2008 tentang Pedoman
Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Daerah.
6. Peraturan Lembaga LKPP Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia.
7. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 22/PRT/M/2018
tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
9. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 5 Tahun 2005 tentang Persyaratan Arsitektur
Bangunan Gedung.
10. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.
11. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 22/PRT/M/2018
tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
13. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
524/KPTS/M/2022 tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi
pada Jenjang Jabatan Ahli untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi.
14. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 29/PRT/M/2018
tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10/PRT/M/2021
tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.
16. Peraturan Lembaga LKPP Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia.
Pada tahap ini konsultan akan menggabungkan hasil-hasil studi literatur. Kemudian dari
hasil studi tersebut di atas, konsultan melakukan pengelompokan data berdasarkan aspek-
aspek:

 Fungsional

 Struktural

 Arsitektural

 Utilitas, ME dan Sanitasi


ITEM POINT YANG POINT YANG SUMBER DATA/INFORMASI
DIBAHAS DIHARAPKAN
FUNGSI KLASIFIKASI KRITERIA YANG KRITERIA TEKNIS
DI DESAIN
PROGRAM PROGRAM KRITERIA TEKNIS
RUANG RUANG YANG
DIBUTUHKAN KRITERIA TEKNIS &
KEBUTUHAN & KEMUNGKINAN PENGAMATAN/WAWANCARA
FLEKSIBILITAS PENGEMBANGA LITERATUR & PENGAMATAN
RUANG N LAPANGAN
RUANG
JARINGAN
UTILITAS UTILITAS
TERPILIH
BENTUK ARSITEKTUR KEMUNGKINAN LITERATUR
LOKAL MODIFIKASI
DESAIN LITERATUR
MODUL RUANG KEMUNGKINAN
BANGUNAN PELETAKAN
MASSA
KONDISI LAHAN
ALTERENATIF KRITERIA TEKNIS
JENIS
BANGUNAN
BIAYA PLAFON BIAYA PLAFON BIAYA LITERATUR (Bappenas &
ciptakarya/PU)
DLL DESAIN ACUAN/ DESAIN PROTOTIP
PROTOTIP KOMPARASI
DESAIN
STRUKTUR BAHAN ALTERENATIF LITERATUR, KUNJUNGAN
BANGUNAN JENIS LAPANGAN, KRITERIA TEKNIS
BANGUNAN

ASPEK ALAM ALTERENATIF LITERATUR & SURVEY


LAINNYA JENIS/STRUKTUR LAPANGAN
(SALINITAS) BANGUNAN

DAYA ALTERENATIF LITERATUR & SURVEY


DUKUNG/JENIS JENIS LAPANGAN
LAHAN BANGUNAN
Tabel 2.1 Tabel Pengelompokan Studi Literatur

3. SURVEY LOKASI
Melakukan survey dan kunjungan lapangan yang disertai oleh Pemerintah Daerah
setempat untuk melakukan pengukuran dan penelitian tentang lokasi dan daya dukung
tanah dengan tujuan untuk melihat lebih detail dan mendokumentasikan secara elektronik
lokasi rumah susun yang akan dibangun. Kunjungan ini tak terlepas dari kontrol Pemerintah
Daerah, agar dalam pembuatan rencana tapak bangunan, perkiraan biaya dan
pengurusan perizinan, dan lain-lain tidak mengalami perbedaan data.

4. ANALISIS SINTESIS
Pada tahap ini konsultan melakukan analisis terhadap hasil kompilasi data dan
merumuskannya dalam beberapa kategori sebagai berikut:
a. Tata Lingkungan Bangunan Gedung Labroratorium yang merupakan Identifikasi
Masalah Perkotaan, mencakup bidang arsitektur kawasan dan bangunan, estetika,
fungsional, ekonomis dan sosial kemasyarakatan
b. Penentuan Kriteria berdasarkan Kerangka Acuan Kerja Proyek

5. FORMULASI KONSEP PERANCANGAN


Formulasi Konsep Perancangan yang didapatkan dari hasil analisis dan temuan berupa:
a. Konsep Bangunan
Zona dan Program Ruang
Pada Pembahasan sebelumnya penerima tugas telah menguraikan bahwa zonasi ruang pada
tapak tergantung dari aksesibilitas pada tapak ,dan program kegiatan.
Zona secara umum ditetapkan sebagai berikut:
 Zona untuk Daerah Publik,
 Zona untuk Daerah Privat,
 Zona untuk Daerah Servis,
 Zona Halaman Terbuka sebagai space pengikat atau pusat orientasi dan sarana
penunjang: parkir dan lain-lain.
b. Struktur Bangunan
Telah ditetapkan struktur pada bangunan adalah beton bertulang.
Penggunaan struktur Beton Bertulang untuk bangunan 1 lantai harus memperhatikan hal-
hal berikut ini:
 Minimal mempunyai kekuatan K250 .
 Untuk struktur seperti kolom, dimensi dan penempatannya harus
diperhatikan yaitu diusahakan rata dalam sehingga ruang sisal bisa clean .
 Pembagian grid kolom diusahakan mengacu kepada sistem modul yang sudah
ditetapkan sehingga memudahkan dalam pembagian bukaan bukaan Jendela dan
memudahkan pengembangan layout ruang dalam perencanaannya.
c. Bahan Bangunan
Bahan bangunan yang digunakan sesuai dengan standar buku biru yang berlaku tetapi
khusus pada bangunan gedung perlu diperhatikan hal –hal sebagai berikut:
 Bahan penutup lantai yang umum dipakai adalah keramik, tetapi keramik
mempunyai kelemahan yaitu bila sistem pemasangannya tidak baik maka ada
kecenderungan melendut dan pecah
 Pada tangga yaitu pada injakan perlu adanya karet atau keramik anti slip untuk
keamanan pemakai gedung dan penyandang cacat.
 Bahan daun pintu lebih baik digunakan panil kayu .
 Penggunaan plin dirasa perlu demi menjaga kebersihan pada dinding bagian
bawah.
 Plafon menggunakan bahan yang mudah dalam Perawatan
d. Utilitas Bangunan
Secara umum utilitas yang perlu diperhatikan adalah :
 Terpenuhinya kebutuhan air bersih di KM/ WC.
 ‘Water Tank’ diletakkan pada zona servis dan tertutup, daya tampung tangki
harus dperhitungkan untuk cadangan hydrant pemadam kebakaran.
 Saluran saluran talang harus ditempatkan pada lokasi yang baik dan tidak
terekspos dan tidak mudah untuk dijangkau .
e. Bentuk Arsitektur
Bentuk dari Bangunan Gedung dengan menerapkan model penataan masa maka secara
keseluruhan bentuk akan mengikuti kebutuhan akan ruang pada tapak.
f. Sketsa Gagasan
Dalam mengolah Formulasi Konsep Perancangan, konsultan harus memperhatikan atau
melibatkan masukan/pendapat stakeholder dengan memperhatikan asas-asas sebagai berikut:
b. Bangunan Gedung Laboratorium hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi tidak
berlebihan.
c. Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan kepada kemewahan material, tetapi pada
kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi teknik dan fungsi sosial bangunan.
d. Dengan batasan tidak mengganggu produktifitas kerja, biaya investasi dan pemeliharaan
bangunan sepanjang umumya, hendaknya biaya diusahakan serendah mungkin.
e. Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat dilaksanakan dalain
waktu yang pendek dan dapat dimanfaatkan secepatnya.
f. Bangunan gedung Pemerintah hendaknya mendukung peningkatkan kualitas lingkungan
disekitarnya.
g. Disamping fungsional, dalam keterbatasan luas ruang dalam, tata ruang dalam
hendaknya mempertimbangkan tata perletakan bukaan, dan tata letak perabot yang efisien.

6. PRA RENCANA
Tahap Penyusunan Pra Rencana, berisi tentang pengejewantahan konsep perancangan
ke bentuk rencana tapak, rencana fungsi bangunan, rencana arsitektur, rencana struktur,
rencana utilitas.
7. PENGEMBANGAN DESAIN
Pada tahapan ini, setelah melakukan beberapa pembahasan desain, koordinasi teknis
dan non teknis serta konsolidasi dengan pihak pemberi tugas, berdasarkan masukan-masukan
dan
opini forum maka konsultan akan melakukan pengembangan pada desain yang tujuannya
adalah penyempurnaan terhadap rancangan , agar secara kebutuhan dan kelayakan tepat
serta diharapkan akan berimplikasi pada kesesuaian antara rancangan dengan
kebutuhan fungsi serta karakteristik lokal.

8. PENYUSUNAN DOKUMEN
Konsultan bertugas membantu Panitia dalam menyusun program pelaksanaan pengadaan
dengan memberikan penjelasan syarat-syarat teknis pelaksanaan dalam Rapat Pemberian
Penjelasan (Aanwijzing) secara jelas dan membantu Panitia Pengadaan dalam
mengevaluasi SPH (Surat Penawaran Harga) pemborong.

9. PENGAWASAN BERKALA
Untuk kegiatan Pengawasan Berkala, berdasarkan KAK jadwal kegiatan konsultan
hanya 1 bulan. Maka kegiatan pengawasan berkala yang akan dimulai pada bulan ke 2,
konsultan juga akan melakukan diskusi berkala dengan pihak terkait dalam rangka
memberikan saran/petunjuk dalam penyelesaian permasalan desain di lapangan.
BAB III
ORGANISASI DAN RENCANA PENGGUNAAN TENAGA AHLI

Dalam proses perencanaan Renovasi Bangunan Gedung UPTD. Balai Laboratorium


Kesehatan Provinsi Bali diperlukan tenaga ahli dan tenaga pendukung yang berkaitan dengan
disiplin ilmu tertentu sampai terbentuknya Detailed Engineering Design (DED) proyek
tersebut. Adapun tenaga ahli dan tenaga pendukung yang dibutuhkan, jumlah, dan uraian
pekerjaannya akan dijelaskan pada bab ini.

3.1 Struktur Organisasi

TEAM LEADER
AHLI MUDA ARSITEK
STRUKTUR

AHLI TEKNIK AHLI DRAFTER TENAGA


BANGUNAN K3 STRUKTUR ADMINISTRASI
GEDUNG STRUKTUR STRUKTUR
STRUKTUR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Personil

3.2 Kualifikasi Tenaga Ahli dan Pendukung


3.2.1 Kualifikasi Tenaga Ahli
1. Team Leader
Team leader adalah 1 (satu) orang Sarjana Teknik Arsitektur memiliki SKA Ahli
Muda Arsitek berpengalaman minimal selama 1 tahun.
 Ahli Teknik Bangunan Gedung
Ahli Teknik Bangunan Gedung adalah 1 (satu) orang Sarjana Teknik Sipil memiliki
SKA Ahli Muda Teknik Bangunan Gedung dengan pendidikan minimal S1 yang
berpengalaman minimal selama 1 tahun dalam bidang konstruksi atau struktur Bangunan
Gedung.

 Ahli K3 Konstruksi
Ahli K3 Konstruksi adalah 1 (satu) orang Sarjana Teknik semua jurusan yang
memiliki Sertifikat Kompetensi Ahli Muda K3 Konstruksi dengan pengalaman minimal 1
tahun.
3.2.2 Kualifikasi Tenaga Pendukung
 CAD Drafter
CAD Drafter adalah 1 (satu) orang dengan pendidikan minimal D3/SMK/ SMA/
Sederajat dengan pengalaman minimal 2 tahun di bidang pekerjaan drafter.
 Administrasi/ Keuangan (Clerk)
Administrasi/ Keuangan (Clerk) adalah 1 (satu) orang dengan pendidikan minimal
SMK/SMA/ Sederajat dengan pengalaman minimal 2 tahun di bidang pekerjaan Administrasi/
Keuangan.

3.3 Uraian Pekerjaan


3.3.1 Uraian Pekerjaan Tenaga Ahli

a. Uraian Pekerjaan Team Leader


1. Membuat schedule kegiatan atau jadwal kegiatan pekerjaan.
2. Memonitor atau memantau progress pekerjaan yang dilakukan tenaga ahli.
3. Bertanggung jawab dalam melaksanakan supervisi langsung dan tidak langsung
kepada semua karyawan yang berada di bawah tanggung jawabnya, antara lain
memberikan pelatihan kepada karyawan agar dapat mencapai tingkat batas
minimum kemampuan yang diperlukan bagi teamnya dan dapat menerapkan
sikap disiplin kepada karyawan sesuai dengan peraturan yang berlaku di
perusahaan.
4. Bertanggung jawab dalam melaksanakan koordinasi dalam membina kerja
sama teamyang solid.
5. Bertanggung jawab dalam mencapai suatu target pekerjaan yang telah ditetapkan
dan sesuai dengan aturan.
6. Mengkoordinir seluruh aktivitas dalam mengelola seluruh kegiatan baik
dilapangan maupun dikantor.
7. Bertanggung jawab terhadap pemberi pekerjaan yang berkaitan terhadap kegiatan
tim pelaksana pekerjaan.
8. Membimbing dan Mengarahkan anggota team dalam mempersiapkan semua
laporan yang diperlukan.
9. Melakukan pengecekan hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan.
10. Melaksanakan presentasi dengan direksi pekerjaan dan instansi terkait.

b. Uraian Pekerjaan Ahli Teknik Bangunan Gedung


1. Membantu team leader di bidang Teknik Bangunan Gedung
2. Membantu team leader dalam proses perencanaan Bangunan Gedung
3. Menghadiri rapat-rapat koordinasi pelaksanaan
4. Memberikan solusi terkait perubahan yang terjadi pada proses perencanaan
Bangunan Gedung
5. Menyusun spesifikasi bahan sesuai dengan hasil perencanaan bagian struktur
Bangunan Gedung
6. Melakukan pengendalian mutu pekerjaan dalam bidang struktur Bangunan
Gedung
7. Bertanggung jawab atas perhitungan struktur Bangunan Gedung
c. Uraian Tugas Dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli K3 Konstruksi Muda
1. Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait K3
Konstruksi
2. Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi
3. Merencanakan dan menyusun program K3
4. Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3
5. Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program, prosedur
kerja dan instruksi kerja K3
6. Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan pedoman teknis K3
konstruksi
7. Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis K3, jika
diperlukan
8. Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta keadaan
darurat
3.3.2 Uraian Pekerjaan Tenaga Pendukung
a. Drafter
1. Membuat design plans/rencana desain menggunakan software CAD (Computer
Aided Design)
2. Bekerja dari gambar mentahan/sketsa kasar berdasarkan spesifikasi dan persyaratan
yang dibuat oleh para arsitek atau engineer.
3. Mendesain sebuah produk dengan teknik engineering dan manufacturing
4. Menambahkan detail pada gambar desain untuk mempermudah membaca gambar.
5. Menentukan dan menghitung letak, dimensi, berat, bahan dan prosedur untuk barang
yang akan dikerjakan.
6. Identifikasi potensi permasalahan dan mereview bersama tim engineering.
7. Pastikan desain akhir mematuhi peraturan standar kualitas
8. Merevisi gambar kerja berdasarkan kebutuhan klien.
9. Bekerja dibawah pengawasan arsitek atau engineer.
b. Administrasi/ Keuangan (Clerk)
1. Mendokumentasikan surat masuk
2. Menyusun surat keluar yang diperlukan dalam administrasi proyek
3. Membantu team leader dalam penyusunan laporan akhir
4. Bertanggungjawab atas keluarnya uang untuk suatu kegiatan
5. Memegang seluruh dana yang dialokasikan untuk proses perencanaan proyek
BAB IV
JADWAL PELAKSANAAN DAN PERENCANAAN
Adapun rencana pelaksanaan dan perencanaan dijabarkan dalam barchart yang
tertera di bawah ini.

Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Perencanaan


BAB V
JADWAL PENUGASAN PERSONIL

5.1 Jadwal Penugasan Tenaga Ahli dan Pendukung

Tabel 5.3 Jumlah Klasifikasi Tenaga Ahli dan Pendukung


N Jumla Orang/
o Personil h Jabatan Kegiatan Bulan
Team Leader
1
Ahli Muda Arsitek 1 Team Leader Penuh waktu 1
Ahli Teknik Bangunan
2
Gedung 1 Anggota Penuh waktu 0.5
3
Ahli K3 1 Anggota Paruh waktu 0.5
4
Drafter 1 Anggota Paruh waktu 1
Tenaga Administrasi
5
Keuangan 1 Anggota Paruh waktu 0.5

Tabel 5.4 Jadwal Penugasan Tenaga Ahli dan Pendukung

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4


No Personil
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
Team Leader
1 Ahli Muda
Arsitek                                
Ahli Teknik
2 Bangunan
Gedung                                
3
Ahli K3                                
4
Drafter                                
Tenaga
5 Administrasi
Keuangan                                

Anda mungkin juga menyukai