TERMS OF REFERENCE
JASA KONSULTANSI
PERENCANAAN TALUD PENAHAN OMBAK/LONGSOR
I. PENDAHULUAN
A. UMUM
1. Talud penahan ombak/longsor yang dimaksudkan merupakan Talud Pengaman
Permukiman serta dapat menjaga kelestarian lingkungan sekitarnya.
2. Talud Penahan Ombak diperuntukan bagi pengamanan pantai serta untuk
mencegah terjadinya abrasi pantai.
3. Untuk mendukung lancarnya transportasi dan pemeliharaan pemeliharaan
badan jalan terutama jalan Poros Besu dan Laosu Kec. Bondoala yang rawan
longsor dan erosi akibat meluapnya sungai Konaweeha.
4. Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan perencanaan perlu disiapkan
secara matang sehingga mampu mendorong perwujudan karya perencanaan
yang sesuai dengan kepentingan proyek.
B. LATAR BELAKANG
1. Pesisir atau wilayah pantai merupakan wilayah yang sangat rentan terhadap
perubahan, baik perubahan alam seperti longsor ataupun abrasi pantai maupun
perubahan akibat ulah manusia.
2. Untuk mendukung lancarnya transportasi yaitu pemeliharaan bahu jalan dari
longsoran akibat luapan air sungai.
3. Pekerjaan perancangan ini akan dilaksanakan oleh Konsultan Perencana yang
penunjukannya melalui seleksi umum di lingkup Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara tahun
anggaran 2010.
4. Pemegang mata anggaran adalah Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB) yang dibebankan pada DIPA Nomor................................................. Tahun
anggaran 2010.
D. DASAR HUKUM
1. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintah Daerah Sebagaimana telah diubah dengan Undang – undang
republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2005;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom.
3. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah empat kali terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2006.
IV. BIAYA
A. Biaya Perencanaan
1. Besar biaya pekerjaan perencanaan untuk konsultan perencana mengikuti
pedoman yang berlaku. Yakni :
a. Bila terdapat pekerjaan non standar, maka dihitung secara orang, bulan
dan biaya langsung yang dapat diganti, sesuai dengan ketentuan “billing
rate” yang berlaku.
b. Besarnya biaya Konsultan Perencana merupakan biaya tetap dan pasti.
c. Ketentuan pembiayaan lebih lanjut surat perjanjian pekerjaan
perencanaan yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Komitmen Daerah
(PPKD) dan Konsultan Perencana.
2. Biaya pekerjaan konsultan perencana dan tata cara pembayaran diatur secara
kontraktual setelah melalui tahapan proses pengadaan konsultan perencana
sesuai peraturan yang berlaku, yang terdiri dari :
a. Honorarium Tenaga Ahli dan Tenaga Penunjang
b. Materi dan Penggadaan Laporan
c. Pembelian dan atau sewa peralatan
d. Sewa kendaraan
e. Biaya rapat-rapat
f. Perjalanan (lokal atau luar kota)
B. Sumber Dana
Sumber dana seluruh pekerjaan perencanaan dibebankan pada DIPA Badan
Nasional Penanggulangan Bencana Nomor....................................... tahun anggaran
2010.
V. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Perencana berdasarkan Kerangka Acuan
Kerja ini adalah lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi
:
A. Tahap Konsep Rencana Teknis
1. Konsep penyiapan rencana teknis, termasuk konsep organisasi, jumlah dan
kualifikasi tim perencana, metode pelaksanaan, dan tanggung jawab waktu
perencanaan.
2. Konsep skematik rencana teknis
3. Laporan data dan informasi lapangan, termasuk hasil survey fisik dan data
pengguna, peraturan-peraturan, dan lain - lain.
B. Tahap Pra-rencana Teknis
1. Gambar-gambar Pra-rencana.
2. Perkiraan biaya pembangunan.
3. Garis besar rencana kerja dan syarat - syarat (RKS).
4. Hasil Konsultasi Rencana dengan pengguna.
C. Tahap Pengembangan Rencana
1. Gambar pengembangan rencana arsitektur.
2. Uraian konsep rencana dan perhitungan-perhitungan yang diperlukan.
3. Draft rencana anggaran biaya.
4. Draft rencana kerja dan syarat - syarat (RKS).
D. Tahap Rencana Detail
1. Gambar rencana teknis bangunan lengkap.
2. Rencana kerja dan syarat - syarat (RKS)
3. Bill Of Quantity ( BQ).
4. Rencana anggaran biaya (RAB).
5. Laporan Perencanaan arsitektur lengkap dengan perhitungan-perhitungan
yang diperlukan.
E. Tahap Pelelangan
1. Dokumen tambahan hasil penjelasan pekerjaan.
2. Laporan bantuan teknis dan administratif pada waktu pelelangan.
F. Tahap Pengawasan Berkala
1. Laporan pengawasan berkala.
2. Dokumen petunjuk penggunaan, pemeliharaan, dan perawatan peralatan /
perlengkapan (bila ada).
VIII. MASUKAN
A. Informasi
1. Untuk melaksanakan tugasnya Konsultan Perencana harus mencari informasi
yang dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan oleh Pemberi Tugas
termasuk melalui Kerangka Acuan Kerja ini.
2. Konsultan Perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan
dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Pemberi Tugas, maupun
yang dicari sendiri. Kesalahan / kelalaian pekerjaan perencanaan sebagai
akibat dari kesalahan informasi menjadi tanggung jawab Konsultan Perencana.
B. Tenaga
Untuk melaksanakan tujuannya, konsultan Perencana harus menyediakan tenaga
yang memenuhi ketentuan proyek, baik ditinjau dari segi lingkup proyek maupun
tingkat kompleksitas pekerjaan.
Tenaga-tenaga ahli dan tenaga pendukung yang dibutuhkan untuk masing-masing
kegiatan perencanaan terdiri dari :
1. Penanggung Jawab Proyek. : 1 orang
2. Perencana :
a. Tenaga Arsitektur : 1 orang
b. Tenaga Struktur : 1 orang
c. Tenaga Estimator : 1 orang
d. Tenaga Spesifikasi Teknis : 1 orang
e. Tenaga Surveyor : 3 orang
f. Drafter/Juru Gambar : 1 orang
g. Opr. Komputer : 1 orang
h. Administrasi : 1 orang
i. Pramubakti : 1 orang
X. PENUTUP
A. Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima, maka konsultan hendaknya
memeriksa semua bahan masukan yang diterima dan mencari bahan masukan lain
yang dibutuhkan.
B. Berdasarkan bahan-bahan tersebut konsultan agar segera menyusun program
kerja untuk dibahas dengan Pemberi Tugas.